contoh Jurnal Matematika

21
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PENYELESAIAN SOAL SECARA SISTEMATIS (PS3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI KELAS X SMA YP. NASIONAL T.A 2012/2013 Imam Syafii dan Edy Surya Mahasiswa PPs Prodi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan (UNIMED) Email: [email protected] Abstrak. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis dengan menggunakan metode ekspositori pada materi ruang dimensi tiga di kelas X SMA Yayasan Perguruan Nasional tahun ajaran 2012/2013.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dimana dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan/tindakan, tahap observasi (pengamatan), dan tahap refleksi. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dengan waktu 90 menit.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara menilai hasil tes yang diberikan kepada siswa diakhir siklus. Setelah dinilai kemudian dicari persentase hasil belajar siswa secara klasikal. Dari hasil penelitian yang dilakukan setelah tindakan pada siklus I diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 67,5%. Dari hasil ini, maka diulang kembali pada siklus II,

Transcript of contoh Jurnal Matematika

Page 1: contoh Jurnal Matematika

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN

MENERAPKAN PENYELESAIAN SOAL SECARA

SISTEMATIS (PS3) DENGAN MENGGUNAKAN

METODE EKSPOSITORI PADA MATERI

RUANG DIMENSI TIGA DI KELAS X

SMA YP. NASIONAL

T.A 2012/2013

Imam Syafii dan Edy SuryaMahasiswa PPs Prodi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan

(UNIMED)Email: [email protected]

Abstrak. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis dengan menggunakan metode ekspositori pada materi ruang dimensi tiga di kelas X SMA Yayasan Perguruan Nasional tahun ajaran 2012/2013.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dimana dalam setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan/tindakan, tahap observasi (pengamatan), dan tahap refleksi. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dengan waktu 90 menit.Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara menilai hasil tes yang diberikan kepada siswa diakhir siklus. Setelah dinilai kemudian dicari persentase hasil belajar siswa secara klasikal. Dari hasil penelitian yang dilakukan setelah tindakan pada siklus I diperoleh presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 67,5%. Dari hasil ini, maka diulang kembali pada siklus II, dengan indikator materi yang berbeda. Diakhir tindakan pada siklus II diberikan tes dimana diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 87,5 %.Berdasarkan analisis penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada materi ruang dimensi tiga di kelas X SMA Yayasan Perguruan Nasional dapat ditingkatkan dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) dengan menggunakan metode ekspositori. Dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan.

Kata Kunci : Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3), materi Ruang Dimensi Tiga.

Page 2: contoh Jurnal Matematika

Abstract. the become the research goal is to review singer determine the increase results students learn math with checklists verify operating systematic problem resolution with the expository method using the material in the class three dimensional space x high school education foundation national academic year 2012 / 2013.jenis research singer is research the class action consists of two hearts where each cycle cycle there are four stages ie planning phase, phase implementation / actions, phase observation (observation), and stage reflection. each cycle from the first time meeting consisted with 90 menit.teknik time data analysis hearts research singer is the way assessing results the test is given to students at the end cycle shown. the taxable income assessed then searched fg operating results students learn classical. the findings of research conducted taxable income measures the percentage lead to cycle i student operated classical learning completeness namely 67.5%. from the findings singer, then repeated back on cycle ii, with different the material indicators. at the end of act ii cycle of tin where the tests given level of mastery learning students ie 87.5% operating classical .berdasarkan research on differences of analysis, can be concluded that learning mathematics on three dimensional space material in class x sma national education foundation can be improved with checklists verifying operating systematic problem resolution (ps3) with using the expository method. where an increase in taxable income tin cycle ii do.

keywords: operates systematic problem resolution (ps3), material three dimensional space.

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung dari bagaimana bangsa itu

memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, baik dari potensi

sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Kedua potensi

tersebut saling berhubungan satu sama lain. Seperti yang diketahui, dalam

pengembangan dan pemanfaatan SDA dibutuhkan SDM yang berkualitas tinggi.

Tidak hanya berkualitas dibidang ilmu pengetahuan tetapi juga dibidang

teknologi. Sehingga yang menjadi fokus utama untuk memajukan suatu bangsa

adalah bagaimana cara membina dan membentuk potensi Sumber Daya Manusia

(SDM) itu menjadi berkualitas tinggi, dan salah satu cara yang dapat digunakan

adalah dengan adanya pendidikan.

Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan, sehingga

pendidikan matematika juga merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat

penting peranannya dalam membentuk dan membina manusia berkualitas tinggi.

Page 3: contoh Jurnal Matematika

Sebagaimana yang diungkapkan Sapta (2010:23), bahwa: “Matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya

pikir manusia. Hal inilah yang menjadi dasar sehingga matematika dianggap

sebagai ratunya ilmu”.

Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa pendidikan matematika memang

penting dan layak untuk ditanamkan sejak dini, mulai dari pendidikan sekolah

dasar hingga perguruan tinggi yang tujuannya untuk menciptakan manusia yang

berkualitas. Namun kenyataan yang terjadi di sekolah menunjukkan bahwa masih

banyak siswa yang tidak menyukai matematika karena dianggap sebagai bidang

studi yang paling sulit. Anggapan negatif ini timbul karena matematika memang

memerlukan penalaran yang tinggi dalam menafsirkan konsepnya yang abstrak,

dan hal inilah mengakibatkan masih rendahnya nilai matematika di sekolah.

Saat ini keadaan yang terjadi di SMA Yayasan Perguruan Nasional adalah siswa

kurang menguasai perhitungan secara matematis. Hal tersebut tampak saat siswa

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang ditandai dengan banyaknya

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab atau menyelesaikan

soal-soal.

Materi Ruang Dimensi Tiga merupakan satu dari beberapa materi pelajaran

matematika yang dipelajari siswa kelas X SMA Yayasan Perguruan Nasional.

Menurut keterangan guru di sekolah tersebut, hasil belajar siswa pada materi

ruang dimensi tiga khususnya soal-soal yang harus diselesaikan dengan cara

sistematis seperti menentukan jarak dalam bangun ruang masih sangat rendah.

Rendahnya nilai tersebut dikarenakan siswa tidak menganalisis soal terlebih

dahulu sehingga siswa kurang memahami apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan dan apa hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan.

Selain itu, siswa juga tidak mengikuti langkah-langkah yang berurutan dan sesuai

ketika menyelesaikan soal.

Masalah yang terjadi di sekolah tersebut sama seperti yang diungkapkan

oleh Utomo (1994:86), yang menguraikan beberapa faktor kesulitan siswa:

1. Siswa kurang menganalisa soal yang dihadapinya

1

Page 4: contoh Jurnal Matematika

a. Mereka tidak mengetahui apa yang diketahui

b. Mereka tidak membaca soal secara seksama

c. Mereka terlalu cepat memulai perhitungan

d. Mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi

2. Siswa tidak merencanakan jalannya penyelesaian

a. Mereka tidak mulai dengan yang ditanyakan

b. Mereka tidak mengetahui persamaan-persamaan yang terpenting

c. Mereka tidak menghubungkan teori umum dengan soal khusus yang

dihadapinya

3. Siswa tidak menyelesaikan soal-soal secara terperinci

a. Mereka mengabaikan satuan-satuan yang dihadapainya

b. Perhitungan mereka dimulai terlalu dini

4. Mereka tidak menilai lagi kebenaran menghitungnya.

Mereka tidak memeriksa lagi, apakah jawaban yang diperoleh itu benar,

realistis sesuai dengan yang ditanya.

Faktor kesulitan siswa tidak hanya terletak pada beberapa alasan seperti

yang telah diuraikan di atas, tetapi juga dari faktor cara mengajar guru. Guru

merupakan narasumber yang memegang peranan terpenting dalam menghasilkan

pendidikan yang berkualitas. Namun sangat disayangkan, dalam kegiatan

pembelajaran terkadang guru tidak melibatkan siswa secara aktif untuk

menemukan sendiri konsep dan prinsip-prinsip dalam menyelesaikan soal secara

sistematis.

Dalam hal ini, untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa kelas X SMA

Yayasan Perguruan Nasional adalah dengan menerapkan Penyelesaian Soal

Secara Sistematis (PS3). Aspek-aspek PS3 seperti penyelesaian soal, penemuan

pola penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain-lain sangat tepat

diterapkan dalam menghadapi masalah siswa di sekolah tersebut.

Sementara itu, satu dari beberapa metode yang dapat digunakan untuk

menerapkan PS3 ini adalah dengan menggunakan metode ekspositori. Metode

ekspositori merupakan metode dengan penyampaian materi pembelajaran secara

terstruktur. Penyampaian secara terstruktur dan sistematis secara prosedural

Page 5: contoh Jurnal Matematika

merupakan aspek-aspek yang ada dalam PS3, sehingga penerapan PS3 dapat

diintegrasi dengan metode ekspositori dengan harapan materi yang akan

disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik dan siswa dapat

mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan oleh guru.

METODE PENELITIAN

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut

Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan

mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan

lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.

Dalam penelita kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan

orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas

tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Patton dalam Poerwandari, 1998)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yayasan Perguruan Nasional Desa

Petatal Kec.Talawi Kab.Batubara, di kelas XB dengan jumlah 40 orang siswa.

Penelitian terdiri dari dua siklus dan pada setiap siklus dilakukan tes hasil belajar.

Siklus I

Siklus I merupakan pembelajaran dengan indikator mendefenisikan

pengertian jarak antara dua titik dalam ruang dan menentukan jarak antara dua

titik dalam ruang. Indikator tersebut diajarkan dengan menerapkan Penyelesaian

Soal Secara Sistematis (PS3) dengan menggunakan metode ekspositori. Siklus I

dilakukan selama 90 menit.

a. Proses Perencanaan

1) Guru menentukan sub materi dan indikator yang akan diajarkan yaitu

mendefenisikan jarak antara dua titik dalam ruang dan menentukan jarak

antara dua titik dalam ruang dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara

sistematis (PS3) dengan menggunakan metode eskpositori.

Page 6: contoh Jurnal Matematika

2) Merancang rencana pengajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan

belajar mengajar.

3) Merancang pembelajaran dengan menerapkan PS3 melalui metode

ekspositori dalam menentukan jarak antara dua titik dalam ruang.

4) Merancang instrumen tes I sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan

siswa dan hasil penskoran akhir.

5) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi kegiatan pembelajaran di

kelas ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan PS3

melalui metode ekspositori.

b. Proses Pelaksanaan/ Tindakan

1) Guru melaksanakan pembelajaran dengan mendefenisikan jarak antara dua

titik dalam ruang.

2) Guru menjelaskan bagaimana cara menentukan jarak antara dua titik dalam

ruang dengan menerapkan langkah-langkah Penyelesaian Soal Secara

sistematis (PS3) melalui metode eskpositori.

3) Siswa mengerjakan soal latihan sesuai dengan langkah-langkah PS3

4) Siswa dipersilahkan menuliskan jawaban soal latihan di papan tulis.

5) Guru memberikan tes uraian yang dikerjakan secara individual untuk

melihat hasil belajar siswa.

c. Proses Pengamatan.

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru adalah Ibu Dahlia, S.Pd

selaku guru matematika di sekolah Yayasan Perguruan Nasional dan yang

bertindak sebagai observator adalah peneliti. Adapun proses pengamatan yang

dilalui observator adalah sebagai berikut:

1) Observator mengamati jalannya pembelajaran dan menilai kemampuan guru

dalam mengelola kelas, menerapkan PS3 serta menilai kemampuan siswa

dalam mengerjakan tugas.

2) Observator dan guru melakukan penilaian hasil tes uraian yang dikerjakan

siswa secara individual.

d. Proses Refleksi

Pada siklus I dihasilkan refleksi sebagai berikut:

25

Page 7: contoh Jurnal Matematika

1) Pada tahap membuka pelajaran, minat siswa untuk mengikuti pelajaran

masih kurang baik, untuk itu sebaiknya guru lebih memotivasi siswa

sebelum memulai pelajaran.

2) Waktu yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran kurang

efisien, karena melebihi waktu yang telah ditentukan sehingga waktu yang

telah ditentukan untuk mengerjakan tes uraian siswa berkurang. Guru

sebaiknya mengatur waktu dengan lebih baik.

3) Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,

sehingga siswa cenderung pasif. oleh karena itu guru dianjurkan lebih

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4) Guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya, sehingga siswa yang ingin mengungkapkan pendapatnya

mengganggu konsentrasi temannya yang lain karena ingin bertukar

pendapat.

5) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal secara sistematis belum

maksimal karena masih banyak siswa yang belum memahami langkah-

langkah PS3, sebaiknya guru lebih menekankan langkah-langkah PS3 untuk

materi selanjutnya.

6) Siswa tampak kebingungan ketika diberikan soal latihan karena soal yang

diberikan berbeda dengan contoh soal yang dijelaskan guru, hal ini

disebabkan karena guru hanya memberikan 1 contoh soal, oleh karena itu

sebaiknya guru memberikan contoh soal yang bervariasi dengan

menerapkan PS3.

7) Siswa kurang antusias dalam bertanya kepada guru, karena dari awal

pembelajaran guru tidak memotivasi siswa untuk bertanya, untuk itu

sebaiknya guru memotivasi siswa untuk bertanya.

8) Sebagian besar siswa tidak berani maju di depan kelas untuk menuliskan

jawaban soal latihan. Hal ini disebabkan guru kurang memotivasi siswa

untuk berani maju ke depan kelas. Oleh karena itu sebaiknya guru dalam

mengajar selalu memotivasi siswa sehingga siswa berani menyelesaikan

soal di depan kelas.

Page 8: contoh Jurnal Matematika

9) Sebagian besar siswa tidak mengerjakan tes yang diberikan guru secara

individual, melainkan melihat pekerjaan temannya.

10) Secara garis besar, pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik tapi

kurang kondusif. Hasil ketuntasan belajar mencapai 67,5% atau sebanyak 27

siswa yang tantas dari 40 siswa. Dengan demikian kegiatan pada siklus I

perlu diulang agar keterampilan siswa dalam menentukan jarak antara dua

titik dalam ruang dengan PS3 dapat ditingkatkan.

Siklus II

Siklus II merupakan pembelajaran dengan indikator mendefenisikan jarak

titik ke garis dalam ruang dan menentukan jarak titik ke garis dalam ruang dengan

menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) dengan menggunakan

metode ekspositori selama 90 menit.

a. Proses Perencanaan

1) Guru menentukan kembali sub pokok materi yang akan diajarkan yaitu

mendefenisikan jarak titik ke garis dalam ruang dan menentukan jarak titik

ke garis dalam ruang dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara

sistematis (PS3) melalui metode eskpositori.

2) Merancang rencana pengajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar

mengajar berdasarkan hasil relfeksi I agar waktu yang digunakan dalam

proses pembelajaran lebih efisien.

3) Merancang kembali pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus I dengan

menerapkan PS3 melalui metode ekspositori, terutama lebih menekankan

penanaman konsep langkah-langkah PS3 dalam menentukan jarak titik ke

garis dalam ruang.

4) Merancang instrumen tes II untuk melihat tingkat ketuntasan hasil belajar

siswa dalam menyelesaikan soal secara sistematis.

5) Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi kegiatan pembelajaran di

kelas ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan PS3

melalui metode ekspositori.

b. Proses Pelaksanaan/ Tindakan

Page 9: contoh Jurnal Matematika

1) Guru memotivasi siswa kemudian melaksanakan pembelajaran dengan

materi mendefenisikan jarak titik ke garis dalam ruang

2) Guru menjelaskan bagaimana cara menentukan jarak titik ke garis dalam

ruang dengan menerapkan dan menekankan langkah-langkah Penyelesaian

Soal Secara sistematis (PS3) melalui metode eskpositori.

3) Siswa mengerjakan soal latihan sesuai dengan langkah-langkah PS3

4) Siswa dipersilahkan menuliskan jawaban soal latihan di papan tulis.

5) Guru memberikan tes uraian yang dikerjakan secara individual untuk

melihat hasil belajar siswa.

c. Proses Pengamatan.

1) Peneliti meminta bantuan guru mata pelajaran matematika untuk bertindak

sebagai guru dan yang menjadi observator adalah peneliti sendiri.

2) Observator mengamati jalannya pembelajaran dan menilai kemampuan guru

dalam mengelola kelas, menerapkan PS3 serta menilai kemampuan siswa

dalam mengerjakan tugas.

3) Observator dan guru melakukan penilaian hasil tes uraian yang dikerjakan

siswa secara individual.

d. Proses Refleksi

Pada siklus II dihasilkan refleksi sebagai berikut:

1) Siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, hal ini tampak dari

minat belajar siswa, suasana kelas yang tertib, terkendali dan kondusif.

2) Waktu yang digunakan efektif dan efisien sesuai dengan yang telah

direncanakan sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk dapat

menyelesaikan soal latihan dan tes secara individual dengan baik.

3) Siswa secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari

bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, serta siswa sudah berani

mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang dipelajari dan tidak lagi

bertukar pendapat kepada temannya melainkan kepada guru.

4) Siswa mampu menyelesaikan soal secara sistematis dengan baik, hal ini

tampak saat beberapa siswa menuliskan jawaban latihan di depan kelas,

siswa yang lain menanggapi dan jawabannya benar.

Page 10: contoh Jurnal Matematika

5) Siswa antusias menyelesaikan tes yang diberikan guru, tidak lagi melihat

pekerjaan temannya melainkan menyelesaikan secara individual.

6) Secara garis besar, pelaksanaan siklus II berlangsung dengan baik, karena

dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sisematis (PS3) dengan

menggunakan metode ekspositori hasil belajar siswa meningkat. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata tes di

atas tolak ukur keberhasilan nilai rata-rata tes mencapai 87,5% atau

sebanyak 35 siswa yang tuntas dari 40 siswa, dengan demikian hipotesis

tindakan dapat dicapai.

Berdasarkan temuan hasil refleksi dalam siklus II ini secara keseluruhan

pembelajaran dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3)

dengan menggunakan metode ekspositori pada materi Ruang Dimensi Tiga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Yayasan Perguruan Nasional

tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini tampak dari analisis hasil tes yang telah

dilakukan setelah akhir pelaksanaan siklus II. Keterampilan siswa dalam

menyelesaikan soal secara sistematis meningkat dan nilai ketuntasan klasikal

mencapai 87,5% di atas nilai tolak ukur keberhasilan klasikal yang telah

ditetapkan yakni 85%. Hasil tes yang dilakukan setiap akhir siklus dari siklus I

dan II dapat dilihat dalam lampiran penelitian ini.

Diskusi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan II

yang kemudian diteruskan pada proses refleksi, terdapat perbedaan peningkatan

aktifitas siswa dan aktifitas guru. Pada siklus I masih banyak terdapat kekurangan

baik dari aktifitas guru dalam mengelola kelas maupun dari reaksi yang diberikan

siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini tampak dari awal

pembelajaran, guru tidak memberikan motivasi kepada siswa sehingga sebagian

siswa tidak berminat mengikuti pelajaran, kemudian waktu yang digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran kurang efisien karena melebihi waktu yang telah

ditentukan sehingga waktu siswa untuk mengerjakan tes uraian berkurang. Pada

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung guru tidak memberi kesempatan

Page 11: contoh Jurnal Matematika

kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya, sehingga siswa yang ingin

mengungkapkan pendapatnya mengganggu konsentrasi temannya yang lain

karena ingin bertukar pendapat. Adanya siswa yang tidak berani menuliskan

jawaban soal latihan yang diberikan karena takut salah dan tidak sesuai dengan

langkah-langkah PS3.

Guru juga kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa cenderung

pasif, siswa yang pasif tersebut akhirnya sibuk dengan aktifitasnya yang lain

sehingga ketika guru memberikan tes diakhir siklus, sebagian siswa tidak

memahami dan tidak mengerti langkah-langkah PS3. Oleh sebab itu guru

sebaiknya lebih menekankan penjelasan langkah-langkah PS3 dan melibatkan

siswa secara aktif sehingga siswa dapat memahaminya dengan baik. Kekurangan-

kekurangan tersebut mengakibatkan ketuntasan klasikal belajar siswa hanya

mencapai 67,5%.

Dengan demikian kegiatan siklus I perlu diulang agar keterampilan siswa

dalam menyelesaikan soal secara sistematis dengan menerapkan PS3 dan nilai

ketuntasan siswa dapat meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi

tersebut maka siklus II dirancang dengan sedemikian rupa. Hasil refleksi siklus II

didapat adanya peningkatan dan keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini,

diantaranya sebagai berikut:

1) Siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, hal ini tampak dari

minat belajar siswa, suasana kelas yang tertib, terkendali dan kondusif.

2) Waktu yang digunakan efektif dan efisien sesuai dengan yang telah

direncanakan sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk dapat

menyelesaikan soal latihan dan tes secara individual dengan baik.

3) Siswa secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari

bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, serta siswa sudah

berani mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang dipelajari dan

tidak lagi bertukar pendapat kepada temannya melainkan kepada guru.

4) Siswa mampu menyelesaikan soal secara sistematis dengan baik, hal ini

tampak saat beberapa siswa menuliskan jawaban latihan di depan kelas,

siswa yang lain menanggapi dan jawabannya benar.

Page 12: contoh Jurnal Matematika

5) Siswa antusias menyelesaikan tes yang diberikan guru, tidak lagi melihat

pekerjaan temannya melainkan menyelesaikan secara individual.

Siklus II dipandang sudah cukup dengan nilai ketuntasan klasikal

mencapai 87,5%. Siklus II tidak perlu dilanjutkan lagi karena hasil belajar siswa

kelas X SMA Yayasan Perguruan Nasional Tahun Ajaran 2012/2013 dengan

menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) dengan menggunakan

metode ekspositori pada materi ruang dimensi tiga dapat ditingkatkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan pada Bab

IV, mulai dari Siklus I sampai Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan

Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) dengan menggunakan metode

ekspositori pada materi ruang dimensi tiga di kelas X SMA Yayasan Perguruan

Nasional, Desa Petatal Kec. Talawi Kab. Batubara dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian ini adalah:

1. Kepada siswa, selain siswa dapat menerapkan PS3, siswa juga harus sering

melakukan latihan mengerjakan soal-soal, agar siswa lebih terampil dalam

menyelesaikan soal-soal secara sistemtis.

2. Kepada guru matematika khususnya guru di SMA Swasta Perguruan

Nasional, disarankan untuk lebih memperhatikan penggunaan metode

yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar proses pembelajaran lebih

efisien seperti penggunaan metode ekspositori dalam penerapan PS3.

3. Kepada Kepala SMA Swasta Perguruan Nasional Desa Petatal, agar dapat

mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan PS3 sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang

sama, PS3 juga dapat diterapkan pada materi lain yang sejenis, terutama

Page 13: contoh Jurnal Matematika

materi pelajaran yang bentuk penyelesaiannya menuntut langkah-langkah

yang jelas sehingga dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Ijayanti. (2010). Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan

Menggunakan Metode Pemetaan Pikiran dan Metode Latihan Di Kelas VIII

SMPN Satu Atap Tanjung Balai Tahun Ajaran 2009/2010. Kisaran: UNA.

Lestari, Susi. (2012). Penerapan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3)

dengan Menggunakan Metode Ekspositori pada Materi Persamaan

Lingkaran di Kelas XI SMA Negeri 1 Air Joman Tahun Ajaran 2011/2012.

Kisaran: UNA.

Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Munthe, Bermawy, M.A. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Balai

Pustaka.

Sapta, Andi. (2010). Penggunaan Undo Process Dalam Peningkatan Hasil

Belajar Fungsi Invers. Jurnal Mathematics Paedagogic, Vol.1. Fkip

Universitas Asahan.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media

Group

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suprayetno. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model

Pembelajaran Dengan Pendekatan Investigasi. Jurnal Mathematics

Paedagogic, Vol.1. Fkip Universitas Asahan.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: KencanaUtomo,T.Ruijhter,K.(1994). Peningkatan dan pengembangan Pendidikan.

Jakarta: Gramedia.