Buletin Digital Edisi 35 - Human Security.pdf
description
Transcript of Buletin Digital Edisi 35 - Human Security.pdf
Korps Mahasiswa Hubungan Internasional
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Diterbitkan oleh :
site: komahi.umy.ac.id | e-mail: [email protected]
BULETIN DIGITAL
Edisi 35/ 20 MEI—20 JUNI 2013 2012
HUMAN SECURITY
INTERNATIONAL
RELATION
NEWS
HU
MA
N S
ECU
RIT
Y
BERANDA
REDAKSI
Buletin IRN Digital ini diterbitkan oleh
Divisi Pers Mahasiswa Korps Mahasiswa Hubungan Internasional
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Penasehat : Ali Muhammad, MA., Ph.D.
Penanggung Jawab Umum : Reza Fahmi
Pimpinan Umum : Reynita Hutami Adiningsih
Pimpinan Redaksi : Mira Dewi
Reporter : Deansa Sonia Hefranesa ; M. Nizar Sohyb ; Novita Permata Aji ; Indra Jaya Wiranata ; M. Faldi Baskoro H. ; Achmad Zulfikar ; Diah Sulung Syafitri ; Anif Kusuma Ningrum ; Zuha Destia Anmonita
Editor : Julia Rizky
Layout : Sarah Nur Ramadhani
Sirkulasi dan Iklan : Nanang Khoirino ; M. Satria Alamsyah ; Richo Bimapaksi ; Ragil Risky Rachman
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah, puji syukur kekhadirat Allah SWT yang selalu miridhai segala hal baik yang selalu kita lakukan. Shalawat beserta salam pula tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Ditengah kesibukan yang luar biasa dalam menyiapkan agenda besar yang diada-kan oleh KOMAHI UMY, rasa syukur dan terima kasih juga saya sampaikan kepada te-man-teman yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan IRN Digital edisi 35 ini. Sebuah konsistensi dan integritas yang tidak diragukan lagi.
Human security merupakan tema yang kita angkat pada bulletin edisi kali ini. Te-ma tersebut merupakan isu yang sering terdengar di kalangan HI, namun selalu memiliki daya tarik untuk digali lebih dalam lagi.
Dalam edisi human secutity ini, akan dibahas bagaimana perkembangan Human Security di dunia dengan spesifikasi Asia, salah satu benuadengan jumlah terbesar kasus pelanggaran Human Security. Selain itu, disini juga akan dibahas mengenai keterlibatan aktor-aktor penting dalam perkembangan human security yang sangat menarik untuk kalangan HI.
Harapan kami dari penerbitan buletin ini menjadi sarana bagi anda untuk menambah wawasan serta mengembangkan intelektualitasan dalam mengkritisi isu-isu yang terjadi di ranah Hubungan Internasional. Demikian pengantar dari Redaksi, semoga ilmu yang di dapatkan dapat diaplikasikan secara nyata di masyarakat.
Wassalamu alaikum wr. Wb.
HU
MA
N S
ECU
RIT
Y
DAFTAR ISI
Fokus I Human Security
Fokus II Human Security di Asia
Reportase FKM MUN
Profil actor that have relation
Artikel Perlindungan HAM
Komentar Mahasiswa
Komentar Dosen
B
U
L
E
T
I
N
D
I
G
I
T
A
L
HUMAN SECURITY
Evolusi kekerasan, khususnya selama sepuluh tahun
terakhir, telah sangat merubah pemahaman kita tentang
ketidakamanan. Sejak berakhirnya perang dingin, kita
menyaksikan kehidupan jutaan orang terancam tidak
hanya dikarenakan oleh perang Internasional dan konflik
internal namun juga oleh kemiskinan yang kronis dan
persisten, bencana alam yang terkait dengan iklim, keja-
hatan yang terorganisir, perdagangan manusia, pandemi
kesehatan, dan ekonomi.
Tantangan-tantangan yang lama dan baru telah
serius mengancam kehidupan dan mata pencaharian
jutaan masyarakat di seluruh dunia. Sementara kea-
manan nasional tetap penting bagi perdamaian dan sta-
bilitas, dampak dari tantangan yang kompleks dan multi-
dimensi saat ini mengungkapkan kerentanan kita bersa-
ma untuk sebuah resiko yang tumbuh dari ancaman yang
luas dan lintas sektor. Baik yang disebabkan oleh faktor
internal atau eksternal, ancaman saat ini semakin mem-
buktikan bahwa ketidakamanan dapat menyebar dengan
cepat di dalam dan di seluruh negara, dan menimbulkan
krisis yang lebih keras yang tidak hanya menimpa indi-
vidu tetapi juga sering mengancam keamanan nasional,
regional dan internasional yang lebih luas.
Pada saat yang sama, kesempatan untuk
menghilangkan rasa tidak aman telah lebih besar da-
ripada sebelumnya. Sebuah perpaduan yang belum
pernah terjadi sebelumnya dari sumber daya dan
teknologi membuktikan bahwa kita memiliki alat, penge-
tahuan dan sumber daya untuk membuat kemajuan yang
terukur dalam mencapai Human security. Untuk me-
manfaatkan peluang tersebut, para pengambil keputusan
dan praktisi harus menyadari bahwa jaminan keamanan
membutuhkan sebuah kerangka baru di mana kelangsun-
gan hidup, mata pencaharian dan martabat manusia men-
jadi dasar untuk mencapai perdamaian, pembangunan
dan kemajuan manusia pada setiap tingkatannya - baik
lokal, nasional, regional dan internasional.
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat 143 dari World
Summit Outcome 2005 (A/RES/60/1), yang berjudul
'Human security, Kepala Negara dan Pemerintah
menekankan "hak semua orang untuk hidup dalam
kebebasan dan martabat, bebas dari kemiskinan dan pu-
tus asa", dan mengakui bahwa" semua individu, khu-
putus asa", dan mengakui bahwa" semua individu,
khususnya pada orang yang rentan, berhak untuk bebas
dari rasa takut, dengan kesempatan yang sama untuk
menikmati semua hak-hak mereka dan sepenuhnya
mengembangkan potensi mereka sebagai manusia".
Human security bertujuan untuk memastikan ke-
langsungan hidup, mata pencaharian dan martabat manu-
sia dalam menanggapi ancaman yang muncul - ancaman
yang meluas dan lintas batas. Ancaman tersebut tidak
terbatas pada mereka yang hidup dalam kemiskinan atau
dalam konflik. Pada saat ini, masyarakat di seluruh
dunia, di negara berkembang dan Negara maju mengala-
mi kondisi yang serupa, dimana hidup dalam kondisi
keamanan yang bervariasi. Ancaman ini adalah ancaman
yang serius yang dihadapi oleh pemerintah dan masyara-
kat.
Dengan demikian, Human security menekankan
pada keuniversalan dan saling ketergantungan dari
seperangkat kebebasan yang mendasar bagi kehidupan
manusia. Kebebasan yang mendasar tersebut adalah
kebebasan dari rasa takut, bebas untuk berkeinginan dan
kebebasan untuk hidup bermartabat. Akibatnya, Human
security mengakui bahwa keterkaitan antara keamanan,
pembangunan dan hak asasi manusia dianggap sebagai
pemebentuk manusia dan keamanan nasional.
Selain itu, karena penyebab dan perwujudan ketid-
akamanan manusia sangat bervariasi di seluruh negara
dan masyarakat, Human security akan diperkuat dengan
pengembangan solusi yang tertanam dalam realitas lokal
dan didasarkan pada kepemilikan nasional. Dengan
demikian, Human security dapat meningkatkan kapasitas
pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan po-
tensi mereka dan hidup bermartabat, bebas dari kemiski-
nan dan keputusasaan.
Sumber : http://www.unocha.org/humansecurity/
about-human-security/human-security-all
Buletin International Relations Edisi 35 | 4
Human Security di Asia
Human security is an emerging para-
digm for understanding glob-
al vulnerabilities whose proponents challenge
the traditional notion of national security by
arguing that the proper referent for security
should be the individual rather than the state.
Human security holds that a people-centered
view of security is necessary for national, re-
gional and global stability. The concept
emerged from a post-Cold War, multi-
disciplinary understanding of security involving
a number of research fields, includ-
ing development studies, international rela-
tions, strategic studies, and human rights.
The United Nations Development Pro-
gramme's 1994 Human Development Report is
considered a milestone publication in the field
of human security, with its argument that insur-
ing "freedom from want" and "freedom from
fear" for all persons is the best path to tackle
the problem of global insecurity.
Over the past couple of decades, hu-
man security analysis has come to the fore in
light of terrorist attacks, civil war, ethnic vio-
lence, epidemics, and sudden economic cri-
ses. The notion of human security is people-
centred and goes beyond traditional security
analysis which focuses on the ability of the
state to defend itself against external
threats. Human security concerns have been
behind major humanitarian interventions such
as in East Timor. The human security lens
does provide an interesting perspective on the
state of Asian development and the well-being
of the region's citizens. Indeed, it exposes the
region's many social fractures and risks of so-
cial instability. But as important as human se-
curity is in Asia, national security also remains
an important issue in light of the unpredictabil-
ity and instability in North Korea, China's belli-
cose behaviour with its neighbors in the South
China Sea, border disputes between Cambo-
dia and Thailand, and the ongoing tense rela-
tions between most of the countries of South
Asia, that’s just some example. In conclusion,
Asia has a big agenda in terms of ensuring the
national security of its peoples, as well as en-
suring their human security. (Indra)
Buletin International Relations Edisi 35 | 5
Reportase : FKM MUN
Bertempat di Universitas Respati Yog-
yakarta (UNRIYO), perwakilan dari tiap-tiap
universitas yang tergabung dalam FKMHII
(Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan In-
ternasional se-Indonesia) Korwil (Koordinator
Wilayah) IV menggelar “Technical Meeting”
simulasi sidang MUN (Model of United Na-
tions). Agenda ini akan dihelat September
mendatang. Namun, untuk memantapkan per-
siapan delegasi, pelatihannya sudah dimulai
bertepatan dengan rapat FKMHII Korwil IV, 9
Mei 2013.
Tim presentasi yang dimotori tim UGM-
MUN Community menjelaskan beberapa hal
penting yang harus diketahui calon peserta
simulasi sidang pemula ketika nanti berada di
ruang sidang. Termasuk peraturan, etika, hak,
kewajiban, larangan, dan lain sebagainya yang
harus ditaati peserta sidang.
Para peserta sangat antusias menyimak
pemaparan yang disampaikan. Terbukti dari
beberapa pertanyaan yang mereka lontarkan.
Hal ini semakin membuat suasana tutorial per-
dana menjadi lebih hidup.
Nantinya, para peserta akan dibagi men-
jadi 2 council yang mengangkat 2 topik ber-
beda, yaitu tema ECOSOC Council (Economic
and Social) dan United Nations Security Coun-
cil (berkenaan dengan senjata nuklir). Pelatihan
selanjutnya akan berlangsung pada bulan Juni
bertepatan dengan rapat FKMHII Korwil IV.
(diah)
Buletin International Relations Edisi 35 | 6
Silver Age Celebration Of KOMAHI
Apa itu Silver Age Celebration of KOMAHI? Siver Age Celebration of
KOMAHI atau biasa disingkat SACK merupakan tema besar agenda
KOMAHI tahun ini. Makna dibalik tema tersebut tentu tersurat dari na-
ma tema yang mengandung kata “silver age” yang berarti umur perak
atau usia ke 25. Tepat pada tahun ini, KOMAHI UMY merayakan umur
peraknya dengan serangkaian agenda besar dibawah tema SACK. Tahun
ini bisa dibilang menjadi salah satu tahun tersibuk agenda KOMAHI. Sedikitnya tujuh agenda besar
di rancang pada saat raker dan General meeting untuk memeriahkan tahun perak KOMAHI sendiri.
Kesibukan pengurus KOMAHI yang dimulai sejak februari sepertinya terbayar genap. Ketujuh
agenda yang telah direncanakan semuanya berjalan dengan lancar dan meriah. Sebagai agenda pembu-
ka, Earth for Us (EoS) yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2013 menjadi awal sukses agenda
selanjutnya seperti Diplomatic Course (DC), European Union’s Day (EUD), KOMAHI Futsal Cup
(KFC), KOMAHI Birthday Party (KOMBAT), Talkshow dan Lomba Essay (TSLE), dan ditutup
dengan meriah serta mengharu biru oleh agenda Refleksi 25 Tahun KOMAHI pada tanggal 8 Juni
2013.
Kesuksean yang telah diraih pada agenda SACK merupakan satu kado yang berarti bagi eksis-
tensi KOMAHI selama 25 tahun ini. Semoga kesuksesan yang diraih tahun ini bisa menjadi efek dom-
ino bagi agenda-agenda KOMAHI ditahun yang akan datang. Selamat menjalani umur perak KOMA-
HI, semoga semuanya akan menjadi lebih baik kedepannya. Jaya SACK, jaya KOMAHI.
Buletin International Relations Edisi 35 | 7
Johannes Cornelis
Princen lahir di Den Haag,
Belanda 21 November
1925. Beliau adalah tokoh
pejuang Hak Asasi Manu-
sia(HAM) dan demokrasi
yang konsisten berjuang
sejak jaman kolonial Bel-
anda, era demokrasi ter-
pimpin, era Orde Baru dan
era reformasi. Meninggal
dunia pada Jumat 22 Februari 2002 setelah bebera-
pa lama lumpuh akibat stroke.
Beliau adalah penerima penghargaan Yap
Thiam Hien Award 1992 untuk perjuangannya
menegakkan demokrasi dan HAM. Ia merupakan
tokoh penting di masa perdebatan konstitusi pada
dasawarsa 50-an.
Perjalanan karirnya dimulai dari Biro Pen-
asehat Ekonomi Teppema dan Vargroup Groothan-
del voor Chemische Producten di Den Haag (1942-
1943). Kemudian Stoottroepen Regiment Brabant
dan bekerja pada Bureau voor Nationale Veiligheid
(1945). Lalu ikut Long March dari Jateng ke Jabar
bersama Batalyon Kala Hitam, kemudian bekerja di
SUAD (1948-1956).
Sempat menjadi Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) (1956). Setelah itu dia menjabat Ket-
ua Umum Lembaga Pembela Hak-Hak Azasi
Manusia (LPHAM) (sejak 1966). Juga memimpin
Yayasan LBH Indonesia (1970), seraya aktif se-
bagai Lihat Daftar Wartawan
wartawan untuk suratkabar dan Radio Belanda di
Indonesia (1969-1972).
wartawan untuk suratkabar dan Radio Belanda di
Indonesia (1969-1972).
Sejak 1979 dia pun aktif sebagai pengacara.
Tahun 1988, dia aktif sebagai pendengar dalam
Pengkajian Pokja Gubernur DKI Jakarta (1966-
1977) Petisi 50. Kemudian mendirikan Serikat Bu-
ruh Merdeka - Setia Kawan dan menjadi ketuanya
(1990). Tahun 1995 menjabat Wakil Ketua Care-
taker Yayasan LBH Indonesia (YLBHI).
Sebelumnya ia pernah dijatuhi Hukuman
mati di Utrecht. Dia juga ikut menghuni kamp kon-
sentrasi Jerman di 7 kota Eropa. Di Indonesia, dia
ditangkap sewaktu peristiwa Madiun, bebas 19
Desember 1948. Kemudian ditahan atas peristiwa
PRRI Permesta. Ditahan lagi atas perintah
Proklamator, Presiden Republik Indonesia Pertama
(1945-1966) Presiden Soekarno (1962-1966).
Kemudian, akibat peristiwa Malari dia pun ikut
ditahan (1972-1976). Tahun 1978, dia ditahan atas
tuduhan menganggu sidang DPR (1978).
Dia juga mendapat berbagai tantangan kare-
na turut membela para tertuduh dalam kasus Tan-
jung Priok (1984). Dia dipanggil Kejaksaan Agung
(Kejakgung) berkaitan dengan keikutsertaannya
pada konferensi tentang Timor Timur (APCET/
Asia Pacific Conference on East Timor) di Kuala
Lumpur, Malaysia (November 1996).
Sampai saat ini dia telah menerbitkan be-
berapa buku, antara lain buku "Riwayat Hidup di
Negeri Belanda" dalam bahasa Belanda (1989)
yang menimbulkan kontroversi mengenai pro dan
anti Indonesia. Juga buku "Een Kwestie van
Kiezen" (Persoalan Memilih) di Belanda (1995).
“Pocke Princen
Serdadu Belanda yang Memperjuangkan
Kemerdekaan Indonesia”
Buletin International Relations Edisi 35 | 8
Perlindungan HAM
Rezky Mahardika
Mahasiswa HI 2012
Sebelumnya saya ingin mendefinisikan secara singkat apa itu HAM (hak asasi
manusia). Hak adalah : suatu kewenangan untuk bertindak, dimana kewenangan itu
bisa didapatkan atas pemberian orang lain, aturan hukum yang berlaku, pemberian
masyarakat, konstitusi-konstitusi, maupun negara.
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak dan kebebasan dasar/fundamental,
yang berasal dari kodrat manusia yang diciptakan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, hak itu tentunya
dimiliki semua orang yang lahir di bumi ini, keberadaanya tidak bergantung pada pengakuan pihak lain, dan
tidak dapat dihapuskan oleh pihak lain manapun, karena itu wajib dihormati, diakui, diunjung tinggi, dilin-
dungi, dan ditegakkan.
Ada beberapa hak hak asasi manusia seperti : hak hak sipil dan politik, yaitu hak bahwasanya setiap
orang memiliki kebebasan dalam kehidupan pribadi serta kebebasan untuk ikut serta dalam kehidupan politik
bernegara. Hak hak ekonomi, sosial, dan budaya, yaitu hak setiap individu untuk bisa memenuhi kebutuhan
pokoknya agar bisa bertahan hidup dan meningkatkan kemakmuran hidupnya. Hak hak pembangunan, hak
untuk memperkokoh keberadaan kelompok dan aktivis HAM sebelumnya. Dan masih banyak lagi hak asasi
manusia yang lainnya.
Perlindungan terhadap penegakan Hak Asasi Manusia merupakan hal yang sangat penting terhadap
tingkat keberadaban suatu negara. Adanya pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia akan sangat rentan
sekali untuk menimbulkan reaksi timbal balik secara internal maupun external terhadap keberlangsungan
proses ketatanegaraan. Hal ini tak lain adalah bahwa Problematika HAM adalah universal. Artinya,
keberadaannya mendapatkan apresiasi seluruh manusia di dunia, salah satu indikasinya adalah adanya deklar-
asi universal Hak Asasi Manusia.
Demikian pula di negara kita indonesia, wujud adanya konstitusionalisme Hak Asasi Manusia adalah
keberpihakan negara Indonesia akan pengakuan Hak Asasi Manusia rakyatnya. Konstitusionalisme HAM ini
dimaksudkan akan menjamin perlindungan HAM rakyat indonesia dengan menerapkannya pada hukum positif
di indonesia. Bangsa indonesia termasuk penganut civil law system, yang artinya peraturan tersebut disebut-
Buletin International Relations Edisi 35 | 9
kan dengan sistematis di dalam konstitusi atau undang undang. Contoh konstitusi terhadap HAM
di indonesia adalah :
Ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia UU No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan Menyampaikan pendapat di Muka Umum UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM. UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak
Konstitusi ini pun sudah di Ratifikasi. Ratifikasi adalah pengesahan suatu perjanjian inter-
nasional oleh negara yang menghadiri perjanjian tersebut, menurut ketentuan konstitusi negara
yang ikut serta dan bersangkutan. Akan tetapi faktanya di lapangan masih banyak beberapa ok-
num yang melakukan pelanggaran terhadap HAM. Yang mana adanya perbuatan seseorang atau
kelompok organisasi, termasuk aparat maupun konstitusi – konstitusi negara, baik secara senga-
ja maupun tidak sengaja atau kelalaian yang secara tidak langsung maupun langsung melawan,
menentang, mengurangi, menghalangi, dan membatasi HAM seseorang atau kelompok organ-
isasi yang dilindungi oleh undnag-undang, dan tidak mendapatkan atau memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan hukum yang berlaku (pasal I angka 6 UU
No. 39 tahun 1999 tentang HAM.)
Untuk mengatasi adanya pelanggaran HAM tersebut diatas dibentuklah beberapa kelem-
bagaan HAM. Kelembagaan HAM adalah lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang perlin-
dungan, penegakkan dan kemajuan HAM, dan bisa berupa lembaga atau konstitusi pemerintah
maupun swadaya masyarakat. Beberapa contoh kelembagaan HAM : komnas HAM, pengadilan
HAM, Lembaga swadaya Masyarakat (LSM). Beberapa lembaga ini mempunyai fungsi dan tujuan,
tujuannya adalah : mengembangkan kondisi yang mendukung bagi pelaksanaan hak asasi manu-
sia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, piagam PBB, serta Deklarasi Universal HAM. Meningkat-
kan kualitas perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya dalam berbagai bidang kehidupan juga men-
jadi tujuan dari lembaga tersebut. Sedangkan fungsinya adalah pengkajian, penelitian, penyulu-
han, penghimbauan, dan mediasi tentang Hak Asasi Manusia.
HAM (Hak Asasi Manusia) harus dilindungi dan harus ditegakkan maka dari itu kita sebagai
mahasiswa bisa membantu melindungi dan menegakkannya dengan cara tidak melanggar Hak
Asasi Manusia lain, karena Hak Asasi Manusia adalah kebebasan dasar yang dimiliki Manusia dari
Allah SWT.
Buletin International Relations Edisi 35 | 10
DR. Linda Catherine Quayle
Dosen International Program for International
Relations
Human security sangat berhubungan
dengan negara, keamanan negara. Keti-
ka kita membicarakan tentang Human
security, kita mulai membicarakan ten-
tang keamanan negara, dan masyarakat
yang hidup di dalamnya. Bukan hanya
memikirkan tentang militer yang me-
nyerang kita, dan membuat hidup kita
tidak aman, akan tetapi orang lain di
dalam negara kita yang membuat kita
merasa tidak aman, juga lingkungan
yang membuat kita merasa tidak aman.
Komentar Dosen
Buletin International Relations Edisi 35 | 11
Di satu sisi hal ini baik, bahkan sangat
baik, tapi disisi lain hal ini menjadi
masalah yang akan sangat rumit di
hadapi. Di Asia Tenggara sendiri, ma-
salah Human Security tidak terlalu men-
jadi masalah yang besar, karena negara-
negara di Asia Tenggara tidak menyerang sa-
tu sama lainnya.
Indah Gitaningrum
Mahasiswa HI 2012
Mengenai konsep human secu-
rity, pemerintah memegang
peranan penting dalam me-
nanggulangi kasus-kasus yang
mengancam keamanan warga negaranya. harus
ada UU HAM yang lebih ketat, negara harus me-
mantau terus tentang jalannya perlindungan
HAM, memperketat penerapan terhadap HAM
juga akan dapat menekan angka kekerasan ter-
hadap warga negara dalam bidang apapun. huku-
man yang diberikan terhadap setiap tindak
kekerasan terhadap individu juga harus tegas dan
benar-benar tepat sasaran.
Komentar Mahasiswa
Abdul Gani Ghifari
Mahasiswa HI 2012
Konsep human security sangat
penting bagi individu dalam
sebuah negara. Secara global,
konsep ini telah difahami dengan baik di berbagai
negara, tetapi masih saja terjadi kekerasan-
kekerasan fisik bahkan konflik di beberapa daerah
yang banyak memakan korban jiwa. Masalah
kekerasan terhadap individu memang susah untuk
diselesaikan, tapi bertahap dapat dikurangi apabi-
la ada manajemen yang baik di dalam sebuah
negara mengenai hal tersebut.
Deni febrian
Mahasiswa HI 2012
Organisasi internasional di
era globalisasi memiliki
peran dan tugas yang sangat
penting, terutama dalam hal
pemenuhan hak-hak dasar manusia. Dalam hal ini
organisasi internasional harus dapat menjalankan
peranannya sebagai polisi dunia yang dapat men-
jamin keamanan manusia (human security). . PBB
harus menghindari persoalan-persoalan klasik
seperti pengambilan keputusan di Dewan Kea-
manan (DK). Selain itu perlunya keintensifan or-
ganisasi-organisasi regional berperan aktif dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan human security(keamanan
manusia) agar nantinya dapat diimplementasikan
secara totalitas.
Kasta rosyada
Mahasiswa HI 2012
Penerapan terhadap konsep hu-
man security nampaknya belum
maksimal. Saya merasa bahwa
kebebasan individu telah ter-
terapkan dengan baik, tetapi lain halnya dengan
keamanan individu, karena hingga sekarang saya
belum merasakan bahwa keamanan saya telah
terjamin. Selain peran pemerintah, organisasi in-
ternasional harus lebih memahami penyebab uta-
ma dari suatu kasus pelanggaran HAM dan lebih
menitik beratkan pada kontribusi yang nyata dan
signifikan dalam mengatasi pelanggaran HAM.
Buletin International Relations Edisi 35 | 12