Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

31
MAHARADHIKA Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 Mei 2016

Transcript of Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Page 1: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

MAHARADHIKABuletin Sahabat Museum Asia Afrika

Peringatan HUT KAA Ke-61

Mei 2016

Page 2: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

FASHION | TALKSHOW CHARITY | COMPETITION

Page 3: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...
Page 4: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Redaksi

BuletinMaharadhika

Mei 2016

Pemimpin RedaksiRisa Gama Siregar

Koordinator Journativist SMKAAAgistya Nilam A

Redaktur TeksAudrey D Alodia

Redaktur FotoAida A FuadahKontributor Teks

Agistya Nilam A, Aida A Fuadah, Aulia M Firmundia, Fariz R Wibowo, Gilang Nugraha, Nabila Nur Rania, Nurin Hidayah, Risa Gama Siregar, Shella Hajura, Wanda Setiani G, Yovita Omega S, Zhynda Adinta S

Kontributor FotoAgistya Nilam A, Aida A Fuadah, Audrey D Alodia, Fariz R Wibowo, Risa Gama Siregar, Shella Hajura, Wanda Setiani G, Zhynda Adinta S

Foto Sampul

Dok. SMKAADesain dan Tata Letak

Risa Gama Siregar

Dinaungi oleh:

4 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Page 5: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

06 Logo Journativist

(Pembukaan )07 Pembukaan Peringatan HUT KAA Ke-61

(Parade Budaya)10 Parade Budaya Asia Afrika

(Bandung Spirit for Palestine)12 Dukungan Indonesia untuk Palestina

(Jamuan Teh Petang)13 Jamuan Teh Petang Saksi Sejarah

(Pameran Diet Kantong Plastik)14 Bandung Cantik Tanpa Plastik

(Donor Darah)16 Donor Darah dalam Rangka HUT KAA Ke-61

(Diskusi Mahasiswa Internasional)17 Diskusi Mahasiswa Internasional

(Bandung Historical Study Games)18 Bandung Historical Study Games 2016

(Bandung Philharmonic Orchestra)22 Konser Bandung Philharmonic Orchestra

(Senam 3000 Anak)24 Senam 3000 Anak dalam Rangka HUT KAA Ke-61

(Kampanye Rampok Plastik)26 Rampok Plastik HUT KAA Ke-61

(Penurunan 109 Bendera)27 Penurunan 109 Bendera Asia-Afrika

Sumber:Dok. Journativist & Dok. SMKAA

Daftar Isi

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 5

Page 6: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Huruf J melambangkan inisial Journativist, sedangkan lingkaran

yang mengelilinginya melambangkan dunia atau bumi. Lambang

ini menggambarkan Journativist yang akan selalu menjadi bagian

dunia. Di setiap fenomena atau peristiwa yang terjadi di dunia ini,

Journativist akan hadir sebagai media informasi penyampaiannya.

Warna biru dan oranye melambangkan jurnalistik, yang

tetap berusaha netral dalam menyalurkan informasi da-

lam berbagai perspektif tanpa adanya latar belakang apapun.

Logo Journativist

6 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Copyright: Salim

Page 7: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

PEMBUKAANPERINGATAN HUT KAA KE-61

“Mengulang Sejarah yang Patut Dikenang”

Foto: Risa Gama

Page 8: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Sejak pukul 06.00 WIB, jalan raya sekitar museum KAA ditutup dan dijaga ketat oleh petugas keamanan. Arus lalu lintas yang seharusnya mele-wati Jalan Merdeka, dialihkan ke jalur Jalan Daleum Kaum. Sepanjang jalan Merdeka dipenuhi oleh ber-bagai kalangan masyarakat yang hendak menyaksikan pengibaran bendera negara-negara peserta Konfe-rensi Asia Afrika. Selain itu, terdapat podium kehor-matan berwarna putih dan biru tua yang akan ditem-pati oleh para tamu undangan di Jalan Ir. Soekarno. Pasukan pengibaran bendera terlihat tengah

mempersiapkan barisannya. Mereka berbaris tiga banjar, di mana orang-orang di barisan kedua mem-bawa bendera yang sudah dilipat rapi. Pasukan pengibaran dibagi menjadi dua tim, ada yang mengibar-kan bendera di Jalan Ir. Soekarno, dan ada pula yang mengibarkan-nya di Jalan Braga. Mereka telah melakukan latihan beberapa kali se-belum acara benar-benar dimulai. Tepat pada pukul 08.00 WIB,

para tamu undangan melakukan Historical Walk, persis seperti yang dilakukan para tamu undangan Konferensi Asia Afrika 61 tahun silam. Mereka berjalan kaki beriri-ngan dari Hotel Savoy Homan, menuju podium kehor-

matan yang telah disediakan. Masyarakat umum ikut mengiringi para tamu undangan dari belakang. Me-reka terlihat tidak ingin melewatkan momen tersebut

dan mengabadikannya dalam jepretan kamera ponsel. Matahari telah kian terik, tetapi pasukan ber-baju putih tetap berdiri tegak dalam posisi siap. Mere-ka mulai melangkahkan kaki berdasarkan arahan pe-mimpin upacara, dan menempati posisi masing-masing untuk mengibarkan 109 bendera negara peserta KAA dan 1 bendera PBB. Semua tamu undangan berdiri dan menyaksikan mengibaran bendera-bendera tersebut. Setelah pengibaran bendera selesai, sambutan pertama disampaikan oleh Thom-as A. Siregar selaku Kepala Museum KAA. Be-liau mengemukakan tema yang diusung dalam peringatan KAA ke-61, yaitu Fostering The Asian-Af-rican Youth Solidarity. Selanjutnya sambutan di-

sampaikan oleh H. Iwa Karniwa, Sek-da Jabar yang mewakili Gubernur Ja-bar. Beliau mengatakan dalam sambu-tanya “KAA merupakan sebuah momen besar yang memberika inspirasi bagi Asia-Afrika, dan semangat itu harus terus dipupuk dan dilestarikan di ka-langan generasi muda Asia-Afrika”. Sambutan terakhir diberi-

kan oleh Dirjen IDP Kemlu RI, Esti Andayani. Se-lanjutnya, acara Peringatan HUT KAA k-61 secara simbolis dibuka dengan pembunyian aklung yang dilakukan oleh Esti Andayani dan para perwakilan negara tetangga. Suara angklung dikuti dengan tepu-kan tangan yang begitu meriah. (Aida & Agistya)

Pembukaan HUT KAA Ke-61

Pembukaan HUT KAA

Alunan suara alat musik tradisional Jawa Barat, angklung, terdengar di Jalan Ir. Soekarno pada hari Ming-gu (16/04/2016). Suara angklung tersebut menjadi simbol pembukaan serangkaian kegiatan Peringa-

tan HUT KAA ke-61 yang digelar pada tanggal 16 April - 1 Mei 2016.

“KAA merupakan sebuah momen besar yang member-ika inspirasi bagi Asia-Af-rika, dan semangat itu harus terus dipupuk dan dilestarikan di kalangan generasi muda Asia-Afrika.”

8 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Page 9: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 9

Rangkaian pembukaan HUT KAA Ke-61Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 10: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

PARADE BUDAYA ASIA AFRIKA

Pada pembukaan Peringatan HUT Ke-61 KAA (Konperensi Asia Afrika) (17/04/2016), sebuah parade bernama “Parade Budaya Asia Afrika” dilaksanakan. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai macam kalangan. Mulai dari pejabat tinggi, hingga masyarakat umum yang berdesakan memenuhi kawasan Jalan Asia Afrika. Sejumlah pejabat pemerintah hadir untuk me-menuhi undangan acara. Beberapa di antaranya adalah Esti Andayani selaku Direktur Jenderal Informasi dan Diplo-masi Publik Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, dan H. Iwa Karniwa selaku Sekretariat Daerah Jawa Barat. Kepala Museum KAA, Thomas A. Sire-gar, juga hadir dalam acara tersebut. Arak-arakan ini menyuguhkan beragam kultur dari berbagai negara, kreativitas, peragaan sejarah, dan at-raksi beberapa komunitas yang ada

di Bandung. Kegiatan parade ini ada-lah salah satu agenda tahunan dalam Peringatan HUT KAA. Selama pa-rade berlangsung, sepanjang Jalan Asia Afrika dan Jalan Soekarno ditu-tup dan mendapat pengamanan ketat dari Aparat Polrestabes Bandung. Karnaval diawali dengan barisan Detasemen Kavaleri Berku-da Pussenkav AD yang membawa bendera negara-negara pelopor KAA 1955. Bendera-bendera negara lain-nya termasuk bendera PBB (Persat-uan Bangsa-Bangsa), diusung oleh anggota Pramuka Kwartir Cabang Kota Bandung. Ratusan anak dari Museum Kids Care Community, Apresiasi Seni Kelompok Anak Juara (Askara), Rumah Authis “Percik Insani dan Our Dream”, serta Yayasan Mata Hati Indonesia (YMHI) turut memeriahkan parade. Adapun peserta parade me-rupakan perwakilan mahasiswa da-

lam dan luar negeri dari berbagai institusi, serta komunitas yang ada di Bandung. Mereka adalah Saung An-gklung Udjo, Korps Protokoler (KPM) Unisba, Historia Van Bandoeng (HVB), Bandung in Balance Skate, Daya Ma-hasiswa Sunda (Damas), Barongsai Tian Long Kungfu, dan Paguyuban Sapedah Baheula (PSB). Parade pun ditutup oleh pertunjukan Drum Band Canka Panorama Secapa AD. Tujuan dari penyelenggaraan parade ini adalah untuk menyampaikan pada publik, bahwa KAA dan Dasa-sila Bandung merupakan hal berseja-rah yang harus tetap dijaga kelestari-an semangatnya, terutama oleh para generasi muda. Semangat KAA harus terus diwariskan secara turun temurun, karena kiprah para Bapak Bangsa da-lam memperjuangkan kongres kulit ber-warna ini sangat besar dan demi masa depan masyarakat Indonesia. (Shella)

“Beragam Warna dalam Parade Budaya”

“Semangat KAA harus terus diwariskan secara turun temurun, karena kiprah para Bapak Bangsa dalam memperjuangkan kongres kulit berwarna ini sangat besar

dan demi masa depan masyarakat Indonesia.”

Parade Budaya Asia Afrika

10| Peringatan HUT KAA Ke-61

Parade budaya asia afrikaFoto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 11: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Peringatan HUT KAA Ke-61 |11

Parade budaya Asia-Afrika di kawasan jalan Asia-AfrikaFoto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 12: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Bandung Spirit for Palestine

DUKUNGAN INDONESIA UNTUK PALESTINA

“Bukan Sebatas Jargon”

BANDUNG, JOURNATIVIST – Direktur Di-plomasi Publik Direktorat Jendral Informa-si dan Diplomasi Publik, Al Busyra Basnur, menyampaikan saat ini Indonesia sudah ber-komitmen untuk mendukung Palestina di ber-bagai bidang. Di bidang politik dan diplomasi, dukungan dilakukan melalui penetapan Konsul Kehormatan Republik Indonesia (RI) di Ra-mallah. Dengan adanya konsul kehormatan tersebut diharapkan potensi ekonomi kedua negara dapat senantiasa dikembangkan.

Salah satu program bantuan rakyat Indonesia ke Palestina adalah melalui program Pemba-ngunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza dengan bantuan koordinasi dari Medical Rescue Emer-gency – Committee (Mer-C) pada tahun 2016 ini.

“Ribuan relawan dan puluhan ribu donatur Indonesia telah banyak terlibat dalam pem-bangunan ini. Saat ini, rumah sakit tersebut sudah mulai beroperasi dan telah melayani lebih dari ribuan pasien di wilayah tersebut,” ujar Basnur saat memberikan sambutannya dalam acara Seminar dan Pameran Bandung Spirit for Palestine di Ruang Pameran Tetap Konperensi Asia Afrika (KAA), Selasa (19/4).

Acara seminar dan pameran itu juga dihadiri Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, Direktur Timur Tengah Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika Kementeri-an Luar Negeri RI, Nurul Aulia, dan Kepa-la Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Af-rika Kementerian Luar Negeri RI, Moha-mad Hery Saripudin, sebagai pembicara.

Bandung SpiritAdapun Bandung Spirit for Palestine digelar karena beberapa alasan, antara lain un-tuk menguatkan dukungan-dukungan nega-ra-negara Asia Afrika kepada Palestina, khu-susnya Indonesia. Sejak KAA 1955, hanya Palestina yang masih belum merdeka dan memiliki isu-isu lain seperti penjajahan, kema-nusiaan, dan ketidakbebasan dalam bergerak.

Kepala Pusat Pengkajian dan Pengem-bangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, bahwa upaya untuk mengangkat dan mengingatkan kembali poin-poin penting Bandung Spirit untuk semua kalangan akan dilakukan. Upaya itu dimaksudkan untuk menegaskan kembali duku-ngan terhadap kemerdekaan Palestina.

Bandung Spirit harus dihormati bu-kan sebagai suatu event, melaink-an sebagai suatu proses. Bandung Spirit telah mendunia dan menjadi world heritage dalam nilai-nilai interna-sional, maka nilai-nilai tersebut harus dimanifestasikan dengan tindakan.

“Untuk mengobarkan Bandung Spirit, jangan hanya berhenti sebatas pada jargon, words, wacana, statements, dan dokumentasi-dokumentasi saja. Namun harus dimanifestasikan dengan

tindakan. Dengan tindakan, Bandung Spirit akan terus menyala,” ujar Hery. (Fariz, Wanda/ CJNC)

12 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Rangkaian kegiatan dalam Bandung Spirit for Palestine

Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 13: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

JAMUAN TEH PETANG SAKSI SEJARAH

“Perhelatan Besar dari Percakapan Kecil”

Kerutan di wajahnya tak dapat berbohong bahwa sosoknya telah menua dimakan usia. Na-mun, suaranya masih lugas terdengar meskipun ia bercerita sambil terduduk di hadapan hadirin di Ge-dung Merdeka petang itu. Beliau adalah Sunaryati Hartono, putri dari Sunario Sastrowardoyo, yang merupakan Menteri Luar Negeri saat Konperensi Asia Afrika tengah terselenggara 61 tahun silam. Peristiwa itu memang sudah berlalu begitu lama. Namun perempuan yang berusia 84 tahun itu masih ingat be-tul saat mendiang ayahnya menghasilkan buah pikir, bahwa negara-negara yang belum atau baru saja merdeka ha-rus bersatu dan berjuang bersama untuk meningkatkan potensi bangsa. Siapa sangka, ternyata percakapan kecil itu benar-benar terwujud dalam sebuah kongres kulit berwarna pertama di dunia, yakni Konperensi Asia Afrika. (Aulia)

Jamuan Teh Petang

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 13

Rangkaian kegiatan dalam Jamuan Teh Petang saksi sejarah Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 14: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Pameran Diet Kantong Plastik

BANDUNG CANTIK TANPA PLASTIK“Kala Petisi Menjadi Realisasi”

Hai, Sahabat! Saya ingin menga-wali tulisan ini dengan sebuah fakta yang (sudah tidak terlalu) mengejutkan. Tahun ini, laut Indo-nesia kembali kehilangan salah satu hewan langka yang dimiliki-nya, yaitu penyu sisik. Penyu sisik ini diduga gugur dalam memper-tahankan hidupnya karena keracu-nan makanan. Iya, mereka mengira bahwa kantong plastik putih yang sliweran di laut adalah ubur-ubur makanannya. Bukan hanya penyu sisik, bahkan anjing laut, paus, dan lumba-lumba pun menjadi korban ‘keracunan makanan’ ini.

Bagi kita yang tinggal di Bandung, kota indah berhias pegunungan yang katanya diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum, mungkin me-nganggap bahwa kita tidak berkontri-busi dalam memberikan sampah ke lautan. Lah Bandung mana ada laut? Berarti penyu sisik mati karena ke-selek plastik juga bukan salah saya.

Sahabat, percayalah. Semua sampah rumah tangga yang kita buang sehari-hari tidak menutup kemungkinan akan mengalir ke laut. Itu berarti, pencemaran lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pabrik-pabrik milik kapita-lis, tetapi juga menjadi tanggung jawab saya dan Anda. Apalagi ke-tika menyinggung sampah kantong plastik. Sudah berapa banyak kan-tong plastik yang dibuang hari ini?

Berlandaskan hal ini, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) sejak 2010 lalu berusa-ha keras dalam mengampanyekan ‘bijak menggunakan kantong plas-

tik’. Hasil yang mereka kampa-nyekan enam tahun lalu mulai bisa dirasakan tahun ini. Petisi pay for plastic di change.org yang mere-ka ajukan pada tahun 2013 baru direspon oleh pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akhir tahun 2015. Petisi yang menjadi cikal bakal kantong plastik berbayar saat ini kemudi-an mulai diperkenalkan di bulan November dan di-launching Feb-ruari kemarin di 33 kota. Namun, ini masih tahap percobaan. Be-rarti, semua ini masih permulaan.

Melihat hal ini, dalam memeringati HUT Ke-61 Konperensi Asia Afri-ka (KAA) April lalu, Museum KAA bekerjasama dengan GIDKP dan AkzoNobel mengadakan pame-ran diet kantong plastik bertajuk “Bandung Cantik Tanpa Kantong Plastik” dan gerakan “Rampok Plastik.” Mereka memang tiga tu-buh yang berbeda, tetapi memiliki

semangat yang sama. Semangat mengaplikasikan nilai-nilai Sema-ngat Bandung yang ada: toleransi, kesetaraan, kerjasama, dan hidup saling berdampingan. Nilai-nilai yang kemudian disederhanakan dalam kehidupan sehari-hari dan dipraktekan dengan kegiatan ini.

Museum KAA sebagai institusi pendidikan terus berusaha un-tuk merangkul berbagai pihak, dan gerakan seperti ini harus didukung secara bersama. Begi-tu pula dengan Sahabat Muse-um KAA. Karena agen perubahan di setiap jaman adalah pemuda, maka kita di level masyarakat juga dapat melakukan sesuatu, asal-kan kita bekerja sama. (Yovita)

14 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Tim GIDKP sedang mengkampanyekan diet kantong plastik

Page 15: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 15

Aksi persiapan dan pameran diet kantong plastikFoto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 16: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

DONOR DARAH HUT KONPERENSI ASIA-AFRIKA KE-61

“Beragam Ekspresi yang Mewarnai Aksi”

Ada hal berbeda terjadi di kawasan Gedung Merde-ka pada Jumat pagi (22/04/2016). Beberapa orang berlalu lalang memasuki kawasan tersebut baik melalui pintu Jalan Braga, maupun melalui pintu Kantor Sekretariat Dedung Merdeka yang berada di Jalan Ir. Soekarno. Hal menarik lain yang dapat ditemukan adalah terparkirnya mobil PMI Kota Bandung di halaman Kantor Pemerintah Provinsi Ja-bar, dan terdapat beberapa meja makanan yang berjejer rapi tepat di selasar sebelah Ruang Tangkuban Perahu. Seorang penjual bubur kacang hijau pun hadir, sebab da-gangannya sengaja dipesan untuk sebuah acara di situ. Ternyata, orang – orang yang sedari tadi memenuhi Gedung Merdeka merupakan relawan yang ikut merayakan Peringatan HUT KAA Ke-61 dengan aksi donor darah. Aca-

Donor Darah

ra tersebut berlangsung di Ruang Burangrang. Tak sedikit muda mudi dan orang tua yang ikut serta dalam acara ini. Daftar di meja registrasi, sarapan dengan bubur kacang hi-jau apabila belum sarapan, dan mengecekan kondisi fisik dengan tes tekanan darah serta hemoglobin merupakan prosesi yang harus dilakukan sebelum melakukan donor darah. Beragam ekspresi relawan turut serta mewarnai ke-giatan. Ada yang senang karena dapat berpartisipasi, ada yang tegang karena takut jarum suntik, dan ada pula yang sedih karena kondisi badannya tidak dapat memenuhi per-syaratan pendonor. Ekspresi – ekspresi ini pula yang per-sis tergambar saat berlangsungnya konferensi 61 tahun silam. Bedanya hanya masalah situasi saja. (Agistya)

16 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Koor. Eksekutif SMKAA dan beberapa staf MKAA melakukan donor darah Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 17: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

DISKUSI MAHASISWA INTERNASIONAL“Pendidikan Inklusif Bagi Segala Bangsa”

Saat matahari berada di puncaknya langit Bandung, sekelompok mahasiswa mulai berdatangan ke Gedung Merdeka untuk berdiskusi. Ada sekitar 73 mahasiswa lokal maupun asing yang menghadiri sesi diskusi kali ini. Atmosfer semangat jiwa muda mereka terasa di Ruang Pameran Tetap Gedung Merdeka saat itu. Mereka membahas pendidikan inklusif yang harus di-terapkan pada sistem pendidikan di Asia-Afrika dalam diskusi mereka. Sudah sejak setahun yang lalu, semenjak Asian African Students Conference yang kedua diadakan, tema tersebut terus diangkat dan digaungkan. Sedari awal, isu yang ditekankan ada-lah meningkatkan kesadaran masyarakat Asia-Afrika terhadap pen-tingnya pendidikan, membangun pendidikan inklusif bagi masyarakat Asia-Afrika, membangun pendidikan yang bebas, serta memba-ngun pendidikan yang berdasarkan kebijakan lokal di Asia dan Afrika. Acara yang berdurasi sekitar 2 jam tersebut dipimpin oleh Nsikan Ekwere yang merupakan Koordinator Eksekutif Young Afri-can Ambassador in Asia (YAAA). Sebagai hiburan, digelar juga per-

tunjukan seni yang dipentaskan oleh perwakilan dari Bangladesh de-ngan menyanyikan salah satu lagu daerah mereka, juga perwakilan Madagaskar yang secara meriah menampilkan tarian khas mereka. Nsikan menegaskan, bahwa pendidikan di Asia-Afrika ma-sih belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Selain itu, pendidikan harus menjadi hal yang penting bagi seluruh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Asia dan Afrika. Maka dari itu, ia mengharapkan bahwa semua gene-rasi muda dapat memahami pendidikan inklusif ini dan mene-rapkannya dalam sistem pendidikan di masing-masing negara. Pendidikan inklusif sendiri adalah pendidikan yang dapat diakses dan dirasakan oleh semua orang, terutama bagi mereka yang kekurangan. Semua pihak harus menjadi bagiam dari ko-munitas belajar ini. UNESCO (2009) sendiri menuturkan bahwa pendidikan inklusif adalah sebuah proses meningkatkan kapa-sitas sistem pendidikan sehingga dapat dijangkau oleh semua pihak. Dalam pendidikan inklusif, pemerintah juga mempunyai peran dalam menyejahterakan sistem pendidikan negaranya. Kembali, Nsikan juga menuturkan bahwa apa yang ingin dicapai setelah diskusi ini adalah persamaan ide me-ngenai pendidikan inklusif, agar semua pihak dapat sa-ling membantu untuk mengembangkan pendidikan di du-nia, yang mana akan sangat berimbas baik pada kehidupan. Sejalan dengan Nsikan, Azmi Wulandari sebagai salah satu peserta, dari International Women University, mengharap-kan peran pemerintah dalam memajukan sistem pendidikan. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat Asia-Afrika masih rendah kesadarannya terhadap pendidikan. Ke depannya ia berharap, masyarakat, khususnya pelajar menyadari bahwa pendidikan itu penting dan tidak bisa dianggap remeh. Sebab di luar sana, masih banyak orang yang sulit untuk mengakses pendidikan. Berbeda dengan negara maju, pendidikan di ka-wasan Asia-Afrika masih memiliki banyak hambatan dan per-soalan. Salah satu faktornya adalah masalah ekonomi, di mana terdapat banyak tempat pendidikan menerapkan ta-rif yang relatif mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, diyakini bahwa sistem pendidikan yang ada di Asia-Afrika banyak terpengaruh oleh pendidikan Eropa. Maka dari itu, pendidikan inklusif ingin membawa kembali pendidikan di mana sistem budaya dari masing-masing negara dapat di-terapkan di dalamnya. Pendidikan inklusif harus dapat memba-wa kembali pendidikan ke lingkungan mereka masing-masing. Diharapkan semua pihak, terutama masyarakat Asia-Af-rika, dapat memahami dan menerapkan pendidikan inklusif da-lam sistem pendidikan masing-masing. Lingkungan setiap indivi-du memang berbeda, tetapi pendidikan harus dapat menjangkau semua pihak. Setiap individu pun perlu memahami bahwa pen-didikan adalah alat yang dapat digunakan dalam kehidupan. Di akhir wawancara, Nsikan menyatakan bah-wa semua orang, terutama pemuda di Asia-Afrika, dapat saling berkontribusi dalam memajukan pendidikan, di mana pun mereka berada, siapa pun mereka. (Wanda)

Diskusi Mahasiswa Internasional

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 17

Rangkaian kegiatan dalam diskusi mahasiswa internasional

Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 18: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Bandung Historical

Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 19: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Bandung Historical

Study Games

Page 20: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Bandung Historical Study Games 2016

Jika mengutip pernyataan dari Ir. Soekarno yang menyatakan bahwa, “Jangan sekali-kali meninggal-kan sejarah”, maka sungguh ironis me-lihat apa yang terjadi pada kebanyakan generasi muda bangsa ini sekarang. Begitu banyak dari mereka yang telah melupakan sejarah merdekanya nega-ra kesatuan ini. Mereka telah melupa-kan pengorbanan jiwa raga para pejuang kemerdekaan republik ini. Mengapa remaja kita tidak tertarik dengan sejarah bangsanya sendiri? Padahal, sejarah Republik Indonesia ini sebenarnya begitu unik, menarik, dan memiliki banyak hikmah yang bisa di adikan pelajaran. Seper-tinya salah satu faktor yang menye-babkan ketertarikan rendah para ge-nerasi muda pada sejarah bangsa kita adalah pendidikan sejarah yang dinilai kurang menarik bagi kalangan remaja sekarang. Diperlukan sebuah creative teaching untuk memberikan pengaja-ran bagi warga Indonesia. Inilah salah salah satu alasan diadakannya Ban-dung Historical Study Games (BHSG). Apa itu BHSG (Bandung His-torical Study Games)? BHSG adalah

sebuah permainan edukatif, kreatif, dan rekreatif yang diselenggarakan oleh SMKAA (Sahabat Museum Konperen-si Asia Afrika) yang merupakan bagian dari rangkaian acara Peringatan HUT Ke-61 Konperensi Asia-Afrika. Pada Hari Sabtu (23/04/2016), untuk yang ke-empat kalinya BHSG diselenggarakan. Dengan mengusung jargon ‘Explore Bandung with your friends and feel the adventure’, para peser-ta dibawa untuk menjelajahi sejumlah monumen dan bangunan bersejarah di Kota Bandung. Selain dalam rangka memeringati HUT Ke-61 KAA, kegiatan ini juga diadakan dengan tiga tujuan utama, yakni mengobarkan kemba-li semangat Bandung, mengenalkan kembali sejarah Asia Afrika, dan me-ngenal sejarah Bandung. Tahun ini, BHSG memilih empat tema besar se-jarah Kota Bandung, yaitu arsitektur, gaya hidup, militer, dan tokoh-tokoh yang pernah melakukan pergerakan di Bandung. Keempat aspek ini dituang-kan pada rute perjalanan dan soal-soal. Antusiasme para pe-serta BHSG ini dapat dilihat pada saat pembukaan acara.

“Antusiasmenya sangat luar bia-sa. Meskipun tadi acara dibuka pukul 07.00 WIB, tetapi sejak pukul 05.00 WIB banyak peserta sudah memadati tempat ini,” ujar Sochif. Sejalan dengan pernyata-an Sochif, guru-guru dari SMK Pelita pun menyampaikan suk-acitanya mengikuti kegiatan ini. “Kami berangkat dari rumah pukul 04.00 WIB, lanjut shalat subuh di Pusdai, lalu langsung ke Dwi War-na untuk registrasi. Kami datang per-tama loh,” ujar salah satu guru SMK Pelita. Antusiasme besar pun ditun-jukkan oleh peserta yang rela datang jauh dari Surabaya, Jakarta, dan Solo hanya untuk berlomba di BHSG. Titik kumpul awal kegia-tan ini berada di Gedung Dwi War-na, yang saat ini sudah resmi men-jadi Museum Perbendaharaan, dan berakhir di Museum Asia Afrika. Pengumuman pemenang BHSG 2016 diumumkan pada 24 April 2016 melalui twitter @AsiaA-f r i c a M u s e u m . ( Yo v i t a / G i l a n g )

“Edukatif, Kreatif, Rekreatif”

Bandung Historical Study Games

STUDY GAMES

20 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Page 21: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 21

Aksi dari beberapa kelompok BHSG 2016Foto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 22: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

handal, mereka tak memiliki kesem-patan untuk menjadi personil seper-ti yang lain dikarenakan kesibukan mereka dalam mengurusi BPHO.

Sepanjang tahun 2016, BPHO te-lah merencanakan tiga konser besar di Kota Bandung bersama dengan Robert Nodling. Entah menjadi salah

satu dari tiga konser besar atau tidak, yang jelas saya telah menyaksikan sendiri secara langsung konser yang bertemakan ‘Heroes’ pada salah satu rangkaian HUT Ke-61 Konfe-rensi Asia Afrika di Gedung Merdeka. Alunan musik yang mereka mainkan benar-benar membuat para penontonn-ya terpukau dan tersentak kaget karena mengetahui jadwal latihan yang hanya

Konser Bandung Philharmonic Orchestra

“Karya Untuk Bandung”

Kesadaran akan asas Bhine-ka Tunggal Ika dan Panca-sila menjadi dasar pemben-tukan Bandung Philharmon-ic Orchestra yang tak lepas dari ingatan para perintisnya. Empat orang anak muda de-ngan satu tujuan, membangun mimpi, budaya, dan sumber daya manusia In-donesia melalui simfoni orkestra berstandar interna-sional, serta merea-lisasikan Ban-dung Philharmonic Orchestra (BPHO) sebagai bentuk pengabdian un-tuk Kota Bandung.

Didukung oleh mu-sisi internasional bertalenta seperti Robert Nordling, Michael Hall, Eric Awuy, dan Dan-ny Ceri, BPHO bertujuan untuk mengubah dunia melalui musik tan-pa membeda-be-dakan ras, suku, bangsa dan agama.

Sebelumnya, saya sempat membaca sebuah artikel di Tempo mengenai empat pendi-ri BPHO, yaitu Airin Efferin, Putu Sandra D.K., Fauzie Wiriadrisastra, dan Ronny Gu-nawan. Walau mereka me-rupakan para pemusik yang

berjalan selama satu minggu.

Tak banyak orang, khusus-nya para pemuda, yang mau mempertahankan kecintaan-nya pada Kota Bandung melalui sebuah karya. BPHO justru membuktikan bahwa mereka bisa mendedikasikan kary-

anya untuk Kota Band-ung melalui konser ‘He-roes’. Me-reka paham, bahwa saat ini, mereka belum se-baik orkes-tra-orkestra dari negar lain. Na-mun de-ngan percaya diri, mereka m e n a r g e t -kan bahwa dalam kurun waktu em-pat sampai

lima tahun ke depan, mere-ka akan mam-

pu menjadi orkestra ter-baik se-Asia Tenggara.

Bagi saya sendiri, sebuah karya baik musik atau karya seni lainnya, dapat terus berlanjut hanya jika mere-ka fokus dan mendapatkan dukungan penuh dari pen-dengar maupun masyarakat-

Bandung Philharmonic Orchestra

22 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Konser Bandung Philharmonic Orchestra di Main Hall GedungMerdeka

Foto: Dok. Journativist

Page 23: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

nya. Mereka begitu menghargai setiap dukun-gan yang masuk untuk operasional orchestra ini. Terwujudnya BPHO tidak terlepas pula dari dukungan para sahabat Bandung Philharmonic.

BPHO sendiri beranggotakan anak-anak muda ber-talenta yang sebelumnya telah terjaring melalui au-disi. Dalam hal ini, saya sungguh berharap bahwa BPHO akan dapat terus berdiri tegak seperti seka-rang. Karena pada dasarnya, suatu komunitas yang mayoritasnya terdiri dari satu generasi, akan mem-buat sebuah regenerasi dari komunitas tersebut. Ditambah lagi, mereka tak berniat untuk menggan-ti-ganti pemain. Sebab mereka beranggapan bahwa jika terus menerus ada pergantian personil, maka perkembangan BPHO akan terhambat. Saya mem-bayangkan ketika regenerasi terjadi, mayoritas gen-erasi tersebut akan pensiun di saat yang b e r s a m a a n yang men-g a k i b a t k a n adanya tatan-an dan prin-sip baru oleh generasi se-lanjutnya. Se-moga BPHO terus berjaya.

Satu hal yang m e m b u a t saya berde-cak kagum dengan BPHO adalah duku-ngan dari berbagai ka-langan penting seperti Ridwan Kamil selaku Wali Kota Bandung periode 2013-2018, Gustavo Dudamel dari Los Angeles Philharmonic, Basuki Tjahaya Purna-ma (Ahok) selaku Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017, Iswargia R. Soedarno dari Jakarta Conservatory of Music, dan masih banyak lainnya.

"Pembentukan orkes simfonik Bandung Philharmo-nic merupakan berita gembira yang harus kita sambut bersama. Bukan hanya oleh masyarakat Bandung, tetapi juga oleh bangsa Indonesia pada umumnya.

Selama ini kegiatan musik simfonik di Indone-sia selalu sepi dari perhatian dan dukungan pe-merintah. Semoga peristiwa ini merupakan awal dari babak baru dunia musik simfonik Indonesia, di mana semua insan musik dan pemerintah dapat bahu membahu untuk saling mendukung.

Di negeri dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa, kita memerlukan jauh lebih banyak orkes simfoni dan musisinya. Dunia musik simfonik memerlukan banyak tiang penyang-gah (baca: orkestra) untuk bisa bertahan. Sa-ling mendukung. Saling menguatkan. Kita be-lum bersaing. Secara makro, kita harus akui bahwa bahkan dibandingkan dengan nega-ra-negara Asia pun, kita masih jauh tertinggal.

S e m o g a B a n d u n g Philharmonic menjadi inspi-rasi bagi kota lain untuk ikut m e m b e n t u k orkes simfoni b e r i k u t n y a . Selamat un-tuk segenap m u s i s i n y a . Terima kasih untuk conduc-tor-nya, Ro-bert Nordling, yang berke-nan menyum-b a n g k a n t e n a g a

dan pikiran-nya untuk-

Bandung Philharmonic.

“Mari bersatu membangun musik simfo-nik Indonesia!" ucap Addie MS dari Twi-lite Orchestra yang juga ikut mendukung BPHO dilansir dari website resmi BPHO.

Bagaimanapun, saya begitu menyukai BPHO sejak pertama kali saya menyaksikan sendi-ri konser BPHO bertajuk ‘Heroes’. Seper-ti yang saya katakan sebelumnya, sebuah

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 23

Beberapa personil dari Bandung Philharmonic OrchestraFoto: Dok. Journativist

Page 24: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Senam 3000 Anak dalam rangkaian hut kaa ke-61

Senam 3000 Anak

Lompatan dan gerakan dilakukan dengan serentak, menciptakan pemandangan in-dah bagi setiap orang yang melihatnya.

Tidak seperti hari minggu lainnya, sejak pagi hari,

derap langkah-langkah kecil telah terdengar di stadion Arcama-

nik. Lalunan langkah tersebut kemudian dijawab dengan

sambutan selamat datang. Di stadion ini akan dilaksanakan

senam 3000 anak yang merupakan salah satu rangkaian

acara perayaan ulang tahun KAA ke-61. Ratusan sekolah

dasar sebandung raya menjadi peserta kegiatan ini. Ti-

dak hanya siswa sekolah dasar, anak-anak panti asuhan

juga tak ingin kalah. Mereka mempersembahkan tari Sa-

man sebagai pembuka kegiatan ini, diikuti oleh penampilan

menyanyi dari seorang anak berprestasi bernama Gaza.

Di luar dugaan, jumlah peserta melebihi dari kapa-

sitas yang disediakan. Hal ini menunjukkan antusias yang

sangat luar biasa. Lebih dari 3000 anak menggerakkan

badan sesuai instruksi yang diberikan oleh Persani (Per-

satuan Senam Indonesia) selaku instruktur senam. Setiap

anak terlihat sangat lihai menggerak-gerakkan badan, tan-

gan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. Lompatan dan gera-

kan dilakukan secara serentak, menciptakan pemandangan

indah bagi setiap orang yang melihatnya. Semangat ini tidak

luntur meskipun matahari telah mencapai puncaknya. (Risa)

24 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Page 25: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Aksi pelajar Bandung dalam kegiatan senam 3000 anakFoto: Dok. Journativist & SMKAA

Page 26: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Rampok Plastik HUT KAA Ke-61“Kala Para Perampok Berkeliaran”

Kampanye Rampok Plastik

26 | Peringatan HUT KAA Ke-61

Dua orang relawan dari Gerakan Diet Kantong Plastik sedang beraksi dalam kampanye rampok plastikFoto: Dok. Journativist

Page 27: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Dua orang perempuan duduk menyandarkan bahunya di kur-

si halaman Museum Konperensi Asia-Afrika. Wajahnya meme-

rah dan peluh bercucuran dari dahinya. Sebuah karung yang di dalamnya ter-

dapat begitu banyak kantong plastik ada di antara mereka. Mereka ada-

lah sebagian dari “perampok” yang beraksi pada hari Minggu (24/04/2016)

Sudah sejak pagi, para “perampok” melakukan aksinya di kawasan Muse-

um Asia - Afrika. Mereka berkeliling sambil membawa karung, dan “meram-

pok” plastik milik masyarakat sekitar. Setiap kantong keresek yang pada

saat itu dibawa oleh orang yang berlalu lalang, akan “dirampok” dan di-

ganti dengan tas yang terbuat dari kain yang bisa dipakai beberapa kali.

“Rampok Plastik” merupakan akhir dari serangkaian kegiatan bertemakan diet

kantong plastik sebelumnya yang berupa pameran dan talkshow, terseleng-

gara sejak tanggal 21 hingga 22 April 2016. Acara ini diprakarsai oleh Ge-

rakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), dan dilaksanakan dalam rang-

ka memperingati HUT KAA Ke-61. Selain itu, “Rampok Plastik” pun bertu-

juan untuk memupuk kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya me-

minimalisir penggunaan kantong plastik yang dapat mencemari lingku-

ngan. Terlebih, sampah plastik sangat sulit untuk diuraikan. (Aida & Zhynda)

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 27

Page 28: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Penurunan 109 Bendera Asia Afrika

Pasukan Pramuka sedang melakukan penurunan 109 bendera Asia-AfrikaFoto: Dok. Journativist

Page 29: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Penurunan 109 Bendera Asia Afrika

Gema suara drum band terdengar di sekitar jalan

Asia Afrika. Suara tersebut berpusat di jalan Ir Soekar-

no pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2016. Menggemanya

suara drum band yang mengalunkan lagu – lagu nasional

bangsa Indonesia merupakan sebuah tanda bahwa berakhir

pula acara kemeriahan HUT ke 61 Konperensi Asia Afrika.

Bebeberapa menit sebelumnya, bendera 109 ne-

gara partisipan konperensi dan 1 bendera PBB pun telah

diturunkan oleh para pelajar kota Bandung yang berse-

ragam pramuka. Mereka adalah kalangan remaja yang

terpilih. Antusias dan semangat nasionalisme terlihat dari

raut wajah mereka. Hal ini dapat dibuktikan dengan beta-

pa giatnya mereka berlatih selama kurang lebih satu bulan

dan pada saat pelaksaan mereka terlihat sigap. (Agistya)

Penurunan 109 Bendera Asia Afrika

Tabuhan drum band dan riuh warga setempat mengiringi pasukan penurunan 109 bendera Asia Afrika, menyambut penutupan perayaan HUT KAA Ke-61.

Peringatan HUT KAA Ke-61 | 29

Page 30: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...

Pasukan Pramuka sedang melakukan penurunan 109 bendera Asia-AfrikaFoto: Dok. Journativist

Page 31: Buletin Sahabat Museum Asia Afrika Peringatan HUT KAA Ke-61 ...