repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum...

12

Transcript of repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum...

Page 1: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa
Page 2: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa
Page 3: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa
Page 4: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa
Page 5: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa
Page 6: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Veterina Medika Vol.10, No.1, Pebruari 2017

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Lipn) terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit (Mus musculus) Jantan yang Dipapar Pb

asetat

Effect of Rosella Flower (Hibiscus sabdarijfa L.) Extract on Liver Histhopathologic of Male Mice (Mus musculus) Exposed Plumbum acetate

Borinskaya Letsoin\ Pudji Srianto2

, Rochmah Kurnijasanti2

PPDH Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 2

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya- 60115. Tlp. 031-599285 Fax. 0315993015

Email : [email protected]

Abstract The research aims was to study the histological change of mice's (Mus musculus)

liver that were given the extract of rosella (Hibiscus sabdariffa L.) and were exposed to Plumbum acetate per oral. It was used 25 male mice (Mus musculus) as the sample that were divided into five groups by simple random sampling. Group Control negative of the control was given CMC - Na and aquadest, Group Control positive were given 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa L.) extract and 20 mg Plumbum acetate. The treatment was given during 21 days by giving Plumbum acetate oncein a hour after giving the extract. On the 29th day, all of the mice (Mus musculus) were necropsied then the liver was taken and processed by Hematoxylin eosin staining method. The examination of histological change was conducted based on the necrosies, degeneration, activated ku .. ppfer cell and sinusoidal dilatation. The result of statistical analysis using Kruskal Wallis and Mann -Whitney Test. It was concluded that the rosella (Hibiscus sabdariffa L.) extract with dose could influence on the liver damage which was exposed with Plumbum acetate per oral.

Keywords: rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.), mice (Mus musculus), plumbum acetate (Pb asetat), histopatologi, liver.

Pendahuluan Timbal (plumbum I Pb) a tau timah

hitam adalah satu unsur logam berat yang terse bar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya. Timbal dapat masuk dalam tubuh makhluk hidup melalui saluran pencernaan (gastrointestinal), saluran pernafasan (inhalasi) dan penetrasi

melalui kulit (topical). Telah diketahui bahwa keracunan dalam tingkat tertentu timbal dapat menginduksi pembentukan radikal bebas, menurunkan kemampuan sistem antitoksin sehingga dapat tetjadi stres oksidatif (Gurer et al., 2000) dan mengakibatkan kerusakan organ - organ tubuh salah satunya hepar. Stres oksidatif

93

Page 7: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Boginskaya L., Pudji Srianto, Rochmah K. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella ....

1m dapat menyebabkan kerusakan molekul-molekul dalam sel. Molekul lipid yang mengalami stres oksidatif akan mengalami auto-oksidasi atau yang lebih dikenal dengan peroksidasi lipid. Protein yang mengalami oksidasi menjadi tidak berfungsi dan DNA yang teroksidasi menjadi mutagen, karsinogen atau menyebabkan kematian sel (Ercal et al., 2001)

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan. Menurut Depkes RI No SPP 1065/35.15/05 dalam 100 gram bunga rosella diketahui mengandung komposisi kimia salah satunya vitamin C. Kandungan vitamin C dalam bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diketahui tiga kali lebih banyak dari anggur hitam, Sembilan kali lebih banyak dari jeruk sitrus. Vitamin C dan dapat berfungsi sebagai antioksidan untuk mengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi (Kumalingsih, 2007).Peran utama vitamin C adalah menetralisis radika1 bebas, dimana radikal bebas akan mencari sebuah elektron untuk mencapai kestabilannya. Vitamin C dapat mendonorkan elektron untuk radikal bebas dan menghilangkan kereaktifannya (Mardiah dan A1ifa, 2009).

Materi dan Metode Penelitian Pene1itian m1 menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) da1am Kusriningrum (2008). Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) jantan berumur 2 bulan dengan berat badan 20 - 25 gram sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan K(-) diberi CMC - Na dan aquades. Kelompok perlakuan K( +) hanya diberi paparan Pb asetat 20 mg/ kg BB. Kelompok perlakuan Pl, P2 dan P3 diberi ekstrak kelopak bunga rosella merah dengan do sis bertingkat yaitu P 1 dengan dosis 200 mglkg BB; P2 dengan

94

dosis 400 mg/kg ijB dan P3 dengan dosis 800 mg/kg BB, dan diikuti dengan paparan Pb asetat pada hari ke 8 - hari ke 28 dengan dosis 20 mg/kg BB selang satu jam setelah pemberian ekstrak bunga rosella. Pada hari ke- 29 mencit di euthanasia untuk dinekropsi dan diambil jaringan organ hepar.

Pembuatan Ekstrak Bunga Rosella Merah Bunga rosella kering sebanyak 2 kg

dihaluskan sampai menjadi serbuk, lalu direndam dalam larutan etanol absolut (96%) selama 3 x 24 jam sambil diaduk, kemudian dilakukan penyaringan. Hasil saringan ini ditampung dan diuapkan di rotary evapolator dengan suhu 50- 55 °C sampai diperoleh ekstrak kental sebanyak 37,8 gram. Setiap dosis dibuat sediaan suspensi dengan CMC Na 1% dengan dosis 0,5 ml yang diberikan pada mencit secara per oral.

Perlakuan Ph asetat Tiap kelompok perlakuan K( + ),

PI, P2, P3 kecuali kontrol negatif K(-), dipapar Pb asetat sebanyak 20 mglkg BB. Pemberian Pb asetat dilakukan selama 21 hari mulai pada hari ke 8 - hari ke 28 setelah pemberian ekstrak kelopak bunga rosella dengan jeda waktu pemberian selama 1 jam.

Pengambilan Sampel Jaringan Hepar pada Mencit

Sampel j aringan hepar mencit diambil dengan teknik dislokasio cervicalis kemudian dilakukan pembedahan abdomen untuk pengambilan organ hepar.

Penilaian Derajat Kerusakan Hepar Penilaian deijat kerusakan hepar

dilakukan setelah dilakukan pembuatan preparat dan pewamaan Hematoxillin Eosin. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria Arsad et al. (2014) yaitu: 1) Derajat 0 = tidak ada kerusakan; 2) Derajat 1 = kerusakan < 30%; 3) Derajat 2 = kerusakan 30 - 50%; 4) Derajat 3 =

Page 8: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Veterina Medika

kerusakan > 50%. Kriteria kerusakan yang diamati adalah nekrosis, degenerasi, aktifasi sel kupffer dan dilatasi sinusoid. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x 10.

Analisis Data Analisis data dilakukan dengan uji

Kruskall Wallis Test apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney (Daniel, 1991).

Vol.1 0, No.1, Pebruari 2017

Hasil dan Pembahasan Analisis pengamatan kerusakan

nekrosis hepatosit didapatkan nilai p = 0,004 (p < 0,05) yang berarti menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik antar tiap - tiap kelompok perlakuan. Nilai rata- rata nekrosis hepatosit dapat dilihat pada tabel1.berikut ini.

Tabel1. Nilai Rata- rata Nekrosis Hepatosit

Kelompok Perlakuan K(-) : CMC - Na + Aquades K( + ): CMC Na + Pb asetat 20 mg P1 : Ekstrak bunga rosella 200 mg + Pb asetat 20 mg P2 : Ekstrak bunga rosella 400 mg + Pb asetat 20 mg P3 : Ekstrak bunga rosella 800 mg + Pb asetat 20 mg

Mean Rank± SD 4,90c ± 0,837 18,4Qab ± 2,302 10,10bc ± 1,414 11,40b ± 0,447 20,2Qa ± 0,447

Keterangan: Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan pada organisme hidup. Inti sel yang mati terlihat lebih kecil, kromatin dan serabut retikuler menjadi berlipat-lipat.Inti menjadi lebih padat dan kemudian sel menjadi eosinofilik (kariolisis) (Kasno, 2003).

Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan pada organism hidup.Menurut Wardanela(2008) nekrosis dapa teradi dalam keadaan normal namun tidak

termasuk kejadian patologi, hal ini karena secara normal sel dalam tubuh melepaskan senyawa oksidatif yang memungkinkan teradinya nekrosis sel.

Analisis pengamatan kerusakan degenerasi hepatosit didapatkan nilai p = 0,90 (p > 0.05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata antar tiap - tiap kelompok perlakuan. Nilai rata - rata degenerasi hepatosit dapat dilihat pada Tabel2

Tabel2. Nilai Rata- rata Degenerasi Hepatosit

Kelompok Perlakuan K(-): CMC- Na + Aquades K(+): CMC- Na + Pb asetat 20 mg P1 : Ekstrak bunga rosella 200 mg + Pb asetat 20 mg P2 : Ekstrak bunga rosella 400 mg + Pb asetat 20 mg P3 : Ekstrak bunga rosella 800 mg + Pb asetat 20 mg

Mean Rank± SD 9,20 ± 2,302 19,20 ± 2,950 7,90 ± 0,894 15,00 ± 01,789 13,70 ± 1,643

Keterangan: Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

95

Page 9: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Boginskaya L., Pudji Srianto, Rochmah K. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Rosella ....

Degenerasi didefinisikan sebagai peningkatan metabolisme sel, sehingga sel kehilangan struktur dan fungsi normalnya.akibatnya morfologi sel akan berubah yang umumnya membengkak dan fungsi normal sel terganggu (Dewa, 2005). Menurut Krisnasari, dkk (2014) secara umum degenerasi disebabkan oleh penurunan kemampuan sistem pompa ion Na dalam sel yang menyebabkan pembengkakan sel dan degenerasi keruh. Menurut Sudiono dkk (2003).Degenerasi

sel juga dapat terjadi kar~na kurangnya pakan yang disediakan, kekurangan oksigen di dalam jaringan, adanya intoksikasi dan ketuaan umur jaringan.

Analisis pengamatan kerusakan aktifasi sel ku'pffer didapatkan nilai p = 0,034 (p < 0,05) yang berarti menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik an tar tiap - tiap kelompok perlakuan. Nilai rata - rata aktifasi sel ku:pffer hepatosit dapat dilihat pada Tabel3.

Tabel 3. Nilai Rata- rata Aktifasi Sel Ku'pffer

Kelompok Perlakuan

K(-): CMC- Na + Aquadest K(+): CMC- Na + Pb asetat 20 mg P1 : Ekstrak bunga rosella 200 mg + Pb asetat 20 mg P2 : Ekstrak bunga rosella 400 mg + Pb asetat 20 mg P3 : Ekstrak bunga rosella 800 mg + Pb asetat 20 mg

Mean Rank± SD

8,60b ± 1,414 21,1Qa ± 2,302 14,60ab ± 0,837 11,10b ± 1,140 9,60b ± 0,894

Keterangan: Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

Aktifasi sel ku'pffer dapat disebabkan oleh tubuh yang merespon adanya zat asing (obat) yang masuk ke dalam tubuh dan melakukan perlawanan terhadap zat tersebut. Menurut Recanelli dan Rehemann (2006) sel kupffer merupakan kelompok terbesar dari makrofag dalam tubuh dan berfungsi untuk membersihkan endotoksin dalam darah serta mengikat zat asing atau mikro organisme. Sel kupffer merupakan kunci dari sistem

kekebalan tubuh tahap awal. Sel kupffer akan meningkat jumlahnya ketika terdapat kerusakan pada sel (Wibawan dkk. 2003).

Analisis pengamatan kerusakan dilatasi sinusoid didapatkan nilai p = 0,03 (p < 0,05) yang berarti menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik antar tiap - tiap kelompok perlakuan. Nilai rata- rata dilatasi sinusoid hepatosit dapat dilihat pada Tabel4.

Tabel 4. Nilai Rata- rata Dilatasi Sinusoid

Kelompok Perlakuan K(-): CMC- Na + Aquades K(+): CMC- Na + Pb asetat 20 mg P1 : Ekstrak bunga rosella 200 mg + Pb asetat 20 mg P2 : Ekstrak bunga rosella 400 mg + Pb asetat 20 mg P3 : Ekstrak bunga rosella 800 mg + Pb asetat 20 mg

Mean Rank± SD 4,90c ± 0,837 18,40ab ± 2,302 10,1Qbc ± 1,414 11,40b ± 0,447 20,20a ± 0,44 7

Keterangan: Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

96

Page 10: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Veterina Medika

Sinusoid hepar berfungsi sebagai tempat mengalimya darah yang bermuara di vena sentralis, namun sebagian lainnya inaktif dan dijadikan tempat penampungan darah. Penyebab terjadinya dilatasi sinusoid mungkin dapat disebabkan oleh degenerasi lemak yang parah sehingga dapat terbentuk vakuola lemak secara merata.Vakuola lemak ini menimbulkan banyak ruang kosong, sehingga jarak antar sinusoid menjadi lebih lebar I dilatasi (Ressang, 1984). Penyebab lain yang dapat menyebabkan dilatasi

Vol.10, No.1, Pebruari 2017

sinusoid adalah adanya bendungan pada vena berupa darah yang disebabkan oleh zat toksik. Secara umum pembendungan dimulai dari vena sentralis yang selanjutnya kebagian tengah lobulus (Wulandari dkk, 2007).

Analisis pengamatan total kerusakan didapatkan nilai p = 0,034 (p < 0,05) yang berarti menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik antar tiap -tiap kelompok perlakuan. Nilai rata- rata total kerusakan hepatosit dapat dilihat pada Tabel5.

Tabel5. Nilai Rata- rata Total Kerusakan

Kelompok Perlakuan K(-): CMC- Na + Aquades K( + ): CMC - Na + Pb asetat 20 mg

Mean Rank± SD

P1 : Ekstrak bunga rosella 200 mg + Pb asetat 20 mg P2 : Ekstrak bunga rosella 400 mg + Pb asetat 20 mg P3 : Ekstrak bunga rosella 800 mg + Pb asetat 20 mg

5,60c± 2,683 22,50a ± 6,301 11,10bc ± 3,564 10,50bc ± 3,578 15,30b ± 1,871

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05)

Vitamin C yang terkandung dalam ekstrak bunga rosella dapat bertindak sebagai antioksidan dengan cara menyumbangkan elektron untuk radikal bebas dan akan menghasilkan radikal askorbil yang spontan akan di nonaktifkan dengan reaksi dismutase dan menghasilkan asam dehidroaskorbat. Peningkatan asam dehidroaskorbat seiring dengan penurunan kadarasam askorbat yang tereduksi menunjukkan

kemampuan asam askorbat untuk meredam radikal bebas (Jing P., 2006). Dilihat dari hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa kemungkinan kandungan vitamin C dalam ekstrak bunga rosella efektif dalam memperbaiki kerusakan hepar. Gambaran histopatologi hepar yang didapatkan setelah pemeriksaan dengan mikroskop sebagai berikut;

97

Page 11: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Boginskaya L. , Pudji Srianto, Rochmah K. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bung a Rosella ....

Gambar 1. Perbandingan Gambaran Histopatologi Hepar Mencit Tiap Kelompok Perlakuan dengan Pewarnaan HE dan Perbesaran Mikroskop 400x dengan menggunakan Optilab (N : Nekrosis; D : Degenerasi; SK : Aktifasi Sel Ku pffer; DS : Dilatasi Sinusoid )

Kesimpulan Berdasarkan hasil yang didapatkan,

maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak bunga rosella dosis tidak dapat menurunkan derajat kerusakan akibat dipapar Pb asetat.

Daftar Pustaka Arsad, S.S. , Norhaizan, M.S and Haz­

ilawati H. 2014. Histhopathologic Changes in Liver and Kidney Tis­sues from Male Sprague Dawley Rats Treated with Raphidophora­decursiva (Roxb.) Schott Extract.

Daniel, W.W. 1991. Statistik Non Parametrik Terapan. Alih Bahasa : Ale Tri Kantjono. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. 272-275.

Dewa, W.J. 2005 .Gambaran Histopatolo­gi Hati Tikus Akibat Pemberian Sediaan DL-2,4-diamoni n-butyr­ic acid (DABA). [Skripsi] . Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Insti­tut Pertanian Bogor.

Ercal, N. , H. Gurer. and N. Aykin-Burns. 2001 . Toxic Metals and Oxida-

98

tive Stress. Part 1. Mechanisms Involved in Metal Induced Oxida­tive Damage. Current Topics Me­dicinal Chemistry. 1:529-539.

Gurer, H. and N. Ercal. 2000. Can An­tioxidants be Beneficial in The Treatment of Lead Poisoning.Free Radical Biology and Medicine. 29 (10): 927-945.

Jing P, 2006. Purple corn anthocyanins: chemical structure, chemopreven­tive activity and structure/func­tion relationships. PhD thesis, The Ohio State University,U.S.A. 35-55

Kasno, P. A. 2008. Patologi Hati dan Saluran Empedu Ekstra Hepatik. Semarang: Balai Penerbit Univer­sitas Diponegoro.

Kumalaningsih, S. 2007. Antioksidan, Sumber & Manfaatnya. Antioxi­dant Center Diunduh tanggal 18 Juni 2015 dari :http: //antioxidant center. com/index. ph/ Antioksidan/ 3Antioksi dan Sumber - Sumber Manfaat.html. Diakses pada tang­gal, 23 Desember 2015.

Page 12: repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/86159/1/Bukti C 22 Pengaruh... · 20 mg Plumbum acetate, Group PI, P2 and P3 were given 200 mg, 400 mg, 800 mg of rosella (Hibiscus sabdariffa

Veterina Medika

Kusriningrum, R. 2006. Dasar Perancan­gan Percobaan dan Rancangan Acak Lengkap.Fakultas Kedokter­an Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Mardiah dan Alifa. 2009. Budidaya dan Pengolahan Rosella Si Merah Segudang Manfaat. Agromedia Pustaka. Jakarta

Ressang, A. A. 1984. Patologi Khusus Veteriner Edisi 2. N. V Percetakan. Bali.

Sudiono,J., Kumiadhi B., Hendrawan A., dan Djimantoro B. 2001. Penun­tun Praktikum Patologi Anatomi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Wardanela, M. 2008. Studi Histopatologi Pengaruh Pemberian Enterotok­sin Enterobacter sakazaki Pada Mencit (Mus musculus) Neotatus. Skripsi, Bogor: Fakultas Kedok­teran Hewan Institut Pertanian Bog or.

Wibawan, I.W.T., D.S. Retno, C.S. Dam­ayanti, dan T.B. Tauffani.2003. Diktat Imunologi. FKH - IPB. Bo­gor: IPB Press.

Wulandari, T., M. Harini, S. Listyawa­ti.2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis panicu­lata) terhadap Struktur Mikro­anatomi Hepar dan Kadar Gluta­mat Piruvat Transaminase Serum Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Diazinon. Bioteknologi 4.4(2): 53-58.

Vol.1 0, No.1, Pebruari 2017

99