CAK Januari 2015

12
EDISI DESEMBER 2014 KORAN CIVITAS AKADEMIKA ITS INSPIRATIF . SOLUTIF . TERPERCAYA CATATAN AREK KAMPUS Hari menjelang siang di Sukolilo Surabaya, ketika seo- rang pria paruh baya dengan celana hitam dan seragam batik hijau sibuk dengan tugasnya mengepel lantai utama Masjid Manarul Ilmi. Nampak wajah yang begitu bersahaja sedang memberikan senyum dan men- yapa para jamaah yang berada di area Masjid. Pria kelahiran 41 tahun silam itu bernama lengkap Muhammad Suparjo. Cak Jo panggilan akrabnya. Cak Jo memulai cerita bahwa, ia telah bertugas di masjid Manarul sejak 21 tahun yang lalu, “Umur saya saat itu 19 tahun ketika di- tawari menjadi Muadzim karena memang kondisi saat itu Masjid sedang butuh muadzim seka- ligus mengurus Masjid secara keseluruhan.” 21 tahun adalah waktu yang tidak sebentar untuk meng- abdi di Masjid dari masa orde baru hingga sekarang, Cak Jo menjadi saksi perkembangan manarul hingga perjuangan teman-teman Muslim pada zaman tersebut. Tidak heran dari tahun ke tahun, Cak Jo dekat dengan aktivis mahasiswa pen- gurus Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) yang merupakan suatu perkumpulan mahasiswa muslim di ITS. CAK JO: 21 TAHUN MENGABDI DI MANARUL ILMI CATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN Cak Jo SUMBER: ibrsewalensa Pemilihan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 2015- 2019 dimulai semenjak bulan Desember 2014 kemarin. Diperkirakan 18.800 sivitas akademika menyalurkan hak pilihnya di Plaza Dr. Angka dan beberapa titik lain di areal kampus. Sekitar 17.000 ma- hasiswa, 1.000 dosen, dan 800 karyawan turut mengambil bagian pada pencoblosan yang berlangsung hingga Rabu 10 Desember 2014. Keseluruhan tahap proses pemilihan Rektor ITS untuk masa jabatan 2015-2019, meli- puti penjaringan, penyaringan, dan pemilihan, kemudian diatur dengan Peraturan Senat ITS. Peraturan Senat ITS membagi civitas akademika menjadi tiga unsur: mahasiswa, karyawan, dan dosen. Bobot suara ma- hasiswa bernilai 1, sedangkan bobot karyawan dan dosen mas- ing-masing 3 dan 5. Pemilihan oleh civitas akademika ITS akan menyaring bursa calon rektor menjadi 5 bakal calon rektor dengan perolehan suara tertinggi. Tahap selanjutnya dalam pemilihan rektor ITS adalah pemilihan oleh Senat ITS. Dari 5 bakal calon rektor yang ter- pilih akan disaring menjadi 3 calon rektor ITS. Ketiga calon rektor tersebut akan diserahkan ke Mendikbud untuk diseleksi. Pada pemilihan rektor, ber- dasarkan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2012, senat meme- gang 65% suara sedangkan Mendikbud memegang 35% suara. (Bersambung ke hal 11) PEMILIHAN REKTOR MEMASUKI BABAK AKHIR CATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN (Bersambung ke hal 11) Ketiga calon rektor ITS berfoto bersama. Joni Hermana, Djauhar Manfaat, dan Eko Budi Djatmiko (urut dari kiri ke kanan) SUMBER: okezone.com

description

Catatan Arek Kampus Edisi Januari 2015

Transcript of CAK Januari 2015

E D I S I D E S E M B E R 2 0 1 4K O R A N C I V I TA S A K A D E M I K A I T S

I N S P I R A T I F . S O L U T I F . T E R P E R C A Y A

CATATAN AREK KAMPUS

Hari menjelang siang di Sukolilo Surabaya, ketika seo-rang pria paruh baya dengan celana hitam dan seragam batik hijau sibuk dengan tugasnya mengepel lantai utama Masjid Manarul Ilmi. Nampak wajah yang begitu bersahaja sedang memberikan senyum dan men-yapa para jamaah yang berada di area Masjid.

Pria kelahiran 41 tahun silam itu bernama lengkap

Muhammad Suparjo. Cak Jo panggilan akrabnya. Cak Jo memulai cerita bahwa, ia telah bertugas di masjid Manarul sejak 21 tahun yang lalu, “Umur saya saat itu 19 tahun ketika di-tawari menjadi Muadzim karena memang kondisi saat itu Masjid sedang butuh muadzim seka-ligus mengurus Masjid secara keseluruhan.”

21 tahun adalah waktu yang tidak sebentar untuk meng-

abdi di Masjid dari masa orde baru hingga sekarang, Cak Jo menjadi saksi perkembangan manarul hingga perjuangan teman-teman Muslim pada zaman tersebut. Tidak heran dari tahun ke tahun, Cak Jo dekat dengan aktivis mahasiswa pen-gurus Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) yang merupakan suatu perkumpulan mahasiswa muslim di ITS.

CAK JO: 21 TAHUN MENGABDI DI MANARUL ILMICATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN

Cak Jo SUMBER: ibrsewalensa

Pemilihan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode 2015-2019 dimulai semenjak bulan Desember 2014 kemarin. Diperkirakan 18.800 sivitas akademika menyalurkan hak pilihnya di Plaza Dr. Angka dan beberapa titik lain di areal kampus. Sekitar 17.000 ma-hasiswa, 1.000 dosen, dan 800 karyawan turut mengambil bagian pada pencoblosan yang berlangsung hingga Rabu 10 Desember 2014.

Keseluruhan tahap proses pemilihan Rektor ITS untuk masa jabatan 2015-2019, meli-puti penjaringan, penyaringan, dan pemilihan, kemudian diatur dengan Peraturan Senat ITS.

Peraturan Senat ITS membagi civitas akademika menjadi tiga unsur: mahasiswa, karyawan,

dan dosen. Bobot suara ma-hasiswa bernilai 1, sedangkan bobot karyawan dan dosen mas-ing-masing 3 dan 5. Pemilihan oleh civitas akademika ITS akan menyaring bursa calon rektor menjadi 5 bakal calon rektor dengan perolehan suara tertinggi.

Tahap selanjutnya dalam pemilihan rektor ITS adalah pemilihan oleh Senat ITS. Dari 5 bakal calon rektor yang ter-pilih akan disaring menjadi 3 calon rektor ITS. Ketiga calon rektor tersebut akan diserahkan ke Mendikbud untuk diseleksi. Pada pemilihan rektor, ber-dasarkan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2012, senat meme-gang 65% suara sedangkan Mendikbud memegang 35% suara.

(Bersambung ke hal 11)

PEMILIHAN REKTOR MEMASUKI BABAK AKHIRCATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN

(Bersambung ke hal 11)

Ketiga calon rektor ITS berfoto bersama. Joni Hermana, Djauhar Manfaat, dan Eko Budi Djatmiko (urut dari kiri ke kanan) SUMBER: okezone.com

I T S U P D AT E

BUS LISTRIK ITS LENGKAPI KOMPONEN ECO-CITY

SUMBER: ITS Online

Hadirnya Bus Listrik buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember disambut positif oleh Ir Tri Risma Harini MT, Wali Kota Surabaya. Pasalnya, Bus Listrik ITS dinilai mendukung Surabaya sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan. Hal tersebut diungkapakannya pada

acara peresmian Bus Listrik ITS dalam Surabaya Car-Free-Day , Minggu (11/23).

‘’Eco-City di Surabaya sudah terealisasi dengan adanya bus listrik, terimakasih ITS,’’ ungkap Risma senang. Betapa tidak, adanya bus listrik tersebut memang menjadi jawaban

atas berbagai polemik krisis bahan bakar minyak (BBM) di Indoensia. Bahkan, Risma me-ngungkapkan kehadiran bus ini telah memperjelas gamba-rannya terhadap Surabaya se-bagai Eco-City.

Saat ditanya mengenai ren-cana menjadikan mobil listrik ITS sebagai transportasi massal di Surabaya, Risma menjawab dengan ekspresi wajah optimis. ‘’Terutama untuk mobil pribadi. Kalau bus listrik ini bisa dikem-bangkan, berarti mobil pribadi juga bisa dikembangkan,’’ ujar Risma.

Menanggapi hal tersebut, Dr Muhammad Nur Yuniarto me-nerangkan dibutuhkan tahap penyempurnaan lebih lanjut ter-hadap mobil tersebut. Ketua Tim Penelitian Mobil Listrik ITS ini mengaku berbagai uji kelayakan dan uji coba jalan juga sudah dilakukan. Bahkan rencananya, bus hasil kerjasama antara ITS dengan PT Telkomsel tersebut

akan resmi beroperasi sebagai bus kampus setelah diuji coba untuk rute pertamanya, Minggu (30/11).

Lebih lanjut, Nur men-jelaskan dengan ukuran 2,1 kali 6 meter, bus tersebut mampu menampung sebanyak 26 pen-umpang. Selain itu, adanya sumber tenaga tambahan be-rupa panel surya yang berada di atap bus juga menambah kesan cangih bus yang menelan dana Rp 1,5 milyar itu.

Di akhir, pihaknya juga op-timis panel surya tersebut nan-tinya akan menyuplai energi sebesar 20 persen dan sisanya disuplai oleh baterai. Pun de-mikian, bus tersebut telah mampu menempuh jarak se-jauh 160 kilometer setelah diisi penuh selama delapan sampai sepuluh jam. ‘’Tak hanya itu, dalam jangka waktu satu tahun ke depan kami juga akan mem-bangun stasiun pengisinya,’’ papar Nur. (ao/man)

(sumber: www.its.ac.id)

SPIE ITS GELAR KULIAH TAMU 3D WAYANG KULITCATATAN FAUZI BAHRUDIN

The Society of Photo-optical Instrumentation Engineers (SPIE) Chapter ITS beker-jasama dengan Optical Society of America (OSA), menggelar kuliah tamu dengan tema When Arts Meet Technology di Jurusan Teknik Fisika, Jumat (19/12/14).

Dalam acara tersebut, panitia mengundang langsung salah satu pakar optik, yaitu Dr. Gea Oswah Fatah Parikesit. Ia menggangkat topik “3D Wayang Kulit: Traditional Shadow Pupperty Meets Modern Display Technology” sebagai bahasan pada kuliah tamu tersebut.

Untuk memudahkan pe-serta kuliah dalam memahami idenya, Gea menyuruh para pe-serta untuk melakukan simulasi sederhana dengan mengangkat salah satu tangan sejajar dengan pandangan mata. Kemudian, mata sebelah kiri dan kanan ditutup bergantian. Ketika mata kanan ditutup, tangan

seolah-olah bergeser sedikit ke kanan.Dan ketika mata kiri ditutup, akan bergeser sebali-knya. Tapi berbeda jika objek yang dipandang lebih jauh. Pergeserannya akan lebih se-dikit. “Begitulah cara Anda mengetahui dekat atau jauh,” ujar dosen Jurusan Teknik Fisika (JTF), Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

Dengan menggunakan konsep eye-crossing, alumnus Technische Universiteit Delft Belanda ini menggunakan dua sumber cahaya dengan warna yang berbeda. Pada praktiknya, Gea memilih filter warna merah dan cyan untuk memberikan pandangan berbeda pada mata kiri dan mata kanan, sehingga terjadi eye-crossing. Dengan kondisi penglihatan seperti itu, otak akan menerjemahkan objek tampak seperti tiga dimensi.

“Efek tiga dimensi dalam hal ini bukan memberikan tampilan

wayang kulit yang flat kemudian menjadi berbentuk. Tetapi yang dimaksud adalah memberikan efek seolah-olah wayang kulit tersebut keluar dari layar,” tambahnya.

Gea memaparkan dua metode yang digunakan, adalah metode non-flat screen dengan-curved & cornered screen dan non-static lights dengan spec-

tral & spatial control. ‘’Pada ap-likasinya, konsep wayang kulit tiga dimensi ini diharapkan tidak hanya menjadi jurnal saja, namun juga menjadi pertun-jukkan sungguhan. Lebih jauh lagi, ini adalah pendidikan optik untuk mendorong rasa keingin-tahuan mahasiswa,’’ paparnya. (fzb)

Bu Risma bersama Pak Triyogi ketika launching Molina

Budaya Wayang Kulit Tradisional SUMBER: Wikipedia

2 C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

I T S U P D AT E

Usai sudah serangkaian ke-giatan mentoring di semester ganjil ini. Secara resmi men-toring wajib bagi mahasiswa muslim ITS 2014 ditutup oleh Badan Pelaksanaan Mentoring (BPM) Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS, Minggu (7/12). Bertempat di Gedung Robotika ITS, acara yang bertajuk Mentoring Klasikal tersebut menghadirkan Ustadz Solikhin Abu Izzudin sebagai pembicara. Tak hanya itu, kegiatan tersebut kemudian diakhiri dengan Ujian Akhir Semester (UAS) mento-ring yang dilakukan serentak di semua jurusan di ITS.

Kurang lebih 2000 mahasiswa muslim ITS mengikuti acara yang bertema From Zero to Hero ini. Tidak tanggung-tang-gung, pemateri pada mento-ring klasikal ini adalah seorang

penulis buku terkenal yang juga pakar mentor pelatihan spiritual, Ustadz Solikhin Abu Izzudin.

Dalam pemaparannya, pria yang pernah menulis delapan buku ini mengungkapkan bahwa untuk menjadi seorang pahlawan maka harus berangkat dari bawah dahulu. Dalam menapaki langkah menuju hero tersebut dibutuhkan sifat yang jauh dari rasa sakit hati, iri hati, dan dengki.

Selain itu, sebagai pemuda yang sedang berjuang menata masa depan juga harus mempu-nyai sifat produktif. Maksudnya, mumpung masih muda dan kuat maka jangan menggunakan waktunya untuk tidur saja. “Perlu aksi dan semangat yang membara, jangan cuman bicara dan dijadikan angan-angan saja,

apalagi kebanyakan tidur,” jelas pria asal Solo ini.

Dikatakan Solikhin, untuk visi from zero to hero sendiri yakni meliputi ungkapan big is powerful, medium is wonderful dan small is beautiful. Artinya, untuk bisa menjadi besar dan kuat maka harus dimulai dari hal terkecil dahulu. Apabila bisa membuat hal kecil tersebut menjadi baik maka akan terlihat indah. “Selanjutnya aksi kecil kita tadi pasti akan berkem-bang menjadi sebuah keajaiban besar yang belum pernah kita bayangkan,” lanjut pria penulis buku berjudul From Zero to Hero ini.

Kemudian, Solikhin juga menyadari jika permasalahan yang sering terjadi di kalangan pemuda adalah sedih, galau, dan gelisah. Menurutnya, hal itu ter-jadi karena memang perasaan anak muda masih terbilang labil dan acap kali berubah pikiran. Tetapi, ia yakin apabila ada seorang pemuda bisa melawan kesedihannya itu maka pemuda itu akan lebih kuat lagi di masa yang akan datang.

Koordinator acara Mentoring Klasikal tersebut, Manas Zulfikar mengungkapkan bahwa Mentoring Klasikal ini

digelar dengan tujuan untuk menutup mentoring semester ganjil secara resmi sekaligus mengadakan UAS mentoring. “Harapannya nanti, kita bisa tahu pemahaman mente (pe-serta mentoring, red) terhadap materi mentoring selama satu semester ini. Apakah masuk semua atau sebagian,” ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS ini.

Lebih dalam, mahasiswa yang biasa dipanggil Manas ini juga berharap supaya kegiatan mentoring tidak berhenti setelah Mentoring Klasikal saja. “Kalau bisa, para mente harus ikut mentoring lanjutan dan nantinya bisa jadi mentor untuk adik-adiknya,” ungkap Manas.

Selain itu, dengan tema From Zero to Hero dan men-gundang pembicara yang ahli dalam tema tersebut diharapkan dapat memberi inspirasi baru bagi mahasiwa baru muslim ITS 2014. “Minimal mereka bisa melakukan beberapa kunci sukses yang telah dipaparkan Ustadz Solikhin, sehingga dapat merubah perilaku hidupnya lebih baik lagi,” pungkasnya. (akh/guh)

MENTORING KLASIKAL TUTUP MENTORING SEMESTER GANJIL

(sumber: www.its.ac.id)

MAKNA HARI IBU DI EKS GANG DOLLYCATATAN HAFID DWI NURJANNAH

Suara anak-anak berse-mangat menyambut Kakak-Kakak pengajar dari Lentera Harapan Gerakan KAMMI, seh-ingga membuat Ibu-Ibu mereka pun tersenyum. Pengajaran kali ini berbeda dari kegiatan belajar pada minggu-minggu sebelumnya. Ya, ada yang spe-cial pada minggu pagi (21/12) itu, Lentera Harapan mengajak kakak-kakak perwakilan dari FSLDK JMMI ITS untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pengajaran special “Hari Ibu” tersebut.

Acara dimulai dengan perke-nalan dari kakak-kakak FSLDK

JMMI kepada adik-adik binaan yang berjumlah sekitar 20 orang. Kemudian dilanjutkan dengan merangkai kubus-kubus yang telah diberi satu huruf agar dapat membentuk kalimat “SELAMAT HARI IBU”, dan bertambah cantik karena ada aksen ‘love’ disamping kalimat tersebut. Usai merancang ka-limat, kegiatan berlanjut dengan membuat kartu ucapan yang mana di kartu tersebut ada ucapan terima kasih dari si anak kepada Ibunya dalam bentuk penyampaian isi tulisan yang berbeda.

Puncak acara tersebut adalah

pemberian jilbab kepada Ibu dari adik binaan. “Setelah acara ini, kami berharap ibu-ibu menjadi banyak yang memakai kerudung, (karena kondisinya masih banyak Ibu yang belum memakai kerudung)” Pesan Ari

Santi Dwi Irawati, mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Airlangga tahun masuk 2011 yang merupakan salah satu pengurus dari Lentera Harapan. (Ana/Ce2)

Suasana hari ibu dengan warga eks gang Dolly SUMBER: Istimewa

Suasana Mentoring Klasikal SUMBER: ITS Online

3C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

S O S O K

PENCIPTA APLIKASI TERAPI ANAK-ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSCATATAN ERIES BAGITA JAYANTI

Terinspirasi dari salah satu aplikasi untuk penyandang disleksia, Nurul Wakhidatul Ummah, atau yang akrab disapa Fidah, bersama timnya berhasil membuat aplikasi bernama CAKRA. Suatu aplikasi terapi untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus (autis, down syndrome, ADD/ADHD, asperger, lambat belajar).

“Hal ini berawal dari Habibi, salah satu anggota tim kami yang mengikuti APICTA di Brunei beberapa tahun lalu. Ada satu aplikasi yang menarik perhatian Habibi yaitu aplikasi terapi untuk anak-anak dis-leksia. Mulai dari itu kita berpikir seharusnya anak-anak IT ─yang terkesan tidak peduli dengan sekitar─ dapat mengambil peran untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus. ” jelas Fidah .

Terlebih anak-anak berke-butuhan khusus menyukai IT, misalnya saja komputer. Permasalahan utama pada terapi anak-anak berkebu-tuhan khusus tersebut adalah mereka tidak dapat fokus. Oleh karena itu Fidah dan tim ber-pikir bagaimana caranya agar mereka bisa fokus. Karena mereka menyukai komputer, Fidah mengambil kesempatan dari hal tersebut dan akhirnya mulai mengembangkan aplikasi ini.

Pada awal pembuatan CAKRA, Fidah dan tim hanya mengedepankan teknologi yang canggih semisal kinect dan lebih ke event oriented .Namun sei-ring berkembangnya aplikasi yang dibuat, Fidah dan tim berkunjung ke tempat terapis dan meminta pendapat dari dokter disana. Ternyata mem-buat aplikasi terapi seperti ini harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Aplikasi CAKRA mulai dikem-bangkan sejak bulan Februari 2012 lalu. Saat mengem-

bangkan aplikasi, Fidah men-gaku sempat merasa bosan dan berniat membuat aplikasi lain. Hingga akhirnya salah satu orang tua yang berasal dari Madura menelpon, menangis menceritakan betapa sulitnya mencari tempat terapi terdekat untuk anaknya yang menyan-dang autis. Setelah itu Fidah dan tim mulai berpikir bahwa aplikasinya ini benar-benar ditunggu dan dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga semangat untuk menyelesaikan aplikasi ini tumbuh lagi.

Aplikasi CAKRA memiliki tiga fitur. Yang pertama adalah di-agnosis. Fitur ini memberikan beberapa pertanyaan yang nan-tinya dari pertanyaan itu akan diketahui berapa kemampuan anak tersebut baik kognitif, motorik, bahasa serta interaksi sosial. Terdapat quick-scan yang menganalisis voice recognize, face recognize, eye contact, dan behaviour. Kemudian diberikan output yang berbentuk report mengenai kondisi dari anak tersebut lalu dilakukan terapi.

Diagnosisnya sendiri meng-gunakan standart ATEC (Autism Treatment Evaluation Checklist) dari Autism Research Institute. Untuk terapinya sendiri, Fidah dan tim menggunakan standar lovaas yang mengedepankan ABA (Analyze Behaviour and Appreciation). Ketika anak tersebut melakukan sesuatu

Nurul Wakhidatul Ummah

dengan benar maka ia akan mendapat apresiasi. Apresiasi setiap anak berbeda, misalnya ada yang menyukai kartun, tepuk tangan dsb. Apresiasi yang berbentuk video ini menggu-nakan sistem pengelolaan da-tabase. Terdapat dua jenis terapi yaitu free mode dan versi ter-struktur. Free mode cocok sekali digunakan di tempat-tempat terapi dengan bantuan terapis. Sedangkan versi terstruktur mempunyai kecerdasan buatan di dalamnya sehingga tidak harus membutuhkan terapis karena orang tua di rumah pun dapat melakukannya. Setelah melakukan terapi akan dihasilkan laporan mengenai perkembangan anak. Ada empat jenis laporan, yaitu laporan se-cara keseluruhan, laporan setiap kemampuannya, checklist keter-capaian, dan bulanan.

Aplikasi seperti CAKRA sudah banyak di seluruh dunia, namun kelebihan CAKRA dibanding ap-likasi-aplikasi itu adalah back-ground resources yang diperoleh dari dokter, memiliki terapi di tingkatan awal, menengah, dan lanjut, terdapat laporan (report), adanya kecerdasan buatan dan yang terakhir sisi harga. Terdapat tiga versi yaitu bronze, silver dan gold. Untuk versi gold harganya 3.5 juta rupiah.

Rencananya aplikasi CAKRA akan dipakai di Cakra Autism Center sebagai salah satu sarana

terapi pasien dan sedang men-jalani proses kerja sama dengan berbagai lembaga terapi.

“CAKRA juga merambah ke komunitas seperti komunitas putra kembara dan yayasan terapi autis seperti peduli kasih, ABK. Dokter Sawitri juga me-makai. “ Jelas Fidah yang ap-likasinya ini juga hadir dalam berbagai bahasa.

Fidah dan tim mengaku didukung sepenuhnya oleh ITS dan pemerintah. Dari ITS, Fidah mendapat bantuan dari dosen yang membantu pembuatan dan ranah bisnis dari CAKRA. Sedangkan dari pemerintah, membantu mengurus hak paten, hak cipta dan sejenisnya. Dalam ranah bisnis, Fidah dan tim juga bekerja sama dengan Telkom.

Harapan Fidah untuk teman-teman mahasiswa yang juga ingin membuat suatu aplikasi adalah jangan fokus ke teknologi yang terlalu canggih namun yang dibutuhkan masyarakat. Setelah melakukan suatu riset sebisa mungkin menerapkan riset tersebut karena hakikat dari teknologi yang baik adalah yang dipakai. Sedangkan harapan untuk ITS sendiri adalah menye-diakan wadah, memikirkan cara agar aplikasi yang telah dibuat dapat diterapkan di masyarakat serta memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang telah berkarya. (ebj/fzb)

SUMBER: IstimewaFidah (kiri) dengan timnya dalam pameran Microsoft Imagine Cup

4 C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

R I S E T

SUMBER: Istimewa

BUNYI, AKUSTIK DAN PERKEMBANGAN RISETCATATAN ACHMAD RIZKY HAQIQI

Mengabdi, itulah kata yang senantiasa melekat dalam benak Dr Dhany Arifianto. Bagaimana tidak, setelah menempuh pen-didikan, penelitian dan pen-gajaran di benua Eropa serta Amerika, tujuan akhir Dhany hanya satu, yakni mendedi-kasikan diri pada tanah air. Saat tim redaksi CAK berkesempatan untuk mewawancarai dosen Jurusan Teknik Fisika ini, ia pun tak enggan unutk menceritakan beberapa riset yang telah dige-lunginya saat ini.

Beberapa penellitian yang telah dikerjakan mulai dari microphone, koklea implant, hearing aids, hingga sonar bawah air. Namun, peneliti dibidang akustik dan bunyi ini mengaku tengah fokus pada riset tentang telinga. Dhany menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tersebut untuk mengetahui sifat, karakteristik, sampai meniru fungsi dari telinga.

Awalnya, Dhany pun tidak berpikir akan menggeluti bidang tersebut. Pasalnya, dosen lulusan Tokyo Institute of Technology ini lebih memilih kearah matem-atis. Hingga akhirnya ia mem-ulai disertasi yang memuat kasus tentang telinga. Saat itu Dhany mulai sadar bahwa tel-inga merupakan sensor yang sangat canggih dan masih

banyak yang belum terungkap. Meskipun masih belum terlalu diminati di Indoesia, ia merasa beruntung karena dengan se-gala keterbatasan yang ada ia semakin bisa berkreasi dengan memunculkan ide-ide baru.

Teknologi yang saat ini sedang Dhany kembangkan yakni microphone agar dapat berfungsi layaknya telinga biasa yang tidak hanya mer-ekam bunyi, tetapi dapat me-nimbulkan persepsi layaknya telinga manusia. “Karena dua orang berbeda ketika diden-garkan bunyi yang sama, bisa tiba-tiba seseorang jadi marah, atau justru menjadi rileks, itu disebabkan oleh persepsi mas-ing-masing,” terang Reviewer, EURASIP Journal on Audio, Speech, and Music Processing ini.

Menurutnya, dalam perkem-bangan saat ini turut ditemukan hal yang luar biasa. Ketika di-lihat melalui peta otak, ternyata otak seperti pulau-pulau yang saling terkoneksi dan beker-jasama untuk mengolah bunyi yang tadi diterima. Sehingga, bunyi tidak hanya di proses di satu tempat, melainkan di akses dan melibatkan banyak bagian di otak yang saling ter-integrasi. Hal tersebutlah yang menyebabkan setiap manusia dengan latar belakang, penge-

tahuan dan pengalaman yang berbeda, akan menghasilkan persepsi yang berbeda pula ketika di dengarkan bunyi yang sama. “Saya sudah menerbitkan makalah jurnal ini pada tahun 2008,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Dhany pun turut meneliti alat bantu dengar atau hearing aids untuk orang yang daya dengarnya kurang. Saat ini dalam penelitiannya tersebut, ia telah menemukan cara agar hearing fitting dapat dilakukan dengan mudah. Pasalnya, hearing fitting yang sekarang prosesnya sangat lama, dan harus mengatur tiap frekuensinya. Hearing Fitting sendiri merupakan pengaturan alat bantu dengar, agar bisa di gunakan oleh orang yang membutuhkan, seperti halnya kacamata yang harus di atur lensanya.

Penelitiannya yang lain yaitu dalam implantasi kok-tail. Implantasi koktail ini merupakan alat bantu dengar bagi orang yang indra penden-garannya benar-benar tidak berfungsi. Sehingga, telinga nanti akan di bor dan dipasang semacam elektroda listrik agar bias mendengar normal. Tak tanggung-tanggung, dhany pun telah menemukan algoritma dan menyempurnakan alat ini agar bias fokus di keramaian.

Pasalnya keramaian terdiri atas banyak bunyi sehingga akan sulit untuk fokus pada lawan bicara. Agar dapat berfungsi seperti telinga biasa, maka bunyi yang lebih keras akan lebih di fokuskan, dan yang lain akan diredupkan, sehingga pen-dengar dapat mendengarnya dengan jelas. “Ini juga sudah diterapkan pada bayi umur 8 bulan yang memiliki gangguan pada pendengarannya. Jika di masa seperti itu bayi sedang berkembang aktif, maka akan mengganggu perkembangan bayi tersebut hingga dewasa nanti,” terang konsultan untuk airborne noise control di PT. Power Gresik Indonesia (Linde) ini.

“Jika kalian ingin tahu rasanya bersyukur, maka sering seringlah dating kerumah sakit,” ungkapya. Menurutnya, banyak sekali orang yang tidak berun-tung karena orang tersebut se-dang dikurangi kenikmatannya. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu motivasi beliau dalam melakukan penelitian. Ia ber-harap kedepannya agar peneli-tian-penelitian di ITS ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar, dan barulah diperluas lingkarannya mulai dari tingkat kota, provinsi, nasional, bahkan internasional. (riz/sha)

Bapak Dany Arifianto dengan salah satu risetnya

5C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

R A D A R C A K

SOCIAL MEDIA AREK ITSCATATAN ARNING SUSILAWATI

Berkembangnya teknologi semakin mempermudah ses-eorang dalam mengakses infor-masi, berkomunikasi dengan orang lain, serta peluang mengembangkan pemasaran suatu bisnis. Begitulah yang disampaikan oleh Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) dalam paper berjudul “Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media”. Social media sendiri adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar konsep te-knologi Web 2.0, yaitu web yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated con-tent. Pada konteks “Pertukaran User-Generated Content” inilah, social media (socmed) diman-faatkan oleh mahasiswa. Lebih lanjut, akan dipaparkan sebagai berikut.

Dari diagram “Socmed Mahasiswa ITS” dapat diketahui bahwa facebook adalah media sosial yang paling banyak penggunanya di kalangan ma-hasiswa ITS yakni sebesar 26% dari total 7 macam jenis socmed (facebook, twitter, Instagram, path, youtube, tumblr, dan lain-lainnya meliputi line, whatsapp, BBM, google+, dan blogger) yang radarCAK ajukan kepada responden.

Jika diprioritaskan, dari 155 mahasiswa sebagai responden radarCAK, mahasiswa yang memilih facebook sebesar 77% sedangkan selain facebook yakni 23%, sehingga facebook merupakan akun socmed yang paling penting bagi mahasiswa dan dalam informasi selanjutnya data akun facebook yang akan digunakan untuk dilakukan analisis.

Sebanyak 43% mahasiswa, rata-rata lama waktu mengakses akun facebook adalah 120 menit, hal ini dikarenakan mahasiswa melakukan komunikasi dengan orang lain dan mengakses face-book untuk mencari informasi tentang kegiatan perkuliahan. Bisa disebut jarang ketika 6% mahasiswa, rata-rata lama

waktu mengakses akun face-book adalah lebih dari 4 jam, alasan terkuatnya adalah re-sponden memiliki bisnis yang mengharuskan untuk selalu up-date informasi bisnis tersebut, misalkan menjaga komunikasi dengan pelanggan terlebih yang berada jauh dari mahasiswa.

Pada waktu mengakses akun facebook, hanya 5% mahasiswa yang mengakses akun facebook dari pukul 03.00-08.59 karena sebagian besar mahasiswa ITS sering melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas kuliah sampai dini hari (survey radarCAK November) sehingga tidak memungkinkan untuk mengakses facebook pada pukul 03.00-08.59. Sedangkan serin-gnya mahasiswa mengakses facebook pada pukul 15.00-21.59 karena sebagian besar maha-siswa pada pukul tersebut ja-rang ada kegiatan belajar di kelas maka waktu tersebut adalah waktu yang relatif memudahkan untuk mengerjakan tugas di kampus sembari menggunakan wifi kampus dan membuka face-book, karena biasanya lepas pukul 22 mahasiswa bisa fokus untuk mengerjakan tugas kuliah hingga dini hari.

Mengapa mahasiswa ITS memilih akun facebook sebagai social media yang penting? RadarCAK memberikan lima opsi jawaban yakni alasan ter-kuat adalah karena kepentingan sebesar 82% dimana maha-siswa merasa facebook sangat membantu dalam perkuliahan yang membutuhkan koordinasi dengan teman sekelompok misalkan.

Dari segi layanan facebook sendiri, dipilih 40% mahasiswa karena fitur yang disediakan facebook memudahkan maha-siswa dalam mengupload tugas kuliah. Dan alasan terkecil adalah mahasiswa memilih facebook karena lain-lain yakni sebesar 3%, mengapa? Karena facebook adalah socmed yang pertama kali digunakan diband-ingkan akun socmed yang lain. (Ce2/srp)

Unit sampel : MahasiswaPopulasi : Mahasiswa ITS angkatan 2011-2014Lama survey : 8 Desember 2014 – 22 Desember 2014Jumlah sampel : 155 mahasiswaMetode : Acak berstrata proporsiAnalisis data : Statistika deskriptif, odds ratio

METODOLOGI SURVEY

99.20%

81.60%

59.20%49.60%

33.60%24.00%

16.00% 12.00% 8.80% 7.20% 4.80%

Kepemilikan Akun Social Media

77.6%

9.6% 4.0%

3.2%

2.4%

1.6% 1.6%

5.6%

Media Sosial Dengan Frekuensi Akses Tertinggi

Facebook Instagram Line Twitter BBM Path Youtube

39%

43%

17%

6%

Lama Akses Facebook

<60 menit 60-179 menit

180-360 menit >360 menit

18%

58%

26%

5%

Waktu Akses Facebook

09.00-14.59 15.00-21.59

22.00-02.59 03.00-08.59

72.9%

54.2%

22.9%

11.5%

5.2%

Sumber Informasi Sarana Komunikasi Kegiatan(Kuliah/Organisasi/Bisnis)

Menambah Jaringan Media Hiburan

Penggunaan Media Sosial

6 C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

R A D A R C A K

Sebagai manusia yang hidup di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi, tentu is-tilah media sosial sudah tak lagi asing di telinga kita sebagai mahasiswa. Bahkan setiap hari, sadar atau tidak sadar, kita meluangkan waktu untuk membuka media sosial yang kita miliki. Entah hanya sekedar me-meriksa adanya pesan masuk, mencari informasi up to date, atau sekedar membaca curahan hati teman-teman di media so-sial.Adanya media sosial tentu memberikan banyak sekali kemudahan kepada penggu-nanya sampai-sampai banyak dari pengguna media sosial yang terlena dan terlupakan dengan kewajiban yang diemban.

Saat ini, banyak sekali media sosial yang beredar dan digu-nakan oleh khalayak umum, diantaranya yaitu facebook, twitter, BBM, instagram, path, dan masih banyak lagi. Rata-rata satu orang memiliki lebih dari satu media sosial. Bayangkan berapa waktu yang digunakan

sehari untuk mengurus be-berapa media sosial tersebut? Menurut riset yang dilakukan We Are Social SG, sebanyak 62 juta jiwa pengguna aktif dari situs Facebook di Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 2 jam 54 menit per hari untuk berinteraksi di media sosial. Hal tersebut dapat berdampak ter-hadap produktivitas kerja yang dilakukan oleh pengguna media sosial. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengatur waktu dan mengendalikan diri dalam menggunakan media sosial.

D i l i h a t d a r i s e g i k e -bendaannya media sosial sebenarnya masuk dalam kategori madaniyah yaitu bentuk fisik/benda hasil ilmu pengetahuan (science) yang digunakan manusia dalam urusan kehidupannya. Status hukum benda (madaniyah) ada 2 yaitu mubah (halal) dan haram sedangkan status hukum perbuatan ada 5 yaitu wajib, sunah, mubah (boleh), makruh dan haram. Selama media sosial

tidak digunakan untuk kemak-siatan maka status hukumnya mubah (boleh). Jika digunakan untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum syara’, misalnya mencari pacar, chat-ting tanpa tujuan dengan non mahram, upload foto yang memperlihatkan aurat, atau update status menghujat orang lain dengan kata-kata kotor hukumnya menjadi haram. Sehingga manfaat atau mud-harat media sosial tergantung bagaimana pengguna meman-faatkan media sosial tersebut.

Dan janganlah kamu sep-erti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah men-jadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (QS al-Hasyr:19)

Media sosial memang boleh digunakan, tidak ada dalil yang melarang kepada manusia untuk berkomunikasi dengan batas-batas yang ditentukan oleh agama Islam. Namun, apabila dengan tidak adanya

CATATAN DINDA SARIHATI SUTEDJOMEDIA SOSIAL: MUDHARAT ATAU MANFAAT

media sosial membuat hati kita gelisah mengalahkan kegeli-sahan hati ketika melakukan maksiat, maka perlu ditijau kem-bali tujuan kita menggunakan media sosial. Jangan sampai kita menjadi manusia yang lalai terhadap perintah-perintah Allah dan mengepentingkan urusan-urusan duniawi. Apabila kita sanggup selama tiga jam per hari berkutat dengan media sosial, seharusnya kita juga sanggup sepuluh jam per hari berkutat dengan urusan akhirat (dss/Ce2).

SUMBER: http://bisnisukm.comAneka sosial media

Selama media sosial tidak digunakan

untuk kemaksiatan maka status

hukumnya mubah (boleh).

7C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

R E S E N S I

Novel ini diceritakan dengan setting Indonesia pada tahun 1938 yang ketika itu masih ber-nama Hindia Belanda. Cerita di-buka dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada tahun itu—Indonesia untuk pertama ka-linya menjadi peserta Piala Duni sepak bola, Hitler menyerang Austria, Jepang dan China perang merebutkan Kanton dan Shanghai. Tapi novel ini disajikan bukan tentang hal-hal yang tadi disebutkan. Novel ini bercerita tentang perjalanan panjang para calon jamaah haji dari Makasar menuju Mekah, Arab Saudi. Perjalanan tersebut menggunakan kapal Blitar Holland—kapal uap terbesar yang dimiliki Hindia Belanda pada zaman itu. Dan semua ke-jadian menarik dan memilukan terjadi dalam kapal tersebut.

Ada lima tokoh yang memiliki peran sentral dalam novel ini. Mereka adalah Daeng Andipati, Gurutta Ahmad Karaeng, Bonda Upe, Ambo Uleng, dan pasangan sepuh Mbah Kakung atau Mbah Putri dari Semarang. Bisa dib-ilang, kisah ini hasil rangkuman dari jawaban-jawaban atas per-tanyaan kelima tokoh tersebut. Pertanyaan tentang penilaian masa lalu, tentang batas antara kebencian dan kebahagiaan, tentang kehilangan cinta sejati, tentang takdir dan jodoh, dan terakhir tentang kemunafikan hati. Deretan pertanyaan yang akan dijawab demi menum-buhkan kelegaan, tentu saja dengan mengedepankan logika

khas Tere Liye.Bagian menarik dari lima

tokoh tersebut adalah kisah tentang Ambo Uleng—pemuda yang bersinar bagai rembulan—seorang yang hampir putus asa menjalani hidupnya karena ma-salah cintanya. Tokoh ini meng-ingatkan kita pada novel Tere Liye sebelumnya. Kisahnya bisa dikatakan mirip dengan Borno yang bertemu cintanya di tepian sungai Kapuas.

Meski novel ini bercerita ten-tang perjalanan “rindu” menuju Makkah, tapi justru bukan itu fokusannya. Novel ini memberi penjelasan tentang lima per-tanyaan yang ada pada sinopsis yang tertera pada belakang sampul buku. Salah satu per-tanyaan tersebut datang dari kisah Ambo Uleng.

“Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah mele-paskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan suka-cita. ……… Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang ter-cipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jad-inya, itu bukan cinta sejatimu.” (Rindu, hal. 492)

Bagian menarik lainnya adalah kita seolah diajak untuk menanamkan prespektif baru dalam pikiran kita. Bahwa tidak

semua orang Belanda pada saat itu adalah penjajah. Tere Liye menggambarkan tokoh-tokoh Belanda dengan sosok yang baik hati yang berseberangan dengan pemerintahan kolonial Belanda. Seperti yang tertulis pada kutipan berikut:

“Dan larang bicara tentang kemerdekaan. Omong kosong. Sergeant itu sendiri tahu persis ada banyak orang Belanda yang tidak setuju dengan penjajahan oleh kerajaan kami. Ada banyak bangsawan dan kelompok ter-didik yang mengirimkan petisi untuk mengakhiri kolonisasi. Penjajahan tidak pernah jadi kepentingan rakyat Belanda, melainkan kedok bagi kelompok elit memperkaya hidup mereka.” (Rindu, hal. 98).

Hampir dalam setiap nov-elnya, Tere Liye menyajikan novel dengan cerita-cerita ten-tang keluarga yang menarik, terkadang menggemaskan. Begitu juga novel ini.Dalam novel ini diceritakan keluarga Daeng Andipati yang ideal sekali—hubungan suami-istri harmonis, anak-anak pintar dan lucu, dan seperangkat menarik lainnya. Mungkin Tere Liye ingin mengajarkan kepada pembaca, bahwa seharusnya beginilah hidup berkeluarga.

Namun, tiada gading yang tak retak. Begitu juga karya Tere Liye yang satu ini. Menurut kaca mata pembaca ini, cerita yang disajikan terlalu monoton. Kehidupan terjadi seputar ba-ngun, kumpul diruang makan, sholat, lalu pergi ke kamar lagi. Begitu seterusnya. Hanya pada saat akan terjadi lima per-tanyaan saja cerita jadi sedikit berbeda.

Terakhir, kita patut men-gapresiasi terhadap karya-karya Tere Liye yang konsisten memberikan pencerdasan, pemahaman baik tentang kes-ederhanaan hidup, percintaan, dan kehidupan remaja. Hal ini berguna untuk menyerang balik mode-mode hidup zaman se-karang yang cenderung negatif. (fzb)

CATATAN FAUZI BAHRUDINBELAJAR PEMAHAMAN BAIK DARI RINDU

JUDUL BUKU :Rindu

PENULIS :Tere Liye

PENERBIT :Republika

JUMLAH HALAMAN :544+ii Halaman

CETAKAN :Ke-1, Oktober 2014

PENULISDarwis Tere Liye

MORE INFO :Nama : DarwisNama Pena : Tere LiyeTTL : Palembang, 21 Mei 1979Istri : Riski AmeliaAnak : Abdullah Pasai

Buku-buku karya tere liye SUMBER: google

8 C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

J W C C O R N E R

MENGEJAR WAKTUCATATAN NIIQMATUL KURNIATIJUARA 1 JMMI WRITING CHALLENGE DESEMBER 2014

Udara mulai terasa dingin. Kukeluarkan kepalaku dari jen-dela angkutan umum untuk merasakan langsung dingin dan sejuknya udara desa. Sepanjang jalan aku melihat bunga orange bermekaran. Seketika ingatanku mengarah pada seseorang, bergegas aku mengeluarkan hp melihat catatan yang aku tandai pada tanggal 31. Desember!! Sudah Desember. Ya, bulan penutup telah datang. 2014 Seperti melaju dengan kece-patan cahaya. 2014 Akan pergi meninggalkan cerita untuk se-tiap insan yang menggunakan jatah usianya setahun ini. Pikiranku mulai terbang keberb-agai masa. Melintasi memori ketika aku menangis tidak mau disuruh ibu untuk tidur siang. Melintasi memori ketika aku tertawa dengan sahabat SMP ku dibawah pohon jambu. Melintasi memori ketika aku bahagia menjuarai perlombaan puisi di Kabupaten. Melintasi memori ketika aku terpuruk kehilangan teman – teman yang terlebih dahulu kembali kepada – Nya. Melintasi memori mencekam disaat senior marah – marah karena kesalahan kami sebagai junior. Melintasi memori ketika aku harus mendiami sa-habat kecilku yang berakhir ku-rang menyenangkan. Melintasi memori ketika aku melukai hati ibuku dan membuatnya menangis. Melintasi memori ke-tika aku bersimpuh dihadapan – Nya, memohon ampunan dan perlindungan - Nya. Namun aku kembali mengulangi kesalahan yang sama. Aku malu.

Ada yang mengalir di ujung mataku. Tahu – tahu air mata keluar begitu saja. Aku kem-bali menghela napas sembari

mengembangkan senyum di ujung bibir. “Ternyata aku sudah tua, sisa usiaku tinggal berapa ya??” kataku dalam hati. Aku turun dari angkutan umum lalu kulangkahkan kaki menghampiri seseorang yang setia menungguku dari tadi pagi. Aku tahu dia telah lama duduk di kursi kayu itu, terbukti dengan benang rajutan yang telah berubah wujud menjadi penutup meja setengah jadi. Aku memeluknya dari belakang, mendekapnya penuh kasih dan kehangatan. Aku tahu ini tak akan sebaik yang dilaku-kannya 20 tahun lalu ketika aku merengek dan menangis. Aku tak mau berkata apa – apa. Aku hanya ingin berada disampin-gnya. Mencoba membayar luka yang dulu sering aku goreskan di hatinya, ibuku.

“Kamu sholat nak?” tanya ibu dalam. “ Iya buk, saya sholat. Ada apa buk?” “Ayo kita ngaji dulu sebelum adzan maghrib berkumandang, ibuk rindu kita mengaji bersama.” Pinta ibu se-dikit manja. Bergegas aku ambil quran di tempat sholat lalu kami mengaji bersama. Sesampainya di surat Al Ashr aku kembali ter-ingat akan 2014 yang bersegera menghapus parasnya.

Demi masaSungguh, manusia berada

dalam kerugianKecuali orang – orang yang

beriman dan mengerjakan kebajikan

serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasi-

hati untuk kesabaran

Apa yang telah aku lakukan selama ini? Apa jasa yang telah aku berikan untuk saudaraku?

Apa manfaat yang telah aku te-barkan di bumi? Apa karya yang telah aku persembahan untuk negeriku? Apa perubahan yang telah aku lakukan untuk dunia? Apa pengorbanan yang telah aku berikan untuk agamaku?

Waktu terus berlalu. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun melintas begitu cepat. Aku begitu kualahan menge-jarnya. Hidupku seakan berada diantara dua tembok yang se-cara bersamaan menghimpitku dari berbagai sisi. Jika waktu adalah makhluk bernyawa sepertiku, maka dengan gagah berani aku akan memaksanya untuk menungguku. Setidaknya menyuruhnya berhenti sejenak untuk memberi aku bonus waktu supaya aku dapat ber-istirahat dari semua permas-alahan hidup yang tak kunjung usai. Jika waktu diperjual belikan

maka aku akan menjadi orang pertama yang mengantri untuk membeli waktu setiap paginya. Ilusi!! Betapa lemah diriku ke-tika pikiran itu muncul. Lemah, karena aku tak mampu menjadi kusir yang handal untuk diriku. Aku menengokkan kepalaku ke kanan, aku melihat ibuku masih meneruskanmembaca Al Quran. Kusandarkan kepalaku dibahunya sambil membatin membangun komitmenku. Bukan dengan siapa – siapa, aku ingin berkomitmen dengan diriku sendiri. Jika waktu tak bisa menungguku maka akulah yang harus memaksakan diri mengejarnya. Cukuplah kesia – siaan ini, aku harus bangun agar tidak mematahkan harapan orang – orang yang mencintaiku. Terutama wanita hebat disamp-ingku, ibu.

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta

saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

9C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

I N T E R M E Z Z O

KOMIK

PUISI

Penerbit: Divisi Media JMMI Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pelindung: Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam ITS. Penanggung Jawab: Mohamad Rifai. Pimpinan Redaksi: Achmad Rizky Haqiqi. Wakil Pimpinan Redaksi: Eries Bagita

Jayanti. Redaktur: Sindunuraga Rikarno Putra. Editor: Fauji, Arning Susilawati. Reporter: Muhammad Aulia, Gifari Zulkarnaen, Syafriansyah, Azzam Abdillah Shiddiq, Deo Siregar, Ery Permana Yudha, Ubaid El-Ahyar Elyafizi, Muhammad Richa Saputra, Nurul Amalia Triyuliana, Dinda Sarihati Sutedjo, Enira Suryaningsih, Amelia Fadhila. Layouter: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Komikus: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Kontributor: Hilmi Bangkit, Hafid Dwi Nurjannah, Emeralda Dianita.

CAK ONLINEopen issuu.com/jmmiits

CONTACT US

mail to [email protected]

KRITIK, SARAN, DAN MASUKAN ANDASANGAT BERARTI BAGI KAMI

CALL 085731963216 or MAIL to [email protected]

ADVERTISEMENTSTRUST US WITH YOUR

DAN BANTU KAMI MENYEBARKAN KEBAIKAN

CATATAN AREK KAMPUS

Kutinggalkan tempatku yang duluTempat yang mengasingkan keberadaankuDengan sayap yang telah kunanti-nantikanMengembara ke dalam kefanaanPada malam yang menggelapkanKuterbang mengangkasaMencari secercah sinar yang mengundangTujuan akhir kehidupan.

LARONCATATAN FAUZI BAHRUDIN

CATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN

10 C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

Sebelumnya ada 69 bakal calon rektor (bacarek) yang ditetapkan setelah dinyatakan memenuhi kriteria. Ketua PPCR ITS, Prof Ir Arif Djunaidy MSc, PhD menjelaskan syarat menjadi rektor. Di antaranya bakal calon rektor minimal berpendidikan doktor (S3), menduduki jabatan akademik minimal lektor kepala, berusia maksimum 60 tahun pada 13 April 2015 dan merupakan dosen aktif. Selanjutnya dari 69, disaring menjadi 13 bacarek dan terangkum dalam Surat Keputusan SenatITS Nomor 075113/IT2.V/HK.00.02/201 4 tentang penetapan bacarek ITS masa jabatan 2015-2019.

Dari 13 disaring lagi men-jadi lima bacarek dan tanggal 7 Januari 2015 kemarin dipu-tuskan menjadi tiga calon rektor (carek) berdasarkan hasil pemilihan oleh Senat. Ketiga carek yang namanya dikirim ke Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi untuk proses pemilihan selanjutnya,

yakni Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES, Ph.D (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Lingkungan ITS), Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Kelautan), dan Prof. Ir. Djauhar Manfaat M.Sc, Ph.D (Fakultas Teknologi Kelautan, Jurusan Teknik Perkapalan).

Dalam pemungutan suara secara tertutup itu, Joni unggul dengan 24 suara. Sementara itu, Djauhar dan Eko Budi mas-ing-masing mengantongi 10 dan 8 suara sah. Sedangkan kedua bacarek yang lain, Adi mendapa-tkan 7 suara dan Herman Sasongko tidak mendapatkan suara sama sekali. Total suara sah sebanyak 49 suara. Tercatat, ada satu suara tidak sah dan dua anggota Senat tidak hadir untuk memberikan suara.

Pada tahap selanjutnya, ke-tiga kandidat menghadapi fase seleksi terakhir. Dalam tahap tersebut, pemerintah memiliki suara melalui Menteri Riset-

Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti, dahulu melalui Mendikbud). Berdasarkan Permendikbud Nomor 33 Tahun 2012, unsur menteri memiliki suara 35 persen dalam penen-tuan rektor ITS.

Seusai rapat senat, Joni Hermana yang merupakan a l u m n i Fa k u l t a s Te k n i k , JurusanTeknik Lingkungan Institut Teknologi Bogor (ITB) tahun 1986 menyebut program kerja strategis ITS yang disusunnya. ITS sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PTBHMN) akan mengedepankan otonomi pengelolaan dan kebebasan berkreasi. Kebebasan berkreasi bisa mendatangkan peluang dan ancaman sehingga bisa dikelola.

E k o B u d i D j a t m i k o menyebutkan ITS har us mengedepankan bidang riset dan publikasi. Memantapkan ITS sebagai universitas riset dunia. Pengembangan State of the Art Riset Ilmu Dasar, Riset Bermuara pada Industri dan

Masyarakat. Selain itu, pening-katan dan internasionalisasi jurnal ITS serta lainnya.

Djauhar Manfaat lebih menyorot keadaan ITS saat ini. Menurutnya, beberapa ca-paian positif dari program kerja yang direncanakan telah dire-alisasikan. Namun ‘keributan’ kemudian terjadi mana kala sistem remunerasi diberlakukan sebagai bentuk apresiasi terh-adap kinerja SDM ITS. Berbagai keluhan dari SDM ITS terhadap pelaksanaan sistem remu-nerasi ini datang bertubi- tubi dari berbagai kalangan di ITS. Keluhan tidak hanya pada ma-salah keterlambatan pencairan remunerasi yang menimbulkan keresahan SDM ITS, tetapi juga tentang terkait besarnya re-munerasi. Hal lain juga masuk dalam visi-misinya.

Dan untuk proses selan-jutnya, menunggu hasil peng-umuman rektor terpilih oleh menteri dan senat 6 Februari 2015 mendatang. (ffs/srp)

L A N J U TA N

Kedekatan tersebut mem-beri ruang bagi Cak Jo untuk ikut berdiskusi terkait masalah agama, negara, politik, diajak aktif mengikuti seminar dan pelatihan hingga akhirnya, pembelajaran hidup Cak Jo dapatkan dari kegiatan tersebut. “Waktu zaman orde baru dulu, aktivis tidak bisa leluasa ber-dakwah karena selalu dipantau, pelaksanaan mentoring yang sembunyi-sembunyi hingga kabur ke mushola jurusan, bahkan pendiri JMMI dahulu ditahan ijazahnya karena kha-watir dakwah Islam memberi pengaruh negative bagi ma-hasiswa” ulasan singkat Cak Jo saat mengawali cerita tentang perkembangan dakwah Islam di kampus ITS.

Lanjutnya, Cak Jo mencer-itakan bahwa alasan beliau merasa nyaman mengabdi adalah karena masjid mer-

upakan tempat yang dimuliakan Allah, beda dengan tempat lain.

Ketika ditanya perihal kesan dalam mengurus Masjid, Cak Jo mengungkapkan “Selama mengurus Masjid pasti ada rasa suka dan duka. Apalagi terkait komentar jamaah yang kurang baik dan tidak terlalu sering ke Masjid. Mereka rata-rata berko-mentar daun yang berserakan di selasar masjid karena jatuh tertiup angin, hingga lantai Masjid yang beberapa kali ku-rang bersih. Padahal kalau saja mereka tahu, ruang utama itu dibersihkan 4 kali dalam sehari. Saya bangun jam setengah 3, dilanjut buka pintu dan pagar, lalu mulai membersihkan ruang utama Manarul. Jam setengah 7 dibersihkan lagi, sebelum dz-uhur dibersihkan lagi, dan se-belum Ashar juga sudah bersih kembali. Intensitas yang wajar dengan kondisi jamaah yang

selalu bertambah dari waktu ke waktu. Tetapi berbeda dengan jamaah yang sering ke Manarul, mereka lebih banyak mengapre-siasi kerja keras para pengurus masjid atas usaha dan kerja keras menjaga kebersihan dan kenyamanan Manarul.

Cak Jo kurang menyukai an-ggapan beberapa orang kalau karyawan tidak bekerja. Padahal sudah bekerja dengan sung-guh-sungguh, bahkan melebihi jam kerja karyawan seharusnya. Kalau dihitung lembur, biaya ITS akan habis membayar para pen-gurus masjid. Siapa juga yang jam 3 sudah mulai bekerja? Tetapi karena di masjid dan memang dihitung untuk amal ibadah, jadi Cak Jo tidak mem-permasalahkan terkait jam kerja. Perasaan senang dan nikmat karena melayani jamaah untuk ibadah sholat sudah cukup bag-inya. ”Kalau bersih, sholatnya

nyaman, saya senang aja tidak tahu kenapa. Senang tidak bisa dinilai dengan uang,” tuturnya dengan semangat.

Cak Jo juga mengemu-kakan pandangannya terkait aktivis dakwah sekarang dan dulu. Memang, dimana-mana generasi awal pasti lebih mil-itan. Bukannya menyalahkan generasi sekarang, hanya saja yang dihadapi setiap tahun, dan setiap perubahan zaman pasti berbeda.

Harapannya Cak Jo, teruntuk para aktivis, “Sabar dan ikhlas. Itu kuncinya. Karena, kalau me-mang niat untuk menyebarkan Islam dengan sungguh-sungguh, jangan karena golongan ataupun kelompok. Tapi karena memang demi menyampaikan islam yang sebenarnya. Dengan be-gitu, akan ditolong Allah dalam keadaan apapun” Tutupnya dengan senyuman. (ffs/Ce2)

Cak Jo: 21 Tahun Mengabdi di Manarul Ilmi(Sambungan dari halaman 1)

Pemilihan Rektor Memasuki Babak Terakhir(Sambungan dari halaman 1)

11C A K | J A N U A R I 2 0 1 5

O P I N I

Sebuah angin baru telah datang untuk ITS kedepan, konsep PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) akan dijalankan. Konsep yang sempat ramai diperdebatkan oleh para mahasiswa dengan segala pengaruh positif dan negatifnya. Pada tanggal 17 Oktober 2014, sudah resmi bahwa ITS menjadi PTN BH dengan munculnya PP No.83 Tahun 2014 yang berarti ITS harus memper-siapkan diri agar menjadi PTN BH yang matang.

Menerawang MajuDengan resminya ITS menjadi PTN BH maka ada sebuah

harapan besar tentunya untuk kemajuan ITS kedepan khusunya dalam pembangunan bangsa. Ada sebuah gagasan yang sempat kemarin terlontar dalam diskusi tentang konsep konektsivitas antara kampus, industry dan pemerintahan. Peran serta PTN BH kali ini adalah menggabungkan ketiganya menjadi sebuah konsep ”Tripel Connection” untuk menunjang kemajuan kampus ITS.

Konsep ini merupakan konsep yang menghubungkan tiga ba-gian yang harus digarap di kampus teknologi dan dengan adanya triple connection, kampus dapat mensuplai kekurangan yang ada. Dalam konsep ini kampus berperan sebagai inkubator masa depan bangsa melalui riset dan gagasan untuk memecahkan permas-alahan, sehingga muncul ide-ide kreatif untuk solusi jangka pendek maupun jangka panjang. Pemerintah sebagai stakeholder terkait berfungsi untuk membuat kebijakan dan merumuskan apa yang dibutuhkan negara untuk keberlangsungan pembangunan bangsa. Sedangkan sektor Industri merupakan sektor yang berfungsi untuk mencetak kebutuhan negara, dimana disetiap waktu memiliki ciri khas tersendiri sehingga membutuhkan suatu riset khusus yang komprehensif. Oleh karena itu, konsep tripel connection ini harus dikembangkan di kampus yang terutama berlabel PTN BH sehingga dapat memecahkan masalah-masalah yang ada.

Membendung komersialisasiDengan PNPB hasil kerjasama yang minimal 110 M, hampir bisa

dipastikan akan banyak sponsorship yang akan menjadi sumber dana ITS, dan jika kita melihat UI misalnya, bukan tidak mungkin akan ada Starbucks di ITS.

Dengan resminya PTN BH berarti membuka kran komersialisasi pendidikan secara lebar jangan heran nantinya akan banyak pe-rusahaan makanan atau toko-toko masuk ke kampus. Menengok kampus yang lebih dahulu merasakan hal ini, di perpustakaannya pun ada produk-produk luar yang berdampak kepada berubahnya lifestyle kita di kampus perjuangan ini. Komersialisasi boleh-boleh saja, namun kita harus pandai memilih mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan. Sebenarnya arus komersialisasi ini juga berdampak merubah status ITS sebagai kampus rakyat menjadi menara gading yang jauh akan masyarakat.

Lima Poin AwalSelanjutnya untuk langkah awal pengawalan PTN BH ini ada 5

poin awal yang harus kita soroti dalam pengembangannya, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini.

PenutupDalam konsep PTN BH ini perlu dilaksanakan sebuah aksi cepat

dengan menyelesaikan 5 poin strategis yang dalam waktu dekat akan digarap. Sebagai mahasiswa hendaknya kita mempunyai usulan strategis guna menunjang keberlangsungan ITS sebagai PTN BH terutama dalam bidang kesejahteraan dan kemahasiswaan agar terbentuklah sebuah konsep Good Government di dalam tata kelolanya. Mengutip sebuah perkataan dari seorang filsuf “Tanpa struktur kita tak dapat bergerak dengan teratur apalagi tanpa kultur kita tak punya integritas”.

PTN-BH: MENERAWANG MAJU, MEMBENDUNG KOMERSIALISASICATATAN HILMI BANGKIT (KOMUNITAS AKU PEDULI CAK)

Manajemen keuangan masih membingungkan, terutama keuangan kemaha-

siswaan. Organisasi Tata Kelola (OTK) yang sering berubah-ubah menunjukkan

belum ada sebuah pegangan yang tetap bagi sistem birokrasi di ITS.

“Apalagi Statuta ITS yang belum disahkan sehingga perlu dilaksanakan per-

cepatan mengingat ITS sudah SAH menjadi PTNBH

Mempercepat disahkannya Statuta sebagai landasan berpijak dalam peny-

usunan OTK dan kebijakan yang ada dikampus mengingat format PTN BH

berbeda dengan format ITS sebelumnya.

Mendorong terciptanya OTK yang transparan dan informatif untuk memu-

dahkan pengelolahannya.

Pada Pasal 3 ayat 2 PP no.58 th.2013, disebutkan bahwa Pendanaan penyeleng-

garaan Pendidikan Tinggi oleh PTNBH juga dapat bersumber dari masyarakat.

Meskipun status ITS telah berubah menjadi PTNBH sebagai mahasiswa kita

harus mempertahankan ITS sebagai kampus rakyat dimana tidak ada lagi

tarikan kepada masyarakat keseluruhannya dan mendorong terciptanya

kesejahteraan mahasiswa melalui otonominya dan kerjasama yang telah dibuat

Dari poin 3 diatas tentang PNPB hasil kerjasama yang minimal 110 M, hampir

bisa dipastikan akan banyak sponsorship yang akan menjadi sumber dana ITS,

dan jika kita melihat UI misalnya, bukan tidak mungkin akan ada Starbucks

di ITS. Hal ini terasa kontradiktif jika melihat kondisi beberapa gedung besar

di ITS yang tak jelas penyelesainnya.

Mengusulkan percepatan pembangunan infrastruktur yang ada agar dari

sektor swasta bisa masuk dan menambah dana kerjasama ITS. Tetapi perlu

dilakukan pengawalan pula terkait perusahaan yang mengancam merusak

hakikat dari perguruan tinggi itu.

ITS akan bebas membuka tutup prodi sesuai kebutuhan pasar, jadi tidak perlu

lagi meminta persetujuan dengan Kementrian terkait. Misalnya, sponsor

menghendaki ada Jurusan Dirgantara, ITS bebas membukanya.

Mengingat permintaan jurusan dari kebutuhan pasar makadari itu pengawalan

terhadap kebutuhan jurusan yang ada harus dilaksanakan disamping kita

menanbah jurusan yang ada. Jangan sampai kampus ITS terjerat industrialisasi

kampus

Peran senat akan digantikan dengan MWA(Majelis Wali Amanat), yang ang-

gotanya terdiri dari civitas academica maupun mahasiswa. Yang menimbulkan

pro kontra terkait :

- Sistem pemilihan

- Wewenang

- Posisi keterwakilan mahasiswa

- Mendorong ITS memberikan sistem yang jelas terkait pemilihan MWA.

- Dengan adanya MWA wakil mahasiswa maka akan berdampak kepada posisi

KDKM ITS dimana harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

- Membentuk pola koordinasi dari mahasiswa untuk MWA wakil mahasiswa

agar kepentingan dari mahasiswa dapat terakomodir dengan baik.

PERMASALAHAN USULAN LANGKAH STRATEGIS

12 C A K | J A N U A R I 2 0 1 5