Cervical Root Syndrome

14
REFERAT PENATALAKSANAAN CERVICAL ROOT SYNDROME Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Ilmu Penyakit Saraf Pembimbing: dr. Listyo Asist Pujarini Sp.S dr. Eddy Rahardjo Sp.S Diajunka Oleh: Ayu Ardilla Andromeda J500100043

description

crs

Transcript of Cervical Root Syndrome

Page 1: Cervical Root Syndrome

REFERAT

PENATALAKSANAAN CERVICAL ROOT SYNDROME

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Ilmu Penyakit Saraf

Pembimbing:

dr. Listyo Asist Pujarini Sp.Sdr. Eddy Rahardjo Sp.S

Diajunka Oleh:

Ayu Ardilla Andromeda J500100043

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

CASE REPORT

Page 2: Cervical Root Syndrome

PENATALAKSANAAN CERVICAL ROOT SYNDROME

Diajukan Oleh :

Ayu Ardilla Andromeda J500100043

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan ProfesiFakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Selasa, 25 Januari 2015

Pembimbing

dr. Listyo Asist Pujarini Sp.S (.................................)

Pembimbing :

dr. Eddy Rahardjo Sp. S (.................................)

Disahkan Ketua Program Profesi :

dr.Dona Dewi Nirlawati (.................................)

2

Page 3: Cervical Root Syndrome

DAFTAR ISI

PENGESAHAN .............................................................. 2

DAFTAR ISI .............................................................. 3

BAB I

Latar Belakang .............................................................. 4

Rumusan Masalah .............................................................. 5

Tujuan Penulisa .............................................................. 5

BAB II

Pengobatan medikamentosa ..................................... 6

Macam Fisioterapi ............................................................. 7

BAB III

Kesimpulan ............................................................. 9

Penutup ............................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 10

3

Page 4: Cervical Root Syndrome

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan praktek sering kali kita jumpai pasien dengan

keluhan nyeri di sekitar leher. Bahkan banyak pasien yang merasakan

nyeri tersebut menjalar sampai ke lengan hingga jari tangan bahkan bahu

sulit untuk diangkat karena adanya kelemahan pada otot-otot bahu.

Gangguan tersebut merupakan kumpulan gejala-gejala yang

dinamakan Cervical Root Syndrome atau lebih dikenal dengan CRS. Nyeri

yang menjalar tanpa atau adanya kelemahan otot-otot bahu menyebabkan

pasien kehilangan jam kerjanya karena dirasakan sangat mengangggu

dalam beraktifitas kerja maupun akifitas sehari-hari yang manggunakan

bahu. Adanya permasalahan yang timbul karena adanya gangguan fungsi

gerak bahu dan tangan maka fisiotrapis berperan aktif dalam menangani

permasalahan mengurangi nyeri , mengurangi spasme dan meningkatkan

kekuatan otot bahu.

Nyeri cervical merupakan salah satu keluhan yang sering

menyebabkan seseorang datang berobat ke fasilitas kesehatan. Di populasi

didapatkan sekitar 34% pernah mengalami nyeri cervical dan hamper 14%

mengalami nyeri tersebut lebih dari 6 bulan. Pada populasi diatas 50

tahun, sekitar 10% mengalami nyeri cervical. Dr. Ahmad Toha Muslim

(2005) mengemukakan bahwa sekitar 80 % penduduk di Indonesia pernah

mengalami sakit leher.

Kelemahan otot-otot bahu dan leher yang disebabkan  oleh

entrapment akar saraf servikal  dapat diatasi dengan menggunakan 

modalitas fisioterapi yang berupa terapi traksi, cervical collar,

thermoterapi maupun latihan pergerakan.

4

Page 5: Cervical Root Syndrome

B. RUMUSAN MASALAH.

          Berdasarkan permasalahan maka penulis dapat merumuskan

masalah antara lain (1) Apakah pengobatan medikamentosa dapat

memberikan efek terapi maksimal? (2) Bagaimana peran fisioterapi dalam

mengurangi gejala nyeri pada leher?

C. TUJUAN PENULISAN

          Dalam penulisan referat ini tujuan yang ingin penulis capai adalah

untuk mengetahui (1) Manfaat  pengobatan medikamentosa dalam

mengurangi gejala - gejala pada penyakit CRS (2) Manfaat fisioterapi

dalam mengurangi gejala nyeri pada leher.

5

Page 6: Cervical Root Syndrome

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Cervical Root Syndrome atau syndroma akar saraf leher adalah suatu

keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf servikal oleh

penonjolan discus invertebralis, gejalanya adalah nyeri leher yang menyebar ke

bahu, lengan atas atau lengan bawah, parasthesia, dan kelemahan atau spasme

otot. Rasa nyeri pada leher (tengkuk) yang dijalarkan ke bahu dan lengan sesuai

dengan radiks yang terkena.

Pengobatan pada servical root syndrome dapat berupa konservatif dan

operatif. Pengobatan dengan medikamentosa meliputi obat penghilang nyeri atau

relaksan otot dapat diberikan pada fase akut. Obat-obatan ini biasanya diberikan

selama 7-10 hari. Jenis obat-obatan yang banyak digunakan biasanya dari

golongan salisilat atau NSAID. Bila keadaan nyeri dirasakan begitu berat, kadang-

kadang diperlukan juga analgetik golongan narkotik seperti codein, meperidin,

bahkan bisa juga diberikan morfin. Ansiolitik dapat diberikan pada mereka yang

mengalami ketegangan mental.

Pada kondisi tertentu seperti nyeri yang diakibatkan oleh tarikan, tindakan

latihan ringan yang diberikan lebih awal dapat mempercepat proses perbaikan.

Kepala sebaiknya diletakan pada bantal servikal sedemikian rupa yaitu sedikit

dalam posisi flexi sehingga pasien merasa nyaman dan tidak mengakibatkan

gerakan kearah lateral. Istirahat diperlukan pada fase akut nyeri,terutama pada

spondilosis servikalis atau kelompok nyeri non spesifik.

Obat-obatan yang banyak digunakan pada cervical root syndrome adalah

Ibuprofen 400 mg (tiap 4-6 jam), Naproksen 200-500 mg (tiap 12 jam),

Fenoprofen 200 mg (tiap 4-6 jam) Indometacin 25-50 mg (tiap 8 jam) Kodein 30-

60 (tiap 4-6jam) dan Vit. B1, B6, B12.

6

Page 7: Cervical Root Syndrome

Fisioterapi ditujukan untuk reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau

resolusi defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla

spinalis lebih lanjut.

1. Traksi, tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak

berkurang atau pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan

adanya kompresi radiks saraf. Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus

atau intermiten.

2.Cervical Collar, pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses

imobilisasi serta mengurangi kompresi pada radiks saraf, walaupun belum

terdapat satu jenis collar yang benar-benar mencegah mobilisasi leher. Salah

satu jenis collar yang banyak digunakan adalah SOMI Brace (Sternal Occipital

Mandibular Immobilizer). Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-

menerus siang dan malam dan diubah secara intermiten pada minggu II atau

bila mengendarai kendaraan. Harus diingat bahwa tujuan imobilisasi ini

bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa

atrofi otot serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk

mengatasi nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila disertai dengan iritasi

radiks saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan. Hilangnya nyeri,

hilangnya tanda spurling dan perbaikan defisit motorik dapat dijadikan indikasi

pelepasan collar.

3. Thermoterapi, thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu

menghilangkan nyeri. Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada

saat traksi servikal untuk relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan

sebanyak 1-4 kali sehari selama 15-30 menit, atau kompres panas/pemanasan

selama 30 menit 2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil

yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah

pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap pengurangan nyeri.

7

Page 8: Cervical Root Syndrome

4. Latihan

Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa

dimulai pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan

mengangkat bahu atau penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan

nyeri. Hindari gerakan ekstensi maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat

diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi dengan melakukan pijatan.

Tindakan operatif lebih banyak ditujukan pada keadaan yang disebabkan

kompresi terhadap radiks saraf atau pada penyakit medula spinalis yang

berkembang lambat serta melibatkan tungkai dan lengan. Pada penanggulangan

kompresi tentunya harus dibuktikan dengan adanya keterlibatan neurologis serta

tidak memberikan respon dengan terapi medikamentosa biasa.

8

Page 9: Cervical Root Syndrome

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Cervical Root Syndrome merupakan nyeri yang menjalar mulai dari

leher sampai lengan tanpa atau adanya kelemahan otot-otot bahu.

2. Cervical Root Syndrome menyebabkan pasien kehilangan jam kerjanya

karena dirasakan sangat mengangggu dalam beraktifitas kerja maupun

akifitas sehari-hari yang manggunakan bahu.

3. Fisioterapi berperan aktif dalam menangani permasalahan mengurangi

nyeri , mengurangi spasme dan meningkatkan kekuatan otot bahu.

B. SARAN

Penyakit bisa datang kapanpun dan dimanapun, hendaklah kita

sebagai manusia bisa menerapkan pola hidup yang sehat dengan cara

makan makanan yang bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup sehingga

resiko untuk terkena penyakit bisa teratasi.

9

Page 10: Cervical Root Syndrome

DAFTAR PUSTAKA

Chusid, J.G, 2012 ; Neuroanatomi Corelatif dan Neuro Fungsional ; Bagian satu,

Gajah Mada University Press, Yogjakarta.

De Wolf AN and Mens, 2000; Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh ; Bohn Stafleu

Von Loghom, Houte Seventeen.

Michlovits, Susan, 2000; Thermal Agent in Rehabilitation ; Third Edition, Davis

Company, Philadelpia.

Priyatna, Heri,2004; Exercise Therapy ; Akademi Fisioterapi Surakarta.

Sidharta, Priguna, 2000 ; Neurologi klinis dan Pemeriksaan ;  PT Dian Rakyat,

Jakarta.

Taruna, Yuda ; Pendekatan Diagnosa Dan tatalaksana Pada Radikulopati

Cervical ;www.mediastore.com.

10