Buku Praktikum Micro
-
Upload
desak-laksmi -
Category
Documents
-
view
111 -
download
5
Transcript of Buku Praktikum Micro
tIIIIIT
IIIItIIIIITII
BUKU PMJNJUK PRAKTIKU,IA
,IiIKROBIOLOGT
5EAAESTER VI
2@7-2008
Editor :
Retno Budiorti, dr. rtA. Kes
R Voridionto Yudo, dr
LABORATORIU,T ITIKROBIOLOOI
FAKULTA5 KEDOKTERAN
UNIVERSITA5 HAN6 TUAH
SURABAYA
ItIIIT
DAFTAR ISI
di) Enterobacteraceae . .. ... ... ... . . . 37\,/^C9vibtia^aceae ...................42
IIIIrT
IIIItIITttI
FttI\-
I. PERATURAN DAN TATA TERTIB
PRAKTIKUM DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
'1. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Tes masuk dilaksanakan setiap awal prakiikum.
2. Mahasiswa wajib wajib memakai jas praktikum, membawa buku
praktikum, pensil wama dan spidol setiap kali melaksanakan
praktikum. Tas, buku dan peralatan lain disimpan dalam loker, tidak
boleh diletakkan pada meja praktikum.
3. Bila ada luka/ goresan ditangan harus ditutup dengan pester /menggunakan sarung tangan jika diperlukan.
4. Penggunaan mikroskop dan alat lainnya sesuai dengan arahan
instruktor
5. Bertanggung jawab terhadap alat-alat yang dipakai. Bila terjadi
kerusakan pada alat akibat kesalahan mahasiswa, diwajibkan untuk
melapor pads instruktor dan mengganti alat tersebul sesuai
ketentuan.
6. Tidak diperkenankan makan, minum atau merokok dalam ruang
praKikum.
7. Memperhatikan prosedur asepsis dalam setiap tindakan praktikum.
8. Bila teriadi tetesan kuman jatuh dimeja atau kulit harus s€gera
dibersihkan dengan alkohol atau desinfektan yang ters€dia.
9. Adanya kecelakaan yang terjadi bagaimanapun kecilnya, misalnya
mendapat luka, biakan kuman tumpah, harus s€gera melapor
kepada instruktor.
10. Hasil praktikum dicatat dalam buku praktikum untuk kemudian
diperiksa dan diparaf oleh instruktor.
11.Sampah dibuang ketempat sampah. Sisa bahan pemeriksaan
dibuang pada tempat dengan desinfektan yang lelah disediakan.
'l2.Tidak diperkenankan membawa pulang biakan dan sediaan kuman.
2
TTrrrT
IT
IIIIItIrIIIFI,
13.Sebelum meninggalkan ruang praklikum, setiap mahasiswa harus
membersihkan meja tempat bekerja dan mengembalikan alat yang
dipakai pada tempatnya semula.
'14. Selesai praktikum tangan harus dicuci bersih dengan sabun.
15. Evaluasi
Ujian praktikum dilaksanakan pada akhir masa praktikum sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti ujian
praktikum bila jumlah kehadiran < 75 %.
Surabaya, Maret 2008
II. ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN
DALA'I' PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
1. Mikroskop
Mikroskop memegang peranan yang sangat penting dalam
pemeriksaan mikrobiologi. Bakteri mempunyai ukuran yang sangal
kecil yaitu dalam satuan mikrometer (pm) atau 10{ m, sedangkan
partikel virus lebih kecil lagi yaitu dalam ukuran nanometer (nm)
atau 10-e m, sehingga untuk visualisasinya memerlukan suatu alat
Aaad( fai? Ada aeaerapa len6 m(kroskop yai|J
mikroskop cahaya (bngft field microscope), mikroskop medan
gelap (dark field microscope), mikroskop fase kontras (phase
contrast microscope) dan mikroskop elektron. Mikroskop yang
umum digunakan adalah mikroskop cahaya.
2. Otoklaf
Otoklaf adalah alat untuk sterilisasi dengan cara pemanasan basah
(moist heat), digunakan unluk mensterilkan alat, bahan dan media.
Lama waktu sterilisasi adalah 15 menit pada suhu 121"C.
3. Dry Heat Sterilizer
Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat dengan pemanasan
kering, lama waktu stgrilisasi adalah 1 jam pada suhu 160.C
4. lnkubalor
Alat ini dipergunakan untuk mengeramkan media yang telah
ditanami kuman. Suhu inkubator disesuaikan dengan suhu
pertumbuhan optimal kuman.
5. Sengkelit (Ose)
Alat ini digunakan untuk mengambil bahan pemeriksaan atau
biakan kuman untuk :
4
o.
L
tIIIIIIITttIitIITtiF
7.
lnokulasi pada media padat dan cair
Pembuatan sediaan pada gelas obyek untuk p€ngecatan
kuman
Jarum penanam
Alat ini digunakan untuk inokulasi kuman secara tusukan pada
media agar miring atau media semi solid dalam tabung
Penangas Air Water Bath
Alat ini digunakan untuk memperoleh suhu yang konslan sesuai
dengan suhu yang dikehendaki, misalnya untuk melarutkan media
pada pelarutnya, uji koagulasi.
Sungkup anaerob (anaercbic jar)
Alai ini merupakan tempal untuk memberikan suasana anaerob
bagi pertumbuhan kuman.
Centrifuge
Alal ini adalah merupakan alat pemusing. Digunakan untuk
memisahkan bahan-bahan yang lerkandung dalam suatu larutan
sehingga diperoleh pemisahan antara endapan dan supenatan.
t. MTKROSKOP
Bakteri mempunyai ukuran yang sangat. kecil sehingga untuk
visualisasinya memerlukan suatu alat bantu yaitu mikroskop. Mikroskop
memegang peranan yang sangat penting dalam pemeriksaan
mikrobiologis. Bagian-bagian mikroskop adalah sebagai berikut
1. Bagian Statik
o Kaki mikroskop
o Tiang mikoskop
o Tangkai mikroskop
o Meja sediaan
o Makrometer
o Mikrometet
2. Bagian Optik
o Buluh teropong
o Lensa obyektif, pembesar:tn 10,45, 100 kali
o Lensa okuler, pemb€saran 6, 10 kali
3. Alat penerangan
o Cermin
o Diafragma
o Kondensor
IIIItIIItItIttIIII
Cara Pemakaian MikrGkop
MembeBihkan lensa dan cermin
Lensa dan cermin dibersihkan dengan menggunakan kertas lensa
(lens paper) sebelum menggunakan mikroskop
Melihat cumber cahaya
Sumber cahaya dapat berupa sumber cahaya matahari aiau lampu
listrik.
Mencari medan penglihatan
a. Revolver diputar sehingga lensa obyektif yang terkecil
letaknya searah dengan lensa okuler
1)
2)
3)
4)
5)
ITt_
b. Buluh okuler ditarik hingga garis batas
c. Cermin mikroskop diputar sambil ditarik melalui lensa
sehingga diperoleh medan penglihatan yang jelas ( tampak
putih tidak ada bayangan yang lain).
6) Memasang sediaan
7) Sediaan diletakkan diatas meja sediaan dan dijepit dengan
peniepitnya.
8) Mengatur fokus
9) Untuk pembesaran lemah
a. Turunkan kondensor serendah-rendahnya
b. Turunkan lensa obyektif hingga ada jarak tertentu dari gelas
obyek
c. Amati mikroskop, gerakkan makrometer dan mikrometer
sehingga diperoleh gambaran yang jelas.
10)Untuk pennbesaran dengan menggunakan minyak imersi :
a. Teteskan minyak imersi pada sediaan
b. Naikkan kondensor setinggi mungkin
c. Buka diafagma selebarJebamya
d. Turunkan lensa obyektif hingga menyentuh minyak imersi
pada sediaan
e. Amati mikroskop, gerakkan makrometer dan mikrometer
sehingga diperoleh gambaran yang ielas.'ll)Bila sudah selesai menggunakan mikroskop lensa obyektif
dibersihkan dengan xylol.
IttttITItIItIIIIIIII
IV. PEMERIKSMN MIKROSKOPIS BAKTERI
Pgmeriksaan bakteri dengan menggunakan mikroskop pada dasarnya
dapat dilakukan dengan dua cara :
A. Pemeriksaan bakteri dalam keadaan hidup
B. Pemeriksaan bakteri dengan pengecat
A. Pemeriksaan bakteri dalam keadaan hidup
Sediaan Tetes Gantung'l) Digunakan gelas obyek dengan cekungan pada tengahnya.
2) Olesivaselin pada lingkaran cekungan gelas obyek
3) Dengan menggunakan sengkelit steril diambil biakan kuman, dari
media cair diteteskan diatas gelas penutup. Bi'a biakan berasal dari
media padat terlebih dahulu diteteskan cairan fisiologis diatas gelas
obyek, ratakan dengan koloni kuman.
4) Tutup gelas penutup dengan gelas obyek dengan cekungan
tedeiak terbalik dibawah, kemudian balikkan kembati.
Fianq nq Crop pr.oaralro.
Pemeriksaan mikoskopis dengan cara :
o Diafragma dikecilkan
o Kondensor diturunkan
o Cermin cekung
Dengan s€diaan tetes gantung dapat diamati :
o Bentuk morfologi bakteri
o Bila bakteri mempunyai kapsul akan tampak sebagai halo yang
mongelilingi bakteri.
o Bila bakteri mempunyai spora bakted akan tampak sebagai
bentukan yang memantulkan sinar terdapat dalam badan baKeri.
o Pergerakan bakteri.
9
Pemeriksaan baktei dengan mikroskop medan gelap
'1) Teteskan biakan kuman diatas gelas obyek
2) Tutup dengan gelas penutup, agak ditekan agar diperoleh sediaan
yang tipis
3) Gunakan sumber cahaya dengan sumber yang cukup homogen,
dengan meletakkan satu atau dua lensa tambahan aiau botol yang
diisi dengan akuades steril.
4) Diatas kondensor ditetesi dengan minyak imersi I pantfin cair Iakuades
5) Naikkan kondensor sedemikian rupa sehingga diperoleh bayangan
hitam yang bulat dan kompak didalam mikloskop.
6) Turunkan lensa obyektif dengan memutar makrometer dan
mikrometer sehingga diperoleh gambaran obyek yang dilihat
Pada pengamatan mikroskop medan gelap bakteri akan tampak
sebagai yang memancarkan sinar diatas medan penglihatan yang
gelap. Dapat diamati morfologi bakteri dan pergerakannya. Biasanya
digunakan untuk mengamali bakteri golongan Spyrochaeta.
B. Pemeriksaan bakteri dengan pengecatan
Pengecatan sediaan bakleri untuk pemeriksaan mikroskopis
bertuiuan untuk mendapatkan kontras warna antara bakteri dan
sekilamya sehingga bakteri akan terlihat lebih ietas. Pada
pemeriksaan mikmskopis dengan pengecatan dapat diketahui :
a. Bentuk bakteri
b. Susunan bakterisatu dengan yang lain
c. Sifat pengecaian dari bakteri
d. Alat-alat tambahan yang dimiliki bakteri
l0
ITf v.MoRFoLoGr BAKTERT
t BaKterl merupakan organisme yang sangat kecil dan hanya dapat diamait
f dengan menggunakan pemeriksaan mikroskopis. Ukuran bakteri diukur denganll mikron (fr) atau mikrometer (l p = 103 mm). Ukuran bakteri berdiameter sekibr
I 0.15sampai 1.5,r dan paniang l sampai 5p.
tiIItI
IIIrIL
Contoh : Staphybcoccus aureus diameter 0.8 - 1.0p
Mycobacterium tuberculosis I = 0.3-1.4 p, p = 2-4 F
Salnonela Uphi | = 0.8-1.0 p, p = 1-3 F
Vibio cholene l= 0.4-0.6 p, p = 1-2 F
Bentuk dasar bakteri adalah :
- Bulat, disebut kokkus
- Batang, disebut basil
- Koma atau spiral disebut vibrio atau spirilum
BrciDB
Coccr3
Diplococs$
Strptococqrr
SLPbJ,lococcls
vibtio
spir&$r
rmI
oooaaata*
)
v1,/
11
Pembentukan formasiMetode multiplikasi bakteri adalah pembalahan secara binary fission,
beberapa diantaranya membemtuk formasi cluster, memisah satu sama lain, dan
membentuk rantai, berpasangan dan sebagainya. Rsngkaian bentuk formasi
tersebut disebabkan oleh cara bakteri tersebut bermultiplikasi.
- Diplococcus: kokus berpasangan, bermultiplikasi dalam satu arah lapangan.
- Streptococcus : berbentuk rantai, bermultiplikasi dalam satu arah lapangan
- Staphylococcus : membentuk untaian, grapelike, b€rmultiplikasi dalam tiga
arah lapangan
- Tetrad : berpasangan empat empat, bermultiptikasi dalam dua arah lapangan
- Sarcina: I individu membentuk kubus, multiplikasi dalam 3 arah lapang
IJ
ococaits
oodplococcus
+a
ISh!ptococci
rtr
FlagellaFlagella termasuk dalam struktur bakteri, berbentuk filamentous, dibentuk dariprotein. Flagella digunakan sebagai alat pergerakan bakteri. Berdasarkan jumlah
dan letaknya, flagella diklasifikasikan sebagai :
'1. Monotricous: satu flagella pada satu kutub
l@--------
2. Lophotricous : lebih dari 2 flagella pada satu kutub
sta phylococcus
3. Amphitrimus : lebih dari 2 flagella pada masing masing kutub
t2
4, Peritricous : terdiri dari banyak
ril-\j ..
flagella diseluruh permukaan tubuh bakteri
Spora (endospora)
Bakteri dari genus Bacillus dan Clostridium membentuk endospora sebagai
respon terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Bakteri dalam
bentuk ini relatif resisten terhadap pemanasan, pengeringan, pembekuan, bahan
kimia dan radiasi. Jika lingkungan kembali menguntungkan, bakteri tersebut akan
mengubah bentuk endospora menjadi bentuk vegetatif kembali.
Bentuk, ukuran dan posisi endospora terhadap badan vegetatif bakteri
tergantung pada :
(a) Bulat, terminal dan ukurannya lebih besar dari sel vegetatifnya (drum
appearance)
(b) Bulat, subterminal, dan ukuiennya lebih besar daripada sel vegetatif
(c) Bulat, sentral dan ukurannya lebih besar daripada sel vegetatif
(d) Oval, sentral, dan berukuran lebih kecil dari sel vegetatif
stick
13
l4
IIIIIFFIIIttlIIiFFIht
VI. PEMBUATAN SEDIAAN DAN PEWARNAAN KUMAN
Prosedur pengecatan bakteri melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan gelas obyek
Gelas obyek yang harus dalam keadaan bersih dan kering. Bila perlu
dibers;hkan dengan alkohol 95 o/o.
Pembuatan Sediaan
Untuk melakukan pengecatan harus dibuat suatu sediaan yang berupa
lapisan tipis dan dapat difiksasi dengan baik. Sediaan dapat dibuat dari
bahan pemeriksaan dari penderita atau biakan pada media.
a. Pembuaian sediaan kuman yang diambil dari biakan cair
1) Dengan menggunakan sengkelit yang telah disterilkan ambil satu
alau dua mata sengkelit suspensi kuman, letakkan diatas gelas
obyek.
2) Lebarkan area suspensi pada gelas obyek dengan memutar
sengkelit secara melingkar dari tengah ke tepi sehingga diperoleh
usapan tipis.
3) Keringkan diudara, selanjutnya siap untuk prosedur berikutnya.
b. Pembuatan sediaan kuman yang diambil dari biakan padat
1) Dengan menggunakan sengkelit yang telah disterilkan ambil satu
mata sengkelit akuades steril, letakkan diatas gelas obyek.
2) Dengan menggunakan sengkelit yang telah disterilkan ambil koloni
kuman yang akan diperiksa, letakkan diatas gelas obyek. Perlu
dipethatikan bahwa, hanya ujung sengkelit saja yang menyentuh
koloni kuman supaya sediaan tidak tertalu tebal sehingga sukar
untuk diamati karena terlalu rapat.
3) Campurkan akuades dan kuman pada gelas obyek sehingga terjadi
suspensi dengan cara memutar sengkelit secara melingkar dari
tengah ke tepi sehingga diperoleh usapan tipis.
4) Keringkan diudara, selanjutnya siap untuk prosedur berikutnya.
I5
4.
Fiksasi
Fiksasi bertujuan agar sediaan bakteri dapat melekat pada geias obyek
sehingga dapat dilakukan prosedur pengecatan. Fiksasi panas dilakukan
dengan cara melewatkan sediaan diaias api lampu spiritus sebanyak dua
atau tiga kali. Pada proses ini protein bakteri akan terkoagulasidan melekat
pada permukaan gelas obyek, selanjutnya siap untuk proses berikutnya
yaitu pengecatan.
Pengecatan bakteri
Eeberapa jenis pengecatan:
a. Pengecatan Sederhana
Pada pengecatan ini hanya digunakan satu macam zat warna,
contoh: safranin, methylene blue. Pengecalan negatif menggunakan
tinta Cina (lndian lnk). Tujuan pengecatan sederhana adalah untuk
mengamati bentuk morfologi, ukuran dan susunan bakteri.
b. Pengecatan diferensial
Pada pengecatan ini digunakan dua macam zat wama.
Bakteri dapat dikelompokkan atas dasar reaksi pada pengecatan
diferensial yaitu :
. Pengecatan Gram
. Pengecatan Tahan Asam
Jenis psngecatan bertujuan unluk mengamati struktur bakteri
o Pengecatan Spora
o Pengecatan Flagella
o Pengecatan Kapsula
o Pengecatan lnti
l6
PEMBUATANSEDIAAN KUMAN
Dari Biakan Cair Dari Biakan Padat
N
PEMBUATAN SEDIAAN KUMAN
Dari Biakan Cair Dari Biakan Padat
N
T
rIIIIIiIiTIIIIIIhIF
PENGECATAN BAKTERI
A. Pengecahn Sederhana
1) Buat sediaan kuman diatas gelas obyek dan fiksasi.
2) Tuangkan zat warna metilen biru atau safranin keatas sediaan
selama 1-2 menit.
3) Buang sisa zat wama.
4) Bilas dengan menggunakan air bersih.
5) Keringkan dengan kertas pengering.
6) Teteskan minyak imersi, amati dibawah mikroskop.
Bila diwarnai dengan metilen biru bakteri akan tampak berwarna biIU, sedang bila
menggunakan safranin bakteri akan tampak beMama merah.
B, Pengecafun Negatif (Buni)
Pengecatan negatif berlujuan untuk mengamati struktur bakteri, tidak
dilakukan fiksasi panas pada sodiaan. Pada pengecatan ini dapat dilakukan
pengamatan pada baKeri yang sukar diwarnai misalnya bakteri spiral.
1) Teteskan tinta Cina (lndian lnk) pada gelas obyek.
2) Buat suspensi kuman dongan 1 tetes tinia Cina pada gelas obyek
dengan menggunakan sengkelit.
3) Dengan memakai tepi gelas obyek lain yang membuat sudut 30"
dengan gelas obyek s€diaan, buatlah apusan yang tipis
4) Keringkan diudara
5) Teteskan minyak imersi, amati dibawah mikroskop.
l8
Bakteri akan tampak sebagi bentukan yang tidak terwarnai (transparan) sedang
latar belakano berwarna hitam / qelap.
C, Pengscatan Gram
1) Euat sediaan kuman diatas gelas obyek dan tiksasi.
2) Tuangkan kristalviolet keatas sediaan selama 1 menit.
3) Bilas dengan menggunakan air bersih.
4) Tuangkan lodine / tarutan lugol keatas sediaan selama I menit.
5) Bilas dengan air bersih
6) Lunturkan dengan etil atkohol gsyo hingga sisa zat warna hilang,
selama 10-20 detik.
7) Bilas dengan air bersih.
8) Tuangkan safranin keatas sediaan selama 45 detik.
9) Bilas dengan air bersih.
'10)Keringkan dengan kertas cengering.
11)Teteskan minyak imersi, amati dibawah mikroskop.
Bakteri yang bersifat Gram positif akan tampak berwarna biru / unou, sedangkan
bakteri Gram neoatif akan tampak berwama merah.
t9
ItIIIIIITTIIIIIIIIIi,
D. Pengecatan Tahan Asam (ziehl Neelsen).
1) Buat sediaan kuman diatas gelas obyek dan fiksas!
2) Tuangkan fuhsin karbol keatas sediaan, panaskan selama 3-5 menit
sampai timbul uap. Jaga jangan sampai mendidih atau zal wama
menjadi kering, segera tambahkan zat wama bila perlu.
20
IIItttttItIItIttItt
3) Tunggu hingga gelas obyek dingin, kemudian bilas dengan
menggunakafl air bersih.
4) Lunturkan dengan asam alkohol selama 10-20 detik hingga sisa zat
warna hilang.
5) Bilas dengan air bersih
6) Tuangkan meiiien biru iieatas seiiaan seiama 2 menii.
7) Bilas dengan air bersih
8) Keringkan dengan kertas pengering
9) Teteskan minyak imersi, amati dibawah mikroskop.
Bakteri yang bersifat tahan asam (BTA = bakteri tahan asam) akan lampak
berwarna merah.
IL
21
22
E. Pengecatan Spora (Schaeffer Fulton)
1) Buat sediaan kuman diatas gelas obyek dan fiksasi.
2) Tuangkan malakhit hijau keatas sediaan, panaskan diatas nyala api
selama 1-3 menit sampai timbul uap. Jaga jangan sampai mendidih
atau zat wama menjadi kering, segera tambahkan zat warna bila
perlu.
3) Tunggu hingga gelas obyek dingin, kemudian bilas dengan
menggunakan air bersih.
4) Tuangkan safranin keatas sediaan selama gO detik.
5) Bilas dengan air bersih.
6) Keringkan dengan kertas pengering.
7) Teteskan minyak imersi, amati djbawah mikroskop.
8) Spora bakteri tampak beManla hijau, sedangkan badan vegetatif
bakteri tampak beMama merah.
F. Pengecatan Neisser
o Buat sediaan kuman diatas gelas obyek dan tiksasi.
o Tuangkan Neisser AB keatas sediaan selama 'l menit.
o Buang sisa zatwama darigelas obyek.
o Tuangkan Neisser C keatas sediaan selama I-2 menit.
o Buang sisa zat warna dari gelas obyek.
o Keringkan dengan kertas pengering.
o Teteskan minyak imersi, amatidibawah mikroskop.
o Granula metakromatik akan tampak sebagai bentukan
berwarna biru gelap dalam sitoplasma bakteri yang berwarna
kuning coklat.
23
VII. PERBENIHAN KUMAN
Mikroorganisme memerlukan sumber nutrien dalam mendukung pertumbuhannya.
Perbenihan kuman memerlukan media yaitu kumpulan zat organik maupun
anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Media pertumbuhan
bakteri harus memenuhi syarat-syarat :
Susunan makanan
Tekanan Osmose
Derajat keasaman (PH)
Sterilitas
Perbenihan kuman bertujuan untuk'1. lsolasi bakteri dari bahan pemeriksaan
2. ldentifikasi bakteri
3. Penyimpanan ( stok ) kuman
4. Membawa bahan pemeriksaan sebagai media transport sehingga kuman
tetap hidup sampai pada waktu pemeriksaan
Berdasarkan konsistensinya media perbenihan dapat dibagi menjadi :
1. Media cair
Digunakan untuk membiakkan kuman, uji fermentasi dan uji-uji lainnya.
Adanya pertumbuhan mikroorganisme pada media cair ditunjukkan dengan
adanya kekeruhan
Media padat
Media dibuat dengan menambahkan bahan padat seperti agar atau getatin.
Pertumbuhan mikroorganisme pada media padat ditunjukkan denganadanya koloni yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristiknya, dapatdiisolasi untuk perbenihan kultur murni.
Media semisolid
Media semisolid mirip dengan media padat tetapi konsentrasi agarlgelatinnya lebih sedikit sehingga lebih lunak. Media ini digunakan untuk
mengetahui motilitas bakteri.
o
o
o
2
I
24
Koloni bakteri yang tumbuh pada berbagai media padat mempunyai berbagai
karakteristik yang merupakan salah satu kriteria dalam identifikasinya.. Hal-hal
yang perlu diamati pada koloni bakteri adalah
o Bentuk / form
o Peninggian / elevasi
o Tepi / margin
o Warna
o Hemolisis (bila tumbuh pada media agar darah)
25
4.
l.FIttFTIFFIiT
IF
F:
T:
\
Demonstrasi :
Disediakan:
Biakan Proteus vulgaris pada :
1. Lempeng nutrient agar
2. Agar nutrient miring (slant)
3. Media semi solid
4. Media nutrien cair
Berbagai macam media steril :
1. Lempeng nutrient agar
2. Agar nutrient miring (slant)
3. Media nutrient cair
4. Media semi solid
Dikedakan:
1. Penanaman kuman dari biakan media cair ke media padat secaragoresan (Streaking)
Tujuan :
o mendapatkan koloni kuman yang terpisah. pada masing_
masing koloni kuman dapat dipelajari sifat dan identifikasi
lebih lanjut.
Cara :
1. Ambil satu sengkelit biakan kuman dari media cair.
Lakukan inokulasi pada media lempeng agar dengan cara
menggoreskan sengkelit pada permukaan agarLakukan penggoresan secara rapat pada media (A)
Sengkelit disterilkan dengara cara memijarkan dialas api dan
dibiarkan dingin.
5. Penggoresan kedua melewati goresan terakhir, selanjutnya
dilakukan goresan yang tidak begitu rapat (B)
26
iTItrII
6. Sengkelit disteritkan kembatidan dibiarkan dingin.
7. Penggoresan ketiga melewati goresan terakhir. selaniutnya
dilakukan goresan yang tidak rapat (C)
8. lnkubasikan pada suhu 37"C selama 24 jam, amati
pertumbuhan koloni.
IIttItrtIIIIt\
27
IItItIIiIII
2. Penanaman kuman dari biakan media padat ke media agar miring
Tujuan :
o memperoleh biakan murni
o menyimpan biakan kuman alam waktu lama (stock culture)
Cara .
1. Ambil satu koloni biakan dari media padat dengan
menggunakan sengkelit yang sudah disterilkan.
2. Goreskan inokulum pada permukaan media agar
miring secara zig-zag mulai dari bagian bawah media
ke arah mulut tabung.
3. Penanaman kuman dari biakan media padat ke media cair
Tujuan:
o memperbanyak bakteriyang berasal dari satu koloniterpisah
untuk dapat dilakukan uji selanjutnya.
Cael'1. Ambil satu koloni biakan dari media padat dengan
menggunakan sengkelit yang sudah disterilkan.
2. Masukkan kedalam tabung yang berisi media cair, letakkan
pada dinding dalam tabung lepal dipermukaan media cair,
buat suspensi dengan cara mencampur.
3. Kocok medium cair yang sudah ditanami secara hati-hati
agar suspensi bakteri dapat tercampur dengan seluruh
media.
4. Penanaman kuman dari biakan media padat ke media semi solid
Tujuan:
o mengetahui adanya pergerakan dari kuman. Pada media
semi solid bakteri yang motil akan tampak tumbuh menyebar
pada sekitar area penanaman.
Cara :
28
1. Ambil satu koloni biakan dari media padat dengan
rnenggunakan jarum penanam yang sudah disierilkan
Tusukkan inokulum dalam rnedia semisolid secara tegak
lurus hingga kurang lebih-1 om dari dasar rnedia pada
tabung.
Jarum penanam ditarik keluar melalui arah yang sama
dengan penusukan rnedia, sedemikian rupa sehirEga hanya
ada satu arah tusukan dan tidak rnerusak rEdium
29
IIItIItIIItIItIIrIIIL
VIII. UJI KEPEKAAN KUMAN
Uji kepekaan kuman bertujuan untuk :
- Mengetahui obat yang paling poten untuk kuman penyebab penyakit
- Mengetahui adanya resisterisi bakteri terhadap berbagai antibiotik
Uji kepekaan kuman terhadap antibiotika dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Cara Dilusi
Pada prinsipnya antibiotika diencerkan menjadi berbagai
konsentrasi. Pada masing-masing konsentrasi ditambahkan
suspensi kuman dalam media. Pada metode ini dapat diketahui
Minimal lnhibitory Concentration (MlC) atau Konsentrasi Hambat
Minimal (KHM), yaitu konsentrasi terkecit antibiotika yang masih
mampU menghambat pertumbuhan kuman.
Demonstrasi :
Disediakan
Serangkaian tabung berisi suspensi kuman dan antibiotik dalam
berbagai konsentrasi.
Dikerjakan:
Menentukan KHM ada uji kepekaan kuman dengan mengamati
konsentrasi terkecil antibiotika dimana tidak terdapat pertumbuhan
kuman yaitu suspensi tidak menjadi keruh.
30
Tabrmg
Medium cairSteril (rnl)
Lerulan
Antibiotika (Inl)
Susp€nsiKunan (ml)
2. Cara Ditusi
Uji kepekaan cara difusi menggunakan lempeng agar Mueller
Hinton dengan berbagai macam cakram antibio ka.
Demonstrasi :
Biakan kuman pads lempeng agar Mueller Hinton dengan berbagai
cskram antibiotika.
Disediakan :
a. Biakan kuman pada media Mueller Hinton cair pertumbuhan
24 jam yang kekeruhannya sesuai dengan slandar Mc
Farland 0,5.
b. Lidi kapas steril
c. Cakram antibiotika
Dikerjakan :
Uji Kepekaan kuman Cara Kirby Bauer :
UU UI 2 3 4 5 6 7 8 9 lO
iri-..i.. i tt. i .t.i J'i r] -.,.'I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
ll
ll
I( buang)
ll( kontrol)
3t
d.
ItIIIItItIItT
ttIIIII!
b.
Kuman yang peka terhadap
adanya zona hambai yaitu
antibiotik.
antibiotika tertentu akan menunjukkan
berupa area jernih disekitar cakram
Lidi kapas storil dicslupkan k6dalam guspon$i kuman,
ditskan{ekan pada dinding tabung sehingga kapas tidaktorlalu basah.
Usapkan lidi kapas tersebut pada seluruh permukaan
lempeng agar.
Cakram antibiotika diambil dengan pinset sterit, ditstakkandiatag media agar dan agak ditekan sedikit.
Diinkubasikan pada 37"C selama 24 jam, ditihat hasilnyapada keesokan harinya.
32
ItIIIItIItIIIIItIIIIl
IX, STAPHYLOCOCCUS
Staphylococcus adalah bakteri kokus Gram positif, tersusun dalam bentukkluster tidak teratur seperti gerombolan buah anggur. Staphylococcustumbuh dengan c€pat pada borbagai tip€ media dan aktif molakuk8nmetabolisme, fermentasi karbohidrat dan menghasilkan macam_macampigmen dari warna putih hingga kuning. Beberapa merupakan anggotaflora normal kulit dan selaput mukosa manusia; yang lain ada yangmenyebabkan supurasi dan septikemia yang fatal. Staphylococcuspatogen seringkali menghemolisa darah, mangkoagulasi plasma danmenghasilkan berbagai dan menghasilkan berbagai enzim ekstraselulerdan toksin.
Oemonslrasi :
1. Biakan Staphylococcus aureus pada:- Lempeng agar nutrien
- Lempeng agar darah
2. Biakan Staphylococcus epidermidis pada:- Lempeng agar nutrien
- Lempeng agar darah
3. Biakan Staphylococcus saprophyticus pada :
- Lempeng agar nutrien
- Lempeng agar darah
4. Uji koagulase positif dan negatif.5. Uji katalase positif (ada gatembung udara) dan negatif6. Uji fermentasi manitol positif (warna kuning) dan negatif7. Uji kepekaan Novobiosin
Dikerjakan :
'1. Pengamatan koloni bakteri.
2. Pengecatan Gram pada koloni bakteri.3. Pengamatan hasil uji koagulase:
33
IFIFIttttttFFFFFFFFF
5.
4. Cara melihat hasil adalah dengan mengangkat tabung, miringkan
sedikit tanpa dikocok.
Uji katalass :
Teteskan 0,1 ml larutan H2Qz pada biakan cair Staphylococcus,
amati hasilnya. Hasil positif bila timbul adanya gelembung hasil
pemecahan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
Pengamatan hasil formentasi manitol dan uji kepekaan Novobiosin
34
ItFtFFFFIh
FFFII'FFFFFF
x. STREPTOCOCCUS
Streptococcus adalah bakteri kokus Gram positil dengan susunanberderet, berpasangan atau seperti ranlai. Bakteri tersebar dialam,
beberapa diantaranya merupakan anggota flora normal pada manusia.
Streptococcus yang lain borhubungan dengan penyakil pada rnanusia
dapat berupa infeksi atau sensitisasi akibat bakteri tersebut.
Demonstrasi
Disediakan:
'|. Biakan Streptococcus hemolitik pada
- Lempeng agar BH I
- Lempeng agar darah
2. Biakan Streptococcus hemolitik a pada
- Lempeng agar BHI
- Lempeng agar darah
3. Biakan Streptococcus hemolitik pada
- Lempeng agar BHI
- Lempeng agar darah
Biakan Streptococcus mutans pada
- Lgmpong agar BHI
- Lempeng agar darah
- Media gula-gula
Biakan Streptococcus pada :
- Media BHI cair
4.
Dikerjakan :
1. Pengamatan koloni baktsri
35
IItIIItIIIIttIIrIIIr
2. Pengecatan Gram pada koloni bakteri.
3. Uji kalalase :
Teteskan 0,1 ml larutan H2O2 pada biakan cair Staphytococcus,
amati hasilnya. Hasil positif bila timbal adanya geiembung basil
pemecahan drogen peroksida menjadi air dan oksigen
36
XI. ENTEROBACTERIACEAE
Kuman patogen dari keluarga Enterobacteriaceae dapat diisolasi dari
fae@s, pus, darah dan urine. Kuman ini menghasilkan oksidase negatif
dan selalu meragi glukosa.
Disediakan:
Macam-macam reaksi kuman pada TSl.
TSI steril.
Reaksi positif dan negatif dari lndol, Merah Metil, Voges
Proskau6r, Citrat, Motilitas, Ures.
Medium Mac Conkey dengan kuman :
E. Col i.
Proteus vulgaris.
Medium Mac Conkev
Medium ini mengandung Crystal violet yang menghambat pertumbuhan
kuman grem posllif, cahingga momudahkan ilotasl kuman gram negatilMedium ini mengandung laktosa dan indikator pH methil red. Kuman yang
memfermentasi laktosa akan menghasilkan asam sehingga koloni kuman
akan beMarna merah (medium sekitarnya juga akan b€Marna : merah. ).Kuman yang tjdak memfermentasi laktosa, tidak menghasilkan asam dan
koloni kuman tidak beMarna, Medium ini termasuk medium differensial.
Medium TSI (Triole Suqar lron)
Mengandung 3 macam gula: laktosa 1olo, sukrosa 1% dan glukosa O,.l %.
o
o
o
Kunci penting untuk identifikasi
H2S (+) Motility ( negatif ) VP (+)
Salmonella sp Shigella sp Klebsiella sp
Proteus vulguris Klebsiella sp Enterobacter sp
37
*'IIIIrIIIf.IFT|f,
F
Ftt
Kemungkinan:
1. Slant merah (Alkali) dan Butt kuning (Asam)
Borarti : hanya terjadi fennentasi glukosa saja
2. Slant kuning (Asam) dan Butt Kuning (Asam ).Berarti laktosa dan sukrosa ( keduanya ) terjadi fermentasi atau
bisa terjadi hanya fermentasi laktosa atau bisa terjadi hanya
lermentasi sukrosa. Hal ini karena konsentrasi laktosa dan sukrosa
adalah sebesar ('l%).
3. Slant merah (Alkali) dan Butt merah (Alkati) atau Butt merah
orange.
Tidak ada fermentasi karbohidrat.
4. Medium pecah berarti ada gas
5. Ada warna hitam berarti ada H2S.
o TSI Mempunyai2 bagian
A. "Slant"
B. "Butt"
Cara tanam pada medium TSI :
. Ambil I koloni yang sudah dipastikan kuman coccobacit / batanggram negatil dengan menggunakan needle.
. Tusukkan needle pada dasar media sampai hampir menyentuh
tabung. Buat streak pada permukaaan slant dari bawah ke atas.
Gambar cara tanam kuman pada TSI
l8
UJI INDOL
Media : mengandung lriptophan(boborapa jasad r6nlk dcpat m6mbontuk lndol dari esam amino ini)
Reaksi indol :
Tryptophan ) lndol + Pyruvic acid + AmoniaIndole + p - dimethyl amino benzaldehide ) cincin berwarna merah
Cara kerja :
Dengan sengkelit steril ambillah sedjkit biakan kuman pada TSI dantanamlah pada medium cair yang tidak mengandung hidrat arang, tetaprkaya akan triptofan. Eramkanlah pada suhu 37.C selama 24 jam. 3_S tetes
39
IIIItII
reagansia Kovac ditambahkan pada tabung yang mengandung biakan
kuman yang berumur 24 jam. Kocoklah tabung tersebut lalu diamkan
beberapa saat. Reaksi yang positif untuk indol ditandai oleh terbentuknyacincin merah pada permukaan biakkan.
UJI MERAH METIL
Merupakan petunjuk dari kesanggupan jasad renik untuk membuat asam .
Cara kerja :
Dengan sengkelit steril ambillah sedikit biakan kuman pada TSI kemudian
tanamlah dalam 5 ml medium glukosa fosfat. Eramkan pada suhu 37.Cselama 5 hari. Kedalam biakkan yang berumur S hari ini dileteskan 5 teteslarutan merah metil. Reaksi yang positif menunjukkan adanya asam
ditandai oleh terbentuknya warna merah yang nyata. Warna kuningmenunjukan reaksi yang negatil
UJI VOGES . PROSKAUER
Beberapa jasad renik dapat memebentuk Asetil-metil-karbinol dalarnmedia glukosa fosfat.
Cara kerja :
Dangan songkelit stsril diambil gsdikit biakan kuman pada TSI kemudiantanamlah dalam 5 ml medium glukosa fosfat. Eramkan pada suhu 37.Cselama 48 jam kemudian biakan ditambah 0,6 ml larutan alfa naftol 5olo
dan 0,2 ml KOH 40 o/o. Kocoklah tabung dan diamkan. Reaksi positif
ditandai terbentuknya warna merah-coklat dalam waktu 1S menjt
UJI UREA
Bila kuman mempunyai enzym urease maka urea akan djubah menjadiCO2, air dan Amonia. Medium wea aga urea broth mengandung phenol
IIIIIII
40
IFIFILIrtrtf,FFIFIFI
E
F
red (pH lndjkator). Amonia membuat suasana medium menjadi alkati
sehingga medium menjadi boMarna msrah.
UJI CITRAT
Menggunakan media padat yang mengandung :
- Garam-garam amonium
- Natrium citrat
- Brom-lhimol biru
- Agar
Citrat dalam medium ini digunakan sebagai sumber energi. Mediummengandung indikator pH Bromthymol Blue dimana pada suasana alkaliakan berwama biru. Citrat ini diubah menjadi pyruvic acid dan COa. COzakan diubah menjadi Na2CO3 yang menyebabkan suasana alkalis danmedium menjadi berwarna biru.
Cara keria
Tanamlah kuman yang berasal dari biakan TSI pada agar miring Simon,sCitrat. Eramkan (37.C) selama 24 lam dan periksatah ada / tidaknyapertumbuhan dan teriadinya perubahan wama media dari hijau menjadiwarna biru tua, yang menunjukkan hasil positif.
UJI PERGERAKAN KUMAN MOTILITAS
Ambillah biakan kuman pada TSI dengan jarum penanam steril kemudiantusukkan tegak lurus kedalam medium uji motilitas.
Apabila kuman enterik yang diperiksa tersebut dapat aktif bergerak (motil),
maka setelah 24 jam pengeraman pada suhu 37.C akan terlihat adanyapenyebaran pertumbuhan kuman ke sekitar tempat tusukan, yang berartiuji pergerakan kuman positil Sebaliknya, apabila pertumbuhan kumanyang terjadi hanya terbatas pada tempat tusukan, maka uji motilitas
adalah negatil
4t
XII. VIBRIONACEAE
Famili Vibrionaceae dibagi datam beberapa golongan / group bardasarkan
antigen O kuman. Kuman Vibio cholerae yang ganas (patogen) dapat
mengaglutinasi antise(um Vibio cholerae polivalen group Ol .
Kuman vibrio yang termasuk ganas dan mengakibatkan wabah adalah
Vibio cholerae biotips cholerae dan Vibrio choler.ae biotipe ettor.
Sedangkan Vibio parahaemolyticus yang dahulu dianggap tidak ganas
temyata sakarang dapat juga menyebabkan " Cholerae like disease".
Maka pada kasus-kasus diare periu dilakukan pemeriksaan bakteriologik
untuk memastikan diagnosis, supaya dapat dilakukan usaha-usaha untuk
mencegah suatu wabah cholera.
Vibrio cholerae
Disediakan:
- Biakan Vibio cholerae pada lempeng agar nutrien.
- Medium cair air pepton alkali (Alkaline Peptona Water = Ap!^/)
- Lempeng agar Thiosulphate Citrat Bile Sukrosa (TCBS)
Dikerjakan :
- Pewarnaan Gram dari biakan kuman Vibrio cholerae pada lempeng agarnutrien.
Oemonstrasi :
- Biakan Vibio cholerae pada lempeng agar TCBS.
- Uji-uji biokimia Vibrio cholerae.
- Uji kepekaan Vibrio cholerae biolipa choleras dan Vibrio choterae biolipeEltor.
- Biakan Vibrio cholerae dalam medium cair ApW.
a. Melihat demonstrasi dan melihat hasil yang telah dikerjakan.
b. Pada medium TCBS, kuman ini menunjukkan koloni
berwarna kuning. Hal ini disebabkan kuman memecah
42
sukrosa dalam medium menjadi bahan-bahan yang
msnrpunysi pH rendah. pl-l ysng lorldoh uktlrl rrtorlyubdbhtlrl
indikator dalam medium meniadi beMarna kuning.
c. Uji-uji biokimia
vibio pa rah ae molyticu s
Disediakan:
- Biakan Vibtio parahaemolyticus pada lempeng agar nut.ien
- Medium cair APW yang ditambahkan dengan 3% NaCl
- Lempeng agar TCBS
Dikerjakan :
- Pewarnaan Gram biakan Vibrio parahaemolyticus pada agar miring
nutrien.
- Melihat demonstrasi.
lndol +
MR ( methyl Red) +
vP (Voges-
Proskauer )-l+
Sitrat -/+
Motilitas +
Urease
Perbedaan biotipe cholerae dan biotipe Eltor.
Biotipe cholerae Biotipe Eltor
Uji hemolisis Negatif Positif
Uji aglutinasi sdm
ayamNegatif Positif
Voges-Proskauer Negatif Positif
43
It:
TTFIt!IIIII
Demonstrasi :
- Biakan Vibrio parahaemolyticus pada lempeng agar TCBS- Uji biokimia Vibrio parahaemotyticus :
lndol +
MR ( methyl Red) +
VP (Voges-
Proskauer )
Sitrat +
Motilltas +
Urease
44
XIII. PSEUDOMONAS
Dari Genus Paeudomonas yang sering diumpai pada penderita dan
menyebabkan infeksi nosokomial adalah Psoudomonas aeruginosa.
Kebanyakan strain dari Pseudomonas aeruginosa membentuk dan
mengeluarkan pigmen pyocyanin dan fluorescein yang berwarna biru
kehijauan. Spesiss lain yang sering dijumpai pada penderita adalah
Pseudomonas aeruginosa maltophilia.
Disediakan :
- Biakan Pseudomonas aerug,nosa pada agar miring nutrien
- Air suling steril
Dikerjakan :
- Lakukan pewarnaan Grain sediaan kuman Pseudomonas aeruginosa.
Oemonstrasi:
o Biakan Pseudomonas aeruginosa pada lempeng agar
nutrien dan Mac Conkey, perhatikan ada / tidaknya
pembentukan pigmen.
Eiakan Pseudomonas aeruginosa pada TSt, perhatikan ada /tidaknya pembentukan pigmen
Uji kepekaan antibiotika cara difusi.
45
Fhttr
l,IIIFItttIrt!LIF
U.ii biokimia Pseudomonas agruginosa
'l'Sl : Alkali , Oas G), fl:S t)Alkali
lndol t
MR ( methyl Red)
VP (Voges-
Proskauer )
Sitrat +
Motllitag +
Urease
46
tFIFFIhhhItttItttthIt
F
XIV. BAKTERI PEMBENTUK SPORA
Bakteri basil Gram positif pembentuk spora mencakup spesies Bacillus
dan Clostridium. Kedua speses ini ada dimana-mana, dan karena
memb€ntuk spora dapal hidup dilingkungan selama bertahun-tahun.
Spesies Eacillus bersifat aerob sedangkan Clostridium bersifat anaerob.
Dsmonstrasi :
Disediakan:
'1. Biakan Bacillus subtilis pada :
- Lempeng agar nutrien
- Lempeng agar darsh
2. Biakan Clostridium tetani dalam media Chopped meat3. Sediaan Clostridium tetani.
Dikerjakan :
'1. Pembuatan sgdiaan dari biakan pada gelas obyek.
2. Lakukan pengecatan Gram.
3. Lakukan pengecatan spora.
4. Pengamatan dibawah mikroskop, amati adanya bentukan spora.
47
XV. BAKTERI ANAEROB
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak menggunakan oksigon
untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Bakteri anaerob ditemui pada
seluruh bagian tubuh manusia, infeksi terjadi bila bakteri anaerob dan
bakleri lainnya dari flora normal mengkontaminasi daaarah tubuh yang
steril.
Bakteri anaerob dapat diisolasi dan dibiakkan pada media dan
diinkubasikan dalam sungkup anaerob atau menggunakan media yang
mengandung bahan reduktor s€hingga memberikan suasana anaerob.
Dis€diakan :
Media biakan untuk bakteri anaerob :
1. Media Chopped meat dengan lapisan
2. Media Thioglikolat.
3. Anasrobic jar dengan cara kimiawi.
paraffi n dipermukaannya.
48
XVI. MIKOLOGI
Demonslrasi
Biakan jamur pada agar miring Sabouraud :
'1. Candida albicans
2. Trichophyton sp.
3. Microsporum sp.
4. Jamur kontaminan
Bahan dan alat :
1. Lactophenol Colton Blue.
2. Sengkelit dan jarum penanam
3. Gelas obyek
4. Gelas penutup
Dikerjakan :
Pengecatan dengan Lactophenol Cotton Blue'1. Ambit satu sengkelit biakan jamur letakkan diatas gelas obyek setipjsmungkin.
2. Tetesi dengan Lactophenol Cotton Blue, tutup dengan gelas penutup.3. Amati dengan mikroskop, dengan perbesaran 40 X.
49
q/
w{
Y
ooOidl. Chlurydo$oro
o o .o
ltlqltt/ditOidloph(. Sp6 to.ming
i. hyph{
IIIIII:
IIIIIIFrFil,
rFFilIIt
Spor! Spor$stoiporc Conidit
/1/ co oo
\{ TVV.gMIv. Spdhgiophoc C..idtophor.hytht
FIGUFE 39.t. Sporc ard 3po.angia lyp€s
TABIEal.l. ldontification ot Fongt
Mi@tcopi. .pp.@.
IL^c( llsjD Mor-q coMltoN rrBoMtoRy
@ldtd furyB 5*.m ova.rtic pl&c; &d!l my@liunr
Spo6 e ovd, col6l6 obroM; naepirt! dyelium
spd.ngiophoEs $ar temjnatc
@tlikc hn[a (diei<!s)
R.stbLr th. @lonid oi Sp(E e ovd; 6$$!r.ntsliun SivB rik ro sitrgl.rpor.ntio?hdls witn tbb{lnsporrntiun @iiiirilg .
50
TAATE at.l. ldenlilicqlion ol FurEl
,tttu@pi.'tp.@
Brlo( rifaD rot-I' coMtio[ umr^lorY
@locd tury8 sqms ovc..nlic pht i si.l otccliutrr
StoGr s ov.l, @ldl6r dboMi noepd. nyelim
sporSropts.s thrr i.ni!L
@tlikc hypls (dibidr)
Pal.nbLs lh! @ldi.s of SpdB @ dd; odr*ptltcoycliM tiYg .irc to dntltsFr.r8iolhd.s ei$ Slobrlrryonndutn cont'lliig r
51
XVII. NEISSERIA
Genus /Veisseia terdiri atas kuman^kuman yang berbentuk kokus
Gram negatip, tersusun berpasangan atau kadang-kadang be.geornbol
dengan bagian-bagian yang berdekatan pipih. Sumbu masing-masing
kokus dalam pasangan dapat sejajar atau berhimpit, sehingga benluknya
seperti brji kopi atau lsnsei.
Spesies yang patogen dari genus /Veissena adalah Neissera
gononhoeae dan Neissena meningitidis. Sp€sies yang non patogen
biasanya merupakan penghuni normal saluran napas bagian atas,
terutama pada nasofarjngs.
ldentifikasi genus dilakukan dengan uji oksidase dan pewamaan
Gram terhadap kuman yang tumbuh pada medium perbenihan dari
pemeriksaan yang berasal dari p€nderita. ldentifikasi spesies dilakukan
dengan melihat pembentukan asam pada peragian hidrat arang : glukosa,
maltosa, sukrosa dan fruktosa seperti tercantum pada tabel dibawah ini.
N. GONORRHOEAE
Demonstrasi :
- Sediaan hapus sekret uretra penderita GO
Pembentukan Asam Pada Peragian Hidrat Arang Oleh Neisseria Spp
Hidrat
arang
Neisseria
gononhoeae
/Veissenia
meningitidis
/Ve,ssena
s,bca
Ne,ssena
subflava
Ne,'ssena
f/avescens
Neissera
mucosa
Glukosa + + + +
Maltosa + + +
Sukrosa + +
Fruktosa + +
52
Dikedakan :
Amati menggunakan mikroskop :
- Adanya diplococcus gram negatip.
- Letak coccus tersebut terhadap sel lekosit pada sediaan seket uretra.
53