ca mammae

28
DAFTAR PUSTAKA Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At Glace Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC. Haryana, Sofia M. Soesatyo, Marsetyawan. 1993. Aspek Genetik dan Imunologik Kanker Payudara. Diakses di ________ pada _________. Karsono, Bambang. 2007. Aspek Selular dan Molekular Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC Sutandyo, Noorwati. 2007. Terapi Hormonal Pada Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Tjarta, Achmad, dkk. 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi FKUI. 1. Marina, L. Sartono, Mungkinkah Kanker Menjadi Penyakit Turunan, dalam Medika Maret (3) 16; FK- UI, Jakarta, 1990; 245. 2. Ramli, M., Kanker Payudara dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf Pengajar FK-UI, Jakarta, 1995. 3. Copelnd, E.M dan Bland, F.I., Payudara dalam Buku Ajar Bedah, Sobiston Bagian 1, EGC, Jakarta, 1995. 4. Gani, W.T., Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, EGC, Jakarta, 1995; 25-50.

description

ca

Transcript of ca mammae

Page 1: ca mammae

DAFTAR PUSTAKA

Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At Glace Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Haryana, Sofia M. Soesatyo, Marsetyawan. 1993. Aspek Genetik dan ImunologikKanker Payudara. Diakses di ________ pada _________.Karsono, Bambang. 2007. Aspek Selular dan Molekular Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Sutandyo, Noorwati. 2007. Terapi Hormonal Pada Kanker dalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Tjarta, Achmad, dkk. 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Bagian Patologi Anatomi FKUI.

1.      Marina, L. Sartono, Mungkinkah Kanker Menjadi Penyakit Turunan, dalam Medika Maret (3) 16; FK-UI, Jakarta, 1990; 245.

2.      Ramli, M., Kanker Payudara dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf Pengajar FK-UI, Jakarta, 1995.

3.      Copelnd, E.M dan Bland, F.I., Payudara dalam Buku Ajar Bedah, Sobiston Bagian 1, EGC, Jakarta, 1995.

4.      Gani, W.T., Diagnosis dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, EGC, Jakarta, 1995; 25-50.

5.      Aryandono, T., Prinsip Oncologi dan Kanker Payudara dalam Hand Out Bedah Tumor, FK-UGM, Yogyakarta, 1997.

6.      Sjamsuhidayat R dan Jong W, Dinding Toraks, Pleura dan Payudara dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 2005.

Carpenito, Lynda Juall (1995), Buku saku diagnosa keperawatan dan dokumentasi, edisi 4, Alih Bahasa Yasman Asih, Jakarta, EGC 

C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa “ Arjono” Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC 

Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa Monica Ester, Jakarta, EGC 

Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC 

Theodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji Dharma,

Page 2: ca mammae

dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC 

Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr. Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C 

Kanker adalah penyakit dimana sel-sel ganas beranak-pinak berupa keturunan yang bersifat ganas pula (Karsono, 2007). Kanker payudara banyak dijumpai di Indonesia khususnya pada wanita, merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker mulut rahim. Insiden kanker payudara kira-kira sebanyak 18 per 100.000 penduduk wanita, dengan insiden seluruh kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Pria juga mungkin mendapat kanker payudara, dengan kemungkinan 1:100 dari wanita (Haryana dan Soesatyo, 1993).Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 1:Seorang wanita 45 tahun, seorang pekerja di perusahaan batik, dirujuk ke dokter ahli bedah dengan benjolan di payudara kirinya. Benjolan ini baru dirasakan 6 bulan terakhir, makin bertambah besar dan kadang-kadang disertai nyeri.Saat penderita di SMA pernah mengalami operasi tumor payudara kanan yang dinyatakan tidak ganas. Setelah operasi penderita disarankan oleh dokter untuk melakukan SADARI secara rutin. Terdapat riwayat keluarga, Ibu dan kakak penderita meninggal dengan tumor payudara. Suami penderita adalah perokok berat.Pemeriksaan dokter didapati: benjolan pada mammae sinistra kuadran lateral atas terdapat perubahan gambaran sebagian kulit seperti kulit jeruk, retraksi puting susu dan teraba benjolan sebesar telur ayam, solid, terfiksir dan tidak berbatas jelas dengan jaringan sekitarnya. Bekas operasi pada mammae kanan tidak tampak jelas. Pada pemeriksaan aksila kiri teraba benjolan berdiameter 1 cm yang tidak nyeri. Aksila kanan tidak didapati kelainan.Dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang sebelum tindakan mastektomi kiri. Selanjutnya jaringan hasil operasi dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi untuk mendapatkan diagnosa pasti.

A. Definisi NeoplasmaNeoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya, dan tidak berguna bagi tubuh. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh

Page 3: ca mammae

neoplasma (Tjarta dkk, 1973). Sel- sel neoplasma berasal dari sel- sel yang sebelumnya adalah sel- sel normal, namun menjadi abnormal akibat perubahan neoplastik (Price dan Wilson, 2006).

B. Faktor Risiko dan Predisposisi Terjadinya CarcinomaFaktor predisposisi terjadinya carcinoma:a. Faktor geografik dan lingkunganKarsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik.b. UsiaSecara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan.c. HereditasSaat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan, tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori.Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan sangat meningkatkan risiko terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan pola pewarisan dominan autosomal.Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara dan ovarium familial.Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif memperlihatkan cirri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar dkk, 2007).

Faktor- Faktor Risiko Karsinoma Payudara

diantaranya mencakup usia, lokasi geografis, ras, status sosioekonomi, status perkawinan, paritas, riwayat menstruasi, riwayat keluarga, bentuk tubuh, penyakit payudara lain, terpajan radiasi, dan kanker primer kedua (Price dan Wilson, 2006).Berdasarkan etiologinya, patogenesis karsinogenesis dapat disebabkan oleh 1) Karsinogen kimiawi, 2) Virus, 3) Karsinogen fisik, 4) Hormon, dan 5) Kokarsinogen, berupa: Diet, Umur, Keturunan, Rangsang menahun, dan Trauma (Tjarta dkk, 1973).

C. Patogenesis Terjadinya Carcinoma (Karsinogenesis)Model klasik karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap: inisiasi, promosi, progresi.

Page 4: ca mammae

Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel. Promosi adalah suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Progresi adalah tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan. Selama stadium porgresif, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor mnginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darah sendiri (angiogenesis), penetrasi ke pembuluh darah, dan bermetastasis untuk membentuk tumor sekunder (Price dan Wilson, 2006).Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel dapat dibagi menjadi langkah- langkah sebagai berikut: (1) factor pertumbuhan, terikat pada reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor factor pertumbuhan diaktifkan yang sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati sitosol melalui second messager menuju inti sel; (4) factor transkripsi inti yang memulai pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase replikasi sel, Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap 2), dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G 0.Proses dasar yang sering terdapat pada semua neoplasma adalah perubahan gen yang disebabkan oleh mutasi pada sel somatik. Ada empat golongan gen yang memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri, yaitu protoonkogen, gen supresi tumor, gen yang mengatur apoptosis, dan gen yang memperbaiki DNA. Protoonkogen, berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan pembelahan sel. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dari gen ini disebut onkogen dan memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel dalam jumlah yang terbatas. Gen- Gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau “mengambil kerusakan” pada pertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen supresor tumor menyebabkan sel mengabaikan satu atau lebih komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan kerusakan dari siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak terkontrol¬–kanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi kedua gen supresor tumor. Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk mengontrol siklus sel (master brake) pada titik pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk protein p53) adalah emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam perjalanan replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi transkripsi untuk menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu berat, maka p53 merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium. Gen- Gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan menghambat apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan apoptosis (seperti sebagai bad atau bax). Gen- Gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat menyebabkan kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan mutasi selanjutnya pada gen supresor

Page 5: ca mammae

tumor dan protoonkogen untuk menumpuk. (Price dan Wilson, 2006).

D. Klasifikasi NeoplasmaDalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering disebut sebagai tumor. Dalam onkologi (ilmu yang mempelajari tentang tumor), tumor dikategorikan jinak (benigna) dan ganas (maligna). Tumor ganas secara kolektif disebut juga sebagai kanker (Kumar dkk, 2007).Karakteristik Jinak GanasDiferensiasi/ anaplasia Berdiferensiasi baik; struktur mungkin khas jaringan asal Sebagian tidak memperlihatkan diferensiasi disertai anaplasia; struktur sering tidak khasLaju pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat Tidak terduga dan mungkin cepat atau lambatInvasi local Biasanya kohesif dan ekspansif, massa berbatas tegas yang tidak menginvasi atau menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya Invasi lokal, menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya; kadang- kadang mungkin tampak kohesif dan ekspansif tetapi dengan jarak mikroskopikMetastasis Tidak ada Sering ditemukan; semakin besar dan semakin kurang berdiferensiasi tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis(Kumar dkk, 2007).Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran histologik. Untuk tumor jinak dinamai dengan menambahkan akhiran –oma pada nama sel tempat tumor itu berasal. Tumor ganas dinamai seperti tumor jinak dengan tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasal dari jaringan mesenchym disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat disebut fibro-sarcoma. Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih disebut carcinoma. Tumor ganas yang membentuk kelenjar seperti yang terlihat pada gambaran mikroskopik disebut adenocarcinoma dan pembagian lebih lanjut berdasarkan asal alat tubuhnya. (Tjarta dkk, 1973). (Detail klasifikasi dilampirkan)

E. Anatomi, Histologi, dan Fisiologi MammaeMammae terdiri dari berbagai struktur, yaitu 1) Parenkim epitel, 2) Lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening, dan 3) Otot dan fascia (Guyton dan Hall, 2007). Kelenjar mammae dewasa adalah kelenjar tubuloalveolar kompleks yang terdiri atas ±20 lobi. Semua lobi berhubungan dengan duktus laktiferus yang bermuara di puting susu. Lobi dipisahkan oleh sekat-sekat jaringan ikat dan jaringan lemak (Eroschenko, 2003).Mammae dibungkus oleh fasiapektoralis superficial dimana permukaan dan posterior dihubungkan oleh ligamentum cooper yang berfungsi sebagai penyangga.Mammae mulai berkembang saat pubertas, yang distimulasi oleh estrogen yang berasal dari siklus seksual wanita bulanan; estrogen merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara ditambah dengan deposit lemak untuk memberi massa payudara. Pertumbuhan yang lebih besar terjadi selama kehamilan. Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta

Page 6: ca mammae

sehingga sistem duktus payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan, stroma payudara juga bertambah besar dan sejumlah besar lemak terdapat di dalam stroma. Empat hormon lain yang juga penting untuk pertumbuhan sistem duktus: hormon pertumbuhan, prolaktin, glukokortikoid adrenal, dan insulin. Perkembangan akhir mammae menjadi organ yang menyekresi air susu juga memerlukan progesteron. Sekali sistem duktus telah berkembang, progesteron—bekerja secara sinergistik dengan estrogen, juga dengan semua hormon-hormon lain yang beru disebutkan di atas—menyebabkan pertumbuhan lobulus payudara, dengan pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat-sifat sekresi dari sel-sel alveoli (Guyton dan Hall, 2007). Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi seiring dengan keluarnya plasenta pada persalinan memicu laktasi. Setelah persalinan, laktasi dipertahankan oleh dua hormon penting: (1) prolaktin, yang bekerja pada epitel alveolus untuk meningkatkan sekresi susu, dan (2) oksitosin, yang menyebabkan penyemprotan susu (Sheerwood, 2001)

F. Diagnosis Carcinoma MammaeBerikut adalah beberapa penyakit tumor pada payudara yang bukan merupakan pertumbuhan abnormal (bukan neoplasma):1. Peradangan. Biasanya menimbulkan nyeri spontan dan nyeri tekan di bagian yang terkena. Contoh peradangan payudara adalah Mastitis dan nekrosis lemak traumatik. Peradangan tersebut dapat terjadi akibat proses infeksi maupun bukan infeksi (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson, 2006)2. Galactocele. Adalah dilatasi kistik suatu duktus yang tersumbat yang terbentuk selama masa laktasi. Selain menyebabkan “benjolan” yang nyeri, kista mungkin pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal (Kumar dkk, 2007)3. Perubahan Fibrokistik (Mammary dysplasia). Adalah kelainan akibat dari peningkatan dan distorsi perubahan siklik payudara yang terjadi secara normal selama daur haid. Perubahan fibrokistik dibagi menjadi perubahan nonproliferatif dan perubahan proliferatif (Kumar dkk, 2007)Berikut adalah tumor payudara yang disebabkan pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasma):1. Fibroadenoma mammae (FAM). Adalah tumor jinak tersering pada payudara dan umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia <30 tahun. Berbatas tegas, konsistensi padat kenyal, muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan, dan diameter 1-10 cm (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson, 2006)2. Tumor Filoides. Diperkirakan berasal dari stroma intralobulus, jarang dari fibroadenoma yang sudah ada. Tumor ini mungkin kecil (diameter 3 hingga 4 cm), tetapi sebagian besar tumbuh hingga berukuran besar / masif sehingga payudara membesar. Sebagian besar tumor ini tetap lokalisata dan disembuhkan dengan eksisi (Kumar dkk, 2007)3. Papiloma Intraduktus. Adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam suatu duktus. Gejala klinis berupa : (1) keluarnya discharge serosa atau berdarah dari puting payudara; (2) adanya tumor subareola kecil, atau (3) retraksi puting payudara (jarang terjadi) (Kumar et al, 2007)

Page 7: ca mammae

4. Karsinoma

G. Carcinoma MammaeKanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal. Sel-sel ini kemudian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira berdiameter 1 cm).Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat beberapa faktor risiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetik. Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara adalah tempat tinggal di negara berkembang bagian barat, keadaan sosial ekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara proliferatif, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormon eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan alkohol yang tinggi) (Price dan Wilson, 2006)Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan memiliki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom 17q21.3). Pola keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis maternal maupun paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat – pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya.Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal (noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basal (invasif). Karsinoma noninvasif diklasifikasikan menjadi : karsinoma duktus in situ (DCI), karsinoma intraduktu, dan karsinoma lobulus in situ (LCIS). Karsinoma invasif diklasifikasikan menjadi : karsinoma duktus invasif, karsinoma lobulus invasif, karsinoma medularis, karsinoma koloid (karsinoma musinosa), karsinoma tubulus, dan tipe lain. Dari tumor-tumor ini, karsinoma duktus invasif merupakan jenis tersering. Karena biasanya memiliki banyak stroma, karsinoma ini juga disebut sebagai scirrhous carcinoma (Kumar dkk, 2007; Price dan Wilson, 2006).

H. Penatalaksanaan Carcinoma MammaeTerapi Bedah. Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II, dan sebagian stadium III disebut kanker mamae operabel. Terdapat banyak pilihan pola operasi mastektomi, pilihan didasarkan pada stadium dengan syarat harus dapat mereseksi tuntas tumor. Secara umum, terhadap lesi <3cm dan kelenjar limfe aksiler tidak jelas membesar, harus lebih mempertimbangkan terapi kombinasi konservasi mamae, kalau tidak lebih mempertimbangkan operasi radikal modifikasi.

Page 8: ca mammae

Radioterapi. Ada 3 tujuan radioterapi, yaitu radioterapi murni kuratif, radioterapi adjuvan, dan radioterapi paliatif. Untuk radioterapi kuratif, terutama digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi.Kemoterapi. Dibagi menjadi kemoterapi pra-operasi, kemoterapi adjuvan pasca operasi, dan kemoterapi terhadap kanker mamae stadium lanjut atau rekuren dan metastasis (BA Onkologi Klinis)Terapi Hormonal. Ada berbagai obat hormonal yang diindikasikan sebagai terapi kanker yang responsif hormon, seperti kanker payudara, prostat, atau endometrium. Untuk kanker payudara, contohnya adalah tamoksifen dan aromatase inhibitor (Sutandyo, 2007).Terapi biologis. Overekspresi onkogen berperanan penting dalam timbul dan berkembangnya tumor, antibody monoclonal yang dihasilkan melalui teknik transgenetik dapat menghambat perkembangan tumor (BA Onkologi Klinis).

Pemeriksaan Penunjang Untuk Carcinoma Mammae

1. Penilaian tiga langkah: klinis/ radiologis/ sitologis2. Penilaian radiologis: mammografi (ultrasonografi pada wanita muda dengan payudara yang padat dan besar). Gambaran pada mamografi: irreguler, berspikula, massa radioopak dengan mikrokalsifikasi.3. Penilaian sitologis: FNAC atau core biopsy.4. Biopsi payudara: biopsi eksisi kadang dibutuhkan untuk diagnosis.5. Pemeriksaan penunjang stadium untuk karsinoma yang telah terbukti:- Semua: rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali serum, γ-glutamil transpeptidase, kalsium serum- (menunjuk adanya metastasis ke hati atau tulang)- Jika secara klinis ada indikasi: scan isotop tulang (isotop bone scan), scan ultrasonografi hati, CT scan otak.6. Jaringan payudara untuk mengetahui status reseptor hormon (ada tidaknya reseptor estrogen, reseptor progesteron, HER2), penting untuk terapi dan prognosis (Grace dan Borley, 2006).

DIAGNOSIS BANDING1. Fibroactedenoma mammae2.Fibroacystic of the breast (mammary displasia)3. Sistasarkoma filrides

4. Galactocele5. Mastitis6. Kanker payudara

VI.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Mammgografi

USG

Thorax foto

Page 9: ca mammae

Bone scanning/bone survey

USG abdomen/liver

VII.TERAPI : Operatif : Eksisi debulkingII. PROGNOSIS : Dubia ad malam

PEMERIKSAANFISIK

Inspeksi : penderita duduk,bandingkan kiri dan kanan

Inspeksi : sewaktu angkat kedua lengan dan diturunkan ,bandingkan kanan dan kiri

Pemeriksaan puting mamme

Palpasi keempat kuadran,bandingkan kanan dan kiri

Palpasi ketiak

Pemeriksaan untuk mencariadanya metastasis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Mammografi� Duktografi� Ultrasonografi� Biopsi�- Lesi yanag non palpable

- Lesi yang palpable

TUMOR MAMMAE

BerdasarkanANDI (Aberrations of Normal

Development and Involution), tumor

mamme diklasifikasikan menjadi :

Tumor jinak pada payudara yang berhubungan dengan�proses normal reproduksi dan involusi,

Terdapat spektrum mengenai kondisi payudara yang�memiliki batasan antara proses normal dan prosesabnormal, dan

�Klasifikasi yang meliputi seluruh aspek kondisi payudara

termasuk patogenesis dan derajat keabnormalan.

Page 10: ca mammae

KelainanFibrokistik

Bersifat nonspesifik�Disebut mastitis kronik kistik��Klasifikasi :

- Patologi Proliferasi Abnormal Non Atipikal

- Patologi Proliferasi Abnormal Atipikal

Kista

Volume 5 -10 mL, tetapi dapat pula�mencapai 75 mL atau lebih.

Memerlukan tindakan�  biopsi dengan

jarum.

Pemeriksaan USG untuk memastikan�tidak ada massa yang tertinggal.

Fibroadenoma

�Terdapat pada wanita muda, usia 20 tahun/ setelah

pubertas.

Setelah menopause tumor ini tidak lagi ditemukan.�Benjolan 1-5 cm, bulat/berbenjol simpainya licin,�konsistensi kenyal padat, tidak melekat pada jaringan,

nyeri umumnya jarang.Tumor ini tumbuh dengan cepat selama masa kehamilan�

dan laktasi atau menjelang menopause oleh karenarangsangan estrogen yang meningkat.

TERAPI

Monitoring dan�konservatif, jika

±Massa kurang dari 5 cm

±Tidak terdapat tanda

keganasan

±40% mengalami regresi

secara spontan

Fibroadenektomi�- Ukuran massa lebih dari 5 cm

- Simtomatik

- Pertumbuhannya cepat

-Kosmetik

Page 11: ca mammae

- Permintaan pasien

- Efek menekan

- Memiliki resiko keganasan

TumorFiloides

Neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara�lokal dan mungkin ganas(10-15%).

Tidak bermetastase, cenderung untuk tumbuhagresif dan rekuren secara lokal, mirip� dengansarkoma.

Pemeriksaan mamografi dan ultrasonografi�penting dalam diagnosis lesi payudara.

�Biopsi payudara metode pasti untuk

mendiagnosis tumor filoides.

Terapi T. Filoides�Eksisi luas, dengan batas eksisinya yaitu:

- Batas 2 cm untuk tumor kecil (< 5 cm)dan

- Batas 5 cm untuk tumor besar (> 5 cm)

Papiloma Intraduktus

Lesi jinak yang berasal dari�  duktus laktiferus dan 75%

tumbuh di bawah areola mamme.

�Gejala klinis dari lesi ini adalah :

- Pembesaran dari payudara

- Ditemukan benjolan

- Adanya nyeri pada payudara

-Keluarnyadis c harge pada puting pada duktus

� Penatalaksanaan

operasi pengangkatan dan sel dari tumor tersebut

dilakukan pemeriksaan patologis

Adenosis SklerosisAdenosis sklerosis, prevalensi masamenjelang persalinan dan perimenopause.Tidak memiliki potensial keganasan.

� Mastitis Sel PlasmaMastitis sel plasma juga disebut mastitiskomedo.Konsistensi keras, melekat kekulit, menimbulkan retraksi puting, dan

Page 12: ca mammae

terdapat pembesaran kelenjar getahbening

Nekrosis Lemakgejala klinis : benjolan pada payudara,disertai retraksi dari kulit atau puting yangmenyerupai karsinoma.

Trauma dianggap merupakan penyebab.

� Kelainan Lain

- Akrokordon (skin tags)

- Dermatofibroma

- Lipoma

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada penderita diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

1. Usia >30 tahun. Menurut analisis data dari 6263 kasus di RS Kanker Universitas Zhongshan, rentang usia pasien adalah 17-90 tahun, usia median 47 tahun. Dihitung dengan selang usia 5 tahunan, pasien terbanyak berusia 45-49 tahun (25,2 %), disusul 40-44 tahun (15,8 %), dan 54-59 tahun (15,6 %).

2. Reproduksi. Usia menarke kecil, henti haid lanjut, dan siklus haid pendek merupakan faktor resiko tinggi karsinoma mammae. Selain itu, yang seumur hidup tidak menikah atau belum menikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun dan setelah partus belum menyusui, berinsiden relatif tinggi.

3. Kelainan kelenjar mammae. Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat berinsiden lebih tinggi. Jika satu payudara sudah terkena kanker, mammae kontralateral resikonya meningkat. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.

4. Penggunaan obat di masa lalu. Penggunaan jangka panjang hormon insidennya lebih tinggi. Terdapat laporan penggunaan jangka panjang reserpin, metildopa, analgesik trisiklik, dan lainnya, dapat menyebabkan kadar prolaktin meninggi, beresiko karsinogenik bagi mammae.

5. Radiasi pengion. Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion, paparan berlebihan menyebabkan peluang terjadinya kanker lebih tinggi.

6. Pernah menjalani operasi ginekologis, misalnya tumor ovarium.7. Riwayat keluarga dan gen terkait dengan karsinoma mammae. Penelitian menunjukkan pada wanita dengan

saudara primer menderita karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma mammae lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat keluarga. Penelitian dewasa ini menunjukkan gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma mammae adalah BRCA-1dan BRCA-2.

8. Diet dan gizi. Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma mammae. Terdapat data menunjukkan, orang yang gemuk sesudah berusia 50 tahun berpeluang besar menderita kanker payudara. Terdapat laporan, bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, wanita yang setiap hari mengkonsumsi alkohol 3 kali ke atas beresiko terkena karsinoma mammae meningkat 50-70 %. Penelitian lain menunjukkan (diet tinggi selulosa, vitamin A, dan protein kedelai dapat menurunkan insiden karsinoma mammae (Desen, 2008).

9. Virus. Faktor Bittner-Milk adalah suat virus (mammae virus) yang menyebabkan terjadinya karsinoma payudara pada tikus, yang dapat ditularkan melalui air susu. Virus juga didapat dalam genom tikus ini dipindahkan secara vertikal dan mengakibatkan strain genetik tikus dengan insiden karsinoma payudara yang tinggi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi pada manusia.

Kejadian karsinoma payudara dihubungkan dengan terjadinya hiperplasia sel dengan perkembangan sel-sel atipik, kemudian terjadi karsinoma intraepitelial (karsinoma in situ), setelah terjadinya karsinoma in situ akan terjadi multiplikasi sel-sel dengan cepat. Selanjutnya sel-sel tersebut akan menginvasi stroma jaringan ikat di sekitarnya pada payudara.            Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 tahun pada karsinoma untuk tumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (diameter sekitar 1 cm). Pada ukuran itu sekitar ¼ kasus sudah disertai dengan kejadian metastasis.

Untuk lokasi terjadinya kanker payudara, payudara kiri lebih sering daripada payudara kanan, dengan perbandingan 60:40. Dengan presentasi kwadran lateral atas kiri dan kanan 45:63 %, kwadran medial atas kiri dan kanan 15:14 %, kwadran lateral bawah kiri dan kanan 25:17 %, kwadran medial bawah 15:6 %.

Page 13: ca mammae

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita

kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1

di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan

kemoterapi maupun radiasi.

1.1. Definisi

1.1.1. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,

sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

(http://www.mediasehat.com/utama07.php) 1.1.2. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu

penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization

(WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17

(http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm)

1.2. Patofisiologi

1.2.1. Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut

transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. 1.2.1.1. pada tahap inisiasi terjadi suatu

perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik

sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi

(penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih

rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih

peka untuk mengalami suatu keganasan. 1.2.1.2. pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami

inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh

promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka

dan suatu karsinogen). 1.2.2. Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian

dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat

penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh Stadium

hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu

stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu

histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali

cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker

berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari

WHO atau World Health Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh

American Cancer Society dan American College of Surgeons). 1.2.2.1. Pada sistim TNM dinilai tiga faktor

Page 14: ca mammae

utama yaitu "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional

dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum

dilakukan operasi , juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada kanker

payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

• T (Tumor size), ukuran tumor :

* T 0 : tidak ditemukan tumor primer

* T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

* T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

* T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

* T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada

keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di

kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

* N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla

* N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

* N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

* N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di

dekat tulang sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh :

* M x : metastasis jauh belum dapat dinilai

* M 0 : tidak terdapat metastasis jauh

* M 1 : terdapat metastasis jauh

1.2.2.2. Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan

didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

* Stadium 0 : T0 N0 M0

* Stadium 1 : T1 N0 M0

* Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

* Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Page 15: ca mammae

* Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0

* Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

* Stadium III C : Tiap T N3 M0

* Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

1.3. Gejala Klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa • benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak

nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau

menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. • erosi atau eksema puting susu Kulit

atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan

sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul

borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat

menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. • pendarahan pada puting

susu. • Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau

kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. • Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di

ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Kanker

payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut: •

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); • adanya nodul satelit pada kulit

payudara; • kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; • terdapat model parasternal; • terdapat nodul

supraklavikula; • adanya edema lengan; • adanya metastase jauh; • serta terdapat dua dari tanda-tanda

locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening

aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain

1.4. Faktor Resiko Menurut Moningkey dan KodimPenyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,

tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara

diantaranya: 1.4.1. Faktor reproduksi Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya

kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan

kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.

Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan

window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan

mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa

sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan

klinis. 1.4.2. Penggunaan hormon Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.

Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara

yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa

walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan

Page 16: ca mammae

obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.

1.4.3. Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan

risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali.

Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali. 1.4.4. Obesitas Terdapat hubungan yang

positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause.

Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan

sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini. 1.4.5.

Konsumsi lemak Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet

dkk., melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya

dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun. 1.4.6. Radiasi Eksposur dengan

radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari

beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier

dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur. 1.4.7. Riwayat keluarga dan faktor genetik Riwayat

keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining

untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita

kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.

Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker

payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

1.5. Pengobatan Kanker Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung

pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu: 1.5.1. Mastektomi Mastektomi adalah operasi

pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992): 1.5.1.1. Modified Radical

Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang

selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. 1.5.1.2. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi

pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. 1.5.1.3. Radical Mastectomy, yaitu

operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya

pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan

pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang

dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara. 1.5.2. Penyinaran/radiasi Yang dimaksud radiasi adalah proses

penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang

bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek

pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi

hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. 1.5.3. Kemoterapi Kemoterapi

adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang

bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton,

1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena

Page 17: ca mammae

pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

1.6. Strategi Pencegahan Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,

yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa

pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi

dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: 1.6.1. Pencegahan

primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena

dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai

faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. 1.6.2. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder

dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal

dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder

dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.

Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi

keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan

beberapa pertimbangan antara lain: • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan

cancer risk assessement survey. • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan

mammografi setiap tahun. • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai

usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada

wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak.

Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan

mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%. 1.6.3. Pencegahan Tertier Pencegahan

tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang

tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan

memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat

berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah

jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan

diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif

Faktor predisposisi keturunan sangat mempengaruhi angka kejadian kasus karsinoma mammae.Kanker payudara yang mempunyai predisposisi keturunan ini biasanya diderita oleh penderita dengan usia muda, penderita kanker payudara bilateral, penderita dengan riwayat keluarga tumor positif.

 

Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat

Page 18: ca mammae

bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995) Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995). 

B.PENYEBAB DAN FAKTOR PREDISPOSISI Menurut C. J. H. Van de Velde 1. Ca Payudara yang terdahulu Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ berpasangan 2. Keluarga Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae. 3. Kelainan payudara ( benigna ) Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat. 4. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post menopouse. 5. Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun 6. Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker. 

C.GAMBARAN KLINIK Menurut William Godson III. M. D 1.Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips 2.Gejala carsinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase. 

E.PATOFISIOLOGI Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira – kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995 )

Page 19: ca mammae

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker

merupakan salah satu penyakit non infeksi pembunuh kedua di dunia. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum

diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab

kematian.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal

dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International

Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17. Kanker Payudara merupakan suatu penyakit dimana terjadi

pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.

Patofisiologi

a) Transformasi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari

tahap inisiasi dan promosi.

b) Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan

dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia,

virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan

terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk

mengalami suatu keganasan.

c) Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati

tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya

keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Klasifikasi Kanker Payudara

Dari beberapa jenis kanker payudara di atas, ada beberapa di antaranya sangat langka. Kadang suatu tumor

payudara tunggal dapat merupakan perpaduan dari jenis dibawah ini atau campuran antara kanker invasif dan in

situ.

a) Duktal Karsinoma in situ (DCIS)

ini adalah tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan

belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya.

i. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

j. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Page 20: ca mammae

Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau kelenjar air susu. Beberapa jenis yang tidak

umum adalah :

1)  Inflammatory  Breast cancer

Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang

terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan

payudara. Payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat

agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya sebagai berikut :

a. Medullary Carcinoma.Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas terlihat. Sel kanker

lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.

b. Tubular carcinoma, Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena bentuk sel kanker ketika dilihat dibawah

microscope. Meskipun merupakan invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive Ductal Carcinoma

dan Invasive Lobular Carcinoma.

c. Metaplastic carcinoma, Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis mempunyai kanker

payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya terlokalisir / terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda, yang

secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain.Harapan kesembuhan dan cara penanganannya sama

dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara.

Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker (malignant).

d. Micropapillary carcinoma,Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke kelenjar getah

bening, meskipun ukurannya kecil.

e. Adenoid cystic carcinoma,Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.Termasuk jenis

invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran

Gejala Klinis Kanker Payudara

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:

1. Benjolan pada payudara

2. Erosi atau eksema puting susu

Faktor-faktor Penyebab Kanker Payudara

Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak

faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:

1. Faktor reproduksi:

Page 21: ca mammae

2. Penggunaan hormon:

3. Penyakit fibrokistik

4. Obesitas

5. Konsumsi lemak

6. Radiasi

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik

Pengobatan kanker

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit

(Tjindarbumi, 1994), yaitu:

a. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):

a) Modified Radical Mastectomy,

yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga,

serta benjolan di sekitar ketiak.

b) Total (Simple) Mastectomy,

yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

c) Radical Mastectomy,

yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada

jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian

radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan

letaknya di pinggir payudara.

b. Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan

sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996).

Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam,

serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

Page 22: ca mammae

c. Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi

pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.

d. Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan

dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan

menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk

menentukan kelayakan terapi dengan trastuzumab.

e. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus

yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton,

1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-

obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Strategi pencegahan

Pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

a. Pencegahan primer

b. Pencegahan sekunder

c. Pencegahan tertier

Secara umum, ada banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker payudara

diantaranya:

1. menghindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama

2. menghindari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol

3. melakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan