CHEPALGIA

25
CHEPALGIA A. PENGERTIAN Hampir tiap orang pernah merasakan sakit kepala (chepalgia). Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. (Smeltzer & Bare, 2002). B. KLASIFIKASI Keluhan tersebut ditandai dengan munculnya nyeri berdenyut pada kepala. Meski sensasi nyeri yang dirasakan seolah sama, sejatinya keluhan itu bermacam-macam. Chepalgia primer merupakan keluhan nyeri kepala tanpa penyakit penyerta. Nyeri itu muncul akibat aktifitas yang mempengaruhi syaraf sehingga akhirnya muncul keluhan nyeri tersebut. Ada juga yang termasuk chepalgia sekunder yaitu nyeri kepala yang timbul sebagai salah satu gejala penyakit lain. Kanker otak misalnya. 1. Jenis Chepalgia Primer yaitu : - Migrain - Sakit kepala tegang - Sakit kepala cluster 2. Jenis Chepalgia Sekunder yaitu : - Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural. - Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala. - Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid). - Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler (mis. Tumor otak).

description

patofisiologi cephalgia

Transcript of CHEPALGIA

Page 1: CHEPALGIA

CHEPALGIA

A.     PENGERTIAN

Hampir tiap orang pernah merasakan sakit kepala (chepalgia). Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia.

Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. (Smeltzer & Bare, 2002).

B.     KLASIFIKASI

Keluhan tersebut ditandai dengan munculnya nyeri berdenyut pada kepala. Meski sensasi nyeri yang dirasakan seolah sama, sejatinya keluhan itu bermacam-macam. Chepalgia primer merupakan keluhan nyeri kepala tanpa penyakit penyerta. Nyeri itu muncul akibat aktifitas yang mempengaruhi syaraf sehingga akhirnya muncul keluhan nyeri tersebut. Ada juga yang termasuk chepalgia sekunder yaitu nyeri kepala yang timbul sebagai salah satu gejala penyakit lain. Kanker otak misalnya.

1.      Jenis Chepalgia Primer yaitu :

-      Migrain

-      Sakit kepala tegang

-      Sakit kepala cluster

2.      Jenis Chepalgia Sekunder yaitu :

-      Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.

-      Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.

-      Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahansubarakhnoid).

-      Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler (mis. Tumor otak).

-       Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.

-       Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.

-       Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).

-      Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut).

-       NeuralgiaKranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)

C.     ETIOLOGI

Page 2: CHEPALGIA

Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor risiko yang umum yaitu :

-          Penggunaan obat yang berlebihan.

Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan otak kesebuah keadaan tereksasi, yang dapat memicu sakit kepala. Penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan rebound sakit kepala (tambah parah setiap diobati).

-          Stres.

Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, termasuk sakit kepala kronis. Stress menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala.

-          Masalah tidur

Kesulitan tidur merupakan faktor risiko umum untuk sakit kepala. Karena hanya sewaktu istirahat atau tidur kerja seluruh tubuh termasuk otak dapat beristirahat pula.

-          Kegiatan berlebihan

Kegiatan atau pekerjaan yang berlebihan dapat memicu datangnya sakit kepala, termasuk hubungas seks. Kegiatan yang berlebihan dapat membuat pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan.

-          Kafein.

Sementara kafein telah ditunjukkan untuk meningkatkan efektivitas ketika ditambahkan ke beberapa obat sakit kepala. Sama seperti obat sakit kepala berlebihan dapat memperburuk gejala sakit kepala, kafein yang berlebihan juga dapat menciptakan efek rebound (tambah parah setiap kali diobati).

-          Rokok

Rokok merupakan faktor resiko pemicu sakit kepala. Kandungan nikotin dalam rokok dapat membuat pembuluh darah menyempit.

-          Alkohol

Alkohol menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Sama seperti rokok, alkohol juga merupakan faktor risiko umum penyebab sakit kepala.

-          Penyakit atau infeksi

Seperti meningitis (infeksi selaput otak), saraf terjepit di leher, atau bahkan tumor.

(Smeltzer & Bare, 2002)

D.    PATOFISIOLOGI

Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bagian-bagian diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak 

Page 3: CHEPALGIA

peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.

Perangsangan terhadap bagian-bagian itu dapat berupa:

1.      Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.

2.      Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.

3.      Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).

4.      Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis).

5.      Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis.

6.      Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis).

7.      Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan depresi dan stress.

(Sylvia G. Price, 1997)

E.     MANIFESTASI KLINIS

1.      Migrain

Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga.

Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

o    Fase aura.

Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari periode ini adalah gangguan 

Page 4: CHEPALGIA

penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.

Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.

o    Fase sakit kepala

Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau beberapa hari.

o    Fase pemulihan

Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.

2.      Sakit Kepala Cluster

Cluster Headache adalah bentuk sakit kepala vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat dan menurun kekuatannya.

 Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin.Sakit kepala ini berespon terhadap klorpromazin.

3.      Sakit Kepala Tegang

Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang.Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar sebagai “beban berat yang menutupi kepala”.

Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan.Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.

F.      PEMERIKASAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :

1.       Pemeriksaan diagnostik

a.       CT Scan

b.      MRI Scan

c.       Pungsi lumbal

2.       Pemeriksaan labor

Page 5: CHEPALGIA

a.       Gula darah pada penderita chepalgia biasanya meningkat

b.      Hematokrit dan hemoglobin pada penderita chepalgia menurun

c.       Hitung leukosit biasanya meningkat

d.      Kolesterol pada penderita chepalgia biasanya meningkat

e.       Ureum pada penderita chepalgia biasanya meningkat

f.        Kretinin biasanya menurun

g.       Trombosit pada chepalgia biasanya menurun

h.        Urine

G.    PENATALAKSANAAN MEDIK

a.       Menjaga kesimbangan cairan dan elektrolit

b.      Memberikan obat analgetik nyeri :

-      Aspirin

-      Asetaminofen

-      Asetaminofen

c.       Memberikan obat profilaksis, yang digunakan untuk mencegah sakit kepala :

-      Tizanidine

-      Fluoxetine

-      Amitriptyline

H.    KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan chepalgia meliputi :

-      Cidera serebrovaskuler / Stroke

-      Infeksi intrakranial

-       Trauma kranioserebral

-       Cemas

-       Gangguan tidur

-      Depresi

-      Masalah fisik dan psikologis lainnya.

Page 6: CHEPALGIA

Nyeri Kepala

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Nyeri dapat merupakan gejala pertama dari berbagai macam penyakit saraf dan sering kali merupakan keluhan utama. Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan keluhan neurologic dengan berbagai macam penyebabnya baik yang bersifat intracranial maupun ekstrakranial.

Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap. Sakit kepala kronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungdi sendi temporomandibular, hipertensi, sinusitis, dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya. Walaupun lesi structural jarang ditemukan pada kebanyakan pasien yang mengalami cephalgia, keberadaan lesi tersebut tetap penting untuk diwaspadai. Sekitar satu pertiga pasien tumor otak, sebagai contoh, datang dengan keluhan utama sakit kepala

            Sebagian besar kasus nyeri kepala bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya ataupun dengan minum obat analgesic yang dapat dengan mudah diperoleh di toko obat maupun warung. Sebagian kecil kasus merupakan nyeri kepala dengan penyebab yang serius yang memerlukan pemeriksaan dan tindakan yang cepat. Nyeri kepala harus dibedakan dengan pusing (vertigo) dan perasaan melayang (dizziness).

B.     Rumusan Masalah

1.    Menjelaskan nyeri kepala

1.1  Menjelaskan bangunan peka nyeri

1.2  Menjelaskan lokasi nyeri

1.3  Menjelaskan pemeriksaan klinik

2.    Menjelaskan migren

2.1  Menjelaskan definisi

2.2  Menjelaskan etiologi

2.3  Menjelaskan gejala

2.4  Menjelaskan patofisiologi

2.5  Menjelaskan klasifikasi

2.6  Menjelaskan diagnosis

Page 7: CHEPALGIA

2.7  Menjelaskan penatalaksanaan

3.    Menjelaskan cluster headache

3.1  Menjelaskan definisi

3.2  Menjelaskan etiologi

3.3  Menjelaskan gejala

3.4  Menjelaskan diagnosis

3.5  Menjelaskan penatalaksanaan

4.    Menjelaskan tension headache

4.1  Menjelaskan definisi

4.2  Menjelaskan etiologi

4.3  Menjelaskan gejala

4.4  Menjelaskan penatalaksanaan

5.    Menjelaskan pemecahan kasus

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui nyeri kepala

2.      Untuk mengetahui migren

3.      Untuk mengetahui cluster headache

4.      Untuk mengetahui tension headache

5.      Untuk mengetahui pemecahan kasus

Page 8: CHEPALGIA

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Nyeri Kepala

Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan keluhan neurologic dengan berbagai macam penyebabnya baik yang bersifat intracranial maupun ekstrakranial.

a.    Bangunan Peka Nyeri

Bangunan peka nyeri di kepala apabila terangsang akan menimbulkan perasaan nyeri. Bangunan ini dapat dibedakan menjadi bangunan intracranial dan ekstrakranial. Bangunan nyeri intracranial meliputi pembuluh darah besar, duramater dasar tengkorak, nervi kranialis V, IX dan X, serta saraf spinal servikal bagian atas. Sementara itu jaringan otak bukan merupakan bangunan peka nyeri.

     Bangunan peka nyeri ekstrakranial meliputi mata dan orbita, telinga, sinus paranasales, hidung, mastoid, orofaring, gigi, kulit kepala, kuduk dan vertebra servikal.

b.    Lokasi Nyeri

Nyeri yang berasal dari bangunan intracranial tidak dirasakan di dalam rongga tengkorak melainkan dirujuk ke bagian lainnya. Nyeri yang berasal dari dua per tiga bagian depan cranium, di fossa cranium tengah dan depan serta di atas tentorium serebeli dirasakan di daerah frontal, parietal dan temporal.

     Nyeri yang berasal dari bangunan bawah tentorium serebeli di fossa posterior biasanya di proyeksikan ke belakang telinga, di atas persendian serviko-oksipital atau di bagian atas kuduk. Nervi craniales IX, X, dan saraf spinal C1, C2, dan C3 berperan untuk perasaan di bagian infratentorial. Bangunan peka nyeri ini terlibat melalui berbagai cara yaitu oleh peradangan, traksi, kontraksi otot dan dilatasi pembuluh darah.

c.    Pemeriksaan Klinik

Page 9: CHEPALGIA

·      Anamnesis

v Jenis nyeri kepala

Secara umum nyeri kepala dapat diutarakan sebagai nyeri yang menetap, mendenyut, terbatas pada lokasi tertentu, nyeri seperti ditarik, seakan-akan kepala mau pecah, nyeri berpindah-pindah, dll.

v Awitan nyeri kepala

Awitan (onset) nyeri kepala dapat member gambaran proses patologik yang melatarbelakanginya, seperti baru saja terjadi, sudah lama terjadi, dll.

v Frekuensi dan periodisitas nyeri kepala

Migren merupakan nyeri kepala yang episodic. Cluster headache muncul sebagai nyeri kepala harian selama beberapa minggu atau bulan, kemudian diikuti interval bebas nyeri dalam waktu yang lama. Tension headache merupakan nyeri kepala kronis yang dirasakan setiap hari dan bersifat konstan.

v Puncak dan lamanya nyeri kepala

Migren biasanya mencapai puncak nyeri 1-2 jam pasca awitan dan berlangsung selama 6-36 jam. Cluster headache langsung sampai pada puncak perasaan nyeri pada saat penderita terbangun dari tidurnya. Tension headache muncul secara perlahan selama beberapa jam kemudian dan belangsung lama.

v Waktu terjadinya nyeri kepala dan factor presipitasi

Cluster headache seringkali muncul saat penderita sedang tertidur lelap. Migren dapat muncul setiap saat. Tension headache khas dengan nyeri kepala sepanjang hari.

v Lokasi dan evolusi

Penderita disuruh menunjuk lokasi nyeri dengan menggunakan ujung jari, hal ini sangat membantu proses pemeriksaan.

v Kualitas dan intensitas nyeri

Migren dapat bersifat mendenyut. Cluster headache khas dengan sifat yang berat nyeri seakan kepala dib or. Tension headache dicirikan oleh perasaan seakan-akan penuh, diikat kencang atau ditekan kuat-kuat.

v Gejala prodromal dan penyerta

Gejala visual maupun gejala hemisferik sering mendahului nyeri kepala pada migren. Cluster headache seringkali diiringi oleh miosis dan ptosis ipsilateral, epifora, dan hidung buntu.

v Factor yang memperberat rasa nyeri

Factor yang memperberat rasa nyeri biasanya pada saat batuk, mengejan, bersin. Aktivitas dapat memperberat migren dan tension headache, sebaliknya istirahat atau baring akan memperberat tension headache.

v Factor pereda nyeri

Page 10: CHEPALGIA

Istirahat, menghindari cahaya, dan tisur akan meredakan perasaan nyeri pada penderita migren. Massage atau kompres hangat akan menolong penderita tension headache. Nyeri pada tension headache akan berkurang dengan penekanan local atau pemberian kompres hangat atau dingin.

v Riwayat keluarga

Migren seringkali merupakan penyakit keturunan. Tension headache kadang-kadang bersifat familial.

v Pengobatan sebelumnya

Hal ini perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ada lajakdosis dalam penggunaan preparat ergot dan analgesic, serta kafein.

v Alasan pergi berobat

Pada umumnya penderita sudah beberapa kali pergi ke dokter namun tidak kunjung sembuh, dengan mengetahui alasanya kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas.

v Riwayat penyakit sebelumnya

Riwayat penyakit sebelumnya penting untuk ditanyakan, apakah ada hubungannya atau tidak dengan penyakit sekarang.

·      Pemeriksaan Fisik

Pada umumnya pemeriksaan fisik pada penderita sakit kepala tidak menunjukkan kelainan apapun namun pemeriksaan yang cermat tetap perlu dilakukan, termasuk tanda-tanda vital.

·      Pemeriksaan Tambahan

v Pemeriksaan radiologic

ü Foto polos kepala

Foto polos tidak perlu dilakukan apabila telah tersedia alat CT-Scan. Pada foto polos dapat terlihat adanya pelebaran sela tursika, lesi pada kalvarium, kelainan pertumbuhan congenital, kelainan pada sinus, dll.

ü Foto vertebra servikal

Nyeri kepala yang lebih dirasakan di tengkuk dapat disebabkan perubahan degenerative di diskus intervretebralis dan permukaan sendi servikal bagian atas. Atritis rheumatoid dapat menimbulkan nyeri kepala bagian belakang.

ü CT-Scan dan MRI

CT-Scan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai ruang intracranial, misalnya tumor otak, hidrosefalus, hematoma, infark, CT-Scan dapat pula bermanfaat untuk memeriksa daerah orbita, sinus, 

Page 11: CHEPALGIA

dll. MRI dapat member gambaran yang lebih jelas dari CT-Scan, pada kasus nyeri kepala MRI jarang dipakai.

ü Angiografi serebral

Pemeriksaan ini bersifat invasive, dan jarang sekali dipergunakan untuk mendiagnosis nyeri kepala.

v Pemeriksaan CSS

Apabila dicurigai adanya infeksi intracranial , perdarahan intracranial ataupun keganasan meningeal.

v Pemeriksaan elektro-ensefalografi

Walaupun EEG tidak bermanfaat untuk kasus nyeri kepala namun dalam hal tertentu dapat dipergunakan, seperti dalam epilepsy, nyeri kepala merupkan salah satu tandanya.

v Pemeriksaan laboratorik

Dalam hal tertentu harus dilakukan pemeriksaan darah.

v Pemeriksaan khusus

Apabila dipandang perlu kita dapat merujuk pasien ke bidang yang lebih ahli.

B.     Migren

·      Definisi

Sakit Kepala Migren adalah nyeri berdenyut hebat dan berulang, yang biasanya mengenai salah satu sisi kepala tetapi kadang mengenai kedua sisi kepala. Nyeri timbul secara mendadak dan bisa didahului atau disertai dengan gejala-gejala visual (penglihatan), neurologis atau saluran pencernaan.

·      Etiologi

Lebih dari separuh penderita memiliki keluarga dekat yang juga menderita migren, sehingga diduga ada kecenderungan bahwa penyakit ini diturunkan secara genetic.

Migren terjadi jika arteri yang menuju ke otak menjadi sempit (konstriksi, mengkerut) dan kemudian melebar (dilatasi), yang akan mengaktifkan reseptor nyeri di dekatnya. Apa yang menyebabkan pembuluh darah tersebut mengkerut dan melebar, tidak diketahui. Tetapi kadar serotonin (bahan kimia yang berperan dalam komunikasi sel saraf/neurotransmiter) abnormal rendah bisa memicu terjadinya konstriksi pembuluh darah. Kadang migren disebabkan oleh kelainan pembentukan pembuluh darah; pada kasus seperti ini, sakit kepala hampir selalu dirasakan pada sisi kepala yang sama.

·      Gejala

Page 12: CHEPALGIA

Sekitar 10-30 menit sebelum sakit kepala dimulai (suatu periode yang disebut aura  atau prodroma), gejala-gejala depresi, mudah tersinggung, gelisah, mual atau hilangnya nafsu makan muncul pada sekitar 20% penderita.

Penderita yang lainnya mengalami hilangnya penglihatan pada daerah tertentu (bintik buta atau skotoma) atau melihat cahaya yang berkelap-kelip. Ada juga penderita yang mengalami perubahan gambaran, seperti sebuah benda tampak lebih kecil atau lebih besar dari sesungguhnya. Beberapa penderita merasakan kesemutan atau kelemahan pada lengan dan tungkainya.

Biasanya gejala-gejala tersebut menghilang sesaat sebelum sakit kepala dimulai, tetapi kadang timbul bersamaan dengan munculnya sakit kepala. Nyeri karena migren bisa dirasakan pada salah satu sisi kepala atau di seluruh kepala.Kadang tangan dan kaki teraba dingin dan tampak membiru.

Pada penderita yang memiliki aura, pola dan lokasi sakit kepalanya pada setiap serangan migran adalah sama. Migren bisa sering terjadi selama waktu yang panjang tetapi kemudian menghilang selama beberapa minggu, bulan bahkan tahun.

·      Patofisiologi

Menurut teori atau hipotesis vascular aura disebabkan oleh vasokontriksi intraserebral diikuti dengan vasodilatasi ekstrakranial. Aura merupakan manifestasi penyebaran depresi, suatu peristiwa neuronal yang di karakteristik oleh gelombang penghambatan yang menyebabkan turunnya aliran darah otak sampai 25-35%. Nyeri diakibatkan oleh aktivitas trigeminal yang menyebabkan pelepasan neuropeptida vasoaktif →vasodilatasi plasma protein ekstravasation dan nyeri. Aktivitas di dalam trigeminal di regulasi oleh saraf noreadrenergik dan serotonergik. Resptor 5HT, terutama 5HT1 dan 5HT2→ ikut terlibat dalam patofisiologi migren.

 

Page 13: CHEPALGIA

Peningkatan kadar 5HT menyebabkan vasokonstriksi → menurunkan aliran darah cranial → terjadi iskemia → aura

Iskemi selanjutnya akan berkurang dan diikuti oleh periode vaodilatasi serebral, neurogenic inflamasi dan nyeri.

·      Klasifikasi

Menurut The International Headache Society (1988)

v Migren tanpa aura

Migren ini tidak jelas penyebabnya (idiopatik), bersifat kronis dengan manifestasi serangan nyeri kepala 4-72 jam, nyeri kepala unilateral, berdenyut-denyut, dengan intensitas sedang sampai berat, disertai mual, muntah fotofobia dan fonofobia. Nyeri kepala diperberat dengan aktivitas fisik. Gejala tambahan meliputi nyeri kepala pada waktu menstruasi dan berhenti pada waktu hamil.

v Migren dengan aura

Nyeri kepala ini idiopatik, bersifat kronis dengan bentuk serangan dengan gejala neurologic (aura) yang berasal dari korteks serebri dan batang otak, biasanya berlangsung selama 5-20 menit dan berlangsung tidak lebih dari 60 menit. Nyeri kepala, mual dengan atau tanpa fotofobia biasanya langsung mengikuti gejala aura atau setelah interval bebas serangan tidak sampai 1 jam. Aura dapat berupa gangguan mata homonimus, gejala hemisensorik, hemiparesis, disfagia atau gabungan dari gangguan tersebut. Klasifikasi migren dengan aura :

ü Migren dengan aura yang tipikal

ü Migren dengan aura yang diperpanjang

ü Migren hemiplagia familial

Migren dengan aura termasuk hemiparesis dengan criteria klinik yang sama, biasanya keluarga mempunyai riwayat migren yang sama.

ü Migren basilaris

Migren dengan aura yang jelas berasal dari batang otak atau berasal dari kedua lobus oksipitalis. Criteria klinik dengan migren dengan aura secara umum ditambah dua atau lebih dari gejala dibawah ini :

Ø Gangguan lapangan penglihatan temporal dan nasal bilateral

Ø Disartria

Ø Vertigo

Ø Tinnitus

Ø Pengurangan pendengaran

Ø Diplopia

Ø Ataksia

Page 14: CHEPALGIA

Ø Parestesia bilateral

Ø Penurunan kesadaran

ü Migren aura tanpa nyeri kepala

Migren jenis ini mempunyai gejala yang khas tetapi tanpa diikuti nyeri kepala. Biasanya menyerang usia diatas 40 tahun.

ü Migren dengan awitan aura akut

Migren dengan aura berlangsung penuh kurang dari 5 menit. Gejala neurologic aura terjadi seketika lebih kurang 4 menit. Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam.

v Migren oftalmoplegik

Migren ini dicirikan oleh serangan yang berulang-ulang yang berhubungan dengan paresis satu atau lebih saraf otak okuler dan tidak didapatkan kelainan organic. Pada pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan cairan serebrospinal.

v Migren retinal

Terjadi serangan berulang kali dalam bentuk skotoma monokuler atau buta tidak lebih dari satu jam. Dapat berhubungan dengan nyeri kepala atau tidak.

v Migren yang berhubungan dengan gangguan intracranial

Migren dan gangguan intracranial berhubungan dengan awitan secara temporal. Aura dan lokasi nyeri berhubungan dengan jenis lesi intracranial.

v Migren dengan komplikasi

ü Status migren

Serangan migren dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam walaupun telah diobati, namun demikian nyeri kepala tidak kunjung sembuh.

ü Infark migren

Penderita termasuk dalam criteria migren dengan aura. Serangan yang terjadi sama tetapi deficit neurologic tetap ada setelah 3 minggu dan pemeriksaan menunjukkan hipodensitas yang nyata.

   Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang bisa membantu memperkuat diagnosis migren. Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan pola sakit kepalanya yang khas, dapat dilakukan dengan anamnesis yang lengkap.

·      Penatalaksanaan

v Terapi tahap akut

Page 15: CHEPALGIA

Obat yang paling banyak digunakan adalah ergotamin (suatu vasokonstriktor), yang menyebabkan mengkerutnya pembuluh darah sehingga membantu mencegah pelebaran pembuluh darah dan menyebabkan nyeri, dosis yang diberikan 1-2 mg pada saat serangan migren kemudian dilanjutkan 2 mg dalam satu jam tetapi tidak lebih dari 6 mg dalam satu kali serangan, dapat dilakukan peroral, sublingual, parenteral ataupun melalui rektum. Kafein dosis tinggi juga membantu mencegah melebarnya pembuluh darah dan seringkali diberikan bersamaan dengan obat pereda nyeri atau ergotamin. Obat-obat baru (misalnya eletriptan, naratriptan, rizatriptan, sumatriptan dan zolmitriptan) berfungsi meningkatkan efek serotonin.

v Terapi profilaktif

Ditujukan untuk mencegah serangan akut berulang. Beberapa obat yang diminum setiap hari bisa mencegah serangan migren. Beta-bloker propanolol memberikan efek bebas gejala jangka panjang, bisa juga diberikan penghambat saluran kalsium verapamil. Obat anti kejang divalproex telah terbukti bisa mengurangi frekuensi serangan migren, jika diminum setiap hari. Metisergid merupakan salah satu obat yang paling efektif dalam mencegah migren, tetapi harus tidak boleh digunakan terus menerus, karena memiliki komplikasi berupa fibrosis peritonealis (pembentukan jaringan parut di dalam perut), yang bisa menghalangi aliran darah ke organ vital. Karena itu penggunaan obat ini harus dibawah pengawasan ketat.

v Terapi non-medikamentosa

Yoga dan terapi relaksasi dapat membantu serangan migren akut. Sebaiknya terapi ini dimulai sejak awal untuk mencegah kekambuhan.

C.    Cluster Headache

·      Definisi

Sakit Kepala Cluster adalah jenis sakit kepala migren yang jarang terjadi, yang menyebabkan nyeri yang luar biasa. Paling sering menyerang pria diatas 30 tahun.

Page 16: CHEPALGIA

·      Etiologi

Serangan bisa disebabkan oleh alkohol dan kekurangan oksigen (misalnya di daerah pegunungan).

·      Gejala

Suatu serangan hampir selalu dimulai secara tiba-tiba dan berakhir dalam waktu 1 jam. Serangan seringkali dimulai dengan rasa gatal atau meler pada salah satu sisi hidung, yang mendahului nyeri hebat pada sisi kepala yang sama dan menjalar ke sekitar mata. Setelah serangan, kelopak mata pada sisi yang sama bisa menutup dan pupil seringkali mengecil. Serangan datang dalam kelompok, berkisar dari 2 serangan/minggu sampai beberapa serangan/hari. Sebagian besar episode sakit kepala cluster berlangsung selama 608 minggu dan kadang lebih lama, yang diikuti dengan interval bebas sakit kepala selama beberapa bulan sebelum serangan muncul lagi.

·      Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas, dari anamnesis yang lengkap biasanya kita sudah dapat mendiagnosa.

·      Penatalaksanaan

Suntikan sumatriptan bisa segera menghilangkan nyeri tapi tidak mencegah serangan berikutnya. Selama suatu serangan, menghirup oksigen kadang bisa mengurangi nyeri. Dapat pula diberikan anti depresan seperti amitriptilin. Pada fase kronik hindari pemberian analgesic karena dapat menyebabkan rebound headache.

·      Pencegahan

Untuk mencegah serangan bisa diberikan ergotamin, kortikosteroid atau metisergid.

D.    Tension Headache

·      Definisi

Merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan nyeri kepala tanpa sebab yang jelas dan kurang memiliki gambaran khas dibanding migraine dan nyeri kepala cluster. Tension type headache disebut pula muscle contraction headache merupakan nyeri tegang otot yang timbul karena kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk (m.Splenius kapitis, m.Temporalis, m.Maseter, m.Sternokleidomastoideus, m.Trapezius, m.Servikalis posterior, dan m.Levator skapule). Sakit kepala tipe ini banyak terdapat pada wanita masa menopause dan premenstrual..

·      Etiologi

Tidak diketahui dengan jelas (idiopatik). Mekanisme patofisiologi yang mendasarinya tidak diketahui secara pasti dan ketegangan sepertinya bukan penyebab utama. Kontraksi dari otot leher dan kulit kepala yang selama ini telah dikatakan sebagai penyebab.

·      Klasifikasi

Page 17: CHEPALGIA

ü Kronik, jika serangan minimal 15 hari perbulan selama paling sedikit 3 bulan (180 hari dalam 1 tahun).

v Short-duration, jika Serangan terjadi kurang dari 4 jam.

v Long-duration, jika Serangan berlangsung lebih dari 4 jam.

ü Episodik , jika serangan yang terjadi kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun).

·      Gejala

ü Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang atau seperti diikat sekeliling kepala.

ü Nyeri kepala terutama pada dahi, pelipis, belakang kepala atau leher.

ü  Nyeri tidak berdenyut,tidak ada mual, fotofobia dan fonofobia.

ü Bila berlangsung lama pada perabaan dapat ditemukan daerah-daerah yang membenjol keras berbatas tegas dan nyeri tekan.

ü  Nyeri dapat menjalar sampai bahu.

ü Pada yang episodik pasien jarang berobat ke dokter karena sebagian besar sembuh dengan obat-obat analgetik bebas yang beredar dipasaran.

ü Pada yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi.

·      Pengobatan

Nyeri kepala tipe tegang dapat diatasi dengan pemberian analgesic sederhana, seperti aspirin atau asetaminophen atau jenis NSAID lainnya. Akan tetapi pengobatan ini hanya diberi dalam periode yang singkat. Nyeri kepala tipe tegang berespon sangat baik pada obat yang digunakan untuk menanganai depresi atau kecemasan, terutama jika kedua gangguan ini ditemukan. Dapat pula dibrikan dengan calcium channel blocker, phenelzine, atau cyptoheptadine. Ergotamine dan propanolol kurang efektif kecuali ditemukan gejala migraine dan tension headache secara bersamaan. Teknik relaksasi juga dapat digunakan untuk mengatasi stress dan kecemasan yang dapat menyebabkan terpicunya tension headache.

E.     Pemecahan Kasus

Skenario :

Nyeri Kepala

Seorang wanita karir, 25 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri kepala dirasakan berdenyut pada hemikrania kiri, berlangsung selama ± 4 jam, frekuensi 

Page 18: CHEPALGIA

serangan 2-3 kali perbulan, intensitas berat. Sebelum nyeri kambuh, biasanya penderita mengeluh mual, muntah, fotofobia dan fonofobia. Nyeri kepala timbul bila penderita stress atau menjelang menstruasi. 

Pada pemeriksaan CT-Scan kepala tidak ditemukan kelainan.

a.    Terminologi

·      Hemikrania kiri : Nyeri kepala bagian kiri

·      Fotofobia : Peka terhadap cahaya

·      Fonofobia : Peka terhadap suara

b.   Identitas

·      Nama : Nn X

·      JK : Perempuan

·      Umur : 25th

c.    Anamnesis

·      KU : Nyeri kepala

·      RPS

v Lokasi : Hemikrania kiri

v Onset : Sejak 3 tahun lalu

v Kualitas : Menganggu aktivitas, Nyeri berdenyut

v Kuantitas : Berat, 2-3x/bln

v Kronologi : Nyeri kepala berlangsung sejak 3th yang lalu, berlangsung ± 4jam,

Timbul 2-3x/bln.

v F. memperberat : Stress dan menjelang menstruasi

v F. memperingan : -

v Kel. Penyerta : Mual, muntah, fotofobia dan fonofobia

·      RPD : Pernah mengalami hal yang sama sejak 3 tahun lalu.

·      RPK : -

d.   Pemeriksaan Fisik

·      KU : Komposmentis

·      VS : Normal

·      Head to those : Normal

Page 19: CHEPALGIA

e.    Pemeriksaan Penunjang

·      CT-Scan normal

f.    Diagnosa Banding

·      Migren tanpa aura

·      Migren dengan aura

·      Cluster headache

·      Tension headache

g.   Suspect : Migren Tanpa Aura

h.   Patofisiologi Kasus

i.     Penatalaksanaan

·      Terapi Profilaktif

v Menghindari factor pemicuv Menggunakan obat profilaksis secara teratur, profilaksis bukan obat-obat analgetik, tetapi obat yang memeperbaiki proses fisiologis yang mengontrol aliran darah dan aktivitas system saraf, seperti metisergid merupakan salah satu obat yang paling efektif dalam mencegah migren.

·      Terapi Abortif

v Diberikan obat ergotamine

v Diberikan metoklopramid untuk mengatasai mual dan muntah

v Diberikan  analgesic (aspirin)

v Obat golongan NSAID (naproksen, ibuprofen)

Page 20: CHEPALGIA

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

ü  Pada hakekatnya, nyeri kepala merupakan keluhan neurologic dengan berbagai macam penyebabnya baik yang bersifat intracranial maupun ekstrakranial.

ü  Pada umumnya pemeriksaan fisik pada penderita sakit kepala tidak menunjukkan kelainan apapun namun pemeriksaan yang cermat tetap perlu dilakukan, termasuk tanda-tanda vital.

ü  Sakit Kepala Migren adalah nyeri berdenyut hebat dan berulang, yang biasanya mengenai salah satu sisi kepala tetapi kadang mengenai kedua sisi kepala.

ü  Sakit Kepala Cluster adalah jenis sakit kepala migren yang jarang terjadi, yang menyebabkan nyeri yang luar biasa. Paling sering menyerang pria diatas 30 tahun.

ü  Tension type headache disebut pula muscle contraction headache merupakan nyeri tegang otot yang timbul karena kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk (m.Splenius kapitis, m.Temporalis, m.Maseter, m.Sternokleidomastoideus, m.Trapezius, m.Servikalis posterior, dan m.Levator skapule).

B.     Saran

Diharapkan kepada pembaca agar bisa mencegah hal-hal yang menyababkan terjadinya suatu penyakit karena mencegah lebih baik daripada mengobati!