CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI...

65
CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELLA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana (S-1) Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh : MAYA PUSPASARI DWI PUTRI A1A014057 PROGRAM SARJANA (S-1) PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU APRIL 2019

Transcript of CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI...

Page 1: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL 99 CAHAYADI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELLA RAIS DAN RANGGA

ALMAHENDRA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu

Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana(S-1) Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh :

MAYA PUSPASARI DWI PUTRI

A1A014057

PROGRAM SARJANA (S-1) PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

APRIL 2019

Page 2: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

ii

Page 3: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

iii

Page 4: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

iv

Page 5: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

v

Page 6: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

i

ABSTRAK

Puspasari Dwi Putri, Maya. 2019.Citra Masyarakat Muslim di Eropa dalam Novel 99Cahaya Di Langit Eropakarya Hanum Salsabiella Rais dan Rangga Almahendra.Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu. Pembimbing UtamaDr. Sarwit Sarwono, M.Hum., Pembimbing Pendamping Dra. Yayah Chanafiah,M.Hum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi teks yang berhubungan dengan usurpembangun novel 99 Cahaya Di Langit Eropa yang berkaitan dengan sosiologi sastradan untuk mengetahui citra masyarakat muslim di Eropa yang terdapat dalam novel99Cahaya Di Langit Eropamenggunakan pendekatan sosiologi sastra. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu metode penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Hasil penelitian ini berupadeskripsi mengenai masyarakat muslim sebelum abad 21 dan masyarakat muslim dimasa sekarang serta citra masyarakat muslim di Eropa yakni anggapan masyarakatnon muslim di Eropa bahwa masyarakat muslim sebagai penebar terror danISIS,masyarakat muslim sebagai penjunjung poligami, masyarakat muslim sebagaimasyarakat yang lemah, citra masyarakat muslim sebagai masyarakat yang ramah,citra masyarakat muslim sebagai masyarakat yang sabar dan citra masyarakat muslimyang memiliki sikap to;eransi antar agama. Novel ini dibuat oleh penulis berdasarkanpengalamannya saat menjelajahi Eropa dalam novel ini pengarang mencoba untukmemperlihatkan sisi masyarakat muslim yang berbeda dari anggapan masyarakatnonmuslim di Eropa.

Kata kunci: Citra, Sosiologi Sastra.

Page 7: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Citra Masyarakat Muslim di Eropa dalam Novel 99 Cahaya Di

Langit Eropa”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Strata-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu.

Terwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

mendorong dan membimbing penulis. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Ridwan Nurazi, S.E., M.Sc., Rektor Universitas Bengkulu.

2. Prof. Dr. Sudarwan Danim, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Bengkulu.

3. Dr. Ria Ariesta, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

4. Dr. Didi Yulistio, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

5. Dr. Sarwit Sarwono, M.Hum., pembimbing utama yang telah telah berkenan

meluangkan waktu untuk membimbing, memberi arahan dan masukan, serta

memberikan motivasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini

berlangsung.

Page 8: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

iii

6. Dra. Yayah Chanafiah, M.Hum., pembimbing pendamping yang juga telah

berkenan meluangkan waktu untuk membimbing, memberi arahan dan

masukan, serta memberikan motivasi kepada penulis selama proses penulisan

skripsi ini berlangsung.

7. Dra. Emi Agustina, M.Hum., penguji dalam sidang skripsi yang telah

memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik

lagi.

8. Drs. Amril Canrhas, M.S., penguji dalam sidang skripsi yang telah

memberikan arahan dan masukan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik

lagi.

9. Agus Joko Purwadi, M.Pd., pembimbing akademik yang telah membimbing

dan membantu penulis memecahkan permasalahan yang timbul selama masa

perkuliahan dan mengarahakan agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan

dengan hasil sebaik mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuan penulis.

10. Seluruh bapak/ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang

telah mendedikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi kepada seluruh

mahasiswa sehingga terciptanya mahasiswa yang kompeten, ungul, mandiri,

dan barakhlak mulia.

11. Mbak Diana, staf bidang administrasi Pendidikan Bahasa Indonesia.

12. Seluruh keluarga besar penulis, yang selalu mendoakan, memberi kasih

sayang, menyemangati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Page 9: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

iv

13. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan Bahtra angkatan 2014 yang

telah membantu serta selalu mendukung penulis.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan

dari Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin. Penulis menyadari skripsi yang telah

dibuat ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Bengkulu, 2019

Penulis

Page 10: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ v

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................... 5

1.5 Definisi Istilah ..................................................................................................... 6

BAB II .......................................................................................................................... 8

LANDASAN TEORI................................................................................................... 8

2.1 Sosiologi Sastra ................................................................................................... 8

2.2 Sastra sebagai Dokumen Sosial......................................................................... 12

2.3 Citra Masyarakat ............................................................................................... 14

BAB III....................................................................................................................... 16

Metodologi Penelitian ............................................................................................... 16

3.1 Metode Penelitian.............................................................................................. 16

3.2 Pendekatan......................................................................................................... 16

3.3 Data dan Sumber Data....................................................................................... 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 17

Page 11: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

vi

3.5 Teknik analisis data ........................................................................................... 18

BAB IV ....................................................................................................................... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 19

4.1 Sinopsis ............................................................................................................. 19

4.2 Analisis Isi Teks Pada Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya HanumSalsabiela Rais Dan Rangga Almahendra. .............................................................. 20

4.2.1 Tema ........................................................................................................... 20

4.2.2 Tokoh dan Penokohan ................................................................................ 22

4.2.3 Latar atau Setting ........................................................................................ 26

4.2.4. Alur ............................................................................................................ 32

4.2.5. Amanat....................................................................................................... 34

4.3. Analisis Citra Masrakat Muslim Di Eropa dalam Novel 99 Cahaya Di LangitEropa. ...................................................................................................................... 35

4.3.1 Masyarakat Muslim di Eropa Sebelum Abad 21. ....................................... 35

4.3.2 Masyarakat Muslim Pada Masa Sekarang. ................................................. 37

4.4.1 Anggapan Masyarakat Eropa Non Muslim Terhadap Masyarakat Muslimdalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa. .......................................................... 39

4.3.2. Citra Masyarakat Muslim Yang Terdapat Dalam Novel 99 Cahaya DiLangit Eropa. ....................................................................................................... 46

BAB V......................................................................................................................... 51

PENUTUP .................................................................................................................. 51

5.1. Kesimpulan....................................................................................................... 51

5.2 Saran .................................................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 53

Page 12: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Rene Wellek,

1990: 3), seorang penelaah sastra harus dapat menerjemahkan pengalaman

sastranya dalam bahasa ilmiah dan harus dapat menjabarkannya dalam uraian

yang jelas dan rasional. Teks sastra merupakan karya kreatif yang di dalamnya

terdapat ideology dan pemikiran manusia. Sastra membicarakan tentang

kehidupan manusia dan permasalahannya. Selain itu karya sastra dapat digunakan

sebagai dokumen sosial budaya yang menangkap realita dari masa tertentu. Karya

sastra mempunyai hubungan dengan masyarakat karena karya sastra merupakan

gambaran dari keadaan masyarakat. Hal ini karena dalam karya sastra

menampilkan banyak keadaan masyarakat baik berupa peristiwa, tradisi,

kemiskinan, ketidakberdayaan, kekerasan dan berbagai gambaran sosial

lainnya.Pengarang mengemukakan permasalahan tersebut berdasarkan

pengalaman serta pengamatannya terhadap kehidupan.

Salah satu sastra yang banyak diminati adalah novel. Nurgiyantoro

(2013:9) menyatakan bahwa novel adalah karya yang mengungkapkan aspek-

aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Novel

merupakan salah satu karya sastra yang berisi berbagai peristiwa yang dialami

oleh tokoh secara sistematikdengan menampilkan unsur cerita yang paling

Page 13: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

2

lengkap. Novel merupakan karya sastra yang menampilkan gambaran kehidupan

mausia yang ada di dalam masyarakat.

Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat. Hal ini terbukti dengan

banyaknya novel-novel baru yang telah diterbitkan. Novel-novel tersebut

memiliki beragam tema dengan isi yang menyangkut masalah sosial yang

umumnya terjadi di masyarakat, salah satunya adalah novel 99 Cahaya Di Langit

Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Novel 99 Cahaya

Di Langit Eropa ini merupakan buku kedua yang ditulis oleh Hanum setelah

sebelumnya ia telah menerbitkan buku yang berjudul Menapak Jejak Amien Rais.

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa ditulis Hanum bersama dengan sang suami

Rangga dan menjadi novel yang masuk kategori best seller. Banyaknya pembaca

yang menyukai novel ini membuat novel ini dibuat dalam versi film.

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan

Rangga Almahendra ini merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang

perjalanan spiritual pengarang ketika menjelajahi Eropa untuk mencari jejak

kejayaan agama Islam. Novel ini mampu membuka mata para pembaca mengenai

kejayaan Islam pada di benua Eropa. Islam pernah berkembang dengan pesat dan

berjaya di tengah-tengah benua yang terkenal dengan atheisme serta paham-

paham lain yang sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.Novel ini

menjelaskan bahwa sebagian besar kaum minoritas di suatu negara mengalami

kesenjangan sosial yang cukup besar, seperti tokoh Fatma yang sulit mendapatkan

pekerjaan hanya karena ia menggunakan hijab. Hal ini dikarenakan adanya

kesalapahaman antara masyarakat non muslim di Eropa terhadap agama Islam

yang menyebabkan terjadinya beragam konflik sosial, masyarakat non muslim

Page 14: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

3

cenderung memaknai Islam sebagai penebar terror atau pun pelaku demo yang

berujung anarkis. Minoritas Islam di Eropa harus berjuang untuk mengembalikan

citra Islam yang keras menjadi lembut. Fatma tetap bersikap santun meski

mendengar hujatan dari orang-orang Eropa non muslim, itulah sejatinya Islam,

agama yang mencintai kedamaian.

Berbeda dengan keadaan sekarang dimana Islam menjadi minoritas dan

cenderung dikucilkan, di masa lalu Islam dan Eropa pernah menjadi pasangan

yang serasi. Meskipun menjadi masyarakat minoritas di Eropa Islam mampu

memberikan konstribusi yang besar terhadap peradapan Eropa hingga saat ini.

Melalui buku ini pengarang mencoba menggambarkan kesan yang ia dapatkan

saat menjelajahi peradaban Islam di Eropa, menceritakan beberapa tempat dimana

Islam mempunyai kisah yang cukup menarik di dalamnya.

Novel ini menceritakan pandangan tentang kehidupan masyarakat muslim di

Eropa pandangan tersebut memberikan gambaran mengenai pemahaman tentang

Islam, seperti ketika masyarakat Eropa non muslim menganggap bahwa Islam

hanya mengagungkan poligami, hal ini dikarenakan dalam sejarahnya para sultan

dan raja-rajanya memiliki istri lebih dari satu, namun sebenarnya para sultan

mempunyai alasan yang baik ketika memutuskan untuk memiliki istri lebih dari

satu. Salah satunya adalah untuk menaikkan derajat mereka. Pada kesempatan ini

penulis akan membahas mengenai citra masyarat muslim di Eropa yang terdapat

dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.

Citra merupakan sebuah refleksi, bayangan ataupun pantulan. Citra juga

dapat dimaknai sebagai pengandaian dan penggambaran yang dihantarkan melalui

Page 15: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

4

bahasa berupa dalam kalimat-kalimat yang ada dalam karya sastra. Citra tidak

dapat diukur secara matematis, tetapi dapat dirasakan dari hasil penilaian baik

atau buruk. Seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang

datang dari publik dan masyarakat luas pada umumnya.

Novel ini dipilih karena mampu menggambarkan citra masyarakat muslim

di Eropa sebagai kaum minoritas dengan cukup jelas serta memaparkan kejayaan

Islam di Eropa dimasa lampau yang belum banyak diketahui oleh

masyarakat.Selain itu penelitian terhadap citra masyarakat ini menarik untuk

diteliti karena mayarakat itu berubah sehingga kesan terhadap suatu hal pun dapat

berubah. Seperti yang dilakukan oleh pengarang yang mencoba mengubah

anggapan-anggapan yang salah mengenai masyarakat muslim dengan

memperlihatkan bagaimana citra masyarakat muslim sesungguhnya yang ia

temukan selama melakukan perjalanan.

Untuk mengungkapkan citra masyarakat yang ada dalam novel 99 Cahaya

Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiella Rais dan Rangga Almahendra penulis

menggunakan pendekata sosiologi sastra dengan meneliti melalui perspektif teks

sastra, yaitu melalui teks yang ada pada novel tersebut.

Penelitian terhadap novel 99 Cahaya Di Langit Eropa dengan mengkaji

citra masyarakat muslim sejauh ini masih sangat terbatas, bahkan penelusuran

yang dilakukan oleh peneliti di perpustakaan secara manual ataupun melalui

jejaring sosial, tidak menemukan adanya penelitian yang serupa ataupun

mendekati. Terbatasnya penelitian terhadap citra masyarakat dalam novel ini

menjadi pertimbangan bagi penulis untuk meneliti mengenai Citra Masyarakat

Page 16: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

5

Muslim Di Eropa Dalam Novel 99 Cahaya Dilangit Eropa Karya Hanum

Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

dalam penelitianini adalah :

1. Bagaimanakah isi teks novel “99 Cahaya Di Langit Eropa” karya

Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra berdasarkan

pendekatan sosiologi sastra?

2. Bagaimana citra masyarakat muslim sebagai kaum minoritas di

Eropa dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum

Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan isi teks novel yang

berhubungan dengan persoalan dan tema yang berkaitan dengan sosial

masyarakat dalam novel “99 Cahaya Di Langit Eropa” karya Hanum

Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

2. Mengetahui dan mendeskripsikan hasil analisis mengenaicitra

masyarakat muslim di Eropa yang terkandung dalam novel “99

Cahaya Di Langit Eropa” karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga

Almahendra.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yang sangat diharapkan oleh penulis ialah sebagai

berikut:

Page 17: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

Manfaat Teoretis

a) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan mengenai analisis terhadap citra masyarakat. Hasil ini

dapat dijadikan referensi untuk mendukung dan mengembangkan

teori sosiologi sastra.

Manfaat Praktis

Memperkaya wawasan penulis dan pembaca serta menambah

perbendaharaan kajian tentang sastra khususnya pada novel dengan

menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

1.5 Definisi Istilah

1. Citra

Citra adalah sebuah gambaran pengalaman indra yang diungkapkan oleh kata-

kata, gambaran berbagai pengalaman sensoris yang dibangkitkan oleh kata-kata.

Sementara itu pencintraan adalah sekumpulan citra yang dipergunakan untuk

melukiskan objek dan kualitas tanggapan indra yang dipergunakan dalam karya

sastra , baik dengan deskripsi harfiah maupun secara kias (Abrams salam Sofia,

2009:24). Secara umum dapat diartikan bahwa citra adalah kesan seseorang atau

individu terhadap sesuatu yang muncul dari pengetahuan dan pengalamannya

2. Sosiologi Sastra

sosiologi sastra merupakan disiplin ilmu tentang kehidupan masyarakat yang

objek kajiannya mencakup fakta sosial, definisi sosial, dan perilaku sosial yang

Page 18: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

7

menunjukkan hubungan interaksi sosial dalam suatu masyarakat

(koentjaraningrat dalam kurniawan, 2011:5).

Page 19: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sosiologi Sastra

Sastra merupakan intuisi sosial yang memakai medium bahasa. Sastra

menyajikan kehidupan dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial,

walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia, Rene

wellek & Austin Warren (1993:109). Sastra merupakan pencerminan masyarakat.

Melalui Karya sastra seorang pengarang mengunggkapkan permasalahan

kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya. Endaswara dalam

bukunya Metodologi Pengajaran Sastra, memberi pengertian bahwa sosiologi

sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah manusia, karena sastra sering

mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya

berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi (2003 : 79). Pendapat lain

diungkapkan Damono (2003 : 1) menyatakan bahwa sastra menampilkan

kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam hal

ini, kehidupan yang dimaksud mencakup hubungan antar masyarakat, antar

masyarakan dengan seseorang, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin

seseorang. Peristiwa dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra

adalah hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat yang

menumbuhkan sikapa sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa

sosial tertentu.

Sastra sering memililki kaitan dengan intuisi sosial tertentu. Sastra

mempunyai fungsi sosial atau manfaat yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi.

Page 20: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

9

Penelitian yang menyangkut sastra dan masyarakat biasanya dikaitkan dengan

situasi tertentu atau dengan sistem politik, ekonomi dan sosial tertentu.

Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan itu

disebut sosiologi sastra. Dalam pandangan Wolff (Faruk, 1994:4) sosiologi sastra

merupakan disiplin yang tanpa bentuk, tidak terdefinisikan dengan baik, terdiri

dari sejumlah studi-studi empiris dan berbagai percobaan teori agak lebih general

yang masing-masingnya hanya mempunyai kesamaan dalam hal berhubungan

dengan masyarakat. Menurut pendekatan sosiologi sastra, sebuah karya sastra

dapat dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra tersebut

mencerminkan kenyataan. Teori sosiologi sastra tidak hanya digunakan untuk

menjelaskan kenyataan sosial yang dipindahkan atau disalin pengarang dalam

sebuah karya sastra. Teori ini juga digunakan untuk menganalisis hubungan

wilayah pengarang dengan karyanya, hubungan karya sastra dengan suatu

kelompok sosial serta gejala-gejala sosial yang timbul di sekitar pengarang dan

karyanya. Karya sastra merupakan sebuah dokumen yang mencatat realitas

kehidupan sebagai hasil dari pengamatan pengarang. Dimana pengarang

menempatkan dirinya sebagai pengamat dari karya sastra yang dihasilkannya,

terkadang juga menjadi pelaku dalam karya tersebut. Karena itu, teori sosiologi

sastra yang digunakan untuk menganalisis sebuah karya sastra tidak dapat

mengabaikan eksistensi pengarang dan pengalaman batinya serta budaya tempat

karya sastra itu dilahirkan.

Hubungan sastra dengan kenyataan cukup luas, yakni segala sesuatu yang

berada di luar karya sastra yang diacu oleh karya sastra, pendekatan sosiologi

sastra menaruh perhatian pada aspek dokumenter sastra dengan landasan suatu

Page 21: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

10

pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau poret fenomena sosial. Pada

hakikatnya fenomena sosial itu bersifat kongkret, terjadi di sekeliling kita sehari-

hari, bisa diobservasi,difoto dan didokumentasikan, kemudian pengarang

mengangkat kembali fenomena tersebut menjadi sebuah wacana baru dengan

proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi dan imajinasi)

menyajikannya dalam bentuk sebuah karya satra. Dari berbagai definisi yang telah

dipaparkan , dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra merupakan disiplin ilmu

tentang kehidupan masyarakat yang objek kajiannya mencakup fakta sosial,

definisi sosial, dan perilaku sosial yang menunjukkan hubungan interaksi sosial

dalam suatu masyarakat (koentjaraningrat dalam kurniawan, 2011:5).

Rene wellek dan Austin Warren ( 1993: 111) membagi telaah sosiologi

sastra menjadi tiga klasifikasi, yaitu:

1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan intuisi sastra, masalah yang

berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang

status sosial pengarang, dan ideologi pengarang yang terlibat dari

berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra. Pengarang adalah

warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk sosial.

2. Sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri

dan yang berkaitan dengan masalah sosial, yang menjadi pokok

penelahaannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa yang

menjadi tujuannya dengan kata lain menganalisis struktur karya sastra

dalam hubungannya antara karya seni dengan kenyataan. Pendekatan

yang umun dilakukan sosiologi ini mempelajari sastra sebagai dokumen

sosial.

Page 22: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

11

3. Sosiologi pembaca dan dampak sosial karya sastra. Pengarang

dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat, seni tidak hanya meniru

kehidupan tapi juga membentuknya.

Klasifikasi di atas tidak jauh berbeda dengan klasifikasi yang dibuat oleh

Ian Watt (dalam Sapardi,1978) yang melihat hubungan timbal-balik antara

sastrawan, sastra, dan masyarakat. Telaah karya sastra menurut Ian Watt

mencakup tiga hal, yaitu:

1. Konteks sosial pengarang, yakni yang menyangkut posisi sosial

sastrawan dalam masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat

pembaca. Dalam pokok ini termasuk juga factor-faktor sosial yang bisa

mempengaruhi pengarang pengarang sebagai perseorangan di samping

mempengaruhi isi karyanya.

2. Sastra sebagai cerminan masyarakat, yang di telaah adalah sampai

sejauh mana sastra sastra dianggap sebagai cerminan keaadaan

masyarakat.

3. Fungsi sosial sastra, yakni seberapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh

nilai sosial dan sejauh mana sastra dapat berfungsi sebagai peghibur.

Dari skema atau klasifikasi di atas dapat diperoleh gambaran bahwa

sosiologi sastra, yang merupakan pendekatan terhadap sastra dengan

mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan, mempunyai sikap yang luas,

beragam dan rumit yang menyangkut tentang pengarang, karyanya, serta

pembacanya.

Page 23: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

12

Mengkaji dari berbagai teori sosiologi yang telah dikemukakan para ahli di

atas, maka penulis penelitian ini menggunakan sosiologi sastra yang yang

dikemukakan oleh Wellek dan Warren ( 1993: 111) yang membagi telaah

sosiologi sastra menjadi tiga klasifikasi, meliputi sosiologi pengarang, sosiologi

karya sastra, dan sosiologi pembaca. Peneliti menitik beratkan pada butir kedua

yaitu sosiologi karya sastra itu sendiri. Penelitian sosiologi sastra tidak hanya

sebatas mengungkapkan bahwa sastra adalah cerminan kehidupan masyrakat atau

dokumen sosial. Penelitian ini harus dapat menjawab secara tepat hubungan

antara karya sastra dengan kenyataan sosial.

2.2 Sastra sebagai Dokumen Sosial.

Tujuan sosiologi sastra adalah meningkatkan pemahaman terhdap karya

sastra dalam kaitannya dengan masyarakat. Pendekatan yang umumnya dilakukan

adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial dengan pandangan bahwa

sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial yang bersifat konkret,

terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan di

dokumentasikan. Oleh pengarang fenomena itu diangkat menjadi sebuah proses

kreatif dalam bentuk karya sastra.Umar Junus mengungkapkan bahwa sastra dapat

dilihat sebagai dokumen sosiobudaya, yakni hal yang memaparkan atau

menampilkan kenyataan sosio budaya suatu masyarakat pada masa tertentu

(Junus, 1986:3). Sastra bisa dilihat sebagai dokumen sosial budaya yang mencatat

kenyataan suatu masyarakat pada masa tertentu, sebab karya sastra tidak lahir dari

kekosongan sosial budaya.Artinya karya sastra ditulis berdasarkan kehidupan

sosial masyarakat tertentu dan menceritakan kebudayaan yang melatar

belakanginya. Hubungan dialektik antara karya sastra dan realitas sosial

Page 24: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

13

memperkuat anggapan bahwa sastra merupakan salah satu institusi sosial, sastra

tidak hanya mendapat pengaruh dari realitas sosial tapi juga dapat mempengaruhi

realitas sosial. Apabila realitas itu adalah sebuah peristiwa sejarah, maka suatu

karya sastra dapat mencoba menerjemahkan peristiwa tersebut dalam bentuk

bahasa dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah sesuai kemampuan

pengarang. Karya sastra juga dapat menjadi sarana bagi pengarang untuk

menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapannya mengenai peristiwa sejarah.

Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

1. Sesuatu unsur dalam karya sastra diambil terlepas dari hubungannya

dengan unsur lain. Unsur ini secara langsung dihubungkan dengan suatu

unsur sosiobudaya karena karya itu hanya memindahkan unsur itu

kedalam dirinya.

2. Pendekatan ini boleh mengambil imej atau citratentang ‘suatu’

perempuan, laki-laki, orang asing,tradisi, dunia modern dan lain-lain

dalam suatu karya sastra ataupun dalam beberapa karya yang mungkin

dilihat dari perkembangannya.

3. Pendekatan ini boleh mengambil motif atau tema, yang keduanya

bebeda secara gradual.

Hal terpenting dalam sosiologi sastra adalah konsep cermin (mirror). Dalam

kaitan ini sastra dianggap sebagai tiruan masyarakat. Berdasarkan pada penelitian

Thomas warton ( penyusunan sejarah puisi inggris yang pertama) menyimpulkan

bahwa sastra mempunyai kemampuan merekam ciri-ciri zamannya. Wellek dan

Waren (1993:122)

Page 25: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

14

2.3 Citra Masyarakat

Karya sastra akan mengarahkan pembaca pada pengimajian yang dibuat

oleh pengarang yang diungkapkan melalui citra yang menyerupai gambaran

terhadap suatu objek. Citra adalah sebuah gambaran pengalaman indra yang

diungkapkan oleh kata-kata, gambaran berbagai pengalaman sensoris yang

dibangkitkan oleh kata-kata. Sementara itu pencintraan adalah sekumpulan citra

yang dipergunakan untuk melukiskan objek dan kualitas tanggapan indra yang

dipergunakan dalam karya sastra , baik dengan deskripsi harfiah maupun secara

kias (Abrams dalam Sofia, 2009:24). Sejalan dengan pendapat di atas Pradopo

menyatakan bahwa citra merupakan kesan mental atau bayangan visual yang

ditimbulkan oleh kata, frasa, atau kalimat (Pradopo, 1990: 78).

. Citra merupakan sebuah pengandaian dan penggambaran yang memicu

sebuah anggapan yang dihantarkan melalui bahasa berupa kalimat-kalimat yang

ada dalam karya sastra. Citra tidak dapat diukur secara matematis, tetapi dapat

dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk terhadap suatu objek. Seperti

penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang datang dari publik dan

masyarakat luas pada umumnya. Biasanya dasar dari citra adalah nilai

kepercayaan yang diberikan kepada individual atau pun kelompok-kelompok

tertentu yang merupakan pandangan atau persepsi. Jadi secara umum dapat

diartikan bahwa citra adalah kesan seseorang, individu terhadap individu lain,

kelompok atau masyarakat yang muncul dari pengetahuan dan pengalamannya.

Sementara itu pencitraan merupakan kumpulan dari citra yang digunakan

untuk melukiskan suatu objek yang ada dalam karya sastra, baik secara deskriptif

harfiah maupun secara kias. Pencitraan merupakan cara untuk mengungkapkan

Page 26: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

15

gambaran yang jelas dan menimbulkan suasana khusus untuk menghidupkan

gambaran dalam pikiran dan pengindraan. Pencitraan dapat dilakukan dengan

berbagai model, salah satunya adalah penelitian mengenai citra masyarakat

dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Mengingat fokus penelitian ini adalah citra masyarakat muslim,

pengertian citra masyarakat perlu diperjelas. Citra masyarakat adalah rupa,

gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai suatu masyarakat ataupun pribadi

dan kesan mental yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa atau kalimat yang

tampak dalam kehidupan bermasyarakat yang tergambar dalam sebuah cerita.

Penelitan terhadap citra ini menganggap teks-teks sastra ini sebagai bukti adanya

berbagai jenis persepsi atau pun gambaran dalam masyarakat.

Page 27: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

16

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkananalisis isi teks dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropakarya

Hanum Salsabiella Rais dan Rangga Almahendra , maka penelitian ini akan

menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif ini bersifat deskriptif yang

berarti data yang di hasilkan berupa kata-kata dalam bentuk kutipan. Menurut

Bogdan dan Taylor dalam moleong ( 1983 :3) penelitian deskriptif kualitatif

adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa data tertulis dan lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dari mereka. Dalam penelitian

untuk memahami aspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel 99 Cahaya Di

Langit Eropa ini metode deskriptif kualitatif difungsikan untuk memaparkan data

maupun hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata.

3.2 Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yaitu pendekatan

dalam menganalisis karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan untuk mengetahui makna totalitas suatu karya sastra. Pendekatan

sosiologi sastra juga berupaya untuk menemukan keterjalinan kondisi sosial

budaya dengan karya sastra serta karya sastra sebagai dokumen sosial.

Page 28: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

17

3.3 Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan bahasa (teks tertulis) yaitu kata-

kata, frasa, kalimat yang terdapat dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya

Hanum Salsabiella Rais dan Rangga Almahendra.

2. Sumber Data

Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data objektif, Sumber

data yang menjadi objek penelitian ini adalah novel 99 Cahaya Di Langit Eropa

karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, cetakan pertama pada

tahun 2011, dengan jumlah halaman sebanyak 414 halaman, diterbitkan oleh PT.

Gramedia Pustaka Utama. Data yang didapat dari novel 99 Cahaya Di Langit

Eropaini berupa teks yang berisikan pandangan masyarakat terhadap citra

masyarakat muslim di Eropa. Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat

berupa manusia, peristiwa, dokumen, arsip dan benda-benda lain. Dalam

penelitian ini sumber data pokok adalah novel, buku-buku tentang sosiologi

sastra serta buku tentang masalah sosial.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik baca dan

catat. Pengumpulan data juga dilakukan dengan studi pustaka yaitu dengan cara

membaca dan mempelajari objek penelitian yaitu teks novel 99 Cahaya Di Langit

Eropakarya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan cermat

kemudian mencatat hasil analisis guna mendapatkan pemahaman yang jelas

mengenai penelitian ini.

Page 29: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

18

3.5 Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Membaca dan memahami isi novel 99 Cahaya Di Langit Eropa

2. Membuat sinopsis novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum

Salsabiela Rais dan RanggaAlmahendra.

3. Menganalisis isi teks novelyang berkaitan dengan unsur pembangun novel

menggunakan sosiologi sastra.

4. Menganalisiscitra masyarakat muslim di Eropa dalam novel 99 Cahaya Di

Langit Eropakarya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

5. Menarik kesimpulan.

Page 30: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sinopsis

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa merupakan sebuah novel yangmenceritakan perjalanan menapaki jejak Islam di Eropa, novel ini tidak hanyaberkisah mengenai perjalanan kedua penulis selama di Eropa namun jugamengenai sejarah besar Islam di Eropa yang belum banyak diketahui oleh orangbanyak.Kisah ini berawal dari Hanum yang mengikuti suaminya Rangga yangtinggal di Eropa saat mendapat beasiswa program doctoral di Universitas diAustria. Hanum dan Rangga tinggal disana selama 3 tahun, keduanya memilikikesempatan menjelajahi Eropa secara bersama-sama. Eropa yang tidak hanyasekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, dan segala keindahannyayang ada, namun mereka juga menemukan tentang sisi lain lain dari Eropa, adapesona Islam yang terkubur, ada sejarah kejayaan Islam disana. Islam dan Eropapernah menjadi saudara yang berjalan berdampingan. Islam pernah berjaya ditahanh tersebut, namun ketamakan manusia membuat dinasti itu runtuh.Di WinaHanum mengikuti kursus bahasa Jerman,sembari menunggu panggilanpekerjaan, selama kursus itulah Hanum berkenalan dengan Fatma. Seorangwanita asal Turki yang berhasil menggugah jiwa kelana Hanum untukmenjelajahi Islam di Eropa. Fatma bukan hanya sebagai sahabat bagi Hanumnamun sekaligus menjadi pemandu wisatanya. Fatma mengenalkan Islam di bumiEropa yang tidak diketahui oleh orang banyak. Fatma adalah seorang ibu rumahtangga namun Fatma memiliki wawasan yang luas. Mereka pun memutuskanuntuk menjelajahi Eropa bersama-sama untuk menapaki jejak Islam yang luarbiasa. Namun rencana Hanum untuk menjelajahi Eropa bersama dengan Fatmatidak dapat terlaksana, Fatma menghilang tanpa pemberitahuan. Untuk menepatijanjinya pada Fatma, Hanum memutuskan menjelajahi jejak Islam bersama sangsuami. Hanum lalu mulai menjelajahi sisi tersembunyi Islam bersama suaminya.Tempat kedua yang diceritakan penulis adalah Paris, Prancis. Kota ini di kenalcity of lights ( Pusat Peraban Eropa). Di Paris, Hanum bertemu dengan seorangilmuwan di Arab World Institute Paris, seorang ilmuwan yang bernama Marion.Ia memperlihat bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropamenyimpan banyak sejarah tentang Islam, seperti kufic-kufic pada keramik yangberada di musse lovre, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dikenakan Bunda Maria bertuliskan kalimat tauhid laa ilaaha ilallah, dan masihbanyak lagi peninggalan sejarah lainya.Dari Paris, mereka selanjutnyamenjelajahi Cordoba dan Granada. Cordoba merupakan ibukota Andalusiadimana peradaban Eropa dimulai. Cordoba bukanlah kota Islam yang

Page 31: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

20

seluruhnya, namun toleransi antar umat beragama menjadi landasanutama kotaini, sehingga membuat kota-kota lain iri. Ilmu pengetahuan bertumbuh danmenginspirasi kota-kota lain. Sementara Granada adalah kota terakhir dimanaIslam takluk didaratan Eropa. Ada benteng megah disana, yang menjadi tandabahwa Islam berjaya pada masa itu.Perjalanan terakhir Hanum dan Ranggadalam mencari jejak Islam di Eropa adalah menjelajahi Istanbul. Istanbul adalahsaksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa keemasan. Pada masa ituwilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Di Turki juga terdapat HagiaSophia, bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid. Namun kini telahdijadikan museum oleh pemerintah.

4.2 Analisis Isi Teks Pada Novel99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum

Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra.

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa merupakan novel yang mengandung

amanat serta informasi yang menarik bagi pembaca. Untuk mengetahui hal

tersebut maka diperlukan analisis unsur pembangun dalam novel ini. Unsur-unsur

pembangun karya sastra ini secara faktual akan dijumpai jika seseorang membaca

karya sastra. Oleh karena itu, unsur yang membangun karya sastra ini digunakan

sebagai pengantar untuk menganalisis isi teks yang ada dalam novel 99 Cahaya Di

Langit Eropa yang kemudian akan digunakan untuk memudahkan penulis dalam

menganalisis citra masyarakat muslim yang terdapat dalam novel ini. Namun,

tidak semua unsur pembangun novel akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti

hanya akan menggunakan unsur pembangun yang berkaitan dengan pendekatan

sosiologi sastra. Analisis unsur pembangun karya sastra yang akan digunakan

pada penelitian ini adalah tokoh dan penokohan, tema, alur, latar dan amanat.

Karena kelima unsur tersebut sangat dibutuhkan sebagai penghantar penelitian ini.

4.2.1 Tema

Novel 99 cahaya di langit Eropa ini menceritakan tentang perjalanan

kedua penulis yaitu Hanum dan Rangga yang menjelajahi Eropa. Novel ini

Page 32: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

21

jugamengungkapkan informasi bahwa meskipun sebagai masyarakat minoritas di

Eropa, Islam ternyata pernah berkuasa di Eropa, Islam pun berkontribusi terhadap

perkembangan Eropa. Namun ketamakan manusia pada akhirnya menghancurkan

peradaban tersebut. Kejayaan Islam di Eropa tergambar dalam kutipan berikut :

“ Aku akan memberitahu sedikit sejarah Hanum, Turki negaraku pernahhampir menguasai Eropa Barat. Sekitar 300 tahun yang lalu, pasukanTurki yang sudah mengepung kota Wina akhirnya dipukul mundur olehgabungan Jerman dan Polandia dari atas bukit ini.” (hlm.42).

Kutipan di atas menceritakan tokoh Fatma yang sedang

memberitahu Hanum mengenai sejarah Islam yang hampir menaklukan Wina.

Pasukan Turki yang hampir menaklukkan Wina tersebut dipimpin oleh Kara

Mustafa Pasha, namun sang panglima gagal membawa kemenangan sehingga

pasukan Turki diserang balik dari Kahlenberg. Fatma tidak hanya membawa

Hanum ke Kahlenberg untuk menikmati keindahan Eropa saja tetapi juga

menceritakan bagaimana sejarah Islam di Eropa yang tidak diketahui oleh orang

banyak.Rasa penasaran Hanum terhadap Islam di Eropa inilah yang akhirnya

membuatnya melakukan perjalanan untuk menemukan jejak Islam di Eropa

ditemani oleh suaminya Rangga. Dalam perjalanan ini Hanum menemui banyak

orang yang menceritakan kehidupan masyarakat muslim di Eropa, masyarakat

muslim yang merupakan minoritas dan kerap mendapatkan anggapan yang negatif

dari masyarakat non muslim di Eropa seperti yang dialami oleh Rangga yang

harus mendengarkan cemooh teman kampusnya Stefan mengenai ajaran agama

Islam seperti kutipan berikut :

“Agamamu kurang realistis. Kenapa agamamu menyiksa umatnya dengansegala macam kewajiban? Kalau memang Tuhan itu ada, kalau memangTuhan itu Maha Pemurah, kenapa Dia menganiaya kalian dengan semuakesulitan itu? Kau harus sembahyang 5 kali sehari. Kau harus puasa

Page 33: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

22

sebulan setahun. Kau harus pergi haji, berpanaspanasan dan berdesak-desakan seperti yang kulihat di TV. Kenapa harus begitu? Dan kenapakau harus mau? Itu tidak logis!” (hlm. 215)

Kutipan diatas mempelihatkan bagaimana masyarakat non muslim di

Eropa terutama mereka yang atheis cenderung menganggap bahwa ajaran Islam

sangat terlalu membatasi dan menyulitkan.

Melalui penjelasan beberapa tema diatas yang menjadi tema utama dalam

novel ini adalah mengenai kehidupan masyarakat muslim sebagai minoritas di

Eropa. Sebagai masyarakat minoritas, masyarakat muslim sering mendapatkan

perlakuan yang tidak baik dari masyarakat non muslim Eropa. Hal ini karena

masyarakat non muslim di Eropa cenderung memiliki pandangan negatif terhadap

Islam sehingga mereka kerap bersikap antipati dan cenderung waspada terhadap

masyarakat muslim. Pengarang mencoba untuk memperlihatkan bahwa

masyarakat muslim sebenarnya tidak seperti anggapan masyarakat non muslim

Eropa yang cenderung kearah negatif.

4.2.2 Tokoh dan Penokohan.

Dalam novel ini terdapat banyak tokoh, antara lain adalah Hanum, Fatma,

Rangga, Ayse, Latife, Oznur, Erza, Selim, Imam Hashim, Marion, Gomes, Hasan,

Sergio, dan Luis. Dalam novel 99 Cahya di Langit Eropa yang menjadi tokoh

utama ialah Hanum. Namun, selain tokoh Hanum tokoh Fatma juga sangat

berpengaruh dalam cerita 99 Cahya di Langit Eropa. Tokoh utama merupakan

tokoh yang paling banyak waktu penceritaan dalam berbagai peristiwa yang

membangun cerita dan merupakan tokoh sentral protagonis yang menggambarkan

perwatakan positif.

Page 34: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

23

Hanum adalah seorang jurnalis, ia memutuskan untuk pindah ke Wina

Austria untuk mengikuti sang suami yang mendapatkan beasiswa studi doctoral di

sana. Sementara ia menunggu panggilan pekerjaan di sana Hanum memutuskan

untuk mengikuti kursus bahasa jerman, ia pun bertemu dengan Fatma seorang

imigran asal Turki. Meskipun sudah tiga tahun tinggal di Austria, dia masih harus

mengikuti kursus level A1 seperti Hanum, hal ini karena Fatma tidak bekerja

sehingga ia tak punya kegiatan yang mendekatkannya pada komunikasi bahasa

jerman sehari-hari. Merasa nyaman karena mendapatkan teman muslim

pertamanya di Eropa Hanum dan Fatma semakin dekat dan bersahabat, hingga

suatu hari mereka memutuskan untuk menjelajahi kota-kota di Eropa yang

menyimpan sejarah mengenai peradaban dan kejayaan Islam. Namun, rencana

mereka untuk berpergian berdua tidak dapat dilaksanakan, Fatma harus kembali

ke Turki karena anaknya sakit, Hanum pun memutuskan untuk menjelajahi Eropa

ditemani sang suami.

Hanum merupakan sosok yangcerdas, dan juga bertanggung jawab,

meskipun tidak dapat menemukan keberadaan Fatma, Hanum tetap bertekad

untuk menjelajahi Eropa untuk mempelajari serta menemukan jejak kejayaan

Islam di Eropa. Ia pun akhirnya memulai perjalanan dengan ditemani oleh sang

suami

“Tercatat tiga janji yang belum ia tunaikan hingga kelas jerman berakhirdan dia lenyap meninggalkan ku. Janji pertam adalah menonton bersamasemua pertandingan turki dalam acara piala eropa ini. Janji kedua adalahmengajak ku ke Vienna Islamic Center, bertemu seorang imam di sana.Dan janji ketiga, menjelajah tempat-tempat historis Islam di Eropa.akutetapkan hati akan ku lunasi janji-janji itu sendiri..” (hlm. 109)

Page 35: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

24

Kutipan di atas menunjukkan bahwa karakter tokoh Hanum merupakan

seseorang yang memiliki tekad yang sangat kuat. Hanum tetap memutuskan untuk

menyelesaikan janji-janji yang telah ia buat bersama dengan Fatma. Meskipun

tidak menemui keberadaan Fatma, Hanum tetap memutuskan untuk menjelajahi

tempat-tempat yang menyimpan sejarah Islam di Eropa. Selain mempunyai tekad

yang kuat dan bertanggung jawab Hanum juga merupakan wanita yang certas

serta memiliki rasa ini ingin tahu yang sangat besar. Hal ini tergambar pada

kutipan berikut :

“ya, ini pertama kalinya saya ke sini. Masjid paling besar ya, tapimengapa harus dekat dengan semua itu? Tangan ku kuhamparkan. Akubingung memilih kata yang lebih halus daripada tempat menggodasyahwat. Rangga yang di samping ku langsung mencubit punggung ku.Aku tahu pertanyaanku berlebihan, apalagi kami baru berkenalan. Tapihaya pertanyaan itu yang tiba-tiba terbesit di otakku. Hlm 115”

Tokoh Hanum dengan lugas menanyakan hal-hal yang terasa menggajar

dan terbesit dalam pikirannya, rasa ingin tahu yang besar membuatnya selalu

bertanya hal yang ingin ia ketahui kepada orang lain yang dianggapnya mampu

memberikan jawaban meski pun mereka belum lama berkenalan.

Selain tokoh Hanum, dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa ini juga

terdapat tokoh sentral yang lain yaitu Fatma seorang perempuan yang merupakan

imigran Turki, Fatma adalah orang yang berhasil menggugah jiwa kelana Hanum

untuk menysuri jejak Islam di Eropa. Fatma yang notabene hanya seorang ibu

rumah tangga itu mengejutkan Hanum dengan wawasannya yang sangat luas

tentang sejarah Islam di Eropa.

“ ‘Klau kaulihat, gereja-gereja di Eropa dibangun ratusan tahun lalu.Dan bisa kaulihat semuanya sangat indah dan memiliki detail yang rumit,

Page 36: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

25

tentu hal ini tidak mudah dilakukan pada zaman dahulu’ Fatma yang takbersekolah tinggi ini ternyata memiliki kecermatan yang tinggi. Hlm 37

Aku terpaku, melongo kali ini. Inikah maksud fatma mengajakku keKahlenberg? Dia tidak hanya bermaksud memamerkan kecantikan Wina,tapi juga menceritakan sebuah fragmen sejarah panjang Islam di Eropa”.(Hlm. 43)

Fatma memiliki pengetahuan yang sangat luas meskipun ia tidak

berpendidikan tinggi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya penjelasan yang

diberikan Fatma kepada Hanum ketika mereka berkeliling. Fatma juga sangat

pandai mengaitkan peninggalan sejarah di Wina dengan peradaban Islam di Eropa

pada masa lalu. Fatma tidak hanya memperlihatkan bangunan dan pemandangan

yang indah di Kahlenberg, tetapi juga menceritakan sejarah Islam yang ada di

sana namun juga sejarah mengenai Islam yang hampir menguasai Wina tapi malah

diserang balik dari bukit Kahlenberg. Fatma juga membuktikan kecerdasannya

dengan mendapatkan nilai terbaik di kelas bahasa jerman yang ia ikuti.

Bukan hanya kecerdasan itu saja Fatma juga memiliki kebesaran hati yang

luar biasa, Fatma menunjukkan bagaimana sikap menahan diri agar tidak

memancing keributan dan pertikaian. Hal ini terlihat pada kutipan berikut :

“….Tapi bukankah itu menunjukkan kita begitu lemah dan terinjak-injak?Sanggahku. Fatma diam dan tersenyum lembut, lalu mengambil napasdalam-dalam. “suatu saat kau akan banyak belajar bagaiman bersikap dinegeri tempat kau harus menjadi minoritas. Tapi menurut pengalamankuselama ini, aku tak harus mengumbar nafsu dan emosiku jika ada hal yangtidak berkenan di hatiku. Hlm 47”

Kutipan ini membuktikan kebesaran hati seorang Fatma yang menerima

cercaan dari kalangan non muslim yang berada di Eropa yang telah menghina

Islam dengan mengolok-olok kekalahan Islam dengan menggunakan roti croissant

yang berbentuk bulan sabit, roti ini berasal dari Turki dan dianggap

sebagailambang dari umat Islam. Namun, Fatma tidak membalas ejekan

Page 37: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

26

nonmuslim tersebut dengan berdebat, ia justru menegur mereka dengan sangat

lembut, bahkan ia mencoba untuk dapat berteman dengan mereka.

4.2.3 Latar atau Setting

Latar yang digunakan dalam penelitian ini adalah latar tempat, dan latar

sosial. Berikut analisis latar dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.

a) Latar Tempat.

Latar tempat dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropaadalah beberapa kota

yang ada di Eropa, kota-kota tersebut adalah Wina, Paris, Cordoba, Granada, dan

Istanbul. Eropa sendiri merupakan Negara dengan mayoritas non muslim, namun

ternyata ratusan tahun yang lalu Islam pernah berjaya di Tanah tersebut, Islam dan

Eropa pernah berjalan berdampingan. Berikut ini latar tempat yang ada di dalam

novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiella Rais dan Rangga

Almahendra

1. Wina, Austria.

pertama adalah dari hari pertama Hanum menginjak bumi Eropa

untuk mengikuti suaminya yaitu rangga Almahendra yangmendapatkan

beasiswa studi doctoral di Wina, Austria. Ketika berada di Austria Hanum

mengunjungi bukit Kahlenberg dan istana yang menjadi ikon Wina yaitu

Schoenbrunn. Kahlenberg adalah sebuah bukit atau pegunungan, dari

kahlenberg para pengunjung dapat melihat cantiknya kota Wina dari

ketinggian. Namun bukan hanya itu saja, kahlenberg menyimpan sejarah

mengenai sejarah peradaban Islam. Seperti pada kutipan berikut ini :

Page 38: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

27

Kutipan dalam novel:

“ Kau tahu kenapa aku mengajakmu kesini Hanum?” Tanya Fatma tiba-tiba”

“ Aku perlu memberitahumu sedikit sejarah, Hanum. Turki negaraku ,pernah hamper menguasai Eropa Barat. Sekitar 300 tahun lalu pasukanTurki yang sudah mengepung Wina akhirnya dipukul mundur.” (hlm.42)

Seperti yang telah dijelaskan oleh Fatma, Kahlenberg merupakan saksi

mengenai sejarah peradaban Islam yang hampir menguasai Eropa Barat. Namun,

pasukan tersebut dipukul mundur oleh gabungan Jerman dan Polandia dari atas

bukit Kahlenberg. Setelah mengunjungi Kahlenberg Fatma juga mengajak Hanum

untuk mengunjungi Schoenbrunn dan Museum Kota Wina. Museum ini didirikan

untuk mengabadikan sejarah kota Wina. Dalam museum ini terdapat lukisan Kara

Mustafa Pasha, ia adalah seorang panglima yang memimpin pasukan ketika

mengepung Wina, tindakan Kara Mustafa Pasha yang kejam dimedan perang

membuatnya dijuluki sebagai penakluk yang kalah di medan perang, sehingga

masyarakat Eropa menggambarkannya sebagai sosok yang menyedihkan.

2. Paris

Latar tempat kedua adalah Paris, yaitu ketika Rangga menghadiri sebuah

konferensi di Paris dan Hanum memutuskan untuk ikut dengan suaminya. Paris

mempunyai daya tarik yang luar biasa. Inilah kota yang paling terang cahayanya

di benua Eropa. Di Paris Hanum bertemu dengan Marion Latimer yang akan

menemani Hanum menjelajahi Paris untuk menemukan jejak Islam disana.

Tempat pertama yang dikunjungi Hanum dan Marion di Paris adalah Museum

Louvre. Museum dengan koleksi terlengkap di seluruh dunia, Museum ini juga

Page 39: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

28

mengoleksi lukisan-lukisan karya maestro dunia. Mereka menemukan berbagai

macam koleksi yang membuktikan bahwa peradaban Islam saat itu berkembang

pesat.

“ Tulisan apa itu ? tanyaku dengan rasa penasaran.”

“Al-‘ilmu syadidun fil bidayah, wa ahla minal ‘asali fin-nihayah.”(hlm.154)

“ Arti kufic ini kurang lebih’ ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya,tetapi manis melebihi madu pada akhirnya’. Kata Marion melanjutkan.”(hlm.155)

Kutipan di atas mengungkapkan bahwa Marion dan Hanum menemukan

sebuah benda berupa piring yang terdapat tulisan kufic dipinggirannya. Tulisan

kufic merupakan seni kaligrafi Arab kuno, sehingga orang dengan pengetahuan

biasa akan sulit membacaya. Penemuan Hanum dan Marion ini menunjukkan

bahwa peradaban Islam pada saat itu berkembang sangat pesat. Hal kedua yang

ditunjukkan Marion kepada Hanum adalah lukisan Bunda Maria yang ternyata

juga bertuliskan tulisan Arab kufic.

“ Hey, sepertinya ada inskripsi Arab juga di kain hijab Bunda Maria ini.Kufic lagi ! pekikku. Apa arti tulisan ini Marion? Kata-kata bijak lagimungkin?” harap ku.”

“ Yang kau lihat itu bukan Kufic, tapi Pseudo Kufic” (hlm.165)

Selendang bunda maria tersebut ternyata bertuliskan tulisan Pseudo Kufic.

Tulisan tersebut biasanya dibuat oleh non muslim yang mencoba menuliskan

inskripsi Arab. Bacaan dari tulisan yang ada diselendang Bunda Maria adalah ‘laa

Illaa ha Illallah’ yang diketahui sebagai kalimat paling sakral bagi umat muslim.

Page 40: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

29

3. Cordoba dan Granada

Setelah mendapatkan banyak informasi mengenai kejayaan Islam di Eropa

yang berada di Paris, Hanum pun melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi

kota ketiga yaitu Cordoba dan Granda. Tujuan Hanum untuk mengunjungi

Cordoba adalah untuk melepas rasa penasarannya terhadap Mesquita.Ketika

masuk kedalam Mesquita Hanum dan Rangga terkejut melihat kemewahan yang

hamper menyerupai kemegahan Masji Nabawi di Madinah.

“ Ketika aku dan Rangga akhirnya masuk ke Mezquita. Aku percayabahwa Mesquita pernah menjadi masjid terbesar pada masanya.” (hlm.257)

Mezquita merupakan masjid terbesar pada masa kejayaan Islam di

Cordoba, namun sejak runtuhnya dinasti tersebut, Mezquita diubah menjadi

sebuah gereja. Cordoba merupakan kota denga ibu sejarah peradaban ilmu

pengetahuan dan keharmonisan antar umat beragama ratusan tahun yang lalu.

4. Turki

Tempat pertama yang dikunjungi oleh Hanum dan Rangga ketika berada di

Turki adalah Hagia Sophia yang merupakan ikon kemenangan Dinasti

Usmaniayah atas Byzantium Romawi. Hagia Sophia adalah Katedral Byzzantium

terbesar di Eropa yang kemudian menjdi sebuah masjid, tetapi tetap membiarkan

elemen-elemen kekristenan bertengger di sana. Pemerintah Turki saat ini

menjadikan Hagia Sophia sebagai museum. Selain Hagia Sophia Hanum juga

mengunjungi Top Kapi yang merupakan istana para sultan pada zaman dahulu,

berbeda dengan istana lainnya yang ada di Eropa, Top Kapi merupakan istana

Page 41: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

30

dengan bangunan paling sederhana, hal ini mencerminkan sikap yang rendah hati

dan tidak sombong para sultan.

b) Latar Sosial.

Latar sosial dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa menunjukkan bahwa

orang Eropa sangat peduli dan detail dengan kehidupannya. Seperti halnya

perbedaan agama, dalam sebuah institusi sekuler ataupun perusahaan tidak ada

yang menyediakan tempat ibadah dan menjadi tantangan tersendiri, disaat orang

Islam sebagai minoritas ingin menjalankan ibadah. Orang Eropa hidup dalam

lingkungan atheis yang tidak mengenal Tuhan apalagi tuntunan agama.

Masyarakat muslim sebagai masyarakat minoritas pun kerap mengalami kesulitan,

hal ini karena banyaknya kesalahpahaman yang terjadi antara masyarakat muslim

dan non muslim di Eropa.

Banyak masyarakat nonmuslim yang memiliki pandangan negatif terhadap

masyarakat muslim, terlebih maraknya aksi terorrisme dan aksi demo yang

bersifat anarkis yang dilakukan oleh beberapa oknum dengan mengatas namakan

Islam, membuat Islamphobia semakin berkembang di Eropa. Kesulitan untuk

mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat muslim terutama yang menggunakan

hijab merupakan salah satu dampak dari Islamphobia ini, seperti yang dirasakan

oleh Fatma dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.

Kutipan dalam novel:

“Entah mengapa aku tertarik berdiskusi tentang isu jilbab dan pekerjaanini dengan Fatma. Rasanya penasaran saja. Di Indonesia, perempuanberjilbab bisa berkarier sampai puncak. Di Eropa? Apalagi di Australia?Bagi Fatma, meski mendapatkan izin bekerja dari pemerintah dan juga

Page 42: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

31

dari suaminya, tetap tak ada artinya. Musykil perusahaan di Australiamau menerimanya. Dia harus mengubur dalam- dalam harapannyamenjadi perempuan yang mengenal dunia kerja. Sekarang tekadnya hanyasatu: menjadi perempuan solehah yang menjaga keluarga dankeharmonisan rumah tangga. Itu saja, katanya”. (hlm. 25)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa adanya ketidakseimbangan sosial

terhadap masyarakat muslim di Eropa, terutama bagi mereka yang menggunakan

hijab, masyarakat di Eropa cenderung menganggap hijab sebagai hal yang harus

diwaspadai. Hal ini diperparah karena ada banyaknya terror bom yang dilakukan

oleh oknum-oknum muslim itu sendiri dengan mengatasnamakan jihad, media

pun semakin membesar-besarkan sehingga Islamophobia semakin menjalar di

Eropa.

Tidak hanya itu, masyarakat non muslim juga sulit untuk melakukan

ibadah disana, karena minimnya tempat ibadah bagi umat muslim, seperti Hanum

dan Fatma yang akhirnya menggunakan tempat penitipan anak sebagai tempat

beribadah saat ditempat kursus, Rangga juga mengalami hal serupa ditempat

kuliahnya. Hal ini terlihat pada kutipan dibawah ini:

Kutipan dalam novel:

“Meski Rangga seorang mahasiswa doctoral, dia dibebani begitu banyakpekerjaan mengajar dan urusan administrasi. Mungkin inilah carapemerintah Austria memanfaatkan semaksimal mungkin scholar yangmereka biayai hidup dan sekolahnya. Sampai-sampai untuk minta waktumengerjakan sholat Jum’at, Rangga perlu meyakinkan supervisor dankolega-koleganya bahwa ini adalah ibadah wajib yang tak boleh diatinggalkan. Bagaimanapun Rangga menjelaskan, sepertinya mereka masihsulit memahaminya.” (hlm. 204-205)

Kutipan di atas menunjukkan bagaimana tokoh Rangga harus beradu

argument terlebih dahulu agar bisa melaksanakan ibadahnya, bahkan setelah

Page 43: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

32

dijelaskan pun masih banyak yang tidak memahami dan menerima penjelasan

Rangga, hingga akhirnya Rangga diperbolehkan untuk sholat di ruangan ibadah

semua umat beragama.

4.2.4. Alur

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropamerupakan sebuah novel yang

mengisahkan perjalanan kedua penulis ketika melakukan pencarian jejak kejayaan

Islam di Eropa. Alur yang digunakan dalam penceritaan novel ini adalah alur

campuran karena pencarian jejak Islam di Eropa yang dilakukan oleh Hanum dan

suaminya tidak terlepas dari peristiwa yang terjadi dimasa lalu. Pengenalan cerita

berawal dari tokoh Hanum. Seorang jurnalis yang harus pindah ke Wina Austria

mengikuti sang suami yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya.

“ Maret 2008, adalah hari-hari pertamaku menginjak bumi Eropa. Akumengikuti Rangga suamiku yang mendapatkan beasiswa studi doktoral diWina, Austria.” Hlm 20

Selanjutnya konflik dimulai ketika Hanum dan Fatma memutuskan untuk

berkeliling beberapa Negara di Eropa yang menyimpan sejarah kejayaan Islam

pada masa lampau, namun secara misterius Fatma menghilang, Hanum pun

berusaha untuk mencarinya namun tidak pernah menemukan hasil

“ “Aku ingin sekali berjalan-jalan keliling Eropa sepertimu Fatma,mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang meninggalkan jejakkebesaran Islam, kapan ya aku bisa,” jawabku sambil menyentuh lekuk-lekuk hisan magnet yang berjejer tersebut. “ Hanum ternyata kitamempunyai angan-angan yang sama. Aku baru saja inginmengajakmumelakukan hal yang sama. Magnet-magnet itu hanyapemberian Latife dan Ezra yang sering berjalan-jalan ke luar negri.Sekatang aku harus mengumpulkan uang dulu. ( hlm 98)

“Tercatat tiga janji yang belum ia tunaikan hingga kelas jerman berakhirdan dia lenyap meninggalkan ku. Janji pertam adalah menonton bersamasemua pertandingan turki dalam acara piala eropa ini. Janji kedua adalahmengajak ku ke Vienna Islamic Center, bertemu seorang imam di sana.

Page 44: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

33

Dan janji ketiga, menjelajah tempat-tempat historis Islam di Eropa.akutetapkan hati akan ku lunasi janji-janji itu sendiri..” (hlm. 109)

Pada kutipan ini menceritakan awal perjanjian yang dibuat oleh Hanum

dan Fatma ketika Hanum melihat magnet dinding bergabai Negara di Eropa yang

tertempel di dinding rumah Fatma saat Hanum mengunjungi rumahnya. Namun

beberapa bulan kemudian Fatma menghilang tanpa kabar, ia hanya mengirimkan

sebuah pesan yang berisi bahwa Fatma harus pulang ke kampung halamannya

karena ada urusan mendesak. Setelah pesan itu tak ada lagi pesan yang diterima

Hanum dari Fatma, hal inilah yang kemudian membuat Hanum bertekad untuk

menepati janji yang ia buat dengan temannya tersebut meskipun hanya ditemani

dengan sang suami, tanpa adanya Fatma seperti awal perjanjian mereka.

Hanum kemudian menjelajahi Eropa ditemani oleh Rangga

suaminya.Hanum pun mengunjungi kota-kota yang menyimpan sejarah serta

rahasia mengenai kejayaan Islam di Eropa yang tidak banyak diketahui oleh

masyarakat luas seperti Paris, Cordoba dan Granada. Hanum mempelajari dan

menemukan banyak informasi mengenai Islam yang ia dapatkan dari orang-orang

yang ia temui. Hanya satu yang belum ia datangi, Turki. Magnet Hagia Shophia di

Istanbul yang belum ia peroleh. Hingga akhirnya sebuah pesan email masuk,

pesan itu dari Fatma yang menjelaskan alasan mengapa Ia menghilang. Mendapat

pesan dari sahabatnya itu Hanum memaklumi keputusan Fatma menghilang pada

saat itu. Hanum pun memutuskan untuk melakukan perjalanan mencari jejak

kejayaaan Islam sekaligus mengunjungi sahabatnya Fatma.

“ Aku sangat ingin ke Istanbul!”

“ Cocok. Aku sudah cek tiket di internet, ada tiket murah bulan depan.Bagaimana? Ambil atau tidak” (hlm. 322)

Page 45: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

34

Kutipan pesan singkat Hanum dan suaminya Rangga ini menjadi sebuah

kesepakatan mereka untuk kembali menapaki jejak Islam di Eropa. Turki dan

Hagia Sophia adalah tujuan mereka kali ini. Perjalanan Hanum ke Istanbul ini

tentu bukan hanya perjalanan untuk mencari sejarah Islam lainnya di Eropa tapi

juga untuk menemui sahabatnya Fatma. Istanbul, Turki merupakan kota terakhir

yang dikunjungi Hanum untuk mencari jejak kejayaan Islam. Perjalanan Hanum

membuatnya semakin mencintai Islam.

4.2.5. Amanat.

Berdasarkan analis pada unsur pembangun novel di atas dapat disimpulkan

bahwa isi novel 99 Cahaya Di Langit Eropa ini banyak berisi informasi menarik

mengenai kebudayaan orang Eropa serta sejarah Islam di Eropa, dimana Islam

pernah begitu berjaya di tanah Eropa. Pesan yang ingin disampaikan penulis

mengenai sejarah Islam yang belum banyak diketahui masyarakat umum ini

sangat bermanfaat serta menyadarkan kita untuk terus belajar serta tidak

melupakan sejarah. Tidak hanya itu, pengarang juga ingin menyampaikan kepada

para muslim dan muslimah untuk tidak hanya sekedar menjadi agen Islam biasa

yang memperkenalkan jihad dengan cara yang cara kekerasan lalu kemudian

mengatasnamakan Islam, sebab hal ini akan membuat semakin banyak orang-

orang yang termakan Islamphobia, jadilah agen Islam yang baik, yang

menyebarkan senyum, yang tidak membalas hujatan dengan hujatan, yang

menegaskan bahwa Islam itu damai. Seperti yang dilakukan oleh fatma dan

teman-temannya.

Page 46: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

35

4.3. Analisis Citra Masrakat Muslim Di Eropa dalam Novel 99 Cahaya Di

Langit Eropa.

Berdasarkan analisis isi teks pembangun novel di ataspenulis menemukan

bahwa ada dua pandangan mengenai masyarakat muslim dalam novel ini. Pertama

pandangang masyarakat non muslim di Eropa terhadap masyarakat muslim di

sana. Kedua merupakan citra masyarakat muslim di eropa yang ada dalam teks

novel 99 Cahaya Di Langit Eropa. Citra masyarakat muslim di Eropa yang ada

dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa adalah sebagai berikut :

4.3.1 Masyarakat Muslim di Eropa Sebelum Abad 21.

Masyarakat muslim di Eropa merupakan masyarakat minoritas, meskipun

sebagai masyarakat minoritas masyarakat muslim ternyata mempunyai peranan

yang besar terhadap kemajuan perkembangan di Eropa, selain itu Islam juga

sempat berjaya di tanah Eropa yang sekarang lebih dikenal dengan masyarakatnya

yang banyak menganut Atheis dan tidak lagi mempercayai adanya Tuhan.

Kejayaan masyarakat muslim di Eropa ini terlihat ketika Fatma menceritakan

pada Hanum bahwa Turki pernah hampir menguasai Wina, Austria. Hal ini

terdapat pada kutipan novel berikut :

Kutipan dalam novel:

“ Kau tahu kenapa aku mengajakmu kesini Hanum?” Tanya Fatma tiba-tiba”

“ Aku perlu memberitahumu sedikit sejarah, Hanum. Turki negaraku ,pernah hamper menguasai Eropa Barat. Sekitar 300 tahun lalu pasukanTurki yang sudah mengepung Wina akhirnya dipukul mundur.” (hlm.42)

Pasukan Turki tersebut dipimpin seorang panglima yang bernama Kara

Mustafa. Seperti yang telah dijelaskan oleh Fatma, Kahlenberg merupakan saksi

Page 47: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

36

mengenai sejarah peradaban Islam yang hampir menguasai Eropa Barat. Namun,

pasukan tersebut dipukul mundur oleh gabungan Jerman dan Polandia dari atas

bukit Kahlenberg.

Tidak hanya hampir menguasai Eropa Barat budaya serta ilmu

pengetahuan masyarakat muslim pun banyak digunakan oleh raja-raja serta tokoh

berpengaruh Eropa lain. Hal ini terlihat ketika Hanum bertemu Marion di Paris.

Paris Hanum bertemu dengan Marion Latimer yang akan menemani Hanum

menjelajahi Paris untuk menemukan jejak Islam disana. Tempat pertama yang

dikunjungi Hanum dan Marion di Paris adalah Museum Louvre. Museum dengan

koleksi terlengkap di seluruh dunia, Museum ini juga mengoleksi lukisan-lukisan

karya maestro dunia. Mereka menemukan berbagai macam koleksi yang

membuktikan bahwa peradaban Islam saat itu berkembang pesat.

“ Tulisan apa itu ? tanyaku dengan rasa penasaran.”

“Al-‘ilmu syadidun fil bidayah, wa ahla minal ‘asali fin-nihayah.”(hlm.154)

“ Arti kufic ini kurang lebih’ ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya,tetapi manis melebihi madu pada akhirnya’. Kata Marion melanjutkan.”(hlm.155)

Ditemukannya tulisan arab kufic ini membuktikan bahwa pada saat itu

masyarakat muslim serta kebudayaan-kebudayaan dan pengetahuan Islam

memiliki pengaruh yang besar. Sebab pada saat itu masyarakat Eropa mencontoh

peradaban yang lebih maju. Selain ditemukn huruf kufic pada piring dan gelas

huruf arab kuficini juga ditemukan pada selendang yang dipakai oleh Bunda

Maria dan jubah raja pada saat itu.

Page 48: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

37

Kejayaan islam di Eropa juga terlihat pada bangunan-bangunan yang ada

di Eropa salah satunya adalah bangunan Mezquita. Hal ini terlihat ketika Hanum

dan Rangga mengunjungi Cordoba dan Granada yang disebut sebagai tempat

peradaban Islam yang paling bersinar.

“ Ketika aku dan Rangga akhirnya masuk ke Mezquita. Aku percayabahwa Mesquita pernah menjadi masjid terbesar pada masanya.” (hlm.257)

Mezquita merupakan masjid terbesar pada masa kejayaan Islam di

Cordoba, namun sejak runtuhnya dinasti tersebut, Mezquita diubah menjadi

sebuah gereja. Cordoba merupakan kota dengan sejarah peradaban ilmu

pengetahuan dan keharmonisan antar umat beragama ratusan tahun yang lalu.

Selain mezquita bangunan bersejarah lainnya adalah Hagia Sophia yang berada di

Turki. Berbeda dengan Mezquita yang merupakan masjid yang diubah menjadi

gereja Hagia sophia adalag sebuah gereja yang dijadiakan masjid.

4.3.2 Masyarakat Muslim Pada Masa Sekarang.

Berbeda dengan keadaan dahulu keadaan masyarakat muslim sekarang di

Eropa sebagai masyarakat minoritas sangat jauh dari kata berjaya yang

disematkan sebelumnya. Sebagai masyarakat minoritas masyarakat muslim kerap

dikucilkan dan diejek. Kesalapahaman yang diciptakan media pun semakin

membuat masyarakat Eropa berpikiran negatif terhadap masyarat muslim. Hal

inilah yang membuat masyarakat muslim sulit untuk dapat bersosialisasi dengan

masyarakat Eropa, sehingga memmbuat masyarakat muslim sulit untuk

mendapatkan pekerjaan. Contohnya tokoh Fatma yang tidak dapat pekerjaan

hanya karna ia menggunakan hijab.

Page 49: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

38

Kutipan dalam novel:

“Entah mengapa aku tertarik berdiskusi tentang isu jilbab dan pekerjaanini dengan Fatma. Rasanya penasaran saja. Di Indonesia, perempuanberjilbab bisa berkarier sampai puncak. Di Eropa? Apalagi di Australia?Bagi Fatma, meski mendapatkan izin bekerja dari pemerintah dan jugadari suaminya, tetap tak ada artinya. Musykil perusahaan di Australiamau menerimanya. Dia harus mengubur dalam- dalam harapannyamenjadi perempuan yang mengenal dunia kerja. Sekarang tekadnya hanyasatu: menjadi perempuan solehah yang menjaga keluarga dankeharmonisan rumah tangga. Itu saja, katanya”. (hlm. 25)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa adanya ketidakseimbangan sosial terhadap

masyarakat muslim di Eropa, terutama bagi mereka yang menggunakan hijab,

masyarakat di Eropa cenderung menganggap hijab sebagai hal yang harus

diwaspadai. Hal ini diperparah karena ada banyaknya terror bom yang dilakukan

oleh oknum-oknum muslim itu sendiri dengan mengatasnamakan jihad, media

pun semakin membesar-besarkan sehingga Islamophobia semakin menjalar di

Eropa. Tidak hanya tokoh Fatma di Cordoba Hanum bertemu dengan Hasan yang

merupakan seorang muslim dan terpaksa menjadi seorang penjual daging babi.

Selain itu saat ini masyarakat muslim sangat sulit untuk mencari tempat beribadah

seperti yang dialami oleh Rangga yang tidak diperbolehkan melakukan ibadah di

area kampus.

Kutipan dalam novel:

“Meski Rangga seorang mahasiswa doctoral, dia dibebani begitu banyakpekerjaan mengajar dan urusan administrasi. Mungkin inilah carapemerintah Austria memanfaatkan semaksimal mungkin scholar yangmereka biayai hidup dan sekolahnya. Sampai-sampai untuk minta waktumengerjakan sholat Jum’at, Rangga perlu meyakinkan supervisor dankolega-koleganya bahwa ini adalah ibadah wajib yang tak boleh diatinggalkan. Bagaimanapun Rangga menjelaskan, sepertinya mereka masihsulit memahaminya.” (hlm. 204-205)

Page 50: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

39

Kutipan di atas menunjukkan bagaimana tokoh Rangga harus beradu

argument terlebih dahulu agar bisa melaksanakan ibadahnya, bahkan setelah

dijelaskan pun masih banyak yang tidak memahami dan menerima penjelasan

Rangga, hingga akhirnya Rangga diperbolehkan untuk sholat di ruangan ibadah

semua umat beragama.

4.4.1 Anggapan Masyarakat Eropa Non Muslim Terhadap MasyarakatMuslim dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa.

Sebagai masyarakat minoritas di Eropa, masyarakat muslim masih

mengalami berbagai penolakan dan kesulitan yang disebabkan oleh anggapan

sosial yang dimiliki masyarakat non muslim di Eropa yang menyudutkan

masyarakat muslim. Anggapan sosial tersebut diperparah dengan sumber sosial

seperti media massa yang menempatkan masyarakat muslim pada posisi yang

salah. Berikut merupakan anggapan masyarakat non muslim terhadap masyarakat

musli di Eropa dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa :

1. Masyarakat Muslim Sebagai Penebar Terror dan ISIS

Dalam buku ini kedua penulis menyimpulkan bahwa kondisi umat muslim

saat ini sudah semakin jauh dari akar yang membuat peradaban Islam sempat

berjaya beribu-ribu tahun yang lalu. Hal ini disebabkan karena kondisi umat

muslim sekarang yang sering menyalah artikan “jihad” sebagai perjuangan dengan

menggunakan pedang, perang dan kekerarasan bukan dengan perantara

pengetahuan dan teknologi. Karena hal ini masyarakat non muslim di Eropa

menganggap bahwa Islam merupakan agama dengan ajaran yang keras dan kasar.

Mereka menganggap bahwa masyarakat muslim cenderung menyelesaikan

Page 51: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

40

permasalahan melalui aksi demo anarkis dan penyebab terjadinya banyak

pengeboman, hal ini membuat munculnya sikap antipasi terhadap orang muslim

karena merasa mereka perlu diwaspadai sehingga membuat muslim di Negara

minoritas Islam mendapatkan kesenjangan sosial serta perlakuan yang tidak adil.

Kesalahpahaman ini tidak lepas dari kejadian di masalalu seperti yang terdapat

pada kutipan berikut ini:

“Tidak Hanum, dimata orang Eropa , Kara Mustafa adalah seorangpenakluk, itulah mengapa ia dilukis seburuk ini karena dia adalahseorang penjah…” kata-kata Fatma terpenggal. Aku tahu dia tak tegamenjuluki kakek buyutnya penjahat.”

Kara Mustafa Pasha adalah seorang pemimpin militer Ottoman yang

merupakan karakter sentral dalam upayaterakhir Kekaisaran Otoman pada

Ekspansi ke Eropa. Kara Mustafa melakukan kesalahan dengan menggunakan

kekerasan, ia menghunuskan pedang kesemua orang dalam peperangan serta

menawarkan kebencian.Kejadian di masa lampau inilah yang membuat

masyarakat Eropa menyebut Kara Mustafa sebagai penaluk bukan sebagai

pembawa kemenangan. Karena hal ini juga masyarakat Eropa menganggap bahwa

Islam adalah agama yang kerap menyelesaikan masalah dengan menggunakan

kekerasan. Kesalahan pada masa lampau ini berdampak hingga sekarang, karena

ketakutan masyarakat Eropa non muslim membuat masyarakat muslim sulit

beradaptasi disana, seperti Fatma yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena ia

menggunakan hijab.

Selain itu banyaknya aksi pengeboman dan aksi-aksi terrorisme yang

mengatas namakan Islam dengan tujuan Jihad membuat masyarakat non muslim

Page 52: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

41

menganggap bahwa masyarakat muslim penganut ajaran yang keras. hal ini

terlihat pada kutipan dialog Fatma dan Hanum berikut ini:

“ Berberapa pelanggan butik kecilku ini adalah orang-orang non muslim.Salah satu dari mereka adalah korban terror bom di sinagog Istanbultahun 2003 lalu. Betapa bahagia ketika saat mengambil jahitan diaberkata : “aku tak tahu seorang muslim sepertimu bisa menciptakanpakaian selembut dan serapi ini”

Citra Islam yang cenderung beringas, kasar dan menyebar terror ini terjadi

karena ulah beberapa oknum masyarakat muslim itu sendiri. Pada dasarnya tidak

semua masyarakat muslim setuju dengan tindakan terorisme, hal itu merupakan

tindakan segelintir orang yang salah dalam menggartikan tindakan jihad, hal ini

kemudian bertdampak terhadap semua muslim, non muslim di Eropa beranggapan

bahwa masyarakat muslim adalah terroris. Terlebih kejadian pengeboman selalu

dikaitkan dengan masyarakat muslim dan ajaran Islam, media barat pun kerap

membesar-besarkan masalah ini, sehingga dunia semakin menjadi Islamphobia.

Anggapan yang salah mengenai masyarakat muslim sebagai masyarakat

yang kasar dan sering menyebabkan keributan juga terdapat dalam kutipan berikut

:

“Sebenarnya jika diperbolehkan, aku ingin sembahyang 2 rakaat saja disini,” kataku tiba-tiba. Aku merasakan seperti ada dorongan dari dalamhatiku untuk mengungkapkannya kepada petugas itu.

“Beberapa waktu yang lalu terjadi insiden. Ada kelompok turis Austriayang shalat di sini. Mereka lalu bersitegang dengan salah seorangkolegaku. Sampai ke polisi segala. Hal seperti itu terlalu sering terjadi.Maaf, aku tak bisa mengizinkanmu melakukannya....” (hlm. 263-264)

Kutipan di atas menceritakan ketika Hanum yang berada di Mezquita

meminta izin untuk melaksanakan ibadah sholat namun akhirnya tidak

Page 53: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

42

diperbolehkan. Hal ini terjadi karena beberapa orang yang mengaku sebagai

muslim kemudian memaksa untuk sholat dan membuat keributan sehingga

pemikiran bahwa masyarakat muslim yang akan melaksanakan sholat di sana akan

berakhir dengan kericuhan maka petugas tidak memberikan izin tersebut pada

Hanum.

2. Masyarakat Muslim Sebagai Penjunjung Poligami

Selain dikenal sebagai penebar terror dan ISIS, masyarakat muslim dikenal

sebagai penjunjung poligami, ini ditujukan kepada laki-laki, masyarakat eropa

menganggapnya sebagai laki-laki hidung belang, hal ini bukan tanpa alasan, sejak

dulu para sultan dan raja-rajanya mempunyai istri lebih dari satu.

“ Itulah Hanum, aku tak menyangkal bahwa Harem adalah tempat yang dikhususkan bagi para permaisuri atau istri-istri sultan. Hanya sajasekarang ini interpretasi masyarakat tentang Harem begitu negatif,seolah-olah Islam hanya mengagungkan poligami. Sekarang cobasebutkan. Dalam sejarah, raja dari kerajaan atau dinasti manakah yangtak memiliki istri lebih dari satu”(hlm. 354)

Harem merupakan bangunan yang dikhususkan bagi para permaisuri dan

istri-istri sultan. Kutipan ini menceritakan bagaimana masyarakat muslim

mendapatkan citra sebagai penjunjung poligami dan berhidung belang, hal ini

karena para sultan dan raja-rajanya yang mempunyai banyak istri. Bangunan

Harem disalah artikan sebagai tempat maksiat raja dan para selirnya. Hal ini

karena buku-buku wisata yang menceritakan tentang Harem di Topkapi ini yang

paling sering diekspos adalah Harem merupakan bangunan yang terkenal karena

nilai seksualitasnya. Setiap orang yang mendengar Harem langsung

mengasosiasikannya sebagai tempat para sultan untuk berasyik-masyuk.Persepsi

ini berangkat dari penafsiran masyarakat Barat yang cenderung asing dengan

Page 54: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

43

budaya pemisahan antara laki-laki dan perempuan, sehingga mereka mendapatkan

gambaran yang tidak utuh atau bahkan keliru.

Harem itu sendiri berarti haram atau tempat yang disucikan dan

disakralkan. Harem sesungguhnya bukan tempat yang berkonotasi buruk. Sultan

membangun khusus tempat tersebut untuk menjunjung tinggi harkat para

perempuan.orang-orang yang bukan muhrim sultan atau permaisuri tidak

diperbolehkan masuk ke Harem. Inilah yang membuat seolah-olah Harem adalah

tempat yang penuh misteri sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Anggapan

yang salah lainnya adalah mengenai sultan yang mempunyai puluhan atau ratusan

istri. Para sultan hanya memiliki dua atau tiga istri yang diambil dari para dayang

istana dengan tujuan untuk menaikkan menaikkan derajat mereka.

3. Masyarakat Muslim Sebagai Masyarakat Yang Lemah

Kekalahan Kara Mustafa juga dianggap kekalahan yang sangat

menggelikan, ini karena ia diserang balik saat akan menaklukkan Wina, Austria.

Kekalahan ini membuat masyarakat non muslim mencemooh dan menganggap

Islam sangat lemah. Pandangan ini terlihat pada kutipan berikut :

“ Kalau kalian mau mengolok-ngolok Muslim, begini caranya !”

“Aku mengintip turis itu memakan croissant dengan gaya rakus yangdibuat-buat dari balik tembok. Tak berhenti disana, laki-laki itumeneruskan kalimatnya. Kali ini ia lebih berani berbicara keras. Croissantitu bukan dari perancis, guys, tapi dari Austria, roti untuk merayakankekalahan Turki di Wina” (hlm. 39)

Roti croissant yang memiliki bentuk seperti bulan sabit yang dianggap

sebagai lambang dari Islam, hal ini digunakan oleh para turis non muslim pada

kutipan di atas untuk mengolok-olok Islam dengan mengunyah roti tersebut

Page 55: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

44

dengan kerakusan yang dibuat-buat seolah mereka tengah mengunya Islam itu

sendiri. Selain itu, masyarakat muslim yang sebagian besar merupakan imigran di

Eropa cenderung memiliki perekonomian yang sulit, hal ini disebabkan karena

masyarakat muslim di Eropa sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan, banyak

dari mereka yang menjadi pekerja serabutan atau bahkan tidak mendapatkan

pekerjaan sama sekali seperti yang dialami oleh Fatma.

“Karena aku berhijab. Aku tak pernah mendapatkan balasan dariperusahaan tempat aku melayangkan lamaran pekerjaan. Jika harusbersekolah, aku tak mampu mengeluarkan biaya,” ucap Fatma lirih.

“Itulah Fatma, potret seorang imigran Turki di Austria. Pada usia produktif29 tahun, dia jatuh bangun mengirim puluhan surat lamaran pekerjaan.Karena sehelai kain penutup tempurung kepala yang tampak dalam pasfoto curriculum vitae-nya, dia tertolak untuk bekerja secara profesional.”(hlm. 23)

Sulitnya masyarakat muslim untuk mendapat pekerjaan di Eropa karena

banyaknya pemberitaan negatif mengenai masyarakat muslim di sana yang

membuat Islamphobia semakin meraja lelah, selain itu minimnya pendidikan para

imigran muslim ini membuat mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan yang

layak. Hal serupa juga ditemui oleh Hanum ketika ia mendatangi Spanyol dan

bertemu dengan seorang pria tua bernama Hassan, seorang muslim yang harus

berjualan daging babi untuk menyambung hidup.

Kutipan novel :

“Jadi, Anda muslim?” tanya Rangga berharap, mempertimbangkan namabapak itu dan asalnya yang mengindikasikan dirinya muslim. Hassanmengangguk kikuk. Aku tahu dia begitu karena aku memergokinyamenjual makanan dari babi untuk menyambung hidup. Dia sepertinyayakin kami akan menceramahinya.

“Ya, mau bagaimana lagi? Aku tak bisa menemukan pekerjaan lain di sini.Hanya restoran ini yang mau menerimaku bekerja,” sambung Hassansambil mengangkat bahu.” (hlm.250)

Page 56: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

45

Sama seperti Fatma, Hassan bukanlah warga asli Spanyol, ia merupakan seorang

imigran yang mencoba mengadu nasib di Eropa. Seperti kebanyakan imigran

muslim lainnya Hassan mendapatkan pekerjaan yang jauh dari kata layak. Sebagai

seorang muslim ia terpaksa harus menjual daging babi yang merupakan makanan

haram bagi masyarakat muslim. Rendahnya perekonomian masyarakat muslim di

Eropa inilah yang pada akhirnya membuat masyarakat non muslim di Eropa

menganggap bahwa masyarakat muslim itu lemah.

Page 57: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

46

4.3.2. Citra Masyarakat Muslim Yang Terdapat Dalam Novel 99 Cahaya DiLangit Eropa.

Sebagai masyarakat minoritas di Eropa, masyarakat muslim sering

mendapatkan anggapan-anggapan negatif dari masyarakan non muslim,

masyarakat muslim kerap dianggap sebagai penebar terror dan juga dianggap

tidak mampu untuk hidup berdampingan dengan masyarakat Eropa non muslim.

Dalam novel ini pengarang mencoba untuk memperlihatkan dan meluruskan

kesalahpahaman yang terjadi antara masyarakat muslim dengan masyarakan non

muslim di Eropa. Pengarang memperlihatkan bahwa masyarakat muslim bukanlah

penganut ajaran yang keras atau pun penebar terror seperti anggapan masyarakat

non muslim Eropa melainkan mengajarkan keramahan, sikap sabar serta memiliki

toleransi terhadap agama lain. Novel ini menanamkan kebenaran yang dominan

bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan masyarakat muslim dapat hidup

rukun berdampingan dengan masyarakat Eropa. Berikut ini merupakan citra

masyarakat muslim di Eropa yang ingin disampaikan oleh pengarang yang

terdapat dalam novel 99 Cahaya Di Langit Eropa :

1. Citra Masyarakat Muslim Sebagai Masyarakat yang Ramah.

Masyarakat Eropa non muslim cenderung mempunyai pemikiran negative

terhadap masyarat muslim yang menjadi minoritas disana, mereka menganggap

bahwa masyarakat muslim itu keras, hal ini bukan tanpa alasan, anggapan ini

muncul karena banyaknya pemberitaan mengenai terror atau pengeboman yang

dilkukan yang dianggap dilakukan oleh mereka yang memeluk agama Islam,

padahal tindakan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok yang salah dalam

mengartikan jihad sesungguhnya. Karena kurangnya informasi dan ditambah

dengan adanya Islamphobia media pun menuliskan seolah-olah aksi terrorisme

Page 58: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

47

merupakan gambaran seorang muslim. Dalam buku ini pengarang mencoba untuk

meluruskan kesalahpahaman ini dengan menunujukkan bagaimana sikap-sikap

seorang muslim sebenarnya yang ditunjukkan oleh para tokoh. Salah satunya

dalah sikap ramah dan memberikan senyuman. Seperti sebuah hadis qudsi dari

Nabi Muhammad SAW “ Senyumlah, memberikan senyuman adalah sedekah.

Senyum adlah semudah-mudahnya ibadah.” Citra masyarakat muslim sebagai

masyarakat yang ramah terlihat dalam kutipan berikut ini :

“ Erza sendiri yang tersadar akan kekuatan senyum Latife. Erza tadinyasangat iri dengan Latife. Tapi ada yang memuat Erza jatuh hati kepadaIslam, karena Latife selalu tersenyum pada semua orang, termasuk Erza ,meskipun ada persaingan bisnis diantara mereka”

Kutipan di atas menjelaskanbahwa imej muslim yang keras adalah sebuah

kesalahpahaman. Masyarakat muslim sebenarnya adalah masyarakat yang ramah ,

contohnya pada tokoh latife yang selalu melayani pembeli dengan senyuman,

Latife juga tetap memberikan senyuman kepada Erza yang merupakan saingan

bisnisnya. Sikap lembut dan ramah latife ini membuat Erza menyadari bahwa

dugaannya mengenai seorang muslim yang keras adalah kesalahan besar. Ia

bahkan jadi jatuh hati pada Islam kemudian menyakinkan diri untuk menjadi

seorang mualaf.

2. Citra Masyarakat Muslim Sebagai Masyarakat Dengan Sikap Sabar.

Tidak seperti yang dituduhkan bahwa masyarakat muslim selalu

menyelesaikan persoalan dengan demo yang berujung anarki, dalam novel ini

pengarang menunjukkan bahwa tidak semua muslim menggunakan kekerasan

untuk menyelesaikan persoalan dengan kekerasan. Citra masyarakat muslim

sebagai masyarakat yang sabar tergambar dalam kutipan berikut :

Page 59: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

48

“….Tapi, bukankah itu menunjukkan kalau kita begitu lemah dan terinjak-injak? Sanggahku.”

Fatma terdiam. Dia tersenyum lembut, lalu mengambil nafas dalam-dalam. “suatu saat kau akan banyak belajar bagaimana bersikap di negeri tempat kaumenjadi minoritas. Tapi menurut pengalamanku selama ini, aku tak harusmengumbar emosiku jika ada hal yang tidak berkenan di hatiku.” (hlm.47)

Kutipan di atas menunjukkan tindakan Fatma sebagai seorang muslim

yang mendengar bahwa agamanya menjadi bahan tertawaan dan diremehkan.

Namun bukannya berbalik untuk memarahi atau kembali mengolok-olok para

turis yang menganggap remeh Islam, Fatma justru membayar makanan yang

dipesan para turis serta menyampaikan salam perkenalan dengan menuliskan e-

mailnya. Fatma meyakini bahwa menebar pengaruh kepada seseorang tidak boleh

menggunakan cara memaksa yang memaksa, menggurui, menghasut, menyerang

ataupun membandingkan sudah bukan zamannya lagi, yang dibutuhkan agen

muslim yang baik adalah menebar sikap positif. Fatma mengubah moment yang

hampir menjadi sebuah pertikaian akhirnya malah membalikkan moment menjadi

pertemanan.

Tokoh Rangga dalam novel ini juga menunjukkan bahwa masyarakat

muslim tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan setian persoalan

yang bertentangan dengan keyakinan mereka. Hal ini ditunjukkan pada saat

Rangga dimarahi karena melaksanakan Shalat Zuhur di dalam kantor pribadinya.

Kejadian ini diungkapkan Hanum dalam kutipan berikut ini

“Saat Rangga tertangkap basah tengah Shalat Zuhur di dalam kantorpribadinya, dia langsung diperingatkan agar hal tersebut tidak terulang lagi.Kampus adalah tempat netra, harus bebas dari atribut agama, begitu katasupervisornya. Sebenarnya saat itu aliran darah langsung naik ke ubun-ubunRangga. ”

“Akhirnya, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan menganggukkan kepala.Mengalah untuk berjalan ke gedung lain lain agar bisa Shalat Zuhur di dalam

Page 60: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

49

ruang yang penuh dengan gambar salib, patung Buddha, dan kitab berbagaiagama.” (hlm. 209)

Menjalankan ibadah sebagai minoritas memang sangat sulit dilakukan saat

berada di Eropa. Sikap Rangga yang memilih untuk mengalah agar tidak

terjadinya pertikaian dan tidak memperkeruh situasi ini menggambarkan bahwa

tidak semua muslim akan bersitegang dan menggunakan kekerasan karena

perbedaan pendapat.

3. Citra Masyarakat Muslim Yang Memiliki Sikap Toleransi AntarAgama.

Pandangan negatif lain yang didapatkan masyarakat muslim ialah tidak dapat

bertoleransi terhadap agama ataupun keyakinan lain. Dalam novel ini penulis

mencoba untuk mematahkan prasangka ini. Masyarakat muslim bahkan memiliki

sikap toleransi antar agama ini sejak ribuan tahun yang lalu, hal itu tergambar

dalam penjelasan Sergio sang pemandu wisata Hanum saat mengunjungi

Mezquita yang berada di Cordoba, Sergio menjelaskan alasan mengapa mihrab

yang ada di Mesquita tidak dibangun menghadap kiblat di Mekkah.

“ Penguasa saat itu Sultan Al Rahman, sangat menyadarinya. Diamemang sengaja membuatnya begitu, ini ada hubungannya denganbagaimana Cordoba bisa menyanding orang-orang yang berbedakeyakinan dengan begitu indah. Di sebelah masjid ada gereja yang sudahterlebih dahulu berdiri di situ. Jika memaksakan mihrab kea rah tenggara,mau tak mau gereja kecil itu harus dirobohkan. Sultan tak maumelakukannya. (hlm. 273-274)”

Kutipan ini menunjukkan sikap bijaksana sang Sultan serta sikap toleransi

yang sultan miliki. Keputusan sultan untuk tidak merobohkan gereja kecil yang

berdekatan dengan masjid ini akhirnya dapat melegakan kedua kepentingan tanpa

harus memusnahkan salah satunya. Sultan tidak harus melukai keimanannya dan

juga tak harus melukai perasaan warganya yang Kristen. Sikap toleransi antar

Page 61: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

50

agama ini juga di tunjukkan oleh tokoh Fatma, ketika Fatma dan Hanum

mengunjungi Kahlenberg. Ketika udara semakin dingin Fatma memutuskan untuk

menghangatkan diri di dalam gereja.

“ Fatma, kurasa sebaiknya kita menghangatkan diri di kafe.” Pernyataankumembuat Fatma sedikit masygul”

“Kenapa? Sudah terlanjur berlari kemari. Sebaiknya kita masuk dulukedalam gereja. Di dalam banyak patung dan relief yang artistik. Kauperlu mengabadikannya dengan kamera mu. (hlm. 34)”

Sikap yang ditunjukkan oleh Fatma ini membatah semua kekhawatiran

mengenai prinsip-prinsip tentang Islam yang terkadang dianggap sanggat antipati

terhadap agama atau pun kepercayaan lain tidaklah benar. Fatma begitu ringan

memahami agamanya. Tentu tidak semua muslim akan memupunyai pandangan

yang sama seperti Fatma, bahwa mereka boleh memasuki rumah ibadah agama

lain, namun yang pasti seorang muslim tidak pula diajarkan untuk menyakiti

orang-orang yang berbeda keyakinan, sebab Islam adalah agama yang damai.

Dalam novel ini penulis mencoba menyampaikan mengenai kondisi umat

Islam yang pada saat ini sudah semakin jauh dari akar yang membuat peradaban

Islam yang sempat berjaya akhirnya harus redup dan mendapatkan berbagai

pandangan yang negatif. Kutipan-kutipan di atas menunjukkan bahwa prasangka-

prasangka negatif terhadap masyarakat muslim tidak lah benar, Islam tidak pernah

mengajarkan kekerasan atau pun perkelahian antar umat beragama sebab Islam

merupakan agama yang mencintai perdamaian

Page 62: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

51

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiella Rais dan

Rangga Almahendra ini merupakan sebuah novel yang menceritakan mengenai

kehidupan masyarakat muslim sebagai masyarakat minoritas di Eropa. Sebagai

masyarakat minoritas di Eropa masyarakat muslim sering mendapat anggapan

yang negatif dari masyarakat non muslim Eropa. Novel ini juga mengisahkan

tentang perjalanan Hanum dan sang suami unuk mencari jejak kejayaan Islam di

Eropa pada masa lampau yang belum banyak diketahui oleh masyarakat, dan

mengungkapkan fakta bahwa Islam sebenarnya pernah berjaya di Eropa. Rekam

jejak sejarah yang tertulis dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa berhasil

mengungkapkan perjalanan sejarah masa lalu perjalanan Islam di Eropa.

Perjalanan tersebut dimunculkan dengan simbol-simbol Islam yang ditinggalkan

di Benua yang saat ini kontras dengan budaya barat. Rangkaian bukti-bukti

kejayaan Islam yang diuraikan dalam novel ini menunjukkan bahwa Islam pernah

bercahaya di langit Eropa.

Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap novel 99 Cahaya

Di Langit Eropa karya Hanum Salsabiella Rais dan Rangga Almahendra terdapat

beberapa citra masyarakat muslim di Eropa yang tergambar dalam novel tersebut,

yang pertama adalah anggapan negatif yang dimiliki masyarakat Eropa non

Page 63: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

52

muslim terhadap masyarakat muslim disana. Masyarakat non muslim Eropa sering

menganggap bahwa masyarakat muslim sebagai pebar terror dan ISIS, Penjujung

poligami yang sering disalah artikan sebagai mata keranjang, dan sebagai

masyarakat yang lemah.

Kesalahpahaman inilah yang ingin penulis novel lunturkan, Hanum ingin

menyampaikan bahwa masyarakat muslim tidak seperti apa yang dituduhkan oleh

masyarakat non muslim di Eropa. Melalui beberapa tokoh muslim yang

ditemuinya pengarang mengunggkapkan bahwa citra masyarakat muslim yang

sebenarnya adalah sebagai berikut, citra masyarakat muslim sebagai masyarakat

yang ramah,citra masyarakat muslim sebagai masyarakat dengan sikap sabar dan

citra masyarakat muslim sebagai masyarakat yang memiliki sikap toleransi antar

agama.

5.2 Saran

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memotivasi kepada

pembaca untuk terus menggali pengetahuan tentang sastra, dapat meninggkatkan

apresiasi serta dapat digunakan untuk bahan pengajaran bahasa Indonesia di

sekolah maupun perguaruan tinggi.

Kepada sastrawan atau pengarang, dengan adanya penelitian yang penulis

lakukan, agar dapat memberikan masukan yang membangun untuk meningkatkan

kualitas karya selanjutnya. Penelitian ini pada dasarnya membahas mengenai citra

masyarakat muslim dalam novel 99 cahaya di langit Eropa karya Hanum

Salsabiella Rais dan Rangga Almahendra dengan menggunakan sosiologi sastra.

Penelitian ini belum sempurna dan terbuka untuk diadakan penelitian lanjutan.

Page 64: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

53

DAFTAR PUSTAKA

A.Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PustakaJaka.

Damono, Sapardi Djoko.1978.Sosiologi Sastra Sebuah PengantarRingkas.Jakarta: Tut Wuri Handayani.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : PT BukuSeru

Faruk, 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Junus, Umar. 1986. Sosiologi Sastera Persoalan Teori dan Metode. Kuala lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia.

Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Pradopo, Rachman Djoko. 1990. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Universitas GajahMada

Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah MadaUniversity Press

Rais, Hanum Salsabiela & Rangga Almahendra. 2013. 99 Cahaya Di LangitEropa: Perjalanan Menapaki Jejak Islam di Eropa.

Page 65: CITRA MASYARAKAT MUSLIM DI EROPA DALAM NOVEL ...repository.unib.ac.id/20942/1/SKRIPSI MAYA.pdfTerwujudnya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

54

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung : CV Angkasa

Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Sastra Fenimisme. Yogyakarta: Citra Pustaka

Wellek, Rene & Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT.Gramedia