ca mamae

17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik malalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu : a. Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang talah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan. e. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Universitas Sumatera Utara

description

jjk

Transcript of ca mamae

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengetahuan

    2.1.1 Definisi Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik malalui indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2003).

    2.1.2 Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

    a. Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu

    yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat

    pengetahuan yang paling rendah.

    b. Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu

    menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat

    menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

    c. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

    yang talah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

    d. Analisis dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke

    dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur

    organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya

    mengelompokkan dan membedakan.

    e. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

    yang baru.

    Universitas Sumatera Utara

  • f. Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian

    terhadap suatu materi atau objek.

    2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2003) dan Widianti (2007), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

    a. Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

    pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat

    memperluas pengetahuan seseorang.

    b. Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki

    pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih

    rendah.

    c. Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan

    yang positif maupun keyakinan yang negative, tanpa adanya

    pembuktian terlebih dahulu.

    d. Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

    pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, Koran, televise, buku,

    dan lain-lain.

    e. Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan

    seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka

    dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.

    f. Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

    mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap

    sesuatu.

    2.2. Kanker Payudara

    2.2.1 Anatomi Payudara

    Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua

    sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media.

    Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara

    Universitas Sumatera Utara

  • wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran,

    sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan

    lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium (Snell, 2006).

    Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar.

    Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat

    dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. Kelenjar ini bersama-

    sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat.

    Alveoli (alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya

    selama masa menyusui (Snell, 2006).

    Gambar 1 Anatomi Payudara

    Menurut Audrey et al, (2009), untuk mempermudah menyatakan letak

    suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima region, yaitu:

    a. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant)

    b. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant)

    c. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant)

    d. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant)

    e. Regio puting susu (nipple)

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.2 Definisi Kanker Payudara

    Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar

    kendali sel-sel yang ada di jaringan payudara. Kanker payudara dapat berasal dari

    jaringan payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil

    metastase dari kanker lain (Azamris, 2006).

    2.2.3 Etiologi dan Faktor Resiko

    Etiologi yang jelas tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang

    menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.

    Beberapa faktor resiko tersebut adalah (Azamris, 2006):

    a. Usia.

    Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko

    terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.

    b. Pernah menderita kanker payudara.

    Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki

    resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang

    terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat

    meningkat sebesar 0.5-1% /tahun.

    c. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.

    Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker,

    memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

    d. Faktor genetik dan hormonal.

    Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya

    kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita

    memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita

    kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan

    dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.

    Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan

    oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.

    Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika

    tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya

    meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah

    mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.

    e. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

    Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang

    pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan

    bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur

    jaringan payudara (hiperplasia atipik).

    f. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah

    usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah

    hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker

    payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar

    pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun. Demikian

    pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin

    lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko

    menderita kanker payudara

    g. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.

    Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang

    tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum

    diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil

    dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun

    tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan

    resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.

    h. Obesitas pasca menopause.

    Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan.

    Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker

    payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang

    obes.

    i. Pemakaian alkohol.

    Universitas Sumatera Utara

  • Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas /hari bisa meningkatkan resiko

    terjadinya kanker payudara.

    j. Bahan kimia.

    Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang

    menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri

    lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

    k. DES (dietilstilbestrol).

    Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki

    resiko tinggi menderita kanker payudara.

    l. Penyinaran.

    Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada

    masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

    m. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker

    rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam

    keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

    2.2.4 Gejala

    Keluhan pasien kanker payudara berbeda-beda sesuai dengan stadiumnya.

    Umumnya, pasien karsinoma in situ, T1, dan T2 datang dengan keluhan adanya

    benjolan pada payudara tanpa disertai nyeri atau hasil pemeriksaan skrining

    mamografi yang abnormal.

    Pada stadium lanjut, perubahan-perubahan pada payudara akan ditemui,

    seperti: perubahan pada permukaan kulit payudara, keluarnya cairan yang

    abnormal dari puting susu, serta perubahan pada bentuk dan ukuran payudara.

    Selain itu, dapat pula ditemui pembesaran kelenjar limfe dan tanda-tanda

    metastase pada jaringan lain (Hoskins et al, 2005).

    2.2.5 Diagnosis

    Sebagai langkah pendeteksian dini, para wanita disarankan untuk

    melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di rumah atau pemeriksaan

    payudara oleh tenaga kesehatan secara rutin. Pada pemeriksaan ini, dapat

    Universitas Sumatera Utara

  • ditemukan adanya benjolan pada payudara, baik disertai nyeri ataupun tanpa

    nyeri. Berdasarkan lokasinya, kanker payudara sering ditemukan pada (Hoskins

    et al, 2005):

    a. Kuadran atas bagian lateral : 50%

    b. Regio sentral (1cm dari areola mamma) : 17%

    c. Kuadran atas bagian medial : 15 %

    d. Kuadran bawah bagian lateral : 10 %

    e. Kuadran bawah bagian medial : 8 %

    Selain pemeriksaan fisik, mamografi USG payudara juga dapat dilakukan,

    terutama pada wanita lanjut usia dan wanita yang beresiko tinggi. Bahkan,

    sekarang ini dapat pula dilakukan pemeriksaan MRI payudara. Pemeriksaan ini

    terutama dianjurkan kepada wanita muda yang telah terbukti mengalami mutasi

    gen (Hoskins et al, 2005)

    Jika pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dijumpai adanya

    kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka

    perlu dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di

    bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi ini, dapat dipastikan ada atau

    tidaknya sel kanker (Hoskins et al, 2005)

    2.2.6 Stadium (Staging)

    Jika diagnosa kanker payudara telah ditegakkan, maka perlu ditentukan

    stadium dari kanker tersebut untuk memberikan pengobatan yang sesuai. Stadium

    kanker ditentukan berdasarkan klasifikasi TNM system yang meliputi :

    a) Ukuran Tumor (T)

    Selain menunjukkan ukuran tumor, huruf T pada TMN system ini juga

    menunjukkan kondisi tumor primer antara lain diameter dan kondisi kulit yang

    menutupi tumor.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.1. Klasifikasi Ukuran Tumor Berdasarkan TNM System

    Tx

    tumor primer tidak bisa diketahui

    To tumor primer tidak teraba

    T1

    T1a

    T1b

    T1c

    tumor ukuran terbesar < 2 cm

    diameter tumor < 0,5 cm

    diameter tumor 0,5-1cm

    diameter tumor 1-2 cm

    T2 diameter tumor >2 cm tapi < 5 cm

    T3 diameter tumor > 5 cm

    T4

    T4a

    T4b

    T4c

    T4d

    setiap tumor yang diekstensi ke kulit atau dinding dada

    ekstensi ke dinding dada

    edema (peau dorange), ulserasi, satelit nodul pada payudara

    ipsilateral

    kedua-duanya T4a dan T4b

    mastitis karsinomatosa

    Sumber: Djamoloeddin, 2005

    b) Palpable Lymph Node (N)

    Huruf N menunjukkan penilaian terhadap kemungkinan adanya

    metastasis pada Kelenjar getah bening (KGB) regional.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.2. Klasifikasi Palpable Lymph Node Berdasarkan TNM System

    Nx kgb tidak dapat ditentukan

    N0 tidak ada metastasis KGB regional

    N1 metastasis pada KGB axilla ipsilateral dan mobile (tidak terfiksir)

    N2 metastasis pada KGB axilla ipsilateral dan terfiksir

    N3 metastasis pada KGB mammary interna ipsilateral

    Keterangan:KGB -Kelenjar getah bening

    Sumber: Djamoloeddin, 2005

    c) Metastase (M)

    Huruf M menunjukkan metastase (penyebaran) kanker ke organ yang

    jauh atau ke lymph node yang tidak langsung berhubungan dengan kanker.

    Tabel 2.3. Klasifikasi Metastase Berdasarkan TNM System

    Mx adanya metastasis jauh tidak diketahui

    M0 tidak ada metastasis jauh

    M1 adanya metastasis jauh (termasuk metastasis pada KGB supra

    klavikula ipsilateral

    Keterangan:KGB -Kelenjar getah bening

    Sumber: Djamoloeddin, 2005

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.4. Stadium Numerik Kanker Payudara

    Stadium Ukuran Tumor Palpable Lymph

    Node

    Metastase

    0 Tis N0 M0

    I T1 N0 M0

    IIA T1

    T2

    N1

    N0

    M0

    M0

    IIB T2

    T3

    N1

    N0

    M0

    M0

    IIIA T1,T2

    T3

    N2

    N1

    M0

    M0

    IIIB T4 N3 M0

    IV T N M1

    Sumber: Kosmojaya Pandu Nusa, 2009

    2.2.7. Prognosa

    Keberlangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak

    hal, seperti: karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, level stres,

    imunitas, keinginan untuk hidup, dan lain-lain. Harapan hidup pasien kanker

    payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-years survival rate

    (Imaginis, 2009)

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2.5. Five-Years survival Rate Pasien Kanker Payudara

    Stadium Five-Years Survival Rate

    0 100%

    I 98%

    II 88%

    IIIA 56%

    IIIB 49%

    IV 16%

    Sumber: Imaginis, 2009

    2.3. SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) sebagai deteksi

    awal kanker payudara

    2.3.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

    Menurut Sukardja (2000), deteksi dini kanker adalah suatu usaha untuk

    menemukan adanya kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal,

    dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat

    disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang

    kelihatannya sehat, asimpomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi

    menderita kanker.

    Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara untuk

    mendeteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh

    wanita yang beresiko tinggi, tetapi sebaiknya dilakukan oleh seluruh wanita

    karena sekitar 75% kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang tidak

    dianggap beresiko tinggi (Ihea, 2003).

    Universitas Sumatera Utara

  • Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI sebulan

    sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon

    ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti

    menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya

    dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat. American

    Cancer Society menganjurkan perempuan menjalani pemeriksaan klinis payudara

    sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin, setiap tiga tahun sekali untuk

    perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk perempuan di atas 40

    tahun (Ihea, 2003).

    2.3.2 Prosedur Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

    1)

    a. Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris

    atau tidak).

    Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin

    Gambar 2 Cara Melakukan SADARI dengan Melihat Payudara

    b. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu,

    serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin,

    posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

    c. Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud

    untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia

    dibawahnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3 Cara Melakukan SADARI dengan Mengangkat Kedua Tangan

    d. Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.

    Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada

    payudara.

    Gambar 4 Cara Melakukan SADARI dengan Tangan di Samping

    Gambar 5 Cara Melakukan SADARI dengan Berkacak Pinggang

    Universitas Sumatera Utara

  • e. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang atau tangan

    menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

    2) Memeriksa Perubahan Bentuk Payudara Dengan Posisi Berbaring

    Gambar 6 Cara Melakukan SADARI dengan Posisi Berbaring

    a. Dimulai dari payudara kanan.

    b. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut dengan

    meletakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu

    sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa.

    c. Kemudian letakkan tangan kanan di bawah kepala.

    d. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan.

    e. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang benjolan atau

    penebalan.

    3) Periksa payudara dengan menggunakan Vertical Strip dan Pemutaran

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 7 Cara Melakukan SADARI dengan Vertical Strip

    a. Memeriksa seluruh bagian payudara secara vertical, dari tulang selangka

    di bagian atas ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua

    payudara ke garis tengah bagian ketiak.

    b. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian

    putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.

    c. Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan

    putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah

    payudara, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas

    menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan payudara.

    d. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh

    bagian yang ditunjuk.

    Gambar 8 Cara Melakukan SADARI secara Pemutaran

    4) Memeriksa payudara dengan secara Pemutaran

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.

    b. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang

    luar biasa.

    c. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.

    d. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan

    tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.

    5) Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara

    Gambar 9 Cara Melakukan SADARI dengan Memeriksa Puting Susu

    a. Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara untuk melihat

    adanya cairan abnormal dari puting payudara.

    6)

    Gambar 10 Cara Melakukan SADARI dengan Memeriksa Ketiak

    Memeriksa Ketiak

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti,

    apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

    Jika pada pemeriksaan payudara ditemukan kelainan-kelainan (benjolan

    atau perubahan lain pada payudara), segera periksakan diri ke dokter untuk

    menjalani pemeriksaan yang lebih akurat. Semakin cepat terdiagnosa, semakin

    cepat diobati, semakin besar harapan untuk sembuh (Sarwono P., 1996).

    Universitas Sumatera Utara