Cara Penularan antraks

3
Cara Penularan Menyebarluasnya kasus antraks disebabkan oleh spora yang keluar dari hewan yang mati akibat bakteri bacillus antrachis yang keluar bersama hewan yang mati disemelih atau pada cairan yang dikeluarkan hewan tersebut (Turnbull 2008). Wabah terjadi di daerah dimana sebelumnya hewan mati karena antraks. Wabah ini bisa menular ke daerah lain karena dipengaruhi beberapa faktor: a. perpindahan atau transportasi ternak yang terinfeksi antraks perpindahan ternak yang terinfeksi dari daerah endemik dapat menularkan pada ternak lainnya yang tidak terinfeksi pada daerah yang dituju. b. Pengunaan Lahan dikuburnya ternak yang terinfeksi antraks Lahan yang digunakan mengubur ternak yang terinfeks antraks disterilkan dari bakteri dengan menggunakan kapur. Tanah tersebut tidak seharusnya digunakan untuk ladang persawahan, ladang penggembalaan atau perkebunan, karena spora pada bakteri bacillus antrachis dapat bertahan hidup hingga 35 tahun. Anthraks tidak lazim ditularkan dari hewan yang satu kepada yang lain secara langsung. Wabah anthraks pada umumnya ada Hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alkalis yang menjadi daerah inkubator kuman tersebut. Di daerah-daerah tersebut spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan serasi bagi pertumbuhannya, yaitu tersedianya makanan, suhu dan kelembaban tanah, serta dapat mengatasi persaingan biologik. Bila keadaan lingkungan tetap menguntungkan, kuman akan berkembang biak dan membentuk spora lebih banyak. c. Spora terbawa oleh angin atau aliran air Pada hewan positif antraks yang tidak sengaja tersembelih maka spora bakteri dapat menyebar melalui aliran air seperti selokan, air tanah, air sungai dan juga terbawa oleh angin. Sehingga apabila spora menempel, terhirup atau termakan oleh ternak lain, maka ternak lain akan

description

Cara Penularan antraks

Transcript of Cara Penularan antraks

Cara Penularan Menyebarluasnya kasus antraks disebabkan oleh spora yang keluar dari hewan yang mati akibat bakteri bacillus antrachis yang keluar bersama hewan yang mati disemelih atau pada cairan yang dikeluarkan hewan tersebut (Turnbull 2008). Wabah terjadi di daerah dimana sebelumnya hewan mati karena antraks. Wabah ini bisa menular ke daerah lain karena dipengaruhi beberapa faktor:a. perpindahan atau transportasi ternak yang terinfeksi antraksperpindahan ternak yang terinfeksi dari daerah endemik dapat menularkan pada ternak lainnya yang tidak terinfeksi pada daerah yang dituju. b. Pengunaan Lahan dikuburnya ternak yang terinfeksi antraksLahan yang digunakan mengubur ternak yang terinfeks antraks disterilkan dari bakteri dengan menggunakan kapur. Tanah tersebut tidak seharusnya digunakan untuk ladang persawahan, ladang penggembalaan atau perkebunan, karena spora pada bakteri bacillus antrachis dapat bertahan hidup hingga 35 tahun. Anthraks tidak lazim ditularkan dari hewan yang satu kepada yang lain secara langsung. Wabah anthraks pada umumnya ada Hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alkalis yang menjadi daerah inkubator kuman tersebut. Di daerah-daerah tersebut spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan serasi bagi pertumbuhannya, yaitu tersedianya makanan, suhu dan kelembaban tanah, serta dapat mengatasi persaingan biologik. Bila keadaan lingkungan tetap menguntungkan, kuman akan berkembang biak dan membentuk spora lebih banyak. c. Spora terbawa oleh angin atau aliran airPada hewan positif antraks yang tidak sengaja tersembelih maka spora bakteri dapat menyebar melalui aliran air seperti selokan, air tanah, air sungai dan juga terbawa oleh angin. Sehingga apabila spora menempel, terhirup atau termakan oleh ternak lain, maka ternak lain akan tertular. Spora-spora tersebut dapat diterbangkan angin, atau dihanyutkan aliran air kemudian dapat mencemari air, pakan, rumput, peralatan dan sebagainya (Rahayu, 2010). d. Distribusi dan Pengkonsumsian karkas daging atau bahan pangan hasil ternak terinfeksiKonsumsi daging dengan infeksi bakteri dapat memindahkan atau mendistribusikan spora bakteri dari suatu daerah ke daerah yang lain.

Gerbang penularan penyakit antraks antara lain:1. Per oral Penularan penyakit yang lazim adalah melalui saluran pencernaan, dimana hewan tertular antraks karena menelan spora antraks atau memakan dan minum bahan makanan yang mengandung atau tercemar bakteri penyebab antraks (Ditjennak, 2001). Spora akan masuk ke saluran pencernaan dan akan membuat ulcer pada bagian organ pencercernaan sehingga fungsi pencernaan terganggu.2. Per kutanSpora yang terdapat di lingkungan dapat menularkan antraks melalui kulit yang terbuka, sehingga spora dapat melakukan germinasi menjadi bakteri vegetatif. Dan merusak jaringan yang terdapat pada sekitar daerah terinfeksi dan menyebabkan ulser serta necrosis yang tampak menghitam (pada manusia).3. Per inhalasiSpora yang terbang terbawa angin, akan mudah terhirup oleh hewan rentan maupun manusia. Apabila spora terhirup, dapat terjadi gangguan di daerah saluran pernapasan. Bakteri yang telah germinasi menjadi bentuk vegetatif akan merusak mukosa dari hidung. Dan terjadi gangguan pada sistema respiratory. 4. PerantaraArtropoda juga dapat berperan sebagai perantara dalam penyebarluasan bakteri berspora bacillus antracis. Di daerah iklim panas lalat pengisap darah antara lain jenis Tabanus dapat bertindak sebagai pemindah penyakit.

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2001. Manual Penyakit Hewan. Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.Turnbull, P. C. B., Bohm, R., Doganay, M.,Hugh-Jones, M., Lalitha, M. K. and De Vos, V. 1998. Guidelines on Antraks Surveillance and Control of Antraks in Human and Animals. 3rd edition. http://www.Turnbull.int/emc[26 Juli 2010].Rahayu, Asih. 2010. Antrax di indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Surabaya