Buku Guru - Kemdikbud
Transcript of Buku Guru - Kemdikbud
ii
Buku Guru
Seni Budaya
SMALB – Tunarungu
Kelas X
Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013.
Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
iii
Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang–Undang
Kontributor : Yustiadi Yusup, S.Pd
Penelaah : Dr. Usep Kustiawan, M.Sn
Penyunting bahasa : Badan Bahasa
Ilustrator : Yustiadi Yusup, S.Pd
Ukuran : 17,6 x 25
Kotak katalog dalam terbitan (KDT)
Cetakan ke-1, 2016
Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt
Diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan 2016
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Seni Budaya
SMALB Tunarungu: Buku Guru/Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.–Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016
xii, 127 hal- Untuk SMALB Kelas X
ISBN 978-602-358-466-6 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-358-467-3 (jilid I)
I. I. Seni Budaya – Studi dan Pengajaran I. Judul
II. II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
iv
KATA PENGANTAR
Pada tahun pelajaran 2013/2014 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan Kurikulum
2013 secara terbatas di sekolah umum. Sementara itu,
Kurikulum Pendidikan Khusus 2013 untuk peserta didik
berkebutuhan khusus mulai diterapkan pada tahun pelajaran
2014/2015.
Kurikulum Pendidikan Khusus 2013 merupakan
kurikulum berbasis kompetensi, di dalamnya dirumuskan
secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Kurikulum ini dikembangkan dan dilaksanakan dengan
mengakomodasi hambatan peserta didik sejak penyusunan
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Silabusnya.
Dengan kurikulum ini, diharapkan dapat mewujudkan
anak berkebutuhan khusus di Indonesia tumbuh dan
berkembang menjadi generasi yang berkarakter, kreatif, dan
produktif. Hal ini sejalan dengan komitmen bersama bahwa
hambatan pada anak berkebutuhan khusus tidak menjadi
halangan untuk menyiapkan mereka untuk menjadi individu
yang mandiri dan berkontribusi bagi pembangunan
masyarakat dan bangsa.
Untuk itu peserta didik diberi peluang untuk mencari dan
memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungannya
dengan menggunakan pendekatan saintifik yang berbasis
aktivitas. Untuk mewujudkan hal itu, pola pembelajaran
v
berpusat pada peserta didik secara interaktif dengan belajar
kelompok dan belajar melalui jejaring.
Dalam konteks pembelajaran, guru memegang peranan
yang sangat strategis dalam mendukung pencapaian tujuan
tersebut. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013, di samping
Buku Siswa yang menjadi pegangan belajar peserta didik,
disiapkan pula Buku Guru yang membantu para guru di
sekolah dalam menggunakan Buku Siswa.
Buku Guru ini disusun dengan tujuan mengarahkan para
guru dalam menggunakan Buku Siswa. Namun demikian,
Buku Guru ini juga memberikan keleluasaan pada guru untuk
mengembangkan wawasan, ide, gagasan kreatif, dan inovasi-
inovasi yang dapat mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal dengan mengacu pada kondisi, kebutuhan, dan
muatan lokal. Buku Guru ini lebih bersifat inspiratif bagi guru
dalam melaksanakan pembelajaran dengan materi
sebagaimana tertuang dalam Buku Siswa.
Secara khusus Buku Guru ini dapat dimanfaatkan oleh
para guru yang mengajar peserta didik berkebutuhan yang
menggunakan Kurikulum Pendidikan Khusus baik di Sekolah
Luar Biasa maupun di sekolah umum. Secara luas Buku Guru
ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan peningkatan mutu dan layanan pendidikan khusus di
tanah air.
Penulis menyadari benar bahwa Buku Guru ini belum
sepenuhnya dapat menjadi pedoman para guru dalam
melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efesien. Oleh
vi
karena itu, sebagai naskah awal buku ini memerlukan
perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus. Dengan
demikian kritik dan saran sangat penulis harapkan dari
berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah mendukung penyusunan buku ini.
Mudah-mudahan karya kecil ini berkontribusi positif terhadap
perkembangan Pendidikan Khusus di Tanah Air.
Aamiin.
Jakarata, April 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................. iv
Daftar Isi ......................................................................... vi
Bagian I
Petunjuk Umum ......................................................... 1
A. Pembelajaran Seni Budaya ...................... 1
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .. 2
2. Tujuan Pembelajaran Seni Budaya ......... 5
3. Materi Pembelajaran Seni Budaya .......... 6
4. Pengalaman Belajar ................................ 8
B. Penilaian pembelajaran .......................... 15
1. Konsep Penilaian .................................... 15
2. Karakteristik Penilaian ........................... 16
3. Teknik dan Instrumen Penilaian ............. 18
4. Pengolahan Hasil Penilaian dan
Pelaporan ............................................... 22
C. Remidial ..................................................... 24
1. Prinsip-prinsip Remidial ......................... 24
2. Pembelajaran Remidial ........................... 25
D. Pengayaan .................................................. 26
1. Prinsip-prinsip Pengayaan ...................... 26
2. Pembelajaran Pengayaan ........................ 27
E. Interaksi Orang Tua .................................... 28
1. Interaksi Langsung................................. 28
2. Interaksi Tidak Langsung ....................... 29
Bagian II
Petunjuk Khusu .......................................................... 32
viii
Bab I Motif Hias Nusantara .................................... 35
Peta Konsep/Materi....................................... 36
A. Pembelajaran Motif Hias Nusantara ........... 37
1. Kompetesi Dasar ................................... 37
2. Indikator ............................................... 37
3. Pengalaman Belajar .............................. 37
4. Media dan Sumber Belajar .................... 38
5. Langkah-langkah Pembelajaran ............ 38
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ...................... 43
1. Penialaian ............................................. 43
2. Tindak Lanjut ....................................... 49
C. Interaksi Orang Tua ................................... 50
Bab II Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi ................. 51
Peta Konsep/Materi....................................... 51
A. Pembelajaran Karya Seni Rupa 3 Dimensi . 52
1. Kompetesi Dasar ................................... 52
2. Indikator ............................................... 52
3. Pengalaman Belajar .............................. 53
4. Media dan Sumber Belajar .................... 53
5. Langkah-langkah Pembelajaran ............ 53
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ...................... 57
1. Penialaian ............................................. 57
2. Tindak Lanjut ....................................... 63
C. Interaksi Orang Tua ................................... 64
Bab III Menggambar Komik ...................................... 65
Peta Konsep/Materi....................................... 65
A. Pembelajaran Menggambar Komik ............. 66
1. Kompetesi Dasar ................................... 66
2. Indikator ............................................... 66
3. Pengalaman Belajar .............................. 67
4. Media dan Sumber Belajar .................... 67
5. Langkah-langkah Pembelajaran ............ 67
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ...................... 71
1. Penialaian ............................................. 71
ix
2. Tindak Lanjut ........................................ 75
C. Interaksi Orang Tua ................................... 75
Bab IV Pameran Seni Rupa Sekolah .......................... 77
Peta Konsep/Materi ....................................... 78
A. Pembelajaran Pemeran Seni Rupa Sekolah ... 79
1. Kompetesi Dasar ................................... 79
2. Indikator ............................................... 79
3. Pengalaman Belajar ............................... 79
4. Media dan Sumber Belajar .................... 80
5. Langkah-langkah Pembelajaran ............. 80
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ...................... 84
1. Penialaian ............................................. 84
2. Tindak Lanjut ........................................ 91
C. Interaksi Orang Tua ................................... 92
Bab V Tari Kreasi Baru Berdasarkan Tari Daerah ... 93
Peta Konsep/Materi ....................................... 93
A. Pembelajaran ............................................. 94
1. Kompetesi Dasar ................................... 94
2. Indikator ............................................... 94
3. Pengalaman Belajar ............................... 94
4. Media dan Sumber Belajar .................... 95
5. Langkah-langkah Pembelajaran ............. 95
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ...................... 99
1. Penialaian ............................................. 99
2. Tindak Lanjut ........................................ 103
C. Interaksi Orang Tua ................................... 104
Bab VI Pementasan Tari Kreasi Baru ........................ 105
Peta Konsep ............................................ ..... 106
A. Pembelajaran Pementasan Tari Kreasi ....... 107
1. Kompetesi Dasar ................................... 107
2. Indikator ............................................... 107
3. Pengalaman Belajar ............................... 107
x
4. Media dan Sumber Belajar .................... 108
5. Langkah-langkah Pembelajaran ............ 108
B. Penilaian dan Tindak Lanjut ...................... 113
1. Penialaian ............................................. 113
2. Tindak Lanjut ....................................... 115
C. Interaksi Orang Tua ................................... 116
Glosarium ....................................................................... 117
Daftar Pustaka ................................................................ 119
Riwayat Penulis .............................................................. 123
Riwayat Penelaah ........................................................... 124
Catatan............................................................................125
Buku Guru Seni Budaya 1
Bagian 1
Petunjuk Umum
Buku guru Seni Budaya ini disusun sebagai
panduan bagi guru dalam penggunaan buku
siswa. Buku ini terdiri atas dua bagian utama.
Bagian pertama berisi petunjuk umum tentang
pembelajaran Seni Budaya. Bagian kedua
menguraikan pembelajaran Seni Budaya untuk
setiap bab, sesuai dengan buku siswa. Melalui
buku guru ini, diharapkan guru mendapatkan
kemudahan dalam pemahaman tentang cara
pembelajaran, penilaian, melakukan remidi,
pengayaan, serta interaksi dengan orang tua.
Buku Guru Seni Budaya ini diharapkan dapat
membantu guru dalam memfasilitasi siswa untuk
belajar secara aktif, efisien, dan efektif sehingga
mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL).
A. Pembelajaran Seni Budaya
Pembelajaran adalah proses interaksi antar
siswa,antara siswa dengan tenaga pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2 Kelas X Tunarungu
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Seni Budaya Kelas X Tunarungu
Mata pelajaran Seni Budaya dalam kurikulum
2013 dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti
(KI) 3 untuk kompetensi pengetahuan, dan
Kompetensi Inti (KI) 4 untuk keterampilan.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk
mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan siswa, dan
kekhasan masing-masing mata pelajaran.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu
“Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya”. Sedangkan rumusan Kompetensi
Sikap Sosial yaitu “Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran,
serta kebutuhan, dan kondisi siswa.
Buku Guru Seni Budaya 3
Tabel 1.1
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Seni Budaya Kelas X Tunarungu
Kompetensi Inti Kompetensi dasar
K3 :
Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan
kejadian nyata dalam
kehidupan.
SENI RUPA
3.1. Memahami Motif Hias
Nusantara
3.2. Memahami Karya Seni Tiga
Dimensi
3.3. Memahami gambar komik
3.4. Mengenal persiapan
pameran karya seni gambar
motif hias, gambar komik
dan motif hias nusantara.
SENI TARI
4.5. Mengenal gerak dasar tari
Kreasi Baru Berdasarkan
gerak tari Daerah
4.6. Mengenal persiapan
pementasan tari kreasi baru
berdasarkan tari daerah
K4 :
Mencoba, mengolah dan
menyajikan dalam ranah
SENI RUPA
4.1 Membuat gambar motif hias
nusantara
4 Kelas X Tunarungu
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang
sama dalam sudut
pandang/teori
4.2 Membuat karya seni tiga
dimensi
4.3 Membuat gambar komik
4.4 Menyiapkan pameran seni
rupa sekolah
SENI TARI
4.5 Memperagakan gerask dasar
tari Kreasi berdasarkan gerak
tari Daerah
4.6 Menyiapkan pementasan tari
kreasi berdasarkan gerak tari
daerah
Dalam pembelajaran Seni Budaya kelas X SMALB
Tunarungu, terdiri dari 14 Kompetensi Dasar (KD) merupakan
bahan kajian yang akan ditransformasikan selama satu tahun
(dua semester) yang terurai dalam 36 Minggu terbagi menjadi dua
semester. Semester satu 21 Minggu yang sudah termasuk UTS
dan UAS didalamnya, semester dua 15 Minggu yang juga
termasuk UTS dan UKK di dalamnya. Kegiatan pembelajaran seni
budaya per Minggu untuk kelas X SMALB Tunarungu adalah 2
jam pelajaran x 45 menit.
Berikut ini pemetaan pembelajaran Seni Budaya Kelas X
SMALB Tunarungu selama satu tahun pelajaran yang
ditampilkan pada tabel 1.2.
Buku Guru Seni Budaya 5
Tabel: 1.2
Pemetaan Waktu Penggunaan Buku Siswa
Minggu BAB
Ket I II III IV V VI
1-6 12 JP Semester
I 7-11 10 JP
12 UTS
13-18 12 JP
19 UAS
20-24 10 JP Semester
II 25-29 10 JP
30 UTS
31-35 10 JP
36 UAS
Buku teks pelajaran Seni Budaya untuk kelas X SMALB
Tunarungu, membahas 6 materi berikut ini.
Bab I : Motif Hias Nusantara
Bab II : Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Bab III : Menggambar Komik
Bab IV : Pameran Karya Seni Rupa
Bab V : Gerak Tari Kreasi Berdasarkan Gerak Tari Daerah
Bab VI : Pementasan Tari Kreasi
2. Tujuan Pembelajaran
Mata pelajaran seni budaya secara umum bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami seni
dalam konteks ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial, sehingga
6 Kelas X Tunarungu
dapat berperan dalam pengembangan sejarah peradaban dan
kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional,
maupun global. Secara khusus pembelajaran seni di tingkat
menengah bertujuan menumbuh kembangkan kepekaan rasa
estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif,dan kreatif pada diri
setiap siswa secara menyeluruh. Sikap inihanya mungkin
tumbuh jika dilakukan serangkaian proses aktivitas berkesenian
pada siswa.
Mata Pelajaran Seni Budaya secara khusus bertujuan untuk
menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap
kritis, apresiatif,dan kreatif pada diri setiap siswa secara
menyeluruh. Sikap inihanya mungkin tumbuh jika dilakukan
serangkaian proses aktivitas berkesenian pada siswa. Mata
pelajaran Seni Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu;
a. menumbuhkembangkan sikap toleransi,
b. menciptakan demokrasi yang beradab,
c. menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk,
d. mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan
e. menerapkan teknologi dalam berkreasi
f. menumbuhkan rasa cinta budaya dan menghargai
warisan budaya Indonesia
g. membuat pergelaran dan pameran karya seni.
3. Materi Pembelajaran
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4
aspek seni, yaitu: Rupa, musik,tari dan teaternamun pada
kurikulum untuk siswa berkebutuhan khusus tunarungu
terdiri atas:
Buku Guru Seni Budaya 7
a. Seni Rupa
Apresiasi seni rupa, estetika seni rupa, pengetahuan
bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni rupa,
pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, portofolio seni
rupa. Pada Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB Tunarungu) memuat
penerapan seni rupa dua dan tiga dimensi.
b. Seni Tari
Apresiasiseni tari, estetika seni tari, pengetahuan gerak,
tema, kostum dan properti tari, teknik penciptaanseni tari,
pertunjukkan seni tari, evaluasi pertunjukan seni tari,
portofolio. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah
Atas Luar Biasa Tunarungu memuat pengenalan teknik
penampilanseni tari.
Materi Pembelajaran Seni Budaya disesuaikan dengan
kebutuhan daerah dan kebutuhan siswa. Pembelajaran yang
berkaitan dengan kebutuhan daerah bertujuan agar
kebudayaan daerah dapat dilestarikan dan dikembangkan
melalui materi Seni Budaya.Kebutuhan siswa untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang seni
tertentu sesuai dengan keadaan perekonomian daerah,
sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengembangkan potensi daerah, seperti potensi pariwisata
dan meningkatkan kemampuan berwirausaha di bidang
seni.Kemampuan berwirausaha di bidang seni ini,
menyesesuaikan dengan tuntutan era MEA sebagai salah satu
tuntutan perekonomian bangsa saat ini.
8 Kelas X Tunarungu
4. Pengalaman Pembelajaran Seni Budaya
Pada Kurikulum 2013, proses pembelajaran salah
satunya menekankan pada pendekatan pembelajaran
saintifik. Pengalaman pembelajaran berpusat pada siswa,
dimana seorang pendidik dituntut untuk dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa melalui teknologi
informasi, komunikasi, praktek langsung sekaligus
membangkitkan minat belajar secara menyenangkan.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan:
a. Mengamati
Pada pengalaman mengamati ini, kegiatan belajaran yang
dpat dilakukan siswa misalnya membaca, mendengar,
menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat). Kompetensi
yang ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar
mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan
kemampuan mencari informasi.
b. Menanya
Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk memperoleh informasi tambahan
tentang apa yang sedang mereka amati. Pertanyaan yang
siswa ajukan semestinya dapat dimulai dari pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat faktual saja hingga mengarah
kepada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya hipotetik
Buku Guru Seni Budaya 9
(dugaan). Kompetensi yang dikembangkan dari
pengalaman belajar menanya adalah pengembangan
kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk pengembangan
keterampilan berpikir kritis, dan pembentukan karakter
pebelajar sepanjang hayat (life long learner).
c. Menalar/Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan Informasi adalah melakukan eksperimen,
membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang
terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati
kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga
berwawancara dengan seorang narasumber. Kompetensi
yang ingin dikembangkandari langkah
pembelajaran(pengalaman belajar) mengumpulkan
informasi ini adalah, siswa akan mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki
kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam
cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi
seorang pembelajar sepanjang hayat (life long learner).
d. Mengasosiasi/Mengolah Informasi
Mengasosiasi atau Mengolah Informasi mulai dari beragam
informasi yang memperdalam dan memperluas informasi
hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang
berbeda atau bertentangan. Melalui pengalaman belajar
Mengasosiasi atau Mengolah Informasi ini diharapkan
10 Kelas X Tunarungu
siswa akan mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan
suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau
induktif untuk menarik suatu kesimpulan.
e. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang
diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik
secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya. Ini
dimaksudkan agar siswa mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan
sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis,
mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan
jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan
benar.
Keterangan:
Pendekatan saintifik ini bukan satu-satunya, boleh juga
menggunakan pendekatan-pendekatan lain tapi disesuaikan
dengan kebutuhan materi, kondisi siswa, sarana dan
prasarana. Dalam pendekatan saintifik juga tidak harus
selalu berurutan dan tidak harus semuanya dipakai dalam
satu pertemuan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi.
Buku Guru Seni Budaya 11
Pembelajaran Seni Budaya dilakukan dengan
memberikan pengalaman estetik yang mencakup
konsepsi, apresiasi, eksplorasi, dan kreasi. Keempat
hal tersebut selaras dengan Kompetensi Inti yang ada
pada kurikulum 2013.
Implementasi dari konsep pendekatan saintifik
tersebut harus disertai dengan penyempurnaan pola
pikir pembelajaran guru berikut ini.
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Membangun pembelajaran interaktif (antara guru,
siswa, masyarakat, lingkungan alam, dan sumber,
media belajar).
c. Mengkondisikan pembelajaran secara jejaring
(siswa dapat memperoleh informasi yang bervariasi
dari berbagai sumber)
d. Memfasilitasi siswa mencari tahu dan bukan diberi
tahu tentang berbagai informasi.
e. Mengkondisikan pembelajaran dengan berbasis tim
atau kelompok.
f. Mengkondisikan pembelajaran dengan berbasis
multimedia.
g. Memperhatikan potensi dan kebutuhan setiap
siswa.
h. Mengembangkan pola pembelajaran dengan
multidisiplin ilmu.
i. Mengembangkan pola pembelajaran kritis.
12 Kelas X Tunarungu
Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran seni budaya, antara lain :
a. Model Discovery Learning
Model Discovery Learning merupakan teori belajar
yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa dalam mencaritemukan
berbagai informasi sendiri. Materi atau bahan pelajaran
yang akan disampaikan guru, tidak disampaikan dalam
bentuk final akan tetapi siswa didorong untuk
mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan
dengan mencari informasi sendiri kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang
mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk
akhir.
Pada mata pelajaran Seni Budaya, misalnya: sebelum
siswa membuat karya motif hias, diawali dengan langkah
mengamati berbagai informasi tentang ragam motif hias
tersebut. Informasi tentang karya motif hias yang meliputi
apa, bagaimana, untuk apa, di mana, dll dengan bimbingan
guru siswa tunarungu dapat mengamatinya dari majalah,
internet, buku-buku di perpustakaan, informasi dari guru
lain, contoh karya motif hias, dll. Melalui aktivitas
pengamatan, siswa mempertanyakan pada dirinya sendiri
atau menanyakan pada guru tentang bahannya, alatnya,
cara membuatnya, kegunaannya, dll. Pada akhirnya siswa
dapat mengaplikasikannya menjadi sebuah karya yang
dapat dipergelarkan.
Buku Guru Seni Budaya 13
Perlu menjadi catatan penting bahwa tujuan dalam
metode Discovery Learning adalah hendaklah guru
memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjadi
seorang problem solver. Melalui kegiatan tersebut siswa
akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-
hal yang bermanfaat bagi dirinya.
b. Model Pembelajaran Kolaboratif
Pada model pembelajaran kolaboratif, siswa dan guru
berinteraksi secara empati, saling menghormati, dan
menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman,
sehingga memungkinkan siswa menghadapi aneka
perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-
sama. Berikut ini beberapa sifat pembelajaran
koolaboratif.
1) Guru dan siswa saling berbagi informasi.
Pembelajaran kolaboratif, memberikan
kesempatan kepada siswa memiliki ruang gerak untuk
menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman
personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep
pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan
kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran.
Sumber informasi tidak hanya dari guru, melainkan
secara kontekstual dapat berasal dari siswa, atau dari
situasi dan kondisi lingkungan pada saat itu.
Pada kelas kolaboratif siswa juga dapat
menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka,
14 Kelas X Tunarungu
berbagi informasi serta mendengar atau membahas
sumbangan informasi dari siswa lainnya. Dengan cara
seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam
“keberagaman” siswa. Hal ini dapat dilakukan pada
saat kegiatan diskusi, apresiasi dan berkarya seni.
2) Guru dan siswa saling berbagi tugas dan kewenangan
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berbagi tugas dan kewenangan dengan siswa,
khususnya untuk hal-hal tertentu. Misalnya pada saat
siswa merencanakan pergelaran dan pameran karya
seni.
3) Guru berperan sebagai mediator
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berperan sebagai mediator atau perantara. Guru
berperan membantu menghubungkan informasi baru
dengan pengalaman yang ada. Misalnya guru
menginformasikan sumber belajar seperti taman
budaya, museum, sanggar, galery, sentra industri seni
kerajinan, sekaligus membimbing dalam
memanfaatkan sumber belajar tersebut.
c. Model Pembelajaran Berbasis Berbasis Project Based
Learning
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis,
dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
Buku Guru Seni Budaya 15
belajar. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan
perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai
dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching
dalam proses pembelajaran, sebagai contoh dalam
mempersiapkan pergelaran tari atau musik, sesama guru
Seni Budaya dapat bekerja sama sesuai dengan perannya
masing-masing. Misalnya guru Seni Rupa merancang
dekorasi panggung, guru Seni Teater membuat naskah
pertunjukan dan seterusnya.
B. Penilaian Pembelajaran Seni Budaya
1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran Seni Budaya
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses
pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran
siswa dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah
proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan non-
autentik. Penilaian autentika adalah bentuk penilaian yang
menghendaki siswa menampilkan sikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang
sesungguhnya.
16 Kelas X Tunarungu
Bentuk penilaian autentik, mencakup penilaian
berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio,
projek, produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja,
serta penilaian diri. Sedangkan bentuk penilaian non-autentik
mencakup tes, ulangan, dan ujian.
2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Seni Budaya
Penilaian dalam Kurikulum Pendidikan Khusus 2013
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Belajar Tuntas
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah siswa
dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan
siswa mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu
sesuai dengan yang dibutuhkan. Siswa yang belajar lambat
perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama,
dibandingkan siswa pada umumnya. Untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), siswa tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan atau kompetensi
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan proseduryang benar dan hasil yang baik.
b. Autentik
Memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal
yang saling berkaitan. Penilaian Autentik harus
mencerminkan masalah dunia nyata,bukan dunia sekolah.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan,
keterampilan, dansikap). Penilaian Autentik tidak hanya
mengukur apa yang diketahui oleh siswa, tetapi lebih
Buku Guru Seni Budaya 17
menekankan mengukur apa yang dapatdilakukan oleh
siswa.
c. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai
penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang
utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa,
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus
menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai
jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian,
ulangan tengah semester,ulangan akhir semester, atau
ulangan kenaikan kelas).
d. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lesan,
produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan
penilaian diri.
e. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan Acuan
Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan siswa
dibandingkan dengankriteria capaian kompetensi (KCK)
yang ditetapkan. Skor yang diperolehdari hasil suatu
penilaian baik yang formatif maupun sumatifseorang siswa
tidak dibandingkan dengan skor siswalainnya namun
dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang
dipersyaratkan, hal ini dijelaskan dalam Permendikbud
Nomor 104 Tahun 2014. Bagi yang belum berhasil
mencapai kriteria, diberikesempatan mengikuti
18 Kelas X Tunarungu
pembelajaran remedial yang dilakukan setelahsuatu
kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik
secaraindividual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka
yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai
dengan waktu yang tersedia baiksecara individual maupun
kelompok. Program pengayaan merupakanpendalaman
atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
3. Teknik dan Instrumen Penilain Pembelajaran Seni
Budaya
Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pada aspek pengetahuan adalah sebagai
berikut:
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian,
jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisanberupa daftar pertanyaan.
c. Instrumenpenugasanberupapekerjaanrumahdan/atau
projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuaidengan karakteristik tugas. Instrumenpenugasan
sering digunakanpada mata pelajaranSeni Budaya,
khususnya pada komptensi yang menekankan kepada
apresiasi seni.
Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pada aspek Keterampilan adalah sebagai
berikut:
a. Tes praktek adalah penilaian yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
Buku Guru Seni Budaya 19
perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes praktik
sangat umum digunakan untuk mengukur kompetensi
keterampilan dalam mengekspresikan dan berkarya seni.
b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu. Penilaian projek dalam pembelajaran Seni
Budaya dapat dilakukan guru pada kegiatan pameran
atau pergelaran seni, selain itu juga dapat dalam bentuk
membuat laporan, ulasan atau kritik seni yang
dipresentasikan siswa. Pada penilaian projek setidaknya
ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan siswadalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data
serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru
berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
siswa.
Penilaian Projek dilakukan mulai dari
perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir
projek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau
20 Kelas X Tunarungu
tahapan yang perlu dinilai.Pelaksanaan penilaian dapat
juga menggunakan rating scaledan checklist.
c. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk
meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-
produk teknologi dan seni, seperti: makanan,pakaian,
hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang
terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga)tahap dan setiap
tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan
siswa dan merencanakan, menggali,dan
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses),meliputi: penilaian
kemampuan siswa dalam menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian
produk yang dihasilkan siswa sesuai kriteriayang
ditetapkan.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara
holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan
dari produk, biasanya dilakukan pada tahap
appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Buku Guru Seni Budaya 21
Tabel 1.3.
Contoh Penilaian Produk
No. Aspek Penilaian
Skor
1 2 3 4
Membuat Karya Tiga Dimensi
1 Perencanaan
2 Proses Pelaksanaan
3 Hasil
d. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan
dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa
dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian portofolio diberikan agar karya siswa
didokumentasikan dengan baik sebagai pendukung dalam
kemampuan menilai kemampuan diri. Portofolio dalam
mata pelajaran Seni Budaya dapat berupa kumpulan hasil
karya seni rupa atau karya-karya seni dalam bentuk VCD
dan deskripsi karya seni.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan
portofolio sebagai berikut:
1) Masing-masing siswa memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan
pelajaran atau setiap kompetensi.
2) Menentukan hasil kerja apa yang perlu
dikumpulkan/disimpan.
22 Kelas X Tunarungu
3) Sewaktu waktu siswa diharuskan membaca catatan
guru yang berisi komentar, masukan dan tindakan
lebih lanjut yang harus dilakukan siswa dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4) Siswa dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti
catatan guru.
5) Catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan
siswa perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan
kemajuan belajar siswa dapat terlihat.
4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Penghitungan nilai capaian kompetensi siswa secara
kuantitatif, dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
kriteria ketuntasan minimal (KKM), sebagai pertimbangan
untuk melakukan program remedial.
Penghitungan nilai capaian kompetensi siswa dalam
satusemester secara kuantitatif, dilakukan dengan langkah-
langkah sebagaiberikut:
a. Menghitung Nilai Ulangan Harian (NUH)
NUH diperoleh dari hasil ulangan harian, yang
dilaksanakan melaluites tulis, tes lesan, dan penugasan
yang dilaksanakan pada setiapakhir pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan guru.
Buku Guru Seni Budaya 23
b. Menghitung Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS)
NUTS diperoleh dari hasil tes tulis dan/atau praktek
yangdilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan
TengahSemester mencakup seluruh kompetensi yang telah
dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.
c. Menghitung Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS)
NUAS diperoleh dari hasil tes tulis dan/atau praktek
yangdilaksanakan di akhir semester. Materi UAS
mencakup seluruhkompetensi pada semester tersebut.
d. Menghitung nilai pengetahuan
Nilai pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Ulangan
Harian(NUH), Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS), dan
Nilai UlanganAkhir Semester (NUAS).
Penghitungan nilai pengetahuan dilakukan dengan
caramenggunakan skala nilai 0 s.d.100.
Tabel 1.4. Rentang Nilai Rerata, Rentang Capaian Optimum
dan Huruf Aspek Pengetahuan dan Keterampilan
Pengetahuan Keterampilan Keterangan Deskripsi Skor
Rerata Huruf
Capaian Optimum
Huruf
96 – 100 A 96 – 100 A Sangat Baik
88 – 95 A- 88 – 95 A-
80 – 87 B+ 80 – 87 B+ Baik
71 – 79 B 71 – 79 B
63 – 70 B- 63 – 70 B-
Cukup 55 – 62 C+ 55 – 62 C+
46 – 54 C 46 – 54 C
38 – 46 C- 38 – 46 C-
Kurang 30 – 37 D+ 30 – 37 D+
0 – 29 D 25 – 29 D
24 Kelas X Tunarungu
C. Remedial
1. Prinsip – Prinsip Remedial
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan
khusus antara lain:
a. Adaftif, Pembelajaran remedial hendaknya
memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan
daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-
masing.
b. Interaktif, Pembelajaran remedial hendaknya
melibatkan keaktifan guru untuk secara intensif
berinteraksi dengan siswa dan selalu memberikan
monitoring dan pengawasan agar mengetahui
kemajuan belajar siswanya.
c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
d. Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai
metode pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai
dengan karakteristik siswa.
e. Pemberian umpan balik sesegera mungkin
f. Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada
siswa mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan
sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan
belajar yang berlarut-larut.
g. Pelayanan sepanjang waktu
h. Pembelajaran remedial dilakukan secara
berkesinambungan dan harus selalu tersedia
Buku Guru Seni Budaya 25
programnya agar setiap saat siswa dapat
mengaksesnya sesuai dengan keperluannya masing-
masing.
2. Pembelajaran Remedial
Program Remedial Teaching adalah program pembelajaran
yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai
kompetensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar
tertentu. Metode yang digunakan dalam pembelajaran
remedial bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar
belakang kesulitan belajar yang dialami siswa. Tujuan
pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan
yang dialami siswa. Pada program pembelajran remedial,
media belajar disiapkan guru agar dapat mempermudah
siswa dalam memahami kompetensi dasar yang dirasa
sulit. Alat evalusi yang digunakan dalam pembelajaran
remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dialami siswa.
Langkah-langkah pembelajaran remedial
a. Identifikasi masalah
1) Permasalahan pada keunikan siswa
2) Permasalahan pada materi ajar
3) Permasalahan pada strategi pembelajaran
b. Melakukan perencanaan
1) Dilakukan dalam jam belajar efektif
2) Dilakukan di luar jam belajar efektif
c. Pelaksanaan remedial
1) Menyesuaikan dengan keunikan siswa
26 Kelas X Tunarungu
2) Menyiapkan contoh terkait materi ajar
3) Menyesuaikan strategi belajar
d. Identifikasi keberhasilan
D. Pengayaan
1. Prinsip-prinsip Pengayaan
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
dalam mengonsep program pengayaan
menurut Khatena (1992):
a. Inovasi
Guru perlu menyesuaikan program yang
diterapkan dengan kekhasan siswa,
karakteristik kelas serta lingkungan hidup
dan budaya siswa.
b. Kegiatan yang memperkaya
Dalam menyusun materi dan mendisain
pembelajaran pengayaan, kembangkan
dengan kegiatan yang menyenangkan,
membangkitkan minat, merangsang
pertanyaan, dan sumber-sumber yang
bervariasi dan memperkaya.
c. Merencanakan metodologi yang luas dan
metode yang lebih bervariasi
Misalnya dengan memberikan project,
pengembangan minat dan aktivitas-
aktivitas menggugah (playful).
Buku Guru Seni Budaya 27
2. Pembelajaran Pengayaan
Program pengayaan dapat diartikan memberikan
tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan siswa
yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang
ditentukan oleh kurikulum.
Program pengayaan dapat dilakukan bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran atau dilakukan di luar jam
pelajaran.
Jenis-jenis program pengayaan
a. Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD
yang sedang dilaksanakan yang dirancang untuk
disajikan kepada siswa.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh siswa agar
berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi
terhadap topik yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada siswa yang
memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa
pemecahan masalah nyata dengan menggunakan
pembelajaran pemecahan masalah, penemuan, proyek
dan penelitin ilmiah.
Langkah-langkah pembelajaran pengayaan
a. Identifikasi awal
Guru melakukan identifikasi awal terhadap minat dan
gaya belajar siswa yang bersangkutan.
b. Melakukan perencanaan
Membuat perencanaan sesuai dengan minat dan gaya
belajar siswa dengan penekanan pada KI-3 atau KI-4.
28 Kelas X Tunarungu
Kemudian membuat program pengayaan dengan
menyiapkan materi dan perangkat pendukung aktivitas
pengayaan.
c. Pelaksanaan pengayaan
Dilaksanakan dalam pembelajaran sesuai perencanaan
dan memperhatikan minat dan gaya belajar.
d. Penilaian Otentik
E. Interaksi dengan Orang Tua
Interaksi guru dengan orang tua sangat diperlukan
dalam rangka menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Tujuan interaksi orang tua dan sekolah adalah terciptanya
kesamaan pemahaman, terciptanya keseimbangan pola didik
antara di sekolah dan di rumah, terciptanya hubungan/
interaksi yang efektif bagi siswa dengan orang tua. Oleh
karena itu, interkasi antara guru dan orang tua perlu
dilakukan dengan berbagai cara baik langsung maupun
tertulis atau tidak langsung.
1. Interaksi secara Langsung
Interaksi secara langsung, dapat dilakukan dengan cara
antara lain seperti berikut.
a. menghadirkan orang tua/wali siswa ke sekolah untuk
diberikan penjelasan tentang perkembangan dan atau
perilaku anaknya selama belajar di sekolah,
b. penyerahan rapor, yang harus diambil oleh orang tua,
adalah salah satu bentuk upaya sekolah untuk
memberikan kesempatan kepada guru, khususnya
Buku Guru Seni Budaya 29
wali kelas untuk berinteraksi secara langsung dengan
orang tua
2. Interaksi secara Tidak Langsung
Interaksi Secara Tidak Langsung Interaksi secara tertulis
atau tidak langsung dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut ini
a. Komunikasi tertulis antara guru dan orang tua.
b. Meminta orang tua ikut memeriksa dan
menandatangani pekerjaan rumah (PR).
c. Membuka hubungan komunikasi (telepon, sms, e-
mail, portal guru dan anak.
d. Upaya pemantauan terhadap siswa dalam
mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok
dengan membubuhkan tanda tangan pada lembar
monitoring seperti contoh berikut.
Lembar Monitoring dari Sekolah
pada Orang Tua
No. Hari dan Materi Judul Tanda Tangan
Tanggal Tugas Orang Tua Guru
Selain itu, kegiatan pekerjaan rumah yang
melibatkan orang tua dengan anak dapat dikombinasikan
dengan kunjungan guru ke rumah.
30 Kelas X Tunarungu
Buku Panduan Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai acuan kegiatan
pembelajaran di kelas.
Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.
2. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) dalam semua
kegiatan pembelajaran dengan kegiatan pembiasaan,
keteladanan, dan budaya sekolah sehingga membentuk sikap,
pengetahuan, dan perilaku positif.
3. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar (KD).
4. Indikator yang dibuat boleh tidak digunakan atau ditambah
atau disesuaikan dengan keadaan siswa, kodisi daerah dan
situasi.
5. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode
pembelajaran. Temukan juga kegiatan alternatif apabila
kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan
(misalnya saat mengamati benda di sekitar sekolah tapi datang
hujan).
6. Guru bisa mengembangkan materi dari sumber-sumber lain
untuk menambah wawasan siswa dan sebagai alternatif untuk
pengayaan. Gunakan media atau sumber belajar alternatif
yang tersedia di lingkungan sekolah.
7. Guru harus mempunyai keterampilan bertanya, mengelola
kelas, membuka dan menutup pembelajaran.
Buku Guru Seni Budaya 31
8. Langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan pada buku
guru ini dapat disesuaikan dengan kondisi , sekolah, dan
siswa.
9. Media dan sumber tidak terpaku dengan yang tertuli di buku,
tetapi bias mencari sumber lain.
10. Tarian, lagu, alat Musikpada buku guru boleh disesuaikan
dengan daerah masing-masing.
11. Pertemuan dalam pembelajaran disesuaikan oleh guru
masing-masing tidak terpaku pada urutan.
12. Libatkan semua siswa tanpa kecuali dan yakini bahwa setiap
siswa cerdas dalam keunikan masing-masing. Dengan
demikian, pemahaman tentang kecerdasan majemuk, gaya
belajar siswa dan beragam faktor penyebab efektivitas dan
kesulitan belajar siswa, sangat dibutuhkan.
13. Apabila Guru mengambil 2 aspek seni yang dapat disesuaikan
dengan minat siswa. Maka guru silahkan menyesuaikan.
32 Kelas X Tunarungu
Bagian 2
Petunjuk Khsusus
Buku Panduan Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai acuan kegiatan
pembelajaran.
Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut.
1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.
2. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) dalam semua
kegiatan pembelajaran dengan kegiatan pembisaaan,
keteladanan, dan budaya sekolah sehingga membentuk sikap,
pengetahuan, dan perilaku positif.
3. Sebelum membuat rencana pembelajaran, hendaknya
melakukan kegiatan asesmen agar mengetahui keunggulan
dan kelemahan setiap peserta didik sehingga dapat
menyesuaikan dari segi kedalaman dan keluasan materi,
media pembelajaran, dan factor-faktor pendukung lainnya.
4. Tabel 2 sebagai acuan juga untuk membuat Prota dan Promes.
5. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar (KD).
6. Indikator yang dibuat boleh tidak digunakan atau ditambah
atau disesuaikan dengan keadaan peserta didik, kodisi daerah
dan situasi.
7. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode
pembelajaran. Temukan juga kegiatan alternatif apabila
kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan
Buku Guru Seni Budaya 33
(misalnya saat mengamati benda di sekitar sekolah tapi datang
hujan).
8. Guru dapat mengembangkan materi dari sumber-sumber lain
untuk menambah wawasan peserta didik dan sebagai
alternatif untuk pengayaan. Gunakan media atau sumber
belajar alternatif yang tersedia di lingkungan sekolah.
9. Guru harus mempunyai keterampilan bertanya, mengelola
kelas, membuka dan menutup pembelajaran.
10. Langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan pada buku
guru ini dapat disesuaikan dengan kondisi, sekolah, dan
peserta didik.
11. Media dan sumber tidak terpaku dengan yang tertulis di buku,
tetapi bisa mencari sumber lain.
12. Tarian, lagu, alat Musikpada buku guru boleh disesuaikan
dengan daerah masing-masing.
13. Pertemuan dalam pembelajaran disesuaikan oleh guru
masing-masing tidak terpaku pada urutan yang tertera pada
buku guru.
14. Libatkan semua peserta didik tanpa kecuali dan yakini bahwa
setiap peserta didik cerdas dalam keunikan masing-masing.
Dengan demikian, pemahaman tentang kecerdasan majemuk,
gaya belajar peserta didik dan beragam faktor penyebab
efektivitas dan kesulitan belajar peserta didik, sangat
dibutuhkan.
15. Apabila Guru mengambil 2 aspek seni yang dapat disesuaikan
dengan minat peserta didik. Maka guru silahkan
menyesuaikan.
34 Kelas X Tunarungu
16. Tes Pengetahuan dan tes keterampilan juga Soal-soal tes yang
tertera pada buku Guru adalah contoh, pada pelaksanaannya
dapat diganti atau ditambah disesuaikan dengan materi yang
disampaikan.
Buku Guru Seni Budaya 35
BAB I
Motif Hias Nusantara
Bab I Semester I dalam buku siswa kelas X
Tunarungu ini berisi pembelajaran motif hias
nusantara. Kompetensi yang diharapkan setelah siswa
mempelajari materi ini adalah pemahaman lebih
terhadap berbagai jenis dan teknik yang digunakan
dalam membuat gambar motif hias nusantara serta
keterampilan untuk berkreasi membuat gambar motif
hias nusantara. Alokasi waktu pembelajaran materi
motif hias nusantara ini sedikitnya dapat dilakukan
dalam 12 jam pelajaran atau sama dengan 6 kali
pertemuan.
Setelah mempelajari materi pembelajaran motif
hias nusantara di bab I ini siswa diharapkan memiliki
kompetensi mengapresiasi dengan memahami
pengertian motif hias nusantara, jenis dan teknik yang
digunakan dalam proses membuat gambar motif hias
nusantara serta mampu berkreasi membuat membuat
gambar motif hias nusantara menggunakan berbagai
media dan teknik membuat motif hias nusantara yang
akan dibuat berupa karya batik pada bidang kertas.
36 Kelas X Tunarungu
Peta materi pembelajaran motif hias nusantara
dapat dilihat pada bagian berikut ini yang juga
terdapat dalam buku siswa. Peta materi ini bukanlah
urutan baku yang harus diikuti siswa tetapi
pengkategorian untuk memudahkan proses
pembelajaran dan penguasaan materi.
Peta Konsep/Materi
Motif Hias Nusantara
Jenis-jenis Motif
Hias Nusantara
Pengertian Motif
Hias Nusantara
Menggambar
Motif Hias Nusantara
Buku Guru Seni Budaya 37
Indikator penguasaan kompetensi dalam pembelajaran motif
hias nusantara ini diantaranya adalah kemampuan
menunjukkan, membedakan, membandingkan dan menjelaskan
jenis motif hias nusantara, mengidentifikasi, membandingkan dan
teknik yang digunakan dalam membuat motif hias nusantara.
Indikator penguasaan kompetensi membuat motif hias nusantara
dapat diamati melalui kinerja siswa sesuai urutan langkah-
langkah berkarya serta kesesuain hasil karya siswa dengan
ketentuan tugas berkarya yang diberikan.
A. Pembelajaran Motif Hias Nusantara
1. Kompetensi Dasar
3.1. Memahami Motif Hias Nusantara
4.1. Menggambar Ragam Motif Hias Nusantara
2. Indikator
a. Menjelaskan motif hias nusantara
b. Mengidentifikasi macam-macam motif hias nusantara
c. Menjelaskan macam-macam motif hias nusantara
d. Membandingkan macam-macam motif hias nusantara
e. Menggambar motif hias nusantara
f. Mempresentasikan gambar motif hias nusantara hasil
buatan sendiri dengan lisan maupun tulisan.
3. Pengalaman Belajar
Setelah melakukan proses pengamatan terhadap
objek, model, dan penjelasan verbal; membaca teks
bacaan; mencari informasi dengan bertanya jawab,
38 Kelas X Tunarungu
diskusi, dan mencoba sendiri, siswa mampu memahami
dan mengenal melalui kemampuan menyebutkan,
menjelaskan, membandingkan, dan menggambar motif
hias nusantara.
4. Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar
a. Buku Siswa Seni Budaya SMALB Tunarungu Kelas X.
b. Alat-alat dan bahan pendukung pembuatan gambar
motif hias nusantara
c. Model hasil karya motif hias. (kain batik, ukiran kayu,
hiasan dinding, dll).
d. Sumber-sumber lain yang menunjang.
5. Langkah-langkah pembelajaran
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah
menjelaskan materi. Guru dapat pula menjelaskan
tentang pengertian motif hias nusantara, jenis-jenis motif
hias nusantara, dan cara membuat gambar motif hias
nusantara perlu dijelaskan pula kepada siswa. Pada
proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-
langkah pembelajaran berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa semua
siswa.
2) Guru memeriksa kondisi ruangan dan perlengkapan
kelas.
Buku Guru Seni Budaya 39
3) Guru memeriksa kehadiran siswa.
4) Salah seorang siswa memimpin berdoa sebelum
belajar.
5) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan
materi pembelajaran yang lalu dengan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan ini.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan permasalahan dengan materi
pembelajaran yang lalu.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan jika ada pesan atau amanat dari
orang tuanya yang harus disampaikan kepada guru
atau sekolah.
8) Guru memeriksa tugas atau Pekerjaan Rumah yang
diberikan minggu lalu.
9) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Pertemuan 1
1) Siswa mengamati gambar motif hias yang telah
disediakan.
Guru dapat memotivasi dan memfasilitasi siswa
untuk melihat gambar motif hias nusantara melalui
berbagai sumber media pembelajaran, internet,
media cetak maupun elektronik.
40 Kelas X Tunarungu
2) Siswa mengelompokkan gambar motif hias nusantara
dengan mengisi format isian.
3) Siswa membaca teks bacaan tentang pengertian motif
hias nusantara.
4) Dengan pertanyaan pengarah dari guru, siswa
terpancing untuk menanyakan tentang hal–hal yang
berhubungan dengan motif hias nusantara.
Pertemuan Ke 2
1) Siswa membaca teks bacaan tentang jenis-jenis motif hias
nusantara.
2) Siswa mengamati penjelasan guru mengenai jenis-jenis
motif hias nusantara.
3) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
mengumpulkan informasi tentang jenis-jenis motif hias
nusantara dari berbagai sumber.
4) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
membandingkan berbagai jenis gambar motif hias
nusantara.
5) Guru memotivasi dan memfasiltasi siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami mengenai
materi tentang jenis-jenis motif hias nusantara
Pertemuan ke 3
1) Siswa membaca teks bacaan mengenai teknik dan
langkah-langkah membuat motif hias nusantara.
2) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
mengamati media, alat dan bahan dari jenis motif hias
Buku Guru Seni Budaya 41
nusantara yang ada disekitar daerah tempat tinggal
maupun daerah lain dari berbagai sumber.
Sekolah yang memiliki ruang audio visual maupun
ruang komputer, siswa bisa dikondisikan untuk
menonton tayangan tentang motif hias dan cara
pembuatannya atau mengajak siswa ke ruang
perpustakaan maupun ke toko buku untuk mencari
buku/ literatur tentang motif hias. Kalau
memungkinkan siswa dapat mengunjungi galeri/toko
yang menyediakan batik.
3) Siswa mengisi format isian hasil pengamatan.
Pertemuan Ke 4
1) Siswa membaca teks bacaan mengenai langkah-langkah
dalam menggambar berbagai jenis motif hias nusantara.
2) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
bertanya tentang langkah-langkah menggambar motif
hias nusantara.
3) Guru memotivasi dan memfasiltasi siswa untuk
bertanya tentang media, alat, bahan dan teknik dalam
menggambar motif hias nusantara.
Pertemuan ke 5
1) Siswa menyiapkan media, alat dan bahan dalam membuat
gambar motif hias nusantara.
42 Kelas X Tunarungu
2) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
menyiapkan media, alat dan bahan dalam membuat
gambar motif hias nusantara.
3) Siswa mencoba membuat gambar motif hias nusantara
berdasarkan desain atau pola motif hias yang telah pelajari
pada pertemuan atau pembelajaran sebelumnya.
4) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
bereksperimen tentang teknik yang akan digunakan dalam
membuat gambar motif hias nusantara.
5) Siswa mempertanggungjawabkan proses pembuatan
gambar motif hias nusantara secara lisan maupun tulisan.
Pertemuan ke 6
Siswa melaksanakan uji kompetensi pengetahuan dan
keterampilan melalui tes pengetahuan dan penilaian proses.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru menyimpulkan materi yang diajarkan bersama-
sama dengan siswa.
2) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang apa yang
sudah diketahui siswa dan yang harus diketahui lebih
lanjut terhadap materi pembelajaran.
3) Guru memberikan gambaran rencana kegiatan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4) Sebelum pulang guru mengajak siswa untuk berdo’a.
Buku Guru Seni Budaya 43
B. Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
Materi dalam buku siswa telah memuat latihan yang
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan
penilain terhadap siswa. Beberapa latihan dalam buku
siswa yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
menggambar motif hias nusantara diantaranya sebagai
berikut.
Guru dapat meminta siswa untuk mengelompokkan
gambar motif hias nusantara berdasarkan jenisnya
dengan mengisi kolom di bawah ini.
Format Hasil Pengamatan
Nama Siswa :
Kelas :
Hari/tanggal pengamatan :
No.
Gambar Jenis Motif Hias Nusantara
1
2
3
4
44 Kelas X Tunarungu
Setelah kamu mempelajari tentang jenis-jenis motif hias
tersebut.
1. Guru mengkondisikan siswa secara berkelompok untuk
mengamati jenis-jenis motif hias nusantara yang ada di
daerahnya maupun daerah lain. siswa dapat mencari
sumber informasi melalui internet, majalah, buku atau
dengan mengamati langsung ke tempat kerajinan.
2. Guru meminta siswa membandingkan media, bahan dan
alat serta teknik yang digunakan dari masing-masing
motif hias nusantara tersebut.
3. Diskusikanlah hasil pengamatan kalian dengan mengisi
format pengamatan berikut ini.
Format diskusi hasil pengamatan
Nama Siswa :
Hasil karya yang diamati :
No Aspek yang diamati Uraian hasil pengamatan
1 Jenis Motif Hias
Nusantara
2 Media yang digunakan
3 Alat dan Bahan yang
digunakan
4 Teknik menggambar
motif hias
Buku Guru Seni Budaya 45
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
memberikan penilaian adalah keterbukaan terhadap berbagai
alternatif jawaban. Siswa dapat memberikan berbagai jawaban
yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus diapresiasi
sepanjang siswa mampu memberikan penjelasan dari
jawabannya tersebut.
Pengetahuan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa pengertian motif hias nusantara?
2. Tuliskan jenis-jenis motif motif hias nusantara?
3. Jelaskan yang dimaksud motif hias fauna?
4. Apakah ciri dari motif hias geometris?
Kunci jawaban
1. Pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan motif hias
yang ada diberbagai daerah.
2. Motif Hias Flora, Fauna, Geomtris, Figuratif, dan Motif Hias
Lain.
3. Pola Motif hias yang dibentuk berdasarkan pada tumbuh-
tumbuhan.
4. Motif hias yang bentuk dasarnya garis lurus, lengkung, zigzag,
spiral, dan berbagai bidang seperti segi empat, persegi
panjang, lingkaran, layang-layang, dan bentuk lainnya yang
dibuat secara berulang-ulang.
Kriteria penilaian
Setiap jawaban benar mempunyai nilai skor 2,5
46 Kelas X Tunarungu
Skor maksimal adalah 10
Nilai siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100
Keterampilan
1. Buat gambar motif hias nusantara pada kertas gambar
ukuran A3, beri warna menggunakan pensil warna atau cat
air agar karyamu lebih menarik.
Format Penilaian Proses
Nama Siswa :
Kelas :
No. Aspek yang dinilai Nilai Ket. 4 3 2 1
1. Kelengkapan alat dan bahan
2 Perencanaan/Desain karya
3 Proses pembuatan
4 Hasil karya
5 Kesungguhan dalam proses kerja
Keterangan
4 = Baik Sekali 2 = Cukup Baik
3 = Baik 1 = Kurang Baik
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
2. Apabila dalam tugas sebelumnya, guru menggunakan
contoh gambar yang terdapat dalam buku siswa, maka
Buku Guru Seni Budaya 47
untuk tugas selanjutnya guru meminta siswa untuk
mengumpulkan sendiri gambar/foto karya motif hias
nusantara. Mintalah siswa untuk mengumpulkan gambar
motif hias yang menjadi ciri khas di daerahnya. Kemudian
buat analisis sederhana berkaitan dengan jenis motif hias,
media, teknik, alat dan bahan pada karya motif hias yang
dikumpulkan tersebut.
Contoh Format analisis
(Deskripsi jenis karya motif hias, media, alat,
bahan dan teknik yang diguanakan).
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
Gambar motif hias
48 Kelas X Tunarungu
Format Penilaian Portofolio
Nama :
Kelas :
No. Aspek yang dinilai Nilai
SB B C K
1. Kerincian
2 Ketepatan
3 Kelengkapan
3 Kreativitas jawaban
4 Kreativitas bentuk laporan
SB = Sangat Baik = 4
B = Baik = 3
C = Cukup = 2
K = Kurang = 1
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Skor tertinggi 20
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
Buku Guru Seni Budaya 49
2. Tindak lanjut
a. Remidial
1) Pembelajaran remidial dilakukan apabila siswa
belum berhasil mencapai tujuan minimal
pembelajaran sebagaimana tercantum pada KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).
2) Jika siswa masih mengalami kesulitan dalam
menyerap materi pembelajaran walaupun telah
dilakukan pembelajaran remidial maka guru perlu
mempertimbangkan kembali materi tersebut. Hal
tersebut bisa saja materi disederhanakan atau
diganti disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan siswa.
b. Pengayaan
Apabila hasil evaluasi siswa di atas KKM, maka siswa
diberikan pengayaan dengan memperdalam dan
memperluas materi serta keterampilan. Dalam
pembelajaran motif hias nusantara ini, pengayaan
materi dapat diberikan dengan cara memberikan
contoh sebanyak-banyaknya karya motif hias
nusantara. Berikan pula contoh karya motif hias yang
dimanfaatkan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran motif hias
nusantara ini sangat bermanfaat untuk membuka
wawasan siswa, memberikan stimulus untuk berpikir
dan berkarya secara lebih kreatif.
50 Kelas X Tunarungu
C. Interaksi dengan Orang Tua
Peran serta orang tua dalam pembelajaran mengenai
motif hias nusantara ini sangatlah besar. Cobalah untuk
meminta partisipasi orang tua melalui komentarnya
terhadap karya yang di buat (dikumpulkan) siswa. Guru
dapat meminta siswa untuk mengerjakan latihan bersama
orang tuanya dengan terlebih dahulu memberikan
pemahaman pada siswa bahwa komentar atau tanggapan
yang diberikan orang tuanya tidak harus sama dengan
komentar yang diberikan siswa.
Buku Guru Seni Budaya 51
BAB II
Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
Pada bab II ini siswa akan mendapatkan informasi yang
mengantarkan mereka pada pemahaman karya seni rupa tiga
dimensi melalui eksplorasi informasi dari berbagai sumber belajar
untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengena berbagai
Jenis karya seni rupa tiga dimensi dan teknik yang digunakan
dalam berkarya seni rupa tiga dimensi serta kegiatan berkarya
seni rupa. Secara umum alur pembelajaran berkarya seni rupa
tiga dimensi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut.
Peta Konsep/Materi
Teknik
Pembuatan Seni
Rupa Tiga
Dimensi
Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
Jenis Seni Rupa
Tiga Dimensi
Pengertian Seni Rupa Tiga Dimensi
Membuat Karya
Seni Rupa Tiga
Dimensi
52 Kelas X Tunarungu
Pembelajaran materi karya seni rupa tiga dimensi ini
minimal dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan (10 jam
pelajaran). Pembelajaran tentang jenis dan teknik karya seni
rupa tiga dimensi memberikan informasi bagi siswa dasar-
dasar pemahaman dalam berkarya seni rupa tiga dimensi.
Dasar-dasar pemahaman ini diharapkan dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran berkarya seni rupa tiga dimensi maupun
kegiatan pada bab (semester) berikutnya yaitu pameran karya
seni rupa.
A. Pembelajaran Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
1. Kompetensi Dasar
3.2 : Memahami Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
4.2 : Membuat Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
2. Indikator
a. Menjelaskan karya seni rupa tiga dimensi.
b. Mengidentifikasi karya seni rupa tiga dimensi
berdasarkan jenisnya.
c. Membedakan jenis karya seni rupa tiga dimensi
berdasarkan fungsinya.
d. Membandingkan jenis karya seni rupa tiga dimensi
berdasarkan fungsinya.
e. Mengidentifikasi teknik karya seni rupa tiga dimensi.
f. Membuat karya seni rupa tiga dimensi.
Buku Guru Seni Budaya 53
3. Pengalaman Belajar
Setelah mengamati, membaca teks bacaan,
dan mencari informasi, siswa mampu memahami,
menjelaskan, memberi contoh, menjawab soal-
soal dan membuat karya seni rupa tiga dimensi.
4. Media/Alat Bantu dan Sumber Belajar
a. Buku Siswa Seni Budaya SMALB Tunarungu
Kelas X.
b. Alat-alat dan bahan pendukung pembuatan
karya seni rupa tiga dimensi.
c. Model hasil karya seni rupa tiga dimensi.
Misalnya: kursi, lemari, vas bunga, tempat
pensil, boneka, dll).
d. Sumber-sumber lain yang menunjang.
5. Langkah-langkah Pembelajaran
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran
dan tujuan yang hendak dicapai maka langkah
selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru
dapat pula menjelaskan tentang pengertian
karya seni rupa tiga dimensi, jenis-jenis karya
seni rupa tiga dimensi, teknik dan cara
membuat karya seni rupa tiga dimensi perlu
dijelaskan pula kepada siswa. Pada proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-
langkah pembelajaran berikut ini.
54 Kelas X Tunarungu
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa
semua siswa.
2) Guru memeriksa kondisi ruangan dan
perlengkapan kelas.
3) Guru memeriksa kehadiran siswa.
4) Salah seorang siswa memimpin berdoa
sebelum belajar.
5) Guru mengadakan apersepsi dengan
mengaitkan materi pembelajaran yang lalu
dengan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan ini.
6) Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan
permasalahan dengan materi pembelajaran
yang lalu.
7) Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan jika ada pesan
atau amanat dari orang tuanya yang harus
disampaikan kepada guru atau sekolah.
8) Guru memeriksa tugas atau Pekerjaan
Rumah yang diberikan minggu lalu.
9) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Pertemuan ke 7
1) Guru mengondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
Buku Guru Seni Budaya 55
2) Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar
maupun benda hasil karya seni rupa tiga
dimensi.
3) Setelah mengamati siswa diberikan lembar kerja
sesuai dengan media yang diamati siswa.
4) Siswa membaca teks bacaan mengenai
pengertian karya seni rupa tiga dimensi.
5) Siswa menyimpulkan dan menjawab pertanyaan
dari guru.
Pertemuan ke 8
1) Siswa membaca teks bacaan mengenai jenis-jenis
karya seni rupa tiga dimensi.
2) Siswa mengamati gambar hasil karya seni rupa
tiga dimensi.
3) Siswa membedakan gambar hasil karya seni rupa
tiga dimensi berdasarkan fungsinya.
4) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
menunjukan hasil karya seni rupa tiga dimensi
yang ada di sekitarnya.
5) Siswa mengisi format hasil pengamatan yang
telah disediakan dalam buku siswa.
Pertemuan ke 9
1) Siswa membaca teks bacaan mengenai teknik
yang digunakan dalam membuat karya hasil
karya seni rupa tiga dimensi.
56 Kelas X Tunarungu
2) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa
untuk mengamati karya seni rupa tiga
dimensi yang ada disekitarnya.
3) Siswa menjawab pertanyaan dengan mengisi
format hasil pengamatan dalam buku siswa.
Pertemuan ke 10
1) Guru mengkondisikan siswa secara kelompok
maupun perseorangan.
2) Siswa mengamati langkah-langkah dalam
pembuatan karya seni rupa tiga dimensi.
3) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa
untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan hasil karya seni
rupa tiga dimensi.
4) Siswa mencoba membuat karya seni rupa tiga
dimensi.
5) Siswa mempersentasikan hasil karya seni rupa
tiga dimensi yang telah dibuatnya.
Pertemuan ke 11
Siswa melaksanakan uji kompetensi
pengetahuan dan keterampilan melalui tes
pengetahuan dan penilaian proses.
Buku Guru Seni Budaya 57
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab
secara klasikal.
2) Gurudan siswa melakukan refleksi tentang apa
yang sudah diketahui siswa dan yang harus
diketahui lebih lanjut terhadap materi
pembelajaran.
3) Guru menjelaskan rencana kegiatan
pertemuan berikutnya.
4) Berdoa sebelum pulang sekolah dipimpin oleh
salah seorang siswa.
B. Penilian dan Tindak lanjut
1. Penilaian
Materi dalam buku siswa telah memuat latihan yang
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan
penilain terhadap siswa. Beberapa latihan dalam buku
siswa yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
menggambar motif hias nusantara diantaranya sebagai
berikut.
58 Kelas X Tunarungu
Setelah kamu mengamati benda-benda hasil karya seni rupa
yang ada di ruang kelasmu. Tuliskan hasil pengamatanmu
dengan mengisi format hasil pengamatan berikut ini!
Format Hasil Pengamatan
Nama Kelompok :
Kelas :
Hari/tanggal Pengamatan :
No Karya yang
diamati
Termasuk Karya
Seni Rupa Tiga Dimensi
Uraian Hasil Pengamatan
Ya Tidak
1
2
3
4
Buku Guru Seni Budaya 59
1. Buatlah kelompok! Kemudian kunjungi tempat
kerajinan seni rupa yang ada di daerahmu.
2. Buatlah karya tulis hasil karya seni rupa tiga dimensi
yang telah kalian amati!
Contoh Format analisis portofolio
(Deskripsi jenis karya seni rupa tiga dimensi,
media, alat, bahan dan teknik yang
diguanakan).
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
....................................................................
..............................
Gambar karya seni rupa
tiga dimensi
60 Kelas X Tunarungu
Format Penilaian Portofolio
No. Aspek yang dinilai Nilai
SB B C K
1. Kerincian
2 Ketepatan
3 Kelengkapan
4 Kreativitas jawaban
5 Kreativitas bentuk laporan
Keterangan
SB = Sangat Baik = 4
B = Baik = 3
C = Cukup = 2
K = Kurang = 1
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Skor tertinggi 20
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud seni rupa tiga dimensi?
2. Sebutkan 3 benda hasil karya seni rupa tiga dimensi?
3. Sebutkan jenis seni rupa tiga dimensi berdasarkan
fungsinya!
4. Tuliskan 5 macam teknik yang digunakan dalam karya seni
rupa tiga dimensi?
Buku Guru Seni Budaya 61
5. Jelaskan yang dimaksud memahat dalam berkarya seni
rupa tiga dimensi!
Kunci Jawaban
1. Karya seni tiga dimensi adalah karya seni rupa yang
memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang
memiliki volume dan menempati ruang dan dapat dilihat
lebih dari dua arah.
2. Patung, kursi, relief, meja lemari, vas bunga, dll.
3. Seni rupa tiga dimensi murni dan seni rupa tiga dimensi
terapan.
4. Teknik memahat, teknik menganyama, teknik membutsir,
teknik mengecor, teknik menempel, teknik menempa,
teknik merangkai.
5. Memahat adalah menggores untuk membentuk pola pada
permukaan benda dengan menggunakan pahat.
Kriteria Penilaian essay
Setiap jawaban benar mempunyai nilai skor 2
Skor maksimal adalah 10
Nilai siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100
Keterampilan
1. Buatlah karya karya tiga dimensi menggunakan berbagai
media dan obyek dengan melihat model maupun ide dan
gagasan sendiri.
2. Kumpulkan hasil karya kelompokmu untuk dinilai oleh
guru!
62 Kelas X Tunarungu
Contoh Kriteria Penilaian
No Nama Siswa
Menyiapkan
alat dan
bahan
Desain Karya Proses
Pembuatan Hasil karya
Kesungguhan
dalam Proses
Kerja
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
2. Tindak lanjut
a. Remidial
1) Remedial dilakukan apabila siswa belum optimal
dalam capaian hasil belajar, dan hanya mampu
menyerap kurang dari KKM.
2) Siswa yang belum menguasai materi dapat
diberikan remedial dengan pengayaan contoh-
contoh karya seni rupa tiga dimensi berupa
reproduksi karya seni rupa ataupun dengan
mengunjungi pameran, studio, perajin dan
Buku Guru Seni Budaya 63
sebagainya untuk melihat karya seni rupa secara
langsung. Guru juga dapat menghadirkan karya
seni rupa di kelas melalui media elektronik maupun
secara langsung dengan membawa karya seni rupa
ke dalam kelas. Pengenalan dan latihan yang terus
menerus akan membiasakan siswa mengenali jenis
karya seni rupa tiga dimensi.
b. Pengayaan
1) Apabila hasil evaluasi siswa di atas KKM, maka
siswa diberikan pengayaan dengan memperdalam
dan memperluas materi serta keterampilan. Dalam
pembelajaran karya seni rupa tiga dimensi ini,
pengayaan materi dapat diberikan dengan cara
sebagai berikut.
2) Memberikan contoh sebanyak-banyaknya karya
seni rupa tiga dimensi baik yang tergolong karya
seni rupa terapan maupun karya seni rupa murni.
Berikan pula contoh karya seni rupa terapan yang
dimanfaatkan sebagai benda hias atau estetis saja.
3) Menunjukkan berbagai contoh karya seni rupa tiga
dimensi dengan penataan unsur-unsur visualnya
secara sederhana maupun yang kompleks. Berikan
contoh karya seni rupa tradisional maupun
modern, karya seni rupa daerah, nasional maupun
mancanegara.
4) Memberikan contoh-contoh bahan, medium, alat,
dan teknik yang digunakan dalam berkarya seni
64 Kelas X Tunarungu
rupa dua dimensi tidak hanya bahan, medium, alat
dan teknik yang konvensional (umum digunakan)
tetapi juga bahan, medium, alat dan teknik yang
nonkonvensional (tidak umum digunakan).
5) Berikan contoh karya seni rupa tiga dimensi yang
secara visual indah dan enak di pandang mata serta
contoh karya seni rupa tiga dimensi yang secara
visual ”tidak indah” dan tidak enak dipandang
mata, kemudian beri penjelasan nilai estetis pada
karya-karya tersebut khususnya karya-karya yang
tergolong ”tidak indah”.
Kegiatan pengayaan dalam pembelajaran seni
rupa tiga dimensi ini sangat bermanfaat untuk
membuka wawasan siswa, memberikan stimulus
untuk berpikir dan berkarya secara lebih kreatif.
C. Interaksi Orang Tua
Peran serta orang tua dalam pembelajaran seni rupa
tiga dimensi ini sangatlah besar. Cobalah untuk meminta
partisipasi orang tua melalui komentarnya terhadap karya
yang di buat (dikumpulkan) siswa. Guru dapat meminta
siswa untuk mengerjakan latihan bersama orang tuanya
dengan terlebih dahulu memberikan pemahaman pada
siswa bahwa komentar atau tanggapan yang diberikan
orang tuanya tidak harus sama dengan komentar yang
diberikan siswa.
Buku Guru Seni Budaya 65
BAB III
Menggambar Komik
Bab III berisi pembelajaran menggambar
komik. Kompetensi yang diharapkan setelah siswa
mempelajari materi ini adalah pemahaman lebih
lanjut terhadap berbagai gambar komik, jenis dan
teknik yang digunakan dalam membuat gambar
komik serta keterampilan untuk berkreasi membuat
gambar komik. Alokasi waktu pembelajaran materi
menggambar komik ini sedikitnya dapat dilakukan
dalam 10 jam pelajaran atau sama dengan 5 kali
pertemuan.
Peta Konsep/Materi
Menggambar Komik
Macam-macam
Gambar Komik
Pengertian Gambar Komik
Menggambar
Komik
66 Kelas X Tunarungu
Peta materi pembelajaran menggambar komik dapat di
lihat tesebut yang juga terdapat dalam buku siswa. Peta
materi ini bukanlah urutan baku yang harus diikuti siswa
tetapi pengkategorian untuk memudahkan proses
pembelajaran dan penguasaan materi.
Setelah mempelajari materi pembelajaran menggambar
komik di bab III ini siswa diharapkan memiliki kompetensi
mengapresiasi dengan memahami pengertian gambar
komik, jenis dan teknik yang digunakan dalam proses
menggambar komik serta mampu berkreasi menggambar
komik.
A. Pembelajaran Menggambar Komik
1. Kompetensi Dasar
3.3 : Memahami gambar komik
4.3 : Menggambar komik
2. Indikator
a. Menjelaskan gambar komik.
b. Mengidentifikasi gambar komik.
c. Membedakan jenis komik berdasarkan sumber cerita.
d. Membedakan jenis komik berdasarkan bentuknya
e. Membandingkan jenis komik berdasarkan sumber
cerita.
f. Membandingkan gambar komik berdasarkan
bentuknya.
g. Mengidentifikasi teknik menggambar komik
h. Menggambar karakter/tokoh komik.
Buku Guru Seni Budaya 67
3. Pengalaman Belajar
Setelah mengamati, membaca teks bacaan, dan mencari
informasi, siswa mampu memahami, menjelaskan, memberi
contoh, menjawab soal-soal dan membuat gambar komik.
4. Media, Alat Bantu dan Sumber belajar
a. Buku Siswa Seni Budaya SMALB Tunarungu Kelas X.
b. Alat-alat dan bahan pendukung pembuatan gambar
komik.
c. Model hasil karya komik.
d. Sumber belajar lain yang menunjang.
5. Langkah-langkah pembelajaran
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah
menjelaskan materi. Guru dapat pula menjelaskan tentang
pengertian gambar komik, macam-macam gambar komik,
dan cara membuat gambar karakter/tokoh komik perlu
dijelaskan pula kepada siswa. Pada proses pembelajaran ini
guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran
berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa semua
siswa.
2) Guru memeriksa kondisi ruangan dan
perlengkapan kelas.
3) Guru memeriksa kehadiran siswa.
68 Kelas X Tunarungu
4) Salah seorang siswa memimpin berdoa sebelum
belajar.
5) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan
materi pembelajaran yang lalu dengan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan ini.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan permasalahan dengan
materi pembelajaran yang lalu.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan jika ada pesan atau amanat
dari orang tuanya yang harus disampaikan
kepada guru atau sekolah.
8) Guru memeriksa tugas atau Pekerjaan Rumah
yang diberikan minggu lalu.
9) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Pertemuan 13
1) Siwa mengamati gambar komik
2) Siswa membaca teks bacaan mengenai pengertian,
ciri-ciri, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat gambar komik.
Pertemuan 14
1) Siswa membaca teks bacaan mengenai macam-
macam gambar komik.
2) Siswa mengamati melalui gambar atau media lain
berbagai macam gambar komik.
Buku Guru Seni Budaya 69
3) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
melihat berbagai macam gambar komik melalui
media cetak, internet maupun sember lainnya.
4) Siswa menjawab pertanyaan
5) Setelah mengamati siswa diberikan lembar kerja
sesuai dengan media yang diamati siswa
Pertemuan 15
1) Siswa mengamati langkah-langkah dalam pembuatan
gambar komik.
2) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk melihat dan
mengamati teknik dan alat-alat yang digunakan
dalam menggambar gambar komik.
3) Siswa berdiskusi dengan teman sekelas dan guru
mengenai proses pembuatan gambar komik.
4) Siswa menyusun langkah-langkah dalam
menggambar komik sesuai dengan tokoh/karakter
komik.
Pertemuan 16
1) Guru mengkondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
2) Siswa membuat gambar karakter/tokoh komik.
70 Kelas X Tunarungu
Pertemuan 17
1) Masing-masing siswa menyampaikan atau
mempresentasikan dengan kalimat sederhana
tentang karya komik yang telah dibuatnya pada
pembelajaran sebelumnya.
2) Siswa memberi tanggapan terhadap materi karya
komik temannya.
Pertemuan 18
Siswa melaksanakan uji kompetensi pengetahuan
dan keterampilan melalui tes pengetahuan dan penilaian
proses.
Dalam proses pembelajaran guru harus bertindak sebagai
motivator dan fasilitator bagi siswa dalam menggali informasi
tentang jenis, dan teknik menggambar gambar komik. Hindari
pemberian materi atau informasi yang bersifat tuntas dan satu
arah sehingga siswa tidak termotivasi untuk mencari informasi
lebih lanjut. Berbagai sumber pembelajaran atau sumber
informasi tentang teknik menggambar komik perlu disampaikan
oleh guru, demikian pula dengan cara memperoleh informasi
tentang hal tersebut.
Buku Guru Seni Budaya 71
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal.
2) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang apa yang
sudah diketahui siswa dan yang harus diketahui
lebih lanjut terhadap materi pembelajaran
3) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.
4) Berdoa sebelum pulang sekolah dipinpin oleh salah
seorang siswa.
B. Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
Materi dalam buku siswa telah memuat latihan yang dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penilain
terhadap siswa. Beberapa latihan dalam buku siswa yang
dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menggambar
komik ini diantaranya sebagai berikut.
Setelah kamu mempelajari pembahasan tentang
jenis-jenis gambar komik. Jawablah pertanyaan di
bawah ini.
1. Ada berapa macam gambar komik menurut
sumber ceritanya?
2. Ada berapa macam gambar komik menurut
bentuk penampilanya?
72 Kelas X Tunarungu
3. Agar kamu lebih mengetahui macam-macam
gambar komik, coba cari kembali contoh gambar
komik dari berbagai sumber lainnya seperti:
internet, media cetak, buku-buku penunjang
lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatanmu, kelompokkan
macam-macam komik tersebut dan isilah tabel di
berikut ini.
Format Hasil Pengamatan
Nama :
Kelas :
Waktu/Tgl Pengamatan :
Judul Komik Sumber Komik Jenis Komik
Buku Guru Seni Budaya 73
Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah pengertian dari komik?
2. Sebutkan hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
menggambar komik!
3. Sebutkan judul salah satu contoh dari komik silat!
4. Jelaskan yang dimaksud komik potongan (strip)!
5. Sebutkan salah satu gaya komik!
Kunci Jawaban
1. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan
gambar-gambar tidak bergerak yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
2. Penentuan proporsi, Ekspresi wajah, eksyen, balon
kata, frame, dan style.
3. Sibuta dari gua hantu/gundala dll.
4. Komik ptotongan artinya penggalan-penggalan
gambar yang disusun/dirangkai menjadi sebuah
alur cerita pendek
5. Manga/ realis/cartoon/menhua, dll.
Kriteria Penilaian essay
Setiap jawaban benar mempunyai nilai skor 2
Skor maksimal adalah 10
Nilai siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100
74 Kelas X Tunarungu
Kompetensi Keterampilan
Buatlah gambar karakter tokoh komik sesuai dengan
imajinasimu. Kumpulkan untuk dinilai oleh gurumu.
Contoh Kriteria Penilaian
No Nama Siswa
Menyiapkan
alat dan
bahan
Desain Karya Proses
Pembuatan Hasil karya
Kesungguhan
dalam Proses
Kerja
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
memberikan penilaian adalah keterbukaan terhadap berbagai
alternatif jawaban. Siswa dapat memberikan berbagai jawaban
yang menurut guru tidak lazim, tetapi tetap harus diapresiasi
Buku Guru Seni Budaya 75
sepanjang siswa mampu memberikan penjelasan dari
jawabannya tersebut.
2. Tindak Lanjut
a. Remidial
Tindak lanjut bagi siswa yang belum mencapai KKM
diberikan program remedial. Program remedial dapat
dilakukan pada pengetahuan, keterampilan ataupun
penilaian sikap. Kegiatan untuk program remedial dapat
melibatkan beberapa pihak baik guru bimbingan
konseling, wali kelas, ataupun orang tua/wali.
b. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan merupakan
kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada siswa
yang telah menguasai materi pada Bab III Membuat
komik. Pembelajaran pengayaan dapat dilaksanakan
dengan beberapa cara yang dapat dilakukan, misalnya
dengan memberikan lebih banyak contoh bentuk jenis
komik dari berbagai sumber atau melalui inovasi siswa.
C. Interaksi Orang Tua
Peran serta orang tua dalam pembelajaran
menggambar komik ini sangatlah besar. Cobalah untuk
meminta partisipasi orang tua melalui komentarnya
terhadap karya yang di buat (dikumpulkan) siswa. Guru
dapat meminta siswa untuk mengerjakan latihan bersama
76 Kelas X Tunarungu
orang tuanya dengan terlebih dahulu memberikan
pemahaman pada siswa bahwa komentar atau tanggapan
yang diberikan orang tuanya tidak harus sama dengan
komentar yang diberikan siswa.
Buku Guru Seni Budaya 77
BAB IV
Pameran Seni Rupa Sekolah
Pada pembelajaran yang lalu siswa telah
mempelajari kembali materi tentang karya seni rupa,
baik karya seni rupa dua dimensi maupun karya seni
rupa tiga dimensi. Kini saatnya untuk
mengomunikasikan karya yang mereka buat kepada
khalayak yang lebih luas.
Kegiatan apresiasi seni dalam bentuk pameran
seni rupa bermanfaat untuk mengenalkan kepada
masyarakat sekolah dan masyarakat sekitar hasil
kreasi siswa sekolah tersebut. Melalui kegiatan ini
siswa diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi
dengan teman-temannya dari kelas yang lain maupun
dari sekolah lain yang datang berkunjung untuk
mengapresiasi hasil kreasi mereka. Tanggapan dari
para pengunjung pameran seni rupa dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu
sajian kegiatan pameran seni rupa di masa yang akan
datang.
Tujuan pembelajaran pameran seni rupa di kelas
X ini diharapkan siswa memperoleh pengalaman yang
lebih luas perihal penyelenggaraan pameran. Guru
melalui sekolah diharapkan dapat memfasilitasi
dengan membeimbing siswa pada proses
pembelajaran pameran karya seni rupa.
78 Kelas X Tunarungu
Secara umum peta materi pembelajaran pameran
seni rupa di kelas X ini adalah sebagai berikut.
Peta Konsep/Materi
Pengertian Pameran Seni Rupa Sekolah
Merencanakan dan Mempersiapan
Pameran Seni Rupa Sekolah
Pameran Seni Rupa Sekolah
Tujuan, dan Fungsi Pameran Seni Rupa
Sekolah
Pelaksanaan Pameran Seni Rupa
Sekolah
Buku Guru Seni Budaya 79
A. Pembelajaran Pameran Seni Rupa Sekolah
1. Kompetensi Dasar
3.4 : Mengenal persiapan pameran karya seni
4.4 : Menyiapkan pameran sekolah
2. Indikator
a. Menjelaskan pameran seni rupa sekolah.
b. Mengidentifikasi tujuan dan fungsi pameran seni rupa.
c. Membedakan tujuan dan fungsi pameran seni rupa.
d. Membandingkan pameran seni rupa.
e. Mendiskusikan perencanan pameran seni rupa sekolah.
f. Menyiapkan pemeran seni rupa sekolah.
g. Melaksanakan pameran seni rupa sekolah.
3. Pengalaman Belajar
Setelah mengamati, membaca teks bacaan, dan mencari
informasi, siswa mampu mengenal, menjelaskan, memberi
contoh, menjawab soal-soal dan melaksanakan pameran
karya seni rupa.
Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran pada bab ini adalah:
a. Pendekatan : Problem based learning
b. Model : Projek based learning
80 Kelas X Tunarungu
4. Media, Alat Bantu dan Sumber belajar
a. Media
LCD Proyektor dan komputer serta tayangan slide power
atau gambar yang telah disiapkan berisi tentang
pameran karya seni rupa.
b. Sumber Belajar
Buku teks Seni Budaya yang relevan, internet,
narasumber, lingkungan sekitar dan sumber lain yang
relevan
5. Langkah-langkah pembelajaran
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah
menjelaskan materi. Guru dapat pula menjelaskan tentang
pengertian pameran seni rupa, tujuan dan fungsi pameran
seni rupa, merencanakan dan menyiapkan pameran seni
rupa sekolah, dan pelaksanaan pameran seni rupa sekolah
perlu dijelaskan pula kepada siswa. Pada proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah
pembelajaran berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa semua
siswa.
2) Guru memeriksa kondisi ruangan dan perlengkapan
kelas.
3) Guru memeriksa kehadiran siswa.
Buku Guru Seni Budaya 81
4) Salah seorang siswa memimpin berdoa sebelum
belajar.
5) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan
materi pembelajaran yang lalu dengan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan ini.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan permasalahan dengan materi
pembelajaran yang lalu.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan jika ada pesan atau amanat dari orang
tuanya yang harus disampaikan kepada guru atau
sekolah.
8) Guru memeriksa tugas atau Pekerjaan Rumah yang
diberikan minggu lalu.
9) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pertemuan 20
1) Siswa mengamati gambar atau tayangan tentang
pelaksanaan pameran seni rupa. Pengamatan bisa
mengunungi langsung pameran seni rupa, tayangan
video tentang pameran karya seni rupa dan buku-
buku petunjang lainnya.
2) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
melakukan pengamatan kegiatan pameran seni rupa
baik secara langsung maupun sumber belajar lain
seperti melihat tayangan video dari internet dan
buku-buku penunjang lainnya.
82 Kelas X Tunarungu
3) Siswa membaca teks bacaan pengertian pameran seni
rupa.
4) Setelah membaca teks bacaan tersebut, guru
meminta siswa untuk mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber tentang pameran seni rupa,
kemudian meminta siswa untuk mengemukakan
dengan kata-kata sendiri apa pengertian dari
pameran seni rupa.
Pertemuan 21
1) Guru mengkondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
2) Siswa membaca teks bacaan tentang tujuan dan
fungsi pameran seni rupa di sekolah.
3) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk menanyakan
tentang pameran seni rupa, tujuan dan fungsi
pameran karya seni rupa.
4) Guru memberikan pertanyaan tentang tujuan dan
fungsi pameran karya seni rupa.
Pertemuan 22
1) Guru mengkondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
2) Siswa membaca teks bacaan tentang merenacanakan
pemeran seni rupa sekolah.
3) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mengumpulkan informasi tugas dan fungsi setiap
Buku Guru Seni Budaya 83
anggota kepanitian dalam pameran karya seni rupa
sekolah.
4) Siswa menjelaskan tugas dan fungsi setiap anggota
kepanitiaan pameran seni rupa sekolah.
5) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk
mengumpulkan informasi tentang bentuk prososal
kegiatan pameran seni rupa sekolah.
6) Siswa mengumpulkan dan mengidentifikasi barang-
barang karya seni rupa yang telah dibuat.
7) Siswa mempersiapkan segala keperluan pameran
karya seni rupa.
8) Siswa mengecek kembali materi dan persiapan untuk
pameran karya seni.
9) Siswa menyiapkan publikasi untuk acara pameran
karya seni rupa sekolah.
Pertemuan 23
1) Guru mengkondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
2) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk menanyakan
berbagai hal yang berkaitan dengan prosedur dan tata
cara menyelenggarakan kegiatan pameran karya seni
rupa.
3) Siswa membuat dekorasi ruang pameran seni rupa.
4) Siswa menyampaikan hasil pengumpulan informasi
dan simpulan yang diperoleh selama kegiatan
pameran berlangsung (membuat laporan panitia dan
atau tanggapan kegiatan pameran).
84 Kelas X Tunarungu
Pertemuan 24
Siswa melaksanakan uji kompetensi pengetahuan
dan keterampilan melalui tes pengetahuan dan penilaian
proses.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal
2) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang apa yang
sudah diketahui siswa dan yang harus diketahui
lebih lanjut terhadap materi pembelajaran
3) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.
4) Berdoa sebelum pulang sekolah dipinpin oleh salah
seorang siswa.
B. Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
Penilaian terhadap penguasaan kompetensi siswa
dalam hal perencanaan, persiapan dan pelaksanaan
pameran seni rupa dapat dilakukan melalui:
a. Penugasan, berupa instruksi untuk membuat
proposal kegiatan pameran seni rupa
b. Observasi, berupa kegiatan pengamatan terhadap
sikap siswa selama proses perencanaan, persiapan
dan pelaksanaan pameran seni rupa.
c. Projek, berupa instruksi untuk menyelenggarakan
pameran seni rupa hasil karya sendiri.
Buku Guru Seni Budaya 85
Materi dalam buku siswa telah memuat latihan
yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan
penilain terhadap siswa. Beberapa latihan dalam buku
siswa yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
menggambar motif hias nusantara diantaranya sebagai
berikut.
Guru meminta siswa untuk mengamati beberapa contoh
gambar pameran karya seni rupa yang terdapat dalam
buku siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk
mengidentifikasi jenis pameran karya seni tersebut dengan
mengisi tabel berikut?
Format Hasil Pengamatan
Nama :
Kelas :
No Hasil seni rupa
yang diamati
Uraian hasil
Pengamatan
1
2
3
4
5
86 Kelas X Tunarungu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
memberikan penilaian adalah keterbukaan terhadap berbagai
alternatif jawaban. Siswa dapat memberikan berbagai jawaban
yang menurut guru tidak tepat, tetapi tetap harus diapresiasi
sepanjang siswa mampu memberikan penjelasan dari jawabannya
tersebut.
Contoh format penilian
Nama
Siswa
Aspek Penilian
Kerincian Kelengkapan Ketepatan
uraian
Krativitas
jawaban
Kesungguhan
dalam proses
kerja
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
Buku Guru Seni Budaya 87
Guru meminta siswa secara berkelompok mendiskusikan
dan mencari informasi dalam penyusunan proposal.
Kemudian guru meminta siswa untuk mempraktekan
penyusunan proposal pameran seni rupa.
Contoh format penilian
Nama Siswa
Aspek Penilian
Kerincian Kelengkapan Ketepatan
uraian
Krativitas
jawaban
Kesungguhan
dalam proses
kerja
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
88 Kelas X Tunarungu
Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian Pameran karya seni rupa sekolah?
2. Jelaskan secara khusus apa manfaat dan fungsi
Pameran seni rupa sekolah?
3. Apa yang harus dituliskan dalam proposal kegiatan
Pameran seni rupa sekolah?
4. Bagaimana cara melakukan publikasi untuk kegiatan
Pameran seni rupa sekolah?
5. Apa tugas steering comitee?
Kunci Jawaban
1. Pameran seni rupa merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh siswa disekolah untuk menyampaikan ide atau
gagasannya ke pada publik melalui media karya seni
rupa.
2. Secara khusus pameran seni rupa di sekolah memiliki
manfaat, untuk menumbuhkan dan menambah
kemampuan siswa dalam memberikan apresiasi
terhadap karya seni orang lain serta menambah
wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi
karya seni secara objektif.
secara khusus fungsi Pameran seni sekolah, di
antaranya:
a. Meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya seni
rupa
b. Membangkitkan motivasi siswa berkarya seni rupa
c. Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas
Buku Guru Seni Budaya 89
d. Berkarya visual lewat karya seni rupa
e. Belajar berorganisasi
3. Proposal memuat beberapa hal, antara lain sebagai
berikut.
a. Nama kegiatan, yaitu judul atau nama yang dipakai
dalam Pameran.
b. Latar belakang, yaitu dasar yang digunakan sehingga ide
Pameran tersebut muncul.
c. Dasar pemikiran, yaitu memuat program yang akan
dipakai sebagai dasar acuan dalam kegiatan.
d. Pelaksanaan, yaitu memuat waktu pelaksanaan
Pameran, seperti hari, tanggal, waktu, dan tempat.
e. Pelaksana, yaitu susunan kepanitiaan.
f. Anggaran, yaitu rencana anggaran yang akan digunakan
selama Pameran berlangsung.
g. Acara, yaitu susunan acara yang akan ditampilkan.
h. Lain-lain, misalnya surat yang mendukung
pelaksanaan.
i. Penutup, berisi kata penutupan dari proposal tersebut.
4. Dengan cara membuat pamflet/banner/poster, dll
5. Panitia yang bertugas memberikan memberikan
pengarahan, nasihat, dan petunjuk, kepada panitia dalam
melakukan tugas.
Kriteria Penilaian essay
Setiap jawaban benar mempunyai nilai skor 2
Skor maksimal adalah 10
Nilai siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100
90 Kelas X Tunarungu
Kompetensi Keterampilan
Buatlah pameran seni rupa di sekolah dengan memperhatikan
perancangan, persiapan, pelaksanaan dan proses. Bentuklah
panitia yang akan bertugas melaksanakan pameran tersebut.
Tentukan nama teman-temanmu yang akan dijadikan sebagai
penitia pameran! Kemudian berdiskusilah mengenai tema
pameran dan susunlah proposal untuk kegiatan pameran seni di
sekolah.
Contoh Format Penilaian Proses
No. Nana
Siswa Kegiatan
Nilai Ket.
4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan :
Kegiatan meliputi persiapan awal, penentuan tema, pengumpulan
karya dan tahap pelaksanaan pameran karya seni.
4
: Aktif dan kreatif dalam semua kegiatan dari tahapan awal
sampai dengan tahap pelaksanaan pameran.
3 : Aktif dan kreatif pada sebagian kegiatan persiapan
pameran karya seni rupa.
2 : Kurang aktif dan kreatif terhadap kegiatan persiapan
pameran karya seni rupa.
1 : Tidak aktif dan kreatif terhadap kegiatan persiapan
pameran karya seni rupa.
Buku Guru Seni Budaya 91
Nilai Keterampilan:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛
2. Tindak Lanjut
a. Remidial
Siswa yang belum menguasai materi dapat diberikan
remedial berupa simulasi membuat rencana, persiapan dan
pelaksanaan pameran. Penugasan atau projek ini dapat
bersifat perorangan maupun kelompok. Remedial dapat juga
dilakukan dengan memberikan tugas bagian-bagian dari
perencanaan, persiapan dan pelaksanaan seperti membuat
proposal, membuat poster pameran gambar denah pameran
atau maket pameran. Penugasan disesuaikan dengan
pencapaian kompetensi siswa yang akan diremedial.
b. Pengayaan
Apabila hasil evaluasi siswa di atas KKM, maka siswa
diberikan pengayaan dengan memperdalam dan
memperluas materi serta keterampilan. Kegiatan pengayaan
materi pembelajaran perencanaan, persiapan, dan
pelaksanaan pameran karya seni rupa dilakukan dengan
memperluas cakupan jenis karya yang dipamerkan,
jangkauan pengunjung yang di undang serta tujuan yang
ditetapkan. Sebagai contoh jika tujuan pameran tidak
sekadar apresiasi tetapi dengan harapan karya yang
dipamerkan dapat terjual, maka perencanaan, persiapan
dan pelaksanaannya menjadi lebih kompleks. Selain
92 Kelas X Tunarungu
memilih karya yang akan dipamerkan, panitia juga
berembuk untuk menentukan harga karya yang akan dijual,
bagaimana pemaketan dan pengiriman karya tersebut
kepada pembeli dan sebagainya.
C. Interaksi Orang Tua
Mintalah siswa untuk mengomunikasikan rencana
kegiatan pameran kepada orang tua. Tanggapan dari orang
tua berkaitan dengan tugas siswa maupun proses
pembelajaran secara umum yang mungkin dikemukakan
dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai bahan evaluasi
perencanaan pameran yang dilakukan siswa dan menjaga
serta meningkatkan komunikasi dengan orang tua siswa.
Undanglah orang tua siswa pada saat kegiatan pameran
berlangsung, manfaatkan momen tersebut untuk
berinteraksi secara langsung dengan orang tua siswa agar
diperoleh dukungan positif tidak saja dalam kegiatan
pembelajaran tetapi juga dalam kegiatan sekolah secara
umum.
Buku Guru Seni Budaya 93
BAB V
Gerak Tari Kreasi Berdasarkan
Gerak Tari Daerah
Bab V berisi pembelajaran gerak tari kreasi.
Kompetensi yang diharapkan setelah siswa mempelajari
materi ini adalah pemahaman terhadap tari kreasi, jenis
tari kreasi, mengenal gerak dasar tari kreasi yang
digunakan untuk memperagakan tari kreasi. Alokasi
waktu pembelajaran materi tari kreasi ini sedikitnya
dapat dilakukan dalam 10 jam pelajaran atau sama
dengan 5 kali pertemuan.
Peta Konsep/Materi
Tari Kreasi
Berdasarkan Tari
Daerah
Memperagakan
Gerak Tari
Kreasi
Pengertian dan
Unsur Tari
Kreasi
Ragam Tari
Kreasi
94 Kelas X Tunarungu
A. Pembelajaran Tari Kreasi
1. Kompetensi Dasar
3.5 : Memahami gerak tari kreasi baru berdasarkan
gerak tari daerah
4.5 : Memperagakan gerak tari kreasi baru
2. Indikator
a. Mampu memahami pengertian gerak dalam tari kreasi.
b. Mampu memahami unsur-unsur dalam tari.
c. Mampu mengidentifikasi macam-macam tari kreasi.
d. Mampu membedakan dan membandingkan beberapa
ragam tari kreasi.
e. Mampu mengelompokkan gerak tari berdasarkan
struktur penyajiannya.
f. Mampu mengidentifikasi ragam gerak tari kreasi
berdasarkan struktur penyajiannya.
g. Mampu memperagakan gerak tari kreasi.
3. Pengalaman Belajar
Setelah melakukan proses pengamatan terhadap objek,
model, dan penjelasan verbal; membaca teks bacaan;
mencari informasi dengan bertanya jawab, diskusi, dan
mencoba sendiri, siswa mampu memahami dan mengenal
melalui kemampuan menyebutkan, menjelaskan, dan
memperagakan tari kreasi berdasarkan gerak tari daerah.
Buku Guru Seni Budaya 95
4. Media, Alat Bantu dan Sumber belajar
a. Buku Siswa Seni Budaya SMALB Tunarungu Kelas X.
b. Properti sesuai tema tari kreasi
c. Tape recorder/Handphone/CD player, dll.
d. Sumber-sumber lain yang menunjang.
5. Langkah-langkah pembelajaran
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan
yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah
menjelaskan materi. Guru dapat pula menjelaskan tentang
pengertian dan unsur-unsur tari kreasi, ragam tari kreasi,
memperagakan gerak tari kreasi berdasarkan gerak tari
daerah perlu dijelaskan pula kepada siswa. Pada proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah
pembelajaran berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa semua
siswa.
2) Guru memeriksa kondisi ruangan dan perlengkapan
kelas.
3) Guru memeriksa kehadiran siswa.
4) Salah seorang siswa memimpin berdoa sebelum
belajar.
5) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan
materi pembelajaran yang lalu dengan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan ini.
96 Kelas X Tunarungu
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan permasalahan dengan materi
pembelajaran yang lalu.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan jika ada pesan atau amanat dari
orang tuanya yang harus disampaikan kepada guru
atau sekolah.
8) Guru memeriksa tugas atau Pekerjaan Rumah yang
diberikan minggu lalu.
9) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pertemuan 25
1) Guru mengkondisikan siswa dalamkelompok atau
perorangan.
2) Siswa diminta untuk mengamati tari kreasi
berdasarkan media yang ditayangkan (video atau
gambar) sesuai dengan masalah arahan dari guru
tentang masalah yang perlu diamati oleh siswa.
3) Peran guru mengarahkan proses pengamatan siswa
tentang apa yang perlu diamati oleh siswa dari
masalah pertunjukan tari kreasi yang diamatinya.
4) Siswa membaca teks bacaan tentang tari kreasi.
5) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan terhadap guru atau antar siswa tentang
masalah yang tidak diketahuinya atau masalah yang
perlu ditanyakan.
Buku Guru Seni Budaya 97
6) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum diketahui tentang tari
kreasi.
Pertemuan 26
1) Guru menkondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
2) Siswa membaca teks bacaan tentang ragam tari
kreasi.
3) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk menanyakan
hal-hal yang belum diketahui tentang materi ragam
tari kreasi.
4) Siswa mengamati ragam tari kreasi yang ada di
daerahnya atau daerah lain dari berbagai media dan
sumber belajar.
5) Guru memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
6) Siswa mengelompokkan ragam tari kreasi
berdasarkan asal daerah.
7) Siswa membandingkan gerak, tata rias dan busana
dan properti yang digunakan dalam tari kreasi hasil
pengamatannya.
Pertemuan 27
1) Guru menkondisikan siswa secara berkelompok
maupun perorangan.
98 Kelas X Tunarungu
2) Siswa dengan bimbingan guru melanjutkan
memperagakan gerak dasar tari merak atau tari
kreasi yang ada di daerah masing-masing.
3) Model gerakan-gerakan tersebut telah dituangkan
dalam buku siswa, akan tetapi guru dapat
menuangkan ide kreatif lain yang dapat diterapkan
kepada masing-masing siswa.
4) Pada pertemuan ini guru melatihkan semua gerakan
dasar tari kreasi.
5) Siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk menanyakan
tentang gerakan yang mudah dan sulit dilakukan.
6) Guru memberikan semangat kepada semua siswa
dengan meyakinkan bahwa semuanya pasti bisa.
Pertemuan 28
1) Siswa diminta untuk memperagakan bentuk gerak
tari kreasi yang telah dipelajarinya.
2) Siswa berdiskusi tentang hasil karya tari kreasi yang
telah diperagakannya. secara perorangan atau
kelompok.
Pertemuan 29
Siswa melaksanakan uji kompetensi pengetahuan
dan keterampilan melalui tes pengetahuan dan penilaian
proses.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama semua siswa menyimpulkan
pelajaran.
Buku Guru Seni Budaya 99
2) Guru melaksanakan penilaian akhir pembelajaran
(postest).
3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
4) Guru menginformasikan materi pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
5) Guru memberikan tugas atau Pekerjaan Rumah yang
harus dikomunikasikan kepada orang tuanya.
B. Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
Penilaian proses untuk sub-materi ini mencakup tiga aspek
dasar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh lembar penilaian berikut.
Contoh penilaian sikap
No Nama Siswa
Disiplin
dalam belajar
Menghargai
pendapat
orang lain
Rasa percaya
diri Total Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
100 Kelas X Tunarungu
Contoh Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa
Pemahaman
tentang
gerak tari
kreasi
Kemampuan
menganalisis
gerak tari
kreasi
Kemampuan
membedakan
gaya dan
karakter tari
kreasi
Total Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Contoh Penilaian Keterampilan
No Nama
Siswa
Mengemukakan
pendapat
Menirukan
gerak tari
kreasi
Mempresentasikan
gerak tari kreasi
Total
Nilai
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan:
Penilaian pada masing-masing aspek menggunakan skala Likert,
yaitu dengan memberikan skor antara 1 – 5. Masing-masing skor
mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa, yaitu:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Penilaian hasil melibatkan tes tertulis dan tes
lisan. Perhitungan skor akhir menggunakan
rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 4 = Nilai Skor
Buku Guru Seni Budaya 101
Kompetensi Pengetahuan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud tari kreasi?
2. Sebutkan unsur-unsur gerak tari!
3. Apa fungsi iringan dalam tari?
4. Sebutkan 3 ragam tari kreasi dan asal daerahnya!
5. Sebutkan salah satu tokoh yang menciptakan tari kreasi!
Kunci Jawaban
1. Tari kreasi adalah gerak tari yang diciptakan dalam bentuk
baru dengan maksud untuk memenuhi eskpresi dan
keinginan batin penciptanya.
2. Gerak, iringan, dan ekspresi.
3. Fungsi sebagai iringan gerak tari, pemberi irama, memberi
ilustrasi dan pemberi suasana, pemberi tanda awal dan
akhir dari gerak tari.
4. Tari Kipas Parentak ( Jambi ), Tari Karonsih ( Jawa Tengah),
Tari Loliyana (Maluku).
Siswa juga dapat alternatif jawaban lain sesuai dengan jenis
tari kreasi yang ada di daerahnya maupun tari kreasi yang
diamatinya.
5. Bagong Kusudiarjo, Didik Nini Thowok, Retno Maruti,
Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto, dll.
Kriteria Penilaian Essay
Setiap jawaban benar mempunyai nilai skor 2
Skor maksimal adalah 10
Nilai siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100
102 Kelas X Tunarungu
Keterampilan
Kamu amati tari kreasi yang ada di daerahmu dari berbagai
sumber melalui tayangan dari berbagai media (TV, internet, video,
Handphone). Berlatihlah memperagakan gerak tari kreasi tersebut
bersama teman-temanmu untuk dipentaskan di depan kelas atau
kenaikan kelas di sekolah.
Format Penilaian Keterampilan
Nama Siswa: ______________________
Kelas : ______________________
No. Soal Skor
Total Nilai 4 3 2 1
1. Sistematika gerakan.
2. Ketepatan gerakan.
3. Kesesuaian dengan irama musik.
4. Ekspresi atau penghayatan menari.
5. Peran dalam kelompok.
Jumlah
Keterangan
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100
Buku Guru Seni Budaya 103
2. Tindak Lanjut
a. Remidial
1) Pembelajaran remidial dilakukan apabila siswa belum
berhasil mencapai tujuan minimal pembelajaran
sebagaimana tercantum pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Jika siswa belum mampu
melakukan tari kreasi maka guru mesti menganalisis
ulang, pada materi sebelumnya yakni gerak dasarnya.
Akan tetapi jika pada materi gerak dasar pun masih
bermasalah maka perlu dikaji ulang faktor penyebab
utama.
2) Jika siswa masih mengalami kesulitan dalam
menyerap materi pembelajaran walaupun telah
dilakukan pembelajaran remidial maka guru perlu
mempertimbangkan kembali materi tersebut. Hal
tersebut bisa saja materi disederhanakan atau diganti
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa.
b. Pengayaan
Pengayaan dilaksanakan apabila siswa telah
mampu menyerap materi pembelajaran secara maksimal
dengan hasil yang melampaui KKM. Guru dapat
memfasilitasi siswa dengan meningkatkan materi dari
segi kedalaman dan keluasan baik secara kuantitas
maupun kualitas.
Jika siswa telah mampu menari salah satu tari
kreasi bertema secara baik maka guru boleh
104 Kelas X Tunarungu
memfasilitasi siswa dengan tarian bertema yang lainnya
atau tarian jenis lainnya.
C. Interaksi Orang Tua
Interaksi dengan orang tua dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya melalui Buku Penghubung atau
Buku Komunikasi, Telepon/Handphone, Surat, atau bertemu
langsung melalui kunjungan keluarga/homevisit, rapat orang
tua, atau bentuk-bentuk komunikasi lain yang
memungkinkan dilakukan oleh pihak guru dari sekolah
dengan orang tua dari rumah atau keluarga.
Pada konteks pembelajaran Tari Kreasi guru
mengomunikasikan kepada pihak orang tua bahwa siswa
harus berlatih tari kreasi karena akan dipentaskan pada
acara kenaikan Kelas.
Diharapkan setiap orang tua akan memberikan bantuan
secara optimal dalam pengembangan potensi siswa
Buku Guru Seni Budaya 105
BAB VI
Pementasan Tari Kreasi
Pada pembelajaran Bab VI semester 2 buku
siswa mempelajari tentang materi pembelajaran
pementasan tari kreasi. Dalam melakukan kegiatan
pementasan tari tentu diperlukan proses persiapan
yang diantaranya, membentuk kepanitian,
menyiapkan dan memlilih karya tari, menyiapkan
tata rias dan busana, menyusun jadwal kegiatan,
menyiapkan iringan, menyiapkan tempat, dan
membuat publikasi. Pengetahuan ini dianggap
penting untuk dipahami oleh siswa sebagai
perangkat dasar pengetahuan mereka pada saat
mempersiapkan karya tari yang akan diciptakannya
nanti. Oleh karena dalam masalah ini, akan banyak
dibicarakan tentang kegiatan dalam proses garap tari
yang akan dipentaskan pada suatu tempat tertentu
dengan persiapan yang baik dan terprogram dengan
sistematis. Intinya, materi ini sangat penting
dipahami oleh siswa dalam merancang atau
membuat konsep garap tari sesuai dengan
kebutuhan pentas yang akan dikemasnya.
106 Kelas X Tunarungu
Perhatikan peta materi berikut ini! Peta materi ini
bukanlah urutan baku yang harus diikuti siswa tetapi
pengkategorian untuk memudahkan proses pembelajaran dan
penguasaan materi.
Peta Konsep/Materi
Tahapan kegiatan tersebut, dapat dilakukan oleh siswa
dalam memulai membuat pementasan karya tari agar dapat
berjalan dengan sukses.
Pementasan Tari Kreasi
Persiapan Pementasan Tari Kreasi
Pelaksanaan Pementasan Tari Kreasi
Membentuk Panitia
Menyiapkan dan Memilih
Karya
Menyiapkan Tata Busana
dan Tata Rias
Menysusn Jadwal
kegiatan
Menyiapkan Iringan Tari
Menyiapkan
tempat
Menyiapkan Publikasi
Pelaksanaan Kerja
Kepanitian
Pembukaan Pementasan
Penampilan Gerak Tari
Kreasi
Buku Guru Seni Budaya 107
A. Pembelajaran Pementasan Tari Kreasi
1. Kompetensi Dasar
3.6 : Mengenal persiapan pementasan tari kreasi baru
4.6 : Mementaskan Tari Kreasi Baru
2. Indikator
a. Mampu mengetahui persiapan pementasan tari kreasi.
b. Mampu mengindentifikasi unsur-unsur penting dalam
pementasan tari kreasi.
c. Mampu mengidentifikasi unsur-unsur kepanitiaan dalam
pementasan tari kreasi.
d. Mampu membedakan atau membandingkan fungsi dan
tugas pokok dari kepanitiaan dalam pementasan tari
kreasi.
e. Mampu membuat rancangan konsep pementasan karya
tari kreasi.
f. Mampu membuat tata pentas untuk kebutuhan karya tari
kreasi.
g. Mampu mementaskan tari kreasi.
3. Pengalaman Belajar
Setelah mengamati, membaca teks bacaan, dan mencari
informasi, siswa mampu memahami, menjelaskan,
memberi contoh, menjawab soal-soal dan melaksanakan
pementasan tari kreasi.
108 Kelas X Tunarungu
Pendekatan dan model pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran pada bab ini
adalah:
a. Pendekatan : Problem based learning
b. Model : Projek based learning
4. Media, Alat Bantu dan Sumber belajar
a. Media
LCD Proyektor dan komputer serta tayangan slide
power atau gambar yang telah disiapkan berisi
tentang karya komik.
b. Sumber Belajar
c. Buku teks Seni Budaya yang relevan, internet,
narasumber, lingkungan sekitar dan sumber lain
yang relevan
5. Langkah-langkah pembelajaran
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan
tujuan yang hendak dicapai maka langkah
selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat
pula menjelaskan tentang persiapan pementasan tari
kreasi dan pelaksanaan pementasan tari kreasi perlu
dijelaskan pula kepada siswa. Pada proses
pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-
langkah pembelajaran berikut ini.
Buku Guru Seni Budaya 109
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam dan menyapa semua siswa.
2) Guru memeriksa kondisi ruangan dan perlengkapan
kelas.
3) Guru memeriksa kehadiran siswa.
4) Salah seorang siswa memimpin berdoa sebelum
belajar.
5) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan
materi pembelajaran yang lalu dengan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan ini.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan permasalahan dengan materi
pembelajaran yang lalu.
7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan jika ada pesan atau amanat dari orang
tuanya yang harus disampaikan kepada guru atau
sekolah.
8) Guru memeriksa tugas atau Pekerjaan Rumah yang
diberikan minggu lalu.
9) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pertemuan 31
1) Guru mengkondisikan siswa dalam kelompok atau
perorangan.
2) Siswa membaca teks bacaan mengenai persiapan
pementasan tari kreasi.
110 Kelas X Tunarungu
3) Guru mengajak siswa untuk melakukan
pengamatan tentang pementasan tari kreasi baik
melalui pengamatan langsung dengan mengunjungi
pertunjukkan langsung tari kreasi, maupun melalui
tayangan video dan buku-buku petunjang lainnya.
4) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan terhadap guru atau antar siswa tentang
masalah yang tidak diketahuinya atau masalah yang
perlu ditanyakan tentang proses persiapan
pementassan tari kreasi.
5) Siswa mencatat hal-hal yang baru diketahui dari
pamentaran tari kreasi.
Pertemuan 32
1) Guru mengondisikan siswa secara berkelompok
maupun perseorangan.
2) Siswa diminta untuk mengamati persiapan
pementasan tari kreasi berdasarkan media yang
ditayangkan (video atau gambar) sesuai dengan
arahan dari guru tentang masalah yang perlu diamati
oleh siswa.
3) Siswa diberikan kesempatan untuk mendikusikan
jawaban dengan teman-temannya dari pertanyaan
yang diajukan guru mengenai proses persiapan
dalam pementasan tari.
4) Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusinya baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Buku Guru Seni Budaya 111
Pertemuan 33
1) Guru mengkondisikan siswa dalam kelompok atau
perorangan.
2) Siswa membaca teks bacaan mengenai persiapan
pementasan tari kreasi
3) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan terhadap guru atau antarsiswa tentang
masalah yang tidak diketahuinya atau masalah yang
perlu ditanyakan tentang pelaksanaan pementasan
tari kreasi.
4) Siswa dimotivasi untuk mencoba untuk bertanya
tentang masalah yang menjadi topik pelajaran saat
itu yakni tentang pelaksanaan pementasan tari
krasi.
5) Guru melakukan evaluasi pembelajaran
Untuk memudahkan kegiatan pembelajaran siswa,
sebaiknya guru membimbing kembali siswa untuk
membuat susunan kepanitian di atas sampai pada cara
pembuatan jadwal latihan. Jika diperlukan, bimbing juga
cara membuat proposal untuk pengajuan dana pada
sponsor dengan mencontoh beberapa jenis proposal yang
memiliki karakteristik kegiatan yang sama.
112 Kelas X Tunarungu
Pertemuan 34
10) Guru mengkondisikan siswa dalam kelompok
atau perorangan.
11) Siswa dimotivasi dan memfasilitasi siswa untuk
melakukan pengamatan pementasan tari kreasi yang
ada di daerahnya baik secara langsung atau melalui
media yang ditayangkan (video atau gambar) sesuai
dengan masalah arahan dari guru tentang masalah
yang perlu diamati oleh siswa.
12) Siswa diminta untuk dapat mengomunikasikan
gerak tari kreasi berdasarkan hasil pengamatannya.
Pertemuan 35
Siswa melaksanakan uji kompetensi pengetahuan
dan keterampilan melalui tes pengetahuan dan penilaian
proses.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama semua siswa menyimpulkan
pelajaran.
2) Guru melaksanakan penilaian akhir pembelajaran
(postest).
3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
4) Guru menginformasikan materi pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
5) Guru memberikan tugas atau Pekerjaan Rumah yang
harus dikomunikasikan kepada orang tuanya
Buku Guru Seni Budaya 113
B. Penilaian dan Tindak Lanjut
1. Penilaian
Kompetensi Pengetahuan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Bagaimana cara mengapresiasi karya seni tari kreasi
berdasarkan gerak tari daerah?
2. Tuliskan unur-unsur apa saja yang dipersiapkan untuk
pementasan tari kreasi?
3. Apa fungsi steering comitee?
4. Tuliskan seksi-seksi yang tergabung dalam tim artistik!
5. Apa saja yang dipersiapkan dalam pelaksanaan
pementasan tari kreasi?
Kunci Jawaban
1. Dengan mengadakan pementasan tari kreasi.
2. Memperindah panggung atau tempat pementasan;
Menguatkan maksud pementasan;
Menarik perhatian pengunjung;
3. Organizing comitee berfungsi sebagai penitia pelaksana
4. Sutradara/Koreografer;
Pimpinan Artistik/Art Director ;
Stage Manajer PenataPanggung/Scenery;
PenataCahaya;
Penata Rias dan Busana;
Penata Suara;
PenataMusik/Sound.
114 Kelas X Tunarungu
5. Menyiapkan karya, menyiapkan tata busana dan tata
rias, menyiapkan iringan tari, menyiapkan dekorasi,
membuat publikasi.
Kriteria Penilaian
Setiap jawaban benar mempunyai nilai skor 2
Skor maksimal adalah 10
Nilai siswa =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x100
Kompetensi Keterampilan
Berdiskusilah dengan teman-temanmu untuk membuat rencana
program pementasan tari kreasi.
Contoh format penilian
Nama
Siswa
Aspek Penilian
Kerincian Kelengkapan Ketepatan
uraian
Krativitas
jawaban
Kesungguhan
dalam proses
kerja
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Skor Tertinggi: 20
Nilai Keterampilan: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100
Buku Guru Seni Budaya 115
2. Tindak Lanjut
a. Remidial
Kemampuan para siswa tentu saja berbeda satu sama
lain. Bagi siswa-siswa yang kurang dapat menguasai
konsep ini, guru dapat mengulang kembali materi yang
telah diajarkan. Pengulangan materi disertai dengan
pendekatan-pendekatan yang lebih memperhatikan
hambatan yang dialami siswa atau kelompok siswa
dalam memaknai materi pembelajaran. Misalnya,
membimbing pemahaman siswa atau kelompok siswa
dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling
sederhana sampai yang agak sulit. Contoh- contoh yang
diberikan dapat berupa gambar, audio, maupun audio-
visual. Pendekatan lain yang dapat dilakukan guru
dalam tahap remedial ini adalah dengan lebih banyak
memberi perhatian kepada siswa atau kelompok siswa
tersebut yang dilakukan secara menyenangkan atau
nonformal. Pendekatan yang menyenangkan atau non-
formal ini dapat dilakukan guru dengan tujuan agar
siswa atau kelompok siswa tersebut dapat lebih
termotivasi untuk mencari informasi yang mereka
butuhkan, lebih termotivasi untuk bertanya,
mengemukakan pendapat, dan menganalisis beberapa
contoh pertunjukan tari kreasi. Tahap remedial diakhiri
dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat
pemahaman siswa atau kelompok siswa tersebut
terhadap sub-materi pembelajaran.
116 Kelas X Tunarungu
b. Pengayaan
Tahap pengayaan merupakan tahap yang dilakukan oleh
siswa atau kelompok siswa yang memiliki tingkat
kompetensi yang lebih tinggi daripada siswa atau
kelompok siswa yang lain. Bagi siswa atau kelompok
siswa yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi, guru
dapat mendorong mereka untuk dapat menentukan
tema pertunjukan tari dengan gagasan-gagasan yang
sesuai dengan perkembangan usia remaja sebagai upaya
untuk mengembangkan potensi secara lebih optimal.
Tugas yang diberikan oleh guru dalam tahap ini adalah
siswa atau kelompok siswa diminta untuk mencari
informasi lainnya yang menyangkut tentang masalah
pementasan tari yang berkembang di Indonesia sesuai
dengan jenis dan fungsinya.
C. Interaksi Orang Tua
Pemahaman siswa terhadap submateri pembelajaran
akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerja sama
dengan pihak orang tua siswa. Oleh karena itu, guru
diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua para siswa,
seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat
menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak
mereka, memberi kesempatan kepada anakanak mereka
untuk mengikuti kegiatan diskusi di luar proses pembelajaran,
berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang submateri yang
dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk
Buku Guru Seni Budaya 117
menyaksikan beragam pementasan tari bersama anak-anak
mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap
pementasan tari tersebut.
118 Kelas X Tunarungu
GLOSARIUM
Analisis : Penguraian dan penelaahan suatu
pokok atas berbagai bagiannya.
Apresiasi : Kesadaran terhadap nilai seni dan
budaya.
Dimensi : Ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas,
dsb).
Dekorasi : Teknik menghias di ruangan, gedung,
jalan, dsb;
Dokumentasi : Pengumpulan/penyimpanan data.
Eksplorasi : Tindakan mencari dengan tujuan untuk
menemukan sesuatu
Ekspresi : Pengungkapan atau proses menyatakan
perasaan.
Estetis
: Menyangkut apresiasi keindahan (alam,
seni, dan sastra).
Fiksi Pernyataan yang berdasarkan pada
khayalan atau pikiran
Harmonisasi : Upaya mencari keselarasan
Imajinasi
: Daya pikir untuk membayangkan
(angan-angan) atau menciptakan
gambar (lukisan, karangan, dsb)
kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang
Improvisasi : Pembuatan (penyediaan) sesuatu
berdasarkan bahan yg ada (seadanya);
Buku Guru Seni Budaya 119
Karakter : Tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yg membedakan seseorang
dengan yang lainnya; watak.
Khas : Khusus atau teristimewa
Komikus : Orang yang ahli membuat komik
Kreasi : Ciptaan buah pikiran atau kecerdasan
akal manusia.
Modifikasi : Pengubahan atau perubahan
Pengrajin : Orang yang pekerjaannya (profesinya)
membuat barang kerajinan.
Pola : Bentuk atau model yang digunakan
untuk menghasilkan sesuatu
Publikasi : Penyebaran, pengumuman, penerbitan.
Sketsa : Gambaran rancangan
Stilasi : Merubah bentuk alamiah menjadi
bentuk baru
Variasi : Tindakan atau hasil perubahan dr
keadaan semula.
Verbal : Penyampaian informasi yang
disampaikan secara lisan maupun
tulisan
Volume : Isi
120 Kelas X Tunarungu
Daftar Pustaka
Apriani, Yayan. 2013 Perancangan Media Informasi Kesenian Tari Merak,(pdf). (Diambil dari: jbptunikompp-gdl-dianestira-35071-5-unikom_d-a.pdf 03 Maret 2016)
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi Arini, Sri Hermawati. dkk. 2008. Seni Budaya Untuk SMK. Jakarta: Kemdikbud
Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia: Continuities and Change. Ithaca, New York: Cornell University Press.juga terjemahannya oleh R.M. Soedarsono. 2000. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia. Bandung: MSPI.
Latifah, Diah dan Harry Sulastianto. 1993. Buku Pedoman Seni SMA. Bandung: Ganeca Exact.
Pengembangan Profesi Pendidik, Tim. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014. Jakarta:
Kemendikbud.
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.
Purnomo, Eko. dkk. 2014. Seni Budaya SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud.
Soedarsono, R.M. 1992. Pengantar Apresiasi Seni (Edisi pertama), Jakarta: Balai Pustaka.
Soeteja, Zakaria. dkk. 2014. Seni Budaya SMA/MAK/SMK Kelas X, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Kemdikbud.
Buku Guru Seni Budaya 121
Subekti, Ari dan Budiawan. 2010. Seni Tari SMP/MTs Kelas VII-IX. Jakara: Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Sudarmadji et.al. 1985. Apresiasi Seni. Jakarta: Badan Pelaksana
Pembanguan Proyek Ancol, PT. Pembangunan Jaya.
Supriatna, Atang dan Rama Sastra Negara. 2010. Pendidikan Seni Tari Untuk SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kementrian Pendidikan Nasional.
Suryahadi, A. Agung. 2008. Seni Rupa Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif Jilid 1 untuk SMK, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Depdiknas. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wariatunnisa, Alien dan Yulia Hendrilianti. 2010. Seni Tari Untuk SMA/MA Kelas X, XI, XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.
Winata, Ade. 2014. Kritik Seni Rupa. Semarang: Jurusan Seni
Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Semarang.
Sumber lainnya.
id.wikipedia.org
http//:antaranews.com (14 Maret 2016)
http//:nujayus.blogspot.com (14 Maret 2016)
http//:anime-face-expressions ayoeworld.files.wordpress.com
(15 Maret 2016)
http//:inilah.com (15 Maret 2016)
http//:batik-onlineshop.com (15 Maret 2016)
http//:handycraft-id.com (15 Maret 2016)
122 Kelas X Tunarungu
http//: www.mikirbae.com (12 April 2016)
http//: seni1budaya.blogspot.com (12 April 2016)
http//:www.monsta.com (17 April 2016)
http//: www.KamusBahasaIndonesia.org (19 April 2016)
Buku Guru Seni Budaya 123
Riwayat Penulis
Yustiadi Yusup, S.Pd. lahir di Ciamis tanggal
30 Mei 1985. Bertempat tinggal di Desa
Baregbeg, Kec. Baregbeg Kabupaten Ciamis.
Pada tahun 2004 penulis menempuh
pendidikan D3 di Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM) Fakultas Desain dan Seni
Jurusan Desian Komunkiasi Visual. Pada
tahun 2009 menempuh pendidikan S1 di
Universitas Islam Nusantara Bandung
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan
Luar Biasa. Mulai mengajar tahun 2006 di SLB Bina Harapan
Pangandaran. Kemudian pada tahun 2012 mengajar dan menjadi
operator di SLB Bina Harapan Bangsa Kab. Ciamis.
124 Kelas X Tunarungu
Riwayat Penelaah
Drs. Usep Kustiawan, M.Sn. lahir di Bandung, 10
Mei 1962. Latar belakang pendidikan seni rupa
diawali dari Diploma II/DII Tahun 1984,
Diploma III/DIII Tahun 1985, dan Sarjana
Pendidikan/S1 Tahun 1987 dari Jurusan
Pendidikan Seni Rupa IKIP Bandung.
Sementara Magister Seni diraihnya dari
Program Sudi Seni Murni Institut Teknologi Bandung pada Tahun
1996. Mengajar Seni Rupa sejak tahun 2009 di Universitas Negeri
Malang hingga sekarang sebagai Dosen Seni Rupa di Jurusan PLB
FIP Universitas Negeri Malang. Buku-buku yang ditulisnya, antara
lain: Produksi Media Grafis (1990), Produksi Media Sederhana
(1991), Produksi Media Foto (1993), Proses Pembuatan Kain Ikat
Tradisional (1994), Media Pembelajaran (2006), KESENIAN Materi
Bidang Bidang Studi SLTP (2007), Pengembangan Media
Pembelajaran Anak Usia Dini (2011), Media Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus (2011), Sumber dan Media Pembelajaran
Anak Usia Dini (2013), Pengembangan Pembelajaran Seni SD
(2014), Media Pembelajaran Sekolah Inklusif (2014),
Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Sekolah Dasar (2015),
Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (2015), Media
Pembelajaran Sekolah Inklusif (2015), Seni Budaya PAUD Inklusif
(2015), Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini (2016).
Buku Guru Seni Budaya 125
Catatan :
126 Kelas X Tunarungu
Catatan :
Buku Guru Seni Budaya 127
Catatan :