BUKU PANDUAN PEKAN KREATIVITAS GURU - … Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa dalam rangka...
Transcript of BUKU PANDUAN PEKAN KREATIVITAS GURU - … Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa dalam rangka...
BUKU PANDUAN
PEKAN KREATIVITAS GURU
INDONESIAN TEACHER LEADERSHIP FESTIVAL
SEKOLAH GURU INDONESIA
TAHUN 2017
A. PETUNJUK UMUM PEKAN KREATIVITAS GURU
1. Pengertian
Pekan Kreativitas Guru (PKG) merupakan ajang kreativitas bagi guru maupun aktivis
pendidikan berupa perlombaan atau kompetisi untuk mengasah skill, inovasi dan
kreativitas guru-guru dan aktivis pendidikan Indonesia dalam berbagai aktivitas
pembelajaran dan kontribusi yang dilakukan. Kegiatan PKG ini merupakan rangkaian
acara dari Indonesian Teacher Leadership Festival (ITL Fest) yang diselenggarakan
oleh Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa dalam rangka menyambut
Sewindu SGI.
2. Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan Pekan Kreativitas Guru ini adalah:
a. Mengapresiasi perjuangan guru dan aktivis pendidikan di seluruh Indonesia.
b. Memberikan ruang kreativitas bagi guru dan aktivis pendidikan Indonesia melalui
perlombaan yang diadakan.
c. Memberikan apresiasi dan penghargaan bagi para guru kreatif dan inovatif dalam
mengembangkan aktivitas pembelajarannya
3. Jenis Lomba Pekan Kreativitas Guru
Jenis lomba yang dikompetisikan dalam Pekan Kreativitas Guru ini terdiri atas 4
macam yaitu:
a. PKG-Alat Peraga
b. PKG-Seni, terdiri atas:
a. Lomba Story Telling
b. Lomba Puisi Pembelajaran
c. PKG-Pemberdayaan Masyarakat, terdiri atas:
a. PKG-PM (action)
b. PKG-PM (gagasan)
d. PKG-Writing Contest, terdiri atas:
a. Best Practise
b. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Sasaran Kegiatan
a. Sasaran peserta PKG-Seni dan PKG-Pengabdian Masyarakat adalah:
Guru/pendidik (SD/SMP/SMA/sederjarat)
Aktivis pendidikan (mahasiswa/umum)
b. Sasaran peserta PKG-Alat Peraga adalah:
Guru/pendidik (khusus SD/sederjarat)
c. Sasaran peserta PKG Writing Contest adalah:
Guru/pendidik (SD/SMP/SMA/sederjarat)
5. Timeline kegiatan
Kegiatan Pekan Kreativitas Guru ini diselenggarakan dengan rincian timeline berikut:
a. Pendaftaran lomba : 23 Oktober – 23 November 2017
b. Pelaksanaan lomba : 23 Oktober – 23 November 2017
c. Penilaian lomba : 23 November – 4 Desember 2017
d. Pengumuman pemenang : 4 Desember 2017
6. Petunjuk Pendaftaran
a. Pendaftaran lomba PKG ini tidak dikenai biaya (gratis pendaftaran)
b. Pendaftaran dan pengiriman karya dimulai 23 Oktober s/d 23 November 2017
c. Sebelum melakukan pendaftaran setiap peserta dipastikan sudah membaca persyaratan
dan ketentuan lomba dalam pekan kreativitas guru ini
d. Setiap peserta boleh mengikuti MAKSIMAL 2 cabang lomba
e. Setiap peserta mengisi formulir pendaftaran yang ada di buku panduan (lampiran 1)
f. Setiap peserta mengisi dan melengkapi berkas persyaratan sesuai jenis lomba yang
diikuti (ketentuan ada dalam petunjuk teknis masing-masing PKG)
g. Apabila peserta ingin bertanya lebih lanjut tentang jenis PKG yang diikuti bisa
menghubungi ke contact person masing-masing PKG:
o CP PKG-Alat Peraga
Setia : 087766932386
Arda : 081374963185
o CP PKG-Seni
Firman : 087873770914
Febri : 081338093658
o CP PKG-Pemberdayaan Masyarakat
Amrul : 0822 9801 4064
Fitri : 0857 2662 5971
o CP PKG-Writing Contest
Dasnah : 0852 4257 0907
Laeli : 0878 6442 8740
h. Media dan informasi pendaftaran bisa diakses di www.sekolahguruindonesia.net dan
media sosial Panitia Indonesian Teacher Leadership Festival 2017 berikut ini:
o Facebook : @ITLFEST
o Instagram : ITL FEST 2017
o Twitter : @itlfest2017
o E-mail : [email protected]
B. PETUNJUK TEKNIS
1. PEKAN KREATIVITAS GURU – BIDANG SENI
Tema: ―Berkreasi dan berbagi inspirasi seni saat mengajar‖
PKG – Bidang Seni ini terdiri atas 2 macam lomba, yaitu:
a. Lomba Story Telling
Syarat dan Ketentuan
1) Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
2) Pendaftar sekaligus merupakan pencerita (tidak diperkenankan diwakili orang lain).
3) Membuat karya berupa naskah dan video penampilan dengan diawali perkenalan
peserta (nama, profesi dan tempat mengajar/aktivitas kependidikan).
4) Konten story telling menyesuaikan dengan topik mata pelajaran di level SD, SMP
atau SMA.
5) Konten materi dikaitkan dengan pembentukan karakter.
6) Peserta hanya boleh mengirim satu karya saja.
7) Mengirim naskah melalui alamat e-mail: [email protected] dan cc:
[email protected] dengan subject/judul : PKG Seni_Story Telling_Nama
Lengkap.
8) Upload video penampilan di sosial media yang kamu miliki sertakan #itlfest2017
#PekanKreativitasGuru dan tag ke akun Indonesian Teacher Leadership Festival
(Instagram : itlfest2017, Facebook : Itl Fest).
Poin Penilaian
Aspek Bobot
Ekspresi 15%
Intonasi 30%
Gestur 15%
Isi cerita 20%
Kesesuaian tema 20%
b. Lomba Puisi Pembelajaran
Syarat dan Ketentuan:
1) Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
2) Puisi bertema mata pelajaran sesuai jenjang dan harus dikaitkan dengan pendidikan
karakter sesuai tumbuh kembang usia.
3) Konten puisi tidak menyinggung perbedaan SARA dan golongan tertentu atau
politik.
4) Peserta diperbolehkan mengirim maksimal 2 puisi untuk tiap kategori.
5) Puisi harus asli ciptaan sendiri. Belum pernah dipublikasi atau diikutkan lomba
serupa.
6) Peserta membuat video pembacaan puisi yang diikutkan lomba.
(Catatan : Pembacaan puisi boleh diiringi musik/instrumen musik sederhana)
7) Peserta mengisi SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA yang ada di
panduan PKG ini (lampiran 2)
8) Peserta mengirim naskah puisi bersama surat pernyataan keaslian karya & belum
pernah dipublikasi yang sudah ditandatangani di atas materai Rp 6000, scan
KTP/SIM, melalui alamat e-mail : [email protected] dan cc :
[email protected] dengan subject/judul: PKG Seni_Cipta Lagu
Pembelajaran_Nama Lengkap.
9) Upload video pembacaan puisi di sosial media yang kamu miliki sertakan
#ITLFest2017 #PekanKreativitasGuru dan Tag ke akun Indonesian Teacher
Leadership Festifal (Instagram : @indonesian_teacher_leadership. Facebook : Itl
Fest).
Poin Penilaian
Aspek Bobot
Kesesuaian isi 30%
Keindahan puisi 40%
Pembacaan puisi 30%
Narahubung PKG Seni:
Firman (087873770914)
Febri (081338093658)
2. PEKAN KREATIVITAS GURU - ALAT PERAGA
Tema: ―Sayangi bumi, sayangi lingkunganmu. Tebar inspirasi cinta lingkungan saat
mengajar dengan kreasi.‖
Syarat dan Ketentuan:
a. Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
b. Peserta mengisi SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA yang ada di
panduan PKG ini (lampiran 2)
c. Peserta merupakan guru yg aktif mengajar di sekolah, dibuktikan dengan surat
keterangan dari kepala sekolah (lampiran 3)
d. Peserta hanya dapat mengirimkan satu karya alat peraga.
e. Like dan follow media sosial ITLFest2017.
f. Mengisi rencana pembuatan alat peraga (RPAP) dengan format yang ada di panduan
ini (lampiran 4)
g. Mengirimkan formulir pendaftaran, berkas RPAP dan surat pernyataan keaslian
(sudah discan) ke email [email protected] dan cc: [email protected]
dengan Subjek : LOMBA INOVASI ALAT PERAGA_NAMA _ASAL SEKOLAH.
h. Membuat video pembuatan dan penggunaan alat peraga berdurasi maksimal 5 menit
dan mempublikasikannya melalui facebook dengan mentag facebook ITLFest2017
dan memberikan hastag #ITLFest2017 #Alat PeragaRamahLingkungan.
i. Ketentuan video:
- Alat peraga di jelaskan langsung oleh peserta
- Durasi waktu maksimal 5 menit
- Konten video:
1) Nama peserta
2) Asal sekolah
3) Asal daerah
4) Nama alat peraga
5) Kelas dan Materi (Cocok di gunakan untuk kelas berapa dan materi apa)
6) Alat dan bahan
7) Cara pembuatan
8) Cara kerja (penggunaan), dapat disimulasikan.
Poin Penilaian
Aspek
Ide dan Kreativitas
Alat dan Bahan Pembuatan
Video Alat Peraga
Narahubung
Setia : 087766932386
Arda : 081374963185
3. Program Kreativitas Guru - Bidang Pengabdian Masyarakat
Tema : ―Berbagi inspirasi, menebar manfaat‖
PKG-PM ini terdiri atas 2 macam lomba, yaitu:
a. PKG-PM Gagasan (Ide/Project)
Syarat dan Ketentuan:
1) Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
2) Membuat rancangan program kegiatan pemberdayaan yang akan dilakukan dengan
format sebagai berikut:
Nama Program/Project
Latar Belakang
Deskripsi Singkat
Program
Tujuan Program
Jumlah Penerima
Manfaat
Struktur Pengelola
Anggaran yang
dibutuhkan
Target/Impian dari
Program
Lama program
3). Semua persyaratan (formulir dan rancangan program) dikirimkan melalui alamat
e-mail : [email protected] dan cc : [email protected] dengan
subject/judul : PKG PM Gagasan_Judul_Nama Lengkap
b. PKG-PM Action
Syarat dan Ketentuan:
1) Kegiatan/program telah berjalan minimal 1 tahun
2) Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
3) Kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut telah berjalan minimal 1 tahun
4) Membuat esai tentang kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan berisi: profil
kegiatan PM tersebut [latar belakang berdirinya, struktur organisasi, jumlah
anggota, dan penyandang dana (jika ada), jumlah penerima manfaat]
5) Menulis kisah inspiratif yang pernah dialami dalam kegiatan PM tersebut (ditulis
minimal 1 halaman)
6) Menulis dokumentasi kegiatan PM disertai dengan bukti berupa foto atau video
7) Semua persyaratan dikirimkan melalui alamat e-mail : [email protected]
dan cc : [email protected] dengan subject/judul : PKG PM
Action_Judul_Nama Lengkap.
Poin Penilaian
a. PKG-PM Gagasan
Aspek Bobot
Keunikan dan kreativitas program 30%
Rancangan program yang dibuat 40%
Aspek kebermanfaatan program 30%
b. PKG-PM Action
Aspek Bobot
Keunikan dan kreativitas program 30%
Esai dan kisah inspiratif yang dibuat 30%
Aspek kebermanfaatan dan
keberlanjutan program
40%
Contact Person
Iin Amrullah, S.Si, SGI : 0822 9801 4064
Fitri Setyo N, S.Pd, SGI : 0857 2662 5971
4. Pekan Kreativitas Guru - Bidang Writing Contest
Tema: ―Berbagi kejadian dan pengalaman hebat selama mengajar‖
Lomba PKG – Writing Contest ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Lomba Menulis Best Practice
Syarat dan Ketentuan
1) Guru di salah satu instansi (swasta/negeri) yang memiliki pengalaman bekerja
minimal 2 tahun.
2) Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
3) Peserta mengisi SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA yang ada di
panduan PKG ini (lampiran 2)
4) Mengisi surat keterangan mengajar yang ditanda tangani kepala sekolah tempat
mengajar (lampiran 3)
5) Karya merupakan pengalaman pribadi.
6) Karya belum pernah diikutkan lomba atau pemilihan berprestasi.
7) Mengirim foto yang mendukung tulisan dan file tulisan Best Practice.
Isi Best Pratice
1) Pengalaman yang dipilih berisi tentang Inovasi Pembelajaran Kreatif dan Unik
yang mudah diimplementasikan oleh para siswa.
2) Mengulas “How to” dalam membuat Inovasi Pembelajaran Kreatif.
3) Mengandung unsur sisi kearifan lokal
4) Tulisan berasal dari kejadian dan/atau pengalaman nyata yang dialami penulis
sendiri ketika memberikan materi di kelas dengan menerapkan Inovasi
Pembelajaran Kreatif
5) Tulisan diharapkan memuat lengkap fakta pendukung dalam bentuk foto.
Format Penulisan Best Practice
1) Bentuk berbahasa tuturan/cerita/feature dengan muatan isinya menekanan atau
memfokuskan pada pengalaman Inovasi Pembelajaran Kreatif.
2) Muatan tulisan sekurang-kurangnya memuat:
a) Latar belakang mengapa inovasi tersebut dihasilkan atau diciptakan;
b) Alat dan bahan yang dibutuhkan;
c) Proses kreativitas pembuatannya;
d) Respons/tanggapan/hasil yang dialami siswa (baik perubahan positif atau
perubahan yang baru menuju positif).
3) Tulisan diketik dengan ukuran kertas kuarto huruf Times New Roman, ukuran 12,
spasi 1,5. Panjang tulisan 4-6 halaman, dengan semua marjin kertas 3 cm.
4) Tulisan harus disertai dengan foto Inovasi Pembelajaran yang relevan.
5) Foto didalam tulisan juga dilampirkan secara TERPISAH dengan format JPG
6) Di bawah judul, cantumkan nama lengkap penulis pada baris pertama.
7) Dokumen yang dibutuhkan (selain formulir pendaftaran) dikirimkan dalam bentuk
soft copy dalam format Microsoft word ke panitia Indonesia Teacher Leadership
Festival bagian PKG Writing Contest, melalui alamat e-mail:
[email protected] dan cc: [email protected] dengan
subject/judul: PKG Writing Contest-Best Practice-Nama Lengkap.
Poin Penilaian
- Orisinalitas
- Inovatif
- Elaboratif
- Inspiratif
- Empirik
- Aplikatif
Narahubung
Dasnah (0852 4257 0907)
Laeli (0878 6442 8740)
CONTOH TULISAN BEST PRACTICE:
Bidak-Bidak Aksara Ari
Oleh: Ariani
Tiga bulan penempatanku di SDN 2 Sendoyan, Kecamatan Sejangkung, Sambas
(Kalimantan Barat) kutemui berbagai hal yang menarik. Mulai dari bertemu guru-guru spesial
hingga murid-murid istimewa. Seperti hari itu, saat seorang guru masuk ke ruang guru dengan
sisa omelan di ujung bibir.
―Memang payah! Sudahlah bodoh da‘anbisebaca, da‘an bise nulis. So So
agek.Gaimanelah cara nak ngajarkannye? Dah habis careku.‖
Sang guru yang baru saja masuk ke ruangan mengeluhkan muridnya yang belum bisa
membaca dan menulis. Beliau tampaknya kehilangan akal untuk menemukan cara yang
mampu membantu anak didiknya itu.
Mendengarkan keluhan itu, aku penasaran untuk bertanya. Setelah menunggu emosi
guru tersebut reda, aku pun bertanya, ―Siape, Pak?‖
Sebuah nama disebut. Tanpa kuminta, beliau pun menceritakan semua tentang anak itu.
ARI BEGITU PANGGILAN siswa kelas 4 bernama Arianto. Ari salah satu anak
‗istimewa‘ yang kutemui di sekolah penempatanku ini. Namanya selalu menjadi pembicaraan
guru. Bukan pembicaraan tentang prestasi yang membanggakan sayangnya, melainkan
kenakalan dan kekurangannya dalam berbagai mata pelajaran. Atau, berbagai tindakannya
yang sering membuat guru mengelus dada.
Aku berusaha mencari tahu tentang Ari dari wali kelasnya. Betapa terkejutnya aku
ketika wali kelasnya memberitahuku bahwa Ari sudah lima kali tinggal kelas. Parahnya lagi,
kata beliau menambahkan, Ari masih belum bisa mengenali dan mengingat huruf!
Aku tidak habis pikir, bagaimana mungkin anak seusia Ari masih belum mengenal
huruf. Dari segi usia semestinya Ari sudah duduk di bangku kelas 2 SMP. Namun karena
ketidakmampuannya membaca, Ari masih harus berseragam putih-merah. Inilah yang
tampaknya membuat guru-guru menganggap Ari ‗bodoh'. Meski amat tidak setuju dengan
anggapan tersebut, aku hanya bisa diam. Entah mengapa aku sangat yakin di dalam diri Ari
ada sesosok istimewa yang menanti untuk ‗ditemukan‘. Aku pun bertekad untuk
membimbingnya hingga ia bisa membaca.
Aku mulai menyusun langkah dan strategi pembelajaran yang akan kugunakan untuk
membimbingnya. Aku pun memulai langkah pertamaku, yaitu mengenal Ari secara personal.
Aku memutuskan untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Di luar dugaanku, orangtua dan
seorang kakak perempuannya justru menyerah. Mereka tidak tahu lagi cara menghadapi Ari.
Mereka justru menyerahkan semuanya padaku untuk membimbingnya.
Setelah berbincang lama dengan keluarganya, aku mulai paham mengapa perilaku Ari
bisa begitu. Selama ini Ari kurang mendapatkan bimbingan dan motivasi positif dari keluarga.
Mereka lebih memilih sibuk mengurus kebun dan usaha keluarga. Menghadapi kenyataan ini,
kuputuskan untuk memulainya sendiri. Aku juga menyiapkan diriku untuk menghadapi
berbagai hal yang akan sangat menguji kesabaranku.
PAGI ITU AKU mulai membangun komunikasi dengan Ari. Sebelum memulai proses
pembelajaran, aku berusaha membuatnya percaya padaku. Aku berusaha meyakinkannya
bahwa anggapan orang tentang dirinya tidaklah benar. Hari pertama aku mengajaknya untuk
belajar membaca setiap sore di perpustakaan. Ajakan ini langsung ditolaknya, karena ia
merasa tidak membutuhkannya. Ia juga berpikiran bahwa aku sama saja dengan guru dan
teman-temannya yang lain, menganggap dirinya bodoh. Ari pergi begitu saja
meninggalkanku.
―Tak apa, masih ada esok hari. Masih ada segudang cara yang akan kugunakan untuk
membujukmu,‖ gumamku dalam hati.
Hari kedua aku berusaha untuk mengikuti kegiatannya selama seharian di sekolah.
Meski tidak ada jadwal mengajar di kelasnya, aku selalu menyempatkan diri untuk sekadar
memberi senyuman pada Ari di depan kelasnya. Aku juga berusaha mencari tahu ke teman-
temannya tentang permainan yang disenanginya. Rupanya Ari sangat mahir bermain catur.
Dari wali kelasnya aku juga mendapat informasi bahwa Ari pernah mewakili sekolah dalam
Olimpiade Olahraga Siswa tingkat kecamatan pada cabang catur, dan hasilnya ia meraih juara
kedua.
Hatiku bersorak. ―See, he has Something!‖ Tanpa sadar aku meloncat di depan guru-
guru sambil berkata, ―Itu dia kelebihannya!‖
Melihat reaksiku, salah seorang guru bertanya, ―Kenapa Bu? Ibu tang suke inyan tau
Ari bise main catur?‖
―Pastilah saya senang, Bu, karena akhirnya saya tahu keistimewaan anak itu,‖ jawabku.
―Sekarang saya bisa fokus pada kelebihannya, tidak hanya pada kekurangannya.‖
Mendengar jawabanku, guru itu langsung berkata, ―Bu, dia itu da‘an bise membace.
Bagaimanelah caranya supaya die bise membaca, bukannya main catur?‖
Mendengar perkataan itu aku hanya senyum dan berujar, ―Dari catur itu saya akan
mengajarinya membaca.‖
Tanpa menjelaskan apa-apa lagi aku langsung pamit untuk pergi ke kelas Ari. Dengan
penuh semangat aku berjalan, mencoba mengajaknya lagi belajar membaca.
Sebelum sempat memanggil, ia langsung lari menjauh dariku. Sepertinya ia memang
sengaja menghindariku. Mungkin ia tahu aku bakal mengajaknya belajar membaca lagi.
Kutarik napasku dalam-dalam untuk meredam semangatku yang tiba-tiba berubah menjadi
kecewa.
Aku tak tahu harus berkata apa. Aku hanya langsung berbalik badan, kembali ke kantor
tanpa berkata-kata.
Aku ingin marah, ingin menangis, ingin berteriak. Hari itu aku ingin menyerah. Tapi
segera kukontrol emosiku. Kuingatkan diriku tentang tekadku tempo hari.
―Ingat, Bu Guru, bukankankah kamu telah mempersiapkan diri untuk hal seperti ini? Ini
hanya kerikil kecil. Besok dicoba lagi. Semangat!‖
ESOK HARINYA, KUKUMPULKAN semua papan catur di perpustakaan. Siapa pun
yang mau bermain catur harus ke perpustakaan, dan wajib meminta izin padaku. Dan aku tahu
pasti, Ari akan datang.
Jam istirahat pun tiba. Aku segera ke perpustakaan untuk memastikan Ari dan ‗geng‘
caturnya datang atau tidak. Sambil menunggu, aku membacakan beberapa cerita kepada anak-
anak kelas 1 yang datang ke perpustakaan. Tak lama berselang, yang dinanti pun tiba. Ari dan
teman-temannya langsung meminta izin kepadaku untuk bermain catur.
Ari memang sangat mahir bermain catur. Saat kuperhatikan, belum ada kawannya yang
berhasil mengalahkan Ari. Malah ia mampu mematahkan langkah temannya hanya dalam dua
langkah.
―Skak!‖ Dengan percaya diri Ari berkata.
Teman-temannya mulai bosan dikalahkan terus oleh Ari. Mereka pun membaca-baca
buku. Tinggallah Ari sendiri dengan bidak-bidak caturnya yang terus saja digerakkan ke kiri
dan ke kanan. Ia tampak serius meski hanya sendirian.
Kesempatan emas ini tak ingin kusia-siakan. Segera saja kuhampiri Ari.
―Wah, Ari jago main catur ya? Dari tadi menang terus.‖
Ia membalas singkat pujianku, ―Aku memang suka main catur, Bu.‖
Senang sekali mendengar ia mau bicara denganku.
―Nong, bagaimanelah caranye main catur?‖ Tanyaku.
―Senang. Ibu da‘an tau keh main catur?‖ Jawab Ari. Baginya, bermain catur tentu
senang, gampang.
Begitulah Ari, dengan nada bicara yang terkesan angkuh ia melanjutkan ucapannya.
―Maok keh Ibu kuajari?‖
―Inyan keh Ari nak ngajari Ibu? Ibu mau, Nong.‖ Tanpa buang waktu, segera
kutanyakan kapan ia mau mengajariku bermain catur, ―Bile nak ngajari Ibu?
―Kallak bahari, Bu,‖ balas Ari semangat. Ia mau mengajariku esok sorenya.
Lonceng tanda masuk pun berbunyi. Segera ia berlari masuk ke kelasnya.
Alhamdulillah, akhirnya aku temukan kunci masuk ke duniamu, Nak.
Untungnya pula aku tinggal di perpustakaan, sehingga tahu buku apa saja yang ada di
sana. Sejak tahu hobi Ari, aku sengaja mencari buku tentang catur. Aku berhasil
menemukannya, lalu sengaja menyimpannya. Mungkin saja akan berguna untuk menarik Ari
belajar membaca.
Sore yang kutunggu-tunggu pun tiba. Setelah ashar tiba, kubuka pintu perpustakaan
lebar-lebar sebagai tanda kalau aku menunggunya datang untuk mengajariku main catur.
Tidak lama, ia datang bersama papan catur kesayangannya. Aku sendiri tidak menyangka
kalau ia akan sesemangat itu.
Les catur pun dimulai. Pertama-tama Ari mengajariku nama-nama tiap bidak catur.
Sebenarnya aku sudah tahu nama-namanya dari buku catur milik perpustakaan.
Kugunakan kesempatan ini untuk mengajaknya belajar huruf. Aku bertanya berulang-
ulang tentang nama-nama bidak catur, seolah-olah aku kesulitan mengingatnya. Aku segera
mengambil buku dan pensil untuk menuliskan nama-namanya. Aku sengaja menuliskan di
depan Ari. Kuperlihatkan setiap tulisan nama bidak catur kepadanya. Aku memintanya
mengoreksi jika ada tulisan yang salah. Aku mulai dari kata ‗Ratu‘.
―Betul keh itok, Nong?‖
Ia hanya mengangguk.
Dilanjutkan dengan raja, menteri, benteng, kuda, dan sampailah aku pada kata ‗pion‘.
Aku mencoba bertanya padanya, pion itu menggunakakan huruf F atau P. Tiba-tiba ia
menutup papan caturnya. Aku terkejut dengan reaksinya itu. ―Kenape Nong? Ibu salah keh?‖
Wajahnya tertunduk lesu lalu menjawab, ―Maaf, Bu, saya da‘an tahu huruf, jadi da‘an
bise ngajari Ibu betul-betul.‖
Mendengar jawabannya itu aku merasa bersalah. Mungkin aku keterlaluan. Ingin saja
kuhentikan niat mengajarinya. Tapi aku sudah bertekad, apa pun yang terjadi aku harus bisa
mengajarinya membaca. Aku tidak boleh menyerah hanya karena kasihan padanya.
Kugunakan kesempatan itu untuk membujuknya agar mau belajar huruf dan membaca.
―Nong, kamu pasti bisa kalau kamu mau belajar, Ibu pun jua nak belajar main catur.
Maok keh kita sinukaran: Ari ngajari Ibu main catur, Ibu ngajari Ari membaca? Ibu ngajari
Ari huruf aja dulu, Ari ngajari Ibu langkah-langkah bidaknya. Oke?‖
Ternyata ia langsung setuju. Alhamdulillah. Aku hampir melompat kegirangan saat itu
juga. Untungnya itu tidak kulakukan. Sore itu kami langsung membuat jadwal belajar
membaca. Rencananya setiap pukul empat sore kami belajar di perpustakaan, sehabis ia
membantu abangnya mengangkut pasir.
SUDAH SEBULAN KAMI belajar, namun Ari belum menunjukkan kemajuan. Untuk
menulis namanya saja ia masih harus melihat contoh yang kubuatkan. Sebulan sudah kami
masih belajar huruf A sampai Z. Berbagai media kugunakan untuk mengajarinya; mulai dari
gambar, video, balok berbentuk huruf, menulis di tanah, hingga bentuk-bentuk media yang
sebelumnya tak terpikirkan olehku. Hasilnya, sebatas mengenal huruf A, I, O, dan L. Huruf L
yang paling pertama ia kenali lantaran memiliki kesamaan dengan langkah kuda pada bidak
catur.
Hingga satu sore Ari datang membawa papan caturnya yang rusak. Katanya, akibat
terjatuh saat dirinya hendak mengambil dari atas lemari.
―Bu, kita da‘an bise lagi belajar main catur dan membaca karena papan caturku rusak.‖
Katanya dengan wajah sedih.
Segera saja kuambil papan catur milik sekolah. Aku berusaha menghiburnya. ―Tenang
aja, Nong, kita masih punya tiga papan catur.‖
Tapi ia bersikeras hanya ingin belajar dengan papan caturnya itu. Jadilah kami sore itu
memperbaiki papan caturnya dengan cara menempelkan isolasi. Tiba-tiba tebersit dalam
pikiranku untuk menuliskan abjad A sampai Z di papan caturnya. Kuutarakan niatku itu
padanya, dan Ari sangat setuju. Jadi, setiap kali membuka papan caturnya, ia akan melihat
huruf-huruf itu.
Sayangnya, usaha tersebut masih juga belum menunjukkan hasil. Aku mulai berpikir,
mungkin ada faktor lain yang menyebabkannya sangat sulit mengingat huruf. Tiap kali kami
belajar, meski ia sudah mengenali satu-dua huruf dalam satu kata, ketika huruf itu terdapat
pada kata lain maka ia kembali tidak mengenalinya. Aku bertanya padanya apakah ada
gangguan penglihatan. Dijawabnya tidak. Saking penasaran, kuberanikan menanyakan
riwayat kesehatan Ari ke orangtuanya. Ternyata aku juga tidak mendapatkan jawaban yang
dicari.
Yang terus menguatkanku untuk terus membimbingnya adalah semangatnya
mengajariku bermain catur. Kini aku sudah bisa bermain catur, bahkan sesekali mampu
mengalahkannya! Sayangnya, aku justru belum berhasil membuatnya bisa membaca. Bahkan
untuk membedakan huruf E dan B, ia masih kesulitan.
Dari semua kebingunganku aku terus saja mencari penyebab kesulitan Ari. Hingga
suatu malam aku membaca sebuah artikel tentang kesulitan membaca di kalangan anak.
Betapa terkejutnya aku ketika membaca informasi gangguan koordinasi syaraf pada otak yang
berhubungan dengan syaraf penglihatan dan pendengaran—yang sering disebut ‗disleksia‘.
Sesak rasanya dada ini.
BENARKAH ARI SALAH satu anak disleksia? Aku berusaha menepisnya, karena jika
ini benar, aku bisa apa. Pengetahuanku tentang disleksiasangat minim, dan aku tahu hal ini
harus ditangani oleh ahli. Tapi di tempat penempatanku ini, di Sendoyan, jangankan psikolog
atau dokter syaraf, dokter gigi saja tidak ada. Yang ada hanya bidan. Pikiranku hanya tertuju
pada Ari, sang guru caturku.
Saking bingungnya, aku memilih untuk melihat film-film tentang perjuangan guru-guru
dalam menemukan bakat siswanya. Dan kursor laptopku singgah di sebuah folder berlabel
―Taare Zamen Paar‖. Aku ingat! Film ini sempat diputarkan oleh Bapak Asep Sapa‘at saat
perkuliahan Sekolah Guru Indonesia (SGI). Tanpa terasa aku meneteskan air mata. Apakah
benar aku harus melupakan tekadku untuk membuat Ari bisa membaca? Haruskah aku mulai
meninggalkan huruf-huruf, dan mengembangkan kemampuannya yang lain?
Seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa mengenali kecerdasan lain yang dimiliki Ari.
Ia ternyata juga piawai dalam bernegosiasi harga dengan orang lain saat mengantarkan pasir
abangnya.
Kini, hampir setahun aku di penempatanku ini, ia baru bisa menuliskan namanya
dengan rapi dan tidak terbolak-balik tanpa melihat contoh. Di purnama terakhirku bersama
anak-anak istimewa di sini, aku mulai berdamai dengan keadaan. Yang kulakukan pada Ari
hanya terus memotivasinya untuk terus sekolah, di samping mengasah kemahirannya dalam
bermain catur. Juga membimbingnya agar kelak ia bisa mengatasi keterbatasannya itu dengan
memaksimalkan bakat serta keistimewaannya dalam bernegosiasi dan berintuisi. Kuarahkan
ia untuk memilih profesi pengusaha, dan itu disambut baik oleh orangtuanya. Alhamdulillah,
Ari juga mulai memiliki keyakinan serupa.
Aku selalu percaya, setiap anak terlahir dengan bakat dan keistimewaannya masing-
masing. Berdampingan dengan bakat dan keistimewaanya itu, terdapat pula kekurangan dan
keterbatasan. Tinggal kita sebagai guru maupun orangtua memilih fokus pada kekurangan dan
keterbatasannya ataukah berusaha mengasah dan melejitkan bakat serta keistimewaan yang
mereka miliki.
Ya Allah, semoga jalan yang Kauberikan kepadaku dan anak-anak didikku yang
istimewa di penempatanku ini adalah yang terbaik. Semoga kami mampu menjalaninya.
Aamiin. []
*** SEKIAN***
b. Lomba Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Syarat dan Ketentuan:
1) Mengisi formulir pendaftaran yang ada di panduan PKG (lampiran 1)
2) Tema yang dijadikan bahan penulisan adalah kegiatan peningkatan mutu
pembelajaran di kelas (penggunaan media, metode ataupun alat peraga).
3) PTK yang dikirimkan merupakan penelitian yang dibuat dibuat dalam rentang
waktu Agustus 2016-sekarang.
4) Karya Orisinil dan hasil penelitian sendiri, dibuktikan dengan melampirkan surat
pernyataan bermaterai 6000 (lampiran 2)
5) Teknis penulisan:
- Penelitian Tindakan Kelas diketik dengan menggunakan huruf Times New
Roman font 12, spasi 1,5.
- Jarak pengetikan bagian atas 4,0 cm dan bawah 3 cm, bagian tepi kiri 4 cm dan
kanan 3 cm. Setiap halaman diberi nomor halaman.
- Jumlah halaman maksimal 20 (belum termasuk lampiran).
- Setiap lembar diberi nomor halaman.
6) Mengirimkan karya dalam bentuk file pdfke [email protected] dengan
menuliskan subjek : PKG WRITING CONTEST _Nama Peserta Lomba
7) Kerangka isi penulisan disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian Tindakan
F. Manfaat Penelitian Tindakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian Terdahulu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
B. Setting Penelitian
C. Metode dan alat Pengumpulan Data
D. Metode Analisis data
E. Cara Pengambilan Keputusan
BAB IV Hasil dan Pembahasan
A. Siklus pertama
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Hasil penelitian
Bahas hasil dan interpretasikan data yang didapat melalui instrumen.
4. Refleksi
5. Rekomendasi untuk siklus berikutnya.
B. Siklus ke Dua (uraian sesuai dengan siklus I)
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan tidak boleh menyimpang dari rumusan masalah
B. Saran harus didasarkan pada kesimpulan.
Daftar Pustaka
Lampiran:
1. RPP per siklus
2. Dokumentasi kegiatan maksimal 5 foto
3. Rekap nilai tiap siklus
4. Dokumen lain yang mendukung
5. Biodata singkat peneliti
Narahubung
Dasnah (0852 4257 0907)
Laeli (0878 6442 8740)
PETUNJUK UNTUK PENULIS
JUDUL ARTIKEL/ KARYA ILMIAH (all caps, Times New Roman, 14 pt, bold, centered, rapat margin atas)
(Kosong satu spasi tunggal, 14 pt) Penulis pertama, Penulis kedua, dan Penulis ketiga (TNR, 12 pt, bold)
Keterangan Jabatan, Nama instansi pendidikan/ lembaga/ kelompok penelitian (TNR, 10 pt)
E-mail: [email protected] (TNR, 10 pt, italic)
(kosong dua spasi tunggal, 12 pt)
Abstrak (12 pt, bold)
(kosong satu spasi tunggal, 12 pt) Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesia, kecuali untuk artikel/ karya ilmiah berbahasa Inggris tidak
menggunakan abstrak berbahasa Indonesia. Abstrak Bahasa Indonesia ditulis terlebih dahulu diikuti abstrak
Bahasa Inggris. Jenis huruf Times New Roman, 10 pt, spasi tunggal, justified. Abstrak berisi tujuan penelitian,
metode penelitan, serta hasil analisis dan tidak lebih dari 250 kata.
(kosong satu spasi tunggal, 10 pt)
Kata kunci : berisi kata-kata atau frasa-frasa yang erat kaitannya dengan artikel/ karya ilmiah dan tidak lebih dari
5 (lima) kata atau frasa (TNR, 10 pt)
(kosong dua spasi tunggal, 10 pt)
Abstract (12 pt, bold, italic)
(kosong satu spasi tunggal, 12 pt) Abstract in English. Times New Roman, 10 pt, italic, single spaced, justified. Abstracts contains research
objectives, research methods, the results and not more than 250 words.
(one blank single space, 10 pt) Key words: containing words or phrases that are closely related to the article/ research and not more than 5
(five) words or phrases
(kosong tiga spasi tunggal, 12 pt)
Pendahuluan (12 pt, bold) (satu spasi kosong, 10 pt)
Naskah ditulis dengan Times New Roman
ukuran 10 pt, spasi tunggal, justified. Naskah ditulis
pada kertas berukuran A4 (210 mm x 297 mm)
dengan margin atas 2.5 cm, bawah 2 cm, kiri
halaman ganjil dan kanan halaman genap 3 cm,
kanan halaman ganjil dan kiri halaman genap 2 cm.
Panjang naskah hendaknya tidak melebihi 15
halaman termasuk gambar dan tabel. Judul naskah
singkat dan informatif serta tidak melebihi 20 kata.
Naskah ditulis dalam dua kolom dengan spasi
antar kolom 1 cm. Nomor halaman ditulis dengan Times New Roman 10 pt di bagian bawah halaman
dari sisi yang memiliki margin 2 cm (outer)
Penulisan heading dan subheading diawali
huruf besar dan diberi nomor dengan angka Arab.
Sistematika penulisan sekurang-kurangnya
mencakup Pendahuluan, Metode Penelitian,
Analisis dan Interpretasi Data, Kesimpulan dan/
atau Diskusi, serta Daftar Acuan. Ucapan
Terima Kasih/ Penghargaan (jika ada) diletakkan
setelah Kesimpulan dan sebelum Daftar Acuan.
Jarak antara subjudul diberi satu spasi kosong 12 pt.
Singkatan/ Istilah/ Notasi/ Simbol Penggunaan singkatan diperbolehkan,
tetapi harus dituliskan secara lengkap pada saat
pertama kali disebutkan lalu dibubuhkan
singkatannya dalam tanda kurung. Istilah/ kata
asing atau daerah ditulis dengan huruf italic.
Tabel Ditulis dengan Times New Roman 10 pt
dan diletakkan berjarak satu spasi tunggal di bawah
judul tabel. Judul tabel ditulis dengan huruf ukuran
9 pt bold dan ditempatkan di atas tabel. Jarak tabel
dengan paragraph adalah satu spasi tunggal.
Gambar Diletakkan simetris dalam kolom halaman,
berjarak satu spasi tunggal dari paragraf.
Keterangan gambar diletakkan di bawah gambar
dan berjarak satu spasi tunggal dari gambar.
Penulisan keterangan gambar menggunakan huruf
berukuran 9 pt, bold. Gambar yang telah dipublikasikan oleh penulis lain harus mendapat
ijin tertulis dari penulis dan penerbitnya.
Kutipan Kutipan dalam naskah menggunakan
sistem kutipan langsung. Penggunaan catatan kaki
sedapat mungkin dihindari. Ada beberapa cara
penulisan kutipan. Kutipan langsung dari halaman tertentu ditulis sebagai berikut (Grimes, 2001:157).
Jika yang diacu adalah pokok pikiran dari beberapa
halaman, cara penulisannya adalah sebagai berikut
(Grimes, 2001:98-157), atau jika yang diacu adalah
pokok pikiran dari keseluruhan naskah, cara
penulisannya sebagai berikut (Grimes, 2001).
Daftar Acuan (kosong satu spasi tunggal, 10 pt)
Contoh penulisan daftar acuan adalah sebagai
berikut:
Acuan dari buku:
Creswell, J. W. (2008). Educational research: Planning, conduction, and evaluating quantitative
and qualitative research (3rd ed.) Upper Saddle
River, NJ: Pearson Education, Inc.
Acuan bab dalam buku:
Markus, H. R., Kitayama, S., & Heiman, R. J.
(1996). Culture and basic psychological principles.
Dalam E. T. Higgins & A. W. Kruglanski (Eds.),
Social psychology: Handbook of basic principles.
New York: The Guilford Press.
Acuan dari dokumen online: Van Wagner, K. (2006). Guide to APA format.
About Psychology. Diunduh 16 November 2006
dari
http://psychology.about.com/od/apastyle/guide.
Acuan artikel dalam jurnal:
Wassman, J. & Dasen, P. R. ( 1998). Balinese
spatial orientation. Journal of Royal Anthropological Institute, 4, 689-731.
Acuan dari jurnal online:
Jenet, B. L. (2006). A meta-analysis on online
social behavior. Journal of Internet Psychology, 4.
Diunduh 16 November 2006 dari
http://www.Journalofinternetpsychology.com/archi
ves/volume4/3924.html.
Artikel dari Database:
Henriques, J. B., & Davidson, R. J. (1991). Left frontal hypoactivation in depression. Journal of
Abnormal Psychology, 100, 535-545. Diunduh 16
November 2006 dari PsychINFO database.
Acuan dari forum, diskusi, berita online:
Leptkin, J. L. (2006, November 16). Study tips for
psychology students [Msg. 11]. Pesan disampaikan
dalam
http://groups.psychelp.com/forums/messages/ 48382.html.
Acuan dari makalah:
Santamaria, J. O. (September 1991). How the 21st
century will impact on human resource
development (HRD) professionals and practitioners
in organizations. Makalah dipresentasikan pada
International Conference on Education, Bandung,
Indonesia.
Acuan dari tugas akhir, skripsi, tesis dan disertasi:
Santoso, G. A. (1993). Faktor-faktor sosial-
psikologis yang berpengaruh terhadap tindakan
orang-tua untuk melanjutkan pendidikan anak ke
sekolah lanjutan tingkat pertama (Studi lapangan
di pedesaan Jawa Barat dengan analisis model persamaan struktural). Disertasi Doktor Program
Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
Acuan dari laporan penelitian:
Villegas, M., & Tinsley, J. (2003). Does education
play a role in body image dissatisfaction?. Laporan
Penelitian, Buena Vista University.
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia.
(2006). Survei nasional penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba pada kelompok rumah
tangga di Indonesia, 2005. Depok: Pusat Penelitian
UI dan Badan Narkotika Nasional.
Acuan dari ensiklopedia atau kamus:
Sadie, S. (Ed.). (1980). The new grove dictionary
of music and musicians (6th ed., Vols 1-20).
London: Macmillan.
Lampiran (kosong satu spasi tunggal, 10 pt)
Lampiran/ Appendices hanya digunakan
jika benar-benar sangat diperlukan untuk
mendukung naskah, misalnya kuesioner, kutipan
undang-undang, transliterasi naskah, transkripsi
rekaman yang dianalisis, peta, gambar, tabel/ bagian hasil perhitungan analisis, atau rumus-
rumus perhitungan. Lampiran diletakkan setelah
Daftar Acuan/ Reference.
Riwayat Penulis (kosong satu spasi tunggal, 10 pt)
Riwayat penulis berisi profil singkat penulis seperti tempat dan tanggal lahir, asal
universitas, instansi, dll. Pada bagian ini dapat juga
dimasukkan aktivitas penulis saat ini, karya yang
dihasilkan, atau hal-hal lain yang menggambarkan
penulis berdasarkan prestasi yang dicapainya.
Riwayat penulis dibuat tidak lebih dari 200 kata.
Apabila suatu naskah ditulis oleh beberapa orang,
maka keterangan antar satu penulis dengan yang
lain dipisahkan dengan menempatkan riwayat
masing-masing penulis dalam paragraf yang
berbeda.
Pengajuan Naskah Naskah yang diajukan penulis merupakan
karya ilmiah orisinal, belum pernah diterbitkan dan
tidak sedang diajukan untuk diterbitkan di tempat
lain. Untuk kemudahan komunikasi, penulis
diminta memberikan alamat surat menyurat dan e-
mail, nomor telepon dan fax yang bisa dihubungi.
Penulis mengirimkan satu eksemplar
naskah dan versi softcopy dalam CD-R/ CD-RW ke
kantor editor atau melalui surat elektronik kepada:
[email protected] dengan ukuran file
tidak lebih dari 2 MB. Nama file, judul dan nama-
nama penulis naskah dituliskan pada label CD-R/
CD-RW. CD-R/ CD-RW harus selalu disertai versi
cetak dari naskah dan keduanya harus memuat isi
yang sama. Naskah dipersiapkan dengan
menggunakan pengolah kata Microsoft Word for
Windows 6.0 atau versi yang lebih baru. Naskah
ditulis sesuai dengan petunjuk penulisan Jurnal
Pendidikan Dompet Dhuafa. Panjang maksimum naskah adalah 15 halaman kertas A4. Untuk
keseragaman, Dewan Editor berhak mengadakan
penyesuaian format.
Semua naskah yang diajukan ke Jurnal
Pendidikan Dompet Dhuafa akan melalui penilaian
oleh Tim Riset Pendidikan Dompet Dhuafa dan/
atau editor. Sistem penilaian bersifat anonim dan
independen. Editor menetapkan keputusan akhir
naskah yang diterima untuk diterbitkan.
Penulis akan menerima pemberitahuan
dari editor jika (1) naskahnya diterima untuk
diterbitkan, (2) diminta melakukan perbaikan (jika ada) dan segera mengembalikan revisi naskah., atau
(3) naskahnya ditolak. Perubahan yang dilakukan
pada revisi naskah dituliskan dalam daftar. Hanya
perubahan kecil yang dapat dilakukan, tidak
diperkenankan melakukan perubahan besar pada
revisi naskah.
Penulis diminta memeriksa dengan
seksama susunan kata dan penyuntingan serta
kelengkapan dan kebenaran teks, tabel, dan gambar
dari naskah yang telah direvisi. Naskah dengan
kesalahan pengetikan yang cukup banyak akan dikembalikan kepada penulis untuk diketik ulang.
Naskah yang sudah dinyatakan diterima akan
diminta untuk diperbaiki formatnya jika penulisan
tidak sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan.
Penulis yang naskahnya ditolak berhak
meminta kepada editor untuk mencari satu penilai
lain, jika penulis dapat berargumentasi bahwa
penilai tidak objektif dalam menilai naskahnya.
Reprint sebanyak 2 (dua) eksemplar akan
diberikan secara cuma-cuma kepada penulis.
Pemesanan tambahan reprint akan dikenai
tambahan biaya kepada penulis. Formulir pemesanan reprint yang berisi penawaran harga
akan dikirimkan pada penulis bersamaan dengan
pemberitahuan penerimaan revisi naskah. Penulis
akan diminta mengirimkan formulir asli copyright
yang telah ditandatangani kepada editor setelah
naskahnya diterima untuk diterbitkan.
Lampiran 1
Formulir Pendaftaran
Program Kreativitas Guru
Jenis Lomba: ........................................
1. Nama lengkap :
2. Alamat :
3. Pekerjaan :
4. Asal Sekolah/Komunitas :
5. Aktivitas saat ini :
6. No. HP :
7. E-mail :
8. Akun media sosial (jika ada) :
- Facebook :
- Instagram :
9. Alasan mengikuti PKG-PM :
10. Nama anggota tim (jika kelompok)
............................,....................................2017
Nama Peserta
(.............................................)
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Jenis Lomba:...............................
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Lengkap : .................................................
Tempat / Tanggal Lahir : .................................................
Jenis Kelamin : .................................................
Pekerjaan : ..................................................
Alamat : ..................................................
No Telp / Hp : .................................................
E-mail : ..................................................
Dengan ini menyatakan bahwa seluruh dokumen dan karya yang saya kirimkan sesuai dengan
aslinya dan tidak ada unsur plagiasi. Saya dengan identitas yang tertulis di atas menyatakan
bahwa karya saya yang berjudul.......………………. dan diikutsertakan pada lomba
…………………………….. adalah karya asli, tidak menjiplak/mencontek karya orang lain.
Karya tersebut juga tidak sedang diikutsertakan dalam perlombaan sejenis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila di kemudian hari
saya terbukti melanggar ketentuan tersebut, maka saya bersedia didiskualifikasi, baik sebagai
peserta maupun pemenang.
......................., ……………… 2017
Yang Membuat Pernyataan
materai Rp. 6.000
(Tulis nama kamu di sini)
Lampiran 3
SURAT KETERANGAN MENGAJAR
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Lengkap : .................................................
Jabatan : kepala sekolah
Instansi Sekolah : .................................................
Dengan ini menerangkan bahwa:
Nama Lengkap : ..................................................
Pekerjaan : Guru......... (SD/SMP/SMA)
Instansi Sekolah : ..................................................
Yang bersangkutan merupakan guru aktif di sekolah..................................................
mengampu mata pelajaran................................ Demikian surat keterangan ini dibuat sebagai
keterangan untuk mengikuti kegiatan Lomba Alat Peraga dalam Pekan Kreativitas Guru
Indonesian Teacher Leadership Festival 2017.
.....................,........................................2017
Kepala Sekolah
Nama, dan gelar
Lampiran 4
RENCANA PEMBUATAN ALAT PERAGA (RPAP)
PEKAN KREATIVITAS GURU – LOMBA ALAT PERAGA
Identitas Media
a. Nama alat peraga
b. Matpel/tema
c. Kelas
d. Deskripsi alat peraga
Alat dan bahan
Cara pembuatan (step by step)
Cara penggunaan
Dokumentasi (2-3 Poto Dari
Beberapa Sisi)
, , 2017
(…………………………)