Catatan Pak Benny

download Catatan Pak Benny

of 34

Transcript of Catatan Pak Benny

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa nabati (contoh minyak kacang atau oleum arachidis) dan minyak sintetik. Yang tertera dalam etiket bukan bobot tapi Unit Internasional, biasanya 6 juta u.i Dewasa : 600.000 unit Anak-anak : 300.000 unit b. Streptomisin Untuk TBC. Ciri-cirinya: Yang tertera di etiket bobot, misal 1 g, 5 g, 20 g. Contoh obat suntik dengan 4 unsur adalah vitamin C injeksi, yang mengandung : Vitain C (zat berkhasiat), Air ( Pembawa), Anti Oxidan Na2S2O5 (Na meta bisulfit/Na pirosulfit) sebagai zat bantu dan ampul (wadah) Dalam praformulasi dari masing-masing unsur harus diuji mutunya: Zat Berkhasiat Zat bantu Pembawa Wadah Uji Mutu Uji Mutu Uji Mutu Uji Mutu

Pengembangan produk atau praformulasi adalah proses optimasi suatu obat melalui penetapan sifat kimia, fisika, farmakologi dan mikrobiologi dalam rangka pembuatan suatu bentuk sediaan yang dipilih agar mantap, efektif dan aman. Bukan saja mengenai zat berkhasiatnya, tetapi juga berkaitan dengan zat-zat lain. Praformulasi :Pembuatan obat atau sediaan obat dalam skala kecil. (untuk kemudian diuji mutunya, apabila bagus, baru dilanjutkan ke skala industri). Skala industri :Pembuatan sediaan obat dalam skala besar dari sediaan yang telah dibuat dan diuji melalui proses praformulasi. Tujuan dari proses praformulasi adalah membuat sediaan yang mantap baik secara fisika (tidak ada endapan), kimia, mikrobiologi, farmakologi dan sterilitas (obat suntik). Dalam praformulasi terdapat perpaduan dari beberapa unsur, yaitu: Zat Berkhasiat (wajib) Zat bantu Pembawa Wadah (wajib) Keempat unsur tersebut digunakan untuk membuat bentuk sediaan yang direncanakan dan diuji mutunya. Namun dari 2 unsur wajib tersebut dapat diciptakan suatu bentuk sediaan obat. Contoh sediaan yang mengandung 2 unsur: a. Prokain Penisilin G atau Benzil Prokain Penisilin. Dikemas dalam vial dan disajikan dalam bentuk serbuk, karena prokain Penisilin G jika dilarutkan dalam air atau disajikan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam air dapat terurai dengan adanya inti -Laktam. Kecuali jika disajikan dalam bentuk suspensi dengan pembawa minyak (Penisilin oil). Minyak yang biasa digunakan adalah minyak A

PENGEMBANGAN PRODUK

Pencampuran (bentuk sediaan yang direncanakan) Uji Mutu Uji Mutu Produksi skala industri Uji Mutu

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Pengetiketan atau pengemasan ZAT BERKHASIAT Asal Zat berkhasiat: Zat berkhasiat lama : zat berkhasiat yang telah lama ditemukan, digunakan dan beredar namun tetap masih laku di pasaran (beberapa merk obat kandungan zat berkhasiatnya sama saja, Biasa disebut me too produk) Zat berkhasiat baru: zat berkhasiat yang baru ditemukan, dibuat atau disintetis dan belum pernah diproduksi oleh suatu industri farmasi manapun. Di Indonesia belum ada, hanya ada ekstrak dari tumbuhan ditambah bahan pembawa atau tidak lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Bentuk: Ekstrak :hasil ekstraksi tanaman, contoh: ekstrak daun katuk untuk ibu menyusui dibuat dalam sediaan tablet Isolat :Isolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam suatu tanaman yang mempunyai khasiat tertentu. Semi sintetis Ciri khas suatu zat berkhasiat: Sifat : Mempunyai khasiat farmakologi tertentu Terdapat di monografinya Monografi: Uraian dari zat yang tercantum dalam farmakope, seperti bobot molekul, pemerian, rotasi optic, rotasi jenis. Syarat BPOM Apapun yang diimpor harus disertai Sertifikat Analisis Sertifikat Analisis: Uraian singkat dari suatu zat yang diimpor beserta kadarnya. Uji Mutu FI IV/III, Farmakope lain, pedoman khusus A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Certificate of Analysis Uraian Uji Mutu FI IV: Pemerian Kelarutan Identifikasi Jarak lebur

Susut pengeringan Sisa pemijaran Penetapan kadar Wadah dan penyimpanan

Kualitas zat berkhasiat: p.a : Pro Analysis p.i : Pro Injectionum Pharmaceutical grade (teknis) Contoh: Boraks (teknis) minimal Pharmaceutical grade karena dipergunakan dalam proses pengelasan. Dari ketiganya, p.a. yang kemurniannya paling bagus/baik.

Sterilitas / bebas pirogen: (kecuali obat suntik)

Monografi zat tertulis uji, tidak ada uji sterilitas tetapi harus tau kalau untuk obat suntik harus steril. Contoh: Adrenalin dikombinasi dengan anestesi lokal, dikemas dalam ampul 10 gr, 5 gr. (harus steril, walaupun dalam monografi tidak steril).

Zat berkhasiat yang sebelum digunakan membuat sediaan obat harus ditetapkan mutunya. Contoh: CaCl2 (Kalsium Klorida) Berbentuk kristal, sangat higroskopis atau mudah menyerap lembab, sehingga kadarnya menjadi turun maka di uji dulu mutunya sebelum digunakan. Apoteker ISTN Angkatan XIX

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Untuk obat suntik kadar yang digunakan 10%, maka dari itu harus ditentukan kadarnya dengan cara: Argentometri (untuk Ca) dan kompleksometri (untuk Cl). Norit / karbo aktif / Carbo adsorben Berfungsi untuk membuat air bebas pirogen pada pembuatan larutan infus (merupakan metode konvensional). Dosis 0,1-0,3%. Pada norit yang diperiksa bukan kadarnya tetapi kemampuannya. Caranya: Norit (g) + antipirin (g) + H2O, dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu kocok, saring, (ada antipirin dalam jumlah berlebih). Kemudian ditetapkan kadarnya secara iodometri. Kemudian dapat diketahui kadar carbo yang diserap. Antipirin awal-Antipirin sisa = Antipirin yang diserap Cara pembuatan air bebas pirogen: Panaskan air dalam erlenmeyer, lalu didihkan. Masukkan Carbo adsorben ke dalam erlenmeyer, lalu biarkan mendidih 15 menit, lalu saring dalam keadaan panas agar carbo adsorben tidak mengendap. Penyajian zat berkhasiat: 1. Larutan sejati (zat terlarut sempurna dalam cairan pembawanya dan terlihat jernih tanpa partikel-partikel). Air/Minyak non-parenteral oral Obat luar Parenteral 2. Bentuk Padat non parenteral oral Obat luar Parenteral (mis : inj PP)

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

3. Bentuk Suspensi (zat padat yang terdispersi secara homogen danhalus dalam cairan pembawa dengan penambahan zat suspending agent/pengental) Air/Minyak non-parenteral oral Obat luar Parenteral 4. Emulsi (2 Zat cair yang tidak tercampur menjadi tercampur homogeny dengan penambahan emulgator) Minyak non-parenteral oral Obat luar parenteral Cat: Minyak murni tidak boleh untuk injeksi IV, tapi emulsi M/A dengan emulgator lesitin boleh sebagai injeksi IV Emulsi dalam bentuk sediaan untuk parenteral adalah untuk tujuan makanan bagi orang yang tidak sadar/tidak makan contoh: lecitin, polostalo. Emulsi dalam betuk oral, contoh : Scott emulsion (baik untuk anak 1 th). Sebelum perang dunia ke-II, digunakan untuk pengobatan TBC, dengan cara: o Istirahat di sanatorium o Minum Scott emulsion karena di dalamnya terkandung minyak ikan. Dalam minyak ikan ada faktor yang tidak tersaponifikasi dan mempunyai daya menyembuhkan luka pada penyakit TBC.

5. Setengah padat

salep mata/kulit Krim

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Basis salep mata menggunakan basis berlemak, adeps lanae dilarang. Contoh lain = parafin cair dan parafin kuning (vaselin kuning) 9:1 disterilkan dalam oven 150o selama 1 jam (FI III). Mengapa pemilihan vaselinnya yang kuning bukan vaselin putih? Karena vaselin putih diperoleh dari vaselin kuning yang dikelantang sehingga menjadi putih. Krim terdiri dari: Asam stearat, TEA dan minyak (parafin cair), bila dicampur menghasilkan krim yang putih (tipe O/W) tercucikan. Untuk mata lebih baik salep daripada krim karena: Bila krim dioleskan pada mata, maka bila mata dikedipkan, dengan adanya air mata krim akan melarut dan obat/krim hilang. Bila salep dioleskan pada mata, maka bila mata dikedipkan, salep mata akan ikut sesuai arah mata karena tidak larut dalam air mata. Solubilisasi Zat Berkhasiat (larut dalam air) I. Penambahan HCl atau NaOH a) Ephedrin Ephedrin merupakan golongan alkaloid yang bersifat basa, yang larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air, untuk melarutkannya ditambahkan asam mineral (HCl, H3PO4, H2SO4) maka ephedrin akan larut dalam air karena membentuk garamnya. Ciri khas dari basa alkaloid adalah mengandung Nitrogen dengan sepasang electron sunyi (low electron pair ). H+ yang terikat oleh sepasang e- sunyi dengan ikatan kovalen. Ephedrin 10% untuk tetes hidung.O H H C CH3

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Ada 3 teori ion: 1. Arrhenius Asam = menghasilkan H+ (proton) Basa = menghasilkan OH2. Bronsted-Lowry Asam = donor (memberi) H+ Basa = akseptor (menerima) H+ Contoh: botol HCl pekat didekatkan dengan botol Amoniak maka akan terjadi kabut putih yang masing-masing sebelumnya tidak berwarna. 3. Lewis Asam = Akseptor sepasang eBasa = Donor sepasang eContoh: b) Cinchophen Untuk obat encok (sudah tidak dipakai lagi) Cinchophen dalam obat suntik tidak larut dalam air sehingga larut dalam pelarut organik dengan penambahan NaOH, maka akan terbentuk garamnya yang larut dalam air.

O H

c) SA (Sulfasetamid)

H C CH3

C

+

HCl

C

obat tetes mata Amin aromatik tidak larut dalam air, dengan penambahan NaOH, maka akan membentuk garamnya yang larut dalam air (larutan sejati).

H H

N

CH

H H

3 poteker ISTN Angkatan XIX

CH A N Kovale 3 .. n H+ + Cl-

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Amin aromatik: khas ditentukan dengan cara Nitrimetri(teori baru). Terjadi tautomerisasi = terjadi perpindahan H ke O (teori lama)NH2

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Fenil etil asetil ureum ii.C2H C5

OH Na C N: + C C NH

O + O H2O C C2H C5

NH2 NH2 22

SO2

H N ..

O C CH3 NaO + H NH2

H SO2

O CH3

C

N C .. Na+ +OH-

O

O

Kemudian terjadi deaminasi (lepasnya gugus amin) menjadiO C C2H C NH2 NH2 22 C2H C O C OH

d) SD (sulfadiazin) Untuk obat suntik/antibakteri (pilek, batuk) e) Fenobarbital (C12H12N2O3), asam 5 etil fenil barbiturat Untuk obat tidur (hipnotikum) lemahO C C2H C5

NH C O + NH

C

NaO H

C C2H C5

OH Na N: + C NH O

C

O

O

i.

Fenobarbital tidak larut dalam air, yang larut adalah Fenobarbital Na, tetapi Fenobarbital Na dalam air akan terurai menjadi:C C2H C5

OH Na N: + C NH

O + O H2O C C2H C5

OH NH C

NH2

Asam Fenil etil malonat 5 5 O jadi dilarutkan dalam Petit, Fenobarbital Na dalam air akan terurai, O agar tidak terurai karena polaritas solution petit lebih kecil dari polaritas air murni sehingga cukup untuk mempertahankan stabilitas fenobarbital Na Komposisi Solutio Petit: Gliserin Etanol 95% Air Pelarut campuran lain : Propilen glikol + Etanol 95% + air Propilen glikol + glierin + airC C OH

C

C

O

O

Kemudian terjadi dekarboksilasi (lepasnya gugus karboksilat)O C C2H C5

O

II.

OH NH C

NH2

H C2H C5

NH2

C

O

C

O

C

NH

O

O

Pembentukan senyawa Na Hidrogensulfit Menadion (vit K) Khasiat: menghantikan pendarahan (hemostiptikum) Larut dalam minyak, sehingga untuk membuat larut dalam air disisipkan gugus SO3Na (Natrium Sulfit) dengan proses sintesis. Vit K yang larut dalam air lebih cepat kerjanya daripada vit K yang larut dalam minyakO O CH3

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX NaHSO3

+

SO3N a CH3

O

O

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

III.

Pembentukan senyawa Na Suksinat a) Kloramfenikol Khasiat: obat thypus Sifat: tidak larut dalam air, pahit, dan hasil dari jasad renik Penisilium venezuele, setelah diketahui RB-nya, kemudian dilakukan elusidasi strukturnya. Karena rasanya pahit, maka untuk anak-anak dibuat dalam suspensi dengan diesterifikasi dengan palmitat/stearat agar tidak pahit. (Bentuk ester = gabungan antara senyawa alkohol & asam organik) OO NO2 (CH2)1 O .. CH3 CHC H C 4 OH NH C L As. O CH2O 2 Palmitat C C +O (CH2)1 H H H CH3 C H 6 NO2 As. O Stearat

Kloramfenikol Na Suksinat larut dalam air, tetapi mudah terurai, maka dibuat dalam bentuk sediaan kering dalam ampul dan didampingi dengan ampul berisi air. IV. Pembentukan senyawa Na Fosfat Vit B Kompleks Vit B komplek dalam bentuk tablet tidak ada masalah, tetapi dalam bentuk injeksi, larutan B2 berwarna kuning telur. Lama kelamaan maka larutan akan berubah coklat, coklat tua, dan mengendap, maka B2 HCl diganti B2 Fosfat Na. Tablet: Injeksi: B1 B1 B2 HCl B2 Fosfat Na B6 B6 Nikotinamid Nikotinamid Calc. Pantothenat Panthenol a) B2 Riboflavin (C17H20N4O6)CH2OH CHO H CHO H CHO H CH2 .. N N ON a CH2O P O CHO ON a H CHO H CHO H CH2 .. N N O N H O

NO2

.. CHC O OH NH C L (CH2)1 CH 2 CH3 C C C O 2 Koramfenicol 4 H H Palmitat O .. CHC O OH NH C L (CH2)1 CH 2 C C CH3 C O 2 Koramfenicol 6 H H Stearat

Untuk obat suntik, agar menjadi larut diesterifikasi dengan mononatrium suksinat.O .. CHC NH C OH L2 C C CH2O + HO H H H O Na O O C CH2 CH2 C NO2

KloramfenikolCH O C CH2 O Na O CH23

NO2

O .. CHC NH C OH L CH 2 C C O H H Kloramfenicol Na Suksinat2

H +O O NH:H+ Cl-

ON a O P ON a

CH3

CH3

N O

CH3

N

b) Vit K

poteker ISTN Angkatan XIX

A

C

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Vit K larut dalam minyak, sehingga ditambah Fosfat agar larut O dalam air.NaO P O CH3

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

ON a

V.

OH + NaO P O ON a

O O CH3

Pembentukan kompleks Mengandung inti xantin /purin (tanpa O)N O C O N C N C N N C

C C

C C N C

O

Kurang baik, tidak laku karena kebasaannya tinggi, sehingga bersifat higroskopis

O

Menadion fosfat O Natrium ON a

NaO P

c) Deksametason (tetes mata/larutan sejati) ODeksametason merupakan sintesis dari tanaman Dioscorea sp yang menghasilkan diosgenin (Zat yang banyak terdapat pada umbi dengan inti siklopentano fenantren)

a) Coffein Kofein larut dalam air, tapi dalam kadar terapeutik (dosis besar) akan mengendap, maka harus dibuat bentuk kompleks CH dengan penambahan HCl ProkainN C O3

N C N Xanti n

Purin

CH3

O C C N CH N C N3

C

+ NH2

C

O O CH2

CH2

C2H5 N .. C2H5 H+ Cl-

Deksametason tidak larut dalam air, agar menjadi larut maka ditambahkan gugus posfatCH2O H C O OH CH3F

b) Teofillin Khasiat: Obat asma Kadar: 2,6%H2 H +C H2 O C C N C C CH N C N3 3

CH

N

C O

NH2 NH2

CH3

N

C O H C 2

HO

H +O

ON a O P ON a

HO

ON a CH O O P ON 2 C O a OH CH3F

O C C N CH N C N3

H2 C H2 C

NH2 NH2

Aminofilli n

O

Penambahan etilen diamin agar sediaan tidak mengendap. Kompleks antara Teofilin dengan etilendiamin dikenal dengan CH nama Aminofillin N C O3

O Deksametason fosfat natrium

CH3

O

C C N C

N N

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

H

C

Teobrom in

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

c) Calcium Gluconat 10% Digunakan sebagai asupan ion Kalsium pada Osteoporosis. Calc Gluconat 10% mendekati KSPnya/kelarutannya. Apabila kita membuat dalam bentuk injeksinya maka mudah mengendap, untuk mencegahnya ditambahkan: Ca Gluconat + Ca. Sakarat/Ca. Levulinat => sehingga membentuk kompleks yang tidak mengendap. Contoh: Ca. Sandoz (sediaan patent) + Ca. Glucono galacto glukonat (tidak mengendap). Ca. Gluconat 10% akan mengendap dengan penyimpanan lama karena pengaruh cahaya. Untuk mengatasi pengendapan tersebut, maka dilakukan pemanasan setelah itu disimpan pada suhu kamar. d) Chinin Berasal dari tanaman Chinchona succiruba (Rubiaceae). Keistimewaan mempunyai 4 alkaloid: Kinine : sebagai obat malaria Kinidine : obat jantung Kinine dan kinidine berbeda bidang polarisasinya saja. Yang dapat memutar bidang polarisasi adalah atom Cyang asimetris yaitu atom C yang semuatangannya berikatan dengan gugus yang berbeda Sinkonin : tidak berkhasiat Sinkonidin : tidak berkhasiatH C N OH C H CH2

Sebagai obat suntik, kinin ada 2 jenis : Kinin HCl Kelarutannya kurang baik, sehingga dibuat kompleks dengan penambahan antipirin dan uretan. Kinin 2 HCl Kelarutannya baik, tetapi sifatnya sangat asam sehingga pada penyuntikan akan terasa sakit. VI. Pembawa air diganti dengan pelarut campur Contohh: Sol. Petit

ZAT BANTU Guna: Mempertahankan sifat kimia, fisika, farmakologi, mikrobiologi, dll yang dimiliki zat berkhasiat. Syarat: Tidak berkhasiat, tidak beracun, tersatukan dengan zat berkhasiat, tidak mengubah khasiat dan daya kerja farmakologi zat berkhasiat. Tidak boleh mengganggu penetapan kadar zat berkhasiat Contoh: Vit C + NaHCO3 -> CO2 untuk menaikkan pH Vit C dalam sediaan kemudian + antioksidan (Na2S2O5) 0,2-0,3% dan penetapan kadar ditetapkan secara Iodometri, dititrasi langsung dengan Iodium Na2S2O5 antioksidan yang sering dipakai -> akan melepaskan SO2 secara spontan, kadar Na2S2O5 berkurang artinya jika Na2S2O5 akan dipakai ditetapkan dulu kadarnya secara Iodometri. Apoteker ISTN Angkatan XIX

poteker ISTN Angkatan XIXN

A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Uji Mutu: Sesuai monografi FI/ seperti zat berkhasiat Perhatikan zat bantu yg kadarnya berubah selama penyimpanan setelah dipakai (carbo asorbens, Na2S2O5) Contoh: Norit/Carbo adsorben untuk menghilangkan pirogen kadar 0,1-0,3 ditentukan aktivitasnya. Asasnya: Pirogen yang ada dalam air apabila ditambah carbo akan diadsorpsi (diserap) sehingga filtrat akan bebas pirogen. Penetapan Aktivitasnya: Dalam erlenmeyer ada air, carbo adsorben + antipirine (g) lalu dikocok akibatnya antipirin akan diserap oleh carbo, lalu disaring. Dalam filtrat ada antipirine yang tidak diserap / berlebih, lalu ditentukan PK antipirine secara Iodometri. Peran Zat Bantu: 1. Zat Pengisotonis Misal: NaCl, Glukosa, NaNO3, dll Isotonis: 0,9% NaCl Hipertonis : > 0,9% NaClEritrosit (sel darah merah)

Eritrosit dalam lingkungan hipotoni, air yang diluar masuk ke dalam eritrosit akibatnya eritrosit pecah, dan tidak dapat kembali seperti semula. Hal ini disebut Hemolisis. Cara Perhitungan Isotoni a. Cara ekivalensi NaCl Bobot NaCl dalam gram yang mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis 1 gram zat tertentu.

Eritrosit pecah (Hemolisis)

BM: bobot maksimum L : nilai yang menunjukkan pecahan ion + atau Contoh: Dik: zat A : 200 mg/10 ml (0,2 g) dalam 50 ml E=0,12 Dit: berapa NaCl yang dibutuhkan? Jwb: 0,2 g x 0,12 = 0,024 g (Zat A mempunyai osmosis 0,024)

Eritrosit mengkerut (plasmolisis) Sel darah merah / eritrosit di dalam lingkungan yang hipertonis, akibatnya air yang ada di dalam eritrosit keluar, kemudian eritrosit akan mengkerut, apabila eritrosit kembali ke suasana isotonis, maka akan kembali seperti semula. Hal ini disebut fenomena Plasmolisis. Hipotonis : < 0,9% NaCl A

0.45g-0,024g = 0.426 g NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan ini isotonis. Nilai L 1) Non elektrolit : L=1,9 (sakarosa) 2) Elektrolit lemah : L=2,0 (asam sitrat, basa efedrin) 3) Uni-uni valen elektrolit : L=3,4 (KCl) 4) Uni-di valen elektrolit : L=4,3 (Na2CO3) 5) Uni-tri valen elektrolit : L=5,2 (Natrium sitrat) Apoteker ISTN Angkatan XIX

0,9 g x50ml = 0,45 g 100 ml

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa : L=4,8 (CaCl2) : L=2,0 (CuSO4) : L=6,0 (AlCl3)

6) Di-uni valen elektrolit 7) Di-di valen elektrolit 8) Tri-uni valen elektrolit

NaCl diganti glukosa dll apabila salah satu zat yang akan diisotoniskan dengan NaCl menghasilkan endapan dengan zat berkhasiatnya. 2. pH-Stabilita a) Adrenalin Khasiat : vasokontriktor (menciutkan pembuluh darah).HO HO O H C H H2 C H N H+C lCH3

b. Cara White-Vincent V = W x e x 111,1 W = bobot zat Contoh: V=W x e x 111.1 V=0,2 x 0,12 x 111,1 V=2,6664 ml yang sudah isotonis Untuk membuat 50 ml = 50 2,6664 = 47,3336 ml.

0,9 g x 47,3336 ml = 0,426 g NaCl NaCl yang dibutuhkan 100 mlc. BPC (FI IV) penurunan titik bekua : penurunan titik beku 1% zat tertentu b : penurunan titik beku 1% air Kelemahan= Nilai a terdapat dalam daftar PTB zat, sehingga apabila zat tersebut tidak terdapat dalam tabel, rumus ini tidak dapat dipakai.

Adrenalin diisolasi dari hewan (dari anak ginjal), belum mampu dibuat secara sintetis. Adrenalin tidak larut dalam air, akan larut di dalam air jika ditambah asam mineral, ada 4 asam mineral (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3) pH stabilita adrenalin = 3,1 jika pH tidak 3,1 maka akan terurai menjadi adrenokrom (merah). Sehingga khasiat obat hilang.O HO C N CH CH2

NH2 OH

C

O O CH2

CH2

C2H5 N .. C2H5 H+ Cl

d. Cara Grafik (Ph.int, FI I)

Prokain HCl, larut dalam air

Bobot NaCl

Bobot zat

Harga dan NaCl yang dibutuhkan untuk isotonis lebih mudah digunakan, tetapi tidak semua zat memiliki grafik, sehingga tidak semua zat dapat menggunakan cara ini. A

Adrenalin biasanya dikombinasi dengan Prokain HCl 4% Prokain HCl = anestetik lokal (untuk menghilangkan rasa sakit setempat), perbandingan adrenalin dengan prokain HCl 4% = 1:80.000). Apoteker ISTN Angkatan XIX

Adrenokro 3 m

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Digunakan pada kedokteran gigi dan untuk khitanan. Jika tanpa Adrenalin Prokain HCl yang disuntikkan pada gusi akan menyebar melalui pembuluh darah-darah halus, sehingga tanpa rasa sakit waktu gigi dicabut. Jika ditambah adrenalin Prokain HCl yang disuntikkan pada gusi maka akan menciutkan pembuluh darah halus di gusi sehingga tidak terasa sakit waktu gigi dicabut. Dengan perkembangan waktu procain HCl tidak dipakai lagi karena menyebabkan shock anafilatik dan diganti dengan CH Lidocain HCl 2%. C2H O 3NH2 Farmakofor = gugus tertentu yang ada di ..zat tertentu yang C2H5 3 + mempunyai khasiat farmakologi yang sama. H -

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa 2. Lidocain tanpa Adrenalin untuk mengobati aritmia / penyakit jantung. b) Vit C pH = 5,8 (rendah) , ditambah NaHCO3 untuk meningkatkan pH. Vit C mudah terurai jadi keton, untuk itu perlu ditambahkan Na2S2O5 0,2% ( Na meta bisulfit / Na piro sulfit)O C HO HO H C C C CHO H CH2O H O Teroksida si C O O H C C C CHO H CH2O H O O

CH

C CH

N

5

c) Aminofilin 2,6 % pH 7,6 (untuk asma berat)Gabungan antara teofilin dengan etilen diamin jd aminofilin Tidak terjadi endapan sehingga meningkatkan kadar zat disuntikkan secara IV dalam bentuk ampul 10 ml.CH3

Cl

Saat ini adrenalin HCl diganti dengan NOR Adrenalin bitartrat. NOR : Nitrogen Ohne Radikal=tanpa nitrogen radikalHO HO O H H2 C H N+

N

C O H C 2

C H

H

O C C N CH N C N3

H2 C H2 C

NH2 NH2

Lidocain ada 2 macam: 1. NOR-Adrenalin bitatrat (1:80.000) untuk vasokontriktor Lidocain dengan adrenalin = untuk anestesi lokal

H bitartr at

3. Bakteriostatika/Bakterisida sebagai pengawet Pengawet boleh ditambahkan apabila: a. Apapun yang disajikan dalam dosis ganda (vial, botol tetes, botol sediaan peroral)

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Antioksidan : Na2S2O5, Na2SO3, NaHSO3, tioureum, -tokoferol, NDGA, propil galat, glukosa, vit C Na2S2O5 dan NaHSO3 jika dibuka kemasannya akan melepas gas SO2 dan pH nya dibawah 7, sedangkan Na2SO3 tidak melepaskan gas SO2 dan pH nya diatas 7 6. Zat pensuspensi CMC Na, gom arab, HPMC, Aluminium monostearat 7. Pelarut campur Sol Petit Gliserin 350 Propilen glikol Propilen glikol 40% Etanol 95% 260 Benzil alkohol Etanol 95% 10% H2O ad 1000 H2O H2O 50% Contoh : Fenobarbital dalam air terurai, dalam sol petit tidak terurai. Pernyataan kadar obat suntik : 1. Bobot/volume 2. Bobot 3. Unit internasional 4. Persen Pernyataan kadar elektrolit : 1. Per 1000 ml: g 2. mEq/l mEq = valensi x mMol x jumlah ion/atom/mol

b. Sterilisasi dg uap air mengalir, ditambahkan klor kresol c. Pembuatan secara aseptik Zat berkhasiat tidak tahan pemanasan sehingga tidak bisasterilisasi akhir, dimana zat berkhasiat disterilkan diawal dengan gas etilen oksida (dg cara sterilisasi yg sesuai) Zat-zat lain yang tahan pemanasan, disterilkan dg kalor Campur dan tambahkan pengawet fenol 0,5% Lakukan 4 kali penyaringan : Kertas saring wathman no 1 Penyaringan dengan G3 (glass masir) Disaring dg filter membran 0,12 m (dibuat dari ester selulosa asetat) Disaring dg filter bakteri 0,02 m. Pengawet tidak boleh ditambahkan apabila: Sediaan IV dosis tunggal > 15 ml Suntikkan kedalam susmsum tulang belakang (intra tekal, intra sisternal, peridural, intra lumbal), intra kardial, intra okular, intra arterial. (dapat mengakibatkan meningitis aseptik) Pengawet yg biasa digunakan fenol 0,5%, ortokresol 0,5%, klor kresol 0,2%, klor butanol 0,5%, fenil merkuri nitrat 0,001-0,002%, nipagin 0,15%, nipasol 0,05%, benzyl alkohol 2% 0,2%

4. Anesteetika lokal

Lidokain HCl (Prokain HCl) 5. Stabilisator

mMol =

3. mOsm/l atau g/100 ml A Apoteker ISTN Angkatan XIX

Bobotzat (mg ) BM

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa osmolarita : bobot per liter osmolarita : bobot per kg

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Aqua purificata (air murni) Aqua steril pro injeksi Sedangkan aqua pro injeksi tidak tercantum dlm monografi FI IV tetapi terdapat dalam USP XXIII : water for inj hal 1636 Pembuatan: destilasi, dengan penukar ion, osmosis-balik Aqua puruficata (air murni) Guna : untuk sediaan, kecuali parenteral Uji : pH, ion seperti C-, SO4-2, NH4-, Ca+2, CO2, logam berat, zat mudah teroksidasi, zat padat total, kemurnian, bakteriologi i. Destilasi Cara: Air dipanaskan menguap, kemudian uap air yang dihasilkan dilewatkan pada alat pendingin (kondensor) sehingga uap air akan mengembun lalu menghasilkan tetesan air dan ditampung dalam wadah. Hasil airnya disebut: Aquadestilata (air suling).

g / lx1000 = mOsm / l 1) Untuk non elektrolit : BM mMol = mOsm2) Untuk elektrolit kuat

g /l xjumlahiondibentukx1000 = Osm / l BM mOsm = jumlahionxmMol3) Untuk tiap ion bersangkutan

4) Perubahan osmolalita manjadi osmolarita mOsm/l = mOsm/1000 H2O x g H2O/ml larutan 5) Osmolarita setelah 2 larutan dicampur

...gdariion / l x1000 = mOsmdariion / l B ion

Osmfinal =

OsmAxVA OsmBxVB + Vfinal Vfinal

ii. Reverse Osmosis (Osmosis balik)Hipertonis H2O Diberi tekanan Na+ Cl-

Hipotonis H2O H2O

Seharusnya bergerak dr hipotonis ke hipertonis, tp krn diberi tekanan shg pergerakan terbalik dr hipertonis ke hipotonis

PEMBAWA Sinonim: pelarut, vehiculum, solvent Pembawa: - Air minyak nabati (ol arachidis/m kacang) minyak sintetis 1. Pembawa air (Aqua destillata/bidest, air suling) Monografi pembawa air yg ada di FI IV hanya 2 yaitu : A

- Non air

Berdasarkan sifat koligatif air uji: sifat alami air pindah dari Membran semi ke hipertonis (kiri), dengan penambahan yang hipotonis (kanan) permeabel tekanan dari arah kiri ke kanan, maka air akan berpindah kembali ke hipotonis (terjadi osmosis balik) melalui suatu membran semipermeabel, hanya H2O yang dapat menembus membran ini, sedangkan Na+Cl- tidak dapat menembus. Air ini harganya mahal.

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Yang boleh digunakan sebagai pembawa obat suntik adalah air hasil destilasi dan osmosis balik iii. Penukar ion Cara: Penukar kation

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Jika alat two bed sudah jenuh, maka akan diregenerasi dengan HCl dan NaOH.Na+ + HCl H+ + Na+

H+ + Na+ (K+, Ca2+, ...)

Na+ + H+

Cl+ NaOH

OH+ Cl-

Penukar anion OH-

Cl+ OH-

b. Mixed bed Prosesnya terjadi pemisahan berdasarkan bobot jenis. Cara regenerasi dengan mengalirkan udara dari bawah, menyebabkan putaran-putaran gelembung, karena beda berat jenis maka yang berat akan ada di bawah dan yang kecil di atas. Kation dicuci dg HCl Untuk bagian atas alat dimasukkan pipa yang terdapat NaOH yang dialirkan hanya pada bagian bawah saja. (bagian anion). Catt: Aquadem hasil dari penukaran ion tidak boleh untuk sediaan obat suntik karena masih terdapat: Zat yang tidak terionisasi (yang lewat dalam penukaran ion karena zat tersebut tidak mempunyai muatan) Jasad renik Debu. Aquadem bisa digunakan, asal ke3 zat tersebut dihilangkan dengan cara: A Apoteker ISTN Angkatan XIX

+ Cl- (HCO3- ,NO3-, SO4-2, ...) H+ + OH-

H2O aqua demineralisata

Hasilnya: Aquademineralisata (air yang tidak ada mineralnya) Sumber air didapat dari: PAM (tergantung letak pabrik) mengandung flour Air sumur bor

tidak dipakai karena

Alat yang digunakan dalam pembuatan air dari penukar ion: a. Two bed

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Debu: disaring dengan kertas saring Zat yang tidak terionisasi: disaring karboadsorbrns/arang aktif Jasad renik: disaring dengan saringan bakteri

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa melalui saringan hanya molekul zat saja yang ukurannya lebih kecil dari pirogen. Umumnya pirogen banyak terdapat dalam larutan infus. 2. Pembawa non air a) Minyak nabati (Oleum Arachidis) Minyak = cairan yang mengandung trigliserida dan asam lemak bebas. Ester = senyawa gabungan dari alkohol dan asam organik.CH2 CH2 CH CH2

dengan

Aqua steril pro injectione Air yang digunakan untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas. Dikemas dalam vial 20 ml 1l dan disterilkan dengan autoklaf untuk dicampur dengan obat padat sebelum disuntikkan.

Aqua pro injeksi Terdapat pada USP XXIII hal 1636, tidak ada di FI IV Pembuatan: destilasi, osmosis balik Guna: pelarut pembuatan injeksi (dalam jumlah besar). Contoh: ampul vit C, injeksi vit B12 1000 /ml, Pirogen Gejala terkena pirogen: menggigil setelah jam kemudian hilang kembali seperti semula. Untuk menghilangkan pirogen pada alat dengan oven 250oC selama 30 menit Untuk menghilangkan pirogen pada larutan: Cara klasik Dengan Carbo Adsorben 0,1-0,3% Disaring dengan asbes Mampu mnyerap pirogen kemudian disaring dengan G3 karena hasil filtrat mengandung serat-serat asbes. Filter molekular (tangential flow filters) = pemisahan 2 molekul karena molekul pirogen lebih besar dari molekul zat, maka yang hanya lewat A

O

C

O R1

OH OH OH + R C O CH CH2

O

C

O R2

Gliserin

OH As. lemak/as. organik

O

C

O

R3 Minyak/trigliseri da

Asam lemak bisa berupa : Asam palmitat Asam stearat Asam oleatCH2 O C O R1 CH CH2

Minyak nabati terdiri dari : Trigliserida As. Lemak dg ikatan rangkap As. Lemak tanpa ikatan rangkapR1 CH CH C O OH Asam lemak dg ikatan rangkap R1 CH2

O

C

O R2

CH2

O

C

O R3

C

O

Trigliserida

OH Asam lemak tanpa ikatan rangkap

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa setelah dingin NaOH berlebih dititrasi dengan HCl dengan indikator PP. Reaksi saponifikasi =CH2 O C O R1 CH O C O R2 CH2

Obat suntik dengan pembaw minyak Vit A, D, E Menadion Testosterone profionat Estradiol benzoate

CH2 + NaOH CH CH2

OH OH OH +

Kualitas minyak ditentukan dengan Syarat dan Uji:i. Bilangan asam ii. Bilangan penyabunan iii. Bilangan ion i. Bilangan asam Bilangan yang menyatakan jumlah asam organik yang terdapat dalam minyak tersebut. Cara: Minyak ditimbang dalam erlenmayer dengan bobot tertentu kemudian titrasi langsung dengan NaOH (N) dengan indikator phenoftalein hingga titik akhir titrasi (NaOH berlebih + indikator PP berubah warna menjadi merah muda), dimana H pada asam akan diganti Na. O Reaksi: R CH CH O1

R1 R2 R3

C

O ON a

O

C

O R3

Perhitungan : NaOh awal diketahui, NaOH sisa diketahui, sehingga dapat diketahui bilangan penyabunan murni (NaOH total/awal-NaOH sisa/bilangan asam) iii. Bilangan iod Fungsi: untuk menentukan ikatan rangkap pada asam Prinsip: bromometri Cara: Timbang minyak + KBrO3 (V.N) (KBrO3 mengoksidasi) + KBr(g) (stabilisator) + HCl menghasilkan Br2(berasal dari KBr/KBr teroksidasi) Br2 berlebih + KI I2 dititrasi dengan tiosulfat. Hanya Br2 yang masuk ke ikatan rangakap, I2 tidak. KbrO3 (V.N) + KBr (g) Br2 + KI I2 + tiosulfat. H H Reaksi adisi=R1 CH CH C O OH + Br2 R- C - C Br Br C O OH

C

2

2

R2

CH

CH

C

OH + O NaOH

R1

CH2

CH2

C

OH ON ii. Bilangan penyabunan a Cara: Minyak ditimbang dalam erlenmayer dengan bobot tertentu, tambahkan NaOH (V.N) lalu dipanaskan, kemudian didinginkan (dg kondensor) 30 menit (untuk mencegah kehilangan air),

R2

CH

CH

C

ON a O

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Kemudian sisa Br2 + KI I2(titrasi dg Na tiosulfat) Perhitungan : Br2 awal diketahui, Br2 sisa diketahui, sehingga Br2 yang mengadisi diketahui. Pada bilangan iod digunakan Br2 karena iod tidak bisa mengadisi kecuali jika menggunakan IClH H CH CH C -CI I

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Dipakai untuk suntikan hormon-hormon : etiloleat, propiloleat, metiloleat, isopropil miristat. Alkohol: etanol, benzil alkohol, propilalkohol, gliserin. WADAH Pustaka FI IV-1089 Wadah obat : 1. Kaca (ampul, vial, flakon, botol tetes, botol untuk cairan, dsb) 2. Plastik (untuk infus, tablet, cairan tetes, setengah padat dll) 3. Aluminium (salap/krim, strip/blister) 4. Seng I. Kaca Syarat wadah kaca Resistensi kimia, impermeable, transparan, tidak mudah pecah (mekanik tekanan), mudah dibersihkan. Wujud kaca Campuran silikat, logam alkali dan kalsium: (Alkali)2O.CaO.6 SiO2 dengan penambahan (B2O3, Al2O3) agar koefisien muai kecil, mempunyai daya tahan terhadap perbedaan suhu dan resistensi terhadap zat kimia. Tipe-tipe kaca dan batas uji (FI IV) 1. Tipe I = Kaca Borosilikat ketahanan tinggi Rumus = SiO2 80%; Na2O + CaO + Oksida lain 6% ; 12%; Al2O3 2%. Tipe uji: Kaca serbuk Batas ukuran: (ml) semua ml 0,020 N asam = 1,0

Jika bilangan asam terlalu tinggi bisa diperbaiki dengan (OleaNeutralisata ada Injectionem Pharmaope Belanda) 1. Dikocok dengan etanol 95% (minyak + etanol),asam lemak akan masuk kedalam larutan etanol 2. Ditambah larutan NaOH (Rx = bil asam)R1 CH2

CH2

C

O OH + O NaOH OH

R1

CH2

CH2

C

O ON a O ON a O O

R2

CH

CH

C

R2

CH

CH

C

3. Ditambah MgO padat,R1 CH2

CH2

C

O OH + MgO

R1

CH2

CH2

C

R2

CH

CH

C

O OH

b) Minyak sintetis Lebih mahal daripada minyak nabati

R2

CH

CH

C

O O

Mg

B2O3

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Kaca tipe ini merupakan kaca yang paling mahal dan bagus Contoh: alat-alat gelas lab pyrex. 2. Tpe II = Kaca soda kapur terolah Rumus = 2(Na+ gelas-) + SO2 (gas) + O2 + H2O(uap) 500oC 2(H+ gelas-) + Na2SO4 Tipe uji = ketahanan terhadap air Batas ukuran (ml) : 100 atau kurang, diatas 100 ml 0,020 N asam = 0,7 (100/kurang); 0,2 (diatas 100). Kaca tipe II dipakai untuk ampul karena murah. 3. Tipe III = kaca soda kapur Rumus = SiO2 75%; Na2O 15%; CaO 10%. Tipe uji = kaca serbuk Batas ukuran (ml) : semua ml 0,020 N asam : 8,5 Kaca tipe III merupakan tipe kaca yang paling jelek kualitasnya untuk dibuat ampul karena banyak Na+ yang dilepaskan dan tidak memenuhi syarat.

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Wadah ditumbuk /dihancurkan sampai halus, kemudian diayak dengan pengayak yang cocok. Hasil ayakan diambil secukupnya (beberapa gram) dan ditambah air kemudian dipanaskan diautoklaf (tujuannya untuk pelepasan Natrium supaya masuk dan diserap air). Dinginkan, selanjutnya air jumlah tertentu dititrasi dengan asam (H2SO4 0,02 N) untuk mengetahui jumlah basa / Na yang dilepaskan oleh serbuk kaca tersebut.

2. Surface / Whole Container Test (untuk uji ketahananterhadap air) Surface yaitu bagian permukaannya saja / bagian dinding yang bersentuhan dengan air. Cara: Wadah utuh tidak diserbuk, diisi dengan air suling ditutup dengan aluminium foil, dipanaskan di autoklaf (agar Na+ melarut ke dalam air), dinginkan. Selanjutnya air tersebut dalam volume tertentu dititrasi dengan asam sulfat untuk mengetahui jumlah alkali/Na+ yang dilepaskan oleh dinding wadah kaca tadi.

4. NP (non parenteral) = kaca soda kapur untuk penggunaanumum Tipe uji = kaca serbuk Batas ukuran (ml) = semua ml 0,020 N asam = 15,0 Jumlah asam sulfat tergantung banyaknya volume Uji kualitas/ uji pelepasan/uji mutu 1. Powdered /Crashed Glass Test (untuk uji kaca serbuk). Cara: A

3. Dengan indikator Merah-metil-asam (FI III) Cara: Wadah diisi dengan merah metil yang diasamkan dan ditutup dengan aluminium foil, dipanaskan diautoklaf, didinginkan, dan dilihat warnanya berubah / tidak. Apabila ada alkali/Na+ yang dilepaskan dari dinding gelas/kaca tadi maka warna indikatornya kuning.

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Catt: Kaca tipe III paling jelek maka dibuat kaca tipe II terolah, banyak Na+ yang dilepaskan yang akan: Menguraikan/mengganggu zat berkhasiat Terjadi pengendapan. Uji pelepasan alkali kaca tipe II tidak dilakukan menurut Powdered Glass Test sebab pada kaca tipe II wadah (kaca) tidak diserbuk karena Natrium yang ingin diketahui adalah Na yang terdapat di dalam wadah. Cara pengolahan gelas tipe III menjadi tipe II: Kaca/gelas tipe II yang terdapat Na+ dialirkan gas SO2 + O2 + H2O di dalam suhu 500oC sehingga Na+ yang diikat menjadi Na2SO4 Bilas dengan air untuk menghilangkan Na2SO4 2(Na+ gelas-) + SO2(gas) + O2 + H2O 500oC 2(H+ gelas-) + Na2SO4 II. Plastik Ujud plastik: Senyawa polimer sintetik berbobot molekul tinggi Cair bila dipanaskan, padat pada suhu kamar. Guna: Wadah larutan infus (blow-fill-seal) / ampul Kantong penampung darah asal transfusi. Alat suntik (disposibel syringe) Botol plastik (tablet,dll) Tube krim/salep Selang plastik (IV) Strip dan blitser packing. A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Pembuatan Blow-fill-seal :

Blow : dialirkan udara steril ke dalam wadah plastik Fill : Dimasukkan larutan steril bebas pirogen Seal : tutup Jadi : Granul plastik dipanaskan, meleleh, dituang ke dalam cetakan dengan tiupan, isi, tutup, dinginkan, lalu lepas dari cetakan.

Uji mutu: Ekstraksi: Amoniak, Sulfat, Logam berat, sisa penguapan, reduktor. Kejernihan, sisa pemijaran Bau, rasa, dan pH Uji busa Uji biologi: Wadah diisi dengan larutan NaCl, etanol + NaCl (1:20), PEG 400, minyak nabati, kemudian disuntikkan pada tikus : I.V, I.C, I.P. Strip plastik ditanam dalam otot kelinci. Uji Absorpsi (Contact test) Wadah diisi dengan larutan zat pengawet, NaCl, eritrosit kemudian larutan diperiksa. Wadah diisi dengan ester + H2SO4 (sisa penguapan dari campuran ini diperiksa). Uji Fisika khusus Porositas terhadap udara/uap air/mikroba/kerapuhan.

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Untuk menguji kejernihan wadah plastik (pada lautan infus) digunakan alat coulter counter Caranya : Diuji menggunakan 20 wadah plastik dibuka kemudian isinya dimasukkan kedalam coulter counterCahay a

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

- Bahan karet untuk tutup vial karet (diameter, kaki) (sintetik) Uji Mutu: Ekstraksi hasil refluks/otoklaf diperiksa: Sisa penguapan, kejernihan, rasa, bau, klorida, logam berat, amoniak, reduktor, oksidator, warna, pH: 5,2-7,0, Sulfida Volatil/larut. Uji Fisika kualitas karet: Fragmentasi : jumah partikel dihitung (3 per t.v.k) Self-seability (dengan alat suntik/piercing machine) Menutup diri sendiri (Self-seability) Vial dengan larutan didalamnya ditusuk dengan alat suntik, jangan sampai ada cairan yang keluar /menyemprot karet segera menutup setelah alat suntik dicabut Ageing test (700C = 168 jam) Closure Integrity test (dengan Natrium fluoresen) Tidak ada hubungan dengan karet tapi dengan alatnya. Apakah mesin menutup denganbaik/tidak Jika tekanannya kurang, mungkin akan ada celah antara karet & bibir vial, sehingga saat ditutup aka nada celah & menyebabkan isi vial bisa tumpah. Jadi mesin harus diatur seemikian rupa sehingga saat menekan tutup karet benar-benar rapat. Nb. Pencegahan adsorpsi pengawet oleh t.v.k t.v.k. + pengawet + H2O otoklaf (1150-1160C 30 atau 1210=15) KOTAK DAN ETIKET Kotak : tebal karton : a. etiket dicetak b. etiket ditempel

Detekt or

III.

Maksimal hanya boleh ada 5 kotoran yang terbaca Jika lebih dari 5 maka sediaan tidak memenuhi syarat kejernihan. Aluminium Guna : Tube untuk sediaan setengah padat (salap/krim) tebal Tutup vial aluminium (diameter, tebal, panjang kaki) Strip dan blister packing (aluminium-foil) tebal Sachet (serbuk atau cairan) Menutup lubang alat gelas sebelum disterilkan (erlenmayer) Tutup vial aluminium tergantung daritebal karet 1. Tebal aluminium jangan tebal (mahal)/tipis (mudah dilepas), harus disesuaikan 2. Panjang kaki tutup vial aluminium Seng Tutup botol ulir yang diseal (garis tengah, tebal, panjang kaki) Addendum A

IV.

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa untuk sediaan suspense, vial, botol sirup, tubedsb Etiket Kejelasan, cukup besar Tidak luntur Nomor registrasi, nomor bets

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa 3. Cahaya 4. Oksidasi 4 Jenis penguraian: 1. Hidrolisis oleh 2. Oksidasi 3. Fotolisis 4. Katalisis oleh UV (254 dan 366 nm) + cahaya biasa Aliran O2

STABILITAS OBATSediaan apapun yang dibuat, harus diuji stabilitas obatnya. Apabila disimpan dalam suhu kamar, maka terurainya zat tersebut dalam jangka waktu sekian bulan/tahun. Stabilitas kimia, fisika, farmakologi dan bakteriologi masalah penting dalam pengembangan obat. Dipengaruhi oleh: Kalor, cahaya, oksigen, lembab, pH (pelarut) dan zat bantu Hidrolisis ester dan amida Cara deteksi stabilitas zat padat (kualitatif), antara lain: KLT : Antalgin (4-metil aminoantipirin) Analisis thermal (dikloksasilin X asam stearat) Azas uji: zat yang belum /sudah terurai. Kondisi diperberat untuk menetapkan Stabilitas Obat Uji Pelaksanaan 1. Zat padat Kalor dan kelembaban 4,20,30,37oC,37oC/75%RH,50,75oC Adsorpsi lembab 30,45,60,75,dan 90% RH pada suhu K Segi fisika Ball milling 2. Larutan air pH 1,3,5,7,9(dan 11) pada suhu kamar 37oC refluks dalam 1 N HCl dan NaOH A

: H2O, H3O+, OH-, PH : O2 : UV dan sinar tampak : Fe2+, Fe3+, Cu2+, Ca2+, dst.

A. Uji Stabilitas terhadap suhu, terbagi menjadi 2: 1. Isoterm = suhu sama Caranya: Menggunakan 3 suhu dan 3 oven uji : 60oC, 80oC, dan 100oC. Pada waktu-waktu tertentu ditentukan kadarnya (kadar awal diketahui). 2. Non isoterm = suhu tidak sama Caranya: Menggunakan satu oven. T : 60oC setelah 2 minggu ditentukan stabilitasnya T : 80oC setelah 2 minggu ditentukan stabilitasnya. T : 100oC setelah 2 minggu ditentukan stabilitasnya. Dibuat secara kecil-kecilan 50 ampul untuk menguji stabilitasnya, disimpan pada suhu kamar, tetapi waktunya sangat lama , sehingga dilakukan penyimpanan pada suhu yang ditingkatkan (oven),digunakan 3 oven dengan suhu yang berbeda. Misalnya : suhu 600, 750, 900C Suhu Waktu/minggu 0

600

750

900

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa 2 4 Nilai hasil pengujian (nilainya turun terus) Tujuan/azasnya : untuk mempercepat peruraian

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa II. First orde Reaction (reaksi orde satu) Tergantung dari konsentrasi Rumus =

Asas = Reaksi kinetika kimia Berdasarkan reaksi kimianya dibagi: I. Zero orde Reaction (reaksi orde nol) Penguraiannya tergantung dari konsentrasi Rumus:

- ( ln c ln c0) = k1.tLn c0 ln c = k1.t

dc = k0 dtc c0

dc = k0 dtt0

t

(c c0 = k0t ( c0 c ) = k 0 t x = k 0t

Dimana: C0 : konsentrasi awal zat A=a C : konsentrasi setelah peruraian x : penguraian ( [] awal- [] sisa) dc : konsentrasi penguraian tertentu dt : waktu penguraian tertentu t : waktu

catt: Apabila nilainya hampir sama atau tidak beda jauh maka dia itu reaksi tingkat 0 Grafik: x

Catt: apabila nilainya berbeda berarti menunjukkan reaksi tingkat 1 Grafik: log x

t t t = waktu yang diperlukan untuk menguraikan zat tersebut menjadi setengah dari zat awalnya. Uji Stabilitas pada suhu yang ditinggikan (Elevated temperature test): 1. Sediaan disimpan pada sekurang-kurangnya 3 suhu yang berbeda (tetapi konstan /isoterm). 2. Pada waktu tertentu kadarnya ditetapkan Apoteker ISTN Angkatan XIX

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa 3. Tentukan K: a. Cara grafik (linearitas) b. Cara substitusi (K)Ket: A = faktor koalisi (tabrakan atom dengan nilai-nilai) Ea = Energi aktivasi R =konstanta molekul gas (1,987 cal/mol.degree)

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa rasemisasi {fenilefrin}) Vit C = pH stabil 5,8 (+ NaHCO3) Benzylpen pH= 6,7 (35oC=120 menit) 3 jenis grafik: Bentuk V (Benzilpen, prokain HCl) Bentuk sigmoid (Aspirin) Bentuk Gente (HCT)

4.

Persamaan Arrhenius: Rumus: K = A.e-Ea/RT

log K

5. Menghitung K/ penguraian ( stab) pada suhu lain:

B. Hidrolisis (peruraian oleh air)Ester, amida atau laktam peka terhadap hidrolisis yang dikatalisis oleh H+ atau OH- (katalisis asam basa) + suhu Aspirin

Ea 2,303 RT Ea log K 2 = log A 2,303 RT log K1 = log A log K2 T T Ea = = 2 1 K1 2,303 R T2 .T1

Aspirin adalah ester (senyawa organik + alkohol) Aspirin disimpan dalam jangka waktu lama (bertahun-tahun) akan terurai menjadi asam asetat + asam salisilat. Benzyl penisilin pH=6,7 (dikatakan stabil dalam air selama 120 menit.

NB= Uji stabilitas: Dibuat larutan, misal dengan pH=3,5; 7,9 (dapar) Panaskan pada suhu dan selama waktu tertentu Tetapkan kadar zat berkhasiat Contoh: Adrenalin HCl/bitatrat (ph stabil=3,0; bila lebih tinggi disebut adenokrom); ph ester > amida Mengatasi Hidrolisis: Bentuk suspensi/padat, Kepolaran dikurangi, Kompleksasi, Pilih pH dengan penguraian terkecil bila memang masih memungkinkan. C. Oksidasi (Bereaksi dengan oksigen/pelepasan elektron) Pemberian elektron berasal dari atom atau molekul. Seringkali oksigen diikat atau hidrogen dibebaskan. Fe+2 + eOH oks red O + 2H + 2e+

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

C yg ditinggalkan bereaksi dengan oksigen (O2)menghasilkan peroksidaH H2

H O C

H2

R C CH CH C C * Kemudian Peroksida ini bereaksi dg OH

R

Fe+3

sehingga terjadi pemutusan-pemutusan yg menimbulkan bau tengik.H R CH O O* C CH H2

CH C C CH HOdari* rumus awal O

O OH

C

C

O OH

H R CH O O H C CH

H2

C

C

O OH

Oksidasi dipengaruhi oleh : cahaya, ion logam, oksigen dan senyawa pengoksidasi sendiri. Senyawa yang peka terhadap oksidasi: a) Olefin (Karotenoid, vitamin A, asam lemak tak jenuh, terpen) Proses reaksi tengik (rancid) karena ada ikatan rangkap dan gugus karboksilat H bereaksi dg suatu gugus, C yg ditinggalkan disebu radikal bebas ditandai dg bintang * yg bersebelahan dg atom C dan ikatan rangkap (H berhasil menjadi radikal bebas (*) dapat terjadi pada atom karbon yang bersebelahan dengan atom karbon (c) yang mempunyai ikatan rangkap)H R C2

OH

O

Reaksi diatas disebut reaksi berantai dan berkesinambungan. Asam stearat dan asam palmitat tidak mudah tengik karena tidak memiliki ikatn rangkap (jenuh) b) Aldehida (Benzaldehida, sinamaldehida) c) Eter (dietil ester) d) Endiol (asam askorbat) Asam askorbat mudah terurai jd keton shg perlu ditambah Na2S2O5 OC HO HO H C C C CHO H CH2O O OH H O O Teroksida si C O O H C C C CHO H CH2O H O

H CH CH2

H C O OH R C * CH CH

H2

C

C

poteker ISTN Angkatan XIX

A

C

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Ampul diletakkan pada ban berjalan (dari kiri ke kanan) kemudian ampul tersebut di alir gas N2 sampai ke dasar, kemudian diisi dengan obatnya lalu ujungnya dialiri kembali denga gas N2 kemudian ampul ditutup. Ada 2 cara penutupan ampul: 1. Tip sealing Caranya: Ujung ampul dipanaskan (dilewatkan) di api sehingga kedua ujungnya akan ketemu. Cara ini tidak digunakan lagi karena kelemahannya akan terdapat celah yang mengakibatkan ampul bocor dan sediaan tidak steril. 2. Pull sealing Caranya: ampul dipanaskan (diewatkan) di api pada sedikit dibawah ujung ampul kemudian ditarik. b) Zat padat Setelah diwadahi: vakumkan atau aliri N2 Antioksidan Guna: Mencegah teroksidasinya zat aktif, agar tidak terjadi penguraian kimia dan perubahan khasiat farmakologi. Kebanyakan antioksidan menyediakan elektron atau H+, yang akan bereaksi dengan radikal bebas untuk menghentikan reaksi rantai. Prerekuisit adalah antioksidan dioksidasi lebih dulu daripada zat aktif. Jenis antioksidan: Larut dalam air

e) Hidroksimetil keton (prednisolon) f) Fenol (fenol, resorsin, adrenalin, morfin)Adrenalin yg saat ini digunakan adalah NOR adrenalin O bitartrat H HHO H2

HO

C H

C

N

H

g) Amin tersier (atropin, morfin, ergotamin) h) Alkohol (Benzilalkohol) Pencegahan oksidasi a) Zat dalam bentuk larutan sejati: Air dididihkan selama 30 terhitung setelah mendidih; didinginkan sambil dialiri gas N2. Tambahkan antioksidan dan pengkhelat Pencampuran sambil dialiri gas N2 Wadah dialiri gas N2 sebelum ditutup Simpan di luar pengaruh cahaya bila mungkin ph 3-4 Zat peka terhadap oksidasi Aquadest dididihkan selama 30 (untuk menghilangkan oksigen), setelah itu didinginkan sambil dialirkan gas N2, kemudian dicampur dengan zat berkhasiat (yang peka terhadap oksigen) dan zat lainnya,kemudian disaring dengan kertas saring dan G3 (glass masir) lalu diisikan dalam ampul. Cara pengisian ampul di Industri A

H+bitartr at

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Golongan sulfit (0,1%) : - Na2S2O5 = Na pirosulfit/Na metabisulfit

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Edta-Na2 (0,1%), asam sitrat (0,02-1%), asam tartrat (0,002-1%). NB: Penetapan kadar zat berkhasiat tidak terganggu oleh antioksidan. D. Fotolisis Cahaya[Cahaya matahari: 290-780 nm. UV antara 290-320 nm (=0,2% dari cahaya matahari) fotolisis] mengkatalisis oksidasi, untuk sebagian juga hidrolisis. Energi yang dimiliki cahaya: E = h.D h : konstanta Planck (6,625 x 10-27erg/detik) D : Frekuensi radiasi (H2/detik) (c/) Jenis (nm) E (Kcal.mol-1) 1. UV 50-400 286-72 2. Cahaya tampak 400-750 72-36 3. IR 750-10.000 36-1 Keterangan: Akibat 1 : elektron di kulit luar terlepas, mol.vibrasi, memutuskan ikatan kimia (radikal bebas). Akibat 2 : mol.vibrasi Akibat 3 : mol. Bergerak dan rotasi Akibat absorpsi radiasi elektromagnetik: 1. Mol. Yang mengabsorpsi pecah (terurai) 2. Energi diretensi hingga saat digunakan secara kimia atau ditransfer ke mol. Lain yang mungkin saja diuraikan 3. Energi diubah menjadi kalor tanpa reaksi 4. Mol. Yang menyerap membebaskan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda (fluoresensi/fosforesensi) tanpa terjadi penguraian. Apoteker ISTN Angkatan XIX

- NaHSO3 = Na bisulfit/Nahidrogen sulfit

- Na2SO3 0,1%= Na sulfit Ket : Na2S2O5 dan NaHSO3 jika wadahnya dibuka akan mengeluarkan gas SO2 secara spontan, sehingga harus ditentukan dulu kadarnya (cara iodometri karena SO2 bereaksi dengan iodium). Na2SO3 tidak melepaskan gas SO2. Na2S2O5 dan NaHSO3 dilarutkan dalam air pH nya dibawah 7, sedangkan Na2SO3 dilarutkan dalam air pH nya diatas 7. Apabila dalam persediaan tidak ada Na2S2O5 & NaHSO3 dapat digunakan Na2SO3 dengan syarat pHnya diturunkan sampai dibawah 7. Na2S2O5 sebagai stabilisator dari vitamin C, lidokain, NOR Adrenalin. Contoh lain yang larut dalam air: Na Formaldehid Sulfoksilat 0,1% tioureum, vit C. Larut dalam minyak Propil-, oktil- dan dodesil-gallat (0,1%), BHA (Butil Hidroksinol) (0,02%), NDGA (0,01%), , , dan tokoferol (0,01-0,1%). Minyak suatu media yang sangat sulit terjadinya oksidasi sehingga antioksidan tidak digunakan. Senyawa pengkhelat

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Uji transmisi cahaya dengan spektrofotometer (FI IV) Cara mencegah fotolisis: Gunakan wadah berwarna Wadah tak berwarna disimpan dalam kotak karton Ditutup aluminium foil/blitser. E. Senyawa Pengkhelat (Chelating agents) Guna: Mengikat ion logam yang mengkatalisis rekasi oksidasi menjadi kompleks khelat. Logam berat biasanya ikut dalam/pada sintesis & logam berat ini memungkinkan peruraian sehingga logam berat tersebut harus diikat dengan Na2EDTA (dinatrium Edta) Khelasi : adalah pembentukan struktur siklis yang memiliki stabilitas termodinamika dan stabilitas terhadap suhu, sama halnya dengan cincin aromatik. Yang banyak digunakan adalah : Dinatrium edetat (Complexon III, Dinatrium Edta)O Na O C O H O C CH2

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Reaksi tersebut(logam Cu) ada 2 macam ikatan: - Ikatan ionik - Ikatan kovalen Pengkhelat yang bisa digunakan : Al3+ Al3+ ikatan kovalennya tetap 2, tetapi ikatan ioniknya 3. Pembentukan komplek khelat dimungkinkan karena: 1. H+ asal gugus asam primer diganti oleh ion logam dan 2. Gugus netral yang memiliki atom dengan sepasang elektron bebas. NB: - Lebih tinggi valensi suatu ion, lebih besar kecenderungannya membentuk khelat - Perhatikan pH tinggi yang mengionisasi Dinatrium-Edta.

CH N CH2

O C C ONa O OH

CH2

CH2

N

2

F. Rasemisasi (Pemutaran bidang polarisasi)

CH2

+ Cu+2

DiNaEdta

O Na O C

CH2

CH N CH2

O C ONa

Adalah proses yang mengubah senyawa aktif optik sebanyak 50% menjadi enantiomer/antipodanya. Rasemisasi untuk memutar pada bidang polarisasi (alatnya polarimeter). OH - Rasemisasi mengikuti OH reaksi tingkat satu OH OH

CH2

N2

2

- Kecepatan

CH2

CH HO

C u C

C CH2

* H

C H CH2

* OH

rasemisasi tergantung dari suhu, pelarut (kepolaran turun, maka t naik),

C O + 2H+ O O

poteker ISTN Angkatan XIX

O

A

Apoteker

NH ISTN CH3

NH AngkatanCH XIX3

ladrenalin

dadrenalin

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Katalisator (H3O+ & OH>> pH), kekuatan ion (kekuatan ion naik, maka t turun) dan pengaruh cahaya. NB: l-adrenalin 12-20 kali lebih kuat daripada d-adrenalin. Asimetrik (*) : atom karbon yang dikelilingi 4 gugus yang berbeda mampu memutar bidang polarisasi, berpengaruh pada khasiat farmakologinya. G. Bakteriostatika / Bakterisida (Zat pengawet) Digunakan dalam hal: Dosis ganda (vial, botol tetes, botol sediaan peroral) Pembuatan aseptik Sterilisasi uap air mengalir + O-kresol 0,2% (FI III) Syarat: Memenuhi syarat farmakope Efektif sebagai bakteriostatika/bakterisida Tersatukan dengan zat berkhasiat Larut baik dalam pembawa yang diapakai Tidak mengganggu penentuan kadar zat berkhasiat Tidak boleh dipakai untuk: i.v sekali suntik > 15 ml Suntikkan ke dalam sumsum tulang belakang (intratekal, intra sist, peridural, intralumbal), intra cardial & intra arterial (meningitis aseptik/ radang pada selaput otak). . A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Zat pengawet untuk minyak (bukan media baik untuk pertumbuhan jasad renik): Contoh: Benzil alkohol 2%, Kloreton 4%, Fenol 0,5%, Kresol 0,3%, Klorkresol 0,1%. Zat pengawet untuk air: 1. Fenol 0,5% (untuk pH kurang dari 7) Setelah 1 jam steril- Ph Ind 74-720 Perhatikan: Bekerja dalam suasana asam. Jika dalam suasana basa menghasilkan Na-Fenolat. Wujudnya kering, kristal halus putih, penyimpanan lama warna merah dan cair (cairan merah jangan dibuang tetapi bisa digunakan dengan cara destilasi suhu 170oC dengan pendingin udara). Fenol + gliserin; fenol + tween 80 (daya bakterisidnya menurun, berkurang ,karena diikat oleh tween 80) Fenol dalam suasana basa (tidak ada daya bakterisidnya karena terbentuk Na-fenolat).OH

2. Ortho-kresol 0,3-0,5% (untuk pH lebih dari 7)Tahan dalam suasana basa (kresol = campuran o-,m- dan p- kresol 0,3%)OH

OH CH3

3. Klorkresol 0,2% (4-kloro m-kresol)Aktif dalam suasana basa Mis. Untuk Aminofillin (pH>7)

CH3

4. Kloreton (klorbutanol) 0,5%- Tidak tahan suhu sterilisasi Apoteker ISTN Angkatan XIX

C l CCl CH3 C OH CH3

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa (akan terurai) - Tidak boleh dalam suasana basa (JAPHA 59-390)

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Tahan pemanasan, dipengaruhi tween 80 Efektif terhadap kapag dan bakteri gram (+) bila dikombinasi 8. Benzilalkohol - Mempunyai daya anestetik lokal lemah - Bila teroksidasi (benzaldehida : dest dulu) 9. Asam sorbat CH3 H HH H COOH CH2OH

- Kloreton dilarutkan denganpemanasan pada suhu 60oC.

5. Fenil merkurinitrat 0,001-0,002% (BP)- Tahan pemanasan

- tto dengan halida, asam, logamberat, reduktor - Ada juga : fenilmerkuriborat/asetat

HgNO3

6. Nipagin (metil paraben ) 0,15%- Larut dengan pemanasan - Untuk obat tetes mata, krim - Biasanya dikombinasi dengan Nipasol

OH

C OH

O O CH3

- Tunggal berkhasiat terhadapkapang

7. Nipasol (propil paraben) 0,05%Sifat dan gunanya seperti O C nipagin O C3H7 Catt: u/ nipagin & nipasol: Bila dikombinasi : khasiatnya terhadap jasad renik Aktif pada pH 4-6 A

Catatan: Antaraksi antara pengawet dengan zat tertentu: Paraben + Tween 80 = menurun Fenol + Tween 80 = menurun Setil piridium klorida (amon kuartern) + Tilosa = menurun Asam sorbat + PEG 4000/6000 =menurun Benzilalkohol/kloreton + tilosa=menurun Kloreton + Tween 80 =menurun Kresol + Kinin HCl = menurun pH meningkat + menurun, suhu meningkat=meningkat, penambahan garam anorganik=meningkat Uji aktivitas zat pengawet: - Dibandingkan dengan Fenol 0,5% (BPC) Syarat : larutan yang mengandung bakteri vegetatif 106 per ml + bakterisid >> harus steril setelah 3 jamH. Dekarboksilasi Jarang terjadi Apoteker ISTN Angkatan XIX

poteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Zat padat mengalami dekarboksilasi pirolitik oleh pemanasan cukup tinggi (25-30 Kcal) Contoh terkenal adalah degradasi PAS Natrium menjadi maminofenol dan CO2 (mengikuti reaksi tingkat 1). STABILITAS FASE PADAT Bentuk sediaan padat yang mantap dan efektif tergantung dari pilihan bahan bantu untuk memudahkan pemberian, pelepasan yang optimal, bioavailabilitas yang baik dan pencegahan peruraian Stabilitas fase padat berbeda dengan stabilitas larutan, tablet, atau kapsul dapat diliputi oleh air sebagai film pada permukaan dan merubah kinetika, pH dan kekuatan ion. Khusus tablet yang mengandung 2% b/b air (untuk memungkinkan kompresi yang baik) mampu menyebabkan rekasi kimia antara zat berkhasiat dan bahan tambahan dalam larutan jenuh,(mengakibatkan hidrolisis pada permukaan kristal). Analisa termal digunakan untuk menentukan ada tidaknya antaraksi fisiko-kimia antara zat-zat dan gejala polimorfise, yakni sbb: Zat berkhasiat + zat bantu kemudian dicampur (1:1 atau 1:10 tergantung dari dosis), lalu ditentukan degan DTA/DSC dan konfirmasi secara KLT (setelah penyimpanan pada suhu dan kelembaban yang ditingkatkan). PS. Suhu 50oC selama 3 minggu 12 minggu suhu kamar. Ket: 1. Dicloxacillin 2. Dicloxacilin 73%; laktosa 23%; asam stearat 4%. 3. Dicloxacilin 93%; asam A

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa stearat 7%.

NB: titik lebur ditentukan sbb: 1. Dengan kapilar (=jarak lebur) 2. Dengan mikroskop (=awal peleburan jd 50%- selesai) 3. DTA (Diff Thermal Analisis) atau DSC (Diff Scanning Calorimetry) Uji mutu antibiotik yang disajikan dalam kapsul dengan DSC dan KLT Perbedaan titik lebur ditentuka dari selisihnya pada poros Y dengan ciri khasnya puncak dan letak dari zat yang ditentukan. Pincak lebih tinggi dan lebih kekanan menunjukkan hasil lebih bagus. 1. Polimorfisme Polimorf adalah senyawa padat dengan sekurang-kurangnya dua susunan molekul/atom yang berbeda (jenis kristal yang berbeda), namun sifat sama dalam fase cair atau uap. Contoh: Karbon, Kloramfenikol Perbedaan polimorf dalam hal: titik lebur, kelarutan, bobot jenis, dan tekanan uapnya. Dua jenis transisi: Enantiotropik Dengan mengatur suhu atau tekanan, bentuk polimorf suatu senyawa bisa diubah secara reversibel menjadi polimorf lain. Monotropik Bentuk polimorf yang tidak stabil pada semua suhu dan tekanan. Deteksi polimorfisme: Uji disolusi : bentuk metastabil >> laju disolusi cepat Sinar X (X-Ray diffraction)

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Analisis Infra Merah DSC (Differential Scanning Calorimetry) & DTA (Diff Therm Analysis). Mikroskop listrik Akibat polimorfisme (yang dikemas dalam vial untuk obat suntik) Pertumbuhan kristal dalam suspensi dan krim mengakibatkan bioavailabilitas dipengaruhi (jadi besar) Kemungkinan pengendapan dari polimorf yang kurang larut dalam bentuk sediaan cair. Bioavailabilitas buruk karena polimorf kurang larut (Novobiocin amorf : absorpsi baik; kristal tidak) Transisi kristal karena dihaluskan atau granulasi basah Stabilitas kimia buruk (Penisilin G amorf kurang stabil daripada garamnya berbentuk kristal).

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa Kekerasan Disintegrasi Friabilitas Disolusi STABILITAS SUSPENSI Suspensi adalah zat padat yang terdispersi secara homogen dan halus dalam suatu pembawa (air/minyak) dengan tambahan pengental (sspending agent) Disajikan dalam suspense jika zat aktif tidak larut dalam pembawa. Suspensi: Pembawa air (contoh: Deksametason, Kloramfenikol palmitat) Pembawa non-air (Prokain penicilin G) a. Jumlah zat padat :0,5-5% (antibiotika 30%) b. Viskositas tergantung dari: Jumlah zat padat Pensuspensi (HPMC, Aluminium monostearat) Sifat dan campuran pembawa c. Kemudahan sedot (syringe-ability) d. TiksotropiRate of shear rpm

2.

Mutu tablet Dalam rangka pembuatan tablet yang bermutu perlu dilakukan uji khusus pada tahap pembuatan tertentu: a. Granulat (dalam bentuk granul): Homogenitas Kadar air Sudut diam/sifat alir Kompresibilitas b. Tablet sedang dicetak: Kekerasan tablet Keseragaman bobot c. Setelah tablet selesai dibentuk/tablet jadi: A

e. f.

Tidak caking Rekonstruksi cepat

Shearing stress/gaya

poteker ISTN Angkatan XIX

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa g. Ukuran partikel serba sama (Polimorfisme >> bioavailabilitas >> syringe-ability dipengaruhi) h. Zat padat terflokulasi (floculated) >> struktur endapan longgar NB: Deflokulasi atau non flokulasi : struktur padat Suspensi bermutu: Rekonstruksi dengan pengocokan ringan = homogen Mudah dituang/disedot dengan alat suntik Ukuran dan bentuk kristal stabil Bioavailabilitas baik Memenuhi syarat kadar

Farmasi Industri Prof. Benny LogawaKrim *)

Jumlah jasad renik dalam krim maksimal 105 per g (Kumpulan Peraturan perundang-undangan Bidang kosmetika, Alat kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan Rumah tangga, Ditjen POM,Depkes RI).*)

Ikhtisar Uji Mutu Bentuk Sediaan:Bentuk sediaan 1. Aerosol 2. Ampul 3. Krim, salep, pasta, gel 4. Dragee: - Khusus - Normal 5. Granul /serbuk 6. Kapsul: - Keras - Lembek 7. Cairan, sirop, tetes, tingtur 8. Serbuk 9. Suppositoria 10. Suspensi 11. Tablet: - Normal - Khusus 12. Ampul (isi serbuk) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Khusus no .(3)41o,51o,61o=12mggu 51o,61o,71o,81o=idem 41o,51o,61o=idem

STABILITAS FASE SETENGAH PADAT (SEMI SOLID) 1. Salep: mata, kulit

-

-

2. Krim (M/A)

41o,51o,61o,71o,81o=sda 21oC/52%,31oC/70%=sda Spt no 4

Syarat salep & krim: Basis tidak pecah Konsistensi normal Ukuran partikel tetap Homogen Uji stabilitas salep/krim:Eva luasi warna, bau pH Kon sisten si Ukuran partikel Sta bilitas Daya sebar (spreadability) Sterilita s

41o,51o,61o,71o,81o=sda

41o,51o,61o,71o,81o=sda Spt no 4 Spt no 1 41o,51o,61o,71o=sda

Spt no 4

Salep

-

Spt no 7

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa 3. Penampilan, bau, pH, pengawet zat, kadar zat (zat pengawet diuji seperti zat berkhasiat) 4. spt no.2

Ket:

(1) Uji pengaruh cahaya, pada penyinaran dengan lampu xenon selama (2) Uji pengaruh suhu rendah, disimpan pada -10oC selama 4 minggu (3) Uji reaksi kinetika, semua menggunakan reaksi kinetika (4) Uji pengaruh perubahan suhu, disimpan pada 4oC-41oC selama 4 (5) Uji pengaruh kelembaban, disimpan pada 21oC/60%; 26oC/65%;31oC/70% hingga bobot tetap (6) Uji susut bobot, disimpan (tegak lurus dan terbaring) pada 51oC selama 12 minggu. Pengamatan Uji Mutu: a) Aerosol: 2. Penampilan, rekonstruksi, ukuran partikel (suspensi) 3. Bau, katup, penampilan, rekonstruksi (suspensi), pH, penguraian zat, kadar 4. Penampilan, rekonstruksi, ukuran partikel. 6. Kehilangan bobot. minggu (kenaikan suhu setelah 24 jam). 24 jam

d) Dragee (normal, khusus):

1. Penampilan, penguraian zat 3. Penampilan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot, penguraian zat, kadar zat. 5. Penampilan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot, kekerasan e) Granul/serbuk: 1.seperti 4.1 3. Penampilan, disintegrasi, disolusi, susut pengeringan, penguraian zat, kadar zat. 5. Penampilan,susut pengeringan, disintegrasi, disolusi.

f) Kapsul (keras, lembek):

1. Penampilan kapsul 3. Penampilan, susut pengeringan, penguraian zat, kadar zat. 5. Penampilan,kelenturan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot.

b) Ampul:

g) Cairan, sirop, tetes, tingtur:

1. Penampilan, penguraian zat 2. Penampilan, kejernihan 3. Penampilan, kejernihan, pH, isotoni (bila ada), penguraian zat, kadar zat.

1. seperti 4.1 2. Penampilan, kejernihan 3. Penampilan, pH, Penguraian zat, kadar zat (zat pengawet diuji seperti zat berkhasiat).

c) Krim, salep, gel, pasta, emulsi:

h) Serbuk:

2. Penampilan, homogenitas, konsistensi/viskos, ukuran partikel.

3.Penampilan, susut pengeringan, penguraian zat, kadar zat, sifat tabur. 5. Penampilan, sifat tabur, tambahan bobot, atau susut.

poteker ISTN Angkatan XIX

A

Apoteker ISTN Angkatan XIX

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

Farmasi Industri Prof. Benny Logawa

i) Suppositoria:

1.seperti 4.1 3. Penampilan, penguraian zat, kadar zat 4. Penampilan, daya larut, sifat meleleh, ukuran partikel.

l) Ampul (isi serbuk => liofilisasi):

1.seperti 4.1 3.Penampilan, penguraian zat, kadar zat, warna, kejernihan, pH.

j) Suspensi:

NB: Untuk suspensi: penampilan, rekonstruksi, pH.

1. Seperti 4.1 2. Penampilan, rekonstruksi, ukuran partikel 3. Penampilan, bau, rekonstruksi, pH, penguraian zat, kadar zat (zat pengawet diuji seperti zat berkhasiat) 4. Penampilan, rekonstruksi, pH, ukuran partikel

k) Tablet (normal, khusus):

Normal: 1.Seperti 4.1 3.Penampilan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot, susut pengeringan, penguraian zat, kadar zat. 5.Penampilan, keragaman bobot, kekerasan, disintegrasi, disolusi. Khusus: 1.seperti 4.1 3. Penampilan, keragaman bobot, kekerasan, penguraian zat, kadar zat 5.1. Tablet depot: Penampilan, keragaman bobot, kekerasan, disolusi 1.2. Tablet efervesen: Penampilan, kekerasan, disolusi 1.3. Tablet hisap: Penampilan, kekerasan, disintegrasi, keragaman bobot. A Apoteker ISTN Angkatan XIX

poteker ISTN Angkatan XIX