Gingival Recession: Review and Strategies in Treatment of Recession
clinical science session - gingival recession
-
Upload
nabiela-ameer -
Category
Documents
-
view
19 -
download
3
description
Transcript of clinical science session - gingival recession
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resesi gingiva merupakan salah satu kelainan yang banyak dijumpai pada
pasien dokter gigi. Keluhan yang paling umum dirasakan oleh pasien yang
mengalami resesi gingiva adalah hipersensitivitas, menyebabkan karies dan
menganggu penampilan estetis. Resesi gingiva paling sering ditemukan pada
permukaan labial gigi caninus maupun permukaan bukal gigi premolar.
Tindakan bedah pada perawatan resesi gingiva lebih sering diindikasikan untuk
peningkatan estetika daripada aspek fungsional. Keberhasilan intervensi bedah
mukogingival ini juga tergantung pada beberapa faktor seperti, kontaminasi
bakteri, faktor lokal (cacat morfologi, posisi gigi, karakteristik permukaan gigi,
dan teknik bedah yang digunakan (Gilbert, et al., 2015).
Resesi gingiva didefinisikan sebagai perpindahan margin gingiva dari
cemento-enamel junction ke arah apikal. Definisi secara klinis, resesi adalah
tereksposnya akar gigi karena pergeseran posisi gingiva ke arah apikal. Hal ini
juga menggambarkan hilangnya serat jaringan ikat periodontal bersama dengan
sementum akar dan tulang alveolar. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya
resesi gingiva, yaitu faktor trauma seperti cara menyikat gigi yang salah, trauma
oklusal, piercing bibir, iatrogenik (rekostruktif, konservatif, ortodontik, atau
perawatan prostodontik), faktor anatomi seperti malposisi gigi, kelainan bentuk
gigi, erupsi gigi yang menyimpang, jaringan margin gingiva yang tipis
menutupi permukaan akar yang tidak memiliki vaskularisasi, tulang alveolar
tipis (defisiensi tulang alveolar karena struktur anatomi atau kelainan),
karakteristik mukosa yang berkeratin, faktor fisiologis seperti pergerakan gigi
akibat alat ortodonti, faktor patologis seperti akibat penyakit periodontal,
resorpsi tulang yang dipicu oleh mikroba yang menyebabkan adanya plak dan
kalkulus, serta penyakit periodontal. Dan faktor umur (Rajkarnikar, 2014).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menutup permukaan akar
gigi yang terbuka, yaitu penambalan, mengembalikan posisi gingiva.
Penambalan adalah tindakan yang paing sering dilakukan oleh dokter gigi,
tetapi perawatan ini memiliki kekurangan yaitu bila penambalan dilakukan
kurang baik dan bahan tambalan yang digunakan terlalu kasar dapat
menyebabkan retensi dari plak ataupun sisa makanan, selain itu secara estetik
terlihat kurang baik karena gigi akan terlihat lebih panjang. Cara yang paling
ideal adalah mengembalikan posisi gingiva ke posisi awal dengan menggunakan
prosedur bedah (Cardaropoli, 2009).
B. Tinjauan Pustaka
Gingiva merupakan salah satu bagian dari mukosa mastikatori rongga mulut
yang juga merupakan komponen terluar dari jaringan periodontal. Gingiva
menutupi tulang alveolar dan mengelilingi servikal gigi. Pada orang dewasa,
gingiva normal melindungi tulang alveolar dan akar gigi sampai di bagian
koronal dari cement-enamel junction (CEJ). Marginal gingiva berada 1-3 mm di
atas CEJ, menutupi akar gigi dan jaringan gingiva. Secara anatomi, gingiva
dibagi menjadi marginal gingiva, sulkus gingiva, attached gingiva, dan
interdental gingiva.
Resesi gingiva adalah keadaan atau kondisi marginal gingiva yang lebih ke
apikal dari CEJ dan biasanya disertai dengan terbukanya permukaan akar gigi.
Resesi gingiva dapat ditemukan di gigi individu pada semua kelompok usia.
Prevalensi, luas, dan keparahannya meningkat dengan bertambahnya usia.
Resesi gingiva dapat dialami oleh penderita dengan standar kebersihan rongga
mulut yang tinggi maupun rendah. Keberadaannya sering dan justru ditemukan
pada subjek dengan kebersihan mulut yang baik. Pada individu yang berusia
kurang dari 40 tahun, rajin menjaga kebersihan mulut, serta secara rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya, resesi gingiva merupakan lesi
periodontal terbanyak. Resesi gingiva dapat bersifat lokal maupun menyeluruh,
tergantung dari faktor penyebabnya. Resesi gingiva diukur dengan berpedoman
pada posisi tepi gingiva.
Klasifikasi resesi gingiva berdasarkan keadaan marginal gingiva terhadap
CEJ dan mucogingival junction menurut Miller.
1. Kelas I
Resesi pada marginal gingiva yang belum meluas ke mucogingival
junction. Pada kelas ini belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan
lunak di daerah interdental. Resesi ini dapat berukuran kecil atau besar.
2. Kelas II
Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction,
tetapi belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah
interdental. Resesi ini dapat berukuran kecil atau besar.
3. Kelas III
Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction
disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak di daerah
interdental atau terdapat malposisi gigi yang ringan.
4. Kelas IV
Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction
disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak yang parah di
daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang parah.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Metode Dan Bahan Penelitian
Laporan kasus ini membandingkan keadaan 73 pasien yang dilaporkan oleh
departemen dental surgery AFMC diantara bulan januari 2005 sampai dengan 31
desember 2008. 27 perempuan dan 46 laki-laki disaring untuk dilakukan perawatan
resesi gingiva dengan alasan estetik. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah,
memiliki keadaan sistemik yang sehat, tidak merokok, tidak sedang mengkonsumsi
obat apapun yang dapat mempengaruhi jaringan periodontal, tidak adanya penyakit
periodontal, dan termasuk dalam klasifikasi resesi gingiva kelas I atau II menurut
miller.
Pasien dibagi menjadi 4 grup, grup A 17 kasus dengan coronally advanced flap
alone, grup B 20 kasus dengan coronally advanced flap with subepithelial
connective tissue graft, grup C 15 kasus dengan guided tissue generation using
resorbable collagen membrane, grup D 21 kasus dengan prosedur lain. Terapi fase
I pre-prosedur pembedahan yaitu dengan skaling dan root planning, merestorasi
lesi karies / terapi endodontik, koreksi oklusal diikuti dengan follow up setiap 2
minggu.
Pada fase surgical, periodontal plastic surgery dilakukan untuk semua kasus
yang sudah diseleksi seperti dijelaskan dibawah ini :
1. Grup A dengan coronally advanced flap alone.
2. Grup B dengan coronally advanced flap with subepithelial connective tissue graft.
3. Grup C dengan guided tissue generation using resorbable collagen
membrane.
4. Grup D dengan prosedur lain termasuk laterally displaced flap, double
papilla flap, free gingival graft dan prosedur tambahan untuk biomodifikasi
akar yaitu platelet-rich plasma dan tetracycline sebelum dilakukan prosedur
bedah periodontal.
Pengukuran dasar diambil dengan probing depth (PBD), tingkat clinical
attachment (CAL), kedalaman resesi di sisi mid bukal (RD), lebar resesi pada
cementoenamel juction (RW), lebar attachment gingiva (WAG), skor indkes plak
dan gingival indeks. Pengukuran yang sama juga dilakukan dalam interval 6 bulan
paska operatif.
B. Hasil Penelitian
Sebanyak 73 subyek yang dipilih untuk penelitian ini yang secara acak dibagi
ke dalam 4 grup selama 180 hari dilakukan parameter sebagai berikut : Penilaian
kedalaman resesi gingiva (RD), Penilaian kedalaman poket (PD), Penilaian tingkat
clinical attachment (CAL), Penilaian lebar attachment gingiva (WAG).
Grup A terdiri dari 17 kasus, kelompok B terdiri dari 20 kasus, Grup C terdiri
dari 15 kasus, sedangkan Grup D terdiri dari 21 kasus. Kasus yang dipilih secara
acak dimasing-masing kelompok klinis untuk menyingkirkan bias seleksi. Ada 46
laki-laki dan 27 pasien perempuan dalam penelitian ini. Analisis statistik (paired t-
test) dilakukan. Dari hasil analisis didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
diantara masing-masing grup ('p' value = 0.053).
Grup A dengan usia pasien antara 22-41 tahun dan rata-ratanya adalah 32,95.
Grup B dengan usia pasien antara 20-42 tahun dan rata-rata nya adalah 31,60. Grup
C dengan usia pasien antara 22-53 tahun dan rata-ratanya adalah 36,10. Sementara
Grup D dengan usia pasien 22-55 tahun dan rata-ratanya adalah 37,50. Dari hasil
analisa data tidak terdapat perbedaan yang signifikan ('p' nilai = 0,555) antara rata-
rata usia subyek pada masing-masing grup. 'yang mulai 22-55 tahun dan rata-rata.
Perbandingan dasar dari semua parameter antara Grup adalah statistik tidak
signifikan (p> 0,05).
C. Pembahasan
Tujuan utama dari terapi periodontal adalah untuk meningkatkan kesehatan
jaringan periodontal dan untuk mempertahankan fungsional gigi pasien. Namun,
estetika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari terapi oral saat ini dan
beberapa prosedut telah diusulkan untuk meningkatkan hal tersebut. Penyebab
utama resesi gingiva adalah cara menyikat gigi yang tidak benar, frenulum yang
abnormal, restorasi yang tidak baik, malposisi gigi dan faktor usia. Resesi gingiva
dapat menyebabkan hipersensitivitas, gangguan estetika, dan karies akar. Dan
beberapa prosedur telah dikembangkan untuk mengatasi hal tersebut.
Plastic periodontal surgery telah disarankan oleh miller dan didefinisikan
sebagai prosedur bedah yang dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki
anatomi atau kecacatan pada gingiva. Salah satu inidikasi yang paling sering
adalah perawatan resesi gingiva pada area bukal gigi. Teknik bedah untuk
memperbaiki resesi gingiva yang menggunaka displace flap telah diperkenalkan
oleh norberg sejak tahun 1926. Dia menggunakan coronally advanced flap untuk
menutup resesi gingiva. Kemudian berbagai jenis teknik dikembangkan dan
diperkenalkan untuk mengobati resesi gingiva, termasuk displace flap, free
gingival graft, connective tissue graft, dan berbagai jenis membran dan kombinasi
teknik yang berbeda.
Dasar dari klasigfikasi resesi gingiva adalah kedalaman dan lebar dari
kerusakan. Implikasinya adalah kedalaman dan lebar resesi menunjukkan batas
potensi menutup akar gigi secara lengkap. Klasifikasi resesi gingiva menurut miller
adalah yang paling sering digunakan oleh para dokter gigi. Dia mengklasifikasikan
resesi gingiva menurut ketinggian papila interproksimal yang mengalami
kerusakan. Tinggi dari gingiva interproksimal adalah faktor yang penting dalam
menentukan keberhasilan perawatan penutupan akar tersebut. Menurut Miller ada
beberapa kriteria perawatan resesi gingiva ini dikatakan benar-benar berhasil, yaitu
margin jaringan lunak harus berada di cementoenamel junction, ada perlekatan
klinis ke akar, kedalaman sulkus tidak lebih dari 2 mm, dan tidak ada pendarahan
saat probing.
Keberhasilan perawatan resesi gingiva dengan prosedur bedah ini juga
tergantung pada banyak faktor yaitu, ukuran kerusakan, ada atau tidaknya jaringan
keratin yang berdekatan dengan kerusakan, ketebalan gingiva, dan hal-hal yang
berkaitan dengan kerusakan atau pasien. Tujuan utama dari prosedur perawatan
resesi gingiva ini adalah menutup akar gigi yang terbuka dengan baik,
mengebalikan penampilan estetik dari gusi pasien dan meminimalkan kedalamana
probing. Beberapa prosedur bedah seperti pedicle flap, free soft tissue graft,
combination of pedicle flap dan graft atau barrier membrane bisa diindikasikan
untuk kondisi ini.
BAB III
REVIEW JURNAL LAIN
Pada penelitian yang dilakukan oleh Anarthe, et al. 2013 yang melakukan
perawatan perbaikan resesi gingiva dengan teknik free gingival graft, pada laporan
kasus ini resesi gingiva pada gigi anterior pasien ditutup dengan menggunakan free
gigival yang diambil dari gingival yang terdapat pada bagian palatal milik pasien,
kemudian disuturing untuk menutup akar gigi yang terbuka. Hasil yang didapatkan
cukup baik, meskipun membutuhkan waktu pemulihan cukup lama, sekitar 3-6 bulan
setelahnya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Shakuntala, et al. 2015 yang memperkenalkan
alternatif baru dalam melakukan perawatan resesi gingiva yaitu menggunakan Gingival
Colored Partial Porcelain Veneers. Pasien pada laoran kasus ini tidak mau menerima
prosedur bedah untuk menangani resesi gingiva pada gigi anterior rahang atasnya.
Kemudian dilakukan perawatan penambalan dengan glass ionomer cement pada lesi
abrasi gigi anterior pasien, kemudian ditutup dengan Gingival Colored Partial
Porcelain Veneers. Bahan ini memiliki biokompatibel dan stabilitas warna yang baik,
permukaannya tidak mudah keropos dan mencegah retensi plak lebih baik, memiliki
konduktivitas thermal yang rendah, dan memiliki ketahanan abrasi yang tinggi serta
tahan lama. Prosedur ini memberikan hasil estetika dan adaptasi tepi yang baik, serta
meningkatkan kepuasan pasien
Pada penelitian yang dilakukan oleh Cardaropoli tahun 2009 yang menggunakan
collagen membrane dengan dimineralisasi xenograft untuk memperbaiki anatomi
gingiva didapatkan hasil prosedur bedah dengan menggunakan collagen membrane
xenograft saangat berguna untuk perawatan resesi gingiva, akar gigi yang terbuka
tertutup dengan baik, tingkat attachment clinical cukup baik, dan tidak ada bleeding on
probing.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pada jurnal utama dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semua teknik prosedur bedah secara statistik signifikan dalam menangani
perbaikan resesi gingiva, tingkat clinical attachment gingiva, dan lebar attached
gingiva.
2. Connective tissue grafts secara statistik juga signifikan dalam meregenerasi
jaringan untuk memperbaiki resesi gingiva.
3. Penggunaan barrier membrane secara statistik tidak signifikan dalam menutup
akar gigi yang terbuka jika dibandingkan dengan coronally advanced flaps.
Sedangkan dari hasil review dengan jurnal lain, penggunaan collagen membran
dirasa cukup efektif dibandingkan dengan free gingival graft, karena tidak perlu
menngambil jaringan lunak sehat lainnya untuk menutup akar gigi yang terbuka.
Sedangkan teknik gingival colored partial porcelain veneers dapat dijadikan alternatif
untuk perawatan resesi gingiva pada pasien yang tidak menerima tindakan prosedur
bedah untuk memperbaiki anatomi gingiva yang mengalami resesi.
DAFTAR PUSTAKA
Gilbert, R. M., Lohra, M. P., Mandlik, C. B., Rath C. K., Jha, C. K., 2015, Comparative evaluation of surgical modalities for coverage of gingival recession: An Armed Forces Medical College perspective, Medical Journal Armed Forces India, (71) : 53-59.
Cardaropoli Danielle and Giuseppe, 2009, Healing of Gingival Recessions Using a Collagen Membrane With A Demineralized Xenograft : A Randomized Controleed Clinical Trial, The International Journal Of Periodontics And Restorative Dentistry, 29 (1) : 59-67.
Shakuntala, P., Nandhini, A., Kavitha, M., Amudhalaksmhi, K., Sabarigirinathan, C., Vinayagavel, K., Sriramaprabu, G., Rupkumar, P., 2015, An Alternate Treatment Approach to Gingival Recession - Gingival Colored Partial Porcelain Veneers – A Case Report, IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS), Vol 14 (7) : 96-98.
Anarthe, R., Mani, A., Marawar, P. P., 2013, Treatment Of Gingival Recession By Free Gingival Autograft : Two Cases Report, IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS, Vol 6 (1) : 25-28.
Rajkarnikar, J., 2014, 100% Root Coverage in Isolated Gingival Recession with Groupe’s Modification of Lateral Pedicle Graft, Journal of Nepal Dentists Association-JNDA, Vol 14 (1) : 1-3.