Case Report Dhf Evania

download Case Report Dhf Evania

of 70

Transcript of Case Report Dhf Evania

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    1/70

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang

    ditularkan oleh nyamuk. Manifestasi klinis berupa demam, nyerio otot, dan/ atau nyeri sendi

    yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemorragik. Pada

    demam berdarah (DBD) teradi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi

    (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. !indrom renatan dengue

    (dengue shock sindrom) adalah demam berdarah yang ditandai oleh renatan/shock. ("adinegoro,

    #$$%).

    &nfeksi virus dengue merupakan salah satu penyakit dengan vektor nyamuk ('mosquito

    borne disease') yang paling penting di seluruh dunia terutama di daerah tropis dan subtropis.

    Penyakit ini mempunyai spektrum klinis dari asimptomatis, undifferentiated febrile illness,

    demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD), mencakup manifestasi paling berat

    yaitu sindrom syok dengue (dengue shock syndrome/DSS ). (!etiabudi, #$$).

    pidemi dengue dilaporkan sepanang abad kesembilan belas dan a*al abad kedua puluh

    di +merika, ropa !elatan, +frika tara, Mediterania -imur, +sia dan +ustralia dan pada

     beberapa pulau di !amudra &ndia, pasifik selatan dan tengah serta aribia. Dengue ever telah

    meningkat sepanang %$ tahun, dan pada tahun 0112, #$$34$$$ uta orang tinggal di area yang

    secara potensialberesiko terhadap penularan virus dengue. !etiap tahun, diperkirakan terdapat #$

     uta kasus infeksi dengue, mengakibatkankira3kira #% uta kematian. (!ungkar,#$$#).

    &ndonesia dimasukkan dalam kategori 5+' dalam stratifikasi DBD oleh World Health

    Organization (6"7) #$$0 yang mengindikasikan tingginya angka pera*atan rumah sakit dan

    kematian akibat DBD, khususnya pada anak.034 Data Departemen esehatan 8& menunukkan

     pada tahun #$$2 (dibandingkan tahun #$$) terdapat peningkatan umlah penduduk, provinsi dan

    kecamatan yang terangkit penyakit ini, dengan case fatality rate sebesar 0,$09 (#$$:). (+sih,

    011;).

    1

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    2/70

    Pada tahun 01$an, hanya sembilan negara yang dilaporkan merupakan endemi infeksi

    dengue, saat ini endemi dengue dilaporkan teradi di 00# negara di seluruh dunia. World Health

    Organization (6"7) memperkirakan lebih dari #, milyar penduduk berisiko menderita infeksi

    dengue. !etiap tahunnya dilaporkan teradi 0$$ uta kasus demam dengue dan setengah uta

    kasus demam berdarah dengue teradi di seluruh dunia dan 1$9 penderita demam berdarah

    dengue ini adalah anak3anak diba*ah usia 0 tahun. 6alaupun demikian tidaklah benar ika

    dikatakan DD/DBD adalah penyakit pada anak, pada saat keadian luar biasa (

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    3/70

    lebih buruk. "al ini dikenal sebagai fenomena yang disebut antibody de"endent enhancement 

    (+D), dimana antibodi akibat serotipe pertama memperberat infeksi serotipe kedua. (!etiabudi,

    #$$).

    Mengingat infeksi dengue termasuk dalam 0$ enis penyakit infeksi akut endemis di

    &ndonesia maka seharusnya tidak boleh lagi diumpai misdiagnosis atau kegagalan pengobatan.

    Menegakkan diagnosis DBD pada stadium dini sangatlah sulit karena tidak adanya satupun

     pemeriksaan diagnostik yang dapat memastikan diagnosis DBD dengan sekali periksa, oleh

    sebab itu perlu dilakukan penga*asan berkala baik klinis maupun laboratoris.

    ("adinegoro,#$$%).

    1.2 TUJUAN

    -uuan penulisan laporan kasus ini ada #, yaitu tuuan umum dan tuuan khusus.

    0. -uuan umum? mengetahui cara mendiagnosa dan penangganan kasus pasien D"

    #. -uuan khusus? ntuk menyelesaikan case report dari kepaniteraan klinik di !M &lmu

    esehatan +nak 8!D dr. Moh !aleh Probolinggo

    3

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    4/70

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DEFINISI

    Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh

    virus Dengue serta memenuhi kriteria 6"7 untuk DBD. DBD adalah salah satu manifestasi

    simptomatik dari infeksi virus dengue. Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah

    sebagai berikut? (7ppenheim =, 011).

    Gambar 2. Manifestasi klinis infeksi virus dengue menurut 6"7 #$00.

    0. Demam tidak terdiferensiasi. +dalah infeksi dengue primer (yaitu infeksi dengue pertama

    kalinya), geala yang timbul adalah demam sederhana yang tidak dapat dibedakan dengan

    infeksi virus lainnya. 8uam makulo popular dapat menyertai demam atau mungkin muncul

    selama penurunan suhu badan sampai normal. mumnya disertai gangguan pencernaan dan

     pernapasan bagian atas. (7ppenheim =, 011).

    #. Demam dengue (DD) paling sering teradi pada anak3anak, remaa dan orang de*asa. "al ini

    umumnya merupakan penyakit demam akut dan kadang3kadang demam biphasic dengan sakit

    kepala parah,mialgia, arthralgia, ruam, leukopenia dan trombositopenia. Pada DD bisa

    menadi penyakit melumpuhkan dengan sakit kepala parah, nyeri otot, sendi dan tulang,

    4

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    5/70

    terutama pada orang de*asa. adang3kadang teradi perdarahan yang tidak biasa seperti

     pendarahan gastrointestinal, hypermenorrhea dan epistaksis masif. (7ppenheim =, 011).

    4. DBD (dengan atau tanpa renatan).Demam berdarah dengue (DBD) lebih sering teradi pada

    anak kurang dari 0 tahun di daerah hiperendemik, berkaitan dengan infeksi dengue berulang.

    DBD ditandai dengan onset akut dari demam tinggi dan berhubungan dengan tanda3tanda dan

    geala yang mirip dengan DD pada fase a*al. +da diatesis hemoragik umum seperti ui

    tourniAuet positif, petechiae, hematom dan perdarahan gastrointestinal sering teradi pada

    kasus berat. Pada akhir dari fase demam, ada kecenderungan untuk berkembang menadi syok 

    hipovolemik (dengue shock syndrome) akibat kebocoran plasma. ehadiran tanda3tanda a*al

    sebelumnya seperti muntah terus3menerus, sakit perut, lesu atau gelisah, atau lekas marah dan

    oliguria geala khas untuk intervensi mencegah syok.-rombositopenia dan meningkatnya

    hematokrit / hemokonsentrasiadalah geala sebelum syok. (7ppenheim =, 011).

    %.  %&"anded dengue syndrome. Manifestasi yang tidak laim dengan keterlibatan organ vital

    seperti hati, otak, ginal dan atau antung yang terkait dengan infeksi dengue yang dapat pula

    teradi dengan tidak adanya bukti kebocoran plasma. ebanyakan pasien DBD yang memiliki

    manifestasitidak laim adalah hasil dari komplikasi syok yang berkepanangan dengan gagal

    organ atau pasien dengan penyakit penyerta (co'infection). (7ppenheim =, 011).

    Para pakar mengemukakan beberapa alasan mengapa klasifikasi 6"7 011: harus

    direvisi. Pertama, saat ini infeksi telah menyebar ke banyak negara. edua infeksi dengue

    mempunyai spektrum manifestasi klinis yang luas, kadangkala sulit diramalkan baik secara klinis

    maupun prognosisnya. 6alaupun infeksi sembuh dengan sendirinya, adanya perembesan plasma

    dan perdarahan dapat mengakibatkan akibat berat dan fatal. Para pakar kesulitan untuk 

    membedakan dengue ringan dan berat. etiga diperlukan triase klasifikasi yang lebih luas dan

    longgar untuk penegakan diagnosis sedini mungkin dan tatalaksana saat teradi

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    6/70

    Gambar 3. lasifikasi klinis infeksi dengue

     @amun pada klasifikasi spektrum klinis infeksi dengue tidak dibedakan antara kelompok 

    DBD/D!! dengan kelompok DD.

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    7/70

    Gambar 4. Distribusi Dengue di Dunia. CDC #$$1.

    eterangan ? Biru ? area infestasi Aedes aegy"ti(Merah ? area infestasi Aedes aegy"tidan

    epidemic dengue

    Pada tahun #$$4, delapan negara (Bangladesh, &ndia, &ndonesia, Malade*a, Myanmar,

    !ri

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    8/70

    dari #.$$$ kasus dilaporkan berasal dari =akarta dan =a*a Barat dengan )ase Fatality *ate

    sebesar 09. (+sih, 011;).

    aktor3faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat

    kompleks, yaitu (0) Pertumbuhan penduduk yang tinggi, (#) rbanisasi yang tidak terencana dan

    tidak terkendali, (4) -idak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis, dan (%)

    Peningkatan sarana transportasi. ("adinegoro,#$$%).

    Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai faktor antara lain

    status imunitas peamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, keganasan (virulensi)

    virus dengue, dan kondisi geografis setempat. ("adinegoro,#$$%).

    Di &ndonesia DBD telah menadi masalah kesehatan masyarakat selama %0 tahun terakhir.!eak tahun 012; telah teradi peningkatan persebaran umlah provinsi dan kabupaten/kota yang

    endemis DBD, dari # provinsi dan # kota, menadi 4#(1:9)provinsi dan 4;# (::9)

    kabupaten/kota pada tahun #$$1. Provinsi Maluku, dari tahun #$$# sampai tahun #$$1 tidak ada

    laporan kasus DBD. !elain itu teradi uga peningkatan umlah kasus DBD, pada tahun 012;

    hanya ; kasus menadi 0;.10# kasus pada tahun #$$1. Peningkatan dan penyebaran kasus

    DBD tersebut kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan

    *ilayah perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan dan distribusi penduduk serta faktor 

    epidemiologi lainnya yang masih memerlukan penelitian lebih lanut. (Hadinegoro,2004).

    Gambar 5. +& DBD per 0$$.$$$ Penduduk Menurut Provinsi di &ndonesia -ahun #$$1.

    8

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    9/70

    Gambar 6. irus dengue ditularkan oleh nyamuk +edes dari subgenus !tegomya.  Aedes aegy"ty

    merupakan vektor epidemik yang paling penting disamping spesies lainnya seperti  Aedes

    9

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    10/70

    albo"ictus+ Aedes "olynesiensis  yang merupakan vektor sekunder dan epidemi yang

    ditimbulkannya tidak seberat yang diakibatkan Aedes aegy"ty. (6"7,#$$1)

    Gambar . Profil nyamuk +edes dibandingkan nyamuk anopheles dan culeE

    eempatnya ditemukan di &ndonesia dengan D@34 serotipe terbanyak. &nfeksi salah

    satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan

    antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan

     perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. !eseorang yang tinggal di daerah

    endemis dengue dapat terinfeksi oleh 4 atau % serotipe selama hidupnya. eempat serotipe virus

    dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di &ndonesia. Di &ndonesia, pengamatan virus dengue

    yang dilakukan seak tahun 01: di beberapa rumah sakit menunukkan bah*a keempat serotipe

    ditemukan dan bersirkulasi sepanang tahun. !erotipe D@34 merupakan serotipe yang dominan

    dan diasumsikan menunukkan manifestasi klinik yang berat.erentanan manusia tergantung

     pada sistem imun dan genetik "redis"osition. ("arikushartono,#$$#).

    10

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    11/70

    2.4 !EKTOR PENULAR "a# $ARA PENULARAN

    -erdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu

    manusia, virus, dan vektor perantara. >irus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan

    nyamuk Aedes aegy"ti. @yamuk berasal dari family Stegomyia( @yamuk ini terutama terdapat di

    daerah tropis dan subtropis.  @yamuk berkembang biak di tempat penampungan air bersih yang

    tidak berhubungan dengan tanah. >irus dengue uga ditemukan pada nyamuk  Aedes albo"ictus

    yang berkembang biak dia air yang terperangkap diantara tumbuhan. ("arikushartono,#$$#).

     @yamuk Aedes albo"ictus, Aedes "olynesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat uga

    menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan. @yamuk +edes tersebut

    dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia.emudian virus yang berada di kelenar liur berkembang biak dalam *aktu ;30$ hari (e&trinsic

    incubation "eriod ) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan

     berikutnya. >irus dalam tubuh nyamuk betina dapat ditularkan kepada telurnya (transovanan

    transmission). !ekali virus dapat masuk dan berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk, nyamuk 

    tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Di tubuh manusia, virus

    memerlukan *aktu masa tunas %32 hari (intrinsic incubation "eriod$  sebelum menimbulkan

     penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat teradi bila nyamuk menggigit

    manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu # hari sebelum panas sampai hari setelah

    demam timbul. ("arikushartono,#$$#).

    2.5 PATOGENESIS

    #..0 Demam Dengue

    6alaupun Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue( DBD) disebabkan oleh

    virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang menyebabkan perbedaan

    klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristi*a renatan yang khas pada DBD. 8enatan itu

    disebabkan karena kebocoran plasma yang diduga karena proses imunologi. Pada demam

    dengue hal ini tidak teradi. (!uhendro, #$$2)

    Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap masuknya virus.

    >irus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan ditangkap oleh makrofag. !egera

    11

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    12/70

    teradi viremia selama # hari sebelum timbul geala dan berakhir setelah lima hari geala panas

    mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memrosesnya sehingga

    makrofag menadi +PC( Antigen ,resenting )ell ). +ntigen yang menempel di makrofag ini akan

    mengaktifasi sel -3"elper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. -3

    "elper akan mengaktifasi sel -3sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit

    virus. =uga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. +da 4 enis antibodi yang telah

    dikenali yaitu a#%&b'"& #(%ra)&*a*&, a#%&b'"& +(ma,,)-%a*&, a#%&b'"& &/*a*& /'m0)(m(#.

    (!uhendro, #$$2).

    Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator3mediator yang merangsang teradinya

    geala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan geala lainnya. Dapat teradi

    manifetasi perdarahan karena teradi aggregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia,

    tetapi trombositopenia ini bersifat ringan. (!uhendro, #$$2).

    #..# DBD

    >irus dengue masuk ke dalam tubuh manusia le*at gigitan nyamuk Aedes aegy"ti atau

     Aedes albo"ictus. 7rgan sasaran dari virus adalah organ 8! meliputi sel kuffer hepar, endotel

     pembuluh darah, nodus limfaticus, sumsum tulang serta paru3paru. Data dari berbagai penelitian

    menunukkan bah*a sel3sel monosit dan makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini.

    Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer. >irus D@ mampu

     bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di dalam sel tersebut. &nfeksi virus dengue dimulai

    dengan menempelnya virus genomnya masuk ke dalam sel dengan bantuan organel3organel sel,

    genom virus membentuk komponen3komponennya, baik komponen perantara maupun

    komponen struktural virus. !etelah komponen struktural dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel.

    Proses perkembanganbiakan virus D@ teradi di sitoplasma sel. !emua flavivirus memiliki

    kelompok epitop pada selubung protein yang menimbulkan 5cross reaction' atau reaksi silang

     pada ui serologis, hal ini menyebabkan diagnosis pasti dengan ui serologi sulit ditegakkan.esulitan ini dapat teradi diantara keempat serotipe virus D@. &nfeksi oleh satu serotipe virus

    D@ menimbulkan imunitas protektif terhadap serotipe virus tersebut, tetapi tidak ada 5cross

     "rotective' terhadap serotipe virus yang lain. !ecara in vitro antibodi terhadap virus D@

    mempunyai % fungsi biologis? netralisasi virusF sitolisis komplemenF +ntibody Dependent Cell3

    mediated CytotoEity (+DCC) dan +ntibody Dependent nhancement. (!uhendro, #$$2).

    12

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    13/70

    !&r&'# "ar& &r-* DEN ekstraseluler terdiri atas protein C (capsid), M (membran) dan

    (envelope), sedang virus intraseluler mempunyai protein pre3membran atau pre3M. likoprotein

    merupakan epitop penting karena ? mampu membangkitkan a#%&b'"& *0(*&&/ untuk 0r'*(*

    #(%ra)&*a*&, mempunyai aktifitas +(ma,)-%, berperan dalam proses absorbsi pada permukaan

    sel, (bindingrece"tor ), mempunyai fungsi biologis antara lain untuk -*& membran dan perakitan

    virion. +ntibodi memiliki aktifitas netralisasi dan mengenali protein yang berperan sebagai

    epitop yang memiliki serotipe spesifik, serotipe3cross reaktif atau flavivirus3cross reaktif.

    +ntibodi netralisasi ini memberikan proteksi terhadap infeksi virus D@. +ntibodi monoclonal

    terhadap @!0 dari komplemen virus D@ dan antibodi poliklonal yang ditimbulkan dari

    imunisasi dengan @!0 mengakibatkan lisis sel yang terinfeksi virus D@. A#%&b'"& %(r+a"a0

    &r-* DEN secara &' dapat berperan pada dua hal yang berbeda ? (!uhendro, #$$2).

    a. +ntibodi netralisasi atau -neutralizing antibodies' memiliki serotipe spesifik yang dapat

    mencegah infeksi virus.

     b. +ntibodi #'# #(%ra)&*, serotipe memiliki peran cross3reaktif dan dapat meningkatkan

    infeksi yang berperan dalam patogenesis DBD dan D!!.

    Gambar . +ntibody Dependent nhancement (+D)

    Dua teori yang banyak dianut dalam menelaskan patogenesis infeksi dengue adalah

    hipotesis infeksi sekunder secondary heterologous infectio theory$ dan hipotesis immune

    enhancement( Menurut hipotesis infeksi sekunder yang diaukan oleh !uvatte,011:, sebagai

    13

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    14/70

    akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien

    akan terpicu, menyebabkan proliferasi dan transformasi limfosit dan menghasilkan titer tinggi

    &g antidengue. arena bertempat di limfosit, proliferasi limfosit uga menyebabkan tingginya

    angka replikasi virus dengue. "al ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus3antibodi yang

    selanutnya mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan C4a dan Ca menyebabkan peningkatan

     permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. "al ini

    terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya cairan dalam

    rongga serosa. (6ang !,011).

    "ipotesis immune enhancement menelaskan menyatakan secara tidak langsung bah*a

    mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar 

    untuk menderita DBD berat. +ntibodi herterolog yang telah ada akan mengenali virus lain

    kemudian membentuk kompleks antigen3antibodi yang berikatan dengan c reseptor dari

    membran leukosit terutama makrofag. !ebagai tanggapan dari proses ini, akan teradi sekresi

    mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah,

    sehingga mengakibatkan

    keadaan hipovolemia dan syok. (6ang !,

    011).

    Gambar . !econdary heterologous dengue infection

    Im-#'0a%',(#(*&* DBD dan !!D masih merupakan masalah yang kontroversial. D-a

    %('r& yang digunakan untuk menelaskan perubahan patogenesis pada DBD dan !!D yaitu

    hipotesis infeksi sekunder (teori secondary heterologous infection). ("adinegoro, #$$0).

    14

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    15/70

    T('r& (/*& *(/-#"(r menyebutkan bah*a apabila seseorang mendapatkan infeksi

     primer dengan satu enis virus, akan teradi proses kekebalan terhadap infeksi terhadap enis

    virus tersebut untuk angka *aktu yang lama. Pengertian ini akan lebih elas bila dikemukakan

    sebagai berikut? !eseorang yang pernah mendapat infeksi primer virus dengue, akan mempunyai

    antibody yang dapat menetralisasi yang sama (homologous). ("adinegoro, #$$0).

    Gambar 1. +ntibodi serotipe virus dengue (tidak infeksius)

    -etapi ika orang tersebut mendapatkan infeksi sekunder dengan enis serotipe virus yang

    lain, maka teradi (/*& a#, b(ra%. "al ini dapat dielaskan dengan ur+&an berikut? Pada

    infeksi selanutnya, antibody heterologous yang telah terbentuk dari infeksi primer akan

    membentuk kompleks dengan infeksi virus dengue baru dari serotipe berbedaF namun tidak dapat

    dinetralisasi virus baru bahkan membentuk kompleks yang infeksius. (6ang !, 011).

    Gambar 11. +ntibodi serotipe virus dengue (tidak infeksius)

    15

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    16/70

    +kibat adanya infeksi sekunder oleh virus yang heterolog (virus dengan serotipe lain atau

    virus lain) karena adanya non neutralising antibodi maka partikel virus D@ dan molekul

    antibodi &g membentuk kompleks virus3antibodi dan ikatan antara kompleks tersebut dengan

    reseptor c gama pada sel melalui bagian c dari &g menimbulkan peningkatan (enhancement)

    infeksi virus D@. ompleks virus antibodi meliputi sel makrofag yang beredar dan antibodi

    tersebut akan bersifat opsonisasi, internalisasi sehingga ma/r'a, m-"a+ %(r(/*& sehingga

    akan teraktivasi dan akan memproduksi &

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    17/70

    Gambar 12. -eori nhacing +ntibody

    Pada anak umur diba*ah # tahun, yang lahir dari ibu dengan ri*ayat pernah terinfeksi

    virus D@, dimana teradi infeksi virus dari ibu ke anak maka dalam tubuh anak tersebut telah

    teradi 5@on @eutraliing +ntibodies' akibat adanya infeksi yang persisten, sehingga infeksi

     baru pertama kali sudah teradi proses 5nhancing' yang akan memacu makrofag sehingga

    mudah terinfeksi dan teraktivasi dan akan mengeluarkan &

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    18/70

    2.6 GEJALA KLINIS

    &nfeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh dengan

    faktor3faktor yang mempengaruhi virulensi virus. ("adinegoro, #$$%)

    Gambar 14. !iklus transmisi demam dengue/ demam berdarah dengue

    Pada dasarnya ada empat sindrom klinis dengue yaitu ? (!uhendro, #$$2).

    0. !ilent dengue atau ndifferentiated fever 

    #. Demam dengue klasik 

    4. Demam berdarah Dengue ( Dengue "emorrhagic fever)

    %. Dengue !hock !yndrome (D!!) (Epanded dengue)

    18

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    19/70

    Ba,a# 1

    S0(%r-m K)&* I#(/*& !&r-* D(#,-(

      &nfeksi virus dengue

    +simptomatik !imptomatik  

    Demam tidak spesifik Demam dengue

      Perdarahan (3) Perdarahan (G) !yok (3) !yok (G)

      (!!D)

    U#"&(r(#%&a%(" F((r

    Pada bayi, anak dan de*asa yang terinfeksi virus dengue untuk pertama kali mungkin

    akan berkembang geala yang tidak bisa dibedakan dari infeksi virus lainnya. Bercak 

    maculopapular biasanya mengiringi demam. Biasanya uga muncul geala saluran pernafasan

    atas dan geala gastrointestinal. (!oedarmo, #$$#).

    D(mam D(#,-(

    Demam dengue ialah demam akut selama #3: hari dengan dua atau lebih manifestasi F

    nyeri kepala, nyeri retro3orbital, nyeri otot, tulang atau sendi, mual, muntah, ruam kulit,

    manifestasi perdarahan dan leukopenia. +*al penyakit biasanya mendadak dengan adanya trias

    yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan ruam. (!oedarmo, #$$#).

    3 Demam ? geala demam tinggi mendadak dengan suhu tubuh biasanya mencapai 41 C

    sampai %$ C dan demam bersifat bifasik yang berlangsung sekitar 3: hari.

    3 8uam kulit ? kemerahan atau bercak bercak merah yang menyebar dapat terlihat pada

    *aah, leher dan dada selama separuh pertama periode demam dan kemungkinan

    19

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    20/70

    makulopapular maupun menyerupai demam skalartina yang muncul pada hari ke 4 atau

    ke %. 8uam timbul pada 230# am sebelum suhu naik pertama kali (hari sakit ke 43) dan

     berlangsung 43% hari kemudian menghilang tanpa bekas dan selanutnya merah halus

     pada hari ke 2 atau : (terutama didaerah kaki, telapak kaki dan tangan). adang uga

    ditemukan petekie

    +noreksi dan obstipasi sering dilaporkan. eala klinis lainnya meliputi fotofoi,

     berkeringat, batuk, epistaksis dan disuria. elenar limfa servikal dilaporkan membesar pada 2:3

    ::9 kasus atau dikenal sebagai )astelani.s sign  yang patognomonik. Beberapa bentuk 

     perdarahan lain dapat menyertai. (!oedarmo, #$$#).

    Masa penyembuhan dapat disertai rasa lesu yang berkepanangan, terutama pada de*asa.

    Pada keadaan *abah telah dilaporkan adanya demam dengue yang disertai dengan perdarahan

    seperti ? epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna, hematuri, dan menoragi. Pada

     penderita Demam Dengue tidak diumpai kebocoran plasma sedangkan pada penderita DBD

    diumpai kebocoran plasma yang dibuktikan dengan adanya hemokonsentrasi, pleural efusi dan

    asites. (!oedarmo, #$$#).

    Pada pemeriksaan laboratorium selama DD akut ialah sebagai berikut

    3 "itung sel darah putih biasanya normal saat permulaan demam kemudian leukopeni

    hingga periode demam berakhir 

    3 "itung trombosit normal, demikian pula komponen lain dalam mekanisme pembekuaan

    darah. Pada beberapa epidemi biasanya teradi trombositopenia

    3 !erum biokimia/enim biasanya normal, kadar enim hati mungkin meningkat

    D(mam B(r"ara+ D(#,-(

    Perubahan patofisiologis pada DBD adalah kelainan hemostasis dan perembesan plasma.

    edua kelainan tersebut dapat diketahui dengan adanya trombositopenia dan peningkatan

    hematokrit. Pada a*al peralanan penyakit, DBD menyerupai kasus DD. asus DBD ditandai %

    manifestasi klinis yaitu ? (!uhendro,#$$2).

    3 Demam tinggi

    3 Perdarahan terutama perdarahan kulit

    20

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    21/70

    3 "epatomegali

    3 egagalan peredaran darah (circulatory failure).

    Bentuk klasik dari DBD ditandai dengan demam tinggi mendadak #3: hari, disertai

    dengan muka kemerahan. Pada DBD terdapat perdarahan kulit, ui tornikuet positif, memar dan

     perdarahan pada tempat pengambilan darah vena. Petekia halus tersebar di anggota gerak, muka,

    aksila sering kali ditemukan pada masa dini demam. pistaksis dan perdarahan gusi arang

    diumpai sedangkan perdarahan saluran pencernaan hebat lebih arang lagi dan biasanya timbul

    setelah renatan tidak dapat diatasi. (!uhendro,#$$2).

    "ati biasanya teraba seak a*al fase demam, bervariasi mulai dari teraba #3% cm diba*ah

    tepi rusuk kanan. Pembesaran hati tidak berhubungan dengan keparahan penyakit tetapi

    hepatomegali sering ditemukan dalam kasus3kasus syok. @yeri tekan hati terasa tetapi biasanya

    tidak ikterik. (6"7,#$$1).

    Tab() 1. eala klinis demam dengue dan demam berdarah dengue

    D(mam D(#,-( G(7a)a K)&* D(mam B(r"ara+

    D(#,-(

    GG

    GGG

    G

    GG

    GG

    GG

    G

    G

    GG

    G

    $

    $

    G

    GGGG

    $

     @yeri epala

    Muntah

    Mual

     @yeri 7tot

    8uam ulit

    Diare

    Batuk 

    Pilek 

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    22/70

    GG

    G

    GG

    $

    "epatomegali

     @yeri perut

    -rombositopenia

    !yok 

    GGG

    GGG

    GGGG

    GGG

    Berdasarkan kriteria 6"7 011: diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal diba*ah ini?

    • Demam atau ri*ayat demam akut, antara # H : hari, biasanya bifasik 

    • -erdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut?

    o i bendung positif

    o Petekie, ekimosis, atau purpura

    o Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)

    o "ematemesis atau melena

    • -rombositopenia (umlah trombosit I0$$.$$$/ul)• -erdapat minimal satu tanda3tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut?

    o Peningkatan hematokrit J#$9 dibandingkan standar sesuai dengan umur dan

     enis kelamin

    o Penurunan hematokrit J#$9 setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan

    nilai hematokrit sebelumnya

    o -anda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemi.

    Deraat penyakit DBD diklasifikasikan dalam % deraat?

    D(ra7a% I Demam disertai geala tidak khas dan satu3satunya manifestasi perdarahanadalah ui tourniAuet.

    D(ra7a% II !eperti deraat &, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan

    lain.

    D(ra7a% III Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi

    menurun (#$ mm"g atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut,

    kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah.

    D(ra7a% I! !yok berat ( "rofound shock ), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah

    tidak terukur.

    22

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    23/70

    Gambar 15. Patogenesis dan spektrum klinis DBD (6"7, 011:)

    Pada pemeriksaan laboratoriun dapat ditemukan adanya trombositopenia sedang hingga

     berat disertai hemokonsentrasi. (6"7,#$$1).

    3 Penurunan umlah trombosit I0$$.$$$/Kl biasa ditemukan pada hari ke34 sampai ke3;

    sakit, sering teradi sebelum atau bersamaan dengan perubahan nilai hematokrit.

    3 "emokonsentrasi yang disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari peningkatan nilai

    hematokrit.

    3 Penurunan nilai trombosit yang disertai atau segera disusul dengan peningkatan nilai

    hematokrit sangat unik untuk DBD, kedua hal tersebut biasanya teradi pada saat suhu

    turun atau sebelum syok teradi. Perlu diketahui bah*a nilai hematokrit dapat

    dipengaruhi oleh pemberian cairan atau oleh perdarahan.

    3 =umlah leukosit bisa menurun (leukopenia) atau leukositosis, limfositosis relatif dengan

    limfosit atipik sering ditemukan pada saat sebelum suhu turun atau syok.

    3 "ipoproteinemi akibat kebocoran plasma biasa ditemukan.

    3 +danya fibrinolisis dan ganggungan koagulasi tampak pada pengurangan fibrinogen,

     protrombin, faktor >&&&, faktor L&&, dan antitrombin &&&. P-- dan P- memanang pada

    sepertiga sampai setengah kasus DBD.

    3 ungsi trombosit uga terganggu. +sidosis metabolik dan peningkatan B@ ditemukan

     pada syok berat.

    23

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    24/70

    3 Pada pemeriksaan radiologis bisa ditemukan efusi pleura, terutama sebelah kanan. Berat3

    ringannya efusi pleura berhubungan dengan berat3ringannya penyakit. Pada pasien yang

    mengalami syok, efusi pleura dapat ditemukan bilateral.

    Gambar 16. urva suhu pada demam berdarah dengue

    D(#,-( S+'/ S#"r'm(8 E90a#"(" "(#,-(

    !yok biasa teradi pada saat atau segera setelah suhu turun, antara hari ke34 sampai hari

    sakit ke3:. Pasien mula3mula terlihat letargi atau gelisah kemudian atuh ke dalam syok yang

    ditandai dengan kulit dingin3lembab, sianosis sekitar mulut, nadi cepat3lemah, tekanan nadi I#$

    mm"g dan hipotensi dan pasien tampak gelisah. ebanyakan pasien masih tetap sadar sekalipun

    sudah mendekati stadium akhir. Dengan diagnosis dini dan penggantian cairan adekuat, syok 

     biasanya teratasi dengan segera, namun bila terlambat diketahui atau pengobatan tidak adekuat,

    syok dapat menadi syok berat dengan berbagai penyulitnya seperti asidosis metabolik,

     perdarahan hebat saluran cerna, sehingga memperburuk prognosis. Pada masa penyembuhan

    yang biasanya teradi dalam #34 hari, kadang3kadang ditemukan sinus bradikardi atau aritmia,

    dan timbul ruam pada kulit. -anda prognostik baik apabila pengeluaran urin cukup dan

    kembalinya nafsu makan. ("adinegoro,#$$%).

    Penyulit !!D? penyulit lain dari !!D adalah infeksi (pneumonia, sepsis, flebitis) dan

    terlalu banyak cairan (over hidrasi), manifestasi klinik infeksi virus yang tidak laim seperti

    ensefalopati dan gagal hati. ("adinegoro,#$$%).

    24

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    25/70

    Gambar 1. elainan utama pada DBD, gambaran skematis kebocoran plasma pada DBD

    2. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    0. Pemeriksaan laboratorium

    -rombositopeni dan hemokonsentrasi merupakan kelainan yang selalu ditemukan pada DBD. Penurunan umlah trombosit I 0$$.$$$/pl biasa ditemukan pada hari ke34

    sampai ke3; sakit, sering teradi sebelum atau bersamaan dengan perubahan nilai

    hematokrit. "emokonsentrasi yang disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari

     peningkatan nilai hematokrit. (!oedarmo,#$$#).

    Penurunan nilai trombosit yang disertai atau segera disusul dengan peningkatan

    nilai hematokrit sangat unik untuk DBD, kedua hal tersebut biasanya teradi pada saat

    suhu turun atau sebelum syok teradi. Perlu diketahui bah*a nilai hematokrit dapat

    dipengaruhi oleh pemberian cairan atau oleh perdarahan. =umlah leukosit bisa menurun

    (leukopenia) atau leukositosis, limfositosis relatif dengan limfosit atipik sering ditemukan

     pada saat sebelum suhu turun atau syok. "ipoproteinemi akibat kebocoran plasma biasa

    ditemukan. +danya fibrinolisis dan ganggungan koagulasi tampak pada pengurangan

    25

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    26/70

    fibrinogen, protrombin, faktor >&&&, faktor L&&, dan antitrombin &&&. P-- dan P-

    memanang pada sepertiga sampai setengah kasus DBD. (!oedarmo, #$$#).

    #. Pemeriksaan 8adiologis

    #.0 Pemeriksaan rontgen dada

    Pemeriksaan dengan foto paru dapat menunukan adanya efusi pleura dan

     pengalaman menunukkan bah*a posisi lateral dekubitus kanan lebih baik dalam

    mendeteksi cairan dibandingkan dengan posisi berdiri apalagi berbaring. (!amsi,#$$$).

    Gambar 1. &ndeks efusi pleura akibat infeksi virus dengue

    #.#. Pemeriksaan ltrasonografis

    Pemeriksaan ! pada anak lebih disukai dengan pertimbangan dan yang

     penting tidak menggunakan sistim pengion (sinar L) dan dapat diperiksa sekaligus

     berbagai organ dalam perut. +danya ascites dan cairan pleura pada pemeriksaan !

    sangat membantu dalam penatalaksanaan DBD. Pemeriksaan ! dapat pula dipakai

    sebagai alat diagnostik bantu untuk meramalkan kemungkinan penyakit yang lebih berat

    misalnya dengan melihat penebalan dinding kandung empedu dan penebalan pankreas

    dimana tebalnya dinding kedua organ tersebut berbeda bermakna pada DBD &3&&

    dibanding DBD &&&3&>. (!amsi,#$$$).

    4. Pemeriksaan !erologi.

    +da beberapa ui serologi yang dapat dilakukan yaitu ? (!oegianto, #$$4).

    3 i hambatan hemaglitinasi

    3 i @etralisasi

    3 i fiksasi komplemen

    3 i "emadsorpsi &mmunosorben

    26

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    27/70

    3 i lisa +nti Dengue &g M

    3 -es Dengue Blot.

    %. Pemeriksaan rapid sero diagnostic test

    i serodiagnostik cepat komersial dapat membantu diagnostik dan dapat pula

    menimbulkan keraguan. i serodiagnostik cepat sering menghasilkan negatif palsu pada

    hari demam ke #34. it serodiagnostik yang berisi &g M, &g M dan &g atau &g saa.

    &nfeksi primer, hari sakit 43% akan diumpai peningkatan &g M lalu meningkat dan

    mencapai puncaknya dan menurun kembali dan menghilang pada hari sakit ke 4$32$.

    Peningkatan &g M akan diikuti peningkatan &g yang mencapai puncak pada hari ke 0

    kemudian menurun dalam kadar rendah seumur hidup. -etapi pada infeksi sekunder akan

    memacu timbulnya &g sehingga kadarnya naik dengan cepat sedangkan &g M menyusul

    kemudian. +pabila tidak terdeteksi pada hari demam ke #34 pada klinis mencurigakan

    maka pemeriksaan harus diulang %32 hari lagi. (!oegianto, #$$4).

    Gambar 1. 8espon imun terhadap infeksi dengue

    8espon imun terhadap infeksi dengue

    • +ntibodi &g M ?

    3 Mungkin tidak terbentuk hingga #$ hari setelah onset infeksi

    3 Mungkin terbentuk pada kadar yang rendah atau tidak terdeteksi pasca infeksi primer 

    singkat

    • +ntibodi &g ?

    3 -erbentuk dengan cepat pasca 03# hari onset geala

    3 Meningkat pada infeksi primer 

    27

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    28/70

    3 Menetap hingga 4$3%$ hari dan kemudian menurun

    !ekitar #$34$9 pasien dengan infeksi sekunder dengue tidak menghasilkan &g M

    anti dengue pada kadar yang dapat dideteksi hingga hari ke 0$ dan harus didiagnosis

     peningkatan &g anti dengue. (!oegianto, #$$4).

    Gambar 2. Peralanan penyakit infeksi virus dengue

    2. DIAGNOSA

    Dua geala klinis pertama dan # geala laboratorium dianggap cukup untuk menegakkan

    diagnosis kera DBD. (6"7,#$$1).

    2. DIAGNOSA BANDING

    a. Pada a*al peralanan penyakit, diagnosa banding mencakup infeksi bakteri, virus, atau

    infeksi parasit seperti demam tifoid, campak, influena, hepatitis, demam chikungunya,

    leptospirosis, dam malaria. +danya trombositopenia yang elas disertai hemokonsentrasi

    dapat membedakan antara DBD dengan penyakit lain. (6"7,#$$1).

     b. Demam berdarah dengue harus dibedakan dengan demam chikungunya (DC). Pada DC

     biasanya seluruh anggota keluarga dapat terserang dan penularannya mirip dengan influena.

    Bila dibandingkan dengan DBD, DC memperlihatkan serangan demam mendadak, masa

    demam lebih pendek, suhu lebih tinggi, hampir selalu disertai ruam makulopapular, ineksi

    konungtiva, dan lebih sering diumpai nyeri sendi. Proporsi ui tourniAuet positif, petekie

    dan epistaksis hampir sama dengan DBD. Pada DC tidak ditemukan perdarahan

    gastrointestinal dan syok. (6"7,#$$1).

    c. Perdarahan seperti petekie dan ekimosis ditemukan pada beberapa penyakit infeksi, misalnya

    sepsis, meningitis meningokokus. Pada sepsis, seak semula pasien tampak sakit berat,

    demam naik turun, dan ditemukan tanda3tanda infeksi. Di samping itu elas terdapat

    28

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    29/70

    leukositosis disertai dominasi sel polimorfonuklear (pergeseran ke kiri pada hitung enis).

    Pemeriksaan , dan

    %) kasus DBD dengan penyulit.

    29

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    30/70

    1. Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan

    Bila penderita hanya mengeluh panas, tetapi keingingan makan dan minum masih baik.

    ntuk mengatasi panas tinggi yang mendadak diperkenankan memberikan obat panas

     paracetamol 0$ H 0 mg/kg BB setiap 43% am diulang ika simptom panas masih nyata diatas

    4;, $C. 7bat panas salisilat tidak dianurkan karena mempunyai resiko teradinya penyulit

     perdarahan dan asidosis. !ebagian besar kasus DBD yang berobat alan ini adalah kasus DBD

    yang menunukkan manifestasi panas hari pertama dan hari kedua tanpa menunukkan penyulit

    lainnya. ("arikushartono, #$$#).

    +pabila penderita DBD ini menunukkan manifestasi penyulit hipertermi dan konvulsi

    sebaiknya kasus ini dianurkan di ra*at inap. ("arikushartono, #$$#).

    2. Kasus DBD derajat I & II

    Pada hari ke 4, %, dan panas dianurkan ra*at inap karena penderita ini mempunyai

    resiko teradinya syok. ntuk mengantisipasi keadian syok tersebut, penderita disarankan

    diinfus cairan kristaloid dengan tetesan berdasarkan tatanan :, , 4. ("arikushartono, #$$#).

    Pada saat fase panas penderita dianurkan banyak minum air buah atau oralit yang biasa

    dipakai untuk mengatasi diare. +pabila hematokrit meningkat lebih dari #$9 dari harga normal,

    merupakan indikator adanya kebocoran plasma dan ssebaiknya penderita dira*at di ruang

    observasi di pusat rehidrasi selama kurun *aktu 0#3#% am. ("arikushartono, #$$#).

    Penderita DBD yang gelisah dengan uung ekstremitas yang teraba dingin, nyeri perut

    dan produksi air kemih yang kurang sebaiknya dianurkan ra*at inap. Penderita dengan tanda3

    tanda perdarahan dan hematokrit yang tinggi harus dira*at di rumah sakit untuk segera

    memperoleh cairan pengganti. ("arikushartono, #$$#).

    >olume dan macam cairan pengganti penderita DBD sama dengan seperti yang

    digunakan pada kasus diare dengan dehidrasi sedang (230$9 kekurangan cairan) tetapi tetesanharus hati3hati. ebutuhan cairan sebaiknya diberikan kembali dalam *aktu #$4 am pertama

    dan selanutnya tetesan diatur kembali dalam *aktu #%3%; am saat kebocoran plasma teradi.

    Pemeriksaan hematokrit ecara seri ditentukan setiap %32 am dan mencatat data vital dianurkan

    setiap saat untuk menentukan atau mengatur agar memperoleh umlah cairan pengganti yang

    cuykup dan cegah pemberian transfusi berulang. Perhitungan secara kasar sebagai berikut ?

    30

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    31/70

    (ml/am) N ( tetesan / menit ) E 4

    =umlah cairan yang dibutuhkan adalah volume minimal cairan pengganti yang cukup

    untuk mempertahankan sirkulasi secara efektif selama periode kebocoran (#%3%; am),

     pemberian cairan yang berlebihan akan menyebabkan kegagalan faal pernafasan (efusi pleura

    dan asites), menumpuknya cairan dalam aringan paru yang berakhir dengan edema.

    ("arikushartono, #$$#).

    J(#&* $a&ra#

    (0) ristaloid

    8inger

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    32/70

    anak yang gemuk, kebutuhan cairan disesuaikan dengan berat badan ideal anak umur yang sama.

    ebutuhan cairan rumatan dapat diperhitungkan dari tabel berikut.

    Tab() 3. ebutuhan cairan rumatan

    B(ra% ba"a# ;/,< J-m)a+ a&ra# ;m)<

    0$ 0$$ per kg BB

    0$ H #$ 0$$$ G $ E kg (diatas 0$ kg)

    J #$ 0$$ G #$ E kg (diatas #$ kg)

    3. Kasus DBD derajat III & IV 

    5Dengue !hock !yndrome' (sindrome renatan dengue) termasuk kasus kega*atan yang

    membutuhkan penanganan secara cepat dan perlu memperoleh cairan pengganti secara cepat.

    Biasanya diumpai kelaian asam basa dan elektrolit (hiponatremi). Dalam hal ini perlu

    dipikirkan kemungkinan dapat teradi D&C. -erkumpulnya asam dalam darah mendorong

    teradinya D&C yang dapat menyebabkan teradinya perdarahan hebat dan renatan yang sukar 

    diatasi. ("arikushartono, #$$#).

    Penggantian secara cepat plasma yang hilang digunakan larutan gaam isotonik (8inger 

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    33/70

    koloidal diindikasikan pada kasus dengan kebocoran plasma yang banyak sekali yang telah

    memperoleh cairan kristaloid yang cukup banyak. ("arikushartono, #$$#).

    Pada kasus bayi, dianurkan 9 dekstrose di dalam setengah larutan normal garam faali

    (9 dekstrose O@!!) dipakai pada a*al memperbaiki keadaan penderita dan 9 dekstrose di

    dalam 0/4 larutan normal garam faali boleh diberikan pada bayi diba*ah 0 tahun, ika kadar 

    natrium dalam darah normal. &nfus dapat dihentikan bila hematokrit turun sampai %$9 dengan

    tanda vital stabil dan normal. Produksi urine baik merupakan indikasi sirkulasi dalam ginal

    cukup baik. @afsu makan yang meningkat menadi normal dan produksi urine yang cukup

    merupakan tanda penyembuhan. ("arikushartono, #$$#).

    Pada umumnya %; am sesudah teradi kebocoran atau renatan tidak lagi membutuhkan

    cairan. 8eabsorbsi plasma yang telah keluar dari pembuluh darah membutuhkan *aktu 03# hari

    sesudahnya. =ika pemberian cairan berkelebihan dapat teradi hipervolemi, kegagalan faal

     antung dan edema baru. Dalam hal ini hematokrit yang menurun pada saat reabsorbsi angan

    diintepretasikan sebagai perdarahan dalam organ. Pada fase reabsorbsi ini tekanan nadi kuat (#$

    mm"g) dan produksi urine cukup dengan tanda3tanda vital yang baik. ("arikushartono, #$$#).

    K'r(/*& E)(/%r')&% "a# K()aa# M(%ab')&/ 

    Pada kasus yang berat, hiponatremia dan asidosis metabolik sering diumpai, oleh karena

    itu kadar elektrolit dan gas dalam darah sebaiknya ditentukan secara teratur terutama pada

    kasus dengan renatan yang berulang. adar kalium dalam serum kasus yang berat biasanya

    rendah, terutama kasus yang memperoleh plasma dan darah yang cukup banyak. adanga3

    kadang teradi hipoglemia. ("arikushartono, #$$#).

    Oba% P(#(#a#,

    Pada beberapa kasus obat penenang memang dibutuhkan terutama pada kasus yang

    sangat gelisah. 7bat yang hepatotoksik sebaiknya dihindarkan, chloral hidrat oral atau rektal

    dianurkan dengan dosis 0#,3$ mg/kg (tetapi angan lebih dari 0 am) digunakan sebagai

    satu macam obat hipnotik. Di 8!D Dr. !oetomo digunakan valium $,4 H $, mg/kg/BB/0

    kali (bila tidak teradi gangguan pernapasan) atau

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    34/70

    T(ra0& O/*&,(#

    !emua penderita dengan renatan sebaiknya diberikan oksigen. ("arikushartono, #$$#).

    Tra#*-*& Dara+

    Penderita yang menunukkan geala perdarahan seperti hematemesis dan melena

    diindikasikan untuk memperoleh transfusi darah. Darah segar sangat berguna untuk 

    mengganti volume masa sel darah merah agar menadi normal. ("arikushartono, #$$#).

    K()aa# Ga)

    Dalam keadaan syok, harus yakin benar bah*a penggantian volume intravaskular telah

     benar3benar terpenuhi dengan baik. +pabila diuresis belum mencukupi # ml/kgBB/am sed

    angkan cairan yang diberikan sudah sesuai kebutuhan, maka selanutnya furasemid 0

    mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan tetap dilakukan untuk umlah diuresis, kadar ureum

    dan kreatinin. -etapi apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok uga

     belum dapat dikoreksi dengan baik, maka pemasangan C>P (central venous pressure) perlu

    dilakukan untuk pedoman pemberian cairan selanutnya. ("arikushartono, #$$#).

    M'#&%'r,

    -anda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur untuk 

    menilai hasil pengobatan. "al3hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah?

    ("arikushartono, #$$#).

    •  @adi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 034$ menit atau lebih

    sering, sampai syok dapat teratasi.

    • adar hematokrit harus diperiksa tiap %32 am sampai keadaan klinis pasien stabil

    • !etiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai enis cairan, umlah, dan

    tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi.

    • =umlah dan frekuensi diuresis.

    Kr&%(r&a M(m-)a#,/a# Pa*&(#

    34

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    35/70

    Pasien dapat dipulangkan, apabila? ("arikushartono, #$$#).

    • -idak demam selama #% am tanpa antipiretik 

    •  @afsu makan membaik 

    • -ampak perbaikan secara klinis

    • "ematokrit stabil

    • -iga hari setelah syok teratasi

    • =umlah trombosit J $.$$$/l

    • -idak diumpai distress pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

    4. Kasus DBD dengan penyulit 

    &. !epsis

    &&. D&C

    &&&. nsefalopati

    I. S(0*&*

    Patogenesis sepsis masih belum elas benar, kaskade inflamasi umumnya sangat

    dipengaruhi oleh sitokin atau mediator inflamasi. Mediator ini bertanggung a*ab terhadap

    kerusakan endotel kapiler. Diyakini ada mekanisme yang akan menghambat kera dari

    mediator tersebut sehingga teradi keseimbangan antara sel pro inflamsi dan anti inflamasi.

    Bila reaksi tubuh tersebut berlebihan maka keseimbangan tadi akan terganggu dan tubuh

    tidak dapat mengatasi hal tersebut. ("arikushartono, #$$#).

    ndotoksin yang masuk sirkulasi akan memacu makrofag untuk mengeluarkan

    mediator, misalnya -@Q dan interleukin. !itokin pro inflamasi ini merangsang teradinya

    adhesi pada endotel vaskular, aktivasi faktor pembekuan darah dan terbentuknya mediator3

    mediator lain seperti P+, protease, prostaglandin, lekotrin dan uga dibebaskannya sitokin

    anti inflamasi seperti &nterleukin32 dan &nterleukin30. Melalui proses ini uga akan dirangsang

    sistem komplemen dan akan mengakibatkan pula netrofil teraktivasi dan keluarnya radikal

     bebas yang toksik terhadap sel. Mediator tersebut uga akan menyebabkan depresi miokard

    terganggu sehingga dapat menimbulkan renatan. Pada akhirnya mediator3mediator tersebut

    35

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    36/70

     uga akan mengakibatkan kerusakan pada endotel kapiler sehingga teradi kaskade sepsis

    dengan akibat teradi kegagalan multi organ dan kematian. ("arikushartono, #$$#).

    Diagnosis sepsis ditegakkan dengan ditemukannya dua atau lebih dari manifestasi

    respons inflamasi sistemik dan kecurigaaan terdaptnya infeksi. Paru adalah organ yang paling

    sering ditemukan infeksi, diikuti oleh abdomen dan saluran kemihF tetapi pada #$34$9

     penderita, lokasi yang pasti dan dapat menyebabkan teradinya infeksi tidak dapat

    ditentukan. Pada sepsis tidak selalu pemeriksaan mikrobiologi menunukkan kuman positif.

    ultur darah positif hanya terdapat pada kurang lebih 4$9. ("arikushartono, #$$#).

    Penderita yang termasuk rentan terhadap sepsis ? usia lanut, malnutrisi,

    imunodefisiensi, kanker, penyakit kronik, trauma, luka bakar, diabetes melitus, prosedur 

    invasif, pemakaian imunosupresi dan transplantasi. ("arikushartono, #$$#).

    Beberapa perkembangan pemeriksaan penunang untuk membantu diagnosis dan

    menilai prognosis adalah pemeriksaan prokalsitonin, laktat, lipopolisakarida (limulus) dan

     amur ( glukan). ("arikushartono, #$$#).

    Penatalaksanaan sepsis mempunyai tuuan utama menghilangkan sumber infeksi,

    memperbaiki dan mengembalikan perfusi aringan, memperbaiki dan mempertahankan

    fungsi ventrikel dan upaya suportif lain. Penanganan renatan septik dapat dibagi tiga

    kategori yaitu ? 0) baku, #) kontroversial, dan 4) masa depan (emerging ). ("arikushartono,

    #$$#).

    1$ ,engobatan !aku

    a. 8esusitasi cairan

    8esusitasi cairan merupakan lini pertama dari penatalaksanaan sepsis.

    8esusitasi cairan ini dapat menggunakan cairan kristaloid atau koloid. !ampai saat

    ini belum didapatkan bukti bah*a salah satu enis cairan tersebut lebih baik 

    dibandingkan dari yang lain. ristaloid membutuhkan umlah cairan yang lebih

     banyak (dua sampai tiga kali) dibandingkan koloid dalam memberikan efek 

    hemodinamik dan dapat menyebabkan edema perifer.

    36

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    37/70

    Pada tahap pertama dapat diberikan 0$3#$ ml/g BB/cairan kristaloid atau

    koloid dalam 4$ menit. Diharapkan tekanan darah dapat mencapai lebih dari 1$

    mm"g dan sebaiknya pemantauan dilakukan dengan tekanan vena central (C>P).

    +pabila tekanan vena sentral sudah mencapai 0#30 mm"g, tetapi keadaan belum

    membaik maka pemberian cairan harus hati3hati karena dapat teradi edema paru.

    Pada saat ini dipertimbangkan untuk memasang kateter arteri pulmonalis

    (s*angn catheter).

     b. 7sigenasi dan Bantuan >entilasi

    7ksigen harus diberikan pada penderita sepsis terutama renatan septik.

    Bila renatan spetik menetap selama #%3%; am perlu dipertimbangkan intubasi

    endrotakel dan ventilasi mekanik. Pada resusitasi cairan perlu dipantau hati3hati

    karena dapat menyebabkan edema paru. Pada sindrom gagal napas (+8D!)

    sebagai komplikasi dari sepsis diberikan bantuan ventilasi dengan PP (Positive

    nd Epiratory Pressure) untuk mencegah kolaps alveoli.

    c. +ntibiotika

    !emua sumber infeksi harus dihilangkan. Pemilihan antibiotika tidak perlu

    menunggu hasil bikan kuman dan pada a*alnya diberikan antibiotika spektrum

    luas. Pemilihan antibiotika ditentukan oleh lokasi dan hasil yang terbaik secara

    empirik dari dugaan kuman penyebab (best3guess). Bila sumber infeksi tak elas,

    semua dugaan bakteri yang dapat menimbulkan sepsis harus dilenyapkan ? bakteri

    gram negatif, gram positif, anaerob, dan pada hal tertentu dipikirkan pula amur 

    sistemik.

     ,anduan "emilihan antibiotika "ada se"sis (Bartlett, modifikasi) ?

    a. Pengobatan a*al aminoglikosid ditambah salah satu sefalosporin generasi ke34(sefitriaEsone, sefoperaon atau seftaidim), -ikarsilin3+sam lavunalat,

    imipenem3Cilastatin

     b. Bila dicurigai M8!+ (Methicillin 8esistance !taphylococcus +ureus) ? ditambah

    vankomisin, rifampisin

    37

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    38/70

    c. &nfeksi intra abdominal ? ditambah metronidaole atau klindamisin untuk kuman

    anaerob

    d. &nfeksi saluran kemih

    e. @etropenia ? monoterapi dengan seftaidin atau imipenem / meropenem

    d. >asoaktif dan &notropik 

    >asoaktif dan inotropik diberikan pada renatan septik setelah resusitasi

    cairan adekuat. @onadrenalin (norepinefrin) dosis $,0 H #,$ g/kgBB/mm dan

    dopamin dosis # H 4$ g/kgBB/mm dapat diberikan dan perlu dipertimbangkan

    ditambah dengan dobutamin dosis # H #$ g/kgBB/mm. Pada penderita dengan

    takiaritmia noradrenalin lebih baik dibandingkan dengan dopamin, selain itu dapat

    diberikan fenilefrin. Pemakaian dopamin dosis rendah tidak didapatkan bukti kuat

    akan memperbaiki fungsi ginal. +drenalin *alaupun dapat meningkatkan tekanan

    darah tidak dianurkan karena akan menyebabkan gangguan pada perfusi

    splangnik dan metabolisme aringan termasuk meningkatkan produksi asam

    laktat.

    e. @utrisi

    Dukungan nutrisi diperlukan pada penderita sepsis karena mempunyai

    kebutuhan kalori dan protein yang tinggi. !aat ini masih teradi perdebatanmengenai kapan dimulai nutrisi enteral, komposisi dan umlah yang diberikan.

     @utrisi enteral dapat ditunda untuk beberapa saat sampai keadaan stabil (misal ? 03

    # hari), keuntungan pemberian nutrisi enteral antara lain dapat dipertahankan

     buffer p" lambung dan mukosa usus, menghinbdari translokasi bakteri dari usus

    ke sirkulasi dan menghindari pemakaian kateter nutrisi parenteral yang akan

    meningkatkan resiko teradinya infeksi baru.

    f. Bantuan !uportif

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    39/70

    transfusi darah merah akan meningkatkan viskositas darah yang akan mengganggu

    mikrosirkulasi aliran darah pada penderita sepsis dan resiko karena transfusi seperti

    reaksi transfusi dan infeksi.

    oreksi gangguan asam basa dan regulasi gula darah perlu dipertimbangkan

    terutama bila terdapat gangguan asam basa yang berat dan hiperglikemia atau

    hipoglikemia. Pemberian profilaksis terhadap stress ulcer dengan antagonis " #

    reseptor atau penghambat pompa proton diindikasikan pada penderita dengan resiko

    tinggi seperti dalam ventilator dan tidak dapat diberikan nutrisi secara enteral.

    "eparin biasa dan heparin dosis rendah dapat diberikan bila tidak terdapat kontra

    indikasi untuk pencegahan teradinya trombosis vena dalam.

    #) Pengobatan ontroversial

    0. orkosteroid

    #. @alokson

    4. +nti &nflamasi @on !teroid

    4) Pengobatan Masa Depan (merging)

    a. +nti -rombin &&&

    +nti -rombin && merupakan glikoprotein rantai tunggal dengan berat molekul

    2.$$$ Dalton, diproduksi di hari. +- &&& ini merupakan penghambat proses koagulasi

    yang penting. Pada sepsis kadamg teradi penurunan kadar plasma +- &&& karena

    konsumsi akut. !itokin proinflamasi menyebabkan pelepasan ,lasminogen Activator 

     nhibitor  H & atau P+&3& yang merupakan penghambat fibrinolisis kuat. Pada keadaan

    sepsis ini teradi ketidakseimbangan antara faktor koagulasi dan fibrinolisis sehingga

    teradi keadaan hiperkoagulasi. Pemberian +- &&& akan mempertahankan kadar +- &&&

    dan menyebabkan penurunan konsentrasi P+&3& sehingga diharapkan akan efektif 

    untuk memperbaiki atau mencegah gagal organ. Peranan +- &&& diduga mempunyai

     peran uga sebagai anti sitokin dan anti aktivasi leukosit pada endotel pembuluh darah

    selain efek anti H trombin pada sirkulasi darah.

     b. &mmunoglobulin

    39

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    40/70

    Penggunaan &mmunoglobulin telah dilakukan pada penderita sepsis dan

    meningitis bakterial. albeim melaporkan penggunaan ! &mmunoglobulin pada

     penderita sepsis, dimana % orang hidup dan 0 orang lainnya meninggal.

    c. +nti ndotoksin

    Penelitian terhadap antibodi monoklonal menggunakan murin, suatu &gM

     pada

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    41/70

    II. DI$

    !ecara klinis, D&C seringkali menyertai proses penyakit sistemik yang berat tanda3tanda

     perdarahan sering teradi pada bekas tukusan arum yang ditusukkan ke dalam pembuluh

    darah atau sayatan pembedahan. D& kulit dapat ditemukan tanda pateki dan ekimosis.

     @ekrosis aringan dapat teradi pada banyak organ dan terlihat tanda infark yang luas di kulit,

    di aringan sub kutan atau ginal. +nemidisebabkan karena hemolisis yang teradi secara

    cepat sehingga ter**uud sebagai mikroangiopati hemolitik anemi. Penemuan pemeriksaan

    laboratorium tidak dapat ditentukan secara nyata yang sesuai dengan alur keadiannya.

    ("arikushartono, #$$#).

    aktor koagulasi && ? > ? >&&& fibrinogen dan trombosit dikonsumsi terus seiring dengan

    keadian proses pembekuan di dalam pembuluh darah. "al ini ditandai dengan perpanangan

    *aktu protrombin, tromboplastin parsial dan trombin. "itung sel trombosit menunukkan

     penurunan yang taam. Pemeriksaan hapusan darah bisa tampak sel darah merah terpecah3

     pecah, sel darah merah yang mengkerut dan sel darah merah yang bentuknya tidak teratur.

    !elanutnya munculnya peningkatan DP (ibrinogen Degradation Product) sebagai akibat

    aktivasi mekanisme fibrinolitik. Pemeriksaan D3Dimer sama sensitif atau lebih spesifik 

    daripada pemeriksaan DP. D3Dimer dibentuk dari fibrinolisis ikatan melintang pada setiap

     bekuan fibrin. ("arikushartono, #$$#).

    Pa%'&*&')',& DI$

    arena adanya faktor3faktor etiologi dari D&C maka teradilah pelepasan bahan3bahan

    mediator yaitu at3at yang dapat memacu secara terus menerus sistem Protrombotik 

    (oagulasi Primer G oagulasi !ekunder) hingga teradilah trombosis yang luas di organ3

    organ tubuh hingga menimbulkan Multiple 7rgan Dysfunction (M7D) dan faktor3faktor 

    koagulasi (trombosit G plasma factors) akan terpakai (consumed) hingga teradi uga

    defisiensi faktor3faktor tersebut dan dapat menimbulkan perdarahan. ("arikushartono, #$$#).

    Mediator3mediator itu dapat langsung dilepas oleh penyakit dasarnya maupun melalui

    kerusakan endotil pembuluh darah yang merupakan pusat kendali sistem hemostatis.

    aal +ntitrombosis mengimbangi proses koagulasi diatas dengan memacu ? ("arikushartono,

    #$$#).

    41

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    42/70

    a. !ubsistem +ntikoagulasi (+) untuk mencegah teradinya trombus, hingga teradi

     uga konsumsi dan defisiensi faktor3faktor dalam sus3sistem ini (+-.&&&, prot. C !,

    dsb.)

     b. !ubsistem ibrinolisis uga dipacu untuk melisis trombus yang telah teradi hingga

    menyebabkan defisiensi trombosit.

    =adi pada D&C teradi defisiensi trombosit dan faktor3faktor koagulasi plastin (faktor >&&&,

    fibrinogen, dsb) yang dapat menyebabkan perdarahan disertai uga dengan defisiensi +- &&&.

     prot C ! dan plasminogen yang dapat menyebabkan trombosis. =adi perdarahan dan

    trombosis teradi bersama3sama. ("arikushartono, #$$#).

    P(#,'ba%a#

    Rang penting mengatasi proses yang memacu teradinya D&C seperti ? infeksi, syok,

    asidosis dan hipoEia. =ika hasil pemeriksaan darah menunukkan kekurangan komponen

    darah dan faktor3faktor pembekuan darah, maka untuk mengatasi masalah ini penderita

    diinfus dengan komponen trombosit apabila penderita menunukkan geala trombositopenis

     beratF diberikan cryoprecipitat apabila penderita menunukkan hipofibrinogenemia dan atau

    fresh froen plasma untuk mengganti faktor3faktor koagulasi dan inhibitor natural yang lain.

    ("arikushartono, #$$#).

    Pada beberapa penderita pengobatan primer pada penyakitnya tidak memadai atau tidak 

    tuntas atau pengobatan pengganti tidak efektif untuk mencegah perdarahanF apabila hal ini

    teradi. D&C dapat diobati dengan heparin untuk mencegah konsumsi faktor koagulasi yang

     berlanut. !eak pemakaian heparin pada penderita yang mengidap kekurangan factor 

     pembekuan dan trombosit dapat menyebabkan perdarahan hebat, maka untuk mengatasi

    masalah ini pemberian heparin biasanya dimulai bersama3sama dengan faktor pembekuan

    dan trombosit. "eparin biasanya dipakai berkelanutan, dia*ali dengan dosis rendah 30$

    µ/kg/am. !eak kadar anti koagulasi menadi rendah sebagai akibat dikonsumsi pengobatan

    dengan +- &&& memungkinkan dapat menolong dan akan mempunyai efek potenasi anti

    trombotik dari heparin.

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    43/70

    anak dengan D&C yang ada hubungannya dengan  "ur"ura fulminan dan  "romyelositik 

    leukemia. Pemberian heparin terus menerus dengan dosis 0$30 µ/kg/am tanpa loading dose

     pernah diberikan pada penderita "rogranulositik leukemia. ("arikushartono, #$$#).

    "eparin tidak diindikasikan dan tidak efektif pada penderita septic syok, digigit ular 

     beracun, heatstroke, luka kepala yang luas, reaksi transfuse darah yang tidak elas ditemukan

    tanda trombosis vaskuler. ("arikushartono, #$$#).

    III. Ta%a)a/*a#a E#*(a)'0a%& D(#,-(

    Pada enselopati cenderung teradi edema otak dan alkalosis, maka bila syok telah

    teratasi, selanutnya cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung "C74 dan umlah

    cairan harus segera dikurangi.

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    44/70

    Penatalaksanaan DBD disesuaikan dengan deraat terlampir sebagai berikut?

    Ba,a# 2. -atalaksana infeksi virus Dengue pada kasus tersangka DBD.

    44

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    45/70

    Ba,a# 3. -atalaksana DBD stadium & atau stadium && tanpa peningkatan "t.

    45

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    46/70

    Ba,a# 4. -atalaksana kasus DBD dengan peningkatan "t J #$9

    46

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    47/70

    Ba,a# 5. -atalaksana asus !indrom !yok Dengue

    47

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    48/70

    2.11 PEN$EGAHAN

    3 Pemberantasan !arang @yamuk (P!@) (Dinkes, #$$#).

    a. Melakukan metode 4 M (menguras, Menutup dan Menyingkirkan tempat perindukan

    nyamuk) minimal 0 E seminggu bagi tiap keluarga b. 0$$9 tempat penampungan air sukar dikuras diberi abate tiap 4 bulan

    c. +B= (angka bebas entik) diharapkan mencapai 19

    3 oging ocus dan oging Masal (Dinkes, #$$#).

    d. oging fokus dilakukan # siklus dengan radius #$$ m dengan selang *aktu 0 minggu

    e. oging masal dilakukan # siklus diseluruh *ilayah suspek

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    49/70

    2.13 PROGNOSIS

    Prognosis dengue tergantung kepada adanya antibodi yang didapat secara pasif atau

    didapat yang meningkatkan kecenderungan teradinya demam berdarah dengue. Pada DBD

    kematian teradi pada %$H$9 pasien dengan syok, tetapi dengan pera*atan intensif, kematian

    dapat diturunkan hingga I 09. emampuan bertahan berhubungan dengan terapi suportif 

    a*al.adang3kadang terdapat sisa kerusakan otak yang diakibatkan oleh syok berkepanangan

    atau teradi pendarahan intracranial. (!ungkar, #$$#).

    49

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    50/70

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    3.1 S%a%-* Pa*&(#

    I"(#%&%a* Pa*&(#

     @ama ? Mohammad &dris @ugroho

    M8 ? 010;;;

    mur ? 0# tahun # bulan

    =enis elamin ?

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    51/70

    3 !akit kepala ada, nyeri belakang bola mata tidak ada

    3 Batuk, pilek tidak ada

    3 !esak (sekitar am 4)

    3 Mual dan muntah ada, tiap makan langsung muntah

    3 8i*ayat perdarahan gusi tidak ada

    3 8i*ayat perdarahan hidung tidak ada

    3 @yeri pada sendi3sendi dan anggota badan tidak ada

    3 Bintik3bintik merah di kulit tidak ada

    3 @yeri di ulu hati ada

    3 @afsu makan dan minum menurun seak sakit

    3 B+ biasa

    3 B+B ber*arna coklat kehitam seak 0 hari sebelum masuk rumah sakit

    3 =am 0.$$ tgl ;3;30% mata melotot keatas, tangan dan kaki kaku lama

    R&:aa% P(#a/&% Da+-)- =

    3 -idak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

    3 Pernah masuk rumah sakit tapi bukan penyakit seperti sekarang

    3 -idak ada ri*ayat alergi

    3 -idak ada ri*ayat keang demam

    R&:aa% P(#a/&% K()-ar,a =

    3 -idak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini sebelumnya.

    3 +da ri*ayat demam typhoid

    R&:aa% S'*&a) =

    -etangga arak S0$ meter ada yang terkena demam berdarah

    R&:aa% Oba% =

    !udah minum inana tapi demam tidak turun

    R&:aa% K(+am&)a# =

    51

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    52/70

    !elama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit yang berat, &bu kontrol kehamilan

    secara teratur ke bidan, dan ada mendapatkan imunisasi -- sebanyak # E, kehamilan cukup

     bulan (1 bulan).

    R&:aa% K()a+&ra# =

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    53/70

    R&:aa% P(r%-mb-+a# "a# P(r/(mba#,a# =

    Perkembangan isik Perkembangan Mental

    -erta*a

    Miring

    -engkurap

    Duduk

    Merangkak 

    Berdiri

    Beralan

    igi pertama

    Bicara satu suku kata

    % bulan

    bulan

    : bulan

    : bulan

    ; bulan

    1 bulan

    0# bulan

    % bulan

    0$ bulan

    &sap =empol (kompeng)

    igit kuku

    !ering mimpi

    Mengompol

    +ktif sekali

    +pati

    Membangkang

    3

    >

    >

    >

    >

    >

    esan ? Pertumbuhan fisik dan mental normal

    OBJEKTIF

    eadaan mum ? cukup

    esadaran ? Compos mentis

    rekuensi nadi ? 0#$ E/menit

    -ekanan darah ? 00$/:$ mm"g

    rekuensi nafas ? #% E/menit

    !uhu ? 4;,% $C

    53

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    54/70

    Berat badan ? 4: kg

    -inggi badan ? 0 cm

    !tatus ii

    BB/-B? ;$,% 9

    esan ? Mild malnutrition

    K(0a)a  ? 3 Bentuk dan kuran dalam batas normal

    3 a / i / c /d ? 3/3/3/

    Ramb-% ? 8ambut hitam, tidak mudah rontok.

    Ma%a ? onungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik 

    T(),a ? -idak ditemukan kelainan

    H&"-#, ? -idak ditemukan kelainan (PC"3)

    T(#,,'r'/  ? -idak ditemukan kelainan

    M-)-% ? Bibir kering tidak ada, lidah kotor dengan pinggir hiperemis tidak ada, tremor 

    tidak ada

    K-)&%   ? -eraba hangat, pucat (3), ptekie (3).

    L(+(r ? -idak ditemukan kelainan (pembesaran B, tortikolis)

    Da"a = !imetris dan tidak ada retraksi

    Par->0ar-

    &nspeksi ? @ormochest, simetris kiri dan kanan, retraksi epigastrium tidak ada, retraksi

    suprasternal dan intercostal tidak ada.

    54

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    55/70

    Palpasi ? remitus kiri sama dengan kanan

    Perkusi ? !onor di kedua lapangan paru

    +uskultasi ? !uara nafas bronkovesikuler, ronkhi tidak ada, *heeing tidak ada.

    Ja#%-#,

    &nspeksi ? &ktus kordis tidak terlihat

    Palpasi ? &ktus kordis teraba di (

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    56/70

    ASSESSMENT

    DIAGNOSIS KERJA  ? Dengue ever 

    DIAGNOSA BANDING =

    3 Dengue "aemoragic ever 

    3 Demam -hypoid

    PLANNING

    TERAPI  ?

    3 &stirahat

    3 Minum banyak 

    3 &>D 8<

    3 7# % lpm

    3 &n. CefotaEime # E $$mg

    3 &n. +ntrain 0 ampule (prn)

    3 &n. 8anitidine # E 0 ampule

    3 -rolit 4 E 0

    ANJURAN =Masuk 8umah !akit

    56

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    57/70

    FOLLO@ UP ;Ma:ar /()a* 2<

    Har& Ra:a%a# I ; A,-*%-* 214? 0-/-) 5.3 @IB<

    SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

    Sa/&% +ar& /( 3

    3panas naik turun

    3muntah #E (air) karena pE

    cuman minum air 

    3batuk (G) sedikit

    3pilek (3)

    3pusing (3)

    3sesak (3)

    3mimisan (3)3gusi berdarah (3)

    3nyeri perut (G)

    3badan lemas dan pegal nyeriotot (G)3makan (3)

    3minum (G)

    3B+ (G) nyeri kemih (3)

    3B+B (G) 0E *arna coklat

    kehitaman, mencret (3)

    eadaan mum? Cukupesadaran? Compos Mentis

    !uhu? 42.# TC

    88? 4# E/mnt-D? 0$$/;$ mm"g

    "8? 0$$ E/mnt

     @adi? 04$ E/mnt lemah,irregular 

    epala3

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    58/70

    !P- 0# /&

    $ATATAN OBSER!ASI ; A,-*%-* 214<

    $.$$

    !? pusing dan nyeri perut (G). Muntah #E. Ma (I),

    Mi(G)

    7? ? lemah -D? 1$/:$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;2 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42 TC

    00.$

    !? pusing (G), nyeri perut (3), MaI, miG

    7? ? Cukup -D? 00$/;$ mm"g

      esadaran? CM @adi? 12 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 4:.% TC

    02.$

    !? Panas (G), pusing(G), Muntah, Ma (3), Mi(G)

    7? ? lemah -D? 0$$/2$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;$ E/mnt  +kral hangat !uhu? 4:.; TC

    58

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    59/70

    Har& Ra:a%a# II ;1 A,-*%-* 214? 0-/-) 1.3 @IB<

    SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

    Sa/&% +ar& /( 4

    3panas naik turun

    3muntah 0E (air)3batuk (G) sedikit

    3pilek (3)

    3pusing (3)

    3sesak (3)

    3mimisan (3)

    3gusi berdarah (3)

    3nyeri perut (G)

    3badan lemas dan pegal nyeri

    otot (G)

    3makan (3)

    3minum (G)

    3B+ (G) nyeri kemih (3)3B+B (G) 0E *arna coklat

    kehitaman, mencret (3)

    eadaan mum? Cukupesadaran? Compos Mentis

    !uhu? 4:.# TC88? #2 E/mnt-D? 0$$/:$ mm"g

    "8? ;2 E/mnt @adi? 1$ E/mnt kuat,regular 

    epala3C, trombo

    59

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    60/70

    $ATATAN OBSER!ASI ;1 A,-*%-* 214<

    $.$$

    !? panas, pusing dan nyeri perut (G).muntah #E. Ma

    (I), Mi(G). B+B (G), mata co*ong (3)

    7? ? cukup -D? 00$/;$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;$ E/mnt kuat reguler 

      +kral hangat !uhu? 4; TC

    +? "ipertermia

    P? tambahan ineksi norages $$mg

    00.$

    !? pusing (G), nyeri perut (3), mual (G), MaI, miI,

    muntah (3)

    7? ? Cukup -D? 0$$/:$ mm"g

      esadaran? CM @adi? ;2 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 4:.4 TC

    02.$$

    !? Panas (G), pusing(G), nyeri perut (G), Ma I, MiI

    7? ? lemah -D? 0$$/2$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;$ E/mnt

      +kral hangat !uhu? 4:.2 TC

    #$.$

    !? Panas (G), pusing(G), nyeri perut (G), Ma I, MiI

    7? ? lemah -D? 0$$/;$mm"g

      esadaran? CM @adi? 12 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 4:.1 TC

    60

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    61/70

    Har& Ra:a%a# III ;11 A,-*%-* 214? 0-/-) 5.3 @IB<

    SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

    Sa/&% +ar& /( 5

    3panas naik turun

    3muntah (3)3batuk (3)

    3pilek (3)

    3pusing (3)

    3sesak (3)

    3mimisan (3)

    3gusi berdarah (3)

    3nyeri perut (G)

    3badan lemas dan pegal nyeri

    otot (G)

    3makan (G) cuman roti

    3minum (G)

    3B+ (G) nyeri kemih (3)3B+B (G) 0E *arna coklat

    kehitaman, mencret (3)

    eadaan mum? Cukupesadaran? Compos Mentis

    !uhu? 4:.# TC88? 4$ E/mnt-D? 00$/:$ mm"g

    "8? 1; E/mnt @adi? 00$ E/mnt kuat,regular 

    epala3

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    62/70

    $ATATAN OBSER!ASI ;11 A,-*%-* 214<

    $.$$

    !? pusing dan nyeri perut (G).. Ma (I), Mi(G). B+B

    (G), mata co*ong (3)

    7? ? lemah -D? 00$/;$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;$ E/mnt kuat reguler 

      +kral hangat !uhu? 42.; TC

    00.$

    !? pusing (G),MaI, miI,B+(G)

    7? ? Cukup -D? 00$/:$ mm"g

      esadaran? CM @adi? 12 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42.: TC

    02.$

    !? Panas (3), pusing(G),Ma I, MiI, B+(G)

    7? ? lemah -D? 0$$/2$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;$ E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42.; TC

    #$.$

    !? Panas (3), pusing(3),Ma I, MiG,B+ (G)

    7? ? cukup -D? 1$/;$mm"g

      esadaran? CM @adi? 12 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42.: TC

    62

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    63/70

    Har& Ra:a%a# I! ;12 A,-*%-* 214? 0-/-) 5.3 @IB<

    SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

    Sa/&% +ar& /( 6

    3panas (3)

    3muntah (3)3batuk (3)

    3pilek (3)

    3pusing (3)

    3sesak (3)

    3mimisan (3)

    3gusi berdarah (3)

    3nyeri perut (3)

    3badan lemas dan pegal nyeri

    otot (G)

    3makan (G) cuman roti

    3minum (G) air putih

    3B+ (G) #E, nyeri kemih (3)3B+B (G) 0E *arna coklat

    kehitaman, mencret (3)

    eadaan mum? Cukupesadaran? Compos Mentis

    !uhu? 42.# TC88? #$ E/mnt-D? 00$/2$ mm"g

    "8? 12 E/mnt @adi? ;2 E/mnt kuat,regular 

    epala3

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    64/70

    $ATATAN OBSER!ASI ;12 A,-*%-* 214<

    $.$$

    !? pusing (G).. Ma (G), Mi(G). B+B (G)

    7? ? cukup -D? 0$$/:$mm"g

      esadaran? CM @adi? 1$ E/mnt kuat reguler 

      +kral hangat !uhu? 42 TC

    00.$

    !? pusing (3),Ma(G), mi(G),B+(G)

    7? ? Cukup -D? 0$$/:$ mm"g

      esadaran? CM @adi? ;% E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42 TC

    0;.#$

    !? Panas (3), pusing(3),Ma (G), Mi(G), B+(G)

    7? ? cukup -D? 0$$/2$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;$ E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42.; TC

    P? &nfus 7, observasi

    #$.$

    !? Panas (3), pusing(3),Ma (G), Mi(G),B+ (G)

    7? ? cukup -D? 0$$/:$mm"g

      esadaran? CM @adi? ;2 E/mnt

      +kral hangat !uhu? 42.% TC

    64

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    65/70

    Har& Ra:a%a# ! ;13 A,-*%-* 214? 0-/-) 5.3 @IB<

    SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESSMENT PLANNING

    Sa/&% +ar& /(

    3panas (3)

    3muntah (3)3batuk (3)

    3pilek (3)

    3pusing (3)

    3sesak (3)

    3mimisan (3)

    3gusi berdarah (3)

    3nyeri perut (3)

    3badan lemas dan pegal nyeri

    otot (3)

    3makan (G) cuman roti G nasi

    3minum (G) air putih

    3B+ (G) #E, nyeri kemih (3)3B+B blm B+B

    eadaan mum? Baik esadaran? Compos Mentis

    !uhu? 42.4 TC88? 0; E/mnt-D? 0$$/2$ mm"g

    "8? 0$$ E/mnt @adi? ;2 E/mnt kuat,regular 

    epala3

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    66/70

    3.2 ANALISA KASUS

    -anggal ; +gustus #$0% 1 +gustus #$0% 0$ +gustus #$0% 00 +gustus #$0% 0# +gustus #$0% 04 +gustus #$0%

    !akit hari ke # 4 % 2 :

    +namnesis 3 panas3 menggigil

    3 mual

    3 muntah3 pusing

    3 panas3 mual

    3 muntah

    3 batuk 3 nyeri perut

    3 panas3 mual

    3 muntah

    3 batuk 3 nyeri perut

    3 panas 3 tidak adakeluhan 3 tidak adakeluhan

    Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik  

    esadaran CM CM CM CM CM CM

    -D 00$/:$mm"g 0$$/;$mm"g 0$$/:$mm"g 00$/:$mm"g 00$/2$mm"g 0$$/2$mm"g

    88 #% E/menit 4# E/menit #2 E/menit 4$ E/menit #$ E/menit 0; E/menit

     @adi 0#$ E/menit 04$ E/menit 1$ E/menit 00$ E/menit ;2 E/menit ;2 E/menit

    !uhu (tertinggi) 4;.% TC 4:.; TC 4; TC 4:.# TC 42.% TC 42.4 TC

    "8 1; E/menit 0$$ E/menit ;2 E/menit 1; E/menit 12 E/menit 0$$ E/menit

    "epar dan

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    67/70

    -hypi " 0/;$

    -hypi 7 3

    Diagnosa > DF

    3 D"

    > DF

    > DHF

    DHF ,ra"( I DHF ,ra"( I DHF ,ra"( I DHF ,ra"( I

     N

    -elah dilaporkan suatu kasus, seorang pasien laki3laki usia 0# tahun # bulan dira*at di

    ma*ar 8!D Moh !aleh Probolinggo seak tanggal ; agustus #$0% sampai 04 agustus #$0%

    dengan diagnosis kera demam berdarah dengue deraat &. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

    anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

    Pada anamnesis didapatkan demam seak # hari sebelum masuk rumah sakit, demam tinggi

    terus menerus, tidak disertai keringat banyak, pada sakit hari ke32 demam mulai menurun. @yeri

    di ulu hati tidak ada, nafsu makan dan minum menurun seak sakit. 8i*ayat perdarahan spontan

    ada (8< G).

    Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya trombositopenia (0%0.$$$) dan

    hemokonsentrasi (kadar PC> U #$9 N #:.$#9).

    Diagnosa D" didapatkan plasma leakage pada D", terdiri dari efusi pleura, +sites,

    "ipoalbuminea, "emokonsentrasi dan "ipovolemi. Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang

    telah dilakukan serta didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium, ditegakkan diognosa pasien

    ini adalah Demam Berdarah Dengue Deraat &.

    67

    47-37 x 100%

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    68/70

    BAB I!

    KESIMPULAN

    Pasien anak bernama Moh. &dris @ugroho, ra*at inap dima*ar kelas # dengan keluhan

    demam 0 hari sebelum M8!. Dan didapatkan diagnosis klinis dengue haemoragic fever grade &

    setelah sakit hari ke %. Diagnosis klinis ini didapatkan dari # pemeriksaan klinis (panas dan

     pendarahan spontan) dan # pemeriksaan laboratorium (trombosit turun dan PC> meningkat

    U#$9).

    Penyembuhan dapat dilakukan dengan perbaikan parameter klinis, nafsu makan dan

    keseahteraan umum. Pengobatan terapi untuk pasien ini bersifat simtomatik. Pemberian infuse

    D O @! 0;$$cc/#% am sebagai cairan pengganti (cairan isotonis), Paracetamol 4 E 0 tablet

    untuk mengatasi geala demamnya, Curvit 4 E 0 sendok teh untuk menambah nafsu makan

     pasien,dan trolit untuk memperbaiki kebutuhan elektrolit. Pasien ini dapat pulang karena tidak 

    adanya demamselama paling sedikit #%am tanpa menggunakan terapi anti demam, nafsu makan

    kembali.

    Masalah utama demam berdarah dengue pada anak berkaitan dengan risiko teradinya

    dehidrasi hingga syok. Penggantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting. "al

    lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama

     pera*atan dan mengobati penyakit penyerta.

    68

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    69/70

    DAFTAR PUSTAKA

    +sih R. !.p.  Demam !erdarah Dengue+ Diagnosis+ ,engobatan+ ,encegahan+ dan

     ,engendalian(6orld "ealth 7rganiation. disi #. =akarta. 011;.

    Dinas esehatan Propinsi D& =akarta. !tandar Penanggulan Penyakit DBD. disi 0

    >olume #. =akarta ?Dinas esehatan #$$#.

    "adinegoro !8!. &munopatogenesis Demam Berdarah Dengue. Dalam ? +kib +ap,

    -umbelaka +8, Matondang C!, penyunting. @askah

  • 8/19/2019 Case Report Dhf Evania

    70/70

    !oedarmo !!P.&nfeksi >irus Dengue. Dalam ? !oedarmo !!P, arna ", "adinegoro !8!,

     penyunting. Buku +ar &lmu esehatan +nak ? &nfeksi Penyakit -ropis. disi pertama.

    =akarta? Balai Penerbit &.#$$#.h.0:23#$;

    !oegianto !. Demam Berdarah Dengue ? -inauan dan -emuan Baru di ra #$$4.

    !urabaya ? +irlangga niversity Press #$$%.h.031

    !uhendro dkk.  Demam !erdarah Dengue( Buku +ar &lmu Penyakit Dalam. =ilid &&&.

    disi &>. Pusat Penerbitan Departemen &lmu Penyakit Dalam akultas edokteran

    niversitas &ndonesia. =akarta, =uni #$$2. "al. 0:4030:4.

    !utaryo. Perkembangan Patogenesis Demam Berdarah Dengue. Dalam ? "adinegoro

    !8!, !atari "&, penyunting. Demam Berdarah Dengue? @askah irology. 7ctober #04? page?0#%30#:.

    6orld "ealth 7rganiation.Dengue hemorrhagic fever. uideline for Diagnosis,

    -reatment, Prevention and ControlF 6"7 ? #$$1.