Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

27

description

jj

Transcript of Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Page 1: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia
Page 2: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

STATUS ILMU KESEHATAN ANAKSMF KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDASMF ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Nama Mahasiswa : Dhita Aprilia Anjoti TandaTangan :NIM : 11.2014.104Dokter Pembimbing : dr. Melani, SpA.

IDENTITAS PASIEN

Nama : An.AM Jenis Kelamin : Laki-lakiTanggal lahir : 1 Agustus 1999 Suku Bangsa : BetawiUmur : 16 Tahun Agama : IslamPendidikan : Pelajar Alamat : Jl. Jembatan besi RT 012/ RW 001 No 13 Jembatan besi, Jakarta Barat, DKI Jakarta

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn S Nama Ibu : Ny.F

Umur : 47 tahun Umur : 46 tahunPendidikan Terakhir : SMA Pendidikan terakhir : SMAPekerjaan : Buruh Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat : Sqa

Tanggal Masuk RS : 28 Juli 2015 Jam 11.39 WIBTanggal Pemeriksaan : 30 Juli 2015 Jam 15.05 WIB

Dilakukan di : Bangsal Melati 5302

ANAMNESISDiambil dari : Autoanmnesis dan Alloanamnesis dengan ibu pasien Tanggal : 30 Juli 2015 Jam 15.05 WIB

Keluhan Utama:

Sesak

Keluhan Tambahan:

Batuk, nyeri dada, demam, keringat malam, pilek, mual, muntah dan belum BAB.

Page 3: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 3 hari SMRS. Sesak yang dirasakan

semakin parah. Keluhan disertai nyeri dada yang menjalar ke belakang sampai ke tulang

sendi dan leher saat beraktivitas dan beristirahat.

Satu minggu SMRS, pasien juga mengeluh demam. Demam 38,0 0C yang naik turun

dan waktu tak menentu. Pasien juga mengeluh pilek, ingus warna putih encer. Terdapat mual

sebelum dan sesudah makan. Pasien sudah di bawa berobat ke klinik, tetapi keluhan tidak

membaik.

Dua minggu SMRS, pasien mengeluh belum BAB tetapi BAK lancar. Tiga minggu

SMRS, pasien mengeluh batuk. Pasien juga pernah mengalami batuk berdarah sebanyak 2

kali. Keluhan lain terdapat lemas, keringat pada malam hari sehingga pasien gelisah jika

tidur. Tetangga pasien ada yang mempunyai riwayat batuk lama.

Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat asma dan penyakit

jantung disangkal. Riwayat pengobatan paru disangkal.

Silsilah Keluarga

Page 4: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit Ya Tidak Hubungan

Alergi +

Asma +

Tuberkulosis +

Hipertensi +

Diabetes +

Kejang Demam +

Epilepsy +

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN1. Kehamilan

Perawatan antenatal : Trimester I 1x, trimester II 1x, trimester III 2x

Tempat perawatan : Puskesmas.

Penyakit kehamilan : Tidak ada

2. Kelahiran

Tempat kelahiran : RS Budi Kemuliaan

Penolong persalinan : Bidan

Cara persalinan : Spontan

Masa gestasi : 37-38 minggu

Keadaan bayi

o Berat badan lahir : 3300 gram

o Panjang badan lahir : Tidak diketahui

o Lingkar kepala : Tidak diketahui

o Langsung menangis : Langsung menangis kuat

Page 5: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

o Pucat/Biru/Kuning/Kejang : Negatif

o Nilai APGAR : Tidak diketahui,

o Kelainan bawaan : Tidak ada

Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK)

RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANPertumbuhan gigi pertama : tidak ingat (normal 5-9 bulan)Psikomotor

Tengkurap : ± 4 bulan (normal 4-6 bulan)

Duduk : ± 6 bulan (normal 6 bulan)

Merangkak : ± 8 bulan (normal 7-10 bulan)

Berdiri : ± 10 bulan (normal 9-12 bulan)

Menyebut ”mama” : tidak ingat (normal 10-12 bulan)

Berjalan : ±15 Bulan (normal 13-18 bulan)

Kesan : Tumbuh kembang sesuai dengan usia

RIWAYAT IMUNISASI

(+) BCG usia 1 bulan

(+) DPT, 3 kali

(+) Polio, 4 kali

(+) Hep. B, 3 kali

(+) Campak usia 9 bulan

Kesan: Ibu pasien tidak hafal waktu pemberiannya tetapi imunisasi dasar pasien

lengkap.

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan UmumTanggal : 30 Juli 2015 jam 15.05

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Kompos mentis

Page 6: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Tekanan darah : 100/ 70 mmHg

Nadi : 72 kali/menit, reguler, kuat

Suhu : 38,0 °C

Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 36 kali/menit, teratur, reguler

Antropometri

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 29 Kg

Lingkar kepala : 50 cm

Lingkar dada : 70 cm

LILA : 14 cm

IMT : 11,32

Status Gizi :

BB/ U : 47%

TB/U : 92%

BB/TB : 60%

Kesan: status gizi buruk

PEMERIKSAAN SISTEMATISKepala

Bentuk dan ukuran : Tidak ada kelainan.

Wajah : Penampilan wajah seperti orangtua, terlihat sangat kurus

Rambut & kulit kepala: Warna hitam, kering, mudah rontok, terdapat telur kutu dan ketombe.

Mata : Bentuk normal, kelopak mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Telinga : Normotia, liang telinga lapang

Hidung : Normosepta, deviasi septum tidak ada, sekret -/-, NCH (-)

Mulut : Bibir kering ( + ), sianosis ( - )

Leher : Trakea lurus ditengah, teraba kelenjar getah bening di leher kiri , kelenjar tiroid tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-)

Thoraks1. Paru

Page 7: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi iga (-), pernafasan abdominotorakal

Palpasi : Fremitus baik simetris, tidak ada nyeri tekanPerkusi : Sonor di seluruh lapangan paruAuskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki +/+, wheezing -/-

2. Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihatPalpasi : Iktus cordis teraba pada sela iga 4 linea midklavikularis kiriPerkusi : Batas atas jantung di ICS II linea parasternal kiri.

Batas kiri jantung di ICS IV, linea midclavicula kiri. Batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.

Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

AbdomenInspeksi : Cekung, retraksi epigastrium (-)Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba. Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut Auskultasi : Bising usus (+)

ExtremitasEkstremitas superior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT < 2 detik

Ekstremitas Inferior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT < 2 detik.

Tulang belakang : tidak tampak kelainan tulang belakang Anus dan Rektum : tidak ditemukan iritasiGenitalia : Laki-lakiKulit : kulit kering dan keriput, turgor kulit berkurang, warna kulit sawo matang,

Page 8: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

SKORING TB

Parameter 0 1 2 3 Jumlah Kontak TB Tidak

jelasLaporan keluarga, BTA(-) atau BTA tidak jelas/tidak tahu

BTA( + ) 2

Uji tuberkulin (-) (+) ≥ 10 mm atau ≥ 5 mm pada keadaan imunokompromais

0

Berat badan/status gizi

BB/TB < 90% atau BB/U <80%

Klinis gizi buruk atau BB/TB <70% atau BB/U <60%

2

Demam yang tidak diketahui penyebabnya

≥2 minggu

0

Batuk kronik ≥3 minggu

1

Pembesaran kelenjar limfe koli, aksila, inguinal

≥ 1 cm, lebih dari 1 KGB, tidak nyeri

1

Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang

Ada pembengkakan

0

Foto toraks Normal kelainan tidak jelas

Gambaran sugestif TB

1

Total skor 7

Page 9: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Laboratorium : tanggal 28 Juli 2015 Jam 00.17 WIB

Darah Rutin

Hemoglobin : 8.2 g/dL

Hematokrit : 25.5%

Eritrosit : 4.25 juta /ul

Leukosit : 7,779 /mm3

Trombosit : 237.400/mm3

Elektrolit

Natrium (Na) : 129 mEq/L

Kalium (K) : 3.9 mEq/L

Clorida (Cl) :89mEq/dL

Glukosa darah

Glukosa darah sewaktu : 109 mg/dL

Fungsi liver

AST (SGOT): 33 U/L

ALT (SGPT): 10 U/L

Fungsi ginjal

Ureum: 25 mg/dL

Kreatinin: 0.71 mg/dL

Page 10: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Laboratorium : tanggal 28 Juli 2015 jam 13.55 WIB

Darah lengkap

Hemoglobin : 9.4 g/dL

Hematokrit : 29.2%

Eritrosit : 4,66 juta /ul

Leukosit : 7,542 /mm3

Trombosit : 211.500/mm3

Hitung jenis

Basofil : 2 %

Eosinofil : 0 %

Neutrofil : 83 %

Limfosit : 8 %

Monosit : 8 %

Laju endap darah : 120 mm/jam

Index eritrosit

MCV : 63 fL

MCH : 20 pg

MCHC : 32 %

Foto rontgen thorax PA

Cor : tidak tampak membesar

Pulmones : hila tidak tampak melebar, trakea lurus ditenah, parenkim paru tampak infiltrat di

kedua lapang paru seperti gambaran snow storm appearance.

Diafragma dan sinus: tidak tampak kelainan.

Tulang dan soft tissue : tidak tampak kelainan.

Page 11: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Kesan :

Cor: tidak tampak kardiomegali

Pulmones : sesuai gambaran proses spesifik TB milier paru.

RINGKASAN

Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 1 minggu SMRS. Sesak yang

dirasakan semakin parah. Keluhan disertai nyeri dada yang menjalar ke belakang sampai ke

tulang sendi dan leher saat beraktivitas dan beristirahat. Pasien juga mengeluh demam.

Demam 38,0 0C yang naik turun dan waktu tak menentu. Pasien juga mengeluh pilek, ingus

warna putih encer. Terdapat mual sebelum dan sesudah makan. Pasien sudah di bawa berobat

ke klinik, tetapi keluhan tidak membaik. Pasien mengeluh belum BAB tetapi BAK lancar.

Pasien mengeluh batuk. Pasien juga pernah mengalami batuk berdarah sebanyak 2 kali.

Keluhan lain terdapat lemas, keringat pada malam hari sehingga pasien gelisah jika tidur.

Tetangga pasien ada yang mempunyai riwayat batuk lama.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/ 70 mm, HR72 kali/menit, suhu: 38,0 °C,

RR 36 kali/menit. Pada antopometri di dapatkan BB: 29 kg TB: 160 cm LILA 14 cm. Status

gizi BB/TB 60%. Penampilan wajah terlihat seperti orangtua, terlihat sangat kurus, rambut

kering, mudah rontok, terdapat ketombe dan telur kutu, bibir kering, kulit kering, keriput,

turgor kulit berkurang, teraba KGB pada leher kiri, abdomen telihat cekung, pada auskultasi

terdengar ronkhi di kedua lapang paru. Dari hasil skoring TB jumlahnya adalah 7.

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb : 8,2 g/dL natrium 129 mEq/dL. Hasil

foto thoraks PA tampak seperti gambaran “badai kabut” (snow storm appearance) berupa

bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru.

DIAGNOSIS KERJA 1. TB milier

2. Gizi buruk

3. Anemia defisiensi besi

4. Hiponatremia

DIAGNOSIS BANDING1. Bronkopneumonia

2. Batuk kronik berulang

Page 12: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

PENATALAKSANAAN

O2 3 liter/ menit

Vitamin A 200.000 IU

Chloramphenicol 4x500 mg

Cefotaxim 3x500 mg

Sanmol drip 3x500 mg

KAEN 1 B 30 tpm

Konsul gizi

PROGNOSIS1. Ad Vitam : ad bonam karena penyakit pada pasien ini tidak mengancam

kelangsungan hidup pasien.

2. Ad Fungsionam : dubia ad bonam karena penyakitini bersifat sistemik sehingga

dapat mengenai semua organ tubuh.

3. Ad Sanationam : dubia ad bonam karena jika pasien menjalankan pengobatan

sampai selesai dan memperbaiki status gizinya keadaanya bisa sembuh total dan

bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

FOLLOW UPTanggal 29 Juli 2015 jam 07.30

S: Pasien masih batuk, BAB dan BAK lancar, makan minum sulit, demam (-), sesak (+)

O:KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 88x/menit RR:28x/menit Suhu: 36,2oC TD:100/60mmHg

Kepala : Normocephali, rambut kering, mudah rontok, terdapat telur kutu dan

ketombe.

Wajah : penampilan wajah seperti orangtua, terlihat sangat kurus

Mata : Sklera ikterik -/- konjungtiva anemis-/-

Telinga : Normotia, serumen (-), Membran timpani intak

Hidung : Sekret bening-/-, mukosa hiperemis (+), konkha edema +/+

Mulut :sianosis(-), tidak pucat, kering (+)

Lidah : tidak kotor, tremor (-) , Tonsil T1 / T1, faring tidak hiperemis

Leher : Retraksi suprasternal(-), KGB teraba membesar di leher kiri, kel. tiroid

tidak teraba membesar

Dada :

Page 13: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Inspeksi :Bentuk thorax simetris pada keadaan statis-dinamis, bentukdada (N),

retraksi sela iga (-).

Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama

Perkusi : sonor di kedua hemithoraks

Pulmo : Suara nafas vesicular, ronkhi+/+, wheezing-/-

Cor : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur(-), gallop(-)

Abdomen : Cekung , Bising usus (+)

Ektremitas : akral hangat, CRT<2”, tidak edema.

Kulit : ruam makulopapular (+) , pucat (-), sianosis (-), kering (+), keriput (+),

turgor kulit berkurang

Pemeriksaan lab : Glukosa darah sewaktu : 109 mg/dL

A: Tb Milier, gizi buruk, anemia defisiensi besi, hiponatremia.

P:

O2 3 liter / menit

Chloramphenicol 4x500 mg

Cefotaxime 3x500 mg

Sanmol drip 3x500 mg

IVFD RL : D10 =2 :1 24 tpm

Tanggal 30 Juli 2015 jam 07.30.

S: Pasien masih batuk, sesak (+), BAB dan BAK lancar, makan minum sulit.

O:KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 72x/menit RR:32x/menit Suhu: 37,3oC TD:90/60mmHg

Pemeriksaan fisik: sqa

A: sqa

P :

Terapi lanjut

Infus ganti KAEN 1 B 30 tpm

Konsul gizi

Tanggal 31 Juli 2015 jam 07.30

S: Pasien masih batuk, sesak (+), BAB dan BAK lancar.

Page 14: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

O:KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 72x/menit RR:32x/menit Suhu: 36,4oC TD:90/60mmHg

Pemeriksaan fisik: sqa

A: sqa

P :

O2 3 liter/menit

KAEN 1 B 30 tpm

INH 1x300 mg

Rifampisin 1x300 mg

Pirazinamid 2x350 mg

Prednison 3x 2 tab

NT LT E 2100 kal Protein 65 gr

Peptisol 2x150 kal

Putel 3x1

Tanggal 1 Agustus jam 07.30

S: Pasien masih batuk, semalem demam 38.0oC, sesak (-)

O:KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 80x/menit RR:32x/menit Suhu: 36,5oC TD:100/60mmHg

Pemeriksaan fisik: sqa.

A: sqa

P :

Terapi lanjut

Tanggal 2 Agustus 2015 jam 07.30

S: Pasien mengeluh batuk mulai berkurang, sesak (-), demam (+)

O:KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 80x/menit RR:33x/menit Suhu: 38,1oC TD:110/60mmHg

Pemeriksaan fisik: sqa

A: sqa

P :

AFF infus dan O2

PCT tab 500 mg 1x

Page 15: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Terapi lanjut

Tanggal 3 Agustus 2015 jam 07.30

S: Pasien mengeluh batuk mulai berkurang, sesak (-), demam (-),

O:KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis

HR: 72x/menit RR:28x/menit Suhu: 35,8oC TD:90/70mmHg

Pemeriksaan fisik: sqa

A: Tb Milier, gizi buruk, anemia defisiensi besi, hiponatremia perbaikan

P :

Terapi lanjut

Besok pulang

ANALISA KASUS

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang

besifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ dengan lokasi terbanyak di

paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Gejala umum penyakit TB pada anak

seperti nafsu makan berkurang, berat badan sulit naik, menetap, atau malah turun, demam

subfebris berkepanjangan, pembesaran kelenjar superfisial didaerah leher, aksila, inguinal

atau tempat lain, keluhan respiratorik berupa batuk kronik lebih dari 3 minggu atau nyeri

dada, gejala gastrointestinal seperti diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan

baku atau perut membesar karena cairan atau teraba masa dalam perut.

Pada pasien ini didiagnosa TB milier berdasarkan gejala yang mendukung yaitu

ditemukan batuk ≥3 minggu, terdapat batuk berdarah sebanyak 2 kali, keringat di malam hari,

demam, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.

Hasil skoring TB pasien ini:

Batuk ≥ 3 minggu : 1

Kontak TB : 2

Uji tuberkulin : tidak dilakukan

Page 16: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Keadaan gizi : 2

Demam tidak tahu penyebabnya : 0

Pembesaran KGB : 1

Pembengkakan sendi : 0

Foto toraks : 1

Total skor : 7

Pada pemeriksaan foto thorak PA tampak infiltrat di kedua lapang paru seperti

gambaran snow storm appearance.2

Diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis TB, antara lain:

1. Uji tuberkulin (mantoux)

2. Pemeriksaan mikrobiologik dari sputum

Uji Tuberkulin positif menunjukkan adanya infeksi TB dan kemungkinan TB aktif

(sakit TB) pada anak. reaksi uji tuberkulin positif biasanya bertahan lama hingga bertahun-

tahun walau pasiennya sudah sembuh, sehingga uji tuberkulin tidak digunakan untuk

memantau pengobatan TB.3 Pemeriksaan sputum penting, karena dengan ditemukannya

kuman BTA, diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Hasil BTA atau biakan negatif

tidak menyingkirkan diagnosis TB. Disamping itu pemeriksaan sputum juga dapat

memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan.2 Pada pasien ini tidak

dilakukan uji tuberkulin dan pemeriksaan mikrobiologi sputum BTA.

Pada pasien ini, terapi TB milier yang telah diberikan INH, Rifampisin, Pirazinamid,

Prednison. Tatalaksana yang dapat diberikan pada TB milier adalah sebagai berikut:

Pemberian obat 4-5 macam OAT kombinasi isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan

streptomisin atau etambutol selama 2 bulan pertama, dilanjutkan dengan isoniazid dan

rifampisin sampai 9-12 bulan sesuai dengan perkembangan klinis. Kortikosteroid (prednison)

diberikan pada TB milier, meningitis TB, perikarditis TB, efusi pleura dan peritonitis TB.

Prednison biasanya diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu selanjutnya

diturunkan perlahan-lahan hingga 2-6 minggu.4

Gizi buruk merupakan salah satu spektrum dari kelainan yang disebut malnutrisi

energi protein (MEP). MEP merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di

Indonesia. Prevalensi yang tinggi pada anak dibawah 5 tahun serta ibu hamil dan menyusui.

Pada gizi buruk didapatkan 3 bentuk klinis yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-

kwashiorkor, walaupun demikian dalam penatalaksanaannya sama. Pada pasien ini tipe gizi

buruk yang marasmus, dengan gejala klinis penampilan wajah seperti orangtua, terlihat

sangat kurus, perubahan mental, cengeng, kulit kering, dingin dan mengendor, keriput, lemak

Page 17: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang, otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat

jelas, kadang-kadang terdapat bradikardi, tekanan darah rendah dibandingkan anak sehat

yang sebaya.1

Pada pasien ini didiagnosa gizi buruk tipe marasmus berdasarkan gejala yang

mendukung yaitu : penampilan wajah terlihat seperti orangtua, rambut kering, mudah rontok,

terdapat ketombe dan telur kutu, kulit kering, keriput, turgor kulit berkurang, abdomen

cekung, tekanan darah lebih rendah. Dari hasil antopometri di dapatkan BB: 29 kg TB: 160

LILA : 14 cm status gizi BB/TB: 60%.

Pada pasien ini, terapi gizi buruk yang telah diberikan NT LC E 2100 kal Protein 65

gr, peptisol 2x150 kal, putel 3x1. Tatalaksana gizi buruk terdiri dari 3 fase (stabilisasi,

transisi, rehabilitasi) dengan 10 langkah tindakan seperti tabel dibawah ini :1

Medikamentosa terapi gizi buruk :1

1. Pengobatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Rehidrasi secara oral dengan resomal, secara parental hanya pada dehidrasi

berat atau syok.

2. Atasi/cegah hipoglikemi

3. Atasi/gangguan elektrolit

4. Atasi/cegah hipotermi

5. Antibiotika:

Bila tidak jelas ada infeksi, berikan kotrimoksasol selama 5 hari.

Page 18: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

Bila infeksi nyata : ampisilin IV selama 2 hari, dilanjutkan dengan oral sampai

7 hari, ditambah dengan gentamisin IM selama 7 hari.

Bila anak tidak membaik dalam waktu 48 jam, tambahkan kloramfenikol

selama 5 hari.

6. Atasi penyakit penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman

7. Vitamin A (dosis sesuai usia, yaitu <6 bulan : 50.000 SI, 6-12 bulan : 100.000

SI, >1 tahun : 200.000 SI) pada awal perawatan dan hari ke 15 atau sebelum

pulang.

8. Multivitamin-mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg, selanjutnya 1 mg

per hari. Vitamin C BB< 5 kg : 50 mg/hari (1 tablet), BB> 5 kg : 100 mg/hari

(2 tablet). Vitamin B komplex 1 tablet/hari.

Suportif :1

Oral (enteral )

Stabilisasi (F75) Transisi (F75-F100) Rehabilitasi (F100)

Energi 80-100 kkal/kgbb/hr 100-150 kkal/kgbb/hr 150-220 kkal/kgbb/hr

Protein 1-1.5 g/kgbb/hr 2-3 g/kgbb/hr 4-6 g/kgbb/hr

Cairan 100-130 ml/kgbb/hr

Bila edema berat :

100 kkal/kgbb/hr

Bebassesuai

kebutuhan energi

Anemia defisiensi besi merupakan anemia akibat kekurangan zat besi untuk sintesis

hemoglobin dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling bnayak pada anak dan

menyebabkan masalah kesehatan yang paling besar diseluruh dunia terutama di negara

sedang berkembang termasuk Indonesia. Gejala pada anemia defisiensi besi seperti pucat

yang berlangsung lama tanpa manifestasi pendarahan, mudah lelah, lemas, mudah marah,

tidak ada nafsu makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun, serta gangguan perilaku

dan prestasi belajar, gemar makan makanan yang tidak biasa, memakan bahan makanan yang

kurang mengandung zat besi.

Pada pasien ini didiagnosa anemia defisiensi besi berdasarkan gejala klinis lemas,

nafsu makan berkurang, daya tahan tubuh menurun dan hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb

8,2 g/dL MCV: 63 fL, MCH: 20 pg, MCHC: 32 %. Diperlukan pemeriksaan penunjang untuk

menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi, yaitu:3

1. Kadar besi serum, TIBC, serum feritin, serum transferin

Page 19: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

2. Gambaran darah tepi

Tatalaksana yang dapat diberikan pada anemia defisiensi besi yaitu : Mengetahui

faktor penyebab : riwayat nutrisi dan kelahiran, adanya pendarahan yang abnormal, pasc

pembedahan. Preparat besi : ferous sulfat, ferous glukonat, ferous fumarat dan ferous

suksinat. Dosis besi elemental 4-6 mg/kgbb/hr. Respon terapi dengan menilai kenailan Hb/Ht

setelah satu bulan, yaitu kenaikan kadar Hb sebesar 2 g/dL atau lebih.bila respon ditemukan,

terapi dilanjutkan sampai 2-3 bulan. Transfusi darah jarang diperlukan, hanya diberi pada

keadaan anemia yang sangat berat dengan kadar Hb <4 g/dL. Komponen darah yang di beri

PRC dengan dosis 2-3 ml/kgbb persatu kali pemberian.1 Pada pasien ini tidak diberikan terapi

untuk anemia karena Hb 8,2 g/dL tubuh masih bisa mengkompensi keadaan anemia, dan

setelah diperiksa lab kembali hasil Hb: 9,4 g/dL.

Pada pasien ini didiagnosa hiponatremia berdasarkan dari hasil lab elektrolit Na: 129

mEq/dL. Hiponatremia adalah konsentrasi natrium yang kurang dari 135 mEq/L. Kadar Na 

aman sekurangnya 125 mEq/L. Koreksi diberikan bila terdapat gejala SSP (edema otak), atau

kadar Na < 125 mEq/L:

Rumus koreksi Na: 125 – Na Serum x 0,6 x BB (kg)

Larutan NaCl 3% (513 mEq/L), NaCl 5% (855 mEq/L).

Koreksi diberikan dalam 4 jam. Dosis 12 mL/kgBB larutan natrium klorida 3% (6

mEq natrium /kg) biasanya meningkatkan kadar natrium serum sekitar 10 mEq/L. Koreksi

hiponatremia yang terlalu cepat dapat mengakibatkan mielinolisis sistem saraf pusat pada

orang dewasa. Hanya sedikit data mengenai kejadian dan prevalensi masalah ini pada anak-

anak. terapi peningkatan cepat awal harus hanya meningkatkan kadar natrium serum sampai

sekitar 125 mEq/L dan hanya pada individu yang bergejala. Peningkatan konsentrasi natrium

serum selanjutnya harus dilakukan bertahap selama beberapa jam. Hipernatremi harus

dihindari. 5Pada pasien ini tidak dilakukan koreksi natrium karena kadar Na :129 mEq/L.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Case-dhita-tb Milier, Gizi Buruk, Anemia, Hiponatremia

1. IDAI. Pedoman pelayanan medis IDAI. Jilid 1. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter

Anak Indonesia; 2010.

2. Dorland. Kamus kedokteran dorland. Edisi ke-29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2002.h.2306.

3. Bahar A. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.h.715-9.

4. Nastiti NR, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku ajar respirologi. Edisi 1. Jakarta: Badan

Penerbit IDAI;2008.h.228-30.

5. Sjarif DS, Nasar SS, Devaera Y, Tanjung C. Rekomendasi IDAI: Asuhan nutrisi pedi-

atrik. Jakarta: IDAI;2011.

6. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson. Edisi 15. Volume 1. Jakarta:

EGC; 2000.h. 271.