C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/3....

21
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013 415 C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PILIHAN PERTANIAN 1.1 KONDISI UMUM Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan Kota Semarang terutama dalam pengentasan kemiskinan. Penduduk Kota Semarang yang bekerja di sektor pertanian sebesar 6,6% dari jumlah penduduk Kota Semarang yang terbagi menjadi 59% petani sendiri dengan penguasaan lahan yang kecil (rata- rata 0,3 ha) dan 49% buruh tani yang tidak mempunyai lahan sendiri. Peranan penting sektor pertanian lainnya antara lain: penyedia input bagi industri terutama yang berbasis pertanian, penyedia bahan pangan, serta fungsi pelestarian lingkungan. Secara substansial pembangunan sektor pertanian merupakan wujud pemberdayaan ekonomi rakyat dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan petani yang diwujudkan melalui pemanfaatan potensi dan peluang yang ada. Lahan di Kota Semarang yang digunakan untuk sektor pertanian termasuk di dalamnya sektor kehutanan dan perikanan darat sekitar 53,6% dari luas Kota Semarang. Strategi pembangunan pertanian di Kota Semarang diarahkan pada pemanfaatan sumber daya pertanian baik alam maupun manusia secara optimal dengan prinsip-prinsip: pemerataan, partisipasi, pemberdayaan, kesinambungan, keserasian, dan keberlanjutan (sustainable). Potensi sektor pertanian sebagaimana tertuang dalam Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011–2031 dimana terdapat kawasan yang diperuntukkan untuk pertanian, yaitu: 1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan berada di Kecamatan Genuk, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Tembalang, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Tugu; 2) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura berada di Kecamatan Tembalang, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan. Berdasarkan pendekatan kawasan tersebut serta berbasis pada komoditas unggulan daerah, pembangunan pertanian Kota Semarang diarahkan kepada pengembangan pusat-pusat komoditas hortikultura unggulan, yaitu:

Transcript of C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/3....

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 1 5

C. PRIORITAS URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

1. URUSAN PILIHAN PERTANIAN

1.1 KONDISI UMUM

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan Kota Semarang terutama dalam pengentasan kemiskinan. Penduduk Kota Semarang yang bekerja di sektor pertanian sebesar 6,6% dari jumlah penduduk Kota Semarang yang terbagi menjadi 59% petani sendiri dengan penguasaan lahan yang kecil (rata-rata 0,3 ha) dan 49% buruh tani yang tidak mempunyai lahan sendiri. Peranan penting sektor pertanian lainnya antara lain: penyedia input bagi industri terutama yang berbasis pertanian, penyedia bahan pangan, serta fungsi pelestarian lingkungan.

Secara substansial pembangunan sektor pertanian merupakan wujud pemberdayaan ekonomi rakyat dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan petani yang diwujudkan melalui pemanfaatan potensi dan peluang yang ada. Lahan di Kota Semarang yang digunakan untuk sektor pertanian termasuk di dalamnya sektor kehutanan dan perikanan darat sekitar 53,6% dari luas Kota Semarang. Strategi pembangunan pertanian di Kota Semarang diarahkan pada pemanfaatan sumber daya pertanian baik alam maupun manusia secara optimal dengan prinsip-prinsip: pemerataan, partisipasi, pemberdayaan, kesinambungan, keserasian, dan keberlanjutan (sustainable).

Potensi sektor pertanian sebagaimana tertuang dalam Perda Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011–2031 dimana terdapat kawasan yang diperuntukkan untuk pertanian, yaitu: 1) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan berada di

Kecamatan Genuk, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Tembalang, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Tugu;

2) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura berada di Kecamatan Tembalang, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan.

Berdasarkan pendekatan kawasan tersebut serta berbasis pada komoditas unggulan daerah, pembangunan pertanian Kota Semarang diarahkan kepada pengembangan pusat-pusat komoditas hortikultura unggulan, yaitu:

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 1 6

1) Hortikultura buah-buahan di Kecamatan Mijen; 2) Tanaman obat di Kecamatan Mijen, Gunungpati, Ngaliyan,

Banyumanik, dan Tembalang; 3) Tanaman hias di Kecamatan Gajahmungkur, Genuk, Tembalang,

Banyumanik, dan Mijen. 1.2 PROGRAM DAN KEGIATAN

Kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam Urusan Pilihan Pertanian Pada tahun 2013 diimplementasikan melalui berbagai program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program Penunjang Urusan Pilihan Pertanian:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan: - Penyediaan Jasa Surat Menyurat: - Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik: - Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja; - Penyediaan Alat Tulis Kantor; - Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan; - Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor; - Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor; - Penyediaan Peralatan Rumah Tangga; - Penyediaan Makanan dan Minuman; - Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah; - Rapat-Rapat Koordinasi & Konsultasi ke Dalam Daerah.

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan: - Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional; - Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor; - Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan; - Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional; - Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor.

c. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan: - Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD; - Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran; - Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran; - Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun;

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 1 7

- Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu. 2. Program Pelaksana Urusan Pilihan Pertanian:

a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan kegiatan: - Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agrobisnis.

b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan: - Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan

Daerah. c. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan

kegiatan: - Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan; - Revitalisasi Kebun Dinas.

d. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan kegiatan: - Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular

Ternak. e. Program Peningkatan Produksi Peternakan dengan kegiatan:

- Pengembangan Agribisnis Peternakan.

1.3 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Pelaksanaan Urusan Pilihan Pertanian selama tahun 2013 yang

terealisasikan dalam beberapa program dan kegiatan telah menghasilkan capaian yang dapat dilihat melalui indikator sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Capaian pada program Peningkatan Kesejateraan Petani dapat

dilihat pada tabel indikator kinerja sebagai berikut :

NO URUSAN

PEMERINTAHAN/PROGRAM

INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2013

CAPAIAN TAHUN 2012

REALISASI TAHUN 2013

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

1. NTP (Nilai Tukar Petani) 100 105,78* 106,73* 2. Jumlah petani 45.200

orang 45.100 orang

45.100 orang

3. Penyuluhan dan pendampingan petani

13.933 kegiatan

13.933 kegiatan

9.892 kegiatan

4. Jumlah tenaga penyuluh pertanian 27 orang 27 orang 27 orang 5. Jumlah kelembagaan tani yang

terbina 337

kelompok 337

kelompok 323

kelompok Sumber : Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2013

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur tingkat kesejahteraan petani, dimana petani dikatakan sejahtera jika nilai NTP lebih dari 100. Dibandingkan tahun 2012, NTP tahun 2013 relatif naik sebesar 0,9% yaitu dari 105,78 menjadi 106,73. Kenaikan NTP mengindikasikan bahwa

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 1 8

program-program kebijakan pembangunan pertanian yang dilakukan pemerintah berhasil meningkatkan kesejahteraan petani.

Pada tahun 2013 kapasitas SDM petani menunjukkan kemajuan, dimana terdapat 8 kelompok tani mengalami kenaikan kelas dalam klasifikasi kelompok tani. Adapun jumlah kelompok tani berkurang sebanyak 22 kelompok karena kondisi kelompok yang tidak aktif dan setelah dilakukan penilaian kelas kelompok tani didapati bahwa ke-22 kelompok tersebut sudah tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah kelompok tani melainkan sebagai kelompok masyarakat. Berkurangnya jumlah kelompok tani berimplikasi pada berkurangnya jumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani sehingga jumlah penyuluhan dan pendampingan petani tidak memenuhi target yang ditetapkan pada tahun 2013.

2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan Capaian pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/ Perkebunan dapat dilihat pada tabel indikator kinerja sebagai berikut :

NO URUSAN PEMERINTAHAN/PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN 2013

CAPAIAN TAHUN 2012

REALISASI TAHUN 2013

1. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan

1. Pameran tingkat lokal dan pameran tingkat nasional

10 kegiatan

9 kegiatan 10 kegiatan

Sumber : Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2013

Tahun 2013 promosi produk pertanian unggulan meningkat 11%, yaitu dari 9 pameran yang diikuti pada tahun 2012 bertambah menjadi 10 pameran yang diikuti pada tahun 2013 sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk kegiatan pasar murah, mulai tahun 2013 tidak dilaksanakan tersendiri tetapi diakomodir pada pameran-pameran yang berskala lokal Kota Semarang.

3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Capaian pada Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

dapat dilihat pada tabel indikator kinerja sebagai berikut :

NO URUSAN PEMERINTAHAN/PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN

2013 CAPAIAN TAHUN

2012 REALISASI

TAHUN 2013 1. Program Peningkatan

Produksi Pertanian/ Perkebunan

1. Luas areal lahan sawah yang ditanami padi

3.750 Ha 3.827 Ha 3.816,6 Ha

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 1 9

NO URUSAN PEMERINTAHAN/PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN

2013 CAPAIAN TAHUN

2012 REALISASI

TAHUN 2013 2. a. Padi

b. Palawija c. Durian

d. Anggrek

e. Temulawak f. Kelapa dalam

41.293,89 ton

20.277,19 ton

27.825,49 kw

758.451,42 tangkai 1.751,46

ton 871,41

Ton

40.091,16 ton

20.076,43 ton

27.549 kw

750.942 tangkai 1.725,58

ton 794,92

ton

38.426,89 ton

12.958,81 ton

11.898 kw

304.905 tangkai 1.030,31

ton 412,16

ton 3. Pelaksanaan

Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)

2 kelompok 2 kelompok 2 kelompok

4. Presentase area terserang Organisme Pangganggu Tanaman (OPT) yang dapat dikendalikan

90 % 90 % 90 %

5. Presentase area terserang Organisme Pangganggu Tanaman (OPT) yang dapat dikendalikan dengan agensia hayati

5 % 5 % 5 %

Sumber : Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2013

Luas areal lahan sawah yang ditanami padi pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 tetapi realisasi tahun 2013 melebihi target yang telah ditetapkan. Secara umum sektor pertanian Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami penurunan produksi. Dampak perubahan iklim seperti curah hujan yang tinggi dan musim yang tidak menentu dapat mempengaruhi luas panen dan produktivitas tanaman. Pada subsektor tanaman pangan, penurunan luas panen menyebabkan produksi turun meskipun di sisi lain produktivitas berhasil naik dengan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Pada subsektor hortikultura (tanaman buah, bunga, dan obat), curah hujan yang tinggi pada saat pertumbuhan generatif menyebabkan produktivitas tanaman menjadi rendah sehingga produksi turun. Pada subsektor perkebunan dengan komoditas utama kelapa dalam produksi turun sebesar 48,15%, implikasi dari berkurangnya areal tanaman kelapa dalam, yaitu sebesar 8,18%. Rendahnya kepemilikan lahan menyebabkan usaha budidaya perkebunan kurang menguntungkan sehinggan petani banyak yang beralih ke komoditas lain terutama hortikultura buah-buahan.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 0

Curah hujan yang tinggi juga memicu berkembangnya hama dan penyakit tanaman yang berdampak pada penurunan produktivas tanaman. Meskipun demikian, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tersebut dapat dikendalikan seluruhnya berkat dilaksanakanya Sekolah lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Capaian pada Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Ternak dapat dilihat pada tabel indikator kinerja sebagai berikut :

NO URUSAN PEMERINTAHAN/PROGRAM INDIKATOR KINERJA

TARGET TAHUN 2013

CAPAIAN TAHUN 2012

REALISASI TAHUN 2013

1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

1. Peningkatan populasi ternak yang terobati/vaksin untuk mencegah penyakit hewan menular

1.200 ekor 1.100 ekor 1.680 ekor

2. Peningkatan frekuensi pemeriksaan bahan asal hewan ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal)

3.300 kali 3.300 kali 3.300 kali

3. Hewan ternak mati - 5 ekor 24 ekor Sumber : Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2013

Populasi ternak yang diberi vaksin untuk mencegah penyakit hewan menular pada tahun 2013 mencapai 1.680 ekor melebihi target yang ditetapkan. Sepanjang tahun 2013 penyebaran penyakit menular ternak di Kota Semarang dapat dikendalikan sehingga meskipun terdapat kematian pada beberapa hewan/ternak yang terinfeksi penyakit menular ternak (flu buruung, BEF (bovine ephemeral fever), fasiciolosis, helminthiasi, scabies, dan pneumonia) tetapi tidak sampai pada tingkat yang dapat menimbulkan wabah/epidemi yang meluas yang dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan manusia maupun mempengaruhi kondisi perekonomian Kota Semarang. Di bidang kesmavet, peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) baik di pasar swalayan maupun tradisional dapat dipertahankan ke-ASUH-annya melalui pengawasan dan pemeriksaan BAH yang ketat dan intensif, terlihat dari tingginya frekuensi pemeriksaan BAH selama tahun 2013.

5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Capaian pada Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Ternak dapat dilihat pada tabel indikator kinerja sebagai berikut :

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 1

NO URUSAN

PEMERINTAHAN/ PROGRAM

INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2013

CAPAIAN TAHUN 2012

REALISASI TAHUN 2013

1. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

1. Populasi sapi potong Produksi daging non unggas Produksi daging unggas Produksi susu Produksi telur

5.497 ekor

5.982.694 kg

7.605.814 kg

3.846.813 lt

6.708.241 kg

5.443 ekor

5.923.459 kg

7.530.509 kg

3.332.523 lt

6.641.823 kg

4.642 ekor

5.848.891 kg

7.505.153 kg

3.009.036 lt

8.316.301 kg

2. Peningkatan populasi ternak bantuan pemerintah

278 ekor

268 ekor

466 ekor

3. Jumlah promosi produk peternakan yang diikuti

6 kegiatan 6 kegiatan 6 kegiatan

Sumber : Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2013

Tahun 2013 produksi hasil peternakan mengalami penurunan terutama pada komoditas daging dan susu, yaitu berturut-turut 0,8% dan 9,71%. Kelangkaan sapi potong dan harga yang tinggi menyebabkan berkurangnya penyebelihan sapi sehingga konsumen beralih ke produk beku maupun olahan. Dampak lain kondisi tersebut adalah meningkatnya permintaan telur untuk memenuhi kebutuhan protein. Kelangkaan sapi potong juga mengakibatkan berkurangnya populasi sapi perah karena dipotong untuk mencukupi kebutuhan daging sehingga produksi susu ikut berkurang. Sementara itu, bantuan stimulan yang diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan populasi ternak sapi dan kambing, belum dapat berkonstribusi pada peningkatan produksi daging secara signifikan meskipun jumlah ternak bantuan pemerintah tersebut naik 74% dari tahun 2012. 1.4 SKPD PENYELENGGARA URUSAN

Urusan Pilihan Pertanian dilaksanakan oleh 2 SKPD yaitu Dinas Pertanian dan Sekretariat Daerah

1.5 JUMLAH PEGAWAI

Jumlah Pegawai Yang Melaksanakan Urusan Pilihan Pertanian adalah sebanyak 78 orang terdiri dari Bagian Perekonomian sebanyak 4 orang dan Dinas Pertanian sebanyak 74 orang.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 2

1.6 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN

Total anggaran yang dialokasikan untuk Urusan Pilihan Pertanian pada tahun 2013 sebesar Rp.6.459.042.000,- dengan realisasi untuk setiap program dan kegiatan disajikan dalam tabel di bawah : Program Penunjang Urusan Pilihan Pertanian: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan dan

anggaran sebagai berikut:

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 69.964.000 65.367.000 93,43 2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 136.800.000 109.118.636 79,77 3. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 13.000.000 13.000.000 100,00 4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 18.744.000 18.743.980 100,00 5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 20.690.000 20.690.000 100,00 6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Bangunan Kantor 14.695.500 4.695.500 31,95

7. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 139.650.000 133.559.646 95,64 8. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 2.500.000 2.500.000 100,00 9. Penyediaan Makanan dan Minuman 40.000.000 39.990.000 99,98 10. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 154.710.000 154.701.340 99,99 11. Rapat-Rapat Koordinasi & Konsultasi ke Dalam Daerah 14.000.000 14.000.000 100,00

JUMLAH PROGRAM 624.753.500 576.366.102 92,25

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan

kegiatan dan anggaran sebagai berikut:

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 260.000.000 231.769.000 89,14 2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 88.616.000 87.720.000 98,99 3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 24.000.000 22.663.500 94,43 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 162.037.000 159.069.950 98,17 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 9.500.000 9.499.000 99,99 JUMLAH PROGRAM 544.153.000 510.721.450 93,86

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan dengan kegiatan serta anggaran sebagai berikut:

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD 48.000.000 46.110.000 96,06

2. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran 2.000.000 1.820.000 91,00 3. Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran 1.000.000 910.000 91,00 4. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun 1.000.000 910.000 91,00 5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu 24.720.000 24.720.000 100,00 JUMLAH PROGRAM 76.720.000 74.470.000 97,07

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 3

Program Pelaksana Urusan Pilihan Pertanian: 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan kegiatan dan

anggaran sebagai berikut :

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku

Agrobisnis 536.435.500

529.352.000 98,68

JUMLAH PROGRAM 536.435.500 529.352.000 98,68

2. Program Peningkatan Ketahanan pangan / perkebunan dengan

kegiatan dan anggaran sebagai berikut :

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : SETDA (BAG. PEREKONOMIAN) 1. Koordinasi perumasan kebijakan pertanahan dan

infrastruktur pertanahan dan perdesaan 750.214.000

607.431.662 80.97

JUMLAH PROGRAM 750.214.000 607.431.662 80.97

3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

dengan kegiatan dan anggaran sebagai berikut:

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan Unggulan

Daerah 136.779.000 130.789.000 95,62

JUMLAH PROGRAM 136.779.000 130.789.000 95,62

4. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan

kegiatan dan anggaran sebagai berikut:

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan; 1.229.672.000 1.157.841.650 94,16 2. Revitalisasi Kebun Dinas 681.900.000 660.091.985 96,80 JUMLAH PROGRAM 1.911.572.000 1.817.933.635 95,10

5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan

kegiatan dan anggaran sebagai berikut:

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Menular Ternak 523.415.000 515.892.500 98,56

JUMLAH PROGRAM 523.415.000 515.892.500 98,56

6. Program Peningkatan Produksi Peternakan dengan kegiatan dan

anggaran sebagai berikut:

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 4

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN (RP)

REALISASI ANGGARAN

(RP)

PRESEN TASE ( % )

SKPD : DINAS PERTANIAN 1. Pengembangan Agribisnis Peternakan 1.355.000.000 1.215.937.725 89,74 JUMLAH PROGRAM 1.355.000.000 1.215.937.725 89,74

1.7 PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan pembangunan Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dalam Forum SKPD. Dari hasil tersebut dijabarkan dalam RKPD dan Renja SKPD untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA dan DPA SKPD. Seluruh dokumen perencanaan tersebut difasilitasi dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMPERDA) dan hasilnya adalah keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang setiap tahun. 1.8 SARANA DAN PRASARANA

Secara umum, pada tahun 2013, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pada masing-masing SKPD dan tiap-tiap urusan pemerintahan cukup bervariasi. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2013 mampu mendukung kinerja seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, tanpa ada kendala yang cukup berarti. 1.9 PERMASALAHAN

Permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan Urusan Pilihan Pertanian pada tahun 2013 adalah: 1) Rendahnya kualitas dan kuantitas sumber daya pertanian. Dari segi

kuantitas yaitu berkurangnya lahan pertanian produktif karena alih fungsi lahan akibat dari urban spraw; serta pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi, transportasi, dan unit pengolahan yang belum optimal. Sedangkan dari segi kualitas yaitu penggunaan pupuk an-organik yang masih cukup tinggi yang berpotensi mendegradasi kesuburan tanah, tingkat pendidikan petani yang relatif masih rendah, kelembagaan petani (kelompok tani) yang masih lemah, serta keterbatasan sumber daya penyuluh/pembina.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 5

2) Pengurangan subsidi saprotan (pupuk, benih, obat-obatan OPT,dll) menyebabkan biaya produksi semakin tinggi, tidak sebanding dengan harga jual produk pertanian.

3) Akses permodalan petani lemah sehingga kemampuan untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapaipun masih di bawah produktivitas potensial.

4) Dampak perubahan iklim yaitu curah hujan yang tinggi dan kekeringan mengakibatkan fluktuasi dan penurunan produktivitas pertanian.

5) Lemahnya pemasaran hasil produksi pertanian dikarenakan diantaranya oleh terbatasnya kemampuan petani dalam penawaran produk yang dihasilkan, serta penanganan produk produk mulai dari panen sampai pascapanen yang belum dilakukan dengan baik.

6) Rendahnya produksi peternakan karena kelangkaan hijauan pakan ternak serta sistem budidaya ternak yang belum optimal karena ketrampilan yang rendah dan modal usaha yang kecil.

7) Masih dijumpai bahan pangan asal hewan (BAH) yang berasal dari luar Kota Semarang yang tidak memenuhi standard ASUH (aman, sehat, utuh, dan halal) yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

8) Keterbatasan obat-obatan, pelayanan kesmavet, biosecurity dan pemeriksaan fisik hewan ternak serta pemantauan reproduksi ternak, higiene dan sanitasi pemeliharaan ternak menyebabkan penanganan penyakit menular ternak belum bisa optimal meskipun secara umum penyebaran penyakit menular ternak dapat dikendalikan.

1.10 TINDAK LANJUT

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada Urusan Pilihan Pertanian di tahun 2013 untuk bahan evaluasi pelaksanaan tahun 2014 adalah: 1) Meningkatkan kegiatan pembinaan dan penyuluhan pertanian untuk

mempercepat penyebaran informasi pertanian serta introduksi teknologi baru baik pra maupun pascapanen yang tepat guna.

2) Memberikan bantuan sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan, dll) yang bersifat stimulan kepada petani serta perbaikan infrastuktur pertanian untuk meningkatkan produktivitas.

3) Meningkatkan fasilitasi kerjasama permodalan dengan koperasi maupun perbankan serta pemberian bantuan stimulan bagi petani.

4) Mengembangkan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim terutama untuk meminimalisir dampaknya terhadap pertanian.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 6

5) Meningkatkan kerjasama pemasaran baik dari segi kuantitas dan kualitas dengan menjalin kemitraan antara pelaku usaha agribisnis dengan kelompok-kelompok tani; meningkatkan dan memperkuat organisasi petani untuk meningkatkan skala usaha dan posisi tawar petani.

6) Meningkatkan pengembangan budi daya ternak melalui pemberdayaan kelompok tani ternak serta meningkatkan peran kelompok afinitas desa mandiri pangan dalam pengelolaan peternakan.

7) Meningkatkan pengawasan peredaran BAH di Kota Semarang serta meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan penangulanggan penyakit menular ternak terutama yang bersifat zoonosis yaitu flu burung melalui biosecurity dan peningkataan kesadaran masyarakat tentang risiko kesehatan dari kegiatan pemeliharaan hewan/ternak.

8) Meningkatkan kegiatan pemantauan ternak dan pemberian vaksin untuk menghindari penyebaran penyakit menular.

1.11 PRESTASI / PENGHARGAAN

Penghargaan yang diterima Kota Semarang di bidang pertanian pada tahun 2013 : 1) Juara II Lomba Lembaga Keuangan Mikro (LKM)Tingkat Provinsi Jawa

Tengah yang diraih oleh Gapoktan Jati Asri dari Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang dengan Ketua SRI UTAMI.

2) Juara III Lomba Gapoktan Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diraih oleh Gapoktan Wijaya dari Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen dengan ketua ISAK SAGITA.

3) Juara III Lomba Pos Penyuluh Desa (Posluhdes) Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diraih oleh Posluhdes Kelurahan Tambangan Kecamatan Mijen dengan ketua SUNARDI.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 7

2. URUSAN PILIHAN KEHUTANAN

2.1 KONDISI UMUM

Hutan mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan menjadi tempat tinggal berbagai makhluk hidup dan berbagai sumber daya lainnya. Keberadaan hutan memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat hutan secara langsung antara lain penyediaan kayu, hewan, hasil tambang, juga berfungsi sebagai paru-paru dunia dimana tumbuhan di hutan menyerap karbondioksida dan memproduksi oksigen. Manfaat tidak langsung yaitu sebagai media pengaturan tata air alami serta pencegahan erosi dan banjir, serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi maupun perlindungan.

Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undang-undang tersebut, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Keberadaan hutan sangat ditentukan pada tinggi rendahnya kesadaran manusia akan arti penting hutan di dalam pemanfaatan dan pengelolaan hutan sehingga hutan jangan hanya dimanfaatkan sebagai salah satu faktor produksi saja namun juga harus dijaga kelestariannya.

Pembangunan kehutanan di Kota Semarang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi kayu hutan rakyat tetapi lebih diutamakan untuk pengurangan lahan kritis. Hal ini dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan sebagai wilayah serapan air dan ruang terbuka hijau mengingat kondisi topografi Kota Semarang yang rawan terhadap erosi dan banjir. Selain itu akibat pemekaran kota yang terjadi di Kota Semarang telah menyebabkan berkurangnya daerah resapan air terutama di kawasan Semarang atas yang meningkatkan kerentanan kawasan di bawahnya terhadap banjir.

Penghijauan tingkat kota dan pembangunan hutan kota dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan guna menjaga kondisi lingkungan hidup. Di sisi lain untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam perbaikan lingkungan hidup, Pemerintah Kota Semarang bersama elemen masyarakat lainnya ikut serta dalam lomba penghijauan baik di tingkat propinsi maupun tingkat nasional.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 8

2.2 PROGRAM DAN KEGIATAN

Kebijakan pada Urusan Pilihan Kehutanan pada tahun 2013 diarahkan pada terwujudnya sumberdaya alam/hutan yang berfungsi sebagai media pengatur tata air dan kelestarian lingkungan yang direalisasikan melalui Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan rincian kegiatan: 1) Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi

Hutan dan Lahan; 2) Bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kehutanan Rehabilitasi

Sumberdaya Alam/hutan; 3) Pendampingan dan Pengelolaan Bantuan Dana Pemerintah Pusat

(DAK) Kehutanan.

2.3 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Pelaksanaan Urusan Pilihan Kehutanan selama tahun 2013

menghasilkan capaian sebagai berikut :

NO URUSAN

PEMERINTAHAN/PROGRAM

INDIKATOR KINERJA TARGET

TAHUN 2013 CAPAIAN

TAHUN 2012 REALISASI

TAHUN 2013

1. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Luas lahan produktif di dalam hutan produksi

1.559,7 ha 1.559,7 ha 1.559,7 ha

2. Luas lahan kritis 784,06 ha 816,73 ha 962,5 ha 3. Produksi kayu hutan

rakyat 8.055,79 m3 7.806 m3 4.545,79 m3

4. Luas penanaman penghijauan

1.600.000 pohon

1.682.530 pohon

1.740.214 pohon

Sumber : Dinas Pertanian Kota Semarang Tahun 2013

Luas lahan kritis di Kota Semarang pada tahun 2013 mengalami peningkatan karena banyaknya kegiatan penambangan (galian C) untuk pembangunan infrastruktur kota yang menyebabkan munculnya lahan kritis baru padahal lahan kritis yang lama belum sepenuhnya terehabilitasi. Rehabilitasi lahan kritis melalui penanaman penghijauan mengalami kenaikan sebesar 3,43 % melebihi target yang telah ditetapkan pada tahun 2013. Selain itu juga luas lahan produktif di dalam hutan untuk meningkatkan fungsi hutan dapat dipertahankan sebesar 1.559,7 ha.

Sedangkan produksi kayu hutan rakyat mengalami penurunan karena populasi tanaman yang siap panen berkurang dan disisi lain masih banyak tanaman yang umurnya belum cukup untuk dipanen. 2.4 SKPD PENYELENGGARA URUSAN

Urusan Pilihan Kehutanan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 2 9

2.5 JUMLAH PEGAWAI

Jumlah Pegawai Yang Melaksanakan Urusan Pilihan Kehutanan adalah sebanyak 8 orang.

2.6 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN

Total anggaran yang dialokasikan untuk Urusan Pilihan Kehutanan pada tahun 2013 sebesar Rp.491.025.000,- dengan perincian adalah sebagai berikut : Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

NO PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN

(RP) REALISASI

ANGGARAN (RP) PRESEN TASE

( % ) SKPD : DINAS PERTANIAN

1. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

233.389.000 226.189.000 96,92

2. Bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kehutanan Rehabilitasi Sumberdaya Alam/hutan

222.636.000 197.635.000 88,77

3. Pendampingan dan Pengelolaan Bantuan Dana Pemerintah Pusat (DAK) Kehutanan

35.000.000 32.971.000 94,20

JUMLAH PROGRAM 491.025.000 456.795.000 93,30

2.7 PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan pembangunan Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dalam Forum SKPD. Dari hasil tersebut dijabarkan dalam RKPD dan Renja SKPD untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA dan DPA SKPD. Seluruh dokumen perencanaan tersebut difasilitasi dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMPERDA) dan hasilnya adalah keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang setiap tahun. 2.8 SARANA DAN PRASARANA

Secara umum, pada tahun 2013, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pada masing-masing SKPD dan tiap-tiap urusan pemerintahan cukup bervariasi. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2013 mampu mendukung kinerja seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, tanpa ada kendala yang cukup berarti.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 3 0

2.9 PERMASALAHAN

Permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan Urusan Pilihan Kehutanan pada tahun 2013 adalah: 1. Pertumbuhan kota (urban sprawl) yang cepat menyebabkan

banyaknya alih fungsi lahan sehingga daerah resapan air dan daya dukungnya terhadap DAS berkurang.

2. Kurangnya hijaunya (greenary) di Kota Semarang turut andil terhadap tingginya emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab utama pemanasan global.

3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan penghijauan lingkungan sehingga upaya rehabilitasi hutan dan lahan belum sepenuhnya dapat terlaksana secara optimal se-Kota Semarang, dan konservasi lingkungan hidup belum dapat sepenuhnya diwujudkan.

4. Laju abrasi pantai yang cepat dan gelombang besar menghambat rehabilitasi mangrove.

2.10 TINDAK LANJUT

Upaya yang direncanakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam Urusan Pilihan Kehutanan yaitu: 1. Meningkatkan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan untuk

menambah carbon sink dan meningkatkan daerah resapan air melalui penghijauan lingkungan, pembuatan hutan (kota dan rakyat), dan pemeliharaan hutan (kota dan rakyat).

2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan penghijauan lingkungan.

3. Meningkatkan rehabilitasi mangrove kawasan pesisir. 2.11 PRESTASI / PENGHARGAAN

Penghargaan yang diterima Kota Semarang pada tahun 2013 adalah ”Penghargaan Pertama Lomba Walikota Peduli Penghijauan Tingkat Provinsi Jawa Tengah”.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 3 1

3. URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

3.1 KONDISI UMUM

Wilayah kota Semarang secara umum struktur daerahnya terdiri atas tiga bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Dengan karakteristik daerah patahan tanah bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, dengan struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak teratur), heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor.

Posisi wilayah patahan melintas di wilayah sekitar aliran sungai Kaligarang yang membujur dari arah Utara sampai Selatan disepanjang Kaligarang yang berbatasan dengan bukit Gombel. Lebih Khusus Patahan ini bermula dari Ondorante ke arah Utara hingga Bendan Duwur, tebing terjal di Ondorante, dan pelurusan Kaligarang serta beberapa mata air di Bendan Duwur. Selanjutnya Wilayah patahan lainnya adalah Meteseh, perumahan Bukit Kencana Jaya dengan arah patahan melintas dari Utara ke Selatan,Secara fisik Patahan ini merupakan patahan geser, ditandai adanya zona sesar.

Kondisi Geologi Wilayah Kota Semarang yang merupakan bentukan lapisan tanah aluvial / endapan dari beberapa sungaiyang memiliki jenis lapisan tanah berupa struktur pelapukan, endapan, dan lanau yang dalam , secara teknis topografis merupakan 60 % daerah Pegunungan, dan 40 % daerah dataran.

Sesuai amanat Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan PP nomor 43 tahun 2008 tentang air tanah bahwa pengelolaan tidak lagi menjadi monopoli Pemerintah Pusat tetapi diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah yang dibagi sesuai kewenangannya.

Berdasarkan letak, Kota Semarang berada pada Cekungan Air Tanah lintas Kabupaten/Kota yaitu Cekungan Air Tanah Ungaran dan Cekungan Air Tanah Semarang-Demak maka pengelolaan air tanah wilayah Cekungan Air Tanah Kota Semarang masih menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi dalam memberikan rekomendasi teknis penerbitan izin Pemakaian/ Pengusahaan Air Tanah. Sedangkan wewenang perijinan sudah dilimpahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota.

Dalam pemenuhan kebutuhan air baku Kota Semarang saat ini masih dengan memanfaatkan air bawah tanah untuk berbagai kegiatan usaha, diantaranya karena pemenuhan kebutuhan Air Bersih karena pengelolaan air permukaan belum mencukupi. Namun perlu disadari

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 3 2

bersama bahwa cadangan air bawah tanah di wilayah Kota Semarang semakin mengkhawatirkan seiring bertambahnya penduduk, maupun karena pertumbuhan industri.

Oleh karenanya pengambilan air bawah tanah oleh pribadi dan pelaku usaha perlu dikendalikan sehingga pemanfaatannyatetap sesuai dengan kemampuannya. Pengambilan Pemanfaatan air bawah tanah yang kurang terkendali diyakini mengakibatkan terjadinya kerusakan tata air tanah, semakin meluasnya sebaran zona air tanah asin dan amblesan tanah yang justru merugikan masyarakat.

3.2 PROGRAM DAN KEGIATAN Kebijakan pada Urusan energi dan sumberdaya mineral diarahkan pada pengelolaan Energi dan Sumberdaya Mineral dengan memperhatikan prinsip keberlanjutannya bagi generasi yang akan datang dan sedapat mungkin tidak mengkonsumsi langsung, melainkan memperlakukannya sebagai input untuk proses produksi berikutnya yang dapat menghasilkan nilai tambah yang optimal serta pemanfaatan Energi dan Sumberdaya Mineral yang diimbangi dengan upaya reklamasi dan sistem pengelolaan yang lebih ramah lingkungan.

Program-program pembangunan pada Urusan energi dan sumberdaya mineral yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan 2. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang

Berpotensi Merusak Lingkungan Program-program ini dilaksanakan dalam rangka pengendalian, pembinaan, pengawasan kegiatan Pengambilan Air Tanah yang ditenggarai salah satu penyebab penurunan tanah di wilayah Kota Semarang dan kegiatan Pengambilan Galian C / Mineral Batuan. 3.3 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Pelaksanaan Kegiatan / program urusan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2013 telah menyusun Naskah

Akademik Pengelolaan Pengangkutan Galian Tanah (semula Galian C) sebagai kerangka dasar pertimbangan untuk menyusun Rancangan Peraturan Daerah harapannya kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dalam pembahasan Raperdanya oleh bersama oleh DPRD Kota Semarang.

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 3 3

2. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan Capaian kinerja Program ini dapat dilihat antara lain sebagai berikut :

a) Berdasarkan hasil pendataan, jumlah sumur bor (ABT) yang ada di wilayah Kota Semarang adalah sebagai berikut :

NO TAHUN JUMLAH SUMUR KAP PRODUKSI (M3/THN)

1 1990 300 23.000.000 2 1995 320 27.000.000 3 2000 1.050 38.000.000 4 2009 1.700 45.000.000 5 2010 1.929 48.000.000 6 2011 3852 90.000.000 7 2012 3924 102.000.000 8 2013 4046 104.965.665

Sumber : Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang Tahun 2013

b) Program ini juga diarahkan pada penguatan data dan dalam hal penyediaan air baku bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang belum terjangkau pelayanan PDAM, Pemerintah Kota selama 5 tahun terus berupaya memberikan layanan jangkuan air bersih, pada daerah yang tidak terjangkau jaringan PDAM, daerah rawan air bersih dan kekeringan melalui kegiatan pembangunan sumur-sumur air tanah di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Tugu, Mijen, Candisari, Tembalang Pedurungan dan Gunungpati. Kegiatan tersebut untuk satu unit sumur dapat mencukupi kebutuhan warga ± 200 KK dengan debit pengambilan 1,5 l/dt. Dalam kegiatan pengeboran tetap mempertimbangkan konteks konservasi sesuai kajian teknis, konstruksi dan design pengeboran sumur yang mengatur kedalaman pemasangan pipa, saringan, pompa, pembatasan debit pengambilan air tanah dan larangan pengambilan air tanah pada zona merah. Namun masih dalam konteks pengendalian seperti, pembangunan sumur/ pemberian ijin rekomendasi dilakukan di luar zona Merah Pengambilan ABT.

c) Dalam hal kegiatan Penambangan Galian C upaya yang dihasilkan produk galian tanah atau batu bata, sebagai permintaan akan Pembangunan dilakukan dalam kerangka pengendalian, Adapun hasil pendataan luas dan Perkiraan produksi golongan galian C khusus tanah urug di Kota Semarang meliputi :

No Lokasi

Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah Penambang (Org)

Produksi Khusus tanah Urug (m3/hari)

Jumlah Penambang

(Org)

Produksi khusus tanah urug (m3/Hari) Kecamatan Kelurahan

1 Tembalang Mangunharjo + 60 + 240 1 240 Rowosari + 20 + 1.200 2 1280 Tandang 0 0 1 80 Meteseh 0 0 1 5

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 3 4

No Lokasi

Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah Penambang (Org)

Produksi Khusus tanah Urug (m3/hari)

Jumlah Penambang

(Org)

Produksi khusus tanah urug (m3/Hari) Kecamatan Kelurahan

2 Ngaliyan Ngaliyan + 10 + 80 2 160 Bambankerep

Kalipancur + 10

0 + 120

0 1 1

120 50

Wonosari 0 0 1 60 3 Gunungpati Sukorejo 0 0 1 40 Mangunsari 0 0 1 120 Cepoko 0 0 1 20 Ngadirgo 0 0 1 20 4 Mijen Kedungpane

Polaman Tambangan Jatibarang

+ 20 + 20

0 0

+ 160 + 10

0 0

0 0 1

1 (BSB)

0 0

60 100

Wates 0 0 1 25

Sumber : Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang Tahun 2013

Dari Potret Tabel produksi golongan galian C khusus tanah urug terjadi peningkatan utamanya terkait permintaan tanah urug dalam rangka kepentingan pembangunan perumahan/ permukiman yang sangat diperlukan. Untuk itu perlu perangkat / regulasi dalam pengendalian tata cara galian tanah.

3.4 SKPD PENYELENGGARA URUSAN

Urusan pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral dilaksanakan oleh Dinas PSDA dan ESDM

3.5 JUMLAH PEGAWAI

Jumlah Pegawai Yang Melaksanakan Urusan pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebanyak 17 orang

3.6 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN

Alokasi dana yang disediakan untuk pelaksanaan program/kegiatan dalam Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral pada tahun 2013 sebesar Rp. 480.000.000 (Empat Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah )untuk pelaksanaan tugas teknis pada urusan Energi dan Sumberdaya Mineral.

Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral adalah sebagai berikut : 1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

Kegiatan yang dilaksanakandalam Program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSENTASE REALISASI

(%) SKPD : Dinas PSDA & ESDM 1 Penyusunan PERATURAN DAERAH Galian C 280.000.000 19.229.050 6,68 JUMLAH PROGRAM 280.000.000 19.229.050 6,68

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ( L P P D ) KOTA SEMARANG TAHUN 2013

4 3 5

2. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp.)

REALISASI ANGGARAN

(Rp.)

PERSENTASE REALISASI

(%) SKPD : Dinas PSDA & ESDM 1 Monitoring Air Bawah Tanah 100.000.000 50.696.500 50,70 2 Monitoring Galian C 100.000.000 16.691.500 16,69

JUMLAH PROGRAM 200.000.000 67.388.000 67,39

3.7 PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan pembangunan Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dalam Forum SKPD. Dari hasil tersebut dijabarkan dalam RKPD dan Renja SKPD untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA dan DPA SKPD. Seluruh dokumen perencanaan tersebut difasilitasi dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMPERDA) dan hasilnya adalah keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang setiap tahun. 3.8 SARANA DAN PRASARANA

Secara umum, pada tahun 2013, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pada masing-masing SKPD dan tiap-tiap urusan pemerintahan cukup bervariasi. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2013 mampu mendukung kinerja seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, tanpa ada kendala yang cukup berarti. 3.9 PERMASALAHAN

Pada pelaksanaan kegiatan Tahun 2013 diidentifikasi kendala yaitu: 1. Melihat Perkembangan Peningkatan Produksi Tanah Galian kiranya

Pengelolaan galian C belum sepenuhnya optimal dilaksanakan karena kendala belum terselesaikannya regulasi Peraturan Daerah galian c termasuk aturan teknis pola pengendaliannya, namun dalam pelaksanaan pengawasannya masuk dalam Urusan Wajib Lingkungan Hidup.