Buku Panduan Peserta Modul Kelenjar Ludah - Sialolith
description
Transcript of Buku Panduan Peserta Modul Kelenjar Ludah - Sialolith
MODUL NO
Modul Kelenjar Ludah
Sialolithiasis
BUKU PANDUAN PESERTA
MODUL KELENJAR LUDAH
SIALOLITHIASIS
EDISI I
KOLEGIUM
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH
KEPALA DAN LEHER
2008
Buku Panduan Peserta Modul THT-KL
KELENJAR LUDAH MAJOR DAN MINOR
SIALOLITHIASIS
WAKTU
Mengembangkan Kompetensi
Hari : ....
Sesi di dalam kelas
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi
2 X 60 menit (classroom session)
3 X 120 menit (coaching session)
2 minggu (facilitation and assessment)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk:
a. Mengenal gejala dan tanda SLTh
b. Melakukan anmnesis dan pemeriksaan SLTh
c. Melakukan perlu tidaknya melakukan pemeriksaan penunjang
d. Menentukan factor resiko setiap kasus
e. Membuat keputusan klinik untuk penatalaksanaan
f. Mengetahui ada tidaknya komplikasi
Tujuan Pembelajaran Khusus
setelah mengkuti sesi ini peserta didik akan mempunyai kemampuan untuk:
a. Anatomi, topografi, histology, embriologi, fisiologi kelenjar ludah minor dan major(K4)
b. Menjelaskan etiologi dan macam radang disitu (K4)
c. Menjelaskan patofisiologi, gambaran klinik(anamnesis, pemeriksaan fisik)(K4)
d. Menjelaskan pemeriksan penunjang diagnosis (K4)
e. Menjelaskan pengobatan konvensional dan operasi minor dan major serta komplikasinya dan mementukan langkah terapi (K4)
f. Menjelaskan pencegahan komplikasi yang bisa terjadi (K4)
g. Menjelaskan tindakan bedah major (K4)
h. Menjelaskan prognose kasus yang dihadapi (K4)
i. Merawat penderitaSLTH secara: memberikan penjelasankeluarga dan penderita; informed concern bila perlu tindakan operatif serta merawat penderita pasca operasi dan juga mampu mengatasi komplikasi(K4P3-4)
KOMPETENSI
Mampu mendiagnose dan menatalaksana sialolithiasis (SLTh)
Keterampilan
Setelah Mengikuti sesi ini peserta didik diharapkan terampil dalam:
1. Mengenali gejala dan tanda sialolithasis
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik SLTh
3. Melakukan keputusan untuk perlu tidaknya pemeriksan penunjang seperti sialografi, radiosialografi, radiogravi konvensional, USG, CT-scan.
4. Mengenali faktor resiko kejadian SLTh
5. Membuat keputusan klinik tindakan apa yang perlu dilakukan
6. Mengenali secara dini berbagai masalah dan penyulit yang mungkin terjadi pada SLTH
GAMBARAN UMUM
Tujuan gambaran umum:
Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktek yang dilakukan terkaitdengan sesi ini sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalm waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh suai yang diinginkan.
CONTOH KASUS:
Seorang laki-2 umur 37 tahun mengeluh adanya pembengkaan di bawh rahang bawah kiri kumatan dan disertai rasa agak nyeri tekan. 6 bulan jang lalu dia menderita pembengkaan yang lebih besar dari sekarang dan sakit tekan serta diikuti dengan keluarnya pus dari mulut.saat ini keadaan pembengkaan tersebut di atas tambah besar dan sakit bila bersamaan dengan saat makan, tanda-2 vital: temperetur tubuh normal, tensi normal dan kesaaran komposmentis. Pemeriksan local menunjukkan adanya pembesaran kelenjar submandibularis dan sakit tekan ringan serta dengan palpasi bimanual terasa ada benda keras di bawah lidah bagisn kiri. Dilakukan sialografi dan juga foto kepala konvional/polos pandangan lateral.
EVALUASI
a. Pada awal pertemuan dilakukan prates dalam bentuk essay, multiple choice atau oral sesuai dengan masa tingkat pendidikan yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk meng identifikasi kekurangan yang ada. Materi prates terdiri atas: anatomi, embriologi, histologi, topografi, fisiologi/biokimia, patofisiologi, penegakan diagnosis, terapi konservatif dan operatif, komplikasi dan penanganannya, tindak lanjut
b. Self assessment dan peer assisted evaluation dengan mempergunakan penuntunbelajar
c. Selanjutnya dilakukan diskusi kelompok kecil bersama dengan fasilitator guna membahas kekurangan yang teridentifikasi; membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar dan kesempatan yang akan diperoleh pada saat visite kecil maupun besar dan proses penilaian
d. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan teman-temanya (peer assisted learning) atau pada standardized patient. Pada saat tersebut yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar. Penuntun belajar dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (per asisited evaluation). Setelah dianggap memadai maka perlu di asah lagi melalui metode bed site teaching dibawah pengawasan fasilitator; peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada model anatomi dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanan,evaluator melaksaanakan pengawasan langsung dan mengisi blangko penilaian sebagai berikut: 1) perlu perbaikan berarti pelaksanaan belum benar atau ada langkah yang tidak dlakukan; 2) cukup berarti pelaksanan sudah benar tetapi tidak efisien; baik berate langkah benar dan efisien
e. Setelah selesai bed side teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak mungkin dibicarakan di depan pasien dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan
f. Pendidikan/fasilitas: 1) pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form (terlampir),2) penjelasan lisan dari peserta didik/diskusi,3) kriteria penilaian untuk keseluruhan: cakap, tidak akap, lalai
g. Diakhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas guna memperbaiki kinerja (task-based medical education)
h. Pencapaian pembelajaran dilakukan dengan:1) ujian OSCE dilakukan pada tahap bedah dasar oleh KOLEGIUM I.THT; 2) ujian akhir stase pada setiap devisi/unit kerja oleh masing-masing senter pendidikan;3) ujian akhir kognitif dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga II) oleh KOLIGIUM I THT; 4) ujian akhir profesi dilakukan pada akhir pendidikan oleh KOLEGIUM I THT.
INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR SIALOLITEKTOMI
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................
NO
KEGIATAN/LANGKAH KLINIK
KESEMPATAN KE
1
2
3
4
5
PERSIAPAN PRAOPERASI
1
Informed Consent
2
Laboratorium
3
Pemeriksaan Penunjang
4
Pemberian Antibiotik Profilaksi
5
Cairan Dan Darah
6
Memeriksa Dan Melengkapi Alat
7
Penderita Puasa
BIUS
Ga Atau Neurolep Atau Lokal
PERSIAPAN LOKAL DAERAH OPERASI
1
Cara Tidur Penderita Dan Posisi Kepala
2
Desinfeksi Dengan Bahan Apa? Dan Cara
3
Cara Menutupi Daerah Operasi
PROSEDUR OPERASI
1
Butir-2 Penting
2
Insisi (Cara Marsupialisasi)
3
Kreasi Marsuoialisasi
4
Pasang Slang Infus
5
Carajahitan Dan Jenis Benang Jahit
6
Pengambilan Slang
7
Cara Sialodochoplasty
8
Insisi
9
Pasangsalang Silikon
10
Jahitan Entropion
PASCA OPERASI
Instruksi Pasca Operasi
PAGE
4