Buku Gangguan Bicara Dan Bahasa
Transcript of Buku Gangguan Bicara Dan Bahasa
Sponsored bydokteranakku.com
GANGGUAN BICARA DAN BAHASA PADA
ANAK
Editor :Dr. Irwan EffendiDr. Rahmi Lestar i
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmatNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak”.
Buku ini merupakan salah satu hadiah bagi para pembaca dokteranakku.com. Karena selama
dokteranakku.com ada di dunia maya banyak pertanyaanpertanyaan yang menyangkut tentang
gangguan bicara dan bahasa pada anak.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihakpihak yang telah membantu penulisan referat
ini, Amelia Dwifika Putri, M. Luthfi Suhaimi, Adisty Taufik, Rhesiwenny Rushe, dan Fifanski
Karmindos. Dan secara khusus saya ucapkan kepada Dr. Rahmi Lestari yang ikut serta menjadi
editor buku ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk perbaikan.
Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Padang, Agustus 2008
D r. Irwan Effendi dokteranakku.com
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
BAB 1
LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan salah satu parameter dalam perkembangan anak. Kemampuan bicara dan
bahasa melibatkan perkembangan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar
anak.1,2 Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar
dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Kemampuan bicara lebih dapat dinilai dari
kemampuan lainnya sehingga pembahasan mengenai kemampuan bahasa lebih sering dikaitkan
dengan kemampuan berbicara. Kemahiran dalam bahasa dan berbicara dipengaruhi oleh faktor
intrinsik (dari anak) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor intrinsik yaitu kondisi
pembawaan sejak lahir termasuk fisiologi dari organ yang terlibat dalam kemampuan bahasa dan
berbicara. Sementara itu faktor ekstrinsik berupa stimulus yang ada di sekeliling anak terutama
perkataan yang didengar atau ditujukan kepada si anak.1,3
Gangguan bahasa dan berbicara adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang
paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering
dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak semakin
meningkat pesat. Dari penelitian didapatkan bahwa gangguan bahasa dan berbicara terjadi 1%
sampai 32% dari populasi normal dan sebanyak 60% dari kasus yang ditemukan terjadi secara
spontan pada anak berumur dibawah 3 tahun.4,5
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka gangguan bahasa dan bicara harus menjadi prioritas
bagi dokter untuk dideteksi secara dini agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan
dan pemulihannya dapat diberikan sesegera mungkin karena akan sangat mempengaruhi
perkembangan anak di masa depan. Gangguan dalam perkembangan bahasa dan artikulasi, selain
menyebabkan hambatan dalam bidang akademik, akan menyebabkan pula hambatan dalam bidang
hubungan sosial, yang kemudian dapat menimbulkan berbagai macam tingkah laku, seperti
membolos, minat belajar kurang, dan berbagai macam tingkah laku antisosial. Tidak jarang
kepribadian anak ikut terpengaruh misalnya anak mulai merasa rendah diri, menjadi peragu dan
sering waswas menghadapi lingkungannya.3,6
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Definisi
Ada perbedaan antara bicara dan bahasa. Bicara adalah pengucapan, yang menunjukkan
keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan
menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi.
Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa
ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi
tanda) atau auditorik. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat
mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik.
Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun
katakata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Masalah bicara dan bahasa sebenarnya
berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih.1,7
Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah
kelancaran berbicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan katakata, biasanya akibat
cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat
disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Gangguan
bicara dan bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang mendukung seperti fungsi otot
mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana
seperti bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk
mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oralmotor dalam fungsinya
untuk bicara dan makan.8
Gangguan perkembangan artikulasi meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf sampai
beberapa huruf. Sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf itu sehingga
menimbulkan kesan bahwa bicaranya seperti anak kecil. Selain itu juga dapat berupa gangguan
dalam pitch, volume atau kualitas suara.6
Afasia yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk katakata atau kehilangan
kemampuan untuk menangkap arti katakata sehingga pembicaraan tidak dapat berlangsung dengan
baik. Anakanak dengan afasia didapat memiliki riwayat perkembangan bahasa awal yang normal,
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
dan memiliki onset setelah trauma kepala atau gangguan neurologis lain (sebagai contohnya
kejang).6,9,10
Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara.
Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik, bisa terjadi
spasme tonik dari otototot bicara seperti lidah, bibir, dan laring. Terdapat kecenderungan adanya
riwayat gagap dalam keluarga. Selain itu, gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua
agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.3,6,9
Stimulasi yaitu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan
berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus
menerus pada setiap kesempatan yang dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh, maupun orang
orang terdekat dalam kehidupan seharihari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan gangguan
yang menetap.11
2. 2. Epidemiologi
Gangguan bicara dan bahasa dialami oleh 8% anak usia pra sekolah. Hampir sebanyak 20%
dari anak berumur 2 tahun mempunyai gangguan keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara paling
sering terjadi pada usia 316 tahun. Pada umur 5 tahun, 19% dari anakanak diidentifikasi memiliki
gangguan bicara dan bahasa (6,4% kelemahan berbicara, 4,6% kelemahan bicara dan bahasa, dan
6% kelemahan bahasa). Gagap terjadi pada 45% pada usia 35 tahun dan 1% pada usia remaja.
Lakilaki diidentifikasi memiliki gangguan bicara dan bahasa hampir dua kali lebih banyak daripada
wanita. Sekitar 36% anak usia sekolah memiliki gangguan bicara dan bahasa tanpa gejala
neurologi, sedangkan pada usia pra sekolah prevalensinya lebih tinggi yaitu sekitar 15%. Menurut
penelitian anak dengan riwayat sosial ekonomi yang lemah memiliki insiden gangguan bicara dan
bahasa yang lebih tinggi dari pada anak dengan riwayat sosial ekonomi menengah keatas.1,12
2. 3. Fisiologi Bicara
Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, pertama aspek sensorik (input bahasa) yang
melibatkan telinga dan mata, dan kedua aspek otorik (output bahasa) yang melibatkan vokalisasi
dan pengaturannya.8
Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif
yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
mengurus pelaksanaan bahasa lisan dan tulisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak
atau sistem susunan saraf pusat. Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut
area Wernicke, merupakan pusat persepsi auditoroleksik yaitu mengurus pengenalan dan
pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 Broadman adalah
pusat persepsi visuoleksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang
bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga
pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.8
Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui
lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membran timpani. Dari sini rangsangan
diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian
dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut koklea. Saat gelombang suara
mencapai koklea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak
diteruskan ke area Wernicke. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk
artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses
bicara dihasilkan oleh vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paruparu,
sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langitlangit). Jadi untuk proses
bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat
penting.1,8,9
Untuk dapat mengucapkan katakata sebaikbaiknya, sehingga bahasa yang didengar dapat
ditangkap dengan jelas dan setiap suku kata dapat terdengar secara terinci, maka mulut, lidah, bibir,
palatum mole dan pita suara, serta otototot pernafasan harus melakukan gerakan sempurna. Bila
ada salah satu gerakan tersebut diatas terganggu, timbullah cara berbahasa yang kurang jelas ada
katakata yang seolaholah ”ditelan” terutama pada akhir kalimat.13
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Tahap Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak :
Tabel 2. 1. Milestones Normal Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak.14
Umur Kemampuan Reseptif Kemampuan EkspresifLahir Melirik ke sumber suara
Memperlihatkan ketertarikan terhadap suarasuara
Menangis
2 – 4 bulan Tertawa dan mengoceh tanpa arti6 bulan Memberi respon jika namanya
dipanggil Mengeluarkan suara yang merupakan kombinasi huruf hidup (vowel) dan huruf mati (konsonan)
9 bulan Mengerti dengan katakata yang rutin (dada)
Mengucapkan “mama”, “dada”
12 bulan Memahami dan menuruti perintah sederhana
BergumamMengucapkan satu kata
15 bulan Menunjuk anggota tubuh Mempelajari katakata dengan perlahan
18 – 24 bulan Mengerti kalimat Menggunakan/merangkai dua kata
24 – 36 bulan Menjawab pertanyanMengikuti 2 langkah perintah
Frase 50% dapat dimengertiMembentuk 3 (atau lebih) kalimatMenanyakan “apa”
36 – 48 bulan Mengerti banyak apa yang diucapkan
Menanyakan “mengapa”Kalimat 75% dapat dimengerti, bahasa sudah mulai jelas, menggunakan lebih dari 4 kata dalam satu kalimat
48 – 60 bulan Mengerti banyak apa yang dikatakan, sepadan dengan fungsi kognitif
Menyusun kalimat dengan baikBercerita100% kalimat dapat dimengerti
6 tahun Pengucapan bahasa lebih jelas
2. 4. Etiologi dan Patogenesis Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak
Penyebab kelainan berbicara dan bahasa bisa bermacammacam yang melibatkan berbagai
faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kondisi lingkungan, pendengaran, kognitif,
fungsi saraf, emosi psikologis, dan lain sebagainya.
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Gangguan bicara dan bahasa pada anak dapat disebabkan oleh kelainan berikut :
1. Lingkungan sosial dan emosional anak.6,9,10,15
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa.
Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak,
termasuk lingkungan keluarga. Misalnya, gagap dapat disebabkan oleh kekhawatiran dan
perhatian orang tua yang berlebihan pada saat anak mulai belajar bicara, tekanan emosi pada
usia yang sangat muda sekali, dan dapat juga sebagai suatu respon terhadap konflik dan rasa
takut. Sebaliknya, gagap juga dapat menimbulkan problem emosional pada anak.
2. Sistem masukan / input.8,15
Gangguan pada sistem pendengaran, penglihatan, dan defisit taktilkinestetik dapat
menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.
Dalam perkembangan bicara, pendengaran merupakan alat yang sangat penting. Anak
seharusnya sudah dapat mengenali bunyibunyian sebelum belajar bicara. Anak dengan otitis
media kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan
menerima atau mengungkapkan bahasa. Gangguan bahasa juga terdapat pada tuli karena
kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial (infeksi intrauterin : TORCH),
tuli konduksi seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat
mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (terjadi kegagalan integrasi arti bicara yang didengar
menjadi suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme
infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya.
Anak dengan gangguan penglihatan yang berat, akan terganggu pola bahasanya. Pada anak
dengan defisit taktil kinestetik akan terjadi gangguan artikulasi, misalnya pada anak dengan.
anomali alat bicara perifer, seperti pada labioskizis, palatoskizis dan kelainan bentuk rahang,
bisa didapati gangguan bicara berupa disartria.
3. Sistem pusat bicara dan bahasa.6,8,15
Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan
perencanaan bahasa, juga aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Dalam hal ini,
terdapat defisit kemampuan otak untuk memproses informasi yang komplek secara cepat.
Kerusakan area Wernicke pada hemisfer dominan girus temporalis superior seseorang akan
menyebabkan hilangnya seluruh fungsi intelektual yang berhubungan dengan bahasa atau simbol
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
verbal, yang disebut dengan afasia Wernicke. Penderita mampu mengerti katakata yang
dituliskan atau didengar, namun tak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan.
Apabila lesi pada area Wernicke ini meluas dan menyebar ke belakang (regio girus angular), ke
inferior (area bawah lobus temporalis), dan ke superior (tepi superior fisura sylvian), maka
penderita tampak seperti benarbenar terbelakang total untuk mengerti bahasa dan
berkomunikasi, disebut dengan afasia global. Bila lesi tidak begitu parah, maka penderita masih
mampu memformulasikan pikirannya namun tidak mampu menyusun katakata yang sesuai
secara berurutan dan bersamasama untuk mengekspresikan pikirannya.
Kerusakan pada area bicara broca yang terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks
menyebabkan penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakannya dan mampu
bervokalisasi namun tak mampu mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan katakata selain
suara ribut. Kelainan ini disebut afasia motorik, kirakira 95% kelainannya di hemisfer kiri.
Regio fasial dan laringeal korteks motorik berfungsi mengaktifkan gerakan otototot mulut,
lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu, dan
perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara. Kerusakan pada regioregio ini menyebabkan
ketidakmampuan untuk berbicara dengan jelas.
Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada sindrom
Down. Pada anak dengan retardasi mental, terdapat disfungsi otak akibat adanya
ketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmitter atau mielinisasi, sehingga
perkembangan mentalnya terhenti atau tidak lengkap, sehingga berpengaruh pada semua
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
4. Sistem produksi.15
Sistem produksi suara meliputi laring, faring, hidung, struktur mulut dan mekanisme
neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi laring,
pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga
mulut.
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Tabel 2. 2. Penyebab Gangguan Bicara dan Bahasa menurut Blager BF15
Penyebab Efek pada Perkembangan Bicara1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurangb. Tekanan keluargac. Keluarga bisud. Dirumah menggunakan bahasa
bilingual2. Emosi
a. Ibu yang tertekanb. Gangguan serius pada orang tua
c. Gangguan serius pada anak
3. Masalah pendengarana. Kongenital
b. Didapat
4. Perkembangan terlambata. Perkembangan lambatb. Perkembangan lambat, tetapi
masih dalam batas rataratac. Retardasi mental
5. Cacat bawaana. Palatoschizis
b. Sindrom Down6. Kerusakan otak
a. Kelainan neuromuskular
b. Kelainan sensorimotor
c. Palsi serebral
d. Kelainan persepsi
a. Terlambatb. Gagapc. Terlambat pemerolehan bahasad. Terlambat pemerolehan struktur bahasa
a. Terlambat pemerolehan bahasab. Terlambat atau gangguan perkembangan
bahasac. Terlambat atau gangguan perkembangan
bahasa
a. Terlambat atau gangguan bicara permanen
b. Terlambat atau gangguan bicara permanen
a. Terlambat bicarab. Terlambat bicara
c. Pasti terlambat bicara
a. Terlambat dan terganggu kemampuan bicara
b. Kemampuan bicaranya lebih rendah
a. Mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartria
b. Mempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi, seperti dispraksia
c. Berpengaruh pada pernapasan, makan dan timbul juga masalh artikulasi yang dapat mengakibatkan disartria dan dispraksia
d. Kesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisaasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
2. 5. Diagnosis Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak
Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah
membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar
pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering
diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta
gangguan emosional dan perilaku. Untuk menegakkan diagnosis, harus dilakukan pengujian
terhadap intelektual nonverbal anak. Pengamatan pola bahasa verbal dan isyarat anak dalam
berbagai situasi dan selama interaksi dengan anakanak lain membantu memastikan keparahan,
bidang spesifik anak yang terganggu, dan membantu dalam deteksi dini komplikasi perilaku dan
emosional.1,10,16,24
2. 5. 1. Anamnesis
Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa
pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :17
• Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau
menggerakkan bagian tubuh.
• Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara
padanya.
• Kapan bayi mulai mengeluarkan suara “aaaggh”
• Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke
arah suara
• Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum
• Mengikuti perintah satu langkah, seperti “beri ayah sepatu” atau “ambil koran”
• Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung,
kuping, dan sebagainya
Selain itu harus diperhatikan juga tanda bahaya adanya gangguan bahasa dan bicara yaitu bila pada
usia:
4–6 Bulan
• Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya;
• Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
810 Bulan
• Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian.
• Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya.
• 910 bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis.
1215 Bulan
• 12 bulan, belum menunjukkan mimik.
• 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti “mama”, “dada”.
• 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu.
• 15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau “daag”.
• 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda.
• 15 bulan, belum dapat mengucapkan 13 kata.
1824 Bulan
• 18 bulan, belum dapat mengucapkan 610 kata.
• 1820 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian.
• 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana.
• 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat.
• 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon.
• 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakata orang lain.
• 24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya.
3036 Bulan
• 30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga.
• 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat dipahami
oleh orang lain selain anggota keluarga.
34 Tahun
• 3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak mamiliki
minat bermain dengan sesamanya.
• 3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah” diucapkan “aya”.
• 4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap.
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.1,18
1. Gangguan bahasa ekspresif
2. Gangguan bahasa reseptifekspresif
3. Gangguan phonological
4. Gagap
Pada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala seperti
perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan
dalam mengingat katakata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam
pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh.
Gangguan menjadi jelas pada kirakira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata
dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan
keinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahan
artikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif juga
ikut mendukung diagnosis.1,10
Pada gangguan bahasa campuran ekspresifreseptif, selain ditemukan gejalagejala gangguan
bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Ciri klinis penting dari
gangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa.
Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun,
bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa
reseptifekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses
simbol visual seperti arti suatu gambar. Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan simbol
auditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk dan
mainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptifekspresif biasanya
tampak tuli.1,10
Anakanak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu
berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.19
Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau
perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak lakilaki usia 23 tahun
dan 57 tahun. Sangat sering disertai mengedip mata dan menggoyangkan kepala.20
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
2. 5. 2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa
dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang
berulang, sindrom William (fasies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak
mantap), celah palatum, dan lainlain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak
menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pata
ka.15
2. 5. 3. Pemeriksaan Penunjang
1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) merupakan cara pengukuran evoked potensial
(aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusatpusat neural dan traktus di dalam batang otak)
sebagai respon terhadap stimulus auditorik.
2. Pemeriksaan audiometri
Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anakanak yang sangat kecil dan untuk anakanak
yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan
audiometri :9,10
a. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat
respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke
arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang
tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian
dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.9
b. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain,
misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia
mendengar bunyi. Dapat dimulai pada usia 34 tahun bila anak cukup kooperatif.9,21
c. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai katakata yang sudah disusun dalam silabus dalam
daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk
mengulangi katakata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah
anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai
kemampuan anak dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu
dengar (hearing aid).9,21
d. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus.9
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area
otak yang abnormal.
4. Timpanometri digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan sistem osikular.9
Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala
Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan :17,18
1. Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: penyelesaian susunan gambar.
Tes ini terdiri dari satu set gambargambar objek yang umum,seperti gambar pemandangan.
Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon
dinilai sebagai benar atau salah.
Gambar 2. 1. Seorang anak berusia 8 bulan mendemonstrasikan kemampuan berbahasa memberi
nama gambar. Sumber : Pediatrics in review, Toddler Development.
2. Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok
Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya
menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah.
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Gambar 2. 2. Seorang anak berusia 24 bulan mendemonstrasikan kemampuan motorik halus
dengan menyusun balok. Sumber : Pediatrics in review, Toddler Development.
2. 6. Tata Laksana Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak.
Diagnosis yang tepat terhadap gangguan bicara dan bahasa pada anak, sangat berpengaruh
terhadap perbaikan dan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa. Terapi sebaiknya dimulai
saat diagnosis ditegakkan, namun hal ini menjadi sebuah dilema, diagnosis sering terlambat karena
adanya variasi perkembangan normal atau orang tua baru mengeluhkan gangguan ini kepada dokter
saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya, sehingga para dokter lebih sering dihadapkan pada
aspek kuratif dan rehabilitatif dibandingkan preventif. Tata laksana dini terhadap gangguan ini akan
membantu anakanak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan di masa sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut, para dokter dituntut agar lebih tanggap terhadap proses
perkembangan bicara dan bahasa pada anak.1,6,25
Gangguan bicara dan bahasa pada anak cenderung membaik seiring pertambahan usia, dan
pada dasarnya perkembangan bahasa dilatarbelakangi perawatan primer orang tua dan keluarga
terhadap anak. Usaha preventif pada masa neonatus, bayi dan balita dapat dilakukan dengan
memberi pujian dan respon terhadap segala usaha anak untuk mengeluarkan suara, serta memberi
tanda terhadap semua benda dan kata yang menggambarkan kehidupan seharihari. Pola intonasi
suara dapat diperbaiki sejalan dengan respon anak yang semakin mendekati pola orang dewasa.
Secara umum, anak akan berusaha untuk lebih baik saat orang dewasa merespon apa yang
diucapkannya tanpa menekan anak untuk mengucapkan suara atau kata tertentu. Sebagai motivasi
ketika seorang anak berbicara satu kata secara jelas, pendengar sebaiknya merespon tanpa paksaan
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
dengan memperluas hingga dua kata.1,2,6,15,25
Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses perkembangan
bahasa anak :25
• Ekspresi kalimat seru
• Mengombinasikan ekspresi verbal dengan mengarahkan atau melakukan gerak isyarat
untuk mendapatkan benda
• Mengoceh selama bermain
• Menirukan kata terakhir yang diucapkan anak
• Menirukan suara lingkungan
• Berusaha untuk bernyanyi
Tindakan kuratif penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak disesuaikan
dengan penyebab kelainan tersebut. Penatalaksanaan dapat melibatkan multi disiplin ilmu dan terapi
ini dilakukan oleh suatu tim khusus yang terdiri dari fisioterapis, dokter, guru, dan orang tua pasien.
Beberapa jenis gangguan bicara dapat diterapi dengan terapi wicara, tetapi hal ini membutuhkan
perhatian medis seorang dokter. Anakanak usia sekolah yang memiliki gangguan bicara dapat
diberikan pendidikan program khusus. Beberapa sekolah tertentu menyediakan terapi wicara kepada
para murid selama jam sekolah, meskipun menambah hari belajar.1,6
Konsultasi dengan psikoterapis anak diperlukan jika gangguan bicara dan bahasa diikuti oleh
gangguan tingkah laku, sedangkan gangguannya bicaranya akan dievaluasi oleh ahli terapi wicara.15
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Tabel 2. 3. Penatalaksanaan Gangguan Bicara dan Bahasa menurut Blager BF15
Masalah Penatalaksanaan Rujukan1. Lingkungan
a. Sosial ekonomi kurang
b. Tekanan keluargac. Keluarga bisu
d. Dirumah menggunakan bahasa bilingual
a. Meningkatkan stimulasi
b. Mengurangi tekananc. Meningkatkan
stimulasid. Menyederhankan
masukan bahasa
a. Kelompok BKB (Bina Keluarga dan Balita) atau kelompok bermain
b. Konseling keluargac. Kelompok
BKB/bermaind. Ahli terapi wicara
2. Emosi a. Ibu yang tertekan
b. Gangguan serius pada keluarga
c. Gangguan serius pada anak
a. Meningkatkan stimulasi
b. Menstabilkan lingkungan emosi
c. Meningkatkan status emosi anak
a. Konseling, kelompok BKB/bermain
b. Psikoterapis
c. Psikoterapis
3. Masalah Pendengarana. Kongenital
b. Didapat
a. Monitor dan obati kalau memungkinkan
b. Monitor dan obati kalau memungkinkan
a. Audiologis/ahli THT
b. Audiologis/ahli THT
4. Perkembangan Lambata. Dibawah rataratab. Perkembangan
terlambatc. Retardasi Mental
a. Tingkatkan stimulasib. Tingkatkan stimulasi
c. Maksimalkan potensi
a. Ahli terapi wicarab. Ahli terapi wicara
c. Program khusus
5. Cacat bawaana. Palatoschizis
b. Sindrom Down
a. Monitor dan dioperasi
b. Monitor dan stimulasi
a. Ahli terapi wicara setelah operasi
b. Rujuk ke ahli terapi wicara, monitor pendengarannya
6. Kerusakan otakPalsi serebral Mengoptimalkan
kemampuan fisik kognitif dan bicara anak
Rujuk ke ahli rehabilitasi, ahli terapi wicara
Anak tidak hanya membutuhkan stimulasi untuk aktifitas fisiknya, tetapi juga untuk
meningkatkan kemampuan bahasa.bila anak mengalami deprivasi yang berat terhadap kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman tersebut, maka akibatnya perkembangannya mengalami hambatan.
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
Beberapa cara menstimulasi anak diantaranya :11
1. Berbicara
Setiap hari bicara dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan seperti waktu
memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, memberi makan dan lainlain. Anak tidak pernah
terlalu muda untuk diajak bicara.
2. Mengenali berbagai suara
Ajak anak mendengarkan berbagai suara seperti musik, radio, televisi. Juga buatlah suara dari
kerincingan, mainan, kemudian perhatikan bagaiman reaksi anak terhadap suara yang berlainan.
3. Menunjuk dan menyebutkan nama gambargambar
Ajak anak melihat gambargambar, kemudian gambar ditunjuk dan namanya disebutkan, usahakan
anak mengulangi katakata, lakukan setiap hari. Bila anak sudah bisa menyebutan nama gambar,
kemudian dilatih untuk bercerita tentang gambar tersebut
4. Mengerjakan perintah sederhana
Mulai memberikan perintah kepada anak misal “letakkan gelas di meja”. Kalau perlu tunjukkan
kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan katakata yang sederhana.
Terapi anak gagap diawali dengan mengurangi stres emosional disertai bimbingan dan
konseling terhadap orang tua demi kemajuan anaknya. Hampir separuh anak gagap dapat
mengatasinya, walaupun demikian rujukan ke ahli terapi wicara merupakan bantuan yang sangat
penting bagi anak, dan terapi lebih efektif jika dimulai pada masa pra sekolah. Indikasi rujuk yaitu
jika anak terlihat tidak nyaman atau cemas saat bicara atau kecurigaan adanya hubungan gangguan
ini dengan kelainan neurologis ataupun psikis pada anak.1,2,6
Dalam perjalanan tata laksana gangguan bicara dan bahasa, orang tua diharapkan untuk
selalu memberikan motivasi terhadap anak atas perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa
anaknya walaupun baru memperlihatkan sedikit perbaikan.1,25
2. 7. Prognosis
Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Sebagian besar anak
memberikan respon baik terhadap tata laksana yang diberikan.Untuk gangguan yang berhubungan
kelainan organik seperti pada tuli konduksi, perbaikan masalah medisnya dapat menghasilkan
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
perkembangan bahasa normal pada anak. Anak dengan retardasi mental memiliki prognosis yang
lebih buruk dibandingkan anak yang inteligensinya baik. Demikian juga dengan anak yang memiliki
gangguan perkembangan multipel, membutuhkan penanganan ekstra agar tidak meninggalkan
kelainan sisa. Lingkungan yang berisiko tinggi dan usia terdeteksinya gejala turut memperburuk
prognosis.1,15
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
DAFTAR PUSTAKA
1. Ramin A, David TW. Dalam : Ricard EB, Robert MK, Hal BJ, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke18. Philadelphia : Saunders, 2004; 15161
2. Soetjiningsih. Perkembangan anak dan permasalahannya. Dalam: Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, penyunting. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja; Edisi I. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta, Sagung Seto, 2002; 91
3. Hall DMB, Hugh Jolly. Disorders of communication. Dalam : The Child with a handicap. London : Blackwell Scientific Publication,1984 ; 237268
4. Busari JO, Weggelaar NM. How to investigate and manage the child who is slow to speak. BMJ 2004; 328:272276
5. Parker S, Zuckerman B, Augustyn M. Developmental and behavioral Pediatrics (2nd ed): Language Delays. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2005
6. Markum, AH. Gangguan perkembangan berbahasa. Dalam : Markum, Ismael S, Alatas H, Akib A, Firmansyah A, Sastroasmoro S, editor. Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 1991; 5669
7. Coplan, James. Normal speech and language development : Pediatric In Review, 1995; 91998. Guyton AC, Hall JE. Dalam : Irawati Setyawan, penyunting. Buku ajar fisiologi kedokteran.
Edisi 9. Jakarta : EGC, 1997 ; 909199. Virginia W, Meredith G, Dalam : Adam, boeis highler. Gangguan bicara dan bahasa. Buku
ajar penyakit telinga, hidung, tenggorok. Edisi 6. Jakarta : EGC, 1997 ; 397410.10.Kaplan, Harold I. Gangguan komunikasi. Dalam : I Made Wiguna, editor. Sinopsis
psikiatri : Bina Rupa Aksara, 1997 ; 7668211.Departemen Kesehatan RI. Pedoman gangguan penatalaksanaan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Depkes RI ; 2005 ; 1537
12.British medical journal. Language disorders: a 10year research update review. Bmj ; 2000.13.Ngoerah I. Dasardasar Ilmu penyakit syaraf. Denpasar : Airlangga University Press; 199014.Heidi M. Feildman Evaluation and management of speech and language disorder in
preschool children. Pediatrics in Review 2005 ; 26 (4) 131142. 15.Soetjiningsih. Gangguan bicara dan bahasa pada anak. Tumbuh kembang anak. Jakarta :
EGC, 1995 ; 2374016.Departemen kesehatan RI. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III. Edisi I.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, 1995 ; 17.Donna M. Capin. Developmental learning disorders: Clues to their diagnosis and
management. Pediatr. Rev. 1996; 17; 28490.18.Simkin Z, Conti G. Evidence of reading difficulty in subgroups of children with specific
language impairment. Child language teaching and therapy 2006 ; 22 (3) ; 31531 19.Lumbantobing, SM. Anak dengan mental terbelakang. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006 ;
366720.Mark D, Simms and Robert L, Schum. Preschool children who have atypical patterns of
development. Pediatric Review. 2000 ; 2114721.Roberts, Susan. Speech and language disorders. Dalam : Harvey D, Miles M, Smyth D,
editor. Community Child Health and Pediatrics. London : Butterworth Heinemann, 1997 ; 50512
22.Iramaswaty Kamarul. Dalam : Bambana T, Partini P, Bermansyah, Penyunting. Gangguan
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com
perilaku seharihari ada anak. Pediatric Update 2005. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2005 ; 427
23.Suwento R, Zizakausky S, Hendrawan H. Gangguan pendengaran pada bayi dan anak. Dalam Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Edisi ke6. Jakarta.FKUI. 2007 ; 3142
24.Soedjatmiko. Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita. Sari Pediatri 1995; 3. 25.Boyu W, Senkoh J. Pediatri perkembangan perilaku. Jakarta : EGC,1995 ; 140143
Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anakdokteranakku.com