BUNGKIL TENGKAWANG

Tengkawang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae yang banyak tumbuh di hutanhutan Indonesia. Industri pengolahan biji tengkawang menjadi lemak tengkawang murni merupakan salah satu industri primer potensial dari hasil hutan yang belum banyak diolah. Lemak tengkawang dipasaran internasional dikenal dengan borneo tallow atau green butter. Pengolahan biji tengkawang menjadi lemak melalui tahapan pengupasan kulit buah, pengeringan biji, ekstraksi lemak dan pemurnnian lemak. Karakteristik lemak tengkawang mirip dengan lemak coklat. Dengan demikian lemak tengkawang dapat digunakan sebagai bahan pengganti atau bahan pencampur lemak coklat yang harganya realatif lebih mahal. Penggunaan lemak tengkawang sangat luas mencakup industri kosmetika, industri farmasi, industri cat, industri pencelup dan sebagai baku cocoa butter substitute (CBS) ubtuk industri permen coklat. Ekstraksi lemak tengkawang dapat dilakukan dengan cara pengepresan (pressing) dan penggunaan pelarut (solvent extraction). Dalam penelitian ini akan dilakukan gabungan kedua teknik ini dengan kombinasi penggunaan panas pada saat pengepresan, suhu pengepresan 50 - 60 derajat celcius dengan tekanan 140 kg/cm2. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimasikan proses ekstraksi lemak tengkawang tungkul (Shorea stenoptera Burck) dengan metoda gabungan mekanis dan kimia. Analisis proksimat dari Bungkil tengkawang : Bahan kering 92,524 Protein kering 14,112 Lemak kering 11,903 Serat kasar TDN 10,722 67,435

sumber : Loka Penelitian Sapi Potong Grati-Pasuruan 2010 dan lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat IPB