bp2dk.idbp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-dasar... · adalah mengapa bangsa Indonesia...

67

Transcript of bp2dk.idbp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-dasar... · adalah mengapa bangsa Indonesia...

.

Dina Ardiyanti, dkk

Prakarsa Desa

PEDOMAN DASAR PANDU DESA

Pedoman Dasar Pandu Desa

Penyusun : Dina Ardiyanti, dkkTata letak : PrasetyoDesain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi

Badan Prakarsa Pemberdyaan Desa dan Kawasan (Prakarsa Desa):

Gedung Permata Kuningan Lt 17Jl. Kuningan Mulia, Kav. 9CJakarta Selatan 12910

Jl. Tebet Utara III-H No. 17Jakarta Selatan 10240t/f. +6221 8378 9729m. +62821 2188 5876e. [email protected]. www.prakarsadesa.idCetakan Pertama, 2015

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)Dina Ardiyanti, dkk (penyusun) Pedoman Dasar Pandu DesaCet. 1—Jakarta:66 hal., 14 x 20 cmISBN: 978-602-0873-02-2© Hak Cipta dilindungi undang-undangAll Rights Reserved

vPengantar

Dalam Pidato pada 17 Agustus 1961, Presiden Soekarno, adamenguraikan makna dari proklamasi, antara lain: “… BahagialahRakyat Indonesia yang mempunyai Proklamasi itu; bahagialahia, karena ia mempunyai pengayoman, dan di atas kepalanyaada sinar surya yang cemerlang! Bahagialah ia, karena iadengan adanya Proklamasi yang perkataan-perkataannyasederhana itu, tetapi yang pada hakekatnya ialah pencetusandaripada segala perasaan-perasaan yang dalam sedalam-dalamnya terbenam di dalam iapunya kalbu, sebenarnya telahmembukakan-keluar iapunya Pandangan-Hidup, iapunyaTujuan-Hidup, iapunya Falsafah-Hidup, iapunya Rahasia-Hidup,sehingga selanjutnya dengan adanya Proklamasi beserta anak-kandungnya yang berupa Pembukaan Undang-Undang Dasar1945 itu, ia mempunyai Pegangan Hidup yang boleh dibaca dandirenungkan setiap jam dan setiap menit. Tidak ada satu bangsa

vi

pedoman dasar pandu desa

di dunia ini yang mempunyai Pegangan Hidup begitu jelas danindah, seperti bangsa kita ini. Malah banyak bangsa di mukabumi ini, yang tak mempunyai pegangan hidup samasekali!”

Kutipan ini sekedar memberi sadar kepada kita, bahwa sebagaisebuah bangsa, kita sesungguhnya memiliki kelengkapan yangtidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Tentu saja yangmenjadi pertanyaan, dan senantiasa mengusik kita punya kalbuadalah mengapa bangsa Indonesia yang memiliki demikianbanyak kelengkapan, dalam kenyataan tidak mampu bersegeradiri beranjak dari keadaan lamanya, dan kemudian mencapaikeadaan barunya, sebagaimana yang menjadi maksud utamadari proklamasi kemerdekaan. Jawaban yang paling umum dandapat diterima adalah oleh karena kita belum lagi menggunakansemua yang kita miliki dengan baik dan benar. Pertanyaanselanjutnya adalah bagaimana agar kita dapat menggunakanseluruh energy besar yang kita punya, guna membangun spiritbaru, kekuatan baru dan pada gilirannya suatu tindakan baru?Barangkali ini adalah pertanyaan sejarah. Kita dituntut untukmenjawab tantangan sejarah, tentu bukan sekedarmemberikan jawaban yang bersifat lisan, melainkan jawabandalam bentuk karya nyata yang mengubah wajah bangsa.

Naskah yang terhimpun dalam buku ini adalah bentuk upayauntuk menggali ajaran-ajaran pokok, yang turut menyertaikeberadaan bangsa, yakni Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus1945, Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, Pancasila 1 Juni1945, Trisakti, dan Dasa Sila Bandung. Bahan yang dijadikan

vii

pengantar

buku ini, baru sebatas menghimpunnya, dan menjadikannyasebagai satu kesatuan, yang hendak disebut di sini sebagaiPedoman Pokok Pandu Desa. Kalau kita menyebut Pedoman,dan menempatkan naskah dalam satu kesatuan, tentu sajatidak berarti bahwa masing-masing ajaran memiliki kedudukanyang sama. Masing-masing memiliki kedudukan yang khasdalam masa lalu, masa kini dan masa depan bangsa. Upayamenjadikannya dalam satu buah buku, dikandung maksud agarbahan ini dapat menjadi bahan pendidikan, bahan pegangan,dan sekaligus sumber energi penggerak bagi Pandu Desa dalambekerja di lapangan, baik dalam kerangka membangun desa,ataupun dalam kerangka merealisasikan apa yang menjadimaksud dari masing-masing ajaran. Naskah ini belum lagidilengkapi dengan uraian umum dan uraian khusus, oleh sebab,bahan dimaksud masih dalam proses penyusunan. Inti saripokok dari penerbitan ini adalah sebagai dasar pembenar dansekaligus pemberi arah bagi suatu pergerakan dengan carabaru, yang punya harapan menyegerakan bangsa Indonesiamencapai apa yang menjadi cita-cita proklamasi kemerdekaan17 Agustus 1945.

Kalau naskah ini diterbitkan dalam rute pembangunan SistemInformasi Desa dan Kawasan (SIDEKA), maka hal tersebutdisebabkan oleh adanya harapan yang sangat kuat, agar usahapengembangan SIDEKA, bukan sekedar sebagai usahapemasangan aplikasi baru ke desa. Sangat diharapkan agarpembangunan SIDEKA menjadi pintu bagi banyak inisiatifmengembangkan desa dalam kerangka implementasi UU Desa.

viii

pedoman dasar pandu desa

Naskah ini merupakan bahan pokok pendidikan, kendati dalambentuknya yang masih belum sempurna, dan masih dalam tarafyang awal. Atas dimungkinkannya penerbitan naskah ini,diucapkan terima kasih kepad0a Departement of Foreign Af-fairs and Trade-DFAT Australia, dan tentu semua pihak yangmemberi andil dalam diskusi sehingga ada kesepahamantentang pentingnya naskah ini. Berharap penerbitan naskahini menjadi penguat bagi langkah mendasar yang mengiriimplementasi UU Desa.

Demikian.

ixDaftar Isi

Pengantar - v

1. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia - 1

2. Pancasila 1 Juni - 5

3. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - 43

4. Trisakti - 45

5. Dasasila Bandung - 53

.

1Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia

Pidato Proklamasi.

Saudara-saudara sekalian!Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikanperistiwa dalam sejarah kami yang paling penting.

Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuanguntuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!

Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkankemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangatkami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.

Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapaikemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zamanJepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada

2

pedoman dasar pandu desa

mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangunkekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kitasendiri.

Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasibtindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanyasuatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalamtangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.

Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulandeliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarangtelah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.

Saudara-saudara:Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.Dengarkan Proklamasi kami :

P R O K L A M A S IKAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKANKEMERDEKAAN INDONESIA.HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAMTEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.SOEKARNO-HATTA.

3

proklamasi kemerdekaan

Jadi, Saudara-saudara!Kita sekarang sudah bebas!Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsakita!

Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negarabebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadiindependen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat amankemerdekaan kita ini!

4

pedoman dasar pandu desa

Teks Naskah “Proklamasi Klad”yang ditempatkan di Monumen Nasional (Monas).

ProklamasiKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaanIndonesia.Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,diselenggarakandengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.Djakarta, 17 - 8 - ‘05Wakil2 bangsa Indonesia.

5Pancasila 1 Juni

Paduka tuan Ketua yang mulia !

Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota DokuritsuZyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, makasekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka tuan Ketuayang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Sayaakan menetapi permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia.Apakah permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia? Paduka tuanKetua yang mulia minta kepada sidang Dokuritsu ZyunbiTyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka.Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato sayaini.

Ma’af, beribu ma’af! Banyak anggota telah berpidato, dandalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnyabukan permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan

6

pedoman dasar pandu desa

dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya, yangdiminta oleh Paduka tuan Ketua yang mulia ialah, dalam bahasaBelanda: “Philosof ische grondslag” dari pada IndonesiaMerdeka. Philosofische grondslag itulah pundamen, filsafat,pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdekayang kekal dan abadi. Hal ini nanti akan saya kemukakan, Padukatuan Ketua yang mulia, tetapi lebih dahulu izinkanlah sayamembicarakan, memberi tahukan kepada tuan-tuan sekalian,apakah yang saya artikan dengan perkataan “merdeka”.

Merdeka buat saya ialah: “political independence”, politiekeonaf hankelijkheid. Apakah yang dinamakan politiekeonafhankelijkheid?

Tuan-tuan sekalian! Dengan terus-terang saja saya berkata:Tatkala Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai akan bersidang, maka saya,di dalam hati saya banyak khawatir, kalau-kalau banyak anggotayang–saya katakan di dalam bahasa asing, ma’afkan perkataanini– “zwaarwichtig” akan perkara yang kecil-kecil.“Zwaarwichtig” sampai– kata orang Jawa– “jelimet”. Jikalausudah membicarakan hal yang kecil-kecil sampai jelimet,barulah mereka berani menyatakan kemerdekaan.

Tuan-tuan yang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia,lihatlah kepada perjalanan dunia itu.

Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi

7

pancasila 1 juni

bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu sama lain!Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yangmerdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iranmerdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerikamerdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka.Namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah isinya!

Alangkah berbedanya isi itu! Jikalau kita berkata: SebelumNegara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai,itu selesai, sampai jelimet!, maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% darirakyatnya terdiri dari kaum Badui, yang sama sekali tidakmengerti hal ini atau itu.

Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang IbnSaud! Di situ ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikanpemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besarbelum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Padasuatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh or-ang-orang Badui di Saudi Arabia itu! Toh Saudi Arabia merdeka!

Lihatlah pula–jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebihhebat–Soviet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara So-viet, adakah rakyat Soviet sudah cerdas? Seratus lima puluhjuta rakyat Rusia, adalah rakyat Musyik yang lebih dari pada80% tidak dapat membaca dan menulis; bahkan dari buku-bukuyang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller, tuan-tuanmengetahui betapa keadaan rakyat Soviet Rusia pada waktu

8

pedoman dasar pandu desa

Lenin mendirikan negara Soviet itu. Dan kita sekarang di sinimau mendirikan negara Indonesia Merdeka. Terlalu banyakmacam-macam soal kita kemukakan!

Maaf, P. T. Zimukyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalausaya membaca tuan punya surat, yang minta kepada kita supayadirancangkan sampai jelimet hal ini dan itu dahulu semuanya!Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu, sampaijelimet, maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka,tuan tidak akan mesngalami Indonesia Merdeka, kita semuanyatidak akan mengalami Indonesia Merdeka,–sampai di lobangkubur! (Tepuk tangan riuh)

Saudara-saudara! Apakah yang di-namakan merdeka? Di dalamtahun ‘33 saya telah menulis satu risalah. Risalah yang bernama“Mencapai Indonesia Merdeka”. Maka di dalam risalah tahun‘33 itu, telah saya katakan, bahwa kemerdekaan, politiekeonafhankelijkheid, political independence, tak lain dan takbukan, ialah satu jembatan, satu jembatan emas. Saya katakandi dalam kitab itu, bahwa di seberangnya jembatan itulah kitasempurnakan kita punya masyarakat.

Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satu malam, – inone night only! –, kata Armstrong di dalam kitabnya. Ibn Saudmendirikan Saudi Arabia di satu malam sesudah ia masuk kotaRiad dengan 6 orang! Sesudah “jembatan” itu diletakkan olehIbn Saud, maka di seberang jembatan, artinya kemudian daripada itu, Ibn Saud barulah memperbaiki masyarakat Saudi

9

pancasila 1 juni

Arabia. Orang tidak dapat membaca diwajibkan belajarmembaca, orang yang tadinya bergelandangan sebagainomade yaitu orang Badui, diberi pelajaran oleh Ibn Saudjangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok-tanam.Nomade diubah oleh Ibn Saud menjadi kaum tani, – semuanyadi seberang jembatan.

Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet-RusiaMerdeka, telah mempunyai Djnepprprostoff, dam yang mahabesar di sungai Djneppr? Apa ia telah mempunyai radio-sta-tion, yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyaikereta-kereta api cukup, untuk meliputi seluruh negara Rusia?Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikanSoviet Rusia Merdeka telah dapat membaca dan menulis?Tidak, tuan-tuan yang terhormat! Di seberang jembatan emasyang diadakan oleh Lenin itulah, Lenin baru mengadakan ra-dio-station, baru mengadakan sekolahan, baru mengadakanCreche, baru mengadakan Djnepprostoff! Maka oleh karenaitu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah tuan-tuangentar di dalam hati, janganlah mengingat bahwa ini dan itulebih dulu harus selesai dengan jelimet, dan kalau sudah selesai,baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannya tuan-tuanpunya semangat,–jikalau tuan-tuan demikian –, dengansemangat pemuda-pemuda kita yang 2 juta banyaknya. Duajuta pemuda ini menyampaikan seruan pada saya, 2 juta pemudaini semua berhasrat Indonesia Merdeka Sekarang! (Tepuktangan riuh)

10

pedoman dasar pandu desa

Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakyat, yangmengetahui sejarah, menjadi zwaarwichtig, menjadi gentar,pada hal semboyan Indonesia Merdeka bukan sekarang sajakita siarkan? Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telahmenyiarkan semboyan Indonesia Merdeka, bahkan sejak tahun1932 dengan nyata-nyata kita mem-punyai semboyan “INDO-NESIA MERDEKA SEKARANG”. Bahkan 3 kali sekarang, yaituIndonesia Merdeka sekarang, sekarang, sekarang ! (Tepuktangan riuh)

Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk menyusunIndonesia Merdeka,–kok lantas kita zwaarwichtig dan gentarhati! Saudara-saudara, saya peringatkan sekali lagi, IndonesiaMerdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid,tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan! Jangan gentar!Jikalau umpamanya kita pada saat sekarang ini diberikankesempatan oleh Dai Nippon untuk merdeka, maka denganmudah Gunseikan diganti dengan orang yang bernama TjondroAsmoro, atau Soomubutyoo diganti dengan orang yangbernama Abdul Halim. Jikalau umpamanya Butyoo-Butyoodiganti dengan orang-orang Indonesia, pada sekarang ini,sebenarnya kita telah mendapat political independence,politieke onafhankelijkheid,–in one night, di dalam satu malam!

Saudara-saudara, pemuda-pemuda yang 2 juta, semuanyabersemboyan: Indonesia Merdeka, sekarang! Jikalauumpamanya Balatentara Dai Nippon sekarang menyerahkanurusan negara kepada saudara-saudara, apakah saudara-

11

pancasila 1 juni

saudara akan menolak, serta berkata: mangke rumiyin, tunggudulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerimaurusan negara Indonesia Merdeka?(Seruan: Tidak! Tidak!)

Saudara-saudara, kalau umpamanya pada saat sekarang inibalatentara Dai Nippon menyerahkan urusan negara kepadakita, maka satu menitpun kita tidak akan menolak, sekarangpunkita menerima urusan itu, sekarangpun kita mulai dengannegara Indonesia yang Merdeka!(Tepuk tangan menggemparkan)

Saudara-saudara, tadi saya berkata, ada perbedaan antara So-viet Rusia, Saudi Arabia, Inggris, Amerika dan lain-lain. tentangisinya: tetapi ada satu yang sama, yaitu, rakyat Saudi Arabiasanggup mempertahankan negaranya. Musyik-musyik di Rusiasanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Amerikasanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Inggris sanggupmempertahankan negaranya. Inilah yang menjadi minimum-eis. Artinya, kalau ada kecakapan yang lain, tentu lebih baik,tetapi manakala sesuatu bangsa telah sanggupmempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengandagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untukkemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun denganbambu runcing, saudara-saudara, semua siap-sedia mati,mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsaIndonesia adalah siap-sedia, masak untuk merdeka. (Tepuktangan riuh)

12

pedoman dasar pandu desa

Cobalah pikirkan hal ini dengan memperbandingkannya denganmanusia. Manusia pun demikian, saudara-saudara! Ibaratnya,kemerdekaan saya bandingkan dengan perkawinan. Ada yangberani kawin, lekas berani kawin, ada yang takut kawin. Adayang berkata: Ah saya belum berani kawin, tunggu dulu gajihf.500. Kalau saya sudah mempunyai rumah gedung, sudah adapermadani, sudah ada lampu listrik, sudah mempunyai tempattidur yang mentul-mentul, sudah mempunyai meja kursi yangselengkap-lengkapnya, sudah mempunyai sendok-garpu peraksatu kaset, sudah mempunyai ini dan itu, bahkan sudahmempunyai kinder-uitzet, barulah saya berani kawin.

Ada orang lain yang berkata: saya sudah berani kawin kalausaya sudah mempunyai meja satu, kursi empat, yaitu “mejamakan”, lantas satu zitje, lantas satu tempat tidur.

Ada orang yang lebih berani lagi dari itu, yaitu saudara-saudaraMarhaen! Kalau dia sudah mempunyai gubug saja dengan tikar,dengan satu periuk: dia kawin. Marhaen dengan satu tikar, satugubug: kawin. Sang Klerk dengan satu meja, empat kursi, satuzitje, satu tempat-tidur: kawin.

Sang Ndoro yang mempunyai rumah gedung, electrischekookplaat, tempat tidur, uang bertimbun-timbun: kawin. Belumtentu mana yang lebih gelukkig, belum tentu mana yang lebihbahagia, sang Ndoro dengan tempat tidurnya yang mentul-mentul, atau Sarinem dan Samiun yang hanya mempunyai satutikar dan satu periuk, saudara-saudara! (Tepuk tangan, dan

13

pancasila 1 juni

tertawa). Tekad hatinya yang perlu, tekad hatinya Samiun kawindengan satu tikar dan satu periuk, dan hati sang Ndoro yangbaru berani kawin kalau sudah mempunyai gerozilver satu kasetplus kinderuitzet–buat 3 tahun lamanya ! (Tertawa)

Saudara-saudara, soalnya adalah demikian: – kita ini beranimerdeka atau tidak ?? Inilah, saudara-saudara sekalian, Padukatuan Ketua yang mulia, ukuran saya yang terlebih dulu sayakemukakan sebelum saya bicarakan hal-hal yang mengenaidasarnya satu negara yang merdeka. Saya mendengar uraianP.T. Soetardjo beberapa hari yang lalu, tatkala menjawabapakah yang dinamakan merdeka, beliau mengatakan: kalautiap-tiap orang di dalam hatinya telah merdeka, itulahkemerdekaan. Saudara-saudara, jika tiap-tiap orang Indonesiayang 70 juta ini lebih dulu harus merdeka di dalam hatinya,sebelum kita dapat mencapai political independence, sayaulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat IndonesiaMerdeka! (Tepuk tangan riuh)

Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakan rakyatkita! Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakanhatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia Merdeka, Ibn Saudmemerdekakan rakyat Arabia satu persatu. Di dalam SovietRusia Merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet Rusiasatu persatu.

Saudara-saudara! Sebagai juga salah seorang pembicaraberkata: kita bangsa Indonesia tidak sehat badan, banyak

14

pedoman dasar pandu desa

penyakit malaria, banyak dysenterie, banyak penyakithongerudeem, banyak ini banyak itu. “Sehatkan dulu bangsakita, baru kemudian merdeka”.

Saya berkata, kalau inipun harus diselesaikan lebih dulu, 20tahun lagi kita belum merdeka. Di dalam Indonesia Merdekaitulah kita menyehatkan rakyat kita, walaupun misalnya tidakdengan kinine, tetapi kita kerahkan segenap masyarakat kitauntuk menghilangkan penyakit malaria dengan menanamketepeng kerbau. Di dalam Indonesia Merdeka kita melatihpemuda kita agar supaya menjadi kuat, di dalam IndonesiaMerdeka kita menyehatkan rakyat sebaik-baiknya. Inilahmaksud saya dengan perkataan “jembatan”. Di seberangjembatan, jembatan emas, inilah, baru kita leluasa menyusunmasyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekaldan abadi.

Tuan-tuan sekalian! Kita sekarang menghadapi satu saat yangmaha penting. Tidakkah kita mengetahui, sebagaimana telahdiutarakan oleh berpuluh-puluh pembicara, bahwa sebenarnyainter-nationaalrecht, hukum internasional, menggampangkanpekerjaan kita? Untuk menyusun, mengadakan, mengakui satunegara yang merdeka, tidak diadakan syarat yang neko-neko,yang menjelimet, tidak!. Syaratnya sekedar bumi, rakyat,pemerintah yang teguh! Ini sudah cukup untukinternationaalrecht. Cukup, saudara-saudara. Asal ada buminya,ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh salahsatu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah

15

pancasila 1 juni

bernama: merdeka. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak,tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak pedulirakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasionalmempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu adarakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahnya, – sudahlah iamerdeka.

Janganlah kita gentar, zwaarwichtig, lantas maumenyelesaikan lebih dulu 1001 soal yang bukan-bukan! Sekalilagi saya bertanya: Mau merdeka apa tidak? Mau merdeka atautidak? (Jawab hadirin: Mau!)

Saudara-saudara! Sesudah saya bicarakan tentang hal“merdeka”, maka sekarang saya bicarakan tentang hal dasar.

Paduka tuan Ketua yang mulia! Saya mengerti apakah yangPaduka tuan Ketua kehendaki! Paduka tuan Ketua minta dasar,minta philosophische grondslag, atau, jikalau kita bolehmemakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka tuan Ketuayang mulia meminta suatu “Weltanschauung”, di atas manakita mendirikan negara Indonesia itu.

Kita melihat dalam dunia ini, bahwa banyak negeri-negeri yangmerdeka, dan banyak di antara negeri-negeri yang merdekaitu berdiri di atas suatu “Weltanschauung”. Hitler mendirikanJermania di atas “national-sozialistische Weltanschauung”, –filsafat nasional-sosialisme telah menjadi dasar negara Jermaniayang didirikan oleh Adolf Hitler itu. Lenin mendirikan negara

16

pedoman dasar pandu desa

Soviet di atas satu “Weltanschauung”, yaitu Marxistische,Historisch- Materialistische Weltanschaung. Nipponmendirikan negara Dai Nippon di atas satu “Weltanschauung”,yaitu yang dinamakan “Tennoo Koodoo Seishin”. Di atas“Tennoo Koodoo Seishin” inilah negara Dai Nippon didirikan.Saudi Arabia, Ibn Saud, mendirikan negara Arabia di atas satu“Weltanschauung”, bahkan di atas satu dasar agama, yaitu Is-lam. Demikian itulah yang diminta oleh Paduka tuan Ketua yangmulia: Apakah “Weltanschauung” kita, jikalau kita hendakmendirikan Indonesia yang merdeka?

Tuan-tuan sekalian, “Weltanschauung” ini sudah lama haruskita bulatkan di dalam hati kita dan di dalam pikiran kita, sebelumIndonesia Merdeka datang. Idealis-idealis di seluruh duniabekerja mati-matian untuk mengadakan bermacam-macam“Weltan-schauung”, bekerja mati-matian untuk me-”realiteitkan” “Weltanschauung” mereka itu. Maka olehkarena itu, sebenarnya tidak benar perkataan anggota yangterhormat Abikusno, bila beliau berkata, bahwa banyak sekalinegara-negara merdeka didirikan dengan isi seadanya saja,menurut keadaan, Tidak! Sebab misalnya, walaupun menurutperkataan John Reed: “Soviet Rusia didirikan di dalam 10 harioleh Lenin c.s.”, – John Reed, di dalam kitabnya: “Ten daysthat shook the world”, “sepuluh hari yang menggoncangkandunia” –, walaupun Lenin mendirikan Soviet Rusia di dalam 10hari, tetapi “Weltanschauung”nya telah tersedia berpuluh-puluh tahun. Terlebih dahulu telah tersedia“Weltanschauung”-nya, dan di dalam 10 hari itu hanya sekedar

17

pancasila 1 juni

direbut kekuasaan, dan ditempatkan negara baru itu di atas“Weltanschauung” yang sudah ada. Dari 1895“Weltanschauung” itu telah disusun. Bahkan dalam revolutie1905, Weltanschauung itu “dicobakan”, di “generale-repetitie-kan”.

Lenin di dalam revolusi tahun 1905 telah mengerjakan apa yangdikatakan oleh beliau sendiri “generale-repetitie” dari padarevolusi tahun 1917. Sudah lama sebelum 1917,“Weltanschaung” itu disedia-sediakan, bahkan diikhtiar-ikhtiarkan. Kemudian, hanya dalam 10 hari, sebagai dikatakanoleh John Reed, hanya dalam 10 hari itulah didirikan negarabaru, direbut kekuasaan, ditaruhkan kekuasaan itu di atas“Weltanschauung” yang telah berpuluh-puluh tahun umurnyaitu. Tidakkah pula Hitler demikian?

Di dalam tahun 1933 Hitler menaiki singgasana kekuasaan,mendirikan negara Jermania di atas National-sozialistischeWeltanschauung.

Tetapi kapankah Hitler mulai menyediakan dia punya“Weltanschauung” itu? Bukan di dalam tahun 1933, tetapi didalam tahun 1921 dan 1922 beliau telah bekerja, kemudianmengikhtiarkan pula, agar supaya Naziisme ini,“Weltanschauung” ini, dapat menjelma dengan dia punya“Munschener Putsch”, tetapi gagal. Di dalam 1933 barulahdatang saatnya yang beliau dapat merebut kekuasaan, dannegara diletakkan oleh beliau di atas dasar “Weltanschauung”

18

pedoman dasar pandu desa

yang telah dipropagandakan berpuluh-puluh tahun itu.

Maka demikian pula, jika kita hendak mendirikan negara Indo-nesia Merdeka, Paduka tuan Ketua, timbullah pertanyaan:Apakah “Weltanschauung” kita, untuk mendirikan negara In-donesia Merdeka di atasnya? Apakah nasional-sosialisme?Apakah historisch-materialisme? Apakah San Min Chu I, sebagaidikatakan doktor Sun Yat Sen?

Di dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkokmerdeka, tetapi “Weltanschauung”-nya telah dalam tahun1885, kalau saya tidak salah, dipikirkan, dirancangkan. Di dalambuku “The three people”s principles” San Min Chu I,–Mintsu,Minchuan, Min Sheng,– nasionalisme, demokrasi, sosialisme,–telah digambarkan oleh doktor Sun Yat Sen Weltanschauungitu, tetapi baru dalam tahun 1912 beliau mendirikan negara barudi atas “Weltanschauung” San Min Chu I itu, yang telahdisediakan terdahulu berpuluh-puluh tahun.

Kita hendak mendirikan negara Indonesia merdeka di atas“Weltanschauung” apa? Nasional-sosialisme-kah, Marxisme-kah, San Min Chu I-kah, atau “Weltanschauung” apakah?

Saudara-saudara sekalian, kita telah bersidang tiga harilamanya, banyak pikiran telah dikemukakan,–macam-macam–, tetapi alangkah benarnya perkataan dr Soekiman, perkataanKi Bagoes Hadikoesoemo, bahwa kita harus mencaripersetujuan, mencari persetujuan faham. Kita bersama-sama

19

pancasila 1 juni

mencari persatuan philosophische grondslag, mencari satu“Weltanschauung” yang kita semua setuju. Saya katakan lagisetuju! Yang saudara Yamin setujui, yang Ki Bagoes setujui,yang Ki Hajar setujui, yang saudara Sanoesi setujui, yangsaudara Abikoesno setujui, yang saudara Lim Koen Hian setujui,pendeknya kita semua mencari satu modus. Tuan Yamin, inibukan kompromis, tetapi kita bersama-sama mencari satu halyang kita bersama–sama setujui. Apakah itu? Pertama-tama,saudara-saudara, saya bertanya: Apakah kita hendakmendirikan Indonesia Merdeka untuk sesuatu orang, untuksesuatu golongan? Mendirikan negara Indonesia Merdeka yangnamanya saja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnya hanyauntuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaankepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaanpada satu golongan bangsawan?

Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupunsaudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telahmufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punyatujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buatsemua”. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan,baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, –tetapi “semua buat semua”. Inilah salah satu dasar pikiran yangnanti akan saya kupas lagi. Maka, yang selalu mendengung didalam saya punya jiwa, bukan saja di dalam beberapa hari didalam sidang Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sejaktahun 1918, 25 tahun yang lebih, ialah: Dasar pertama, yang

20

pedoman dasar pandu desa

baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasarkebangsaan.

Kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia.

Saya minta, saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan saudara-saudara Islam lain: maafkanlah saya memakai perkataan“kebangsaan” ini! Sayapun orang Islam. Tetapi saya mintakepada saudara-saudara, janganlah saudara-saudara salahfaham jikalau saya katakan bahwa dasar pertama buat Indone-sia ialah dasar kebangsaan. Itu bukan berarti satu kebangsaandalam arti yang sempit, tetapi saya menghendaki satu nasionalestaat, seperti yang saya katakan dalam rapat di Taman RadenSaleh beberapa hari yang lalu. Satu Nationale Staat Indonesiabukan berarti staat yang sempit. Sebagai saudara Ki BagoesHadikoesoemo katakan kemarin, maka tuan adalah orangbangsa Indonesia, bapak tuanpun adalah orang Indonesia,nenek tuanpun bangsa Indonesia, datuk-datuk tuan, nenek-moyang tuanpun bangsa Indonesia. Di atas satu kebangsaanIndonesia, dalam arti yang dimaksudkan oleh saudara Ki BagoesHadikoesoemo itulah, kita dasarkan negara Indonesia.

Satu Nationale Staat! Hal ini perlu diterangkan lebih dahulu,meski saya di dalam rapat besar di Taman Raden Saleh sedikit-sedikit telah menerangkannya. Marilah saya uraikan lebih jelasdengan mengambil tempo sedikit: Apakah yang dinamakanbangsa? Apakah syaratnya bangsa?

21

pancasila 1 juni

Menurut Renan syarat bangsa ialah “kehendak akan bersatu”.Perlu orang-orangnya merasa diri bersatu dan mau bersatu.

Ernest Renan menyebut syarat bangsa: “le desir d’etreenensemble”, yaitu kehendak akan bersatu. Menurut definisiErnest Renan, maka yang menjadi bangsa, yaitu satugerombolan manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinyabersatu.

Kalau kita lihat definisi orang lain, yaitu definisi Otto Bauer, didalam bukunya “Die Nationalitatenfrage”, di situ ditanyakan:“Was ist eine Nation?” dan jawabnya ialah: “Eine Nation isteine aus Schiksals-gemeinschaft erwachsene Charakter-gemeinschaft”. Inilah menurut Otto Bauer satu natie. (Bangsaadalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuannasib).

Tetapi kemarinpun, tatkala, kalau tidak salah, Prof. Soepomomensitir Ernest Renan, maka anggota yang terhormat Mr.Yamin berkata: “verouderd”, “sudah tua”. Memang tuan-tuansekalian, definisi Ernest Renan sudah “verouderd”, sudah tua.Definisi Otto Bauer pun sudah tua. Sebab tatkala Otto Bauermengadakan definisinya itu, tatkala itu belum timbul satuwetenschap baru, satu ilmu baru, yang dinamakan Geopolitik.

Kemarin, kalau tidak salah, saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo,atau tuan Moenandar, mengatakan tentang “Persatuan antaraorang dan tempat”. Persatuan antara orang dan tempat, tuan-

22

pedoman dasar pandu desa

tuan sekalian, persatuan antara manusia dan tempatnya!

Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapatdipisahkan rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya. ErnestRenan dan Otto Bauer hanya sekedar melihat orangnya.Mereka hanya memikirkan “Gemeinschaft”nya dan perasaanorangnya, “l’ame et le desir”. Mereka hanya mengingatkarakter, tidak mengingat tempat, tidak mengingat bumi, bumiyang didiami manusia itu. Apakah tempat itu? Tempat itu yaitutanah air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah s.w.tmembuat peta dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihatpeta dunia, kita dapat menunjukkan dimana”kesatuan-kesatuan” di situ. Seorang anak kecilpun, jikalau ia melihat petadunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesiamerupakan satu kesatuan. Pada peta itu dapat ditunjukkan satukesatuan gerombolan pulau-pulau di antara 2 lautan yang besar,lautan Pasific dan lautan Hindia, dan di antara 2 benua, yaitubenua Asia dan benua Australia. Seorang anak kecil dapatmengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo,Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan lain-lain pulau kecil di antaranya, adalah satu kesatuan. Demikianpula tiap-tiap anak kecil dapat melihat pada peta bumi, bahwapulau-pulau Nippon yang membentang pada pinggir Timurbenua Asia sebagai “golfbreker” atau pengadang gelombanglautan Pacific, adalah satu kesatuan.

Anak kecilpun dapat melihat, bahwa tanah India adalah satukesatuan di Asia Selatan, dibatasi oleh lautan Hindia yang luas

23

pancasila 1 juni

dan gunung Himalaya. Seorang anak kecil pula dapatmengatakan, bahwa kepulauan Inggris adalah satu kesatuan.

Griekenland atau Yunani dapat ditunjukkan sebagai kesatuanpula, Itu ditaruhkan oleh Allah s.w.t. demikian rupa. BukanSparta saja, bukan Athene saja, bukan Macedonia saja, tetapiSparta plus Athene plus Macedonia plus daerah Yunani yanglain-lain, segenap kepulauan Yunani, adalah satu kesatuan.

Maka manakah yang dinamakan tanah tumpah-darah kita, tanahair kita? Menurut geopolitik, maka Indonesialah tanah air kita.Indonesia yang bulat, bukan Jawa saja, bukan Sumatera saja,atau Borneo saja, atau Selebes saja, atau Ambon saja, atauMaluku saja, tetapi segenap kepulauan yang ditunjuk oleh Al-lah s.w.t. menjadi suatu kesatuan antara dua benua dan duasamudera, itulah tanah air kita!

Maka jikalau saya ingat perhubungan antara orang dan tempat,antara rakyat dan buminya, maka tidak cukuplah definisi yangdikatakan oeh Ernest Renan dan Otto Bauer itu. Tidak cukup“le desir d’etre ensembles”, tidak cukup definisi Otto Bauer“aus Schiksalsgemeinschaft erwachseneCharaktergemeinschaft” itu. Maaf saudara-saudara, sayamengambil contoh Minangkabau, di antara bangsa di Indone-sia, yang paling ada “desir d’entre ensemble”, adalah rakyatMinangkabau, yang banyaknya kira-kira 2,5 juta. Rakyat inimerasa dirinya satu keluarga. Tetapi Minangkabau bukan satukesatuan, melainkan hanya satu bagian kecil dari pada satu

24

pedoman dasar pandu desa

kesatuan! Penduduk Yogyapun adalah merasa “le desir d”etreensemble”, tetapi Yogyapun hanya satu bagian kecil dari padasatu kesatuan. Di Jawa Barat rakyat Pasundan sangat merasakan“le desir d’etre ensemble”, tetapi Sundapun hanya satubagian kecil dari pada satu kesatuan.

Pendek kata, bangsa Indonesia, Natie Indonesia, bukanlahsekedar satu golongan orang yang hidup dengan “le desird’etre ensemble” di atas daerah yang kecil sepertiMinangkabau, atau Madura, atau Yogya, atau Sunda, atauBugis, tetapi bangsa Indonesia ialah s e l u r u h manusia-manusiayang, menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Allahs.w.t., tinggal di kesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dariujung Utara Sumatera sampai ke Irian! Seluruhnya!, karenaantara manusia 70.000.000 ini sudah ada “le desir d’etre en-semble”, sudah terjadi “Charaktergemeinschaft”! Natie Indo-nesia, bangsa Indonesia, ummat Indonesia jumlah orangnyaadalah 70.000.000, tetapi 70.000.000 yang telah menjadi satu,satu, sekali lagi satu! (Tepuk tangan hebat)

Ke sinilah kita semua harus menuju: mendirikan satu Nationalestaat, di atas kesatuan bumi Indonesia dari Ujung Sumaterasampai ke Irian. Saya yakin tidak ada satu golongan di antaratuan-tuan yang tidak mufakat, baik Islam maupun golonganyang dinamakan “golongan kebangsaan”. Ke sinilah kita harusmenuju semuanya.

Saudara-saudara, jangan orang mengira, bahwa tiap-tiap

25

pancasila 1 juni

negara merdeka adalah satu nationale staat! Bukan Pruisen,bukan Beieren, bukan Saksen adalah nationale staat, tetapiseluruh Jermanialah satu nationale staat. Bukan bagian kecil-kecil, bukan Venetia, bukan Lombardia, tetapi seluruh Italialah,yaitu seluruh semenanjung di Laut Tengah, yang di utaradibatasi pegunungan Alpen, adalah nationale staat. BukanBenggala, bukan Punjab, bukan Bihar dan Orissa, tetapi seluruhsegi-tiga Indialah nanti harus menjadi nationale staat.

Demikian pula bukan semua negeri-negeri di tanah air kita yangmerdeka di jaman dahulu, adalah nationale staat. Kita hanya 2kali mengalami nationale staat, yaitu di jaman Sri Wijaya dan dijaman Majapahit. Di luar dari itu kita tidak mengalami nationalestaat. Saya berkata dengan penuh hormat kepada kita punyaraja-raja dahulu, saya berkata dengan beribu-ribu hormatkepada Sultan Agung Hanyokrokoesoemo, bahwa Mataram,meskipun merdeka, bukan nationale staat. Dengan perasaanhormat kepada Prabu Siliwangi di Pajajaran, saya berkata,bahwa kerajaannya bukan nationale staat. Dengan perasaanhormat kepada Prabu Sultan Agung Tirtayasa, berkata, bahwakerajaannya di Banten, meskipun merdeka, bukan satunationale staat. Dengan perasaan hormat kepada SultanHasanoedin di Sulawesi yang telah membentuk kerajaan Bugis,saya berkata, bahwa tanah Bugis yang merdeka itu bukannationale staat.

Nationale staat hanya Indonesia seluruhnya, yang telah berdiridi jaman Sri Wijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus

26

pedoman dasar pandu desa

dirikan bersama-sama. Karena itu, jikalau tuan-tuan terima baik,marilah kita mengambil sebagai dasar Negara yang pertama:Kebangsaan Indonesia. Kebangsaan Indonesia yang bulat!Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukankebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lain-lain, tetapikebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satunationale staat. Maaf, Tuan Lim Koen Hian, Tuan tidak mauakan kebangsaan? Di dalam pidato Tuan, waktu ditanya sekalilagi oleh Paduka Tuan Fuku Kaityoo, Tuan menjawab: “Sayatidak mau akan kebangsaan”.

Tuan Lim Koen Hian: Bukan begitu. Ada sambungannya lagi.

Tuan Soekarno: Kalau begitu, maaf, dan saya mengucapkanterima kasih, karena tuan Lim Koen Hian pun menyetujui dasarkebangsaan. Saya tahu, banyak juga orang-orang Tionghoaklasik yang tidak mau akan dasar kebangsaan, karena merekamemeluk paham kosmopolitisme, yang mengatakan tidak adakebangsaan, tidak ada bangsa. Bangsa Tionghoa dahulu banyakyang kena penyakit kosmopolitisme, sehingga mereka berkatabahwa tidak ada bangsa Tionghoa, tidak ada bangsa Nippon,tidak ada bangsa India, tidak ada bangsa Arab, tetapi semuanya“menschheid”, “peri kemanusiaan”. Tetapi Dr. Sun Yat Senbangkit, memberi pengajaran kepada rakyat Tionghoa, bahwaa d a kebangsaan Tionghoa! Saya mengaku, pada waktu sayaberumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. di Surabaya,saya dipengaruhi oleh seorang sosialis yang bernama A. Baars,yang memberi pelajaran kepada saya,–katanya: jangan

27

pancasila 1 juni

berpaham kebangsaan, tetapi berpahamlah rasa kemanusiaansedunia, jangan mempunyai rasa kebangsaan sedikitpun. Ituterjadi pada tahun 17. Tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah,ada orang lain yang memperingatkan saya,–ialah Dr SunYatSen! Di dalam tulisannya “San Min Chu I” atau “The ThreePeople’s Principles”, saya mendapat pelajaran yangmembongkar kosmopolitisme yang diajarkan oleh A. Baars itu.Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, olehpengaruh “The Three People”s Principles” itu. Maka olehkarena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr.Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah, bahwa BungKarno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat-sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. SunYat Sen,–sampai masuk ke lobang kubur. (Anggota-anggotaTionghoa bertepuk tangan)

Saudara-saudara. Tetapi….. tetapi….. memang prinsipkebangsaan ini ada bahayanya! Bahayanya ialah mungkin or-ang meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme,sehingga berpaham “Indonesia uber Alles”. Inilah bahayanya!Kita cinta tanah air yang satu, merasa berbangsa yang satu,mempunyai bahasa yang satu. Tetapi Tanah Air kita Indonesiahanya satu bagian kecil saja dari pada dunia! Ingatlah akan halini!

Gandhi berkata: “Saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaansaya adalah perikemanusiaan” -”My nationalism is humanity”.

28

pedoman dasar pandu desa

Kebangsaan yang kita anjurkan bukan kebangsaan yangmenyendiri, bukan chauvinisme, sebagai dikobar-kobarkan or-ang di Eropa, yang mengatakan “Deutschland uber Alles”,tidak ada yang setinggi Jermania, yang katanya, bangsanyaminulyo, berambut jagung dan bermata biru, “bangsa Aria”,yang dianggapnya tertinggi di atas dunia, sedang bangsa lain-lain tidak ada harganya. Jangan kita berdiri di atas azas demikian,Tuan-tuan, jangan berkata, bahwa bangsa Indonesialah yangterbagus dan termulya, serta meremehkan bangsa lain. Kitaharus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia.

Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka,tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.

Justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filosofisch principeyang nomor dua, yang saya usulkan kepada Tuan-tuan, yangboleh saya namakan “internasionalisme”. Tetapi jikalau sayakatakan internasionalisme, bukanlah saya bermaksudkosmopolitisme, yang tidak mau adanya kebangsaan, yangmengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak adaBirma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan lain-lainnya.

Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakardi dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidupsubur, kalau tidak hidup dalam taman-sarinya internasionalisme.Jadi, dua hal ini, saudara-saudara, prinsip 1 dan prinsip 2, yangpertama-tama saya usulkan kepada tuan-tuan sekalian, adalah

29

pancasila 1 juni

bergandengan erat satu sama lain.

Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasarmufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. NegaraIndonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satunegara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapikita mendirikan negara “semua buat semua”, “satu buatsemua, semua buat satu”. Saya yakin, syarat yang mutlak untukkuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan.

Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memeliharaagama. Kita, sayapun, adalah orang Islam,–maaf beribu-ribumaaf, keislaman saya jauh belum sempurna,–tetapi kalausaudara-saudara membuka saya punya dada, dan melihat sayapunya hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan hatiIslam. Dan hati Islam Bung Karno ini, ingin membela Islam dalammufakat, dalam permusyawaratan. Dengan cara mufakat, kitaperbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalanpembicaraan atau permusyawaratan di dalam BadanPerwakilan Rakyat.

Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalampermusyawaratan. Badan perwakilan, inilah tempat kita untukmengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Di sinilah kita usulkankepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasaperlu bagi perbaikan. Jikalau memang kita rakyat Islam, marilahkita bekerja sehebat-hebatnya, agar-supaya sebagian yangterbesar dari pada kursi-kursi badan perwakilan Rakyat yang

30

pedoman dasar pandu desa

kita adakan, diduduki oleh utusan Islam. Jikalau memang rakyatIndonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalaumemang Islam di sini agama yang hidup berkobar-kobar didalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpinmenggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkansebanyak mungkin utusan-utusan Islam ke dalam badanperwakilan ini. Ibaratnya badan perwakilan Rakyat 100 oranganggotanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya,agar supaya 60, 70, 80, 90 utusan yang duduk dalam perwakilanrakyat ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam. Dengansendirinya hukum-hukum yang keluar dari badan perwakilanrakyat itu, hukum Islam pula. Malahan saya yakin, jikalau halyang demikian itu nyata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwaagama Islam benar-benar hidup di dalam jiwa rakyat, sehingga60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemukaIslam, ulama-ulama Islam. Maka saya berkata, baru jikalaudemikian, h i d u p l a h Islam Indonesia, dan bukan Islam yanghanya di atas bibir saja. Kita berkata, 90% dari kita beragamaIslam, tetapi lihatlah di dalam sidang ini berapa persen yangmemberikan suaranya kepada Islam? Maaf seribu maaf, sayatanya hal itu! Bagi saya hal itu adalah satu bukti, bahwa Islambelum hidup sehidup-hidupnya di dalam kalangan rakyat. Olehkarena itu, saya minta kepada saudara-saudara sekalian, baikyang bukan Islam, maupun terutama yang Islam, setujuilahprinsip nomor 3 ini, yaitu prinsip permusyawaratan, perwakilan.Dalam perwakilan nanti ada perjoangan sehebat-hebatnya.Tidak ada satu staat yang hidup betul-betul hidup, jikalau didalam badan-perwakilannya tidak seakan-akan bergolak

31

pancasila 1 juni

mendidih kawah Candradimuka, kalau tidak ada perjoanganpaham di dalamnya. Baik di dalam staat Islam, maupun di dalamstaat Kristen, perjoangan selamanya ada. Terimalah prinsipnomor 3, prinsip mufakat, prinsip perwakilan rakyat! Di dalamperwakilan rakyat saudara-saudara Islam dan saudara-saudaraKristen bekerjalah sehebat-hebatnya. Kalau misalnya orangKristen ingin bahwa tiap-tiap letter di dalam peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut Injil, bekerjalahmati-matian, agar supaya sebagian besar dari utusan-utusanyang masuk badan perwakilan Indonesia ialah orang Lristen,itu adil, – fair play!. Tidak ada satu negara boleh dikatakannegara hidup, kalau tidak ada perjoangan di dalamnya. Jangankira di Turki tidak ada perjoangan. Jangan kira dalam negaraNippon tidak ada pergeseran pikiran. Allah Subhanahu waTa’ala memberi pikiran kepada kita, agar supaya dalampergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, seakan-akanmenumbuk membersihkan gabah, supaya keluar dari padanyaberas, dan beras akan menjadi nasi Indonesia yang sebaik-baiknya. Terimalah saudara-saudara, prinsip nomor 3, yaituprinsip permusyawaratan.

Prinsip nomor 4 sekarang saya usulkan, Saya di dalam 3 hari inibelum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan,prinsip : tidak akan ada kemiskinan d i dalam Indonesia Merdeka.Saya katakan tadi: prinsipnya San Min Chu I ialah Mintsu, MinChuan, Min Sheng: nationalsm, demo-cracy, socialism. Makaprinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yangkaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyat

32

pedoman dasar pandu desa

sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian,hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwiyang cukup memberi sandang-pangan kepadanya? Mana yangkita pilih, saudara-saudara? Jangan saudara kira, bahwa kalauBadan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinyasudah mencapai kesejahteraan ini. Kita sudah lihat, di negara-negara Eropa adalah Badan Perwakilan, adalah parlementairedemocratie. Tetapi tidaklah di Eropa justru kaum kapitalismerajalela?

Di Amerika ada suatu badan perwakilan rakyat, dan tidaklah diAmerika kaum Kapitalis merajalela? Tidaklah di seluruh benuaBarat kaum Kapitalis merajalela? Padahal ada badan perwakilanrakyat! Tak lain tak bukan sebabnya, ialah oleh karena badan-badan perwakilan rakyat yang diadakan di sana itu, sekedarmenurut resepnya Fransche Revolutie. Tak lain tak bukanadalah yang dinamakan democratie di sana itu hanyalahpolitieke democratie saja; semata-mata tidak ada socialerechtvaardigheid,–tak ada keadilan sosial, tidak adaeconomische democratie sama sekali. Saudara-saudara, sayaingat akan kalimat seorang pemimpin Perancis, Jean Jaures,yang meng-gambarkan politieke democratie. “Di dalamParlementaire Democratie, kata Jean Jaures, “di dalamParlementaire Democratie, tiap-tiap orang mempunyai haksama. Hak politik yang sama, tiap orang boleh memilih, tiap-tiap orang boleh masuk di dalam parlement. Tetapi adakahSociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan dikalangan rakyat?” Maka oleh karena itu Jean Jaures berkata

33

pancasila 1 juni

lagi:

“Wakil kaum buruh yang mempunyai hak politiek itu, di dalamParlement dapat menjatuhkan minister. Ia seperti Raja! Tetapidi dalam dia punya tempat bekerja, di dalam pabrik, – sekarangia menjatuhkan minister, besok dia dapat dilempar keluar kejalan raya, dibikin werkloos, tidak dapat makan suatu apa”.

Adakah keadaan yang demikian ini yang kita kehendaki?

Saudara-saudara, saya usulkan: Kalau kita mencari demokrasihendaknya bukan demokrasi Barat, tetapi permusyawaratanyang memberi hidup, yakni politiek-economische democratieyang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial! Rakyat In-donesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yangdimaksud dengan Ratu Adil? Yang dimaksud dengan pahamRatu Adil, ialah sociale rechtvaardigheid. Rakyat ingin sejahtera.Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurangpakaian, menciptakan dunia-baru yang di dalamnya adakeadilan di bawah pimpinan Ratu Adil. Maka oleh karena itu,jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat mencintarakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal socialerechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politiek,saudara-saudara, tetapi pun di atas lapangan ekonomi kita harusmengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yangsebaik-baiknya.

Saudara-saudara, badan per-musyawaratan yang kita akan

34

pedoman dasar pandu desa

buat, hendaknya bukan badan permusyawaratan politiekedemocratie saja, tetapi badan yang bersama denganmasyarakat dapat mewujudkan dua prinsip: politiekerechtvaardigheid dan sociale rechtvaar-digheid.

Kita akan bicarakan hal-hal ini bersama-sama, saudara-saudara,di dalam badan permusyawaratan. Saya ulangi lagi, segala halakan kita selesaikan, segala hal! Juga di dalam urusan kepadanegara, saya terus terang, saya tidak akan memilih monarchie.Apa sebab? Oleh karena monarchie “vooronderstelterfelijkheid”,–turun-temurun. Saya seorang Islam, sayademokrat karena saya orang Islam, saya menghendaki mufakat,maka saya minta supaya tiap-tiap kepala negara pun dipilih.Tidakkah agama Islam mengatakan bahwa kepala-kepalanegara, baik kalif, maupun Amirul mu’minin, harus dipilih olehrakyat? Tiap-tiap kali kita mengadakan kepala negara, kita pilih.Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya,menjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, meninggaldunia, jangan anaknya Ki Bagoes Hadikoesoemo dengansendirinya, dengan automatis menjadi pengganti KiHadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakatkepada prinsip monarchie itu.

Saudara-saudara, apakah prinsip kelima? Saya telahmengemukakan 4 prinsip:

1. Kebangsaan Indonesia.2. Internasionalisme, – atau peri-kemanusiaan.

35

pancasila 1 juni

3. Mufakat, – atau demokrasi.4. Kesejahteraan sosial.

Prinsip yang kelima hendaknya:Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepadaTuhan yang Maha Esa.

Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan,tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhanTuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurutpetunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjukNabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menjalankan ibadatnyamenurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kitasemuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialahnegara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannyadengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme-agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yangbertuhan!

Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupunKristen, dengan cara yang berkeadaban. Apakah cara yangberkeadaban itu? Ialah hormat-menghormati satu sama lain.(Tepuk tangan sebagian hadirin). Nabi Muhammad s.a.w. telahmemberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentangmenghormati agama-agama lain. Nabi Isa pun telahmenunjukkan verdraagzaamheid. Marilah kita di dalam Indo-nesia Merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu,

36

pedoman dasar pandu desa

menyatakan: bahwa prinsip kelima dari pada Negara kita, ialahKetuhanan yang berkebudayaan, Ketuhanan yang berbudipekerti yang luhur, Ketuhanan yang hormat-menghormati satusama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudaramenyetujui bahwa Negara Indonesia Merdeka berazaskanKetuhanan Yang Maha Esa!

Di sinilah, dalam pangkuan azas yang kelima inilah, saudara-saudara, segenap agama yang ada di Indonesia sekarang ini,akan mendapat tempat yang sebaik-baiknya. Dan Negara kitaakan bertuhan pula!

Ingatlah, prinsip ketiga, permufakatan, perwakilan, di situlahtempatnya kita mempropagandakan ide kita masing-masingdengan cara yang tidak onverdraagzaam, yaitu dengan carayang berkebudayaan!

Saudara-saudara! “Dasar-dasar Negara” telah saya usulkan.Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama PancaDharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedangkita membicarakan d a s a r. Saya senang kepada simbolik.Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita limasetangan. Kita mempunyai Panca Indera. Apa lagi yang limabilangannya? (Seorang yang hadir: “Pendawa lima”).Pendawapun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip:kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan danketuhanan, lima pula bilangannya.

37

pancasila 1 juni

Namanya bukan Panca Dharma, tetapi–saya namakan inidengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa–namanyaialah Panca Sila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelimadasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.(Tepuk tangan riuh)

Atau, barangkali ada saudara-saudara yang tidak suka akanbilangan lima itu? Saya boleh peras, sehingga tinggal 3 saja.Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah “perasan” yangtiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialahdasar-dasarnya Indonesia Merdeka, Weltans-chauung kita. Duadasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme,kebangsaan dan peri-kemanusiaan, saya peras menjadi satu:itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalisme.

Dan demokrasi yang bukan demokrasi Barat, tetapi politiek-economische democratie, yaitu politieke democratie dengansociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan,saya peraskan pula menjadi satu: Inilah yang dulu saya namakansocio-democratie.

Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain.

Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socio-nationalisme,socio-democratie, dan ketuhanan. Kalau Tuan senang kepadasimbolik tiga, ambillah yang tiga ini. Tetapi barangkali tidaksemua Tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu, satudasar saja? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi

38

pedoman dasar pandu desa

menjadi satu. Apakah yang satu itu?

Sebagai tadi telah saya katakan: kita mendirikan negara Indo-nesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buatsemua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islambuat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukanVan Eck buat indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indo-nesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, – semua buat semua!Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadisatu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen,yaitu perkataan “Gotong-royong”. Negara Indonesia yang kitadirikan haruslah negara gotong-royong! Alangkah hebatnya!Negara Gotong-royong! (Tepuk tangan riuh-rendah)

“Gotong Royong” adalah paham yang dinamis, lebih dinamisdari “kekeluargaan”, saudara-saudara! Ke-keluargaan adalahsatu paham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkansatu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggotayang terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Marilah kitamenyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama! Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama,pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantubersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringatsemua buat kebahagiaan semua. Holopis-kuntul-baris buatkepentingan bersama! Gotong Royong! (Tepuk tangan riuh-rendah)

Prinsip Gotong Royong di antara yang kaya dan yang tidak kaya,

39

pancasila 1 juni

antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indo-nesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indone-sia. Inilah, saudara-saudara, yang saya usulkan kepada saudara-saudara.

Pancasila menjadi Trisila, Trisila menjadi Ekasila. Tetapi terserahkepada tuan-tuan, mana yang Tuan-tuan pilih: Trisila, Ekasilaataukah Pancasila? Isinya telah saya katakan kepada saudara-saudara semuanya. Prinsip-prinsip seperti yang saya usulkankepada saudara-saudara ini, adalah prinsip untuk IndonesiaMerdeka yang abadi. Puluhan tahun dadaku telah menggeloradengan prinsip-prinsip itu. Tetapi jangan lupa, kita hidup didalam masa peperangan, saudara-saudara. Di dalam masapeperangan itulah kita mendirikan negara Indonesia,–di dalamgunturnya peperangan! Bahkan saya mengucap syukuralhamdulillah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa kitamendirikan negara Indonesia bukan di dalam sinarnya bulanpurnama, tetapi di bawah palu godam peperangan dan di dalamapi peperangan. Timbullah Indonesia Merdeka, Indonesia yanggemblengan, Indonesia Merdeka yang digembleng dalam apipeperangan, dan Indonesia Merdeka yang demikian itu adalahnegara Indonesia yang kuat, bukan negara Indonesia yanglambat laun menjadi bubur. Karena itulah saya mengucapsyukur kepada Allah s.w.t.

Berhubung dengan itu, sebagai yang diusulkan oleh beberapapembicara-pembicara tadi, barangkali perlu diadakannoodmaatregel, peraturan bersifat sementara. Tetapi dasarnya,

40

pedoman dasar pandu desa

isinya Indonesia Merdeka yang kekal abadi menurut pendapatsaya, haruslah Panca Sila. Sebagai dikatakan tadi, saudara-saudara, itulah harus Weltanschauung kita. Entah saudara-saudara mufakatinya atau tidak, tetapi saya berjoang sejaktahun 1918 sampai 1945 sekarang ini untuk Weltanschauungitu. Untuk membentuk nasionalistis Indonesia, untukkebangsaan Indonesia; untuk kebangsaan Indonesia yanghidup di dalam peri-kemanusiaan; untuk permufakatan; untuksociale rechtvaardigheid; untuk ke-Tuhananan. Pancasila, itulahyang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh-puluhtahun. Tetapi, saudara-saudara, diterima atau tidak, terserahkepada saudara-saudara. Tetapi saya sendiri mengerti seinsyaf-insyafnya, bahwa tidak ada satu Weltanschauung dapatmenjelma dengan sendirinya. Tidak ada satu Weltanschauungdapat menjadi kenyataan, menjadi realiteit, jika tidak denganperjoangan!

Janganpun Weltanschauung yang diadakan oleh manusia,jangan pun yang diadakan Hitler, oleh Stalin, oleh Lenin, olehSun Yat Sen!

“De Mensch”, – manusia! –, harus perjoangkan itu. Zonderperjoangan itu tidaklah ia akan menjadi realiteit! Leninisme tidakbisa menjadi realiteit zonder perjoangan seluruh rakyat Rusia,San Min Chu I tidak dapat menjadi kenyataan zonderperjoangan bangsa Tionghoa, saudara-saudara! Tidak! Bahkansaya berkata lebih lagi dari itu: zonder perjoangan manusia,tidak ada satu hal agama, tidak ada satu cita-cita agama, yang

41

pancasila 1 juni

dapat menjadi realiteit. Janganpun buatan manusia, sedangkanperintah Tuhan yang tertulis di dalam kitab Qur’an, zwart opwit (tertulis di atas kertas), tidak dapat menjelma menjadirealiteit zonder perjoangan manusia yang dinamakan ummatIslam. Begitu pula perkataan-perkataan yang tertulis di dalamkitab Injil, cita-cita yang termasuk di dalamnya tidak dapatmenjelma zonder perjoangan ummat Kristen.

Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Panca Silayang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kitaingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationaliteit yangmerdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka,yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup di atas dasarpermusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan socialerechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman,dengan ke-Tuhanan yang luas dan sempurna, – janganlah lupaakan syarat untuk menyelenggarakannya, ialah perjoangan,perjoangan, dan sekali lagi perjoangan. Jangan mengira bahwadengan berdirinya negara Indonesia Merdeka itu perjoangankita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya berkata: Di dalam Indo-nesia Merdeka itu perjoangan kita harus berjalan terus, hanyalain sifatnya dengan perjoangan sekarang, lain coraknya. Nantikita, bersama-sama, sebagai bangsa yang bersatu padu,berjoang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakandi dalam Panca Sila. Dan terutama di dalam zaman peperanganini, yakinlah, insyaflah, tanamkanlah dalam kalbu saudara-saudara, bawa Indonesia Merdeka tidak dapat datang jikabangsa Indonesia tidak mengambil risiko, – tidak berani terjun

42

pedoman dasar pandu desa

menyelami mutiara di dalam samudera yang sedalam-dalamnya. Jikalau bangsa Indonesia tidak bersatu dan tidakmenekad-mati-matian untuk mencapai merdeka, tidaklahkemerdekaan Indonesia itu akan menjadi milik bangsa Indone-sia buat selama-lamanya, sampai ke akhir jaman! Kemerdekaanhanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa, yang jiwanyaberkobar-kobar dengan tekad “Merdeka, – merdeka ataumati”! (Tepuk tangan riuh)

Saudara-sauadara! Demikianlah saya punya jawab ataspertanyaan Paduka Tuan Ketua. Saya minta maaf, bahwa pidatosaya ini menjadi panjang lebar, dan sudah meminta tempo yangsedikit lama, dan saya juga minta maaf, karena saya telahmengadakan kritik terhadap catatan Zimukyokutyoo yang sayaanggap “verschrikkelijk zwaarwichtig” itu.

Terima kasih!(Tepuk tangan riuh-rendah dari segenap hadirin)

43Pembukaan UUD 1945

Isi Pembukaan UUD 1945 REpublik Indonesia:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segalabangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harusdihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan danperikeadilan.”

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telahsampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamatsentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintugerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka,bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengandidorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupankebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan

44

pedoman dasar pandu desa

dengan ini kemerdekaannya.”

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahnegara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, danikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, makadisusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatuUndang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentukdalam suatu susunan negara Republik Indonesia yangberkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

0 Ketuhanan Yang Maha Esa,0 kemanusiaan yang adil dan beradab,0 persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,0 serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia.”

45Trisakti

Kutipan dari Tahun Vivere Pericoloso [Pidato PresidenSoekarno pada Ulang Tahun Proklamasi KemerdekaanIndonesia, 17 Agustus 1964]:

…. Saudara-saudara! Masih banyak persoalan-persoalan yangharus kita tanggulangi, soal-soal nasional maupun internasional.Terutama penanggulangan ekonomi masih menuntut banyakpeluh-keringat dari kita.

MMAA II, sebagai pengembangan daripada konperensiBandung, telah merumuskan dengan baiknya keharusan setiapnegara Asia-Afrika untuk berdiri di atas kaki sendiri dalamekonomi, bebas dalam politik, berkepribadian dalamkebudayaan.

Saya teringat akan apa yang dikatakan Perdana Menteri Kim Il

46

pedoman dasar pandu desa

Sung di tahun 1947: “In order to build a democratic state, thefoundation of an independent economy of the nation must beestablished … Without the foundation of an independenteconomy, we can neither attain independence, nor found thestate, nor subsist”.

“Untuk membangun satu Negara yang demokratis, maka satuekonomi yang merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi yangmerdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, takmungkin kita mendirikan Negara, tak mungkin kita tetaphidup”.

Sekarang Korea-nya Kim Il Sung sudah sepenuhnyamemecahkan masalah sandang-pangan, produksi padinya saja400 kg lebih per kapita pertahun, dan dari negara agraris-industriil sekarang Korea Kim Il Sung sudah menjadi negaraindustriil-agraris. Inilah kondisinya, maka Korea itu secara politikmaupun kebudayaan tidak tergantung kepada siapapun.

Indonesia tak mau berdiri di belakang! Indonesia mau berdiri dibarisan depan dalam merealisasikan azas MMAA II itu! Darisinilah keterangannya mengapa, sekalipun saya tahu banyakkesulitannya untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam hal sandang-pangan, saya sudah bertekad untuk secepat mungkin tidakmengimport beras lagi. .....

47

trisakti

Kutipan dari Tahun Bedikari [Pidato Presiden Soekarnopada Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,17 Agustus 1965 ]:

..... Dalam pidatoku yang terkenal, Tahun Vivere Pericoloso!(Tavip), kuformulasikan: “ 6 hukum Revolusi “, yaitu bahwaRevolusi harus mengambil sikap tepat terhadap kawan danlawan, harus dijalankan dari atas dan dari bawah, bahwadestruksi dan konstruksi harus dijalankan sekaligus, bahwatahap pertama harus dirampungkan dulu kemudian tahapkedua, babwa harus setia kepada Program Revolusi sendiri yaituManipol, dan bahwa harus punya sokoguru, punya pimpinanyang tepat dan kader-kader yang tepat; juga kuformulasikanTrisakti :

berdaulat dalam politik,berdikari dalam ekonomi danberkepribadian dalam kebudayaan.

Pendek kata, Saudara-saudara sekalian, kita punya kepribadianharus kita pusatkan kepada pelaksanaan daripada Trisakti Tavip,yang kebenarannya bahkan telah diakui dan disetujui olehMusyawarah Menteri Asia-Afrika ke-II di Jakarta tahun yanglalu. Harus diingat, bahwa Trisakti itu harus dipenuhiketigatiganya, tidak bisa dipretel-preteli. Tidak ada kedaulatandalam politik dan kepribadian dalam kebudayaan, bila tidakberdikari dalam ekonomi, dan sebaliknya! Seluruh minat kita,seluruh jerih-payah kita harus kita abdikan kepada pelaksanaan

48

pedoman dasar pandu desa

seluruh Trisakti, yang benar-benar sakti itu!

Ya, Berdaulat dalam politik! Apa yang lebih luhur daripada ini,Saudara-saudara? Lebih setengah abad lamanya bangsa Indo-nesia berjoang, membanting-tulang dan mencucurkan peluh,untuk kedaulatan politik itu. Sekarang kedaulatan politik itusudah di tangan kita. Kita tidak bisa didikte oleh siapapun lagi,kita tidak menggantungkan diri kepada siapa-siapa lagi, kita tidakmengemis-ngemis! Kedaulatan politik ini harus kita tunjangbersama-sama, harus kita tegakkan beramai-ramai. Nation-building dan character-building harus diteruskan sehebat-hebatnya, demi memperkuat kedaulatan poIitik itu. Kerukunannasional sekarang ini – kerukunan antara berbagai agama danberbagai sukubangsa, termasuk suku-suku keturunan asing –kerukunan nasional yang bebas samasekali dari diskriminasiatau rasialisme macam apapun, harus kita bina dengankecintaan seperti kita membina kesehatan tubuh kita sendiri.Demi kedaulatan politik itu pula, maka perkembangan dalampemerintahan dalam negeri, yaitu – seperti dikehendaki D.P.R.-G.R. – dicabutnya larangan berpartai bagi Kepala-kepala Daerahdan anggota-anggota B.P.H., dipisahkannya jabatan KepalaDaerah dari Ketua D.P.R.D.-G.R. dan Nasakomisasi pimpinanD.P.R.D.-G.R., harus disusul dengan pembentukan Daswati IIIuntuk seluruh Indonesia.

Berdikari dalam ekonomi! Apa yang lebih kokoh daripada ini,Saudara-saudara? Seperti kukatakan di depan M.P.R.S.tempohari, kita harus bersandar pada dana dan tenaga yang

49

trisakti

memang sudah di tangan kita dan menggunakannyasemakimal-makimalnya. Pepatah lama “ayam mati dalamlumbung” harus kita akhiri, sekali dan buat selama-lamanya.Kita memiliki segala syarat yang diperlukan untuk memecahkanmasalah sandang-pangan kita. Barangsiapa merintangipemecahan masalah ini, dia harus dihadapkan ke depanmahkamah Rakyat dan sejarah. Alam kita kaya-raya, Rakyat kitarajin, tetapi selama ini hasil keringatnya dimakan oleh tuan-tuan-tanah, tengkulak-tengkulak, lintah-lintah darat, tukang-tukangijon dan setan-setan desa lainnya. Sudah cukup usahakumemberi kesempatan kepada kaum yang ragu-ragu dalamrevolusi, untuk merobah diri; aku sudah sangat sabar, sudahkutunjukkan kesabaran seorang bapak, tapi kesabaran adabatasnya, apalagi kesabaran Rakyat! Sudah cukup usahakumemberi kesempatan bagi pelaksanaan landreform; bataswaktunya malahan sudah kutunda, dan kalau perlu aku bersediamemperpanjangnya dengan 1 tahun lagi, aku sudah sangatsabar, sudah kutunjukkan kesabaran bapak, tapi aku ulangi lagi,kesabaranku ada batasnya, apalagi kesabaran Rakyat! Sudahcukup usahaku memberi kesempatan Dewan-dewanPerusahaan supaya berjalan, tapi di banyak tempat Dewan-dewan itu masih macet saja; aku sudah sangat sabar, sudahkutunjukkan kesabaran seorang bapak, tapi kesaharanku adabatasnya, apalagi kesabuan Rakyat! Hanya dengan mengatasikemacetan-kemacetan inilah, kita bisa mentrapkan azasBerdikari dalam ekonomi.

Berkepribadian dalam kebudayaan! Apa yang lebih indah

50

pedoman dasar pandu desa

daripada ini Saudara-saudara? Bukan saja bumi dan air dan udarakita kaya-raya, juga kebudayaan kita kaya-raya. Kesusastraankita, seni-rupa kita, seni-tari kita, musik kita, semuanya kaya-raya. Juga untuk membangun kebudayaan baru Indonesia, kitamemiliki segala syarat yang diperlukan. Kebudayaan baru ituharus berkepribadian nasional yang kuat dan harus tegas-tegasmengabdi kepada Rakyat. Dengan menapis yang lama, kitaharus menciptakan yang baru.

Sikap kita terhadap kebudayaan lama maupun kebudayaanasing adalah sikapnya revolusi nasional-demokratis pula : darikebudayaan lama itu kita kikis feodalismenya, dari kebudayaanasing kita punahkan imperialismenya. Maka itu tepat sekali film-film imperialis Inggeris dan A.S. diboikot, juga tepat sekalipemberantasan “musik” beatle, literatur picisan, dansa-dansigila-gilaan, dan sebagainya. Pada panji kebudayaan nasionalkita harus kita tuliskan dengan tinta-emas K-nya Usdek kita!Kebudayaan kita haruslah kebudayaan yang revolusioner, yangseperti kukatakan di Sala tempohari harus menjadi “duta masadan duta massa”. Kita bukan hanya “trahing kusumo,rembesing madu”, tetapi kita juga “trahing buruh-tani-lan-prajurit, rembesing revolusi” ! .....

Kutipan dari Nawaksara [Pidato Presiden Soekarno diDepan SIdang Umum ke-IV MPRS, 22 Juni 1966]:

..... Pertama : bahwa Revolusi kita mengejar suatu Idee Besar,

51

trisakti

yakni melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat; AmanatPenderitaan Rakyat seluruhnya, seluruh rakyat sebulat-bulatnya.

Kedua : bahwa Revolusi kita berjoang mengemban AmanatPenderitaan Rakyat itu dalam persatuan dan kesatuan yangbulat-menyeluruh dan hendaknya jangan sampai watak AgungRevolusi kita, diselewengkan sehingga mengalami dekadensiyang hanya mementingkan golongann-ya sendiri saja, atauhanya sebagian dari Ampera saja!

Ketiga : bahwa kita dalam melaksanakan Amanat PenderitaanRakyat itu tetap dan tegap berpijak dengan kokoh-kuat ataslandasan Trisakti, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik,berkepribadian dalam kebudayaan dan berdikari dalamekonomi; sekali lagi berdikari dalam ekonomi!

Saya sangat gembira sekali, bahwa Amanat-amanat saya itudulu, baik “Ambeg Parama-Arta”, maupun “Berdikari” telaKSaudara-saudara tetapkan sebagai landasan-kerja dan pedomanpelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencanauntukmasa 3 tahun yang akan datang, yaitu sisa jangka-waktutahapan pertama mulai tahun 1966 s/d 1968 dengan landasan“Berdikari di atas Kaki Sendiri” dalam ekonomi. Ini berarti,bahwa Lembaga Tertinggi dalam Negara kita, LembagaTertinggi dari Revolusi kita, Lembaga Negara Tertinggi yangmenurut kemurnian jiwa dan aksaranya UUD-Proklamasi kitaadalah penjelmaan kedaulatan Rakyat, membenarkan Amanat-

52

pedoman dasar pandu desa

amanat saya itu. Dan tidak hanya membenarkan saja, melainkanjuga menjadikannya sebagai landasan-kerja serta pedoman bagikita-semua, ya bagi Presiden/Mandataris MPRS/PerdanaMenteri ya, bagi MPRS sendiri, ya bagi DPA, ya bagi DPR, yabagi Kabinet, ya bagi parpol-parpol dan ormas-ormas, ya bagiABRI, dan bagi seluruh Rakyat kita dari Sabang sampaiMerauke, dalam mengemban bersama Amanat PenderitaanRakyat.

Memang, di dalam situasi nasional dan internasional dewasaini, maka Trisakti kita, yaitu berdaulat dan bebas dalam politik,berkepribadian dalam kebudayaan, berdikari di bidangekonomi, adalah senjata yang paling ampuh di tangan seluruhrakyat kita, di tangan prajuritprajurit Revolusi kita, untukmenyelesaikan Revolusi Nasional kita yang maha dahsyatsekarang ini. .....

53Dasasila Bandung

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuanserta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB(Perserikatan Bangsa-Bangsa)

2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semuabangsa

3. Mengakui persamaan semua suku bangsa danpersamaan semua bangsa, besar maupun kecil

4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalamsoalan-soalan dalam negeri negara lain

5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untukmempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektifyang sesuai dengan Piagam PBB

6. T idak menggunakan peraturan-peraturan daripertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingankhusus dari salah satu negara besar dan tidak

54

pedoman dasar pandu desa

melakukannya terhadap negara lain

7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancamanagresi maupun penggunaan kekerasan terhadapintegritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatunegara

8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional denganjalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi(penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damailainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutansesuai dengan Piagam PBB

9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama

10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajibaninternasional

Buku-buku lain:

1. Panggilan Tanah Air

2. Pedoman Umum Penyelenggaraan SIDeKa

3. Petunjuk Penggunaan Aplikasi

4. Tentang Pengaturan Desa

5. Pedoman Umum Penyelenggaraan

6. Skenario Pendampingan SIDeKa