Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

129

Transcript of Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Page 1: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id
Page 2: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id
Page 3: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

.

Page 4: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

Majelis Pendidikan KaderPimpinan Pusat Muhammadiyah

Kader Muhammadiyah

Siapakah

itu

Page 5: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

Diterbitkan oleh:Majelis Pendidikan Kader

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim Penulis:Munawwar Khalil (Koordinator & Editor),

Agus Sumiyanto, Ari Anshori, Azaki Khoirudin,Benni Setiawan, Faiz Rafdhi, Hendra Darmawan,

Imam Hanafi, Muamaroh, Mutohharun Jinan,Muh. Ikhwan Ahada, M. Wiharto,Norma Sari dan Paryanto Rohma.

Edisi Pertama, Juni 2017,

Rancang grafis:[email protected]

Sekretariat:Majelis Pendidikan Kader

Jl. KHA Dahlan N0. 103 Yogyakarta 55262Telp. 0274-375025 Fax. 381031

Email: [email protected]: mpk.muhammadiyah.or.id

Page 6: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| v |

Daftar Isi

Pengantar MPK PP Muhammadiyah — vii

Bab I: Kompetensi Keberagamaan1. Tauhid sebagai Dasar Keshalehan Kader dalam Kehidupan —1

Oleh: Ari Anshori2. Taat Ibadah dan Rajin Beramal Saleh — 7

Oleh: Imam Hanafi3. Ikhlas dalam Berjuang di Persyarikatan — 12

Oleh: M. Wiharto4. Shidiq — 18

Oleh: Muh. Ikhwan Ahada5. Amanah dalam Menjalankan Tugas — 24

Oleh: Muamaroh

Bab II: Kompetensi Akademis dan Intelektual6. Ulama Ulul Albab — 32

Oleh: Azaki Khoirudin7. Tajdid — 40

Oleh: Benni Setiawan8. Etos Belajar — 44

Oleh: Munawwar Khalil9. Semangat Kuriositas dalam Menuntut Ilmu — 49

Oleh: Hendra Darmawan10.Lapang Dada dan Luas Pandangan — 54

Oleh: Faiz Rafdhi

Page 7: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| vi |

11.Moderat dalam Bersikap, Berfikir dan Bertindak—59Oleh: M. Wiharto

12.Moderat Luar Dalam – 65Oleh: Paryanto Rohma

Bab III: Kompetensi Sosial Kemanusiaan danKepeloporan13. Keteladanan dalam Berorganisasi — 70

Oleh: Mutohharun Jinan14. Tabligh dengan Qaulan Karima — 77

Oleh: Benni Setiawan15. Inovatif Mengusung Dakwah Pencerahan — 81

Oleh: Norma Sari16. Berpikiran Maju — 86

Oleh: Azaki Khoirudin

Bab IV: Kompetensi Keorganisasian danKepemimpinan17. Siap Mengabdi di Persyarikatan dalam Posisi Apapun — 92

Oleh: Agus Sumiyanto18. Pengkhidmatan Kader Muhammadiyah sebagai Abdullah-

Khalifatullah dalam Peran Keumatan, Kebangsaan danKemanusiaan Universal —97Oleh: Ari Anshori

19. Misi Regenerasi dalam Perkaderan — 104Oleh: Agus Sumiyanto

20. Mengutamakan Kepentingan Muhammadiyah — 112Oleh: Munawwar Khalil

Page 8: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| vii |

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telahmemberikan banyak limpahan rizki kepada kita. Salawat dan salamsemoga tetap tercurah dan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW.,beserta keluarga, sahabat, tabiin dan umatnya sampai akhir zaman.

Penulisan buku kultum tema perkaderan ini adalah salah satukomitmen Majelis Pendidikan Kader (MPK) untuk mewartakankebajikan. MPK periode 2015-2020 ingin fokus membangun budayaperkaderan yang telah pernah dirintis periode sebelumnya. Salah satupembudayaan itu adalah menerbitkan buku kultum perkaderan ini.

Judul “Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?” sengaja dipilihuntuk membuat siapapun senantiasa memikirkan bagaimana mem-bentuk profil kader Muhammadiyah itu. Sekaligus buku kultum inijuga bagian dari sosialiasi tentang Profil Kader Muhammadiyah yangpernah diputuskan dalam Muktamar Muhammadiyah di Malang(2005) dan Yogyakarta (2010). Buku ini pun hadir untuk mendisku-sikan dan meneguhkan profil kader Muhammadiyah sebagaimanatelah diputuskan oleh para muktamirin dalam dokumen TanfidzKeputusan Muktamar agar isu ini senantiasa aktual dan mengiringiaktivitas kita dalam bermuhammadiyah.

Selain hal di atas terbitnya buku ini sebagai sebuah tradisi baik.Artinya, penulisan kultum yang biasanya hanya dapat didengar dandinikmati oleh orang yang datang ke sebuah majelis ilmu, kini dapatdibaca dan menjadi pelajaran bagi siapa saja. Penulisan buku kultumtelah melintas batas. Ia dapat dibaca oleh siapa pun dan di mana pun.

Usaha MPK ini juga selaras dengan peningkatan literasi masya-rakat yang masih rendah. MPK berkomitmen untuk mendokumen-

Majelis Pendidikan KaderPimpinan Pusat Muhammadiyah

Page 9: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| viii |

tasikan dan menerbitkan karya guna meningkatkan gerakan iqra yangkini telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Sebagaimana temuanUnesco (Badan Pendidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa) yangmenyebut tingkat literasi Indonesia berada pada posisi ke-61 dari 62negara yang disurvei. Unesco menemukan, hanya ada 1 dari 1000orang di Indonesia yang suka membaca. Jika membaca saja sulit,tentu akan lebih susah untuk melakukan aktvitas menulis.

Oleh karena itu, MPK sebagai bagian dari unsur pembantupimpinan Persyarikatan Muhammadiyah turut serta dalam mening-katkan gairah literasi (iqra) di masyarakat. Salah satunya denganpenulisan buku kultum ini.

Ucapan banyak terima kasih kepada semua penulis yang telahbekerja keras menuliskan naskah kultum ini. Tanpa kemauan dankerja keras para penulis, tentu buku ini tidak akan pernah terbit. Jugakepada koordinator tim penulis dan editor, penerbit/percetakan yangmembantu kelancaran hadirnya buku ini. Semoga ini menjadi amaljariah yang baik.

Selanjutnya, kita berharap program penerbitan dan publikasi terusmengoptimalkan potensi kader melalui karya yang diterbitkan. Halini dikarenakan penerbitan karya akan membantu proses pencerdasankehidupan bangsa dan negara.

Semoga buku kultum ini bermanfaat bagi semua. Nasrun minaAllah wa fathun qarib.

Yogyakarta, 6 Ramadhan 1438 H1 Juni 2017 M

Majelis Pendidikan KaderPimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua,

Dr. H. Ari Anshori, M.Ag.

Page 10: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 1 |

Tauhid Sebagai Dasar Keshalehan KaderDalam Kehidupan

Ari Anshori

Dalam berislam keyakinan seseorang harus utuh dan penuh(kaffah), jika telah utuh dan penuh, maka kemudian dunia pun tidaktampak semrawut. Orang tidak mudah terkecoh oleh hal-hal yangmenjebak secara aqidah. Jadi, seseorang dalam melihat dunia ini akanmenjadi mudah, perbedaan yang haq dan yang bathil akan mudahterlihat dengan jelas, walaupun dibungkus dengan apapun, seseorangyang telah bertauhid akan kuat persepsinya dan kemudian dapatmenetrasi. Ia bisa menembus bungkus-bungkus yang kadang-kadangmengelabui atau seolah-olah dibuat mengelabui hakikat yang tidakbenar.

Aqidah adalah pondasi untuk mendirikan bangunan kehidupan,semakin tinggi bangunan yang akan dibuat maka harus semakin kokohpondasi yang mendasarinya. Jika pondasinya lemah maka bangunanitu akan mudah roboh tertiup angin atau terhempas badai. Jikaseseorang belajar ajaran Islam ke dalam sistematika Aqidah, Ibadah,Akhlak dan Muamalah, atau Aqidah, Syariat dan Ahlak, atau Iman,Islam dan Ihsan. Maka ketiga aspek itu tidak dapat dipisahkan samasekali, sehingga dapat disimpulkan bahwa satu sama lain saling terikat.Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, maka akan terdorongmelaksanakan ibadah secara tertib, memiliki ahlak yang mulia danbermuamalat dengan baik. itulah sebabnya Rasulullah SAW, selama13 tahun periode Makkah memusatkan dakwahnya untuk

1.

Page 11: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 2 |

membangun aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan Islamdengan mudah dapat berdiri dan akan terus bertahan hingga harikiamat.

Esensi Aqidah dan Iman dalam Islam adalah Tauhid (mengesakanAllah SWT). Seperti tercermin dalam ayat berikut ini:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktuia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamumempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(Qur’an surah Luqman,ayat: 13)

Tauhid merupakan landasan utama dan pertama keyakinan Islamdan implementasi ajaran-ajarannya. Tanpa tauhid tidak ada iman,tidak ada aqidah dan tidak ada Islam dalam arti yang sebenarnya.Akidah dalam Islam berpangkal pada keyakinan tauhid, yaitukeyakinan tentang wujud Allah, tidak ada yang meyekutukannya baikdalam zat, sifat maupun perbuatan-Nya.

Tauhid merupakan salah satu hal terpenting yang harus dipahami,dimiliki dan dipegang teguh oleh setiap kader Muhammadiyah, karenadengan tauhid seseorang dapat mengerti apa arti dari kehidupan yangdiajalani. Tauhid mempunyai peran besar terhadap hidup manusia,karena dengan tauhid-lah manusia dapat memahami arti dan tujuanhidup mereka. Marilah coba ditengok di dalam kehidupan di zamanyang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup tanpa tujuanyang jelas, mereka bekerja siang malam banting tulang hanya untukmendapatkan harta yang banyak, dengan harta itulah mereka berusahamemuaskan hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yangtelah mereka lakukan, padahal Allah telah berfirman dalam ayat-Nya:

Page 12: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 3 |

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untukberibadah kepada KU”(Al-Qur’an surah az-Zariyat: ayat 56)

.Tauhid sangatlah penting bagi kehidupan manusia, baik secaraindividu maupun bermasyarakat. Orang yang benar-benar memahamimakna tauhid pastilah memiliki sifat yang baik. Hal ini disebabkankarena dalam tauhid memiliki turunan yang dikenal dengan tigaprinsip dasar yaitu Islam, Iman, Ihsan dan ditambah denganketaqwaan. Islam, iman dan ihsan hendaknya diaplikasikan secarakomperhensif tanpa mengabaikan satu sama lain dalam kehidupanmanusia. Adanya ihsan yang berarti ia beribadah seolah-olah Allahmelihatnya, dan berbuat kebaikan kepada sesama makhluk atas dasardia menempatkan rasa takut kepada Allah setara dengan rasa cintakepada-Nya.

Dengan memiliki landasan tauhid yang kuat maka diharapkanakan munculnya generasi-tauhid yang memiliki ciri-ciri positifdalam melakukan aktivitas sosialnya, adapun ciri-ciri yang dapatdiidentifikasi adalah sebagai berikut:1. Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara

maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sasuaidengan kadar kemampuannya;

2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah;3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap

kualitas kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan fahamhidupnya. Bila dalam penilaiannya ternyata terdapat unsur unsursyirik, maka ia selalu bersedia untuk mengubah hal hal itu agarsesuai dengan pesan ilahi;

4. Tujuan hidupnya sangat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidupdan matinya hanyalah untuk Allah semata; Dan yang terakhir

Page 13: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 4 |

5. Memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harusdibangunnya bersama sama manusia lain; suatu kehidupan yangharmonis antara manusia dengan Tuhannya, dengan lingkunganhidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri.

Akhlak baik atau moral yang tinggi sulit untuk dicapai dandipertahankan tanpa kepercayaan atau keimanan. Karena kepercayaanatau keimanan itu merupakan keyakinan yang seyakin-yakinnya tanpakeraguan sehingga akan berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap,dan pemikiran manusia. Penanaman nilai-nilai moral yang sesuaidengan ajaran Islam kepada generasi penerus amat sangat pentingdilakukan agar terciptanya generasi-generasi yang memiliki rasakeberagamaan yang telah terinternalisasi ke dalam dirinya.

Persyarikatan Muhammadiyah terus berupaya mencetak kadersebagai generasi penerus yang memiliki kompetensi paripurna denganbekal pengetahuan keberagamaan, sehingga memunculkan karakterkeislaman yang mumpuni. Muhammadiyah mewariskan nilai dantradisi Muhammadiyah yang berbentuk revitalisasi ideologi yangbertautan dengan kesadaran tentang paham agama dan etos beragamadalam Muhammadiyah. Dalam tradisi dan semangat profetikpewarisan nilai ini senantiasa mengacu kepada wasiat Nabi Ibrahimdan Nabi Ya’kub as. sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an Q.SAl-Baqarah ayat 132-133, dalam ayat tersebut Nabi Ibrahim dan NabiYa’kub sama-sama berwasiat tentang hal-hal yang menitikberatkanpada internalisasi tauhid kepada generasi penerusnya.

Kader-kader yang telah dibina melalui proses perkaderan diha-rapkan memiliki pribadi yang shaleh, alim, ihsan dan memiliki uswahhasanah dalam kehidupan. Kader dan anggota Muhammadiyahmemiliki kekayaan ruhaniyah di atas rata-rata dari yang lain, karenadapat menangkap inti-sari ideologi Muhammadiyah, sehingga hadir,dapat lahir keshalehan individual sekaligus keshalehan sosial.

Page 14: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 5 |

Spiritualitas kader dengan landasan aqidah yang kuat selain menun-jukkan kekayaan ruhani, bathin, dan kepribadian di samping itumenunjukkan sikap dinamis sehingga mampu menjadi khalifah dimuka bumi sebagaimana tugas utama manusia di muka bumi.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di mukabumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyadan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbihdengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Qur’an, surah al-Baqarah, ayat: 30)

Dalam kaitannya ayat di atas, profil kader Muhammadiyah dalammenjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi, dalam orien-tasinya sebagai kader yang ideal. Haruslah memiliki empat kompe-tensi yaitu; kompetensi keberagamaan; kompetensi akademis danintelektual; kompetensi sosial kemanusiaan dan kepeloporan; dankompetensi keorganisasian serta kepemimpinan. Demgan demikiankader harus memiliki nilai-nilai relegiusitas, intelektualitas dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan secara seimbang.

Kader dituntut peka terhadap permasalahan sosial umat, yangdalam hal ini, dapat dicirikan dengan nilai-nilai sebagai berikut:1. Keshalehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi,

keluarga dan masyarakat luas;

Page 15: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 6 |

2. Kepedulian sosial (keterpanggilan dalam meringankan bebanhidup orang lain);

3. Suka beramal (gemar melaksanakan amal shaleh untukkemaslahatan hidup);

4. Keteladanan (menjadi uswah hasanah (teladan yang baik)dalam seluruh hidup dan tindakan;

5. Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain,komunikatif, dan terampil membangun jaringan);

6. Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkankemajuan organisasi;

(7) Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuandi berbagai bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.

Page 16: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 7 |

Taat Ibadah dan Rajin Beramal Shaleh

Imam Hanafii

Ibadah dan amal shaleh merupakan bagian penting yangmenunjukan eksistensi agama Islam di tengah umat manusia.Seseorang yang sudah mengakui dirinya muslim, sudah menyatakansyahadah bahwa hanya Allah SWT yang ia sembah dan hanyaMuhammad SAW Rasul yang diikuti, maka konsekuensinya adalahmenerapkan apa yang telah ia akui dan yakini dalam hatinya, jugayang telah ia ucapkan dengan lidahnya, dalam kehidupan sehari-haridalam bentuk ibadah dan amal shaleh.

Ibadah melahirkan perasaan ketundukan dan ketaatan kepadaAllah SWT. Ketundukan dan ketaatan kepada Allah SWT meri-ngankan seorang hamba dalam melaksanaan segala perintah-Nya danmenjauhi semua larangan-Nya. Yang harus disadari bahwa perintahdan larangan Allah SWT diciptakan demi kebahagiaan manusia didunia dan akhirat. Rasa tunduk dan taat inilah yang membuat perilakuserta sikap hidup manusia menjadi mulia, jauh dari sikap tercela.Karena di dalam hati dan pikirannya selalu ada Allah SWT.

Ibadah dan amal shaleh adalah dua entitas yang tidak dipisahkan.Sebab baik buruknya ibadah seseorang bisa dilihat dari perilakunyasehari-hari. Orang yang rutin beribadah dan akhlaknya mulia,dipastikan ibadahnya sempurna. Sebaliknya jika orang aktif beribadahsedang tetap melakukan perilaku tercela, dipastikan ibadahnya belumsempurna. Sebab ibadah yang sempurna adalah ibadah yang

2.

Page 17: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 8 |

berdampak pada sikap hidup dan akhlak mulia.Amal ibadah yang terdapat dalam Rukun Islam seperti sholat,

puasa, zakat dan haji adalah yang dimaksudkan untukmenyempurnakan akhlak yang mulia. Sholat baik itu yang farduatau sunat adalah bermaksud untuk mentarbiyah dan mendidikmanusia agar berhenti dari segala perbuatan keji dan mungkar . FirmanAllah SWT:

“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji danmungkar.” (al-‘Ankabut: 45).

Ibadah puasa dimaksudkan, di antaranya untuk mencapaitingkatan takwa. Firman Allah SWT:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasasebagaimana di wajibkan atas orang sebelum kamu agar kamubertakwa.” (al-Baqarah: 183).

Berkaitan dengan ibadah puasa ini, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malahmengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan hausyang dia tahan.” (HR. Bukhari).

Zakat, di antara rahasianya adalah untuk menyucikan dan

Page 18: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 9 |

membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela. FirmanAllah SWT:

“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan danmensucikan mereka.” (at-Taubah: 103).

Sedangkan ibadah haji difardhukan oleh Allah kepada merekayang mampu dengan banyak maksud dan aturan, contohnya agarorang yang beribadah haji terlatih untuk tidak berkata kotor, tidakberbuat fasik dan tidak banyak berkata-kata sia-sia. Firman AllahSWT:

“(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi:‘Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itumaka janganlah dia berkata jorok (cabul), berbuat maksiat danbertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yangkamu kerjakan, Allah mengetahuinya’. “ (al-Baqarah: 197).

Segala kebaikan yang kita lakukan berupa bersedekah dan berbuatbaik kepada fakir-miskin, anak yatim, janda-janda tua, melapangkankesusahan orang mukmin dari kesusahan dunia, melaksanakan kerja-kerja kebajikan, membersihkan masjid dan surau, membuang ha-langan dijalan raya, membantu kemalangan orang, menangani ben-cana alam dan musibah adalah merupakan akhlak yang baik.

Jiwa manusia adalah tempat menerima sesuatau baik itu fujur(kejahatan) atau takwa (kebaikan) Rasulullah SAW bersabda,maksudnya: “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpaldarah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya,

Page 19: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 10 |

adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalahseluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.”(HR Bukhari dan Muslim).

Hati (jiwa) adalah konduktor yang menggerakkan tubuh untukmelakukan perbuatan-perbuatannya, jika hati tersebut bersih (baik),maka seluruh tubuhnya akan tergerak untuk mengerjakan hal-hal yangbaik, adapun jika hatinya kotor (buruk) dan kita benci orang laintahu apa yang ada pada hati kita itu sebenarnya perkara dosa yangdibenci oleh Allah SWT. Maka tentunya juga akan membawa tubuhmelakukan hal-hal yang buruk.

Hati adalah perkara utama untuk memperbaiki akhlak manusia.Jika seseorang ingin memperbaiki dirinya maka hendaklah ia mem-perbaiki dahulu hatinya. Kotoran apalagi najis itu tidak semestinyaterdapat pada pakaian dan tubuh badan secara zahir. Terlebih yangutama kita harus menjaga hati agar selalu bersih dari kotoran apalaginajis. Selagi hati masih tercemar dengan sifat-sifat yang keji makacahaya ilmu yang bermanfaat kepada agama menjadi tidak dapatmenerangi hati.

Ketika hati bersih maka Nur (cahaya) Illahi akan meneranginya.Oleh karenanya kita perlu membersihkan dan menjaga hati dari sifat-sifat yang keji dan tercela seraya menghias diri dengan akhlak yangterpuji. Orang mukmin akan menjaga hatinya agar jangan terlintassesuatu yang bisa mendatangkan dosa seperti hasad dengki, iri hati,ujub, sombong dan takabur. Penyakit-penyakit hati yang lain adalahseperti sifat tamak kepada harta dunia, cinta dunia, suka marah danberprasangka buruk kepada orang lain.

Marilah sama-sama kita tingkatkan ibadah kita dan perbaikiakhlak kita sehingga menghiasi perbuatan dan sikap hidup kita sehari-hari. Dimana tidak keluar sesuatu daripada mulut kita melainkanyang baik dan bermanfaat untuk orang lain. Dan tidak ada perbuatandan amalan kita melainkan amal soleh, amal kebaikan dan amal yang

Page 20: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 11 |

mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Begitu juga tidak terlintasdi dalam hati dan jiwa kita melainkan sesuatu yang baik, ikhlas danjujur. Segala bentuk prasangka buruk, was-was dan su’udzan akankita buang sejauh-jauhnya dari hati dan jiwa kita. Allah SWTberfirman:

“Sesungguhnya beruntunglah yang mensucikan jiwa itu. Danmerugilah orang yang mengotorinya “ (asy Syams: 9-10).

Page 21: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 12 |

Ikhlas dalam Berjuang di Persyarikatan

M. Wiharto

Jika ada kader persyarikatan merasakan kekeringan ruhiyah,kegersangan ukhuwah, kekerasan hati, hasad, perselisihan, friksi, danperbedaan pendapat yang mengarah pada permusuhan, berarti adamasalah besar dalam diri mereka. Dan itu tidak boleh dibiarkan. Butuhsolusi tepat dan segera.

Jika merujuk kepada al-Qur’an dan Sunnah, kita akan mene-mukan pangkal masalahnya, yaitu hati yang rusak karenakecenderungan pada syahwat. “Sesungguhnya bukanlah mata ituyang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj: 46).

Rasulullah saw. bersabda, “Ingatlah bahwa dalam tubuh adasegumpal daging, jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jikaburuk maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa segumpul daging ituadalah hati.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Imam Al-Ghazali pernah ditanya, “Apa mungkin para ulama(para dai) saling berselisih?” Ia menjawab,” Mereka akan berselisihjika masuk pada kepentingan dunia.”

Karena itu, pengobatan hati harus lebih diprioritaskan daripengobatan fisik. Hati adalah pangkal segala kebaikan dan keburukan.Dan obat hati yang paling mujarab hanya ada dalam satu kata ini:ikhlas.

3.

Page 22: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 13 |

Kedudukan IkhlasIkhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap

beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnyashalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhansemesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menya-takan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembahAllah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menja-lankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslahdalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”

Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkauberibadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkautidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” Rasulullahsaw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecualidilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Fudhail bin Iyadh memahami kata ihsan dalam firman Allahsurat Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi, “Liyabluwakum ayyukum ahsanu‘amala, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baikamalnya” dengan makna akhlasahu (yang paling ikhlas) dan ashwa-bahu (yang paling benar). Katanya, “Sesungguhnya jika amaldilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Danjika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga,amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena AllahAzza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah.” PendapatFudhail ini disandarkan pada firman Allah swt. di surat Al-Kahfiayat 110.

Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,“Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benarkesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), makaitu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu danniatmu karena Allah Azza wa Jalla.”

Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan

Page 23: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 14 |

seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisikantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidakbermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata, “Jika ilmubermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela parapendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, makatidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”

Makna IkhlasSecara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menja-

dikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orangyang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja denganmenyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidakriya dalam beramal.

Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridhaAllah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yanglain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.

Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkanberas (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitarberas. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapijika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikildan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramalmenjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidakterasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akanmenyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerahdan selalu kecewa.

Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika iamengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untukAllah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihatpada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan ataukemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah danakidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Dai yang berkarakter

Page 24: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 15 |

seperti itulah yang punya semboyan ‘Allahu Ghayaatunaa‘, Allahtujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.

Buruknya RiyaMakna riya adalah seorang muslim memperlihatkan amalnya

pada manusia dengan harapan mendapat posisi, kedudukan, pujian,dan segala bentuk keduniaan lainnya. Riya merupakan sifat atau cirikhas orang-orang munafik. Disebutkan dalam surat An-Nisaa ayat142, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, danAllah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiriuntuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya(dengan shalat itu) di hadapan manusia. Dan tidaklah merekamenyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

Riya juga merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan.Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takutipada kalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya, “Apa itu syirikkecil, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Riya. Allahberkata di hari kiamat ketika membalas amal-amal hamba-Nya,‘Pergilah pada yang kamu berbuat riya di dunia dan perhatikanlah,apakah kamu mendapatkan balasannya?’” (HR Ahmad).

Dan orang yang berbuat riya pasti mendapat hukuman dari Allahswt. Orang-orang yang telah melakukan amal-amal terbaik, apakahitu mujahid, ustadz, dan orang yang senantiasa berinfak, semuanyadiseret ke neraka karena amal mereka tidak ikhlas kepada Allah. KataRasulullah saw., “Siapa yang menuntut ilmu, dan tidak menuntutnyakecuali untuk mendapatkan perhiasan dunia, maka ia tidak akanmendapatkan wangi-wangi surga di hari akhir.” (HR Abu Dawud)

Ciri Orang Yang IkhlasOrang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat,

diantaranya:

Page 25: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 16 |

1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalamberamal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orangbanyak, baik ada pujian ataupun celaan.Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki

beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyakorang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakinberkurang jika dicela.”

Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlasatau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujiandan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihatkualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.

Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yangikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukanorang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranyadisebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yangberiman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izinkepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka.Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnyayang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidakberiman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu,karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”

2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalamkeadaan bersama manusia atau jauh dari mereka.Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu

kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan sepertiGunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya sepertidebu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudarakamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malamseperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggaryang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)

Page 26: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 17 |

tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah,bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diridan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orangatau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin AllahMaha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.

3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang aktifis dakwahyang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi ditangan saudaranya sesama aktifis, sebagaimana dia jugamerasa senang jika terlaksana oleh tangannya.Para kader persyarikatan yang ikhlas akan menyadari kelemahan

dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangunamal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan tradisimusyawarah dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwahpersyarikatan. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam,bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri semata.

Semoga kutum ini bermanfat untuk menjadi renungan kita semuasebagai kader persyarikatan dan aktifis kemasyarakatan.

Page 27: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 18 |

Shidiq(Kebenaran Multi Dimensi)

Muh. Ikhwan Ahada

Kata shidiq atau ash – shidqu berasal dari bahasa arab, yaitu yang berarti benar, nyata, benar

dalam perkataanya /jujur (AW. Munawir:1997,770) . Lawan darikejujuran atau kebenaran adalah kebohongan (al-kadzib).

Perintah bersikap benar atau jujur dalam Islam sangat jelas, baikdalam al-Quran maupun as-Sunnah. Begitu pentingnya kejujuran ini,hingga Allah SWT, mensifatkanya kepada Nabi Muhammad SAW,sebagai seorang utusan dengan sebutan ash – shiddiiq. Bagi seorangmuslim kejujuran semestinya telah menjadi karakter internal dalamdirinya. Karena Allah SWT, memerintahkan agar setiap muslimberada pada sisi dan pilihan untuk jujur dan benar dalam berbagaidimensi kehidupannya.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqawalah kamusekalian dan hendaklah kamu sekalian bersama orang-orang yangjujur”(Q.S. At-Taubah [9]: 119).

Pilihan pada kejujuran atau sebaliknya akan membawa kon-sekuensi tersendiri bagi seseorang. Hal tersebut seperti dinyatakanoleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

4.

Page 28: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 19 |

Artinya: “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuranmembawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke syurga,Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis olehAllah sebagai seorang yang juur (shiddiiq), Dan jauhilah sifatbohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan, dankejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong danmencari kebohongan akan ditulis oleh Allah SWT, sebagai pem-bohong (kadzdzaab)”. [H.R. Muslim]

Sebagai warga Muhammadiyah, jujur adalah tuntutan pribadiyang tercantum dalam PHIWM pada bagian ketiga: KehidupanPribadi dalam Akhlak:“Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilakuNabi dalam mempraktikkan akhlak mulia, sehingga menjadi uswahhasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah,tabligh dan fathanah.”

Sifat jujur adalah keniscayaan bagi setiap muslim, pertama baikjujur dalam hati (shadiq al-qalb), yaitu hati yang beriman kepadaAllah SWT, dan bersih dari berbagai penyakit hati, kedua jujur dalamperkataan (shadiq al-hadis) yaitu semua perkataannya adalahkebenaran dan bukan kebohongan, dan ketiga jujur dalam perbuatan(shadiq al-amal), yaitu kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam(Yunahar Ilyas: 2007, 81).

Page 29: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 20 |

Dimensi KejujuranSikap dan perilaku jujur/benar tidak bisa dibenarkan hanya

sebagian dari perilaku jujur sesungguhnya. Kebenaran/kejujuran atauash-shidqu dimulai dari niat hingga bentuk nyata dari niat dalamperikehidupan. Oleh karenanya ash-shidqu dalam implementasinyamenurut Yunahar Ilyas (2007: 82,84) sekurang-kurangnya meliputilima hal, yaitu:

1. Jujur/Benar Perkataan (shadiq al-hadis)Jujur atau benar dalam perkataan adalah jujur yang paling populer

dan mudah dideteksi. Kejujuran dalam hal ini meliputi jujur saatberbicara atau menyampaikan informasi, termasuk “forward” dan“paste” infomasi, dari berbagai media sosial. Jujur dalam menjawabpertanyaan, melarang bahkan memerintah sesuatu kepada orang lain.Kebohongan dalam perkataan merupakan tanda kemunafikanseseorang, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata: dari Nabi Muhammad SAW,bersabda: Tanda-tanda orang munafiq ada tiga, yaitu apabilaberkata dusta, apabila berjanji ia memungkiri, apabila ia dipercaya,ia berkhianat. (H.R. Muttafaq ‘alaih)

Kebohongan juga dipandang sebagai pengkhianatan yang besaroleh Rasulullah SAW, beliau bersabda:

Page 30: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 21 |

Artinya : Suatu pengkhianatan akan menjadi besar, apabila engkaumembicarakannya kepada saudaramu, dan ia membenarkanpembicaraanmu, padahal engkau mendustainya. [H.R. Abu Daud].

Oleh karenanya Nabi Muhammad SAW, sebagai pendidikpertama telah mengingatkan kepada orang tua, supaya tidak berdustadi hadapan anak-anak meski hal tersebut hanya bersifat bujukanmaupun gurauan (Ulwan, 1994: 202-203). Hal tersebut dapat dilihatdari Sabda Rasulullah SAW:

Artinya: Barangsiapa berkata kepada seorang anak kecil: “kemarilahdan ambillah sesuatu !”. Lalu ia tidak memberinya, maka perbuatanitu adalah suatu kedustaan”.[H.R. Ahmad].

Menalaah uraian di atas kejujuran menjadi tolok ukur dan salahsatu bukti keimanan seseorang, sedangkan kebohongan dalam bentukapapun pada hakikatnya merupakan bentuk pengkhianatan iman kitakepada Allah SWT.

2. Jujur/Benar Pergaulan (shadiq al-muammalah)Bermuamalah dalam Islam pada prinsipnya mubah, saling rela,

dalam hal yang tidak melanggar syari’at Allah SWT. Ke-mubah-anatau kebolehan di atas, tentu saja tidak berarti tanpa batas. Kejujurandalam bermuamalah harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi,contoh dalam berdagang tentu kejujuran yang dimaksud adalah tidakboleh menipu, memalsu, mengurangi timbangan, dan lain-lain. Begitupula dalam bermuamalah pada segmen yang lain, seperti pendidikan,percaturan politikdan lain sebagainya, maka kejujuran harus tetapditegakkan. Dengan demikian bermuamalah secara jujur akan tetapdilakukan karena Allah SWT semata-mata dimanapun dan kapanpun.

Page 31: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 22 |

3. Jujur/Benar Kemauan (shadiq al-‘azm)Secara bahasa al-‘azm berarti berniat, bermaksud dan berkete-

tapan hati (Munawir: 926). Al-‘Azm bisa juga berarti keputusan hati,untuk melakukan suatu kebaikan dinilai sebagai sebuah janji, mene-patinya disebut sebagai al-wafa’ dan mengingkarinya dinamakan al-kadzb /bohong (Ilyas, 84). Sehingga jujur dalam hal ini adalah upayayang kuat agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menyam-paikan kebenaran. Seperti berfikir sebelum bertindak, menimbangbaik-baik sebelum melakukan pekerjaan dengan standar syari’at AllahSWT.Apabila al-‘azm dimaknai dengan niat berarti terkait erat denganke-ikhlasan, darinya berawal nilai perbuatan dan berakhir pulakesudahan nilai perbuatan seseorang.

4. Jujur/Benar Janji (shadiq al-wa’d)Janji yang ditepati oleh seorang muslim adalah bukti keimanan-

nya. Sebab menyelisihi janji berarti tidak satunya kata denganperbuatan, dan sebutan bagi mereka adalah al-munafiq.

Padahal Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang menepatijanjinya. Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisahIsmail (yang tersebut) dalam Al-Qur’an, Sesungguhnya ia adalahseorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul danNabi. (Q.S. Maryam [19];54)

5. Jujur/Benar Kenyataan (shadiq al-hal)Kejujuran dalam kenyataan, sering juga dipersepsikan dengan

kejujuran dalam tindakan nyata, al-Ghazali mengatakan sebagai jujur/benar dalam perbuatan (shadiq fi al-a’mal). Perilaku orang yangjujur dalam kenyataan (shadiq al-hal) tidak lah berpura-pura dan

Page 32: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 23 |

sekedar bermain peran. Seperti sindiran Rasulullah SAW dalamsabdanya:

Artinya: Orang yang merasa kenyang dengan apa yang diterimanya,sama seperti orang yang memakai dua pakaian palsu[H.R. Muslim]

Sehingga dalam perbuatan dan tindakannya bukanlah pencitraandan membangun istana pasir, melainkan amal nyata yang merupakanwujud dari niat dan kemauan, ucapan, dan janji seseorang. Dengandemikian berbanding lurus antara hati, lisan dan perbutannya.

Persyarikatan Muhammadiyah, dalam perjalanan sejarahnya terusmelakukan proses pengamalan firman Allah dan sabda RasulullahSAW. Berkaitan dengan kejujuran dalam perjuangan, Muhammadiyahtelah berpihak, mengambil sikap, dan mengawal keputusannya dalamberbagai kasus dan objek dakwah, baik individual dengan tajdid dantablighnya maupun masyarakat atau komunitas.

Bahkan, kepada pemangku kepentingan NKRI ini, perilakuorganisasi Muhammadiyah yang jujur ditunjukkan dengan adanya“jihad konstitusi” secara tegas, lugas, jujur dan berkeadaban. Sebagaicontoh tentang hal itu adalah masalah BP Migas, pengelolaan sumberdaya air, ketenaga listrikan, lalu lintas devisa, Undang-undang RumahSakit dll. Sebagian berhasil yang lain terus dikawal agar kejujuranterus digaungkan demi terciptanya kedamian dan ketertiban beragama,berbangsa dan bernegara. Allahu a’lam.

Page 33: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 24 |

Amanah dalam Menjalankan Tugas

Muamaroh

Kata “amanah” secara etimologis (lughawi/bahasa) berasal daribahasa Arab yang berarti jujur atau dapat dipercaya. Sementara kataamanah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagaisesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Dari definisiini mengandung pengertian bahwa sikap amanah melibatkan duapihak antara pemberi dan penerima amanah. Dimana antara keduanyaharus ‘saling’ menjaga amanah yang diberikan. Sementara itu secaraterminologi/istilah, ada beberapa pendapat tentang makna kata‘amanah’.

Menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, amanah adalah sesuatuyang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhakmemilikinya. Sementara itu, Ibn Al-Araby berpendapat bahwaamanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknyaatau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambilmanfaatnya. Jadi amanah adalah menyampaikan hak apa saja kepadapemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidakmengurangi hak orang lain. Sikap amanah merupakan salah satuempat sifat Nabi yaitu Siddiq, Amanah, Tablig dan Fathanah.

Menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, amanah itu ada tigamacam:

5.

Page 34: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 25 |

1. Amanah terhadap Allah Swt.Amanah terhadap Allah artinya kita harus taat akan segala

perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Manusia adalah maklukyang diciptakan oleh Allah dan Allah adalah sang Kholiq. Penciptasegala yang ada di dunia ini. Itu sebabnya manusia memiliki amanahterhadap Allah untuk beribadah hanya kepada-Nya.

Manusia harus amanah terhadap semua yang sudah Allahanugerahkan kepada manusia. Hal ini seiring dengan Firman Allah:“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianatiAllah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatyang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS.Al Anfal: 27)

2. Amanah terhadap Sesama Manusia.Manusia adalah makluk individu sekaligus sebagai makluk sosial.

Amanah terhadap sesama manusia berarti bahwa manusia memilikikewajiban yang harus ditunaikan sebagai konsekuensi dirinya sebagaibagian dari masyarakat dimana dia hidup. Ada hak dan kewajibanyang harus dilaksanakan sebagai sosialisasi diri dalam bermasyarakatuntuk menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia berka-itan dengan tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun minan-nas.

Allah Taala berfirman:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanatkepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabilamenetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkandengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengarlagi Maha Melihat”. (QS An-Nisa: 58)

Page 35: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 26 |

3. Amanah terhadap diri sendiri.Amanah terhadap diri sendiri artinya bahwa setiap individu

memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang harus selesaikansendiri. Allah SWT. berfirman:“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanatdan janjinya”(Q.S. al-Mu’minun:8).

Berdasarkan ayat tersebut di atas, sifat amanah itu melekat padasetiap individu, setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnyasebagai hamba Allah, individu dan makhluk sosial.

Orang yang amanah bisa dipastikan orang tersebut jujur danbertanggung jawab. Dengan demikian maka amanah itu berkaitandengan sifat dan sikap baik yang lain yaitu jujur dan bertanggungjawab. Jujur adalah sifat penting seorang kader. Bahkan Nabi besarMuhammad sebelum diangkat menjadi rasul, beliau sudah dijulukial amin yang artinya dapat dipercaya. Itu sebabnya kita harus selalujujur dalam segala perkataan dan perbuatan kita.

Menjadikan Rasullullah sebagai contoh teladan dalam kepemim-pinan maupun dalam aspek kehidupan dan kesehariannya. Sebagai-mana Firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orangyang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dandia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21). Amanah adalahakhlak dari para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang-orang yangpaling baik dalam menjaga amanah, paling terpercaya dan palingjujur. Dalam hal kejujuran Allah SWT berfirman, “Hai orang-orangyang beriman, bertawakkallah kepada Allah, dan hendaklah kamubersama orang-orang yang jujur” (Qs. At-Taubah: 119).

Dengan demikian sikap amanah memiliki dimensi yang luas.Dalam ranah kepemimpinan, sifat amanah harus menjadi ciri khasyang melekat bagi seorang muslim. Jabatan yang tinggi merupakanbentuk amanah yang harus dijaga. Karena setiap individu terlebih

Page 36: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 27 |

lagi seorang pemimpin untuk level manapun pasti Allah akan memintapertanggung jawaban. kita semua merupakan pemimpin, setidaknyabagi diri sendiri dan keluarga. Sehingga, nanti kita pasti akan ditanyadan dimintai pertanggungjawaban tentang kepempinan kita. Hal initercantum dalam Alquran surat Al Anfaal ayat 27: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianatiAllah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu meng-khianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamumengetahui.

Rasulullah saw juga bersabda: ”Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertang-gung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam (pejabatapa saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungja-wabannya tentang apa yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami)adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanyatentang apa yang ia pimpin, orang perempuan (istri) juga pemimpin,dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga akanditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tanggajuga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan diajuga akan ditanya tentang apa yang ia pimpin.” (H.R. Ahmad,Muttafaq ‘alaih, Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibni Umar)

Seorang pemimpin harus amanah dan bertanggung jawab penuhterhadap masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang amanahadalah pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab tetapi jugajujur. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang bisa diandalkandalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diberikankepadanya. Pemimpin yang membawa perubahan, pencerahan dankebaikan. Itu sebabnya seorang pemimpin harus betul-betul waspadadan amanah terhadap tugas kepemimpinannya.

Rasulullah SAW mengingatkan para pemimpin,“Siapa saja yang dianugerahkan Allah sebagai pemimpin, tetapi dia

Page 37: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 28 |

tidak berbuat sesuatu untuk kebaikan umatnya (malah sebaliknyamenipu dan menzalimi umatnya ), Allah akan mengharamkan surgauntuknya.” (HR. Bukhori).

Dalam Hadist lain, Rasulullah SAW bersabda,“Orang yang paling sakit siksaan di hari kiamat adalah pemimpinyang dhalim (curang).” (HR. Thabrani).

Life is choice: hidup adalah pilihan. Dalam menerima sebuahamanah kepemimpinan atau pekerjaan yang dipercayakan makaseseorang memiliki pilihan. Yaitu pilihan untuk amanah, jujur,istiqomah bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan ataubersikap sebaliknya.

Sikap amanah harus dimiliki dan diupayakan serta dilatihkanagar sifat itu betul-betul mendarah daging dalam kehidupan kita.Amanah itu berkenaan dengan tanggung jawab tugas yang harusdiemban dan diselesaikan. Orang yang amanah itu orang yang apabiladiberikan tanggung jawab dan tugas untuk diselesaikan orang tersebutbisa menyelesaikannya dengan baik dan maksimal.

Hikmah Perilaku AmanahSegala sesuatu yang dilakukan manusia maka dampak positif

dan negatifnya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Begitu jugadengan bersikap amanah, manfaatnya tidak hanya bagi diri sendiritetapi juga bagi anggota keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kebaikanyang kita lakukan memberikan nilai dan manfaat yang berlipat.

Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:“Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untukdirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukansesuatu) dari seluruh alam. Dan orang-orang yang beriman danberamal saleh, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya danmereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yangmereka kerjakan”. (Q.S. Al Ankabut: 6-7).

Page 38: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 29 |

Dengan demikian, manfaat dan dampak yang dirasakan bagiorang yang amanah terhadap tugas yang dipercayakan kepadanyaadalah:• Mendapat kepercayaan yang lebih besar. Ketika seseorang

amanah dalam menjalankan tugasnya dengan baik, maka orangtersebut akan semakin mendapat kepercayaan dan tanggungjawab yang lebih besar. Sehingga karir kepemimpinannya akansemakin sukses. Demikian juga karir pekerjaannya juga akanlebih baik. Karena orang tersebut sudah mendapatkan ‘trust’ darimasyarakat.

• Dicintai dan dihargai. Pemimpin yang amanah dan bertanggungjawab akan dicintai oleh masyarakat yang dipimpinnya. Karenapemimpin yang amanah bisa membawa kepada perubahan kedepan yang lebih baik. Kesejahteraan akan lahir dan merata kalaupemimpinnya amanah terhadap tugas yang diamanahkan.

• Hidup yang berkah dan bahagia. Ketika seorang pemimpinamanah terhadap jabatan yang diembannya dengan baik makahidupnya akan lebih bahagia dan penuh kebaikan. Dia tidak perlukuatir kalau difitnah seputar keuangan, dll karena dia selama inisudah membuktikan bahwa dia orang yang amanah, tanggungjawab, jujur dan bisa dipercaya baik dalam perkataan maupuntindakannya.

Oleh sebab itu hendaklah kader senantiasa amanah terhadap tugastanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Menjaga amanah itusangat penting dan bagi orang-orang yang mengabaikan amanah makadampaknya bisa fatal. Orang yang tidak amanah terhadap tugas yangdipercayakan bisa saja terjerumus melakukan tindakan-tindakan yangtidak terpuji. Korupsi merupakan satu contoh sikap orang yang tidakamanah terhadap tugasnya. Begitu besarnya dampak yang diakibatkanbila seseorang tidak amanah, hingga bumi, langit, dan gunung pun

Page 39: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 30 |

takut menerimanya. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Ahzabayat 72:“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulamanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dandipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amatzalim dan amat bodoh.

Kader yang baik, seharusnya menghindari dari meminta-mintajabatan. Karena jabatan adalah amanah yang harus dipertang-gungjawabkan dihadapan Allah. Apalagi kalau seseorang sudahmenyadari bahwa dia memiliki kekurangan atau ketidakmampuan,tidak memiliki kompetensi leadership dan manajerial yang baik. Makasikap meminta jabatan hanya akan merendahkan harga dirinya sendiri.Kalau tidak hati-hati, seorang pemimpin bisa tergelincir dalammenjalankan amanah yang diembannya.

Hadis riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar,“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa Engkau enggan meng-angkatku (jadi pemimpin)?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallammenjawab, “Engkau itu lemah. Kepemimpinan adalah amanat. Padahari kiamat, ia akan menjadi hina dan penyesalan kecuali bagi yangmengambilnya dan menunaikannya dengan benar.

Oleh sebab itu, suatu jabatan itu bukan untuk diminta apalagidiperebutkan. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan agar bisaamanah dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kita,diantaranya yaitu: jujur, ikhlas, kerja keras untuk memberikan danmelakukan yang terbaik, bertanggung jawab dan kesatria beranimenerima resiko apapun sebagai konsekwensi dari sikap amanahyang diambilnya.

Amanah dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan seha-rusnya menjadi karakter bagi setiap Muslim. Apapun dan dimanapunposisi kita, kita harus tetap bisa amanah, jujur dan bertanggung jawab

Page 40: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 31 |

dengan tugas yang dipercayakan kepada kita. Semoga Allah meridhoisegala apa yang kita lakukan dan upayakan. Selagi kita masih diberiwaktu dan kesempatan, mari kita berikan yang terbaik untukpersyarikatan, umat, agama, negara dan bangsa. Do and be the best.

Page 41: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 32 |

Ulama Ulul Albab

Azaki Khoirudin

Dalam tanfidz Muktamar se-abad Muhammadiyah salah satukompetensi akademis dan intelektual seorang kader Muhammadiyahadalah,”Fathonah”, yaitu mempunyai (kecerdasan pikiran sebagaiUlul Albab) dalam berpikir, berwawasan, dan menghasilkan karyapemikiran. Dari sini, menunjukkan betapa pentingnya menjadi kaderyang mampu berpikir dengan akal sehat, sehingga mampu melahirkanpemikiran yang sehat sebagai obat bagi berbagai penyakit pemikiranyang berkembang di masyarakat.

Karena itu, kekuatan ide sangat penting untuk mengubah sejarah(Ideas as Historical Forces). Ada tiga hal yang berkaitan denganperubahan sosial. Pertama, bagaimana ideas mempengaruhi peru-bahan-perubahan sosial. Kedua, bagaimana tokoh-tokoh besar dalamsejarah menimbulkan perubahan besar di tengah-tengah masyarakat.Ketiga, sejauh mana peranan gerakan-gerakan sosial dan revolusimenimbulkan perubahan struktur sosial dan norma-norma sosial. Disinilah peran kader pemikir tangguh dibutuhan dalam rangka men-jawab berbagai dinamika masyarakat yang semakin dinamis.

Al-Qur’an dan AkalDalam al-Qur’an, terdapat fakta menarik tentang akal. Adalah

Agus Purwanto dalam bukunya Nalar Ayat-Ayat Semesta menjelaskan

6.

Page 42: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 33 |

bahwa terdapat 49 kata (dasar) akal di dalam al-Quran. Menariknya,semua kata dimunculkan dalam kata kerja (fi’il) bukan kata benda(isim). Hal ini seolah mengisyaratkan bahwa akal bukan monumenuntuk dipandangi, dipuja apalagi diberhalakan melainkan aktivitasyang harus dilakukan. Lebih jauh, dari 49 kata akal dalam bentukkata kerja ini, 48 dalam bentuk kata kerja sedang/akan atau imper-fektum fi’il mudhori’ dan hanya satu kata kerja lampau fiil madhi.

Fakta ini seolah menyatakan bahwa pemikiran sebagai sejarahmasa lalu memang penting, tetapi yang lebih penting adalah sekarangdan masa depan dengan berfikir dan terus berfikir. Klasifikasi kasarmenampilkan akal dengan pola: ya’qiluun (يعقلون ) 22 kali, ta’qiluunنعقل) ,kali dan na’qilu 24 ( تعقلون) ), ya’qilu (يعقل ), ’aqaluu (عقلوا)masing-masing satu kali. Masing-masing pola mempunyai karak-teristik pesan tersendiri.

Beberapa catatan dapat diberikan pada dua pola utama yaknipola ta’qiluun dan pola ya’qiluun. Ta’qiluun adalah fi’ilmudhari’untuk pihak kedua, engkau atau kalian (banyak). Orang yang sedangmembaca al-Quran dapat dipandang sebagai peristiwa dialog denganal-Quran sebagai pihak pertama dan pembaca sebagai pihak kedua.

Al-Quran memberi pesan khas kepada setiap mitranya melaluiredaksional ta’qiluun, yakni pesan moralitas, peringatan. Kita sebagaimitra berdialog al-Quran diingatkan bahwa manusia sering lalai dantidak mau merenung. Manusia sering mementingkan hal remeh danmengabaikan hal utama. Redaksi ta’qilunn juga menyampaikanbahwa al-Quran memuat etika dan petunjuk dalam berteman sertamencapai kemuliaan .

Pola lain, ya’qiluun merupakan kata kerja sedang dan akan(fi’ilmudhari’) dengan subyek oramg ketiga jamak. Komunikasi polaini berarti al-Quran bercerita tentang pihak ketiga kepada pembacanya.Isi pesan yang disampaikan oleh ayat dengan muatan redaksi ya’qiluunmempunyai dua pola. Pertama, berkisah sekelompok manusia yang

Page 43: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 34 |

enggan menerima kebenaran dan hal baru, tidak beretika, bebal bagaihewan ternak, suka membuat kedustaan dan omong kosong, sertasuka mengejek orang bersembahyang.

Orang-orang yang tidak mau berfikir ini meskipun berkelompoktetapi hati mereka sejatinya tercerai berai tidak bersatu. Mereka kadangmendengar omongan orang saleh tetapi mereka tidak mengerti. Orang-orang jahil ini suka panjang angan, ingin hidup lebih lama di mukaBumi. Akhirnya, mereka yang tidak mau berfikir ini, dilabel sebagaimakhluk terburuk di sisi Allah.

Orang-orang yang tidak berfikir disebut dengan beberapa istilahyang berbeda, tetapi orang-orang yang berfikir disebut hanya dengansatu istilah qaumun ya’qiluun, kaum atau sekelompok orang yangberfikir dan suka merenung. Kelompok ini digambarkan sebagaiorang mempunyai hati mau memahami sesuatu yang di dengar dandilihatnya serta suka memperhatikan apa saja tatkala melakukanperjalanan.

Sedangkan pola kedua yakni kaum yang berfikir selain diung-kapkan dengan istilah qaumun ya’qiluun juga dengan istilah qaumunyatafakkaruun ( dengan pengertian yang sama yakni (قوم يتفكرونperenung fenomena alam. Perbedaannya dibanding qaumunya’qiluun, qaumun yatafakkaruun juga untuk perenungan fenomenanonfisik yakni jiwa. Pertama, jiwa yang mengikat pernikahan (QS30:21). Kedua, jiwa orang mati, tidur dan hidup bebas (QS 39: 42).Menariknya, al-Quran menyandingkan kata yadzkuruun (يذكرون ),berdzikir dengan yatafakkaruun. Orang-orang yang berdzikir meng-ingat Allah dalam setiap keadaan ini sekaligus merenungkanpenciptaan langit dan Bumi (QS 3: 191).

Al-Quran memberi sebutan istimewa bagi pemerhati dan pere-nung alam dan isinya yaitu sebutan ulul albab (QS 3:190). Merekamenjadi pribadi yang berilmu, sosok yang alim dan disebut jugasebagai ulama. Selanjutnya di Surat Fathir ayat 27-29 dinyatakan:

Page 44: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 35 |

“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan darilangit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yangberaneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu adagaris-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya danada (pula) yang hitam pekat”[27]. Dan demikian (pula) di antaramanusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternakada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnyayang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalahulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun[28]. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allahdan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yangKami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akanmerugi [29].

Ulama di dalam ayat ini selain diidentifikasi sebagai sosok yangmembaca kitab, menegakkah shalat dan menafkahkan sebagianrezeki juga perhatian pada fenomena hujan dan tanaman yang ditum-buhkannya serta fenomena di gunung-gunung. Ulama memper-hatikan dan memahami fenomena alam. Dalam konteks ini dikuat-kan oleh Agus Purwanto dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta,menyatakan:

Page 45: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 36 |

“Umat dan para ulama banya menghabiskan waktu untuk mem-bahas persoalan fikih, dan sering sekali berseteru serta bertengkarkarenanya. Mereka lalai atas fenomena terbitnya matahari, bere-darnya bulan, dan kelap-kelipnya bintang. Mereka abaikan gerakawan di langit, kilat yang menyambar, listrik yang membakar,malam yang gelap gulita, dan mutiara yang gemerlap. Merekajuga tak tertarik pada aneka tumbuhan di sekitarnya, binatangternak maupun binatang buas yang betebaran di muka bumi dananeka fenomena serta kejaiban lainnya.” (Purwanto: 2008, 24)

Selanjutnya, Agus Purwanto menegaskan bahwa selain disibuk-kan urusan fikih, pengalaman dan pengamalan keagamaan cenderungesoterik, dan mengabaikan dan meremehkan akal. Kemudian iamenandaskan kembali dengan pernyataan berikut:

“Meski ayat hukum hanya berjumlah seperlima dari ayat kauni-yah, tetapi telah menyedot hampir semua energi ulama dan umatIslam. Sebaliknya, ayat-ayat kauniyah meskipun jumlahnya sagatbanyak tetapi terabaikan. Sains sebagai perwujudan normatif dariayat-ayat kauniyah seolah-olah tidak terkait dan tidak mengantarorang Islam ke surga atau neraka sehingga tidak pernah dibahasbaik di wilayah keilmuan maupun pengajian-pengajian”(Purwanto, 28).

Ulul Albab, Ulun Nuha, dan Ulul AbsharDalam karya monumentalnya, Islam dalam Bingkai Keindone-

siaan dan Kemanusiaan, Buya Syafii Maarif menawarkan konsepkader adalah manusia yang cerdas dan kreatif dalam memahami al-Qur’an. Secara umum adalah manusia yang mampu mengawinkanantara tuntutan otak dan tuntutan hati. Tidak seperti manusia modern,yang sibuk dengan otak dan teknik, sedangkan manusia Timur terlalusibuk dengan spiritualitas dan ilmu tenun. Isyarat al-Qur’an bahwapendidikan kader harus mampu menyatukan kekuatan fikr dan dzikr,

Page 46: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 37 |

sehingga melahirkan kelompok ulul albab.Istilah lain ulul albab adalah ulun nuha (punya pengertian,

pikiran, dan kecerdasan), dan ulul abshar (punya visi, penglihatan,dan persepsi yang panjang). Maka seluruh pusat dan pengembangankaderisasi harus diarahkan kepada pembentukkan pribadi ulul albab,ulun nuha, dan ulul abshor, disamping manusia amal.

Secara lughawi kata albab adalah bentuk jamak dari lubb yangberarti “saripati sesuatu” misalnya, kacang tanah memiliki kulit yangmenutupi isinya dan isi kulit (kacang tanah) tersebut dinamakan lubb(saripati). Senada dengan itu, menurut Buya Syafii ulul albab adalahsosok manusia yang otak dan jantung hidup secara dinamis-kreatifdalam memahami dan merasakan kehadiran Sumber segala yang adadalam pengembangan dan pengembaraan intelektual dan spirituali-tasnya (Ahmad Syafii Maarif: 2009,229). Dengan demikian UlulAlbab adalah orang orang yang memiliki akal yang murni, yang tidakdiselimuti oleh kulit, yakni kabut (kemaksiatan) yang dapat melahir-kan kerancuan dalam berpikir.

Kata Ulul Albab disebut sebanyak enam belas (16) kali dalamAl-Qur’an. Ulul Albab melukisakan orang yang diberi hikmah (QS.Al-Baqarah [2]: 269); yang mampu menagkap pelajaran dari sejarahumat terdahulu (QS. Yusuf [12]: 111); kritis dalam mendengarpembicaraan dan ungkapan pemikiran dan pendapat orang (QS. Al-Zumar [39]: 18); tidak mengenal lelah dalam menuntut Ilmu (QS.Ali Imran [3]:7) dengan merenungkan ciptaan Allah di langit danyang dibumi serta meperhatikan semua ciptaannaya yang dijadikandari air sebagai sumber kehidupan tumbuh-tumbuhan dan lainsebagainya (QS. Ali Imran [3]: 190 dan QS Al-Zumar [39]: 21) danmengambil pelajaran dari kitab yang diwahyukan Allah SWT (QS.Shad [38]: 29,43 QS al-Mu’min [40]: 54, dan QS. Ali Imran [3]: 7);sanggup mempertahankan keyakinan dalam diri dan tidak terpesonadengan banyaknya kemaksiatan yang pernah dilakukan (QS. Al-

Page 47: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 38 |

Maidah [5]: 100); berupaya menyampaikan peringatan Allah kepadadan mengajari mereka prinsip mengesakan Allah (QS. Ibrahim [14]:52); melaksanakan janji kepada Allah, bersabar, member infaq, damenolak kejelekan dengan kebaikan (QS. Al-Ra’d [13]: 19-22);bangun tengah malam dan melaksanakan dengan ruku dan sujudkehadapan Allah (QS. Al-Zumar [39]: 9) serta banyak berzikir (QS.Ali Imran [3]: 190); dan terakhir tidak ada yang ditakuti di dunia inimelainkan hanya Allah SWT semata (QSAl-Baqarah [2]: 197; QSAl-Maidah [5]: 100; QS Al-Ra’d [13]: 21; QS Al-Thalaq [65]; 10).

Dari sana, ada dua hal paling mendasar yang dapat dikategorikansebaga Ulul Albab, yaitu zikir dan fikir. Zikir itu mencakup pikir ataupikir itu terkandung dalam pengertian zikir. Sebab dalam zikirterkandung unsur pikir. Sebaliknya juga, di dalam pikir terkandungpula zikir. Kata fakkara sering dimaknai dengan “to reflect” atau“refleksi”, dalam bahasa Indonesia ungkapan ini mengandung unsurmakna “merenung”. Dapat dipahami bahwa orang yang merenungkanatau memikirkan semua ciptaan Allah adalah termasuk juga zikir.

Kader Ulul Albab adalah kader yang memiliki akal sehat, pikiranyang murni dan jernih serta mata hati yang tajam dalam menangkapfenomena yang dihadapi, memamfaatkan kalbu untuk zikir kepadaAllah dan memamfaatkan akal (pikiran) untuk mengungkap rahasiaalam semesta, giat melakukan kajian dan penelitian untuk kemasla-hatan hidup, suka merenungkan dan mengkaji ayat-ayat (tanda-tandakekuasaan dan kebenaran)-Nya dan berusaha menangkap pelajarandarinya, serta berusaha mencari petunjuk dan pelajaran dari fenomenahistorik atau kisah-kisah terdahulu.

Karena selalu berpikir, maka kader selalu sadar diri akan keha-diran Tuhan dalam segala situasi dan kondisi, sehingga mampu me-nyelesaikan masalah dengan keadilan dan kebijaksanaannya. Sebagaikader ulul albab, tentu menghargai khazanah intelektual dari parapemikir, cendikiawan atau ilmuan sebelumnya. Kader bersikap

Page 48: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 39 |

terbuka dan kritis terhadap pendapat, ide atau teori dari manapundatangnya, untuk selanjutnya berusaha dengan sungguh-sungguhdalam mengikuti pendapat, ide atau teori yang terbaik, sehinggamampu menjadi umat penengah di tengah masyarakat.

Page 49: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 40 |

Tajdid

Benni Setiawan

Haedar Nashir (2010) menyebut, Muhammadiyah pada abadkedua menghadapi tantangan yang tidak ringan. Muhammadiyahsebagai bagian dari bangsa berada pada pusaran dinamika globalisasiyang membawa ideologi kapitalisme dan neoliberalisme global. Olehkarena itu, Muhammadiyah perlu mengukuhkan diri sebagai gerakantajdid sebagai ruh persyarikatan sejak pertama berdiri.

Tajdid (pembaruan) yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidaksekadar dalam konteks pemikiran. Namun, selayaknya mewujuddalam sebuah laku (action) yang menjadi habitus bagi semua. Tajdidabad kedua ini seakan selaras dengan hadis Rasulullah SAW.“Sesungguhnya pada setiap penghujung seratus tahun, Allah akanmengutus untuk umat ini orang yang akan memperbarui agamamereka”. (H.R. Abu Dawud no. 3740).

Abad kedua adalah peralihan seratus tahun. Dan menurut hadisdi atas akan ada umat yang melakukan pembaruan (tajdid). Hadis diatas mendorong kita untuk menjadi umat terpilih itu. Umat yangmelakukan tajdid (pemurnian dan pembaruan) keagamaan.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa yang dapat kitalakukan dalam menyongsong umat terpilih (the choosen people) itu?

7.

Page 50: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 41 |

Amal SalehTajdid memerlukan tindakan. Artinya, konsepsi tajdid perlu

bersinergi dengan amal saleh. Tajdid tanpa amal soleh maka ia tidakakan mewujud dalam sebuah gerakan. Inilah yang dilakukan olehKiai Dahlan sejak mendirikan Muhammadiyah pada 1912. KiaiDahlan tidak sekadar “menafsirkan” al-Quran. Namun, ia menafsirkanal-Quran dengan melakukan tindakan nyata untuk umat. Seperti potretpenyantunan dan pendidikan bagi kaum miskin dan lemah sebagaimanifestasi dari surat al-Maun. Kiai Dahlan juga mendorong umatuntuk terus melakukan kebajikan dengan memerhatikan pentingnyawaktu sebagaimana cerminan surat al-Maun. Pendek kata, penafsiranal-Quran perlu didukung oleh bukti empiris, yaitu melakukan tindakanuntuk keumatan yang utama.

Saat tindakan (amal saleh) ini dilakukan secara terus-menerusdan diikuti serta dilakukan oleh orang lain, maka ia akan mendapatkanpahala yang terus mengalir. Hal ini ditegaskan oleh Allah sebagaimanadalam Surat al-Kahfi (18: 30).

“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulahKami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yangmengerjakan amalan(nya) dengan yang baik”. (Q.S. al-Kahfi, 18:30).

Ayat di atas dengan gamblang menunjukkan betapa besar pahalaamal saleh yang menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yangsama. Tidak hanya melakukan hal yang sama, boleh jadi, generasipenerus akan mengadopsi ilmu baru dan mengembangkan amal salehitu.

Jika di abad pertama, Muhammadiyah telah menginspirasiIndonesia melakukan pendidikan modern, sekolah, dirasat islamiyahdengan berbagai pendekatan, perhitungan hisab (penanggalan bulan

Page 51: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 42 |

Qomariah), meluruskan arah kiblat, pengasuhan anak yatim melaluipanti asuhan, penyembuhan penyakit melalui kegiatan medis, danseterusnya. Kini semua itu telah diadopsi oleh gerakan atau ormaslain. Muhammadiyah tidak perlu risau. Pasalnya, ia telah melakukanamal saleh yang dilakukan oleh banyak orang. Muhammadiyah kinitinggal memanen pahala dari apa yang dikerjakan oleh orang lain.

Tugas Muhammadiyah kini adalah melakukan gebrakan (amalsaleh) baru yang akan menjadi penanda abad kedua persyarikatan.Amal saleh yang bisa dilakukan oleh Muhammadiyah kini, yang jugasudah mulai dirintis dan mendapat perhatian dunia adalah gerakanhumanitarian terkait penanganan bencana. Kebencanaan bukansekadar musibah yang perlu diratapi, namun perlu sentuhan agar umatsegera bangkit dari keterpuruan bencana. Muhammadiyah melaluiLembaga Penanggulangan Bencana atau Muhammadiyah DisasterManagement Center (MDMC).

Tajdid ala MDMC dengan memberikan pertolongan cepat dantepat serta gerakan pemanusiaan ini perlu disambut oleh kaderMuhammadyah dengan kerja nyata. Artinya, kader Muhammadiyahperlu menjadi duta kebencanaan yang siap tanggap terhadap setiapperistiwa alam itu. Hal ini penting, mengingat dalam konteksIndonesia, bencana perlu diakrabi agar tidak menjadi trauma. Olehkarena itu, setiap kader perlu memahami bencana dengan baik danmampu berserikat dalam masyarakat sadar bencana.

Itulah amal saleh yang dapat dilakukan sebagai tabungan yang“ditukar” dengan pahala surga. Gambaran surga yang indah itutermaktub dalam lanjutan al-Kahfi ayat ke-31.

Page 52: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 43 |

“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalirsungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengangelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halusdan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atasdipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dantempat istirahat yang indah” (Q.S. al-Kahfi, 18: 31).

PerniagaanAmal saleh lain yang dilakukan pada abad kedua adalah bagai-

mana kader Muhammadiyah menata sistem ekonomi berkeadilan.Sistem ekonomi berkeadilan perlu bersumbu pada perintah menegak-kan salat dan menunaikan zakat. Menegakkan salat itu penting. Na-mun, membagi harta yang kita memiliki kepada orang lain dengansistem zakat juga perlu. Perintah ini perlu dimaknai sebagai perintahAllah kepada umat Islam untuk menjadi orang yang kaya. Kaya berartiorang yang memiliki kelebihan harta. Kelebihan harta yang kemudianberzakat untuk kemakmuran umat.

Kader persyarikatan perlu mengambil hikmah dari umat terda-hulu yang menjadi pengusaha (pedagang). Melalui perdagangan danpenguasaan aset perniagaan, Muhammadiyah akan mandiri dan padagilirannya umat akan sejahtera. Memperbanyak saudara menjaditantangan abad kedua bagi kader persyarikatan Muhammadiyah.

Inilah senjata ampuh untuk memenangkan kontestasi global.Semangat menyambut dan mengisi abad kedua. Wallahu a’lam.

Page 53: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 44 |

Etos Belajar

Munawwar Khalil

“Saya akan belajar sepanjang hayat,“ demikian ikrar KHA.Dahlan pada suatu hari. Dan nyatanya, sejarah hidup beliau adalahpenuh dengan biografi intelektual. Sepanjang hidup KHA Dahlanterus kasmaran dengan belajar baik kepada ulama ternama maupundengan membaca dan diskusi dengan para intelektual. Tak heran,puluhan kitab penting dan ratusan buku ia miliki secara pribadi dankitab-kitab itu dikajinya berulang-ulang.

Yunus Salam (1968:58-59) menyebutkan, diantara buku dan kitabyang menjadi kegemaran serta mengilhami KHA Dahlan dalam hidupdan perjuangannya adalah: kitab Tauhid dan Tafsir Juz Amma karyaSyekh Muhammad Abduh, Dairatul Ma’arif karya Faid Wajdi, At-Tawassul wal Washilah karya Ibnu Taimiyah, Al-Islam wanNashraniyyah karya Syekh Muhammad Abduh, Izharul Haq karyaRahmatullah al-Hindi, Tafsir Al-Manar karya Syekh Rasyid Ridhadan majalah al-Urwatul Wutsqa, Matan Al-Hikam li Ibn Athaillah,dan lain-lain. Selain gemar membaca kitab Kyai Dahlan juga intensbertukar pikiran dengan ulama-ulama ternama.

Jihad intelektual Kyai Dahlan diawali saat berusia 15 tahun be-rangkat ke Mekkah. Tidak hanya beribadah haji, tapi bermukim disana selama 5 tahun untuk misi thalab al-ilmi (menuntut ilmu). Iabelajar qiraat, tafsir, ilmu tauhid, fikih, tasawuf, ilmu falak dan bahasaArab. Tak cukup dengan pengalaman tersebut, di usia 34 tahun (1904)

8.

Page 54: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 45 |

Kyai Dahlan kembali melanjutkan rihlah intelektualnya di Mekkahselama 2 tahun. Ia berguru pada Kyai Ahmad Khatib al-Minangkabaudan sempat bertukar pikiran dengan Syekh Rasyid Ridha –cendekia-wan muslim yang saat itu menyebarkan “virus” gagasan pembaharuanIslam. Tak sekadar setuju dengan gagasan Syekh Rasyid Ridha bahkanKHA Dahlan pun pulang ke tanah air membawa api pembaharuanIslamnya dengan mendirikan Muhammadiyah yang dikemudian harimenjadi wadah pelopor dan pendorong dinamika pembaharuan Islamdi Indonesia.

Demikianlah etos belajar yang tinggi dipadukan dengan imandan amal menjadikan KHA Dahlan tampil sebagai lokomotifpembaharuan Islam di Indonesia. Bagaimana kader Muhammadiyahmengambil ibrah dari biografi intelektual KHA Dahlan ini?

Islam dan IlmuAl-Qur’an sebagai rujukan otoritas tertinggi dalam Islam menem-

patkan ilmu pengetahuan sejajar dengan iman. Maju mundurnyasebuah peradaban dalam perspektif ini akan sangat tergantung kepadaberhasil atau gagalnya pemeluk beriman untuk mengintegrasikanantara iman dan ilmu pengetahuan. Iman sebagai fondasi spiritualdan ilmu sebagai senjatanya dalam menghadapi kehidupan dengantujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

“Allah mengangkat [posisi] orang-orang beriman di antara kamudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(QS.al-Mujadalah: 11)

Ilmu merupakan pembeda antara manusia dengan makhluklainnya, termasuk malaikat. Allah SWT sangat mendorong agarmanusia mencari, menguasai, mengajaran dan mengamalkan ilmu.

Page 55: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 46 |

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat laluberfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jikakamu memang benar orang-orang yang benar!” (QS Al-Baqarah/2:31)

Karena itu, selama masih hidup, kader Muhammadiyah dituntutuntuk terus menimba ilmu mengembangkan pengetahuannya, sebabbila tidak maka akan tertinggal dan ditinggalkan. Adalah benar ber-Muhammadiyah itu berarti beramal. Tapi dibalik amal yang dilakukanterdapat ilmu yang mengiringinya. Ulama hadits terkemuka, yakniAl Bukhari berkata, “Al ‘ilmu qoblal qouli wal ‘amali (Ada ilmusebelum berkata dan berbuat)”. Perkataan ini merupakan kesimpulanyang beliau ambil dari firman Allah ta’ala:

“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yangberhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”(QS. Muhammad/47: 19).

Dalam ayat ini, Allah memulai dengan ‘ilmuilah’ lalu mengatakan‘mohonlah ampun’. Ilmuilah yang dimaksudkan adalah perintahuntuk berilmu terlebih dahulu, sedangkan ‘mohonlah ampun’ adalahamalan. Ini pertanda bahwa ilmu hendaklah lebih dahulu sebelumamal perbuatan.

Nabi SAW mengajarkan kita sebuah doa yang dikutip dari QS.Thaha/20:114: “.... Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmupengetahuan.” Fakta sejarah membuktikan, karena karakter NabiSAW yang fathonah ini adalah menjadikan al-Qur’an sebagai kitab

Page 56: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 47 |

ilmu, maka seluruh kariernya yang relatif singkat itu adalah untukmenggumulkan gagasan Kitab Suci ini ke dalam darah dan dagingsejarah dengan penuh kesungguhan, dan dia berjaya. Arabia sebagaikawasan yang sebelumnya terisolasi dan tidak diperhitungkan, baikoleh Romawi maupun Persia, berubah menjadi pusat perhatian duniayang penuh wibawa. Bagaimana umat Islam, khususnya kaderMuhammadiyah menjadikan sejarah hidup Nabi ini sebagaipembelajaran?

Mengaktifkan Majlis IlmuJika merunut pada realitas hari ini maka dapat disaksikan bahwa

umat islam masih terbelakang berkenaan dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Jika di Barat sudah mendebatkan isurekayasa pangan hingga genetika bahkan prospek investasi propertidi bulan, umat Islam masih banyak yang terlena mengutatkan diripada isu khilafiyah, khalifah, mazhab dan fikih. Berada pada isu-isuini bahkan banyak mengarah pada konflik sektarian seperti yangterjadi di Yaman, Suriah dan Irak. Menjamurlah kelompok-kelompokmilitan keagamaan... minus kelompok keilmuan (?!). Tersiratpertanyaan: apakah geneologi umat ini tidak memiliki etos belajardalam ajaran agamanya hingga menjadi komunitas yang mandul danstagnan dalam isu keilmuan? Ataukah etos itu ada tapi umatnyalahyang berpaling darinya?

Terlena “bersahabat” dengan ketertinggalan dan kebodohanadalah pertanda bahwa umat Islam telah kehilangan semangat elanvital (semangat hidup) sebagai pra-syarat untuk masuk kedalamperlombaan menegakkan kebajikan (fastabiqul khairat)? (QS. al-Baqarah: 148 dan al-Maidah: 48).

Bagaimana mungkin suatu umat dapat menang dalam perlom-baan, jika syarat obyektif berupa ilmu dan teknologi tidak dikuasai?Ilmu dan teknologi di tangan pemeluk beriman yang cerdas, secara

Page 57: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 48 |

teoretik, pasti akan membuahkan perdamaian, keadilan, dan kea-manan, sebab tanggungjawabnya tidak berhenti di sini saja, tetapiakan berlanjut sampai di balik makam (Syafii Maarif: 2006). Umatberiman yang cerdas dan punya tradisi etos belajar yang tinggi inilahyang harus lahir di tengah-tengah kita agar menjadi layak untuk turutdalam perlombaan, demi menegakkan kebajikan.

Oleh karena itu, tugas kader Muhammadiyah saat ini adalahkembali menghidupkan majlis keilmuan. Kasmaran dengan segalabidang ilmu. Agar umat ini kembali memimpin peradaban yanggemilang di bawah ridha dan maghfirah ilahi.

Fa’tabiru ya ulil albab!

Page 58: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 49 |

Semangat Kuriositas dalam Menuntut Ilmu

Hendra Darmawan

Pendidikan Indonesia, sebuah kata yang sulit untuk diungkapkan.Ia akan selalu hidup dan mengalami dinamika yang tidak akan habisuntuk dibahas, demikian kalimat pembuka dalam sebuah artikel diharian Republika yang ditulis oleh Prof. Imam Suprayogo, mantanRektor Universitas Islam Negeri Malang. Menurut beliau, berbicarapendidikan tidak bisa terlepas dari Al-Qur’an dan berbicara Al-Qur’antidak terlepas juga dari berbicara pendidikan. Di negeri kita, lebihdikenal guru ketimbang pendidik, padahal guru belum tentu pendidiktetapi pendidik pastilah guru. Seorang guru matematika mampumengajarkan ilmu matematika tetapi belum tentu mendidik ilmumatematika. Rasul Muhammad SAW yang ummi, tidak mampumengajarkan bagaimana membaca tetapi ia sangatlah mahir mendidikmanusia bagaimana membaca. (Republika, 19/11/2008).

Di tengah maraknya manusia yang mulai kehilangan elan vital-nya, hanya karena mereka mendamba sesuatu yang instan (instantculture). Lembaga-lembaga pendidikan juga makin mewarnai duniapendidikan dengan berbagai macam tawaran, dari yang legal formalsampai yang illegal dan serba cepat. Karena memang investasi masadepan yang paling fundamental adalah pendidikan. Ada orientasi yangsangat alamiah pada saat seorang anak didik mengikuti program

9.

Page 59: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 50 |

pendidikan yaitu process oriented. Pembentukan mentalitas dankarakter harus dilakukan sejak dini. Embrio kuriositas juga harusterus digelorakan untuk menjaga stamina menuntut ilmu. Makin tuaumur seseorang maka seharusnya makin tinggi indeks kuriositasnya.Tapi hanya sedikit saja yang menjadi bagian dari golongan tersebut.

Modal awal untuk menjadikan generasi hari ini siap menyong-song masa depan adalah dengan memupuk kuriositas untuk menuntutilmu (thalabul Ilm) meskipun sampai ke Roma dan China. Sepertihadis Rasulullah: Thalabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin, menun-tut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setip muslim. Selanjutnya,seorang pakar globalisasi kenamaan dari Amerika, Milthon LFriedman memformulasikan bahwa:IQ (Intellegence Quotion) = CI (Curiosity Index)-indeks keingintahuan +

PI (Passion Index)-indeks antusiasme

Ia menandaskan akan pentingnya keingintahuan (kuriositas)sebagai pemicu (driving force) untuk kesinambungan proses pem-belajaran (menuntut ilmu). Tren pendidikan di Amerika hari ini paraorang tua telah mengubah kebiasaan yang pasif menuju kebiasaanyang aktif pada saat bertanya pada anak mereka, yaitu tidak lagibertanya apa yang guru ajarkan padamu di sekolah? Pertanyaantersebut telah berubah menjadi: Apa yang kamu tanyakan padagurumu di sekolah? Bukankah ini juga senada dengan profhetictradition –hadis Rasulullah SAW, yang selalu dikumandangkan, yaitu:Wa husnus suali nisful Ilmi (Pertanyaan yang baik adalah sebagiandari Ilmu).

Membudayakan bertanya sebagai kultur baru yang harus dide-ngungkan sedini mungkin untuk menjaga ketekunan dan ketamakandalam menuntut ilmu sebagai pemenuhan kebutuhan ruhani dan jiwa.Karena ketamakan hanya diperbolehkan pada Ilmu pengetahuan tidakpada hal-hal yang materil. Ada sebuah pesan Ali RA yang patut

Page 60: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 51 |

menjadi pijakan dalam hal ini; Itsnani la yasybaani Fiddunya,Thaalibul ilmi wa thaalibul mal, al ilmu yahrusuka, wa anta tahrusulmal (Ada dua jenis manusia yang tidak akan pernah kenyang di duniayaitu penuntut ilmu dan penuntut harta, ilmu menjagamu -pemilikilmu- sedangkan engkau -penuntut harta- menjaga hartamu).

Keterangan Ali RA tersebut terdapat dua kutub yang sangatberjauhan bahkan paradoks, kategori yang pertama visi transendensisedangkan yang kedua memiliki visi kapitalistik dan hedonistik.Kesenjangan antar kedua visi tersebut tidak harus terjadi apalagi gapnya berjauhan. Manusia sebagai khalifah di dunia ini seyogyanyamemiliki keseimbangan (tasamuh) dalam keduanya, mereka itulahmanusia harapan masa depan untuk meraih Islam yang lebih berkea-daban.

Dengan kuriositas, peserta didik diharapkan tidak lagi sangattergantung pada tenaga didik dan bahan ajar yang disampaikandisekolah saja, tetapi semangat untuk mencari itu akan selalu menjadidriving force (pemicu) bangkitnya peserta didik untuk memenuhikebutuhan keingintahuannya tersebut. Kalau selama ini yang dominanadalah gurunya yang hanya menyajikan materi dengan satu arah (oneway direction), maka dengan modal kuriositas diharapkan prosespembelajaran dua arah (two ways direction) itu tercapai. Dengandemikian pembelajaran akan lebih efektif dan transformatif.

Terobosan yang sudah diawali oleh Muhammadiyah tempo duludengan mengambil peran dalam pendidikan dengan menawarkansistem pendidikan modern kala itu haruslah ditindak lanjuti dandiambil spiritnya agar ada kesinambungan (sustainability) dalammenjaga status kepeloporan dalam bidang pendidikan. Lembagapendidikan yang ada hari ini diharapkan dapat lebih mendekatkandiri siswa, guru dan sekolah pada realitas sosial, tidak sebaliknyainstitusi pendidikan malah menjadikan manusia makin ada jarak (gap)dengan realitas. Inilah Tantangan dunia pendidikan masa kini.

Page 61: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 52 |

Sudah saatnya the banking concept of education (Freire, 1978)itu harus diubah dengan menempatkan peserta didik sebagai makhlukyang merdeka, pembelajar otonom (Autonomous Learner -AL).Konsep AL, yang banyak dielaborasi pada tahun 2002, seyogyanyatetap perlu dikembangkan untuk mendukung terciptanya masyarakatpembelajar (learning society). Walaupun sejatinya kebebasan itu adapada kebertanggungjawaban atas apa yang manusia merdeka ituperbuat.

Mendambakan kader Muhammadiyah yang kuat baik iman,Islam dan amalnya merupakan sebuah panggilan ilahi yang haruskita penuhi. Herbert Spencer telah menandaskan akan tiga pilarpendidikan yaitu: rumah, sekolah dan lingkungan (al-biah), makadengan mencermati hal diatas maka keluarga yang kuat handal danmewarisi nilai-nilau luhur dapat menjadi modal awal untuk kaderhari ini sebelum memasuki kawah candra dimuka yaitu lembagapendidikan yang ada.

Peneguhan institusi pendidikan sebagai gerakan keilmuan harusditopang dengan tiga hal; pertama, sillaturahim harus digalakkanuntuk memperluas spektrum pergaulan dan atmosfer keilmuan dengansenantiasa mengunjungi, bertanya dan bahkan berdiskusi dengan parapakar (ahludz-dzikr), yang muda mengunjungi yang tua dan yang tuamengayomi yang muda, hal tersebut senada dengan pesan RasulullahSAW: Irham man fil ardhi yarhamka man fissama’ dan juga hadis;man la yarham la yurham. Maka dengan itu, kerekatan satu samalain akan terbina. Oleh Fukuyama hal ini disebut bonding-penyatu,makin kuat penyatunya maka makin gampang tercipta sebuah modalsosial untuk menjadikan masyarakat sebagai masyarakat komunikatifseperti apa yang didambakan oleh Jurgen Habermas.

“Integrity is a journey not destination’, pendidikan dan perka-deran di Muhammadiyah yang ada hari ini juga harus menjadi perka-deran yang memanusiakan manusia, yaitu yang membuat warga

Page 62: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 53 |

memahami realitas hidup yang kian menantang dan penuh denganonak dan duri. Karena pelajaran dari kehidupan itu memiliki bobotyang besar sebagai bagian dari pendidikan informal yang memung-kinkan lebih banyak warga mengaksesnya. Oleh karena itu mulailahdari bertanya dan mencari jawabannya.

Jangan sampai kritik yang Rendra pernah lontarkan dalam sajak“Lisong”nya pada tanggal 17 Agustus 1977, itu terjadi pengulangansejarah yang tidak seharusnya terjadi.

Aku bertanyaTetapi pertanyaan-pertanyaankuMembentur meja-meja kekuasaan yang macet,Dan papan tulis-papan tulis para pendidikYang terlepas dari persoalan kehidupan.…

Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidatpenyair-penyair salon,Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,Sementara ketidakadilan terjadi disampingnya…

Inilah sajakku, pamplet masa darurat.Apakah artinya renda-renda kesenianBila terpisah dari derita lingkungan .Apakah artinya berpikirBila terpisah dari masalah kehidupan.

Wallahu a’lam bish-shawab

Page 63: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 54 |

Lapang Dada dan Luas Pandangan

Faiz Rafdhi

Judul kultum ini terinspirasi dari poin keempat dari Sifat Muham-madiyah sebagaimana termaktub dalam Kepribadian Muham-madiyah. Rumusan Kepribadian Muhammadiyah (KM) diputuskanpada Muktamar Muhammadiyah ke-35 (Muktamar Setengah Abad)di Jakarta pada tahun 1962. Salah satu anggota tim perumus KMadalah Kyai Djindar Tamimy, salah seorang Ideolog yang dimilikiMuhammadiyah, bahkan merupakan “kamus berjalan” ideologiMuhammadiyah.

Ada 10 sifat Muhammadiyah yang termaktub di KM yang harusdihapal, dipahami dan diamalkan serta menjadi pegangan bagi paraanggotanya sebagaimana dulu diajarkan Kyai Djindar di MadrasahMuallimin Yogyakarta. Ketika dirasa muridnya telah mendapatkan“ilmu” kemuhammadiyahan yang cukup, baik hapalan dan pema-haman, sebelum ujian lisan kemuhammadiyahan santri Muallimindiminta Kyai Djindar untuk membuat Kartu Tanda Anggota Muham-madiyah (KTAM). KTAM tersebut menjadi tanda resmi bagi kaderuntuk mengamalkan ajaran Islam sebagaimana paham Muham-madiyah. Dan kesepuluh sifat tersebut, tentunya menjadi peganganbagi anggota Muhammadiyah dalam bermuhammadiyah.

Mengamalkan judul kultum ini, Kyai Djindar memberi contohpada saat Majalah Tempo (waktu itu) mengangkat polemik perihal

10.

Page 64: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 55 |

“Muhammadiyah Bermazhab” sebagaimana dikemukakan UstadzSuprapto Ibnu Juraimi, –Ustadz juga murid dari Kyai Djindar diMuallimin–, padahal ideologi Muhammadiyah jelas menerangkanbahwa Muhammadiyah “tidak bermazhab”.

Menyikapi komentar “kontroversi” muridnya tersebut, KyaiDjindar tidak pernah menyampaikan pandangan Ustadz Ibnu Juraimitersebut sebagai “sesat” dan tidak sejalan dengan pandangan Muham-madiyah, beliau justru meminta para santrinya untuk meminta penje-lasan langsung dari Ust. Ibnu Juraimi (sumber asli) apa makna“Muhammadiyah Bermazhab”, beliau tidak ingin santri mendapatkandari sumber lain yang sudah mendapatkan “bumbu-bumbu”.

Ada tiga pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa tersebut.Pertama, Kyai Djindar sedang mengajarkan kepada santri bahwa

kader Muhammadiyah hendaknya LAPANG DADA terhadapberbagai pandangan meskipun terkesan pandangan tersebut“nyeleneh”.

Kedua, Kyai Djindar juga mengajari santri agar LUASPANDANGAN, artinya kader harus banyak belajar dan mencari ilmujika perlu langsung dari sumbernya. Kyai Djindar mengajak santrinya,jika ada yang berbeda pandangan dengan ust. Ibnu Juraimi, hendaknyakemukakan argumentasinya melalui media yang sama (MajalahTempo). Tidak perlu marah-marah apalagi menganggap Ustadz IbnuJuraimi telah keluar dari Muhammadiyah.

Meskipun dianjurkan luas pandangan, Kyai Djindar mengajarisantri untuk tetap KRITIS. Inilah pelajaran yang ketiga.

Dalam salah satu kesempatan diskusi singkat namun “padat”dengan Buya Syafi’i Ma’arif, Buya mengatakan agar kita hendaknyamembuka cakrawala ilmu seluas-luasnya dari manapun. Mengo-mentari perihal Syi’ah, Buya berpandangan, banyak pemikiran-pemikiran Syiah yang baik dan bisa menjadi rujukan, namun kitatetap harus kritis, tanpa perlu menjadi orang Syi’i atau membenci

Page 65: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 56 |

dan menjelek-jelekkannya. Jadilah Islam yang rahmatan lil-‘alamien.Pandangan Buya tersebut senada dengan cara pandang Kyai Djindar,

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alam”. (QS. Al-Anbiya/ 21: 107)

Makna rahmat bagi alam semesta mengacu kepada sikap kasihsayang baik terhadap sesama manusia maupun lingkungannya. Sikaprahmat dapat ditunjukkan melalui lisan yaitu dengan perkataan yangbaik dan tidak menyakitkan kepada sesame manusia baik yang muslimmaupun non muslim serta melalui perbuatan dengan menjaga ling-kungan dari sikap pengrusakan dan penghancuran.

Pandangan kedua tokoh (Kyai Djindar dan Buya Syafi’i) tersebutdapat mewakili pandangan, sikap atau sifat Muhammadiyah sebagai-mana judul kultum ini. Pandangan ini sudah menjadi “trade mark”atau “brand” perjuangan kader dan anggota Muhammadiyah sejakawal berdirinya. Hal ini juga dicontohkan KH. Ahmad Dahlan, pendiriMuhammadiyah. Misalnya, Kyai Dahlan prihatin terhadap penjajahanbangsa Barat atas umat Islam, namun Kyai Dahlan tidak menutupdiri untuk mengadopsi sistem pendidikan Barat. Ini menunjukkanbahwa beliau memiliki sikap arif dan jernih dalam melihat danmemilah persoalan. Barat harus dimusuhi sebagai penjajah, namunharus dikawani sebagai peradaban. Agama Kristen yang dibawa paramisionaris Barat harus dimusuhi sejauh ketika agama tersebut dipakaisebagai kedok imperialisme. Namun sebagai sebuah agama, KyaiDahlan sangat menghormati para pemeluk agama Kristen.

Pendiri Muhammadiyah tersebut juga menganjurkan atau men-dorong “umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasionaluntuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”,sehingga Kyai Dahlan pun misalnya beranggapan bahwa diskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid.

Page 66: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 57 |

Kalau Kyai Dahlan saja menganjurkan atau mendorong umatIslam untuk mengkaji semua agama secara rasional, mengapa kitakhawatir, ketakutan, curiga, skeptis, dan emosional mengkaji mazhab-mazhab lain, baik mazhab-mazhab yang ada di Sunnah maupun Syiah,yang seagama dengan kita?

Sikap Kyai Dahlan di atas, dilanjutkan oleh KH. Mas Mansurmantan Ketua PP Muhammadiyah, penulis 12 Tafsir LangkahMuhammadiyah. Di dalam 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah, padaLangkah Kedua disebutkan “Memperluas Paham Agama:Hendaklah Islam agama yang sesungguhya itu dibentangkan denganarti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan,sehingga kita sekutu-kutu Muhammadiyah mengerti perluasanAgama Islam, itulah yang paling benar, benar, ringan dan berguna,maka mendahulukanlah pekerjaan keagamaan itu”. (Masihmenggunakan bahasa aslinya-penulis).

KH. Mas Mansur juga menjelaskan bahwa:1. Hukum-hukum Islam itu dapat berubah-ubah dengan mengingat

keadaan orang,2. Agama Islam tiada mengikat paham. Maka, hendaklah sama

diingat, bahwa yang harus kita perluaskan itu “paham-pahamagama”, bukan agama, karena agama itu sudah sempurna, tiadaboleh diperluas dan tiada boleh dipersempitkan.

Sejalan dengan judul tulisan ini, pada Muktamar 1 Abad(Muktamar ke-46) di Yogyakarta tahun 2010 telah diputuskan tentangRevitalisasi Kader dan Anggota Muhammadiyah. Disebutkan bahwasalah satu kompetensi kader Muhammadiyah adalah KompetensiAkademis dan Intelektual yang dicirikan dengan nilai-nilai:1. Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam

berpikir, berwawasan, dan menghasilkan karya pemikiran;2. Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan

Page 67: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 58 |

kehidupan dan menggerakkan Persyarikatan sesuai jiwa ajaranIslam;

3. Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.4. Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengem-

bangkan diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkanilmu pengetahuan dalam kehidupan.

5. Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam bersikap,berpikiran, dan bertindak.Jadi, sesungguhnya “Lapang Dada, Luas Pandangan dengan

Berpegang Teguh pada Ajaran Islam” sudah menjadi “basicprinciple” atau “basic character” perjuangan kader dan anggotaMuhammadiyah sejak awal berdirinya.

Wallahu a’lam bi al-Shawab

Page 68: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 59 |

Moderat dalam Bersikap,Berfikir dan Bertindak

M. Wiharto

Lahirnya pemikiran modern di awal abad keduapuluh tidak dapatdilepaskan dari situasi sosial, politik dan keagamaan yang umumnyadihadapi umat Islam saat itu. Pemikiran-pemikiran yang dicetuskanmencoba untuk menjawab tantangan yang dihadapi sesuai dengankemampuan para tokoh dan pemikir membaca dan memahami situasiyang ada.

Pemikiran Muhammadiyahpun, nampaknya lahir dari tuntutansituasi keagamaan yang melingkupinya ketika itu. KH. Ahmad Dahlan(Allahu yarhamhu) adalah tokoh yang pertama yang mencoba untukmemenuhi tuntutan tersebut dengan meletakkan dasar-dasar pemi-kiran Islam moderat yang kemudian di praktekkannya dalam misimulia melalui organisasi yang diberi nama Persyarikatan Muham-madiyah. Muhammadiyah lahir sebagai perwujudan gagasan kritisdan pemurnian dari pengamalan ajaran Islam. Muhammadiyah lahirsebagai hasil evaluasi keadaan umat Islam di kala itu (awal abadkeduapuluhan).

Meminjam istilah Pak Djarnawi (KH. Djarnawi Hadikusumo)kelahiran Muhammadiyah diliputi oleh suasana krisis total akanpemahaman dan pelaksanaan ajaran Islam saat itu. Keinginan dan

11.

Page 69: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 60 |

cita-cita luhur KH.Dahlan untuk mengangkat martabat kaummuslimin, meluruskan pemahaman dan pelaksanaan ajaran agamaIslam seperti yang dituntunkan oleh Allah swt dan rasul-Nya.

Muhammadiyah pada awal kelahirannya, mendapat tantanganyang cukup berat sebagai salah satu alternatif “versi” Islam waktuitu. Karena trend kala itu, dalam memahami ajaran Islam cenderungtradisional, jumud dan cenderung lebih senang nguri-uri (Jawa:mempertahankan) praktik -praktik yang berbau bid’ah, Tahayyul dankhurafat. Satu contoh, ijtihad KH.A.Dahlan saat itu hanya untukmembetulkan arah kiblat, betapa membuat beliau harus diusir darikampung kelahirannya Kauman Yogyakarta. Kendati, kini setelahmelewati satu abad usia Muhammadiyah baru mendapat respon dariberbagai kalangan, termasuk kelompok yang dahulu ‘mengunci mati’dan tidak mau mendengar bahkan mencaci makinya dengan cacianyang teramat keras kepada beliau.

Moderasi Islam sebagai pilihan MuhammadiyahKonsep Islam moderat Muhammadiyah [wasathiyah} merujuk

pada makna ummatan wasathan (QS al-Baqarah [2]: 143). Katawasath dalam ayat tersebut berarti khiyâr (terbaik, paling sempurna)dan ‘âdil (adil). Dengan demikian, makna ungkapan ummatanwasathan berarti umat terbaik dan adil, tentu dalam koridor yangluas pemaknaannya.

Dalam praktiknya, Islam moderat pilihan Muhammadiyah, selalumencari jalan tengah dalam menyelesaikan persoalan. “Perbedaan”dalam bentuk apa pun dengan sesama umat beragama diselesaikanlewat kompromi yang menjunjung tinggi toleransi dan keadilansehingga dapat diterima oleh kedua belah pihak. Melalui cara itupula, masalah yang dihadapi dapat dipecahkan tanpa jalan kekerasan.

Dialog-dialog keagamaan yang pernah dilakukan KH.A.Dahlanbersama sejumlah kalangan termasuk dengan tokoh-tokoh non Islam;

Page 70: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 61 |

pastur dan pendeta misionaris Kristen yang mengarah pada konsepketuhanan, tatanan yang damai, toleran, dan berkeadilan merupakanindikasi bahwa Muhammadiyah sejak awal kemunculannya inginmenawarkan model berislam secara moderat sebagai pilihan. Dangagasan dan praktik beliau tentang moderatisme Islam juga dinilaipaling kondusif di masa kini.

Moderat (moderate), yang berasal dari bahasa Latin ‘moderare’,diartikan dengan tidak ekstrim, sedang dan bertentangan dengansesuatu yang radikal. Ibarat pendulum pilihan moderasi itu beradadiantara dua kutub ekstim yang saling berlawanan yakni satu sisinyaekstrim kanan dan kutub ekstrim kiri pada sisi yang lain.

Ketika kata moderat ini digandengkan idhofah-kan dengan kataIslam, ada dua makna pokok yang tidak dapat dipisahkan, karenapemisahan keduanya akan menghasilkan pemahaman yang bertolakbelakang.

Pertama, Islam moderat yang dipilih Muhammadiyah harus be-rangkat dari keyakinan bahwa Islam adalah agama moderat. Islammerupakan moderasi atau antitesis dari ekstrimitas agama sebelum-nya, di mana ada Yahudi yang sangat “membumi” dan Nasrani yangterlalu “melangit”. Islam merupakan jalan tengah dari dua versiekstrim di atas dan memadukan “kehidupan bumi” dan “kehidupanlangit”. Itulah makna dari ummatan wasathan (umat pertengahan,pilihan dan adil).

Kedua, moderasi Islam yang dipilih Muhammadiyah di atasharus ditindaklanjuti dalam memahami dan menjalankan Islam de-ngan menjauhi sikap ‘tatharruf’ (ekstrim). Moderasi dalam Islambermain di antara dua kutub ekstrim, yaitu overtekstualis dan over-rasionalis. Pendekatan Overtekstualis akan mengerdilkan ruangijtihad dan rasio sehingga menghasilkan kejumudan dan pengebirianakal, yang notabene merupakan karunia terbesar Allah. Sikap ini akanmenyulitkan dinamisme-interaktif Islam dengan dunia yang terus

Page 71: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 62 |

berkembang dan modern. Pendekatan over-rasionalis juga akanberbuah pahit karena akan melahirkan ‘kenakalan rasio’ terhadapteks dalam upaya “penyelarasan” Islam dengan dinamisme zaman.Dari rahim pendekatan semacam ini telah melahirkan liberalismepemikiran yang dahsyat yang sering kali bukan hanya tidak sesuaidengan teks, namun juga berisi gugatan-gugatan yang tidak perludan hanya membuang energi.

Konsep Islam moderat pilihan Muhammadiyah bukan berartisikap yang tidak berpihak kepada kebenaran serta tidak memilikipendirian untuk menentukan mana yang haq dan bathil. Warga Mu-hammadiyah sebagai muslim moderat juga bukan orang munafikyang selalu cari aman, “plin-plan” dan memilih-milih ajaran Islamsesuai dengan kepentingannya. Muslim moderat berkeyakinan bahwatotalitas Islam merupakan agama yang selalu modern, tidak ber-musuhan dengan dinamika dunia dan umat beragama lainnya. (lihatpengertian “umuruddunia” pada kitab masailul alhomsah pada HPT).

Penebar RahmatApakah dengan mengatakan bahwa Muhammadiyah sebagai

ormas Islam yang tetap berhaluan moderat berarti Muhammadiyahadalah musuh agama lain, kelompok lain dan juga dunia? Jawabnyatentu saja ‘Tidak’. Karena bagi Muhammadiyah, dienul Islam (agamaIslam) ibarat buku, dienul Islam merupakan edisi terbaru dari “buku-buku” dien langit yang telah “diterbitkan” sejak Nabi Adam [lihatpengertian agama dalam HPT]. Dengan demikian, mustahil Islambertentangan dan bermusuhan dengan agama sebelumnya. Jika agamasebelumnya tidak kontradiksi dengan dunia dan bisa menginspirasikemodernan, sebagai edisi terbaru, tentu Islam akan lebih kooperatifdan sumber yang sangat inspiratif. Sukses ganda dunia-akhirat yangditawarkan al-Quran merupakan jaminan semua itu.

Page 72: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 63 |

Dua Tantangan Dakwah Persyarikatan Muhammadiyahsaat ini

Pertama, Kecenderungan untuk bersikap ekstrim dan ketat da-lam memahami hukum-hukum agama dan mencoba memaksakancara tersebut di tengah masyarakat Muslim, bahkan dalam beberapahal dengan menggunakan kekerasan (radikal). Kedua, kecenderunganlain yang juga ekstrim dengan bersikap longgar dalam beragamadan tunduk pada perilaku serta pemikiran negatif yang berasal daribudaya dan peradaban lain (liberal).

Kecenderungan pertama telah memberikan citra negatif kepadaIslam dan umat Islam sebagai agama dan komunitas masyarakat yangeksklusif dan mengajarkan kekerasan dalam dakwahnya. Sakingterlalu ketat bahkan cenderung menutup diri dalam sikap keberaga-maan, sehingga mengaburkan esensi ajaran agama itu sendiri.Kecenderungan kedua, mengakibatkan Islam kehilangan jati dirinyakarena lebur dan larut dalam budaya dan peradaban lain dan yangkedua terlalu longgar dan terbuka.

Kedua sikap ini bertentangan dengan karakteristik umat Islamyang dalam QS. Al-Baqarah: 143 disebut sebagai ummatan wasathandengan pengertian “tengahan, moderat, adil dan terbaik”.

Sifat wasath ini diperoleh karena ajaran yang dianutnya bercirikanwasthiyyah. Karakter dasar ajaran Islam yang moderat saat ini tertutupioleh ulah sebagian kalangan umatnya yang bersikap radikal di satusisi dan liberal di sisi lain. Kedua sisi ini berjauhan dengan titik tengah(wasath).

Muhammadiyah dan warga persyarikatan akan tetap meyakini,bahwa Islam perlu dipahami secara moderat, tidak radikal dan tidakliberal, tidak akan menghalangi penebaran rahmat yang sesung-guhnya ke seluruh dunia. Moderasi yang diusung Muhammadiyahtetap pada konsep bahwa Islam semestinya tanpa ada yang dikurangidan ditambahkan. Bedanya, pendekatan yang dilakukan lebih

Page 73: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 64 |

kontekstual dan rasional dalam bingkai kesantunan, keramahan dankedamaian. Rahmat Islam tidak hanya terletak pada keluhuranajarannya (internal), tapi juga kesantunan dakwahnya (eksternal).Manusia mendapat rahmat Islam tidak hanya setelah masuk Islam,tapi sejak didatangi oleh dakwah Islam.

Kalau memang diyakini bahwa Islam sesuai dengan fitrah setiapmanusia, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana memba-ngunkan potensi fitrah setiap manusia itu. Kalau memang Islam benarsecara rasional, pekerjaan berikutnya adalah mendidik rasionalitasmanusia. Karena itu, dakwah tidak perlu dengan kekerasan karenahanya akan menghasilkan keterpaksaan, sedang Allah tidak menerimaorang yang tidak ikhlas. Dakwah juga tidak mungkin dengan sikapliberal karena hal itu akan melenyapkan berbagai sumber rahmat yangpaling esensial bagi manusia.

Semoga Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah, akan tetapmenjadi pionir bangsa dalam berfikir, bersikap dan bertindak dengankerja-kerja ikhlas, membangun peradaban, dan kerja kemanusiaandengan tetap pada bingkai moderasi Islam.

Fastabiqul khairat. Amien.

Page 74: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 65 |

Moderat Luar Dalam

Paryanto

Agama mengajarkan “Udkhuluu fis silmi kaffah !”. Masuklahke dalam Islam secara total. Beribadah secara total dengan menjalan-kan semua ibadah tidak pilih-pilih antara ibadah mahdhah dan ghoirumahdhah. Beramal secara total antara kepentingan dunia dan akhirat:“kejarlah duniamu seakan kau tidak akan pernah mati, kejarlahakhiratmu seakan-akan kau akan mati besok pagi”. Salehlah jugasecara total: shaleh secara individual/ritual juga saleh secara sosial.Karena ibadah ritual selain bertujuan pengabdian diri pada Allah jugabertujuan membentuk kepribadian yang islami sehingga punyadampak positif terhadap kehidupan sosial, atau hubungan sesamamanusia.

Dengan masuk ke dalam Islam secara total maka kita bisa menjadimoderat. Ya, moderat dengan kesatuan lahir dan batin dalam men-jalankan keimanan; moderat dengan cara totalitas kesatuan dalampikir dan tindakan; moderat sikap sebagai ekspresi totalitas antarahati dan perbuatan; moderat sebagai cerminan kesatuan konsep danoperasional dalam proses perumusan kebijakan publik.

Sikap moderat yang lahir dari totalitas lahir dan batin dalamimplementasi dan aktualisasi keberimanan seorang muslim terlihatdalam terintegrasinya antara kesalihan individual/ritual dan kesalehan

12.

Page 75: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 66 |

sosial yang melekat pada diri seorang Muslim. Kesalehan individual/ritual adalah kesalehan yang lebih menekankan dan mementingkanpelaksanaan ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan zikir.Sementara pada saat yang sama, mereka juga memiliki kepekaansosial, dan selalu hadir di tengah-tengah umat untuk berjuangmenerapkan nilai-nilai islami dalam kehidupan bermasyarakat. Padapribadinya melekat kepribadian yang khusuk dalam ibadah dan dalamwaktu yang sama ia juga santun, suka menolong, sangat concernterhadap masalah-masalah ummat, memperhatikan dan menghargaihak sesama; toleran dan mampu berempati.

Dengan kata lain, kesalehan seseorang tidak hanya diukur dariseberapa khusyuk ia dalam menjalankan ibadah ritual seperti shalatdan puasanya, tetapi juga dilihat dari output sosial/ nilai-nilai danperilaku sosialnya: berupa kasih sayang pada sesama, sikap demo-kratis, menghargai hak orang lain, cinta kasih, penuh kesantunan,harmonis dengan orang lain, memberi dan membantu sesama. Bagiseorang muslim yang sedang menduduki posisi struktural sebagaipejabat publik kesalehan juga akan tercermin dalam setiap kebijakanyang dibuat dan dijalankannya.

Dalam sebuah hadis dikisahkan, bahwa suatu ketika NabiMuhammad SAW mendengar berita tentang seorang yang rajin shalatdi malam hari dan puasa di siang hari, tetapi lidahnya menyakititetangganya. Apa komentar Nabi tentang dia, singkat saja, “Ia dineraka.” Kata Nabi. Hadis ini memperlihatkan kepada kita bahwaibadah ritual saja belum cukup. Ibadah ritual mesti dibarengi dengankesalehan sosial.

Dalam hadis lain diceritakan, bahwa seorang sahabat pernahmemuji kesalehan orang lain di depan Nabi. Nabi bertanya, “Mengapaia kau sebut sangat saleh?” tanya Nabi. Sahabat itu menjawab,“Soalnya, tiap saya masuk masjid ini dia sudah salat dengan khusyukdan tiap saya sudah pulang, dia masih saja khusyuk berdoa.” “Lho,

Page 76: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 67 |

lalu siapa yang memberinya makan dan minum?” tanya Nabi lagi.“Kakaknya,” sahut sahabat tersebut. Lalu kata Nabi, “Kakaknya itulahyang layak disebut saleh.” Sahabat itu diam.

Sampai di sini kita melihat bahwa seorang yang moderat adalahbukan seorang muslim yang hanya asyik masyuk dalam buaian ritualdan kesalihan individu ataupun juga sebaliknya yang lebih memen-tingkan sosial semata. Kesalehan tidak hanya dilihat dari ketaatandan kesungguhan seseorang dalam menjalankan ibadah ritual, karenaini sifatnya hanya individual dan sebatas hubungan dengan Allah(hablum minallah) tetapi kesalehan juga dilihat dari dampakkongkretnya dalam kehidupan bermasyarakat. Kesalehan sangattergantung pada tindakan nyata seseorang, dalam hubungannyadengan sesama manusia (hablum minan nas); juga sangat tergantungpada sikap serta prilakunya terhadap alam, baik hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya (hablum minal alam). Seorang moderatadalah seorang muslim yang mampu mengkombinasikan, mengin-tegrasikan, dan mengelola secara proporsional antara kesalihan ritual/individu dan kesalihan sosial.

Seorang muslim moderat adalah seorang muslim yang beragamadan menjalankan agama yang diyakininya secara total dengan dukung-an basis keimanan kuat, ilmu yang mendalam dan amal saleh yangbanyak dan manfaat. Untuk menjadi moderat seorang mMuslimdituntut untuk memiliki iman, ilmu dan amal saleh. Bukan sebaliknya,dimana untuk menjadi moderat (atau supaya dikenal sebagai tokohmoderat) seorang muslim “berkompromi” atau bahkan menggadaikankadar keimanan, penggunaan ilmu yang ala kadarnya, apalagi kalauberamal sesuai pesanan.

Seorang muslim moderat tidak akan pernah mengecilkan Islamsebagai agama yang bersifat individualistik. Ia sadar sesadar-sadarnyabahwa ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah agamayang dimaksudkan sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil

Page 77: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 68 |

alamin). Agama yang tidak hanya terjebak pada aktivitas ritualistiksemata tetapi juga agama yang kehadirannya selalu dirasakan keber-manfaatannya oleh seluruh penghuni alam semesta. Seorang muslimakan selalu hadir sebagai Sang Pencerah peradaban umat, bangsadan negara. Karena itu, dalam al-Quran kita jumpai fungsi manusiaitu bersifat ganda, bukan hanya sebagai abdi Allah tetapi juga sebagaikhalifatullah. Khalifatullah berarti memegang amanah untukmemelihara, memanfaatkan, melestarikan dan memakmurkan alamsemesta ini, karena itu mengandung makna hablum minan nas waHablum minal alam.

Dalam surat al-’Ashr ayat 2-3, Allah menegaskan bahwa,“Sungguh manusia itu berada dalam kerugian; kecuali orang yangberiman dan beramal solih serta saling menasihati untuk kebenarandan saling menasihati untuk kesabaran”. Dua ayat tersebut menjadidasar bahwa seorang Muslim dituntut memiliki iman, amal solihdan ilmu. Untuk bisa saling menasihati tentu juga harus punya ilmu.Apa yang mau dinasihatkan kalau tidak punya ilmu yang harus disam-paikan. Seorang moderat harus memiliki iman, amal saleh dan ilmusekaligus. Berarti seorang muslim moderat harus juga merupakanpribadi yang punya jiwa profesional.

Seorang muslim profesional akan senantiasa berusaha sungguh-sungguh dalam menunjukkan dan membuktikan sejauhmana perintahagama itu dipatuhi dan diaktualisasikan dalam kegiatan profesionalseperti tercermin dengan berjalannya kehidupan islami dalam kegiatansehari-hari di lingkungan kerja masng-masing: kinerja bagus, tidakada korupsi, hubungan satu sama lain harmonis, adil dan proporsional,kerjasama kuat, etos kerja baik, disiplin, tanggung jawab, tidak diskri-minatif, dan lain-lain. Bagi seorang penyelenggara negara, maka sikapmoderat itu tercermin pada kebijakan yang yang memberdayakanwarga, manfaat dan pro-poor, dan yang paling penting juga adalahtidak merusak alam dan kehidpan sosial. Itulah moderat!

Page 78: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 69 |

Seorang muslim moderat sadar bahwa dirinya diciptakan olehAllah SWT untuk mengabdi kepad-NYA. Sebagaimana dinyatakandalam Al Qur’an surah al Bayyinah ayat 5:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allahdengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat danmenunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”

Seorang kader adalah figur muslim moderat luar dalam yangsenantiasa mewujudkan suatu sikap dan perbuatan dalam bentukibadah kepada Allah dengan terus memurnikan ketaatan kepada-Nyaseraya mengasihi sesamanya. Wallahu’alam.

Page 79: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 70 |

Keteladanan dalam Berorganisasi

Mutohharun Jinan

Keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh olehseseorang dari orang lain. Secara etimologi kata “keteladanan” berasaldari kata “teladan” yang artinya “perbuatan atau barang dan sebagainyayang patut ditiru atau dicontoh”. Dalam bahasa Arab kata keteladananberasal dari kata “uswah” dan “qudwah”, yang diberi pengertian“suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain,apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan”.Dengan demikian keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatuyang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yangmelakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti disebutdengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalahketeladanan yang dapat dijadikan sebagai alat menuju kebaikan.

Terkait dengan keteladanan Al-Quran dan Hadis memberikanpenjelasan tentang dua hal, yaitu perintah kepada kaum muslimtentang siapa orang atau pribadi yang pantas diteladani dan perintahagar setiap muslim memberi teladan yang baik kepada orang lain.Kedua perintah tersebut mengandung manfaat dan konskuensimasing-masing dalam kehidupan manusia.

Sumber KeteladananSiapakan orang yang pantas dan harus diteladani oleh seluruh

kaum muslim? Tentu saja jawabannya adalah Nabi Muhammad SAW.

13.

Page 80: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 71 |

Beliau manusia agung yang diutus oleh Allah untuk memperbaikiakhlak manusia di muka bumi ini. Setiap muslim dituntut untuk me-nempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan dalam kehi-dupan sehari-hari. Seluruh perilaku beliau yang dapat dikenali umat-nya adalah sumber dan sekaligus muara kebaikan. Apa yang diperin-tahkan merupakan kebaikan dan kebenaran. Jika melanggar larang-annya itulah pangkal keburukan dalam kehidupan manusia.

Rasulullah Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untukmembawa dan menegakkan aga-ma-Nya yang berupa Risalah (pesanpengarah-an)-Nya sebagai petunjuk dan rahmat-Nya bagi manusiaagar manusia dapat menemukan jalan hidup dan kehidupannya yangbenar, ialah yang dapat mengantarkan manusia kepada kehidupanyang utama, sejahtera dan bahagia materiil-spirituil.

Al-Quran secara tegas menginformasikan agar kaum muslimmempraktikkan akhlak mulia Rasulullah SAW. Beliau disebut sebagaisuri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap rahmat Allahdan keselamatan hari akhirat dan yang banyak menyebut Allah.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yangbaik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat/pahala)Allah dan (kedatangan/keselamatan) hari kiamat dan yang banyakmenyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab/33: 21)

Ayat tersebut merupakan prinsip utama dalam meneladaniRasulullah SAW baik dalam ucapan, perbuatan maupun perla-kuannya. Ayat ini merupakan perintah Allah kepada manusia agarmeneladani Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa perang Ahzab,yaitu meneladani kesabaran dan upaya dan penantiannya atas jalankeluar yang diberikan oleh Allah. Ujian dan cobaan akan mem-buahkan pertolongan dan kemenangan sebagaimana yang Allah

Page 81: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 72 |

janjikan kepadanya.Dalam diri Nabi menyatu akhlak luhur, ilmu pengetahuan, sikap

kesatria, dan ketekunan, beliau menyebarkan rahmat dan kasih bagiseluruh alam. Kasih sayangnya menyentuh semua makhluk, baikmanusia, tanaman, dan binatang.”Dan tidaklah Kami mengutusmu(Nabi Muhammad) kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam”. JiwaNabi tetap tabah dan tenang dalam menghadapi segala situasi dankeadaan. Tidak mengeluh dalam kesulitan, tidak merasa rendahterhadap hal-hal yang besar. Meski dalam keadaan lemah beliau tetapteguh dan sabar sebagaimana orang yang beriman untuk selalu unggul.Barang siapa bisa bersabar dalam berdoa kepada Allah ketikamenghadapi situasi yang berat seperti ini maka dia merupakan orangyang punya derajat tinggi.

Kelakuannya secara umum tenang dan tenteram. Beliau gagahberani namun memiliki senyum yang memikat. Kemampuan intelek-tualnya tidak diragukan, daya imajinasinya sangat tinggi, dan ekspre-sinya sangat dalam. Akhlak dan tatacara pergaulannya sangat luhur.Diulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan tidak dilepasnyasebelum yang dijabat tangannya melepaskan. Beliau menoleh denganseluruh badannya tatakala sahabat memanggilnya.

Rasulullah Muhammad SAW telah pula mem-berikan bimbingandan tuntunan secara tertib kepada ummat manusia dengan secukupnyatentang cara mengamalkan Risalah Allah, yang terkandung dalamajaran Al-Qur’an, sehingga umat manusia dapat menempuh jalanhidup dan kehidupan yang benar ialah hidup dan kehidupan yangdiridlai Allah SWT. Diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia inimerupakan mukjizat yang berjalan dan nikmat yang tiada banding dipermukaan bumi.”Sesungguhnya Allah telah memberi karuniakepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antaramereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yangmembacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa)

Page 82: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 73 |

mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur‘an) danal-Hikmah (Sunnah)” (Ali Imran/3: 164).

Maka segala langkah kebijaksanaan dan perjuangan RasulullahSAW.sebagai-mana tersebut dalam riwayat yang shahih adalahmenjadi contoh tauladan (uswatun hasanah) bagi perjuangan ummatIslam selanjutnya didalam area yang lebih luas sepanjang masa.Sungguh Islam sangat menekankan perlunya keteladanan. BagindaRasulullah Muhammad SAW tidak akan melarang sesuatu sebelumbeliau sendiri yang pertama mematuhinya. Begitu juga beliau tidakakan menyuruh melakukan suatu kebajikan sebelum beliau sendirimelakukannya.

Kewajiban Memberi TeladanSebagai seorang muslim diwajibkan untuk memberi dan menjadi

contoh teladan yang baik bagi orang lain. Setiap muslimwajib mem-beri contoh dengan berperilaku dan bersikap yang dapat meninspirasiorang melakukan kebaikan. Dalam Al-Quran kata teladan diibaratkandengan kata-kata uswah yang kemudian dilekatkan dengan ka-ta hasanah, sehingga menjadi padanan kata uswatun hasanah yangberarti teladan yang baik. Dalam Al-Quran kata uswahjuga selaindilekatkan kepada Rasulullah SAW juga sering kali dilekatkan kepadaNabi Ibrahim. Untuk mempertegas keteladanan Rasulullah SAWAl-Quran selanjutnya menjelaskan akhlak Rasulullah SAW yangtersebar dalam berbagai ayat dalam Al-Quran.

Pentingnya keteladanan dianjurkan oleh Rasulullah MuhammadSAW. Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya:

Page 83: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 74 |

“Barangsiapa yang memberikan contoh baik, maka baginya pahalaatas perbuatan baiknya dan pahala orang yang mengikuti hinggahari kiamat, yang demikian itu tidak menghalangi pahala orang-orang yang mengikutinya sedikit pun. Dan barang siapa yangmemberi contoh buruk, maka baginya dosa atas perbuatannya danorang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.Yang demikianitu tanpa dikurangi sedikit pun dosa orang-orang yang meng-ikutinya.” (HR. Muslim, nomor 1017).

Hadis tersebut mengandung makna tentang keutamaan dakwahdi jalan Allah dan menunjukkan kebaikan kepada orang lain, baikkebaikan dunia atau akhirat. Orang yang menunjukkan kebaikan makaakan mendapatkan pahala karena telah menunjukkan kebaikan sertapahala orang yang mengikutinya. Amal yang bisa dirasakan oleh oranglain lebih besar manfaatnya dibandingkan amal yang manfaatnyaterbatas untuk diri sendiri. Hadis ini mencakup orang yang menun-jukkan kebaikan kepada orang lain dengan perbuatannya, meskipuntidak dengan lisannya. Seperti orang yang menyebarkan buku-bukuyang bermanfaat, berakhlak mulia dan berpegang teguh dengan syariatIslam agar manusia juga bisa meneladaninya.

Memberi teladan pada dasarnya menunjukkan nilai kemanfaatanhidup seseorang. Disadari atau tidak, pada dasarnya setiap orang mem-perhatikan, menilai, dan meniru perilaku orang-orang di sekitarnya.Perilaku atau akhlak kita yang diperhatikan orang lain tidak terbatas,semua gerak-gerik berupa kebiasaan cara berbicara, bergurau, tertawa,berpakaian, sopan santun, semangat kerja, ketekunan belajar dansebagainya menjadi perhatian orang lain. Dari sini kemudian adaperilaku seseorang yang diteladani dan ada pula perilaku yang dijauhi.Bila akhlak yang baik diteladani orang lain maka itu berartikeberadaannya telah bermanfaat bagi orang lain, yaitu memberiinspirasi pihak lain berbuat kebaikan yang sama. Sekurang-kurangnya,manfaat yang dapat disumbangkan adalah seseorang berusaha

Page 84: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 75 |

dijadikan referensi untuk contoh kebaikan bagi orang lain.Keteladanan diperlukan dalam seluruh wilayah kehidupan, baik

keluarga, sekolah, masyarakat, berorganisasi, maupun dalam berne-gara. Tidak diperdebatkan lagi bahwa keluarga memegang peranpenting bagi anak-anak menemukan keteladanan dalam hidupnya.Dari keluarga, anak menemukan tata nilai agama, ibadah, akhlak,dan norma yang berhubungan dengan masyarakat, sebagaimanadiajarkan Rasulullah SAW. Terlebih, kini banyak perilaku negatif dimasyarakat yang bisa mendorong anak-anak menjadi jauh dari akidahdan akhlak Islam. Akibatnya, anak-anak kerap mengalami krisisketeladanan.

Keteladanan orang tua lebih baik dan efektif dalam mendidikanak-anak dibandingkan dengan petuah atau nasihat dengan kata-kata.Keteladanan orang tua lebih mudah ditiru anak daripada hanyasekadar kata-kata. Karena keluarga merupakan interaksi yang pertamabagi anak untuk mengenal lingkungannya. Manusia pada umumnyalebih mudah meniru apa yang dilihatnya dari pada apa yang diperin-tahkan. Terdapat peribahasa “bahasa perbuatan lebih fasih daripadabahasa lisan”. Apalagi anak-anak punya kecenderungan tinggi untukmencontoh apa yang dilihatnya. Karena itu, para pakar pendidikansepakat bahwa keteladanan merupakan metode pendidikan yang besarpengaruhnya dalam penyiapan mental dan pembentukan kepribadiananak.

Keteladanan juga menjadi bagian penting dalam pendidikan,bahkan menjadi salah satu metode terpenting dalam proses internali-sasi nilai dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam proses pendi-dikan metode keteladanan diterapkan dalam dua bentuk, secara lang-sung dan tidak langsung. Secara langsung maksudnya bahwa pendidikbenar-benar mengaktualisasikan dirinya sebagai teladan yang baikbagi anak didik. Sedangkan secara tidak langsung adalah pendidikanmengajarkan keteladanan kepada anak didiknya dengan cara mence-

Page 85: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 76 |

ritakan kisah-kisah teladan baik yang berupa riwayat para Nabi, ulama,atau orang-orang berpengaruh yang dapat dicontoh di masa lalu.

Metode uswah adalah metode pendidikan yang diterapkandengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik berupaperilaku nyata, khusunya ibadah dan akhlak. Keteladan merupakanpendidikan yang mengandung nilai pedagogis tinggi bagi pesertadidik. Dengan memberikan keteladan atau contoh yang baik terhadappeserta didik maka pendidik akan mendapat balasan yang mulia.

Masalah keteladanan juga sangat penting dalam berorganisasi,terlebih organisasi yang sudah besar dan melibatkan pengurus dananggota yang banyak seperti Muhammadiyah. Dalam organisasi adahirarkhi kepengurusan, ada pembagian tugas, dan ada tingkatankepemimpinan. Dalam menggerakkan organisasi jelas membutuhkanketeladanan khususnya dari para pimpinannya dalam menggerakkandan menjalankan keputusan-keputusan organisasi. Dalam hal-haltertentu keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada ke-mampuan pemimpin dan aktivisnya dalam memberi teladan kepadapara anggotanya dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang diama-nahkan kepadanya.

Misalnya, seorang ketua yang aktif dan bersemangat dalam kegi-atan, rapat-rapat rutin, pengajian, silaturahmi, dan kegiatan lain akandiikuti oleh pengurus dan anggota lainnya. Oleh karena itu setiapanggota pimpinan Persyarikatan hendaknya menunjukkan ketela-danan dalam bertutur-kata dan bertingkah laku, beramal dan berjuang,disiplin dan tanggung jawab, dan memiliki kemauan untuk belajardalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan. Aktivis Persya-rikatan hendaknya dapat membudayakan dan meneladani dalam haldisiplin tepat waktu baik dalam menyelenggarakan rapat-rapat, per-temuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang selama inimenjadi ciri khas dari etos kerja dan disiplin Muhammadiyah.

Page 86: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 77 |

Tabligh dengan Qaulan Karima

Benni Setiawan

Tabligh adalah proses menyampaikan pesan. Persis sepertikomunikasi, tabligh merupakan sarana memengaruhi orang lain agarmereka mau mengikuti kita.

Dalam proses komunikasi itulah perlu strategi. Artinya, seseorangyang ingin “berpengaruh” dalam sebuah komunitas perlu menjadikandiri sebagai seorang komunikator yang baik. Komunikator yang baikadalah mereka yang tahu posisi dan perannya dalam proses komu-nikasi. Mereka tahu kondisi seseorang atau masyarakat yang diajakberbicara. Saat seorang komunikator memahami komunikannya makaakan terbangun hubungan yang baik. Komunikator akan diterimapendapat dan ide-idenya. Dan komunikan merasa terayomi denganmodel atau pola komunikasi yang disampaikan oleh komunikator.

Al-Qur’an mengajarkan cara berkomunikasi yang baik. Setidak-nya ada enam kata atau model komunikasi yang diajarkan al-Qur’an.Yaitu, qaulan karima (kata yang baik) Q.S. al-Isra’ (17: 23); qaulanma’rufa (kata yang baik, diterima oleh kondisi kebudayaan masya-rakat), Q.S. an-Nisa’ (4:5); qaulan sadida (jelas, terang, jernih), Q.S.an-Nisa’ (4: 9); qaulan baligha (perkataan yang meninggalkan bekas),Q.S. an-Nisa (4: 63); qaulan maysura (perkataan yang mudah/tidakmengecewakan), Q.S. al-Isra’ (17: 28); qaulan layyina (perkataanyang lemah lembut), Q.S. Thaha (20: 44).

14.

Page 87: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 78 |

Qaulan KarimaDalam kultum kali ini hanya akan difokuskan pada pembahasan

mengenai qaulan karima sebagaimana ada termaktub dalam Q.S. al-Isra’ (17: 23).

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan me-nyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibubapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara ke-duanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeli-haraanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepadakeduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak merekadan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Ayat tersebut, walaupun dalam konteks penghormatan terhadaporang tua, mengajarkan aktivitas komunikasi yang unik. Artinya, Allahmemerintahkan kepada kita agar berkata yang baik kepada orangtua. Allah melarang kita menggunakan kata “ah”, karena hal itu akandapat melukai perasaan orang tua.

Dalam konteks komunikasi, bercengkerama dengan orang yanglebih tua perlu mengedepankan kata-kata yang baik dan bijak. Orangtua perlu didudukan sebagai orang yang telah makan asam garamkehidupan. Maka kita sebagai generasi di bawahnya perlu belajarkepada mereka.

Kata BijakPerkataan yang baik kepada orang tua akan menemukan titik

singgung saat mereka mengujarkan arti hidup kepada kita. Orangtua yang telah didekati dengan komunikasi yang baik (qaulan karima)akan mengujarkan kata-kata bijak sebagai penuntun kehidupan kita.Mereka akan mengajarkan banyak hal kepada kita berdasarkan

Page 88: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 79 |

pengalaman. Inilah kekuatan orang tua yang mungkin tidak kita miliki.Mereka mempunyai pengalaman hidup yang lebih panjang diban-dingkan kita. Mereka telah mengalami pahit getir dan manisnyakehidupan. Mereka mampu melampaui masa-masa sulit dan jugapernah menikmati saat longgar (bahagia).

Dalam konteks membangun sebuah dakwah, seseorang perlumemahami audiens sebagai orang tuanya. Saat seorang dai mampumenempatkan diri dalam konteks qaulan karima, maka masyarakatakan mudah diajak kerjasama. Masyarakat akan dengan mudahmenerima ujaran dakwah kita. Bahkan, masyarakat akan bahu-membahu membantu mewujudkan cita-cita kita.

Dorongan untuk melakukan kerjasama inilah yang menjadikankekuatan seseorang dalam membangun jejaring sosial. Jaringan akanterbuka luas, saat seseorang mampu melakukan pendekatan denganqaulan karima. Salah satunya, dengan memilih diksi yang tepat dalamproses komunikasi. Selain itu, bahasa tubuh pun sangat berpengaruhdalam proses komunikasi model ini. Pasalnya, kata yang baik tidakakan bermakna saat sikap kita tidak menunjukkan itikad yang baik.Kunci keberhasilan komunikasi dengan perkataan hanya berhasil dibawah dua puluh persen, sedangkan sisanya adalah bahasa tubuh.

Proses PemanusiaanLebih lanjut, qaulan karima adalah kata kunci guna masuk dalam

proses pemanusiaan. Artinya, melalui kata yang baik seseorang akandapat menyampaikan kebajikan kepada orang yang lebih tua tanpaharus menggurui. Qaulan karima dengan demikian merupakan prosesdimana komunikator menyampaikan pesan tanpa harus menjadi orangyang paling tahu dan menempatkan diri sebagai pembelajar dihadapankomunikan.

Proses keberhasilan qaulan karima terletak pada kemampuanseseorang untuk dapat mengendalikan ego diri. Seorang anak muda

Page 89: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 80 |

yang telah melanglangbuana seringkali mempunyai ego yang kadangtak terkontrol. Qaulaun karima mengajarkan kepada kita, setinggiapa pun ilmu dan kedudukan kita, saat berhadapan dengan orangtua, kita perlu memberi penghormatan kepada mereka. Mereka bukanuntuk disanjung, namun, perlu ditempatkan sebagai seseorang yang“mempunyai ilmu hidup” yang mungkin tidak dimiliki dan didapatdari bangku kuliah.

Saat seseorang mampu berlaku demikian, maka dakwah akanberhasil dan jejaring sosial akan terwujud dengan sendirinya. Pasalnya,orang tua akan menjadi pewarta yang baik. Mereka akan meng-obrolkan diri kita tanpa harus kita minta. Mereka akan menjadibenteng hidup kita dalam membantu memperkuat relasi sosial. Mere-ka pun akan menjadi pembela, saat kita dalam kondisi terpuruk.Semua bermula dari perkataan yang baik. Wallahu a’lam.

Page 90: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 81 |

Inovatif Mengusung Dakwah Pencerahan

Norma Sari

1. Dakwah PencerahanGerakan dakwah Muhammadiyah pada abad kedua berbingkai

Dakwah Pencerahan untuk Indonesia Berkemajuan membawa spiritseluruh warga Persyarikatan bersama eleman bangsa yang lain me-nampilkan wajah gerakan dahwah yang membawa ummatnya dariketerbelakangan menuju kemajuan. Spirit ini kemudian dirangkaidengan langkah-langkah dakwah yang sistematis dan berkelanjutanagar tujuan besar kepentingan dakwah bukan hanya bagi wargapersyarikatan ataupun ummat Islam tetapi untuk membangunperadaban bangsa dan negara.

Dakwah pencerahan ialah usaha-usaha menyebarluaskan danmewujudkan ajaran Islam sehingga melahirkan perubahan ke arahyang lebih baik, unggul, dan utama dalam kehidupan pemeluknyadan menjadi rahmat bagi masyarakat luas di semesta alam. Dakwahpencerahan dalam setiap usahanya bersifat membebaskan, member-dayakan, dan memajukan kehidupan di segala bidang dan lingkupmenuju raihan terwujudnya peradaban yang utama. Dakwah yangdemikian memerlulan pembaruan terus menerus sehingga bersifatunggul dan alternatif (Haedar, 2014).

Kunci utama dari aktivitas pembaharuan ini terletak pada sumber-daya penopangnya. Insan berkualitas yang akan menggerakkan nafas

15.

Page 91: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 82 |

dakwah berkemajuan dengan serangkaian program berkesinam-bungan. Manusia Indonesia harus tumbuh menjadi insan yang ber-kualitas maju seperti gemar membaca, mencari ilmu, cerdas, kritis,kreatif, inovatif, disiplin, mandiri, tanggungjawab, dan sifat-sifat ber-kemajuan lainnya agar mampu dari berbagai ketertinggalan menujupada kemajuan hidup yang berkeunggulan. Inovatif menjadi salahsatu ciri orang yang mengusung dakwah pencerahan.

2. InovatifInovatif berasal dari kata Latin innovation yang berarti pembaruan

dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui danmengubah. Inovatif adalah kata sifat yang adalam Kamus BesarBahasa Indonesia diartikanmemperkenalkan sesuatu yang baru;bersifat pembaruan (kreasi baru).

3. Dasar Menjadi Insan InovatifAllah SWT berfirma dalam Q.s. At-Taubah ayat 105:

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nyaserta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamuakan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaibdan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telahkamu kerjakan.”

Ayat lain adalah Ar-Ra’du ayat 11:“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganyabergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atasperintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaansuatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindungbagi mereka selain Dia.”

Page 92: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 83 |

4. Menjadi Kader InovatifUpaya untuk menjadi kader inovatif sebagai pengusung dakwah

pencerahan untuk Indonesia berkemajuan adalah sebagai berikut:a. Memahami komitmen dakwah pencerahan

Gerakan pencerahan pada intinya bercirikan membebaskan,memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Gerakan pence-rahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan dan keummatan yang bercorak strukturaldan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam untukmenjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral, kekerasan,terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan lain-lain.Gerakan pencerahan berkomitmen untuk mengembangkan relasisosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabatmanusia laki-laki dan perempuan, menjunjung tinggi toleransidan kemajemukan, dan membangun pranata sosial yang utama.Penajaman masalah ini akan menjadi dasar pengembanganstrategi dakwah yang dipilih.

b. Meneladani pembaharuan pendiri MuhammadiyahDua diantara sekian pembaharuan yang dilakukan oleh KHADahlan adalah, pertama, memahami surat An-Nahl ayat 93sebagai dasar untuk mendirikan ‘Aisyiyah bersama istrinya SitiWalidah. Beliau menyadari bahwa kedudukan antara laki-lakidan perempuan tidaklah berbeda, keduanya sama-sama memilikitugas dan tanggung jawab dalam berdakwah. Berdirinya organi-sasi ‘Aisyiyah semakin menguatkan posisi Muhammadiyahsebagai organisasi yang berkiprah dalam arena dakwah yangsangat luas di Indonesia sekaligus menjawab soal faham genderMuhammadiyah.Kedua, mengadopsi dan mengkombinasikan pendidikan modelbarat dengan pendidikan madrasah di Indonesia. Metode yangditawarkan adalah sintesis antara metode pendidikan modern

Page 93: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 84 |

Barat dengan tradisional yang dalam perkembangannya menam-pilkan wajah pendidikan Indonesia yang dimotori oleh pendi-dikan Muhammadiyah melalui amal usahanya.

c. Mengembangkan gagasan berkarakter inovatifMenjadi kader yang inovatif berarti harus memahami karakterdari gagasan yang dinilai memiliki inovasi. Beberapa karakterinovasi diuraikan sebagai berikut1) Khas

Ciri utama dari sebuah inovasi adalah khas. Inovasi harusmemiliki ciri khas sendiri yang berbeda dari lainnya. Tanpaciri khas yang spesifik, sebuah ide atau pun gagasan tidakdapat digolongkan menjadi sebuah inovasi baru.

2) KebaruanCiri kedua dari sebuah inovasi adalah kebaruan atau novelty.Setiap inovasi mestinya merupakan ide atau pun gagasanbaru yang memang belum pernah ada sebelumnya.

3) TerencanaCiri ketiga dari sebuah inovasi adalah terencana. Inovasiadalah proses yang sengaja dibuat dan direncanakan sejakawal untuk dikembangkan bukan tiba-tiba muncul secarakebetulan.

4) TargetCiri keempat dari sebuah inovasi adalah target. Inovasimemiliki capaian tertentu yang sejak semula direncakan.Dengan demikian inovasi menghendaki konsistensi langkahsejak awal.

d. Memelihara yang baik dari masa lalu dan menciptakan yangterbaik dari masa kini.Bagi Muhammadiyah, dakwah pencerahan bukanlah hal barumelainkan kelanjutan dari apa yang digagas oleh KH. AhmadDahlan sejak kelahiran Muhammadiyah seabad yang lalu. Hingga

Page 94: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 85 |

saat ini masih relevan dengan kondisi kehidupan umat Islam,namun memerlukan revitalisasi dan kontektualisasi dengandinamika abad baru.

Inovatif hanyalah satu diantara sekian sifat kader yang akanmengemban amanah mulia dakwah pencerahan. Secara terstrukturdan sistematif sifat inovatif harus dibangun sebagai bagian tidakterlepaskan dari aktivitas perkaderan di lingkungan persyarikatanMuhammadiyah ortom-ortom dan amal usaha. Bahkan prosesperkaderan pun tidak lepas dari upaya terus menerus melakukan upayainovatif agar senantiasa menemukan relevansi pada zamannya.

Page 95: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 86 |

Berpikiran Maju

Azaki Khoirudin

(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalamkerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakanamal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dannasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-‘Ashr: 1-3)

Dalam profil kader Muhammadiyah dinyatakan bahwa kaderMuhammadiyah harus memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensikeberagamaan, kompetensi intelektual, kompetensi kemasyarakatandan kompetensi kepemimpinan. Kultum ini akan mengelaborasisalah-satu indikator dari kompetensi intelektual adalah: “Berpikiranmaju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai bi-dang yang menjadi misi dan usaha gerakan.” Pertanyaannya, bagai-manakah seorang kader dikatakan berpikiran maju?

Mengenai “berpikiran maju”, senada dengan rencana strategisProgram Nasional Bidang Kaderisasi hasil Muktamar ke-45 Muham-madiyah tahun 2005, yaitu “Membangun kekuatan dan kualitas pelakugerakan serta peran dan ideologi gerakan Muhammadiyah dengan

16.

Page 96: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 87 |

mengoptimalkan sistem kaderisasi yang menyeluruh dan berorientasike masa depan”. Karena itu, kultum ini lebih spesifik akan membahastopik semangat berpikir maju, ke depan, melampaui zaman, futuristikdalam bingkai tema “Panca Islam Berkemajuan”.

Adalah sosok ulama berkemajuan, Kyai Dahlan, yang bervisijauh ke depan melampaui zamannya. Ia mendobrak tradisi beragamadan kejumudan berpikir masyarakat. Ia ingin Islam yang murni, tetapijuga Islam yang modern (‘ashr). Islam yang membuka mata umatnyakepada jalan hidup untuk kemajuan. Bukan sekedar agama ritualyang tak memiliki makna keberpihakan kaum lemah dan visipembangunan peradaban. Islam adalah agama kemajuan. Karena itu,penting kiranya menjadi seorang Muhammadiyin yang “berkemajuansejak dalam pikiran”. Ia memiliki paham agama berkemajuan yangmampu memajukan masyarakat.

Di antara dua teologi yang sangat melegenda dalam ajaran KyaiDahlan adalah teologi al-Ma’un dan teologi al-‘Ashr. Dua teologi inimelandasi visi dan misi gerakan Muhammadiyah Berkemajuan.Namun, Kiai Dahlan lebih banyak dikenal sebagai “Si Maun” yangpeduli dan memihak kaum papa. Tinimbang sebagai “Kyai Al-Ashr”sang perintis dan pembangun peradaban. Artinya teologi al-Ma’unlebih dikenal, daripada teologi al-‘Ashr.

Padahal, banyak kisah dan nilai-nilai penting yang dapat diperolehdalam proses diseminasi ajaran al-‘Ashr Kyai Dahlan. Sebut sajamisalnya Pengajian Wal-‘Ashri dan pemberdayaan perempuan.Gerakan Wal-‘Ashri dan semangat beramal shaleh sehingga mampumembeli sebuah lapangan yang diberi nama Lapangan Asri.Sukriyanto AR misalnya berpendapat bahwa sejatinya, gerakan al-Maun adalah kelanjutan dari ajaran al-‘Ashr. Bahkan teologi al-‘Ashr,diajarkan lebih lama ketimbang teologi al-Ma’un. Jika Surat al-Ma’undiajarkan Kiai Dahlan selama tiga bulan, Surat al-‘Ashr diajarkantujuh hingga delapan bulan.

Page 97: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 88 |

Menariknya, jika kita renungkan makna QS. Al-Ashr ini memilikisemangat berkemajuan. Perbincangan berpikiran maju tentu tidaklepas dari visi keislaman Muhammadiyah yaitu “Islam Berkemajuan”.Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana karakter “Islam Berke-majuan” itu? Apa indikator “Islam Berkemajuan” itu? Apakah adapersamaan dan perbedaan dengan Islam Progresif? Terma progresifmaupun berkemajuan sama-sama mengandung problem, karena kata“progress” atau “berkemajuan” mengandung makna (maju menuju).Pertanyaanya “maju menuju ke mana?”

Adalah gagasan Muslim Progresif dari Omid Safi menyatakanbahwa progresif progres, berpikir dan bergerak maju ke depan seba-gaimana zaman dan realitas yang berubah. “Muslim Progresif” mam-pu melihat fenomena perubahan disertai faktor-faktor yang mendo-rong terjadinya perubahan, baik itu faktor ekonomi, sosial, politikdan struktur budaya. Karena itu tidak jarang progresif dimaknaidengan kemajuan yang melahirkan kebebasan yang justru mencip-takan liberalisme.

Makna “progress” oleh Omid Safi dirumuskan sebagai “sesuatudianggap maju apabila ia memberikan perubahan ke arah yang “lebihbaik”, lebih bermanfaat, dan lebih berdaya guna bagi kehidupan umatmanusia dan dunia secara lebih luas” (Ali Murfi: 2015,235). MenurutOmid Safi, “lebih baik” jika memenuhi dua kata kunci, yaitu keadilan(al-‘adl) dan kebaikan (al-ihsân), yang kemudian diterjemahkan pada“tiga agenda”, yakni keadilan sosial, kesetaraan jender, dan pluralism(Omid Safi: 2003,6).

Muslim Progresif mempunyai ûeksibelitas dalam memahamiIslam dibandingkan dengan muslim liberal. Karena Muslim Progresifmempunyai mindset yang jauh ke depan, daripada sekedar mengeks-ploitasi nilai keliberalan sendiri, meskipun bisa juga muslim progresifmasuk ke ranah liberal. Tetapi tolak ukur Muslim Progresif sebenarnyaterletak pada orientasi ke masa depan (futuristik), mengenai apa yang

Page 98: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 89 |

akan di capai Islam di kemudian hari. Omid Safi menawarkan gagasanMuslim Progresif sebagai penengah wacana Islam yang berorientasiliberal. Di sini terdapat kesamaan dengan wacana “Islam Berkema-juan” Muhammadiyah yang ingin melampaui atau menjadi“penengah” dari berbagai wacana keislaman.

Bagi Omid Safi, Muslim Progresif tidak boleh elitis, juga bukanhanya sebatas kritikus yang gelisah melihat ketidakadilan. Karenaitu Omid Safi tidak memakai istilah “Muslim Kritis” (CriticalMuslim). Sebab kritikus identik dengan generasi yang hanya berkeluhkesah dan mengkritisi, tetapi tidak berbuat apa-apa (Ali Murfi:2005,236). Bahwa sekitar tahun 2000-an, dalam Muhammadiyah berkem-bang gagasan “Islam Transformatif” dengan “Teologi al-Ma’un” se-bagai basis pemikiran. Kemudian menemukan tiga piranti keilmuanuntuk menganalisis perubahan sosial, yaitu hermeneutika, ilmu sosialkritis dan gerakan sosial baru. Jika Islam Transformatif, kader Muham-madiyah dapat disebut sebagai “Agent of al-Ma’un”, maka perpektifIslam Berkemajuan, kader sebagai “Agent of al-‘Ashr”. Selain mem-perjuangkan keadilan (al-‘adl), Generasi Berkemajuan juga terlibataktif dan produktif untuk melakukan kebaikan (al-ihsân).

Adapun untuk menjadi kader “berpikiran maju” dapat digali dariteologi al-‘Ashr. Paling tidak ada lima pilar etos Islam berkemajuanyang dapat kita ambil dari semangat al-‘Ashr.

Pertama, kader Muhammadiyah itu mampu bepikir terhadapmasa depan, berpikir melampaui zaman (futuristik progresif, danberkemajuan). Hal ini dapat diambil dari inspirasi dari kalimat wal-‘Ashr (Demi Masa).

Kedua, kader Muhammadiyah itu memiliki tauhid murni, kesa-daran ketuhanan (ma’rifat: mengenal Allah dan merasa selalu diawasiAllah) sebagaimana kalimat (alladzina aamanu: orang-orang yangberiman).

Ketiga, kader Muhammadiyah itu memiliki “Daya Kreatif” dan

Page 99: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 90 |

mampu melembagakan amal shaleh sebagaimana kalimat (wa amiluas-shalihah).

Keempat, kader Muhammadiyah itu memiliki “Daya Kola-boratif” yang mempu menjadikan dirinya mampu bekerjasama danberbagi dalam hal kebaikan dan kebenaran sebagaimana kalimattawasau bil haq.

Kelima, kader Muhammadiyah itu memiliki “Daya Tahan” yangmenjadikannya mampu menebar akhlak mulia, seperti kesabaran,toleran, rendah hati, menebar cinta, menghargai sesama dan kasihperdamaian dengan semua makhluk kapanpun dan dimanapun beradasebagaimana kalimat tawasau bis shabr. Lima hal inilah yang kamisebut dengan “Panca Islam Berkemajuan”.

Berpijak dari lima hal diatas, sudah seharusnya perkaderanMuhammadiyah diorientasikan pada terbentuknya ‘insinyur-insinyursosial’ yang terampil menganalisis dan menyelesaikan problem-problem” di era globalisasi. Semua itu dilandasi 3 bilik keilmuan,yang terdiri dari hadlarah nash (kemajuan peradaban yang bersumberdari nash), hadlarah ilm (kemajuan peradaban yang bersumber dariilmu), dan hadlarah falsafah (kemajuan peradaban bersumber darietika dan falsafah). Ketiga hal ini akan menjadikan kader Muham-madiyah memiliki 3 corak berpikir, yaitu keberagamaan subyektif(al-‘aql al-lahuty al-siyasy, fideistic subjectivism), keberagamaanobyektif (al-’aql a-tarikhy al-’ilmy, rationalistic-objectivism) dankeberagamaan intersubyektif (al-aql al-jadid al-istitla’iy, inter-subjective rationality). Hal inilah yang disebut dengan “SpiritualitasIhsan yang Berkemajuan” yang pernah ditawarkan oleh M. AminAbdullah dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah.

Pertama, keberagamaan subyektif dicirikan dengan pola pikirnormatif (dogmatis-teologis), pasti (qat’iy: absolut), apologis-defensif, absolutis-non dialogis, cikal bakal truth claim (klaimkebenaran), dan tidak ada dialog antara lokal, nasional dan global.

Page 100: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 91 |

Kedua, keberagamaan obyektif bercirikan empiris (apa adanya),menggunakan metode keilmuan (sains). Ketiga, keberagamaanintersubyektif yakni sintesis dua corak (subjektif dan objektif), duniakeagamaan bersifat “subjektif-cum-objektif” atau “objektif-cum-subjektif”, yang melahirkan sikap empati dan simpati kepada orangatau kelompok lain yang berbeda, inklusif-partnership-dialogis.Generasi ini mampu menawarkan nilai seperti verstehen (memahamisecara mendalam eksistensi dan aspirasi kelompok lain), emphathy,symphaty, respect, non-violence, altruism, benevolence, compas-sionate, inclusive, partnership, dialogical. Inilah seperangkat tatanilai sebagai lahirnya etika global, sebagai modal dasar “Islam ber-kemajuan” yang hidup di era globalisasi.

Atas dasar itu, jika selama ini Muhammadiyah dikenal denganteologi Al-Maun, maka kini Muhammadiyah memerlukan pengem-bangan teologi Al-Ashr. Alasan utama yang mendasari pengembanganteologi Al-‘Ashr sebagai etos Muhammadiyah adalah keidentikanantara semangat Al-‘Ashr dengan semangat Islam berkemajuan.Dimensi waktu menjadi suatu yang dominan dalam keduanya.Sekarang ini kita hidup di suatu era dimana waktu menjadi sangatnisbi, terutama karena percepatan teknologi komunikasi dan trans-portasi. Masyarakat modern baru membutuhkan waktu dan kepastianmasa depan. Teologi Muhammadiyah harus berorientasi pada kualitashidup masyarakat di masa yang akan datang di saat manusia hari inisedang berada di tengah ketidakpastian peradaban. []

Page 101: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 92 |

Siap Mengabdi di Persyarikatandalam Posisi Apapun

Agus Sumiyanto

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanahkepada yang berhak menerimanya,dan apabila menetapkan hukumdiantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesung-guhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.s.An-Nisa/4: 58)

Pada suatu hari, Abu Dzar Al Ghifari meminta kepada RasulullahSAW agar diangkat menjadi pejabat. Dia bertanya,”Ya Rasulullah,mengapa engkau tidak memperkerjakan aku (memberiku sebuahjabatan)?” Maka, beliau (Rasulullah) menepuk pundaknya dengantangannya dan kemudian berkata: “Wahai Abu Dzar, sesungguhnyaengkau lemah, dan sesungguhnya jabatan itu amanah, ia adalahnista dan penyesalan di hari kemudian, kecuali yang menerimanyadengan hak (sesuai aturan main), dan menunaikan kewajiban(dengan benar pula).” (Shahih Muslim bab Jabatan, no. 3404).

17.

Page 102: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 93 |

Menurut Imam Nawawi, hadis di atas merupakan pedoman dasardalam berpolitik. Politik dapat menjadi petaka bagi orang yang tidakmampu dan tidak bertanggungjawab. Sebaliknya, kata Imam Nawawi,politik dan kekuasaan dapat pula menjadi ladang pengabdian danamal sholih yang subur bagi orang yang mampu dan bertanggungjawab.

Politik dan kekuasaan bukan sesuatu yang buruk. Ia ibarat pisaubermata dua: bisa baik dan buruk tergantung manusianya, the manbehind the gun. Ia menjadi baik dengan tiga syarat seperti disebutdalam hadis di atas yaitu berada di tangan orang yang tepat (capable),diperoleh dengan cara yang benar (acceptable) dan dipergunakansebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat(responsible).

Dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah sifat yang seharusnyamelekat dalam pribadi seorang kader Muhammadiyah, yaitu sifatamanah. Sifat ini begitu penting, karena menyangkut ibadah manusiakepada Sang Khalik serta hubungannya dengan sesama manusiamaupun dengan Persyarikatan.

Secara etimologis, kata “amanah” berasal dari bahasa Arab:amina-ya’manu-amanatan, yang berarti jujur atau dapat dipercaya.Ada tiga kata serupa yang semua dibentuk dari huruf alif, mim dannun, yaitu aman, amanah dan iman. Antara iman dan amanahmemang ada hubungan yang erat. Amanah merupakan konskuensilogis dari keberimanan seseorang yang bila ditunaikan dengan baikakan melahirkan rasa aman untuk diri sendiri maupun masyarakat.Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:” Tidak sempurna imanseseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorangyang tidak menunaikan janji “ (HR Imam Ahmad bin Hanbal).

Secara terminologis, menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi,“amanah” adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampaikepada yang berhak memilikinya. Sedangkan menurut Ibnu Arabi

Page 103: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 94 |

amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan ijin pemiliknyauntuk diambil manfaatnya.

Amanah dan tanggung jawab KaderKader Muhammadiyah adalah anggota inti yang terlatih serta

memiliki komitmen terhadap perjuangan dan cita-cita Persyarikatan.Dalam proses regenerasi kepemimpinan seorang kader bisa saja ter-pilih sebagai pimpinan atau juga sebaliknya tidak terpilih dalamstruktur organisasi Persyarikatan. Lalu bagaimana seorang kader harusbersikap menghadapi persoalan tersebut, karena terjadi banyak kasuskader yang terpilih kemudian tidak menjalankan amanah secara baik.Atau juga terjadi kader tidak terpilih kemudian bersikap acuh takacuh, bahkan keluar dari ajang perjuangan Muhammadiyah.

Menjawab pertanyaan tersebut kita kembali kepada kompetensikader Muhammadiyah. Ada empat kompetensi yang seharusnya dimi-liki oleh seorang kader, yaitu kompetensi Keberagamaan, Akademisdan Intelektual, Sosial-Kemanusiaan dan Kepeloporan serta Keorga-nisasian dan Kepemimpinan.

Dalam Kompetensi Keorganisasian dan Kepemimpinan adaindikator nilai-nilai yang menjadi standar Kompetensi Kader, diantara-nya adalah “menempati posisi apapun dengan semangat ikhlas,berdedikasi, berprestasi dan menghasilkan hal-hal yang terbaik”

Dalam konteks keterpilihan atu tidak terpilihnya seorang kaderdalam struktur organisasi maka sebaiknya sikap yang seharusnyadilakukan seorang kader adalah:1. Menepati janji dan menjaga kepercayaan. Menepati janji dan

memelihara kepercayaan (mutual-trust) adalah kebutuhan bagiterwujudnya kehidupan sosial yang selaras. Selaras maknanyakita menghargai komitmen dan janji personal. Bentuk transaksidan kontrak apa pun yang kita lakukan dengan orang lain,mensyaratkan adanya saling percaya. “Tiada akad atau kontrak

Page 104: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 95 |

tanpa amanah”. Menepati janji dan amanah adalah bentukpertemuan antara kewajiban sosial (fard al-kifayah) dan kewa-jiban agama seseorang (fard al-`ayn). Ia wajib menjalankanamanah Allah dan rasul-Nya. Ia juga memiliki kewajiban terha-dap keluarga, tetangga, masyarakat dan Persyarikatan.

2. Menegakkan kejujuran dan tanggung jawab. Amanah jugabermakna kejujuran. Jujur artinya tidak berlaku dusta atau bo-hong. Kita sanggup mengatakan yang benar adalah benar, dansalah adalah salah, meski pahit rasanya. Dengan mental jujur itukader mampu bertindak amanah, yaitu bertanggung jawab atashak-hak yang dimiliki, sekaligus kewajiban-kewajiban yangmesti dilaksanakan. Jika terpilih sebagai Pimpinan Persyarikatan,itu artinya jamaah menaruh kepercayaan kepada kita. Maka,sudah selayaknya kita juga menjaga kepercayaan mereka denganmelakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab sebagaiseorang kader. Apabila tidak terpilih, hal ini bukan berarti seorangkader harus melepas tanggung jawab terhadap Persyarikatan.Komitmen ideologis menghendaki kita dimanapun berada harusberkarya untuk Persyarikatan.

3. Amanah menghendaki akuntabilitas. Akuntabilitas ialah per-tanggungjawaban personal maupun kelompok di hadapan publikatas tugas yang diembannya, bersikap profesional, bertanggungjawab secara moral di hadapan Allah dan dan memelihara integri-tasnya. Karenanya amanah menghendaki 4 sifat utama yangmenyertainya, yaitu:a. Komitmen kepada diri sendiri maupun kepada orang lain

untuk memenuhi janji dan amanah.b. Kompeten artinya kamu memiliki kemampuan untuk menja-

lankan amanah.c. Profesional berarti mau bekerja keras dan bersungguh-sung-

guh dalam mengerjakan tugas tanpa kenal menyerah.

Page 105: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 96 |

d. Konsisten ialah fokus pada tanggung jawab, anti jenuh, ajeg,dan tuntas menjalankan amanah.

PenutupSemua kelebihan yang ada pada kita adalah amanah. Kelebihan

harta, ideologi, dan kekuasaan merupakan amanah. Menunaikanamanah harta berarti kita melaksanakan fungsi sosial harta. Memenuhiamanah ideologi adalah dengan cara menyebarluaskan Muham-madiyah kepada masyarakat, dan terus-menerus meningkatkan sema-ngat berjuang dimananpun, kapanpun secara ikhlas, penuh dedikasi,berprestasi dan menghasilkan hal-hal yang terbaik. Menjalankanamanah kekuasaan ialah berbuat adil dan tidak semena-mena meman-faatkan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri maupun keluarga.

Wallahu a’lam bi showab.

Page 106: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 97 |

Pengkhidmatan Kader Muhammadiyahsebagai Abdullah-Khalifatullah

dalam Peran Keumatan, Kebangsaandan Kemanusiaan Universal

Ari Anshori

Manusia sebagai AbdullahManusia diciptakan oleh Allah SWT dengan memiliki dua peran

ganda, predikat pertama, disebut abdullah (sebagai hamba Allah)dan predikat kedua, khalifatullah (sebagai wakil Allah di muka bumi).Selain sebagai khalifah manusia juga memiliki predikat sebagaihamba Allah (Abdullah), seperti halnya ayat berikut ini:

“ Dan aku tidak mencianptakan jin dan manusia melainkan supayamereka mengabdi kepada-Ku.”(Adz-Dzariyat: 56)

Seorang kader harus memahami benar posisinya di hadapan Allahsebagai ‘abid ini. Pemahamannya itu harus harus terwujudkan dalamperilaku Islami, karena secara ideal seorang muslim dirinya telahbenar-benar dicelup/diwarnai shibghah (celupan) ke dalam “celupan”Allah yakni syariat Islam. Muslim yang sudah diwarnai dengan ce-lupan Allah (Q.s. Al Baqarah: 138) segala aktivitasnya akan berpe-doman kepada ajaran Islam, setiap gerak dan langkah dan perbu-atannya “dikendalikan” oleh syariat Islam, sehingga ia selalu berbuatkebaikan dalam segala hal.

18.

Page 107: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 98 |

Sebagai hamba, manusia harus melaksanakan tugas pengham-baan diri kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun dan di manapun.Ia harus senantiasa beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasandan mengharap ridha Allah. Sebagai hamba Allah manusia juga dipe-rintah untuk mengajak kebajikan dan melarang kemungkaran (amalma’ruf nahi munkar) demikianlah tanggung jawab hamba Allah yangsenantiasa patuh dan tunduk terhadap ajaran Allah menurut sunnahrasul. Oleh karena itu sebagai hamba Allah maka manusia harussenantiasa patuh dan taat atas segala perintah dan menjauhi segalalarangan-Nya. Selain hubungan vertikal antara hamba denganTuhannya manusia juga dituntut untuk menjalin hubungan horizontaldengan sesamanya untuk mencapai keridhaan Allah sesuai denganketentuan-ketentuan yang diajarkan oleh syariat Islam.

Manusia sebagai KhalifatullahSelain predikat sebagai Abdullah manusia juga memiliki predikat

sebagai Khalifatullah, hal tersebut ditegaskan dalam ayat berikut ini:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di mukabumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyadan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbihdengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.s.Al-Baqarah: 30).

Page 108: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 99 |

Ayat ini dimulai dengan penyampaian keputusan Allah kepadapara malaikat tentang rencana-Nya menciptakan manusia di bumi.Mendengar rencana tersebut malaikat bertanya apa makna penciptaantersebut, mereka menduga bahwa khalifah ini akan merusak danmenumpahkan darah di bumi, pasti makhluk itu berbeda denganmereka (para malaikat) yang selalu bertasbih mensucikan Allah.

Kata khalifah pada mulanya berarti “yang menggantikan” atauyang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya”. Atas dasar ini,ada yang memahami kata khalifah di sini dalam arti yang menggan-tikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkanketetapan-ketetapan-Nya. Ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahanterdiri dari wewenang yang dianugerahkan Allah SWT kepada AdamAS dan keturunannya di bumi yang dihamparkan-Nya. Dengan demi-kian, kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itumelaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah yang membe-rinya tugas dan wewenang. Kebijaksanaan yang tidak sesuai dengankehendak-Nya adalah pelanggaran terhadap makna dan tugas khalifah.

Kekhalifahan di bumi bermakna melaksanakan apa yang dike-hendaki Allah menyangkut bumi ini. Dengan demikian, pengetahuanatau potensi yang dianugerahkan Allah itu merupakan syarat sekaligusmodal utama untuk mengelola bumi ini. Tanpa pengetahuan ataupemanfaatan potensi itu maka tugas kekhalifahan manusia akan gagalmeski senantiasa beribadah kepada Allah swt serupa dengan rukuk,sujud dan ketaatan malaikat, di sini dapat dilihat bahwa Allahbermaksud menegaskan jika bumi tidak dikelola semata-mata hanyadengan tasbih dan tahmid tetapi dengan amal ilmiah dan ilmu amaliah.

Tugas Abdullah dan Khalifatullah guna KemajuanPeradaban

Berbicara mengenai peradaban, peradaban memiliki arti kema-juan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin, hal yang menyangkut sopan

Page 109: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 100 |

santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Setiap komunitasnasional terdiri atas berbagai subkomunitas: keilmuan (ilmiah), tekno-logi, politik, bisnis, religius, artistik, komunikasi, suku, dan lain-lain.Sejarah peradaban dunia membuktikan bahwa kehadiran komunitasilmiah ternyata sangat menentukan maju-mundurnya kehidupanmanusia dan kemanusiaan, karena para ilmuwan dan teknolog mem-beri warna, cara pandang yang menentukan jenis sikap manusia. Jadikekuatan yang dimiliki para ilmuwan dan teknolog ini yang palingmenentukan manusia menjadi lebih layak. Maka, bila segala sesuatuberawal dalam pikiran, di dalam pikiran itulah harus dibangun unsur-unsur menuju kemajuan, yang wajib dilakukan sebagai prasyaratkemajuan manusia. Maka dari itu umat muslim perlu membenahidirinya sehingga masuk ke dalam kualifikasi orang-orang yang mam-pu memajukan peradaban guna meraih keridhaan Allah di dunia dandi akhirat kelak.

Syarat mutlak suksesnya pembangunan peradaban ialah akhlakatau moral yang tinggi yang harus dimiliki oleh setiap pelaksana daripembangunan tersebut. Akhlak baik atau moral yang tinggi sulit untukdicapai dan dipertahankan tanpa kepercayaan atau keimanan. Karenakepercayaan atau keimanan itu merupakan keyakinan yang seyakinyakinnya tanpa keraguan sehingga akan berpengaruh terhadap tingkahlaku, sikap, dan pemikiran manusia.

Bentuk kesadaran seorang muslim adalah mengesakan Allahdengan sebenar-benarnya. Kesadaran beriman kepada Allah ini kemu-dian diwujudkan dengan melakukan amalan. Di antara iman dan amal,ada “ilmu” yang menengahi. Artinya, seperti sebuah segitiga, makaaspek keilmuan menjadi penengah antara iman dan amal. Banyakhadis yang menyinggung soal ini, di antaranya yaitu, “Barangsiapamenempuh jalan dan mencari ilmu maka Allah akan memudahkanbaginya jalan ke surga” (H.R. Ibnu Majah), dan “Menuntut ilmuadalah kewajiban atas setiap orang muslim, lelaki dan perempuan”

Page 110: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 101 |

(H.R. Muslim).Namun, di era global ini manusia memiliki kecenderungan peng-

hambaan terhadap egoisme (ta’bid al-nafs), penghambaan materi(ta’bid al-mawad), penghambaan terhadap nafsu seksual (ta’bid alsyahawat), dan penghambaan terhadap kekuasaan (ta’bid al-siyasiyyah) yang merusak nilai fitri manusia dalam sebagai hambaAllah dan hidup dalam kebaikan di dunia dan akhirat. Globalisasidan alam kehidupan modern yang serba maju saat ini dapat dimanfa-atkan oleh gerakan Islam seperti Muhammadiyah untuk memperluassolidaritas umat manusia baik sesama umat Islam (ukhuwah Islami-yah), maupun dengan kelompok lain (‘al halaqah insaniyyah), yanglebih manusiawi dan berkeadaban tinggi.

Oleh karena itu dibutuhkan peran aktif dalam melakukan ikhtiar-ikhtiar pencerahan di berbagai lapangan dan lini kehidupan sehinggakebudayaan manusia kontemporer ini menuju pada peradaban yangberkemajuan sekaligus bermoral tinggi. Imam Shamsi Ali mengemu-kakan dalam public lecturenya dengan tema Interfaith Relationshipand Muslims responsibility, untuk mencapai agree in a disagreementdapat disimpulkan sebagai berikut: 1) having self confidence, 2) basicknowledge, 3) comunication, 4) respect, 5) be aware on the track, 6)good is good, al Haq 7) be possitive, 8) we are dealing with humanbeing, 9) honesty.

Dalam menghadapi masalah bangsa, umat Islam dan manusiasedunia yang bersifat kompleks dan krusial sebagaimana digambarkandi atas, Muhammadiyah sebagai salah satu kekuatan nasional akanterus memainkan peranan sosial-keagamaannya sebagaimana dila-kukan selama ini dalam perjalanan sejarahnya. Usia Muhammadiyahtelah menempa kematangannya untuk tidak lelah dalam berkiprahmenjalankan misi dakwah dan tajdid untuk kemajuan umat, bangsadan dunia kemanusiaan.

Jika selama ini Muhammadiyah telah menorehkan kepeloporan

Page 111: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 102 |

dalam pemurnian dan pembaharuan pemikiran Islam, pengembanganpendidikan Islam, pelayanan sosial, kesehatan dan kesejahteraan, sertadalam pembinaan kecerdasan dan kemajuan masyarakat; makadengan hal itu selain melakukan revitalisasi gerakannya Muham-madiyah juga berikhtiar untuk menjalankan peran-peran baru yangdipandang lebih baik dan lebih bermaslahat bagi kemajuan peradaban.

Sebagai gerakan Islam yang menjadikan dakwah dan tajdid se-bagai peran dan fungsi utamanya, Muhammadiyah sejak awal ber-dirinya merupakan gerakan Islam yang berkemajuan, jadi ideologiMuhammadiyah itu ialah ideologi gerakan yang berkemajuan(mampu merekonstruksi kehidupan kebangsaan, mampu membangundengan nilai yang bermakna, peduli terhadap penyelamatanlingkungan) memasuki abad kedua, Muhammadiyah tidak hanyaperlu merevitalisasi konsep “Islam berkemajuan” dalam formulasidan aktualisasi yang lebih mapan dan holistik, melainkan juga perlumentransformasikannya dalam kehidupan “Indonesia berkemajuan”.

Muslim meyakini bahwa Islam yang dianut ini adalah agamayang pada dasar fitrahnya al-Din yang unggul atau berkemajuan dantidak tertandingi keunggulannya, namun, kadang perilaku umatnyayang tidak selalu mencerminkan keunggulan dan kemajuan Islam.Islam itu agama rahmat bagi semesta alam, namun tidak semuapengikutnya memahami dimensi dan aktualisasinya dalam kehidupannyata. Islam ideal dan Islam faktual tidak selalu berbanding lurus“karena Islam itu memang kadang terhambat oleh orang Islam itusendiri”.

Islam sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Anbiya:107, adalahagama rahmah (kasih sayang), kerahmatan Islam tidak hanyadiperuntukan bagi pemeluknya semata, melainkan diperuntukan bagiseluruh makhluk yang ada di semesta raya ini. Rahmat adalah kasihsayang yang tanpa pamrih yang bersifat memberdayakan. Agamarahmat adalah agama yang mengembangkan kasih sayang tanpa

Page 112: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 103 |

membedakan agama yang dipeluk, asal usul etnis, dan kebangsaan,serta kelas sosial.

Islam berkemajuan yang dicita-citakan Muhammadiyah sesung-guhnya tidak dapat dipisahkan dari teologi al-Ma’un, sebuah keya-kinan kuat untuk menjadikan Islam itu membumi dan menginspirasisemua, bukan Islam wacana belaka. Model tafsir surat al-ma’un yangdiajarkan K.H. Ahmad Dahlan kepada murid-muridnya bukan sekedarpemahaman kognitif, tetapi bagaimana pemahaman akal itu menjadiperbuatan dan karya kemanusiaan aktual.

Teologi al-ma’un menghendaki kita mampu memadukan gerakanpemikiran sekaligus gerakan perubahan menuju kemajuan. Ayat-ayatal-Qur’an harus dipadukan dan diimplementasikan secara propor-sional dengan ayat-ayat kawniyyah dan ijtima’iyah (alam dan sosial).Jadi Islam berkemajuan dapat ditransformasikan dalam proses menujuIndonesia berkemajuan jika didukung oleh adanya gerakan pemikirandari peradaban dan dipadukan dengan gerakan amal nyata melaluipemberdayaan institusi yang efektif dan dinamis. Islam berkemajuansebagaimana terinspirasi dari metodologi pemahaman K.H. AhmadDahlan terhadap surat al-ma’un mencerminkan pentingnya transfor-masi dari pemahaman dogmatis menuju pemahaman kritis-trans-formatif yang kontekstual. Dengan begitu, Islam berkemajuan secarateologis menghendaki integrasi dua model kritik, yaitu kritik teksdan kritik konteks (realitas sosial) dengan senantiasa meresponsperkembangan ilmu pengetahuan dan relevansi sosial keumatan, gunamemajukan peradaban. Wallahu a’lam.

Page 113: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 104 |

Misi Regenerasi dalam Perkaderan

Agus Sumiyanto

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yangmereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab ituhendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah merekamengucapkan perkataan yang benar (Q.s. An-Nisa /4: 9)

Ayat di atas pada hakekatnya merupakan perintah Allah SWTuntuk menyiapkan generasi muda Islam yang kuat dan tangguh meng-hadapi masa depan. Islam tidak menginginkan generasi yang lemah,baik dari segi fisik, kecerdasan maupun ideologi sehingga akan ber-pengaruh terhadap kualitas kesejahteraan sosial dan budaya masadepannya. Upaya untuk menyiapkan generasi penerus, bila dilihatdari kacamata budaya, disebut sebagai upaya transmisi budaya antargenerasi yang sering disebut dengan istilah-istilah enkulturasi, sosiali-sasi atau pendidikan.

Menurut Kuntjoroningrat, transmisi ini mencakup tiga wujudbudaya yaitu (1) wujud kompleks ide-ide (2) wujud kompleksaktivitas kelakuan berpola dan (3) wujud benda-benda hasil karyamanusia. Wujud kompleks ide-ide ini merupakan wujud ideal

19.

Page 114: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 105 |

kebudayaan yang oleh Biersteadt disebut sebagai ideologi yaitukebenaran logis dan filosofis, keyakinan, tujuan hidup dan dan polatingkah laku kelompok atau masyarakat.Tidak dapat dipungkiri bahwaideologi ini akan mewarnai wujud budaya yang ditransmisikan kepadagenerasi berikutnya yang berupa perilaku berpola yang disebut pulasebagai sistem sosial maupun fasilitas kehidupan yang berupaperalatan dan teknologi.

Betapa pentingnya ideologi dalam transmisi budaya ini mendapatperhatian dari Al Qur’an surah Al Baqarah (2: 132-133) sebagaibentuk pewarisan nilai-nilai ilahiyah yang mengacu kepada ajarantauhid seperti wasiat Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’kub ‘alaihimas salam.

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,demikian pula Ya’kub.Ibrahim berkata:’ Wahai anak-anakku,sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu.Makajanganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam’. Adakahkamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda) maut,ketika iaberkata kepada anak-anaknya:’ Apakah yang kamu sembahsepeninggalku?’ Mereka menjawab ‘Kami akan menyembahTuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq(yaitu ) Tuhan yang Mahaesa dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya”

Page 115: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 106 |

Pewarisan nilai-nilai tauhid sebagai jantung ajaran Islam daripara nabi dan rasul itu merupakan sistem gagasan yang telah berkem-bang secara historis dan ditransmisikan dari generasi awal kepadagenerasi penerusnya. Tata nilai yang telah terorganisasi dan terstruktursebagai ideologi ini kemudian berkembang dan diajarkan kepadagenerasi muda Islam yang melahirkan sistem sosial dengan perilakukomunal yang Islami.

Pendidikan Kader MuhammadiyahSebagai gerakan modernis yang mengawinkan sistem pendidikan

tradisional Pesantren dan model pendidikan Belanda yang sekuler,pendidikan Muhammadiyah menurut Nakamura memiliki 3 (tiga)nilai penting, yaitu:1. Berhasil membangkitkan kesadaran nasional bercorak Islam. Hal

ini berarti bahwa para murid telah dididik tentang budaya kritisterhadap kondisi sosial masyarakat. Selain itu, mereka juga telahdiberi bekal tentang semangat patriotisme, sehingga merekamemiliki jiwa anti kolonial. Perlawanan Muhammadiyah dila-kukan secara lentur, halus dan penuh dengan makna pencerahanserta pemanusiaan dalam membenahi sistem dan kultur masya-rakat terjajah.

2. Menjadi alat efektif untuk menyebarkan ideologi pembaharuanIslam. Ideologi tersebut merupakan inspirasi bagi para muriduntuk membebaskan diri mereka dari belenggu budaya lokal yangmerupakan warisan masa lalu. Pendidikan Muhammadiyah telahmembebaskan murid dari segala kepercayaan animisme, dina-misme dan tradisi kasta yang berurat akar dalam tradisi masya-rakat

3. Berperan besar menyebarkan pengetahuan praktis sains modern.Hal ini bisa dilihat pada materi pelajaran yang salah satunya men-didik murid tentang pengetahuan sains praktis dalam kehidupan

Page 116: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 107 |

sehari-hari, sehingga mereka dapat mengelola kehidupannyasecara mandiri.Walaupun tiga nilai tersebut telah dapat dijadikan sebagai disting-

si antara pendidikan Muhammadiyah dengan dua arus lainnya yaitupesantren dan sistem kolonial yang sekuler, tetapi menurut Farid Setia-wan (2015) ada satu nilai yang luput dari pantauan Nakamura. Nilaipendidikan Muhammadiyah yang dimaksud adalah kaderisasi. Dalamhal ini, pendidikan Muhammadiyah pada waktu dulu cukup efektifmendidik murid-muridnya untuk menjadi kader pelopor, pelangsungdan penyempurna gerakan Muhammadiyah. Rasa cinta, pemihakandan juga semangat juang mereka cukup tinggi terhadap PersyarikatanMuhammadiyah.

Kader adalah anggota inti yang menjadi bagian terpilih dalamlingkup dan lingkungan pimpinan serta mendampingi tokoh-tokohdi sekitar pimpinan. Kader lahir dari hasil pendidikan Muhammadiyahsehingga menjadi anggota inti yang memiliki komitmen terhadapperjuangan dan cita cita Persyarikatan. Dahulu pendidikan kadermenyatu dengan sistem persekolahan (schooling) Muhammadiyah,namun dengan perkembangan dan percepatan organisasi, ternyataperkaderan lewat jalur ini menjadi kurang efektif, sehingga diperlukantopangan sub sistem perkaderan dalam bentuk organisasi otonomdan perkaderan formal yang dilakukan oleh Majelis Pendidikan Kaderserta perkaderan informal maupun fungsional yang dilakukan majelisdan lembaga lainnya

Sebagai sebuah sistem pendidikan, kader Muhammadiyah diarah-kan untuk mencapai tujuan perkaderan yaitu “terbentuknya kaderMuhammadiyah yang berjiwa Islam berkemajuan serta mempunyaiintegritas dan berkompetansi untuk berperan dalam Persyarikatan,kehidupan umat, dinamika bangsa dan konteks global”.

Tujuan pendidikan kader tersebut di atas merupakan profil kader,yaitu gambaran ideal tentang wajah dan perilaku kader Muham-

Page 117: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 108 |

madiyah dalam hidup keseharian. Untuk mendapatkan profil kaderidaman tersebut seorang harus memiliki kompetensi yaitu kemam-puan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwu-judan dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dimiliki olehseorang kader. Dalam Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyahke 46 tahun 2010 di Yogyakarta tentang Revitalisasi Kader dan Ang-gota Muhammadiyah dirumuskan 4 (empat) kompetensi kader yangsecara normatif harus dimiliki oleh kader Paripurna Muhammadiyah.Adapun keempat kompetensi terssebut adalah Kompetensi Keberaga-maan; Kompetensi Akademis dan intelektual; Kompetensi SosialKemanusiaan dan Kepeloporan; dan Kompetensi Keorganisasian danKepemimpinan.

Untuk mencapai tujuan dan kompetensi tersebut dilakukanupaya-upaya yang berupa:1. Mengintensifkan peneguhan ideologi Muhammadiyah di seluruh

lini Persyarikatan.Peneguhan ideologi sangat diperlukan dalam Muhammadiyah,berdasarkan fakta bahwa telah terjadi degradasi kualitas ideologiMuhammadiyah akibat persinggungan dengan ideologi lain yangmerembes dalam tubuh Persyarikatan diantaranya lewat rekrut-men karyawan di amal usaha Muhammadiyah.

2. Menyinambungkan pewarisan nilai-nilai bermuhammadiyahPewarisan nilai berkaitan erat dengan paham agama dan etoskerja Muhammadiyah yang spesifik, serta pentingnya gerakantajdid dan semangat ijtihad yang harus dipahami dalam perka-deran di Muhammadiyah,

3. Mengoptimalkan revitalisasi kader, yakni bentuk penataan,pembinaan dan pengembangan kader Muhammadiyah yangdapat melaksanakan misi, usaha dan pencapaian tujuan Muham-madiyah yang berperan dalam Muhammadiyah, sehingga menga-kibatkan berkembangnya jumlah dan kualitas kader.

Page 118: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 109 |

RegenerasiDalam kaitannya dengan kepemimpinan, perkaderan tidak bisa

dilepaskan dengan regenerasi, atau peremajaan usia pimpinan. Rege-nerasi adalah sebuah proses alami, sebuah siklus kehidupan ketikauzur telah menjemput dan disambung dengan mobilitas vertikal darigenerasi muda untuk menggantikan peran generasi tua. Dalam maknayang lebih luas regenerasi dapat diartikan sebagai pembaharuan sema-ngat kepemimpinan dalam menghadapi perubahan. Kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi telah mengubah tata nilai masyarakat,sehingga membutuhkan “ijtihad” agar tercapai keseimbangan baruyang kreatif. Dengan demikian regenerasi mencakup dimensi-dimensi:1. Rejuvenasi atau peremajaan pimpinan.2. Reformasi atau pembaharuan struktural.3. Renovasi atau penciptaan nilai-nilai baru.4. Restorasi atau pemurnian nilai asal.

Dalam konteks ini dapatlah dimengerti bahwa pendidikan harus-lah dipandang sebagai satu sistem regenerasi.Karena pada hakekatnyapendidikan merupakan proses konservasi yang berupa penanaman,pemeliharaan, pelestarian dan pewarisan budaya dari generasi tuakepada generasi mudanya. Di samping itu juga mengandung maknasebagai proses kreasi yang berwujud penciptaan, penemuan danpengembangan kebudayaan dalam menyongsong hari esok yang lebihbaik.

Dalam kehidupan bermuhammadiyah, masalah regenerasi telahmendapatkan porsi perhatian yang cukup baik. Dari segi normatif,Islam sudah mengajarkan nilai-nilai dasar tentang makna kekuasaan,kepemimpinan, pendidikan dan regenerasi. Secara lebih spesifik lagiMuhammadiyah telah memiliki kodifikasi nilai-nilai dasar bermu-hammadiyah sebagai ideologi gerakan. Seperti Muqadimah AnggaranDasar Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup

Page 119: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 110 |

Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah danKepribadian Muhammadiyah.

Dalam dimensi renovasi dan restorasi tata nilai Muhammadiyahdikenal sebagai pelaku sejarah Islam berkemajuan, menghadang takliddan kejumudan. beragama selama lebih dari satu abad dan terlemba-gakan dalam Majelis Tarjih dan Tajdid. Sedangkan menyangkutmekanisme regenerasi, sejak Kyai Ahmad Dahlan telah disiapkansistem kaderisasi dengan didirikannya ortom-ortom dan Amal Usahasebagai wadah kaderisasi dan persiapan regenerasi pimpinan dananggota Muhammadiyah.

Dalam memberi bekal kepada calon pemimpin maupun anggotaserta simpatisan Muhammadiyah dalam menghadapi proses regene-rasi telah disiapkan secara konsepsional kompetensi kader Muham-madiyah yang meliputi 4 (empat) kompetensi yang salah satunyaadalah kompetensi Keorganisasian dan Kepemimpinan. Kompetensiini mengandung nilai-nilai indikator yang seharusnya mewarnai peri-laku kader Muhammadiyah. Nila-nilai indikator itu meliputi:1. Pengkhidmatan dan partisipasi aktif dalam peran keumatan,

kebangsaan dan kemanusiaan universal.2. Menempati posisi apapun dengan semangat ikhlas, berdedikasi,

berprestasi dan menghasilkan hal-hal terbaik.3. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan

Persyarikatan, umat,dan bangsa sebagai wujud menjalankan misiorganisasi.

4. Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideologi Muhammadiyahdan mampu bersikap tegas tetapi arif dalam membela serta mene-gakkan prinsip dan kepentingan Persyarikatan.

5. Mengutamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah di ataslainnya dengan niat ikhlas dan berkhidmat.Disamping sebagai organisasi, Muhammadiyah juga dapat dilihat

sebagai state of mind, cara berpikir. Dengan pendekatan ini,

Page 120: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 111 |

keterikatan seseorang terhadap Muhammadiyah tidak hanya diukurseberapa jauh keterlibatannya dalam struktur organisasi Muham-madiyah, tapi lebih banyak diukur dari seberapa jauh cara berpikirseseorang relatif sejalan dengan ideologi Muhammadiyah.

Inilah hasil dari dakwah Muhammadiyah selama ini. Merekaadalah simpatisan, alumni perguruan Muhammadiyah, aktivis danmantan aktivis, bahkan mantan pengurus yang tidak lagi tertampungdalam struktur formal. Mereka adalah adalah floating kader di semuabidang kehidupan: ekonomi,politik, budaya, militer, birokrasi, eko-nomi dan lain-lain.

Kader yang andal memang seharusnya disiapkan sebagai anakpanah Muhammadiyah yang tidak hanya berkutat menjadi aktivis diPersyarikatan saja, tapi mereka seharusnya berkembang menjadi kaderumat dan kader bangsa dan bertriwikrama menjadi kader kema-nusiaan. Keberadaan mereka juga tidak hanya berkutat di Yogyakartaatau Jakarta. Mereka seharusnya berdiaspora ke kota-kota dunia ataujuga menyebar di semua wilayah geografis: propinsi, kabupaten, keca-matan dan desa-desa menebar ajaran Islam sebagai rahmatan lil‘alamin.

Kader Muhammadiyah memang harus menyatu dengan denyutnadi kehidupan Persyarikatan, umat, dan bangsa sebagai wujud men-jalankan misi organisasi. Dalam konteks inilah pentingnya dijalinjaringan kader Muhammadiyah yang membutuhkan ketekunan untukmendata, memetakan potensi dan mengaktualisasikannya, sertaberkomunkasi dalam rangka memperkuat komitmen bermuham-madiyah sebagai salah satu bentuk ibadah sosial kita.

Page 121: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 112 |

Mengutamakan KepentinganMuhammadiyah

Munawwar Khalil

“ Mengapa kamu sekalian mendirikan gedung untuk dirimumasing-masing dapat lekas selesai, sedang gedung untuk

keperluan Muhammadiyah kamu kurang memerhatikan ataulambat menyelesaikannya ? “ (KHA. Dahlan)

Apa yang terbetik di benak Anda dengan ujaran KHA Dahlan diatas?... Malu! Itulah rasanya jika kita membandingkan pengkhidmatanyang dilakukan KHA Dahlan dengan kontribusi yang kita lakukanuntuk Persyarikatan. Sense of belonging, mungkin itu gambarannyabahwa betapa beliau menjadikan ber-Muhammadiyah ini sebagai uratnadi kehidupannya sendiri. Muhammadiyah telah menjadi obsesiterbesarnya hingga ia mewakafkan sebagaian besar sejarah hidupnyauntuk tujuan mencerdaskan, memajukan dan menggembirakan kehi-dupan umat melalui Muhammadiyah.

Apalagi, jika kita mendengarkan salah satu episode perjuanganKHA Dahlan berikut:

Suatu siang di tahun 1921, KHA Dahlan tiba-tiba memukulkentongan yang ada di rumahnya. Kentongan dipukulnya ken-cang-kencang supaya warga datang dan berkumpul di rumahnya.Tak lama berselang, warga Kauman, kampung tempat tinggalKyai Dahlan, berdatangan.

20.

Page 122: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 113 |

Saat warga sudah berkumpul, Kyai Dahlan pun kemudianberpidato, Kyai Dahlan menceritakan bahwa uang kas Muham-madiyah kosong. Padahal, Muhammadiyah memerlukan uanguntuk membayar gaji guru, karyawan dan membiayai sekolahsebesar 500 gulden. Kyai Dahlan pun kemudian ingin melelangbarang-barang yang ada di rumahnya. Pakaian, lemari, kursibahkan lampu-lampu pun dilelangnya. Uangnya akan digunakanuntuk membayar gaji guru dan membiayai sekolah.

Mendengar keinginan Kyai Dahlan melelang barang hartabendanya untuk kelangsungan hidup sekolah Muhammadiyah,warga pun kaget. Seketika itu, beberapa warga Kauman yangkaya, para pengusaha dan juragan berebut dalam lelang tersebut.Berbagai barang pribadi dan perlengkapan rumah tangga milikKyai Dahlan pun dalam waktu singkat habis terlelang. Dari hasillelang terkumpul 4000 gulden. Begitu semua barang sudahterlelang, para peserta lelang pun segera meninggalkan rumahKyai Dahlan tanpa membawa sebuah barang pun.

Kyai Dahlan pun bingung. Lalu ditanyalah para pesertalelang, ”Saudara-saudara, silakan barang yang sudah dilelangini saudara bawa pulang. Atau jika kesusahan, akan saya antarke rumah.”

Para pemenang lelang itu lalu menjawab,”Tidak usah, Kyai.Semua barang yang dilelang kami serahkan kembali ke Kyai.”

“Lalu uang hasil lelang ini bagaimana kalau semua barang-nya saudara kembalikan kepada saya?” tanya Kyai Dahlan.

“Gunakan saja uangnya untuk Muhammadiyah. TadikanKyai bilang bahwa Muhammadiyah membutuhkan uang untukmenggaji guru, karyawan dan membiayai sekolah milik Muham-madiyah,” ujar salah satu orang yang mengikuti lelang.

Kyai Dahlan pun kemudian mempertanyakan uang sisa darilelang akan digunakan untuk apa. Pasalnya, uang yang

Page 123: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 114 |

dibutuhkan oleh Muhammadiyah hanya 500 gulden sedangkanuang yang terkumpul ada sekitar 4000 gulden.

“Gunakan saja untuk uang kas dan membiayai Muham-madiyah, Kyai,” jawab salah seorang peserta lelang.(dikutip secara bebas dari tulisan Sukriyanto AR dalam website:suaramuhammadiyah.id edisi 23-10-2016).

Demikianlah bukan hanya totalitas dalam mengurus Muham-madiyah, tapi Kyai Dahlan juga sangat bertanggung jawab dengangerak Muhammadiyah yang melibatkan komponen anak bangsa yangterlibat seperti guru dan karyawan maupun bertanggung jawab terha-dap mutu amal usaha Muhammadiyah dengan menjaminkan hartanyaguna keberlangsungan operasional sekolah yang dikelola olehMuhammadiyah. Hal ini tentu sangat kontras dengan riak (walaudengan skala kecil) perilaku 1-2 pimpinan dan pejabat amal usaha(AUM) saat ini yang lebih banyak menuntut fasilitas hingga meng-gerus kekayaan Persyarikatan/AUM untuk kebutuhan pribadinya.Alih-alih memposisikan diri sebagai “pemegang saham” Persyari-katan, Kyai Dahlan justru lebih banyak berkorban dan menghibahkanhartanya untuk misi Muhammadiyah.

Bayangkan, jika saja beliau mau tentu Kyai Dahlan dan ahli wa-risnya dapat memperoleh keuntungan materil dari mendirikan Mu-hammadiyah sebagai “Hak Cipta atau Hak atas Kekayaan Intelek-tual”-nya. Tapi, yang terjadi sebaliknya, Muhammadiyah adalah wakafdan amal jariah dari Kyai Dahlan yang hingga saat ini dirasakankemanfaatannya oleh bangsa dan umat.

Perilaku totalitas dalam ber-Muhammadiyah tidak saja ditunjuk-kan oleh pendiri Muhammadiyah tapi para penerusnya. Sudah masy-hur tergores dalam sejarah keteladanan tokoh Muhammadiyah bagai-mana Pak AR (KH. AR Fachruddin) menolak pemberian mobil dinasdari negara untuk dirinya ketika sebagai Ketua PP Muhammadiyahsekaligus menjabat anggota DPA, tapi justru mobil itu diserahkan ke

Page 124: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Materi Kultum Peneguh Jatidiri Kader

| 115 |

Muhammadiyah. Walau mengurus organisasi yang memiliki ribuanamal usaha di seluruh nusantara tak menjadikan Pak AR yang ber-sahaja ini hidup dalam kemegahan dan kemewahan. Malah, jangankanmewah, sampai akhir hidupnya Pak AR bahkan tidak memiliki rumahpribadi. Berjualan bensin eceran pun beliau lakoni untuk mencukupikebutuhan keluarganya.

Kebersahajaan dengan meletakkan urusan Muhammadiyahsebagai ladang amal dakwah dan tidak menjadikan posisi di Muham-madiyah sebagai batu loncatan untuk memperkaya diri juga dilakonioleh Buya Syafii Maarif. Bayangkan, seorang guru besar ilmu sejarahdi UNY ini meskipun 3 kali bersekolah di Paman Sam (Amerika),tapi baru di usia 50 tahun beliau bisa memiliki rumah sederhana(tipe 70) di Nogotirto Sleman Yogyakarta, itupun melalui cicilanKredit Perumahan Rakyat (KPR).

Belajar dari pendiri Muhammadiyah dan penerusnya, bahwabetapa perjuangan di Muhammadiyah telah melampaui diri merekasendiri. Pemimpin Muhammadiyah itu adalah orang yang telah selesaidengan dirinya sendiri, sehingga mereka tampil di depan sebagaiproblem solver bukan menjadi part of problem apalagi menjadi troublemaker. Permusyawaratan di Muhammadiyah jangan sampai terjebakdan tersita pada problem mengurusi pengurus dan justru mengabaikankebutuhan umat. Sejarah pendiri dan tokoh Muhammadiyah adalahteladan tentang khadim al ummah, mereka lebih banyak tampil sebagaivolunteer, pelayan dan inspirator umat, bukan sebagai pejabat yangfokus pada dirinya; minta dilayani, difasiitasi serta mendapat privilegekhusus dalam segala urusan.

Muhasabah dari refleksi di atas, setidaknya ada tiga hal yangharus kader lakukan agar berkhidmat di Persyarikatan dapat meng-utamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah:1. Motivasi yang Ikhlas (Ikhlas fi an-niyyah)

Dalam Islam faktor niat sangat penting. Dalam bermuham-

Page 125: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Siapakah Kader Muhammadiyah Itu?

| 116 |

madiyah motivasi yang harus melandasi adalah mencari keridlaanAllah SWT, bukan karena dorongan motivasi lain. Motivasi yangmendasari aktivitas bermuhammadiyah sangat menentukan carakita berkhidmat di Muhammadiyah.

2. Bekerja dengan Sebaik-baiknya (Itqan fi al-‘amal)Walau merupakan organisasi dakwah non profit bukan berartipara pimpinan, kader dan anggota Muhammadiyah bisa menge-lola Persyarikatan ini dengan amatiran, asal ada apalagi hanyanumpang menambah status curriculum vitae saja. Tapi organisasiini tetap harus dikelola secara baik (ihsan) dengan menerapkanprinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan sehat. Setiappimpinan berkomitmen untuk memberi kontribusi yang positifdan produktif. Jangan sampai ada yang hadir rapat pimpinanhanya untuk tidur karena memang aktif di Muhammadiyah hanyamemberikan “waktu dan tenaga sisa” saja setelah bekerja di luar.

3. Pemanfaatan Hasil Amal dengan Tepat (Jaudah al-ada‘)Ini merupakan unsur ketiga dalam memperoleh keberkahan diMuhammadiyah. Setelah seorang kader berhasil melalui dua ta-hap sebelumnya” yaitu motivasi yang ikhlas semata-mata mencariridha Allah, lalu berkontribusi di Persyarikatan dengan tekun,sungguh-sungguh, gigih dan disiplin” maka setelah itu adalahbagaimana mengelola dan memanfaatkan amal itu dengan tepat.Sehingga hadir di Muhammadiyah tidak sekedar aktif atau be-kerja saja tapi semuanya itu memiliki maslahat unuk umat danbangsa. Semua pekerjaan/amal di Persyarikatan diawali dariperencanaan yang matang, pelaksanaan yang terkontrol, sertaevaluasi yang jitu sehingga menghasilkan output bahkan outcomeyang berlimpah, tepat dan penuh berkah. Amien.

Page 126: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Catatan

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

Page 127: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Catatan

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

Page 128: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Catatan

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

Page 129: Buku Kultum Kader - aik.umj.ac.id

Catatan

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................