case OA
-
Upload
tina-multazami -
Category
Documents
-
view
44 -
download
4
description
Transcript of case OA
case report
Wanita 48 TahunDengan Osteo Arthritis Genue Dextra
Pembimbing :Dr. Liem Kiem San, Sp.KFR
Disusun Oleh:
Tina Multazami, S. Ked J500090037Adha Nurjanah, S. Ked J500090096
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
RSUD DR. HARJONO PONOROGOFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013
ANAMNESISKeluhan Utama : Nyeri lutut kanan
Riwayat penyakit sekarang :
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 4 Desember 2013 di Bangsal Mawar RSUD dr.
Hardjono Ponorogo.Pasien merupakan konsulan dari interna dengan
diagnosis Diabetes Mellitus.
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 4 Desember 2013 di Bangsal Mawar RSUD dr.
Hardjono Ponorogo.Pasien merupakan konsulan dari interna dengan
diagnosis Diabetes Mellitus.
Seorang wanita berumur 48 tahun datang ke IGD RSUD dr. Hardjono Ponorogo dengan keluhan badan terasa
lemas disertai nyeri pada lutut kanan.Keluhan nyeri pada lutut kanan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan pasien sudah terapi rutin sejak saat itu di puskesmas. Pasien merasakan keluhan semakin berat
ketika kecapekan dan berkurang saat istirahat.
Seorang wanita berumur 48 tahun datang ke IGD RSUD dr. Hardjono Ponorogo dengan keluhan badan terasa
lemas disertai nyeri pada lutut kanan.Keluhan nyeri pada lutut kanan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan pasien sudah terapi rutin sejak saat itu di puskesmas. Pasien merasakan keluhan semakin berat
ketika kecapekan dan berkurang saat istirahat.
Gerakan kaki normal, tetapi terasa nyeri saat kambuh, tapi tidak ada
pembengkakan.
Pasien masih bisa beraktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan melakukan
aktivitas rumah tangga.
Pasien memiliki riwayat penyakit serupa, hipertensi, dan diabetes mellitus. Nafsu
makan dalam batas normal.
Gerakan kaki normal, tetapi terasa nyeri saat kambuh, tapi tidak ada
pembengkakan.
Pasien masih bisa beraktivitas sehari-hari seperti makan, minum, dan melakukan
aktivitas rumah tangga.
Pasien memiliki riwayat penyakit serupa, hipertensi, dan diabetes mellitus. Nafsu
makan dalam batas normal.
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat trauma : disangkal• Riwayat alergi : disangkal• Riwayat hipertensi : diakui• Riwayat DM : diakui• Riwayat asma : disangkal• Riwayat penyakit serupa : diakui, 5 tahun yll• Riwayat pengobatan : diakui, di
puskesmas
Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat DM : disangkal• Riwayat hipertensi : disangkal• Riwayat alergi : disangkal• Riwayat asma : disangkal• Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang pedagang warung, dan sering mengangkat beban berat, suaminya
berprofesi sebagai petani, dan kebutuhan sehari-hari tercukupi. Memiliki 2 anak, dan kedua anaknya masih bersekolah. Sekarang pasien tinggal bersama
suami dan kedua anaknya.
a. Mobilitas : terganggub. Aktifitas sehari-hari : baikc. Kognitif : baikd. Komunikasi : baik
a. Mobilitas : terganggub. Aktifitas sehari-hari : baikc. Kognitif : baikd. Komunikasi : baik
Status Fungsional
a. Status keluarga :pasien memiliki 2 anak, dan kedua anaknya masih bersekolah.
b. Status lingkungan :Kamar tidur pasien terletak di bagian tengah, toilet berada di dalam rumah, menggunakan wc jongkok, dan tidak ada tangga di dalam rumahnya.
c. Status pekerjaan dan pendidikan :pekerjaan pasien sebagai wiraswasta, pendidikan terakhir ialah lulusan SD.
d. Status psikiatri :tidak ada riwayat gangguan mental.
a. Status keluarga :pasien memiliki 2 anak, dan kedua anaknya masih bersekolah.
b. Status lingkungan :Kamar tidur pasien terletak di bagian tengah, toilet berada di dalam rumah, menggunakan wc jongkok, dan tidak ada tangga di dalam rumahnya.
c. Status pekerjaan dan pendidikan :pekerjaan pasien sebagai wiraswasta, pendidikan terakhir ialah lulusan SD.
d. Status psikiatri :tidak ada riwayat gangguan mental.
Status Psikososial
Status Generalis
• Keadaan umum : Baik• Tinggi Badan : 150 cm• Berat Badan : 65 kg• Body Mass Index : 28,89• Kesadaran : Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif: GCS (E4V5M6)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala/Leher : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)
Jantung : BJ I-II regular, bising jantung (-/-)
Paru-paru : simetris, fremitus (n/n), sonor, SDV (+/+),
Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : simetris, peristaltik usus normal, timpani,
NT (–)
Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat
Kepala/Leher : CA (-/-), SI (-/-), PKGB (-/-)
Jantung : BJ I-II regular, bising jantung (-/-)
Paru-paru : simetris, fremitus (n/n), sonor, SDV (+/+),
Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : simetris, peristaltik usus normal, timpani,
NT (–)
Ekstremitas : edema (-/-), akral hangat
Status Interna
Inspeksi : tidak tampak edema, massa, dan deformitas
Palpasi : krepitasi genue dextra (+) stable
Gerak : tidak ada nyeri gerak
Inspeksi : tidak tampak edema, massa, dan deformitas
Palpasi : krepitasi genue dextra (+) stable
Gerak : tidak ada nyeri gerak
Status Lokalis
Rencana Pemeriksaan Tambahan
a. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, kimia darah, gula darah
b. Foto rontgen sendic. Analisis cairan sendid. Radiografi sendi yang terserang
a. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, kimia darah, gula darah
b. Foto rontgen sendic. Analisis cairan sendid. Radiografi sendi yang terserang
TATALAKSANA
A. Medikamentosa
- Anti inflamasi : Meloksikam 7.5mg 1x1- Penurun kadar gula darah: Glibenclamide 3x1- Chondroprotective : as.hialuronad- Analgesik jika diperlukan
Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonamQuo ad Functionam : dubia ad bonamQuo ad Sanationam : dubia ad bonamQuo ad Cosmetican : dubia ad bonam
Quo ad Vitam : dubia ad bonamQuo ad Functionam : dubia ad bonamQuo ad Sanationam : dubia ad bonamQuo ad Cosmetican : dubia ad bonam
Edukasi
a. Istirahat yang cukup (tanpa imbobilisasi total).
b. Menghindari pekerjaan yang sering angkat beban berat.
c. Penurunan berat badan apabila obesitas.d. Nasihat untuk melakukan olahraga
ringan.e. Penggantian WC jongkok menjadi WC
duduk
a. Istirahat yang cukup (tanpa imbobilisasi total).
b. Menghindari pekerjaan yang sering angkat beban berat.
c. Penurunan berat badan apabila obesitas.d. Nasihat untuk melakukan olahraga
ringan.e. Penggantian WC jongkok menjadi WC
duduk
A. Pasien datang ke IGD RSUD DR.Harjono dengan keluhan :
– Badan terasa lemas disertai nyeri pada lutut kanan. Keluhan nyeri pada lutut kanan dirasakan sejak 3 bulan yang lalu.
– Pasien sudah terapi rutin sejak 3 bulan yang lalu di puskesmas.
– Pasien merasakan keluhan nyeri lutut kanan semakin berat ketika kecapekan dan berkurang saat istirahat.
– Gerakan kaki normal, tetapi terasa nyeri saat kambuh, tapi tidak ada pembengkakan.
– Pasien memiliki riwayat penyakit serupa. – Pasien memiliki riwayat hipertensi, dan diabetes mellitus.
Resume
B. Dari Hasil Pemeriksaan didapatkan :
• Status generalis : dalam batas normal• Status internus : dalam batas normal• Status neurologis : dalam batas normal• Pemeriksaan klinis : Krepitasi Genu (+/-)
PENDAHULUAN
OA merupakan penyakit reumatik yang paling sering dijumpai diseluruh dunia
OA adalah penyakit akibat kejadian biologik dan mekanik yang menyebabkan gangguan keseimbangan antara proses degradasi dan sistesis dari kondrosit rawan sendi,matriks ekstraseluler dan tulang subkondral
OA akan memberikan dampak terhadap fungsi kemandirian dan kualitas hidup pasien.
EPIDEMIOLOGI
OA merupakan penyakit kronik yang paling sering menyerang USILA
Prevalensi OA simptomatik = 50-80 % usila Usia
< 45 th : 2 % popoulasi menderita OA
45th -64th : wanita = pria = 30%> 65th : wanita > pria = 68%
Faktor risiko OA lutut
1. Umur2. Jenis Kelamin3. Obesitas4. Trauma Yg masih belum pasti :
Merokok Diabetes mellitus Pemakaian estrogen Hipertensi
Klasifikasi OA
1. OA Primer (Idiopatik)
2. OA Sekunder (akibat penyakit lain) : ~ Trauma
~ Kongenital~ Metabolik = Hemocromatosis~ Gangguan Endokrin : DM dll~ Penyakit timbunan kristal : Gout
dll~ Infeksi, RA , Osteoporosis
Patogenesis OA
Kondrosit hiperaktif
Enzim Kolagenase dan MMP
Degradasi kolagen & proteoglikan
Mikrofraktur dan Fibrilasi kartilago
Erosi/Ulserasi kartilago
Celah sendi sempit
NORMAL VS. OA JOINT
thickened capsulethickened capsule
Osteoarthritic kneeOsteoarthritic kneeNormal kneeNormal knee
cyst formationcyst formation
sclerosis insclerosis insubchondral bonesubchondral bone
fibrillated cartilagefibrillated cartilage
synovial hypertrophysynovial hypertrophy
osteophyte formationosteophyte formation
capsulecapsule
cartilagecartilage
synoviumsynovium
bonebone
ACRFPACRFP
Asal Sinovia
Tulang subkondral
Osteofit
Ligamentum
Kapsul
Otot
Mekanisme
Radang
Hipertensi medullar, mikrofaktur
Regangan akhir saraf di periost
Regangan
Radang, regangan
Spasme
Penyebab nyeri pada OA
Gambaran laboratorium
Tidak ada yg khas
Faktor rematoid selalu negatif
LED normal
Cairan sinovial : lekosit 2000/cc
INDEKS KELGREEN-LAWRENCE
Tahap Kriteria
0 Normal
1 Penyempitan sendi dan osteofit meragukan
2 Osteofit nyata, penyempitan sl snd meragkan
3 Osteofit sedang, penyempitan sl sendi nyata,
sdkt sklerosis dan deformitas
4 Osteofit besar,penyempitan berat, sklerosis
berat,deformitas nyata
Diagnosis OA : Tahap 2 atau lebih
1. Mengurangi nyeri 2. Menjaga / mempertahankan
mobilitas 3. Mencegah terjadinya gangguan
fungsi 4. Memperbaiki kualitas hidup 5. Mencegah efek samping obat
Tujuan Pengobatan OA
Terapi non farmakologis OA
(Rehab Medik)Penanganan OA lutut ditekankan pada problem dan
dampak yang ditimbulkannya.Tujuan umum RM :
- Meningkatkan fungsi- Mempertahankan fungsi- Mencegah disfungsi
Sehingga tercapai derajat fungsional yang seoptimal mungkin
Yang perlu diperhatikan untuk mencegah kekambuhan
1. Penyuluhan penderita 2. Penurunan berat badan 3. Program latihan 4. Terapi fisik : Latihan lingkup gerak sendi 5. Latihan penguat otot tu. quadriceps 6. Alat bantu untuk ambulasi 7. Penggunaan alas kaki yang tepat 8. Terapi okupasi 9. Alat bantu untuk aktivitas sehari-hari
Yang perlu deperhatikan dalam program RM : 1. Menghambat progresivitas dan kekambuhan : Penyuluhan (education) melindungi sendi dari stress yang berlebihan : penurunan berat badan, penggunaan alas kaki yang tepat, alat bantu untuk ambulasi, alat bantu untuk ADL2. Memperbaiki stabilitas sendi : Program latihan quadriceps setting exercise (meliputi LGS, peregangan, penguatan)3. Mengurangi nyeri : - akut : terapi dingin - stlh fase akut : terapi panas (SWD, MWD, USD) lanjutkan dg terapi latihan: utk mengurangi nyeri akibat spasme otot2 ekitar sendi
TERAPI FARMAKOLOGIK OA
Oral Asetaminofen Inhibitor Cox-2 spesifik OAINS NON SELEKTIF ditambah misoprostol atau P.P.I Salisilat non asetilat Analgesik murni : Tramadol Opioid
Intra Artikuler Glukokortikoid Hialuronan
Topikal Capsaicin Metilsalisilat
FIRST LINE DRUGS untuk USILA
Diberikan~ Asetaminofen
Dosis maksimum 4 gr/hr Untuk mengurangi inflamasi OA lutut
kurang berhasil Diubah ke obat lain bila dengan dosis
maksimum tidak berhasil
O A I N S
Pemilihannya didasarkan atas toksisitas
gastrointestinal dan renal
Toksisitas gastrointestinal berhubungan dengan
dosis OAINS
20-30% perawatan dan kematian karena ulkus
peptikum di rumah sakit berhubungan dengan
OAINS
Faktor Risiko Toksisitas Gastrointestinal Atas
Umur > 65 th
Adanya penyakit penyerta
Glucokortikoid oral
Riwayat penyakit tukak peptik
Riwayat perdarahan sal.cerna atas
Antikoagulan
PENGOBATAN PASIEN RISIKO TINGGI GANGGUAN GI
Dipilih OAINS Inhibitor selective COX-2 Misal : Celecoxib, Rofecoxibe
Dimulai dengan dosis kecil Terapi tambahan : Misoprostol, atau inhibitor pompa proton
OBAT CHONDROPROTECTIVE
Yang sering digunakan :
1. Asam hialuronat# Disebut juga viscosuplement
# Secara intraartikuler
2. Glikosaminoglikan# Menghambat enzim yang mendegradasi tulang rawan: hialuronidase, protease dll
3. Kondroitin sulfat# Anti inflamasi# Anti degradatif# Efek metabolik pada sintesis hialuronat dan proteoglikan
TERAPI BEDAH
Yang sering dilakukan
1. Arthroscopic debridement 2. Total joint replacement
Sering pada sendi lutut & panggulDilakukan bila kerusakan sendi berat
dan gagal dengan pengobatan non farmakologik dan farmakologik