Ciracas Dr Herke
-
Upload
nurcahyo-tri-utomo -
Category
Documents
-
view
253 -
download
15
description
Transcript of Ciracas Dr Herke
KARAKTERISTIK PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KECAMATAN CIRACAS TAHUN 2015
Disusun Oleh :
Kelompok Puskesmas Kecamatan Ciracas
Novisi
Septriarta Parlindungan Gultom
Elisabeth C Manurung
Nurmaulia Rizky Zahra
Stefani Larasati
Irvan Rahmat Amanu
Priskila Kristiawan
Etriansa Widiens Orno
Novena Jean Resty Zagoto
Merry Oktavia
Zega Agustian
Reymond Hendrikson
Nur Cahyo Tri Utomo
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015
1
Abstrak
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis, dimana pola, kebiasaan serta perilaku penderita sangatlah menentukan progresif dan prognosis dari penyakit non infeksi ini. Peningkatan penderita hipertensi yang cukup meningkat pesat pada daerah perkotaan dan urutan ke-3 penyakit terbanyak di Kecamatan Ciracas yang mendorong untuk dilakukannya penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang pada penderita hipertensi tahun 2015 di puskesmas Ciracas, Jakarta Timur. Dari hasil yang ditemukan terlihat penderita cukup mengetahui betapa pentingnya pola hidup, kebiasaan, pemeriksaan rutin, dan sikap terhadap penyakit hipertensi. Dari penelitian ini dapatlah kita simpulkan seberapa besar pengaruh berbagai aspek dalam penderita hipertensi yakni pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang terhadap peningkatan penyakit hipertensi. Metode penelitian adalah deskriptif observasional, desain penelitian adalah Cross sectional, populasi adalah seluruh penderita hipertensi di Kecamatan Ciracas, Metode simple random sampling dengan kuesioner, wawancara, dan pengukuran, sampel yang diambil sebanyak 100 penderita hipertensi di Puskesmas Kecamatan Ciracas.
Kata kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Perilaku, Sikap, Gizi Seimbang
Abstract
Hypertension is a condition when the blood pressure is chronically increased blood vessels, where the of lifestyle, habits, behavior of patients is crucial in progressity and prognosis of this non-infectious disease. The higher amounts of hypertension patients in urban areas especially this is the big three main disease in health centre of Ciracas are what an encouraged to do the research about the knowledge, behavior and practice nutrition of hypertensive patients in health centers in 2015 Ciracas, East Jakarta. This results found the patient’s understanding of hypertension have seen good enough to know the importance of lifestyle, habits, routine inspection, and attitudes of the hypertension. From this study we may conclude how much influence of various aspects of the hypertension patient such as characteristics and attitudes toward the improvement of hypertension. The used method is observational descriptive, the used design is Cross sectional design, the populations are the people with hypertension in Ciracas, sampling method is simple random sampling with quesioner, interview, and measuring blood pressure, sample that being taken was 100 people with hypertension in health centre of Ciracas.
Keywords : Hypertension, Knowledge, Behavior, Attitude, Nutrition
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan
bangsa yang sehat. Tahun 2011 ini peningkatan derajat kesehatan menjadi
salah satu fokus pembangunan di bidang kesehatan. Mewujudkan masyarakat
yang sehat, pembangunan di bidang kesehatan diarahkan kepada semua
lapisan masyarakat. (Depkes RI, 2011). Hipertensi adalah suatu keadaan
ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal
tersebut dapat terjadi ketika jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Kriteria hipertensi
yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC
VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan
tekanan diastolik ≥90mmHg yang berlaku untuk umur diatas atau sama
dengan 18 tahun (Riskesdas 2013).
Penderita hipertensi di dunia diperkirakan mencapai 1 milyar
(Chobanian et.al, 2003), sekitar 972 juta jiwa (26%) orang dewasa di dunia
menderita hipertensi (Depkes 2006). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18
tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%,
dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi
dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Survei secara
epidemiologi menunjukan peningkatan penderita hipertensi pada daerah
3
perkotaan sebanyak 25% sedangkan pada daerah pedesaan sebanyak 10%,
ini menunjukan cukup besarnya pengaruh wilayah pada poeningkatan
penyakit hipertensi. (source: journal of rural and tropical public health).
Riskesdas 2013 menyatakan prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran pada umur lebih dari 18 thn sebesar 25.8% tertinggi di ,
Bangka Belitung (30.9%) diikuti Kalimantan Selatan (30.8%), Kalimantan
Timur (29.6%), dan Jawa Barat (29.4%).
Di negara negara ASEAN, hipertensi menduduki peringkat kelima
dari sepuluh penyakit utama pada tahun 1995-1999, sedangkan di indonesia
menduduki peringkat pertama (Depkes 2001). Di propinsi DKI Jakarta,
hipertensi menjadi penyebab sakit (29,52%) dan penyebab kematian
(36,52%). Berdasarkan hasil laporan dari Puskesmas Kecamatan Ciracas,
hipertensi menduduki urutan ketiga dari penyakit tersering yang dijumpai di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas.
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi
faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang
dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor
risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan
makan garam).
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Beberapa faktor diduga menjadi penyebab
tingginya angka kejadian hipertensi ini, diantaranya adalah pengetahuan,
4
sikap, dan perilaku penderita hipertensi terhadap gizi seimbang. Hal ini yang
menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
Karakteristik pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi pada
lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun 2015.
2. Perumusan masalah
Dalam penelitian ini, beberapa masalah yang diangkat oleh peneliti
adalah permasalahan mengenai karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktik
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta
Timur tahun 2015. Adapun perumusan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015?
2. Bagaimanakah pengetahuan gizi seimbang pada penderita
hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2015?
3. Bagaimanakah sikap penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015?
4. Bagaimanakah perilaku penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015 ?
3. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum : tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktik penderita hipertensi
5
pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun
2015.
b. Tujuan khusus :
i. Mengetahui karakteristik penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.
ii. Mengetahui pengetahuan penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.
iii. Mengetahui sikap penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.
iv. Mengetahui praktik penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015.
4. Manfaat penelitian
a. Manfaat bagi instansi kesehatan
Sebagai bahan dan informasi mengenai karakteristik,
pengetahuan, sikap, dan praktik penderita hipertensi pada lansia di
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2015, untuk lebih meningkatkan
kewaspadaan dan pemeriksaan lebih rinci pada setiap pasien yang
datang dengan karakteristik serupa di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas. Serta dapat meningkatkan pengetahuan warga
Kecamatan Ciracas mengenai hipertensi.
6
b. Manfaat bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi untuk lebih meningkatkan
kewaspadaan diri, meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku
mengenai pencegahan hipertensi bagi yang memiliki karakteristik dan
perilaku serupa.
c. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
mengenai gambaran karakteristik, pengetahuan, sikap, dan praktik
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2015.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
dinding pembuluh darah. Tekanan darah ini dipengaruhi volume darah dan
elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan karena
peningkatan volume darah, atau berkurangnya elastisitas pembuluh darah.
Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah
(Ronny et al. 2010). Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam
milimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak
lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan. Didefinisikan, tekanan
darah adalah daya yang dihasilkan oleh cairan darah terhadap setiap satuan
luas dinding pembuluh.bila seseorang mengatakan bahwa tekanan dalam
pembuluh darah adalah 50mmHg, maka hal itu diartikan bahwa daya yang
dihasilkan, cukup untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi
sampai setinggi 50mm. Bila tekanan darah dinyatakan 100mmHg, maka
diartikan tekanan tersebut mampu mendorong kolom air raksa setinggi
100mm.1
2.2 Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90mmHg. Menurut
JNC (Joint Comminttee on Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure) membuat suatu klasifikasi mengenai hipertensi.1
8
1. Hipertensi primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi
essensial (hipertensi primer). Literatur lain mengatakan, hipertensi essensial
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme yang
mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi,
namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi
primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini
setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting
pada patogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan gambaran
bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai
kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik
dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga di
dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi
kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal,
dan angiotensinogen.
2. Hipertensi sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari
penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah (lihat tabel 1). Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering.7 Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat
menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan
tekanan darah. Obat-obat ini dapat dilihat pada tabel 1. Apabila penyebab
sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat yang
bersangkutan atau mengobati / mengoreksi kondisi komorbid yang
menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi
sekunder.
9
Penyakit Obat Obat
1. penyakit ginjal kronis
2. hiperaldosteronisme primer
3. penyakit renovaskular
4. sindroma Cushing
5. pheochromocytoma
6. koarktasi aorta
7. penyakit tiroid atau paratiroid
1. Kortikosteroid, ACTH
2. Estrogen (biasanya pil KB dg
kadar estrogen tinggi)
3. NSAID, cox-2 inhibitor
4. Fenilpropanolamine dan analog
5. Cyclosporin dan tacrolimus
6. Eritropoetin
7. Sibutramin
8. Antidepresan (terutama
venlafaxine)
Tabel 1. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi.
Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah
TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 Dan < 80
Prehipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89
Hipertensi stadium 1 140 – 159 Atau 90 – 99
Hipertensi stadium 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik
10
Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah World Health Organization (WHO) dan
International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 Dan < 80
Normal < 130 Dan < 85
Normal tinggi /
pra hipertensi
130 – 139 Atau 85 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 Atau 90 – 99
Hipertensi derajat II 160 – 179 Atau 100 – 109
Hipertensi derajat III ≥ 180 Atau ≥ 110
Penyebab hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95% kasus. Bentuk
hipertensi idiopatik ini sering disebut sebagai hipertensi primer atau
hipertensi esensial.1 Data epidemiologis menunjukan bahwa semakin
meningkatnya populasi, maka jumlah penderita hipertensi di wilayah tersebut
pun kemungkinan besar akan meningkat. Data dari The National Health and
Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukan bahwa dari tahun 1999-
2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, artinya,
terdapat sekitar 58-65 juta jiwa yang menderita hipertensi di Amerika.2
Menurut Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007 Kementrian kesehatan
Republik Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia diatas 18
tahun mencapai angka 29,8%, dimana angka ini semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya usia. Hasil penelitian Riset kesehatan dasar ini juga
11
menunjukan bahwa sekitar 75% kasus hipertensi di indonesia belum
terdiagnosis oleh dokter atau tenaga kesehatan.3
Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul karena
interaksi antar faktor-faktor resiko tersebut. Beberapa faktor resiko yang
diketahui menyebabkan terjadinya hipertensi adalah :
1. Faktor resiko seperti diet tinggi garam, stress, ras, obesitas,
merokok dan faktor herediter.
2. Faktor sistem saraf simpatis.
3. Keseimbangan modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi.
4. Pengaruh otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,
angiotensin dan aldosteron.2
Resiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari,
dan tidak berkaitan dengan lamanya merokok. Seseorang merokok lebih dari
satu pak rokok sehari menjadi dua kali lebih rentan terhadap hipertensi
daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini diduga akibat pengaruh nikotin
terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf otonom. Namun efek
nikotin tidak bersifat kumulatif, terlihat pada mantan perokok nampaknya
beresiko rendah seperti bukan pada perokok.1
Sedangkan menurut Björn, ada tiga etiologi mayor yang menyebabkan
hipertensi, diantaranya adalah (1) faktor predisposisi poligenetik, (2) faktor
lingkungan seperti asupan garam per hari, merokok dan stress pekerjaan, dan
(3) faktor struktural yaitu mengenai perbedaan dan perubahan keadaan sistem
12
kardiovaskular meliputi kondisi dinding pembuluh darah dan kondisi
jantung.3
1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
a. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun
mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko
terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia
lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas
umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan
tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya
meningkat ketika 50an dan 60an.
Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat.
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila
tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini
disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan
hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa
memicu terjadinya hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat
angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah
didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan
daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7%
wanita.10
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga
13
dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi
risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang
memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5
kali lipat. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan
kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya
akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-
50 tahun akan timbul tanda dan gejala.
1. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.Selain
dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang
dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang
diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan hipertensi.
b. Konsumsi Asin/Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap
hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan
garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi
14
15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan
asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.
Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan
110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan antara
asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium
akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan
volume darah.
c. Konsumsi Lemak Jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.Konsumsi lemak jenuh juga
meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan
yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain
yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.
d. Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali
dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang
telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti
kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam, secara
kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari
beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ).
Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak
bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang
menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit mengandung
sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat dan 54,1% ALTJ
15
yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut omega-9. minyak
kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan
minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ.
e. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol
berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi
belum diketahui secara pasti. Orangorang yang minum alkohol terlalu sering
atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada
individu yang tidak minum atau minum sedikit.
Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus diwaspadai karena
survei menunjukkan bahwa 10 % kasus hipertensi berkaitan dengan
konsumsi alkohol.Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol
masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan kadar kortisol dan
peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan
dalam menaikkan tekanan darah.
f. Obesitas
Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak
darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan
tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah
menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding
arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung
dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh
menahan natrium dan air.
Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT) berkorelasi langsung
dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat badan lebih.
g. Olahraga
16
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi
karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif
juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan
yang dibebankan pada arteri.
h. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan
bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa
mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun
akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat
dipastikan.
i. Penggunaan Estrogen
Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara epidemiologi
belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan
karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi
hormonal estrogen.MN Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya
pemakaian kontrasepsi estrogen (± 12 tahun berturut-turut), akan
meningkatkan tekanan darah perempuan.
17
Ada dua cara yang dapat meningkatkan tekanan arteri melalui
kenaikan curah jantung. salah satu cara tersebut adalah dengan pengaruh
langsung kenaikan curah jantung dalam meningkatkan tekanan, dan yang
lainnya adalah pengaruh tidak langsung yang menyebabkan kenaikan tahanan
vaskular perifer melalui autoregulasi aliran darah. Bila darah yang mengalir
ke suatu jaringan jumlahnya berlebihan, maka pembuluh darah jaringan
setempat akan berkontriksi dan menurukan aliran darahnya menjadi kembali
normal. Fenomena ini disebut autoregulasi. Fenomenai ini dapat diartikan
pengaturan aliran darah oleh jaringan itu sendiri. Bila kenaikan volume darah
meningkatkan curah jantung, aliran darah di seluruh jaringan tubuh akan
meningkat sehingga mekanisme autoregulasi ini menyebabkan kontriksi di
seluruh tubuh, yang selanjutnya akan meningkatkan tahanan perifer total.
Tekanan arteri sama dengan curah jantung dikali tahanan perifer total,
maka peningkatan sekunder pada tahanan perifer total yang disebabkan oleh
mekanisme autoregulasi sangat membantu meningkatkan tekanan arteri.
Bila terdapat kelebihan garam di dalam cairan ekstrasel, osmolalitas
cairan akan meningkat, dan merangsang pusat haus di otak. Membuat
seseorang minum lebih banyak air untuk mengembalikan konsentrasi garam
ekstrasel kembali normal. Hal ini akan meningkatkan volume ekstrasel.
Kenaikan osmolalitas yang disebabkan kelebihangaram dalam cairan
ekstrasel juga merangsang mekanisme sekresi kelenjar hipotalamus hipofise
posterior untuk menyekresikan lebih banyak hormon antidiuretik.
Yang kemudian akan menyebabkan ginjal mereabsorbsi air dalam
jumlah besardari tubulus dan meningkatkan volume cairan ekstrasel dan
mengurangi produksi urin. Peningkatan sedikit saja pada cairan ekstrasel
dan volume darah, seringkali menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.
Bila seseorang dikatakan menderita hipertensi kronik, itu berarti
bahwa tekanan arteri rata ratanya lebih tinggi daripada batas normal. Efek
letal hipertensi dapat ditimbulkan melalui tiga cara berikut :
1. Kelebihan beban kerja di jantung, yang menimbulkan penyakit
jantung koroner dan gagal jantung secara dini, seringkali
menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
2. Tekanan yang tinggi di pembuluh darah menyebabkan kerusakan
di pembuluh darah terutama di pembuluh darah otak, yang diikuti
18
kematian sel otak yang kemudian disebut infark serebral. Secara
klinis dikenal dengan nama stroke. Stroke dapat menyebabkan
kebutaan, kelumpuhan, demensia, atau gangguan otak serius
lainnya tergantung area yang terkena.
3. Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan cedera di ginjal,
menimbulkan banyak kerusakan di area ginjal dan akhirnya
menyebabkan gagal ginjal dan uremia.
19
Hipertensi juga dapat disebabkan oleh aldosteronisme primer,
misalnya oleh tumor kecil di kelenjar adrenal kadang kadang dapat
menyebabkan banyak sekali aldosteron yang disekresikan, aldosteron
meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air oleh tubulus ginjal,
sehingga mengurangi hilangnya garam dan air dalam urin namun pada saat
yang sama menyebabkan kenaikan volume darah dan cairan ekstrasel yang
kemudian menyebabkan terjadinya hipertensi. Bila asupan garam dan air
dinaikkan pada saat yang bersamaan, hipertensi menjadi lebih berat. Selain
itu, bila keadaan menetap selama bertahun tahun, tekanan arteri yang
berlebihan menyebabkan perubahan patologis pada ginjal dan membuat ginjal
meretensi lebih banyak garam dan air.
Ginjal merupakan salah satu organ yang berperan dalam terjadinya
hipertensi terutama dalam pengontrolan tekanan darah. Mekanisme ini adalah
mekanisme renin angiotensin. Renin adalah suatu enzim protein yang
dilepaskan ginjal apabila tekanan arteri turun sangat rendah.
Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk proaktif oleh ginjal di
dalam sel sel jukstaglomerular. Bila tekanan arteri turun, reaksi dalam ginjal
itu sendiri menyebabkan banyak molekul pro renin dilepaskan. Sebagian
besar renin memasuki aliran darah ginjal dan kemudian masuk ke dalam
sirkulasi tubuh.
Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain yaitu
globulin substrat renin yang disebut angiotensinogen, untuk melepaskan
peptida asam amino yaitu angiotensin I.
Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak
cukup untuk menyebabkan perubahan fungsional bermakna dalam sirkulasi.
Renin menetap di darah selama 30 menit sampai 1 jam dan terus
menyebabkan pembetukan angiotensin I lebih banyak selama waktu tersebut.
Dalam beberapa detik, terdapat dua asam amino tambahan yang
dipecah dari angiotensin I untuk membentuk angiotensin II. Perubahan ini
dikatalis oleh enzim endotel pembuluh darah paru.
Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat dan
mempengaruhi fungsi sirkulasi melalui cara lainnya. Walaupun begitu,
angiotensin II menetap di darah hanya selama 1 atau 2 menit karena
20
angiotensin II cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim darah dan jaringan
yang secara bersama sama disebut angiotensinase.12
Tingginya risiko pria untuk mengalami hipertensi sebagaimana yang
ditemukan dari hasil analisis ini, sejalan dengan temuan Zambir Setiawan.
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi dari pada wanita,
seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok dan konsumsi alkohol),
depresi dan rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap
pekerjaan dan pengangguran.15
1.3 Gizi Seimbang
Gizi berasal dari bahasa arab: “al gizai” yang artinya makanan dan
manfaatnya untuk kesehatan. Dapat juga diartikan sari makanan yang
bermanfaat untuk kesehatan. Manusia dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang
masa hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang
terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrien
dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh -
tumbuhan (nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak
yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut
dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme
dalam tubuh diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka
ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau
kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau
penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang
seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing -
masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.
Kebutuhan gizi setiap individu berbeda, dipengaruhi oleh faktor
dibawah ini:
1. Umur :
masa pertumbuhan dari janin, bayi, balita, usia remaja sampai dewasa
muda membutuhkan zat gizi cukup. Kekurangan zat gizi pada masa
tersebut akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. Contoh: kurang
yodium pada ibu hamil menyebabkan anak kretin
21
2. Jenis Kelamin :
pada umumnya laki - laki memerlukan zat gizi lebih dibandingkan wanita
karena luas permukaan tubuh maupun otot pada laki -laki lebih besar
daripada wanita. Namun kebutuhan Fe pada wanita cenderung lebih
tinggi karena wanita mengalami menstruasi.
3. Aktifitas :
kegiatan atau pekerjaan sehari - hari yang lebih aktif baik fisik maupun
mental memerlukan energi/kalori yang lebih banyak.
4. Wanita hamil dan orang yang baru sembuh dari sakit umumnya
memerlukan zat gizi yang lebih banyak. Namun pada penderita penyakit -
penyakit tertentut seperti jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan
penyakit degeneratif lain memerlukan diet khusus dimana ada unsur zat
gizi dengan jumlah tertentu yang harus dibatasi.
5. Lingkungan yang dingin membutuhkan kalori dan protein yang lebih.
Demikian pula orang yang berada di lingkungan bahan nuklir harus
mendapatkan suplemen khusus (vitamin dan mineral) untuk melindungi
sel -sel tambahan dari efek radiasi.
Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya
hipertensi adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak
berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah
mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping pemberian obat -
obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai
sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang - orang yang
mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia
lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati - hati
dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.
22
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi
seimbang”, dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari
“kuantitas” dan “kualitas” yang terdiri dari:
Sumber karbohidrat : biji -bijian.
Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu
rendah/bebas lemak.
Sumber protein nabati : kacang - kacangan dan polong - polongan serta hasil
olahannya.
Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah - buahan segar
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan
berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan
kalori dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan
yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula dan
lemaknya tinggi. Disamping itu, agar melakukan aktifitas fisik yang cukup
untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik dengan menyeimbangkan
pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan,
penggunaan energi harus melebihi asupannya.
Secara umum untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan
menurunkan asupan total kalori. Dianjurkan untuk menurunkan berat badan
0,5 – 1 kg per minggu. Sehingga kebutuhan kalori harus dikurangi 500 –
1000 KKal/hari. Dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan sayuran, buah -
buahan, kacang - kacangan dan produk biji - bijian serta mengurangi bahan
makanan hewani (daging merah), lemak atau minyak jenuh (mentega atau
santan), karbohidrat murni (gula, tepung - tepungan) dan yang mengandung
alkohol.
Piramida makanan dibawah ini menggambarkan komposisi makanan
yang dianjurkan.
23
Lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar kolesterol,
sehingga dianjurkan untuk menurunkan asupan lemak jenuh < 10% asupan
total energi dengan membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh (susu
tinggi lemak dan produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada
orang dengan kadar kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit
kardiovaskuler, lemak jenuhnya harus lebih rendah (< 7% total energi).
Asam lemak trans diet dapat meningkatkan kolesterol LDL dan
menurunan kolesterol HDL. Asam lemak ini terdapat pada produk makanan
jadi yang mengandung minyak tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian
seperti kue kering, kraker, makanan yang dipanggang dan digoreng. Minyak
yang digunakan pada makanan yang digoreng di kebanyakan restoran
kemungkinan mengandung asam lemak trans yang tinggi.
Untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kadar kolesterol,
dianjurkan untuk mengkonsumsi total sumber asam lemak (< 10% kebutuhan
energi). Disamping itu juga harus menurunkan konsumsi bahan makanan
24
tinggi kolesterol, walaupun bahan makanan tersebut rendah sumber asam
lemak jenuh. Kolesterol dalam makanan dapat juga meningkatkan kadar
kolesterol LDL, walaupun tidak sebanyak lemak jenuh. Kebanyakan
makanan tinggi lemak jenuh juga merupakan sumber kolesterol, sehingga
mengurangi komsumsi makanan ini akan memberikan keuntungan lebih yaitu
pembatasan asupan kolesterol. Makanan kaya kolesterol tetapi rendah kadar
asam lemak jenuh (kuning telur) serta kacang - kacangan dengan kadar lebih
rendah sehingga efeknya lebh kecil terhadap kolesterol LDL.
Selain itu, untuk menurunkan dan mempertahankan kadar kolesterol
dan lipoprotein dalam darah, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi
makanan yang kaya akan kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi,
serta memperbanyak konsumsi sayuran, ikan, polong - polongan dan kacang -
kacangan sebagai sumber asam lemak tak jenuh.
Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata - rata penurunan asupan
natrium + 1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg
dan diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit
pada individu dengan tekanan darah normal. Respons perubahan asupan
garam terhadap tekanan darah bervariasi diantara individu yang dipengaruhi
oleh faktor genetik dan juga faktor usia.
Disarankan asupan garam < 6 gram sehari atau kurang dari 1 sendok
teh penuh.Dari berbagai penelitian, terbukti bahwa kenaikan berat badan
dapat meningkatkan tekanan darah dan terjadinya hipertensi, walaupun pada
program penurunan berat badan. Penurunan tekanan darah dapat terjadi
sebelum tercapai berat badan yang diinginkan.
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi >160 /gram
mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan
merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk
membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor
risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol
dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain
yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
25
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
• Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
• Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
• Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat
dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh
karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ -½ sendok
teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1.Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2.Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
3.Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4.Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5.Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing),
kuning telur, kulit ayam).
6.Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7.Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan
memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah / putih, bawang
(merah / putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau
mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk
26
memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat
dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.
Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan
penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari. Meningkatkan
pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 –175 mEq/hari) dapat memberikan
efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga
membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain :
1. Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu
2.Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur
margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair
dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan
memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang
air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.
27
BAB III
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
A. Kerangka teori
B. Kerangka konsep
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
28
1. Karakteristik
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Praktik
HIPERTENSI
USIA > 55 TAHUN ATAU
USIA < 55 TAHUN
29
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survei atau observational
deskriptif, dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang
menyangkut variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan.7
B. Waktu, lokasi, dan sasaran penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah
2 minggu selama bertugas di puskesmas pada tahun 2015, mulai tanggal
12 Januari sampai tanggal 30 Januari. lokasi penelitian adalah Puskesmas
Kecamatan Ciracas, sasaran penelitian adalah setiap pasien hipertensi
yang datang di Aula Puskesmas kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
C. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk kecamatan
Ciracas yang menderita hipertensi menurut kriteria JNC VII. Sampel
dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang datang ke acara
Prolanis di Aula Puskesmas Kecamatan Ciracas
Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel random
sampling, dimana sample akan dipilih secara acak dari kriteria yang sudah
ditentukan diatas dan disaring hingga 50 peserta.8
D. Cara pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian, maka
peneliti menggunakan teknik data primer dan sekunder. Data primer
30
adalah data yang diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner dan
dengan pemeriksaan fisik menggunakan pengukuran tekanan darah
langsung.7 Mendapatkan data mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku
gizi seimbang pada penderita hipertensi tahun 2015 di puskesmas
Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
E. Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa alat pengukur
tekanan darah, stetoskop dan kuesioner untuk mendapatkan data yang
akurat.
F. Pengolahan dan analisis data
Untuk proses pengolahan dan analisis data, peniliti menggunakan cara
pengolahan data manual. Dengan urutan kerja sebagai berikut: penyusunan
data, klasifikasi, dan melakukan pengolahan data dengan cara :
Editing :
o Memeriksa data
o Menjumlah banyaknya lembar daftar pertanyaan
o Memeriksa apakah semua sudah terisi dengan baik
o Memeriksa apakah ada tulisan yang kurang jelas
o Mencari adanya kesalahan pengisian
Coding : memudahkan proses pengolahan data
Tabulating : pembuatan table dan grafik.
G. Analisis data
Setelah melakukan pengolahan data, selanjutnya melakukan analisis data,
analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Analisis Univariate
Data yang terkumpul di olah dan dianalisis secara deskriptif yaitu data untuk
variabel disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.7
31
2. Analisis Bivariate
Analisis untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. Variabel bebas
yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi dan variabel
terikat yaitu hipertensi.
H. Pelaksana
Yang menjadi pelaksana dalam penelitian Puskesmas ini adalah koass
kepaniteraan IKM di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun
2015.
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Tabel univariat
A. Karakteristik
Tabel I.I.1 Distribusi Usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Usia Jumlah Presentase (%) 30-40 tahun 26 15,95
40-50 tahun 52 31,90
50-60 tahun 71 43,55
>60 tahun 14 8,5
TOTAL 163 100Dari tabel diatas, dapat dilihat usia penderita hipertensi didominasi usia 50-60tahun sebanyak 71 (43,55%)
Tabel I.I.2 Distribusi Jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Jenis kelamin Jumlah Presentase (%)Pria 72 44,17Wanita 91 55,82TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat Jenis kelamin penderita hipertensi didominasi jenis kelamin Wanita sebanyak 91 (55,82%)
33
Tabel I.I.3 Distribusi Tekanan darah penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tekanan darah Jumlah Presentase (%)
140-159 / 90-99 mmHg 96 58,89≥160 / ≥ 100 mmHg 67 41,10TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat tekanan darah penderita hipertensi didominasi hipertensi grade I yaitu 140-159/90-99mmHg sebanyak 96 (58,89%)
Tabel I.I.4 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Berat badan Jumlah Presentase (%)40-70 kg 48 29,4470-90 kg 93 57,05>90 kg 22 13,49TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat distribusi berat badan penderita hipertensi didominasi berat badan 70-90kg sebabnyak 93 (57,05%)
Tabel I.I.5 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pemilik keturunan hipertensi
Jumlah Presentase(%)
Ada 54 33,12Tidak 109 66,87TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat distribusi pemilik riwayat hipertensid alam keluarga didominasi kelompok yang tidak memilikik riwayat penderita dalam keluarga sebanyak 109 (66,87)
34
B. Pengetahuan
Tabel I.II.1 Distribusi mengenai pengetahuan penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan mengenai hipertensi
Jumlah Presentase(%)
Ya 104 63,80Pernah dengar, tidak tahu 47 28,83Tidak tahu 12 7,36TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok yang menjawab Ya, yaitu sebanyak 104 (63,80 %)
Tabel I.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pemahaman hipertensi Jumlah Presentase(%)
Penyakit darah akibat gangguan tidur
96 58,89
Tekanan darah tinggi akibat stress, rokok, dan garam
64 39,26
Tidak tahu 3 1,84
TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat pemahaman mengenai arti dari hipertensi didominasi kelompok yang menjawab penyakit darah akibat gangguan tidur sebanyak 96 (58,89%)
35
Tabel I.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pemahaman usia penderita hipertensi
Jumlah Presentase(%)
30-50 47 28,8350-70 96 58,89>70 13 7,97Tidak tahu 7 4,29TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab 50-70tahun sebnayak 96 (58,89%)
Tabel I.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Jenis kelamin Jumlah Presentase(%)Pria 129 79,14Wanita 34 20,85TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pemahaman mengenai jenis kelamin yang sering menderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab Pria sebanyak 129 (79,14%)
36
Tabel I.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Penyebab hipertensi Jumlah Presentase(%)Rokok, lemak, makanan tinggi garam
127 77,91
Makanan yang manis dan gula
20 12,26
Jajanan dan minuman dengan pengawet
5 3,06
Polusi udara 11 6,74TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, pengetahuan mengenai penyebab hipertensi didominasi kelompok yang menjawab rokok, lemak dan makanan tinggi garam, sebanyak 127 (77,91%)
Tabel I.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Pencegahan hipertensi Jumlah Presentase(%) Rajin pijat dan refleksi dan yoga
9 5,52
Hindari rokok, makanan asin dan lemak
106 65,03
Minum obat obatan anti hipertensi sebelum menderita hipertensi
45 27,60
Tidak tahu 3 1,84TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, pemahaman mengenai pencegahan hipertensi didominasi kelompok yang menjawab hindari rokok, makanan asin dan lemak sebanyak 106 (65,03%)
37
Tabel I.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Gejala hipertensi Jumlah Presentase(%)Sakit kepala, sakit tengkuk
99 60,73
Lemas, sesak napas 52 31,90Jantung berdebar debar 5 3,06Tidak tahu 7 4,29TOTAL 163 100
Dari data tabel diatas, dapat dilihat bahwa pemahaman mengenai gejala hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sakit kepala, sakit tengkuk sebanyak 99 (60,73%)
Tabel I.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Bahaya dan resiko hipertensi
Jumlah Presentase(%)
Berbahaya, tidak menyebabkan kematian
62 38,03
Berbahaya, dapat menyebabkan kematian
89 54,60
Tidak berbahaya 9 5,52Tidak tahu 3 1,84TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi kelompok yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebesar 89 (54,60%).
38
C. Sikap
Tabel I.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan Jumlah Presentase(%)Setuju 160 98,15Tidak setuju 3 1,84TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat sikap setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi kelompok yang setuju sebanyak 160 (98,15%)
Tabel I.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Alasan persetujuan Jumlah Presentase(%)Khawatir menderita hipertensi
26 15,95
Disuruh keluarga 16 9,81Kebetulan sedang berobat
81 49,69
Ikut ikutan 28 17,17Terpaksa 12 7,36TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi kelompok yang menjawab kebetulan sedang berobat sebanyak 81 (49,69%)
39
Tabel I.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita
hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Pemeriksaan rutin TD Jumlah Presentase(%)Perlu 104 63,80Tidak perlu 59 36,19TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat sikap yang merasa perlu memeriksa tekanan darah secara rutin didominasi kelompok yang menjawab perlu sebanyak 104 (63,80%)
Tabel I.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum
muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Pemeriksaan TD sebelum timbul gangguan/gejala
Jumlah Presentase(%)
Setuju 93 57,05Tidak setuju 70 42,94TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok yang setuju melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum timbul gangguan didominasi kelompok yang setuju sebanyak 93 (57,05%)
Tabel I.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Persetujuan rutin periksa TD
Jumlah Presentase(%)
Setuju 103 63,19Tidak setuju 60 36,80TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah didominasi kelompok setuju sebanyak 103 (63,19%)
40
Tabel I.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan menjaga BB tetap ideal
Jumlah Presentase(%)
Setuju 148 90,79Tidak setuju 15 9,20TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat persetujuan untuk menjaga BB tetap ideal didominasi kelompok setuju sebanyak 148 (90,79%)
Tabel I.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Persetujuan merubah pola hidup
Jumlah Presentase(%)
Setuju 158 96,93Tidak setuju 5 3,06TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat persetujuan untuk merubah pola hidup yang menyebabkan hipertensi didominasi kelompok setuju sebanyak 158 (96,93%)
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
Jumlah Presentase(%)
Setuju 102 62,57Tidak setuju 61 37,42TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi didominasi kelompok setuju sebanyak 102 (62,57%)
41
D. Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Perokok Jumlah Presentase(%) Ya 69 42,33Tidak 94 57,66TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat penderita hipertensi yang merokok didominasi kelompok yang tidak merokok sebanyak 94 (57,66%)
Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Stress Jumlah Presentase(%) Sangat sering 16 9,81Sering 88 53,98Jarang 59 36,19TOTAL 163 100
Dari tabel diatas dapat dilihat penderita hipertensi yang mengalami stress didominasi kelompok yang sering mengalami stress sebanyak 88 (53,98%)
Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi garam Jumlah Presentase(%) Sangat sering 55 33,74Sering 92 56,44Jarang 16 9,81TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat frekuensi konsumsi garam pada penderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sering sebanyak 92 (56,44%)
42
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi lemak dan minyak
Jumlah Presentase(%)
Sangat sering 91 55,82Sering 58 35,58Jarang 14 8,58TOTAL 163 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat frekuensi konsumsi lemak dan minyak pada penderita hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sangat sering sebanyak 91 (55,82%)
43
5.2 Tabel bivariat
A. Karakteristrik
Tabel II.I.1 Distribusi usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
USIA
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
30-40 tahun 16 9,81 10 6,13 26 15,95
40-50 tahun 30 18,40 22 13,49 52 31,90
50-60 tahun 40 24,53 31 19,01 71 43,55
>60 tahun 10 6,13 4 2,45 14 8,58
TOTAL 96 58,87 67 41,08 163 100
Kelompok usia didominasi oleh hipertensi grade I dengan usia 50-60 tahun sebanyak 40 (43,55%) dan pada kelompok grade II didominasi usia 50-60tahun sebanyak 31 (19,01)
Tabel II.I.2 Distribusi jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Grade tekanan
darah
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Pria 36 22,08 36 22,08 72 44,17
Wanita 60 36,80 31 19,01 91 55,82
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Jenis kelamin didominasi oleh kelompok grade I dengan Jenis kelamin wanita sebanyak 60 (36,80%), dan grade II didominasi oleh jenis kelamin pria sebanyak 36 (22,08%).
44
Tabel II.I.3 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Berat badan
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
40-70 kg 27 16,56 21 12,88 48 29,44
70-90 kg 66 40,49 27 16,56 93 57,05
>90 kg 3 1,84 19 11,65 22 13,49
TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100
Berat badan didominasi oleh grade I yang beratnya 70-90kg sebanyak 66 (40,49%), dan grade II, didominasi oleh kelompok yang beratnya 70-90kg sebanyak 27 (16,56%).
Tabel II.I.4 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Riwayat
Hipertensi di
Keluarga
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Ada 38 23,31 16 9,81 54 33,12
Tidak ada 58 35,58 51 31,28 109 66,87
TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100
Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga didominasi grade I yang menjawab tidak ada penderita di keluarga sebanyak 58 (35,58%), grade II didominasi yang menjawab tidak ada sebanyak 51 (31,28%).
45
B.Pengetahuan
Tabel II.II.1 Distribusi pengetahuan mengenai hipertensi penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan
penderita
mengenai
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Ya 63 38,65 41 25,15 104 63,80
Pernah dengar,
tidak tahu25 15,33 22 13,49
4728,83
Tidak tahu 8 4,90 4 2,45 12 7,36
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Kelompok pengetahuan penderita mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab ya sebanyak 63 (38,65%), dan kelompok grade II paling sedikit menjawab tidak tahu sebanyak 4 (2,45%)
46
Tabel II.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan
penderita
mengenai
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Penyakit darah
akibat gangguan
tidur
61 37,42 35 21,47
96
58,89
Tekanan darah
tinggi akibat stress,
rokok, dan garam
34 20,85 30 18,40
64
39,26
Tidak tahu1 0,61 2 1,22
31,84
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 61 (37,42%), dan untuk kelompok grade II didominasi oleh kelompok menjawab penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 35 (21,47%).
47
Tabel II.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan
mengenai usia
beresiko
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )PRIA WANITA
N % N %
30-50 12 7,36 35 21,47 47 28,83
50-70 75 46,01 21 12,88 96 58,89
>70 5 3,06 8 4,90 13 7,97
Tidak tahu 4 2,45 3 1,84 7 4,29
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Kelompok usia beresiko didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab 50-70tahun sebanyak 75 (46,01%), dan untuk kelompok grade II mendominasi dengan jawaban 30-50tahun sebanyak 35 (21,47%).
48
Tabel II.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Jenis kelamin
tersering
menderita
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Pria 80 49,07 49 30,06 129 79,14
Wanita 16 9,81 18 11,04 34 20,85
TOTAL 96 58,88 67 41,10 163 100
Pengetahuan mengenai jenis kelamin beresiko didominasi kelompok grade I yang menjawab pria sebanyak 80 (49,07%), dan pada kelompok grade II jawaban terbanyak adalah pria sebanyak 49 (30,06%).
49
Tabel II.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Penyebab
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Rokok, lemak, makanan tinggi garam
78 47,85 49 30,06127
77,91
Makanan yang manis dan gula 9 5,52 11 6,74
2012,26
Jajanan dan minuman dengan pengawet
3 1,84 2 1,225
3,06
Polusi udara 6 3,68 5 3,06 11 6,74
TOTAL 96 67 163 100
Pengetahuan penyebab hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 78 (47,85%), dan kelompok grade II didominasi jawaban rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 49 (30,06%).
50
Tabel II.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Pencegahan
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Rajin pijat dan refleksi dan yoga 2 1,22 4 2,45
95,52
Hindari rokok, makanan asin dan lemak
74 45,39 35 21,47106
65,03
Minum obat obatan anti hipertensi sebelum menderita hipertensi
18 11,04 27 16,56
45
27,60
Tidak tahu 2 1,22 1 0,61 3 1,84
TOTAL 96 67 163 100
Pengetahuan pencegahan hipertensi didominasi oleh hindari rokok, makanan asin dan lemak sebanyak 74 (45,39%) pada penderita grade I. Dan pada penderita grade II, yang mendominasi adalah jawaban hindari rokok, makanan asin dan lemak sebanyak 35 (21,47%).
51
Tabel II.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Gejala hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Sakit kepala, sakit tengkuk 51 31,28 48 29,44
9960,73
Lemas, sesak napas 36 22,08 16 9,81
5231,90
Jantung berdebar debar 3 1,84 2 1,22
53,06
Tidak tahu 6 3,68 1 0,61 7 4,29
TOTAL 96 58,88 67 41,08 163 100
Pengetahuan gejala hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab sakit kepala dan tengkuk sebanyak 51 (31,28%). Dan kelompok grade II didominasi jawaban sakit kepala dan tengkuk sebanyak 48 (29,44%).
52
Tabel II.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Bahaya dan
resiko
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Berbahaya, tidak menyebabkan kematian
20 12,26 42 25,7662
38,03
Berbahaya, dapat menyebabkan kematian
69 42,33 20 12,2689
54,60
Tidak berbahaya 6 3,68 3 1,84 9 5,52
Tidak tahu 1 0,61 2 1,22 3 1,84
TOTAL 96 58,88 67 41,08 163 100
Kelompok pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebanyak 69 (42,33%). Dan kelompok grade II didominasi jawaban berbahaya, tapi tidak menyebabkan kematian sebesar 42 (25,76%).
53
C. Sikap
Tabel II.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan
dilakukan
pemeriksaan TD
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Setuju 94 57,66 66 40,49 160 98,15
Tidak setuju 2 1,22 1 0,61 3 1,84
TOTAL 96 58,88 67 41,10 163 100
Persetujuan memeriksa tekanan darah didominasi kelompok grade I yang setuju sebanyak 94 (57,66%), sedangkan kelompok grade II yang menyatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 66 (40,49%)
54
Tabel II.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Alasan
persetujuan
pemeriksaan TD
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Khawatir menderita hipertensi
12 7,36 14 8,5826
15,95
Disuruh keluarga 8 4,90 8 4,90 16 9,81
Kebetulan sedang berobat 55 33,74 26 15,79
8149,69
Ikut ikutan 16 9,81 12 7,36 28 17,17
Terpaksa 5 3,06 7 4,29 12 7,36
TOTAL 96 58,87 67 41,10 163 100
Alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi oleh kelompok hipertensi grade I yang kebetulan sedang berobat sebanyak 55 (33,74%), sedangkan pada kelompok hipertensi grade II alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah kebanyakan karena kebetulan sedang berobat sebanyak 26 (15,79 %).
55
Tabel II.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita
hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Perlunya rutin
memeriksa
tekanan darah
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Perlu 83 50,92 21 12,88 104 63,80
Tidak perlu 13 7,97 46 28,22 59 36,19
TOTAL 96 58,89 67 41,10 163 100
Kelompok perlunya rutin memeriksa tekanan darah didominasi oleh kelompok hipertensi grade I yang menjawab perlu sebanyak 104 (50,92%), sedangkan sebanyak 46 (28,22%) penderita hipertensi grade II mengatakan tidak perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Tabel II.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Persetujuan
memeriksakan
tekanan darah
sebelum muncul
gangguan
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )
Grade I Grade II
N % N %
Setuju 51 31,28 42 25,76 93 57.05
Tidak setuju 45 27,60 25 15,33 70 42.94
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab setuju sebanyak 51 (31,28%), sedangkan sebanyak 42 (25,76%) penderita hipertensi grade II mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan.
56
Tabel II.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Setuju untuk
memeriksa TD
secara rutin
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Setuju 43 26,38 60 36,80 103 63,19
Tidak setuju 53 32,51 7 4,29 60 36,80
TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100
Kelompok tidak setuju untuk pemeriksaan tensi didominasi kelompok hipertensi grade I sebanyak 53 sebesar (32,51%), sedangkan kelompok hipertensi grade II mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin sebanyak 60 (36,80%).
Tabel II.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan
menjaga BB tetap
ideal
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Setuju 87 53,37 61 37,42 148 90,79
Tidak setuju 9 5,52 6 3,68 15 9,20
TOTAL 96 58,89 67 41,10 163 100
Persetujuan menjaga berat badan tetap ideal didominasi oleh kelompok hipertensi grade I yaitu sebanyak 87 (53,37%), dan kelompok grade II didominasi kelompok yang menjawab setuju sebanyak 61 (37,42%).
57
Tabel II.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Persetujuan
merubah pola
hidup yang
menyebabkan
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )
Grade I Grade II
N % N %
Setuju 95 58,28 63 38,65 158 96,93
Tidak setuju 1 0,61 4 2,45 5 3,06
TOTAL 96 58,89 67 41,10 163 100
Persetujuan merubah pola hidup didominasi oleh kelompok grade I setuju sebanyak 95 (58,28%), dan kelompok grade II didominasi jawaban setuju sebesar 63 (38,65%).
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan
untuk rutin
minum obat anti
hipertensi
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Setuju 63 38,65 39 23,92 102 62,57
Tidak setuju 33 20,24 28 17,17 61 37,42
TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100
Persetujuan untuk rutin minum obat didominasi oleh kelompok grade I yang setuju sebanyak 63 (38,65%), dan kelompok grade II didominasi yang menjawab setuju sebanyak 39 (23,92%).
58
D. Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Perokok
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Perokok 30 18,40 39 23,92 69 42,33
Bukan perokok 66 40,49 28 17,17 94 57,66
TOTAL 96 58,89 67 41,09 163 100
Penderita hipertensi kelompok grade I yang bukan perokok sebanyak 66 (40,49,%) sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 39 (23,92%) adalah perokok
Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Stress
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Sangat sering 8 4,90 8 4,90 16 9,81
Sering 67 41,10 21 12,88 88 53,98
Jarang 21 12,88 38 23,31 59 36,19
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Penderita hipertensi kelompok grade I sebesar 67 (41,10%) sering mengalami stress sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 38 (23,31%) jarang mengalami stress.
59
Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi garam
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Sangat sering 10 6,13 45 27,60 55 33,74
Sering 79 48,46 13 7,97 92 56,44
Jarang 7 4,29 9 5,52 16 9,81
TOTAL 96 58,88 67 41,09 163 100
Penderita hipertensi kelompok grade I yang sering mengkonsumsi garam sebesar 79 (48,46%) dan penderita hipertensi grade II sebanyak 45 (27,60%) sangat sering mengkonsumsi garam
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi
makanan
berlemak
HIPERTENSI
JUMLAHPERSENTASE
( % )Grade I Grade II
N % N %
Sangat sering 76 46,62 15 9,20 91 55,82
Sering 12 7,36 46 28,22 58 35,58
Jarang 8 4,90 6 3,68 14 8,58
TOTAL 96 58,88 67 41,1 163 100
Konsumsi minyak dan lemak sangat sering didominasi oleh kelompok hipertensi grade I sebesar 76 (46,62%) dan penderita hipertensi grade II yang sering mengkonsumsi minyak dan lemak sebanyak 46 (28,22%).
60
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Tabel Univariat
A. KARAKTERISTIK
Tabel I.I.1 Distribusi Usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkaan bahwa usia penderita hipertensi didominasi usia 50-
60tahun sebanyak 71 orang (43,55%). Hal ini menunjukkan rata-rata penderita
hipertensi di puskesmas kecamatan Ciracas berumur 50 – 60tahun.
Tabel I.I.2 Distribusi Jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin penderita hipertensi didominasi jenis
kelamin Wanita, sebanyak 91 orang (55,82%). Hal ini menunjukkan lebih dari 50%
wanita yang datang ke Balai Pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas menderita
hipertensi.
Tabel I.I.3 Distribusi Tekanan darah penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan tekanan darah penderita hipertensi didominasi hipertensi
grade I yaitu 140-159mmHg/90-99mmHg sebanyak 96 orang (58,89%). Dimana
tekanan darah normal pada orang dewasa adalah <130mmHg/<85mmHg.
61
Tabel I.I.4 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan distribusi berat badan penderita hipertensi didominasi
berat badan 70-90kg sebanyak 93 orang (57,05%). Yang menyatakan bahwa
seseorang dengan berat badan 70-90kg memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena
hipertensi dibandingkan dengan berat badan yang < 70kg.
Tabel I.I.5 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan distribusi pemilik riwayat hipertensi dalam keluarga
didominasi kelompok yang tidak memiliki riwayat penderita dalam keluarga
sebanyak 109 orang (66,87%). Hal ini menyatakan bahwa, riwayat hipertensi dalam
keluarga tidak menentukan seseorang menderita hipertensi.
B. Pengetahuan
Tabel I.II.1 Distribusi mengenai pengetahuan penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab Ya, yaitu sebanyak 104 orang (63,80 %). Pengetahuan
masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas akan hipertensi
secara umum sudah cukup baik.
62
Tabel I.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan pemahaman mengenai arti dari hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab penyakit darah akibat gangguan tidur sebanyak 96 orang
(58,89%). Dimana menurut JNC (Joint Comminttee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure) hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya
90mmHg.
Tabel I.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita
hipertensi didominasi kelompok yang menjawab 50-70tahun sebanyak 96 orang
(58,89%). Pengetahuan yang diketahui masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan
Puskesmas Ciracas bahwa orang yang berumur > 50tahun lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan yang berumur < 50tahun.
Tabel I.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat yang datang ke Balai
Pengobatan Puskesmas Ciracas masih memnilai bahwa pria memiliki resiko terkena
hipertensi lebih besar dibandingkan dengan wanita. Dengan persentase terhadap pria
adalah 79,14% yaitu sebanyak 129 orang.
63
Tabel I.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Tabel diatas menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat yang datang ke Balai
Pengobatan Puskesmas Ciracas mengenai penyebab hipertensi lebih banyak pada
kelompok orang yang merokok, tubuh yang memilik lemak berlebih dan makan
makanan dengan kadar garam yang tinggi, dengan sebanyak 127 orang (77,91%).
Tabel I.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dari tabel diatas, pemahaman mengenai pencegahan hipertensi didominasi kelompok
yang menjawab untuk menghindari rokok, menghindari makan makanan asin dan
berlemak sebanyak 106 orang (65,03%). Makanan asin dan berlemak menyebabkan
peningkatan volume darah akibat retensi air dan natrium serta pembentukan plak
atherosklerosis di pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan lumen dan
meningkatkan resistensi perifer.
Tabel I.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menyatakan bahwa pemahaman masyarakat yang datang ke Balai
Pengobatan Puskesmas Ciracas mengenai gejala hipertensi lebih mengetahui bahwa
sakit kepala, sakit tengkuk adalah gejala yang muncul pada seseorang yang
menderita hipertensi dengan yang menjawab terdapat sebanyak 99 orang (60,73%).
64
Tabel I.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebesar 89
(54,60%). Kematian akibat hipertensi biasanya dikarenakan pecahnya pembuluh
darah diotak dan menyebabkan kematian akibat perdarahan otak.
C. Sikap
Tabel I.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat masyarakat menunjukkan sikap setuju untuk dilakukan
pemeriksaan tekanan darah. Dimana pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan
dalam 3 posisi, yaitu saat seseorang berdiri, duduk, dan tidur. Dimana pemeriksaan
yang dilakukan pada masyarakat yang setuju sebanyak 160 orang (98,15%)
dilakukan dengan posisi duduk.
Tabel I.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Tabel diatas, menunjukkan bahwa masyarakat yang setuju dilakukan pemeriksaan
tekanan darah sebanyak 81 orang (49,69%) karena kebetulan sedang berobat ke
Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas.
65
Tabel I.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita
hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa masyarakat menyadari pentingnya
memeriksakan tekanan darah secara rutin, dimana tekanan darah dapat berubah-ubah
kapanpun sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dikerjakan.
Banyaknya orang yang menjawab perlu adalah 104 orang (63,80%).
Tabel I.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum
muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok yang setuju melakukan pemeriksaan
tekanan darah sebelum timbul gangguan didominasi kelompok yang setuju sebanyak
93 orang (57,05%).
Tabel I.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Dari tabel diatas, terdapat masyarakat sebanyak 103 orang (63,19%) setuju untuk
melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin untuk dapat mengkontrol tekanan
darah dalam tubuhnya.
Tabel I.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dilihat dari tabel diatas 148 orang (90,79%) masyarakat menyatakan persetujuan
untuk menjaga BB tetap ideal. Dimana BB yang ideal dapat mencegah terjadinya
hipertensi pada seseorang.
66
Tabel I.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Masyarakat yang sedang berobat ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas setuju
untuk merubah pola hidup yang menyebabkan hipertensi sebanyak 158 orang
(96,93%). Karena pola hidup seseorang adalah salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Obat yang dikonsumsi penderita hipertensi adalah ACE Inhibitor yang menghambat
enzim pengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga sikap setuju untuk
rutin minum obat anti hipertensi terdapat 102 orang (62,57%).
D. Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat penderita hipertensi didominasi kelompok yang tidak
merokok sebanyak 94 orang (57,66%).
Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Stress merupakan salah satu penyebab seseorang menderita hipertensi, dimana
terdapat 88 orang (53,98%) yang mengakui banyaknya pikiran menjadi adalah salah
satu etiologi hipertensi.
67
Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Frekuensi konsumsi garam yang berlebih dalam kesehariannya pada penderita
hipertensi sebanyak 92 orang (56,44%).
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Frekuensi mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mengandung banyak minyak
pada penderita hipertensi sebanyak 91 orang (55,82%)
68
6.2 Pembahasan Tabel Bivariat
A. karakteristrik
Tabel II.I.1 Distribusi usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Kelompok usia didominasi oleh hipertensi grade I dengan usia 50-60 tahun sebanyak
40 (43,55%) dan pada kelompok grade II didominasi usia 50-60tahun sebanyak 31
(19,01). Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan jika hipertensi banyak diderita
oleh usia lanjut akibat menurunya elastisitas pembuluh darah. Hal ini dikarenakan
penurunan jumlah kolagen yang menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah.
Tabel II.I.2 Distribusi jenis kelamin penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Berdasarkan tabel penderita hipertensi berdasarkan distribusi jenis kelamin,
didapatkan hasil bahwa hipertensi grade I lebih banyak diderita oleh wanita yaitu
sebanyak 60 orang (36,80 %) sedangkan hipertensi grade II didominasi oleh
penderita pria sebanyak 36 orang (22,08%). Grade II didominasi oleh pria
dikarenakan tingkat stress akibat pekerjaan yang relatif lebih berat.
Tabel II.I.3 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Menurut tabel distribusi berat badan penderita hipertensi didapatkan bahwa penderita
hipertensi grade I banyak diderita oleh responden yang memiliki berat badan 70-90
69
kg yaitu sebanyak 66 orang (40,49 %) begitu juga pada hipertensi grade II banyak
diderita oleh responden yang memiliki berat badan 70-90 kg sebanyak 27 orang
(16,56%). Jadi responden yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan
Ciracas dengan berat badan 70-90 kg menderita hipertensi baik grade I maupun
grade II sebanyak 93 orang (57,05%) dikarenakan karena timbunan lemak di
pembuluh darah menyebabkan timbulnya plak atherosklerosis yang mengurangi
diameter lumen pembuluh darah.
Tabel II.I.4 Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga didominasi grade I yang menjawab
tidak ada penderita di keluarga sebanyak 109 orang(35,58%). Berdasarkan tabel
distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga, didapatkan sebanyak 58 orang
(35,58%) tidak memiliki riwayat hipertensi grade I pada keluarga dan 51 orang
(31,28%) tidak memiliki riwayat hipertensi grade II pada keluarga. Jadi, dapat
disimpulkan sebanyak 109 orang (66,87%) tidak memiliki riwayat hipertensi pada
keluarga.
70
B.Pengetahuan
Tabel II.II.1 Distribusi pengetahuan mengenai hipertensi penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Kelompok pengetahuan penderita mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I
yang menjawab ya sebanyak 63 orang(38,65%), dan kelompok grade II paling sedikit
menjawab tidak tahu sebanyak 4 orang (2,45%).
Tabel II.II.2 Distribusi pemahaman hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014
Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab
penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 61 orang(37,42%), dan untuk kelompok
grade II didominasi oleh kelompok menjawab penyakit akibat gangguan tidur
sebanyak 35 orang (21,47%).
Tabel II.II.3 Distribusi pemahaman mengenai usia penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Kelompok usia beresiko didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab 50-
70tahun sebanyak 75 orang(46,01%), dan untuk kelompok grade II mendominasi
dengan jawaban 30-50tahun sebanyak 35 orang(21,47%).
71
Tabel II.II.4 Distribusi pemahaman mengenai jenis kelamin penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan mengenai jenis kelamin beresiko didominasi kelompok grade I yang
menjawab pria sebanyak 80 orang(49,07%), dan pada kelompok grade II jawaban
terbanyak adalah pria sebanyak 49orang(30,06%).
Tabel II.II.5 Distribusi pemahaman mengenai penyebab hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Pengetahuan penyebab hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab
rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 78 orang (47,85%), dan kelompok
grade II didominasi jawaban rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak
49orang(30,06%).
Tabel II.II.6 Distribusi pemahaman mengenai pencegahan hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Pengetahuan pencegahan hipertensi didominasi oleh hindari rokok, makanan asin
dan lemak sebanyak 74 orang (45,39%) pada penderita grade I. Dan pada penderita
grade II, yang mendominasi adalah jawaban hindari rokok, makanan asin dan lemak
sebanyak 35orang(21,47%).
72
Tabel II.II.7 Distribusi pemahaman mengenai gejala hipertensi pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan gejala hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab
sakit kepala dan tengkuk sebanyak 51 orang(31,28%). Dan kelompok grade II
didominasi jawaban sakit kepala dan tengkuk sebanyak 48orang(29,44%).
Tabel II.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Kelompok pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi kelompok grade I
yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebanyak 69
orang(42,33%). Dan kelompok grade II didominasi jawaban berbahaya, tapi tidak
menyebabkan kematian sebesar 42 orang (25,76%).
C.Sikap
Tabel II.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan memeriksa tekanan darah didominasi kelompok grade I yang setuju
sebanyak 94 orang (57,66%), sedangkan kelompok grade II yang menyatakan setuju
untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 66 orang (40,49%)
73
Tabel II.III.2 Distribusi alasan persetujuan pemeriksaan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Alasan setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah didominasi oleh kelompok
hipertensi grade I yang kebetulan sedang berobat sebanyak 55 orang (33,74%),
sedangkan pada kelompok hipertensi grade II alasan setuju dilakukan pemeriksaan
tekanan darah kebanyakan karena kebetulan sedang berobat sebanyak 26 orang
(15,79 %).
Tabel II.III.3 Distribusi perlunya memeriksa tekanan darah pada penderita
hipertensi secara rutin di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Kelompok perlunya rutin memeriksa tekanan darah didominasi oleh kelompok
hipertensi grade I yang menjawab perlu sebanyak 104 orang (50,92%), sedangkan
sebanyak 46 orang (28,22%) penderita hipertensi grade II mengatakan tidak perlu
dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
74
Tabel II.III.4 Distribusi persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum
muncul gangguan di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan didominasi oleh
kelompok grade I yang menjawab setuju sebanyak 51 orang (31,28%), sedangkan
sebanyak 42 orang (25,76%) penderita hipertensi grade II mengatakan setuju untuk
dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan.
Tabel II.III.5 Distribusi persetujuan untuk rutin memeriksa tekanan darah di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Kelompok tidak setuju untuk pemeriksaan tensi didominasi kelompok hipertensi
grade I sebanyak 53 orang sebesar (32,51%), sedangkan kelompok hipertensi grade
II mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin
sebanyak 60 orang (36,80%).
75
Tabel II.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan menjaga berat badan tetap ideal didominasi oleh kelompok hipertensi
grade I yaitu sebanyak 87 orang(53,37%), dan kelompok grade II didominasi
kelompok yang menjawab setuju sebanyak 61orang(37,42%).
Tabel II.III.7 Distribusi persetujuan merubah pola hidup pada penderita
hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Persetujuan merubah pola hidup didominasi oleh kelompok grade I setuju sebanyak
95 orang (58,28%), dan kelompok grade II didominasi jawaban setuju sebesar 63
orang (38,65%).
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan untuk rutin minum obat didominasi oleh kelompok grade I yang setuju
sebanyak 63orang (38,65%), dan kelompok grade II didominasi yang menjawab
setuju sebanyak 39 orang (23,92%).
76
D.Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Penderita hipertensi kelompok grade I yang bukan perokok sebanyak 66 orang
(40,49,%) sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 39 orang (23,92%)
adalah perokok
Tabel I.IV.2 Distribusi penderita stress pada penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Penderita hipertensi kelompok grade I sebesar 67 orang (41,10%) sering mengalami
stress sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 38 orang (23,31%) jarang
mengalami stress.
Tabel I.IV.3 Distribusi konsumsi garam penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Penderita hipertensi kelompok grade I yang sering mengkonsumsi garam sebesar 79
orang (48,46%) dan penderita hipertensi grade II sebanyak 45 orang (27,60%) sangat
sering mengkonsumsi garam
77
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi minyak dan lemak sangat sering didominasi oleh kelompok hipertensi
grade I sebesar 76 orang (46,62%) dan penderita hipertensi grade II yang sering
mengkonsumsi minyak dan lemak sebanyak 46 orang (28,22%).
78
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Survei secara epidemiologi menunjukan peningkatan
penderita hipertensi pada daerah perkotaan sebanyak 25% sedangkan pada daerah
pedesaan sebanyak 10%, ini menunjukan cukup besarnya pengaruh wilayah pada
poeningkatan penyakit hipertensi. Di propinsi DKI Jakarta, hipertensi menjadi
penyebab sakit (29,52%) dan penyebab kematian (36,52%).
Berdasarkan hasil laporan dari Puskesmas Kecamatan Ciracas, hipertensi
menduduki urutan ketiga dari penyakit tersering yang dijumpai di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab tingginya angka kejadian
hipertensi ini, diantaranya adalah karakteristik, perilaku, pengetahuan dan praktek
penderita hipertensi. Dari hasil survei di Kecamatan Ciracas didapatkan hasil yang
cukup tinggi terhadapat tingkat pengetahuan, umur, dan perilaku (pola hidup &
kebiasaan) penderita hipertensi di Kecamatan Ciracas.
Usia penderita hipertensi didominasi usia 50-60tahun sebanyak 71 orang
(43,55%). Hal ini menunjukkan rata-rata penderita hipertensi di puskesmas
kecamatan Ciracas berumur 50 – 60tahun.
Jenis kelamin penderita hipertensi didominasi jenis kelamin Wanita,
sebanyak 91 orang (55,82%). Hal ini menunjukkan lebih dari 50% wanita
79
yang datang ke Balai Pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas menderita
hipertensi.
Tekanan darah penderita hipertensi di Ciracas didominasi hipertensi grade I
yaitu 140-159mmHg/90-99mmHg sebanyak 96 orang (58,89%). Dimana
tekanan darah normal pada orang dewasa adalah <130mmHg/<85mmHg.
Distribusi berat badan penderita hipertensi didominasi berat badan 70-90kg
sebanyak 93 orang (57,05%). Yang menyatakan bahwa seseorang dengan
berat badan 70-90kg memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi
dibandingkan dengan berat badan yang < 70kg.
Distribusi pemilik riwayat hipertensi dalam keluarga didominasi kelompok
yang tidak memiliki riwayat penderita dalam keluarga sebanyak 109 orang
(66,87%). Hal ini menyatakan bahwa, riwayat hipertensi dalam keluarga
tidak menentukan seseorang menderita hipertensi.
Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok yang menjawab Ya,
yaitu sebanyak 104 orang (63,80 %). Pengetahuan masyarakat yang datang
ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas akan hipertensi secara umum sudah
cukup baik.
Pemahaman mengenai arti dari hipertensi didominasi kelompok yang
menjawab penyakit darah akibat gangguan tidur sebanyak 96 orang
(58,89%). Dimana menurut JNC (Joint Comminttee on Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure) hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90mmHg.
80
Pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab 50-70tahun sebanyak 96 orang (58,89%).
Pengetahuan yang diketahui masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan
Puskesmas Ciracas bahwa orang yang berumur > 50tahun lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan yang berumur < 50tahun.
Pemahaman masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas
masih memnilai bahwa pria memiliki resiko terkena hipertensi lebih besar
dibandingkan dengan wanita. Dengan persentase terhadap pria adalah
79,14% yaitu sebanyak 129 orang.
Pengetahuan masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas
Ciracas mengenai penyebab hipertensi lebih banyak pada kelompok orang
yang merokok, tubuh yang memilik lemak berlebih dan makan makanan
dengan kadar garam yang tinggi, dengan sebanyak 127 orang (77,91%).
Pemahaman mengenai pencegahan hipertensi didominasi kelompok yang
menjawab untuk menghindari rokok, menghindari makan makanan asin dan
berlemak sebanyak 106 orang (65,03%).
Pemahaman masyarakat yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas
mengenai gejala hipertensi lebih mengetahui bahwa sakit kepala, sakit
tengkuk adalah gejala yang muncul pada seseorang yang menderita hipertensi
dengan yang menjawab terdapat sebanyak 99 orang (60,73%).
Masyarakat Kecamatan Ciracas mengetahui bahaya dan resiko hipertensi
dapat menyebabkan kematian sebesar 89 orang (54,60%).
81
Masyarakat menunjukkan sikap setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan
darah. Dimana pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dalam 3 posisi,
yaitu saat seseorang berdiri, duduk, dan tidur. Dimana pemeriksaan yang
dilakukan pada masyarakat yang setuju sebanyak 160 orang (98,15%)
dilakukan dengan posisi duduk.
Masyarakat yang setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 81
orang (49,69%) karena kebetulan sedang berobat ke Balai Pengobatan
Puskesmas Ciracas.
Masyarakat menyadari pentingnya memeriksakan tekanan darah secara rutin,
dimana tekanan darah dapat berubah-ubah kapanpun sesuai dengan makanan
yang dikonsumsi, aktivitas yang dikerjakan. Banyaknya orang yang
menjawab perlu adalah 104 orang (63,80%).
Kelompok yang setuju melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum
timbul gangguan didominasi kelompok yang setuju sebanyak 93 orang
(57,05%).
Terdapat sebanyak 103 orang (63,19%) setuju untuk melakukan pengecekan
tekanan darah secara rutin untuk dapat mengkontrol tekanan darah dalam
tubuhnya.
148 orang (90,79%) masyarakat menyatakan persetujuan untuk menjaga BB
tetap ideal. Dimana BB yang ideal dapat mencegah terjadinya hipertensi pada
seseorang.
Masyarakat yang sedang berobat ke Balai Pengobatan Puskesmas Ciracas
setuju untuk merubah pola hidup yang menyebabkan hipertensi sebanyak 158
82
orang (96,93%). Karena pola hidup seseorang adalah salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya hipertensi.
Obat yang dikonsumsi penderita hipertensi adalah ACE Inhibitor yang
menghambat enzim pengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga
sikap setuju untuk rutin minum obat anti hipertensi terdapat 102 orang
(62,57%).
Dapat dilihat penderita hipertensi didominasi kelompok yang tidak merokok
sebanyak 94 orang (57,66%).
Stress merupakan salah satu penyebab seseorang menderita hipertensi,
dimana terdapat 88 orang (53,98%) yang mengakui banyaknya pikiran
menjadi adalah salah satu etiologi hipertensi.
Frekuensi konsumsi garam yang berlebih dalam kesehariannya pada
penderita hipertensi sebanyak 92 orang (56,44%).
Frekuensi mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mengandung banyak
minyak pada penderita hipertensi sebanyak 91 orang (55,82%)
83
A. SARAN
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat keterbatasan
dari para peneliti. Melalui penelitian ini, diharapkan peniliti dapat:
memperbaiki cara melakukan penelitian yang benar. Mulai dari tahap awal
pembuatan pendahuluan, penyusunan metode yang digunakan dalam
menyusun penelitian, serta pembuatan kuesioner sebagai alat pengumpulan
dari masyarakat untuk selanjutnya mendistribusikannya ke beberapa
puskesmas kelurahan sebagai perwakilan dari masyarakat kecamatan
Ciracas, dan belajar bagaimana mengolah data dengan benar secara
manual, hingga akhirnya belajar menarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang diperoleh.
Melalui tinjauan pustaka yang telah disusun diharapkan dapat memperluas
wawasan dari para peneliti. Dan untuk kedepannya diharapkan dapat
memperluas tinjauan kepustakaan lagi dengan menambah referensi dalam
membahas penelitian. Perluasan tinjauan pustaka dapat digunakan dengan
menggunakan beberapa referensi, seperti textbook, beberapa referensi dari
84
situs resmi di internet, maupun jurnal.
Melalui proses pembuatan penelitian ini, untuk kedepannya peneliti dapat
lebih mampu untuk mengatur waktu yang tepat dalam posisinya. Hal ini
dimulai dari menyususn pendahuluan, tinjauan kepustakaan, pengumpulan
data dari masyarakat, dan membuat kesimpulan. Sehingga kedepannya
setiap peneliti dapat menyusun suatu penelitian tepat waktu dan setiap
bagian dari penelitian dapat terselesaikan dengan sempurna.
2. Bagi Masyarakat
Dengan selesainya penelitian ini diharapkan bagi masyarakat Ciracas:
Diharapkan juga masyarakat dapat memperoleh informasi
selengkapnya tentang penyakit Hipertensi melalui pelayanan –
pelayanan kesehatan setempat, dan masyarakat kecamatan Ciracas
memahami tentang pentingnya pemeriksaan tekanan darah
sebelum timbul gejala gejala hipertensi.
Usia beresiko penderita hipertensi adalah 50-60 tahun dimana pada
usia ini elastisitas pembuluh darah menurun dan rentan menderita
hipertensi, karena itu masyarakat kisaran usia 50-60 tahun
diharapkan berhati hati dan menjaga pola makan dan gaya
hidupnya.
Kisaran berat badan yang rentan menderita hipertensi adalah berat
badan sekitar 70-90kg, oleh karena itu diharapkan penderita
maupun bukan penderita hipertensi dapat mengontrol berat
badannya.
85
Penderita hipertensi sebaiknya mengurangi konsumsi lemak dan
minyak dalam menu sehari hari.
Sebaiknya penderita hipertensi setuju untuk rutin memeriksakan
tekanan darahnya.
Sebaiknya penderita hipertensi rutin minum obat obatan anti
hipertensi
Penderita hipertensi sebaiknya merubah pola hidupnya yang
menyebabkan timbulnya hipertensi.
Penderita hipertensi sebaiknya menghindari rokok dan minuman
keras.
Penderita hipertensi sebaiknya menghindari berbagai hal yang
dapat memicu timbulnya stress.
Penderita hipertensi sebaiknya mengurangi konsumsi garam dalam
makanannya.
Penderita hipertensi sebaiknya memahami bahwa tekanan darah
tinggi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
3. Bagi Puskesmas Kecamatan Ciracas
Setiap pusat pelayanan kesehatan masyarakat setempat, yaitu Puskesmas
Kecamatan Ciracas dapat :
meningkatkan peran aktif untuk memperluas cakupan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat di daerah yang kurang terjangkau.
Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya
terhadap penderita hipertensi dalam bentuk penyuluhan dan
86
pencegahan gaya hidup yang dapat menyebabkan hipertensi.
Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya
terhadap penderita hipertensi dalam bentuk penyuluhan mengenai
keteraturan minum obat anti hipertensi
Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya
terhadap penderita hipertensi dalam bentuk penyuluhan mengenai
bahaya hipertensi.
Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan pelayanannya
terhadap penderita hipertensi dalam pemeriksaan dan deteksi dini
penderita hipertensi.
87
\
Daftar pustaka
1. Wilson, Price. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
2. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Interna publishing.
3. Folkow, björn. 1993. Early Structural Change in Hypertension:
pathophysiology and clinical consequences. Department of physiology,
University of Göteborg, Sweden.
4. Diunduh dari : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-
chorinaput-5600-2-babii.pdf. tanggal 26 mei 2014
5. Modifikasi perilaku, diunduh dari :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/19600201198
7031-SUNARDI/karya_tls-materi_ajar_pdf/
KONSEP_DASAR_MODIFIKASI_PERILAKU.pdf tanggal 27 mei 2014
6. Sikap, diunduh dari :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Sikap.pdf. tanggal 27 mei 2014.
7. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010.
8. Sigarlaki, Herke. 2009. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta : CV Infomedika
9. Notoatmodjo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Diunduh dari : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-
intanindah-6561-3-babii.pdf tanggal 27 mei 2014.
88
11. Suryano. 2004. Buku Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
12. Guyton, hall. 2009. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta :EGC
13. Sigarlaki, Herke. 2009. Epidemiologi edisi 2. Jakarta : CV Infomedika
14. Ganong, W.F. 2009. Buku ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC
15. Ekowati, Tuminah. 2009. Prevalensi hipertensi dan determinannya di
Indonesia. Pusat penelitian biomedis dan farmasi, Departemen Kesehatan,
Jakarta.
16. Sigarlaki, H. J. O. 1995. KARAKTERISTIK DAN FAKTOR
BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI DI DESA BOCOR,
KECAMATAN BULUS PESANTREN, KABUPATEN KEBUMEN, JAWA
TENGAH, TAHUN 2006. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Kristen Indonesia, Jakarta. 2006 : 82-87
89
8.1 RENCANA KEGIATAN
KEGIATAN MINGGU KE :
1 2 3 4 5
Penyusunan Proposal
Penyusunan
Instrumen
Persiapan Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
8.2 ORGANISASI PENELITIAN
KETUA : Reinaldi Octabiano
WAKIL KETUA : Achmad Ageng Selo
Sekretaris : Dyah Prahesti
Bendahara : Rani Septiani
Anggota : Friska Karolina
Rizki Rachmawati
Stephanie Helena Saselah
Andhika Djajadi
Renaldi Surya
90
8.3 RENCANA BIAYA ( ANGGARAN )
Pemasukan
Iuran anggota @ Rp 100.000,- : Rp 1.100.000,-
Pengeluaran
Print Kuesioner : Rp 400.000,-
Fotocopy Kuesioner : Rp 500.000,-
Biaya Lain-Lain : Rp 200.000,- +
Rp 1.100.000,-
91