Container Dry Port

11

Click here to load reader

description

Dry Port merupakan salah satu bentuk dari transportasi multimoda. Saat ini dry port sudah diterapkan di beberapa lokasi di Indonesia antara lain Jember dan Bandung. Diharapkan konsep dry port dapat menjawab kebutuhan akan sistem transportasi yang terpadu

Transcript of Container Dry Port

Page 1: Container Dry Port

Container DryPort

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

Program Studi Transportasi Laut & Logistik

Jurusan Teknik Perkapalan

Fakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Page 2: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

2

Pendahuluan

Peran transportasi bagi kelangsungan perekonomian sebuah wilayah (negara, provinsi,

kota) sangatlah penting. Sebuah sistem transportasi yang terpadu, efisien, dengan biaya

rendah akan ikut membantu kelangsungan perekonomian negara tersebut. Secara umum

moda transportasi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu angkutan darat, angkutan laut, angkutan

udara, dan angkutan kereta api. Setiap moda transportasi tersebut tidak dapat bekerja

sendiri – sendiri. Setiap moda merupakan mata rantai yang harus terorganisir dalam suatu

sistem transportasi.

Kondisi transportasi suatu negara biasanya sebanding dengan kemajuan negara tersebut.

Negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara – negara Eropa

umumnya sudah memiliki sistem transportasi yang baik. Sebaliknya juga bagi negara

berkembang seperti Indonesia, pengelolaan sistem transportasi juga masih belum baik.

Secara umum masalah – masalah yang ada pada sistem transportasi di Indonesia adalah

sebagai berikut

Masalah transportasi di Indonesia :

1. Mahalnya biaya transportasi

Penekanan biaya produksi merupakan sasaran utama industri agar bisa bersaing

dipasar dunia, termasuk didalamnya biaya logistik. Biaya logistik di Indonesia

termasuk sangat mahal kalau dibanding dengan negara-negara ASIA lainnya. Di

Indonesia biaya logistic mencapai 14,08 persen dari harga produksi suatu barang..

Bandingkan dengan Jepang yang hanya 4,88 persen. Tentunya angka tersebut

merupakan angka yang sangat tinggi

2. Pengiriman barang yang tidak tepat waktu

Keterlambatan merupakan hal sudah biasa di Indonesia. Selain kurangnya

kedisiplinan waktu oleh SDM yang ada, pengiriman yang tidak tepat waktu juga

dikarenakan faktor – faktor lain seperti kongesti pelabuhan, bencana misalnya banjir,

cuaca buruk

3. Banyaknya pungutan liar

Page 3: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

3

Pungutan liar tentunya akan membuat biaya transportasi menjadi lebih besar.

Pungutan yang ada mulai dari Bea Cukai, Pelindo, Adpel, dan preman – preman

yang teroganisir oleh aparat. Pemberantasan pungutan liar juga tidak dapat dengan

mudah diberantas, karena biasanya pungutan liar di-backup oleh ‘orang dalam’.

4. Birokrasi logistik yang lama dan berbelit

Birokrasi didalam pelaksanaan logistik di Indonesia sangat tinggi, seperti ditunjukkan

dalam grafik berikut. Dalam grafik ditunjukkan bahwa di Singapura hanya dibutuhkan

satu hari, sedangkan di Indonesia 7 hari, sehingga jelas disini banyak hal yang masih

bisa dilakukan untuk mempercepat waktu penyelesaian. Lamanya proses birokrasi

tersebut tentunya membuat system transportasi kita menjadi lebih buruk dan

semakin tertinggal dari negara – negara lain.

5. Infrastruktur yang tidak memadai

Infrastruktur di sini yang paling tidak memadai adalah jalan raya. Tidak adanya jalan

khusus untuk kendaraan pengangkut barang seperti truck container, membuat truck

– truck container berbobot puluhan ton harus berbagi jalan dengan kendaraan –

kendaraan kecil lainnya seperti mobil dan sepeda motor. Yang terjadi adalah jalan –

jalan tersebut akan cepat rusak dan akhirnya membuat pengiriman barang menjadi

tidak lancer. Kondisi yang lebih parah terjadi di luar pulau Jawa seperti pulau

Sumatra dan pulau Kalimantan. Truk – truk container harus melewati jalanan di

hutan yang tidak beraspal, dan jalan – jalan tersebut akan berubah menjadi

kubangan lumpur pada musim hujan.

Page 4: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

4

Pembahasan

Multimoda : Apa itu?

Multimoda adalah pengangkutan barang dengan paling

sedikit dua jenis (moda) transportasi yang berbeda,

berdasarkan satu kontrak transportasi multimoda, dari

satu tempat dalam suatu negara dimana tanggung

jawab atas barang tersebut diambil alih oleh multimoda

transport operator (MTO) ke suatu tempat di negara lain

yang telah ditetapkan untuk penyerahan barang

dimaksud.

Container dry port

Container dry port merupakan salah satu jenis dari multimoda. Pada konsep container dry

port, pengangkutan container dari dari daerah pengiriman (kawasan industri, pabrik, depo

container) ke pelabuhan yang semula diangkut menggunakan truk container, digantikan oleh

kereta api khusus pengangkut container. Dengan system container dry port, semua proses

pengepakan (stuffing), penyelesaian dokumen, dan pembayaran dipusatkan. Hasilnya

adalah percepatan proses dan juga kemudahan birokrasi. Manfaat dari semua itu tentunya

adalah pengurangan biaya transportasi.

Page 5: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

5

Sistem Konvensional

Dry Port

Page 6: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

6

Tabel perbandingan Sistem Konvensional dengan Dry Port

Sistem Konvensional Sistem Dry Port

Moda transportasi Truk container Kereta Api

Biaya Rp. 18.000 / TEU / km Rp. 11.000 / TEU / km

Ketepatan waktu Lebih sulit diprediksi Lebih terprediksi

Waktu pengiriman Lebih lama Lebih cepat

Cargo Handling Lebih cepat Adanya kemungkinan double

handling

Page 7: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

7

Keuntungan dry port :

1. Meningkatkan produktivitas pelabuhan

Dry port memungkinkan arus keluar – masuk container dari dan ke dalam pelabuhan

menjadi lebih lancer. Hal tersebut tentunya akan membuat port time kapal menjadi

lebih berkurang. Port time kapal yang berkurang tentunya akan membuat proses

bongkar muat kapal menjadi lebih cepat dan efisien. Itu artinya kapasitas dan

produktivitas pelabuhan juga meningkat

2. Mengurangi kongesti di pelabuhan

Seringkali terjadi kongesti di pelabuhan karena banyaknya container yang tertumpuk

di pelabuhan. Kongesti ini biasanya terjadi karena container tidak bisa keluar dari

pelabuhan, misalnya karena jalan banjir. Karena banjir tersebut, jalan raya menjadi

macet, sehingga proses keluar – masuk container ke pelabuhan terhambat. Bahkan

seperti yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, warga sekitar pelabuhan menutup

akses jalan keluar – masuk pelabuhan karena jalan tersebut terendam banjir. Hal

tersebut tentunya menyebabkan arus keluar – masuk container dari dan ke dalam

pelabuhan menjadi terhambat.

3. Mengurangi kemacetan di jalan raya

Truk – truk container yang melintasi jalan raya seringkali membuat kemacetan,

karena memang truk – truk tersebut berjalan dengan kecepatan rendah. Belum lagi

bila terjadi banjir. Dengan konsep dry port, pengangkutan container dialihkan ke

kereta api. Hal tersebut tentunya membuat volume kendaraan di jalan raya juga

berkurang.

4. Mengurangi resiko kecelakaan di jalan raya

Truk – truk container juga merupakan salah satu penyebab kecelakaan di jalan raya.

Tidak tersedianya jalan atau jalur khusus truk container menyebabkan truk container

harus berbagi jalan dengan kendaraan – kendaraan kecil lainnya, seperti mobil,

sepeda motor, becak, dll.

5. Mengurangi biaya perbaikan jalan raya

Biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan jalan sangatlah besar, terutama untuk

jalan – jalan yang setiap harinya dilewati truk – truk container bermuatan puluhan

Page 8: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

8

ton. Ditambah lagi kebijakan Menteri Perhubungan per 1 Januari 2009 yang tidak

menolerir lagi muatan overload truk – truk yang melintas di jalan raya.

6. Mengurangi polusi udara

Apabila kita dapat menggantikan 30 truk container dengan 1 rangkaian kereta api

container tentunya polusi udara yang dapat dikurangi sangatlah banyak. Konsep dry

port dapat mengurangi emisi gas buang (CO2) sampai 25 % . Hal ini sekaligus

menjawab kebutuhan transportasi yang ramah lingkungan.

Kendala :

1. Biaya investasi yang mahal (pembangunan rel, pembebasan lahan)

Biaya untuk membangun system dry port memang tidak sedikit. Biaya investasi

terbesar biasanya adalah pembangunan rel kereta api dan pembebasan lahan. Hal

tersebut biasanya dapat diatasi dengan menggunakan jaringan rel kereta api yang

sudah ada, tinggal menyambungkan rel kereta api ke daerah – daerah yang menjadi

jalur kereta container

2. Pengoperasian kereta api yang belum baik.

Tidak bisa dipungkiri pengelolaan kereta api oleh PT. KAI (satu – satunya operator

kereta api di Indonesia) masih belum baik. Sudah sering terdengar kecelakaan

kereta api, keterlambatan kereta api. Namun kabarnya Departemen Perhubungan

berniat menghapus monopoli PT.KAI dengan membuka kesempatan kepada pihak

swasta untuk menjadi operator kereta api. Masuknya pihak swasta sebagai operator

kereta api diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kereta api. Kualitas

pelayanan kereta api yang baik tentunya akan mendukung jalannya sistem dry port.

3. Kemungkinan adanya double handling

Double handling dapat terjadi apabila letak pengirim barang jauh dari lokasi dry port.

Adanya double handling karena sebelum muatan diangkut menggunakan kereta api,

sebelumnya harus diangkut oleh truk container.

Urutannya sebagai berikut :

a. Truk container mengambil container di dry port. Setelah itu kembali ke pabrik /

daerah asal muatan

b. Muatan dimasukkan ke dalam container. Truk container kembali lagi ke dry port.

c. Muatan dipindahkan dari truk container ke kereta api container.Di sini terjadi

perpindahan muatan yang pertama

Page 9: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

9

d. Kereta api container berangkat ke pelabuhan

e. Di pelabuhan container dipindahkan dari kereta api container ke dalam kapal

container. Di sini terjadi perpindahan muatan yang kedua,

Double handling ini dapat dicegah dengan membangun dry port yang dekat dengan

asal muatan. Misalnya membangun dry port di dalam kawasan industry, sehingga

barang yang diproduksi dari industry tersebut langsung dimasukkan ke dalam kereta

api container

Page 10: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

10

Page 11: Container Dry Port

Tugas Pemodelan Transportasi

Container Dry Port

Ariston Yoga Pradhana

4106 100 058

11

Penutup

Kesimpulan :

1. Dry Port dapat digunakan untuk mengatasi masalah transportasi di Indonesia

2. Diperlukan koordinasi instansi terkait agar konsep dry port ini dapat berjalan

( Pelabuhan, PT. KAI, Dephub)

Daftar Pustaka

ekonomitransportasi.blogspot.com

Estrada, Mr. Jose-Luis. “Inland Port / Dry Port Logistics Port”. Commisioner for the Port

Expansions Works, Port de Barcelona, Spain

Gurning, Saut. “Analisa Komparasi Orientasi Barang Pelabuhan Tanjung Perak Pasca

Lumpur Sidoarjo”. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK – ITS

Roso, Violeta. “Emergence and Significance of Dry Ports”. Division of Logistics and

Transportation, Chalmers, Sweden

wikipedia.com