BST NAPZA Hafiz Novian Yasir
-
Upload
yasir-hady -
Category
Documents
-
view
239 -
download
1
description
Transcript of BST NAPZA Hafiz Novian Yasir
PRESENTAN:HAFIZH BUDHIMAN
NOVIAN ADI SAPUTRAYASIR HADY
PRESEPTOR:DR. HJ. ELLY MARLIYANI , SP.KJ
BSTGangguan mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Stimulansia Lain Termasuk Kafein
Identitas Pasien
Nama : Tn. AJenis kelamin : Laki-lakiUsia : 20 tahunAlamat : MedanPendidikan Terakir : SMAPekerjaan : MahasiswaStatus Marital : Belum MenikahAgama : IslamTanggal Pemeriksaan : 31 Desember 2015
Keluhan Utama
Ingin berhenti kecanduan shabu-shabu dan zat narkotika lainnya.
Anamnesis
Pasien datang diantar orangtuanya ke rehabilitasi NAPZA RSJ Cisarua Provinsi Jawa Barat 3 bulan yang lalu diantar oleh orangtuanya. Pasien datang dengan keinginan untuk berhenti kecanduan shabu-shabu dan zat narkotika lainnya.
Pasien mengaku sudah mengenal zat narkotika sejak tahun 2009 dari pergaulan lingkungan sekitarnya. Pada awal tahun 2015 pasien hanya menggunakan shabu-shabu saja dengan cara dihisap.
Pasien merasa perlu berubah dan berhenti dari kecanduan zat adiktif karena merasa orangtua dan pacarnya menaruh harapan besar darinya, dan keinginan ini dilakukan untuk membahagiakan mereka.
Anamnesis
Pasien mengenal narkotika dari teman sepergaulannya pada kelas 1 SMP tahun 2009 dan pada pertama kali dia menggunakan ganja dengan cara dilinting dan dibakar (seperti merokok). Lama kelamaan pasien merasa tidak puas hanya dengan ganja saja, maka setelah itu pasien mencoba juga menggunakan narkotika jenis shabu-shabu dengan cara dihirup. Pasien mendapatkan shabu dari teman lingkungan rumahnya.
Pasien mendapatkan uang untuk membeli narkotika dengan berbohong ke orangtua, mengambil uang di keluarganya, dan juga menggadai barang-barang yang ada di rumahnya. Namun pasien mengaku tidak pernah mencuri di luar rumahnya.
Pasien mengaku saat setelah menggunakan zat narkotika tersebut badannya terasa lebih segar, lebih bisa berkonsentrasi, memiliki gairah hidup, bersemangat, bisa tidak tidur hingga 3 hari, dan merasa bahagia. Jika pasien tidak menggunakan zat tersebut, pasien merasa sakit tengkuk, nyeri sekujur tubuh, demam, dan tidak memiliki gairah untuk beraktivitas sehingga aktivitasnya hanya makan dan tidur, bahkan sampai 2 hari tertidur lelap.
Pasien mengaku saat ini masih memiliki keinginan untuk menggunakan zat narkotika walaupun ia tahu itu berbahaya untuk kesehatannya.
Setelah pasien memakai zat tersebut, pasien tidak pernah merasa berhalusinasi pengelihatan, pendengaran, penghidu, pengecap, ataupun sensasi sentuhan pada kulitnya. Pasien juga tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri karena merasa sangat sedih.
Pasien menyangkal merasa di mata-matai oleh seseorang, mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki sebagian besar orang, terganggu oleh rasa bersalah dan pantas dihukum, pikiran atau perbuatannya dapat dikendalikan oleh seseorang, pikirannya ditarik keluar dari kepala atau pikirian orang lain disisipkan kedalam kepala. Pasien juga menyangkal pikirannya tersiar dengan keras sehingga orang lain dapat mendengar.
Pasien pertama kali di rehab di Lido (Bogor) selama 6 bulan. pasien sempat menjadi konselor masalah adiksi di Lido.
Namun pada tahun 2015 setelah pasien kembali memakai shabu-shabu. Pasien kemudian ketahuan oleh orang tuanya karena di rumah pasien mempunyai CCTV. Akhirnya pasien diantar ke RSJ Cisarua Provinsi Jawa Barat untuk rehabilitasi.
Riwayat Penyakit DahuluPasien pernah melakukan rehabilitasi di Lido Bogor
selama 6 bulan. Pasien menyangkal pernah melakukan operasi, ataupun di rawat di rumah sakit karena penyakit berat.
Riwayat MedisPasien belum pernah mengalami sakit berat sebelumnya.
Pasien belum pernah tes HIV ataupun tes hepatitis B. Pasien juga mengaku tidak pernah melakukan free sex. Pasien tidak menggunakan alkohol.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-satu dari empat bersaudara. Pasien tinggal di Medan bersama kedua orangtua, dan adik-adiknya. Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik, pasien merasa tidak diberi kasih sayang karena kedua orang tua pasien sibuk bekerja.
Di keluarga tidak ada yang menggunakan narkoba selain pasien. Keluarga pasien dan pacar sangat mendukung pasien agar bisa sembuh dari ketergantungannya terhadap narkotika.
Riwayat Pribadi
Masa kanak-kanakMasa kanak-kanak pasien adalah pribadi yang ceria dan mempunyai banyak teman. Tetapi kedua
orang tua pasien bekerja sebagai anggota dewan yang seharian penuh tidak berada di rumah sehingga masa kanak-kanak pasien kurang perhatian.
Oleh orang tua pasien diberi bekal jajan sebulan bisa hingga 3-4 juta, dan segala yang diinginkan pasien selalu diberikan oleh orang tua. Masa Remaja
Pasien mulai terjerumus pada narkotika dan mulai mempunyai kehidupan yang negatif seperti berbohong pada orang tua ataupun mencuri, membolos dari sekolah.
Pasien memiliki kekasih sejak kelas 1 SMA dan sampai sekarang masih menjalin hubungan. Kekasih pasien sangat mendukung pasien untuk bisa lepas dari kecanduannya pada narkotika.
Pasien oleh orang tua disuruh masuk kuliah jurusan Keperawatan di Medan. Hal tersebut bertentangan dengan keinginan pasien yang ingin bekerja menjadi kontraktor, tetapi orang tua pasien tidak menggubris dan tetap menyuruh pasien masuk kuliah. Didukung dengan lingkungan kampus yang terdapat distributor zat, sehingga pasien hanya kuliah 3 hari karena pasien kembali menggunakan zat.
Time line
Tahun 2009 :Pasien
menggunakan ganja dan sabu untuk pertama
kali
Bulan desember
tahun 2014 :Pasien
ketahuan menggunakan
sabu dan dimasukan ke
lido untuk terapi selama 5
bulan
Bulan mei tahun 2015 :
Pasien keluar dari lido dan masuk kuliah AKPER, 3 hari
kuliah lalu pasien
menggunakan kembali sabu
karena lingkungan
Bulan september
tahun 2015 :Pasien
ketahuan menggunkan
sabu, dan masuk cisarua
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : KomposmentisKeadaan Umum : Pasien tampak sakit ringanTanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 80 x/menitRespirasi : 20x/menitSuhu : Afebris
Head to toe : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Psikiatrikus
Kesadaran : KomposmentisRoman Muka : TenangKontak/rapport : ada / adekuatOrientasi
Tempat : BaikWaktu : BaikOrang : Baik
MemoriRemote : BaikRecent : BaikImmediate : Baik
Perhatian : baikPersepsi
Ilusi : (-)Halusinasi : visual (-), auditori(-), olfaktori(-), gustatori(-), taktil
(-)Pikiran
Bentuk : RealistikIsi : Waham (-), idea of reference (-), though insertion (-),
though withdrawal (-), though broadcasting (-)Jalan : Koheren
PenilaianNorma sosial : BaikInsight of illness: Baik
EmosiMood : hipotimikAfek : luas
Tingkah laku : Sopan, baikBicara : kecepatan normal, volume sedang, nada normalDekorum
Kebersihan : BersihSopan santun : BaikCara berpakaian: Rapi, bersih, serasiKooperatif : Baik
Pemeriksaan Penunjang
Fungsi hepar (SGOT, SGPT)Anti HbsAg, anti HAV, anti HCVTest HIV
Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F15.21 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia
lain termasuk kafein dengan sindrom ketergantungan kini abstinen, tetapi dalam suatu lingkungan yang terlindung
F15.1 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain termasuk kafein dengan penggunaan yang merugikan
Aksis II : Tidak ada diagnosaAksis III : Tidak ada diagnosaAksis IV : masalah keluarga karena kurang perhatianAksis V : GAF 80-71 gejala sementara & dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial.
Tata Laksana
Rehabilitasi• Fase detoksifikasi : abstinensia, ibuprofen / paracetamol• Fase terapi : • Reentry : • After care :
Psikoterapi1. Psikoterapi suportif : memberikan dorongan, semangat dan motivasi pada pasien.2. Psikoterapi keluarga : diharapkan keluarganya (orang tua) dapat memahami kondisi pasien dan
dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pasien.
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad bonam
TERIMAKASIH