Chronic Tonsilitis

download Chronic Tonsilitis

of 10

Transcript of Chronic Tonsilitis

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    1/24

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak merupakan hal yang paling sering dijumpai

    oleh dokter umum.  Keluhan seperti nyeri tenggorokan, infeksi saluran pernapasan bagian atas

    yang sering disertai dengan masalah pada telinga, adalah hal yang banyak dikeluhkan oleh pasien

    yang datang berkunjung ke pelayanan kesehatan, terutama anak-anak. Dari umur 5 tahun, anak 

    mulai sekolah dan menjadi lebih beresiko untuk tertular infeksi dari anak yang lain.1

    Cincin aldeyer yang tersusun dari jaringan limfoid berperan sebagai sistem pertahanan

    lokal dan sur!eilen imun. "eperti halnya jaringan limfoid lain, jaringan limfoid pada cincin

    aldeyer menjadi hipertrofi pada masa kanak-kanak.#

    $erdasarkan data epidemiologi penyakit %&% di tujuh pro!insi di Indonesia pada tahun 1''(

    sampai 1''), pre!elensi tonsilitis kronis tertinggi setelah nasofaringitis akut *(.)+ yaitu sebesar 

    ./+.

    0okasi tonsil pada saluran pernapasan dan pencernaan menyebabkan ia tidak jarang terkena

    infeksimenjadi sarang *fokal infeksi, serta bisa juga membesar dan mengganggu proses

    menelanpernapasan, sehingga tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering muncul

     pada penyakit tenggorokan yang berulang.,(

    2adang kronis yang terjadi pada tonsil ini dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi baik komplikasi ke daerah sekitar atau pun komplikasi jauh. 3engobatan pasti untuk tonsilitis kronis

    adalah pembedahan pengangkatan tonsil.(,5

    3ada responsi kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai tonsillitis kronis. 

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    2/24

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    3/24

     

    Gambar 2.1 Penampang Ka!m "ris19

    2.2 Embriologi Tonsila Pala#ina

    3erluasan ke lateral dari kantong faringeal kedua diserap dan bagian dorsalnya tetap ada dan

    menjadi epitel tonsila palatina. 3ilar tonsil berasal dari arcus branchial kedua dan ketiga. Kripte

    tonsiler pertama terbentuk pada usia kehamilan 1# minggu dan kapsul terbentuk pada usia

    kehamilan #9 minggu.11

    2.$ Ana#omi Tonsila Pala#ina

    %onsila palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk o!oid yang terletak pada

    dinding lateral orofaring dalam fossa tonsilaris. %iap tonsil ditutupi membran mukosa dan

     permukaan medialnya yang bebas menonjol kedalam faring. 3ermukaannnya tampak berlubang-lubang kecil yang berjalan ke dalam disebut cryptae tonsillares yang berjumlah )-#9 kripte. 3ada

     bagian atas permukaan medial tonsila terdapat sebuah celah intratonsil dalam. 3ermukaan lateral

    tonsil ditutupi selapis jaringan fibrosa yang disebut capsula tonsila palatina, terletak berdekatan

    dengan tonsila lingualis.',11,1#

     

    3alatum mole

    :!ula

    ;rkus 3alatoglosal

    ;rkus 3alatoparingeal%onsil 3alatina

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    4/24

      Gambar 2.2 Bela%an Tonsil19

    ;dapun struktur yang terdapat disekitar tonsila palatina adalah ',19,11

    1. ;nterior arcus palatoglossus

    #. 3osterior arcus palatopharyngeus

    . "uperior palatum mole

    (. Inferior 1 posterior lidah

    5.

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    5/24

    Afek dari adenotonsilektomi terhadap integritas imunitas seseorang masih diperdebatkan.

    3ernah dilaporkan adanya penurunan produksi Imunoglobulin ; nasofaring terhadap !aksin polio

    setelah adenoidektomi atau adanya peningkatan kasus &odgkinBs limfoma.1  >amun

     bagaimanapun peran tonsil masih tetap kontro!ersial dan sekarang ini belum terbukti adanya

    efek imunologis dari tonsilektomi.11,1#

    2.+ Tonsili#is Kronis

    2.+.1 De,inisi

    %onsilitis kronis merupakan peradangan kronis yang mengenai seluruh jaringan tonsil yang

    umumnya didahului oleh suatu peradangan di bagian tubuh lain, seperti misalnya sinusitis,

    rhinitis, infeksi umum seperti morbili, dan sebagainya.1,1(

    %onsilitis berulang terutama terjadi pada anak-anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil

    tampak sehat. %api tidak jarang keadaan tonsil diluar serangan membesar disertai dengan

    hiperemi ringan yang mengenai pilar anterior dan bila tonsil ditekan akan keluar detritus.1(

    2.+.2 E#iologi

    Atiologi berdasarkan

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    6/24

    5. %uberkulosis *pada immunocompromise

    2.+.$ -a(#or Preisposisi

    1. 2angsangan kronis *rokok, makanan

    #. &igiene mulut yang buruk 

    . 3engaruh cuaca *udara dingin, lembab, suhu yang berubah-ubah

    (. ;lergi *iritasi kronis dari alergen

    5. Keadaan umum *gii jelek, kelelahan fisik

    ). 3engobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.),1,15

    2.+.& Pa#ologi

    3roses keradangan dimulai pada satu atau kebih kripte tonsil. Karena proses radang

     berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan

     jaringan limfoid akan diganti oleh jaringan parut. 7aringan ini akan mengerut sehingga kripte

    akan melebar. "ecara klinis kripte ini akan tampak diisi oleh detritus *epitel yang mati, sel

    leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat ber4arna kekuning-

    kuningan. 3roses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan

     jaringan sekitar fossa tonsil. 3ada anak, proses ini dapat disertai dengan pembesaran kelenjar 

    submandibula.),1,15

    2.+.) /ani,es#asi Klinis

    3asien mengeluh ada penghalang di tenggorokan, terasa kering dan pernapasan berbau, rasa

    sakit terus menerus pada kerongkongan dan sakit 4aktu menelan.),1,15

    3ada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil yang mungkin tampak

    1. %ampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripte

    yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.

    #.

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    7/24

    %1 #5 + !olume tonsil dibandingkan dengan !olume nasofaring

    %# #5-59+ !olume tonsil dibandingkan dengan !olume nasofaring

    % 59-5+ !olume tonsil dibandingkan dengan !olume nasofaring

    %( E5+ !olume tonsil dibandingkan dengan !olume nasofaring

    2.+.* Diagnosis

    1. ;namnesa

    ;namnesa ini merupakan hal yang sangat penting, karena hampir 59 + diagnosa dapat

    ditegakkan dari anamnesa saja. 3enderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada

    tenggorok yang terus menerus, sakit 4aktu menelan, napas bau busuk, malaise, sakit pada sendi,

    kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher.),1,15

    #. 3emeriksaan 8isik 

    %ampak tonsil membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. "ebagian kripte

    mengalami stenosis, tapi eksudat *purulen dapat diperlihatkan dari kripte-kripte tersebut. 3ada

     beberapa kasus, kripte membesar, dan suatu bahan seperti keju atau dempul yang terlihat pada

    kripte. @ambaran klinis lain yang sering tampak adalah dari tonsil yang kecil, biasanya membuat

    lekukan dan seringkali dianggap sebagai FkuburanG dimana tepinya hiperemis dan sejumlah kecil

    sekret purulen yang tipis terlihat pada kripte.5,1

    . 3emeriksaan 3enunjang

    Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil *s4ab. $iakan

    s4ab sering menghasilkan beberapa macam kuman dengan derajat keganasan yang rendah,

    seperti "treptokokus H hemolitikus, "treptokokus !iridans, "tafilokokus, 3neumokokus.1,15

    2.+.+ Diagnosa Baning

    Diagnosa banding dari tonsilitis kronis adalah

    1.3enyakit-penyakit yang disertai dengan pembentukan pseudomembran yang menutupi

    tonsil *tonsilitis membranosa

    a.  %onsilitis difteri

    Disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. %idak semua orang yang terinfeksi

    oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada titer antitoksin dalam darah. %iter 

    antitoksin sebesar 9,9 satcc darah dapat dianggap cukup memberikan dasar imunitas.

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    8/24

    @ejalanya terbagi menjadi golongan besar, umum, lokal dan gejala akibat eksotoksin. @ejala

    umum sama seperti gejala infeksi lain, yaitu demam subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan,

     badan lemah, nadi lambat dan keluhan nyeri menelan. @ejala lokal yang tampak berupa tonsil

    membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan membentuk 

     pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah berdarah.

    @ejala akibat eksotoksin dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, misalnya pada jantung

    dapat terjadi miokarditis sampai dekompensasi kordis, pada saraf kranial dapat menyebabkan

    kelumpuhan otot palatum dan otot pernapasan serta pada ginjal dapat menimbulkan albuminuria.

    Gambar 2.$ Tonsili#is i,#eri19

     b.  ;ngina 3laut =incent *"tomatitis ulseromembranosa

    @ejala yang timbul adalah demam tinggi *'°C, nyeri di mulut, gigi dan kepala, sakit

    tenggorok, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersali!asi. 3ada pemeriksaan tampak 

    membran putih keabuan di tonsil, u!ula, dinding faring, gusi dan prosesus al!eolaris.

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    9/24

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    10/24

    Gambar 2.& Abses Peri#onsiler19

    c.  ;bses 3arafaringealInfeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening atau

     pembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil, faring, sinus paranasal, adenoid,

    kelenjar limfe faringeal, mastoid dan os petrosus.

    d. ;bses 2etrofaring

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    11/24

    e. ;rtritis dan fibrositis

    2.+. Pena#ala(sanaan

    3engobatan pasti untuk tonsilitis kronis adalah pembedahan dengan pengangkatan tonsil.

    %indakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana penatalaksanaan medis atau yang konser!atif 

    gagal untuk meringankan gejala-gejala. 3enatalaksanaan medis termasuk pemberian penisilin

    yang lama, irigasi tenggorokan sehari-hari dan usaha untuk membersihkan kripte tonsil dengan

    alat irigasi gigi *oral. :kuran jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi kronis

    maupun berulang.5

    %onsilektomi merupakan suatu prosedur pembedahan yang diusulkan oleh Celsus dalam De

     Medicina  *19

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    12/24

    • %onsilolithiasis Carrier "treptococcus yang tidak respon terhadap terapi.

    • Jtitis eoplasia atau suspek neoplasia benigna maligna.

    Indikasi tonsilektomi secara garis besar terbagi #, yaitu 1. Indikasi absolut

    a. %onsilitis akutkronis yang berulang-ulang.

     b. ;bses peritonsiler.

    c. Karier Difteri.

    d. &ipertrofi tonsil yang menutup jalan napas dan jalan makanan.

    e. $iopsi untuk menentukan kemungkinan keganasan.

    f. Cor 3ulmonale.

    #. Indikasi relatif 

    a. 2hinitis yang berulang-ulang.

     b. >gorok *snorring dan bernapas melalui mulut.

    c. Cerical adenopathy.

    d. ;denitis %$C.

    e. 3enyakit-penyakit sistemik karena "treptokokus β  hemolitikus seperti demam

    rematik. 3enyakit jantung rematik, nefritis, dll.

    f. 2adang saluran napas atas berulang-ulang.

    g. 3ertumbuhan badan kurang baik.

    h. %onsil besar.

    i. "akit tenggorokan berulang-ulang.

     j. "akit telinga berulang-ulang.

    "ecara umum dapat disebutkan indikasi tonsilektomi adalah

    1. Infeksi berulang kali dalam setahun selama tahun, 5 kali setahun selama # tahun, kali

    atau lebih dalam setahun atau tidak masuk kerjasekolah lebih dari # minggu dalam 1 tahun

    karena penyakitnya itu,

    #. &ipertrofi sehingga menyebabkan obstruksi saluran napas atas *obstruksi,sleep apnea,

    . ;bses peritonsiler,

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    13/24

    (. Kemungkinan keganasan, baik pembesaran unilateral atau mencari sumber primer yang tidak 

    diketahui,

    5. &ipertrofi yang menyebabkan masalah pencernaan,

    ). %onsilitis rekuren yang menyebabkan kejang demam,

    . Karier difteri.

    "edangkan kontraindikasi dari tonsilektomi adalah

    1. Kontraindikasi relatif  

    a. 3alatoschiis,

     b. 2adang akut, termasuk tonsilitis,

    c. 3oliomielitis epidemika,

    d. :mur kurang dari tahun.

    #. Kontraindikasi absolut

    a. Diskariasis darah, leukemia, purpura, anemia aplastik, hemofilia,

     b. 3enyakit sistemis yang tidak terkontrol seperti diabetes melitus, penyakit jantung,

    dan sebagainya.#,5,),11,1

    Gambar Keaaan peneri#a sebel!m an se#ela% ila(!(an Tonsile(#omi1/

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    14/24

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    15/24

    BAB III

    LAP"AN KASUS

    1.1 Ien#i#as Pasien

     >ama I"3

    :mur 1 tahun

    7enis Kelamin 0aki-laki

    3ekerjaan 3elajar  

    ;gama &indu

    "uku $ali

    $angsa Indonesia

    ;lamat %arukan, 3ejeng, @ianyar  

    %anggal 3emeriksaan ) ;pril #915

    1.2 Anamnesis

    Kel!%an U#ama Demam dirasakan sejak 5 hari yang lalu

    i3a4a# Pen4a(i# Se(arang 5

    3asien datang ke poli %&% 2":D "anji4ani @ianyar pada tanggal ) ;pril #915,

    dikonsulkan dari poli 3enyakit Dalam dengan diagnosis sementara %onsilo 8aringitis ;kut.

    Keluhan utama yang dirasakan berupa demam yang dirasakan terus menerus tidak 

     berkurang dengan pemberian obat penurun panas. 3ada saat pemeriksaan, pasien juga

    mengeluhkan sakit tenggorokkan dan terasa ada yang mengganjal di tenggorokkan. Keluhan

    nyeri tenggorok timbul pada saat pasien menelan dan sudah dirasakan sejak # hari yang lalu.

    Keluhan ini menyebabkan nafsu makan pasien berkurang, sehingga pasien merasa lemas.

    3asien sempat mengkonsumsi makanan pedas sehari sebelum timbul keluhan demam.

    Keluhan nyeri telinga dan pilek disangkal oleh pasien.

    i3a4a# Pen4a(i# Da%!l!

    3asien pernah mengalami keluhan nyeri tenggorokkan bulan yang lalu. 3asien

     pernah mengalami amandel pada saat "

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    16/24

     _ 

     _  _ 

     _ +

    ++

    +

      3asien menyangkal adanya alergi terhadap obat, makanan maupun bahan tertentu.

    i3a4a# Pengoba#an

    Dari poli 3enyakit Dalam pasien diberikan parasetamol 599 mg L sehari namun

    demam tidak membaik. 3asien juga mendapatkan tablet !itamin.

    i3a4a# Pen4a(i# alam Kel!arga

    3asien menyangkal adanya ri4ayat keluhan yang sama yang dialami oleh

    keluarganya.

    i3a4a# Pribai an Sosial

    3enderita merupakan pelajar "ormocephali

     

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    17/24

    $.$.$ S#a#!s Lo(alis THT

    Telinga Kanan Kiri

    Daun telinga $entuk >ormal

     >yeri %arik ;urikuler *-

     >yeri %ekan %ragus *-

    $entuk >ormal

     >yeri %arik ;urikuler *-

     >yeri %ekan %ragus *-

    0iang telinga *K;A 0apang

    "erumen *-

    Cairan *-

    0apang

    "erumen *-

    Cairan *-

    "ekret *- *-

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    18/24

      3us *- 3us *-

    :!ula &iperemia *-, Adema *-, 0etak

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    19/24

    Parame#er Hasil Sa#!an emar(s e,erensi

    1 1; ? $@!L Tinggi &.; 9 1;.;

    L4mp% $)>& ena% 2;.; 9 &;.;

    Gran $>2 1; ? $@!L Tinggi 2.; C +.;

    2$C 5,# 19 L )u0 .59 M 5.59

    &@$ 1(,' gd0 11.9 M 1).9

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    20/24

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    21/24

    BAB I'

    PE/BAHASAN

      3ada kasus ini didapatkan pasien 4anita berusia (1 tahun dengan diagnois ;bses

    Intratonsilar pada %onsil 3alatina DeLtra. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,

     pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil anamnesis diketahui pasien

    mengeluh adanya keluar cairan berupa nanah bercampur darah dan nyeri pada telinga *lebih

     berat pada sisi kanan hingga kepala berdenyut sesaat sebelum masuk rumah sakit. 3asien juga

    menyatakan sempat mengalami demam sebelum keluhan muncul. 3asien memiliki ri4ayat

    adanya nyeri menelan, kurang nafsu makan dan badan lemas ) hari yang lalu. >yeri dirasakan

    tajam, seperti ditusuk-tusuk, dan menetap sepanjang hari. 3asien sempat memeriksakan diri ke

    3uskesmas dan mendapat pengobatan berupa tablet paracetamol dan !itamin namun tidak 

    mengalami perbaikan. &al ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bah4a keluhan yang

     biasanya muncul pada pasien abses intratonsilar adalah adanya demam, odinofagia, disfagia dan

    otalgia pada sisi ipsilateral selama lebih dari 5 hari.1 $eberapa hari setelah keluhan nyeri menelan timbul dan tidak membaik, pasien

    mengeluhkan adanya keluar cairan berupa nanah bercampur darah. &al ini dapat terjadi karena

    adanya abses yang pecah secara spontan seperti yang dikemukakan pada literatur bah4a abses

    merupakan kumpulan dari pus *nanah dan memiliki resiko untuk pecah secara spontan. &al ini

    dapat mengakibatkan munculnya keluhan keluar nanah, perdarahan, aspirasi paru, hingga

     piemia.#

    3emeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien ini berupa pemeriksaan tanda !ital, status

    general dan status %&%. 3ada pemeriksaan tanda !ital didapatkan pasien dalam kondisi normal.

    "uhu tubuh pasien adalah ),/NC. &al ini dapat disebabkan karena pasien sudah mendapatkan

     penanganan terhadap keluhannya seperti antipiuretik maupun antibiotik. 3ada pemeriksaan status

    generalis ditemukan pasien dalam kondisi normal. 3ada pemeriksaan status %&% didapatkan

    kondisi hidung dan telinga dalam kondisi normal, namun pada pemeriksaan tenggorokan

    didapatkan suara normal, tonsil berukuran %%1, mukosa hiperemia, kripta *, detruitus *-,

     pus *, fluktuasi *-, mukosa dinding belakang faring ber4arna merah muda, dan u!ula terletak 

    tepat di medial tanpa de!iasi. &al ini sesuai dengan literatur yang mengemukakan bah4a pada

     pemeriksaan fisik abses intratonsilar dapat ditemukan pembesaran tonsil unilateral dengan

    eritema, eksudat dan u!ula yang terletak pada medial serta tidak adanya perubahan suara. &al ini

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    22/24

     pula yang membedakan abses intratonsilar dengan abses peritonsilar dimana pada abses

     peritonsilar didapatkan adanya suara gumam *hot potato !oice, serta u!ula yang terdorong ke

    sisi kontralateral.

    3ada pasien ini diberikan penanganan berupa masuk rumah sakit, terapi farmakologi serta

    terapi non-farmakologi. 3asien diberikan I=8D >aCl 9.'+ sebanyak #9 tetes per menit,

    antibiotik berupa cefotaLime 1 g I= setiap / jam dan metronidaole 599 mg I= setiap / jam,

    serta metilprednisolone ( mg setiap / jam sebagai anti-inflamasi. 3ada pasien ini tidak dilakukan

    insisi abses karena pada saat datang pasien sudah dalam kondisi abses pecah dan telah dilakukan

     penanganan saat di :@D. &al ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bah4a penanganan

    abses intratonsilar berupa insisi dan drainase abses bila belum pecah, pemberian antibiotik 

    spektrum luas sambil menunggu hasil pemeriksaan bakteriologis dan tes sensitifitas antibiotik.

    ;pabila kondisi pasien sudah baik dapat dilakukan tonsilektomi.

    1

    3enanganan non-medikamentosa yang diberikan adalah KIA berupa penyampaian informasi

    kepada pasien mengenai penyakitnya, gambaran umum serta komplikasi yang mungkin terjadi.

    "elain itu pasien disarankan untuk berbaring pada posisi tredelenburg untuk mencegah terjadinya

    aspirasi nanah ke mediastinum sehingga menyebabkan terjadinya mediastinitis. 3asien juga

    disarankan untuk berkumur menggunakan cairan yang mengandung desinfektan sebanyak kali

    sehari untuk menjaga kebersihan rongga mulut. 3asien juga disarankan untuk mengurangi

    konsumsi makanan dan minuman yang dingin, pedas maupun berminyak seperti gorengan.

    3asien diharapkan mengikuti pengobatan secara teratur, serta berkonsultasi bila gejala dirasakan

    memberat atau timbul reaksi alergi selama terapi berlangsung.

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    23/24

    DA-TA PUSTAKA

    1. $rodsky, 0 O 3oje, C *#991. %onsillitis, %onsillectomy, and ;denoidectomy. Dalam $ailey,

    $7. &ead O >eck "urgery Jtolaryngology, =ol 1, third ed. 0ippincott

  • 8/19/2019 Chronic Tonsilitis

    24/24

    15.