Colostomy Askep

43
ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI Disusun guna memenuhi tugas Blok Sistem Pencernaan Semester IV Dosen Pengampu: Ely Isnaeni, S.Kep. M.Kes 1) Lia Kristia (10210012) 2) Micke Dini Nur (10210013) 3) Miranti Kusuma .W (10210014) 4) Moh. Defri .M (10210015) 5) Ninda Mulya Ike (10210016) 6) Nurhayati (10210017) 7) Gerson Adi .S (10210031) PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN 1

Transcript of Colostomy Askep

Page 1: Colostomy Askep

ASUHAN KEPERAWATAN KOLOSTOMI

Disusun guna memenuhi tugas Blok Sistem Pencernaan Semester IV

Dosen Pengampu:

Ely Isnaeni, S.Kep. M.Kes

1) Lia Kristia (10210012)

2) Micke Dini Nur (10210013)

3) Miranti Kusuma .W (10210014)

4) Moh. Defri .M (10210015)

5) Ninda Mulya Ike (10210016)

6) Nurhayati (10210017)

7) Gerson Adi .S (10210031)

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN 2012

1

Page 2: Colostomy Askep

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-

Nya yang melimpah, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul,

“PEMERIKSAAN FISIK DIGESTIVE SISTEM“ dapat diselesaikan tepat waktu.

Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari beberapa pihak, oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih.

Demikian ucapan terima kasih penulis. Penulis sangat menantikan kritik dan

saran yang membangun bagi kemajuan tugas ini. Terima kasih.

Kediri, 17 Februari 2012

Penulis.

2

Page 3: Colostomy Askep

DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Umum 4

1.4 Tujuan Khusus 4

Bab II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian 5

2.2 Indikasi 6

2.3 Komplikasi 7

2.4 Konsep Keperawatan Pra Dan Pasca Operatif 12

Bab III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan 27

DAFTAR PUSTAKA 28

3

Page 4: Colostomy Askep

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah.

(Keperawatan Medical Bedah, Brunner & Suddart hal 1127).

Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar

dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran

dari tubuh. (Evelyn. 2010)

Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara.

(Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges hal 486).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil

dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa pengertian dari kolostomi?

1.2.2 Apa saja indikasinya?

1.2.3 Apa saja komplikasi dari kolostomi?

1.2.4 Bagaimana konsep keperawatan pra dan pasca operatif?

1.3 Tujuan Umum

Tujuan umum dari makalah ini agar mahasiswa S-1 Keperawatan mengerti

tentang kolostomi dan dapat menjelaskan kepada masyarakat nantinya.

1.4 Tujuan Khusus

1.4.1 Untuk mengetahui dengan jelas pengertian dari kolostomi.

1.4.2 Untuk mengetahui dengan jelas indikasi dari kolostomi.

1.4.3 Untuk mengetahui dengan jelas komplikasi dari kolostomi.

1.4.4 Untuk mengetahui dengan jelas konsep keperawatan pra dan pasca

operatif.

4

Page 5: Colostomy Askep

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Colostomy adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah.

(Keperawatan Medical Bedah, Brunner & Suddart hal 1127).

Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus besar

dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan feses atau kotoran

dari tubuh.

Colostomy adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau sementara.

(Rencana Asuhan Keperawatan, Doenges hal 486)

Deskripsi tindakan

Colostomy bisa dibuat sementara atau permanen.

Colostomy sementara / temporer dibuat untuk diversi feses oleh karena

trauma atau penyakit pada sebagian usus besar sehingga memungkinkan

untuk istirahat dan sembuh.

Colostomy yang permanen dikerjakan bila dibagian ujung usus (usus yang

paling jauh jaraknya) harus diangkat atau tersumbat dan tidak dapat dilakukan

operasi.

Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan yaitu :

1. End colostomy: Fungsi ujung akhir dari usus dibawa keluar ke

permukaan perut, pembuatan stoma dilakukan dengan membalik usus

dan dijahitkan kekulit, permukaan stoma biasanya tampak lembab dan

berwarna merah muda. Bagian distal dari usus besar diangkat atau

ditutup dengan dijahit dan ditinggalkan didalam perut. End colostomy

biasanya adalah stoma yang permanen, ini biasanya disebabkan oleh

karena trauma, kanker atau penyakit yang lain.

2. Double – barrel colostomy: Colostomy ini termasuk pembuatan dua

stoma yang terpisah di dinding perut. Stoma yang proksimal adalah

stoma yang berfungsi mengeluarkan kotoran dan berhubungan dengan

saluran pencernaan bagian atas. Stoma yang distal berhubungan dengan

rectum dan disebut mucous fistula, mengalirkan sedikit material lendir.

5

Page 6: Colostomy Askep

Stoma ini sering merupakan stoma yang temporer yang dibuat untuk

mengistirahatkan sebagian dari usus dan nantinya ditutup.

3. Loop colostomy: Colostomy ini dibuat dengan membawa lengkungan

usus besar (loop of bowel) melalui sebuah sayatan di dinding perut.

Lengkungan usus ditahan dengan diluar dinding perut dengan sebuah

batang plastik yang diselipkan dibawahnya. Sebuah sayatan dibuat di

usus sehingga memungkinkan aliran kotoran melewati colostomy.

Tangkai penahan diangkat (diambil) setelah kira-kira 7-10 hari setelah

pembedahan, bila telah sembuh maka usus tidak akan tertarik kedalam

perut. Loop colostomy paling sering adalah untuk stoma yang temporer

yang berguna untuk diversi kotoran agar tidak melewati daerah usus

yang obstruksi atau adanya sepsis pelvis karena kanker usus,

diverticulitis, trauma kolorektal, trauma radiasi atau komplikasi

penyakit peradangan usus besar. Dapat pula digunakan untuk proteksi

sambungan koloanal atau adanya fistula.

Berdasarkan letaknya:

1. Colostomy acending pada perut kanan

2. Colostomy transversal pada perut tengah atas

3. Colostomy sigmoid / desenden pada perut kiri

2.2 Indikasi

Kanker

Obstruksi

Penyakit peradangan usus

Divertikulum yang pecah

Iskemia usus

Trauma

2.3 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan colostomy adalah sebagai

berikut:

6

Page 7: Colostomy Askep

Penempatan letak stoma yang tidak tepat. Dimana disini mengakibatkan

pemakaian stoma bag menjadi sulit akan cenderung menjadi bocor sehingga

merusak kulit, ini akan menghalangi aktivitas sehari-hari.

Nekrosis dan retraksi stoma Vaskularisasi yang tidak memadai pada stoma

akan segera mengakibatkan iskemia atau nekrosis segera setelah operasi,

perkembangan nekrosis harus segera dievaluasi dan ditentukan perluasannya.

Bila nekrosis hanya terjadi pada bagian permukaan serosa tidak perlu

dilakukan tindakan segera, mungkin jaringan yang nekrotik akan mengelupas

atau perlu debridement. Bila nekrosis meluas hingga dibawah fasia maka

perlu segera dilakukan laparatomy untuk mencegah terjadinya peritonitis.

Mobilisasi yang tidak memadai dari mesentrium atau fiksasi yang jelek dari

stoma ke kulit atau fasia mengakibatkan retraksi dari stoma, biasanya pada

masa awal periode operasi. Retraksi dibawah fasia memerlukan tindakan

segera untuk mencegah peritonitis. Retraksi diatas fasia tidak memerlukan

tindakan intervensi segera. Ini biasanya akibat pemasangan stoma bag /

appliance yang jelek.

Kerusakan kulit: Pengotoran cairan produk stoma dikulit sekitar stoma

mengakibatkan kulit maserasi dan rusak. Hal ini lebih sering terjadi pada

ileostomi dimana produk stomanya cair dan mengandung zat proteolitik dari

enzim pancreas, hal ini bisa pula terjadi pada colostomy di proksimal dari

pleksura lienalis atau pada kolostomi yang diare. Biasanya terjadi oleh karena

pemasangan stoma bag/appliance yang jelek sehingga bocor. Kerusakan kulit

mungkin juga terjadi oleh karena folikulitis peristomal, dermatitis

kontak/alergi. Produk ileostomi yang tinggi, penyakit crohn’s yang kambuh,

obstruksi parsial usus halus, sepsis intra abdominal stenosis soma dan gastro

enteritis juga berperan terhadap kejadian kerusakan kulit. Ekskoriasi kulit

harus ditangani dengan pemasangan stoma bag/appliance yang baik untuk

mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. Dianjurkan untuk konsultasi pada

stomal terapis khususnya pada kerusakan kulit yang berat. Bila konstruksi

stoma yang tidak baik dan perawatan enterostomal yang intensif tidak

membaik maka diperlukan tindakan pembedahan untuk merekonstruksi stoma

tersebut. Perhatian harus diberikan pada ileostomi dengan produk tinggi

dengan menggunakan obat-obat anti diare, manipulasi dengan diet serta

penggantian cairan dan elektrolit.

Striktura stoma: Walaupun striktura stoma merupakan komplikasi yang terjadi

kemudian, ini biasanya terjadi karena perkembangan serositis segera setelah

periode operasi. Paling sering disebabkan oleh nekrosis dan retraksi yang

mengakibatkan lepasnya jahitan mukokutaneus sehingga serosa menjadi

7

Page 8: Colostomy Askep

terpapar dan akibatnya terjadi serositis. Dilatasi stoma biasanya tidak efektif,

diperlukan tindakan eksisi kulit dan skar dan menjahit ulang mukosa intestinal

ke kulit untuk membuat lubang stoma yang memadai.

Prolap stoma: Biasanya terjadi pada saat konstruksi stoma usus dalam

keadaan dilatasi atau edema. Lubang stoma dibuat terlalu besar dan setelah itu

usus mengecil menjadi normal kembali ukurannya. Bila kasusnya colostomy

yang temporer maka diperlukan tindakan definitif menyambung usus.

Bilamana stomanya permanen maka konversi loop colostomy ke end

colostomy dengan mucous fistule pada tempat yang baru sangat membantu.

Tetapi pada prolaps kolostomi yang berlebihan perlu didiskusikan reseksi

pada bagian yang berlebihan tersebut dan merekonstruksi stomanya.

Hernia para stomal: Hernia parastomal merupakan problem paling sering yang

memerlukan tindakan koreksi pembedahan berkenaan dengan konstruksi

kolostomi. Komplikasi ini terjadi mungkin karena pembuatan lubang stoma

yang terlalu besar atau peletakkan stoma diluar muskulus rektus. Indikasi

tindakan koreksinya adalah adanya gejala obstruksi, nyeri para stomal,

kesulitan perawatan stoma atau pemasangan stoma bag / appliance. Relokasi

stoma dan penutupan defek hernia adalah tindakan yang paling efektif.

2.4 Konsep Keperawatan Pra Dan Pasca Operatif

Pasien yang memerlukan colostomy pada pra operasi dapat dimunculkan

intervensi keperawatan sebagai berikut yaitu :

Dukungan psikososial :

o Pasien yang di diagnosis kanker kolon / rectum memerlukan

colostomy permanen dan merasa sedih akibat di diagnosa penyakit

dan rencana pembedahan begitu juga yang menjalani colostomy

sementara dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah yang

serupa dengan individu.

o Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan dengan

memberikan informasi actual tentang prosedur pembedahan dan

pembentukan serta penatalaksanaan ostomi.

o Berikan pasien kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

o Semua anggota tim kesehatan, termasuk perawat terapi

enterostomal dan keluarga harus ada di samping pasien untuk

memberikan bantuan dan dukungan.

8

Page 9: Colostomy Askep

o Berdiskusi dengan individu yang berhasil menghadapi kolostomy

sering membantu pasien.

o Menunjukkan sikap kompeten yang meningkatkan percaya diri dan

kerjasama. Konsultasi dengan ahli terapi enterostoma selama

periode praoperatif sangat membantu.

WOC

9

Kanker obstruksi, peradangan divertikulosis kronis, iskemia usus(trauma)

Feses tidak dpt nekrosis pd struktur abses perikolik nekrosis jar.

dikeluarkan jar. Usus

Feses lunak dan berlendir

obstruksi usus

pean volume cairan

Nutrisi < keb.Tubuh

gangg.citra tubuh

pe↑an tek.intra abdomen

Iritasi kimiawi pda kulit

Operasi Colostomy Nyeri (akut)

Gangg.intregritas kulit

Resiko infeksiGangg.pola

tidur

disfungsi seksual

komplikasi

Kurangnya pengetahuan

Page 10: Colostomy Askep

Dari WOC di atas dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan yang

mungkin muncul pada pasien yang telah dilakukan colostomy adalah sebagai berikut:

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit

2) Gangguan citra tubuh

3) Nyeri (akut)

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

6) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual

7) Gangguan pola tidur

8) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare

9) Kurang pengetahuan

10) Risiko terhadap infeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi dari cairan

yang keluar pada kulit yang terkena

2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus

eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma

didaerah abdomen.

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap

pembedahan

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi

cairan misal: kehilangan fungsi kolon

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

pembatasan masukan secara medik

6) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh;

reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang

respons dari orang terdekat

10

Page 11: Colostomy Askep

7) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran

kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran

kantong

8) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon

sigmoid atau desenden

9) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi;

kurang mengingat

10) Risiko terhadap infeksi b/d sisi masuknya organisme sekunder terhadap

pembedahan

INTERVENSI

Pada tahap ini diawali dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan yang

dibuat dengan mengambil acuan pada rencana asuhan keperawatan, Doenges yaitu

sebagai berikut: :

1) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi dari cairan

yang keluar pada kulit yang terkena

2) Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus

eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma

didaerah abdomen.

3) Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap

pembedahan

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi

cairan misal: kehilangan fungsi kolon

5) Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

pembatasan masukan secara medik

6) Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran

kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran

kantong

7) Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon

sigmoid atau desenden

11

Page 12: Colostomy Askep

8) Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh;

reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang

respons dari orang terdekat

9) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan; kesalahan interpretasi informasi;

kurang mengingat

10) Risiko terhadap infeksi b/d sisi masuknya organisme sekunder terhadap

pembedahan

Adapun Rencana Perawatan Yang Dapat Dilakukan Adalah : (Doengoes. 2000)

1. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d iritasi kimiawi dari cairan

yang keluar pada kulit yang terkena.

a. Tujuan: dapat mempertahankan integritas kulit

b. Kriteria hasil : pasien dapat mengidentifikasi factor risiko individu,

menunjukkan perilaku / tehnik peningkatan penyembuhan / mencegah

kerusakan kulit.

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Lihat stoma / area kulit peristomal pada tiap penggantian

kantong. Bersihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi,

kemerahan

ii. Ukur stoma secara periodic mis: tiap perubahan kantong

selama 6 minggu pertama, kmd sekali sebulan selama 6 bulan

iii. Yakinkan bahwa lubang pada bagian belakang kantung

berperekat sedikit lebih besar ⅛ ukuran stoma dengan perekat

adekuat menempel pada kantong

iv. Berikan pelindung kulit yang efektif

v. Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi dengan rutin,

gunakan alat yang tepat

vi. Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong dengan

perlahan. Lakukan pengangkatan kantong sesuai indikasi,

kemudian cuci dengan baik

vii. Selidiki keluhan rasa terbakar atau gatal atau melepuh disekitar

stoma.

12

Page 13: Colostomy Askep

viii. Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantung

Rasional:

Konsul dengan ahli terapi atau enterostomal 1.Memantau proses

penyembuhan / keefektifan alat dan mengidentifikasi masalah pada area,

kebutuhan intervensi lebih lanjut. Mempertahankan kebersihan

membantu pencegahan kerusakan kulit

Sesuai dengan penyembuhan edema pascaoperasi (slama 6 mgg

pertama) ukuran kantong yang dipakai harus tepat sehingga feses

terkumpul sesuai aliran dari ostomi dan kontak dengan kulit dicegah

Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit

periostomal. Perekatan area yang adekuat penting untuk

mempertahankan cincin kantong bila terlalu kencang menyebabkan

iritasi kulit saat pengangkatan kantong

Melindungi kulit dari perekat kantong dan memudahkan pengangkatan

kantong bila perlu

Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat tidak

hanya menghilangkan bakteri dan menyebabkan kantong menjadi bau

Mencegah iritasi jaringan / kerusakan sehubungan dengan penarikan

kantong

Indikasi kebocoran feses dengan iritasi periostomal memerlukan

intervensi

Memberikan kesempatan untuk pemecahan masalah dan menentukan

kebutuhan intervensi lebih lanjut

Membantu pemilihan produk yang tepat untuk kebutuhan penyembuhan

pasien.

2. Gangguan citra tubuh b/d biofisikal : adanya stoma; kehilangan kontrol usus

eliminasi dan psikososial : gangguan struktur tubuh d/d adanya kantong stoma

didaerah abdomen.

a. Tujuan: menyatakan penerimaan diri sesuai situasi

b. Kriteria hasil :- Menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga

diri yang negative Menunjukkan penerimaan dengan melihat /

menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam perawatan diri

13

Page 14: Colostomy Askep

Menyatakan perasaan tentang stoma / penyakit

Mulai menerima situasi secara konstruktif

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan atau

ostomi perlu untuk didiskusikan

ii. Dorong pasien / orang terdekat untuk menyatakan perasaan

tentang ostomi

iii. Kaji ulang alasan untuk pembedahan dan harapan masa datang

iv. Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan,

manipulasi / tidak terlibat pada perawatan

v. Berikan kesempatan pasien untuk menerima ostomi melalui

partisipasi pada perawatan diri

vi. Rencanakan / jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

vii. Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan

viii. Diskusikan kemungkinan kontak dengan ostomi dan buat

perjanjian untuk kunjungan bila diperlukan

Rasional:

Memberikan informasi ttg tingkat pengetahuan pasien / orang terdekat

terhadap pengetahuan ttg situasi pasien dan proses penerimaan

Membantu pasien utk menyadari perasaannya tidak biasa, perasaan

bersalah

Pasien dapat menerimanya ini lebih mudah bahwa ostomi dilakukan

untuk memperbaiki penyakit kronis / jangka panjang daripada sebagai

cedera traumatic meskipun ostomi hanya sementara

Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut

dan terapi lebih ketat

Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki

kepercayaan diri dan penerimaan situasi

Meningkatkan rasa control dan meningkatkan harga diri

14

Page 15: Colostomy Askep

Bantu pasien/orang terdekat utk menerima perubahan tubuh, merasakan

baik ttg diri sendiri

Dapat memberikan system pendukung yang baik. Memudahkan

penerimaan perubahan sesuai dengan kesadaran pasien akan hidup harus

berjalan terus dan dapat menjadi relatif normal

3. Nyeri (akut) b/d trauma jaringan dan spasme otot sekunder terhadap

pembedahan

a. Tujuan: menyatakan nyeri hilang / terkontrol

b. Kriteria hasil : menunjukkan nyeri hilang mampu tidur/istirahat

dengan tepat menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan

kenyamanan umum sesuai indikasi siuasi individu

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala0-10)

ii. Dorong pasien untuk menyatakan masalah, memberikan

dukungan dengan penerimaan, mengingat pasien dan

memberikan informasi yang tepat

iii. Berikan tindakan kenyamanan. Yakinkan pasien bahwa

perubahan posisi tidak akan mencederai stoma

iv. Dorong penggunaan tehnik relaksasi mis : bimbingan

imajinasi. Berikan aktivitas senggang

v. Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi

dini. Hindari posisi duduk lama

vi. Selidiki dan laporkan adanya kekakuan otot abdominal, kehati-

hatian yang tak disengaja dan nyeri tekan

vii. Berikan obat sesuai indikasi mis: analgetik

viii. Berikan rendam duduk

Rasional:

Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan membantu

dalam menentukan pilihan atau keefektifan intervensi

15

Page 16: Colostomy Askep

Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping

Mencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan.

Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping

Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan

kembali perhatian sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan

Menurunkan kekakuan otot /sendi. Ambulasi mengembalikan organ

keposisi normal dan meningkatkan kembalinya fungsi ketingkat normal

Diduga inflamasi peritoneal yang memerlukan intervensi medic cepat

Menurunkan nyeri dan juga meningkatkan kenyamanan

Menurunkan ketidaknyamanan local, menurunkan edema dan

meningkatkan penyembuhan luka perineal

4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d gangguan absorpsi

cairan misal: kehilangan fungsi kolon

a. Tujuan : dapat mempertahankan hidrasi adekuat

b. Kriteria hasil : membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian

kapiler baik, tanda vital stabil

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair.

Timbang BB tiap hari

ii. Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, takikardia. Evaluasi

turgor kulit, pengisian kapiler dan membrane mukosa

iii. Awasi hasil lab mis: Ht dan elektrolit

iv. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasi 1.Memberikan

indicator langsung keseimbangan cairan.

v. Menunjukkan status hidrasi / kemungkinan kebutuhan untuk

peningkatan penggantian cairan

16

Page 17: Colostomy Askep

vi. Mendeteksi homeostatis atau ketidakseimbangan dan

membantu menentukan kebutuhan penggantian

vii. Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jaringan

adekuat / fungsi organ

5. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

pembatasan masukan secara medik

a. Tujuan : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi /

membatasi gangguan GI

b. Kriteria hasil : dapat mempertahankan BB / menunjukkan peningkatan

BB bertahap sesuai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas

tanda –tanda malnutrisi

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama

ii. Auskultasi bising usus

iii. Mulai dengan makanan cair perlahan

iv. Konsul dengan ahli diet

v. Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila

masukan oral dimulai

vi. Berikan makanan enteral atau parenteral bila diindikasikan

Rasional:

Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih

intervensi

Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai makan

lagi

Menurunkan insiden kram abdomen, mual

17

Page 18: Colostomy Askep

Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan

pencernaan dan fungsi usus

Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6-8 minggu pertama

Pada kelemahan atau tidak toleran pada masukan peroral,

hiperparalimentasi digunakan untuk menambah kebutuhan komponen

pada penyembuhan dan mencegah suatu katabolisme

6. Gangguan pola tidur b/d factor internal : stress psikologis, takut kebocoran

kantong / cedera stoma d /d sering mengganti kantong stoma, takut kebocoran

kantong

a. Tujuan : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan

b. Kriteria hasil : melaporkan peningkatan rasa sehat dan merasa dapat

istirahat

Tidak mudah marah, tidak gelisah lagi

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode

pasca operasi

ii. Berikan system kantong adekuat. Kosongkan kantong sebelum

tidur, bila perlu pada jadwal yang teratur

iii. Biarkan pasien mengetahui bahwa stoma tidak akan cedera bila

tidur

iv. Batasi masukan makanan/ minuman mengandung kafein

v. Tentukan penyebab terlalu banyaknya flatus / feses mis;rujuk

pada ahli diet ttg pembatasan makanan bila berhubungan

dengan hal tersebut

vi. Berikan analgesic, sedative saat tidur sesuai indikasi

Rasional:

Pasien lebih dapat mentoleransi gangguan dari staf bila ia memahami

alasan / pentingnya perawatan

Flatus/feses berlebihan terjadi meski diintervensi, pengosongan pada

jadwal teratur meminimalkan kebocoran

18

Page 19: Colostomy Askep

Pasien akan mampu istirahat lebih baik bila merasa aman tentang stoma

dan ostominya

Kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi tidur

tahap REM, mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun

Identifikasi penyebab meningkatkan kemampuan memperbaiki tindakan

yang dapat meningkatkan tidur / istirahat

Obat yang tepat waktu dapat meningkatkan istirahat/ tidur selama

periode pasca operasi

7. Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d penempatan ostomi pada kolon

sigmoid atau desenden

a. Tujuan : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya

hidup dengan ketepatan jumlah dan konsistensi

b. Kriteria hasil : pasien dapat mengatur pola eliminasinya, konsistensi

feses lembek, tidak terjadi diare yang berlebihan,tidak terjadi

konstipasi

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Pastikan kebiasaan defekasi pasien dan gaya hidup sebelumnya

ii. Tinjau ulang pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan

iii. Demonstrasikan penggunaan peralatan irigasi untuk

menginjeksikan salin normal per protocol sampai pengurangan

didapatkan

iv. Libatkan pasien dalam perawatan ostomi secara bertahap

Rasional:

Membantu dalam pembentukan jadwal irigasi efektif

Masukan adekuat dan cairan adalah factor penting dalam menentukan

konsistensi feces

Irigasi yang dilakukan kadang-kadang bermanfaat pada pengosongan

usus untuk menghindari kebocoran bila direncanakan kejadian khusus

19

Page 20: Colostomy Askep

Rehabilitasi dapat dipermudah dengan mendorong pasien mandiri dan

terkontrol

8. Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual b/d perubahan struktur / fungsi tubuh;

reseksi radikal/ prosedur pengobatan, kerentanan / masalah fisiologis tentang

respons dari orang terdekat

a. Tujuan : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada

masalah seksual

b. Kriteria hasil : melakukan hubungan seksual dengan tepat, tidak malu

dengan respons orang terdekat / pasangan,tidak takut impoten, tidak

takut terjadi kebocoran saat aktivitas seksual

c. Rencana Tindakan Rasional:

i. Tentukan hubungan seksual pasien / OT sebelum sakit/

dilakukan pembedahan dan apakah mereka mengantisipasi

masalah berkenaan dengan adanya ostomi

ii. Tinjau ulang dengan pasien/OT tentang fungsi seksual dalam

hubungannya dengan situasi masing-masing

iii. Diskusikan bermain peran kemungkinan interaksi / pendekatan

bila menerima pasangan seksual baru

iv. Rujuk pada konseling/terapi seksual bila ada

Rasional:

Mengidentifikasi harapan dan keinginan yang akan datang

Pemahaman apakah kerusakan saraf telah mengubah fungsi normal

seksual(mis;ereksi) membantu pasien/OT memahami pentingnya metoda

kepuasaan alternative

Latihan membantu dalam menerima situasi actual bila hal ini

timbul,mencegah kesadaran diri tentang citra tubuh yang berbeda

Bila masalah menetap lebih lama beberapa bulan setelah pembedahan,terapis

terlatih dapat diperluakn untuk memudahkan komunikasi antara pasien dan

OT. (Doengoes. 2000)

EVALUASI

Hasil yang diharapkan pada evaluasi yaitu :

20

Page 21: Colostomy Askep

Dx I : dapat mempertahankan integritas kulit

Dx 2 : menyatakan penerimaan diri sesuai situasi

Dx 3 : menyatakan nyeri hilang / terkontrol

Dx 4 : dapat mempertahankan hidrasi adekuat

Dx 5 : merencanakan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi / membatasi

gangguan GI

Dx 6 : tidur / istirahat pasien tidak ada gangguan

Dx 7 : membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup sesuai

dengan

ketepatan jumlah dan konsistensi

Dx 8 : mengungkapkan pemahaman hubungan kondisi fisik pada masalah

seksual

PROSEDUR TINDAKAN

a. Persiapan pre operasi

1. Persiapan psikologis:

Pasien yang akan menjalani operasi dengan stoma permanen akan timbul

respon kehilangan seperti syok, tidak percaya, denial, menolak, marah.

Pemahaman terhadap keadaan emosi pasien merupakan hal penting untuk

mengadakan pendekatan. Karena dengan stoma berarti pasien akan kehilangan

bagian penting dari tubuhnya yang mungkin mempengaruhi perubahan besar

dalam hidupnya. Pada keadaan ini dorongan psikologis sangat dibutuhkan.

2. Persiapan pembedahan

a. Diit

Diberikan diit rendah serat untuk mengurangi feses pada colon, biasanya diberikan

beberapa hari sebelum operasi.

b. Persiapan colon

Persiapan colon dilakukan beberapa hari sebelum operasi. Tujuannya untuk

membersihkan colon dari feses dan menghambat pertumbuhan bakteri di colon

untuk mencegah infeksi post operasi.

21

Page 22: Colostomy Askep

Persiapan secara mekanik dengan menggunakan laxative, lavement dan

lavage lambung dengan menggunakan cairan isotonic.

Antibiotic juga diberikan untuk mengurangi bakteri yang ada di dalam

colon.

c. Cukur

Abdomen dan perineum dipersiapkan untuk pembedahan

d. Pemasangan nasogastrik tube mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan

udara dalam saluran pencernaan dan mengurangi distensi post operasi.

3. Letak stoma

Letak stoma memungkinkan pasien ketika duduk atau berdiri, jauh dari jahitan

operasi dan lipatan, juga disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk merawat

dengan baik setelah operasi.

b. Persiapan post operasi

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit

Selama periode post operasi pengamatan balance cairan sangat penting. Pasien

dengan asending colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin

fesesnya liquid sehingga diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Perawatan kulit

Iritasi kulit dapat ditekan sekecil mungkin dengan perawatan yang baik atau

menggunakan kantong stoma yang mempunyai proteksi kulit. Jika ada iritasi kulit

harus dikaji secara hati-hati sehingga tindakan yang diambil tepat.

Prinsip perawatan kulit di sekitar stoma antara lain :

a. Pencegahan primer yang bertujuan untuk proteksi :

Bersihkan dengan perlahan-lahan

Gunakan skin barrier

Ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes

b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan :

Kulit dengan eritema :

22

Page 23: Colostomy Askep

Ganti kantong colostomy tiap 24 jam

Bersihkan kulit dengan air hangat dan keringkan

Gunakan kantong colostomy yang tidak menimbulkan alergi

Kulit yang erosi :

Sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan

sejenis salf misalnya zinksalf

Ganti kantong tiap 24 jam

3. Diit

Pasien dengan stoma permanen dianjurkan untuk mengkonsumsi diit yang

seimbang. Diit yang dikonsumsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare,

konstipasi dan menimbulkan gas. Makanan yang dapat menimbulkan gas dan bau

seperti kobis, telur, kacang- kacangan.

4. Irigasi colostomy

Irigasi colostomy adalah lavement melalui stoma dengan tujuan :

a) Mengeluarkan feses, gas dan lendir / mucus yang memenuhi colon

b) Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah

c) Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal

Kontraindikasi :

Pasien dengan diare

Pasien dengan terapi radiasi

Pasien dengan prognosa jelek

Pasien mempunyai riwayat inflamasi colon

Pasien dengan peristomal hernia

c. Latihan sebelum operasi

Pengertian :

23

Page 24: Colostomy Askep

Latihan fisik yang dilakukan oleh pasien sebelum melakukan operasi / tindakan

pembedahan

Tujuan :

Mengurangi efek narkose setelah operasi

Kebijakan :

Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi harus dilakukan latihan

sebelum operasi

Persiapan :

Persiapan pasien : pasien diberitahu tindakan yang harus dilakukan

1. Prosedur kerja : Perawat menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan

sebelum dilakukan tindakan operasi

2. Perawat menjelaskan latihan nafas dalam

a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

b. Kedua tangan dikepal diletakkan keperbatasan antara perut dan dada

serta ibu jari menempel pada tulang iga terakhir

c. Keluarkan nafas dengan penuh sampai tulang iga terasa turun

d. Kemudian tarik nafas dalam melalui hidung dan mulut sampai perut

terasa naik

e. Tahan nafas sampai hitungan kelima

f. Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui hidung mulut dan

mulut

g. Ulangi sebanyak 15 kali dan istirahat setiap 5 kali

h. Lakukan latihan 2 kali sehari

3. Anjurkan dan dampingi pasien untuk melakukan tindakan ini

4. Perawat mengajarkan dan menganjurkan pasien untuk melakukan batuk

efektif

a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

24

Page 25: Colostomy Askep

b. Letakkan tangan dengan jari saling menyisip diatas perut dengan ibu

jari diatas dada

c. Lakukan nafas perut seperti diatas

d. Dengan mulut sedikit terbuka tarik nafas penuh

e. Lakukan batuk 3 kali dengan bunyi “ huck”

f. Kemudian selagi mulut terbuka tarik nafas dalam dengan cepat

g. Lakukan batuk dengan kuat 1-2 kali lagi

5. Perawat menganjurkan dan mengajarkan latihan tungkai :

a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

b. Luruskan kedua tungkai

c. Angkat tungkai dengan posisi lurus secara perlahan kemudian tekuk

lutut dan tahan beberapa menit

d. Turunkan tungkai secara perlahan dalam posisi lurus

e. Lakukan sebanyak lima kali

6. Perawat menganjurkan dan mengajarkan pasien latihan kaki

a. Posisi kepala ditinggikan dengan beberapa bantal

b. Luruskan kedua tungkai

c. Kemudian lakukan gerakan memutar pergelangan kaki dengan arah

yang sama

d. Lakukan pemutaran dengan dua arah ( kiri/kanan)

e. Lakukan gerakan ini sebanyak 5 kali

7. Selama melakukan latihan, perawat mengobservasi keadaan pasien

8. Perawat menganjurkan pasien untuk melakukan latihan terlampir

d. Perawatan colostomy

Pengertian :

25

Page 26: Colostomy Askep

Membersihkan stoma colostomy, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong

colostomy secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan :

1. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi

2. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma

3. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

4. Memunculkan dampak psikologis terhadap stoma tersebut

Kebijakan :

1. Colostomy dibuat berdasarkan indikasi permanen dan temporer

2. Harus dapat persetujuan pasien / keluarganya

3. Pasien / keluarga wajib mendapat pendidikan tentang colostomy

Persiapan :

1. Kantong colostomy

2. 1 set rawat luka ( pinset, kom kecil, gunting)

3. Kapas, Nacl 0,9%

4. Kasa steril, plester

5. Zink salp / zink oil

6. Bengkok dan pengalas

7. Sarung tangan

8. Kantong plastic untuk sampah

Prosedur Kerja :

1. Tahap prainteraksi

Cek catatan keperawatan, siapkan alat dan cuci tangan

2. Tahap orientasi

a. Beri salam, panggil nama pasien

26

Page 27: Colostomy Askep

b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan

3. Tahap kerja

a. Berikan kesempatan pasien bertanya

b. Jaga privasi pasien

c. Memakai sarung tangan

d. Pasang pengalas dibagian kanan / kiri sesuai stoma

e. Observasi produk stoma ( warna, konsistensi, dll)

f. Membuka kantong stoma dengan hati-hati menggunakan pincet dan

tangan kiri menekan kulit

g. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas Nacl 0,9 % atau

kapas air hangat

h. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril

i. Observasi stoma dan kulit sekitar stoma

j. Memberika salep / zink oil tipis-tipis jika ada iritasi kulit sekitar stoma

k. Mengukur stoma dan membuat lubang kantong colostomy sesuai

ukuran stoma

l. Membuka satu sisi / sebagian perekat kantong colostomy

m. Menempelkan kantong colostomy dengan posisi sesuai kebutuhan

n. Menggunakan pincet untuk mempermudah memasukkan stoma

melalui lubang kantong colostomy

o. Membuka sisa perekat dan hindari masuknya udara dalam kantong

p. Merapikan pasien dan lingkungannya

q. Merapikan alat dan membuang sampah

r. Melepas sarung tangan dan cuci tangan

4. Terminasi

a. Evaluasi hasil kegiatan

27

Page 28: Colostomy Askep

b. Berikan umpan balik positif pada pasien

c. Kontrak pertemuan selanjutnya

d. Cuci tangan

5. Dokumentasi

a. Catat hasil kegiatan pada catatan keperawatan

e. Prosedur mengirigasi colostomy

Tujuan :

Colostomy diirigasi untuk mengosongkan kolon dari feses, gas atau mucus,

membersihkan saluran usus bawahdan membuat pola evakuasi teratur sehingga

aktivitas kehidupan normal dapat dilanjutkan.

Persiapan :

Waktu : yang tepat untuk irigasi dipilih, lebih disukai setelah makan sehingga

waktu ini cocok dengan pola aktivitas pasien pasca operatif. Irigasi harus

dilakukan pada waktu yang sama setiap hari.

Pasien : sebelum prosedur dilakukan pasien duduk dikursi toilet atau di toilet itu

sendiri.

Wadah pengirigasi berisi air hangat 500 sampai 1500 ml digantung 45 sampai 50

cm diatas stoma ( setinggi bahu bila pasien duduk). Balutan atau kantung diangkat.

Tahap kerja :

Prosedur berikutnya diikuti, pasien dibantu untuk berpartisipasi dalam prosedur

supaya belajar melakukannya tanpa bantuan

1. Pasang pengalas irigasi di stoma. Tempatkan ujung pispot

Rasional :

Ini membantu untuk mengontrol bau, mendorong dan memungkinkan feses

dan air mengalir secara langsung kedalam pispot

2. Masukkan cairan dalam selang dan biarkan mengalir

28

Page 29: Colostomy Askep

Rasional:

Gelembung air dalam alat dilepaskan sehingga udara tidak masuk kedalam

kolon, yang akan menyebabkan nyeri / kram

3. Lumasi kateter / selang dan masukkan dengan perlahan kedalam stoma.

Pemasukan kateter tidak lebih dari 8 cm. Pegang selang dengan perlahan,

tetapi kuat terhadap stoma untuk mencegah air mengalir balik.

Rasional : langkah ini perlu untuk mencegah perforasi usus

4. Bila kateter sulit masuk, biarkan air tetap mengalir dengan perlahan sementara

kateter terus dimasukkan. Jangan pernah memasukkan kateter secara paksa!

Rasional : kecepatan lambat aliran membantu merelakskan usus dan

memudahkan passase kateter

5. Alirkan air hangat masuk kedalam kolon dengan perlahan. Apabila terjadi

kram, klem selang dan biarkan pasien beristirahat. Air harus mengalir dalam

waktu 5 sampai 10 menit.

Rasional: :

Kram yang nyeri biasanya disebabkan oleh aliran terlalu cepat atau terlalu

banyak larutan. Mungkin hanya 300 cc cairan yang diperlukan untuk

merangsang evakuasi. Selanjutnya volume untuk irigasi dapat ditingkatkan

sampai 500, 1000 atau 1500 cc sesuai kebutuhan pasien untuk hasil yang

efektif.

6. Pegang selang di tempatnya selama 10 detik setelah air dimasukkan;

kemudian dengan perlahan angkat

29

Page 30: Colostomy Askep

7. Biarkan 10 sampai 15 menit agar seluruh isinya keluar, kemudian keringkan

dasar pengalas dan lipat keatas atau pasang klem yang tepat pada dasar

pengalas

Rasional : kebanyakan air,feses dan flatus dikeluarkan dalam 10 sampai 15

menit

8. Biarkan pengalas ditempatnya selama kira-kira 30-45 menit sementara pasien

duduk dan bergerak

Rasional : ambulasi merangsang peristaltik & mengeluarkan seluruh larutan

irigasi

9. Bersihkan area dengan sabun ringan dan air; keringkan area tersebut

Rasional : pembersihan dan pengeringan memberikan rasa nyaman pada

pasien

10. Ganti balutan atau kantung colostomy

Rasional : pasien harus menggunakan kantung sampai colostomy terkontrol

dengan baik. Mungkin hanya memerlukan balutan.

30

Page 31: Colostomy Askep

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

makalah ini adalah sebagai berikut:

3.1.1Colostomy adalah prosedur pembedahan dimana sebagian dari usus

besar dibawa keluar melewati dinding abdomen untuk mengeluarkan

feses atau kotoran dari tubuh.

3.1.2Ada tiga macam tipe colostomy bila dilihat dari segi pembedahan

yaitu: End colostomy, Double – barrel colostomy, Loop colostomy

3.1.3Kolostomi juga bisa menimbulkan beberaa komplikasi, seperti:

merusak kulit, iskemia atau nekrosis, Kerusakan kulit, Striktura stoma,

Prolap stoma, Hernia para stomal

31

Page 32: Colostomy Askep

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8

volume 2. EGC. Jakarta

C. Pearce, Evelyn. 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Penerbit:

Gramedia. Jakarta

Marilyn E. Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pendekatan Untuk

Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

32