Case CP JIM
-
Upload
samuelhilda -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of Case CP JIM
-
8/20/2019 Case CP JIM
1/32
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama
William Little pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu
membingungkan yang menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang
menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami
kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut tidak
bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah
memburuk. Kondisi tersebut disebut little’s disease selama beberapa tahun, yang
saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari
penyakit yang mengenai pengendalian ungsi pergerakan dan digolongkan dalam
terminologi cerebral palsy atau umunya disingkat !P.
"ebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami
komplikasi saat persalinan dan #ittle menyatakan kondisi tersebut merupakan
hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut
merusak jaringan otak yang sensiti yang mengendalikan ungsi pergerakan.
$etapi pada tahun 18%&, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat. 'alam
penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak !P mempunyai masalah lain
misalnya retardasi mental, gangguan (isual dan kejang, )reud menyatakan bah*a
penyakit tersebut mungkin sudah terjadi pada a*al kehidupan, selama
perkembangan otak janin. Kesulitan persalinan hanya merupakan satu keadaan
yang menimbulkan eek yang lebih buruk dimana sangat mempengaruhi
perkembangan etus.
+erbagai deinisi telah dikemukakan oleh para sarjana. !lark 1%6
mengemukakan, yang dimaksud dengan !P ialah suatu keadaan kerusakan jaringan
otak pada pusat motorik atau jaringan penghubungnya, yang kekal dan tidak
progresi, yang terjadi pada masa prenatal, saat persalinan atau sebelum susunan
sara pusat menjadi /ukup matur, ditandai dengan adanya paralisis, paresis, gangguan
kordinasi atau kelainan-kelainan ungsi motorik . Pada tahun 1%6 World
1
-
8/20/2019 Case CP JIM
2/32
Commission on Cerebral Palsy mengemukakan deinisi !P sebagai berikut !P
adalah suatu kelainan dari ungsi gerak dan sikap tubuh yang disebabkan karena
adanya kelainan atau /a/at pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
"edangkan 2ilroy dkk 1%&, mendeinisikan !P sebagai suatu sindroma kelainan
dalam cerebral control terhadap ungsi motorik sebagai akibat dari gangguan
perkembangan atau kerusakan pusat motorik atau jaringan penghubungnya dalam
susunan sara pusat .
Para peneliti dari berbagai negara melaporkan insidensi yang berbeda-beda
yaitu 1,3 per 1000 kelahiran di 'enmark 4rik 5ansen per 1.000 anak di
Amerika"erikat 2ilroy, dan & per 100.000 kelahiran di Amerika Phelps 6 per
1.000 kelahiranhidup di Amerika Ingram, 1% dan Kurland,1%&. 'i Indonesia,
belum ada datamengenai insidensi !P. Pada K7IKA 9 :edan 1%81, ;. "uhasim
dan $iti "ularyomelaporkan < juta adalah anak.
2
-
8/20/2019 Case CP JIM
3/32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CEREBRAL PALSY
2.1.1 Definisi
!erebral palsy !P adalah terminologi yang digunakan untuk
mendeskripsikan kelompok penyakit kronik yang mengenai pusat pengendalian
pergerakan dengan maniestasi klinis yang tampak pada beberapa tahun pertama
kehidupan dan se/ara umum tidak akan bertambah memburuk pada usia
selanjutnya. Istilah /erebral ditujukan pada kedua belahan otak, atau hemisphere,
dan palsi mendeskrispsikan berma/am penyakit yang mengenai pusat
pengendalian pergerakan tubuh. ?adi, penyakit tersebut tidak disebabkan oleh
masalah pada otot atau jaringan sara tepi, melainkan, terjadi perkembangan
yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan mengganggu
kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur se/ara adek*at.
2ejala !P tampak sebagai spektrum yang menggambarkan (ariasi
beratnya penyakit. "eseorang dengan !P dapat menampakkan gejala kesulitan
dalam hal motorik halus, misalnya menulis atau menggunakan gunting masalah
keseimbangan dan berjalan atau mengenai gerakan in(olunter, misalnya tidak
dapat mengontrol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liur. 2ejala dapat
berbeda pada setiap penderita, dan dapat berubah pada seorang penderita.
"ebagian penderita !P sering juga menderita penyakit lain, termasuk kejang atau
gangguan mental. Penderita !P derajat berat akan mengakibatkan tidak dapat
berjalan dan membutuhkan pera*atan yang ekstensi dan jangka panjang,
sedangkan !P derajat ringan mungkin hanya sedikit /anggung dalam gerakan danmembutuhkan bantuan yang tidak khusus. !P bukan penyakit menular atau
bersiat herediter. 5ingga saat ini, !P tidak dapat dipulihkan, *alau penelitian
ilmiah berlanjut untuk menemukan terapi yang lebih baik dan metode
pen/egahannya.
3
-
8/20/2019 Case CP JIM
4/32
2.1.2 Epidemioloi
Asosiasi !P dunia memperkirakan @00.000 penderita !P di Amerika.
'isamping peningkatan dalam pre(ensi dan terapi penyakit penyebab !P,
jumlah anak-anak dan de*asa yang terkena !P tampaknya masih tidak banyak
berubah atau mungkin lebih meningkat sedikit selama 30 tahun terakhir. 5al
tersebut sebagian mungkin karena banyak bayi prematur yang mengalami masa
kritis dan bayi-bayi lemah banyak yang berhasil diselamatkan dengan kemajuan di
bidang kega*atdaruratan neonatologi. ang patut disayangkan, banyak dari
bayi-bayi tersebut mengalami masalah perkembangan sistem sara atau
menderita kerusakan neurologis. Penelitian banyak dilakukan untuk
memperbaiki keadaan tersebut terutama pada bayi-bayi yang mengalami
masalah pernaasan dan penggunaan terapi medikasi untuk men/egah perdarahan
pada otak sebelum atau segera setelah lahir. Angka kejadian !P berkisar 1,
-
8/20/2019 Case CP JIM
5/32
2.1.!. Kl"sifi#"si Klinis
Kl"sifi#"si $e%d"s"%#"n "n"&omi
"aluran piramidal terdiri dari dua kelompok serabut sara yang bertanggung
ja*ab untuk gerakan disadari. :ereka turun dari korteks ke dalam batang otak. Pada
intinya, mereka bertanggung ja*ab untuk mengkomunikasikan maksud gerakan otak
ke sara di sumsum tulang belakang yang akan merangsang aksi tersebut. !erebral
palsy piramidal akan menunjukkan bah*a saluran piramidal rusak atau tidak
berungsi dengan benar.
!erebral palsy ekstrapiramidal menunjukkan /edera berada di luar saluran di
berbagai bidang seperti ganglia basal, thalamus, dan /erebellum. Piramidal dan
ekstrapiramidal merupakan komponen kun/i untuk gangguan gerakanCmotorik.
"pasti/ Piramidal D spastisitas selalu menandakan tonus otot meningkat.
7tot terus berkontraksi, membuat anggota badan kaku, keras, dan tahan terhadap
peregangan dan rileksasi. ;eleks akan meningkat, sementara gerakan /enderung
tersendat dan /anggung. "eringkali, lengan dan kaki yang terkena layuh. #idah,
mulut, dan aring dapat terkena juga, berpengaruh pada kemampuan *i/ara, , makan,
5
-
8/20/2019 Case CP JIM
6/32
bernapas, dan menelan. !P spasti/ sama dengan hipertonus , men/akup sebagian
besar kasus sekitar &0-80=. 'isebabkan kerusakan dan /edera otak pada traktus
piramidalis dan merusak E: upper motor neuron 5al yg memperberat kasus
spastisitas adalah adanya dislokasi, skoliosis dan deormitasFperubahan bentuk dan
ukuranG anggota gerak postur tubuh. !P spasti/ sering dinamai dengan kombinasi
metode topograis yang menunjukkan anggota gerak yang terkena seperti spasti/
diplegia, spasti/ hemiparesis dan spasti/ Huadriplegi.
!P bukan "pastik eksrapiramidalis merupakan jenis /p yg mengalami
penurunan tonus otot ataupun jenis luktuati. +eberapa bentuk /erebral palsy non-
spastik masing-masing ditandai dengan gangguan tertentu, salah satu /iri utama dari
/erebral palsy non-spastik adalah gerakan spontan. 2erakan bisa lambat atau /epat,
sering berulang-ulang, dan kadang-kadang berirama. 2erakan yang diren/anakan
dapat merangsang sebuah eek - sebuah kondisi yang dikenal sebagai tremor. "tres
juga dapat memperburuk gerakan tak terkendali, sedangkan tidur sering kali dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala tersebut.
!edera pada otak luar pada traktus piramidalis menyebabkan /erebral palsy
non-spastik. "esuai dengan lokasi /edera, gangguan mental dan kejang ke/il
kemungkinan ada. !erebral palsy on-spastikmengurangi kemungkinan deormitas
sendi dan anggota tubuh. Kemampuan untuk berbi/ara mungkin terganggu sebagai
akibat dari isik, rendahnya intelektual, dan kerusakan.
!erebral palsy on-spastik dibagi menjadi dua kelompok, ataksia dan
dyskineti/. +ersama-sama mereka membentuk
-
8/20/2019 Case CP JIM
7/32
Atai/CAtaia
!erebral palsy ataia berimbas pada penurunan kemampuan gerakan terkoordinasi.
Keseimbangan dan postur tubuh juga terlibat. Pola berjalan dengan tungkai melebar
dan kadang-kadang tidak teratur. Kontrol gerakan mata dan kedalaman persepsi
sering terganggu. "eringkali, keterampilan motorik halus yang memerlukan
koordinasi mata dan tangan, seperti menulis, akan sulit dilakukan.
'yskineti/
!P diskinetik dibagi menjadi < kelompok besar atetoid dan distonik.
• !P atetoid termasuk dalam /p yang dominan permasalahan gerakan
in(oluntary tidak terkontrol, tidak disadari, terutama lengan, tungkai dan
tangan.
• !p 'istonia , permasalahan lebih kearah otot-otot postur C batang tubuh
dibandingkan anggota gerak, postur yg memelintirC memutar.
Karena /erebral palsy non-spastik dominan terkait dengan gerakan tak terkendali,
beberapa mungkin mengklasiikasikan /erebral palsy dengan disungsi gerakan
tertentu, seperti
• Atetosis - lambat, menggeliat gerakan yang sering berulang, berliku-liku, dan
berirama
• !horea - tidak teratur gerakan yang tidak berulang atau ritmis, dan
/enderung lebih berkedut dan gemetar
• !horeoathetoid - kombinasi /horea dan athetosis, gerakan tidak teratur, tetapi
memutar dan melengkung
• 'istonia - gerakan in(olunterC tdk disadari disertai dengan postur abnormal,
postur tidak leksibel
• Ataksia C Atai/ - tidak menghasilkan gerakan tak terkendali, tapi malah
menunjukkan gangguan keseimbangan dan koordinasi7
-
8/20/2019 Case CP JIM
8/32
2angguan perkembangan pada anak bisa dibagi ke dalam dua kategori, spastik dan
non-spastik, disebut Jmied berarti /erebral palsy type /ampuran. +entuk yang
paling umum dari /erebral palsy /ampuran melibatkan beberapa anggota badan yg
terkena lessi, berupa spastisitas dan nama lainnya adalah athetosis.
!P dapat diklasiikasikan berdasarkan gejala dan tanda klinis neurologis.
"pastik diplegia, untuk pertama kali di deskripsikan oleh dr.#ittle 1860, merupakan
salah satu bentuk penyakit yang dikenal selanjutnya sebagai !P. 5ingga saat ini, !P
diklasiikasikan berdasarkan kerusakan gerakan yang terjadi dan dibagi dalam
kategori, yaitu
1. CP Sp"s&i#
:erupakan bentukan !P terbanyak &0-80=, otot mengalami kekakuan
dan se/ara permanen akan menjadi kontraktur. ?ika kedua tungkai
mengalami spastisitas, pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak
bergerak kaku dan lurus. 2ambaran klinis ini membentuk karakteristik
berupa ritme berjalan yang dikenal dengan gait gunting scissors gait
+ryers, 1%1.
Anak dengan spastik hemiplegia dapat disertai tremor hemiparesis,
dimana seseorang tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai pada
satu sisi tubuh. ?ika tremor memberat, akan terjadi gangguan gerakan
berat.
!P spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas yang
terkena, yaitu
a. Monoplegi
+ila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan
8
-
8/20/2019 Case CP JIM
9/32
b. Diplegia
Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat
daripada kedua lengan
c. Triplegia
+ila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah
mengenai kedua lengan dan 1 kaki
d. Quadriplegia
Keempat ekstremitas terkena dengan derajad yang sama
9
-
8/20/2019 Case CP JIM
10/32
e. Hemiplegia
:engenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih
berat2. CP A&e&oid'dis#ine&i#
+entuk !P ini mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak
terkontrol dan perlahan. 2erakan abnormal ini mengenai tangan, kaki,
lengan, atau tungkai dan pada sebagian besar kasus, otot muka dan lidah,
menyebabkan anak tampak menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur.
2erakan sering meningkat selama periode peningkatan stres dan hilang
pada saat tidur. Penderita juga mengalami masalah koordinasi gerakan otot
bi/ara disartria. !P atetoid terjadi pada 10-
-
8/20/2019 Case CP JIM
11/32
"ering ditemukan pada seorang penderita mempunyai lebih dari satu
bentuk !P yang dijabarkan diatas. +entuk /ampuran yang sering dijumpai
adalah spastik dan gerakan atetoid tetapi kombinasi lain juga mungkin
dijumpai.
!P juga dapat diklasiikasikan berdasarkan estimasi derajat beratnya penyakit
dan kemampuan penderita untuk melakukan akti(itas normal $abel 1.
$ a b e l 1. K l a s i i k a si ! P b er d a s a r k a n 'erajat Penyakit
Kl"sifi#"si Pe%#em$"n"n
mo&o%i#
+e,"l" Pen-"#i&
pen-e%&"
inim"l ormal, hanya
terganggu se/ara
kualitati
Kelainan tonus sementara,
;ele primiti(e menetap
terlalu lama, kelainan motor
ringan, 2angguan gerak
motorik kasar L halus, missal
!lumpsy
2angguan
komunikasi,
gangguan belajar
spesiik
Rin"n +erjalan umur
-
8/20/2019 Case CP JIM
12/32
2.1.(. Pen-"#i& -"n Be%/*$*n"n den"n Ce%e$%"l P"ls-
+anyak penderita !P juga menderita penyakit lain. Kelainan yang
mempengaruhi otak dan menyebabkan gangguan ungsi motorik dapat
menyebabkan kejang dan mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang,
atensi terhadap dunia luar, akti(itas dan perilaku, dan pengelihatan dan
pendengaran +enda et al, 1%86. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
!P adalah
1. +"n*"n en&"l.
"epertiga anak !P memiliki gangguan intelektual ringan, sepertiga
dengan gangguan sedang hingga berat dan sepertiga lainnya normal.
2angguan mental sering dijumpai pada anak dengan klinis spastik
Huadriplegia.
2. Ke,"n "&"* Epilepsi.
"etengah dari seluruh anak !P menderita kejang. "elama kejang, akti(itas
elektrik dengan pola normal dan teratur diotak mengalami gangguan
karena letupan listrik yang tidak terkontrol. Pada penderita !P dan
epilepsi, gangguan tersebut akan tersebar keseluruh otak dan
menyebabkan gejala pada seluruh tubuh, seperti kejang tonik-klonik atau
mungkin hanya pada satu bagian otak dan menyebabkan gejala kejang
parsial. Kejang tonik-klonik se/ara umum menyebabkan penderita menjerit
dan diikuti dengan hilangnya kesadaran, t*it/hing kedua tungkai dan
lengan, gerakan tubuh kon(ulsi dan hilangnya kontrol kandung kemih.
Kejang parsial diklasiikasikan menjadi simpleks atau kompleks. Pada tipe
simpleks, penderita menunjukkan gejala yang terlokalisir misalnya kejang
otot, gerakan mengunyah, mati rasa atau rasa gatal. Pada tipekompleks, penderita dapat mengalami halusinasi, berjalan sempoyongan,
gerakan otomatisasi dan tanpa tujuan, atau mengalami gangguan kesadaran
atau mengalami kebingungan.
!. +"n*"n Pe%&*m$*/"n.
"indroma gagal tumbuh sering terjadi pada !P derajat sedang hingga
12
-
8/20/2019 Case CP JIM
13/32
berat, terutama tipe Huadriparesis. 2agal tumbuh se/ara umum adalah
istilah untuk mendeskripsikan anak-anak yang terhambat pertumbuhan dan
perkembangannya *alaupun /ukup mendapat asupan makanan. Pada
bayi-bayi, terhambatnya laju pertumbuhan terlihat dari kenaikan berat
badan yang sangat ke/il pada anak ke/il, dapat tampak terlalu pendek
pada remaja, tampak sebagai kombinasi antara terlalupendek dan tidak
tampak tanda maturasi seksual. 2agal tumbuh dapat disebabkan beberapa
sebab, termasuk nutrisi yang buruk dan kerusakan otak yang berungsi
untuk mengontrol pertumbuhan dan perkembangan. "ebagai tambahan,
otot tungkai yang mengalami spastisitas mempunyai ke/enderungan lebih
ke/il dibanding normal. 5al tersebut tampak nyata pada sebagian besar
penderita dengan spastik hemiplegia, karena tungkai pada sisi yang sakit
tidak dapat tumbuh se/epat sisi yang normal. Kondisi tersebut juga
mengenai tangan dan kaki karena gangguan penggunaan otot tungkai
disuse atrophy.
(. +"n*"n Penli/"&"n d"n Penden"%"n.
+anyak anak !P menderita strabismus, dimana mata tidak tampak
segaris karena ada perbedaan pada otot mata kanan dan kiri. Pada
perkembangannya, hal ini akan menimbulkan gejala pengelihatan ganda.
?ika tidak segera dikoreksi akan menimbulkan gangguan pengelihatan berat
pada satu mata dan sebenarnya dapat diinter(ensi dengan kemampuan
(isus tertentu, misalnya membatasi jarak pandang. Pada beberapa kasus,
terapi bedah direkomendasikan untuk koreksi strabismus. Anak dengan
hemiparesis dapat mengalami hemianopia, dimana terjadi ke/a/atan (isus
atau kebutaan yang mengenai lapangan pandang normal pada satusisi. "ebagai /ontoh, jika hemianopia mengenai mata kanan, dengan
melihat lurus ke depan akan mempunyai (isus terbaik ke/uali untuk
melihat kanan jarak jauh. Pada hemianopia homonymous , kelainan akan
mengenai sisi yang sama dari lapang pandang dari kedua mata. 2angguan
pendengaran juga sering dijumpai diantara penderita !P dibanding pada
13
-
8/20/2019 Case CP JIM
14/32
populasi umum.
0. Sens"si d"n Pe%sepsi "$no%m"l.
"ebagian penderita !P mengalami gangguan kemampuan untuk merasakan
sensasi misalnya sentuhan dan nyeri. :ereka juga mengalami stereognosia,
atau mengalami kesulitan merasakan dan mengidentiikasi obyek melalui
sensasi raba.
2.1.0 E&ioloi d"n P"&ofisioloi
!P bukan merupakan satu penyakit dengan satu penyebab. !P merupakan
grup penyakit dengan masalah mengatur gerakan, tetapi dapat mempunyai
penyebab yang berbeda. Entuk menentukan penyebab !P, harus digali mengenai
hal bentuk !P, ri*ayat kesehatan ibu dan anak, dan onset penyakit.'i E"A,
sekitar 10-
-
8/20/2019 Case CP JIM
15/32
2. I#&e%*s neon"&o%*m.
Pigmen bilirubin, yang merupakan komponen yang se/ara normal dijumpai
dalam jumlah ke/il dalam darah, merupakan hasil produksi dari peme/ahan
eritrosit. ?ika banyak eritrosit mengalami kerusakan dalam *aktu yang
singkat, misalnya dalam keadaan ;hCA+7 inkompatibilitas, bilirubin
indirek akan meningkat dan menyebabkan ikterus. Ikterus berat dan tidak
diterapi dapat merusak sel otak se/ara permanen 9an Praagh, 1%61.
!. Ke#*%"n"n o#sien $e%"& /ipo#si# is#emi# p"d" o&"# "&"*
&%"*m" #ep"l" sel"m" p%oses pe%s"lin"n.
Asphyia sering dijumpai pada bayi-bayi dengan kesulitan persalinan.
Asphyia menyebabkan rendahnya suplai oksigen pada otak bayi pada
periode lama, anak tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal
hipoksik iskemik en/ephalopathi. Angka mortalitas meningkat pada
kondisi asphyia berat, tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat
menjadi !P, dimana dapat bersama dengan gangguan mental dan kejang
elson, et al 1%%.
Kriteria yang digunakan untuk memastikan hipoksik intrapartum sebagai
penyebab
!P :a/#ennan A et
al, 1%%%
1. :etabolik asidosis pada janin dengan pemeriksaan darah arteri
tali pusat janin, atau neonatal dini p5N& dan +4N1
-
8/20/2019 Case CP JIM
16/32
8. Imaging dini abnormalitas /erebral
Pada masa lampau, banyak penelitian yang menunjukkan meningkatnya kasus
!P karena asphyia atau komplikasi selama persalinan, sedangkan
penyebab lain belum dapat diidentiikasi. $etapi penelitian yang ekstensi oleh
I'" menunjukkan bah*a hanya sebagian ke/il bayi dengan asphyia
berkembang menjadi en/ephalopathi segera setelah lahir. ;iset juga
menunjukkan bah*a sebagian besar bayi yang menderita asphyia tidak
berkembang menjadi !P atau kelainan neurologis lainnya. Komplikasi
persalinan termasuk asphyia diperkirakan sekitar 6= dari kasus !P kongenital.
(. S&%o#e.
Kelainan koagulasi pada ibu atau bayi dapat menyebabkan stroke pada
etus atau bayi baru lahir. Perdarahan di otak terjadi pada beberapa kasus.
"troke yang terjadi pada etus atau bayi baru lahir, akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak dan menyebabkan masalah neurologis. Karena
insiden inark /erebri yang tidak dapat dijelaskan sering tampak pada
pemeriksaan neuroimaging pada anak dengan !P hemiplegi, diagnostik
test untuk penyakit koagulasi perlu dipertimbangkan.
)aktor-aktor yang menyatakan penyebab selain hipoksik intrapartum sebagai
penyebab !P :a/#ennan, 1%%%
1. Pada pemeriksaan analisis gas darah arteri umbilikalis O1mmolC# atau
p5@&
-
8/20/2019 Case CP JIM
17/32
10. Adanya aktor resiko antenatal lain untuk !P, misalnya prematuritas,
kehamilan ganda, penyakit autoimun
11. Adanya aktor resiko postnatal untuk !P, misalnya post natal en/ephalitis,
hipotensi memanjang, atau hipoksik karena penyakit respirasi
1
-
8/20/2019 Case CP JIM
18/32
peningkatan jumlah protein dalam urine berhubungan dengan
peningkatan resiko terjadinya !P pada bayi
8. 5ipertiroidism maternal, mental retardasi dan kejang.
%. Kejang pada bayi baru lahir.
2.1.5 Di"nosis
+e,"l" A6"l CP
$anda a*al !P biasanya tampak pada usia O3 tahun, dan orang tua
sering men/urigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal.
+ayi dengan !P sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya
tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan, sebagian mengalami
abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus ototChipotonia bayi tampak lemah dan
lemas, kadang loppy. Peningkatan tonus ototChipertonia, bayi tampak kaku. Pada
sebagian kasus, bayi pada periode a*al tampak hipotonia dan selanjutnya
berkembang menjadi hipertonia setelah
-
8/20/2019 Case CP JIM
19/32
menggunakan tangan kanan atau kiri. ?ika dokter memegang obyek didepan dan
pada sisi dari bayi, bayi akan mengambil benda tersebut dengan tangan yang
/enderung dipakai, *alaupun obyek didekatkan pada tangan yang sebelahnya.
"ampai usia 1< bulan, bayi masih belum menunjukkan ke/enderungan
menggunakan tangan yang dipilih. $etapi bayi dengan spastik hemiplegia,
akan menunjukkan perkembangan pemilihan tangan lebih dini, sejak tangan pada
sisi yang tidak terkena menjadi lebih kuat dan banyak digunakan #angkah
selanjutnya dalam diagnosis !P adalah menyingkirkan penyakit lain yang
menyebabkan masalah pergerakan. ang terpenting, harus ditentukan bah*a
kondisi anak tidak bertambah memburuk. alaupun gejala dapat berubah bersama
*aktu, !P sesuai dengan deinisinya tidak dapat menjadi progresi. ?ika anak
se/ara progresi kehilangan kemampuan motorik, ada kemungkinan terdapat
masalah yang berasal dari penyakit lain, misalnya penyakit genetik, penyakit
muskuler, kelainan metabolik, tumor ""P. Penelitian metabolik dan genetik tidak
rutin dilakukan dalam e(aluasi anak dengan !P #e(el +, !lass II, III
e(iden/e Ingram, 1%66 illing*orth ;", 1%66,
***. a a n. / o mC p r o e ss i on a l s C p ra/ ti /e Ci nd e ./ m . ;i*ayat medis anak,
pemeriksaan diagnostik khusus, dan, pada sebagian kasus, pengulangan
pemeriksaan akan sangat berguna untuk konirmasi diagnostik dimana penyakit
lain dapat disingkirkan.
Peme%i#s""n Ne*%o%"dioloi#
Pemeriksaan khusus neuroradiologik untuk men/ari kemungkinan
penyebab !P perlu dikerjakan, salah satu pemeriksaan adalah !$ s/an kepala,
yang merupakan pemeriksaan imaging untuk mengetahui struktur jaringan otak.
!$ s/an dapat menjabarkan area otak yang kurang berkembang, kistaabnormal, atau kelainan lainnya. 'engan inormasi dari !$ "/an, dokter dapat
menentukan prognosis penderita !P.
:;I kepala, merupakan tehnik imaging yang /anggih, menghasilkan
gambar yang lebih baik dalam hal struktur atau area abnormal dengan lokasi dekat
dengan tulang dibanding dengan !$ s/an kepala #e(el A, !lass I-III e(iden/e
'ikatakan bah*a neuroimaging direkomendasikan dalam e(aluasi anak !P jika19
http://www.aan.com/professionals/practice/index.cfmhttp://www.aan.com/professionals/practice/index.cfmhttp://www.aan.com/professionals/practice/index.cfmhttp://www.aan.com/professionals/practice/index.cfm
-
8/20/2019 Case CP JIM
20/32
etiologi tidak dapat ditemukan #e(el A, I, II
Pemeriksaan ketiga yang dapat menggambarkan masalah dalam
jaringan otak adalah E"2 kepala. E"2 dapat digunakan pada bayi sebelum
tulang kepala mengeras dan EE+ tertutup. alaupun hasilnya kurang akurat
dibanding !$ dan :;I, tehnik tersebut dapat mendeteksi kista dan struktur
otak, lebih murah dan tidak membutuhkan periode lama pemeriksaannya.
Peme%i#s""n L"in
Pada akhirnya, klinisi mungkin akan mempertimbangkan kondisi lain yang
berhubungan dengan !P, termasuk kejang, gangguan mental, dan (isus atau
masalah pendengaran untuk menentukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.
?ika dokter menduga adanya penyakit kejang, 442 harus dilakukan #e(el
A, !lass I-II e(iden/e. 442 akan membantu dokter untuk melihat akti(itas
elektrik otak dimana akan menunjukkan penyakit kejang
*** . aa n. / o mC p r o e ss i on a l s C p ra/ ti / e Ci nd e ./ m .
Pemeriksaan intelegensi harus dikerjakan untuk menentukan derajat
gangguan mental. Kadangkala intelegensi anak sulit ditentukan dengan sebenarnya
karena keterbatasan pergerakan, sensasi atau bi/ara, sehingga anak !P mengalami
kesulitan melakukan tes dengan baik.
?ika diduga ada masalah (isus, dokter harus merujuk ke optalmologis untuk
dilakukan pemeriksaan jika terdapat gangguan pendengaran, dapat dirujuk ke
otologist #e(el A, !lass I-II e(iden/e.
Identiikasi kelainan penyerta sangat penting sehingga diagnosis dini akan lebih
mudah ditegakkan. +anyak kondisi diatas dapat diperbaiki dengan terapi spesiik,
sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup penderita !P.
20
http://www.aan.com/professionals/practice/index.cfmhttp://www.aan.com/professionals/practice/index.cfmhttp://www.aan.com/professionals/practice/index.cfm
-
8/20/2019 Case CP JIM
21/32
-
8/20/2019 Case CP JIM
22/32
dimana dokter bedah akan meletakkan selang langsung pada lambung.
!. In#on&inen&i" U%in.
Inkontinentia urin adalah komplikasi yang sering terjadi. Inkontinentia urin
ini disebabkan karena penderita !P kesulitan mengendalikan otot yang
selalu menjaga supaya kandung kemih selalu tertutup. Inkontinentia urin
dapat berupa enuresis, dimana seseorang tidak dapat mengendalikan
urinasi selama akti(itas isik stress inkonentia, atau merembesnya urine
dari kandung kemih. $erapi medikasi yang dapat diberikan untuk
inkonensia meliputi olah raga khusus, bioeedba/k, obat- obatan,
pembedahan atau alat yang dilekatkan dengan pembedahan untuk
mengganti atau membantu otot. !P tidak dapat disembuhkan, terapi yang
dilakukan ditujukan untuk memperbaiki kapabilitas anak. 'alam
perkembangannya, hingga saat ini tujuan terapi pada !P adalah
mengusahakan penderita dapat hidup mendekati kehidupan normal dengan
mengelola problem neurologis yang ada seoptimal mungkin. 'isini
tidak ada terapi standar yang berlaku untuk semua penderita !P. Klinisi
diharapkan dapat bekerja sama dalam tim, untuk mengidentiikasi
kebutuhan khusus masing-masing anak dan kelainan-kelainan yang ada
dan kemudian menentukan terapi indi(idual yang /o/ok untuk setiap
penderita.
+eberapa pendekatan tatalaksana yang diren/anakan meliputi obat-obatan
untuk mengontrol kejang dan spasme otot, penyangga khusus untuk
kompensasi keseimbangan otot, pembedahan, peralatan mekanis untuk
membantu kelainan yang timbul, konseling emosional dan kebutuhan
psikologis, dan isik, okupasi, bi/ara dan terapi perilaku.
22
-
8/20/2019 Case CP JIM
23/32
TERAPI SPESI4IK CEREBRAL PALSY
1. Te%"pi 4isi#8 Pe%il"#* d"n L"inn-"
"ering dijumpai, klinisi dan keluarga hanya terokus terutama pada gejala
indi(idual, terutama kemampuan berjalan, padahal yang terpenting adalah
membantu indi(idu untuk bertumbuh menjadi de*asa dan memiliki kebebasan
maksimun dalam bersosialisasi.
$erapi, apakah untuk pergerakan, bi/ara atau kemampuan mengerjakan
tugas sederhana, merupakan tujuan dari terapi !P. $erapi !P ditujukan pada
perubahan kebutuhan penderita sesuai dengan perkembangan usia.
$erapi isik selalu dimulai pada usia tahun pertama kehidupan, segera setelah
diagnostik ditegakkan. Program terapi isik menggunakan gerakan spesiik
mempunyai < tujuan utama yaitu men/egah kelemahan atau kemunduran
ungsi otot yang apabila berlanjut akan menyebabkan pengerutan otot disuse
atrophy dan yang kedua adalah menghindari kontraktur, dimana otot akan
menjadi kaku yang pada akhirnya akan menimbulkan posisi tubuh abnormal.
Kontraktur adalah satu komplikasi yang sering terjadi. Pada keadaan
normal, dengan panjang tulang yang masih tumbuh akan menarik otot tubuh dantendon pada saat berjalan dan berlari dan akti(itas sehari-hari. 5al ini memastikan
bah*a otot akan berkembang dalam ke/epatan yang sama. $etapi pada anak
dengan !P, spastisitas akan men/egah peregangan otot dan hal tersebut akam
menyebabkan otot tidak dapat berkembang /ukup pesat untuk mengimbangi
ke/epatan tumbuh tulang. Kontraktur dapat mengganggu keseimbangan dan
memi/u hilangnya kemampuan yang sebelumnya. 'engan melakukan terapi isik
saja atau dengan kombinasi penopang khusus alat orthotik, kita dapat men/egah
komplikasi dengan /ara melakukan peregangan pada otot yang spastik. "ebagai
/ontoh, jika anak mengalami spastik pada otot hamstring, terapis dan keluarga
seharusnya mendorong anak untuk duduk dengan kaki diluruskan untuk
meregangkan ototnya.
$ujuan ketiga dari program terapi isik adalah meningkatkan
perkembangan motorik anak. !ara kerja untuk mendukung tujuan tersebut dengan
23
-
8/20/2019 Case CP JIM
24/32
tehnik +obath. 'asar dari program tersebut adalah releks primiti akan
tertahan pada anak !P yang menyebabkan hambatan anak untuk belajar
mengontrol gerakan (olunter. $erapis akan berusaha untuk menetralkan releks
tersebut dengan memposisikan anak pada posisi yang berla*anan. ?adi, sebagai
/ontoh, jika anak dengan !P normalnya selalu melakukan leksi pada lengannya,
terapis seharusnya melakukan gerakan ekstensi berulang kali pada lengan tersebut
+obath, 1%6&.
Pendekatan kedua untuk terapi isik adalah membuat pola,
berdasarkan prinsip bah*a kemampuan motorik seharusnya diajarkan dalam
ururtan yang sama supaya berkembang se/ara normal. Pada pendekatan
kontro(esial tersebut, terapis akan membimbing anak sesuai dengan gerakan
sepanjang alur perkembangan motorik normal. "ebagai /ontoh, anak belajar
gerakan dasar seperti menarik badannya pada posisi duduk dan merangkak
sebelum anak mampu berjalan, yang berhubungan dengan tanpa melihat usianya.
$erapi isik hanya merupakan satu elemen dari program perkembangan bayi selain
juga meliputi usaha untuk menyediakan satu lingkungan yang ber(ariasi
dan dapat menstimulasi perkembangan motorik anak. Anak !P juga
membutuhkan pengalaman baru dan interaksi dengan lingkungan disekitarnya
dalam upaya pembelajaran. Program stimulasi dapat memberikan pengalaman
yang ber(ariasi pada anak yang se/ara isik tidak memungkinkan untuk
bereksplorasi.
Pada saat anak !P men/apai usia sekolah, penekanan terapi bergeser dari
perkembangan motorik dini. Esaha sekarang ditujukan pada persiapan anak untuk
masuk sekolah, membantu anak untuk membangun akti(itas harian rutin, dan
memaksimalkan kemampuan anak untuk berkomunikasi.$erapi isik saat ini dapat membantu anak !P mempersiapkan sekolah
dengan meningkatkan kemampuan untuk duduk, bergerak leluasa atau dengan
kursi roda, atau melakukan tugas misalnya menulis. Pada terapi okupasi, terapis
bekerja dengan anak untuk mengembangkan kemampuan makan, berpakaian, atau
menggunakan kamar mandi. 5al ini akan menurunkan kebutuhan pada pengasuh
24
-
8/20/2019 Case CP JIM
25/32
dan mempertinggi keper/ayaan pada diri sendiri. Entuk anak yang mengalami
kesulitan berkomunikasi, terapi *i/ara bekerja untuk mengidentiikasi kesulitan
spesiik dan memba*a mereka dalam program latihan, menggunakan alat
komunikasi khusus, misalnya komputer dengan suara.
$erapi perilaku merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan
kemampuan anak. $erapi ini, menggunakan teori dan tehnik psikologi, yang dapat
melengkapi terapi isik, bi/ara dan okupasi. "ebagai /ontoh, terapi perilaku
meliputi menyembunyikan boneka dalam kotak dengan harapan anak dapat belajar
bagaimana meraih kotak dengan menggunakan tangan yang lebih lemah. "eperti
anak belajar untuk berkata dengan huru depan b dapat menggunakan balon untuk
men/iptakan kata tersebut. Pada kasus yang lain, terapis dapat men/oba
menghindari perilaku yang tidak menguntungkan atau perilaku merusak, misalnya
menarik rambut atau menggigit, dengan menunjukkan hadiah pada anak yang
menunjukkan akti(itas yang baik.
Pada saat anak !P tumbuh lanjut, kebutuhan mereka untuk dan tipe terapi
dan pelayanan bantuan lain akan berlanjut dan berubah. $erapi isik berkelanjutan
berdasarkan masalah pergerakan dan disuplementasi dengan latihan (okal, rekreasi
dan program yang menyenangkan, dan edukasi khusus jika diperlukan. Konseling
untuk perubahan emosi dan psikologis dapat dibutuhkan pada setiap usia,
tetapi paling sering pada masa remaja. $ergantung pada kemampuan isik dan
intelektual, orang de*asa mungkin membutuhkan pengasuh yang peduli,
akomodasi hidup, transportasi atau pekerjaan.
'engan tanpa memandang usia dan bentuk terapi yang digunakan,
terapi tidak berhenti saat penderit keluar dari ruangan terapi. Pada kenyataannya,
sebagian besar pekerjaan sering dilakukan di rumah. $erapis berungsi sebagai pelatih, menyiapkan orang tua dan penderita dengan strategi dan melatihnya
dimana dapat membantu meningkatkan penampilan di rumah, sekolah dan
dimasyarakat.
2. Al"& e#"ni#
:ulai dengan bentuk yang sederhana misalnya sepatu (el/ro atau
25
-
8/20/2019 Case CP JIM
26/32
bentuk yang /anggih seperti alat komunikasi komputer, mesin khusus dan alat
yang diletakkan dirumah, sekolah dan tempat kerja dapat membantu anak atau
de*asa dengan !P untuk menutupi keterbatasannya.
Komputer merupakan /ontoh yang /anggih sebagai alat baru yang dapat
membuat perubahan yang bermakna dalam kehidupan penderita !P. "ebagai
/ontoh, anak yang tidak dapat berbi/ara atau menulis tetapi dapat membuat
gerakan dengan kepala mungkin dapat belajar untuk mengendalikan komputer
dengan menggunakan pointer lampu khusus yang diletakkan di ikat kepala.
'engan dilengkapi dengan komputer dan sintesiser suara, anak akan
berkomunikasi dengan orang lain. Pada kasus lain, tehnologi telah mendukung
penemuan (ersi baru dari alat lama, misalnya kursi roda tradisional dan bentuk
yang lebih baru yang dapat berjalan dengan menggunakan listrik.
!. Te%"pi edi#"men&os"
Entuk penderita !P yang disertai kejang, dokter dapat memberi obat anti
kejang yang terbukti eekti untuk men/egah terjadinya kejang ulangan. obat
yang diberikan se/ara indi(idual dipilih berdasarkan tipe kejang, karena tidak ada
satu obat yang dapat mengontrol semua tipe kejang. +agaimanapun juga, orang
yang berbeda *alaupun dengan tipe kejang yang sama dapat membaik dengan
obat yang berbeda, dan banyak orang mungkin membutuhkan terapi kombinasi
dari dua atau lebih ma/am obat untuk men/apai eekti(itas pengontrolan kejang.
$iga ma/am obat yang sering digunakan untuk mengatasi spastisitas pada
penderita !P adalah
1. 'iaQepam
7bat ini bekerja sebagai relaksan umum otak dan tubuh.
Pada anak usia O6 bulan tidak direkomendasikan, sedangkan pada anak
usia @6 bulan diberikan dengan dosis 0,1< D 0,8 mgCKg++Chari per oral
dibagi dalam 6D8 jam, dan tidak melebihi 10 mgCdosis
-
8/20/2019 Case CP JIM
27/32
penderita !P adalah sebagai berikut
2 9 5 &"/*n:
'osis 10 D 0 mgChari per oral, dibagi dalam 3 D dosis. 'osis dimulai
-
8/20/2019 Case CP JIM
28/32
Adakalanya, klinisi menggunakan membasuh dengan alkohol atau injeksi
alkohol kedalam otot untuk menurunkan spastisitas untuk periode singkat. $ehnik
tersebut sering digunakan klinisi saat hendak melakukan koreksi perkembangan
kontraktur. Alkohol yang diinjeksikan kedalam otot akan melemahkan otot selama
beberapa minggu dan akan memberikan *aktu untuk melakukan bra/ing, terapi.
Pada banyak kasus, teknik tersebut dapat menunda kebutuhan untuk melakukan
pembedahan.
Bo&*lin*m To
:erupakan medikasi yang bekerja dengan menghambat pelepasan a/etil/holine
dari presinaptik pada pertemuan otot dan sara. Injeksi pada otot yang kaku akanmenyebabkan kelemahan otot. Kombinasi terapi antara melemahkan otot dan
menguatkan otot yang berla*anan kerjanya akan meminimalisasi atau
men/egah kontraktur yang akan berkembang sesuai dengan pertumbuhan
tulang. Inter(ensi ini digunakan jika otot yang menyebabkan deormitas tidak
banyak jumlahnya, misalnya spastisitas pada tumit yang menyebabkan gait jalan
berjinjit $oe-heel gait atau spastisitas pada otot leor lutut yang menyebabkan
/rou/h gait. Perbaikan tonus otot sering akibat mulai berkembangnya sara
terminal, yang merupakan proses dengan pun/ak terjadi pada 60 hari Inter(ensi
botulinum dapat digunakan pada deormitas ekstremitas atas yang se/ara sekunder
akibat tonus otot abnormal dan tumbuhnya tulang. Kelainan yang sering dijumpai
adalah aduksi bahu dan rotasi internal, leksi lengan, pronasi telapak tangan dan
leksi pergelangan tangan dan jari-jari. +otulinum toksin sangat eekti
untuk memperbaiki kekakuan siku dan ekstensi ibu jari. "eperti sudah diduga
sebelumnya, ungsi motorik halus tidak banyak mengalami perbaikan. Keuntungan
dari segi kosmetik untuk memperbaiki leksi siku sangat dramatik.
Komplikasi injeksi botulinum toksin dikatakan minimal. yeri akibat
injeksi minimal, biasanya akan hilang tidak lebih dari menit setelah injeksi.
4ikasi ter/apai dalam 8-&< jam dan akan menghilang dalam
-
8/20/2019 Case CP JIM
29/32
memelihara ungsi yang diinginkan.
B")lofen In&%"&e#"l
+a/loen merupakan 2A+A agonis yang diberikan se/ara intratekalmelalui pompa yang ditanam akan sangat membantu penderita dalam mengatasi
kekakuan otot berat yang sangat mengganggu ungsi normal tubuh Albright,
1%%6. Karena +a/loen tidak dapat menembus +++ se/ara eekti, obat oral
dalam dosis tinggi diperlukan untuk men/apai tujuan yang diinginkan jika
dibandingkan dengan /ara pemberian intratekal. 'ijumpai penderita dengan
ba/loen oral akan tampak letargik.
+a/loen intratekal diberikan pertama kali sejak tahun 1%80 sebagai obat
untuk mengendalikan spasme otot berat akibat trauma pada tulang belakang. "ejak
tahun 1%%0, metode pengobatan ini mulai digunakan untuk koreksi pada penderita
!P dan menunjukkan eikasi yang baik.
(. Te%"pi Bed"/
Pembedahan sering direkomendasikan jika terjadi kontraktur berat dan
menyebabkan masalah pergerakan berat. 'okter bedah akan mengukur panjang
otot dan tendon, menentukan dengan tepat otot mana yang bermasalah.
:enentukan otot yang bermasalah merupakan hal yang sulit, berjalan dengan /ara
berjalan yang benar, membutuhkan lebih dari 30 otot utama yang bekerja se/ara
tepat pada *aktu yang tepat dan dengan kekuatan yang tepat. :asalah pada satu
otot dapat menyebabkan /ara berjalan abnormal. #ebih jauh lagi, penyesuaian
tubuh terhadap otot yang bermasalah dapat tidak tepat. Alat baru yang dapat
memungkinkan dokter untuk melakukan analisis gait. Analisis gait menggunakan
kamera yang merekam saat penderita berjalan, komputer akan menganalisis tiap
bagian gait penderita. 'engan menggunakan data tersebut, dokter akan lebih baik
dalam melakukan upaya inter(ensi dan mengkoreksi masalah yang
sesungguhnya. :ereka juga menggunakan analisis gait untuk memeriksa
hasil operasi 2age et al, 1%%1.
29
-
8/20/2019 Case CP JIM
30/32
KESIPULAN
!erebral palsy merupakan suatu keadaan kerusakan jaringan otak pada pusat
motorik atau jaringan penghubungnya, yang kekal dan tidak progresi, yang terjadi
pada masa prenatal, saat persalinan atau sebelum susunan sara pusat menjadi /ukup
matur, ditandai dengan adanya paralisis, paresis, gangguan kordinasi atau kelainan-
kelainan ungsi motorik. 'ari segi gangguan berbi/ara, /erebral palsy sama dengan
sindroma do*n, namun yang membedakannya adalah deormitas pada ekstrimitas
pada pasien /erebral palsy serta tidak adanya attention dei/it pada pasien /erebral
palsy. Pada /erebral palsy juga biasanya ri*ayat persalinan mengalami asiksia berat
sedangkan pada mus/ular atrophy dan sindroma do*n tidak mengalami asiksia
neonatorum.
Penanganan penderita !P biasanya berlangsung lama, bertahun- tahun, dan
untuk setiap penderita perlu ren/ana penanganan yang khusus, disesuaikan dengan
derajat berat ringannya !P, kemampuan motorikCmental penderita se/ara indi(idu.
Entuk memperoleh hasil yang maksimal, penderita !P perlu ditangani oleh
suatu team yang terdiri dari dokter anak, ahli sara, ahli ji*a, ahli bedah tulang, ahli
isioterapi, occupational therapist, guru luar biasa, orang tua penderita dan bila perlu
ditambah dengan ahli mata, ahli $5$ dan lainlain.
)isioterapi bertujuan untuk mengembangkan berbagai gerakan yang
diperlukan untuk memperoleh keterampilan se/ara independent untuk akti(itas
sehari-hari. )isioterapi ini harus segera dimulai se/ara intensi. Entuk men/egah
kontraktur perlu diperhatikan posisi penderita se*aktu istirahat atau tidur. +agi
penderita yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal di suatu pusat latihan.
)isioterapi dilakukan sepanjang hidup penderita. "elain isio terapi, penderita!P perlu dididik sesuai dengan tingkat inteligensinya, di "ekolah #uar +iasa dan bila
mungkin di sekolah biasa bersama-sama dengan anak yang normal. 'i "ekolah #uar
+iasa dapat dilakukan speech therapy dan occupational therapy yang disesuaikan
dengan keadaan penderita.
30
-
8/20/2019 Case CP JIM
31/32
'iperlukan terapi seperti terapi bobath yang bertujuan untuk penanganan
pasien dikonsentrasikan pada /ara menghambat distribusi abnormal tonus dan postur
abnormal saat menstimulasi atau mendorong kontrol motorik pada le(el berikutnya.
"edangkan pada terapi bi/ara untuk memperbaiki komunikasi dengan men/ari
metode komunikasi yang /o/ok sebagai ganti.
31
-
8/20/2019 Case CP JIM
32/32
DA4TAR PUSTAKA
1. Ilmu kesehatan anak RRR9I "urabaya