Chronic Kidney Disease
-
Upload
anak-agung-sandraa -
Category
Health & Medicine
-
view
437 -
download
3
Transcript of Chronic Kidney Disease
ANGGOTA KELOMPOK
• Risalatul Nurhikmah
• Sri Yuliani Citra
• Wisnu Narendratama
• Yunita Fauziah
• A.A. Putu Sandra Pertiwi
• Abdullah Rayhan
• Yuni Adenafsia
• Afifah Kencana Sari
• Afifah Widyadhari
• Agnes Amelia Elim
• Agus Haerani
• Alfarezi Ramadhan
• Amabel Karamina
SKENARIO KASUS I
Ny anis 64 thn datang ke poliklinik Umum RS Jakarta
Raya dengan keluhan lemah dan sering merasakan
berputar bergoyang saat berdiri lama maupun berjalan
selama dua minggu terakhir ini, kadang juga mual tanpa
muntah sehingga selera makan berkurang.
Aktifitas harian menurun dua minggu terakhir ini.
Sebelumnya, Ny. Anis masih mampu melakukan melipat
merapikan pakaian dari jemuran. Berbenah meja, nonton
serial TV kesukaanya, menyiram tanaman di kebunnya
yang kecil, mandi serta berbenah diri sendiri.
Tidak ada batuk, sesak maupun demam, buang air kecil
dan air besar masih berlangsung seperti biasa.
SKENARIO KASUS I
Ny. Anis mempunyai tekanan darah tinggi sejak 16 tahun
lalu dan terkendali dengan minum obat amlodipin 1x10
mg dan kadang hydrochlorothiazid 1-2 x 25 mg jika
kakinya bengkak
selain itu juga mempunyai diabetes mellitus sejak 20
tahun lalu dengan kontrol yang tidak teratur.
Ny. Anis menggunakan obat glibenclamide dan metformin
saat gula darah tinggi atau saat Ny. Anis makan porsi
lebih. Karena sering berkeringat dingin, lemas tak
bertenaga, debar-debar saat minum obat tersebut secara
rutin.
SKENARIO KASUS II
Keadaan umum pasien compos mentis, tampak sakit sedang,
lemah, dan agak pucat. Tekanan darah 150/95 mmHg, nadi
90 x/menit, pernafasan 20 x/menit, subu tubuh 36,8ºC, BB 60
kg dan TB 154 cm.
Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, reflex pupil normal,
leher dalam batas normal, paru normal, suara jantung normal,
batas jantung kiri melebar ke lateral bawah. Hati dan limpa
normal, tidak ada nyeri tekan epigastrium dan tak ada
balotemen ginjal. Kedua tungkai bengkak minimal.
1. Apakah masalah medis yang dihadapi Ny.Anis saat ini?
2. Apakah diagnosis banding Ny. Anis sekarang?
3. Apa yang perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis kerja
Ny. Anis
Wanita 64 thn
(lansia)
KU : 2 minggu lalu, lemah, sering merasakan berputar
bergoyang saat berdiri lama maupun berjalan, mual
tanpa muntah, selera makan kurang
Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit sedang,
lemah pucat
Tek darah 150/95 mmHg, pernafasan 20x/mnt, suhu
tubuh 36,8 C, BB 60 kg, TB 154 cm, konjugtiva pucat,
batas jantung kiri melebar ke lateral bawah, suara
jantung normal, kedua tungkai bengkak minimal.
Riwayat penyakit : DM sejak 20 tahun lalu dan tidak
terkontrol, minum obat glibenclamide dan metformin
hanya saat gula darah tinggi. Hipertensi sejak 16
tahun lalu terkontol dgn minum obat amlodipin dan
hydrochlorothiazide
HIPOTESIS
1. Penyakit
Ginjal
Kronik
2. Nefropati
Diabetik
TERMINOLOGI
1. Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yg ditandai
dgn hiperglikemia yg disebabkan oleh gangguan kerja
insulin atau sekresi insulin sehingga terjadi abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Menurut perkeni diagnosis DM dibagi menjadi :
Dgn gejala khas : poliuri, polidipsi, polifagi,
Dgn gejala tdk khas : lemas, kesemutan, luka sulit
sembuh, gatal, mata kabur.
PEMBAGIAN DIABETES MELLITUS
DM TIPE I
Insulin Dependent Diabetes Mellitus
DM TIPE II
Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus
Umumnya penderita kurus, berusia muda
(25-30 tahun)
Umumnya penderita obese sebelum onset,
berusia di atas 40 tahun
Kerusakan sel beta pankreas. Tubuh
sepenuhnya tidak dapat memproduksi
insulin (defisiensi insulin absolut).
Pemberian insulin penyelamat nyawa.
Tubuh masih dapat memproduksi insulin
tetapi tidak adekuat, terjadi resistensi, atau
sel target tidak peka. Insulin kadang-
kadang diberikan untuk mengawasi gula
darah
Gejala mendadak, progresif, sering
mengalami ketosis (koma)
Jarang mendapat ketosis
Tidak lazim diakibatkan oleh genetik Lazim diakibatkan oleh genetik
Terjadi pada 5-10% penderita DM Terjadi pada sebagian besar penderita DM
Ada kaitan dengan HLA Tidak ada kaitan dengan HLA
Pemeriksaan gula darah :
- Kadar gula darah sewaktu lebih atau sama dengan
200mg/dl
- Kadar gula darah puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dl
- Kadar gula darah lebih atau sama dengan 200mg/dl pada 2
jam setelah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi
glukosa
2. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang bersifat
konstan pada saat istirahat, apabila tekanan darah sistolik
dan diastolik melebihi 140/90 mmHg. (WHO)
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Apakah sering mengalami kesulitan berkemih?
• Apakah sering mengeluarkan urin yang banyak?
• Apakah sering merasakan haus terus-menerus?
Riwayat Penyakit Dahulu
• Apakah dulu pernah mengalami gejala yang sama seperti sekarang? Sejak kapan?
• Terapi apa yang pernah dijalani?
Riwayat Penyakit Lain
• Apakah ada penyakit lain yang dialami pasien?
Riwayat Keluarga
• Apakah di keluarganya pernah ada yang mengalami hal yang sama ?
Pola Makan
• Sehari-hari makan apa saja?
Riwayat Pengobatan
• Sudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa?
PEMERIKSAAN KEADAAN UMUM DAN TANDA VITAL
Jenis
pemeriksaan
Nilai normal Hasil
pemeriksaan
Interpretasi
Tekanan darah 120/80 mmHg 150/95 mmHg Hipertensi
Frek Nadi 60-100 x/menit 90 x/menit Normal
Pernapasan 16-20 x/menit 20 x/menit Normal
Suhu tubuh 36,5-37,5 C 36,8 C Normal
BB= 60 kg
TB= 154 kg
18,5-22,9 25,31 Obesitas I
Keadaan Umum Interpretasi
Kompos mentis Kesadaran baik
Tampak sakit sedang Terdapat reaksi peradangan
yang membuat pasien ini
tampak kesakitan
Lemah Anemia
Konjungtiva pucat Anemia
HASIL PEMERIKSAAN FISIK PADA KASUS
Mata : Conjungtiva pucat (tanda anemia)
Sklera tidak ikterik, normal
Refleks pupil normal
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Paru : normal
Jantung : suara jantung normal
- Batas jantung kiri melebar ke lateral bawah Cardiomegali
Abdomen : Hati : normal
Limpa : normal .
Tidak ada nyeri tekan epigastrium: normal
Tidak ada balotemen ginjal : normal
Ekstremitas : Kedua tungkai bengkak edema.
Hasil Pemeriksaan Fisik dari mata, leher, abdomen menunjukkan semuanya normal dan
tidak ada kelainan, kecuali konjungtiva pucat (anemia), pada jantung terdapat
cardiomegali dan ekstremitas terdapat edema pada kedua tungkai.
Penyebab Nefropati Diabetik
Menderita Diabetes Militus tipe 1 atau tipe 2
Faktor resiko yang berkontribusi:
o Obesitas
o Hipertensi sistemik
o Hipertensi yg tidak terkontrol
o Merokok
o Hiperglikemia
o Usia
o Ras (native Americans, Mexican Americans, African
Americans)
Gejala Klinis Nefropati Diabetik
Sindroma uremia: lemah, anoreksia, mual, muntah
Anemia
Hipertensi
Kejang-kejang sampai koma
Neuropati
Retinopati
Hipertrofi ginjal
Gambaran Laboratorik Pada Nefropati
Diabetik
• Proteinuria yang persisten selama 2 kali pemeriksaan
dengan interval 2 minggu tanpa ditemukan penyebab
proteinuria yang lain atau proteinuria satu kali
pemeriksaan plus kadar kreatinin serum > 2,5 mg/dl.
Penyakit Ginjal Kronik
Klasifikasi Penyebab :
• Penyakit Infeksi Tubulointerstitial: Pielonefritis kronik atau refluks
nefropati
• Penyakit peradangan: Glomerulonefritis
• Penyakit vaskular hipertensif: Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis
maligna
• Gangguan jaringan ikat: SLE, Poliarteritis nodosa, Sklerosis sistemik
progresif
• Gangguan kongenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik, Asidosis
tubulus ginjal
• Penyakit metabolik: Diabetes Mellitus, Gout, Hiperparatiroidisme,
Amiloidosis
• Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgesik, Nefropati timah
• Nefropati obstruktif: Traktus urinarius bagian atas: batu, neoplasma, fibrosi
retroperitoneal. Sedangkan pada Traktus urinarius bagian bawah: hipertrofi
prostat, striktur uretra, anomali kongenital leher vesika urinaria dan uretra.
Manifestasi Klinis Penyakit Ginjal Kronik
1. Kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbita
Pembesaran vena leher
2. Pulmoner
Nafas dangkal
Kusmaul
Sputum kental
3. Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan perdarahan pada mulut
Konstipasi / diare
Nafas berbau amonia
4. Muskuloskeletal
Kram otot
Kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
Foot drop
5. Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat
Kulit kering, bersisik
Pruritus
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
6. Reproduksi
Amenore
Atrofi testis
Patofisiologi Penyakit Ginjal Kronis
Penurunan GFRPenurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk
pemeriksaan klirens kreatinin. Akibat dari penurunan GFR, maka klirens kreatinin
akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darah (BUN) juga akan
meningkat.
Gangguan klirens renalBanyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah
yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal)
Retensi cairan dan natriumGinjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin
secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko
terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.
AnemiaAnemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak
adequate, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi,
dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status uremik
pasien, terutama dari saluran GI.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfatDengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar
fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan
kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam
kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan
sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun
menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
Penyakit tulang uremik (osteodistrofi)Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan
keseimbangan parathormon.
Gambaran Laboratoris Penyakit Ginjal Kronik
a) Sesuai dengan penyakit ginjal yang mendasari
b) Penurunan fungsi ginjal, berupa :
1. peningkatan ureum dan kreatinin serum
2. penurunan LFG dihitung dengan rumusKockcroft-Gault
c) Kelainan biokimiawi darah, meliputi : penurunan Hb, hiper atauhipokalemia, hiponatremi, hiperfosfatemia, hipokalsemia,asidosis metabolik.
d) Kelainan urinalisis, meliputi proteinuria, hematuri, sampaileukosuria.
Penatalaksanaan
Evaluasi :
• Pemeriksaan terhadap adanya mikroalbuminuria
• Penentuan kreatinin serum dan klirens kreatinin.
Terapi :
• Pengendalian gula darah (olahraga, diet rendah gula, anti diabetes)
• Pengendalian tekanan darah (diet rendah garam dan obatanti hipertensi)
• Perbaikan fungsi ginjal (diet rendah protein hewani)
• Pengendalian faktor-faktor lain (pengendalian kadar lemak, mengurangi obesitas)
• Pada pasien yang penurunan fungsi ginjal berjalan terus, diajukan untuk memulai dialisis.
Medikamentosa
• Anti diabetik :
o Metformin
o Thiazoldinediones
• Anti hipertensi :
o Captopril
o Atenolol
• Agen Anti Hipertensi :
o Ace Inhibitor
o Antagonis Angiotensin II
• Diuretic
o Hydrochlorothiazide
• Beta Blocker
o Atenolol
• Calcium Channel Blocker
o Dihydropiridine (ex.
Felodipine, amlodipine,
nifedipne)
PROGNOSIS
• AD VITAM : dubia ad malam
• AD FUNGSIONAM : dubia ad malam
• AD SANATIONAM : dubia ad malam
Nefropati diabetik dan Penyakit Ginjal Kronik adalah merupakan
komplikasi dari penyakit-penyakit yang berkembang menjadi
kronis karena berbagai faktor (usia lanjut, pengobatan tidak
adekuat). Ditinjau dari keadaan vital akan membuat penderitanya
tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari akibat kerusakan
fungsi organ tubuh, sampai berakibat pada kematian.
DAFTAR PUSTAKA
• Hendarto N. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Penyakit
Dalam. Jakarta: Binarupa Aksarara; 2012.P. 15-70
• American Diabetes Association. 2004. Hypertension
Management in adults with diabetes (position statement).
Diabetes Care (Suppl 1): S65-S67.
• American Diabetes Association. 1994. Standards of medical
care for patients with diabetes mellitus. Diabetes Care : pp.
616-623.
• Daniel W. Foster. 1994. Diabetes Mellitus in Harrison Prinsip-
Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 13, EGC. Jakarta. Hal
2212-2213.
• Djokomuljanto R. 1999. Insulin Resistance and Other Factors
in the Patogenesis of Diabetic Nephropathy. Simposium
Nefropati Diabetik. Konggres Pernefri.
DAFTAR PUSTAKA
• Sukandar E. 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik in
Nefropati Klinik. Edisi ke-2. Penerbit ITB. Bandung. Hal 274-
281.
• Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM,
Setiati S, editors. 5th ed. Vol II. Jakarta: Interna Publishing:
2009. p. 1040-1035.
• Sudoyo,Aru W,Setiyohadi,Bambang.Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Edisi kelima.Jakarta.Internal Publishing;2010,p1035-
1040
• Maria Teresa Zanella, Osvaldo Kohlman Jr, Artur Beltrame
Ribeiro. Obesity and Diabetes Related Hypertension,
Treatment of Obesity Hypertension and Diabetes Syndrome,
Hypertension, 2001 ; 38 :705-708
DAFTAR PUSTAKA
• James R. Sowers, Murray Epstein. Diabetes Mellitus and
Associated Hypertension, Vascular Disease, and
Nephropathy, Hypertension, 1995;26:869-879