BUKU INFORMASI MENGINSPEKSI INSTALASI PLC KTL.II02.229

88
BUKU INFORMASI MENGINSPEKSI INSTALASI PLC KTL.II02.229.01 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015

Transcript of BUKU INFORMASI MENGINSPEKSI INSTALASI PLC KTL.II02.229

BUKU INFORMASI

MENGINSPEKSI INSTALASI PLC

KTL.II02.229.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 1 dari 87

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------- 1

BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------- 3

A. Tujuan Umum -------------------------------------------------------------------- 3

B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------- 3

BAB II MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI ---------------------------- 4

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiap

kan Inspeksi ---------------------------------------------------------------------- 5

1. Pengertian Instruksi kerja ------------------------------------------------- 5

2. Memeriksa Kelengkapan Instalasi PLC……………………….………………. 5

3. Cara Menyiapakan Perintah Kerja dan Dokumen untuk Gambar

kerja/pengawatan Instalasi Fasa tunggal dan atau Fasa tiga............ 11

4. Jenis-jenis alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan.. 34

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengikuti Instruksi Dengan

Benar ............................................................................................... 43

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mengikuti Instruksi Dengan Benar - 43

BAB III MEMERIKSA INSTALASI PLC ------------------------------------------------------- 44

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik

Bangunan Industri Khusus ----------------------------------------------------- 44

1. Prosedur K3 ---------------------------------------------------------------- 44

2. Instalasi PLC dan Kelengkapan ------------------------------------------ 46

3. Kode Indek Proteksi (IP) Peralatan / Material ------------------------- 66

4. Prosedur pengukuran tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan

polaritas rangkaian listrik............................................................... 67

5. Metode Setiap Rangkaian Listrik diuji untuk memastikan tahanan

pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan………. 71

6. Menjelaskan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal

lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara pengidentifikasian

………………………………………………………………………………………………………. 76

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 2 dari 87

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik

Bangunan Industri Khusus ------------------------------------------------------ 77

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi listrik

Bangunan Industri Khusus ----------------------------------------------------- 77

BAB IV MEMBUAT LAPORAN ------------------------------------------------------------------ 78

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan ------------------ 78

1. Cara menjelaskan prosedur membuat berita acara pemeriksaan……. 78

2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur

dan format yang berlaku ............................................................... 80

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan ------------------ 81

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan --------------------- 81

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------- 82

Dasar Perundang-undangan ------------------------------------------------------------------ 82

A. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------ 82

B. Majalah atau Buletin ------------------------------------------------------------- 82

C. Referensi Lainnya ---------------------------------------------------------------- 82

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN -------------------------------------------------- 83

A. Daftar Peralatan/Mesin ---------------------------------------------------------- 83

B. Daftar Bahan---------------------------------------------------------------------- 83

LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------------------------- 84

Lampiran 1 Kuesioner ---------------------------------------------------------------- 85

DAFTAR PENYUSUN --------------------------------------------------------------------------- 87

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 3 dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menginspeksi

Instalasi PLC sesuai Prosedur Operasi Standar.

B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menginspeksi

Instalasi PLC ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan

diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Perintah kerja yang diterima dipahami untuk memastikan bahwa instruksi dapat

dilaksanakan, Program Kerja pemeriksaan pemasangan instalasi PLC disiapkan,

Gambar kerja/pengawatan instalasi fasa tunggal dan atau fasa tiga, surat perintah

kerja dan dokumen terkait disiapkan, dipelajari dan dipahami, Alat uji dan alat K3

dan alat bantu yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan keperluan dan kondisi

dapat bekerja dengan baik dan aman serta terkalibrasi;

2. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama

pelaksanaan pekerjaan, instalasi PLC dan kelengkapannya diperiksa dan diuji

sesuai prosedur inspeksi, komponen Instalasi PLC dan tingkat pengamanan (IP)

diperiksa sesuai dengan standar dan fungsi kerjanya, setiap rangkaian listrik

diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas

sesuai persyaratan, periksa dan bandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran

instalasi PLC yang dilakukan oleh pemasang untuk memastikan nilainya telah

sesuai persyaratan, identifikasi penyebab penyimpangan hasil uji yang terjadi;

3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku,

berita acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku

dan ditanda tangani oleh pihak yang terkait.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 4 dari 87

BAB II

MERENCANAKAN DAN MEMPERSIAPKAN INSPEKSI

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Mempersiapkan

Inspeksi

1. Pengertian Instruksi Kerja

Instruksi kerja adalah perintah kerja yang disusun secara berurutan untuk

memandu pelaksanaan suatu pekerjaan. Urutan perintah yang ada dalam

instruksi kerja dilakukan sesuai urutannya, tidak boleh dibalik.

Di dalam instruksi kerja Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi ini meliputi:

a. Merencanakan pekerjaan

Perencanaan ( planning ) adalah fungsi dasar manajemen. Agar resiko yang

ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan/perkerjaan, tindakan

dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan memberikan

gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.

b. Menyusun rencana kerja

Merupakan kegiatan membuat urutan langkah-langkah pelaksanaan

pekerjaan yang paling efisien. Dalam menyusun rencana kerja diprioritaskan

bagian-bagian yang mudah dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru bagian

yang sulit. Ada banyak metoda dalam memasang instalasi PLC. Dibawah ini

diberikan beberapa panduan yang dapat digunakan dalam memasang suatu

instalasi PLC. Tentu saja anda harus mengikuti prosedur yang ada dan juga

Prosedur Kerja Standar yang telah ditetapkan.

Langkah dibawah ini hanya merupakan salah satu contoh praktis pelaksanaan

pekerjaan:

1) Mempelajari gambar pengawatan dan konfigurasi PLC yang akan dipasang

2) Mempelajari petunjuk pemasangan yang ada pada Installation guide PLC

3) Memasang Unit CPU, Unit I/O dan Unit unit tambahan

4) Memasang peralatan I/O (tombol, sensor, relay, motor dll

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 5 dari 87

5) Memasang kabel Power Suply dan pengkabelan peralatan I/O dengan Unit

I/O

6) Memasang koneksi peralatan komunikasi jika diperlukan

7) Melakukan inspeksi program dan sambungan kabel I/O

c. Mengkoordinasikan pekerjaan

Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah

anggota tim yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi untuk

memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif sehingga tidak

terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan pekerjaan.

d. Merencanakan alat kerja, bahan, perlengkapan K3 dan alat bantu

Setiap proses perakitkan selalu di identifikasi penggunaan alat yang

diperlukan dan juga bahan yang akan dipakai termasuk alat bantu.

Peralatan dan bahan yang biasa dibutuhkan antara lain :

1) PLC Unit

2) Tool set (obeng, tang, Alat ukur/Multimeter, dll)

3) Peralatan I/O(tombol, sensor, relay, motor, dll)

4) Lemari/box panel dan kabel

5) Perlengkapan K3 dan Perlengkapan daya/power suply (MCB, sekring,

dll)

e. Merencanakan perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap bantu.

Selain merencanakan alat kerja dan bahan juga direncanakan perlengkap-

an utama dan perlengkapan bantu yang mungkin diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan nantinya.

2. Memeriksa Kelengkapan Instalasi PLC

Memeriksa Kelengkapan Instalasi PLC ,harus bekerja dengan penuh

konsentrasi dan hati – hati sebelum melakukan , perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Siapkan peralatan Bantu sebagai berikut :

1) Multimeter

2) Obeng kecil (+ dan -)

3) Tang Lancip

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 6 dari 87

4) Tang Kombinasi

b. Siapkan juga buku catatan untuk mencatat hal-hal penting.

c. Lakukan pengecekan peralatan, dan pastikan bahwa semua peralatan

d. dapat berfungsi dengan baik dan benar.

e. Memahami dengan baik, rangkaian Kontrol magnetic, dan dapat membaca

gambar rangkain Kontrol

f. Mampu mengoperasikan Komputer, dan tahu tata letak port-port connector

pada Komputer

Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai

berikut :

1) Terkena sinar matahari langsung.

2) Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.

3) Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.

4) Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.

5) Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.

6) Berdebu.

7) Terkana kejutan atau getaran.

8) Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.

a. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :

1) Terkena muatan listrik statis.

2) Terkena medan elektromagnet yang kuat.

3) Terkena pancaran radiasi.

4) Dekat dengan jaringan catu daya.

b. Dalam memasang PLC pastikan ada ventilasi untuk pendinginan

1) Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.

2) Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang membangkitkan

panas seperti heater, transformer, atau resistor berukuran besar

3) Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55 oC.

4) Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan

tegangan tinggi.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 7 dari 87

5) Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat

6) Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.

c. PLC harus dipasang sesuai petunjuk manual.

d. Lepaslah label untuk menghindari pemanasan lebih.

e. Jangan memasang pengawatan I/O PLC pada pipa yang sama dengan

jaringan daya.

f. Pengawatan I/O

1) Kawatilah rangkaian kendali secara terpisah dengan rangkaian catu

daya PLC sehingga tidak terjadi turun tegangan saat perlengkapan

lain di-on-kan.

2) Jika digunakan beberapa PLC, kawatilah PLC pada rangkaian

terpisah untuk menjaga tidak terjadi turun tegangan atau operasi

pemutus rangkaian yang tidak tepat.

3) Kawat catu daya dipilin untuk menjaga noise dari jaringan catu

daya. Gunakan transformer isolasi 1:1 untuk mengurangi noise

listrik.

4) Dengan mempertimbangkan kemungkinan turun tegangan, gunakan

jaringan daya yang besar.

5) Sebelum menyambung catu daya, pastikan bahwa tegangan yang

tersambung sudah tepat AC atau DC. Rangkaian internal PLC akan

rusak jika daya AC dicatu ke PLC yang memerlukan catu daya DC.

6) Terminal input catu daya terletak pada bagian atas PLC, sedangkan

terminal pada bagian bawah PLC untuk peralatan luar. Rangkaian

internal PLC akan rusak jika daya AC dicatu ke terminal output catu

daya PLC.

7) Kencangkan sekrup catu daya AC, sekrup yang kendor dapat

mengakibatkan kebakaran atau malfungsi.

8) Gunakan selalu terminal crimp untuk jaringan daya PLC. Jangan

menyambung kawat serabut telanjang secara langsung ke terminal.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 8 dari 87

9) Kawatilah input ke PLC dan Unit Ekspansi seperti ditunjukkan pada

gambar berikut. Terminal catu daya dapat dikawati bersama dengan

output PLC yang menggunakan catu daya AC.

Gambar 3

Pengawatan input

10) Jika output 24 VDC berbeban lebih atau terhubung singkat,

tegangan akan drop dan mengakibatkan outputnya OFF. Tindakan

pengamanan luar harus diberikan untuk menjamin keselamatan

sistem.

11) Kawatilah output PLC seperti ditunjukkan pada diagram berikut ini.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 9 dari 87

Gambar 4

Pengawatan output

g. Rangkaian output internal dapat rusak saat beban yang tersambung ke output

terhubung singkat, maka pasanglah sekering pengaman pada tiap rangkaian

output.

h. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock, rangkaian

pembatas, dan tindakan pengamanan sejenis pada rangkaian kendali luar

(yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin keselamatan pada sistem jika terjadi

ketidak-normalan yang disebabkan oleh mal-fungsi PLC atau faktor luar

lainnya yang mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak, dapat mengakibatkan

kecelakaan serius.

i. Saat menyambung beban induktif ke output, sambunglah pengaman surja

atau dioda yang disambung paralel dengan beban.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 10 dari 87

00

02

04

06

09

11

13

15

01

03

05

07

08

10

12

14

Com

Com

+

¯ 24 V

00

02

04

06

09

11

13

15

01

03

05

07

08

10

12

14

Com

Com

+

¯

24 V

Gambar 5 Wiring diagram instalasi input PLC

Gambar 6 Wiring diagram instalasi output PLC

Gambar 7

Sakelar sebagai peralatan input PLC

Gambar 8

Lampu indikator sebagai peralatan output PLC

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 11 dari 87

3. Menyiapakan Perintah Kerja dan Dokumen untuk Gambar kerja/

pengawatan Instalasi Fasa tunggal dan atau Fasa tiga.

a. Prosedur Pengawatan Instalasi Fasa Tunggal

Sebelum mengerjakan Pengawatan Instalasi Fasa Tunggal perlu dipersiapkan

terlebih dahulu prosedur pemasangan Instalasi yang meliputi :

menyiapkangambar denah bangunan atau gambar situasi bangunan

Menentukan kapasitas daya listrik beban terpasang, ukuran kabel dan

kapasitas peralatan proteksi

Menyiapkan peralatan APD dan peralatan/perkakas kerja

Menyiapkan seluruh kebutuhan bahan

Menyiapkan gambar kerja pemasangan instalasi sesuai standar SNI

Menyiapkan peralatan inspeksi untuk memeriksa kelaikan operasi

Macam-macam alat kerja, material, K3

b. Menyiapkan alat kerja, material dan peralatan K3

Sebelum mengerjakan perakitan dan pemasangan PHB perlu dipersiapkan

peralatan kerja yang meliputi peralatan kerja K3 atau APD (Alat K3 dan

Pelindung Diri), peralatan kerja mekanik dan peralatan kerja listrik

c. Peralatan APD (K3)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh

pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Semua

jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang

benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan,

Keselamatan Kerja dan Lingkungan')

d. Menyiapkan Alat K3

Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada

orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk

keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain :

Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 12 dari 87

Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,

lingkungan, cara dan proses kerjanya.

e. Gambar Pengawatan Listrik Fasa Tunggal

Gambar 1

Rangkaian Kontrol On /Off

Gambar 2

Pengawatan I/O Rangkaian On /Off

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 13 dari 87

Gambar 3

Rangkaian Kontrol AND

Gambar 4

Pengawatan I/O Rangkaian AND

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 14 dari 87

Gambar 5

Rangkaian Kontrol OR

Gambar 6

Pengawatan I/O Rangkaian OR

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 15 dari 87

Gambar 7

Rangkaian Self Holding/Leatching

Gambar 8

Pengawatan I/O Rangkaian Self Holding/Leatching

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 16 dari 87

Gambar 9

Rangkaian Kontrol Interlock

Gambar 10

Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol secara Interlock

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 17 dari 87

Gambar 11

Rangkaian Kontrol ON Delay

Gambar 12

Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol ON Delay

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 18 dari 87

Gambar 13

Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Forward-Reverse

Gambar 14

Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Forward-Reverse

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 19 dari 87

Gambar 15

Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Bintang-Delta Manual

Gambar 16

Pengawatan I/O Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Bintang-Delta Manual

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 20 dari 87

Gambar 17

Rangkaian Kontrol Motor 3 Fhasa Bintang Delta Otomatis

g. Gambar Pengawatan Listrik Fasa Tiga

Untuk rangkaian pengawatan listrik fhasa tiga, disebut juga dengan istilah

rangkaian Daya. Yaitu sebagai pengawatan dari sumber tegangan 380 VAC

kebeban Motor induksi 3 fhasa.

Untuk memasang ke beban motor listrik 3 Fhasa maka diperlukan peralatan

pengaman atau proteksi.

1) Sistem Pengaman atau Proteksi

Beberapa istilah pada instalasi listrik yang seyogyanya kita pahami dahulu

misalnya seperti berikut:

I N Arus nominal atau kapasitas arus adalah arus kerja alat listrik atau

komponen atau mesin listrik sehingga yang akan dapat berkerja normal tanpa

mengalami gangguan atau efek apapun.

Arus lebih, adalah arus yang melebihi arus nominal sehingga dapat

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 21 dari 87

menyebabkan gangguan kerja pada alat, komponen atau mesin listrik, yang

disebabkan oleh adanya:

Beban lebih (over load),

Hubung singkat (Short Circuit)

a) Data Motor

Motor listrik yang akan kita pasang pada jaringan listrik PLN atau sumber

pasokan lain harus kita pahami dahulu data yang dapat dibaca pada

nameplate motor. Untuk keperluan disain instalasi yang penting untuk dicatat

minimal adalah: tegangan, arus, daya, sambungan dan IP.

Gambar 1

Nameplate motor

Spesifikasi motor dari data nameplate:

Tegangan : 400 V / 690 V

Arus listrik : 29 / 17 A

Daya P : 15 kW

Sambungan : Δ / Y

Indek Proteksi : 54

Dalam memasang instalasi listrik kita terlebih dahulu membuat gambar.

Gambar harus menggunakan simbol yang berstandar dan konsistensi harus

selalu dijaga. Ada beberapa macam gambar yang seyogyanya dipersiapkan

dalam persiapan memasang motor listrik.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 22 dari 87

Pertama kita harus merancang dahulu (minimal) gambar diagram tunggal

daya seperti gambar 2. Rangkaian dasar untuk instalasi motor sederhana

sesuai dengan nameplate (spesifikasi data) motor diatas maka kita dapat

membuat desain :

1) Pengaman jaringan

2 ) Kapasitas kontaktor

3) Jenis dan penampang kabel

4) Pengaman motor

5) Sambungan kumparan motor

Untuk menyelesaikan desain tersebut kita harus tetap melihat PUIL 2000,

katalog produk serta aturan lain yang berlaku.

b. Rancangan komponen

Untuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban

yang terpasang maka kita harus mengacu PUIL 2000, Tabel 5-5-2 halaman

183. Sehingga kita dapat menghitung nilai proteksi yang akan kita pasang

berdasarkan data motor, maka kita dapat tentukan:

1) Pengaman jaringan

kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai pengaman

dapat diperoleh dengan hitungan:

Gambar 2

MCB 3 fase

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 23 dari 87

Nilai minimum = 1,25 x IN motor, dimana IN = 29 A.

= 2,5 x 29 A = 36,25 A (minimal 40 A)

Nilai maksimum = 2,5 x 29 A

= 72,5 A (maksimal 63 A)

Dari katalog produk (MG) kita baca data MCB 3 fase antara 40A; 50A dan 63A.

Kita (dalam kasus ini) dapat menentukan nilai maksimal MCB 63 A, jika diyakini

beban yang akan diberikan memang besar.

Jadi pengaman jaringan kita pasang MCB, IN = 63 A.

2) Kontaktor

pada dasarnya kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati

sebesar arus beban maksimum.

Gambar 3

Kontaktor magnet

dalam hal ini rating current kontaktor minimal sama dengan IN pengaman

diatasnya (MCB) yaitu 63 A, atau minimal sama dengan daya motornya yaitu

P = 15 kW. Jadi kontaktor minimal 15 kW.

Kontaktor mempunyai konstruksi tuas-tuas NO dan NC. Kontak yang dibuat

dari bahan perak sangat sensitif terhadap adanya busur api dan batas

temperature yang diijinkan (fungsi arus listrik).

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 24 dari 87

3) Jenis dan penampang kabel

untuk menentukan jenis kabel kita harus mempertimbangkan kabel tersebut

akan dipasang dilingkungan seperti apa, ditanam, diudara atau didalam pipa.

Gambar 5

NYA 25 mm2

Selain itu kabel yang kita pakai harus mempunyai kemampuan hantara arua

(KHA) minimal sama dengan kapasitas pengamannya. Dalah hal ini KHA kabel

minimal dipilih yang mempunyai kapasitas > 63 A.

Kita tentukan, kabel menggunakan NYA dipasang didalam pipa, maka kita lihat

PUIL 2000, Tabel 7-3-1 diperoleh penampang 25 mm2 dengan KHA = 83 A.

Jadi kabel yang dipasang adalah NYA 25 mm2.

4) Pengaman motor

pengaman motor dalam teknik kelistrikan dikenal dengan sebutan Thermal

Overload Relay (TOR)

Gambar 6

Thermal Over Load ( TOR )

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 25 dari 87

Peralatan listrik ini bekerja dengan menggunakan operasi bimetal. Dalam kondisi

beban normal arus listrik yang mengalir pada nikelin yang dililitkan pada bimetal

untuk memanaskan belum cukup dapat menyebabkan pemutusan arus. Tetapi

saat arus beban melebihi arus nominal semakin lama bimetal akan bengkok dan

akan menyentuh tuas kontak kontrol akibatnya arus ke beban akan putus, motor

berhenti. Karena fungsi utama TOR dipakai untuk mengamankan motor tepatnya

kumparan motor, maka harus dipilih TOR yang dapat di set arusnya sebesar arus

nominal motor 29 A. Menurut katalog produk CLE, type NR2 Thermal Overload

Relay, Ith= 28- 36 A. Arus thermal ini dapat diatur (di-setting) dengan memutar

obeng minus ke angka 29 A atau mendekati angka 29.

Jika ternyata terjadi trip, setting current dapat dikoreksi akurasinya

(disesuaikan).

5) Sambungan kumparan motor

sambungan kumparan motor harus sesuai antara spesifikasi motor dengan

tegangan sumber listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x

380 Volt dan data nameplate motor tertluis Δ / Y, tegangan 400/ 690 V

maka arti data ini bila disesuaikan dengan pasokan listriknya adalah:

b. Kapasitas tegangan kumparan fase 400 V;

c. Sehingga yang cocok dengan pasokan PLN 380V, kumparanya disambung

Δ (delta).

d. Kumparan dapat disambung Y, tetapi operasi dalam waktu singkat (dalam

hitungan detik) atau hanya cocok untuk “Starting” yang kemudian dikenal

dengan pengasutan Bintang-Segitiga.

Catatan: Jika beban motor kapasitasnya melebihi 4 kW maka untuk

menghindari Starting Current (arus awal) yang tinggi motor

tersebut harus dioperasikan menggunakan sistem Y ke Δ

(bintang- segitiga).

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 26 dari 87

Gambar 7

Diagram sambungan kumparan Δ dan Y

Gambar 8

Terminal motor 3 fase sambungan bintang

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 27 dari 87

Gambar 9

Terminal motor 3 fase sambungan segitiga

Dengan contoh rancangan disain instalasi beban motor tersebut kita dapat

mengembangkan rancangan secara global dengan memperhitungkan faktor

keserempakan, arus hubung singkat ( Ik ), selektivitas, rangkaian kontrol serta

tipe pemutus sirkit. Sehingga bila digambarkan secara keseluruhan dimulai dari

Main Distribution Panel (panel Utama) hingga pada titik beban dapat dilihat

seperti gambar 10.

Gambar 10

Instalasi tenaga sederhana

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 28 dari 87

h. Rangkaian Daya Motor Listrik 3 Fhasa

1) Rangkaian daya Menjalankan Motor listrik 3 F secara Self Holdeng

Untuk memasang merangkai daya instalasi 3 fhasa pada motor listrik

dapat dilakuakn secara Bintang atau Delta disesuaikan dengan Nameplate

motor.

Gambar 1

Rangkaian Daya Motor Listrik 3 Fhasa secara Self Holding

2) Operasi Forward – Reverse Motor 3 Fase

Untuk membalik/merubah arah putaran motor 3 phasa dapat dilakukan

dengan jalan merubah atau menukar hubungan dari 2 phasa ( 2 phasa

ditukar hubungannya dan 1 phasa tetap ). Untuk masing-masing putaran

(putaran kanan dan putaran kiri) ada 3 kemungkinan hubungan seperti pada

table 1 dibawah ini.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 29 dari 87

Tabel 1

hubungan pemasangan forward Reverse

PUTAR KANAN PUTAR KIRI

U – R

V – S

W – T

U – T

V – S

W – R

U – T

V – S

W – R

U – T

W – R

W – S

U – S

V – T

W – R

U – T

V – S

W – R

Rangkaian forward-reverse mempunyai 3 buah input yaitu button switch off

untuk mematikan rangkaian, button switch on-forward untuk operasi forward

dan button switch on-reverse untuk operasi reverse. Sedangkan output ada 2

buah external relay yang akan menggerakkan relay 24 Volt DC dan relay DC ini

akan menggerakkan kontaktor 380 Volt AC untuk pergerakan forward dan

reverse.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang instalasi kontrol mekanik yaitu

pada kontaktor juga relay harus dipasang rangkaian interlock. Hal ini demi

keselamatan, yaitu untuk menjaga agar saat motor kerja forward tidak bisa

bekerja reverse sebelum rangkaian kontrol dimatikan, dan sebaliknya.

Adapun kerja kontrol forward-reverse dapat dilihat pada time chart gambar 1 di

bawah. Gambar wirring diagram kontrol motor kerja forward – reverse dapat

dilihat pada gambar 2 di bawah.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 30 dari 87

Gambar 2

Wirring diagram kontrol motor kerja forward - reverse

Gambar 1 Time Chart Rangkaian Forward - Reverse

Off

On-F

On-R

Out-F

Out-R

R S T

PE

K1 K2

PLC

P L C

3M

F

U V W

Z X Y

K.1 K.2

TOR

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 31 dari 87

3) Operasi Star – Delta

Untuk mengoperasikan motor 3 phasa kerja star-delta, saat start belitan motor

dihubungkan secara bintang (Y) dan untuk running belitan dihubung segitiga

(Δ). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya dihubungkan bintang,

sedangkan motor yang besar (≥5 PK) dihubungkan bintang segitiga. Motor yang

dayanya besar, akan menarik arus yang besar pula, terutama saat

start.(hubungan Y untuk start dan hubungan Δ untuk running dengan alasan

untuk memperkecil arus mula (arus start) ).

Hubungan Y dan hubungan Δ dari belitan motor dapat dilihat seperti gambar

sbb:

Gambar 1

Belitan motor 3 fase dalam hubungan bintang (Y)

R S T

X Y Z

U V W Y

U

Z

X

V

W

R

S

T

R S T

U V W

X Y Z

R S T

U V W

X Y Z

atau

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 32 dari 87

Gambar 2

Belitan motor 3 fase dalam hungungan segi tiga (Δ)

Gambar 3

Time Chart Kerja Rangkaian Star – Delta

Rangkaian star-delta mempunyai 2 buah input yaitu button switch on dan button

switch off, dan 3 buah output external relay untuk menggerakkan 3 buah relay

24 Volt DC dan relay-relay DC ini akan menggerakkan 3 buah kontaktor 380 Volt

AC. Kerja rangkaian star-delta seperti time chart di atas dan wirring diagram

kontrolnya dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang instalasi kontrol mekanik yaitu

pada kontaktor juga relay Y - Δ harus dipasang rangkaian interlock. Hal ini demi

keselamatan, yaitu untuk menjaga agar saat motor kerja bintang tidak bisa

bekerja dalam hubungan segi tiga demikian juga sebaliknya.

Off

On

Ku

t = 60 scan

Y

U Z

X V

W

R

S

T

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 33 dari 87

Gambar 4

Wirring diagram kontrol motor kerja star-delta

K3

K.1 K.3 K.2

K1 K2

P L C

TOR

F

U

V

W

Z

X

Y

3M

R

S T

N

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 34 dari 87

4. Jenis-jenis alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan

Peralatan kerja yang meliputi peralatan kerja K3 atau APD (Alat K3 dan Pelindung

Diri), peralatan kerja mekanik dan peralatan kerja listrik.

a. Peralatan APD (K3)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh

pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Semua

jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang

benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan,

Keselamatan Kerja dan Lingkungan

Tabel 1 Peralatan K3 (APD)

NamaPeralatan Fisik

b. Helm pelindung

4. Pakaian kerja

5. Kaca mata pengaman

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 35 dari 87

6. Sarung tangan

7. Sepatu pelindung

b. Peralatan Kerja Mekanik

Peralatan kerja mekanik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan mekanik seperti

pengerjaan melubangi bagian PHB, dinding tembok, mengencangkan

komponen pada PHB dan saat memasang PHB ke dinding tembok. Semua

jenis peralatan mekanik harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan

dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis pekerjaanya.

Tabel 2 Peralatan Kerja Mekanik

Nama Peralatan Fisik

1. Hand bor impact

1mm sd 13 mm Tegangan 220 V/50 Hz

2. Mata bor 5mm sd 13 mm

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 36 dari 87

3. Ramset 10 mm

4. Kunci shock rachet kit 4 sd 21 mm

5. Key hole saw 1 Inchi

6. Kunci pas/ring

8,9,10,11,12,13,14,15mm

7. Gergaji besi

8. Palu besi 1 kg

9. Senter punch

10. Mistar baja

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 37 dari 87

c. Peralatan Listrik

Peralatan kerja listrik adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai kebutuhan kerja yang menuntut pekerjaan pemasangan instalasi seperti

pengerjaan memotong kabel, mengupas isolasi , harness kabel, pemasangan

sepatu kabel, pemasangan end sleeve kabel, terminasi, pemeriksaan rangkaian

listrik dan pengujian. Semua jenis peralatan listrik harus digunakan

sebagaimana mestinya, gunakan dengan tepat dan benar sesuai dengan jenis

pekerjaanya dan keselamatan kerjanya.

Tabel 3 Peralatan Listrik

Nama Peralatan Fisik

1. Obeng plat 1,2x 6,5x150 mm

2. Obeng plus 6 x 100 mm

3. Obeng plat 1x4x82 mm

4. Tes pen

5. Tang kombinasi 8 x 56 mm

6. Tang pemotong 64 mm

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 38 dari 87

7. Tang pengupas kabel

0,5 sd 10 mm²

8. Tang pemotong kabel

sd10 mm²

9. Tang press kabel end sleeve

Sd 2,5 mm²

10. Tang press sepatu kabel 1,5 , 2,5 , 6 , 10, 16 mm²

11. Multi meter Analog ACV : 10V, 50V, 250V, 750V

DCV : 0,25V, 2,5V, 10V, 50V, 250V, 1000V

mA : 50µA sd 250 mA

Ω : 1x, 10x, x100, x1k

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 39 dari 87

12. Insulation Tester, 500 V

13. Tang Amper

Arus : 6, 15, 60, 150, 300 A

ACV : 150, 300, 750 V

14. Eart tester

Tiga pole, E, P, C

d. Material

Material merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai

kebutuhan gambar kerja yang akan dirakit. Semua jenis materialspesifikasinya

harus sesuai dengan kemampuan daya hantarnya, gunakan dengan tepat dan

benar sesuai dengan jenis fungsi dari materialnya. Kesalahan dalam

menentukan spesikasi material berarti sudah melalaikan keselamatan kerjanya.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 40 dari 87

Tabel 4

Daftar Material

Nama material Fisik

1. Kabel NYY 4 x 6 mm²

2. Kabel NYA 6 mm², 2,5 mm², 1,5 mm²

3. Kabel NYAF 0,75

(1) mm²

5. No Fuse Breaker (NFB) 30 A

NF 30 SP

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 41 dari 87

6. Miniatur Circuit

Breaker (MCB) 3 pole,

NC45N – C10

7. Miniatur Circuit Breaker (MCB) 1 pole,

NC45N – C6

8. Box panel listrik

50 x 60 x 20 cm

9. PLC

10.Tombol

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 42 dari 87

11. Pipa PVC Flexibel

12. Cable ties 10 cm

13. Kontaktor

14. Rel omega

allumunium

15. Terminal blok 4

pin - 4mm

16. Rel plat tembaga

(Busbar) Fasa1,

fasa2, fasa3, netral dan

pembumian (PE), 12 x 2

mm = 24 mm²

17. Terminal Strip

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 43 dari 87

18. Isolasi band

19. Sepatu Kabel

20. Klem kabel

21. Sekrup

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan mempersiap-

kan Inspeksi

Keterampilan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan mempersiapkan Inspeksi :

1. Mengikuti instruksi dengan benar

2. Melakukan pemeriksaan dan pengujian kelengkapan instalasi PLC sesuai SOP

3. Menyiapakan Gambar kerja/pengawatan instalasi fasa tunggal dan atau fasa

tiga.

4. Merencanakan alat kerja, material, k3 dan alat bantu yang dibutuhkan

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Merencanakan dan mempersiapkan

inspeksi

Harus bersikap secara:

1. Cermat dan teliti dalam Merencanakan dan mempersiapkan Inspeksi

2. Taat asas dalam Merencanakan dan mempersiapkan Inspeksi yang dilakukan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 44 dari 87

BAB III

MEMERIKSA INSTALASI PLC

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memeriksa Instalasi PLC

1. Prosedur K3

Keselamatan kerja tidak hanya diperlukan dalam pendidikan/training saja tapi

juga sangat dibutuhkan ketika seseorang terjung langsung dilapangan kerja.

Oleh karena itu, kita harus dibiasakan untuk selalu memperhatikan keselamatan

kerja. Apabila tidak diperhatikan, ini dapat mengakibatkan kecelakaan yang

dapat merugikan perusahaan maupun si pekerja/peserta latihan itu sendiri.

Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dapat berupa:

Rusaknya alat-alat yang digunakan

Kecelakaan pada peserta latihan itu sendiri dapat berupa cacat tubuh

Oleh karenanya, peserta latihan harus benar-benar mentaati segala peraturan

yang ada di tempat pelatihan. Adapun peraturan-peraturan umum yang terdapat

pada suatu tempat latihan maupun dalam perusahaan yaitu:

1) Mentaati segala peraturan dan instruksi dari instruktur

2) Seriuslah ketika sedang bekerja, jangan main-main

3) Bertindak dengan cepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan

4) Bekerjalah dengan baik dan benar

5) Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dengan baik dan benar

6) Memakai pakaian kerja yang telah ditetapkan

7) Tidak menggunakan peralatan yang lain yang tidak dibutuhkan

8) Menggunakan alat pelindung tubuh, untuk berjaga-jaga aagar tubuh tidak

mendapatkan kecelakaan yang fatal

9) Bekerja sesuai dengan instruksi dari instruktur yang diberikan

10) Menjaga keselamatan kerja diri sendiri, alat dan orang lain

11) Sedangkan faktor keselamatan kerja yang perlu diperhatikan dalam

melaksanakan training/pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi

listrik ialah:

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 45 dari 87

Semua kabel penghantar benar-benar dipertimbangkan keberadaannya

atau kelangsungan hidupnya, jangan disentuh dengan tangan atau

dengan logam panjang atau dengan beberapa bagian dari mesin

Pada sisi lain dari semua jalan untuk derek listrik yang berada diatas

kepala mempunyai kabel penghantar yang dipotong pada braket/screen /

layar pengaman terbuat dari kawat kasa penyangga.

Semua benda atau pekerjaan yang akan dibawa keluar melalui kabel

penghantar diatas kepala (overhead) atau yang berdekatan dengan

konduktor serupa, maka sakelar dari kabel tersebut diposisikan pada

posisi “OFF” dan kuncilah sakelar tersebut kemudian beri papan

peringatan tanda yang tepat

Beri pengaman khusus yang melintas jalan dan yang dilewati troly, truk

pengangkat lift (misalnya kabel dari rol kabel) yang melintang untuk

perpanjangan lampu atau yang lainnya

Lepas beberapa sakelar yang rusak, cacat, pecah steker atau peralatan

lainnya yang tidak aman, gantilah dengan yang baru, dan jangan dipakai

sebelum diperbaiki

Jika anda terkena sengatan listrik (konsleting) walaupun arusnya kecil,

laporkan segera dan jangan memakai peralatan tsb. sebelum direparasi

oleh tukang yang menangani

Periksa selalu kabel pentanahan atau yang menghubungkannya, saluran

kabael pentanahan dalam batang kawat tembagai atau tali pengikat

disekitar tempat kerja/latihan. Mesin dihubungkan pada sistem

pentanahan dan penghantar pentanahan dihubungkan dengan rangka

baja atau pipa air, jika kita mempunyai suatu mesin yang berputar atau

pipa yang akan dihubungkan dengan suatu pentanahan maka

konsultasikan dulu dengan ahlinya

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 46 dari 87

2. Instalasi PLC dan Kelengkapannya

Pemasangan instalasi PLC diindustri diletakan didalam sebuah box panel atau

cabinet. Kondisi temperature yang diizinkan adalah 0°C hingga 55°C, ventilasi dan

kipas dipasang untuk pendinginan dan sirkulasi udara.

Gambar 1 Penempatan PLC dalam sebuah box panel

a. Memasang Unit CPU dan Unit I/O

1) Posisi pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang ada seperti yang diperlihatkan gambar dibawah ini.

Gambar 2

Posisi pemasangan PLC

PLC tipe

besar

benar salah salah

PLC tipe kecil

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 47 dari 87

Posisi pemasangan yg benar/correct memberikan pendinginan & sirkulasi udara

yang cukup bagi PLC agar suhu yang diizinkan tetap terjaga.

2) Unit CPU PLC dipasang pada sebuah Rel DIN. Untuk PLC tipe kecil seperti PLC

Omron CPM2A dimana Unit CPU, Power supply dan Unit I/O merupakan satu

kesatuan dapat langsung dipasang pada Rel DIN seperti terlihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 3

PLC CPM2A dipasang pada Rel DIN

Cara pemasangannya adalah dengan memiringkan PLC agar takik dibagian bawah

PLC mencengkeram bagian atas Rel DIN kemudian tekan PLC agar PLC terkunci

pada Rel DIN.

Gambar 4

Cara pemasangan pada Rel DIN

3) Sedangkan untuk PLC tipe besar seperti PLC Omron C200 dengan Unit unit yang

terpisah pisah, maka PLC terlebih dahulu harus disusun konfigurasinya sebelum

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 48 dari 87

dipasang pada sebuah Rel DIN. Penyusunan konfigurasi PLC tipe besar ini

dilakukan pada sebuah rak PLC yang disebut backplane. Backplane untuk PLC

Omron C200 terlihat seperti gambar dibab ini.

Gambar 5

Backplane/Rack

Backplane adalah peralatan sederhana yang memiliki dua fungsi. Yang pertama

menyediakan dukungan fisik untuk Unit unit yang terpasang padanya. Yang

kedua untuk menyediakan sambungan dan jalur kelistrikan yang penting untuk

menghubungkan Unit unit yang terpasang padanya. Inti dari PLC adalah Unit

CPU. Unit CPU biasanya menyatu dengan power supply diletakan pada bagian

paling kanan dari backplane seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 6

Pemasangan CPU pada Backplane

Setelah Unit CPU terpasang, selanjutnya Unit I/O dipasang satu persatu pada

backplane. Pasang Unit I/O pada backplane dengan penguncian ujung atas

Unit I/O kedalam slot pada backplane kemudian putar Unit I/O kearah bawah

seperti yang terlihat pada gambar. Tekan kebawah tab kuning pada bagian

bawah slot, tekan Unit I/O secara perlahan pada posisinya kemudian lepaskan

tab kuning tersebut.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 49 dari 87

Gambar 7

Cara pemasangan Unit I/O pada Backplane

4) Setelah konfigurasi PLC terpasang pada backplane selanjutnya konfigurasi

tersebut baru dapat dipasangkan pada sebuah Rel DIN. Agar dapat terpasang

pada Rel DIN diperlukan perlengkapan tambahan yaitu sebuah Mounting

bracket.

Gambar 8

Mounting bracket

Pasang mounting bracket pada ujung kanan dan kiri bagian bawah backplane,

seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 9

Pemasangan Mounting bracket pada Backplane

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 50 dari 87

Kemudian pasang backplane pada Rel DIN dimana penjepit mounting bracket

mencengkeram bagian atas dari Rel DIN, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 10

Pemasangan Backplane pada Rel DIN

Caranya; kendurkan sekrup yang mengunci mounting bracket pada backplane.

Geser sedikit backplane seperti terlihat pada gambar berikut agar mounting

bracket dan backplane menjepit dengan aman pada Rel DIN, kemudian

kencangkan sekrupnya.

Gambar 11

Cara pemasangan Backplane pada Rel DIN

b. Memasang Unit tambahan atau Unit I/O tambahan

Unit tambahan atau Unit I/O tambahan ini biasanya dipasang ketika jumlah

peralatan I/O yang akan dikendalikan semakin bertambah jumlahnya melebihi

kapasitas Unit I/O yang ada atau dipasang ketika diperlukan untuk keperluan

khusus seperti sensor suhu. Berikut contoh contoh Unit I/O tambahan.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 51 dari 87

Gambar 12

Unit I/O tambahan untuk PLC Omron CPM2A

Gambar 13

Unit I/O tambahan untuk PLC Omron C200

Pada PLC CPM2A dapat dipasangkan hingga 3 Unit I/O tambahan. Cara

pemasangan Unit I/O tambahan pada PLC CPM2A adalah sebagai berikut:

Lepaskan tutup konektor tambahan pada Unit CPU dan Unit I/O tambahan.

Gunakan obeng minus untuk membuka penutup konektor dari I/O tambahan.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 52 dari 87

Gambar 14 Membuka tutup konektor

Masukan kabel penghubung Unit I/O tambahan kedalam konektor tambahan

Unit CPU atau Unit I/O tambahan.

Gambar 15

Memasang kabel penghubung

Pasang kembali penutup pada tempatnya.

Gambar 16

Memasang kembali penutup konektor

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 53 dari 87

Untuk PLC C200 caranya hampir sama yaitu dengan memasang kabel

penghubung dari Unit CPU ke Unit I/O tambahan pada konektor yang terletak

diujung kiri Backplane/rack. Panjang kabel penghubung dapat mencapai 10m

tetapi total panjang kabel antar semua rack jangan lebih dari 12m.

Gambar 17

Memasang Unit I/O tambahan

c. Peralatan Input dan Output

1) Peralatan Input

Dalam pengoperasian PLC dibutuhkan peralatan atau komponen input dan

output sebagai input logic. Peralatan input atau output ini dapat berupa

kontak NO (Normaly open) ataupun kontak NC (Normaly Close), untuk

mensuport system operasi PLC, menggunakan sumber listrik dc yang didapat

dari PLC itu sendiri atau dari sumber lain sebesar 12 s.d 24 volt dc.

Peralatan input PLC dapat berupa tombol , saklar, push botton ataupun

sensor. Dari semua peralatan tersebut mempunyai system kerja NO ataupun

NC. Simbol dan bentuk peralatan berupa tombol / saklar atau push button :

Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem

kontrol dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah saklar tekan (Push-

button switch). Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal,

mengaktuasikannya dengan menekan tombol atau saklar.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 54 dari 87

Gambar 1 Push Button

Simbol yang digunakan:

Sakelar tekan manual secara umum untuk kontak

NO (General Push-button switch, NO)

Sakelar tekan manual, diaktifkan

dengan cara ditekan untuk kontak NO

Saklear tekan manual, diaktifkan

dengan cara ditekan untuk kontak NC

Saklar Pembatas (Limit Switches)

Mekanik Tipe Sentuh (Mechanical Limit Switches Contacting Type)

Saklar pembatas ini dipakai sebagai indikasi dalam kontrol otomasi yang

menyatakan bahwa posisi ini merupakan posisi akhir baik itu untuk mesin

ataupun untuk silinder. Biasanya sistem kontak yang dipakai adalah sistem

tersambung bergantian (Change over). Sakelar pembatas ini akan bekerja

bila tuas saklar tertekan. Contoh konstruksi dan simbol saklar pembatas

mekanik:

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 55 dari 87

Tipe Tidak Sentuh (Non-Contacting Proximity Limit Switch)

Saklar pembatas tipe ini biasanya dipakai bila saklar pembatas mekanik

tidak dapat digunakan. Macam sakelar pembatas tipe ini antara lain:

Saklar Pembatas (sensor) Buluh

Penggunaan sakelar ini biasanya dikarenakan keadaan sekitar yang tidak

memungkinkan dipasangnya saklar mekanik, misalnya karena banyaknya

debu, pasir ataupun lembab. Saklar ini diaktuasikan/diaktifkan dengan

magnet yang terpasang pada silinder.

Dengan adanya magnet maka buluh kawat akan tersambung atau terputus

bila magnet itu mendekati atau menjauhi buluh kawat tersebut

Saklar Pembatas Induktif

Digunakan bila saklar pembatas mekanik ataupun buluh tidak dapat

digunakan. Biasa dipakai untuk sensor penghitung benda kerja yang

terbuat dari logam, pada suatu mesin atau ban berjalan. Saklar pembatas

ini hanya akan beraksi atau terpakai untuk logam.

Gambar 2 Komponen input berupa limit switch

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 56 dari 87

Saklar pembatas atau sensor ini biasanya terdiri dari oscillator,

pemicu tegangan dan penguat. Biasanya ada dua macam, yaitu yang

dialiri arus bolak-balik dan arus searah, tapi keduanya mempunyai

tegangan operasi antara 10–30 volts.

Saklar Pembatas Kapasitif

Sensor kapasitif ini mempunyai respons terhadap segala material, metal

maupun non-metal. Tapi sensor ini terpengaruhi oleh adanya perubahan-

perubahan yang diakibatkan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan debu

logam.

Saklar Pembatas Optik

Sensor ini memberi respons pada semua benda kerja. Sinyal masukannya

berupa sinar.

Sensor cahaya berupa fotoelektric yang terdiri :

1) Fotoelektric Sensor Head ( Reflektif and Separate )

Fotoelectric Sensor Amplifier

Sensor logam adalah sensor yang peka terhadap logam disebut Proximity

Sensor terdiri atas :

1) PH sensor (separate)

2) PH Sensor (Reflektif)

Gambar 2 Sensor sebagai input PLC

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 57 dari 87

Proximity detectors pada dasarnya adalah detektor logam. Alat ini digunakan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu logam tanpa sentuhan secara phisik.

Ini untuk mencegah kerusakan dari alat dan memberi kemampuan mendeteksi

adanya logam panas. Umumnya proximity detectors dirancang untuk mende-

teksi bahan logam ferro baja. Tetapi ada beberapa jenis yang dipakai untuk

mendeteksi logam lain. Bila proximity detector digunakan digunakan pada per-

mukaan yang mengandung metal atau serbuk metal, perlu dilakukan pengama-

nan dalam penempatan sensor supaya terhindar dari bahan yang mengandung

metal atau serbuk di daerah sekitarnya.

2) Peralatan output

Peralatan output PLC adalah peralatan yang dipasang pada output PLC seperti :

motor listrik, solenoid, kontaktor magnit, relay, buzzer, lampu, heater dengan

syarat besar arus untuk output PLC maksimal sebesar 2 ampere jika lebih maka

harus digunakan bantuan kontak (penghubung arus) seperti kontaktor magnit

atau relay.

Peralatan output PLC dapat berupa arus DC (untuk PLC jenis transistor relay

output ) ataupun arus ac (hanya untuk relay output) dengan tegangan 5 s.d 240

Volt.

Inductive proximity sensor Infrared proximity sensor

Gambar 3 Proximty detector

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 58 dari 87

Gambar 5

Peralatan Output

Dari peralatan input dan output maka dapat hubungan peralatan tersebut

dengan PLC sbb :

INSTRUKSI –INSTRUKSI PLC OMRON

3) Memasang Peralatan Input dan Output

Peralatan I/O dipasang pada tempat yang telah ditentukan dalam rencana kerja

dan gambar pengawatan instalasi. Untuk saklar dan tombol kendali biasanya

dipasang pada panel kendali sedangkan sensor, selenoid dan motor biasanya

ditempatkan pada mesin atau alat yang akan dikendalikan.

Gambar 4 Hubungan peralatan I/ O dengan CPU

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 59 dari 87

a. Memasang kabel

Instalasi kabel ditempatkan pada sebuah saluran kabel (duct) yang terbuat

dari logam. Untuk menghindari interferensi atau nosie maka kabel power

listrik dipisahkan dari kabel I/O dan duct dihubungkan ke sistem pembumian.

Ada tiga jenis duct yang biasa digunakan yaitu:

1) Hanging duct

Pisahkan kabel Power dan kabel I/O paling sedikit pada 300mm.

Gambar 18

Hanging duct

2) Floor duct

Beri jarak 200mm antara kabel dengan ujung atas duct.

Gambar 19

Floor duct

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 60 dari 87

3) Conduit

Pisahkan kabel power dan kabel I/O seperti gambar berikut ini.

Gambar 20

Conduit

d. Pemasangan kabel pada terminal Unit I/O

1) Pasangkan kabel ke terminal I/O dengan mengendurkan sekrup

pengunci dengan memakai obeng plus (+) setelah terpasang

kencangkan kembali sekrup pengunci tersebut. Sebaiknya gunakan

crimp/skun kabel pada ujung kabel.

Gambar 21

Pemasangan kabel pada terminal I/O

2) Setelah kabel dipasang pada terminal Unit I/O, selanjutnya kabel

dihubungkan ke peralatan I/O. Hal yang perlu di perhatikan saat Unit I/O

dihubungkan ke peralatan I/O adalah konfigurasi instalasinya harus

disesuaikan dengan pedoman manualnya dan jangan memberi tegangan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 61 dari 87

3) pada PLC diatas tegangan yang telah ditentukan, karena PLC sangat

4) sensitif tehadap kenaikan tegangan suplay dan dapat mengakibatkan

kerusakan pada PLC itu sendiri

Berikut contoh pemasangan konfigurasi Input pada Unit Input PLC C200H –

ID212 dan PLC CPM2A.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 62 dari 87

Gambar 22

Konfigurasi Input pada Unit Input PLC C200H – ID212 & PLC CPM2A

Berikut contoh pemasangan konfigurasi Ouput pada Unit Output PLC C200H –

OC225 dan PLC

CPM

Gambar 23

Konfigurasi Output pada Unit Output PLC C200H – OC225

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 63 dari 87

Gambar 24

Konfigurasi Output pada PLC CPM2A

e) Pemasangan kabel power supply

Diagram berikut menunjukan cara pemasangan kabel power supply ke PLC

C200H dan CPM2A. Untuk kabel power supply gunakan kabel twisted untuk

mencegah noise dengan diameter 1,25mm dan crimp/skun kabel bulat

berdiameter 3,5mm. Sebelum memasang kabel power supply pastikan sumber

tegangan (AC atau DC) sesuai dengan kebutuhan Unit Power supply.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 64 dari 87

Gambar 4.41. Pemasangan kabel Power supply pada PLC C200H

Gambar 25

Pemasangan kabel Power supply pada PLC CPM2A

f. Grounding atau pembumian

Untuk mencegah noise, sistem PLC harus dihubungkan dengan sistem

pembumian. Sistem pembumian yang baik harus memperhatikan beberapa

hal, yaitu:

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 65 dari 87

1) Tahanan pembumian harus 80 ohm

2) Gunakan kawat pembumian yang cukup tebal ( diameter 2 mm2 )

3) Titik pembumian harus sedekat mungkin dengan PLC untuk mengurangi

jarak kabel pembumian

4) Gunakanlah metode pembumian yang benar seperti gambar dibawah ini;

(A)Independent grounding : Best (B) Joint grounding : Good (C) Joint grounding : Not allowed

Gambar 26

Pemasangan Kabel Grounding

3. Kode Indek Proteksi (IP) Peralatan / Material

Dalam memasang peralatan dan material harus sesuai dengan Indeks Proteksi

(IP) yang telah ditetapkan. Kode IP ini terdiri dari dua digit dan selalu

tercantum pada body peralatan dan material yang telah dikeluarkan oleh

pabrik.

PLC Other device PLC PLC Other device

Class 3 grounding Class 3 grounding

Other device

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 66 dari 87

Klasifikasi dari Indeks Proteksi adalah sebagai berikut:

Angka pertama

Perlindungan terhadap benda padat

Angka kedua

Perlindungan terhadap benda cair

IP Test IP Test 0 Tanpa perlindungan 0 Tanpa perlindungan

1 Perlindungan terhadap benda

padat hingga 50mm seperti tersentuh oleh tangan tanpa

sengaja

1 Perlindungan terhadap air yang jatuh

secara vertikal

2 Perlindungan terhadap benda

padat hingga 12mm seperti tersentuh oleh jari jari tangan

tanpa sengaja

2 Perlindungan terhadap semprotan air

langsung hingga 150 dari arah vertikal

3 Perlindungan terhadap benda padat lebih dari 2,5mm (alat alat kerja + kabel kabel kecil)

3 Perlindungan terhadap semprotan 600 dari arah vertikal

4 Perlindungan terhadap benda

padat lebih dari 1mm (alat alat kerja + kabel kabel kecil)

4 Perlindungan terhadap air yang

disemprotkan dari segala arah pada batas yang diizinkan

5 Perlindungan terhadap debu – terbatas pada unsur yang diizinkan

( tidak berbahaya)

5 Perlindungan terhadap air jet bertekanan rendah dari segala arah pada batas yang

diizinkan

6 Perlindungan total terhadap debu 6 Perlindungan terhadap air jet bertekanan

rendah seperti untuk penggunaan pada dek kapal pada batas yang diizinkan.

7 Perlindungan terhadap efek pembenam

antara 15cm dan 1m

8 Perlindungan terhadap pembenaman

dibawah tekanan dalam waktu yang lama.

Tabel Indeks Proteksi

4. rosedur pengukuran tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

rangkaian listrik

a. Multimeter

Alat ini digunakan untuk memeriksa baik tidaknya hubungan-hubungan atau

sambungan penghantar dalam suatu instalasi. Dengan menggunakan

multimeter dapat diketahui pemasangan instalasi yang meliputi: pemasangan

kabel, penyambungan kabel dan pekerjaan lainya dalam instalasi, multimeter

juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya tegangan listrik yang mengalir

di dalam suatu penghantar misalnya tegangan fasa dengan nol atau antara

fasa dengan fasa.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 67 dari 87

Gambar 1 Gambar 2

Digital Multimeter Analog Multimeter

Prosedur pemeriksaan dengan multimeter adalah sebagai berikut:

1) Posisikan saklar ke Ohmmeter

2) Hubungkan kabel merah multimeter ke salah satu ujung kabel instalasi yang

ingin diperiksa

3) Kemudian hubungkan kabel hitam multimeter pada ujung yang lain

4) Jika jarum multimeter analog bergerak atau display multimeter digital

menunjukan suatu nilai tahanan tertentu, itu menandakan sambungan atau

terminasi kabel dengan bagian lainnya dalam keadaan baik.

b. Mega Ohm Meter (Megger)

Megger termasuk alat ukur yang presisi yang dapat digunakan untuk

mengukur tahanan isolasi dalam batas tidak terhingga (~). Dengan

menggunakan megger pengukuran suatu instalasi hasilnya akan lebih baik

daripada menggunakan multimeter, karena selain dapat mengetahui adanya

hubungan singkat juga dapat mengetahui adanya suatu kebocoran yang

terjadi pada penghantar ataupun pipa pelindung.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 68 dari 87

Gambar 3

Megger

Prosedur pemeriksaan resistansi isolasi seluruh instalasi adalah sebaga berikut:

1) Putar / tekan sakelar pemilih ke skala Mohm (jika Megger mempunyai variasi skala)

2) On-kan semua MCB dan sakelar

3) Off-kan semua peralatan listrik.

4) Putuskan kabel dari Terminal Pembumian ke Terminal Netral pada PHB.

5) Hubungkan satu kabel Megger ke Terminal Pembumian.

6) Hubungkan kabel yang lainnya ke L dan N (yang dikopel) Saluran Utama

Pelanggan.

7) Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 M.)

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 69 dari 87

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6Terminal netral

Terminal pembumian

PHB

LN

Kondisi on

dikopel

MC

Bp

om

pa

MC

Bla

mp

uI

MC

BU

tam

a

M

0

20

1000

MEGGER

0,20,5

20010010

5

MC

Bla

mp

uII

MC

Bla

mp

uI

I

MC

Bla

mp

uI

I V

Kabel dari terminal pembumian ke

terminal netral diputus

Kabel L dan N

Semua MCB

Nilai minamal

5M Ohm

8) Hubungkan kabel Megger ke penghantar L Saluran Utama Pelanggan dan

kabel yang satunya tetap di Terminal Pembumian.

9) Lihatlah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 M.)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6Terminal netral

Terminal pembumian

PHB

LN

Kondisi on

MC

Bp

om

pa

MC

Bla

mp

uI

MC

BU

tama

M

0

20

1000

MEGGER

0,20,5

20010010

5

MC

Bla

mp

uII

MC

Bla

mp

uI

I

MC

Bla

mp

uI

I V

Kabel dari terminal pembumian ke

terminal netral diputus

Semua MCB

Nilai minamal

5M Ohm

Gambar 5 Pengukuran Resistansi Isolasi Seluruh Isolasi

Gambar 4

Pengukuran Resistansi Seluruh Instalasi

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 70 dari 87

10) Pindahkan kabel ke penghantar N Saluran Utama Pelanggan.

11) Lihalah nilai yang resistans isolasi yang terukur (harus minimal 0,5 M.)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6Terminal netral

Terminal pembumian

PHB

L

N

Kondisi on

MC

Bp

om

pa

MC

Bla

mp

uI

MC

BU

tam

a

M

0

20

1000

MEGGER

0,20,5

20010010

5

MC

Bla

mp

uII

MC

Bla

mp

uI

I

MC

Bla

mp

uI

I V

Kabel dari terminal pembumian ke

terminal netral diputus

Semua MCB

Nilai minamal

5M Ohm

Pemeriksaan tahanan isolasi pada instalasi satu phasa, hantaran yang diukur yaitu:

Phasa – Netral Phasa – pentanahan

Pemeriksaan tahanan isolasi pada instalasi tiga phasa, hantaran yang diukur

yaitu:

Phasa R – Netral

Phasa S – Netral

Phasa T – Netral

Phasa R – Pentanahan

Phasa S – Pentanahan

Phasa T – Pentanahan

Gambar 6 Pengukuran Resistansi Isolasi Seluruh Isolasi

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 71 dari 87

Phasa R – Phasa S

Phasa R – Phasa T

Phasa S – Phasa T

Pada suatu instalasi listrik, kawat fase, netral dan nol (PE) mempunyai kode

warna yang berbeda sehingga dapat memudahkan dalam pengerjaan

pemeriksaan kabel. Sesuai dengan peraturan yang berlaku (PUIL) pemberian

kode warna hantaran adalah sebagai berikut:

Untuk instalasi satu fase:

Fase berwarna hitam

Netral berwarna biru

Pentanahan (PE) berwarna loreng hijau-kuning

Untuk instalasi tiga fase:

Fasa R berwarna merah

Fasa S berwarna kuning

Fasa T berwarna hitam

Pentanahan (PE) berwarna loreng hijau-kuning

Kesimpulan untuk pengujian tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas

pengujian/pengukuran tahanan pembumian dan polaritas dapat dilakukan

dengan menggunakan alat ukur Multimeter sedangkan untuk tahanan isolasi

dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur Mega ohmmeter. Untuk

tahanan pembumian sebaiknya bernilai kurang dari 100ohm. Untuk tahanan

isolasi sebaiknya bernilai 1Mohm/volt. Polaritas yang berhubungan dengan

tegangan dan arus DC perlu diuji kembali untuk mencegah terjadinya polaritas

yang terbalik yang dapat menyebabkan rusaknya peralatan.

5. Metode Setiap Rangkaian Listrik diuji untuk memastikan tahanan

pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan

1) Melakukan pengujian wiring/pengkawatan I/O

Hal yang juga harus kita ketahui dalam memasang instalasi PLC, setelah PLC

tersebut kita instal maka perlu dicek wiring/pengkawatan input dan outputnya

untuk mengetahui dan meyakinkan apakah peralatan input dan output PLC

mempunyai hubungan yang baik dan benar.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 72 dari 87

2) Pengecekan wiring/pengkawatan input

Langkah pengecekan wiring/pengkawatan input dapat dilakukan dengan

menghubungkan (meng On kan) semua perangkat input dan melihat

lampu indikator (LED) pada sisi input PLC. Hubungan peralatan input PLC

dikatakan baik jika input masukan ON maka lampu indikator bagian input

PLC akan menyala.

3) Pengecekan wiring/pengkawatan output

Hubungan antara PLC dengan peralatan output (seperti selenoid,

magnetik kontaktor, lampu dsb) dapat dicek dengan perintah force ke

nomor terminal output PLC, perintah tersebut tanpa menunggu program

harus sudah selesai dimasukan kedalam PLC, namun dapat dipisah tanpa

mempengaruhi program yang ada ( jika di dalam PLC telah dimasuki

program kontrol).

Langkah pengecekan wiring output dapat dilakukan dengan :

a) Alat pemrogram (Programing Console)

b) Personal Komputer ( FC ) memakai software PLC

a) Langkah pengecekan dengan Programing Console :

Hubungkan PLC dengan alat pemrogram (Programing Console)

Hidupkan Programing Console dengan mode Program kemudian

masukan Password, yaitu dengan menekan tombol:

Kemudian Lakukan operasi Force dengan menekan tombol:

CLR MONTR

CLR

SHIFT CONT

#

Nomor

Output

MONTR PLAY

SET

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 73 dari 87

Gambar 1

Menghubungkan PLC dengan Programming Console

b) Langkah pengecekan dengan Personal Komputer ( FC )

memakai software PLC :

Hubungkan Interface PLC dengan Komputer

Nyalakan Komputer

Masukan Catu daya ke PLC hingga Lampu Indikator power On

Buka Sofware PLC, misal Syswin

Lakukan Komunikasi antara PLC dan PC

Posisi Mode PLC pada kondisi stop, gambar dibawah ini

Gambar 2

Mode PLC Stop

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 74 dari 87

Contoh program PLC yang sudah di Download

Gambar 3

Program PLC

Lakukan proses pengujian dengan cara Klik menu Online kemudian Klik

Force.

Gambar 4

Program PLC

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 75 dari 87

Tulis alamat Input atau Otput pada menu action pilih Force set kemudian

write lalu Yes

Gambar 4

Program PLC

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 76 dari 87

6. Menjelaskan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal

lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara pengidentifikasian

1. Pengidentifikasian penyimpangan yang terjadi

Kegiatan ini adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan kesalahan

atau kerusakan yang terjadi dilapangan setelah dilakukan pengujian.

Contoh pengidentifikasian penyimpangan yang terjadi:

a. Indikator power supply tidak menyala

b. Proses Transfer program tidak berhasil

c. Indikator I/O tidak menyala

d. Beban Output tidak berfungsi

e. Suhu dalam ruang PLC melebihi ketentuan

2. Menetapkan alternatif solusi terhadap penyimpangan yang

terjadi

a. Setelah ditemukan penyimpangan penyimpangan yang terjadi

selanjutnya dicari alternatif solusi untuk mengatasi penyimpangan

yang terjadi itu.

b. Contoh penetapan alternatif solusi untuk mengatasi

penyimpangan yg terjadi:

1) Indikator power supply tidak menyala, alternatif solusinya

adalah memeriksa kembali koneksi kabel power supply dan

tegangan power supply.

2) Proses transfer program tidak berhasil alternatif solusinya

adalah periksa sistem interface dan komunikasi antara PLC dan

PC.

3) Indikator I/O tidak menyala, alternatif solusinya adalah periksa

kembali koneksi kabel I/O, sekrup yang kendur, peralatan I/O

dan Unit I/O.

4) Beban output tidak berfungsi, alternatif solusinya adalah

periksa pengawatan rangkain kontrol dan daya.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 77 dari 87

5) Suhu dalam ruangan PLC melebihi batas ketentuan, alternatif

solusinya periksa peralatan sirkulasi udara dalam ruang panel

PLC.

C. Menerapkan alternatif solusi dengan benar

Setelah alternatif solusi ditetapkan selanjutnya alternatif solusi itu

dilaksanakan dengan benar sesuai persyaratan yang ditentukan.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi PLC

Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Bangunan Industri Khusus :

1. Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja

Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja

2. Memerikasa Instalasi PLC dan kelengkapan

3. Memeriksa PLC dan peralatannya sesuai dengan IP yang ditetapkanMenyusun

dan menyiapkan alat kerja, material, k3 dan alat bantu yang dibutuhkan

4. Melakukan pengujian tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

rangkaian listrik

5. Melakukan dan menjelaskan Setiap rangkaian listrik diuji untuk memastikan

tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan

6. Mampu mengidentifikasi yang berkaitan dengan kondisi lapangan

yang sering penyimpangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan

dengan cara pengidentifikasian.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Instalasi PLC

Harus bersikap secara:

1. Cermat dan teliti dalam memeriksa bangunan industri khusus

3. 2. Taat asas dalam melaksanakan urutan pemeriksaan yang dilakukan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 78 dari 87

BAB IV

MEMBUAT LAPORAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membuat laporan

Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan / menyajikan informasi-informasi

faktual secara ringkas (concise) dan akurat, tanpa rincian-rincian yang tidak

relevan. Tujuannya untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan

perubahan dan atau peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah.

Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan

personal dan dipengaruhi oleh subjektivitas penulisnya.

1. Cara menjelaskan prosedur membuat berita acara pemeriksaan.

Jika membuat berita acara, maka maka harus jelas dalam pikiran anda, apa

yang akan disampaikan dan bagaimana susunannya.

Susunan suatu berita acara pemeriksaan dapat terdiri atas:

a. Heading

Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara

kepada pembaca, tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada

catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.

b. Pendahuluan

c. Meskipun tidak terlalu panjang, pendahuluan suatu laporan adalah sangat

penting, karena akan memberikan “over view” tentang isi laporan, dan

pembaca akan mengetahui apakah laporan tersebut berkenaan dan

berkepentingan dengannya. Rangkuman harus akurat dan tidak boleh

menyimpang, dan menyatakan secara singkat isi dan maksud laporan

d. Isi laporan

Isi laporan biasanya merupakan bagian terbesar dari suatu laporan, yang

secara jelas menyatakan masalah dan segala sapek yang berkaitan dan

juga berisinkan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena

masalah yang dilaporkan berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang

baku untuk menulis isi laporan.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 79 dari 87

Masing-masing laporan mempunyai kepentingan yang berbeda, jika perlu

dibagi kedalam judul dan sub-judul. Laporan mungkin berkenaan dengan:

1) Suatu test/pemeriksaan yang telah dilakukan

2) Suatu dimensi yang telah diambil berkenaan dengan produk

3) Mungkin sketch untuk menglklarifikasi atau menjelaskan

4) Jumlah komponen atau memerlukan komponen dari supplier

5) Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak

hal, jangan ragu-ragu untuk membuat judul-judul dan sub judul,

sehingga jelas bagi yang membuatnya maupun yang harus membaca

dan memahaminya.

2. Kesimpulan

Kesimpulan akan menyimpulkan semua informasi yang telah dikumpulkan

di dalam isi laporan. Kadang-kadang kesimpulan dapat diitemasi, sehingga

pembaca dapat lebih mudan menemukan dan mengikutinya serta

memahaminya. Yang penting adalah bahwa kesimpulan harus konsisten

dengan apa yang telah ditulis dalam laporan. Jika tidak, laporan akan

kehilangan kredibilatasnya. Jika laporan cukup singkat dan hanya

berkenaan dengan satu masalah yang sederhana, maka kesimpulannya

mungkin termasuk rekomendasi dan saran-saran. Tetapi jika laporan

cukup panjang, dan berkaitan dengan sejumlah masalah dan

kemungkinan, maka rekomendasi dapat ditempatkan pada judul lain yang

terpisah. Jika ada saran-saran berkenaan dengan sejumlah point dan

digabungkan dengan kesimpulan, laporan akan nampak kacau balau dan

pembaca tidak akan memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang

ingin anda sampaikan

3. Rekomendasi

Rekomendasi adalah suatu saran. Rekomendasi yang anda buat haruslah

menyuarakan dan berdasarkan pada fakta yang ada pada isi berita acara

laporan. Rekomendasi dapat diitemasi . Saran yang anda ajukan harus

didefinisikan dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara tepat.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 80 dari 87

4. Penutup laporan

Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama

dan seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas

nama anda sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali

untuk memeriksa kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa.

Adalah hal yang baik jika orang lain suruh membaca dan memeriksa. Orang

lain biasanya lebih objektif dari pada penulisnya sendiri.

Jika anda tidak puas dengan tulisan laporan anda, tulislah ulang dan

yakinkan tulisan anda bersih dan rapih. Anda dapat mengeditnya sendiri

pada komputer atau menyuruh orang lain. Jika laporan lebih dari satu

lember, berilah halaman untuk setiap halamannya dan distaple bersama-

sama. Sebelum menyampaikan laporan kepada orang yang dituju, buatlah

salinan/copi untuk arsip anda sendiri.

5. Prosedur Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan

format yang berlaku.

Prosedur pemeriksaan adalah suatu kegiatan yang memuat keterangan

meliputi; nama kegiatan, orang yang melaksanakannya, waktu

pelaksanaan, dan tahap tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga

selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Keterampilan diperlukan dalam Membuat pemeriksaan, adalah :

1) Membuat Berita Acara Serah Terima pemeriksaan sesuai prosedur

perusahaan.

2) Membuat laporan pemeriksaaan sesuai prosedur perusahaan.

3) Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu Membuat Laporan adalah :

Bersikap cermat

Bersikap teliti

Melakukan aktivitas berdasarkan SOP

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 81 dari 87

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan

Keterampilan yang Diperlukan dalam prosedur membuat berita acara pemeriksa-

an :

1) Mampu membuat berita acara pemeriksaan

2) Mampu membuat laporan pemasangan sesuai dengan pormat dan prosedur

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan

Harus bersikap secara:

1. Cermat dan teliti dalam membuat berita acara pemeriksaan

4. 2. Taat asas dalam melaksanakanpembuatan laporan

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 82 dari 87

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan

1. -

B. Buku Referensi

1. Memasang Instalasi PLC, Dirjen Binalattas Depanker, 2014

2. Mengoperasikan PLC, Dirjen Binalattas Depanker, 2014

3. Desain proteksi Motor, VEDC Malang, 2015

4. Modul Instalasi Tenaga, BBPLKDN Bandung, 2008

5. Instalasi listrik Otomasi, Dedi kardiaman, ST, 2015

C. Majalah atau Buletin

1. –

D. Referensi Lainnya

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 83 dari 87

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1. PLC &Trainer Kit PLC Untuk di praktik

2. Komputer Untuk di Teori +

Praktik

3. Peralatan Output (relay, motor listrik, lampu dll) Untuk di praktik

4. Tool set (obeng, tang, Alat ukur/Multimeter, dll) Untuk di praktik

5. Peralatan I/O(tombol, sensor, dll) Untuk di praktik

6. Lemari/box panel Untuk di praktik

7. Infokus Untuk di Teori

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan

1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku kerja,

buku penilaian)

Setiap peserta

2. Kertas HVS A4

3. Spidol whiteboard

4. Kabel Untuk di praktik

5. Tinta printer Untuk di praktik

6. ATK siswa Setiap peserta

7. Pengaman Listrik ( MCB, TOR dll ) Untuk di praktik

8. Sepatu Kabel Untuk di praktik

9. Terminal Kabel Untuk di praktik

10. Kabel Tie Untuk di praktik

11. Sekrup Untuk di praktik

12. Baut & Mur Untuk di praktik

13. Lampu indicator 220 VAC, 24 VDC Untuk di praktik

14. Rel Omega Untuk di praktik

15. Banana Flug Untuk di praktik

16. Kertas label Untuk di praktik

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 84 dari 87

LAMPIRAN

Lampiran 1

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 85 dari 87

Contoh Kuesioner

Kejuruan :

Mulai Diklat : Tgl. Bln. Thn. 20…

Akhir Diklat : Tgl. Bln. Thn. 20…

Pengisian Angket : Tgl. Bln. Thn. 20…

Peserta diklat yang kami hormati,

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kami terhadap peserta diklat, maka kami sangat memerlukan masukan, komentar dan tanggapan dari Anda sebagai bagian

dari evaluasi terhadap proses penyelenggaraan diklat di lembaga ini.

Mohon dibaca dan disimak pernyataan / pertanyaan pada kolom pernyataan / pertanyaan di bawah ini, lalu pilih salah satu dari 5 (lima) kemungkinan jawaban yang tersedia, yaitu yang paling sesuai dengan yang Anda rasakan / alami.

Berilah tanda cek/cakra pada kotak yang tersedia ( X ). Makin ke kiri letak pilihan yang dicakra berarti Anda semakin puas atau semakin

baik. Demikian juga sebaliknya jika semakin ke kanan berarti semakin tidak puas atau semakin kurang.

Demikian, atas partisipasi Anda mengisi angket ini terlebih dahulu kami ucapkan banyak terima kasih.

NO BERKENAAN DENGAN PROGRAM Saya merasa

a b c d e

1 Program diklat yang diberikan

2 Kemanfaatan program diklat (mencari kerja atau

mandiri)

3 Kelengkapan materi pelajaran teori yang diberikan

4 Kelengkapan materi praktek yang diberikan

5 Kelengkapan modul diklat yang diberikan

NO BERKENAAN DENGAN FASILITAS Saya merasa

a b c d e

1 Kelengkapan alat Bantu belajar di ruang teori atau

di kelas

2 Kelengkapan bahan, alat dan mesin untuk prakter di workshop

3 Kenyamanan dan keteraturan belajar di ruang teori / kelas

4 Kenyamanan dan keteraturan praktek di workshop

NO BERKENAAN DENGAN FASILITAS Saya merasa

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 86 dari 87

a b c d e

5 Fasilitas umum berupa toilet, tempat istirahat, dan lingkungan

6 Akomodasi / asrama (sarana belajar, toilet, alat

kebersihan dll:)*

7 Pelayanan dan nilai gizi konsumsi*

NO BERKENAAN DENGAN MANAJEMEN Saya merasa

a b c d e

1 Pelayanan informasi dan pendaftaran

2 Pelayanan administrasi

3 Pelayanan kesehatan (bila sakit)

4 Perhatian terhadap masalah yang dihadapi (bila ada)

5 Penegakan disiplin bagi siswa dan

instruktur/pelatih

6 Keamanan, kenyamanan dan ketertiban lingkkungan

DAFTAR PENYUSUN MODUL

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Kejuruan Listrik Sub Sektor Otomasi Industri

Kode Modul

KTL.II02.229.01

Judul Modul : Menginspeksi Instalasi PLC

Buku Informasi Versi: 2015 Halaman: 87 dari 87

NO. NAMA PROFESI

1. Tatang, S.Pd Instruktur Madya Kejuruan Listrik

sub-sektor Listrik Industri Dan Otomasi

Assesor Bidang Listrik