Buku uang uang haram dalam demokrasi

18

Transcript of Buku uang uang haram dalam demokrasi

Page 1: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 0

Page 2: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 1

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI oleh: Annas I. Wibowo, SE

Kondisi umat Islam dan umat manusia secara keseluruhan yang terjangkit krisis di berbagai bidang adalah akibat dari tiada diterapkannya Islam dan seluruh Syariahnya termasuk Syariah mengenai Negara Khilafah. Akibat dari dominasi sistem kufurlah umat manusia menjadi hidup dalam kungkungan berbagai bentuk penderitaan. Akibat dari diamnya sebagian umat Islam terhadap sistem kufur maka berbagai penderitaan atas umat manusia menjadi kondisi yang lebih awet.

DEMOKRASI SISTEM KUFUR “Demokrasi yang telah dijajakan negara Barat kafir ke negeri-negeri Islam, sesungguhnya adalah sistem kufur. Ia tidak punya hubungan sama sekali dengan Islam, baik langsung maupun tidak langsung. Demokrasi sangat bertentangan dengan hukum-hukum Islam dalam garis besar maupun rinciannya, dalam sumber kemunculannya, aqidah yang melahirkannya atau asas yang mendasarinya, serta berbagai ide dan peraturan yang dibawanya. Karena itu, kaum muslimin diharamkan secara mutlak mengambil, menerapkan dan menyebarluaskan demokrasi.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya]

“Demokrasi merupakan lafal dan istilah Barat yang digunakan untuk menunjukkan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Rakyat dianggap penguasa mutlak dan pemilik kedaulatan, yang berhak mengatur urusannya sendiri, serta melaksanakan dan menjalankan kehendaknya sendiri. Rakyat tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan siapapun, selain kekuasaan rakyat. Rakyat berhak membuat peraturan dan undang-undang sendiri —karena mereka adalah pemilik kedaulatan— melalui para wakil rakyat yang mereka pilih. Rakyat berhak pula menerapkan

Page 3: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 2

Kamal Attaturk antek Inggris aktor penghapusan Khilafah

peraturan dan undang-undang yang telah mereka buat, melalui para penguasa dan hakim yang mereka pilih dan keduanya mengambil alih kekuasaan dari rakyat, karena rakyat adalah sumber kekuasaan.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya] “Demokrasi adalah sistem pemerintahan berdasarkan suara mayoritas. Anggota-anggota lembaga legislatif dipilih berdasarkan suara mayoritas pemilih dari kalangan rakyat. Penetapan peraturan dan undang-undang, pemberian mosi percaya atau tidak percaya kepada pemerintah dalam dewan perwakilan, ditetapkan pula berdasarkan suara mayoritas. Demikian pula penetapan semua keputusan dalam dewan perwakilan, kabinet, bahkan dalam seluruh dewan, lembaga, dan organisasi lainnya, ditetapkan berdasarkan suara mayoritas. Pemilihan penguasa oleh rakyat baik langsung maupun melalui para wakilnya, ditetapkan pula berdasarkan suara mayoritas pemilih dari rakyat.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya]

#أرأيت من اتذ إلـهو ىواه أفأنت تكون عليو وكيال أم تسب أن أكثـرىم يسمعون أو يـعقلون إن ىم إال كاألنـعام

#بل ىم أضل سبيال "Terangkanlah kepada-Ku tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqaan: 43-44) “Sesungguhnya seluruh perbuatan manusia, dan seluruh

benda-benda yang digunakannya dan atau berhubungan dengan perbuatan manusia, hukum asalnya adalah mengikuti Rasulullah Saw. dan terikat dengan hukum-hukum risalah beliau. Keumuman ayat-ayat hukum menunjukkan bahwa dalam masalah-masalah tersebut wajib hukumnya merujuk kepada syara' dan terikat dengan hukum-hukum syara'.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya]

و ما آتاكم الرسول فخذوه و ما نـهاكم عنو فانـتـهوا"Apa-apa yang diberikan/diperintahkan Rasul kepada-mu maka terimalah/laksanakanlah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)

نـهم فال و ربك ال يـؤم نون حت يكمك فيما شجر بـيـ"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim/pemutus terhadap perkara yang mereka perselisihkan,..." (QS. An-Nisaa': 65)

Page 4: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 3

فتم فيو من شيء فحكمو إل للا و ما اختـل "Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah." (QS. Asy-Syuura: 10)

فإن تـنازعتم ف شيء فـردوه إل للا و الرسول "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul(Nya) (Sunnahnya)." (QS. An-Nisaa': 59)

هو رد من عمل عمال ليس أمرنا فـ"Siapa saja yang melakukan suatu perbuatan yang tak ada perintah kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak" (HR. Muslim)

من أحدث ف أمرنا ىذا ما ليس منو فـهو رد

"Siapa saja yang mengada-adakan —dalam urusan (agama) kami ini— sesuatu yang tidak berasal darinya, maka hal itu tertolak." (HR. Bukhari)

“Hukum-hukum Syari'at Islam secara sempurna telah meliputi seluruh fakta yang telah ada, problem yang sedang terjadi, dan kejadian yang mungkin akan ada pada masa mendatang. Tidak ada sesuatupun yang terjadi, baik pada masa lalu, saat ini, maupun masa depan, kecuali ada hukumnya dalam Syari'at Islam. Jadi, Syari'at Islam telah menjangkau semua perbuatan manusia secara sempurna dan menyeluruh.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya]

يانا لكل شيء و ىدى و نـزلنا عليك الكتاب تبـ و رحة و بشرى للمسلمي

"Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk serta rahmat dan pemberi kabar gembira bagi orang-orang Islam." (QS. An-Nahl: 89)

ما فـرطنا ف الكتاب من شيء "Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab (Al-Quran)." (QS. Al-An'aam: 38)

نكم و اليـوم أكملت لكم ديـأتمت عليكم نعمت و رضيت

م اإلسالم دينالك "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian ni'mat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu menjadi agama bagi kalian." (QS. Al-Maaidah: 3) http://www.fbi.gov/

Page 5: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 4

“ide-ide yang berkaitan dengan aqidah dan hukum-hukum syara', serta ide-ide yang berhubungan dengan peradaban/kultur Islam, pandangan hidup Islam, dan hukum-hukum yang menjadi solusi bagi seluruh problem manusia, maka semua ide ini wajib disesuaikan dengan ketentuan syara', dan tidak boleh diambil dari manapun kecuali hanya dari Syari'at Islam saja. Artinya, hanya diambil dari wahyu yang terkandung dalam Kitabullah, Sunah Rasul-Nya, dan apa-apa yang ditunjukkan oleh keduanya, yaitu Ijma' Sahabat dan Qiyas, serta sama sekali tidak boleh diambil dari selain sumber-sumber tersebut.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya]

و ما كان لمؤمن و ال مؤمنة إذا قضى للا و رسولو أمرا أن رىم يكون ذلم اخليـرة من أم

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka." (QS. Al-Ahzab: 36)

قا لما بـي يديو من و أنـز لنا إليك الكتاب باحلق مصدنـهم با أنـزل للا و ال الكتاب و مهيمنا عليو فاحكم بـيـ

تـتبع أىواءىم و احذرىم أن يـفتنك عن بـعض ما أنـزل للا إليك

"Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai penghapus kitab-kitab tersebut; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu." (QS. Al-Maaidah: 48)

نة ليحذر الذين يالفون عن أمره أن تصيبـهم فتـ فـ أو يصيبـهم عذاب أليم

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nuur: 63)

ون أن يـتحاكموا إل الطاغوت و قد أمروايريد أن يكفروا بو

"Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari (kufur terhadap) thaghut itu." (QS. An-Nisaa': 60)

Page 6: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 5

Hal ini menunjukkan secara tegas mengenai pembatasan berhakim hanya pada apa yang dibawa Rasul saja, apalagi Allah SWT telah memperingatkan Rasul-Nya untuk waspada supaya tidak dipalingkan oleh manusia dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadanya.

ا أنـزل للا إليك و احذرىم أن يـفتنك عن بـعض م "Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka (ahli kitab), supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang diturunkan Allah kepadamu." (QS. Al-Maaidah: 49)

ا أنزل أل تـر إل الذين يـزعمون أنـهم آمنـوا ب بلك يريدون أن يـتحاكموا إليك و ما أنزل من قـإل الطاغوت و قد أمروا أن يكفروا بو و يريد

الشيطان أن يضلهم ضالال بعيدا

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan

kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut (hukum dan undang-undang kufur), padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisaa': 60)

إن احلكم إال لل "Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (QS. Al-An'aam: 57)

Adapun aqidah yang melahirkan ide demokrasi, adalah aqidah pemisahan agama dari kehidupan dan negara (yaitu aqidah sekularisme). Aqidah ini tidak mengingkari eksistensi agama, tetapi menghapuskan perannya untuk mengatur kehidupan bernegara. Dengan sendirinya konsekuensi dari aqidah ini ialah memberikan kewenangan kepada manusia untuk membuat peraturan hidupnya sendiri.

Berhakim kepada thaghut artinya berhakim kepada hukum yang tidak diturunkan Allah. Atau dengan kata lain, berhakim kepada hukum-hukum kufur yang dibuat sendiri oleh manusia.

غون و من أحسن من للا حكما لقوم يوقنون أفحكم الاىلية يـبـ"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin." (QS. Al-Maaidah: 50) Hukum Jahiliyah adalah hukum yang tidak dibawa Muhammad

Page 7: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 6

Saw. dari Tuhannya. Yaitu hukum kufur yang dibuat oleh manusia. Dari Ubadah bin Ash Shamit ra., dia mengatakan:

على السمع و الطاعة ف ادلكره و بايـعنا رسول للا ادلنشط

"Kami telah membai'at Nabi Saw. untuk mendengar dan mentaatinya baik dalam hal yang dibenci maupun yang disukai."

Dalam hadits Ubadah bin Ash Shamit ra., disebutkan:

...و أن نـقول باحلق حيثما كنا ، ال ناف ف للا لومة الئم "...dan kami akan mengatakan kebenaran di manapun kami berada. Kami tidak takut karena Allah terhadap celaan orang yang mencela." “Demikian pula kaum muslimin wajib menerapkan dan melaksanakan seluruh ajaran Islam dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.” [Abdul Qadim Zallum: DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya]

ر ومن يشاقق الرسول من بـعد ما تـبـي لو اذلدى و يـتبع غيـرا سبيل ادلؤمني نـولو ما تـول و نصلو جهنم و ساءت مصيـ

"Dan siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An Nisaa': 115)

Geert Wilders anggota parlemen menghina Nabi Saw.

Page 8: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 7

DEMOKRASI PARA PENGUASA BATIL

اتخذوا أحبارهم ورهبانهم أربابا من دون هللا والمسيح ابن مريم ا وما أمروا إال ليعبدوا إلها واحدا ال إله إال هو سبحانه عم

يشركون “Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah serta mempertuhankan al-Masih putra Maryam. Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” [QS. (9) at-Taubah: 31]

“Kedua golongan Ahlul Kitab itu diberitakan telah menjadikan ahbâr dan râhib mereka sebagai arbâb (tuhan-tuhan) selain Allah Swt. Kata al-ahbâr (bentuk jamak dari kata al-hibr atau al-habr) berarti ulama.2 Kata ar-ruhbân (bentuk jamak dari kata râhib) dari kata al-ruhbah berarti al-khâif (orang yang takut).3 Dalam perkembangan selanjutnya, al-ahbâr digunakan untuk sebutan ulama Yahudi, sementara ar-ruhbân digunakan untuk ulama Nasrani.4

Kata arbâb merupakan bentuk jamak dari kata rabb. Secara bahasa, kata rabb berarti al-mâlik (pemilik), as-sayyid (tuan, pemimpin), al-mudabbir (pengatur), al-murabbî (pendidik), al-qayyim (pelaksana, pihak yang bertanggung jawab), dan al-mun‘im (pemberi nikmat). Jika tidak di-mudhâf-kan, kata itu hanya digunakan untuk menyebut Allah ‘Azza wa Jalla. Jika digunakan untuk menyebut selain-Nya, harus di-mudhâf-kan dengan kata lainnya, seperti rabbu kadzâ. 5 Karena kata arbâb dalam ayat ini tidak di-mudhâf-kan, maka bermakna tuhan-tuhan. Hanya saja, pentahbisan pendeta dan rahib sebagai tuhan-tuhan tidak dalam konteks penyembahan (ritual), namun dalam konteks ketaatan mereka kepada pendeta dan rahib mereka dalam al-tahlîl wa al-tahrîm (penetapan halal dan haram). Mereka menjadikan pendeta dan rahib sebagai pemegang otoritas untuk menetapkan halal dan haram. Asy-Syaukani menyatakan, “Sesungguhnya mereka menaati pendeta-pendeta mereka, dalam perintah dan larangannya. Pendeta-pendeta itu menempati kedudukan sebagai tuhan-tuhan karena mereka ditaati sebagaimana layaknya tuhan-tuhan.”6

Penjelasan senada juga dikemukakan oleh Hudzaifah bin al-Yamani, Ibnu Abbas, dan lain-lain. Mareka menuturkan bahwa kaum Yahudi dan Nasrani itu mengikuti pendeta dan rahib mereka dalam perkara yang mereka halalkan dan mereka haramkan.7 Penafsiran demikian juga disampaikan ath-Thabari, az-Zamakhsyari, ar-Razi, al-Alusi, Ibnu Katsir, al-Baghawi, Ibnu ‘Athiyah, al-Khazin, Ibnu Juzyi al-Kalbi, dan hampir semua mufassir.8

Pengertian itu didasarkan pada penjelasan Rasulullah Saw. terhadap ayat ini. Diriwayatkan dari Adi bin Hatim: Saya mendatangi Rasulullah dengan mengenakan kalung salib dari perak di leherku. Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Adi, lemparkanlah patung itu dari lehermu.” Kemudian saya melemparkannya. Usai saya lakukan, Beliau membaca ayat ini: Ittakhadzû ahbârahum wa ruhbânahum min dûni Allâh, hingga selesai. Saya berkata, “Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.” Beliau bertanya, “Bukankah para pendeta dan rahib itu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, lalu kalian mengharamkannya; menghalalkan apa yang diharamkan

Page 9: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 8

Allah, lalu kalian menghalalkannya.” Aku menjawab, “Memang begitulah.” Beliau bersabda, “Itulah ibadah (penyembahan) mereka kepada pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka.” (HR. ath-Thabrani dari Adi Bin Hatim).9 … Sekalipun Allah Swt. jelas-jelas mewajibkan penerapan syariah dalam kehidupan, perintah itu tidak boleh dijalankan sebelum mendapat persetujuan dari lembaga legislatif terlebih dahulu. Jika lembaga itu menyetujuinya, baru boleh diterapkan. Sebaliknya, jika lembaga itu menolaknya maka syariah tidak boleh dijalankan.

Jika demikian, apa bedanya para pembuat hukum itu dengan para pendeta dan rahib yang dalam ayat ini disebut sebagai tuhan-tuhan selain Allah Swt.? Mereka disebut demikian lantaran didudukkan sebagai pembuat hukum yang wajib ditaati. Dengan demikian, siapapun yang ditahbiskan memiliki otoritas yang sama, merekapun layak disebut sebagai arbâb min dûni Allâh, tuhan-tuhan selain Allah Swt.

Jika demikian, alasan apa lagi yang dapat digunakan untuk mendukung demokrasi?!”

2 al-Baghawi, Ma’âlim al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 241; al-Biqa’i, Nazhm al-Durar, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 302 3 Ibnu ‘Athiyyah, al-Muharrar al-Wajîz, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 25 4 al-Razi, al-Tafsîr al-Kabîr,vol. 16 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 30; al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2 (Beirut: Dar al-Fikr, tt), 452; Nizhamuddin al-Naisaburi, Tafsîr Gharâib al-Qur’ân, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 457; al-Jazairi, Aysar al-Tafâsîr, vol. 2 (Kairo: Nahr al-Khair, 1993), 360; al-Biqa’i, Nazhm al-Durar, vol. 3, 302 5 Ibnu Mandzur, Lisân al-‘Arab, vol. 1 (Beirut: Dar Shadir, tt), 399 6 al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2, 452 7 al-Suyuthi, al-Durr al-Mantsûr, vol. 3, 354-355; Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 2 (Riyadh: Dar ‘Alam al-Kutub, 1997), 432. 8 al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, vol. 6 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1992), 354; al-Zamakhsyari, al-Kasysyâf, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 256; al-Razi, al-Tafsîr al-Kabîr,vol. 16, 31-32; al-Nasafi, Madârik al-Tanzâ3, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 495; al-Alusi, Rûh al-Ma’ânî, vol. 5 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), 276; Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 2 (Riyadh: Dar Alam al-Kutub, 1997), 432; al-Baghawi, Ma’âlim al-Tanzîl, vol. 2, 241; Ibnu ‘Athiyyah, al-Muharrar al-Wajîz, vol. 3, 25; al-Khazin, Lubâb al-Ta’wîl fî Ma’ânî al-Tanzîl, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), 353; Ibnu Juzyi al-Kalbi, al-Tashîl li ‘Ulûm al-Tanzîl, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 35; al-Jazairi, Aysar al-Tafâsîr, vol. 2 , 360; al-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-Rahmân, 2 (Beirut: Alam al-Kutub, tt), 250; 9 Bisa juga dilihat dalam al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’aân, vol. 6, 354; al-Suyuthi, al-Durr al-Mantsûr, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 354; al-Wahidi al-Naisaburi, al-Wasîth fî Tafsîr al-Qur’ân al-Majîd, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1999), 489. Hadits serupa dengan sedikit perbedaan redaksional bahasa dapat dijumpat dalam banyak kitab tafsir, seperti: al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, vol. 8 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 77; al-Zamakhsyari, al-Kasysyâf, vol. 2, 256; Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 2, 432; al-Qasimi, Mahâsin al-Ta’wîl, vol. 5 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1997), 394

[Ust. Rokhmat S. Labib, http://hizbut-tahrir.or.id/2008/04/01/keharaman-menaati-hukum-selain-hukum-allah-tafsir-qs-at-taubah-9-31/]

Seorang Muslim tentu tidak layak mengatakan kepada orangtuanya bahwa saudara-saudaranya harus taat kepada dirinya, dan bahwa perintah maupun larangan apapun dari orangtuanya –meski sesuai dengan Syariah– tetap tidak boleh dilaksanakan oleh saudara-saudaranya itu kecuali jika telah diputuskan oleh dirinya apakah boleh dilaksanakan ataukah tidak.

Diterapkannya sistem kufur demokrasi berarti memaksa umat untuk tunduk kepada tuhan-tuhan palsu pembuat hukum.

Sungguh ekstrim penyimpangan yang dilakukan oleh para pelaku sistem kufur demokrasi.

Jika ada sekelompok preman yang secara de facto menguasai sebuah pasar dan membuat sekaligus menerapkan aturan-aturan yang dipaksakan pada para penjual di pasar itu –termasuk wajibnya pajak untuk diberikan pada para penguasa itu– maka sesungguhnya perbuatan para preman tersebut adalah kezaliman dan kekuasaan mereka adalah batil. Dan jika sebagian penjual di pasar itu menyetujui dan mendukung perbuatan para preman tersebut maka perbuatan para preman menguasai para penjual di pasar itu tetap kezaliman, serta kekuasaannya tetap batil. Sebab acuan yang benar bagi pemikiran dan perbuatan manusia adalah ideologi (akidah dan Syariah) Islam.

Page 10: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 9

Standar pemikiran dan perbuatan yang harus digunakan oleh manusia adalah ideologi Islam bukan pendapatnya Montesquieu, Plato, Aristoteles, Machiavelli, Karl Marx, Hitler, Ratu Elizabeth, Raja Saud, Benjamin Franklin, bukan pula parlemen Amerika, DPR, bukan pula rakyat Mesir, rakyat Inggris, bukan pula pendapatnya Iblis.

UANG-UANG HARAM DEMOKRASI

عوا الرسول عوا للا و أطيـ يا أيـها الذين آمنوا أطيـ"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (-Nya) dan ulil amri (Imam yang sah dibai’at untuk menerapkan Syari'at Islam beserta para pejabatnya) di antara kamu." (QS. An-Nisaa:' 59)

فإن تـنازعتم ف شيء فـردوه إل للا و الرسول إن كنتم تـؤمنون بالل و اليـوم اآلخر "Kemudian jika kalian (rakyat dan penguasa) berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada

Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (as-Sunnah), jika kalian memang benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir." (QS. An-Nisaa': 59)

عة مات ميتة جاىلية من مات و ليس ف عنقو بـيـ"Dan siapa saja yang mati sedang di lehernya tidak terdapat bai'at (kepada khalifah), berarti dia telah mati jahiliyah." (HR. Muslim) Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra., bahwa dia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

لبو ليطعو إن استطاع، فإن جاء آخر يـنازعو فاضربوا عنق اآلخر و من بايع إماما فأعطاه صفقة يده و ثرة قـ فـ"Siapa saja yang membai'at seorang imam (khalifah) dan memberikan kepadanya genggaman tangan dan buah hatinya (bertekad janji), maka hendaklah dia mentaatinya sekuat kemampuannya. Dan jika ada orang lain yang hendak merebut kekuasaannya, maka penggallah batang lehernya." (HR. Muslim)

Page 11: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 10

“Jika dibai’at dua orang khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.” (HR. Muslim) Penguasa sistem kufur demokrasi kekuasaannya tidak sah menurut hukum Allah Swt. Secara de facto para penguasa sistem kufur demokrasi memang berkuasa namun secara de jure Islam kekuasaan mereka adalah batil. Selain seorang khalifah yang sah beserta jajarannya siapapun diharamkan berkuasa atas umat dengan memegang fungsi kekuasaan sebagaimana seorang khalifah. Seseorang yang mendapatkan harta dari perbuatan mencuri, maka harta yang diperolehnya itu adalah harta haram. Seseorang yang mendapatkan upah dari perbuatan menjalankan tempat pelacuran, maka upahnya itu adalah uang haram. Seseorang yang mendapatkan uang dari melaksanakan sistem pemerintahan kufur demokrasi, uang yang diperolehnya itu adalah uang haram.

Para pelaku sistem kufur demokrasi yang mendapatkan uang dari menjerat umat supaya taat kepada sesama manusia (para pelaku demokrasi) dan ketaatan umat kepada Allah Swt. harus atas persetujuan sesama manusia itu (para pelaku demokrasi) maka uang yang didapatkannya adalah uang haram. Sungguh ekstrim penyimpangan sistem kufur demokrasi dari ideologi (aqidah dan syariah) Islam.

Siapapun yang ikut menjalankan fungsi kekuasaan sistem kufur demokrasi berarti melakukan perbuatan haram. Pihak-pihak yang melaksanakan ataupun ikut menjalankan fungsi kekuasaan sistem kufur demokrasi sebagaimana dalam model trias politica termasuk: > Legislatif: DPR, DPRD. Mereka menjadi thoghut pembuat hukum. Siapapun diharamkan mengadakan kontrak untuk menjadi anggota legislatif yang pastinya memiliki kekuasaan membuat hukum. Siapapun diharamkan mengadakan kontrak untuk berkedudukan sebagai tuhan palsu pembuat hukum. Mustahil seseorang bisa menjadi anggota legislatif tanpa mendapatkan kekuasaan untuk membuat hukum bersama para thoghut lainnya. > Eksekutif: Presiden dan kabinet menteri. Mereka bersama dengan legislatif menjadi thoghut pembuat hukum. Mereka adalah pelaksana hukum kufur. Gubernur, bupati, walikota, dan semacamnya adalah pelaksana hukum kufur. > Yudikatif: Hakim dan jaksa adalah pelaksana hukum kufur. Polisi adalah penegak hukum kufur.

Posisi-posisi tersebut melaksanakan hukum kufur sistem demokrasi yang merupakan fungsi kekuasaan. Sehingga upah/gaji yang diterima untuk melaksanakan pelanggaran Syariah adalah uang haram. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu

Page 12: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 11

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [QS. Al-Maa'idah: 2] Partai politik dalam sistem kufur demokrasi menyuplaikan orang-orang yang menjalankan fungsi kekuasaan sistem kufur demokrasi, maka keberadaan partai politik semacam ini adalah kebatilan. Berbagai aktivitas kampanye partai politik sistem kufur demokrasi adalah kampanye demi berlangsungnya sistem kufur itu sendiri, maka aktivitas kampanye itu adalah aktivitas haram. Mengajak umat untuk ikut pemilu sistem kufur demokrasi melalui berbagai media adalah perbuatan haram. Upah yang diterima untuk menjalankan aktivitas semacam ini adalah uang haram.

Memproduksi atribut dan materi kampanye partai politik sistem kufur demokrasi adalah termasuk melakukan keharaman. Uang yang diterima untuk memproduksi atribut dan materi kampanye partai politik sistem kufur demokrasi adalah uang haram. Atribut dan materi semacam itu dapat berbentuk tulisan artikel, stiker, spanduk, baliho, iklan di media cetak, iklan di media elektronik, dan semacamnya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan pemilu sistem kufur demokrasi sehingga sistem kufur itu bisa terus berjalan, upah yang diterima oleh orang-orang yang melaksanakan aktivitas ini adalah uang haram.

Penyumbang dana untuk partai politik sistem kufur demokrasi dan donatur yang menyokong para calon penjabat posisi-posisi yang menjalankan fungsi kekuasaan sistem kufur demokrasi semacam presiden, wapres, bupati, wabup, gubernur, wagub, caleg adalah melakukan perbuatan haram. Uang yang diterima seseorang dalam rangka menjalankan fungsi kekuasaan sistem kufur demokrasi adalah uang haram. Penguasa sistem kufur demokrasi menjalankan fungsi kekuasaannya juga dengan perbuatan memungut pajak serta menghitung pajak untuk dialokasikan menurut keputusan penguasa itu sendiri. Penguasa yang batil menurut hukum Allah tidaklah berwenang memungut pajak. Pemungutan pajak oleh penguasa sistem kufur demokrasi adalah perbuatan haram. Siapapun yang digaji untuk memungut pajak semacam itu, gajinya merupakan uang haram. Siapapun yang digaji untuk turut menjalankan fungsi kekuasaan menghitung pajak dan keuangan dalam sistem kufur demokrasi untuk dipergunakan oleh penguasa sistem kufur, gajinya itu merupakan uang haram. Kegiatan semacam ini termasuk kegiatan yang membantu penguasa batil dalam menjalankan fungsi kekuasaan. Pihak-pihak yang tidak turut menjalankan fungsi kekuasaan thoghut demokrasi adalah termasuk pihak-pihak yang diupah/digaji untuk melaksanakan aktivitas yang bukan aktivitas eksklusif bagi penguasa. Beberapa contoh dari kontrak kerja dengan penguasa sistem kufur yang diperbolehkan yaitu bekerja mengajarkan pengetahuan kepada umat dan tidak untuk melanggar ideologi (akidah dan syariah) Islam, membersihkan jalan, mengobati orang sakit, memadamkan kebakaran, meneliti sainstek, memberi transportasi, mengepel lantai, menanam

Penguasa Bangladesh

Kezaliman penguasa Palestina

Page 13: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 12

El-Baradei dan Ariel Sharon

Bashar Assad penguasa Suriah memerangi umat

Karimov dan Petraeus

pohon, mencuci baju, membagikan beras murahan, memasak makanan, dsb. Upah/gaji yang diterima untuk melakukan perbuatan-perbuatan halal tersebut adalah halal pula. [lebih lanjut di: i ]

Jika orang yang digaji untuk memperbaiki jalan itu mendukung seorang caleg maupun parpol untuk menjalankan sistem kufur demokrasi maka pekerjaannya memperbaiki jalan tetap halal, perbuatannya mendukung thoghut demokrasi itu saja yang haram.

Jika terjadi perubahan kondisi yaitu ketika penguasa sistem kufur itu memerangi umat (yaitu mereka mengadakan perang terbuka membunuh umat)

maka siapapun dilarang bekerja pada mereka di mana pekerjaan itu dapat membantu mereka dalam memerangi umat ataupun membantu mereka untuk eksis/hidup, sebagaimana dilarangnya siapapun membantu penjajah dengan cara apapun. Negara sistem kufur yang tergolong kafir harbi ghairu muhariban fi’lan (yaitu yang tidak dalam kondisi berperang melawan kaum Muslimin) dibolehkan mengadakan perjanjian perdagangan atau muamalah jual-beli dengan kaum Muslimin maupun muamalah lainnya yang dibolehkan [lihat: Taqiyuddin An Nabhani, An-Nizhâm al-Iqtishâdî fî al-Islâm]. Kaum Muslimin dibolehkan bermuamalah dengan para penguasa negara sistem kufur yang tidak sedang dalam kondisi berperang melawan umat, yaitu dengan perbuatan muamalah yang menuruti syariah. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan Rasul Saw. dan para sahabat beliau.

Page 14: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 13

KELUAR DARI SISTEM KUFUR DEMOKRASI “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. ...” [QS. (11) Hud : 112] “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” [QS. (11) Hud : 113]

“Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya [313] datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. (4) An Nisaa': 64] [313] Menganiaya dirinya ialah: berhakim kepada selain Nabi Muhammad Saw.

"Setiap anak Adam memiliki kesalahan (dosa). Dan sebaik-baik orang yang bersalah, adalah orang yang bertaubat." (HR. at-Tirmidzi) Sesungguhnya sama sekali tidak layak bagi orang-orang yang berniat menjadi pembela Islam untuk turut melaksanakan sistem kufur demokrasi dan ikut makan uang haram dan turut serta mendapatkan dosa besar atas nama demokrasi. Maka untuk memperjuangkan tegaknya sistem Islam keseluruhan, sesungguhnya tidak ada jalan lain yang diridhoi Allah Swt. selain jalan perjuangan metode Rasul Saw. dalam menegakkan Islam kaaffah. Dengan penyatuan langkah umat mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. maka biarlah sistem kufur demokrasi tersingkirkan beserta orang-orang yang condong kepada kemunkaran. “Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya." [QS. (12) Yusuf: 21] Sungguh keliru jika seorang Muslim mengharapkan kebaikan-kebaikan dari sistem kufur demokrasi. Sungguh keliru jika seorang Muslim meragukan kebaikan-kebaikan dari diikutinya jalan perjuangan tuntunan Rasul Saw. dalam menegakkan sistem Islam keseluruhan. Yang menjadikan perbuatan manusia itu sah hanyalah dalil syariah, bukan hasil atau manfaat yang akan dihasilkan dari perbuatan itu. [Taqiyuddin An Nabhani, Muqaddimah ad-Dustur] Bertaubat nasuha rukunnya ada 3. Pertama, menyesali dosa yang telah dikerjakan. Kedua, berhenti dari perbuatan dosanya itu dengan berserah diri kepada hukum Allah. Ketiga, ber-azam (bertekad kuat) tidak akan mengulangi dosanya lagi di masa mendatang. Jika dosanya menyangkut hubungan antar manusia maka rukun keempat adalah menyelesaikan urusan hukum dengan sesama manusia dan meminta maaf, mengumumkan kepada sebanyak mungkin orang yang terkait (yang ikut terpengaruh buruk) bahwa dirinya berhenti dari perbuatan haram itu karena taat kepada Allah Swt. “… mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan[105] dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Baqarah: 160] [105] Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Tiada tegaknya sistem Islam keseluruhan termasuk Khilafah sebagai metode penegaknya meniscayakan kewajiban untuk mengganti sistem kufur dengan sistem Islam seluruhnya. Membiarkan berlakunya sistem kufur dan rela terhadapnya merupakan perbuatan dosa, terlebih lagi jika ikut melestarikan sistem kufur.

بعقاب منه » هم الل «إن الناس إذا زأوا الظالم فلم يأخروا على يديه أوشك أن يعم"Jika orang-orang melihat seorang yang dzalim berbuat kedzaliman tapi tidak melakukan apapun untuk

Page 15: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 14

menghentikan perbuatan itu, maka segera Allah akan menghukum mereka." [HR. Tirmidhi] Kewajiban menegakkan Khilafah ini adalah fardhu kifayah. Artinya, apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakannya sehingga kewajiban itu terpenuhi, maka gugurlah tuntutan pelaksanaan kewajiban itu bagi yang lain. Namun bila sebagian dari mereka belum mampu melaksanakan kewajiban itu, walaupun mereka telah melaksanakan upaya-upaya yang bertujuan mengangkat seorang Khalifah, maka status kewajiban tersebut tetap ada dan tidak gugur atas seluruh kaum muslimin, selama mereka belum mempunyai Khalifah. [Taqiyuddin An Nabhani, Nizham Al Hukm fi Al Islam, hal.36] “… orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqaan: 70) Metode Rasul Saw. dalam perjuangan memenuhi kewajiban menegakkan sistem Islam keseluruhan adalah sebagai berikut: Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif). Pada tahap ini Rasulullah Saw. melakukan pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Beliau Saw. membangkitkan keruhanian mereka dengan sholat, membaca al-Qur’an, membina pemikiran mereka dengan memperhatikan ayat-ayat Allah dan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya, dan membina akal pikiran mereka dengan makna-makna dan lafazh-lafazh Al-Qur’an serta mafahim dan pemikiran islam, dan melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan hambatan dakwah, dan mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh sehingga mereka benar-benar ikhlas lillahi ta’ala. (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal.11-12) Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Perjuangan kelompok dakwah Nabi dan para sahabat pun berubah dari fase rahasia (daur al istikhfa) ke fase terang-terangan (daur al I’lan). Berpindah dari fase mengkontak orang-orang yang memiliki kesediaan menerima Islam ke fase berbicara kepada masyarakat secara menyeluruh (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal.16). Mulailah terjadi benturan antara iman dengan kekufuran di masyarakat, dan mulailah terjadi pergesekan antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak. Pada tahap ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah Saw. dan kaum muslimin dengan berbagai macam cara. Rasulullah Saw. dan para sahabat menghadapi berbagai perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh orang-orang Kafir Quraisy, baik itu penyiksaan fisik, propaganda busuk (ad da’aawah/ad di’ayah) untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri, maupun blokade total (al muqatha’ah), dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah Swt. tanpa kekerasan. Tatkala Rasul Saw. melihat Yasir dan istrinya disiksa oleh orang-orang Quraisy, beliau Saw. tidak menggerakkan kaum muslimin untuk melakukan perlawanan fisik terhadap mereka (lihat An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal.18). Beliau Saw. bersabda:

»

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji Allah untuk kalian adalah surga. Sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu apapun dari Allah.” Substansi dakwah adalah menyeru kepada mentauhidkan Allah dan seruan ibadah hanya kepada-Nya serta seruan untuk meninggalkan penyembahan kepada makhluk dan seruan untuk melepaskan diri dari sistem kehidupan jahiliyah mereka yang rusak. Maka terjadilah benturan dengan Quraisy secara total. Bagaimana mungkin tidak terjadi benturan, padahal Rasulullah Saw. membodohkan impian mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, dan mencela kehidupan murahan mereka, dan mengkritik aturan-aturan kehidupan mereka yang zalim. Rasulullah Saw. pun mengontak para pemimpin qabilah di sekitar Makkah untuk mengajak mereka masuk Islam dan melindungi Beliau Saw. dan melindungi dakwah Islam serta siap menanggung risiko melawan kebengisan orang-orang Quraisy. Dalam Sirah Ibnu Hisyam diriwayatkan, “Zuhri menceritakan, bahwa Rasulullah Saw. mendatangi secara pribadi

Page 16: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 15

Bani Kindah, akan tetapi mereka menolak beliau. Beliau juga mendatangi Bani Kalb akan tetapi mereka menolak. Beliau juga mendatangi Bani Hanifah, dan meminta kepada mereka nushrah dan kekuatan, namun tidak ada orang Arab yang lebih keji penolakannya terhadap beliau kecuali Bani Hanifah. Beliau juga mendatangi Bani ‘Aamir bin Sha’sha’ah, mendo’akan mereka kepada Allah, dan meminta kepada mereka secara pribadi. Kemudian berkatalah seorang laki-laki dari mereka yang bernama Baiharah bin Firas, “Demi Allah, seandainya aku mengabulkan pemuda Quraisy ini, sungguh orang Arab akan murka.” Kemudian ia berkata, “Apa pendapatmu, jika kami membai’atmu atas urusan kamu, kemudian Allah memenangkanmu atas orang yang menyelisihimu, apakah kami akan diberi kekuasaan setelah engkau? Rasulullah Saw. berkata kepadanya, “Urusan itu hanyalah milik Allah, yang Ia berikan kepada siapa yang dikehendaki.” Bahirah berkata, “Apakah kami hendak menyerahkan leher-leher kami kepada orang Arab, sedang engkau tidak. Sedangkan jika Allah memenangkan kamu, urusan bukan untuk kami. Kami tidak butuh urusanmu.” Adapun nama-nama kabilah yang pernah didatangi Rasulullah Saw. dan menolak adalah, (1) Bani ‘Aamir bin Sha’sha’ah, (2) Bani Muharib bin Khashfah, (3) Bani Fazaarah, (4) Ghassan, (5) Bani Marah, (6) Bani Hanifah, (7) Bani Sulaim, (8) Bani ‘Abas, (9) Bani Nadlar, (10) Bani Baka’, (11) Bani Kindah, (12) Kalab, (13) Bani Harits bin Ka’ab, (14) Bani ‘Adzrah, (15) Bani Hadlaaramah. Beliau Saw. juga mendakwahi kabilah-kabilah di luar Makkah yang datang tiap tahun ke Makkah, baik untuk berdagang maupun untuk mengunjungi Ka’bah, di jalan-jalan, pasar ‘Ukadz, dan Mina. Di antara orang-orang yang diseru Rasul tersebut ada sekelompok orang-orang Anshor. Kemudian mereka menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Setelah mereka kembali ke Madinah mereka menyebarkan Islam di Madinah. Momentum penting lain sebagai pertanda dimulainya babak baru dakwah Rasul adalah Bai’at ‘Aqabah I dan II. Dua peristiwa ini, terutama Bai’at ‘Aqabah II telah mengakhiri tahap kedua dari dakwah Rasul, yakni tahap interaksi dan perjuangan menuju Tahap ketiga, yaitu tahap Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi). Dalam tahap ketiga ini Rasul hijrah ke Madinah, negeri yang para pemimpin dan mayoritas masyarakatnya telah siap menerima Islam sebagai metode kehidupan mereka, sehingga sistem Islam keseluruhan bisa ditegakkan beserta institusi penerapnya yaitu Daulah Islamiyah. Maka terwujudlah kehidupan yang (1) asas peradabannya adalah kalimat tauhid Lailahaillallah Muhammadurrasulullah; (2) standar perbuatan (miqyasul a’mal) dalam interaksi kehidupan mereka adalah halal-haram; dan (3) makna kebahagiaan (ma’nas sa’aadah) mereka adalah mendapatkan ridho Allah. Masyarakat yang kokoh dengan kekuasaan ideologi Islam inilah yang siap membawa risalah Islam ke seluruh dunia. [disarikan dari http://www.hizbut-tahrir.or.id/index.php/2007/10/28/langkah-menegakkan-kembali-khilafah/ , lebih lanjut lihat, ‘Dakwah Islam’ Ahmad Mahmud] wallahu ‘alam. “Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. ...” [QS. Al-Baqarah :59] "... Kaum yang mengikuti sunnah, akan tetapi bukanlah sunnahku, dan mengikuti petunjuk tetapi bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu dan laranglah. ..." [HR. Bukhari] “Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” [QS. An Nisa' :61] “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” [QS. Al-Baqarah: 85] “.... maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” [QS. Al-Mu'min :78]

Page 17: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 16

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” [QS. (33) al-Ahzab: 66-67] “Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" [QS. Al-Mu'min :47] “… Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab :71) “Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.” (QS. Al-Insan :24) Alhamdulillah. i. Tiap pekerjaan yang halal, maka hukum mengontraknya adalah halal pula. Sehingga transaksi ijarah tersebut

boleh dilakukan. Syarat sah dan tidaknya transaksi ijarah tersebut adalah bahwa jasa dalam kontrak adalah jasa yang mubah. Tidak diperbolehkan mengadakan kontrak untuk melakukan jasa yang diharamkan. Sehingga, tidak diperbolehkan mengadakan kontrak jasa untuk mengirim minuman keras kepada pembeli, serta untuk memerasnya, atau mengangkut babi dan bangkai untuk dimanfaatkan. Imam At Tirmidzi meriwayatkan dari Anas Bin Malik yang mengatakan: “Rasulullah Saw. melaknat dalam masalah khamer sepuluh orang, yaitu: pemerasnya, orang yang diperaskan, peminumnya, pembawanya, orang yang dibawakan, orang yang mengalirkannya, penjualnya, pemakan keuntungannya, pembelinya, termasuk orang yang dibelikan.” [lihat: Taqiyuddin An Nabhani, An-Nizhâm al-Iqtishâdî fî al-Islâm] wallahu ‘alam.

PENELAAHAN TERHADAP SISTEM KUFUR DEMOKRASI > DEMOKRASI: SISTEM KUFUR Haram Mengambilnya, Menerapkannya, dan Menyebarluaskannya; Abdul Qadim Zallum > Demokrasi Dalam Krisis - Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance, Hizbut Tahrir Inggris > Tinjauan Kritis Terhadap Asas Ideologi Sosialisme Dan Kapitalisme, Muhammad Shiddiq Al Jawi > Serangan Amerika Untuk Menghancurkan Islam, Abdul Qadim Zallum > Ilusi Negara Demokrasi, Farid Wadjdi & Shiddiq Al-Jawi et.al > Kritik Islam Terhadap UUD 1945, Hizbut Tahrir Indonesia Beberapa buku yang telah diterbitkan oleh Hizbut Tahrir (sebagian bisa diunduh di hizbut-tahrir.or.id) 1) Kitab Nizhâm al-Islâm (Peraturan Hidup

Dalam Islam) 2) Kitab Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm (Sistem

Pemerintahan Islam) 3) Kitab An-Nizhâm al-Iqtishâdî fî al-Islâm

(Sistem Ekonomi Islam) 4) Kitab An-Nizhâm al-Ijtimâ‘î fî al-Islâm

(Sistem Pergaulan Pria-Wanita dalam Islam) 5) Kitab At-Takattul al-Hizbî (Pembentukan Partai Politik) 6) Kitab Mafâhm Hizbut Tahrîr (Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir)

Page 18: Buku uang uang haram dalam demokrasi

UANG-UANG HARAM DALAM DEMOKRASI 17

7) Kitab Ad-Dawlah al-Islamiyyah (Daulah Islam) 8) Kitab Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah (Membentuk Kepribadian Islam, tiga jilid) 9) Kitab Mafâhîm Siyâsah li Hizbut Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Politik Hizbut Tahrir) 10) Kitab Nadharât Siyâsiyah li Hizbut Tahrir (Beberapa Pandangan Politik menurut Hizbut Tahrir) 11) Kitab Muqaddimah ad-Dustûr (Pengantar Undang-Undang Dasar Negara Islam) 12) Kitab Al-Khilâfah (Khilafah) 13) Kitab Kayfa Hudimat al-Khilâfah (Dekonstruksi Khilafah: Skenario di Balik Runtuhnya Khilafah Islam) 14) Kitab Nizhâm al-‘Uqûbât (Sistem Peradilan Islam) 15) Kitab Ahkâm al-Bayyinât (Hukum-hukum Pembuktian dalam Pengadilan) 16) Kitab Naqd al-Isytirâkiyyah al-Marksiyah (Kritik atas Sosialisme-Marxis) 17) Kitab At-Tafkîr (Nalar Islam: Membangun Daya Pikir) 18) Kitab Al-Fikr al-Islâmî (Bunga Rampai Pemikiran Islam) 19) Kitab Naqd an-Nadhariyah al-Iltizâmi fî Qawânîn al-Gharbiyyah (Kritik atas Teori Stipulasi dalam Undang-

undang Barat) 20) Kitab Nidâ’ Hâr (Seruan Hangat dari Hizbut Tahrir untuk Umat Islam) 21) Kitab As-Siyâsah al-Iqtishâdhiyyah al-Mutsla (Politik Ekonomi Islam) 22) Kitab Al-Amwâl fî Dawlah al-Khilâfah (Sistem Keuangan dalam Negara Khilafah) Di samping itu, terdapat ribuan selebaran, buklet, dan diktat (surat-surat terbuka kepada para penguasa dan pemimpin gerakan politik) yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir sejak berdirinya sampai sekarang.

Buku-Buku Blog insidewinme.blogspot.com (unduh di: Buku-Buku Islam Iman Taqwa)

1. Perang Afghanistan Pakistan - Perang yang Tak Dapat Dimenangkan 2. Mendukung Para Diktator Dan Tirani - Metode Umum Kebijakan Luar Negeri Barat 3. Demokrasi Dalam Krisis - Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance 4. Imperialisme Barat Abad 21 dan Kembalinya Khilafah 5. Peran Wanita Muslim Dalam Mendirikan Kembali Negara Khilafah Islam 6. Manifesto Hizbut Tahrir untuk Pakistan 7. Kemunculan Tata Dunia Baru Negara Khilafah Islam 8. STANDAR EMAS Masa Depan Bagi Mata Uang Stabil Global 9. Agenda Positif untuk Umat Islam 10. Seruan Perjuangan Umat Islam Untuk Memimpin Dunia 11. Uang-Uang Haram Dalam Demokrasi [februari 2014]