Case Report Viral Exanthem
-
Upload
priscila-stevanni -
Category
Documents
-
view
42 -
download
0
description
Transcript of Case Report Viral Exanthem
CASE REPORTPembimbing:
dr. Andy Setiawan, Sp. A
Disusun oleh:Priscila Stevanni 2013-061-066
Samuel2013-061-069
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. AC• Usia : 7
tahun• Jenis kelamin : Perempuan• Agama : Islam• Alamat : Penjaringan
• Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2015
ANAMNESIS(dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis)
KELUHAN UTAMA Demam sejak 2 hari SMRS
KELUHAN TAMBAHAN Nyeri perut bagian uluhati sejak 2
hari SMRS Mual sejak 2 hari SMRS Muntah 9x sejak 2 hari SMRS BAB cair 1x sejak 4 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari SMRS • Demam , dirasakan tiba-tiba dan terus menerus,
diukur dengan perabaan, suhu tertinggi tidak diukur, tidak terdapat kejang & menggigil
• Nyeri perut dirasakan di bagian uluhati, terasa perih, tidak menjalar ke kanan bawah
• Mual dirasakan terus menerus hingga pasien sulit makan
• Muntah 4 kali, berisi cairan dan sedikit makanan, tidak berwarna hijau, darah (-)
• Intervensi: Berobat ke klinik anggrek, diberikan obat muntah dan panas dalam bentuk puyer 3x1, dan antibiotik dalam bentuk syrup
• Hasil: Demam membaik dengan pemberian obat namun naik kembali. Mual, muntah, dan nyeri perut masih belum membaik
Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari SMRS
•Demam , hari ke 2, karakteristik sama•Nafsu makan menurun•Nyeri perut (+) dengan karakteristik sama•Mual (+)•Muntah 4x tidak menyemprot, berisi makanan dan cairan, tidak berwarna hijau, darah (-)
•BAB (-)•Intervensi: Berobat ke Poli bagian anak RSAJ : zinkid syrup 1x10 ml, tempra 4x7.5 cc (180 mg) (setara 9.7 mg/kgBB/dosis), ondansetron 1x4 mg (setara 0.5 mg/kgBB/dosis)
•Hasil: Demam membaik dengan pemberian obat, keluhan lainnya belum membaik
Riwayat Penyakit Sekarang
MRS
•Demam , hari ke 3, karakteristik sama, tidak terdapat hari bebas demam
•Nafsu makan menurun•Nyeri perut (+) dengan karakteristik sama•Mual (+)•Muntah 1x berisi cairan, tidak berwarna hijau, darah (-)•BAB cair 1x, sekitar 200 cc, tidak menyemprot, berwarna kuning kecokelatan, disertai ampas, cairan>ampas, darah(-), berbau busuk (+), lendir (-)
•Intervensi: Berobat ke Poli bagian anak RSAJ•Hasil: Rawat bangsal soka
Riwayat penyakit sekarang
Tidak didapatkan adanya:• Nyeri kepala• Nyeri retroorbita• Nyeri sendi• Ruam kemerahan• Gusi berdarah
• Batuk pilek• Nyeri menelan• Sakit telinga, kelar cairan dari
telinga
• Nyeri berkemih• BAB Hitam
• Tidak sedang dalam pengobatan tertentu
• Riwayat berpergian dalam 1 bulan terakhir disangkal
• Tidak ada orang sekitar yang mengalami keluhan serupa
Review of systems
• General : tidak ada penurunan berat badan• Skin : tidak jaundice, tidak pucat, tidak ada rash• HEENT : nyeri kepala disangkal, nyeri telinga disangkal, nyeri
menelan disangkal• Respiratory : tidak ada sesak napas, batuk berdahak dan
pilek• Cardiovascular : tidak berdebar• GIT : mual muntah (+) nyeri tekan (+) epigastrium• Genitourinary : tidak ada nyeri berkemih• Muskuloskeletal : tidak ada pegal-pegal pada otot kaki• Nervous system : tidak ada perubahan kesadaran• Hematologic : tidak ada perdarahan, tidak lebam
RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat pengobatan TB selama 6 bulan dan
dinyatakan sembuh 3 tahun yang lalu (+)
Riwayat berobat di RS sumber waras
dikatakan sakit maag
Riwayat asma disangkal
Riwayat kejang disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat trauma disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN• Lahir dari ibu P3A0, 45 tahun• Ibu tidak mengonsumsi alkohol, rokok dan NAPZA• Ibu tidak mengkomsi obat-obatan saat hamil
• Ibu pasien melakukan ANC teratur 9x di Puskesmas• Lahir aterm di tri tunggal ditolong oleh bidan• Pasien langsung menangis sesaat setelah lahir, tidak berwarna
kebiruan, aktif.
Usia Gestasi Cara Lahir
BBL PBL
cukup bulan spontan 3950 g 52 cm
Riwayat Makanan
0 - 6 bulan : ASI eksklusif0 - 6 bulan : ASI eksklusif
6 - 12 bulan : ASI + susu SGM6 - 12 bulan : ASI + susu SGM
12 bulan - 24 bulan : ASI + nasi tim 12 bulan - 24 bulan : ASI + nasi tim
> 24 bulan : makanan keluarga > 24 bulan : makanan keluarga
Riwayat Imunisasi
RIWAYAT KELUARGA
AyahPegawai
swasta 47
Hipertensi, Diabetes
melitus, Asma, TB , Peny. Jantung
disangkal
15 thn, PSP, 9 bulan
Spontan, 9 bulan, BBl 3950, PB 52
cm, lahir langsung menangis
Ibu pedagang makanan 45 tahun
5 thn
24 tahun, PSP,
9 BULAN thn
RIWAYAT KELUARGA
Anak ke-3 dari 3 bersaudara
Ayah bekerja sebagai pegawai swasta
Ibu bekerja sebagai penjual makanan
(warung nasi) di rumahnya
Anak yang direncanakan
SOSIAL EKONOMI
• Tinggal dengan ayah, ibu, dan 1 kakak
• Tinggal di rumah di daerah padat penduduk
• Tidur bersama ayah dan ibunya
• Anak suka jajan makanan ringan di sekitar
sekolah maupun rumah
• Sumber pencaharian oleh suami dan istri
HeeeadssssHome:
Pasien tinggal bersama orang tua dan 1 saudara dan tidur bersama orangtuanya di penjaringan
Education :Pasien saat ini duduk di bangku SD kelas 1
Eating :Pasien menyukai makan nasi beserta lauk dan sayur. Makan sehari-hari tidak teratur sebanyak 2-3 kali. Terkadang pasien jajan di kantin sekolah (mi instan)
Employement :Pasien sekarang adalah seorang pelajar SD
Activity :Kegiatan pasien sehari-hari yaitu siang hari pergi ke sekolah (06.30 – 12.00), kegiatan ekstrakurikuler +, setelah pulang sekolah pasien lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Heeeadssss (2)
Drugs :
Pasien tidak pernah mengonsumsi NAPZA maupun merokok. Orang tua dan saudara pasien juga tidak mengonsumsi NAPZA maupun merokok.
Sexuality :
Pasien memiliki banyak teman.
Spirituality:
Pasien memeluk agama Islam namun tidak menjalankan sholat 5 waktu.
Suicide :
Pasien tidak pernah mempunyai atau terbesit keingingan untuk bunuh diri.
Safety :
Pasien dekat dengan kedua orang tuanya dan saudaranya. Pasien juga lebih menyukai berada di rumah daripada di luar rumah
Pemeriksaan Fisik (Antropometri) BB = 18.5 kg TB = 118 cm
WFA : 80 % HFA : 96 % WFH : 84 %
Kesimpulan: status gizi kurang menurut CDC
PEMERIKSAAN FISIK27 Oktober 2015
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
Tanda-tanda vital
Laju Nadi : 100 kali/menit teratur, kuat, penuh
Laju Nafas : 22 kali/menit
Suhu : 37.3oC
Tekanan darah: 90/60 mmHg
Kepala : Normosefali, deformitas (-)
Mata : Mata cekung -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera
anikterik
Telinga : MAE +/+, serumen -/-, membran timpani intak
+/+
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), nasal flare -
Mulut : Mukosa oral tampak basah, faring hiperemis (-),
coated tongue (+), gusi berdarah (-), karies
Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax•Paru:
• I : gerakan napas tampak simetris, retraksi -• P : gerak napas teraba simetris, stem fremitus kiri
= kanan• P : sonor pada kedua lapang paru• A : bronkovesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
•Jantung• I : ictus cordis tidak tampak • P : ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikula
sinistra• A : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop
(-)
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen I : Tampak datar A : Bising usus (+) 4x/menit P : Distensi (-), supel, nyeri tekan (+) pd regio
epigastrium dan periumbilical, nyeri ketuk CVA (-), hepar teraba 2 jari di bawah arcus costae, lien tidak teraba
P : timpani pada seluruh regio abdomenNyeri titik McBurney (-), rebound tenderness (-), rovsing
sign (-), psoas sign (-) Punggung : alignment vertebra baik Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2 detik, edema (-/-/-/-) Kulit : turgor kulit normal, petechie (-) Genitalia : ruam - Anus : perianal rash (-)
Kesadaran: compos mentis Rangsangan meningeal:
Kaku kuduk (-), Tes Kernig (-), Brudzinski 1 dan 2 (-) Saraf-saraf kranial:
N I: dalam batas normal N II dan III : pupil isokor 2mm/2mm, Refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+ N III, IV dan VI: gerakan bola mata baik ke seluruh arah, strabismus
(-) N V: sensorik simetris kanan dan kiri, motoric simetris kanan dan kiri N VII: wajah tampak simetris N VIII: respon suara baik, keseimbangan baik N IX, X: saliva (+), refleks menelan baik N XI: tonus m. trapezius simetris N XII: lidah simetris, deviasi dan fasikulasi (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps ++/++, Triceps ++/++, Patela ++/++, Achilles ++/++
Refleks patologis : Babinski -/-, Chaddock -/- , Oppenheim -/- , Gordon -/-, Schaeffer -/-, Hoffman Tromner -/-
Motorik Kekuatan lengan dan tungkai pasien simetris Spasme dan rigiditas (-)
Sensorik Respon terhadap nyeri dan perabaan +
Otonom BAK + BAB + Keringat +
Working Diagnosis
Demam tifoid dd/ acute viral infection, demam
dengue
Gastritis akut
Status gizi kurang menurut CDC
Status imunisasi tidak lengkap menurut IDAI
Status perkembangan sesuai dengan
milestone
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12 g/dl 11.5 – 14.5 g/dl
Hematokrit 37 % 33 – 43 %
Leukosit 10.2 ribu/µl 4 – 12 ribu/uL
Trombosit 340 ribu/μL 150 – 400/uL• Basofil• Eusinofil• Batang• Segmen• Limfosit• Monosit
001
86121
Kimia darah• Natrium• Kalium• Kalsium• Klorida
1284.341.17102
135 – 147 mmol/L3.4 – 4.7 mmol/L
1.12 – 1.37 mmol/L98 – 106 mmol/L
NS1 - Negatif
Resume dan assesment
RESUME ASSESSMENT
An. AC, 7 tahun tahun, dengan:-Demam 3 hari, terus menerus sepanjang hari- Nyeri abdomen regio epigastrium dan periumbilical tidak menjalar- Mual & nafsu makan menurun-Muntah 9x, berisi sedikit makanan dan cairan, non billous-BAB cari 1x cairan>ampas, tanpa darah dan lendir
PF:Tampak sakit sedang, compos mentisCoated tongue +Suhu 37.3 derajat celciusAbdomen
I : Tampak datarA : Bising usus (+) 4x/menit P : Distensi (-), supel, nyeri
tekan (+) pd regio epigastrium dan periumbilical, nyeri ketuk CVA (-), hepar & lien tidak teraba
P : timpani pada seluruh regio abdomenNyeri titik McBurney (-)
Anak perempuan, 7 tahun, BB 18.5 kg, TB 118 cm, hari sakit 4 hari rawat 2 dengan :•Demam tifoid•Gastritis•Hiponatremia•Status gizi kurang menurut CDC•Status imunisasi tidak lengkap menurut IDAI•Status perkembangan sesuai dengan milestone
Tatalaksana
Rawat bangsal IVFD Kaen 3B 1500 cc / 24 jam Diet 1100 kkal/hari terbagi atas 3x nasi lauk pauk dan 2x
snack Obat :
Chloramphenicol 4 x 250mg IV (setara dengan 13.5 mg/kgBB/dosis)
Paracetamol tab 4 x 50mg P.O (setara dengan 2.7 mg/kgBB/ dosis)
Ondansetron 3 x 2 mg IV (setara dengan 0.1 mg/kgBB/dosis)
Omeprazole 20mg P.O Monitor TTV/ 4 jam Monitor balance dan UO/ 8 jam
ANALISIS KASUS
• DF• Typhoid• Viral infection
• DF• Typhoid• Viral infection
• Intrakranial• Intrakranial
• Ekstrakranial• Ekstrakranial
• Gastritis• Hepatitis• APP
• Gastritis• Hepatitis• APP
• Kolik• Pankreatitis• Kolik• Pankreatitis
• GEA Viral• Amoebiasis• GEA Viral• Amoebiasis
• DF• Typhoid• Viral infection
dengan gastritis
• Hepatitis
• DF• Typhoid• Viral infection
dengan gastritis
• Hepatitis
Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 12 g/dl
Hematokrit 37 %
Leukosit 10.2 ribu/µl
Trombosit 340 ribu/μL• Basofil• Eusinofil• Batang• Segmen• Limfosit• Monosit
001
86121
Kimia darah• Natrium• Kalium• Kalsium• Klorida
1284.341.17102
NS1 -
DFDF
HiponatremiaHiponatremia
Viral InfectionViral Infection
APPAPP
TyphoidTyphoid
VIRAL EXANTHEM
MEASLES
Etiologi:
Measles virus Paramyxoviridae
Morbillivirus
Transmisi:
Port d’ entrée: traktus respiratorius atau
konjungtiva
4 Fase:
Masa inkubasi
Fase prodromal
Fase exanthematous
Recovery
Manifestasi Klinis:
Fase prodromal: Demam ringan yang semakin
meningkat, konjungtivitis, fotofobia, coryza, batuk
Koplik spots 1-4 hari sebelum timbul rash
Rash gejala mereda
Dari dahi (hair line) belakang telinga leher
batang tubuh ekstrimitas
7 hari
Tatalaksana
Suportif
Vitamin A :
1. > 1 tahun 200.000 IU
2. 6 bulan – 1 tahun 100.000 IU
3. < 6 bulan 50.000 IU
1 kali sehari, selama 2 hari
VARICELLA
Etiologi:
Varicella Zoster Virus
< 15 tahun
Menular 24-48 jam sebelum timbul rash
hingga terbentuk krusta pada vesikel (3-7
hari setelah rash)
Patogenesis
Transmisi: Airborne atau kontak langsung dengan sekresi orofaringeal dan cairan lesi kulit penderita varicella
Masa inkubasi: 10-21 hari replikasi di jaringan limfoid viremia primer
Viremia sekunder cutaneous lesions (3-7 hari)
Infeksi laten di ganglia dorsalis spinal cord reaktivasi herpe zoster
Manifestasi Klinis
Gejala muncul 14-16 setelah paparan
Demam, malaise, anoreksia, sakit
kepala, nyeri perut, mungkin muncul 24-
48 jam sebelum rash
Distiribusi rash sentripetal
Dapat ditemukan berbagai stadium rash
Diagnosis
Berdasarkan temuan klinis
Leukopenia 72 jam setelah muncul
rash
Direct fluorescence assay
PCR
Tzanck smear test giant cells
Tatalaksana
Varicella Acyclovir (20mg/kg/dosis, maksimum: 800mg/dosis)
diberikan 4 dosis/hari selama 5 hari Valacyclovir (20mg/kg/dosis, maksimum:
1000mg/dosis) diberikan 3 kali / hari selama 5 hari Herpes Zoster
Acyclovir (800 mg, 5 kali/hari PO selama 5-7 hari) Famiclovir (500mg, 3 kali/hari PO selama 7 hari) Valacyclovir (1000 mg, 3 kali/hari PO selama 7 hari)
Vaksin
Monovalent dan Quadrivalent (MMRV)
2 dosis 12-15 bulan dan 4-6 tahun
Post-exposure prophylaxis
VarizIG neonatus yang ibunya terkena
varicella 5 hari sebelum hingga 2 hari
setelah melahirkan
DEMAM DENGUE
ETIOLOGI
Dengue Virus Flaviviridae Flavivirus
DEN-1
DEN-2
DEN-3
DEN-4
Vektor: Ae. aegypti dan Ae. Albopictus
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS DENGUE FEVER
DHF
Onset demam akut selama 2-7 hari
Manifestasi hemoragik
Platelet ≤100 000 cells/mm3
Tanda kebocoran plasma, sepert:
Hematokrit meningkat ≥20% dari baseline
atau bukti kebocoran plasma seperti efusi
pleura, asites, hipoalbuminemia.
DSS
Takikardia, akral dingin, CRT meningkat,
nadi melemah, letargi
Pulse pressure ≤20 mmHg dengan
peningkatan tekanan diastol
Hipotensi, sistolik <80 mmHg untuk usia
<5 tahun atau 80 - 90 mmHg untuk usia >
5 tahun
LABORATORIUM
Isolasi virus Deteksi asam nukleat virus Deteksi antigen virus Tes berbasis respon imun
Analisi antibodi IgM dan IgG Antibodi IgM terdeteksi 3-5 hari setelah
timbul gejala, meningkat dengan cepat selama sekitar 2 minggu dan menurun hingga tak terdeteksi lagi setelah 2-3 bulan
TATALAKSANA
RUBELLA
ETIOLOGI Single stranded RNA Famili Togaviridae Sensitif panas, pH (<6.8, >8.1), dan
sinar UV
PATOGENESIS
Droplet Replikasi di epitel traktus respiratorius
Penyebaran virus ke tempat lain:- ASI- CSF- Urin- Conjunctival sac- Paru-paru- Cairan sinovial ONSET OF RASH
Viremia
Menyebar ke kelenjar limfe regional
Masa inkubasi: 14 – 21 hariMasa paling infeksius : 5 hari sebelum rash – 6 hari setelah muncul rash
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSA Laboratorium :
Neutropenia Leukopenia Trombositopenia
Konfirmasi dengan IgM Rubella menghilang setelah 8 minggu terinfeksi
TATA LAKSANA
Suportif menghilangkan gejala saja IVIg atau kortikosteroid digunakan
untuk trombositopenia yang signifikan
KOMPLIKASI Trombositopenia Arthritis
Terjadi 1 minggu setelah munculnya rash
Sendi-sendi kecil di tangan Self-limited dalam beberapa
minggu Encephalitis
Erythema infectiosum (fifth disease)
Etiologi (B19)
Berasal dari famili Parvoviridae
Single stranded DNA
Kapsid ikosahedral tanpa amplop
Hanya menyerang manusia
Transmisi secara aerogen dan darah
Patofisiologi
Droplet, darah
VIREMIA
7-11 hari
Replikasi di epitel nasofaring
Menyerang prekursor eritrosit
7-10 hari
Muncul gejala prodromal
Respon imun IgMRASH,
ARTHRITIS
Reticulocyte count
Manifestasi klinis
Ruam 3 Fase
Grafik pola demam dengan ruam Erythema Infectiosum
Penegakan Diagnosis
Hari bebas demam 7-10 hari
Penanganan
Suportif cairan dan antipiretik IVIG:
200 mg/kg/hari selama 5-10 hari 1000 mg/kg/hari selama 3 hari
Prognosis
Prognosis baik Gejala dapat menetap walaupun telah
dinyatakan sembuh Krisis aplastik transien pasien menular Ruam muncul pasien sudah tidak
menular Belum ada vaksinasi untuk virus B19
Roseola (Sixth Disease)
Etiologi
HHV-6 dan HHV-7 Nukleokapsid
ikosahedral DNA double stranded linear
Terdapat 2 varian: A dan B (B dominan)
95% Infeksi primer 2 tahun kehidupan
Transmisi: air ludah, vertikal
Terintegrasi dalam telomer (0.2-2.2% populasi)
Patofisiologi
• Tropisme pada reseptor CD-46
• Akan selalu bereplikasi dalam sel monosit dan makrofag
• DNA dapat dideteksi pada liur
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Ruam: Hilang dengan penakanan Hanya muncul beberapa jam Biasanya muncul bersamaan dengan
turunnya demam Pada anak usia <6 bulan, demam jarang
ditemukan Sangat jarang berhubungan dengan
gejala infeksi saluran pernafasan bawah
Grafik Pola Demam dengan Ruam
Penegakan Diagnosis
Anamnesis: Demam tinggi + usia < 2 tahun + ruam
makulopapular pada trunkus roseola Jarang dilakukan pemeriksaan spesifik Diagnosis pasti: serokonversi + kultur
darah PCR uji deteksi DNA ELISA uji titer antibodi
Penegakan Diagnosis
Gejala prodormal: Low grade fever Sakit tenggorokan Athralgia Gejala gastrointestinal
PF: KGB linfenodus
suboksipital dan auricularis posterior membesar
Pola ruam berasal dari muka ke dada
Gejala prodormal: Batuk Coryza Konjungtivitis Demam tinggi
Rubella Measles
Penanganan
Suportif: Hidrasi Pemberian antipiretik
Antivirus jika manifestasi infeksi primer berat (ensefalitis, pasien immunokompromais) ganciclovir, foscarnet, cidofovir
Prognosis
Baik kesembuhan sempurna Komplikasi utama: kejang demam
Hand Foot and Mouth Disease (HFMD)
Etiologi
Coxsackievirus A dan B RNA single-stranded virus
A16 dan EV-71 penyebab utama
Bersifat neurovirulen
Epidemiologi
Paling banyak diderita oleh anak-anak dibawah usia < 10 tahun
Patofisiologi
Belum banyak diketahui Transmisi
Fekal-oral Kontak kulit dan cairan mulut
Viremia invasi kulit dan membran mukosa
Lesi kulit apoptosis yang meluas
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi : 1 minggu Low-grade fever
sakit mulut dan tenggorokan (24-48 jam) vesikel diskret yang cepat menjadi ulkus dasar eritem
uk. 4-8 mm Bila vesikel pecah akan menjadi krusta
meninggalkan gambaran halo
Manifestasi klinis
Lesi kulit (eksanthema): Umumnya muncul 1-2 hari setelah lesi mulut
muncul Makula vesikel dan/atau pustul dengan dasar
eritema 1-2 hari pada tangan dan telapak tangan, kaki dan telapak kaki.
Ukuran 3-7 mm, lebih banyak ditemukan di bagian dorsal.
Tangan > kaki Lebih banyak ditemukan di bagian lateral
proximal jari atau bagian ulnar dari palmar Jumlah tidak harus banyak
Grafik pola demam HFMD
Pendekatan Diagnosis
Anamnesis Demam + lesi pada mukosa oral yang nyeri
dan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki
Pemeriksaan lanjut (swab dasar vesikel): Kultur Immunoassay
Penanganan
Suportif Antipiretik: paracetemol (asetaminofen)
atau ibuprofen Lesi pada mulut makanan lunak Cairan intravena jika dehidrasi
sedang-berat dan intake oral buruk Antiviral (Tan dkk., 2004):
Amantadine Quinacrine
Kriteria Rawat Inap
Tidak dapat mentoleransi makanan secara oral dan butuh terapi cairan
Anak tampak sangat sakit (toxic-looking) Anak yang menampilkan gejala klinis serius
lainnya Hiperpireksia persisten (>38°C) lebih dari
48 jam Komplikasi neurologis : letargi, kejang Komplikasi pada jantung: miokarditis Orang tua atau lingkungan tidak dapat
menanganani pasien
Prognosis
Baik Sangat menular 1 minggu pertama Komplikasi:
Meningitis aseptik Ensefalitis Ataksia sereberal akut Sindrome Guillain-Barre Peningkatan tekanan Intrakranial ringan
DemamTifoid
Enteric fever Etiologi
S.typhi (gram -) S. parahyphi A S. paratyphi B S. paratyphi C
Kapsul polisakarida gen spesifik
Epidemiologi
Angka kejadian 26.9 juta per tahun 1% menyebabkan kematian Negara berkembang kasus< 15 per 100.000 populasi Banyak ditemukan pada travelers Insiden paling tinggi pd anak < 5 tahun di Asia
selatan Kasus resisten
Chloramphenicol Ampicillin Trimethoprim-sulfamethoxazole
PatogenesisInfecting dose: 105 – 109 organisme
Patogenesis
Peluruhan epitel usus
Infeksi S.typhi di usus
Hiperplasia plak Peyeri
Nekrosis sel
Respon inflamasi pada lapisan mukosa usus dan jaringan limfoidnya
Akibat penyebaran kuman
Hiperemia dan nekrosis fokal pada limfonodus mesenterika, hepar dan spleen
Manifestasi klinis
Inkubasi 3 – 30 hari (7-14 hari) Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Lama pasien tersebut sakit sebelum mendapat pengobatan yang tepat
Antibiotik yang digunakan Usia Riwayat paparan atau riwayat vaksinasi
sebelumnya Virulensi dan jumlah kuman yang meginfeksi Status imun
Manifestasi Klinis
Gejala bermacam-macam: Fever
High grade fever, stepladder (jarang) Myalgia Nyeri perut Diare Konstipasi Komplikasi-komplikasi yang terkait
Pemeriksaan fisik
Demam Coated tongue Rose spots rash makulopapular, letak di
batang tubuh, hilang pada penekanan. Ukuran 1-4 cm, umumnya jumlah ≤ 5, muncul di hari ke 7-10, hilang dalam 2-3 hari
Hepatosplenomegaly
Komplikasi
Neurologic : Ensefalopati, meningitis, GBS Cardiovascular : Endocarditis, toxic myocarditis Pulmonary : Pneumonia, empyema Bone and joint : Osteomyelitis Hepatobiliary : Kolesistitis, hepatitis Hematologic : Hematophagocytosis
syndrome, DIC Genitourinary : Nephrotic synd., Pyelonephritis Gastrointestinal : Ileus, intestinal perforation
Pemeriksaan penunjang
GOLD STANDARD kultur positif di darah, feses atau urin
Lab: Leukositosis: 20000-25000/µl Thrombocytopenia marker untuk DIC dan
severe illness Liver function test
Serology: Widal test mengukur antibodi terhadap
antigen O dan H. Tubex test
Lack sensitivity and specificity in endemic areas.. Antibodi monoklonal deteksi antigen S. Typhi
di urin
Tatalaksana
Indikasi rawat Kehilangan cairan yang terus menerus Distensi abdomen
Management Koreksi cairan dan elektrolit Diet lunak (kecuali jika sudah ada ileus) Acetaminophen ( 10-15 mg/kg setiap 4-6
jam) PO
Tatalaksana
Prognosis
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Usia pasien Status kesehatan umum dan nutrisi Serotype Salmonella Adanya komplikasi yang menyertai
Relapse : 2-4% (meskipun terapi antibiotik adekuat)
Risiko menjadi karier rendah (bertambah seiring dengan bertambahnya usia)
Pencegahan
Memperkecil kontaminasi air Menghindari kontak dengan pasien yang
dicurigai demam tifoid Klorinasi air sekitar (saat outbreak) Vaksin
TERIMA KASIH