Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

26
CONTOH IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI MASYARAKAT Nur Intania Sofianita, MKM PPG 2014

description

Implementasi Program Gizi Masyarakat

Transcript of Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Page 1: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

CONTOH IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI MASYARAKATNur Intania Sofianita, MKMPPG 2014

Page 2: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Investigasi dan Intervensi Gizi Buruk

• Gizi Buruk sangat berhubungan dengan  kemiskinan, terutama keluarga miskin dengan ketersediaan pangan di rumah tangga  yang tidak cukup untuk konsumsi hariannya. Terjadi juga ketidak mampuan akses pelayanan kesehatan.

• Akibatnya anak-anak balita yang tumbuh dan berkembang pada keluarga miskin tersebut mengalami kesakitan dan kekurangan gizi, bukan hanya terjadi pada satu anak tetapi juga terjadi pada anak-anak lainnya diwilayah terjadinya gizi buruk tersebut.

Page 3: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Latar belakang• Secara keseluruhan wilayah tersebut sebenarnya banyak keluarga

miskinnya dengan ketersediaan pangan yang terbatas dan akses pelayanan gizi dan kesehatan yang sangat jelek, maka seharusnya setiap Kasus Gizi buruk yang ditemukan dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB), Namun sangatlah disayangkan ketika  satu kasus gizi buruk itu ditemukan para petugas kesehatan terutama petugas gizi———–tampa instruksi yang jelas pada tingkat pengelola dan pengambil keputusan ———-  ragu untuk melakukan investigasi dan intervensi standar Operasional-KLB-Gizi Buruk terhadap kasus gizi buruk yang ditemukan.

• Para petugas hanya melakukan intervensi pada kasus gizi buruk tersebut, tetapi tidak melakukan investigasi dan intervensi terhadap  anak-anak balita lainnya diwilayah dimana terjadi kasus gizi buruk. Sehingga tidak mengherankan belum tuntas penanganan gizi buruk yang pertama, pada tempat  (wilayah posyandu)  yang sama muncul kemudian kasus gizi buruk berikutnya.

Page 4: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

•Intruksi Menteri Kesehatan RI. Nomor 1209/Menkes/X/1998 tanggal 19 Oktober 1998 mengatakan bahwa  Setiap  Kasus Gizi Kurang Berat (Gizi Buruk) dinyatakan sebagai KLB.

•Sehingga dalam waktu 1×24 jam sudah harus terlaporkan penanganannya.

Page 5: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

•Berikut  ini  salah satu prosedur investigasi dan intervensi atau tepatnya Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Gizi Buruk  yang ditemukan di masyarakat  untuk dapat digunakan pada pengelola dan pengambilan keputusan dalam menyingkapi terjadinya kasus gizi buruk :

Page 6: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Ketika ada laporan gizi buruk  (satu gizi buruk saja)  maka tangani gizi buruk tersebut dan selanjutnya lakukan investigasi dan intervensi  dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah telah terjadi penurunan N/D dan BGM?  

*Bila tidak terjadi penurunan N/D (balita yang Naik Berat Badanya) dan tidak terjadi peningkatan BGM  (anak dengan pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah pada Kartu Menujuh Sehat (KMS-Balita) maka lakukan intervensi tingkat pertama. *Dan bila terjadi penurunan N/D  dan peningkatan BGM maka lakukan pengecekan Pola Konsumsi.

Page 7: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

2. Apakah terjadi Perubahan Pola Konsumsi? *Bila tidak terjadi perubahan pola konsumsi maka lakukan intervensi tingkat kedua. *Bila terjadi perubahan pola konsumsi maka lakukan pengecekan jumlah keluarga miskin.

Page 8: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

3. Apakah Telah terjadi peningkatan Keluarga Miskin? *Jika tidak terjadi peningkatan jumlah keluarga miskin maka lakukan intervensi tingkat III. *Dan jika terjadi peningkatan jumlah keluarga miskin maka lakukan intervensi tingkat IV.

Page 9: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

•Penjelasan keseluruhan dari 3 (tiga) pertanyaan tersebut adalah Jika telah terjadi kasus gizi buruk atau ada laporan gizi buruk  maka yang harus dilakukan adalah:Laporan Gizi Buruk !

Page 10: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Pertama: Lakukan investigasi • Pertama : Melakukan investigasi kasus gizi buruk

tersebut, setelah mendapat data individu secara lengkap beserta sebab-musebabnya kemudian kasus dirujuk serta nyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagai bahan untuk rekomendasi tindak lanjut pengecekan anak-anak balita dan keluarganya di sekitar wilayah (posyandu) kasus gizi buruk ditemukan. Untuk mencegah timbulnya kasus gizi buruk baru, lakukan pengecekan pada  anak-anak balita  lainnya diwilayah posyandu dimana ditemukan kasus gizi buruk, apakah anak-anak tersebut telah terjadi penurunan berat badan dan  diantara mereka ada  yang berat badannya turun sampai di bawah garis waspada (garis merah KMS).

• Cek  N/D dan BGM !

Page 11: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Kedua : Hasil pengecekkan• Kedua : Selanjutnya ada dua hal  yang harus dilakukan  ketika

hasil pengecekan (investigasi) penurunan berat badan dan adanya sejumlah balita yang BGM-KMS yaitu

*Jika tidak terjadi  penurunan Berat Badan Balita dan tidak adanya BGM-KMS maka tidak perlu dilakukan investigasi lebih lanjutnya terhadap keluarga balita. Yang dilakukan hanya Intervensi  dengan mengaktifkan secara maksimal konseling (KIE) pada keluarga balita yang datang di posyandu maupun keluarga balita yang tidak datang di posyandu. *Konseling (KIE) dapat juga dilakukan semua stakeholder  wilayah terjadinya kasus gizi buruk.  Pemantapan posyandu harus juga segera dilakukan karena satu gizi buruk yang ditemukan di posyandu tersebut telah menunjukkan bahwa pengelolaan posyandu telah kurang dapat memaksimalkan pelayanan tumbuh kembang balitanya. Bentuk Intervensi ini disebut juga sebagai intervensi tingkat Pertama (INTERVENSI PERTAMA)

Page 12: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

•Jika terjadi jumlah kasusnya naik (anak balita dengan Berat Badan Turun dan ada balita BGM-KMS) maka yang dilakukan adalah pengecekan pola konsumsi keluarga anak balita tersebut.

•Cek Pola Konsumsi !

Page 13: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Ketiga : yang harus dilakukan, cek pola konsumsi • Ketiga : Ada dua hal juga yang harus dilakukan terhadap 

pengecekan pola konsumsi keluarga anak balita  yaitu apakah telah terjadi perubahan pola konsumsi atau tidak terjadi Perubahan Pola Konsumsi?

• Pola konsumsi  yang dimaksud disini adalah  pola makan balita atau keluarga balita yang normalnya adalah  dalam sehari harus makan 3 kali (pagi-siang dan malam) jika tidak terjadi perubahan pola konsumsi (makan) dalam sehari  maka intervensi yang dilakukan hanya dalam bentuk konseling (KIE), pemantapan posyandu, pemberian PMT penyuluhan dan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan. Bentuk Intervensi ini disebut juga sebagai intervensi tingkat Kedua  (INTERVENSI KEDUA).

Page 14: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

•Jika telah terjadi perubahan pola  konsumsi atau makan sudah dibawah 2 kali se hari  maka yang dilakukan adalah  pengecekan Keluarga Miskin.

•Cek Keluarga Miskin !

Page 15: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Keempat : Pengecekan Keluarga Miskin• Keempat : Pengecekan Keluarga Miskin, ada dua langkah yang

dilakukan yaitu apakah telah terjadi peningkatan jumlah Keluarga miskin atau tidak terjadi peningkatan jumlah keluarga miskin?

• Yang menjadi ukuran  keluarga miskin disini adalah yang berhubung langsung dengan  terjadi kekurangan gizi yaitu ketersediaan pangan (makanan) ditingkat rumah tangga dan adanya penyakit pada keluarga serta  beberapa aktifitas lainnya yang terhenti akibat  penurunan pendapatan keluarga.

• Secara sederhana ketersediaan pangan (makanan) ditingkat rumah tangga yang ditandai dengan pola makan yang kurang dari 2 kali sehari. Untuk indicator adanya penyakit pada keluarga yang tidak mempunyai kemampuan untuk  mengakses pelayanan kesehatan dapat dilihat adanya penyakit yang diderita dan tidak mendapat pelayanan kesehatan. Untuk  serta  beberapa aktifitas lainnya yang terhenti akibat  penurunan pendapatan keluarga dapat dilihat dari kepala keluarga tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Page 16: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

• Intervensi yang dilakukan jika tidak terjadi peningkatan jumlah keluarga miskin adalah  Konseling (KIE), pemantapan posyandu, PMT pemulihan terbatas dan cakupan pelayanan kesehatan kesehatan ibu dan anak. Bentuk Intervensi ini disebut juga sebagai intervensi tingkat Tiga (INTERVENSI TIGA)

• Sementera itu Intervensi yang dilakukan jika terjadi peningkatan keluarga miskin adalah Konseling (KIE), pemantapan posyandu, PMT pemulihan (total), bantuan pangan darurat dan pengobatan. Bentuk Intervensi ini disebut juga sebagai intervensi tingkat Keempat (INTERVENSI KEEMPAT) .

Page 17: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Latihan Kasus

•KABUPATEN Bima•Kabupaten bima terdiri dari 15

kecamatan dan 196 desa dengan lokasi wilayah yang memanjang dari utara ke selatan 210 km dan barat ke timur 89km. Jalan utama adalah aspal dan jalan menuju desa=desa sebagian besar kerikil. Jmlah penduduk sekitar 185.000 orang. Jumlah kepala keluarga 35.000 dan 15% jumlah penduduk adalah balita.

Page 18: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Pengadaan pangan • Keadaan geografi kabupaten terdiri dari daerah pengunungan

dan pantai. Keadaan tanah sebagian tidak subur. Sehingga banyak keluarga yang memenuhi kebutuhan pangannya dengan membeli. Tanaman yang tumbuh adalah padi, singkong dan jagung. Beberapa buah seperti jambu monyet dan jeruk juga tumbuh tetapi untuk dijual ke luar daerah. Ikan dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang sangat sedikit terutama di daerah pegunungan, mencari ikan adalah kegiatan penting selama musim hijan dam kemarau. Daging, telur, susu sangat jarang tersedia. Kacang-kacangan dan sayuran seringkali sulit untuk didapatkan, terutama pada musim kemarau. Pisang tersedia sepanjang tahun, padi merupakan makanan pokok yang sangat populer, tetapi pada musim kemarau harganya cenderung mahal dan kemudian diganti dengan jagung dan singkong.

Page 19: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Iklim

•Musim hujan sangat pendek dan jumlah hari hujan dalam satu tahun kira-kira 90 hari . Curah hujan per tahun sekitar 500-1500 mm per tahun

Page 20: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Sumber air

•Pada umumnya masyarakat memperoleh air sumur, yang biasanya melakukan pekerjaan ini adalah wanita

Page 21: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Sanitasi

•Didaerah pantai, sampah biasanya dibuang dilaut dan juga mereka punya kebiasaan buang air besar di laut. Menurut mereka air laut terlalu asin untuk mandi, sehingga mereka mandi dan mencuci menggunakan air sumur. Sementara itu di daerah pegunungan, mereka mendapatkan air dari mata air atau sungai dan buang air besar juga di sungai.

Page 22: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Kesehatan

•Wanita Masalah kesehatan umumnya adalah lemah pusing, batuk kronik, dan infeksi. 55% wanita hamil menderita anemia. Ditemukan dihampir disetiap kecamatan ibu yang meninggal karena melahirkan dan nifas sebanyak 2 orang tiap tahun. Pada ibu hamil kenaikan berat badan selama 9 bulan hanya 6-8 kg

Page 23: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Anak-anak

•Masalah kesehatan umumnya adalah infeksi kulit, batuk dan diare. Survei terhadap status gizi anak balita menunjukkan hasil 36% gizi kuran dan 12% gizi buruk. Angka kematian juga relatif tinggi, pada xerophtalmia juga merupakan problem di daerah ini

Page 24: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Kebiasaan makan • Menyusui dalam waktu yang sangat lama sangat umum.

Sekitar 95% bayi yang berusia kurang dari 1 tahun menyusui. Kira-kira 60% dari kelompok umur 19-24 bulan masih menyusui. Makanan tambahan berupa nasi halus atau pisang diberikan pada bayi berumur 1 bulan. Dari umur 1 tahun balita suda diberikan makanan seperti orang dewasa. Pada umumnya mereka makan 2 kali sehari. Pada pagi hari mereka biasa mengkonsumsi makanan sisa kemarin atau singkong. 25% penduduk tidak sarapan. Ibu-ibu yg sedang hamil atau menyusui juga tidak banyak mengkonsumsi makanan, rata-rata mereka mengkonsumsi 1400-1700 kkal dan 45-50gram protein. Hanya sedikit ibu-ibu yang mempunyai pantangan terhadap makanan selama hamil dan menyusui.

Page 25: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

Pelayanan dan organisasi sosial dan tenaga kerja• Disetiap desa tersedia sekolah dasar, namun demikian buata

aksara masih tinggi, kira-kira 15% dari laki-laki dan 35% wanita tidak pernah sekolah

• Puskesmas tersedia disetiap kecamatan dan ada rumah sakit di ibukota kabupaten. Tidak semua desa mempunyai bidan di desa. Hanya 70% desa yang mempunyai bidan di desa. Bagi desa yang tidak ada bidan akan dirangkap oleh bidan puskesmas atau BDD terdekat. Posyandu tersedia di setiap desa, walaupun jumlah kader hanya 3-5 orang/posyandu, dukun bayi masih terdapat disetiap desa dan pada umumnya mereka membantu pesalinan. Masyarakat pada umumnya enggan untuk berobat ke pelayanan kesehatan dan vaksinasi sebab mereka takut kalau panas.

Page 26: Contoh Implementasi Program Gizi Masyarakat

•Sebagian besar laki-laki berkerja di sektor pertanian dan hampir semua dari mereka mempunyai tanah sendiri. Aktivitas lain yang penting adalah mencari ikan dan membuat faram pada musim kemarau. Beberapa pemuda pergi ke ibukota propinsi untuk mencari kerja, sementara wanita menyelesaikan tugasnnya dirumah di samping itu mereka juga membantu di ladang untuk menanam, menyiangi, memanen dan mengembala ternak.