Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... ·...

94
1 Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Transcript of Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... ·...

Page 1: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

1

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Page 2: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

2

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki

wilayah laut dan garis pantai yang sangat panjang,sehingga besar

kemungkinan masuknya berbagai hama dan penyakit hewan dan

tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian,

baik dari luar negeri maupun antar area di dalam wilayah Republik

Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka tanggung jawab Badan

Karantina Pertanian menjadi sangat penting sebagai garda terdepan

dalam mencegah masuk/ keluar hama penyakit hewan karantina (HPHK)

dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam/ dari

wilayah Negara Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke

area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional/

mendorong semakin meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya

secara bertahap hambatan tarif (tarrif barrier) dalam perdagangan hasil

pertanian antar negara Keadaan ini mendorong masing-masing negara

memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil

pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan antar negara.

Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian

sumberdaya alam, ketenteraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan

pangan, gangguan terhadap produksi sektor pertanian, serta lingkungan telah

didefinisikan sebagai ancaman yang perlu untuk dicegah masuk dan

Page 3: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

3

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

penyebarannya. Ancaman yang secara global telah diidentifikasi dapat

dikendalikan secara efektif melalui penyelenggaraan perkarantinaan antara lain;

1) ancaman terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan,

2) jenis asing invasif,

3) penyakit Zoonosis,

4) Bioterorism,

5) pangan yang tidak sehat termasuk GMO yang belum dapat

diidentifikasi keamanannya;

6) kelestarian plasma nutfah/ keanekaragaman hayati;

7) hambatan teknis perdagangan; dan

8) ancaman terhadap kestabilan perekonomian nasional.

Peran Barantan dalam perlindungan terhadap kesehatan manusia,

hewan dan tumbuhan serta lingkungan hidupnya dalam hubungannya dengan

perdagangan internasional dan Nasional yaitu :

1. mengoperasikan persyaratan teknis (persyaratan karantina)

impor yang ditetapkan di 3 (tiga) titik sebelum masuk (pre-

border), di tempat pemasukan (at-border) dan setelah

pemasukan (post-border) dalam upaya tindakan perlindungan

kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan;

2. memfasilitasi ekspor komoditi pertanian melalui

pemeriksaan,audit,verifikasi dan sertifikasi karantina ekspor

agar persyaratan teknis negara pengimpor dapat terpenuhi;

3. turut serta memverifikasi persyaratan teknis negara tujuan

ekspor agar tetap dalam koridor perjanjian SPS;

Page 4: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

4

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

4. sebagai Notification body dan National Enquiry Point SPS,

peran tersebut merupakan salah satu bentuk dari komunikasi

persyaratan teknis (dengan organisasi internasional dan

negara mitra) yang akan diberlakukan.

Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan terbangun pasar

tunggal dan basis produksi, dimana terdapat aliran barang, jasa, investasi dan

tenaga kerja terampil yang lebih bebas, kawasan berdaya saing tinggi,

pembangunan ekonomi merata, pengembangan UKM ASEAN, serta integrasi

ASEAN ke dalam ekonomi global. Wujud kinerja MEA 2016 dari sisi karantina

adalah fasilitasi kelancaran arus barang/produk pertanian yang

diperdagangkan. Dengan demikian, salah satu fokus yang perlu mendapatkan

perhatian serius menyangkut kesetaraan sistem manajemen risiko antar negara

anggota MEA.

Salah satu faktor penting dalam kelancaran arus barang/produk adalah

hambatan teknis yaitu keberadaan/status penyakit yang berdasarkan ketentuan

internasional berkaitan dengan prevalensi hama dan penyakit serta organisme

pengganggu tumbuhan di suatu area/kawasan, sistem surveilans yang dimiliki

dan dilaksanakan, dan sistem pengendalian yang dibangun.

Sebagai unit pelaksana teknis Barantan Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon tahun 2017 melaksanakan kegiatan/ program yang sejalan

dengan program BARANTAN yaitu Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan

Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Indikator kinerja utama program

adalah sebagai berikut :

Page 5: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

5

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

1. Meningkatnya efektifitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK;

2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK

dan keamanan hayati;

3. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di

Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon senantiasa

melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal dengan

kerjasama instansi terkait dalam rangka optimalisasi tupoksi.

Adapun jenis kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan

karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati meliputi:

1. Pelaksanaan tindakan karantina terhadap hama dan penyakit hewan

karantina (HPHK), organisme pengganggu tumbuhan karantina

(OPTK) dan keamanan hayati hewani dan nabati.

2. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

3. Pelaksanaan dan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

4. Pengelolaan laboratorium karantina hewan dan karantina tumbuhan

5. Pengelolaan data, informasi dan dokumentasi kegiatan operasional

perkarantinaan hewan, tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati

hewani dan nabati.

6. Pemberian pelayanan teknis kegiatan operasional perkarantinaan

hewan, tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan

nabati.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Page 6: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

6

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

1.2 Tujuan

Penyusunan lapaoran tahunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon TA. 2017 ini mempunyai tujuan diantaranya :

1. Sebagai bahan informasi pelaksanaan kegiatan Stasiun Karantina

Pertanian kelas I Ambon yaitu kegiatan yang telah dilakukan di Kantor

Induk, Wilker Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Wilker Bandara Pattimura,

Wilker Pelabuhan Laut Namlea, Wilker Pelabuhan Laut Tual, Wilker

Pelabuhan Laut Kobisadar dan Kantor Pos Ambon.

2. Sebagai bahan informasi terhadap tingkatan capaian kinerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon Tahun 2017.

3. Untuk mengetahui berbagai permasalahan terkait dengan tupoksi

baik di kantor pusat maupun wilker lingkup Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon

4. Untuk menjadi bahan penyusunan kebijakan Badan Karantina

Pertanian yang akan datang.

Page 7: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

7

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB II VISI DAN MISI

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON

2.1 Visi

Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistik yang

dipilih dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi merupakan

kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau, dipercaya, meyakinkan dan

mengandung daya tarik, sekaligus merupakan refleksi keadaan internal

dan potensi kemampuan inti serta keliatan (fleksibilitas) suatu organisasi

dalam menghadapi hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena

itu sebagai unit pelaksana teknis Barantan visi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh dan

Terpercaya”.

Tangguh : Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya

adalah perwujudan pertahanan negara di bidang kelestarian sumber daya

alam hayati hewan dan tumbuhan. Prinsip pertahanan adalah tangguh

menghadapi serangan.

Terpercaya : Penyelenggaraan karantina pertanian yang dilaksanakan

dengan asas legalitas, sistem dan prosedur yang transparan di dtukung

kaidah-kaidah lmiah yang obyektif dan sumber daya manusia yang

profesional dan akuntabel.

2.2 Misi

Untuk mewujudkan visi, maka Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon mengemban misi sejalan misi Barantan yang ditetapkan sebagai

berikut :

Page 8: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

8

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan

dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan

organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di wilayah kerja

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Provinsi Maluku;

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di wilayah kerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon Provinsi Maluku;

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan

meningkatkan akses pasar Media Pembawa Pertanian di wilayah kerja

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Provinsi Maluku;

4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik di wilayah kerja

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Provinsi Maluku.

2.3 Tujuan

Visi dan misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu

perlu diritunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. Tujuan

merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke

depan. Sesuai dengan tupoksi yaitu melaksanakan perkarantinaan

hewan dan tumbuhan, maka hasil yang dapat digambarkan adalah tingkat

efektifitas penyelenggaraannya. Sebagai unit pelaksana teknis Badan

Karantina Pertanian tujuan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

2015 – 2019 adalah :

a. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan

hayati;

Page 9: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

9

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

b. Meningkatkan kualitas sumber daya dan implementasi prinsip tata

pemerintahan yang baik.

2.4 Sasaran

Dalam rangka pencapaian sasaran Program Badan Karantina

Pertanian Tahun 2017, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

sebagai Unit Pelaksana Teknis di Daerah mendukung program tersebut

dengan sasaran program sebagai berikut :

1. Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK

dan keamanan hayati.

3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina

pertanian.

2.5 Program

Sesuai sasaran program Barantan, ada 3 (tiga) yang harus dicapai

sebagai berikut :

1. Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK.

Hal ini diperlukan dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi

Badan Karantina Pertanian, mengingat besarnya ancaman dan risiko

berbagai jenis HPHK dan OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke

wilayah RI karena sangat luasnya wilayah yang harus diawasi dan

dijaga. Besarnya risiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap

Page 10: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

10

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

kesiap-siagaan seluruh jajaran Badan Karantina Pertanian dalam

menjaga wilayah RI sehingga diperlukan implementasi yang konsisten

dalam pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina mulai dari

tingkat pre-border, at-border dan post border.

2. Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor media pembawa HPHK dan OPTK

sert Keamanan Hayati,

Hal ini diperlukan dalam rangka pelayanan perkarantinaan yang

maksimal sesuai dengan standar internasional. Pengembangan

sistem pengendalian risiko penyakit hewan secara in-line inspection

akan mampu mendukung upaya pengawasa, dan penegakan hukum

yang sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan

sehingga pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat

diterima oleh negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya saing di

pasar global.

3. Peningkatankepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina

pertanian.

Hal ini diperluka dalam rangka memberikan jaminan terhadap

kesehatan dan keamanan produk pertanian kepada masyarakat

Indonesia dan mitra sesuai tata aturan internasional. Pemerintah,

dalam hal ini Badan Karantina Pertanian sebagai regulator

perkarantinaan memiliki mandat konstiusional untuk memberikan

perlindungan terhadap warga negara Indonesia dalam rangka

penyediaankebutuhan produk pertanian yang bermutu tinggi dan

produk yang akan diekspor sesuai persyarataan negara mitra. Oleh

Page 11: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

11

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

karena itu memberika kepastian regulasi yang harus ditaati dan

melaksanakannya dengan konsisten dan konsekuan serta perbaikan

sistem pelayanan pdublik dapat memberikan kepuasan kepada

pengguna jasa karantina dalam kegiatan ekspor dan impor produk

pertanian.

2.6 Kedudukan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon adalah Unit Pelaksana

Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian yang dipimpin oleh

Kepala Stasiun.Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan

hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani nabati.

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media

pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

Page 12: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

12

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati

6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan

keamanan hayati hewani dan nabati

7. Pengelolaan informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina

hewan dan tumbuhan.

8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan

dan keamanan hayati hewani dan nabati.

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2.7 Struktur Organisasi

Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon mempunyai susunan organisasi yang

terdiri dari :

a. Urusan Tata Usaha, mempuyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan

rumah tangga.

b. Subseksi Pelayanan Operasional, mempunyai tugas melakukan

pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan karantina

tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati, dan

sarana teknik serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi,

serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan dan karantina

tumbuhan serta keamanan hayati hewani dan nabati.

Page 13: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

13

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

c. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional medik

veteriner, jabatan fungsional paramedik veteriner, dan jabatan

fungsional pengendali organisme pengganggu tumbuhan serta jabatan

fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan

fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disamping itu dalam rangka ketertiban dan kelancaran

pelaksanaan pekerjaan/kegiatan maka setiap awal tahun anggaran kepala

UPT juga menetapkan Surat Keputusan tentang uraian tugas pegawai

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun anggaran yang

berjalan.

Gambar struktur organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon tersaji seperti berikut :

STRUKTUR ORGANISASI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON

KEPALA STASIUN

Jumrin, SP,M.Si

KEPALA URUSAN TATA USAHA

Sawal Dahlan, S.OS

KEPALA SUBSIE YANOP

Drh. Nanang Handayono. M.Si

KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

Page 14: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

14

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Gambar 1. Struktur Organisasi Organisasi SKP Kelas I Ambon

2.8 Wilayah Kerja

Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor :

44/Permentan/OT.140/3/2014 tanggal 25 Maret 2014 tentang Tempat

Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan

Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon memiliki 6 (Enam) wilayah kerja

adalah Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Bandara Udara Pattimura,

Pelabuhan Laut Namlea, Pelabuhan Laut Tual, Pelabuhan Laut Kobisadar

dan Kantor Pos Ambon.

Untuk mendukung pelaksanaan perkarantinaan di wilayah kerja,

setiap wilayah kerja yang dinilai frekuensi lalulintas Media Pembawanya

tinggi ditugaskan seorang penanggungjawab wilker yang

bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan operasional di wilayah kerja

masing-masing.

Page 15: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

15

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB III

PENINGKATAN KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PERKARANTINAAN

3.1 Pelayanan Informasi (Sosialisasi)

Negara Indonesia terdiri dari 34 Provinsi, yang tiap-tiap provinsi

memiliki beberapa pelabuhan dan bandara yang dapat dijadikan sebagai

pintu-pintu masuk atau keluar bagi media pembawa pertanian baik ke

dalam pulau tersebut atau keluar pulau bahkan ke luar negeri. Masih

banyak masyarakat yang belum mengenal karantina, oleh karena itu

diperlukan adanya sosisalisasi untuk pengenalan terhadapa mayarakat

atau pun intansi terkait mengenai tugas pokok dan fungsi karantina.

Sosialisasi memegang kendali dalam mensukeskan pelaksanaan

tindakan karantina di suatu wilayah. Dalam pelaksanaan sosialisasi

karantina mencakup implementasi peraturan perundang-undangan yang

menjadi dasar penyelenggaraan karantina pertanian. Karantina

merupakan instansi pemerintah yang bekerja berdasarkan peraturan

perundang-undangan seperti yang tertuang dalam UU Nomor 16 tahun

1992 dan peraturan menteri pertanian terkait. Kesadaran

masyarakat (public awareness) tentang penyelenggaraan perkarantinaan

pertanian menentukan keberhasilan tindakan pencegahan Hama Penyakit

Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) di Provinsi Maluku. Peran masyarakat dalam

penyelenggaraan perkarantinaan sangat membantu kelancaran tindakan

karantina yang dilakukan di lapangan.

Page 16: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

16

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, perlu

dilaksanakan sosialisasi karantina pertanian. Sosialisasi adalah suatu

proses penyampaian informasi karantina pertanian pada masyarakat dan

aparatur pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

tentang arti penyelenggaraan perkarantinaan pertanian di Provinsi

Maluku. Diharapkan setelah sosialisasi ini ada perubahan respon

masyarakat terhadap karantina pertanian agar lebih peduli dan

melindungi Provinsi Maluku dan wilayah sekitrarnya dari ancaman HPHK

dan OPTK. Sosialisasi dilaksanakan secara berkelanjutan, karena

membangun kesadaran masyarakat terutama pelaku usaha adalah suatu

proses panjang yang membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah

dan instansi terkait di Provinsi Maluku.

Sosialisasi juga diperlukan tidak hanya dengan masyarakat dan

instansi pemerintah lainnya namun juga diperlukan adanya sosialisasi

dengan pegawai lingkup SKP Kelas I Ambon. Terkait dengan persiapan

akreditasi laboratorium SKP Kelas I Ambon, maka perlu dilakukan juga

sosialisasi tentang SNI IO/IEC 17025:2008 maupun kaji ulang

manajemen. SNI ISO/IEC 17025:2008 juga berhubungan langsung

dengan SNI 9001:2008, maka diperlukan juga adanya pengenalan

mengenai SOP dan pembuatan SOP itu sendiri.

Sosialisasi karantina pertanian di Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon Tahun 2017 telah melakukan kegiatan sosialisasi

peraturan karantina pertanian dan penyakit hewan serta hama penyakit

tumbuhan yang dapat mengancam di sekitar kita. Kegiatan tersebut dapat

dilihat di bawah ini:

Page 17: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

17

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 1. Kegiatan Sosialisasi dan Penyebaran Informasi Karantina Pertanian Tahun 2017

NO Kegiatan Waktu dan Tempat Peserta

1. Public Hearing Standa Pelayanan Publik (SPP) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

10 Mei 2017 di Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

40

2. Coffee Morning Pelabuhan Yos Sudarso

24 Agustus 2017 di Ruang Tunggu Penumpang Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

45

3. Coffee Morning Bandara Pattimura

16 Oktober 2017 di Ruang Rapat PT. Angkasa Pura

42

4. Kaji Ulang Manajemen dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Analisis Data SNI ISO/IEC 17025:2008

13 – 14 November 2017 30

Kegiatan sosialisasi dan penyebaran informasi karantina pertanian

dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang sering muncul sampai

sekarang yaitu kurangnya pengertian dan pemahaman dari berbagai

lapisan masyarakat akan pentingnya karantina hewan dan karantina

tumbuhan terhadap perlindungan kehidupan dan perekonomian di daerah

tempat sosialisasi. Kegiatan ini juga dilakukan untuk mengatasi

kurangnya dukungan sebagian pemangku kebijakan di daerah terhadap

pelaksanaan peraturan perkarantinaan, pemaukan dan pengeluaran

hewan dan tanaman tanpa tindakan karantina dan adanya pemasukan

Media Pembawa wajib periksa karantina secara illegal dan tingginya

kasus rabies dan penyakit lainnya yang berbahaya.

3.2 Koordinasi Pengawasan Karantina

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Karantina oleh

petugas Karantina di lapangan sangat memerlukan partisipasi aktif dan

Page 18: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

18

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

dukungan dari instansi-instansi terkait di setiap lingkungan wilayah kerja.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai salah satu Unit

Pelaksana Teknis Barantan yang terletak di Provinsi Maluku senantiasa

menjalin hubungan dan koordinasi yang baik dengan instansi-instansi

terkait di Kota Ambon pada khususnya dan koordinasi ditempat

pemasukan dan pengeluaran di luar kota Ambon serta pengawasan di

tempat pemasukan dan pengeluaran yang belum ditetapkan.

Koordinasi ini dapat digali informasi dan masukanterhadap lalulintas

komoditi hewan dan tumbuhan serta frekuensinya. Khsusunya di tempat

pemasukan dan pengeluaran yang belum ditetapkan, jika dari hail

koordinasi yang didapatkan menunjukkan bahwa lalulintas dan frekuensi

komiditi hewan dan tumbuhan lebih banyak setiap bulan dan komoditi

tersebut media pembawa HPHK dan OPTK, maka tempat pemasukan

dan pengeluaran tersebut bisa diusulkan untuk ditetapkan dan di tambah

petugas karantina.

3.3 Penyelidikan Kasus Tindak Pidana Karantina

Selama Tahun Anggaran 2017, Penyidikan kasus Tindak Pidana

Karantina berdasarkan Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tidak

ditemukan adanya kasus tindak pidana. Karantina menjadi saksi ahli pada

kasus, mediap pembawa.

3.4 Inhouse Sistem (E-QVet dan E-Plaq), dan persiapan menuju

IQFAST

Badan Karantina Pertanian telah mengembangkan sistem informasi

dalam berbagai bidang, dimana di tahun-tahun sebelumnya Barantan

Page 19: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

19

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

khususnya bagian informasi telah mengembangkan program Sistem

Karantina Hewan (E-Qvet) dan E-Plaq untuk Sistem Karantina Tumbuhan

dalam rangka mendukung kegiatan tindakan karantina. Kedua program

tersebut terus mengalami perkembangan dan perbaikan, perkembangan

terakhir dari kedua program tersebut adalah adanya sistem online

sehingga data kegiatan bisa langsung diterima dan dilihat langsung

dipusat dan di UPT tujuan Media Pembawa. Program ini juga

memudahkan petugas dalam menjalankan tugas operasional karantina,

pelaporan dan meningkatkan mutu pelayanan karantina terhadap

pengguna jasa.

Dan perkembangan lainnya dari sistem E-qvet dan E-Plaque ini

adalah gabungan antara ke-2 sistem tersebut yang di namakan

Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST). IQFAST adalah

aplikasi layanan terbaru dari karantina yang merupakan penggabungan

dan penyempurnaan dari yang sudah ada, Praktis dan mudah!! Karena

aplikasi ini telah terintegrasi dengan E-Personal. Jadi dengan menginput

di IQFAST data harian pegawai sudah langsung tercatat di E-Personal

Kepegawaian.pada IQFAST ini secara serempak akan diterapkan pada

bulan januari 2018 pada seluruh UPT, tahun 2017 adalah persiapan

kesisteman dan jaringan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon.

SKP I Ambon secara kesisteman dan perangkat sudah siap dalam

menerapkan sistem IQFAST ini.

3.5 Jaringan LAN

Dalam rangka meningkatkan akselerasi pelayanan karantina dan

komunikasi data dalam lingkup Badan Karantina Pertanian, tahun 2017

Page 20: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

20

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

melakukan penambahan jaringan internet ASTY-net pada Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon, penambahan jaringan ini dalam

rangka mendukung kecepatan dari teknologi informasi Lokal Area

Nertwork (LAN) yang sudah ada yang merupakan jaringan telekomunikasi

yang dibuat khusus untuk menghubungkan karantina baik pusat dengan

UPT dan antar UPT diseluruh wilayah Indonesia.

Beberapa manfaat LAN diantaranya adalah :

a. Menjamin autentikasi, kontrol akses, kerahasiaan dan keutuhan data.

Data dapat dengan cepat diperoleh karena seluruh UPT yang

terhubung LAN dianggap berada pada satu jaringan yang sama;

b. Pengurangan biaya operasional internet, telepon dan faksimili;

c. Semua data tersentralisasi di server Badan Karantina Pertanian

sehingga memudahkan dalam pengorganisasian jaringan;

d. Pemanfaatannya dapat digunakan untuk segala jenis pelaporan,

misalnya SAK, SIMAK-BMN, E-Plaq, E-Qvet, termasuk segala

aplikasi terapan lainnya akan dapat berjalan secara optimal.

3.6 Website SKP Kelas I Ambon

Website Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon adalah

www.ambon.karantina.go.id Website ini sebagai sarana bagi Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon untuk menyebarluaskan informasi

dalam bidang perkarantinaan khususnya lingkup Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon kepada masyarakat khususnya pengguna jasa

yang dapat mengakses informasi tentang perkarantinaan hewan dan

tumbuhan serta keamanan hayati dan informasi lainnya.

Page 21: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

21

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

3.7 . Kehumasan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

Dalam rangka mendukung perkembangan informasi

perkarantinaan, SKP Kelas I Ambon menginisiasi untuk tim Kehumasan,

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Stasiun Karantina Kelas I Ambon

Tugas dari tim Kehumasan ini adalah

SKP Kelas I Ambon mempunyai Media Sosial dalam rangkan mendukung

perkembagan informasi perkarantinaan antara lain

a. Facebook : humas karantina ambon

b. Instagram : karantina_pertanian_ambon

c. Twitter : @karantinaambon

d. Fans Page : karantina pertanian ambon

Sesuai dengan arahan dari Barantan, Humas SKP Ambon menargetkan

paling tidak 1 bulan ada 2 berita online yang di terbitkan oleh skp ambon,

untuk itu humas SKP Ambon bekerja sama dengan media cetak dan

elektronik daerah ambon antara lain

1. Televisi Republik Indonesia

2. Siwa Lima

3. Ambon Express

Page 22: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

22

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB IV PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KARANTINA

PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI

4.1 Tindakan Pemeriksaan dan Pengawasan Keamanan Hayati

Kegiatan pemeriksaan terhadap media pembawa dalam mencegah

Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina serta cemaran pangan segar asal hewan dan tumbuhan yang

merupakan bentuk pengawasan karantina hewan dan karantina

tumbuhan. Tindakan ini dilakukan terhadap media pembawa Hama

Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina yang dimasukkan ke dalam (impor), dibawa atau dikirim dari

suatu area ke area lain (antar area), transit dan atau dikeluarkan dari

wilayah negara Republik Indonesia (ekspor). Kegiatan ini sering

diistilahkan dengan tindakan 8 P yaitu Pemeriksaan, Pengasingan,

Pengamatan, Perlakuan, Penolakan, Penahanan, Pemusnahan dan

Pembebasan.

Namun tindakan ini tidak terlepas dari beberapa output terbitnya

aturan main di lapangan dalam bentuk peraturan perundang-undangan,

pedoman teknis, petunjuk pelaksanaan maupun hasil-hasil rekomendasi

teknis lainnya yang dijadikan dasar utama dalam menjalankan tugas dan

fungsi pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon pada Tahun 2016 telah

melakukan pemeriksaan media pembawa HPHK dan OPTK. Untuk

Karantina Hewan pemeriksaan keluar antar area sebanyak 15.239 ekor

dengan frekuensi 266 kali, 211.569,8 kilogram dengan frekuensi 216 kali,

Page 23: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

23

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

dan 17.403 lembar dengan frekuensi 23 kali. Pemeriksaan masuk antar

area sebanyak 445,529 ekor dengan frekuensi 316 kali, 1.908.710,6

kilogram dengan frekuensi 449 kali, dan 7 kemasan dengan frekuensi 3

kali.

Sedangkan untuk karantina tumbuhan pemeriksaan ekspor Hasil

Tanaman Hidup 7 Kg frekuensi 1 kali, Hasil Tanaman Mati 12 Kg

frekuensi 10 kali. Pemeriksaan keluar antar area Bibit/Benih Tanaman

sebanyak 39.451 batang/ 169 kali, 5320 Kg /9 kali , Hasil Tanaman Hidup

2.119.099 Kg dengan frekuensi 683 kali. Hasil tanaman mati

24.320.675,75 dengan frekuensi 1.467 kali, dan dalam ukuran m² yaitu 4

m²/ 1 kali. Pemeriksaan masuk antar area Bibit Tanaman sebanyak

12.111 Batang dengan frekuensi 61 kali , Benih Tanaman sebanyak

127709,7 Kg dengan frekuensi 26 kali. Hasil Tanaman Hidup sebanyak

2.796.732 dengan frekeunsi 1.844 kali, hasil tanaman mati sebanyak

2.522.222 kg dengan frekuensi 34 kali. Untuk lebih jelasnya diuraikan

berdasarkan media pembawa impor, ekspor, domestik keluar dan

domestik masuk.

4.1.a Pemeriksaan Ekspor

Kegiatan pemeriksaan HPHK dan OPTK terhadap media

pembawa hewan dan media pembawa tumbuhan yang dikeluarkan dari

wilayah Republik Indonesia di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon dengan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan yang

berlaku yaitu pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium dengan tujuan untuk memastikan media

pembawa yang dikeluarkan bebas dari HPHK dan OPTK.

Page 24: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

24

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Kegiatan ekspor pada tahun 2016 di Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon, untuk kegiatan tindakan karantina hewan tidak ada dan

tindakan karantina tumbuhan ada.

Data kegiatan dan frekuensi ekspor media pembawa karantina

tumbuhan selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawa

ini :

Tabel 2. Data Kegiatan Ekspor Bibit/Benih Tanaman, Hasil Tanaman Hidup, Hasil Tanaman Mati dan Benda Lain

No. Media Pembawa Tahun (kg/kali)

2015 2016 2017

1 Bibit/Benih Tanaman

- - -

2. Hasil Tanaman Hidup

- 350,002 / 3 7/1

3. Hasil Tanaman Mati

141,75 /30 37,9 / 21 12/10

4. Benda Lain 10 / 1 -

-

Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa media

pembawa yang diekspor pada Tahun 2017 di Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya

terjadi penurunan volume sebesar dan pada frekuensi terjadi

penurunan sebesar 30

Kegiatan ekspor pada tahun 2017 berupa buah pisang, daun

sirsak dan akar pasak bumi sebagai bahan obat sedangkan bunga pala

dan biji pala sebagai permintaan sampel oleh bayer dengan jumlah total

ekspor 17kg dengan frekuensi 12 kali ke negara Belanda.Hal ini

disebabkan media pembawa yang dilalulintaskan sebatas sampel atau

Page 25: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

25

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

contoh untuk pertimbangan ekspor dan penelitian, sehingga sampel

atau contoh yang dikirim jumlahnya relatif sedikit.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 44 Tahun 2014

tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK

dan OPTK untuk kegiatan ekspor hanya melalui bandara udara

Pattimura dan Kantor Pos, sedangkan melalui pelabuhan laut, tidak ada

karena tidak ditetapkan sebagai pintu pengeluaran media pembawa

ekspor. Pengeluaran media pembawa berupa pala dan bagian-

bagiannya tidak melanggar peraturan yang ditetapkan.

Media pembawa berupa pala dan bagian-bagian yang di ekspor

3 (tiga) tahun terakhir jumlahnya sedikit setiap pengiriman dan hanya

sampel atau contoh. Dengan adanya ketentuan tersebut, media

pembawa pala yang akan diekspor ke luar negeri tidak bisa melewati

pelabuhan laut Ambon. Sehingga media pembawa pala dan bagian-

bagiannya diantar areakan ke Propinsi Jawa Timur melalui Pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Priok Jakarta, dan media

pembawa tersebut baru bisa untuk dilakukan ekspor.

4.1.b Pemeriksaan Domestik Keluar

1. Media Pembawa Karantina Hewan

Kegiatan pemeriksaan HPHK terhadap media pembawa hewan

yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain dalam wilayah

Republik Indonesia (domestik keluar) di Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon dengan melakukan pengawasan sesuai dengan

peraturan yang berlaku yaitu pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik

Page 26: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

26

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

dan pemeriksaan laboratorium dengan tujuan untuk memastikan media

pembawa yang dikeluarkan bebas dari HPHK.

Data kegiatan dan frekuensi domestik keluar media pembawa

karantina hewan selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 3. Data Kegiatan Domestik Keluar Media Pembawa Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan dan Benda Lain

No. Media Pembawa Satuan/

Frekuensi

Tahun

2014 2015 2016

1. Hewan Ekor 19.031 9.818 15.239

Koloni - 60 -

Kali 166 271 366

2. Bahan Asal Hewan (BAH)

Kg 207.062 240.895 211.569,8

Lbr 6.249 7.545 17.403

Kali 121 178 216

No. Media Pembawa Satuan/

Frekuensi

Tahun

2014 2015 2016

3. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)

Kg 2 6 106,5

Kali 1 1 2

4. Benda Lain Kg - - 4

Kali - - 1

Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa Media Pembawa berupa

hewan pada tahun 2016 terjadi kenaikan volume sebesar 85 % dan

terjadi peningkatan frekuensi 63,25 % dari tahun2015.. Hal ini

menunjukkan jumlah peningkatan produksi hewan menurun di Propinsi

Ambon sehingga volume yang di antar arekakan terbilang sedikit akan

tetapi frekuensi pengiriman hewan lebih banyak. BAH pada tahun 2016

terjadi peningkatan baik volume maupun frekuensi. Hal ini menunjukkan

media pembawa berupa BAH lebih banyak di produksi di Maluku yang

membuktikan bahwa Propinsi Maluku juga dapat memberikan konstribusi

Page 27: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

27

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

dalam pemenuhan kebutuhan BAH di daerah lain. Sedangkan untuk

HBAH sangat jarang di produksi di Propnsi Maluku sehingga pengiriman

ke daerah lain juga terbilang sedikit.

Media pembawa berupa hewan yang dominan yaitu sapi potong,

ayam dan bebek, media pembawa berupa bahan asal hewan yaitu telur

ayam konsumsi, daging ayam beku dan kulit sapi. Sedangkan media

pembawa hasil bahan asal hewan yaitu daging sapi olah. Pengeluaran

dalam jumlah besar menunjukkan arus perdagangan media pembawa

hewan, BAH dan HBAH dari Kabupaten Maluku ke daerah Pulau Irian,

Sulawesi dan Jawa memberikan keuntungan yang lebih besar sehingga

banyak pengguna jasa berminat dan berbisnis di daerah Ambon.

2. Media Pembawa Karantina Tumbuhan

Kegiatan pencegahan OPTK terhadap media pembawa tumbuhan yang

dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain dalam wilayah Republik

indonesia (domestik keluar) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

dengan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu

pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium

dengan tujuan untuk memastikan media pembawa yang dikeluarkan bebas dari

OPTK.

Data kegiatan dan frekuensi domestik keluar media pembawa karantina

tumbuhan selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 28: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

28

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 4. Data Kegiatan Domestik Keluar Bibit /Benih Tumbuhan, Hasil Tumbuhan Hidup, Hasil Tumbuhan Mati dan Benda Lain

No. Media

Pembawa Satuan /

Frekuensi

Tahun

2015 2016 2017

1 Bibit/Benih Tanaman

Btg 78.347 178.400 39.451

Kg 20.350 12.620 5.320

M2 35 -

Kali 106 94 169/ 9

2. Hasil Tanaman Hidup

Kg 1.344.714 3.937.745 2.119.099

Kali 285 478 683

3. Hasil Tanaman Mati

Kg 20.528.482 26.461.531 24.323.675,75

M3 - - 4

Kemasan - -

Kali 871 1.042 1.466/ 1

4. Benda Lain Kg 115 - 5

Kali 2 - 1

Berdasarkan tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa pada Tahun 2016

media pembawaberupa bibit/benih tanaman, hasil tanaman hidup dan

hasil tanaman mati terjadi peningkatan volume, demikian halnya dengan

frekeunsi juga terjadi peningkatan yang siginfikan terhadap bibit/benih

tanaman, hasil tanaman hidup dan hasil tanaman mati dbanding tahun

2015. Untuk benih/bibit terjadi peningkatan 227,70 % satuan batang tapi

penurunan frekuensi sebesar 8,8%.Hasil tanaman hidup dengan

peningkatan frekuensi 292,8 % dan hasil tanaman mati terjadi naik 128,90

% satuan kilogram dan terjadi peningkatan frekuensi 119,6%%. Hal ini

disebabkan disamping frekuensi dan volume pengeluarancukup banyak,

juga terjadinya pertumbuhan perdagangan yang lebih baik dan adanya

jaminan perdagangan yang lebih baik di propinsi Maluku, khususnya kota

Ambon. Pengeluaran yang cukup besar terhadap media pembawa hasil

tanaman hidup dan hasil tanaman mati.Di Tahun 2016, umumnya media

Page 29: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

29

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

pembawa berupa bibit/benih tanaman yang dominan yaitu benih padi,

bibit pala dan bibit cengkeh. Media pembawa berupa hasil tanaman hidup

yaitu brondolan kelapa sawit, tomat, ketimun, buah jeruk, cabe dan

jagung biji. Sedangkan media pembawa berupa hasil tanaman mati

yaitukopra, cengkeh dan kakao biji. Untuk lebih jelasnya per wilayah kerja

dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.

A. Pemeriksaan Domestik Masuk

1. Media Pembawa Karantina Hewan

Kegiatan pencegahan HPHK terhadap media pembawa hewan

yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain dalam wilayah

Republik Indonesia (domestik masuk) di Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon dengan melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan

yang berlaku yaitu pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium dengan tujuan untuk memastikan media

pembawa yang dimasukkan bebas dari HPHK.

Data kegiatan dan frekuensi domestik keluar media pembawa

karantina hewan selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 5. Data Kegiatan Domestik Masuk Media Pembawa Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan dan Benda Lain

No. Media Pembawa Satuan/

Frekuensi

Tahun

2014 2015 2016

1. Hewan Ekor 286.182 326.155 445.529

Koloni - 60 -

Kali 230 246 316

2. Bahan Asal Hewan (BAH)

Kg 2.561.065 2.548.139 1.908.710,6

Page 30: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

30

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Koli 10 - -

Kms - 2 -

Kali 209 613 449

3. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)

Kg 10.147 44.645 29.132

Kali 40 126 155

No. Media Pembawa Satuan/

Frekuensi

Tahun

2014 2015 2016

4. Benda Lain Kms 7 6 3

Kilogram 140.000 105.911 93.500

Kali 14 14 3

Berdasarkan tabel 5 diatas, menunjukkan bahwa domestik

masuk Media Pembawa hewan, BAH, HBAH dan Benda lain, menunjukan

bahwa pada tahun 2016 terjadi peningkatan volume sebesar 13,7 %

satuan ekor pada media pembawa hewan demikian juga frekuensi

sebesar 85% bila dibandingkan tahun 2015.Hal ini disebabkan frekuensi

penerbangan dengan tahun dan sandarnya kapal di wilayah Maluku

bertambah. Dengan frekuensi penerbangan dan sandarnya kapal

bertambah, memungkinkan untuk arus lintas perdagangan media

pembawa hewan, BAH, HBAH bertambah. Juga didukung dengan

bertambah kondusifnya wilayah Ambon dari adanya konflik sosial.

Investor daerah baik dari dalam maupun dari luar juga bertambah,

dengan adanya penambahan mall city maluku (MCM) serta

bertambahnya penduduk Maluku yang mau berbisnis di Ambon. Di Tahun

2016, media pembawa berupa hewan di dominasi DOC dan DOD melalui

bandara udara Pattimura dan pelabuhan laut tual, media pembawa

bahan asal hewan yaitu daging ayam beku dan telur ayam konsumsi

melalui pelabuhan laut yos sudarso, pelabuhan laut tual dan pelabuhan

laut namlea. Sedangkan media pembawa hasil bahan asal hewan adalah

daging unggas olahan, daging sapi olah dan yoghurt melalui bandara

Page 31: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

31

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

udara Pattimura serta benda lain adalah pakan ternak. Untuk lebih

jelasnya per wilayah kerja dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.

2. Media Pembawa Karantina Tumbuhan

Kegiatan pencegahan OPTK terhadap media pembawa tumbuhan yang dibawa

atau dikirim dari suatu area ke area lain dalam wilayah Republik indonesia

(domestik keluar) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dengan

melakukan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu

pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium

dengan tujuan untuk memastikan media pembawa yang dikeluarkan bebas dari

OPTK.

Data kegiatan dan frekuensi domestik keluar media pembawa karantina

tumbuhan selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6. Data Kegiatan Domestik Masuk Bibit/Benih Tanaman, Hasil Tanaman Hidup, Hasil Tanaman Mati dan Benda Lain

No. Media

Pembawa Satuan /

Frekuensi

Tahun

2015 2016 2017

1 Bibit/Benih Tanaman

Btg 78.347 178.400 39.451

Kg 20.350 12.620 5.320

M2 35 -

Kali 106 94 169/ 9

2. Hasil Tanaman Hidup

Kg 1.344.714 3.937.745 2.119.099

Kali 285 478 683

3. Hasil Tanaman Mati

Kg 20.528.482 26.461.531 24.323.675,75

M3 - - 4

Kemasan - -

Kali 871 1.042 1.466/ 1

4. Benda Lain Kg 115 - 5

Kali 2 - 1

Page 32: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

32

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Berdasarkan tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa pada

Tahun 2017 media pembawa bibit/benih, hasil tanaman mati

umumnya terjadi kenaikan volume dan frekuensi.Jika

dibandingkan terhadap volume kilogram tahun 2016. terhadap

benih tanaman terjadi kenaikan sebanyak 132198,34 dari 4.223

kg memjadi 136.421,34 kg. Hal ini disebabkan adanya sebagian

laporan pemasukan benih jagung oleh dinas pertanian untuk

program pajale.

Umumnya pemasukan media pembawa berupa bibit/benih tanaman

didominasi benih jagung, benih kangkung, benih kelapa sawit, bibit kakao

dan bibit rambutan.

Media pembawa hasil tanaman hidup tahun 2016 mengalami

penurunanvolumen yang signifikan dan frekuensi sebesar 82,75 % jika

dibandingkan dengan tahun 2015. umumnya komoditi terbesar kedelai,

kentang dan sayuran kubis.

Sedangkan media pembawa berupa hasil tanaman mati berupa

kentang iris beku, beras dan kentang beku. Untuk lebih jelasnya per

wilayah kerja dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.

4.2 Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan

Berdasarkan Undang-Undang No.16 Tahun 1992 pasal 10

merupakan tindakan karantina yang dilakukan petugas karantina berupa :

pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,

penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Sepanjang tahun 2016

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dalam rangka pengawasan

Page 33: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

33

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

melakukan tindakan 8P terhadap Media pembawa HPHK dan OPTK yang

dilalulintaskan antar area.

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000, pada pasal 8

dan pasal 15 tentang pemusnahan dilakukan terhadap media pembawa

yang dimasukkan ke dalam wilayah negara RI atau dari suatu area ke

area lain di dalam wilayah RI merupakan tindakan karantina yang

dilakukan oleh petugas karantina dan itu sudah berjalan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Penahanan dan pemusnahan tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Data Penahanan, Penolakan, Pemusnahan Karantina Hewan

3 (tiga) tahun Terakhir

No. Tindakan Tahun (Kali) Keterangan

2014 2015 2016

1 Penahanan 4 7 - Anjing, Ayam

2 Penolakan 2 3 - Anjing, Ayam

3 Pemusnahan 2 4 - Anjing, Ayam

Berdasarkan tabel7 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2016

frekuensi penahanan, penolakan, pemusnahan pada tahun 2016

berdasarkan tabel diatas mengalami penurunan yang drastis Jika

dibandingkan dengan tahun 2015 terjadi peningkatan penahanan dan

pemusnahan terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan

kesadaran masyarakat yang sudah mulai memeriksa dan melaporkan

kepada petugas Karantina.

Page 34: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

34

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002, pada pasal 7

dan pasal 13 tentang pemusnahan dilakukan terhadap media pembawa

yang dimasukkan ke dalam wilayah negara RI atau dari suatu area ke

area lain di dalam wilayah RI merupakan tindakan karantina yang

dilakukan oleh petugas karantina dan itu sudah berjalan sesuai dengan

peraturann perundang-undangan.Penahanan dan pemusnahan untuk

karantina tumbuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 8. Data Penahanan, Penolakan, Pemusnahan Karantina

Tumbuhan 3 (tiga) tahun Terakhir

No. Tindakan Tahun (kali) Keterangan

2013 2015 2016

1 Penahanan 3 11 19 Kelapa Bulat (3,5 ton13 kali)

tujuan Thailand

Fully ( 6 kg/1 kali) tujuan

Belanda

Pala Biji (6,7 kg/2 kali) tujuan

Belanda

Kayu Merbau ( 5 gr/1 kali)

tujuan Belanda

Jahe (5 gr/1 kali) dari Belanda

Pala Bubuk (12 kg/1 kali)

tujuan Belanda

Tepung Pala (0,7 kg/1 kali)

tujuan Netherlands Antilles

Daun Sirsak Kering ( 4 kg/6

kali ) tujuan Netherlands

Antilles

Vanili ( 200 gr/1 kali) tujuan

Netherlands

Beras ( 3 kg/ 1 kali) tujuan

Swiss

Kacang Hijau ( 250 gr/ 1 kali)

tujuan Swiss

Kulit Kayu Manis (250 gr/1

kali) tujuan Swiss

The (25 kemasan/ 1 kali )

tujuan Swiss

Gaharu (60 gr/1 kali) tujuan

Hongkong

Damar (250 gr/1 kali) tujuan

Page 35: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

35

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Jepang

Singkong Iris Beku (50 gram/1

kali ) tujuan Jepang

Sarang Semut (1 kg/1 kali )

tujuan Netherlands Antilles

Pinang Biji (0,5 kg/1 kali)

tujuan Netherlands Antilles

2 Penolakan - 4 -

3 Pemusnahan 3 7 4

Berdasarkan tabel 8 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2016

terjadi tindakan penahanan frekuensi 19 kali, penolakan tdk ada dan

pemusnahan frekuensi 4 kali.Jika dibandingkan dengan tahun 2015

frekuensi penahanan 11 kali dan frekuensi pemusnahan 7 kali. Hal ini

menunjukkan terjadinya peningkatan penahanan dan pemusnahan.

Umumnya yang dilakukan penahanan dan pemusnahan komoditi yang

berasal dari Negara Belanda, swiss dan Thailand yaitu benih tanaman

hias (bunga), benih sayuran, bawang putih dan bera. Tindakan karantina

ini sudah sesuai prosedur, dimana ketiga kasus tersebut hampir sama

yaitu tidak dilengkapi dokumen karantina seperti yang dipersyaratkan

dalam UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan. Selain itu, benih impor yang di musnahkan tersebut tidak

memiliki ijin resmi berupa Ijin Pemasukan Benih Impor dari Kementerian

Pertanian.

4.3 Penggunaan Formulir

Penggunaan Formulir selama 3 (tiga) tahun terakhir untuk sertifikat

Karantina Hewandan sertifikat Karantina Tumbuhan dapat dilihat dengan

rincian sebagai berikut :

Tabel 9. Penggunaan Sertifikat Karantina Hewan SKP Kelas I Ambon

Page 36: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

36

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

No. Jenis Sertifikat Jumlah

2015 2016 2017

1. KH – 9 288 358 396

2. KH – 10 182 211 269

3. KH – 11 - - 3

KH – 12 949 897 597

Jumlah 1.151 1.419 1.466

Tabel 10. Penggunaan Sertifikat Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Ambon

No. Jenis Sertifikat Jumlah

2014 2015 2016

1. KT – 9 1.113 1.595 931

2. KT – 10 18 19 17

3. KT – 12 1.012 1.327 1.555

Jumlah 2.143 2.941 2.503

Berdasarkan tabel 9 diatas, menunjukkan bahwa penerbitan

sertifikat karantina hewan pada tahun 2016 sebanyak 1.466, tahun 2015

jumlah sertifikat 1.419 lembar dan tahun 2014 sebanyak 1.151 lembar.

Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan penggunaan setiap tahunnya

sejalan dengan jumlah frekuensi dan jumlah masuknya keluarnya media

pembawa HPHK di Propinsi Maluku yang dilakukan pengawasan baik

dilakukan dor to dor atau maupun atas kesadaran para pengguna jasa.

Pembatalan dokumen sebanyak 2 dokumen KH-9 (noser 0961137), KH

12 ( 1149612 ) hal ini disebabkan kesalahan input.

Berdasarkan tabel 10 diatas, menunjukkan bahwa penggunaa

sertifikat karantina tumbuhan sebanyak 2.503 lembar (tahun 2016),

2.941lembar (tahun 2015) dan tahun 2014 sebanyak 2.143 lembar.

Pembatalan dokumen sebanyak 3 dokumen yaitu dokumen KT-12

Page 37: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

37

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

sebanyak 3 dokumen (noser 0996374, 0916180, 0828488). Pembatalan

dokumen ini disebabkan salah input dan salah cetak.

4.4 Pemantauan Daerah Sebar HPHK dan OPTK

A. Karantina Hewan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon selain

menyelenggarakan fungsi pemeriksaan tindak karantina terhadap Media

Pembawa yang dilalulintaskan juga menyelanggarakan fungsi

Pemantauan Daerah Sebar HPHK, yang merupakan implementasi dari

UU No. 16 tahun 1992 dan PP No 82 Tahun 2000 serta Surat Kepala

Badan Karantina Pertanian Nomor 207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang

Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan (HPHK)

Tahun 2015.

Pengamatan status dan situasi Hama Penyakit Hewan Karantina

dilakukan secara tidak langsung dengan memperoleh informasi dari

instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner dan Dinas yang

membidangi Kesehatan Hewan di Propinsi, Kabupaten/Kota.Dengan

dilaksanakannya kegiatan pengamatan ini, maka kegiatan

pemantauan daerah sebar HPHK dengan metode pengambilan

sampel tidak dilakukan.

Pemantauan ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan situasi

HPHK di area dalam wilayah Propinsi Maluku, memetakan status dan

situasi HPHK di wilayah kerja SKP Kelas I Ambon dan tersusunya peta

status dan situasi HPHK di Propinsi Maluku.

Page 38: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

38

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 11. Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku

No Kabupaten/Kota Lokasi

1 Kab. Maluku Tengah P. Seram dan P.Ambon

2 Kab. Seram Bagian Barat P. Seram

3 Kab. Seram Bagian Timur P. Seram

4 Kab. Buru P.Buru

5 Kab. Maluku Tenggara Kepulauan Kei

6 Kab. Maluku Tenggara Barat P. Yamdena, P.Larat

7 Kab. Kepulauan Aru Kepulauan Aru

8 Kota Ambon P.Ambon

9 Kota Tual P.Kei

10 Kab. Buru Selatan P.Buru

11 Kabupaten Maluku Barat Daya P.Moa, P.Kisar, P.Romang,P.Lakor,P.Wetar,

P.Leti dan Pulau Pulau Sekitar

Materi Pemantauan

Materi yang digunakan pada pemantauan ini yaitu berupa data

kejadian penyakit dari dinas yang membidangi kesehatan hewan di

Kabupaten/kota dan Propinsi baik berupa data kasus penyakit atau hasil

surveilen penyakit serta data hasil pengujian laboratorium pasif atau aktif

dari laboratorium milik daerah, Balai Besar veteriner dan atau hasil

penelitian sesuai kaidah penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan

dan data-data dari instansi-instansi terkait.

Page 39: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

39

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Metode Pemantauan

Pengamatan status dan situasi HPHK dilakukan secara tidak

langsung dengan mengumpulkan data kasus penyakit atau hasil survelen

penyakit serta data hasil pengujian laboratorium pasif atau aktif serta

informasi dari instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner dan Dinas

yang membidangi Kesehatan Hewan di Propinsi, Kabupaten/Kota.

Kegiatan pengumpulan informasi dilakukan melalui kegiatan perjalanan

dinas ke tempat/instansi terkait. Apabila anggaran perjalanan dinas

terbatas, maka dapat dilakukan dengan surat menyurat kepada instansi

yang bersangkutan. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dan Participatory Epidemiology.

Kuisioner yang dipergunakan pada saat tim pengamatan

melakukan perjalanan pengumpulan data dalam bentuk form isian yang

disusun sesuai dengan pedoman pemantauan. Untuk menggali informasi

yang mendalam, tim dapat melakukan PE dengan metode Focus Group

Discussion atau In Depth Interview. Dengan demikian kuisioner perlu

disusun pertanyaan yang terperinci dan bersifat terbuka guna mendapat

informasi yang mendalam.

Analisis Data

Analisis data disajikan secara kualitatif atau kuantitatif sesuai

dengan jenis data yang diperoleh. Data diekspresikan dalam bentuk table

dan grafik untuk prevalensi dan insidensi serta dalam bentuk peta status

dan situasi HPHK yang memuat keterangan lokasi keberadaan penyakit

Page 40: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

40

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

menurut hasi lperolehan data (peta kasus penyakit, Peta Diagnosa hasil

lab) sesuai dengan pedoman pemantauan yang ditetapkanPusat.

Pelaporan

Hasil pemantauan disusun dalam bentuk laporan yang dibuat

berdasar data yang telah dikumpulkan berserta lampiran validasi sebagai

bagian dari laporan yang tidak terpisahkan. Laporan disusun

sebagaimana hasil penelitian menurut kaedah penulisan yang dapat

dipertanggung jawabkan sebagaimana karya tulis ilmiah.

Hasil pemantauan akan di seminar kan terlebih dahulu sebelum

menjadi hasil pemantauan yang final untuk mendapatkan koreksi dari

para pakar dan instansi terkait sebagai tahapan pengujian hasil

pemantauan sehingga nantinya didapatkan hasil laporan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan keasliannya.

Seminar Hasil pemantauan yang dilaksankan dalam bentuk

workshop akan dilaksanakan sebanyak 3 kali. Tahap pertama

dilaksanakan secara regional menurut regional masing-masing UPT

dengan dihadiri UPT pada regional untuk mendapatkan masukan dari

para pakar sehingga serta penyeragaman hasil pemantauan dan

laporan/tampilan untuk penggabungan hasil pemantauan guna

disampaikan dalam regional tahap II. Tahap II dilaksanakan Workshop

Regional dengan mengundang instansi terkait untuk mendapatkan

masukan dan validasi hasil pemantauan oleh masing-masing UPT yang

telah disusun dalam bentuk hasil regional. Seminar Nasional

dilaksanakan oleh Pusat dengan mengundang seluruh UPTKP untuk

Page 41: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

41

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

dikompilasi secara Nasional berdasar pemaparan dari tiap regional yang

telah disusun sebelumnya. Hasil workshop nasional akan di koreksi atau

mendapat masukan masukan dari para pakar dan instansi terkait pada

tingkat nasional untuk kesempurnaan hasil pemantauan dan guna

perbaikan metode pamantauan Badan Karantina Pertanian kedepan

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik untuk kemajuan Bangsa

Daerah sebar tempat dilakukan pemantauan

Daerah tempat pemantauan HPHK adalah area dalam wilayah

Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon yang meliputi

Kabupaten/Kota di dalam Propinsi Maluku. Daerah yang dapat dikunjungi

terkait pemantauan HPHK Tahun 2016 karena dilihat dari wilayah

geografis Propinsi Maluku yang terdiri dari ribuan gugus pulau dan untuk

mencapai seluruh kabupaten dan Kota di Propinsi Maluku sedangkan

ketersedian anggaran dan waktu pelaksanaan jadi kemungkinan tidak

semua wilayah tidak dapat didatangi sehingga dipilih beberapa tempat

yang dianggap mewakili keadaan geografis Propinsi, adalah sebagai

berikut:

1. Provinsi Maluku

2. Kota Ambon

3. Kabupaten Buru (P.Buru)

4. Kabupaten Seram Bagian Barat (P. Seram)

5. Kabupaten Maluku Tengah (P.Seram)

6. Kota Tual

7. Kabupaten Tual, Maluku Tenggara

Page 42: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

42

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Derah lain yang tidak dapat di kunjungi terkait pengambilan data

langsung dilaksanakan pengumpulan data secara korespondensi dan via

komunikasi dengan petugas di wilayah tersebut ketika bertemu dalam

pertemuan di Propinsi Maluku.

Waktu Pelaksanaan

Pemantauan daerah sebar hama dan penyakit hewan karantina di

wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dilaksanakan

pada rentang waktu Januari sampai Juli sebagaimana berikut :

Kegiatan Bulan

Jan Feb Maret April Mei Juni Juli

Pembentukan Tim

Persiapan

Pengambilan Data

Penyusunan Laporan

Workshop I dan II

Workshop Nasional

Penyempurnaan Laporan

Hasil

Hasil pemantauan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) tahun

2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon didapatkan sebaran

peta status dan situasi Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang

terdiri atas 2 penyakit yang terverifikasi dari hasil pengujian laboratorium

yaitu Brucellosis, Rabies. Dan untuk laporan kasus dan kejadian penyakit

terdiri atas 10 penyakit yaitu ND, Scabies, Stephanofilariasis,

Brucellosis,Canine Parvovirus, Hog Cholera, Ring Worm, Contagious

Ecthyma(ORF), dan Marek’s Diseaseserta penyakit AI yang pada tahun

Page 43: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

43

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

2007 terjadi outbreak di P. Ambon namun saat ini tidak ditemukan lagi

kasus. Dengan sebaran penyakit sebagaimana ditampilkan pada peta

penyakit .

PETA SITUASI HPHK +

Kab. MBD

Kab. MTB

Kab. Kep.ARU

Kab. SBB

Kab. Buru

Kab. Buru Selatan

Kab. SBT

Kab. Maluku Tengah

Kab. MalukuTenggara

KOTA TUAL

KOTA AMBON

BRUCELLOSIS

MBD

BRUCELLOSIS

KOTA TUAL

BRUCELLOSIS

SBT

RABIESBRUCELLOSIS

MALUKU TENGAH

RABIESBRUCELLOSIS

SBB

RABIES

AMBON

BRUCELLOSIS

BURU

Gambar 2 : Peta Status Penyakit HPHK Propinsi Maluku.

PETA SITUASI HPHK +

Kab. MBD

Kab. MTB

Kab. Kep.ARU

Kab. SBB

Kab. Buru

Kab. Buru Selatan

Kab. SBT

Kab. Maluku Tengah

Kab. MalukuTenggara

KOTA TUAL

KOTA AMBON

BRUCELLOSIS

MBD

NDPARVIVIRUSSE

MALUKU TENGGARA

BRUCELLOSISSCABIESSTEPHANO

KOTA TUAL

BRUCELLOSIS

SBT

RABIESBRUCELLOSISNDSCABIES

MALUKU TENGAH

RABIESBRUCELLOSIS

SBB

RABIESNDSCABIESPARVOVIRUSORFRING WORMMAREK’SBRUCELLOSIS

AMBON

BRUCELLOSISNDSCABIES

BURU

Keterangan Huruf: Merah Hasil Laboratorium Hitam Kasus lapangan/gejala klinis

Gambar 3 : Peta HPHK berdasar Gejala Klinis dan Kasus Lapangan

Page 44: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

44

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Berdasarkan data yang terlihat pada Tabel 1 dari Laboratorium

Tipe B Passo Propinsi Maluku terdapat 6 penyakit dan 2 penyakit yang

telah diverifikasi yaitu Brucella dan Rabies.

Tabel 12. Data Penyakit Propinsi Maluku

Sumber : Dinas Peternakan Prov. Maluku

Gambar 4 : Peta Penyakit di Kota Ambon

HPHK LOKASI KET

1.Rabies Kota Ambon,SBB,Maluku Tengah

Uji seller positif 284

2. Brucellosis MBD Kec.Letti,Seramutara, SBT,SBB

149 positif

3. ND Passo, LateridanHutumuri Gelajaklinis

4. Scabies Passo, Lateri, Poka, Kudamati, Latuhalat, Karpan, Rijali

Gelajaklinis

5.Canine Parvovirus

Passo, Lateri, Poka, Uremesing, Negeri Lama Karpan

Gelajaklinis

6.Stephanofilariasis Poka, RumahTiga, Benteng, Karpan, Nusaniwe

Gelajaklinis

Page 45: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

45

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

PETA SITUASI HPHK +

Kab. MBD

Kab. MTB

Kab. Kep.ARU

Kab. SBB

Kab. Buru

Kab. Buru Selatan

Kab. SBT

Kab. Maluku Tengah

Kab. MalukuTenggara

KOTA TUAL

KOTA AMBON

RabiesNDBrucelosisScabiesCanine ParvovirusRing WormORFMarek’s

AMBON

Tabel 13. Data Penyakit Dinas Kota Ambon

HPHK LOKASI KET

1.AI Ambon Kejadiankasustahun 2007, satutahunterakhirtidakadakasus

2. Rabies Kec.Sirimau, NusaniwedanKec. Baguala

118 positifdan 160 kasusgejalaklinis

3. (ND) Teluk Ambon, Kec. Baguala dan Kec. Sirimau

530 kasusgejalaklinis

4.Brucellosis Laha Kec. Teluk Ambon 2 kasusgejalaklinis

5.Scabies Kec.Sirimau,Kec.Nusaniwe, dan

Kec. Teluk Ambon

120 kasus gejala klinis

6.Canine Parvovirus

Kec.Sirimau, Kec.Nusaniwe dan Kec. Baguala

29 kasusgejalaklinis

7.Ring Worm/Kurap

Kec.Sirimau, Nusaniwe dan Kec. Baguala

28 kasusgejalaklinis

8.ORF Kec. Teluk Ambon, Kec. Baguala 17 kasusgejalaklinis

9.Marek’s Kec. Baguala 6 kasusgejalaklinis

Sumber : Dinas Peternakan dan Kehutanan Kota Ambon

Sebaran Hama Penyakit Hewan Karantina di Kota Ambon diketahui

ada 1 penyakit yang telah terverifikasi dalam hasil laboratorium yaitu

rabies, dan 7 kasus yang diketahui dan ditemukan berdasar gejala klinis

berdasar keterangan yang dikumpulkan dari data kuesioner yang dapat

dilihat pada Tabel. 13 di Kota Ambon dari data yang kumpulkan didapat

Page 46: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

46

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

adanya kasus ND yang tinggi dibandingkan dengan 6 kasus lainnya yang

tersebar didaerah Teluk Ambon, Baguala dan Sirimau. Kasus ini muncul

karena adanya perubahan musim serta kasus AI pada tahun 2007 dan

saat ini tidak ada laporan kasus dan direncanakan untuk pembebasan

sehingga untuk saat ini tidak masuk dalam peta HPHK karena peta yang

dibuat adalah 1(satu) tahun terakhir yaitu tahun 2014. AI Pertama masuk

tahun 2007 dan telah dikonfirmasi laboratorium bahwa positif AI, muncul

dibeberapa lokasi di Ambon diantaranya di daerah Nania Kecamatan

Teluk Ambon Baguala, penanganan pada saat itu menurut keterangan

dilakukan depopulasi pada daerah sekitar kasus. Dan saat inimenurut

keterangan tidak ada laporan kasus dan tidak ditemukan gejala AI di

Lapangan.

Kasus Rabies di Kota Ambon cukup tinggi dan merupakan endemis

di P.ambon pertama masuk di P.Ambon tahun 2003-2004 lalu menyebar

ke P.seram dan pada tahun 2010 terjadi penularan rabies di P.Larat.

Tabel 14. Data Penyakit Dinas Kabupaten Buru

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Buru

Peta sebaran Hama Penyakit Hewan Karantina di Kabupaten Buru

berdasarkan hasil kuesioner penggambilan data yang terlihat pada tabel

14 diketahui ada 3 Penyakit yang masuk Daftar HPHK yaitu Brucellosis,

ND dan Scabies disamping itu ada kasus lain yang tidak masuk dalam

HPHK LOKASI

KETERANGAN

1.ND Ditemukan

Gejala Klinis

2. Brucellosis Kec.Waeapodan Lolong Guba

57 kasus gejala klinis

3.Scabies/Kudis Namlea,Waplau,Lilialif, Waeapo, Lolong Guba, danWaelota

642 kasus gejala klinis pada Kambing

Page 47: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

47

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

HPHK sehingga tidak masuk dalam table sebaran penyakit namun

penyakit ini cukup tinggi yaitu BEF . Penyakit di temukan berdasar gejala

klinis yang ada adalah Brucellosis, Scabies dan ND. Kasus Scabies pada

kambing di Buru cukup tinggi dan semakin meningkat karena adanya

sistem pengembalaan serta kasus Brucellosis cukup tinggi juga. Untuk

riwayat penyakit dulu Kabupaten Buru termasuk yaitu Kabupaten Buru

Selatan yang pernah terjadi Kasus Rabies di desa Leksula tahun 2007

namun saat ini tidak ada laporan kasus rabies, dan saat ini daerah

tersebut tidak masuk dalam wilayah Kabupaten Buru.

Tabel 15. Data Penyakit Dinas Kabupaten SBB

Sumber : Dinas Peternakan Kab. SBB

Pulau Seram sebagai sentra ternak bersama dengan P. Buru

menjadi daerah yang cukup rawan terhadap penularan penyakit pada

hewan ternak. Pada tabel 15 terlihat bahwa Kabupaten Seram Bagian

Barat ditemukan 2 kasus penyakit yaitu Brucella yang merupakan

penyakit endemis yang menyerang Ruminansia dan untuk penyakit

Rabies data dari sampel yang dikirim pada Laboratorium Type B Passo

menyatakan hasil positif.

Tabel 16. Data Penyakit Dinas Kabupaten Maluku Tengah

HPHK

LOKASI KET

1.Rabies Kec. Kairatu, Kec.Piru, Kec Inamosol, Kec.Taniwel dan Taniwel Timur

Positif Uji Seller dari 46 sampel 27 positif

2.Brucellosis

Kec.Kairatu 5 kasus gejala klinis

Page 48: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

48

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

P

e

t

a

p

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Maluku Tengah

Penyebaran hama penyakit hewan karantina di Kabupaten Maluku

Tenggah yaitu Brucellosis, Rabies, Scabies dan ND. Ada kasus lain yang

tidak masuk dalam HPHK sehingga tidak di cantumkan dalam tabel16

yaitu kasus Fasciola Hepatica dan kasus lainnya ditemukan berdasarkan

gejala klinis. Untuk AI awal kasus di Propinsi Maluku terjadi juga Outbreak

di Maluku Tengah dan saat ini tidak ada laporan kasus dan gejala Klinis.

Dengan sebran kasus sebagaimana ditampilkan dalam peta

Berdasar hasil data pemeriksaan laboratorium yang telah

idiagnosa positif adalah Rabies dan Brucellosis yang memang merupakan

pulau seram adalah daerah endemis Brucellosis dan Rabies.

Tabel 17. Data Penyakit Maluku Tenggara

Sumber : Dinas Peternakan Maluku Tenggara

HPHK LOKASI

KET

1.Rabies Kec.Lehitu Barat, Kec. Salahutu, Saparua dan Seram Utara

36 positif

2.ND Ditemukan GejalaKlinis

3. Brucellosis Kec.Seram Utara Timur (Kobi dan Seit) dan Kec.Seram Utara

146 positif pada pemeriksaan Lab, dan 11 kasus gejala klinis

4.Scabies/Kudis Ditemukan

Gejala Klinis

HPHK

LOKASI KET

1.ND

Ditemukan Gejala klinis

2.Canine Parvovirus

Ditemukan Gejala Klinis

3.SE

Ditemukan Gejala klinis

Page 49: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

49

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Pada tabel 17 terlihat Peta penyebaran hama penyakit hewan

karantina di Kabupaten Maluku Tenggara yaitu ND, Canineparvoivirus

dan SE yang ditemukan berdasarkan data geja klinis.

Tabel 18. Data Penyakit Kota Tual

P

e

t

a

Sumber : Dinas Peternakan Kota Tual

penyebaran hama penyakit hewan karantina di Kota Tual yang terdapat

pada tabel 18 terdapat 3 penyakit yaitu Brucellosis, Scabies dan

Stephanofilariasis. Kasus Brucellosis yang ditemukan positif, dan untuk

Scabies dan Stephanofilariasis ditemukan berdasar geja klinis.

Penyebaran penyakit hewan di Propinsi Maluku untuk derah

Seram Bagian Timur, Kepulauan Aru, dan Maluku Barat Daya terutama

yang telah didiagnosa positif adalah Brucellosis sedang untuk kasus yang

diketahui berdasar gejala klinis pada umumnya adalah ND. Dengan

sebaran data sebagai mana ditampilkan dalam tabel perpenyakit.

Data yang ditampilkan disusun dalam bentuk tabel perpenyakit di

seluruh Kabupaten/kota pada rentang 1(satu) tahun terakhir yang didapat

dari informasi dinas Kabupaten/Kota yang membidangi kesehatan

hewan, data surveillance baik dari dinas atau laboratorium dan Balai

Besar veteriner maros yang ditampilkan dalam bentuk kode sesuai

masing-maising data yang diperoleh.

HPHK

LOKASI KET

1.Brucellosis

Desa Ono, Tel,danFiditan

2 positif

2.Scabies/Kudis Ditemukan Gejala Klinis Hampir tersebar di 5 Kec. Kota Tual

3.Stephanofilariasis Ditemukan Gejala klinis di DesaYamtel Tayando,Desa Sermaf Fenualen, Desa Lebetawi

Page 50: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

50

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Kesimpulan

1. Status dan situasi Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang

terdiri atas 2 penyakit yang terverifikasi dari hasil pengujian

laboratorium yaitu Rabies dan Brucellosis.

2. Laporan kasus dan kejadian penyakit berdasar gejala klinis yang

ditemukan terdiri atas 8 penyakit yaitu ND, Scabies,

Stephanofilariasis, Brucellosis,Canine Parvovirus, Hog Cholera, Ring

Worm, Contagious Ecthyma(ORF), dan Marek’s Diseases serta

spenyakit AI yang pada tahun 2007 terjadi outbreak di P. Ambon

namun saat ini tidak ditemukan lagi kasus.

B. Karantina Tumbuhan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau Organisme

Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dapat tersebar secara

aktif ataupun pasif. Penyebaran secara aktif sangat terbatas

jaraknya dan dihalangi oleh pembatas alam yang ada, sedangkan

penyebaran OPT/OPTK secara pasif melalui lalulintas media

pembawa. Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

merupakan salah satu ancaman yang dapat merusak kelestarian

sumber daya alam hayati. Kerusakan tersebut sangat merugikan

karena akan menurunkan hasil produksi budidaya tumbuhan, baik

kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu juga dapat

mengakibatkan musnahnya jenis-jenis tumbuhan. Oleh karena itu,

Page 51: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

51

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

perlu dilakukan upaya untuk mencegah penyebarannya. Salah satu

upaya pencegahan melalui karantina tumbuhan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pemantauan ini

adalah :

a. Mengetahui dan memperoleh data perkembangan daerah sebar

OPTK Golongan I dan Golongan II kategori A1 dan A2 secara

lengkap dan akurat di wilayah Negara Republik Indonesia terutama di

Provinsi Maluku.

b. Untuk pendeteksian dini jika terjadi perubahan status suatu

organisme bukan OPT menjadi OPT.

c. Memperoleh data terbaru mengenai perkembangan daerah sebar

OPTK dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi

peraturan perundang-undangan Karantina Tumbuhan

d. Membuktikan area bebas OPT/OPTK pada suatu wilayah atau

populasi OPT rendah pada suatu tempat.

e. Membatasi perluasan penyebaran OPT /OPTK setelah terjadinya

pemasukan OPT baru

f. Deteksi awal guna mengetahui perubahan status dari organisme

bukan pengganggu tumbuhan menjadi OPT.

Tahap penentuan lokasi pemantauan adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan lokasi secara purposif dan dipilih lokasi titik pertama yang

kemungkinan besar OPTK dapat masuk atau terinfestasi.

Page 52: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

52

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

2) Lokasi dibagi ke dalam beberapa kategori sesuai dengan alasan, dan

kemudian secara sistematik atau random dilakukan pemilihan lokasi

dalam setiap kategori yang telah ditentukan.

Gambar 5. Peta Gambaran Penentuan Lokasi Pemantauan

Setiap kabupaten yang dijadikan lokasi pemantauan dipilih 3

lokasi (sebagai sampling area), yang terbagi dalam 2 (dua) lokasi

untuk pemantauan OPTK pada tanaman unggulan dan 1 (satu)

lokasi untuk pemantauan OPTK. Pemilihan sampling area

berdasarkan pada informasi yang diperoleh dari Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Balai

Proteksi Tanaman Setelah mendapatkan sampling area, ditentukan

satuan pemantauan primer yang diperoleh dengan cara

menentukan 5-10% dari luas areal pertanaman unggulan yang

menjadi sasaran. Setelah itu ditentukan titik pengambilan sampel

Page 53: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

53

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

secara sistematik dengan pola diagonal, zig-zag, huruf Z atau jalur

(untuk pertanaman dengan populasi < 1000 tanaman/ha).

Gambar 6. Pola penentuan pengambilan sampling area

Untuk pertanaman yang bersifat tidak kompak, seperti

tanaman yang ditanam di pekarangan rumah, atau tanaman yang

tumbuh liar, pemantauan dilakukan secara langsung pada tanaman

tersebut tanpa membuat pola pengambilan sampel seperti di atas.

Pertanaman yang memiliki populasi ≥ 1000 tanaman/ha,

pengamatan dilakukan dengan menentukan 5 (lima) titik

pengambilan sampel seperti gambar di bawah :

Pola Zig-zag Pola Jalur

PolaZig-zag Pola Diagonal

Page 54: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

54

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Gambar 7. Pola pengambilan titik sampel

Melakukan survei keliling (spreading) dengan berjalan sejauh 100

mmengelilingi petak contoh, ke arah utara, selatan, timur dan

barat.Pengamatan dilaksanakan scanning saja.Survei keliling juga

dilakukan untuk kecamatan lain apabila dijumpai pertanaman, namun

tidak perlu ada petak tetapnya.

spesimen dapat digunakan untuk keperluan ilmiah maka

diperlukan satu set data yang perlu dicatat pada waktu koleksi. Menurut

ISPM 6 dan 8, catatan spesimen yang dikumpulkan dari lapangan harus

memuat informasi sebanyak mungkin.

Persyaratan minimum informasi yang harus termuat dalam label

menurutISPM No.6, sebagai berikut:

a. Nama ilmiah OPT dan kode apabila ada.

b. Famili (keluarga)/ordo (bangsa).

c. Nama ilmiah tanaman inang dan kode Bayer kalau ada.

d. Cara koleksi, misalnya, perangkap atraktan, sampel tanah, jaring

serangga.

e. Lokalitas, misalnya kode lokasi, alamat, dan koordinat.

Page 55: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

55

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

f. Tanggal koleksi dan nama kolektor.

g. Tanggal identifikasi dan nama pengidentifikasi.

h. Tanggal verifikasi dan nama orang yang melakukan verifikasi.

i. Referensi, apabila ada.

j. Informasi tambahan, misalnya hubungannya dengan tanaman inang,

status infestasi, stadium tumbuhan yang terinfeksi, atau tempat

ditemukan (misalnya di rumah kaca). Laporan kejadian OPT pada

komoditas tidak harus spesifik tentang lokasi atau verifikasi, tetapi

harus menyebutkan secara benar tentang jenis komoditasnya,

kolektor dan tanggal koleksi, dan apabila diperlukan cara koleksinya.

Laporan kejadian OPT baru perlu ditambahkan dengan informasi

tentang tindakan yang telah dilakukan, dan laporan ini dibuat

berdasarkan permintaan.

3.1.1. Pengambilan Data Di Lapangan

Hasil pemantauan dapat diperoleh dari setiap specimen yang

dikumpulkan. Informasi yang berhubungan dengan besarnya kerusakan

yang ditimbulkan oleh OPT/OPTK, kepadatan populasi atau tinggi-

rendahnya intensitas serangan, nama lokasi berikut posisi geografi dan

keadaan lingkungannya adalah informasi berharga yang perlu dicatat

oleh pelaksana pemantauan. Nama setiap jenis tanaman inang juga hal

penting yang harus diketahui dan dicatat.

Page 56: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

56

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Untuk menunjang kebenaran data hasil pemantauan sekaligus

sebagai pembanding maka diperlukan data-data penunjang atau data

sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari hasil pemantauan yang

pernah dilakukan oleh dinas/instansi pemerintah daerah atau oleh

institusi lainnya.

3.1.2. Identifikasi Spesimen di Laboratorium

Identifikasi dilakukan dengan identitifikasi langsung secara

mikroskopis untuk golongan cendawan dan serangga. Hasil preparat

yang telah diidentifikasi disimpan dalam bentuk koleksi preparat untuk

golongan cendawan dan koleksi basah atau kering untuk golongan

serangga.

Khusus untuk golongan bakteri, nematoda dan virus dilakukan

identifikasi dengan pengujian bandingan dengan pakar. Adapun petunjuk

pengiriman spesimen adalah sebagai berikut:

a. Spesimen yang diantar sendiri akan lebih dijamin dari risiko

kerusakan selama perjalanan. Jika spesimen dikirim dengan jasa

transportasi, misalnya kapal laut atau jasa pos upayakan

spesimen dikemas dengan baik sehingga kerusakan selama

pengiriman dapat dihindari. Lamanya perjalanan hendaknya

menjadi salah satu pertimbangan dalam menggunakan jasa

pengiriman oleh pihak lain.

b. Spesimen yang akan dikirim kepada pakar sebaiknya dilakukan

konfirmasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa spesimen

Page 57: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

57

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

akan diterima sesuai jadual yang disepakati. Cara penyiapan,

pengepakan, dan pengiriman agar ditanyakan kepada ahlinya.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengiriman antara lain:

OPT yang masih hidup

Pengiriman serangga hidup memerlukan ventilasi yang cukup

namun harus dirancang supaya serangga tidak dapat keluar/lolos selama

dalam perjalanan. Pengiriman spesimen tumbuhan yang mengandung

patogen dilakukan sesuai dengan sifat-sifat patogen. Patogen tertentu

menghendaki kondisi lembab sedangkan yang lain memerlukan kondisi

kering. Yang harus diperhatikan bahwa spesimen dikemas dengan baik

agar patogen tidak lolos selama pengiriman.

Tabung gelas atau bahan lain yang mudah pecah

Pengepakan harus dilakukan dengan hati-hati supaya tabung

gelas tidak bersinggungan satu dengan yang lain. Untuk menghindari hal

tersebut setiap tabung agar dibungkus dengan kertas tisu atau kertas

koran sebelum dimasukkan ke dalam kemasan. Kemasan sebaiknya

dibuat dari bahan yang kuat, misalnya dari kayu.

Spesimen lebih dari satu

Apabila dua atau lebih spesimen akan dikirimkan bersamaan, agar

dipastikan bahwa masing-masing sudah diberi label dengan benar.

Page 58: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

58

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Spesimen dalam alkohol

Spesimen yang direndam dalam alkohol agar menggunakan

tempat yang tanah pecah dan tidak bocor.

Waktu

Untuk menghindari kerancuan dalam mengidentifikasi OPT dan

tujuan lainnya, spesimen sebaiknya segera dikirimke laboratorium

sebelum spesimen mengalami kerusakan.

Persyaratan pengiriman

Persyaratan tertentu yang mungkin berlaku bagi pengiriman

spesimen tumbuhan dan atau pengiriman spesimen OPT sebaiknya

ditanyakan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman.

WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan pemantauan dilaksanakan pada bulan Februari s.d. Juni

2017 di beberapa kecamatan dan desa di setiap kabupaten lokasi

pemantauan yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram

Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Buru Selatan

dan Kabupaten Buru sesuai dengan Surat Perintah Tugas Kepala

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon No.

42a/TU.320/K44.D/02/2017.

Page 59: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

59

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

LOKASI PELAKSANAAN

Lokasi pemantauan meliputi 5 ( lima ) wilayah kabupaten yang

dinilai dapat mewakili derah pemantauan. Lokasi tersebut adalah:

1. Kabupaten Maluku Tengah

2. Kabupaten Seram Bagian Timur

3. Kabupatan Seram Bagian Barat

4. Kabupaten Buru Selatan

5. Kabupaten Buru

PELAKSANAAN

Pelaksana kegiatan ini adalah Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon dengan arahan dari Badan Karantina Pertanian. Pelaksana

Pemantauan adalah tim pelaksana yang ditetapkan dengan Surat

Keputusan Kepala Stasiun karantina Pertanian Kelas I Ambon, yaitu dari

tenaga fungsional dan POPT baik ahli maupun terampil yang ada di SKP

Kelas I Ambon.

Tim pemantauan daerah sebar OPT/OPTK tahun 2017 ditetapkan

berdasarkan lampiran Surat Keputusan Kepala Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon No. 42/Kpts/KT.110/K44.D/02/2017, tanggal 7

Februari 2017 adalah :

Page 60: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

60

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Penanggung jawab : drh. Ubaidullah NIP. 19661205 199903 1 001

Ketua : Rahmiyati, S.P. NIP.19860607 201101 2 018

Sekretaris : R. Eva Sugandi, S.P NIP. 19720304 199703 2 001

Anggota : 1. Tariyani, S.P NIP. 19750525 200912 2 001

2.Wagino, A.Md

NIP. 19840626 201403 1 001

3. Zainun Tongkonoo NIP.19750525 200912 2 001

Setiap Kabupaten akan dilaksanakan oleh 3 (tiga) orang

pemantau. Tim pemantauan telah ditetapkan berdasarkan lampiran Surat

Keputusan Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon No.

42a/kpts/KT.110/K.44.D/02/2017.

Tabel 2. Pelaksana Pemantauan Daerah Sebar OPT/OPTK T. A. 2017

No. Daerah Pemantauan Nama/ NIP Tim Pemantauan

1. Kabupaten Maluku Tengah/ Kobisadar

Ketua Tim: Rahmiyati, S.P (POPT Pertama) NIP. 19860607 201101 2 018

Anggota:

1. Suhendik (POPT PelaksanaLanjutan) NIP. 19720815 200604 1 001

2. Juded Sinay (POPT Pelaksana) NIP. 19820803 200604 2 001

2. KabupatenSeramBagianTimur Ketua Tim: Wagino, A.Md (POPT Pelaksana) NIP. 19840626 201403 1 001

Anggota: 1. R. Eva Sugandi, S.P (POPT Muda) NIP. 19720304 199703 2 001 2. Dewi Humalidi (POPT Pelaksana) NIP. 19770113 200604 2 001

Page 61: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

61

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

3. Kabupaten Buru Ketua Tim: Tariyani, S.P (POPTPenyelia) NIP. 19710125 199003 2 001

Anggota: 1. Ponira (POPT Pelaksana)

NIP. 19810306 200604 2 001 2. Romy Noce W. (POPT Pelaksana)

NIP. 19741109 200604 1 001

4. Kabupaten Buru Selatan Ketua Tim: ZainunTongkonoo (POPT Pelaksana) NIP. 19750525 200912 2 001

Anggota: 1. Arafah, S.P (POPT Muda)

NIP. 19710707 200312 1002 2. Marten Usman (POPT Pelaksana)

NIP. 19760521 200912 1 003

5. KabupatenSeramBagian Barat Ketua Tim: R. Eva Sugandi, S.P (POPT Muda) NIP. 19720304 199703 2 001

Anggota : 1. Rahmiyati, S.P (POPT Pertama) NIP. 19860607 201101 2 018 2. Dewi Humalidi (POPT Pelaksana) NIP. 19770113 200604 2 001

Setiap tim pemantau dalam satu kabupaten harus menentukan

Kecamatan yang dianggap mewakili daerah pemantauan OPT/OPTK.

Hasil pemantauan OPT/OPTK dituangkan dalam sebuah Laporan

Pemantauan yang menjadi tanggung jawab masing-masing tim

pemantauan di wilayahnya.

Hasil

Hasil pemantauan yang diperoleh dari lapangan dan pemeriksaan

di laboratorium dari beberapa jenis komoditas unggulan daerah

Kabupaten Maluku tengah, Kabupaten Buru Selatan, Kebupaten Seram

Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Buru

Page 62: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

62

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

seperti tanaman padi, jagung, jeruk, kelapa, kakao, Cabe, Pisang,

Kacang Panjang, Terong, Sawi, Buncis, Pepaya, Gambas, Jambu Biji

dan tomat diperoleh berberapa spesies OPT/OPTK (Tabel 20).

Tabel 20. OPT/OPTK Temuan di Lapang Hasil Pemantauan Komoditas Unggulan di Provinsi Maluku.

NO TANAMAN INANG

HASIL LOKASI

1. Padi Pantoea ananatis

Curvularia lunata Desa Savana jaya, Desa Siatele, Desa Banggoi

Tilletia indica Pyricullaria oryzae Desa Seti, Desa Banggoi

Dickeya chrysanthemi Nephotettix virescens Desa Savana jaya, Desa Waitele, Desa Waiperang

Pseodomonas syringae Nilaparvata lugens Desa Savana jaya, Desa Waitele, Desa Waiperang

Meloidogyne graminicola

Rhizoctonia solani Desa Siatele

Burkholderia glumae Triporya innotata (Larva)

Desa Savana jaya, Desa Waitele, Desa Waiperang

Paraeucosmetus pallicornis

Ustilaginoidea virens Desa Savana jaya, Desa Waitele, Desa Waiperang

Asystasia gangetica Oxya chinensis Desa Waitele, Desa Waiperang

Ephelis oryzae (=Balansia oryzae)

Orseolia oryae Desa Waitele, Desa Waiperang

Aphelenchoides besseyi Acrida turrita Desa Waiperang

Leptocoria acuta Desa Savana jaya, Desa Waitele, Desa Waiperang, Desa Desa Seti, Ds Dream Land Baru

Scirpophaga innotata Kab. Malteng

Fusarium solani Desa Savana jaya, Desa Siatele, Desa Banggoi

Nigrospora oryzae Desa Savana jaya, Desa Siatele, Desa Banggoi

Fusarium semitectum Desa Savana jaya, Desa Siatele, Desa Banggoi

2. Jagung Dickeya chrysanthemi

Ostrinia furnacalis Desa Banggoi, Desa Savana Jaya, Desa Waiperang, Desa Waimital

Maize dwart mosaic potyvirus (MDMV)

Locusta migratoria Desa Seti

Pseodomonas syringae Curvularia eragrostidis

Desa Kamalanglale

Page 63: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

63

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Pseodomonas syringae Rhopalosiphum maidis

Desa Kamalanglale

Pantoea stewartii

Puccinia polysora Ds Savana Jaya, Desa Waiperang, Desa Waimital

Fusarium avenaceum

Chaetomium globosum

Ds Silohan

Peronosclerospora philippinensis

Fusarium moniliforme Desa Waimital

Fusarium samitectum Desa Jakarta Baru

Fusarium solani Desa Waimital

Leptospaerulina crassiasca

Desa Waimital

Nigrospora oryzae Desa Waimital

Stenocarpella macrospora

Desa Waimital

3. Kakao Dysmicoccus neobrevipes

Phytophthora palmivora

Desa Gogogrea, Ds Seti

Planococcus lilanicus Conopomorpha cramerella

Desa Gogogrea

4. Kelapa Aceria guerreronis

Oryctes rhynosorus Desa Sawah, Desa Waimiting, Desa Seti, Desa Leawai, Kampung Jawa

Raoiella indica Pestalotia sp Desa Waimital

Sexava coriaceae

Curvulari sp Desa Kobisonta, Desa Hatusua

Sexava karnyii

Icerya spp Desa Samal, Desa Pohon Batu

Sexava nubila Drechslera sp Desa Pohon Batu

5. Jeruk Brevipalpus californicus Planococcus citri Desa Savana jaya

Phyllocoptruta oleivora Capnodium sp Desa Waimital

Toxoptera citridus Desa Waeperang

Sphaceloma fawcetti Desa Waimital

Upasia salmonicolor Desa Waimital

Meliola citricola Desa Savana jaya, Desa Waeperang, Desa Samal,

Aphis gossypii

Desa Savana jaya

Phyllocnistis citrella Desa Savana jaya, Desa Waeperang

6 Cabe Brevipalpus californicus Myzus persicae Desa Morokai, Desa Pule, Desa Waihito

Pseudomonas syringae Aleorocanthus spp Desa Morokai, Desa Banggoi, Desa Waimital

Calacarus carinatus Colletotrichum capsici Desa Morokai, Desa Pule, Desa Banggoi, Desa

Page 64: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

64

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Waimital

Bemisia tabacci Ds Banggoi, Desa Waipirit

Colletotrichum dematicum

Desa Waimital, Ds Silohan, Desa Waitele

7 Pisang Fusarium spp Desa Samal

Erionota thrax Desa Seti Bakti

8 Kacang Panjang

Myzus persicae Desa Wali

Etiella zinckenella Desa Savana Jaya,

9 Terong Pseudomonas syringae Fusarium spp Desa Wailola

Clavibacter michiganensis

10 Sawi Plutella xylostela Desa Wali, Desa Morokai

11 Buncis Epilacna sp Desa Banggoi

Nezara viridula Desa Banggoi

Etiella zinckenella DesaSumber Agung,

12 Tomat Clavibacter michiganensis

Blossom end rot tomato

Desa Wailola

Fusarium oxysforum Desa Wailola

Spodoptera litura Desa Kaibobo

13 Pepaya Brevipalpus californicus Bemisia tabacci Desa Silohan

14 Gambas Powdery Mildew ( Embun tepung)

Desa Dream Land,

15 Jambu Biji Pseudococcus longipinus

Desa Savana Jaya

16 Trapping Lalat Buah

Bactrocera musae Bactrocera albistrigata Desa Wailola

Bactrocera occipitalis

Bactrocera musae (OPTK A2)

Desa Wailola

Bactrocera bryoniae Bactrocera dorsalis complex

Desa Savana jaya, Desa Waipirit

Bactrocera cucurbitae Desa Mangga Dua, DS Kobisadar

Bactrocera papayae Desa Mangga Dua, Wailola, Desa Hatusua

Bactrocera carambolae

Desa Hatusua

Page 65: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

65

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

OPT/OPTK Komoditas Unggulan

Pemantauan Provinsi Maluku tahun 2017 ini dilakukan di 5

Kabupaten yaitu: Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Seram Bagian

Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan

Kabupaten Buru. Masing-masing kabupaten tersebut memiliki beberapa

tanaman unggulan yang menjadi target pemantauan. Kabupaten Maluku

Tengah komoditas yang menjadi target pemantauan adalah tanaman

hortikultura seperti tanaman cabe, jeruk dan sawi untuk tanaman

perkebunan adalah tanaman kakao dan kelapa dan untuk tanaman

pangan adalah tanaman padi dan jagung.

Dari hasil pemeriksaan di laboratorium, sampel yang dapat

teridentifikasi adalah dari golongan cendawan dan serangga. Dari

golongan cendawan adalah C. dimidiatum, Helminthosporium spp.,

Colletotrichum spp., Capnodium spp., U. salmonicolor dan Fusarium spp.

Tingkat serangan masing-masing cendawan pada saat pemantauan

tergolong rendah (0-25%). Sedangkan golongan serangga yang

ditemukan adalah O. furnacalis, P. xylostella, N. viridula, P. pallicornis

Spodoptera sp., A. gosypii, L. migratoria.

Page 66: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

66

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB V PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARAAN

LABORATORIUM KARANTINA HEWAN DAN KARANTINA TUMBUHAN

5.1 Kegiatan Intersepsi HPHK dan OPTK

5.1.1 Karantina Hewan

Pada dasarnya, dalam rangkaian tindakan karantina, pemeriksaan

merupakan tindakan yang paling awal dilakukan dalam melaksanakan

tindakan karantina terhadap media pembawa yang dilalulintaskan.

Pemeriksaan terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya pemeriksaan

dokumen, pemeriksaan fisik media pembawa dan pemeriksaan

laboratorium. Pemeriksaan laboratorium sekarang ini menjadi faktor

pendukung dalam pengambilan keputusan. Keputusan dalam hal ini

adalah penerbitan sertifikat kesehatan bagi media pembawa yang akan

dilalulintaskan.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai salah satu unit

pelaksana teknis karantina telah memiliki laboratorium karantina hewan

guna mendukung kegiatan tindakan karantina di lapangan. Pemeriksaan

yang sudah bisa dilaksanakan dilaboratorium karantina hewan SKP Kelas

I Ambon antara pengujian HI AI pada unggas besar, Rapid AI pada

unggas kecil dan RBT pada sapi, sedangkan terhadap media pembawa

ternak potong dan ternak bibit belum bisa dilaksanakan serta terhadap

pemeriksaan bahan asal hewan (BAH) belum dilakukan pemeriksaan.

Pengujian yang dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang

keluar dari wilayah kerja harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna

memastikan media yang di bawa keluar propinsi Ambon benar telah

Page 67: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

67

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

bebas atau dipastikan bebas dari HPHK. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 21. Hasil Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Tahun

2016

No. Nama/Jenis Sampel

Jumlah Sampel

Target Pengujian

Metode Pengujian

Frekuensi

1. Serum swab kloaka dan trakhea burung

1081 Sampel

AI (Avian Influenza)

HI/AI 29 kali

2. Sample serum darah ayam

953 Sampel

Al (Avian Influenza)

HA/HI 51 kali

3. Sampel Serum Darah Sapi

3.340 Sampel

Brucella Abourtus

RBT 190 kali

5.1.2 Karantina Tumbuhan

Interasepsi karantina tumbuhan pemeriksaan/pengujian

Laboratorium merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tindakan

karantina 8P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan,

Penahan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan). Hasil pengujian

yang dilakukan akan menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi

pemasukan/pengeluaran atas media pembawa yang bersangkutan.

Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk:

1. Mendeteksi ada/tidaknya Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT)/OPT Karantina (OPTK) pada media pembawa OPT/OPTK.

(3238/Kpts/PD.630/9/2009)

2. Melakukan identifikasi OPT/OPTK, untuk mengetahui status OPTK

(Golongan I/II, Kategori A1/A2, sesuai lampiran SK Mentan No.

93/Permentan/OT.140/12/2011)

Page 68: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

68

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon adalah salah satu unit

pelaksana teknis yang berada di bawah pembinaan Barantan dan

bertanggungjawab kepada kepala Barantan, Kementrian pertanian.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pokok perkarantinaan, SKP kelas 1

Ambon dilengkapi laboratorium karantina tumbuhan

dengansarana/prasarana yang masih mampu melakukan. Tugas

laboratorium karantina tumbuhan Stasiun Karantina PertanianKelas I

Ambon adalah melaksanakan pengujian laboratorium di bidang karantina

tumbuhan dan keamanan hayati nabati. Pengujian yang dilakukan selama

Tahun Anggaran 2016 masih terbatas pada golongan serangga dan

golongan cendawan.

Jenis media pembawa yang dilakukan pemeriksaan yaitu media

pembawa yang diantar areakan baik pengeluaran maupun pemasukan

serta media pembawa yang akan di ekspor.Metode pengujian yang

dilakukan yaitu pengamatan langsung (makroskopis) dan pengamatan

mikroskopis.

Hasil intersepsi laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas

IAmbon tidak satupun yang ditemukan golongan OPTK baik kategori A1

maupun A2 terhadap media pembawa untuk kegiatan operasional, namun

untuk kegiatan pemantauan terdapat 1 (satu) OPTK Kategori A2 yaitu

Paraeucosmetus pallicornis. Serangga yang ditemukan dilaboratorium

tumbuhan Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Ambon selama tahun

2015 adalah OPT kosmopolit yaitu : Aleurocanthus waglumi, Araecerus

faciculatus, Bimisia tabaci, Necrobia rufipes. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 69: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

69

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 22. Hasil Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan 2016

No. Nama/Jenis Sampel

Target Pengujian

Metode Pengujian

Hasil

A. Kegiatan Operasional

1. Bawang Daun Serangga Makroskopis Nihil

2. Bawang Merah Serangga Makroskopis Nihil

3. Benih Aren Serangga Makroskopis Nihil

4. Benih Padi Serangga Makroskopis Nihil

5. Benih Palem Serangga Makroskopis Nihil

6. Beras Serangga Makroskopis Nihil

7. Beringin Serangga Makroskopis Nihil

8. Bibit Anggrek Dendrobium

Serangga Makroskopis Nihil

9. Bibit Durian Serangga Makroskopis Nihil

10. Bibit Gandaria Serangga Makroskopis Nihil

11. Bibit Jeruk Serangga Makroskopis Nihil

12. Bibit Mangga Serangga Mikroskopis Aleurodicus dispersus

13. Bibit Pala Serangga Makroskopis Nihil

14. Bibit Pisang Serangga Mikroskopis Nihil

15. Bibit Rambutan Serangga Makroskopis Aleurodicus dispersus

16. Bibit Tanaman Buah

Serangga Makroskopis Nihil

17. Bibit Tanaman Hias

Serangga Makroskopis Bemisia Tabaci

18. Bibit Tanaman Pelindung

Serangga Makroskopis Nihil

19. Bonsai Sacang Serangga Makroskopis Nihil

20. Buah Jambu Serangga Makroskopis Nihil

21. Buah Pisang Serangga Makroskopis Nihil

22. Buanga Pala Serangga Makroskopis Nihil

23. Cabe Serangga Makroskopis Nihil

24. Cengkeh Serangga Makroskopis Nihil

25. Damar Serangga Makroskopis Nihil

26. Dauh Sirsak Basah

Serangga Makroskopis Nihil

Page 70: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

70

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

No. Nama/Jenis Sampel

Target Pengujian Metode Pengujian

Hasil

27. Daun Sirsak Sering

Serangga Makroskopis Nihil

28. Gaharu Serangga Makroskopis Nihil

29. Glodongan Tiang

Serangga Makroskopis Nihil

30. Jahe Serangga Makroskopis Nihil

31. Kacang Hijau

Serangga Mikroskopis Nihil

32. Kacang Mede

Serangga Mikroskopis Nihil

33. Kacang Tanah

Serangga Mikroskopis Nihil

34. Kakao Biji Serangga Makroskopis Nihil

35. Kayu Manis Serangga Makroskopis Araecerus fasciculatus

36. Kayu Merbau

Serangga Makroskopis Nihil

37. Kayu Trembesi

Serangga Makroskopis Nihil

38. Kelapa Bulat

Serangga Makroskopis Nihil

39. Kenari Serangga Makroskopis Nihil

40. Kopra Serangga Mikroskopis Necrobia rufipes

41. Mahoni Serangga Mikroskopis Nihil

42. Pala Biji Serangga Mikroskopis Araecerus fasciculatus

43. Pucuk Merah

Serangga Makroskopis Nihil

44. Sarang Semut

Serangga Makroskopis Nihil

45. Singkong Beku

Serangga Mikroskopis Tidak ada

46. Tepung Pala

Serangga Mikroskopis Tgrh

47. Tepung Sagu

Serangga Makroskopis Nihil

48. Vanili Serangga Makroskopis Nihil

B. Kegiatan Pemantauan

1. Tanaman Kelapa

Raoiella indica, Aceria querreronis, sexava sp,

Makroskopis Pestalotia sp; mites; Brevipapus obovatus; Oryctes rhinoceros; Aspidiotus destructor rigidus;

2. Tanaman Kacang Panjang

Liriomyza trifolli Makroskopis Liriomyza spp

Page 71: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

71

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

3. Tanaman Jeruk

B. Occipitalis, B. Musae, B. Bryoniae, CVPD, Spiroplasma citri

Makroskopis Meliola citricuniaspis citriola, Aonidiella aurantii; telur lalat buah; Parlatoria zizyphus; uniaspis citri; Chrysomphalus Aonidum

4. Tanaman Kakao

Conoporpha cramerella; VSD

Makroskopis

Colletotrichum gloeosporides ; Phytophthora palmivora; Conoporpha cramerella

5. Tanaman Cabe

B. Occipitalis, B. Musae, B. Bryoniae; Bemisia argentifollii (s), Liriomyza trifolii (s), Diaporthe phaseolorum (c), Pythium ultimum (c), Sclerotinia sclerotiorum (c)Clavibacter michiganensis, Erwinia chrysanthemi (b)

Makroskopis Bactrocera sp (14 ekor), Colletotrichum capsici; Aleurodicus dispercus

6. Tanaman Terung

Liriomyza trifolii Makroskopis Henosepilachna implicata

7. Tanaman Padi

hama padi dan Ephelis oryzae, Pseudhomonas syringae

Makroskopis gulma; tomcat (Paedenus littoralis} 6 ekor, Harmonia octomaculata 1 ekor, Tryporyza nivella; Leptocorisa accuta; Nephotettix nigropictusNephotettix virescens; Recillia dorsalis; coccinella transversalis1 ekor ; Nephotettis virescens 4 ekor; Sagotella furcifera 17 ekor; Nephotettix nigropictus 1 ; Protaetia sp; dideopsis aegrota; tachinid; Nilaparvata lugen 11 ekor; Rinocoris fuscipes;

8. Tanaman Jambu Bol

B. Occipitalis, B. Musae, B. Bryoniae,

Makroskopis

megatrioza vitiensis

Page 72: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

72

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

9. Tanaman Pala

Makroskopis B. Hercules

10. Tanaman Cengkeh

Hexamitodera semivelutina

Makroskopis

larva coleoptera ( Penggerek ranting)

11. Tanaman Sagu

Rabdocelus obcurus

Makroskopis

Rhynchophorus ferrugineus var.papuanus kirch

12. Atractan ME

B. Occipitalis, B. Musae, B. Bryoniae,

Makroskopis

Bactrocera spp; B. carambolae; B. musae n.sp

13. Tanaman Jagung

Peronoscclerospora sorghi, Peronosclerosphora phillipinensis

Makroskopis

Penggerek batang jagung (Lepidoptera)

5.2 Koleksi HPHK/OPTK dan Media Pembawa HPHK/OPTK

5.2.1 Karantina Hewan

Kegiatan koleksi HPHK dan media pembawa tahun 2016

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tidak dilakukan

pembuatan koleksi. Hal ini disebabkan selama kurun waktu bulan

Januari sampai Desember 2016 tidak dilakukan koleksi baik

HPHK maupun media pembawa.

5.2.2 Karantina Tumbuhan

Koleksi yang dibuat karantina tumbuhan berupa koleksi

OPT/OPTK dan koleksi media pembawa. Koleksi OPT/OPTK

terdiri dari hasil pemeriksaan intersepsi dan pemantauan. Jumlah

koleksi OPT/OPTK untuk tahun 2016 yaitu sebanyak 1 jenis dari

golongan seranggajenis OPTK A2 yaitu Paraeucosmetus

pallicornis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

dan lampiran laporan tahunan.

Page 73: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

73

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 23. Daftar Intersepsi dan Koleksi OPTK Karantina TumbuhanSKP Kelas I Ambon Tahun 2015

No Jenis Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina Keterangan

1 Paraeucosmetus pallicornis

Pemantauan di Maluku Tengah pada tanaman

padi

Page 74: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

74

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB VI DUKUNGAN MANAJEMEN

DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA

6.1 Pengembangan SDM

6.1.1 Keadaan Pegawai

Untuk mendukung tugas pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan

OPTK maka kualitas dan kuantitas SDM perlu mendapat

perhatian.Jumlah pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

per 31 Desember 2016 adalah 36 (tiga puluh enam) pegawai (Lihat daftar

nominatif pegawai pada Lampiran laporan tahunan ini ) ditambah

honorarium sebanyak 14 (empat belas) orang yang tersebar di kantor

pusat dan wilker. Jumlah ini, masih jauh dari jumlah ideal dibandingkan

dengan beban kerja dan wilayah kepulauan yang ada.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon masih membutuhkan

tenaga untuk ditempatkan pada pos-pos lalulintas Media Pembawa yang

dilalulintaskan pada daerah-daerah pelabuhan yang belum ditetapkan

sebagai tempat pemasukan dan pengeluaran serta harapan kedepan

adanya penetapan pintu pemasukan dan pengeluaran untuk tercapainya

percepatan pelayanan perkarantinaan. Di sisi lain, ada beberapa pegawai

fungsional masih mengerjakan tugas administrasi keuangan dan

beberapa juga pegawai administrasi mengerjakan tugas fungsional.

Keadaan pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon per 31

Desember 2016 dapat dilihat dengan rincian sebagai berikut :

Page 75: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

75

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 24. Data Pegawai Berdasarkan Golongan /Ruang

No. Golongan Ruang (Orang) Jumlah

A B C D

1 IV 1 - - - 1

2 III 2 5 2 2 11

3 II 2 3 15 4 24

4 Honorer - - - - 14

Jumlah 50

Tabel 25. Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan, Golongan /Ruang, Jabatan Pegawai Negeri Sipil

No. Uraian Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 Pendidikan Sarjana 3 7 10

Non Sarjana 13 13 26

2 Golongan IV 1 - 1

III 3 8 11

II 13 12 25

3 Jabatan

Struktural 3 - 3

Medik Veteriner 1 1

Paramedik Veteriner

6 4 10

POPT Ahli - 4 4

POPT Terampil 4 5 9

Calon Fungsional 2 2 4

Penata Laporan Keuangan

- 1 1

Analisis Kimia - 1 1

Verifikator Keuangan

- 2 2

Staf Administrasi 2 1 3

Tabel 26. Data Pegawai Berdasarkan Penempatan Tugas

No. Lokasi /Wilayah Kerja PNS Kontrak

1 Kantor SKP Kelas I Ambon 9 1

2 Wilker Pelabuhan Laut Yos Sudarso Ambon 12 -

3 Wilker Bandara Pattimura Ambon 6 3

4 Wilker Pelabuhan Laut Namlea 3 1

5 Wilker Pelabuhan Laut Tual 1 2

6 Wilker Pelabuhan Laut Kobisadar 1 -

7 Wilker Kantor Pos dan Giro Ambon 1 -

8 Laboratorium 2 2

Jumlah 39 14

Catatan : 1 orang tugas belajar an. Nanik Nurjanah, SP.

Page 76: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

76

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 27. Daftar Nominatif Pegawai SKP Kelas I Ambon

No. Nama/NIP Pangkat Gol. Jabatan

1 Drh. Ubaidullah

19661205 199903 1 001 Pembina IV/a Kepala

2 Oktavianus Yan

19591007 198203 1 002 Penata III/c

Kepala Urusan Tata Usaha

3 Arafah, SP.

19710707 200312 1 002 Penata III/c

Kepala Sub Seksi Pelayanan Operasional

4 Raden Eva Sugandi, SP.

19720304 199703 2 001 Penata Tingkat I III/d POPT Muda

5 Tariyani, SP

19710125 199003 2 001

Penata Muda Tingkat I

III/b POPT Penyelia

6 Drh. Nur Rahmahtri Rahayu

19830216 201403 2 002

Penata Muda Tingkat I

III/b Calon Medik Veteriner

Pertama

7 Arifin, SH

19770912 200701 1 001 Penata Muda III/a Kepegawaian

8 Nanik Nurjannah, SP.

19770118 200912 2 002

Penata Muda Tingkat I

III/b POPT Pertama

9 Julia Putiray, SE, MH

19800709 201101 2 012

Penata Muda Tingkat I

III/b Verifikator Laporan

Keuangan

10 Isnaniah Tawainella, SP

19820519 201101 2 013.

Penata Muda Tingkat I

III/b POPT Pertama

11 Rahmiyati, SP.

19860607 201101 2 018

Penata Muda Tingkat I

III/b POPT Pertama

12 Agni Nurani, A.Md.

19830501 200912 2 002 Penata Muda III/a

Paramedik Veteriner Pelaksana

13 Gunawan Slamet, A.Md.

19830921 201101 1 006

Pengatur Tingkat I

II/d Paramedik Veteriner

Pelaksana

14 Chrisnasari Yanti Keliat, A.Md.

19871226 201101 2 014

Pengatur Tingkat I

II/d Fungsional Umum

15 Sopyan Pattilouw

19800523 200501 1 002 Pengatur II/c

Paramedik Veteriner Pelaksana

16 Marsel Atihuta

19810302 200501 1 001 Pengatur II/c

Paramedik Veteriner Pelaksana

17 Suhendik

19720815 200604 1 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

18 Azis Baharuddin

19740528 200604 1 001 Pengatur II/c

Paramedik Veteriner Pelaksana

19 Romy Noce Wattimena

19741109 200603 1 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

20 Dewi Humalidi Pengatur II/c POPT Pelaksana

Page 77: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

77

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

19770113 200604 2 001

21 Juded Sinay

19820803 200604 2 002 Pengatur II/c POPT Pelaksana

22 Ponira

19810306 200604 2 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

23 Merlin Johana Itja, A.Md.

19880515 201101 2 025 Pengatur II/c

Calon Verifikator Keuangan

24 Saidah Matital

19700222 200701 2 001 Pengatur II/c Bendahara Pengeluaran

25 Saleh Karim

19740224 200701 1 001 Pengatur II/c Fungsional Umum

26 Wagino, A.Md

19840626 201403 1 001 Pengatur II/c Calon POPT Pelaksana

27 Sri Hariyanti,A.Md

198609302014032002 Pengatur II/c

Calon Verifikator Laporan Keuangan

28 Grees S. Tuhumena

19791020 200604 2 002

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

29 Jetny H. Tuwatannassy

19730217 200812 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

30 Nova Anna Tanahitumessing

19751109 200812 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

31 Muhammad Yusuf

19790111 200812 1 003

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

32 Zainun Tongkonoo

19750525 200912 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b POPT Pelaksana

33 Marten Usman

19760512 200912 1 003

Pengatur Muda Tingkat I

II/b POPT Pelaksana

34 Abdullah

19781105 200312 1 001 Pengatur Muda II/a

Paramedik Veteriner Pelaksana

35 Mimi

198705122014032002 Pengatur Muda II/a

Calon Paramedik Veteriner Pemula

36 Ahmad Solikin

199408262015031001 Pengatur Muda II/a

Calon Paramedik Veteriner Pemula

6.1.2 Jabatan Fungsional

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan

hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati dan nabati

sepenuhnya dilaksanakan oleh petugas fungsional sesuai dengan butir-

butir kegiatan jabatan fungsional berdasarkan SK. Menkowasbangpan

Page 78: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

78

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

No. 60/Kep/MK/Waspan/9/1999 tanggal 30 September 1999 tentang

Jabatan Fungsional, Medik/Paramedik dan POPT. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan oleh petugas fungsional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon berjalan sebagaimana mestinya dan tidak mengalami kendala

yang berarti. Daftarnama-nama petugas fungsional

(Medik/Paramedik/POPT) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

adalah sebagai berikut :

Tabel 28. Daftar Pejabat Fungsional

No. Nama/NIP Pangkat Gol. Jabatan

1 Raden Eva Sugandi, SP.

19720304 199703 2 001 Penata Tingkat I III/d POPT Muda

2 Tariyani, SP

19710125 199003 2 001

Penata Muda Tingkat I

III/b POPT Penyelia

3 Nanik Nurjannah, SP.

19770118 200912 2 002

Penata Muda Tingkat I

III/b POPT Pertama

4 Isnaniah Tawainella, SP

19820519 201101 2 013. Penata Muda III/a POPT Pertama

5 Rahmiyati, SP.

19860607 201101 2 018 Penata Muda III/a POPT Pertama

6 Agni Nurani, A.Md.

19830501 200912 2 002

Pengatur Tingkat I

II/d Paramedik Veteriner

Pelaksana

7 Gunawan Slamet, A.Md.

19830921 201101 1 006

Pengatur Tingkat I

II/d Paramedik Veteriner

Pelaksana

8 Sopyan Pattilouw

19800523 200501 1 002 Pengatur II/c

Paramedik Veteriner Pelaksana

9 Marsel Atihuta

19810302 200501 1 001 Pengatur II/c

Paramedik Veteriner Pelaksana

Page 79: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

79

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

6.1.3 Kenaikan Gaji Berkala

Dalam kurun waktu Tahun Anggaran 2016 beberapa pegawai

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon menerima kenaikan gaji

berkala sebanyak 8 (delapan) orang.

Tabel 29. Daftar Pegawai Penerima Kenaikan Gaji Berkala

No. Nama/NIP Pangkat Gol. TMT

1 Oktavianus Yan

19591007 198203 1 002 Penata III/c 01 April 2016

10 Suhendik

19720815 200604 1 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

11 Azis Baharuddin

19740528 200604 1 001 Pengatur II/c

Paramedik Veteriner Pelaksana

12 Romy Noce Wattimena

19741109 200603 1 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

13 Dewi Humalidi

19770113 200604 2 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

14 Juded Sinay

19820803 200604 2 002 Pengatur II/c POPT Pelaksana

15 Ponira

19810306 200604 2 001 Pengatur II/c POPT Pelaksana

16 Grees S. Tuhumena

19791020 200604 2 002

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

17 Jetny H. Tuwatannassy

19730217 200812 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

18

Nova Anna Tanahitumessing

19751109 200812 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

19 Muhammad Yusuf

19790111 200812 1 003

Pengatur Muda Tingkat I

II/b Paramedik Veteriner

Pelaksana

20 Zainun Tongkonoo

19750525 200912 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b POPT Pelaksana

21 Marten Usman

19760512 200912 1 003

Pengatur Muda Tingkat I

II/b POPT Pelaksana

22 Abdullah

19781105 200312 1 001 Pengatur Muda II/a

Paramedik Veteriner Pelaksana

Page 80: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

80

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

6 Drh. Nur Rahmahtri Rahayu

19830216 201403 2 002

Penata Muda Tingkat I

III/b 01 Maret 2016

7 Arifin, SH

19770912 200701 1 001 Penata Muda III/a 01 September 2016

15 Sopyan Pattilouw

19800523 200501 1 002 Pengatur II/c 01 Februari 2016

24 Saidah Matital

19700222 200701 2 001 Pengatur II/c 01 September 2016

25 Saleh Karim

19740224 200701 1 001 Pengatur II/c 01 Agustus 2016

26 Wagino, A.Md

19840626 201403 1 001 Pengatur II/c 01 Maret 2016

27 Sri Hariyanti,A.Md

198609302014032002 Pengatur II/c 01 Maret 2016

29 Jetny H. Tuwatannassy

19730217 200812 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b 01 Februari 2016

30 Nova Anna Tanahitumessing

19751109 200812 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b 01 Februari 2016

31 Muhammad Yusuf

19790111 200812 1 003

Pengatur Muda Tingkat I

II/b 01 Febrauri 2016

32 Zainun Tongkonoo

19750525 200912 2 001

Pengatur Muda Tingkat I

II/b 01 Desember 2016

33 Marten Usman

19760512 200912 1 003

Pengatur Muda Tingkat I

II/b 01 Desember 2016

34 Abdullah

19781105 200312 1 001 Pengatur Muda II/a 01 Agustus 2016

35 Mimi

198705122014032002 Pengatur Muda II/a 01 Maret 2016

6.1.4 Kenaikan Pangkat

Selain kewajiban yang harus dijunjung tinggi, PNS juga mempunyai

hak, salah satunya adalah kenaikan pangkat. Selama tahun 2016

terdapat 8 (delapan) pegawai yang mendapatkan kenaikan pangkat. 1

(satu) dari bagian struktural yang mendapat kenaikan pangkat dari masa

kerja, 7(tujuh) pegawai pejabat fungsional yang mendapat kenaikan

pangkat dari angka kredit yang didapatkan dari kegiatan operasional di

lapangan.

Page 81: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

81

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Daftar nama pegawai yang memperoleh kenaikan pangkat di

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Tahun Anggaran 2016 adalah

sebagai berikut :

Tabel 30. Daftar Pegawai yang memperoleh Kenaikan Pangkat

No. Nama/NIP Pangkat/Gol. T.M.T

1 Arafah, SP

197107072003121002 Penata TK I / III d 01/04/2016

2 Isnaniah Tawainella, SP

198205192011012013 Penata Muda TK I / III b 01/04/2016

3 Rahmiyati, SP

198606072011012018 Penata Muda TK I / III b 01/04/2016

4 Agni Nurani, A.Md

198305012009122002 Penata Muda / III a 01/04/2016

5 Suhendik

197208152006041001 Pengatur TK I / II d 01/04/2016

6 Jetny Tuwatanassy

197302172008122001 Pengatur / II c 01/04/2016

7 Muhammad Yusuf

197901112008121003 Pengatur / II c 01/04/2016

8 Abdullah

197811052003121001 Pengatur / II c 10/10/2016

6.1.5 Penanggung Jawab Wilayah Kerja

Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor :

46/Permentan/HK.340/8/2012 tanggal 4 Agustus 2010 tentang Tempat-

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama dan

Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon memiliki 6 (Enam)

wilayah kerja adalah Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Bandara Udara

Pattimura, Pelabuhan Laut Namlea, Pelabuhan Laut Tual, Pelabuhan

Laut Kobisadar dan Kantor Pos Ambon.

Page 82: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

82

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Keenam wilayah kerja tersebut saat ini ditempatkan masing-

masing 1 (satu) orang penanggungjawab dalam pelaksanaan

perkarantinaan.Hal ini berdasarkan lalulintas Media Pembawa wajib

periksa karantina baik yang masuk maupun keluar di wilayah kerja

tersebut frekuensinya cukup banyak. Namun 1 (satu) wilayah kerja belum

setiap hari bertugaskarena frekuensi lalulintas Media Pembawanya masih

sangat rendah, namun tetap dilakukan pengawasan dengan cara

koordinasi pengawasan secara periodik dengan instansi tersebut. Nama-

nama pegawai yang bertugas di wilker Stasiun Karantina Pertanian Kelas

I Ambon per 31 Desember 2016 dapat dilihat pada rincian berikut :

Tabel 31. Daftar Penanggungjawab Wilker

No. Nama/NIP/Pangkat/Gol. Jabatan Nama Wilker

1 Raden Eva Sugandi, SP.

19720304 199703 2 001 Penata Tingkat I/III-d

Pelabuhan Laut Yos Sudarso

2 Gunawan Slamet, A.Md.

19830921 201101 1 006 Pengatur Tingkat I/II-d

Bandara Udara Pattimura

3 Marsel Atihuta

19810302 200501 1 001 Pengatur / II c

Pelabuhan Laut Tual

4 Azis Baharuddin

19740528 200604 1 001 Pengatur/II-c

Pelabuhan Laut Namlea

5 Abdullah

19781105 200312 1 001 Pengatur Muda/II-a

Pelabuhan Laut Kobisadar

6 Tariyani, SP

19710125 199003 2 001

Penata Muda Tingkat I/III-c

Kantor Pos Ambon

Page 83: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

83

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

6.1.6 Mutasi

Pegawai yang mutasi pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon Tahun 2016 yaitu 4 (empat) orang tenaga fungsional

(keluar).Pegawai yang mutasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 32. Daftar Pegawai yang Mutasi

No. Nama/NIP Instansi Asal Instansi Baru

1. Azsaroh Sapto Rina, SP

19760705 200604 2032

SKP Kelas I Ambon

SKP Kelas I Sorong

2. Drh. Harianto

19820311200811008

SKP Kelas I Ambon

BBKP Soekarno Hatta

3. Hilarius, S.Sos

196210211989031002

SKP Kelas I Ambon

BKP Kelas I Palu

4. Drh. Yuan Kristina

198606112011012021

SKP Kelas I Ambon

BBKP Soekarno Hatta

6.1.7 Pensiun

Pada tahun 2016 pegawai yang memasuki usia pensiun pada

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tidak ada.

6.1.8 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Menjadi PNS

Tahun anggaran 2016, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon, mendapat tambahan calon pegawai negeri sipil sebanyak 1

orang, sesuai rincian tabel 35 berikut :

Tabel 33. Daftar CPNS menjadi PNSSKP Kelas I Ambon Tahun 2016

No. Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan

1. Ahmad Solikin

199408262015031001 Pengatur Muda/II-a

Calon Paramedik Veteriner Pemula

Page 84: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

84

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

6.2 Serapan Anggaran Keuangan

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon juga didukung dengan anggaran yang

bersumber dari APBN yang tersedia dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) TA. 2016 sebesar Rp.-

Pengelolaan Anggaran Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon

berdasarkan dalam DIPA Nomor : SP.DIPA.018.12.2.214157/2016

tanggal 7 Desember 2016 dengan sumber dana berasal dari rupiah murni

(RM). Penyelenggaraan Karantina Pertanian Kelas I Ambon.

Rupiah murni : RP. 13.789.695.000,-

Dibiayai PNBP : RP. 25.107.000,- Total : Rp.13.814.802.000,-

Page 85: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

85

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 34. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Sumber Dana

Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi Belanja

(Rp.) Persentase

(%)

Rupiah Murni 13.789.695.000 11.668.519.976 84,61

PNBP 25.107.000 25.102.000 99,98

Jumlah 13.814.802.000 11.693.621.976 84,65

Tabel 35. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja

Kode Jenis Bel.

Uraian Jenis Belanja

Anggaran (Rp)

Realisasi Belanja (Rp)

Persentase (%)

51 Belanja Pegawai 2.584.672.000 2.450.148.224 94,80

52 Belanja Barang 3.594.520.000 3.243.577.152 90,24

53 Belanja Modal 7.635.610.000 5.999.896.600 78,58

Jumlah 13.814.802.000 11.693.621.976 84,65

Tabel 36. Rincian Realisasi Pengembalian Belanja per Jenis Belanja

Kode Jenis Bel.

Uraian Jenis Belanja Realisasi Pengembalian

Belanja (Rp)

51 Belanja Pegawai 3.465.090

52 Belanja Barang -

53 Belanja Modal -

Jumlah 3.465.090

Anggaran pegawai Tahun 2016sebesar Rp 2.584.672.000,- yang

telah digunakan untuk keperluan gaji pokok, tunjangan suami/istri,

tunjangan anak, tunjangan struktural, tunjangan fungsional, tunjangan

pajak, tunjangan beras, belanja uang makan, tunjangan umum, belanja

uang lembur, tunjangan khusus terealisasi sebesar Rp.2.450.148.224,-

yang dianggap mencapai 84,80 % dengan pengembalian sebesar

Rp.3.465.090

Page 86: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

86

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 37. Rincian Realisasi Belanja Modal

Kode Jenis Bel.

Uraian Jenis Belanja

Anggaran (Rp)

Realisasi Belanja (Rp)

Persentase (%)

531111 BM Tanah 6.000.000.000 4.379.851.500 72,99

532111 BM Peralatan dan Mesin

938.411.000 938.411.000 100

533111 BM Gedung dan Bangunan

714.500.000 699.284.100

97,87

Jumlah 7.652.911.000 6.377.546.600 83,33

6.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai sumber

penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang berasal dari

pelayanan jasa tindakan karantina dan pengeluaran barang/fasilitas untuk

negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012 tentang

Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dilakukan pemungutan

oleh Bendaharawan Penerima di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon dan Pembantu Bendaharawan khusus di tempat wilayah kerja.

Dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2012

tentang PNBP termasuk lancar dan tidak terlalu mengalami permasalahan

baik secara administrasi maupun teknis operasional di lapangan, berkat

sosialisasi dari pihak pelayanan teknis di lapangan secara kontinu.

Bulan September 2016 PNBP mengunakan peraturan pemerintah

No. 35 Tahun 2016 Tentang PNBP Kementerian Pertanian.

Perbandingan antara target dan penerimaan dalam 3 tahun terakhir

adalah sebagai berikut :

Page 87: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

87

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 38. Perbandingan antara Target dan Penerimaan (TA. 2014 –

2016)

No. Target

Penerimaan 2014 2015 2016

1 Target 58.000.000 55.000.000 50.274.057

2 Penerimaan 84.660.244 90.507.253 144.447.684

Persentase 145.97% 164.56% 287,32 %

Sebagaimana tabel diatas, selama 3 (tiga) tahun terakhir

penerimaan jasa karantina melebihi target yang telah ditetapkan oleh

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan karena petugas teknis dan fungsional karantina

hewan dan karantina tumbuhan yang bertugas di lapangan bekerja

dengan baik sehingga target yang ditetapkan dapat melebihi

penerimaan setiap tahunnya.Tahun 2016 dicapai Rp. 144.447.684,-

.atau 287,32 % dari target Rp.50.274.057,- Perolehan PNBP ini terjadi

fluktuasi setiap tahunnya, namun fluktuasi yang terjadi tidak

memberikan perbedaan yang signifikan dari tahun 2014 sampai dengan

tahun 2016.

6.4 Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pelaksanaan tupoksi Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambon perlu didukung sarana dan prasarana yang ada. Sebagai

hasil dari rekonsiliasi TA. 2016 maka posisi Barang Milik Negara (BMN) di

Neraca (per tangggal 31 Desember 2016) sebagai berikut :

Page 88: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

88

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

Tabel 39. Posisi Barang Milik Negara di Neraca Per Tanggal 31 Desember 2016

Kode Uraian Nilai

117111 Barang konsumsi 383.856.315

117113 Bahan untuk pemeliharaan

117114 Suku cadang

117131 Bahan baku

117199 Persediaan lainnya

131111 Tanah 5.689.297.500

132111 Peralatan dan Mesin 4.615.570.397

133111 Gedung dan Bangunan 7.851.478.285

134112 Irigasi 107.333.250

134113 Jaringan 44.500.000

136111 Konstruksi dalam Pengerjaan -

137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan

dan Mesin

(3.328.669.278)

137211 Akumulasi Penyusutan Gedung

dan Bangunan

(1.219.335.488)

137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi (53.045.512)

137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan (9.129.153)

162151 Software 6.115.000

166112 Aset Tetap yang tidak digunakan

dalam operasional Pemerintahan

156.756.000

169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

yang tidak digunakan dalam

operasinal Pemerintahan

(156.756.000)

Jumlah 14.087.971.316

Pada Tahun Anggaran 2016 kegiatan pengadaan sarana dan

prasarana adalah :

a. Pembelian Tanah untuk Gedung Kantor SKP 3.023M2

b. Pembelian Kendaraan Roda 4 ( 1 Unit )

c. Pembelian Kendaraan Roda 2 (4 unit)

d. Pembelian Meubelair Namlea ( 19 unit )

e. Pembelian Meubelair Tual (29 Unit )

Page 89: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

89

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

f. Pembelian Meubelair Bandara ( 7 Unit )

g. Pembelian Alat Pengolah Data (19 unit)

h. Pembelian Fasilitas Gedung (12 Unit )

i. Peralatan Mesin ( 3 Unit )

j. Pembangunan Pagar ( 1000M2 )

k. Teralis Jendela dan Pintu Kobisadar ( 36 unit )

Posisi aset Milik Negara pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon.

a. Tahun (2015) sebesar : Rp.12.510.913.832,-

b. Tahun (2016) sebesar : Rp. 18.469.960.432,-

Sepanjang tahun (2016) terdapat penambahan nilai aset sebesar Rp

5.959.046.600,- sedangkan pengurangan aset sebesar Rp. 57.490.000.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.

6.4.1 Gedung dan Bangunan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah memiliki

bangunan berupa bangunan gedung kantor permanen, bangunan gudang

tertutup permanen, bangunan gedung instalasi lainnya, bangunan gedung

laboratorium permanen, bangunan rumah sakit hewan, bangunan

oceanarium/observatorium semi permanen, gedung pos jaga permanen,

bangunan gedung garasi/pool lainnya, gedung pemotong hewan

permanen, bangunan terbuka lainnya, rumah negara golongan II Tipe A

semi permanen, rumah negara golongan III Tipe C semi permanen dan

pagar permanen.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran laporan

tahunan ini.

Page 90: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

90

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

6.4.2 Kendaraan Bermotor

Jumlah kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2 sampai dengan

tahun 2015 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon :Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran laporan tahunan ini.

Tabel 40. Perincian Kendaraan Bermotor

No. Jenis Kendaraan

Bermotor Jumlah (unit)

Keterangan

1. Kendaraan Roda-4 6 5 (mini bus) dan 1 Pick up

2. Kendaran Roda-2 21

Jumlah 27

6.5 Penghapusan Barang Milik Negara

Tahun 2016, Staiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon melakukan

usulanpenghapusan barang milik Negara berupa kendaraan bermotor

sebanyak 4 (empat) unit.

6.6 SOP

Dalam pelaksanaan dan penyempurnaan SOP lingkup Stasiun

Karantina Pertanian terus dilakukan sebagai bentuk dukungan reformasi

birokrasi. Penyempurnaan SOP Unit Pelaksana Teknis di daerah selaras

dengan Permentan No. 61 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian yang dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian

selaku pemangku kebijakan di tingkat pusat.

Page 91: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

91

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

6.7 IPNBK

Berdasarkan hasil dari pengolahan data dari kuisioner terhadap

pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, maka telah

didapatkan hasil bahwa nilai Kualitas Budaya Kerja Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I Ambon pada Tahun 2016 adalah 94,20dengan jumlah

responden 39 orang. Dengan demikian kinerja pegawai termasuk kategori

baik. Nilai ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2015 dengan

nilai IPNBK adalah 94,27 dengan jumlah responden 39 orang.

6.8 IKM

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon terutama di unit-unit

pelayanan teknis wilker merupakan salah satu komponen unit pelayanan

publk. Hasil evaluasi kuisioner IKM UPT Stasiun Karantina Pertanian

tahun 2016dengan nilai IKMtahap I 81,31 dari 85 responden dan tahap

II85,43 dari 30 responden. Nilai ini menurun apabila dibandingkan dengan

tahun 2016 dengan nilai IKM tahap I 84,16 dari 111 responden dan tahap

II 84,88 dari 84 responden.Hal ini menunjukkan bahwa respon terhadap

keberadaan karantina dan kegiatan karantina berkurang, Hal ini

disebabkan kurangnya sosialisasi dan koordinasi tingkat instansi terkait

dalam penyelenggaraan perkarantinaan di wilayah Maluku pada

umumnya.

Page 92: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

92

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2016sebagaimana

yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

• Penyelenggaraan kegiatan tahun 2016 baik penyelenggaraan

administrasi ketatausahaan maupun operasional perkarantinaan pada

umumnya dapat berjalan dengan baik. Namun dengan keterbatasan

sumber daya manusia yang dimiliki berbagai kendala masih dijumpai

serta minimnya fasilitas yang dimiliki di wilayah kerja berupa sarana

jaringan internet.

• Pelaksanaan tugas pokok di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Ambon dan wilayah kerjanya berjalan baik, dengan dukunganinstansi

terkait dan pemerintah daerah setempat sebagai pemegang kebijakan

di daerah dengan adanya peraturan pelarangan media pembawa

komoditi hewan unggas untuk masuk ke Propinsi Ambon dan

pelarangan keluar untuk hewan anjing.

• Hasil pemantauan didapatkan sebaran peta status dan situasi Hama

Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang terdiri atas 2 penyakit yang

terverifikasi dari hasil pengujian laboratorium yaitu Rabies dan

Brucellosis. Laporan kasus dan kejadian penyakit berdasarkan gejala

klinis yang ditemukan terdiri atas 8 penyakit yaitu ND, Scabies,

Stephanofilariasis, Brucellosis, Canine, Parvovirus, Hog, Cholera, Ring

Worm, Contagious Ecthyma (ORF), dan Merek’sDiseasesserta

Page 93: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

93

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

spenyakit AI yang pada tahun 2007 terjadi outbreak di P. Ambon

namun saat ini tidak ditemukan lagi kasus.

• Hasil pemantauan OPTK tahun 2016di 2 (dua) lokasi pemantauan

yaitu di Kabupaten Maluku Tengah dan kabupaten Buru diperoleh

kesimpulan bahwa, jenis OPTK yang ditemukan adalah :

Paraecosmetus pallicornis pada tanaman padi di Kabupaten Maluku

Tengah, Liberobacter asiaticum pada tanaman jeruk di Kabupaten

Maluku Tengah, Conopomorpha cramerella pada tanaman kakao di

Kabnupaten Maluku Tengah, Sexava nubila pada tanaman Kelapa di

Desa Siatele Kabupaten Maluku Tengah dan Bactrocera musae, B.

occipitalis pada hasil trapping di Kabupaten Maluku Tengah.

• Pada beberapa wilayah kerja (Wilker) Stasiun Karantina Pertanian

Kelas I Ambonbelum ditempatkan petugas Karantina karena

keterbatasan sumber daya manusia dan belum ditetapkan sebagai

pintu pemasukan dan pengeluaran.

7.2 Saran

Saran yang dapat Kami tuliskan untuk lebih meningkatkan kinerja

yang akan datang, antara lain sebagai berikut :

1. Peningkatan dukungan teknis dan anggaraan untuk peningkatan

sarana laboratorium (alat, bahan) sebagai scientificbase dalam rangka

pemeriksaan uji diagnostik baik Media Pembawa hewan dan tumbuhan

untuk menuju karantina yang tangguh dan terpercaya dalam

melindungi kelestarian sumber daya hayati, hewan dan tumbuhan,

lingkungan dan keanekaragaman hayati serta keamanan pangan.

Page 94: Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017skp1ambon.ppid.pertanian.go.id/doc/152/PDF Capaian... · tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari

94

Capaian Kinerja SKP Kelas I Ambon TA. 2017

2. Peningkatan sosialisasi secara terus menerus kepada pengguna jasa

baik karantina hewan maupun karantina tumbuhan.

3. Peningkatan pembinaan dan koordinasi pusat sehingga UPT di daerah

dapat diberdayakan dan meningkatkan tugas dan fungsinya dalam

melakukan tindakan karantina hewan dan karantina tumbuhan baik di

pre-border, border dan post-border.

4. Peningakatan koordinasi terus menerus antara instansi terkait dalam

pengawasan karantina hewan dan karantina tumbuhan baik di

pelabuhan maupun di bandara udara.

5. Langkah-langkah antipasi peningkatan pengawasan lalulintas di

tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran, serta perlu adanya kajian

untuk pelaksanaan pengendalian dan penanggulangan pada daerah

terancam yang berpotensi penularan penyakit serta kesiapan daerah

terancam dalam hal antisipasi penularan penyakit.

6. Peningkatan jejaring informasi yang terintegasi antara peta HPHK dan

peta PHMS Dirjennak yang didukung surveilans BBVET/BPPV dan

pemantauan HPHK serta Data Kabupaten/Kota/Propinsi.

7. Penambahan dan penempatan sumberdaya manusia khusunya pintu-

pintu pengeluaran dan pemasukan dengan lalulintas media pembawa

komoditi hewan dan tumbuhan yang jumlah dan frekuensinya banyak

dan diindikasi sering terjadi pelanggaran.