Case ODS Katarak Diabetik

30
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Ny. S Umur : 55 tahun Alamat : Sukollo 03/06, Pati Pekerjaan : Tidak bekerja No. RM : 636067 Tanggal Pemeriksaan : 23 juni 2015 II. ANAMNESIS Autoanamnesis pada tanggal 23 Juni 2015 jam 10.00 di Poli Mata A. Keluhan Utama : Pandangan mata kanandan kiri buram, seperti melihat awan B. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke poli mata RSUD Kudus dengan keluhan pandangan buram terutama jika di ruangan yang terang. Pasien seperti melihat awan dan tajam penglihatan menurun secara perlahan. Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes yang telah diderita selama 5 tahun dan meminum obat secara rutin. 1

description

Case ODS Katarak diabetikum

Transcript of Case ODS Katarak Diabetik

Page 1: Case ODS Katarak Diabetik

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny. S

Umur : 55 tahun

Alamat : Sukollo 03/06, Pati

Pekerjaan : Tidak bekerja

No. RM : 636067

Tanggal Pemeriksaan : 23 juni 2015

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis pada tanggal 23 Juni 2015 jam 10.00 di Poli Mata

A. Keluhan Utama :

Pandangan mata kanandan kiri buram, seperti melihat awan

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli mata RSUD Kudus dengan keluhan pandangan buram terutama

jika di ruangan yang terang. Pasien seperti melihat awan dan tajam penglihatan menurun

secara perlahan.

Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes yang telah diderita selama 5 tahun dan

meminum obat secara rutin. Pasien tidak mengkonsumsi obat yg mengandung ergotamin

dan tidak mempunyai riwayat glaukoma.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat operasi mata (-)

Riwayat pemakaian kacamata (-)

Riwayat Hipertensi (-)

1

Page 2: Case ODS Katarak Diabetik

Riwayat Diabetes Mellitus (+ sejak 2 010)

D. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluhan serupa sebelumnya di keluarga, dan tidak terdapat riwayat diabetes

pada keluarga.

E. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga , Pengobatan ditanggung BPJS Kelas III.

Riwayat sosial ekonomi menengah.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS PRESENT

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 kali/ menit

Suhu : 36,20C

Respiration Rate (RR) : 20 x / menit

Status Gizi : Cukup

B. STATUS OFTALMOLOGI

2

Page 3: Case ODS Katarak Diabetik

Gambar : OD OS

OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

6/30 Visus 6/30

Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi

Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Bulbus okuli

Gerak bola mata normal, enoftalmus

(-), eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Edema (-), hiperemis(-), nyeri

tekan (-), blefarospasme (-),

lagoftalmus (-),

ektropion (-),

entropion (-)

Palpebra

Edema (-), hiperemis(-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-), lagoftalmus (-)

ektropion (-),

entropion (-)

Edema (-),

injeksi silier (-),

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)

Konjungtiva

Edema (-),

injeksi cilier (-),

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)

Putih Sklera Putih

Bulat, jernih, Bulat, jernih

3

Page 4: Case ODS Katarak Diabetik

edema merata (-),

arkus senilis (-)

keratik presipitat (-), infiltrat

(-), sikatriks (-)

Kornea

edema (-),

arkus senilis (-)

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

Kedalaman cukup, arkus

senilis (-), hipopion (-), hifema

(-)

Camera Oculi

Anterior

(COA)

Kedalaman cukup, arkus senilis (-),

hipopion (-), hifema (-),

Kripta(+), atrofi (-) coklat,

edema(-),

synekia (-)

Iris

Kripta(+), atrofi (-)

coklat, edema(-),

synekia (-)

Bulat,

Diameter ± 3mm

refleks pupil L/TL: +/+

Pupil

Bulat,

Diameter ± 3mm

refleks pupil L/TL: +/+

Keruh di bagian tengah Lensa Keruh di bagian tengah

Tidak dapat dinilai Vitreus Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai Retina Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai Fundus Refleks Tidak dapat dinilai

N TIO N

Lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Lakrimasi (-)

IV. RESUME

A. Subjektif :

Pandangan ODS kabur seperti melihat awan saat cahaya terang

Objektif :

OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

6/30 Visus 6/30

Keruh di bagian tengah Lensa Keruh di bagian tengah

Tidak dapat dinilai Vitreus Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai Retina Tidak dapat dinilai

4

Page 5: Case ODS Katarak Diabetik

Tidak dapat dinilai Fundus Refleks Tidak dapat dinilai

V. DIAGNOSA DIFFERENSIAL

OD OS

Katarak senilis imatur

Katarak senilis matur

Katarak diabetikum

Katarak senilis imatur

Katarak senilis matur

Katarak diabetikum

VI. DIAGNOSA KERJA

Katarak Senilis imatur ODS

VII. TERAPI

Medikamentosa

o Catarlent eye drops 3 gtt 1 (ODS)

Non medikamentosa

o Ekstraksi lensa jika terdapat indikasi seperti penurunan penglihatan mengganggu

aktivitas normal pasien, dan terdapat komplikasi seperti uveitis terinduksi lensa,

glaukoma akibat pembengkakan lensa.

VIII. PROGNOSIS

5

Page 6: Case ODS Katarak Diabetik

OKULI DEKSTRA (OD) OKULI SINISTRA (OS)

Quo Ad Vitam ad bonam ad bonam

Quo Ad functionam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo Ad Kosmetikam Dubia ad malam Dubia ad malam

Quo Ad Sanam Dubia ad malam Dubia ad malam

IX. USUL DAN SARAN

Usul :

Pemeriksaan gula darah

Pemeriksaan tonometri

Saran :

Meminum obat gula secara teratur

Memeriksa gula darah secara rutin

Rehidrasi cukup

Jika keluhan bertambah berat, mata terasa nyeri harap segera periksa ke dokter

KATARAK

6

Page 7: Case ODS Katarak Diabetik

Definisi Katarak

Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract dan Latin cataracta

yang berarti air terjun. Dalam bahasa indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti tertutup

air tejun. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. Biasanya

kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami

perubahan dalam waktu yang lama.

Klasifikasi

Katarak diklasifikasikan berdasarkan beberapa parameter, seperti usia, saat munculan dan

tempat terjadinya. Klasifikasi tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Klasifikasi katarak berdasarkan usia:

1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun.

2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.

3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun.

Klasifikasi katarak berdasarkan saat munculan5 :

Katarak yang didapat (99% dari keseluruhan kasus katarak), terbagi lagi menjadi :

a. Katarak Senilis ( > 90 % katarak), berkaitan dengan penyakit sistemik, yakni

diabetes mellitus, galaktosemia, insufisiensi ginjal, mannosidosis, penyakit Fabry,

sindrom Lowe, penyakit Wilson, distrofi miotonik, tetani, dan penyakit kulit.

b. Katarak sekunder dan komplikata, yakni katarak dengan heterokromia,

iridosiklitis kronik, vaskulitis retinal, dan retinitis pigmentosa.

c. Katarak post-operatif, paling sering terjadi pada kasus vitrektomi dan tamponade

silikon retina, dan operasi filter

d. Katarak traumatik, karena kontusi atau perforasi, radiasi infra merah, sengatan

listrik, radiasi ion.

7

Page 8: Case ODS Katarak Diabetik

e. Katarak toksik, yakni katarak diinduksi kortikosteroid (paling sering), dank arena

obat lain seperti klorpromazin, agen miotik, atau busulfan

Katarak berdasarkan lokasinya terdiri dari:

1. Katarak nuklear, insidennya 30 % dari keseluruhan kasus katarak senilis

Gambar 2. Katarak nuclear

2. Katarak subkapsular, lokasinya di anterior dan posterior, dengan insidennya 50 %

dari keseluruhan kasus katarak senilis.

Gambar 3. Katarak subkapsular anterior dan posterior

3. Katarak subkapsular, dengan insidennya 20 % dari keseluruhan kasus katarak senilis

8

Page 9: Case ODS Katarak Diabetik

Gambar 4. Katarak subkapsular posterior yang disebabkan oleh pemakaian prednison

KATARAK SENILIS

Definisi

Katarak yang terjadi akibat proses penuaan dan bertambahnya umur disebut katarak

senilis. Katarak senilis adalah kekeruhan lensa baik di korteks, nuklearis tanpa diketahui

penyebabnya dengan jelas, dan muncul mulai usia 40 tahun

Epidemiologi

Katarak senilis terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Insidensi katarak di

dunia mencapai 5-10 juta kasus baru tiap tahunnya. Di Afrika katarak senile merupakan

penyebab utama kebutaan. Katarak senilis sangat sering ditemukan pada manusia, bahkan dapat

dikatakan sebagai suatu hal yang dapat dipastikan timbulnya dengan bertambahnya usia

penderita. Horlacher mendapatkan bahwa 65% dari seluruh individu antara usia 51-60 tahun

menderita katarak, sedangkan Barth menemukan bahwa 96% dari individu di atas usia 60 tahun

mempunyai kekeruhan lensa yang dapat terlihat jelas pama pemeriksaan slitlamp. Di negara

berkembang katarak merupakan 50-70% dari seluruh penyebab kebutaan, selain kasusnya

banyak dan munculnya lebih awal. Di Indonesia tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan

1,2% dengan kebutaan katarak sebesar 0,67%, dan tahun 1996 angka kebutaan meningkat

1,47%.

9

Page 10: Case ODS Katarak Diabetik

Etiologi dan Patofisiologi

Sejalan dengan usia, lensa bertambah berat, padat dan daya akomodasinya menurun.

Dengan terbentuknya lapisan baru dari serat kortikal nucleus lensa menjadi terkompresi dan

memadat (nuclear sklerosis). Modifikasi kimia dan proteolisis dari kristalin (protein lensa)

menghasilkan formasi agregat protein berat molekul besar. Agregat ini cukup besar untuk

menyebabkan terjadinya fluktuasi mendadak dalam indeks refraktif lokal lensa sehingga

menghamburkan cahaya dan menurunkan transparansi.

Modifikasi kimia dari protein nuclear lensa juga meningkatkan pigmentasi, seperti lensa

menjadi kuning atau kecoklatan sejalan dengan pertambahan usia. Hubungan dengan usia

lainnya adalah menurunnya konsentrasi dari glutation dan kalium dan meningkatnya konsentrasi

natrium dan kalsium dalam sitoplasma sel lensa. Penyebab paling sering gangguan penglihatan

pada orang tua adalah katarak senilis, patogenesisnya multifaktorial dan belum sepenuhnya

dimengerti.

Faktor resiko terjadinya katarak senilis adalah :

1. Herediter

Herediter memiliki peran yang perlu dipertimbagkan, usia mulai timbulnya katarak

berbeda pada keluarga yang berbeda.

2. Paparan Ultraviolet

Berdasarkan studi epidemiologi, paparan sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan

timbulnya katarak pada usia yang lebih awal dan maturasi yang lebih cepat pada katarak

senilis.

3. Faktor diet

Defisiensi zat makanan berupa protein tertentu, asam amino, vitamin (riboflavin, vit E,

Vit C) dan elemen-elemen esensial berperan dalam terjadinya dan matangnya katarak

pada usia yang lebih awal.

4. Krisis dehidrasi

Ditemukan juga hubungan cepatnya usia kemunculan dan kematangan katarak dengan

krisis dehirasi yang terjadi pada seorang individu (seperti: diare, kolera, dan lain-lain)

5. Merokok

10

Page 11: Case ODS Katarak Diabetik

Merokok telah dilaporkan memeiliki beberapa efek terhadap usia munculnya katarak.

Rokok menyebabkan akumulasi dari pigmen molekul -3 hydroxykynurinine dan

chompores yang menyebabkan kekuningan. Sianat pada rokok meyebabkan

carbamylation dan denaturasi protein.

Terdapat beberapa teori konsep penuaan menurut Ilyas (2005) sebagai berikut:

- Teori putaran biologik (“A biologic clock”).

- Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati.

- Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang

mengakibatkan kerusakan sel.

- Teori mutasi spontan.

- Teori ”A free radical”

Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.

Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.

Free radical dapat dinetrralisasi oleh antioksidan dan vitamin E

- Teori “A Cross-link”.

Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein

sehingga mengganggu fungsi.

Perubahan lensa pada usia lanjut :

1. Kapsul

- Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak)

- Mulai presbiopia

- Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur

- Terlihat bahan granular

2. Epitel → makin tipis

- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat

- Bengkak dan fakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa:

- Lebih iregular

- Pada korteks jelas kerusakan serat sel

11

Page 12: Case ODS Katarak Diabetik

- Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nukleus

(histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna coklet protein lensa

nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal.

- Korteks tidak berwarna karena:

· Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi.

· Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.

Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut biasanya mulai terjadi pada

usia lebih dari 60 tahun.

Klasifikasi Katarak Senilis

Berdasarkan letaknya dikenal ada 3 bentuk katarak senilis, yaitu : katarak nuklear, kortikal dan

subkapsularis posterior.

1. Katarak Nuklear

Beberapa tingkat sklerosis nuclear dan kekuningan pada lensa adalah normal pada pasien

dewasa yang telah melewati usia pertengahan. Secara umum, kondisi ini hanya

mempengaruhi fungsi visual secara minimal. Penghambuaran cahaya dan kekuningan

yang parah disebut sebagai katarak nuklear, yang menyebabkan opasiti sentral. Nukleus

cenderung menjadi gelap dan keras (sklerosis), berubah dari jernih menjadi kuning

sampai coklat. Biasanya mulai timbul sekitar usia 60-70 tahun dan progresivitasnya

lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi. Meskipun biasanya

bilateral, namun biasanya asimetris. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada

pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik

yang disebut juga sebagai second sight., sulit menyetir pada malam hari. Perubahan

kekuningan dan kecoklatan yang progresif pada lensa menyebabkan diskriminasi warna

yang buruk, khususnya terhadap spectrum warna biru sehingga penderita mengalami

kesulitan membedakan warna, terutama warna biru dan ungu.

2. Katarak Kortikal

Katarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai

timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat. Katarak kortikal biasanya

bilateral tetapi sering asimetris. Terdapat wedge-shape opacities/cortical spokes atau

12

Page 13: Case ODS Katarak Diabetik

gambaran seperti ruji. Banyak pada penderita DM. Keluhan yang biasa terjadi yaitu

penglihatan jauh dan dekat terganggu, penglihatan merasa silau.

3. Katarak Subkapsular Posterior atau Kupuliformis

Bentuk ini terletak pada bagian belakang dari kapsul lensa. Katarak subkapsularis

posterior lebih sering pada kelompok usia lebih muda daripada katarak kortikal dan

katarak nuklear. Biasanya mulai timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya

cepat. Pada keadaan awal, katarak subkapsular posterior adalah salah satu dari tipe utama

katarak yang berhubungan dengan penuaan. Bagaimanapun, ini bisa juga terjadi sebagai

akibat dari trauma, penggunaan kortikosteroid jangka panjang (sistemik, topical, atau

intraokuler), inflamasi, paparan radiasi ion, dan alkholisme. Katarak ini menyebabkan

kesulitan membaca, silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang.

Katarak senilis secara klinik dikenal dalam empat stadium yaitu insipien, imatur, matur

dan hipermatur.

1. Katarak Insipien

Pada katarak stadium insipien terjadi kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju korteks

anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Pada katarak

subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk

antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda Morgagni) pada katarak

insipien.

Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama

pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

2. Katarak Imatur

Pada katarak senilis stadium imatur sebagian lensa keruh atau katarak yang belum

mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Jika mengambil air lensa akan

menjadi intumesen. Pada katarak intumesen terjadi kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa

akibat lensa yang degeneratif menyerap air.

Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar

13

Page 14: Case ODS Katarak Diabetik

yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan

normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak intumesen

biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia lentikular. Pada

keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan

bertambah, yang memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa

disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

3. Katarak Matur

Pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa.

Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau

intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran

yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan

kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat

bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.

4. Katarak Hipermatur

Pada katarak stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras

atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga

lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam

dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan

zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang

tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan

memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam

korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.

Manifestasi Klinis

Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan atau

tahun merupakan gejala utama dari katarak. Beberapa orang hanya merasakan penglihatan redup

pada satu mata. Dapat saja keluhan ini seakan-akan melihat melalui film (tabir) yang menutupi

mata, keluhan berupa silau ditempat terang, atau penglihatan kurang bila mengendarai kendaraan

menghadapi sinar yang datang dimalam hari. Mata tidak merasakan sakit, gatal. Atau merah

sedikitpun.

Secara umum dapat digambarkan gejala katarak adalah sebagai berikut :

14

Page 15: Case ODS Katarak Diabetik

a. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film.

b. Perubahan daya lihat warna.

c. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata.

d. Lampu dan matahari sangat mengganggu.

e. Sering minta ganti resep kaca mata.

f. Melihat ganda

g. Bias melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetrop)

Diagnosis

Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium diminta sebagai bagian dari proses screening pra operasi untuk

mendeteksi penyakit yang menyertai, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung.

Penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif. Dengan demikian

deteksi dini harus dilakukan sebelum operasi.

Pemeriksaan pencitraan pada mata seperti USG, CT SCAN, dan MRI diperlukan jika

dicurigai terdapat kelainan pada bagian posterior dan penglihatan yang kabur akibat katarak. Hal

ini bermanfaat dalam pengelolaan pembedahan dan untuk memberikan prognosis pemulihan

penglihatan pasien pasca operasi.

Stadium katarak senilis ditentukan berdasarkan ketajaman penglihatan pasien. Pasien

yang visusnya kurang dari 20/200 dikatakan menderita katarak matur. Jika lebih dari 20/200,

kataraknya dikatakan imatur. Katarak insipien ditemukan pada pasien masih bisa membaca pada

20/20 , akan tetapi kejernihan dari lensa dapat diperiksa dengan slit lamp.

Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjungtiva, kornea, iris, pupil, dan COA dalam keadaan normal. Pada lensa pasien katarak, didapatkan lensa keruh. Selanjutnya bisa dilakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada penyakit katarak

senilis.

Penatalaksanaan

15

Page 16: Case ODS Katarak Diabetik

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak

tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti

kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari

bertahuntahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno hingga

tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan, yang

bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada integritas kapsul

lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra

capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga

prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan

phacoemulsifikasi.

1. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh

lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata

melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan

hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi

katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama

populer.ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang

dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang

dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan

perdarahan.

2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek

lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak

muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior,

perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan

bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata

16

Page 17: Case ODS Katarak Diabetik

sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina,

mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit

pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang

dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

3. Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa.

Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.

Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin

PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa

Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi

yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang

memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-

hari.Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan

katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan

incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler,

meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat

dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

4. SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat

sembuh dan murah.

5. YAG Laser

Melubangi kapsul posterior sehingga terdapat lubang. Prosedur ini kerjanya cepat dan

tidak sakit. Indikasi: Opasifikasi kapsul posterior pada katarak sekunder, Perifer

Iridotomy pada penderita glaukoma sudut tertutup akut, pan retinal photocoagulation

pada penderita diabetic retinopathy.

17

Page 18: Case ODS Katarak Diabetik

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:

a. Kacamata afakia yang tebal lensanya

b. Lensa kontak

c. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.

Kekuatan implan lensa intraokuler yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea.

Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan.

18

Page 19: Case ODS Katarak Diabetik

Perawatan pasca bedah

Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih

pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ). Selain itu juga akan diberikan obat untuk :

Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan.

Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak sempurna.

Obat tetes mata steroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk

mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.

Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.

Hal yang boleh dilakukan antara lain :

Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan Melakukan pekerjaan yang tidak berat Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas.

Yang tidak boleh dilakukan antara lain :

Jangan menggosok mata Jangan menggendong yang berat Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

19

Page 20: Case ODS Katarak Diabetik

Komplikasi

1. Komplikasi Intra OperatifEdema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi suprakoroid,

pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal light toxicity.

2. Komplikasi dini pasca operatif- COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang keluar

dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)

- Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus- Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang

dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.- Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi

3. Komplikasi lambat pasca operatif- Ablasio retina - Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler- Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi lensa intraokuler, jarang terjadi

Prognosis

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

20

Page 21: Case ODS Katarak Diabetik

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophtalmology. 2008-2009. Lens and Cataract. San

Fransisco:AAO

2. Liesegang TJ, Deutsch TA, Grand MG. 2001. “Surgery of Cataract” in Lens and

Cataract. Section 11. USA. The Foundation of The American Academy of

Ophthalmology.96-99.

3. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi umum. Jakarta: Widya Medika,

2000.

4. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas KedokteranUniversitas

Indonesia. 2005.

5. Wijana,  Nana S.D,  Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, Penerbit Abadi Tegal, Jakarta,

1993 : 190-196.

6. American Academy of Opthalmology . Pediatric and Strabismus, Basic and Clinical

Science Course, Section 6. The Foundation of The AAO . San Francisco. 2004 : 21-32,

96-37, 153-154 , 282

21