Contingency and Congruence
-
Upload
wahyono-saputro -
Category
Documents
-
view
55 -
download
12
description
Transcript of Contingency and Congruence
3
April 7, 2013[
]
CONTINGENCY AND CONGRUENCE
(KEMUNGKINAN DAN KESESUAIAN)
Translated by. W.S.
Untuk sebuah program apapun, terdapat dua cara prinsip mengenai
pemrosesan data evaluasi secara deskriptif, yaitu 1). Temuan berupa
adanya kemungkinan-kemungkinan di antara anteseden, transaksi dan
keluaran (hasil) dan 2). Temuan adanya kemungkinan antara makna-
makna dan pengamatan-pengamatan. Pemrosesan penilaian mengikuti
sebuah model yang berbeda. Dua kolom (lihat gambar. 6)yang pertama
dari matrik data pada gambar berisi data deskriptif. Adapun bentuk
pemrosesan data-data ini disajikan pada gambar 7.
Data untuk sebuah kurikulum adalah berdasarkan kesesuaian
jika apa yang dikehendaki benar nyata terjadi. Agar sepenuhnya terjadi
kesesuaian, tahapan anteseden, transaksi dan keluaran (hasil) yang
diingini haruslah dilalui (hal ini jarang terjadi dan sering tidak harus
terjadi).
Dalam sebuah baris matrik data, pelaku evaluasi harus mampu
membandingkan sel yang berisi makna dan pengamatan, untuk
mencatat kesenjangan-kesenjangan dan mendeskripsikan sejumlah
3
April 7, 2013[
]
kesesuaian terhadap baris tersebut (kesesuaian keluaran hasil telah
menekankan pada model evaluasi yang dikemukakan oleh Taylor dan
Maguire). Kesesuaian tidak mengindikasikan bahwa keluaran hasil
adalah tersedia setiap saat dan absah, akan tetapi sekedar
menandakan bahwa apa yang dikehendaki telah benar-benar terjadi.
Sebagaimana yang banyak ditemukan oleh para pengikut aliran
Gestalt mengenai pentingnya aspek keseluruhan dibandingkan
sejumlah kecil bagian khususnya. Pelaku evaluasi mempelajari
beragam variabel dari dua macam dari tiga sel dalam sebuah kolom
matrik data menemukan banyak deskripsi dibandingkan dengan
variabel itu sendiri. Kemungkinan di antara variabel-variabel tersebut
layak mendapat perhatian lebih.
Dalam pengertian bahwa evaluasi diartikan mencari hubungan
yang mendukung peningkatan perbaikan di bidang pendidikan, tugas
pelaku evaluasi adalah satu upaya identifikasi keluaran hasil, yang
kesemuanya merupakan kemungkinan-kemungkinan di dalam kondisi
anteseden khusus dan transaksi proses pengajaran.
Perencanaan pembelajaran dan perbaikan kurikulum selama
beberapa tahun telah tumbuh dalam keyakinan mengenai keyakinan-
keyakinan tertentu.Hari demi hari, guru senior menyusun
presentasinya dan memilih material input untuk memperbaiki tujuan-
tujuan pengajarannya. Bagi guru yang bersangkutan, eksistensi
kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah sebuah hal yang masuk
akal, bersifat intuisi dan didukung oleh sejarah kepuasan dan
3
April 7, 2013[
]
pengakuan. Bahkan guru senior dan guru yang minim pengalaman
perlu membimbing potensi instuisi mereka di bawah penelitian cermat
para penilai yang mumpuni.
Sebagai langkah awal dalam sebuah evaluasi adalah penting
untuk melakukan pencatatan. Sebuah film narasi mengenai air yang
mengalir, mungkin dapat diagendakan (transaksi yang diingini) untuk
memberdayakan siswa untuk menyelami latar belakang alasan
pemberlakuan peraturan mengenai pelestarian (keluaran yang
diingini). Dari sini siapa yang mengetahui kedua hal, yakni baik
mengenai materi pelajaran apa dan aspek pedagoginya, kita (penulis)
bertanya ‘Apakah terdapat sebuah kemungkinan yang logis yang
mengukuhkan antara peristiwa dengan maksud-maksudnya?’. Jika
demikian, sebuah kemungkinan yang logis mengukuhkan antara kedua
makna ini. Catatan pengamatanlah yang kelak akan menunjukkannya.
Setiapkali makna-makna ini dievaluasi, kriteria kemungkinan
merupakan sebuah hal yang logis untuk menguji sebuah kemungkinan
berkaitan dengan pendidikan, pelaku evaluasi harus melihat kembali
pada pengalaman lalu mereka, mungkin pada pengalaman penelitian
dengan aspek-aspek pengamatan yang serupa. Tidak ada observasi
langsung terhadap variabel-variabel ini, bagaimanapun juga, adalah hal
penting untuk menguji kekuatan sebuah kemungkinan di antara
makna-makna tersebut.
Evaluasi terhadap kemungkinan pengamatan tergantung pada
bukti empirik. Untuk mengatakan kalimat bahwa “Kelas aritmatika
3
April 7, 2013[
]
berlangsung dengan cepat karena guru, apapun alasannya, hasilnya
tidak terlalu memuaskan dalam proses pembelajaran matematika”,
data empiris yang diingini, terlebih bila persoalannya berasal dari
sebuah evaluasi sebuah prrogram atau berasal dari literatur penelitian
(Basham, 1962). Sebuah evaluasi lazim dari sebuah program tunggal
tidak mesti dengan sendirinya menyediakan data yang diperlukan
untuk pernyataan-pernyataan kontingensi. Hal ini juga yang kemudian,
adanya pemahaman pendahuluan terhadap aspek pengamatan yang
serupa merupakan sebuah kualifikasi utama yang dibutuhkan bagi para
pelaku evaluasi.
Kemungkinan dan kesesuaian diidentifikasi oleh pelaku evaluasi
merupakan patokan (acuan) untuk penilaian oleh para ahli dan
partisipan sebagaimana banyaknya data deskripsi yang terinci. Arti
penting aspek non-kesesuaian akan bervariasi dengan sudut pandang
yang berbeda. Sebagai contoh kasus penilaian terhadap kemungkinan
ini, yaitu yang berkaitan dengan tingkat moral guru yang
berkemungkinan berhubungan dengan lamanya waktu mengajar di
sekolah dirasa cukup menjadi penyebab untuk membatalkan penilaian
mengenai pembelajaran yang dilakukan lebih awal oleh seorang penilai
dan tidak berlaku bagi penilai lainnya. Persepsi mengenai pentingnya
kemungkinan dan kesesuaian patut mendapatkan perlakuan ekstra
para pelaku evaluasi (End).