Case Sulit Katarak

36
LAPORAN KASUS ODS KATARAK SENILIS MATUR Pembimbing : dr. Rastri Paramita, SpM Disusun oleh: Riana Angelina NIM : 11.2013.276 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

description

kasus sulit stase mata

Transcript of Case Sulit Katarak

Page 1: Case Sulit Katarak

LAPORAN KASUS

ODS KATARAK SENILIS MATUR

Pembimbing :

dr. Rastri Paramita, SpM

Disusun oleh:

Riana Angelina

NIM : 11.2013.276

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RS. MATA DR. YAP, YOGYAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Page 2: Case Sulit Katarak

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Ny.P

Umur : 58 tahun

Status : Sudah Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Tegalwaton

II. ANAMNESIS

Dilakukan Autoanamnesis dan Aloanamnesis dengan Anak Pasien pada

tanggal 4 Agustus 2015, jam 15.00 WIB.

Keluhan Utama :

Penglihatan kedua mata buram sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat perjalanan penyakit :

Pasien datang dengan keluhan penglihatan buram pada kedua mata sejak 1 tahun

yang lalu. Pasien mengatakan keluhan mata mulai buram sejak 2 tahun yang lalu dan

perlahan-lahan semakin lama memburuk. Kira-kira 1 tahun yang lalu pasien

memeriksakan mata di sebuah Rumah Sakit di Salatiga dan dikatakan katarak pada

kedua mata. Pada awalnya pasien mengeluhkan penglihatannya buram dan sulit

melihat terutama melihat jauh, seperti ada bayangan putih dan merasa sangat silau

terutama saat siang hari. Keluhan penglihatan dobel disangkal oleh pasien.

Pasien mengatakan keluhan mata buram tidak disertai mata merah, mata berair,

keluar belek, sakit kepala, mual atau muntah. Pasien mengatakan tidak pernah

menggunakan kacamata. Riwayat trauma disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu :

1

Page 3: Case Sulit Katarak

a. Umum :

- Hipertensi : Tidak ada

- Kencing Manis : Tidak ada

- Asma : Tidak Ada

- Alergi Obat : Tidak Ada

b. Mata :

- Riwayat penggunaan kacamata : Tidak Ada

- Riwayat operasi mata : Tidak Ada

- Riwayat trauma mata : Tidak Ada

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Hipertensi : Tidak ada

- Kencing Manis : Tidak ada

- Asma : Tidak Ada

- Alergi Obat : Tidak Ada

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 140/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36°C

Kepala : Normocephali, rambut putih, distribusi merata.

THT : Normotia +/+, Deviasi septum (-), Sekret (-), Faring tidak

hiperemis

Thoraks : Suara nafas vesikuler, Ronki (-), Wheezing (-)

BJ I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Supel, Datar, Bising usus (+) normal

2

Page 4: Case Sulit Katarak

Ekstremitas : Akral hangat +/+, Edema -/-

KGB : Tidak teraba pembesaran KGB

Status Oftalmologi

KETERANGAN OKULO DEXTRA OKULOSINISTRA

1. VISUS (OD) (OS)

Tajam Penglihatan 1/300 1/300

Axis Visus - -

Koreksi - -

Addisi - -

Distansia Pupil - -

Kacamata Lama - -

2. KEDUDUKAN BOLA MATA

Eksoftalmos Tidak ada Tidak ada

Enoftalmos Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Keluar

Gerakan Bola Mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah

3. SUPERSILIA

Warna Hitam Hitam

Simetris Simetris Simetris

4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR

Edema Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

3

Page 5: Case Sulit Katarak

Ektropion Tidak ada Tidak ada

Entropion Tidak ada Tidak ada

Blefarospasme Tidak ada Tidak ada

Trikiasis Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Fissura palpebra Baik Baik

Ptosis Tidak ada Tidak ada

Hordeolum Tidak ada Tidak ada

Kalazion Tidak ada Tidak ada

5. KONJUNGTIVA TARSALIS SUPERIOR DAN INFERIOR

Hiperemis Tidak ada Tidak ada

Folikel Tidak ada Tidak ada

Papil Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Anemis Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada

6. KONJUNGTIVA BULBI

Sekret Tidak ada Tidak ada

Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada

Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada

Injeksi

Subkonjungtiva

Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak ada

Pinguekula Tidak ada Tidak ada

Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada

Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada

7. SISTEM LAKRIMALIS

4

Page 6: Case Sulit Katarak

Punctum Lakrimalis Terbuka Terbuka

Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

8. SKLERA

Warna Putih Putih

Ikterik Tidak ada Tidak ada

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada

9. KORNEA

Kejernihan Jernih Jernih

Permukaan Licin Licin

Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Infiltrat Tidak ada Tidak ada

Keratik Presipitat Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Ulkus Tidak ada Tidak ada

Perforasi Tidak ada Tidak ada

Arkus Senilis Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

10. BILIK MATA DEPAN

Kedalaman Dalam Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Hifema Tidak ada Tidak adak

Hipopion Tidak ada Tidak ada

Fler Tidak ada Tidak ada

11. IRIS

5

Page 7: Case Sulit Katarak

Warna Coklat Coklat

Sinekia Tidak ada Tidak ada

Koloboma Tidak ada Tidak ada

12. PUPIL

Letak Sentral Sentral

Bentuk Bulat Bulat

Ukuran 3 mm 3 mm

Refleks Cahaya Langsung Positif Positif

Refleks Tak Langsung Positif Positiff

13. LENSA

Kejernihan Keruh Keruh

Letak Di tengah Di tengah

Shadow Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diplopia Tidak ada Tidak Ada

14. BADAN KACA

Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

15. FUNDUS OKULI

Refleks fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Ekskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Rasio Arteri:Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Makula Lutea Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Eksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan

6

Page 8: Case Sulit Katarak

16. PALPASI

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada

Massa Tumor Tidak ada Tidak ada

Tensi Okuli N +/palpasi N+/palpasi

Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

17. KAMPUS VISI

Tes Konfrontasi Tidak dapat melihat Tidak dapat melihat

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG

Axial : 23,91 mm

ACD : 4,02 mm

Lens : 3,49 mm

VIT : 16,40 mm

V. RESUME

Seorang perempuan, usia 58 tahun datang dengan keluhan penglihatan

buram pada kedua mata sejak 2 tahun SMRS. Keluhan mata buram ini semakin

lama semakin memburuk. Pasien seperti melihat bayangan putih pada saat melihat

jauh sehingga Sebelum datang ke RS Mata dr.Yap, sekitar 1 tahun yang lalu

pasien memeriksakan matanya ke Rumah Sakit di Salatiga dan dikatakan katarak.

Lalu, pasien dating ke RS Mata dr.Yap untuk dilakukan operasi.

Dengan pemeriksaan ophthalmogi didapatkan VOD 1/300 sedangkan VOS

1/300 , pupil : 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+, lensa: IOL (+) ditengah/ditengah,

diplopia monokuler -/-. Pada pemeriksaan tonometri didapatkan TIO sebesar

14/14 mmHg.

7

Page 9: Case Sulit Katarak

VI. DIAGNOSA KERJA

ODS Katarak Senilis Matur

VII. DIAGNOSA BANDING

- Katarak senilis imatur

- Katarak senilis hipermatur

VIII. ANJURAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Laboratorium

IX. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

LFX 6xODS

Non-Medikamentosa

OD Pro Phaecoemulsifikasi + IOL dengan LA

Edukasi

1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien menderita katarak

senilis, dimana katarak ini berhubungan dengan usia serta proses penuaan

yang terjadi didalam lensa.

2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien serta keluarga tentang

tindakan operasi yang dilakukan pada katarak senilis matur dimana

memiliki reisko post operasi serta membutuhkan perawatan tertentu.

3. Makan makanan yang banyak mengandung antioksidan, seperti jus jeruk,

jus wortel, jus tomat, asparagus, semnagka dan bayam, juga bias

dikonsumsi utnuk mencegah terjadinya katarak.

IX. PROGNOSIS

OD OS

Ad vitam : Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

8

Page 10: Case Sulit Katarak

Ad fungsionam : Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

Ad sanationam : Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

9

Page 11: Case Sulit Katarak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KATARAK SENILIS

DEFINISI

Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya

menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bias melihat dengan jelas karena

dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapat retina dan akan menghasilkan bayangan

yang buram pada retina.

Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa

di dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi

keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.

Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa,

proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemukan pada orang muda,

bahkan pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubella) dimasa

pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa

mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet.

Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-

obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan

risiko terjadinya katarak.

EPIDEMIOLOGI

Penelitian mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% pada orang amerika,

dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk meraka yang berusia antara 65

dan 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk meraka yang berusia lebih dari 75 tahun

ETIOLOGI

Etiologi katarak adalah :

10

Page 12: Case Sulit Katarak

a. Degeneratif (usia)

b. Kongenital

c. Penyakit sistemik (misal DM, hipertensi, hipoparatiroidisme)

d. Penyakit lokal pada mata (misal uveitis, glaukoma dll)

e. Trauma

f. Bahan toksik (kimia & fisik)

g. Keracunan obat-obat tertentu (kortikosteroid, ergot, dll)

Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui secara pasti, diduga terjadi karena :

Proses pada nucleus :

Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong kearah

tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nucleus)

mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium, dan sklerosis. Pada nucleus ini

kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih

hipermetropi.

Proses pada korteks :

Timbulnya celah-celah diantara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan

penimbunan calcium sehingga lensa menjadi lebih padat, lebih cembung dan

membengkak, menjadi lebih miop.

Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya

ada usia lebih dari 60 tahun. Pada katarak senile sebaiknya singkirkan penyakit

mata local dan penyakit sistemik seperti diabetes mellitus yang dapat

menimbulkan katarak komplikata.

Katarak senilis secara klinik dibagi dalan 4 stadium yaitu

1. Stadium insipien

Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Dengan koreksi

visus dapat menjadi 6/6. Kekeruhan lensa berbentuk bercak – bercak kekeruhan yang

tidak teratur, kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak

seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedang aksis relatif

masih jernih. Gambaran inilah yang disebut spokes of a wheel yang nyata bila pupil

dilebarkan. Pada stadium yang lanjut baji dapat dilihat pula pada pupil yang normal.

Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda dengan satu

11

Page 13: Case Sulit Katarak

matanya. Pada stadium ini proses degenerasi belum menyerap cairan mata kedalam

lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris

dalam posisi biasa disertai kekeruhan ringan pada lensa.

2. Stadium imatur

Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan ini terutama terdapat

dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Pada stadium ini lensa yang

berdegeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi

cembung. Pada stadium ini terjadi pembengkakan lensa yang disebut katarak

intumesen. Pada stadium ini dapat terjadi miopisasi akibat lensa yang

cembungf.Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, bilik mata dangkal,

dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup. Keadaan lensa yang mencembung

akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder. Pada

uji bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa sehingga

shadow test (+).

3. Stadium matur.

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini

biasa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Tekanan cairan di dalam lensa

sudah seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan menjadi

normal kembali. Bilik mata depan kedalaman normal kembali. Pada uji bayangan iris

pada lensa tidak ada atau shadow test (-).

4. Stadium hipermatur

Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut dapat menjadi keras atau lembek

dan mencair. Masa lensa berdegerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi

mengecil, berwarna kuning dan kering. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai

dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegerasi dan cair tidak dapat keluar,

maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan

nucleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut

sebagai katarak morgagni. Pada stadium ini juga terjadi degenerasi kapsul lensa

sehingga bahan lensa atau korteks lensa yang cair keluar dan masuk ke dalam bilik

mata depan. Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan

uvea berupa uveitis. Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata

sehingga menimbulkan glaucoma fakolitik. Pada stadium hipermatur akan terlihat

lensa yang lebih kecil dari normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans dan bilik

12

Page 14: Case Sulit Katarak

mata depan terbuka. Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa

telah keruh sehingga pada stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif.

Bayangan iris yang terbentuk pada kapsul lensa anterior yang telah keruh dengan

lensa yang mengecil.

Perbedaan stadium katarak senile

Insipien Immatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Besar lensa Normal Lebih Besar Normal Kecil

Cairan Lensa Normal Bertambah

( Air masuk)

Normal Berkurang

(Air + massa

lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Penyulit - Glukoma - Uveitis,glaucoma

Visus (+) < << <<<

Bayangan Iris - (++) - (+/-)

Tanda dan gejala

Katarak didiagnosa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

yang lengkap. Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:

1. Pandangan buram

Kekeruhan lensa mengakibatkan penurunan pengelihatan yang progresif atau

berangsur-angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan pinhole.

2. Penglihatan silau

Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimana tingkat

kesilauannya berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontras yang menurun dengan latar

belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari atau merasa silau terhadap

lampu mobil yang berlawanan arah atau sumber cahaya lain  yang mirip pada  malam

hari. Keluhan ini sering kali muncul pada penderita katarak kortikal.

13

Page 15: Case Sulit Katarak

3. Sensitifitas terhadap kontras

Sensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam mengetahui

perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbeda warna, penerangan dan

tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsi mata sebagai optik dan uji ini

diketahui lebih bagus daripada menggunakan bagan Snellen untuk mengetahui

kepastian fungsi penglihatan; namun uji ini bukan merupakan indikator spesifik

hilangnya penglihatan yang disebabkan oleh adanya katarak.

4. Miopisasi

Perkembangan katarak awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa, biasanya

menyebabkan derajat miopia yang ringan-sedang. Ketergantungan pasien presbiopia

pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini mengalami penglihatan

kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan memburuknya kualitas lensa,

rasa nyaman ini berangsur menghilang diikuti dengan terjadinya katarak sklerotik

nuklear. Perkembangan miopisasi yang asimetris pada kedua mata bisa menyebabkan

anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi, dan cenderung untuk diatasi dengan

ekstraksi katarak.

5. Variasi Diurnal Penglihatan

Pada katarak sentral, penderita mengeluhkan penglihatan menurun pada siang hari

atau keadaan terang dan membaik pada senja hari, sebaliknya paenderita katarak

kortikal perifer mengeluhkan pengelihatan lebih baik pada sinar terang daripada sinar

redup.

6. Distorsi

Katarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi tampak tumpul

atau bergelombang.

7. Halo

Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yang terlihat

disekeliling sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada penderita

glaucoma.

8. Diplopia monokuler

14

Page 16: Case Sulit Katarak

Gambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari lenda yang

keruh. Menimbulkan diplopia monokuler yang dibedakan dengan diplopia binocular

dengan cover tes dan pin hole.

9. Perubahan persepsi warna

Perubahan warna inti nucleus menjadi kekuningan  menyebabkan perubahan persepsi

warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau kecoklatan dibanding

warna sebenarnya.

10. Bintik hitam

Penderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-gerak pada

lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan vitreous yang

sering bergerak-gerak.

 

Pemeriksaan Fisik 

Penurunan ketajaman penglihatan

Katarak sering kali berkaitan dengan terjadinya penurunan ketajaman penglihatan,

baik untuk melihat jauh maupun dekat. Ketajaman penglihatan dekat lebih sering

menurun jika dibandingkan dengan ketajaman pengihatan jauh, hal ini mungkin

disebabkan adanya daya konstriksi pupil yang kuat.

Miopisasi

Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa,

biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan

pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini

mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan

memburuknya kualitas lensa,rasa nyaman ini berangsur menghilang dan diikuti

dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang asimetris

pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi,

dan cenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.

Pengobatan Katarak Senilis

Tidak ada satupun obat yang dapat diberikan untuk katarak senilis kecuali

tindakan bedah. Tindakan bedah dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak

senilis, seperti: katarak telah menggangu pekerjaan sehari-hari walaupun katarak belum

matur, katarak matur karena bila terjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit katarak

15

Page 17: Case Sulit Katarak

hipermatur yaitu uveitis dan glaucoma, dan katarak telah menimbulkan penyulit

glaucoma. Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun. Apabila

diindikasikan pembedahan, maka ekstraksi lensa akan memperbaiki ketajaman

penglihatan.

Persiapan operasi katarak :

1. Tidak ada infeksi disekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis, blefaritis, hordeolum

dan kalazion.

2. Tekanan bola mata normal atau tidak ada glaucoma.

3. Keadaan umum harus baik.

4. Tidak batuk, terutama pada saat pembedahan

5. Fungsi retina harus baik, yang diperiksa dengan tes proyeksi sinar, dimana penderita

dapat menentukan semua arah sinar yang menyinari retina.

Pemeriksaan sebelum operasi :

a. Gula darah

b. Tekanan darah

c. Elektrokardiografi

d. Pernafasan

e. Riwayat alergi obat

f. Pemeriksaan rutin medik lainnya dan bila perlu konsultasi untuk keadaan fisik

prabedah

g. Tekanan bola mata

h. Uji Anel

16

Page 18: Case Sulit Katarak

i. Uji Ultrasonografi sken A untuk mengukur panjang bola mata.Pada pasien tertentu

kadang – kadang terdapat perbedaan lensa yang harus ditanam pada kedua mata.

Dengan cara ini dapat ditentukan ukuran lensa yang akan ditanam untuk mendapatkan

kekuatan refraksi pascabedah.

j. Kelengkungan kornea dapat menentukan kekuatan lensa intraokular yang akan

ditanam. Keratometri yaitu mengukur kelengkungan kornea dan bersama pemeriksaan

Ultrasonografi dapat menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam.

Bedah katarak senilis dibedakan dalam bentuk ekstraksi lensa intrakapsular dan ekstraksi

lensa ekstrakapsular

Ekstraksi Lensa Intrakapsular

Mengeluarkan lensa secara bersama-sama dengan kapsul lensa. Penyulit pada

saat pembedahan yang dapat terjadi adalah :

1. Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapa dikeluarkan bersama-sama kapsulnya.

Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsular tanpa rencana karena kapsul

posterior akan tertinggal

2. Prolap badan kaca pada saat lensa dikeluarkan

Ekstraksi Lensa Ekstrakapsular

Dilakukan dengan merobek kapsul anterior lensa dan mengeluarkan nucleus

lensa dan korteks. Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan pada katarak senile bila

tidak mungkin dilakukan intrakapsular misal pada keadaan terdapatnya banyak sinekia

posterior bekas suatu uveitis sehingga bila kapsul ditarik akan mengakibatkan penarikan

kepada iris yang akan menimbulkan perdarahan. Ekstrakapsular sering dianjurkan pada

katarak dengan myopia tinggi untuk mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar,

dengan meninggalkan kapsul – kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat ini

ekstrakapsular lebih dianjurkan pada katarak senile untuk mencegah degenerasi macula

pasca bedah.

17

Page 19: Case Sulit Katarak

Penyulit yang mungkin timbul pada waktu melakukan operasi katarak adalah perdarahan,

prolaps iris, atau prolaps badan siliar.

Penyulit yang timbul setelah operasi adalah :

1. Pada hari pertama dapat timbul peradangan.

2. Udara yang dimasukkan untuk membentuk COA masuk ke belakang iris sehingga

COA menjadi dangkal

3. Prolaps iris

4. Ablasi retina apabila prolaps ini dibiarkan pada hari ke 4 – 5 dapat menyebabkan

COA dangkal.

5. Sesudah prolaps iris, bila dibiarkan pada hari ke 4 – 5, dapat menyebabkan COA

dangkal, kemudian dapat timbul ablasi retina, alibat badan siliar ke depan.

Fakoemulsifikasi

Merupakan modifikasi dari metode ekstrakapsular karena sama-sama menyisakan

kapsul bagian posterior. Insisi yang diperlukan sangat kecil yaitu 5 mm yang berguna

untuk mempercepat kesembuhan paska operasi. Kemudian kapsul anterior lensa dibuka.

Dari lubang insisi yang kecil tersebut dimasukan alat yang mampu mengeluarkan getaran

ultrasonik yang mampu memecah lensa menjadi kepingan-kepingan kecil, kemudian

dilakukan aspirasi. Teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik dan

kebanyakan katarak senilis. Namun kurang efektif untuk katarak senilis yang padat.

Keuntungan dari metode ini antara lain:

- (Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk menjadhit karena

18

Page 20: Case Sulit Katarak

akan menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya astigmatisma,

dan rasa adanya benda asing yang menempel setelah operasi. Hal ini juga akan

mencegah peningkatan tekanan intraokuli selama pembedahan, yang juga

mengurangi resiko perdarahan.

- Cepat menyembuh.

- Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak mempengaruhi struktur

mata.

Penglihatan setelah pembedahan katarak :

Bila lensa yang keruh telah dikeluarkan maka diperlukan lensa pengganti untuk

memusatkan sinar ke dalam mata. Diperlukan nasihat medis mengenai cara memperbaiki

penglihatan setelah lensa dikeluarkan.

Jenis lensa pengganti dapat dengan lensa afakik atau kacamata yang terletak

didepan mata; lensa kontak, lensa yang menempel pada mata; lensa intraokular, yaitu

lensa yang ditanamkan pada mata.

Pada mata yang telah dikeluarkan lensanya akibat katarak akan mengalami mata

tidak dapat melihat dekat atau berakomodasi.

Untuk menentukan pilihan apa yang direncanakan sebagai pengganti lensa mata

dengan katarak maka sebaiknya dibicarakan dengan dokter pembedah sebelum

dilakukannya pembedahan. Semua keuntungan dan kerugian pemakaian lensa ini

sebaiknya diketahui sebelum pembedahan katarak.

19

Page 21: Case Sulit Katarak

Kacamata pascabedah

Sebelum tahun 1960 dipergunakan lensa katarak (afakik) setelah bedah katarak.

Kacamata ini sangat sederhana, aman dipergunakan dan tidak mahal. Memakai kacamata

ini memerlukan penyesuaian dahulu akibat dari sifat lensa yang memperbesar bayangan

30 %. Penglihatan seakan- akan melihat dekat.

Kaca mata yang tebal ini memberi efek seakan – akan melihat melalui corong

sehingga untuk melihat ke samping diperlukan mengarahkan kepala ke arah benda yang

dilihat. Bila satu mata normal sedang mata yang sebelahnya telah dibelah katarak maka

kacamata yang dipergunakan akan membingungkan akibat pembesaran benda yang

dilihat mata sebelahnya.

Didalam hal ini kacamata afakik masih lebih tebal dibandingkan kacamata

biasanya. Kacamata ini akan sangat tebal dan berat. Bahan plastik dapat dipergunakan

untuk mengurangi berat kacamata.

Lensa kontak pascabedah

Lensa kontak dengan ukuran tertentu dapat dipergunakan sebagai pengganti lensa

mata untuk melihat jauh. Lensa kontak akan mengapung pada permukaan selaput bening,

sehingga akan mengurangi beberapa keluhan yang terdapat pada pemakaian kacamata

katarak.

Mempergunakan lensa kontak akan memberikan beberapa kesukaran, seperti :

penyimpanan yang selamanya harus bersih, steril pemakaiannya, menyimpan lensa dalam

keadaan bersih.

Semua hal ini sukar bagi lansia untuk mebuka secara bersih. Sering orang yang

telah lanjut usia disertai pula dengan parkinson, tremor, arthritis sehingga pemakaian

lensa kontak akan menjadi sukar. Pada keadaan tertentu tidak dapat dipergunakan seperti

pada mata sakit, merah, berair,dan silau.

Lensa kontak lembut pakai lama yang dapat dipakai selama 12 jam ataupun 2 – 4

minggu. Lensa kontak sebagai lensa pengganti setelah katarak dikeluarkan akan lebih

bermanfaat untuk penglihatan akan tetapi pemasangannya pada mata orang usia lanjut

akan mendapat kesukaran.

20

Page 22: Case Sulit Katarak

Lensa tanam intraocular

Biasanya setelah lensa dikeluarkan maka ditanam lensa pengganti ke dalam mata.

Lensa ini dinamakan lensa tanam intraokular.

Pada waktu belakangan ini dipergunakan lensa yang ditanamkan ke dalam mata

sebagai pengganti lensa mata yang keruh pada bedah katarak. Pemasangan lensa dalam

mata ini akan memberikan beberapa keuntungan, seperti :

- tidak perlu dibersihkan karena dimasukkan ke dalam mata

- dilakukan hanya satu kali pada saat pembedahan

- segera dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan karena lensa intraokular

menggantikan kedudukan lensa katarak yang dikeluarkan.

Pemasangan lensa intraokular tidak dianjurkan pada :

1. Anak yang terlalu kecil (dibawah 3 tahun)

2. Uveitis menahun

3. Retinopati diabetik proliferatif berat

4. Glaukoma neovaskular

Perbandingan pemakaian lensa koreksi setelah pembedahan

Lensa tanam Lensa kontak Kacamata

Luas pandangan

Pembesaran benda

Benda melengkung

Pemakaian 24 jam/hari

Lihat serentak 2 mata

Penglihatan kedalaman

Kerja berdebu

Dipasang

Penuh

Normal

Tidak

Ya

Ya

85 %

dapat

saat bedah

Penuh

7 – 10 %

tidak

tidak

kadang

50 %

tidak dapat

saat kerja

Terbatas

25 – 30 %

ya

tidak

tidak

30 %

tidak dapat

saat kerja

21

Page 23: Case Sulit Katarak

Penyulit pemakaian

Pasien tremor

Habilitasi peglihatan

Aman pakai

Penampilan wajah

tidak ada

dapat

segera

sedang

tidak berubah

harus bersih

tidak dapat

2 bulan

kurang

biasa

berat

sukar

2 bulan

baik

kacamata tebal

Pada pasien yang telah mengalami pembedahan katarak selain diperlukan lensa

pengganti seperti kacamata katarak, lensa kontak, atau lensa intraokular yang ditanamkan

masih diperlukan kacamata untuk melihat dekat karena mata ini tidak mempunyai daya

akomodasi.

Perawatan pasca bedah

Segera setelah pembedahan, pasien akan diberi obat untuk :

- Mengurangi rasa sakit

- Antibiotik mencegah infeksi

- Mata ditutup dengan pelindung

- Obat tetes mata steroid, untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan

bedah

- Obat tetes yang mengandung antibiotik

Mata akan ditutup atau dibebat paling lama 1 minggu. Untuk mendapatkan kacamata

pascabedah sebaiknya menunggu 8 minggu.

Terdapat beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Hal yang boleh dilakukan setelah pembedahan :

- Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan

- Pakai penutup mata seperti yang dinasihatkan

- Melakukan pekerjaan yang tidak berat

22

Page 24: Case Sulit Katarak

Hal yang jangan dilakukan :

- Jangan menggosok mata

- Jangan bungkuk terlalu dalam

- Jangan menggendong yang berat

- Jangan membaca berlebih-lebihan dari pada biasanya

- Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar

- Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

- Jangan sampai terkena air

Komplikasi katarak

Glaukoma dikatakan sebagai komplikasi katarak. Glaukoma ini dapat timbul akibat

intumesenensi atau pembengkakan lensa. Jika katarak ini muncul dengan komplikasi

glaukoma maka diindikasikan ekstraksi lensa secara bedah. Selain itu Uveitis kronik yang

terjadi setelah adanya operasi katarak telah banyak dilaporkan. Hal ini berhubungan

dengan terdapatnya bakteri patogen termasuk Propionibacterium acnes dan

Staphylococcus epidermidis

Beberapa penyulit yang biasa didapatkan pada post operasi katarak:

Edema kornea.

Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema

kornea. Edema kornea akan memberikan keluhan penglihatan buram dn

terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea

akan terlihat keruh, dengan uji plasidom positif. Penyulit trauma kornea yang

berat berupa terjadinya kerusakan m. Descement yang lama sehingga memberikan

keluhan rasa sakit dan menurunkan tajam penglihatan.

Iriodialisis.

Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk

pupil menjadi berubah. Pasien akan melihat ganda dengan matanya.

Ruptur koroid.

23

Page 25: Case Sulit Katarak

Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan

akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan

melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik. Bila ruptur koroid ini terletak

atau mengenai daerah makula lutea maka tajam penglihatan akan turun dengan

sangat.

Endoftalmitis akut.

Endoftalmitis adalah peradangan pada seluruh lapisan mata dalam, cairan dalam

bola mata (humor vitreus), dan bagian putih mata (sklera). Gejalanya dapat berupa

nyeri mata, kemerahan pada sklera, fotofobia, dan gangguan penglihatan.

Prognosis

Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak

sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang

anomali saraf optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada

kelompok pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi

paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital

bilateral inkomplit yang proresif lambat.

Pencegahan

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat

dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak.

Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapat

dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:

Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas

dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah

Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur

Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak

pada mata

Menjaga kesehatan tubuh

24

Page 26: Case Sulit Katarak

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Katarak dalam ilmu penyakit mata, Edisi II, Cetakan ke-1. Balai penerbit

FKUI,Jakarta,2002. Hal 212 – 215.

2. Ilyas S. Katarak dalam penuntun ilmu penyakit mata, Edisi ke-2, Cetakan ulang

2003. balai penerbit FKUI, Jakarta,2003. Hal 133-137.

3. Ilyas S, Mailangkung, H.B.B Taim H, Saman R. Katarak dalam ilmu penyakit

mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedoktera. Edisi II, Cetakan

pertama.Penerbit C.V. Sagung Seto, Jakarta 2002. Hal 148 – 152.

4. Vaughan D, Ashbury T, Riodan P.lensa dalam Ofthalmologi umum. Edisi 14,

Cetakan I. Penerbit Klidya Medika 2000. Hal 177.

5. Nana wijaya. Katarak dalam ilmu penyakit mata, Cetakan ke 6.Hal 192-211.

6. Ilyas S. Katarak(Lensa mata keruh), Cetakan ke-2. Balai penerbit

FKUI,Jakarta,1999.

7. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR, Oftalmologi Umum, Edisi 14, Widya Medika,

Jakarta, 2000, hal. 211-214.

8. Nema HV, Text book of Opthalmology, Edition 4, Medical publishers, New

Delhi, 2002, page 249-251.

25