BUDIDAYA TANAMAN CABAI

download BUDIDAYA TANAMAN CABAI

of 29

Transcript of BUDIDAYA TANAMAN CABAI

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MENANAM TANAMAN CABAI (Capsicum annuum)

Oleh: Junaina Tanjung Kelas: XII Jurusan: IPA

SMA NEGERI 1 KUALUH HULU, AEKKANOPAN LABUHANBATU UTARA 2012

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Menanam Tanaman Cabai (Capsicum annuum)

Oleh: Junaina Tanjung Kelas: XII Jurusan: IPA

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan praktik lapangan jurusan IPA SMA Negeri 1 Kualuh Hulu

Diketahui oleh: Wali Kelas Guru Pembimbing

NIP:

A r i f R i f a i, S.P. NIP: --

Disahkan oleh Kepala Sekolah

Drs. H. Tambunan Sibuea, M.Pd. NIP: 19590226 198403 1 001

SMA NEGERI 1 KUALUH HULU, AEKKANOPAN LABUHANBATU UTARA 2012

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Junaina Tanjung

Tempat/Tanggal Lahir : Pulodogom / 12 Desember 1993 Agama Alamat Riwayat Pendidikan : Islam : Dusun Pulo Dogom Bawah, Desa Pulodogom : 1. SD Negeri 112296 Pulodogom (2000 2006) 2. SMP Yayasan Sultan Hasanuddin Aekkanopan (2006 2009) 3. SMA Negeri 1 Kualuhhulu (2009 Sekarang) Ayah Ibu Saudara : Julkarnaen Tanjung : Suryani : 1. Anwar Sani, S.T. 2. Azwar Jamri Tanjung, S.H. 3. Ahmed Mawardi

Cita-cita Kutipan Favorit

: Dokter : Jika ingin bahagia di dunia harus dengan ilmu, jika ingin bahagia di akhirat dengan ilmu, dan jika ingin bahagia di dunia dan akhirat harus dengan ilmu (Al-Hadist). Sukses itu 99% kerja keras, 1% inspirasi (Albert Enstein).

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Hasil Praktikum ini dengan judul Menanam Tanaman Cabai (Capsicum annuum). Penulisan Laporan Hasil Praktikum ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan praktik lapangan jurusan IPA SMA Negeri 1 Kualuh Hulu. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing, Bapak Arif Rifai, S.P., yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan ini sehingga penulis dapat menyelesiakan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan laporan ini. Semoga Laporan Hasil Praktikum ini bermanfaat. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Aekkanopan, Maret 2012 Penulis

Junaina Tanjung

v

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan ........................................................................................... Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ Kata Pengantar ................................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................................. ii iii iv v

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2. Tujuan Praktik .................................................................................... 2 1.3. Manfaat Praktik .................................................................................. 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3 2.1. Botani Tanaman ................................................................................. 2.1.1. Klasifikasi ............................................................................... 2.1.2. Akar ........................................................................................ 2.1.3. Batang ..................................................................................... 2.1.4. Daun ....................................................................................... 2.1.5. Bunga...................................................................................... 2.1.6. Buah........................................................................................ 3 3 3 3 3 4 4

2.2. Hama dan Penyakit............................................................................. 4 2.2.1. Hama ..................................................................................... 4 2.2.2. Penyakit .................................................................................. 6 BAB 3 DATA PENGAMATAN ......................................................................... 10 BAB 4 PEMBAHASAN ...................................................................................... 18 BAB 5 PENUTUP ............................................................................................... 21 5.1. Kesimpulan......................................................................................... 21 5.2. Saran ................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabai dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Keanekaragaman jenis cabai cukup tinggi. Artinya, cabai memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabai dapat diperbanyak dengan biji. Cabai (Capsicum annuum) merupakan salah satu komoditas sayuran dan bumbu masak yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus di konsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung. Di dalam cabai terdapat zat photochemical yang dapat mengurangi sel kanker dan tumor. Bahan aktif dalam Capsicum (kelompok tumbuhan cabai), merangsang otak dan kelenjar ludah melepas endorfin ke dalam tubuh. Endorfin adalah obat penghilang rasa sakit alami alam dan memberi rasa senang. Capsicum juga merupakan bahan utama untuk mengurangi arthritis dan kerusakan saraf diabetes. Dalam pengobatan tradisional misalnya, cabai setan di India digunakan untuk penyakit tangan dan kaki dingin, sakit otot punggung, rematik, terkilir dan memar. Cabai adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai

2

penguat rasa makanan. Cabai termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai selain digunakan sebagai penyedap masakan, buah cabai juga dapat digunakan untuk keperluan industri bumbu masakan, industri makanan, dan obatobatan atau untuk jamu, cabai mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Kandungan gizi cabai merah besar per 100 gr bahan menurut Direktorat Gizi, Depkes RI (1981) memiliki kadar air 90,9%, kalori 31,0 kal, protein 1,0 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 7,3 g, fosfor 24,0 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 470 SI, vitamin C 18,0 mg, vitamin B 0,05 mg dan berat yang dapat dimakan 85%. Tanaman cabai akan tumbuh baik jika tanah kaya akan humus, gembur, dan drainase serta aerase baik karena cabai tidak tahan genangan air. Cabai dapat tumbuh pada daerat dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian 1-2.000 meter diatas permukaan laut. Curah hujan ideal untuk bertanam cabai adalah 1.000 mm/tahun dengan kelembapan antara 70-80%. Tanaman cabai memerlukan suhu antara 19-30 0C dengan suhu optimum 250C.

1.2. Tujuan Praktik Untuk mengetahui tentang budidaya tanaman cabai meliputi klasifikasi tanaman cabai, struktur tumbuhan, dan hama dan penyakit pada tanaman cabai.

1.3. Manfaat Praktik a. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang budidaya tanaman cabai. b. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca tentang budidaya tanaman cabai. c. Sebagai sarana bagi peneliti untuk menumbuhkan sikap ilmiah dan melatih diri membuat karya tulis ilmiah.

3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Botani Tanaman

2.1.1. Klasifikasi Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut: Regnum Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : : Plantae Spermatofita Angiospermae Dikotiledonae Solanales Solanaceae Capsicum Capsicum annuum L

2.1.2. Akar Cabai merah memiliki sistem perakaran tunggang yang menyebar dan dangkal serta cabang akar banyak terdapat di permukaan tanah berwarna keputihputihan yang menyebar ke semua arah hingga kedalaman 30 40 cm.

2.1.3. Batang Tanaman cabai merah merupakan tanaman yang tumbuh dengan ketinggian 50-120 cm, berbentuk perdu dengan batang berkayu yang memiliki banyak cabang. Dari setiap cabang akan tumbuh bunga yang menjadi bakal buah cabai. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi. Batang muda berambut halus berwarna hijau.

2.1.4. Daun

4

Cabai memiliki daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5 2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5 12 cm, lebar 1 5 cm. Cabai memiliki warna daun yang umumnya hijau muda hingga gelap. Daun cabai terdiri dari tangkai, tulang daun menyirip dan helaian daun.

2.1.5. Bunga Bunga tanaman cabai merupakan bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Bunga cabai merah merupakan bunga lengkap yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Pada bunga terdapat lima benang sari dan satu putik sehingga dapat menyerbuk secara silang ataupun sendiri. Tipe bunga cabai merah ialah tipe berumah satu (monoceus) dengan bentuk bunga seperti terompet sebagai ciri khas keluarga solanaceae.

2.1.6. Buah Buah tanaman cabai merupakan buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1 2 cm, panjang 4 17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji terdapat di dalam daging buah yang tersusun secara horizontal dengan alur yang jelas. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm.

5

Gambar 2.1. Tanaman cabai 2.2. Hama dan Penyakit

2.2.1. Hama 1. Kutu daun persik (Myzus persicae) Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai. Ia mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.

2. Thrips/kemreki (Thrips parvispinus) Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Di daun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.

3. Kutu daun kapas (Aphis gossypi)

6

Sewaktu muda kutu ini berwarna putih, kemudian dewasa menjadi hijau kehitaman. Hama ini mengisap cairan tanaman. Daun yang terserang berubah keriput. Pertumbuhan terhambat dan kalau dibiarkan tanaman bisa mati. Kutu dewasa membentuk sayap dan terbang ke tempat lain. Kutu ini menghasilkan embun jelaga berwarna hitam yang mengganggu proses fotosintesis, juga menjadi perantara penyebaran virus.

4. Pengorok daun (Liriomyza spp) Hama ini bersifat polifag, menyerang hampir semua jenis tanaman. Gejala serangan tampak pada daun ukir-ukiran seperti batik, ini terjadi karena larva mengorok jaringan di dalam daun. 5. Ulat grayak (Spodoptera litura). Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Jika dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun. 6. Tungau / mite (Polyphagotarsonemus latus dan Tetranyhus innabarinus) Tanda kehadiran tungau ini adalah adanya warna cokelat mengkilap di bagian bawah daun. Sedang pada daun bagian atas dijumpai bercak kuning. Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pucuk daun seperti terbakar, tepi daun keriting. Kutu ini juga menyerang bunga, pentil dan buah. Tungau berukuran sangat kecil dan bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag). 7. Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus dorsalis Hend) Lalat ini menusuk pangkal buah cabai yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan

7

membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.

2.2.2. Penyakit 1. Layu Fusarium Layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxyporum Schlecht, diawali dengan gejala menguning dan layunya daun bagian bawah dekat pangkal. Bagian pangkal batang jika diiris akan terlihat berwarna coklat pada pembuluh kayunya, dan akar tanaman yang terserang penyakit ini akan rusak dan busuk, selanjutnya tanaman akan menjadi layu dan mati.

Gambar 2.2. Layu fusarium 2. Layu Bakteri Layu Bakteri disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas

solanacearum Smith. Diawali dengan gejala layu seperti kekurangan air pada tanaman, terutama daun muda bagian atas tanaman cabai, selanjutnya tanaman akan menjadi layu dan mati.

Gambar 2.3. Layu bakteri

8

3. Penyakit Jamur Tepung Penyakit Jamur Tepung disebabkan oleh Jamur Leveilula taurica (Lev.) Arn atau Oidiopsis taurica Salmon. Pada daun terlihat jamur putih seperti tepung, baik pada permukaan daun maupun pada sisi bagian bawah daun. Daun yang terserang kemudian akan menguning dan cepat rontok.

Gambar 2.4. Penyakit jamur tepung 4. Virus Mosaik Serangan Virus Mosaik menyebabkan daun tanaman yang terserang akan berubah warna menjadi campuran warna hijau dengan bercak tidak merata, serta terdapat noda-noda dengan warna hijau muda atau kuning. Daun mengeriting, menggulung dan menyempit. Tanaman menjadi kerdil, mengerut dan terjadi pembengkakan jaringan. Ruas akan memendek dan pertumbuhannya

menggerombol tidak normal.

Gambar 2.5. Serangan virus mosaik 5. Busuk Leher Akar

9

Busuk leher akar disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Pada tanaman terlihat gejala layu dan pada pangkal batangnya terlihat luka berwarna coklat lembut. Kemudian pada luka tersebut tumbuh jamur berbentuk butiran kecil-kecil lonjong atau bulat yang berwarna putih, selanjutnya akan berubah warna menjadi coklat. Pada akhirnya tanaman akan layu dan mati.

Gambar 2.6. Busuk leher akar 6. Bercak Bakteri Bercak bakteri disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. vesicatoria Dye. Gejala awal pada daun tampak seperti bercak air, kemudian akan berkembang menjadi bercak dengan bentuk bundar atau lainnya, bagian tepi bewarna kecoklatan dan bercak ini mudah pecah. Daun yang terserang menjadi mudah rontok, pada buah terdapat tonjolan-tonjolan seperti bisul berwarna putih dan bagian tengahnya terkadang berwarna coklat.

Gambar 2.7. Bercak bakteri 7. Antraknosa atau Patek pada Tanaman Cabai Penyakit antraknosa atau patek pada tanaman cabai disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici Sydow dan Colletotrichum gloeosporioides Pens. Biasanya

10

gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaga berwarna hitam. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman.

10 DATA PENGAMATAN

Nama : Junaina Tanjung Kelompok : Gengges Jenis Tanaman : Cabai (Capsicum annuum) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tanggal Pengamatan 23 01 2012 26 01 2012 30 01 2012 02 02 2012 06 02 2012 03 02 2012 13 02 2012 20 02 2012 27 02 2012 05 03 2012 12 03 2012 19 03 2012 Tinggi Tanaman (cm) 13,5 15,5 18,0 24,0 38,0 53,0 85,0 97,0 99,0 105,0 90,0 90,0 Keterangan Pengukuran pertama, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-2, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-3, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-4, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-5, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-6, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-7, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-8, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-9, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-10, tanaman tumbuh subur Pengukuran ke-11, tanaman tumbuh subur, batang patah sehingga tanaman tidak lagi tumbuh ke atas Pengukuran ke-12, tanaman tumbuh subur, tinggi tanaman tidak bertambah TTG

11 Grafik pertumbuhan tanaman:

Tinggi Tanaman (cm)120 100 80 60 40 20 0 Tinggi Tanaman (cm)

12

Nama : Junaina Tanjung Kelompok : Gengges Jenis Tanaman : Cabai (Capsicum annuum)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tanggal Pengamatan 23 01 2012 26 01 2012 30 01 2012 02 02 2012 06 02 2012 03 02 2012 13 02 2012 20 02 2012 27 02 2012 05 03 2012 12 03 2012 19 03 2012

Jumlah Daun (helai) 7 12 16 20 28 42 40 85 > 85 > 85 > 85 > 85

Keterangan Pengamatan pertama, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-2, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-3, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-4, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-5, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-6, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-7, tanaman tumbuh subur, beberapa daun gugur Pengamatan ke-8, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-9, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-10, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-11, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-12, tanaman tumbuh subur

TTG

13 Grafik pertumbuhan tanaman:

Jumlah Daun (helai)140 120 100 80 60 40 20 0 23 26 30 02 06 03 13 20 27 05 12 19 01 01 01 02 02 02 02 02 02 03 03 03 2012 2012 2012 20122012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 Jumlah Daun (helai)

14 Nama : Junaina Tanjung Kelompok : Gengges Jenis Tanaman : Cabai (Capsicum annuum)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tanggal Pengamatan 23 01 2012 26 01 2012 30 01 2012 02 02 2012 06 02 2012 03 02 2012 13 02 2012 20 02 2012 27 02 2012 05 03 2012 12 03 2012 19 03 2012

Jumlah Bunga 3 24 20 13 5 10

Keterangan Pengamatan pertama, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-2, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-3, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-4, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-5, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-6, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-7, tanaman tumbuh subur, bunga mulai muncul Pengamatan ke-8, tanaman tumbuh subur, bunga semakin bertambah banyak Pengamatan ke-9, tanaman tumbuh subur, beberapa bungga gugur dan berubah menjadi buah Pengamatan ke-10, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-11, tanaman tumbuh subur, batang patah Pengamatan ke-12, tanaman tumbuh subur,

TTG

15 Grafik pertumbuhan tanaman:

Jumlah Bunga3025 20 15 10 5 0 Jumlah Bunga

16 Nama : Junaina Tanjung Kelompok : Gengges Jenis Tanaman : Cabai (Capsicum annuum)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Tanggal Pengamatan 23 01 2012 26 01 2012 30 01 2012 02 02 2012 06 02 2012 03 02 2012 13 02 2012 20 02 2012 27 02 2012 05 03 2012 12 03 2012 19 03 2012

Jumlah Buah 28 30 35 12 8

Keterangan Pengamatan pertama, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-2, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-3, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-4, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-5, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-6, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-7, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-8, tanaman tumbuh subur, buah sudah mulai muncul Pengamatan ke-9, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-10, tanaman tumbuh subur Pengamatan ke-11, tanaman tumbuh subur, batang patah Pengamatan ke-12, tanaman tumbuh subur,

TTG

17 Grafik pertumbuhan tanaman:

Jumlah Buah40 35

3025 20 15 10 5 0 Jumlah Buah

18

PEMBAHASAN

Cabai adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Cabai termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai akan tumbuh baik jika tanah kaya akan humus, gembur, dan drainase serta aerase baik karena cabai tidak tahan genangan air. Cabai dapat tumbuh pada daerat dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian 1-2.000 meter diatas permukaan laut. Curah hujan ideal untuk bertanam cabai adalah 1.000 mm/tahun dengan kelembapan antara 70-80%. Tanaman cabai memerlukan suhu antara 19-30 0C dengan suhu optimum 250C. Untuk membudidayakan tanaman cabai, ada banyak hal-hal yang perlu diperhatikan. Yaitu mulai dari persiapan lahan, pemilihan bibit, pembibitan, penanaman, penyiraman, pemupukan, penyemprotan, pemasangan ajir/turus, perempelan, dan pemilihan metode atau sistem yang akan digunakan dalam membudidayakan cabai. Pada praktikum ini, penanaman tanaman cabai dilaukan secara sederhana. Yaitu pembibitan dan penanaman dilakukan pada satu polibag dan diikuti terus perkembangannya. Waktu penanaman tanaman cabai pada praktikum ini dilakukan pada tanggal 12 Januari 2012 yang berlokasi di SMA Negeri 1 Kualuhhulu. Kemudian pengukuran atau pengamatan dimulai sejak tanggal 23 Januari 2012 seperti yang terlihat pada tabel dan grafik data pengamatan. Pada praktikum ini pada tanaman tidak diberi intervensi apapun seperti pupuk atau pestisida, tetapi media tumbuh atau tanah yang digunakann dipilih yang mengandung humus sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Tanaman cabai dibiarkan tumbuh dengan alami.

19

Pada praktikum ini, tanaman cabai mencapai tinggi maksimum yaitu 105 cm. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka dimana tinggi tanaman cabai berkisar antara 50 120 cm. Pada saat tanaman cabai mencapai tinggi maksimum, batang tanaman cabai patah sehingga pertumbuhan terhenti dan tanaman cabai tidak dapat tumbuh ke atas lagi. Tanaman cabai dapat tumbuh tinggi selain karena faktor lingkungan juga dipengaruhi oleh faktor internal berupa hormon tumbuhan. Hormon yang berfungsi dalam pertumbuhan tanaman antara lain adalah auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, kalin, dan asam absisat. Pada praktikum ini juga beberapa daun tanaman cabai diserang hama berupa daun menjadi keriting. Hal ini dapat diatasi dengan menyiangi daun yang terserang hama tersebut. Untuk mengatasi hama tanaman cabai dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida. Insektisida yang dapat dipilih untuk mengendalkan hama antara lain adalah Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Untuk penyakit tanaman cabai, jika tanaman cabai mengalami penyakiit seperti layu fusarium, layu bakteri, patek, dll, pada tanaman tersebut harus dimusnahkan untuk mencegah berkembangnya penyakit pada tanaman yang lain. Jika penyebab penyakit tersebut adalah jamur, maka pada tanaman dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida. Fungisida yang dapat digunakan antara lain adalah fenarimol, triazole, klorotalonil, dll. Pada praktikum ini bunga baru muncul setelah lebih kurang 6 minggu setelah penanaman, sedangkan buah muncul beberapa hari sesudahnya. Proses pembentukan buah dipengaruhi oleh adanya hormon tumbuhan, yaitu sitokinin, giberelin, dan gas etilen. Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, pada tanaman dapat dilakukan pemupukan. Cara melakukan pemupukan misalnya adalah sebagai berikut: Pemupukan 1, Untuk tanaman usia 1 4 minggu. Buat larutan induk: 2 botol supernasa (250 gram) + 1 botol poc nasa (500 ml) + 50 kg NPK + 200 liter

20

air untuk 10.000 tanaman. Cara Pemupukan : 1 liter larutan induk dicampur dengan 10 liter air, kemudian dikocorkan untuk 50 batang tanaman. Pemupukan 2, untuk tanaman usia 4 8 minggu. Buat larutan induk : 2 botol Power Nutrition (250 gram) + 1 botol poc nasa (500 ml) + 50 Kg NPK + 200 liter air, Untuk 5.000 tanaman. Cara Pemupukan : 2 liter larutan induk dicampur dengan 10 liter air , kemudian dikocorkan untuk 50 batang tanaman. Pemupukan 3, untuk tanaman usia 8 20 minggu. Buat larutan induk : 2 botol Power Nutrition (250 gram) + 2 botol supernasa (250 gram) + 75 Kg NPK + 200 liter air, Untuk 5.000 tanaman. Cara Pemupukan : 2 liter larutan induk dicampur dengan 10 liter air , kemudian dikocorkan untuk 50 batang tanaman.

21

PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

1. Cabai merupakan tanaman genus capsicum dari suku solanaceae, dengan sistem perakaran yang menyebar, tumbuhan perdu berbatang kayu, daun berbentu elips dengan ujung runcing, bunga tunggal, dan buah yang berbentuk lonjong. 2. Tanaman cabai tidak luput dari hama dan penyakit tanaman, diantaranya kutu daun persik, thrips/kemreki, kutu daun kapas, pengorok daun, ulat grayak, tungau/mite, lalat buah. Sedangkan penyakit tanaman diantaranya, layu fusarium, layu bakteri, penyakit jamur tepung, serangan virus mosaik, busukleher, akar, bercak, bakteri, dan penyakit antraknosa atau patek.

3. Untuk mengendalikan hama tanaman dapat diberikan insektisida berupa Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. 4. Pada praktikum ini tanaman cabai tumbuh subur, bunga muncul pada minggu ke-6 setelah penanaman kemudian berubah menjadi buah beberapa hari sesudahnya.

5.2.

Saran

1. Untuk membudidayakan tanaman cabai seharusnya dipersiapkan lahan yang cukup agar proses tumbuhnya menjadi baik. 2. Lakukan perawatan terahadap tanaman cabai akara pertumbuhannya menjadi baik. Pada tanaman cabai yang tidak tumbuh dengan baik lakukan pemupukan dengan cermat. 3. Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan serius dan pelaporan hasilnya dengan jujur. 4. Kepada siswa seharusnya diberikan pemahaman yang cukup mengenai tanaman cabai agar siswa lebih memahami cara dan proses penanaman cabai.

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Cabai. Diunduh dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai_merah [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. _______.2009. Hama dan Penyakit Tanaman Cabe. Diunduh dari: http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/10/hama-dan-penyakit-tanaman-cabe.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. _______.2011. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai. Diunduh dari: http://kadriblog.blogspot.com/2011/01/hama-dan-penyakit-tanaman-cabai.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. _______.2011. Hama Tanaman Budidaya Cabai. Diunduh dari: http://usahasuksesmandiri. blogspot.com/2011/04/budidaya-cabai.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. _______.2011. Macam Macam Cabai. Diunduh dari: http://denisthea.blogspot.com/2011/12/ gb.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. _______.2011. Manfaat dan Keuntungan Rasa Pedas Cabai. Diunduh dari: http://godhong-hijau.blogspot.com/2011/05/manfaat-dan-keuntunganrasa-pedas-cabai.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. _______.Budidaya cabai. Diunduh dari: http://www.migroplus.com/brosur/ Budidaya%20Tanaman% 20%20Cabe.pdf [Diakses tanggal 4 Februari 2012]. Herlinawati, Dian. 2011. Cabai. Diunduh dari: http://dianherlinawati.com /2011/06/12/cabai [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. Nurwansyah. 2011. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L). Diunduh dari: http://wahanapertanian.blogspot.com/2011/08/budidayatanaman-cabai-merah-capsicum.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK-Syariah). 2007. Usaha Budidaya Cabai Merah. Diunduh dari: http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/ 407624E9-3D21-471A-8099C3812AC4ED2B/16053/BudidayaCabai MerahSyariah.pdf [Diakses tanggal: 4 Februari 2012]. Prabowo, Abror Yudi. 2007. Budidaya Cabai. Diunduh dari: http://teknisbudidaya.blogspot. com/2007/10/budidaya-cabai.html [Diakses tanggal: 4 Februari 2012].

23

Subiantoro, Andrey. 2010. Mengenal Penyakit Tanaman Cabai 1. Diunduh dari: http://www.andreysubiantoro.jigsy.com/entries/sda/mengenal-penyakittanaman-cabai-1 [ Diakses tanggal: 4 Februarai 2012]. Subiantoro, Andrey. 2010. Mengenal Penyakit Tanaman Cabai 2. Diunduh dari: http://www.andreysubiantoro.jigsy.com/entries/sda/mengenal-penyakittanaman-cabai-2 [ Diakses tanggal: 4 Februarai 2012]. Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Cabai. Bandung: Yrama Widya. Wardani, Nila dan Jamhari Hadi Purwanta. 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. Lampung: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.