Budidaya Ikan Gurami Di UPBAT Pandaan
Transcript of Budidaya Ikan Gurami Di UPBAT Pandaan
Budidaya Ikan Gurami di UPBAT Pandaan, Jawa Timur
Proposal PKL
Oleh :
Muhammad Triaji (100341100039)
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura
2012
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal PKL yang berjudul “Budidaya Ikan Gurami”.
Penulisan proposal merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Ilmiah, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo.
Dalam penulisan proposal ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan PKL ini, khususnya kepada :
1. Bapak Mahfud selaku dosen pembimbing mata kuliah Metode Penelitian Ilmiah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan proposal ini
2. Rekan-rekan semua di kelas Metode Penelitian Ilmiah angkatan 2010.3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan proposal ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan proposal ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini.
Bangkalan, Juli 2012
Muhammad Triaji
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar
dibidang perikanan. Dengan potensi sumber daya dan daya dukung ekosistem
yang sangat besar, Indonesia dapat menghasilkan produk perikanan yang meliputi
bidang budidaya secara meluas yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia.
Sementara itu, pertambahan penduduk Indonesia, kenaikan pendapatan dan
perubahan preferensi konsumen telah menyebabkan permintaan terhadap produk
perikanan akan terus meningkat. Oleh karena itu, sektor perikanan budidaya
mempunyai peranan yang semakin strategis saat ini dan dimasa yang akan datang.
Usaha budidaya ini diperlukan untuk mengatasi masalah ketersediaan
bahan pangan perikanan, terutama untuk ikan yang mulai sedikit populasinya di
alam. Kegiatan budidaya di indonesia sampai saat ini sudah mengalami kondisi
yang baik, ini dapat dilihat dari keseriusan pemerintah, dengan terbentuknya
berbagai dinas perikanan dan kelautan di setiap wilayah di Indonesia, mulai dari
balai berskala kecil hingga balai berskala besar.
melalui program PKL ini diharapkan mahasiswa lebih mengenali dan
memahami masalah budidaya air tawar. Adapun yang harus di pelajari meliputi
proses pembenihan, penebaran bibit, pembesaran, hingga proses pemanenan hasil.
Untuk mendukung program tersebut, perlu adanya dukungan dari berbagai
pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak, seperti tersedianya sarana
dan prasarana, adanya tenaga ahli di bidang kelautan dan perikanan. Agar
program tersebut dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.
1.2 Masalah
Masalah yang rutin di hadapi dalam suatu proses budidaya ialah pada
masalah hama penyakit dan bibit unggul yang tahan terhadap serangan penyakit.
karena rata-rata keluhan atau tulisan dari berbagai media formal maupun non
formal banyak menyebutkan penyakit dan ketersediaan bibit unggul merupakan
masalah yang sangat serius di hadapi dalam proses budidaya.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan magang mandiri
ini adalah sebagai berikut :
Bersifat Umum
1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara
dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam
memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan
memahami aplikasi ilmunya, di dunia teknologi budidaya pada
umumnya serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia
kerja secara utuh.
Bersifat Khusus
1. Memperdalam pengetahuan mahasiswa dengan mengenal dan
mempelajari secara langsung penerapan Budidaya, dan Teknologi di
Unit Pengelola Budidaya Budidaya Air Tawar Pandaan, Jawa Timur.
2. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan
profesi melalui penerapan ilmu, latihan kerja dan pengamatan teknik
yang diterapkan di Unit Pengelola Budidaya Air Tawar Pandaan,
Jawa Timur.
3. Mengembangkan hubungan baik antara pihak perguruan tinggi yakni
Universitas Trunojoyo Madura dengan Unit Pengelola Budidaya Air
Tawar Pandaan, Jawa Timur.
4. Memberikan pengalaman kerja sehingga setelah lulus dari perguruan
tinggi dan masuk dalam lingkungan kerja sudah tidak canggung
dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang ditugaskan. Lebih-
lebih jika melamar pekerjaan ditempat magang lebih di pertibangkan.
1.4 Manfaat
Dari program PKL ini diharapkan nantinya bisa menciptakan seseorang
mahasiswa yang lebih berwawasan dalam usaha perikanan yang
profesional.
Kegiatan PKL yang dilaksanakan secara langsung di Dinas Perikanan
Kota Pandaan, Pasuruan diharapkan dapat memberikan gambaran
kegiatan di dinas yang membidangi perikanan budidaya di Indonesia.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Gurami
Gurami umumnya hidup dan banyak dipelihara di perairan air tawar. Namun
ada juga gurami yang ditemukan hidup di perairan payau. ketinggian lokasi yang
cocok untuk budi daya gurami adalah 0-800 m dpl dengan suhu 24-28°C. Gurami
tergolong ikan yang peka terhadap suhu rendah sehingga tidak akan produktif jika
suhu tempat hidupnya lebih rendah dari kisaran suhu optimal.
Gurame biasanya mulai memijah pada umur 2-3 tahun. Pemijahan ini dapat
berlangsung sepanjang tahun. Namun, produktivitas telur yang dihasilkan akan
meningkat pada musim kemarau. Gurami biasa meletakan telur hasil pemijahan di
dalam sarang yang terbuat dari tumbuhan air, rummput, atau sarang buatan dari
ijuk yang disebut sosog. Telur ini akan menetas dalam waktu 10 hari. Umumnya,
gurami yang masih muda bersikao agresif, tetapi sifat ini akan berkurang seiring
dengan pertambahan umurnya.
Seorang ahli bernama jangkaru (2004) mengklasifikasikan gurame sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Bangsa : Labirinthici
Sub-bangsa : Anabantoidei
Suku : Anabantidae
Marga : Osphronemus
Jenis : Osphronemus gourame
Selain digolongkan melalui klasifikasi, setiap mahluk dibedakan dari tanda-
tanda tubuhnya, atau lebih dikenal dengan istilah morfologi. Menurut
JANGKARU (2004) gurame mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih dan
tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat. Punggungnya
tinggi dan mempunyai sirip perut dengan jari pertama sudah berubah menjadi alat
peraba. Gurame jantan yang sudah tua terdapat tonjolan seperti cula. Mulutnya
kecil dengan bibir bawah menonjol sedikit dibandingkan bibir atas. Pada jantan
bibir bawah relatif tebal.
Gurame memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung tidak begitu panjang, atau
pendek dan berada hampir di bagian belakang tubuh. Sirip dada kecil berada di
belakang tutup insang. Sirip perut juga kecil berada di bawah sirip dada. Sirip
ekor berada dibelakang tubuh dengan bentuk bulat. Sedangkan sirip dubur
panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pangkal bawah sirip ekor.
Menurut JANGKARU (2004) dalam KRISTANTO (2005) ujung sirip
punggung dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor, ujung pangkal ekor
berbuntuk busur. Pada dasar sirip dada gurame betina terdapat tanda berupa
bundaran hitam. Bagian kepala gurame muda berbentuk lancip dan akan menjadi
tumpul bila sudah besar. Pada badan gurame terdapat garis tegak atau vertikal
berwarna hitam berjumlah 7-10 buah dan garis-garis tegak ini akan hilang setelah
dewasa (ROBERT, 1992).
Badan gurame muda pada umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian
perut berwarna putih atau kekuningan. Warna tersebut akan berubah menjelang
dewasa, yakni pada bagian punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut
berwarna keperakan atau kekuningan. Pada gurame muda terdapat garis tegak
berwarna hitam berjumlah 7-9 buah, dan garis itu akan menghilang setelah
dewasa (JANGKARU, 2004).
2.2 Pembenihan
Pebenihan ikan gurami merupakan salah satu mata rantai usaha perikanan
yang dapat dijadikan pilihan bagi para pengusaha ikan gurami. Dengan nilai
konsumsi yang tinggi, ikan gurami mampu menjadi primadona usaha perikanan,
usaha pembenihan gurami bisa dijadikan sebuah pilihan jika anda memiliki luas
lahan yang tidak terlalu besar. Bahkan usaha ini bisa dilakukan di dalam kolam
yang terdapat di dalam rumah.
Usaha pembibitan ikan Gurami dimulai dengan kegiatan pembenihan yaitu
kegiatan pemeliharaan iduk, pemijahan, penetasan telur , perawatan arva sampai
berukuran 0,5 – 1 cm ( umur 12 hari ) yang dilanjutkan denga perawatan benih
siap di dederkan ( 10 – 50 gram per ekor). Dalam masa – masa ini sang induk
diberi makan pelet dengan kadar protein yang tinggi sekitar 30 – 35 % dengan
dosis 1,5% bobot badan per hari. Selain pelet, diberi pakan daun talas sebanyak
0,5 berat badan per hari. Pemberian pakan sebaiknya 2 kali sehari pagi dan sore
pertimbangannya adalah ikan gurami memiliki respon yang lamban dalam hal
makan, karenanya pmberian pakan yang terlalu cepat jangkanya malah tidak akan
efektif dalam perkembangan ikan gurami.
Pola pemberian pakan unuk larva ikan gurami
Pada saat masih menjadi larva, ikan gurami pada saat hari yang ke tujuh
tidak perlu diberi tambahan makanan apapun, karena pada tingkatan ini ia masih
mendapatkan suply makanan dari kuning telur yang ia dapatkan sebagai cadangan
makanan alami yang di bawa mulai saat ia menetas. Namun saat sesudah hari
ketujuh, sebaikya anda mulai memberinya makanan, karena cadangan makanan
alaminya sudah mulai habis. Untuk pakannya dapat diberi makanan alami berupa
hwan renik yang merupakan kelompok Zooplankon yaitu kutu air ( Dhapnia sp.
Dan Moina sp ) atau cacing sutra ( tubifek ). Hal terpenting yang harus anda
lakukan yakni pada hari ke sembilan dimana cadangan makanan alaminya sudah
habis dan ini merupakan saat yang paling kritis bagi ikan Gurami, sehingga
pemberian pakan tidak boleh terlambat,supaya benih ikan tidak sampai mati
karena kekurangan pakan. Jenis pakan yang dapat diberikan adalah pakan alami
yakni kutu air dan jenis cacing sutera dengan presenase pakan dapat deberikan
sebanyak 100% dari berat tubuh ikan dan pemberian pakan dapat diberikan
sebanyak – banyaknya.
Pada saat beni ikan sudah mencapai umur 2,5 bulan keatas, pemberian
pakan cukup dibeirkan sebanyak 3 kali sehari saja, pagi , siang dan sore.
Pemberian pakan yang baik untuk ikan dengan ukuran seperti ini adalah bubuk
pelet , pelet halus dengan kandungan protein sebesar 35 % dan berat pakan kira –
kira 10% dari berat tubuh ikan per harinya. Cara pemberian pakan ang efektif
adalah menaburkannya sedikit demi sedikit sehingga semua pakan dapat dimakan
dengan sempurna oleh ikan gurami tanpa menyisakan sisa.
2.3 Pembesaran
1. Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
a. Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem,
mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan
gurame yang cukup lambat.
b. Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal
harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15
cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
2. Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk
kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap
pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi
hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu
kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk
kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan sedikit
demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3
hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan
pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk
setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata
ke setiap dasar dan sudut kolam.
3. Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur
gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan
merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan,
diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung,
ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur
dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan
terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun.
4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih
disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan
cepat.
2.4 Hama Penyakit
2.4.1 Hama
Hama yang biasanya menganggu ikan gurami adalah ikan liar pemangsa
seperti gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus Zueiw), lele
(Clarias batrachus L) dan lain-lain. Musuh lainnya adalah biawak (Varanus
salvator Dour), kura-kura (Tryonix cartilagineus Bodd), katak (Rana spec), ular
dan bermacam-macam jenis burung.
Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, mujair dan sepat dapat
menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu sebaiknya benih
gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang lain. Untuk
menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air dipasangi
serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam.
2.4.2 Penyakit
Gangguan penyakit dapat berupa penyakit non parasiter dan penyakit
parasiter. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyerang ikan gurami pada saat
musim kemarau dimana suhu menjadi lebih lebih dingin. Penyakit non parasiter
adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan parasit, tapi biasanya
bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan makanan. Penyakit ini
bisa berupa pencemaran air karena adanya gas beracun seperti asam belerang atau
amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturanan.
Untuk mengetahui gangguan yang dialami oleh ikan yang dipelihara dapat
diketahui dari pengamatan terhadap ikan. Bila ada gas beracun dalam air, ikan
biasanya lebih suka berenang pada permukaan air untuk mencari udara segar.
Penyakit parasiter diakibatkan parasit. Parasit adalah hewan atau tumbuh-
tumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun lendir inangnya dan
mengambil manfaat dari inang tersebut. Parasit dapat berupa udang renik,
protozoa, cacing, bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya.
Berdasarkan letak penyerangannya parasit dibagi menjadi dua kelompok yaitu
ektoparasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang
berada dalam tubuh ikan.
Ciri-ciri ikan yang terkena penyakit parasiter adalah sebagai berikut :
Penyakit pada kulit :
Pada bagian tertentu kulit berwarna merah, terutama pada bagian
dada, perut dan pangkal sirip. Warna ikan menjadi pucat dan tubuhnya
berlendir.
Penyakit pada insang :
Tutup insang mengembang, lembaran insang menjadi pucat, kadang-
kadang tampak semburat merah dan kelabu.
Penyakit pada organ dalam :
Perut ikan membengkak, sisik berdiri. Kadang-kadang sebaiknya
perut menjadi amat kurus, ikan menjadi lemah dan mudah ditangkap.
Penyakit Argulus Indicus atau kutu ikan :
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Argulus Indicusyang sumber
penularannya adalah udang renik. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan
nama fish lae atau kutu ikan. Kutu ini akan menempel dan menggigit
mangsa sehingga berdarah. Penularannya adalah melalui air dan melalui
kontak langsung dengan ikan lain, biasanya penyakit ini sering muncul
pada kolam ikan yang kualitas airnya buruk. Cara penyembuhannya adalah
dengan merendam ikanyang sakit ke dalam air garam 10 -15 g/liter selama
15 menit. Sebaiknya untuk menghindari ikan tertular kembali, anda
menambahkan larutan garam 10 – 15 g/m2 untuk membunuh kutu air
Penyakit Dactylogyrus dan gryodactylus :
Dua nama ini adalah sejenis cacing parasit yang tumbuh berkembang
dikarenakan kualitas air yang buruk, pakan ikan yang kurang atau
kepadatan kolam yang terlalu penuh. JenisDactylogyrus menyerang insang
ikan, gejalanya adalah menurunnya nafsu makan dan ikan gurami sering
terlihat berbaring dengan dengan posisi insang yang terbuka, sedang jenis
Gyrodactylus menyerang bagian sirip ikan. Cara perawatannya adalah
dengan memperbaiki kualitas air yang berada di kolam dengan
menggantinya dengan air yang baru, dan menambahkan garam sebanyak
kira2 40 gram/m2. Jika penyakit sudah sangat parah anda bisa merendam
ikan dalam larutan garam selama 1 malam.
Mata Belo :
Gejala awal serangan penyakit ini adalah ikan menjadi kurang aktif,
malas, nafsu makan berkurang dan ikan sering ke atas permukaan air.
Disusul dengan bola mata yang membengkak dan akhirnya ikan ini
menjadi buta dan mati. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis cacing. Cara
pengobatannya adalah dengan menghentikan pasokan air selama 24 jam,
lalu masukkan garam sebanyak 1kg/m2 , besok harinya air dikuras dan
diganti dengan air yang baru.
Jamur :
Pada tubuh ikan gurami yang terinfeksi jamur akan muncul benang –
benang berwarna krem seperti kapas, biasanya pada kulit tubuh yang
terluka. Jenis jamur yang menyerang ikan gurami adalah Saprolegnia dan
Achyla. Jamur ini akan menyebabkan ikan menjadi lemah karena kurang
makan, sehingga bisa memicu penyakit lain muncul. Cara
penyembuhannya adalah dengan memberikan garam ke dalam kolam
dengan jumlah 400g/m2 selama 24 jam untuk kemudian diganti besok
harinya, selain garam bisa juga dipakai malachyte oxalatesebanyak 1 mg/l
air selama 12 jam. Bisa juga menggunakan larutan formalin 200 ppm
selama 2 jam.
Bakteri :
Jenis bakteri yang menyerang ikan gurami adalah bakteriAeromonas
sp, dan Pseudomonas sp. Gejala yang muncul yaitu terdapat luka berdarah
tubuh, perut membesar, lendir mencair , sisik mengelupas dan muncul
borok ditubuhnya. Dalam jangka waktu dekat ikan akan melemah,
mengambang di permukaan air dan akhirnya mati. Pengobatan yang bisa
dilakukan adalah dengan merendam ikan dalam larutan oxytetracycline 2 –
5 mg/l selama 24 jam, dan tindakan ini dilakukan berulang 3 kali. Hal lain
yang bisa dilakukan adalah dengan merendam ikan yang terinfeksi bateri
dengan larutan matachite green oxalat 0,5mg/l selama satu jam , selang 1
jam kemudian deberi umpan makanan yang lebih dahulu diberi kandungan
oxcytetracycline 60mg/kg pakan, dan diulang selama 7 hari berturut –
turut.
Bercak Putih ( White Spot ) :
Jenis penyaki ini desebabkan oleh parasit yang bernama
Ichthyophtbyrius. Ciri – ciri ikan yang terkena penyakit white spot yakni
munculnya bercak – bercak putih pada bagian kulit. Biasanya ikan yang
terkena serangan white spot akan menggosokkan badannya pada
lingkungan di sekitarnya, serta mulut ikan gurami tampak kembang
kempis seperti kekurangan oksigen. Cara perawatan dari penyakit ini
adalah dengan merendam ikan guramidengan ke dalam air yang diberi
larutan formalin sebanyak 25 mg/l. dan di tambahkan malachine green
oxalat sebanyak 0,2 mg/l selama 24 jam.
Salah satu parasit yang sering menyerang ikan gurami adalah Argulus
indicus yang tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai
ektoparasit, berbentuk oval atau membundar dan berwarna kuning bening.
Parasit ini menempel pada sisik atau sirip dan dapat menimbulkan lubang
kecil yang akhirnya akan menimbulkan infeksi. Selanjutnya infeksi ini
dapat menyebabkan patah sirip atau cacar. Parasit lainnya adalah bakteri
Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan cacing Thematoda yang
berasal dari siput-siput kecil.
Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat
dan memindahkan ikan ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran
kolam yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati.
Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Sementara pengobatan bagi ikan-ikan yang penyakitnya lebih berat dapat
menggunakan bahan kimia seperti Kalium Permanagat (PK), neguvon dan
garam dapur.
Selain penggunaan bahan kimia tersebut di atas, petani di daerah
Banyumas menggunakan laun lambesar (Chromolaena odorata (L), RM
King & H. Robinson ) sebagai antibiotik. Daun lambesan dimasukkan ke
dalam kolam sebelum ikan di tebar yaitu pada saat pengolahan kolam.
Banyaknya daun lambesan yang dipakai adalah 1 pikul (yaitu kurang lebih
50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun ini adalah 1 untuk 1
masa tanam.
Penggunaan obat-obatan kimia untuk ikan konsumsi tidak dilanjutkan
mengingat dampak yang tidak baik kepada konsumen. Kalaupun diberikan
obat-obatan tidak boleh langsung di jual kepada konsumen akhir.
Penggunaan obat-obatan pada ikan konsumsi juga sebaliknya tidak
diberikan apabila ikan hendak diekspor. Besarnya ikan-ikan konsumsi
yang mati dibuang. Daun Lambesan kalu di daerah Banyumas digunakan
sebagai antibiotik
2.5 Pemanenan
Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen
sebagian.
a). Panen total
Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga
ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1
m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam
penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas
dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan
secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
b). Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan
dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan
menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang
tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam
sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm
selama 1 jam.
3. Metodologi
3.1 Waktu dan Tempat
PKL (Praktek Kerja Lapang) ini dijadwalkan akan dilaksanakan lebih
kurang selama satu bulan dalam antara bulan Juli sampai dengan Agustus 2012,
berlokasi di Unit Pengelola Budidaya Air Tawar Pandaan, Jawa Timur.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1). Peralatan pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva:
pengukuran kualitas air: thermometer. Peralatan lapangan: ember,
baskom, gayung, selang plastik, saringan, plankton net, serok,
timbangan, aerasi dan instalasinya.
2). Peralatan pendederan: peralatan lapangan: thermometer, ember,
baskom, saringan, serok, lambit, waring, cangkul, hapa penampung
benih, timbangan dan lain-lain.
3). Peralatan panen: waring atau scoopnet, ember, serok, timbangan
dan lain-lain.
3.2.2 Bahan
1.Ikan Gurami
Daftar Pustaka :Diana, F. 2005. Teknik Pembenihan Gurame (Osphronemus goramy) Di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi. Kerja Praktek Akhir. Program Studi Budidaya Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak.Jangkaru, Z. 2004. Memacu Pertumbuhan Gurami, Penebar Swadaya Jakarta.Kristianto, J.D. 2005. Pengaruh Lama Perendaman Larva gurami Dalam Larutan tiroksin 0,1 ppm Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benihnya.Robet, T.R. 1992. Systematic Revision of The Souteasth Asian Anabantoid Fish Genus Osphronemus, with Description of Two New Species. Ichthyol Explor, Freshwater, 2(4) : 351 – 360.Sitanggang, M. 1992. Budidaya Gurami. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sumber:
Buku Pintar Budidaya Ikan Konsumsi
Karya Khairul Amri, S Pi. Msi
Khairuman,S.P