Butet Kurikulum

18
IDENTITAS BUKU IDENTITAS BUKU Judul Judul : Menjadi Guru Profesional : Menjadi Guru Profesional Pengarang Pengarang : Drs.Moh. Uzer Usman : Drs.Moh. Uzer Usman Penerbit Penerbit : PT Remaja Rosdakarya : PT Remaja Rosdakarya Tahun terbit Tahun terbit : 2005 : 2005 Halaman Halaman : 143 : 143

Transcript of Butet Kurikulum

Page 1: Butet Kurikulum

IDENTITAS BUKU IDENTITAS BUKU

Judul Judul : Menjadi Guru Profesional : Menjadi Guru Profesional Pengarang Pengarang : Drs.Moh. Uzer Usman : Drs.Moh. Uzer Usman Penerbit Penerbit : PT Remaja Rosdakarya: PT Remaja RosdakaryaTahun terbitTahun terbit : 2005: 2005

HalamanHalaman : 143: 143

Page 2: Butet Kurikulum

BAB I BAB I TUGAS, PERAN, DAN KOMPETENSI GURUTUGAS, PERAN, DAN KOMPETENSI GURU

Proses Belajar Mengajar Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan

syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengjarsyarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengjar.. 22. . Peran Guru dalam Pengadministrasian Peran Guru dalam Pengadministrasian

a.a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. pendidikan.

b.b. Wakil masyarakat yang berarti dalam lingkungan sekolah guru Wakil masyarakat yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat. menjadi anggota suatu masyarakat.

c.c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran Orang yang ahli dalam mata pelajaran d.d. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak

ditangan guru. ditangan guru.

Page 3: Butet Kurikulum

3. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar3. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar

Guru sebagai demonstratorGuru sebagai demonstrator Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar guru hendaknya Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar guru hendaknya

senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senan senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senan tiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu tiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karean hal ini kan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai yang dimilikinya karean hal ini kan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. oleh siswa.

Guru sebagai pengelola kelasGuru sebagai pengelola kelas Dalam peranannya sebagai pengelola kelas guru hendaknya mampu Dalam peranannya sebagai pengelola kelas guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.

Guru sebagai mediator dan fasilitatorGuru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Guru sebagai evaluator Guru sebagai evaluator

Kegiatan ini dimaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu Kegiatan ini dimaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. tercapai atau belum dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.

Page 4: Butet Kurikulum

4. Peran Guru Secara Pribadi4. Peran Guru Secara Pribadi Petugas Sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakatPetugas Sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat

Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan

Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya.

Pencari teladan, yaitu orang yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk Pencari teladan, yaitu orang yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. siswa bukan untuk seluruh masyarakat.

Pencari keamanan, yaitu yangb senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Pencari keamanan, yaitu yangb senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa.

4. Peran Guru sebagai Psikologis 4. Peran Guru sebagai Psikologis

Ahli psikologis pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan yang Ahli psikologis pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi. melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.

Seniman dalam hubungan antar manusia Seniman dalam hubungan antar manusia

Page 5: Butet Kurikulum

Refleksi Refleksi

Setelah penulis membaca bab ini, penulis menjadi tahu Setelah penulis membaca bab ini, penulis menjadi tahu guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai dilakukan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai khusus apalagi sebagai guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan

melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Page 6: Butet Kurikulum

BAB II BAB II KONDISI BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF KONDISI BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF

Melibatkan Siswa Secara Aktif Melibatkan Siswa Secara Aktif

Mengajar adalah membimbing kegaiatn belajar siswa sehingga ia mau belajar. Mengajar adalah membimbing kegaiatn belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar Dengan demikian aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai mengajar sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. belajar.

3.3. Menarik Minat dan Perhatian SisiwaMenarik Minat dan Perhatian Sisiwa

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat perhatian siswa Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid baik yang bersifat kognitif dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya. percaya diri, dan minatnya.

3. 3. Membangkitkan Motivasi Siswa Membangkitkan Motivasi Siswa - Motivasi Instrinsik, jenis motivasi timbul sebagai akibat - Motivasi Instrinsik, jenis motivasi timbul sebagai akibat

Page 7: Butet Kurikulum

1.1. Membangkitkan Motivasi Siswa Membangkitkan Motivasi Siswa - Motivasi Instrinsik, jenis motivasi timbul sebagai akibat dari dalam diri - Motivasi Instrinsik, jenis motivasi timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas atas kemaun sendiri. kemaun sendiri. - - Motivasi Ekstrinstrik, jenis motivasi ini timbul sebagai akibat Motivasi Ekstrinstrik, jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari laur inedividu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau pengaruh dari laur inedividu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnay ia mau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnay ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Miasalnya sesorang mau belajar karena disuruh melakukan sesuatu atau belajar. Miasalnya sesorang mau belajar karena disuruh orang tuanya agar mendapat peringakt pertama dikelasnya. orang tuanya agar mendapat peringakt pertama dikelasnya.

4. Peragaan dalam Pengajaran 4. Peragaan dalam Pengajaran

Alat peragaan pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika Alat peragaan pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajran yang disampaikannya mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segela membosanka, sebaliknya menggunakan banyak verbalisme tentu akan segela membosanka, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa bergembira belajar atau senang karen pengajaran akan lebih menarik bila siswa bergembira belajar atau senang karen mereka merasa tertarik dan mengreti pelajaran yang diterimanya. mereka merasa tertarik dan mengreti pelajaran yang diterimanya.

Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar pengalaman konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar kan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada bila siswa kan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada bila siswa belajar tanpa dibantu dengan alat pelajaran. belajar tanpa dibantu dengan alat pelajaran.

Page 8: Butet Kurikulum

a.a. Nilai atau manfaat media pendidikanNilai atau manfaat media pendidikan- Meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir- Meletakan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir- Memperbesar perhatian siswa- Memperbesar perhatian siswa- Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan - Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan - Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegaiatn - Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegaiatn berusaha sendiri dikalangan para siswa. berusaha sendiri dikalangan para siswa.

b. b. Pemilihan alat peraga Pemilihan alat peraga

- alat-alat yang dipiliha harus sesuai dengan kematangan dan - alat-alat yang dipiliha harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok

- Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan- Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan

- Sesuai dengan batas kemampuan batas biaya - Sesuai dengan batas kemampuan batas biaya

c. c. Petunjuk penggunaan alat peraga Petunjuk penggunaan alat peraga

- Tidak alat yang dianggap paling baik - Tidak alat yang dianggap paling baik

- Alat-lat tertentu lebih tepat daripada yang lainberdasrkan jenis - Alat-lat tertentu lebih tepat daripada yang lainberdasrkan jenis pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan

- Perlu diadakan persiapan yang seksama oleh guru dan siswa - Perlu diadakan persiapan yang seksama oleh guru dan siswa mengenai alat audiovisual. mengenai alat audiovisual.

- Siswa menyadari tujuan alat audiovisual dan merespon data yang - Siswa menyadari tujuan alat audiovisual dan merespon data yang diberikan. diberikan.

Page 9: Butet Kurikulum

Refleksi Refleksi

Guru memiliki peran yangb sangat penting dalam menentukan Guru memiliki peran yangb sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. kualitas mengajarnya.

Hal ini menurut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas Hal ini menurut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap mdan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar-mengajar. Guru mdan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar-mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar bertindak selaku berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar bertindak selaku fasilitator yang ber5usaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang fasilitator yang ber5usaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga meningkatkan proses belajar-mengajar mengembangkan efektif sehingga meningkatkan proses belajar-mengajar mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasi tujuan-tujuan pendidikan yang harus menyimak pelajaran dan menguasi tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. mereka capai.

Page 10: Butet Kurikulum

BAB IIIBAB III BEBERAPA KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BEBERAPA KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

1.1. Keterampilan Bertanya Keterampilan Bertanya

Dalam proses belajar mengajar bertanya melainkan peran penting karena Dalam proses belajar mengajar bertanya melainkan peran penting karena pertanyaan tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan pertanyaan tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu :memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu :

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatam belajar mengajar a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatam belajar mengajar

b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan. sedang dihadapi atau dibicarakan.

c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu c. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu endiri sesungguhnya adalah bertanya. endiri sesungguhnya adalah bertanya.

d. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu d. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Page 11: Butet Kurikulum

2. Keterampilan memberikan penguatan 2. Keterampilan memberikan penguatan

Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal maupun nonverbal, Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal maupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi sipenerima siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi sipenerima (siswa) ada perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. (siswa) ada perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agra Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agra mereka lebih giat berpartisifasi dalam interaksi belajar-mengajar. mereka lebih giat berpartisifasi dalam interaksi belajar-mengajar.

Contoh : Contoh :

Guru : “Coba kamu sebutkan salah satu sifat udara !” Guru : “Coba kamu sebutkan salah satu sifat udara !”

“ “Ya coba kamu, Irwan !” (sambil menunjuk)Ya coba kamu, Irwan !” (sambil menunjuk)

Siswa : “Udara mempunyai bentuk seperti wadhnya, Bu !”Siswa : “Udara mempunyai bentuk seperti wadhnya, Bu !”

Guru : Bagus, itu jawaban yang tepat. Ibu senang mempunyai murid yang dapat Guru : Bagus, itu jawaban yang tepat. Ibu senang mempunyai murid yang dapat menjawab dengan baik seperti kamu”. menjawab dengan baik seperti kamu”.

3. Keterampilan mengadakan variasi 3. Keterampilan mengadakan variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi balajar-Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi balajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar-mengajar murid senatiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh belajar-mengajar murid senatiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. partisipasi.

Page 12: Butet Kurikulum

4. Keterampilan menjelaskan 4. Keterampilan menjelaskan Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian

informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistemik untuk menunjukan adanya hubungan yang informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistemik untuk menunjukan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antar sebab dan akibat, defiinisi dengan contoh atau dengan satu dengan yang lainnya, misalnya antar sebab dan akibat, defiinisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampain informasi yang terencana dengan baik dan disajikan sesuatu yang belum diketahui. Penyampain informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa merupakan salah satu aspek yang penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa didalam kelas. didalam kelas.

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan Yang dimaksud dengan set induction ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.

Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan selama pelajaran itu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicpai, menarik perhatian siswa, memberi acuan dan membuat tujuan yang akan dicpai, menarik perhatian siswa, memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya. akan dipelajarinya.

Page 13: Butet Kurikulum

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah. pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah. Pengertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar tidak jauh berbeda Pengertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajar-mengajar tidak jauh berbeda dengan pengertian diatas. dengan pengertian diatas.

Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses Diskusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada dalam proses belajar-mengajar. Akan tetapi setiap guru dan calon guru mampu membimbing para belajar-mengajar. Akan tetapi setiap guru dan calon guru mampu membimbing para siswanya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu keterampilan ini siswanya untuk berdiskusi tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu keterampilan ini perlu diperhatikan agar para guru dan calon guru mampu melaksanakan tugas ini perlu diperhatikan agar para guru dan calon guru mampu melaksanakan tugas ini dengan baik. dengan baik.

7. Keterampilan mengelola kelas 7. Keterampilan mengelola kelas

Pengelolaan kelass adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan Pengelolaan kelass adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar. bagi terjadinya proses belajar-mengajar.

Page 14: Butet Kurikulum

Refleksi Refleksi

Setelah membaca bab ini penulis menjadi tahu keterampilan-keterampilan Setelah membaca bab ini penulis menjadi tahu keterampilan-keterampilan mengajar (teaching skill) yang dapat melatih micro-teaching yang harus mengajar (teaching skill) yang dapat melatih micro-teaching yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh praktikan atau calon guru sebelum dikuasai terlebih dahulu oleh praktikan atau calon guru sebelum melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) di lembaga pendidikan melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) di lembaga pendidikan yakni di TK, SD, SLTP dan SMU. yakni di TK, SD, SLTP dan SMU.

Adapun keterampilan belajar sebagai berikut :Adapun keterampilan belajar sebagai berikut :Keterampilan bertanya Keterampilan bertanya Keterampilan memberikan penguatan Keterampilan memberikan penguatan Keterampilan mengadakan variasi Keterampilan mengadakan variasi Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan Keterampilan membuka dan menurup pelajaran Keterampilan membuka dan menurup pelajaran Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas

Page 15: Butet Kurikulum

BAB IV BAB IV KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUNKURIKULUM PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN

1. Pengertian1. Pengertian

Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun yang diselenggarakan selama 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP atau satuan diselenggarakan selama 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP atau satuan pendidikan yang sederajat. pendidikan yang sederajat.

2. Penekanan Kurikulum Pendidikan Dasar 2. Penekanan Kurikulum Pendidikan Dasar

Penjabaran kurikulum pendidikan dasar 9 tahun disusun dalam rangka Penjabaran kurikulum pendidikan dasar 9 tahun disusun dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam bidang pendidikan dengan memperhatikan tahap mencapai tujuan nasional dalam bidang pendidikan dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. kesenian.

3. Tujuan Pendidikan Dasar 9 tahun 3. Tujuan Pendidikan Dasar 9 tahun

Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar pada Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warganegara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk warganegara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. mengikuti pendidikan menengah.

Page 16: Butet Kurikulum

4. 4. Isi Program Pengajaran Isi Program Pengajaran Isi kurikulum pendidikan dasar wajib memuat tentang sekurang-kurangnya Isi kurikulum pendidikan dasar wajib memuat tentang sekurang-kurangnya bahan kajian dan pelajaran tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, bahan kajian dan pelajaran tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis, matematika termasuk berhitung pengantar bisnis dan teknologi, ilmu bumi, matematika termasuk berhitung pengantar bisnis dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian pendidikan sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan kesenian pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar dan bahasa Inggris.jasmani dan kesehatan, menggambar dan bahasa Inggris.

5. Isi Kurikulum Pendidikan Dasar 5. Isi Kurikulum Pendidikan Dasar

Salah satu ciri kurikulum pendidikan dasar 9 tahun ini adalah adanya Salah satu ciri kurikulum pendidikan dasar 9 tahun ini adalah adanya mata pelajaran “muatan lokal” berfungsi memberikan peluang untuk mata pelajaran “muatan lokal” berfungsi memberikan peluang untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh sekolah atau mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh sekolah atau daerah yang bersangkutan. daerah yang bersangkutan.

Page 17: Butet Kurikulum

Refleksi Refleksi

Setiap warganegara mempunyai hak yang sama untuk Setiap warganegara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta kesempatan yang seluas-luasnya memperoleh pendidikan serta kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan dan mendapatkan pengetahuan, untuk mengikuti pendidikan dan mendapatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan tamatan pendidikan dasar. setara dengan tamatan pendidikan dasar.

Landasan pendidikan dasar 9 tahun adalah Pancasila dan Landasan pendidikan dasar 9 tahun adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Page 18: Butet Kurikulum

IDENTITAS PENULISIDENTITAS PENULIS

NamaNama : Teti Rohmawati : Teti Rohmawati

Kelas Kelas : 2: 2BB PE PE

NIM NIM : 20080211006: 20080211006