BUPATI TUBAN -...
Transcript of BUPATI TUBAN -...
1
jdih.tubankab.go.id
BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENGENTASAN KEMISKINAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TUBAN,
Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak untuk hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
atas penghidupan yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat;
b. bahwa kemiskinan merupakan masalah yang bersifat
multidimensi dengan berbagai karakteristik yang
harus segera diatasi secara holistik, terencana dan
berkesinambunganuntuk mengurangi jumlah
penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat
kesejahteraan rakyat;
c. bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 31 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin, Pemerintah Daerah
berwenang menetapkan kebijakan, strategi dan
program tingkat kabupaten dalam bentuk rencana
penanganan fakir miskin di daerah dengan
berpedoman pada kebijakan, strategi, dan program
nasional;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Pengentasan
Kemiskinan;
2
jdih.tubankab.go.id
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana diubah
dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1965
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606)
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4465);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5234);
3
jdih.tubankab.go.id
8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5256);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang
Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1998 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3754);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5294);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui
Pendekatan wilayah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan
Masyarakat Bagi Penanganan Fakir Miskin (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5677);
4
jdih.tubankab.go.id
15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
17. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166
Tahun 2014 tentang Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun
2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 3337);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
32);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun
2016 Seri D Nomor 1);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TUBAN
dan
BUPATI TUBAN,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PENGENTASAN
KEMISKINAN.
5
jdih.tubankab.go.id
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang disebut dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tuban.
2. Bupati adalah Bupati Tuban.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Tuban.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Tuban.
5. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat OPD adalah Perangkat Daerah yang berada
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tuban.
6. Kemiskinan adalah suatu kondisi sosial ekonomi
seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhi
kebutuhan dasarnya untuk mepertahankan dan
mengembangkan kehiupan yang bermartabat.
7. Keluarga Miskin adalah orang dan/atau beberapa
orang yang tinggal dalam satu keluarga dan
mengalami kondisi kemiskinan.
8. Rumah Tangga Miskin adalah rumah tangga yang
pengeluarannya dibawah garis kemiskinan.
9. Penduduk Miskin adalah seseorang atau kelompok
orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya.
10. Kebutuhan Dasar adalah kebutuhan pangan, sandang,
perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
dan/atau pelayanan sosial.
11. Pengentasan Kemiskinan adalah kebijakan dan
program pemerintah daerah yang dilakukan secara
sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia
usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah
penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat
kesejahteraan rakyat.
12. Program pengentasan kemiskinan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dunia usaha, masyarakat dan lembaga lain untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta
program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi.
6
jdih.tubankab.go.id
13. Strategi Pengentasan Kemiskinan Daerah, yang
selanjutnya disingkat SPKD, adalah dokumen strategi
pengentasan kemiskinan daerah yang selanjutnya
digunakan sebagai rancangan kebijakan
pembangunan daerah di bidang pengentasan
kemiskinan dalam proses penyusunan RPJMD
14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
yang selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen
perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
15. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
yang selanjutnya disingkat TKPKD, adalah Tim yang
ditetapkan oleh Bupati
16. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang
selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
BAB II
ASAS, TUJUAN DAN SASARAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 2
Pengentasan Kemiskinan berasaskan:
a. kemanusiaan;
b. kemanfaatan;
c. keadilan sosial;
d. kesejahteraan;
e. kesetiakawanan;
f. akuntabilitas;
g. partisipasi;
h. pemberdayaan; dan
i. keberlanjutan.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Pengentasan kemiskinan bertujuan untuk:
a. meningkatkan kapasitas dan mengembangkan
kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin;
7
jdih.tubankab.go.id
b. memperkuat peran masyarakat miskin dalam
pengambilan keputusan kebijakan publik yang
menjamin penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan
kebutuhan dasar;
c. mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik,
dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin
dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan taraf
hidup secara berkelanjutan;
d. memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat
miskin dan rentan; dan
e. menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan.
Bagian Ketiga
Sasaran
Pasal 4
Sasaran pengentasan kemiskinan ditujukan kepada:
a. individu;
b. rumah tangga;
c. kelompok; dan/atau
d. masyarakat.
BAB III
PRIORITAS PENGENTASAN KEMISKINAN
Pasal 5
(1) Prioritas pengentasan kemiskinan di Daerah meliputi:
a. pendataan penduduk miskin yang selanjutkan
dijadikan sebagai dasar dalam menentukan sasaran
program;
b. pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduk
miskin dalam rangka meniadakan penduduk daerah
yang kekurangan pangan;
c. penurunan/pengurangan angka gizi buruk pada
balita;
d. perawatan dan pengobatan gratis bagi penduduk
miskin di lembaga kesehatan milik pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah;
8
jdih.tubankab.go.id
e. pemberian bantuan biaya pendidikan bagi penduduk
miskin;
f. penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha
bagi penduduk miskin;
g. penyediaan pelayanan perumahan bagi penduduk
miskin melalui penyediaan dan peningkatan
penanganan rumah tidak layak huni; dan
h. peningkatan kesadaran dan ketaatan hukum.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prioritas pengentasan
kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Bupati.
BAB IV
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Hak dan Tanggung Jawab Penduduk Miskin
Pasal 6
Penduduk miskin berhak:
a. memperoleh kecukupan pangan, sandang,
danperumahan;
b. memperoleh pelayanan kesehatan;
c. memperoleh pendidikan yang dapat
meningkatkanmartabatnya;
d. mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun,
mengembangkan, dan memberdayakan diri dan
keluarganya sesuai dengan karakter budayanya;
e. mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminansosial,
pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosialdalam
membangun, mengembangkan, sertamemberdayakan
diri dan keluarganya;
f. memperoleh derajat kehidupan yang layak;
g. memperoleh lingkungan hidup yang sehat;
h. meningkatkan kondisi kesejahteraan yang
berkesinambungan; dan
i. memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha.
Pasal 7
Penduduk miskin bertanggung jawab:
a. menjaga diri dan keluarganya dari perbuatan yang
dapat merusak kesehatan, kehidupan sosial, dan
ekonominya;
9
jdih.tubankab.go.id
b. meningkatkan kepedulian dan ketahanan sosial dalam
bermasyarakat;
c. memberdayakan dirinya agar mandiri dan
meningkatkan taraf kesejahteraan serta berpartisipasi
dalam upaya pengentasan kemiskinan;
d. berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan bagi
yang mempunyai potensi; dan
e. keluarga berkewajiban melakukan upaya secara
maksimal dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
dan peningkatan kesejahteraan anggota keluarganya.
Bagian Kedua
Tanggung Jawab Pemerintah Daerah, Masyarakat
dan Dunia Usaha
Pasal 8
Dalam upaya pengentasan kemiskinan, Pemerintah
Daerah bertanggung jawab;
a. mengupayakan pemenuhan hak penduduk miskin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6;
b. menyusun kebijakan, strategi dan program
pengentasan kemiskinan yang terukur, terpadu dan
berkelanjutan;
c. menyediakan alokasi dana yang cukup dalam APBD
dengan peningkatkan anggaran setiap tahunnya; dan
d. membangun kemitraan dan kerja sama dengan dunia
usaha dan pemangku kepentinga
BAB V
PENGENTASAN KEMISKIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9
(1) Pemerintah Daerah menetapkan target penurunan
angka kemiskinan setiap tahun.
(2) Pencapaian penurunan angka kemiskinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kebijakan
dan program yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
(3) Bupati bertangung jawab atas pelaksanaan
penyelenggaraan pengentasan kemiskinan.
10
jdih.tubankab.go.id
Bagian Kedua
Strategi
Pasal 10
(1) Strategi pengentasan kemiskinan di Daerah dilakukan dengan:
a. mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin;
b. meningkatkan kemampuan dan pendapatan
masyarakat miskin;
c. mengembangkan dan menjamin keberlanjutan
usaha ekonomi mikro dan kecil; dan
d. mensinergikan kebijakan dan program pengentasan
kemiskinan.
(2) Strategi pengentasan kemiskinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dijabarkan ke dalam rencana
strategis pengentasan kemiskinan masing-masing
Perangkat Daerah yang terkait.
(3) Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen strategis
pengentasan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
(4) Rencana strategis pengentasan kemiskinan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan
sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah dibidang penanggulangan kemiskinan.
Bagian Ketiga
Program Pengentasan Kemiskinan
Paragraf 1
Umum
Pasal 11
Setiap program pengentasan kemiskinan merupakan
penjabaran dari arah kebijakan pengentasan kemiskinan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
Pasal 12
Program pengentasan kemiskinan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 terdiri atas beberapa kelompok sebagai
berikut:
a. kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis
keluarga, bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak
11
jdih.tubankab.go.id
dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan
kualitas hidup masyarakat miskin;
b. kelompok program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan masyarakat, bertujuan untuk
mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas
kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam
pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
pemberdayaan masyarakat; dan
c. kelompok program penanggulangan kemiskinan
berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan
kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan
penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro
dan kecil.
Paragraf 2
Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
Pasal 13
Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, meliputi:
a. bantuan pangan;
b. bantuan perumahan;
c. bantuan kesehatan;
d. bantuan pendidikan; dan
e. bantuan perlindungan rasa aman.
Pasal 14
(1) Program penyediaan pelayanan pangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, dilaksanakan
melalui:
a. penurunan/pengurangan angka gizi buruk pada
balita; dan
b. peningkatan kecukupan pangan dengan kalori dan
gizi bagi penduduk miskin.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai program bantuan
pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Bupati.
Pasal 15
Program penyediaan pelayanan perumahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, dilaksanakan melalui:
a. peningkatan kualitas perumahan;
12
jdih.tubankab.go.id
b. bantuan sarana dan prasarana pemukiman; dan
c. penyediaan sarana sanitasi dasar.
Pasal 16
(1) Program bantuan kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf c, dilaksanakan melalui:
a. penurunan angka kematian bayi dan balita;
b. peningkatan alokasi dana kesehatan untuk keluarga
miskin;
(2) pembebasan biaya pada pelayanan kesehatan dasar dan
lanjutan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 17
Program bantuan pelayanan pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf d, dilaksanakan melalui:
a. peningkatan kualitas sarana dan prasarana dasar
pendidikan;
b. peningkatan jumlah Kelompok Belajar Paket A, Paket B,
dan Paket C; dan
c. pemberian bantuan biaya pendidikan bagi penduduk
miskin.
Pasal 18
Program bantuan perlindungan rasa aman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf e, dilaksanakan melalui:
a. perlindungan dari tindak kekerasan, dan perdagangan
orang; dan
b. fasilitasi bantuan hukum bagi masyarakat miskin.
Paragraf 3
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 19
(1) Program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf
b dilakukan dengan kegiatan bantuan peningkatan
keterampilan yang diarahkan pada pengembangan potensi
penduduk miskin, meliputi:
a. bantuan pelatihan dan keterampilan;
b. bantuan peralatan usaha;
c. bantuan bimbingan pengelolaan/manajemen usaha;
13
jdih.tubankab.go.id
d. fasilitasi peningkatan partisipasi dan swadaya
masyarakat;
e. fasilitasi pengelolaan usaha kelompok bersama; dan
f. fasilitasi kemitraan dengan dunia usaha.
(2) Setiap penduduk miskin hanya diperbolehkan mengikuti
paling banyak 2 (dua) jenis pelatihan dan setiap
keikutsertaan pelatihan diberikan sertifikat pelatihan.
(3) Besarnya bantuan pembiyaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disesuaikan dengan kemampuan keuangan
Daerah.
Paragraf 4
Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro Dan Kecil
Pasal 20
(1) Program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf c dilakukan dengan pemberian
bantuan modal usaha yang meliputi:
a. peningkatan permodalan bagi penduduk miskin dalam
program pemberdayaan usaha mikro dan kecil;
b. perluasan akses program pinjaman modal usaha yang
mudah dan lunak oleh lembaga keuangan/perbankan;
c. peningkatan pemberian dana bergulir; dan
d. peningkatan sarana dan prasarana usaha.
(2) Pemerintah Daerah memprioritaskan pemberian bantuan
modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
penduduk miskin yang telah mengikuti pelatihan
dan/atau yang telah memiliki kegiatan usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai program pengentasan
kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro
dan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Bupati.
BAB VI
TAHAPAN KEGIATAN
Bagian kesatu
Umum
Pasal 21
Tahapan kegiatan pengentasan kemiskinan terdiri dari:
a. identifikasi dan pemetaan kemiskinan;
14
jdih.tubankab.go.id
b. verifikasi dan validasi data penduduk miskin;
c. penetapan penduduk miskin;
d. pelaksanaan kegiatan pengentasan kemiskinan; dan
e. Monitoring dan evaluasi.
Bagian Kedua
Identifikasi dan Pemetaan Kemiskinan
Pasal 22
(1) Identifikasi dan pemetaan kemiskinan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf a bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memetakan karakteristik kemiskinan
di daerah.
(2) Identifikasi dan pemetaan kemiskinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh perangkat daerah
yang menyelenggarakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan di bidang perencanaan.
Bagian Ketiga
Verifikasi dan Validasi Data Penduduk Miskin
Pasal 23
(1) Verifikasi dan validasi data penduduk miskin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf b, dilaksanakan secara
berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dan
dilaksanakan secara partisipatif.
(2) Verifikasi dan validasi data sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui musyawarah desa/
kelurahan.
(3) Hasil verifikasi dan validasi data yang telah ditetapkan
melalui musyawarah desa/kelurahan di tandantangani oleh
Kepala Desa atau Lurah dan diketahui oleh Camat.
Pasal 24
(1) Setiap penduduk miskin yang belum terdata, dapat secara
aktif mendaftarkan diri kepada lurah atau kepala desa di
tempat tinggalnya.
(2) Kepala Keluarga yang telah terdaftar sebagai penduduk
miskin wajib melaporkan setiap perubahan data anggota
keluarganya kepada lurah atau kepala desa di tempat
tinggalnya.
15
jdih.tubankab.go.id
Bagian Keempat
Penetapan Penduduk Miskin
Pasal 25
(1) Data yang telah dilakukan verifikasi dan validasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 berbasis teknologi
informasi dan dijadikan sebagai data terpadu.
(2) Data terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Bupati untuk ditetapkan.
(3) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan dasar bagi Pemerintah daerah untuk
memberikan bantuan dan/atau pemberdayaan penduduk
miskin.
(4) Data terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diakses oleh masyarakat.
(5) Setiap orang dilarang:
a. memberikan keterangan palsu terkait pelaksanaan
pendataan serta verifikasi dan validasi data; dan/atau
b. menyalahgunakan data penduduk miskin.
Bagian Kelima
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengentasan Kemiskinan
Pasal 26
(1) Penyelenggaraan Pengentasan kemiskinan dilaksanakan
secara bertahap, terpadu, terkoordinasi dan berkelanjutan
sesuai skala prioritas dengan mempertimbangkan
karakteristik, kebutuhan dan potensi yang dimiliki
penduduk miskin, serta kemampuan sumber daya
Pemerintah Daerah.
(2) Penyelenggaraan Pengentasan kemiskinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah yang mempunyai kewenangan melaksanakan tugas
pokok dan fungsi sesuai program sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13.
(3) Penyelenggaraan pengentasan kemiskinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikoordinasikan oleh
TKPKD.
16
jdih.tubankab.go.id
BAB VII
TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH
Pasal 27
(1) Bupati dalam menyelenggarakan pengentasan kemiskinan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) membentuk TKPKD
(2) TKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. melakukan koordinasi pengentasan kemiskinan di
daerah; dan b. mengendalikan pelaksanaan pengentasan kemiskinan
di daerah.
Pasal 28
(1) TKPKD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (2) huruf a, menyelenggarakan fungsi:
a. pengkoordinasian penyusunan SPKD Daerah sebagai
dasar penyusunan RPJMD Kabupaten di bidang
pengentasan kemiskinan;
b. pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD bidang
pengentasan kemiskinan dalam hal penyusunan
rencana strategis Perangkat Daerah;
c. pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD bidang
pengentasan kemiskinan dalam hal penyusunan
rancangan RKPD;
d. pengkoordinasian OPD atau gabungan OPD bidang
pengentasan kemiskinan dalam hal penyusunan
rencana kerja Perangkat Daerah; dan
e. pengoordinasian evaluasi pelaksanaan perumusan
dokumen rencana pembangunan daerah bidang
pengentasan kemiskinan.
(2) TKPKD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (2) huruf b, menyelenggarakan fungsi:
a. melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan
Daerah.
b. pengendalian pemantauan, supervisi dan tindak lanjut
terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan
penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan
kebijakan pembangunan daerah;
c. pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok
program penanggulangan kemiskinan oleh OPD yang
meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana
dan kendala yang dihadapi;
17
jdih.tubankab.go.id
d. penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program
dan atau kegiatan program penanggulangan
kemiskinan secara periodik;
e. pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau
kegiatan penanggulangan kemiskinan;
f. pengendalian penanganan pengaduan masyarakat
bidang pengentasan kemiskinan; dan
g. penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian
program pengentasan kemiskinan kepada Bupati dan
TKPK Provinsi.
Pasal 29
(1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas TKPKD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dibentuk
Sekretariat TKPKD.
(2) Sekretaris TKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi
teknis dan dukungan bahan kebijakan kepada TKPKD.
(3) Sekretariat TKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkedudukan di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
(4) Sekretaris TKPKD dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua
TKPKD.
Pasal 30
(1) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas sekretariat
TKPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dibentuk
Kelompok Kerja.
(2) Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Kelompok Kerja Pendataan dan Sistem Informasi;
b. Kelompok Kerja Pengembangan Kemitraan; dan
c. Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat.
Pasal 31
Pembentukan TKPKD, Sekretariat, dan Kelompok Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Pasal 29 dan Pasal 30
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
18
jdih.tubankab.go.id
BAB VIII
PELAPORAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Pelaporan
Pasal 32
(1) TKPKD melaporkan pelaksanaan pengentasan kemiskinan
kepada Bupati.
(2) Laporan Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(LP2KD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara tertulis dalam 1 (satu) tahun atau
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
(3) Laporan (LP2KD) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
juga disampaikan kepada DPRD.
Bagian Kedua
Pembinaan
Pasal 41
(1) Bupati melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan
pengentasan kemiskinan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pemberian bimbingan, supervisi, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan pengentasan kemiskinan.
Bagian Ketiga
Pengawasan dan Evaluasi
Pasal 42
(1) Pengawasan dan evaluasi dilakukan sebagai bentuk
akuntabilitas, pengendalian mutu dan target pelaksanaan
pengentasan kemiskinan.
(2) Pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat melibatkan pemangku kepentingan.
BAB IX
PENDANAAN
Pasal 43
Penyelenggaraan pengentasan kemiskinan dibebankan pada:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan
19
jdih.tubankab.go.id
e. Sumber pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB X
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 44
(1) Masyarakat berperan serta dalam penyelenggaraan dan
pengawasan pengentasan kemiskinan.
(2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh:
a. badan usaha;
b. organisasi kemasyarakatan;
c. perseorangan;
d. keluarga;
e. kelompok;
f. organisasi sosial;
g. yayasan;
h. lembaga swadaya masyarakat;
i. organisasi profesi; dan/atau
j. pelaku usaha.
(3) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf j,
berperan serta dalam menyediakan dana pengembangan
masyarakat sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial
terhadap penanganan kemiskinan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tuban.
Ditetapkan di Tuban
pada tanggal
BUPATI TUBAN,
FATHUL HUDA
20
jdih.tubankab.go.id
Diundangkan di Tuban pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TUBAN,
BUDI WIYANA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2018 SERI E NOMOR
21
jdih.tubankab.go.id
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN
NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
PENGENTASAN KEMISKINAN
I. UMUM
Kemiskinan merupakan persoalan bangsa yang mendesak
dan memerlukan langkah-langkah penangan dengan pendekatan
yang sistematis, terukur, terpadu dan holistik, dalam rangka
mengurangi beban dan kebutuha dasar warga negara. Kemiskinan
bukan merupakan suatu keadaan statis, tetapi suatu keadaan
dinamis dan multidimensional, karena terkait dengan peluang, aset,
dan pengalaman sosial, ekonomi, budaya dan psikologis seseorang
atau sekelompok orang untuk dapat keluar dari kubangan
kemiskinan.
Dalam kerangka otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki
kewajiban untuk mengembangkan berbagai kebijakan dan program
pengentasan kemiskinan. Mengingatkemiskinan merupakan masalah
yang bersifat multidimensi dengan berbagai karakteristik yang harus
segera diatasi secara holistik, terencana dan berkesinambungan
untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka
meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat.
Dalam rangka mempercepat pengentasan kemiskinan di
Kabupaten Tuban, maka dipandang perlu untuk membentuk
Peraturan Daerah tentang Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten
Tuban.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas
Pasal 2
Huruf a, Yang dimaksud dengan asas “kemanusiaan” adalah dalam
penanganan penduduk miskin harus memberikan perlindungan, penghormatan hak-hak asasi manusia, serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk
miskin secara proporsional.
22
jdih.tubankab.go.id
Huruf b,
Yang dimaksud dengan asas “kemanfaatan” adalah dalam
penanganan pengentasan kemiskinan harus memberi
manfaat bagi peningkatan kualitas hidup penduduk miskin.
Huruf c,
Yang dimaksud dengan asas “keadilan sosial” adalah dalam
penanganan penduduk miskin harus menekankan pada
aspek pemerataan, tidak diskriminatif dan keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
Huruf d,
Yang dimaksud dengan asas “kesejahteraan” adalah dalam
penanganan penduduk miskin harus dilakukan untuk
meningkatkan derajatkesejahtraan penduduk miskin.
Huruf e,
Yang dimaksud dengan asas “kesetiakawanan” adalah dalam
pengentasankemiskinan harus dilandasi oleh kepedulian
sosial untuk membantu penduduk miskin yang
membutuhkan pertolongan dengan empati dan kasih sayang.
Huruf f,
Yang dimaksud dengan asas “akuntabilitas” adalah dalam
setiap pelaksanaan pengentasankemiskinan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Huruf g,
Yang dimaksud dengan asas “partisipasi” adalah dalam setiap
pelaksanaan pengentasankemiskinan harus melibatkan
seluruh komponen masyarakat.
Huruf h,
Yang dimaksud dengan asas “pemberdayaan” adalah dalam
setiap pelaksanaan pengentasankemiskinan harus dilakukan
melalui peningkatan kemampuan, menggali potensi dan
kapasitas sumber daya manusia untuk meningkatkan
kemandirian.
Huruf i,
Yang dimaksud dengan asas “keberlanjutan” adalah dalam
setiap pelaksanaan pengentasankemiskinandilaksanakan
secara berkesinambungan, sehingga tercapai kemandirian
dan penurunan persentase kemiskinan.
Pasal 3 Cukup Jelas.
Pasal 4 Cukup Jelas. Pasal 5
Cukup Jelas.
23
jdih.tubankab.go.id
Pasal 6 Cukup Jelas
Pasal 7 Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas Pasal 9
Cukup Jelas Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11 Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas Pasal 13
Cukup Jelas Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15 Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas Pasal 17
Cukup Jelas Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19 Cukup Jelas
Pasal 20 Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas Pasal 22
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan identifikasi dan pemetaan karakteristik kemiskinan adalah suatu kegiatan untuk
mengetahui karakteristik penduduk miskin seperti: usia penduduk miskin apakah usia produktif atau usia lanjut, profesi atau pekerjaannya, aspek pendidikan, kesehatan, dan
kondisi tempat tinggalnya, serta sebaran penduduk miskin di masing-masing wilayah untuk melihat persoalan kemiskinan
secara utuh. Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 23 Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas Pasal 25
Cukup Jelas Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27 Cukup Jelas
24
jdih.tubankab.go.id
Pasal 28 Cukup Jelas
Pasal 29 Cukup jelas
Pasal 30
Cukup Jelas Pasal 31
Cukup Jelas Pasal 32
Cukup Jelas
Pasal 33 Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas Pasal 35
Cukup Jelas Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37 Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup Jelas Pasal 39
Cukup Jelas Pasal 40
Cukup Jelas
Pasal 41 Cukup Jelas
Pasal 42 Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas Pasal 44
Cukup Jelas
Pasal 45 Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR