Contextual learning (indonesian version) copy
-
Upload
eniphh-abah-muniph -
Category
Documents
-
view
375 -
download
2
Transcript of Contextual learning (indonesian version) copy
MODEL PEMBELAJARAN
MAMPU MEMAHAMI LANDASAN MODEL PEMBELAJARAN, PRINSIP PENGEMBANGAN MODEL, PROSEDUR PENGEMBANGAN MODEL DAN MENGIMPLEMENTASIKANNYA UNTUK MENGEMBANGKAN MODEL/ METODE PEMBELAJARAN DAN METODE MEMBACA, MENYIMAK, MENULIS, BERBICARA
Tugas bisa diemail [email protected]
Apa model pembelajaran?
Gunter et al (1990:67) mendefinisikan model pembelajaran sebagai langkah-langkah suatu prosedur yang mengarah pada hasil belajar secara khusus
Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Konsep Model Pembelajaran
model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran
Landasan
Pendekatan dalam pembelajaran Tujuan pembelajaran dan konsep belajar Karakteristik pembelajar Teori proses belajar
Prinsip Model Pembelajaran
Sesuai dengan karakteristik tujuan Sesuai dengan karakteristik pembelajar Memfasilitasi siswa dalam belajar Berisi unsur model pembelajaran secara
jelas
Contoh Model Pembelajaran
Model pembelajaran observasional
(A = atensi
R = untuk mereproduksi tindakan model, murid mengkode dan menyimpan dalam memori sehingga bisa duambil kembali
P = produksi belajar/ berlatih untuk mereproduksi apa yang dilakukan model
M = motivasi (memotivasi murid untuk menghasilkan perilaku model – motivasi diri)
Unsur Model Pembelajaran
Syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,
Social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,
Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa,
Support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan
Instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang menjadi sasaran (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang menjadi sasaran (nurturant effects).
Prosedur Mengembangkan Model Pembelajaran
Kaji pendekatan(prinsip )
Strategi kefektifan
Menentukan fokus Hsl beljar (langsung/ tdk)
Menentukan norma/ prinsip/ sarana
Menentukan sintaks
Pendekatan dan konsep pembelajaran
Konsep Pembelajaran dipengaruhi pendekatan Proses perubahan perilaku berdasarkan
rangsangan dari lingkungannya. Proses transformasi pengalaman secara
kognitif berdasarkan peran lingkungan dan perilaku
Pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman
Proses mengkonstruk pengetahuan berdasarkan pengalaman dari lingkungan
4 Pendekatan Pembelajaran
1. Behavioral = belajar adalah meningkatkan perilaku yang diharapkan, menggunakan dorongan, pembentukan dan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
2. Pemrosesan informasi = penekanan bgmn siswa memproses informasi melalui atensi, memori, pemikiran, dan proses kognitif lainnya ( mengolah informasi, memonitor, dan menyusun strategi/ cara berpikir)
3. Kognitif sosial = penekanan pada hubungan perilaku, kognitif, dan perilaku (strategi observasional – metode modelling)
4. Konstruktivis sosial = penekanan pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman
Pendekatan behaviorisme
Strategi Behavioral prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau
isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.
Ketika guru menggunakan prompt, mereka berasumsi bahwa murid dapat melakukan perilaku yang diinginkan. Tetapi, kadang-kadang murid tidak punya kemampuan untuk melakukannya. Dalam kasus ini diperlukan shaping (pembentukan)
Shaping = mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran
Behavioral = penekanan pada pengalaman terutama penguatan dan hukuman sebagai determinan dari pembelajaran dan perilaku
Kelemahan pendekatan behavioral kontrol eksternal dominan
Direvisi oleh pendekatan kognitif sosial yang memberi ruang kontrol internal
5 Strategi untuk mengingkatkan perilaku yang diharapkan memilih penguat yang efektif membuat penguatan bersifat kontingen dan
tepat waktu memilih jadwal penguatan yang terbaik mempertimbangkan penggunaan perjanjian
(contracting) dan menggunakan penguatan negatif secara
efektif
PENDEKATAN PERILAKU KOGNITIF Membuat murid memonitor, mengelola, dan
mengatur perilaku mereka sendiri (mendorong murid agar bertang jawab atas perilaku dan pembelajaran aktif mrk sendri)
Mengubah miskonsepsi murid, memperkuat keahlian mereka dalam menangani sesuatu, meningkatkan kontrol diri, dan mendorong refleksi diri yang konstruktif. Metode instruksi diri = membantu murid mengubah apa anggapan mereka tentang diri mereka sendiri (berbicara kepada diri sendiri secara positif)
Membaca sastra : memupuk pemahaman pengalaman kemanusiaan dan kemampuan berempati
PENDEKATAN KOGNITIF DAN KOGNITIF SOSIAL Pendekatan kognitif menekankan agar murid
memonitor, mengelola, dan mengatur perilaku mereka sendiri (bukan mengontrol dari luar)
Kognitif sosial = penekanan pada interaksi faktor perilaku, lingkungan, dan orang (kognitif) sebagai determinan pembelajara(pembelajaran resiprokal)
Pembelajaran observasional melalui atensi, retensi, produksi, motivasi)
Model Resiprokal Bandura
P/KFaktor person dan kognitif
LLingkungan
PPerilaku
Contoh Model Pembelajaran
Model pembelajaran regulasi diri
1. Menentukan tujuan dan perencanaan strategis
2. Melaksanakan rencana dan memonitornya
3. Monitoring hasil dan memperbaiki strategi
4. Evaluasi dan monitoring diri
Model pembelajaran resiprokal
Model resiprokal dalam pembelajaran membaca Guru bergantian dengan murid Guru menjelaskan/ mendemonstrasikan /
mencontohkan cara menggunakan strategi dalam memahami suatu teks.
Murid diminta mendemostrasikan strategi tersebut Murid bergantian memimpin diskusi kelompok kecil Guru memberi dukungan saat siswa mempelajar. Guru secara bertahap mengurangi peran aktifnya
(scaffolding)
Menurut Bandura
Person = sikap bawaan (introvet-ekstrovet, tenang-cemas, ramah- jutek
Kognitif = strategi memahami, pemikiran, kecerdasan, ekspektasi, keyakinan
Faktor person ditekankan pada self eficacy yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hal positif.
Pembelajaran observasional efektif untuk mengajar perilaku baru (mengamati model yang kompeten)
Retensi akan meningkat jika siswa mengamti demontrasi dan contoh yang jelas
Jenis modelling berdasarkan bentuknya Modeling langsung Modeling simbolik (karakter tokoh cerita) Modelling sintetik Modelling kognitif (demonstrasi yang
dimodelkan disertai deskripsi verbal dari apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh model di hadapan siswa
Jenis modelling berdasarkan pelaku
Model teman sebaya Model guru Model orangtua Model panutan yang dihargai bersama
Proses Asimilasi dan Akomodasi
Hal Baru(benda, peristiwa, gagasan)
Mencocokkan dengan konsep yang telah dimiliki
Cocok
Tidak cocok
Penguatan
Asimilasi
Ketidak-seimbangan(Disbalance)
Akomodasi
Adaptasi (Belajar)
Cocok
transformasi
Keseimbangan(Balance)
Mengerti
Jalan buntu (tidak mengerti)
Mutiara-mutiara dalam Teori pemrosesan informasi Peranan pengetahuan/ pengalaman awal
menentukan pemahaman siswa Pemahaman bermakna perlu dibuat agar
masuk pada memori jangka panjang Pengetahuan dan pengalaman disusun
dalam pikiran manusia dalam bentuk jaringan (skemata) – skemata isi (tentang apa yang dibicaran– skemata formal (tentang cara melakukan sesuatu)
Implikasi – peta konsep (mata pelajaran yang bersifat pengetahuan, keterampilan
31
Contoh membuat peta konsep
Pramembaca/pramenulis
prosesMembaca/ menulis
Pascamembaca/Pasca
ENCODINGMemasukkan informasi ke
dalam memori
PENYIMPANANMempertahankan
informasi dari waktu ke waktu
PENGAMBILANMengambil informasi
dari gudang pengambilan
Penggalian ide+ penguatan
Draft 1Draft 2 +
dukungan bersama
Pajang/ manfaatkan
Pembelajaran Aktif (Fink)
Melibatkan pikiran, emosi, fisik Siswa sebagai subjek Belajar dengan melakukan Berorientasi kelompok Variasi model disessikan dengan kecerdasan
majemuk Multiarah Fisik kelas kondusif Daya imajinasi, dan fantasi dikembangkan
PEMBELAJARAN AKTIF
Lebih bermakna Pemahaman konsep “tahan lama” Interaksi sosial (social interaction) Menekankan pada aktivitas hands-on
dan minds-on Belajar lebih menyenangkan Lahan subur untuk membentuk
karakter siswa
Kecemasan tinggi mengganggu kemampuan murid mencapai prestasi
Strategi relaksasi bisa mengurangi kecemasan tetapi tidak meningkatkan prestasi (eccless 1989).
Strategi membantu murid yang tidak tertarik (teralineasi) dengan cara mengajar yang menyenangkan, membangun hubungan positif, membuat sekolah lebih menarik, penggunaan mentor yang lebih tua
Asosiasi Pembelajaran Aktif
Pembelajaran kontekstual (CTL) PAKEM/PAIKEM Pembelajaran berdasarkan masalah (PBL) Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) CBSA
Pembelajaran Berbasis Proyek
Mengimplementasikan determinasi personal
(memilih fokus sendiri, merencanakan cara memonitor) Proyek sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan
berisi langkah-langkah sehingga menghasilkan “produk” Kegiatan dilaksanakan jangka waktu yang relatif lama- Produk proyek bermakna bagi siswa (kumpulan puisi,
pementasan cerita, membuat pameran Mengapa begini mengapa begitu
Bagaimana bentuk pekerjaan rumah yang baik untuk murid kelas rendah?
Siswa kelas rendah PR yang menimbulkan kesukaan belajar
Menambah keterampilan studi Tugas pendek dan dapat diselesaikan
dengan cepat Jangan buat tugas yang membuat murid
stres dan tegang Berguna untuk menambah keterampilan di
kelas
Pekerjaan rumah berkaitan dengan aktivitas kelas berikutnya agar punya makna
Tugas rumah harus fokus (bukan mencari tema tetapi memilih salah satu tokoh dan menjelaskan mengapa tokoh bertindak seperti itu)
Memberi kesempatan murid melakukan pekerjaan kreatif dan mendalam
(bukan menghafal tanggal dan nama perang tetapi membuat surat fiksional kepada para tentara)
Tugas kelas tinggi (SMP dan SMA) –murid sekolah menengah lebih suka bekerja keras setelah sekolah dan mempelajari keterampilan studi yang baik
Tugas menantang Menuntut siswa mengaplikasikan pengetahuannya Sebagai alat melatih tanggung jawab (Santrok , 2004) Memberikan pedoman kepada orangtua (cara
membantu) Tugas bermakna Memantau PR
Penelitian yang mendukung model pembelajaran
Kognitif
AFEKTIF, EMOTIF, IMAJINASI
Mau merespon Mau berpartisipasi Menjadi nilai yang diinternalisasi
Model untuk KD yang bisa Siswa berkelompok mencoba sebisanya
indikator KD, guru menempelkan hasil di papan tulis dan mengelompokkan hasil pada kategori tepat, kurang tepat, salah – guru menempelkan jawaban bandingan – siswa secara kelompok mengamati dan menyimpulkan perbedaan dan ciri tiap-tiap kategori – guru menyimpulkan ciri hasil yang tepat dan kurang tepat – siswa secara mandiri mencoba menerapkan langkah pada wacana yang lain dan dinilai.
Model KD Keterampilan/ terapan
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok – wakil kelompok diajari guru langkah/ cara mencapai indikator KD- Siswa wakil mengajarkan pada anggota kelompoknya – tiap anggota mencoba menerapkan langkah mencapai indikator KD - siswa didorong membuat simpulan langkah menentukan KD dilakukan untuk guru dan beberapa siswa- siswa mencoba secara kelompok langkah yang dilakukan guru– siswa mencoba individu dengan wacana yang berbeda.
1. Observasi2. Pembentukan Interpretasi 3. Kontekstualisasi4. Penguasaan kognitif 5. Kolaborasi6. Multi-Interpretasi7. Multi-Manifestasi
Model Konstruksi Informasi (The Information Construction - ICON)
Pembelajaran
KONTEKSTUAL CTL adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
Contextual Teaching and Learning (Model Pembelajaran Kontekstual)
konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
menjadikan siswa bekerja keras dalam usaha mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang dipelajarinya.
STRATEGI CL(Berdasarkan Center of Occupational Research and Development)
Mengaitkan Belajar dalam konteks pengalaman sehari-hari
MengalamiBelajar dari pengalaman – melalui explorasi, discovery, dan invention
MengaplikasikanBelajar dengan mengaplikasikan konsep, pengalaman dan kegiatan problem solving
Bekerja samaBelajar dalam konteks saling berbagi, merespon, dan berkomunikasi antar pebelajar.
MentransferBelajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks dan situasi yang baru.
6 ELEMEN KUNCI CTL(Berdasarkan Laboratorium Pendidikan Wilayah)
Pembelajaran Bermakna Pemahaman, relevansi personal dan penilaian yang dikaitkan oleh pebelajar terhadap isi dari
apa yang dipelajari
Aplikasi Pengetahuan Kemampuan untuk melihat bagaimana materi yang telah dipelajari dapat digunakan untuk
setting dan fungsi yang berbeda di masa mendatang.
Cara Pikir yang lebih Tinggi Pebelajar diharuskan untuk menggunakan pemikiran yang kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami masalah, atau memecahkan sebuah permasalahan.
Kurikulum Standar-berkaitan Isi dari pengajaran berkaitan dengan variasi dan cakupan standar lokal, regional, nasional dan
industri.
Respon Budaya Pendidik harus mengerti dan menghormati nilai, kepercayaan dan adat istiadat pebelajar.
Penilaian otentik Penggunaan berbagai alat penilaian yang mencerminkan validitas hasil yang diharapkan dari pebelajar.
Prinsip Penerapan CTL
1. Merencanakan pembelajaran sesuai dg kewajaran perkembangan mental siswa
2. Membentuk kelompok belajar
yang saling bergantung
3. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri
4. Mempertimbangkan keragaman siswa 5. Memperhatikan multi intelegensi
siswa6. Menggunakan teknik-teknik bertanya 7. Menerapkan penilaian otentik
KOMPONEN CTL
Konstruktisme
Menemukan
Inquiry
Pemodelan
Bertanya
Masy belajar
Refleksi
Penilaian otentik
1 Kembangkan pemikiran bhw siswa akan belajar lebih bermakna dg kerja & temukan sendiri, mengkonstruksi sendiri keterampilan barunya (filosofi)
2 Laksanakan kegiatan inkuiri untuk capai kompetensi (inkuiri sgb strategi)
3 Bertanya sebagai alat belajar. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya (keahlian dasar)
4 Ciptakan masyarakat belajar. Belajar dalam kelompok (penciptaan lingkungan belajar)
5. Tunjukkan model sebagai contoh pembelajaran (benda, guru, siswa lain, karya inovasi, dll) (sbg acuan pencapaian kompetensi)
6. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan agar siswa merasa bhw hari ini mereka belajar sesuatu (langkah akhir)
7 Lakukan penilaian yang sebenarnya dg berbagai sumber dan cara
Rasakan, raba, Lihat, dengar, Asosiasikan, Rangkaikan
Amati, tuliskan, beri pendapat, hubungkan, kembangkan secara utuh, Penghargaan untuk semua yang berhasil
Amati sekitarmu, rumuskan masalah (kalimat tanya- memertanyakan) - tuliskan apa saja
Baca, petakan, hubungkan/ cari yang belum banyak
Menemukan (Inquiry) Siklus Inquiry
Observasi (Observation )
Bertanya(Questioning)
Mengajukan dugaan(Hiphotesis)
Pengumpulan Data (Data gathering)
Penyimpulan (Conclusion)
Amati, Tulis, Asosiasikan, Rangkaikan Baca, baca, baca, catat proposisi, rumuskan
masalah, simpulkan Tema yang berkaitan yang sudah ada/
masalalu, tambahkan, cari sisi lainnya Ungkapan yang sudah ada – membuat yang
berbeda
Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry)
Merumuskan masalah Mengamati atau melakukan observasi Menganalisis dan menyajikan hasil dalam
tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
Model Tradisional Model Contekstual
PERAN GURU
Pentransmisi Pengetahuan
Fasilitator, koordinator atau pembimbing untuk menemukan, mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan
PERAN SISWA
Penerima pasif pengetahuan dan informasi melalui ceramah atau teks bacaan
Terlibat aktif dalam proses pembelajaran; siswa membangun pengetahuan melalui kegiatan lingkungan kerja aktual
ALIR PEDAGOGI PENGEMBANGAN KONSEP DALAM CONTEXTUAL LEARNING
Observasi dan Diskusi
Kegiatan yang Berkaitan
Pengenalan konsep
Experimen
Pengembangan Konsep
Aplikasi Konsep.
Masalah / Pertanyaan
Kontrak Belajar 081252670462ha Usahakan tepat waktu Minimal 80% hadir Membuat respon (mencari informasi
lanjutan) Toleransi waktu 10 menit Usahakan menyerahkan tugas tepat waktu Penggantian waktu kuliah kesepakatan
dosen dan mahasiswa (ketua tingkat) – harus bisa diikuti semua mahasiswa (Syukri )
Jika tidak masuk cukup sms (dosen)
Kami mengingat mereka yang membutuhkan (murid didorong mengingat yang menderita, terluka, anggota tim penyelamat, anggota keluarga/ teman korban
Kami ingin membantu Kami menunjukkan dukungan Kami ingin mengambil hikmah Kami ingin menghargai diversitas Membantu murid merayakan kebahagiaan
bersama
Metode regulasi diri = memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan (tujuan akademik, sosioemosional)
Tujuan emosional – mengontrol kemarahan, belajar akrap dengan teman sebaya.
Ciri pembelajar regulasi diri (1) memperluas pengetahuan dan menjaga motivasi, menyadari keadaan emosi dan punya strategi untuk mengatasinya, (3) secara periodik memonitor kemajuan, (4) menyesuaikan strategi berdasarkan hasil monitor, (5) mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dengan adaptasi yang diperlukan
Strategi peningkatan self eficacy
self eficacy = keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hal positif (motivasi ut menguasai/ mot intrinsik)
Self eficacy penting mempengaruhi prestasi murid. Murid dengan self eficacy tinggi setuju saya mampu menguasai/ mengerjakan, tekun, mau mengerjakan tugas sulit. Self eficacy rendah menghindari banyak tugas belajar (khususnya yang menantang dan sulit)
Lembaran monitoring waktu studi
Tgl Tugas Wkt mulai
Selesai Konteks studi (dimana, dengan siapa, gangguan yang terjadi
Self eficacy
1 = tidak percaya diri2= cukup percaya diri3 = sangat percaya diri
Penguatan diri sendiri dengan pengamatan model Penggunaan penguatan tidak selalu
dibutuhkan. Jika murid tidak memproduksi perilaku yang diharapkan, perlu tiga jenis penguat (1) memberi imbalan pada model yang diamati, (2) memberi imbalan pada murid, dan (3) meminta murid membuat pernyataan untuk memperkuat diri sendiri dan self asessment
Empat proses kognitif untuk motivasi
1. Teori Atribusi = dalam usaha murid untuk memahami kinerja sendiri mereka termotivasi ut menemukan sebab-sebab yang mendasari
Penyebab kesuksesan/ kegagalan = kemampuan, usaha, tingkat kesulitan tugas, keberuntungan, suasana hati, bantuan/rintangan dari orang lain
Tiga dimensi atribusi kausal = lokus (persepsi murid ttg sebab kegagalan/ kesksesan bersifat eksternal/ internal, stabilitas sebab, sejauh mana dapat mengontrol sebab
2. Motivasi menguasai keahlian (mastery)
Dua tipe murid: orientasi ut menguasai dan orientasi tak berdaya
3. Perencanaan tujuan, perencanaan, dan monitoring diri. Mis: Pembelajaran regulasi diri dg penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring diri untuk mencapai tujuan. menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik , menantang, dan realistis (sesuai kemamp optimal). Mendorong cara murid mencapai tujuan scr benar
4. Self eficacy
Strategi meningkatkan Self eficacy dalam pendekatan Kognitif Sosial1. Ajarkan strategi spesifik (menyusun garis besar,
ringkasan) yang dapat memampuan untuk fokus pada tugas murid
2. Dukungan positif dari guru, orangtua, lingkungan
3. Modelling dari orang dewasa/ sebaya (murid yang selesai mengerjakan menjelaskan kepada teman lain)
4. Self eficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik , menantang, dan realistis (sesuai kemamp optimal)
5. Kombinasikan strategi training dan tujuan.
6. Beri umpan balik pada murid ttg bagaimana strategi beljr berhub dg kinerjanya
Pendekatan pemrosesan informasi
Proses mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut (proses memori dan proses berpikir)
Murid secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi dan secara bertahap pula mendapatkan pengetahuan dan keahlian secara kompleks
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI KESADARAN DIRI MURID DAPAT
MEMAMPUKAN MEREKA UNTUK BERADAPTASI DAN MENGELOLA STRATEGI DALAM BERPIKIR/ MEMECAHKAN MASALAH
MURID MENGGUNAKAN PENGETAHUAN DAN STRATEGI YANG MEREKA PELAJARI UNTUK MENYESUAIKAN RESPON PADA SITUASI PEMBELAJARAN BARU
Bagaimana merepresentasikan informasi dalam memori Teori jaringan = informasi pada memori diorganisasikan
dan dihubungkan (pengambilan informasi melibatkan fakta spesifik)
Teori skema = rekonstruksi informasi disesuaikan dengan informasi yang sudah ada di benak siswa (skema = informasi konsep, pengetahuan kejadian yang sudah eksis dalam pikiran seseorang). Skema ini mempengaruhi cara kita menyambil informasi dan memahaminya.
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI ENCODING = PROSES MEMASUKKAN INFORMASI
KE DALAM MEMORI (MENYANDIKAN INFORMASI YANG RELEVAN DAN MENGABAIKAN INFORMASI YANG TIDAK RELEVAN)
MEMORI = RETENSI INFORMASI (BAGAIMANA INFORMASI DISIMPAN SETELAH DISANDIKAN/ BAGAIMANA SISWA MENYUSUN MEMORI)
AGAR MEMORI BEKERJA MURID HARUS MENGAMBIL INFORMASI, MENYIMPANNYA, DAN KEMUDIAN MENGAMBILNYA KEMBALI UNTUK
SUATU TUJUAN
Ada 6 konsep yang berhubungan dengan enkoding yaitu atensi, pengulangan, pemrosesan mendalam, elaborasi, mengkontruksi citra, dan penataan.
Untuk mengawali proses enkoding murid harus memperhatikan informasi. Atensi adalah mengkonsentrasikan sunber daya mental. Atensi bersifat selektif karena sumber daya otak terbatas.Siswa SD butuh bantuan untuk memperhatikan dimensi yang relevan daripada yang menonjol
Strategi menghasilkan memori yang baik Repetisi = informasi perlu diulang agar
informsi lebih lama berada di memori Mengkontruksi secara bermakna bisa
mengingat lebih lama (pengulangan tidak dapat bekerja baik jika berupa pengulangan tanpa makna)
Pemrosesan yang mendalam bisa menghasilkan memori yang baik.
Kapal -- level dangkal memperhatikan huruf
Level menengah memikirkan karakteristik kata (seperti kadal) dan level mendalam informasi diproses secara semantik (memikirkan kapan terakhir naik kapal)
Elaborasi = ekstensivitas pemrosesan informasi Murid perlu menggunakan elaborasi agar memori terbantu. Mencari contoh dan bukan contoh dari kehidupan lingkunagn dan diri sendiri adalah cara terbaik untuk mengelaborasi informasi dari
Mengkontruksi citra = elaborasi informasi (disimpan sebagai kode verbal atau kode citra). Mengingat kalimat lebih mudah dilupakan daripada membuat gambaran di dalam benak untuk setiap kalimat.
Penataan = jika murid menata informasi ketika menyandikan maka
Chunking = strategi penataan dengan mengelompokkan atau mengepak informasi menjadi unit-unit
Penyimpanan
Memori sensoris = mempertahankan informasi beberapa detik (bertahan sesaat sehingga siswa informasi sensoris yang penting)
Memori jangka pendek = sekitar 30 detik kecuali jika diulangi atau diproses lebih lanjut
Memori jangka panjang = periode lama dan waktu tak terbatas ( memori deklaratifpengingatan kembali secara sadar – duduk dan merenungkan pengalamannya)
Memori episodik = kapan, dimana suatu peristiwa terjadi
Memori semantik = pengetahuan umum murid tentang dunia
Bagaimana mempresentasikan memori
Teori jaringan
Teori skema
Memori Jangka Panjang
Memori SemantikMemori episodik
Deklaratif (Eksplisit) Prosedural (implisit)
Mengambil informasi kembali
Efek posisi serial = orang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan di akhir dari suatu daftar (lebih mengingat pelajaran jumat daripada rabu) pad minggu berikutnya
Semakin banyak siswa melakukan elaborasi dalam menyandikan informasi semakin baik mereka dalam mengingat informasi (spesifitas penyandian) Asosiasi yang dibentuk dalam penyandian,
cenderung efektif untuk pengambilan kembali) Teori interferensi halangan informasi lain dalam mengambil kembali
(perlu menggunakan regency effect = item yang terakhir yang mudah diingat)
Memori yang memiliki kaitan emosional bertahan
MODEL PEMBELAJARAN DENGAN SIKLUS BELAJAR
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan mengeksplorasi berbagai sumber belajar
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
ELABORASI
memfasilitasi peserta didik untuk mengkaji lebih lanjut informasi yang ditemukan pada tahap eksplorasi
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok dan menyajikan hasilnya
KONFIRMASI
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap apa yang dihasilkan siswa melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Pembelajaran Abad ke -20
Berpusat pada guruInstruksi langsungMenekankan PengetahuanBerorientasi pada IsiBerkaitan dengan Ketrampilan dasarPenekanan pada TeoriAkademikIndividualBerlangsung di Ruang kelasPenilaian sumatifBelajar demi sekolah
Pembelajaran abad ke-21
Berpusat pada guruPembelajaran langsungMenekankan PengetahuanBerorientasi pada Isi/materiBerkaitan dengan Ketrampilan dasarPenekanan pada TeoriAkademikIndividualBerlangsung di Ruang kelasPenilaian sumatifBelajar demi sekolah
Berpusat pada siswaPembelajaran kolaboratifMenekankan ketrampilanBerorientasi pada prosesBerpikir tingkat tinggiMenekankan PraktikLife SkillsKelompokBerlangsung dalam komunitasPenilaian formatifBelajar demi hidup
A BetterA Better BalanceBalance
PENDEKATAN Konstruktivisme (Constructivism) Belajar adalah proses pencarian makna. Oleh
karena itu, belajar harus dimulai di seputar persoalan yang maknanya sedang secara aktif dicoba dikonstruksikan oleh siswa.
Makna menuntut pemahaman keseluruhan maupun bagianbagiannya. Dan bagianbagian harus dipahami dalam konteks keseluruhan. Oleh karena itu, proses belajar difokuskan pada pemahaman konsep primer, bukan pada faktafakta yang terpisahpisah.
Konstruktivisme
Pembelajaran difokuskan pada upaya membuat hubungan antar berbagai fakta dan mendorong terjadinya pemahaman baru pada diri siswa.
Strategi pembelajaran disesuaikan dengan respon siswa dan siswa didorong untuk menganalisis, menginterpretasi dan memprediksi informasi.
Guru banyak mengandalkan open-ended questions dan mendorong terjadinya banyak dialog di antara siswa.
Konstruktivisme
Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuannya dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak melalui dua cara, yaitu proses asimilasi atau akomodasi.
Konstruktivisme Piaget ke Vigotsky
Murid mengkonstruksi pengetahuan dengan mentransformasikan, mengorganisasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan dengan informasi sebelumnya
Murid mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Isi pengetahuan dipengaruhi kultur dimana murid tinggal (bahasa, keyakinan, keahlian/ keterampilan)
Dukungan guru
Piaget dan vigotsky= guru sebagai fasilitator Piaget : guru seharusnya memberi dukungan
mengeksplorasi dan mengembangkan pemahaman
Vigotsky: guru harus menciptakan banyak kesempatan untuk belajar dengan guru, teman sebaya dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama.
Menekankan pentingnya kultur dalam pembelajaran, situasi sosial/ sekitar
Mutiara-mutiara Konstruktivisme sosial Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa Pemikiran diletakkan dalam konteks sosial dan fisik
bukan pada pikiran Menciptakan pembelajaran semirip situasi riil Makna kolaboratif penting (pengetahuan dibangun
bersama) guru memantau perspektif, pemikiran, dan perasaan
murid Guru dan murid saling belajar dan mengajar Kurikulum dan isi mencerminkan minat dan kultur
mereka
Apa yang dapat dilakukan sendiri = perkembangan aktual anak
Apa yang dapat dilakukan hanya dengan pertolongan orang lain = perkembangan potensial
ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT
TUGAS DALAM ZONE INI TIDAK DAPAT DISELESAIKAN SENDIRI OLEH SISWA
Guru dan teman member konstribusi bersama1. Scaffolding= bantuan jika dibutuhkan/ disesuaikan –
guru/ teman sebaya erkolaboratif membantu siswa belajar (beri dukungan dengan jumlah yang sesuai, jangan lakukan apa yang bisa dilakukan siswa sendiri, monitor dan beri dukungan dan bantuan yang dibutuhkan)
2. Pelatihan Kognitif = pakar memperluas dan mendukung – guru memberi contoh teman lain membantu melaksanakan tugas mendorong murid untuk melakukan secara mandiri (guru memonitor kapan siap diajak ke langkah berikutnya respon tidak ada pemahaman akan diulang/ dirumuskan kembali
3. Tutoring = pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula (siswa yang lebih pandai dengan siswa lain, orang dewasa/ pakar dengan siswa). Tutoring individual efektif dalam kelas heterogen –membantu yang kurang pandai
a. Mentor/ pembantu kelas = cari orang pada komunitas yang punya keahlian – tatap muka satu per satu untuk murid yang kesulitan belajar membaca
b. Tutor sebaya = lintas usia atau sebaya. Model bermanfaat baik bagi tutor maupun teman yang dibantu
4. Kooperatif (berpasangan/ kelompok) –kerjasama dan ketergantungan kelompok harus ada antarkomunitas sekolah
Penghargaan kelompok, individu dimintai pertanggungjawaban dan diperlukan metode mengevaluasi individu. Motivasi dalam kelompok, memperbesar ketergantungan kelompok,
Kerjasama kelas, antarkelas, kerjasama sekolah, sekolahorangtua, sekolah lingkungan
Menyusun kelompok –heterogen kemampuan, heterogen etnis, team building,
Memberi peran yang berbeda agar lancar–pendorong, pemuji, penjaga, pelatih, pemimpin pertanyaan, pengecek, penguasa tugas, pencatat/peringkas, pemikir, kapten tenang, monitor bahan (suplier)
Dalam pandangan konstruktivisme “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan “seberapa banyak” siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Tugas Guru adalah memfasilitasi dengan:1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan
relevan bagi siswa2. Memberi kesempatan siswa menemukan
dan menerapkan idenya sendiri3. Menyadarkan siswa agar menerapkan
strategi mereka sendiri dalam belajar
Mengapa Konstruktivisme?
Lebih bermakna Pembelajaran tidak sia-sia Interaksi sosial (social interaction) Membuat masuk akal (sense making) Pengetahuan dikonstruksikan dari
pengalaman Menekankan pada aktivitas hands-on
dan minds-on
• Mengajukan masalah-masalah yang relevan dengan siswa
• Struktur pembelajaran berkisar pada konsep-konsep utama.
• Mencari dan menilai pemikiran siswa• Menyesuaikan kurikulum dengan pemikiran
dan perkembangan siswa• Menilai proses belajar siswa dalam konteks
pengajaran
PRINSIP-PRINSIP IMPLEMENTASI KONSTRUKTIVISME DI DALAM
KELAS
1. Siklus pembelajaran Guru mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan dan hipotesis dari tugas materi. Guru fokus pada pertanyaan siswa dan
membantu mereka membuat hipotesis dan desain eksperimen.
Aplikasi konsep
Tiga Model Desain Konstruktivis
• Mengembangkan sebuah situasi bagi siswa untuk menjelaskan proses pemilihan pengelompokan materi dan siswa.
• Membangun sebuah jembatan antara apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang akan mereka pelajari
• Mengantisipasi pertanyan dengan bertanya dan menjawab tanpa memberikan penjelasan
• Mendorong siswa untuk menunukkan catatan pemikiran mereka dengan saling berbagai sesama siswa.
• Mengumpulkan refleksi siswa tentang apa yang mereka pelajari
2. Pembelajaran Konstruktivis oleh George W. Gagnon Jr., and Michelle Collay
Problem-based Learning – melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah yang mengintegrasikan kemampuan dan konsep dari berbagai bidang (Moffitt 2001)Cooperative Learning – mengorganisasikan pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran (Holubec 2001)Project-based Learning – menekankan pada konsepkonsep utama dan prinsipprinsip disiplin, melibatkan siswa dalam investigasi penyelesaian masalah dan tugastugas lain (Buck Institute for Education 2001)Service Learning – memberikan aplikasi praktis dari pengetahuan dan keterampilan yang baru diperoleh yang dibutuhkan dalam masyarakat melalui projek dan berbagai kegiatan (McPherson 2001)Work-based Learning – tempat kerja, modifikasi serupa tempat kerja, dan kegiatan diintegrasikan dengan isi kelas (Smith 2001)
BEBERAPA STRATEGI untuk MENGIMPLEMENTASIKAN CL