BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini...

35
1 Triwulan I / Edisi 3 / April 2018 BORZAGA.com Buletin Seminari Menengah OMI Yuniorat Beato Mario Borzaga Kompleks Kapel St. Eugenius de Mazenod, Jl. Kendeng 310, Rt.04/RW.15 Sidanegara, Cilacap Tengah 55223 Jawa Tengah , email : [email protected] 0281- 5561556 MENJADI OBLAT : DIPANGGIL MENJADI SOLIDER Follow us at Yuniorat Omi Mario Borzaga

Transcript of BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini...

Page 1: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

1

Triwulan I / Edisi 3 / April 2018

BORZAGA.com Buletin Seminari Menengah OMI Yuniorat Beato Mario Borzaga

Kompleks Kapel St. Eugenius de Mazenod,

Jl. Kendeng 310, Rt.04/RW.15 Sidanegara, Cilacap Tengah

55223 –Jawa Tengah , email : [email protected] – 0281-

5561556

MENJADI OBLAT :

DIPANGGIL MENJADI SOLIDER

Follow us at Yuniorat Omi Mario Borzaga

Page 2: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

2

Daftar isi

Dari Ruang Kerja Direktur 3

Socius Menyapa 5

Yuniores menyapa 7

Refleksi Yuniores 11

Refleksi Pastoral Yuniores 13

Refleksi Hidup Studi Yuniores 19

Hidup doa Yuniores 21

Rekoleksi Yuniorat 25

Yuniores Sehat 28

Selamat membaca…….

Tim Borzaga.com

Page 3: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

3

Dari Ruang Kerja Direktur (Rm. Bernardus Agus Rukmono OMI)

“Menjadi Komunitas yang solider” merupakan

tema Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan

Purwokerto 2018. Selama 40 har di masa

prapaskahi, umat diajak untuk merenungkan tema

ini. Tema ini merupakan pengerucutan dari tema

APP nasional, yaitu: “ Membangun Solidaritas

Sosial demi Keutuhan Ciptaan”. Yang dimaksud

dengan kata “Solider” dalam tema APP Keuskupan

Purwokerto adalah suatu sikap yang

memperlihatkan perasaan bersatu (senasib); rasa

setia kawan. Rasa setiakawan itu dapat mewujud dalam bentuk,misalnya: hadir

dan menemani, mendampingi, memberi perhatian, meneguhkan, mendukung,

serta memberi bantuan.

Tema Menjadi Komunitas yang solider dijabarkan dalam empat pertemuan.

Dalam pertemuan pertama, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita dapat

bersolider dengan mereka yang mempertanyakan kasih Allah. Ternyata masih

banyak orang yang mempertanyakan kasih Allah karena berbagai persoalan

yang dihadapi. Orang menjadi ragu akan Allah yang mahakasih. Di pertemuan

kedua, kita diajak untuk bersolider dengan orang-orang yang belum memiliki

masa depan yang jelas. Untuk pertemuan ketiga, kita diajak bersikap solider

dengan orang-orang yang dengan tulus mencari kehendak Allah. Pertemuan ke-

empat yang merupakan pertemuan terakhir , kita diajak mengembangkan sikap

solider dengan orang-orang yang berani setia meskipun mendapat penolakan,

diremehkan, dan dicemooh. Diharapkan bahwa empat permenungan yang

disajikan dalam empat pertemuan membuat komunitas keluarga, lingkungan,

stasi, paroki, maupun masyarakat menjadi komunitas yang solider.

Setiap minggu selalu diadakan pendalaman iman di Kelompok Basis Gerejawi

atau di lingkungan. Pada umumnya semua lingkungan di Paroki Santo Stefanus

Cilacap mengadakan renungan APP. Tidak ketinggalan bahwa para yuniores

ikut terlibat dalam renungan APP ini. Para yuniores mengikuti renungan APP

baik di lingkungan maupun APP yang diselenggarakan oleh kelompok Orang

Muda Katolik (OMK).

Page 4: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

4

Sebenarnya berbicara tentang solidaritas ini, kita bisa mengambil contoh dari

Allah Bapa sendiri. Allah begitu perihatin dengan manusia yang menjadi budak

dosa. Allah ingin menyelamatkan manusia supaya terbebas dari perbudakan

dosa. diutusNya para nabi dan karena selalu gagal maka diutusNYa Yesus

Kristus, Putera tunggalNya. Dengan kematian Yesus Kristus di salib , kita

diajak untuk melihat bahwa Allah Bapa tidaklah “main-main” dalam upayaNya

untuk menyelamatkan umat manusia. Allah Bapa menyerahkan Yesus

PuteraNya yang darahNya menjadi tebusan untuk membebaskan manusia dari

perbudakan dosa. Tidak cukup dengan hal itu, Allah membangkitkan Kristus.

Allah mau menegaskan bahwa Kristus tidak mati tetapi masih hidup sampai saat

ini dan tetap terus berjuang menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.

Borzaga.com edisi 2018 mecoba menampilkan buah-buah refleksi dan

permenungan tentang solidaritas ini. Tema yang diangkat adalah “Menjadi

Oblat- dipanggil menjadi solider”. Semoga permenungan ini dapat meneguhkan

kami sendiri tetapi juga membantu menginspirasi saudara ataupun saudari yang

membaca bulletin ini.

Page 5: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

5

SOCIUS menyapa

Panggilan Oblat Adalah Solider Dalam Berbagai Kesulitan (Bro. Tarchizius Edtwin Sulispriyanto OMI)

Menyikapi kharisma OMI di masa formasi dan

perkembangan lanjutan dalam menjawab panggilan,

kharisma oblat terlihat cukup dikenali dalam

fenomena sehari-hari. Kharisma dihadirkan lewat

tradisi, roh dalam berkarya, Roh dalam sejarah

kongregasi Oblat (Pendiri dan perjalanan misi).

Setiap formandi OMI wajib perhatikan, pupuk dan

dalami adalah makna dan tradisi keoblatanya, yakni

mengikuti Yesus Kristus lewat tradisi doa dan liturgi, ikut mendampingi oblat

di tempat karya atau berdampingan dengan gereja local, baik secara pribadi atau

komunitas. Tradisi keoblatan memanggil setiap pengikutNya tinggal bersama

keprihatinan umat dan membuahkan bersama Roh berupa hasil pasti kabar

gembira, yakni kemuliaan Allah, kebaikan Gereja, dan keselamatan jiwa-jiwa.

Sedangkan, yang ditimba dari keprihatinan umat adalah rahmat manusiawi,

kristiani dan suci. Wujudnya dari misi ialah menyampaikan kabar gembira

kepada orang miskin dalam lingkup masyarakat yang tak terlayani. Para

formandi harus belajar dari keluhuran nilai masyarakat local dan pola oblat

memetakan masalah dan menghadapi keprihatinan itu.

Tema APP tahun 2018 : Menjadi Komunitas yang Solider merupakan

bahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini

merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya

sebagai sahabat para pendosa dan pembawa Kabar Gembira. Solider berarti

kepekaan hati untuk berbelas kasih kepada sesama. Karena para formandi adalah

bagian dari OMK, maka solidaritas sebagai

Orang Muda Katolik (OMK) mengalir dari

relasi yang akrab dengan Sang Sumber

Belas Kasih, yakni Yesus Kristus, sahabat

perjalanan kita di antara kesulitan dan

kegelapan.

Masa Prapaskah adalah masa

pertobatan, pembalikan dari dosa menuju

tobat dan menghasilkan buah kebaikan. KPA Marianus (calon Bruder OMI) dan Guindo

(KPP) melayani ibadat sabda untuk umat

Karangsalam

Page 6: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

6

Begitu pula para Yuniores OMI, para formandi dan pengikut Kristus diberikan

kemampuan khusus melihat keprihatinan sebagai ilmu, saluran rahmat Allah

dan sekolah iman. Hanya dengan keprihatinan, setiap orang ditanntang menjadi

jujur, menjadi diri sendiri. Artinya, seorang pengikut Kristus harus berciri :

mengingkari diri, partisipatif dan terus mencintai yang Yesus Kristus lakukan

yakni belaskasih, kebenaran dan pengampunan. Masa Prapaska bukan berarti

mencari kesalahan orang, bahkan memperjuangkan sakit hati. Namun, masa

prapaska adalah masa melatih mengakui bahwa Allah itu menawarkan

kemampuan baru di balik keprihatinan yang nampak bagi dunia sebagai

ketiadaan Allah yang berbelaskasih.

Dalam formasi para yuniores, para oblat memperkenalkan keprihatinan

di stasi-stasi yang sulit. Mereka diuji oleh hati nurani mereka apakah sungguh

mau menjadi oblat. Indikator seorang calon oblat adalah hati yang solider.

Seorang pengikut Kristus dan anak-anak yang lahir dari St. Eugenius de

Mazenod adalah para pribadi yang tahu menempatkan diri di hadapan Allah.

Inilah kunci dari kerendahan hati. Dengan menjadi rendah hati, Allah

menggerakkan dirinya pada kemampuan belajar ketetapan hokum Allah dan

menerapkannya demi keselamatan jiwa-jiwa. Apa itu keselamatan jiwa-jiwa?

Keselamatan jiwa-jiwa itu ialah kemanusiaan, pengenalan akan Allah dan

perubahan yang menyertai relasi yang terjadi antara Allah, manusia dan ciptaan.

Panggilan menjadi solider adalah

memupuk diri menjadi bagian dari orang lain.

Dengan menjadi bagian orang lain, kemampuan

mencintai meningkatkan pilar-pilar keoblatan,

yakni pilar kepribadian, intelektual, hidup

berkomunitas, pastoral dan hidup doa. Ketika para

yuniores dan oblat tinggal bersama dalam lingkup

para siswa/siswi SMK di Kawunganten, proses

kesulitan mencari pekerjaan menjadi berkurang

karena pembelajaran bersama aplikasi googleplay

bagi usaha tani yang lebih meningkatkan kehidupan agraris mereka. Contoh

sederhana ini merupakah salah satu keprihatinan para petani. Produk pertanian

selalu dinilai sangat minim dibagian mereka, padahal mereka adalah para

produsen pangan. Dengan menggunakan aplikasi smartphone, siswa/siwi SMK

diperkenalkan kemampuan baru untuk mengembangkan daerah mereka,

pengolahan pertanian dan marketing mereka.

Aplikasi Rego Pantes.apk

Page 7: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

7

Yuniores menyapa

Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK - ADHD) Oleh :Amos Rizaldi

Anak berkebutuhan khusus adalah anak

dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan

anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan

pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

Pengalaman yang saya jumpai dalam perjumpaan

dengan mereka di TK dan SD Maria Imakulata,

Cilaap adalah pengenalan pertama saya tentang

siapa saja anak-anak ABK (Anak berkebutuhan

khusus ) ini. Yang termasuk kedalam ABK antara

lain: tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna

daksa, gangguan perilaku hiperaktif (ADHD),

slow learners, anak kurang berbakat, anak dengan

gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak

berkebutuhan khusus adalah anak luar

biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan

hambatan yang dimilki, ABK memerlukan

bentuk pelayanan pendidikan khusus yang

disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra

mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille (tulisan

timbul) dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat (bahasa

tubuh).

Dalam pengamatan beberapa minggu, saya menemukan beberapa

kecenderungan mereka. Dengan kemampuan mereka yang sangat terbatas

terutama dalam memahami pelajaran-pelajaran membuat anak anak ini

cenderung minder terhadap lingkungan. Keminderan ini muncul dari rasa

bersalah yang dirasakannya. Semua ini muncul karena orang - orang yang

berada di sekitar ABK ini tidak peka terhadap keterbatasan yang di miliki anak-

anak berkebutuhan khusus ini. Kebanyakan orang menganggap bahwa anak-

anak itu merupakan penghambat dalam berbagai hal. Contohnya adalah seperti

yang terjadi pada seorang anak SD yang berkebutuhan khusus, ia di singkirkan

dalam kelompok belajarnya karena ia tidak dapat memberi kontribusi apa pun

terhadap kelompoknya itu.

Kemampuan belajar yang buruk ini juga terkadang membuat mereka

harus pindah sekolah berkali-kali sampai mendaptkan sekolah yang mau

Page 8: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

8

menerima mereka apa adanya.

Kecendrungan orang tua menyekolahkan

mereka di sekolah khusus SLB,

sebenarnya membuat mereka tersingkir

dari lingkungan dan aktifitas sosial. Hal

ini membuat mereka asing terhadap

linkungan dan segala yang terjadi di

dalamnya, sehingga teman-teman ABK

ini perlu beradaptasi kembali terhadap

linkungan sekitarnya. Hal ini tentu saja

tidak mudah mengingat kemampuan

mereka yang sangat terbatas

Maka dalam refleksi yang saya

lakukan selama menjalankan pastoral bersama ABK, saya disadarkan bahwa

saya mestinya bersyukur bahwa saya di lahirkan di dunia ini dengan segala

keunggulan yang saya miliki. Selanjutnya, dalam refleksi yang lebih dalam

,saya menemukan bahwa sesungguhnya keunggulan yang kita punya adalah

bukan untuk diri dan kebanggaan kita semata-mata, melainkan untuk menutupi

dan melindungi sesama terlebih bagi saudara/i ini yang terlahir kurang sempurna

sehingga mereka merasakan kebahagian melalui perhatian kasih yang tulus dari

sesamanya.

Dalam hal ini juga saya merasakan bahwa seharusnya saya bersyukur

atas segala yang ada dalam diri saya, sebab ada begitu banyak “ keunggulan”

yang saya miliki dan dapat dipakai untuk kebahagian sesama. Saya menemukan

kenapa orang merasakan ketidakbahagiaan dalam hidupnya karena ia merasa

semua yang di miliki masih kurang dan tidak sesuai dengan harapan dan

keinginan diri. Maka banyak orang merasa tidak dicintai oleh Tuhan dan merasa

tidak ikut diselamatkan. Semua ini muncul karena ketidakmampuanya untuk

bersyukurnya dalam hal terkecil sekali pun, seperti masih di izinkannya kita

hidup di dunia sebagai kesempatan memperbaharui dan bertobat.

Mari melalui mereka yang terlahir dalam keterbatasan, kita mampu

mensyukuri segala yang kita miliki. Sebab kita dilahirkan bukan tanpa alasan,

kita dilahirkan untuk menjadi manusia dan merasakan betapa besar kasih Allah

terhadap kita, maka tidak ada alasan bagi kita tidak mengasihi sesama kita siapa

pun itu. Menjadi manusia yang mengenal Allah dan kasihnya merupakan tujuan

kita yang utama. Jadikan kasih dan kebijaksanaan pedoman hidup kita, Allah

ada didalamnya

Page 9: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

9

Pelayanan anak berkebutuhan khusus (slow learner) Oleh : Marianus Oktavianus

Ketika saya di berikan

kesempatan untuk membantu ABK,

hati ini mulai berbicara dan pikiran ini

mengingat kembali akan masa lalu.

Mengingat bahwa dulu sempat

diasingkan oleh teman-teman karena

memiliki cacat pada bagian kaki.

Dalam perjalanan hidup, saya tidak

menerima apa yang terjadi selama 22

tahun. Akan tetapi Tuhan membuka

mata hati saya dan meneguhkan saya

bahwa saya sama dengan yang lain.

kondisi apapun yang saya miliki,

itulah pemberian dan cinta Tuhan atas

diriku melalui Orang tua. Tuhan mempunyai banyak cara agar saya bisa

melewati rintangan dan Ia tak pernah berhenti membantu saya setiap saat

melalui orang-orang terdekat. Dengan menanggapi hal ini saya sangat

bersemanagat untuk membantu mereka yang mengalami kekurangan dalam

hidup. Inilah waktunya bagi saya untuk memberikan pelayannan yang terbaik

kepada Tuhan melalui adik-adik berkebutuhan khusus.

Pada hari pertama mengobservsi ABK saya sangat bahagia bisa melihat,

berelasi, mengajar bahkan memeluk

mereka secara langsung. Saya

sangat bersyukur kepada pihak

sekolah yang telah melibatkan saya

dalam mendididk, menerapi ABK.

Ini adalah sebuah tugas yang sangat

mulia karena di samping saya

mengajar di situ juga saya melatih

kecerdasan emosional. Karena

melatih kecerdasan emosional

merupakan hal yang sangat penting

bagi kehidupanku sehari-hari,

terutama dalam menanggapi

panggilan menjadi seorang Oblat.

Page 10: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

10

ABK dilahirkan dengan cara

yang sama seperti saya. Mereka

makan dan minum sama seperti

saya. Mereka tinggal juga dirumah

dan memiliki orang tua yang sangat

menyayangi mereka. Merekapun

berhak untuk mendapatkan

pendidikan yang sama dengan anak-

anak lainnya. Semoga dengan

bantuan yang dapat saya berikan ini,

saya dapat memberikan kemajauan

kepada adik-adik berkebutuhan

khusus. Semoga mereka dari hari ke

hari semakin mampu meningakatkan

talenta yang bisa mengembangkan

hidupnya dan juga memberikan dampak positif bagi semua orang serta

membawa kebahagian tersendiri bagi oarng tua dan orang-orang yang berperan

dalam mendidik mereka.

.Slow learner adalah anak dengan kemapuan belajar yang tidak sama

dengan anak pada umumnya “ lamban dalam menangkap pelajaran”. Anak anak

dengan kendala tersebut berhak mendapatkan perhatian yang khusus terutama

dalam bimbingan belajar. Melalui observasi yang saya lakukan di SD dan TK

Maria Imaculata saya sekarang memahami apa yang mereka perlukan dalam

menjalani hidupnya yaitu merasa di terima dan di cintai terutama oleh orang-

orang di sekitar kehidupannya. Sikap hangat yang kita tunjukan kepada mereka

adalah satu-satunya yang mereka butuhkan.

Page 11: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

11

Refleksi Yuniores

Konser Rohani : Banyak Tuaian Sedikit Pekerja” Oleh : Louis Damarjati (KPP I)

“Banyak Tuaian

Sedikit Pekerja”

merupakan tema

konser rohani yang

diadakan pada tanggal

2 Februari 2018 di

Purwokerto, tepatnya

berlokasi di Java

Heritage Hotel. Konser

Rohani ini bertujuan

untuk menggalang dana

Pembangunan Gedung

Yuniorat OMI baru

yang terletak di Jl.Kendeng no. 301 Sidanegara, Cilacap. Kami para Yuniores

mendapatkan kesempatan untuk menampilkan satu penampilan. Kami

memutuskan untuk Menyanyikan lagu “Panggilan Tuhan” . selama satu bulan

kami mempersiapkan diri.

Pak Basuki, selaku pelatih Koor Yuniorat membantu kami dalam menyanyikan

lagu Panggilan Tuhan. Karena persiapan kami hanya satu bulan kami mencoba

untuk taat dan rendah hati pada Pak Basuki, agar semuanya berjalan dengan

lancar dan dapat memberikan yang terbaik.

Pada hari “H” , 2 Februari 2018 jam 1 siang, kami melakukan check sound.

Kami berangkat jam 10 pagi dari Yuniorat dengan mobil jemputan yang

disediakan oleh Panitia Konser Rohani dari Purwokerto. Kami tiba di

Purwokerto sekitar jam 12 siang. Saat kami masuk Gedung, kami sempat

bertemu dengan Harvey Maliholo dan mengajak foto bersama.

Sekitar jam 1 siang kami memulai untuk Check Sound. Satu masalah saat Check

Sound yaitu suara kami kurang keras dan tidak sampai satu gedung mendengar

suara kami tapi hanya setengah dari gedung besar itu. Kami diminta untuk

bersuara lebih keras lagi. Disitulah kami dituntut untuk taat dan rendah hati.

Page 12: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

12

Kami perlu lebih semangat

dan lebih gembira. Berkali-

kali mencoba hingga kami

berhasil. Akhirnya suara

kami dapat memenuhi satu

gedung itu. Memang sikap

taat dan rendah hati

sangatlah diperlukan.

Setelah itu, kami beristirahat

dan sekaligus mandi.

Untungnya teman kami,

salah satu Yuniores, yaitu

Bimo mempunyai tempat tinggal di Purwokerto dan tempatnya tidak terlalu jauh

dari Java Heritage sehingga kami dapat beristirahat dan mandi di sana.

Setelah beristirahat, sekitar jam 4 sore kami kembali menuju Java Heritage.

Kami mendapat penampilan pertama yaitu sekitar jam 5 sore. Setengah jam

sebelum kami tampil, kami merasa panas dingin, ada yang gugup, rasanya

campur aduk di dalam diri. Kami diminta untuk taat dan rendah hati pada diri

sendiri. Pembimbing kami mengajarkan kami untuk tarik nafas dalam-dalam

lalu menghembuskan pelan-pelan sehingga kami merasa tenang. Saat kami

diminta untuk mulai, kami dengan tenang naik ke atas panggung dan di hadapan

kami sangatlah banyak mata penonton yang melihat kami. Dengan penuh

percarya diri kami lambungkan lagu kami.

“Kala Kudengar Panggilan Tuhan, Kupersembahkan Seluruh Hidupku”

sebagai bentuk ketaatan kami, sikap Rendah hati serta seluruh Pelayanan kami

kepada Yesus. Kelegaan muncul dalam diri kami setelah penampilan kami

berakhir.

Sikap taat dan rendah hati sangatlah dibutuhkan bagi semua orang, Kalau tidak

ada sikap Taat dan Rendah Hati, pastilah hanya sikap yang egois dan tinggi hati

yang merajai setiap orang. Kalau sikap ini yang mendominasi pastilah kami

akan gagal dalam melayani.

Page 13: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

13

Refleksi Pastoral Yuniores

Pastoral Kawunganten

Bukan Aku, tapi Mereka

( oleh : Ferdinandus Fernando Ado)

“Aku adalah Egois,” ucap sociusku

terdahulu, Br. Aan OMI di sebuah moment

pembelajaranku bersamanya. Ini memang hal

yang sangat sederhana, namun menjadi

teramat mendalam ketika aku mengambil

langkah untuk mencoba merefleksikannya.

Dalam menjalani masa-masa pastoral di Stasi

Kawunganten dan beberapa sub stasi di

sekitarnya, kata-kata sederhana ini nyatanya

menjadi sangat ampuh ketika harus berada

bersama umat.

Berbagai latar belakang umat yang aku layani membuatku makin kaya akan

pengalaman. Perjumpaanku dengan umat membuatku sadar, bagaimana

mungkin aku harus menganggap diri mereka berharga dan berarti untukku.

Pembicaraan mengenai keluarga, pekerjaan, kondisi lingkungan, kehidupan di

tengah keberagaman, maupun masalah sosial-ekonomi yang terjadi menjadikan

umat yang kulayani sangatlah terbuka untuk membicarakan apapun bersamaku.

Tak jarang juga umat bertanya padaku mengenai kerinduan mereka akan hal-hal

yang menyangkut iman Kristiani. Keterbukaan mereka padaku membuatku

semakin sadar diri, bahwa menjawab kebutuhan umat yang mendesak menjadi

prioritas dalam menjalani pastoral. Bukan dengan kepandaian yang dimiliki,

namun kedekatan dengan umat yang dilayani menjadikan hubungan antara umat

denganku sebagai seorang religius (seminaris) menjadi semakin cair.

Selanjutnya, aku cenderung menghindari ketika umat mulai mengalir dan

terbawa untuk membahas mengenai diriku. Memang tak mampu dipungkiri

bahwa banyak umat di tempat karyaku sangat merindukan kehadiran seorang

religius di tengah mereka. Namun sekali lagi, jangan sampai pembicaraanku

dengan umat yang kujumpai lebih kepada membahas mengenai siapa aku. Aku

berusaha sebagaimana mungkin berbicara tentang diri mereka, maka aku yakin

bahwa aku telah menyentuh mereka dengan cara yang benar dan bekerja sesuai

kodrat manusia. Contoh sederhana saja, “Bagaiamana kabar anak bapak di tanah

rantau?” ; “Apa itu foto keluarga bapak, siapa sajakah itu?” ; “Wah.. rumah ibu

Page 14: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

14

mengingatkanku akan rumahku.” Aku belajar untuk mengorbankan kepuasan

yang kumiliki bila umat membicarakan mengenai diriku. Sebagaimana mungkin

aku berusaha agar umat terkesan padaku dengan menjadi seorang pendengar

yang baik dan cermat.

Sifat dasar manusia yang kusadari adalah ingin agar dirinya diakui. Dengan

cara ini, sisi positifnya adalah menjadikan pribadi mereka teramat penting

bagiku. Cara pastoralku yang seperti ini mengingatkanku persis seperti yang

dikatakan oleh Les Giblin dalam bukunya yang berjudul Skill With People,

“semakin Anda membuat orang itu merasa penting, semakin besar tanggapan

mereka pada Anda.”

Sungguh sangat berkesan ketika aku menjalani pastoral yang menjadi

saranaku untuk mengasah diri. Pembinaanku akan diriku sendiri harus

kulakukan dengan penuh totalitas, agar aku juga dapat menjadi pribadi yang

mampu membina orang lain. Terimakasih kuucapkan kepada seluruh umat Stasi

Kawunganten. Kalian membuatku makin menjadi pribadi yang kaya.

Pastoral Karangkandri

SSS : Susu Simbol Solidaritas

(Oleh :Srilus Alfon – KPP II)

Ketika mendengar bahwa angkatan kelas II dan KPA akan menjalankan

pastoral, pada awalnya saya sangat gembira karena bisa menjalankan pastoral.

Di masing-masing stasi diutus dua orang yuniores, dan kebetulan saya

mendapatkan teman yang bisa dibilang menyebalkan, dan juga menyenangkan.

Dalam minggu pertama bertugas di stasi Karangkandri, pada awalnya saya

merasa ketakutan karena belum terlalu paham menjalankan pastoral. Sering kali

saya hanya mengandalkan teman saya Indra karena saya merasa malu dan

kurang komunkasi.

Ketika bertugas, saya bersama Indra ditempatkan dirumah sebuah keluarga

yang sangat jauh dari gereja dan harus menempuh perjalanan dengan

menggunakan transportasi bus. Pada saat itu saya sangat lelah sekali karena

berangkat dari Yuniorat ke stasi harus menggunakan sepeda dan melanjutkan

kerumah umat menggunakan bus. Itu semua tidak mematahkan semangat saya

bersama indra untuk berpastoral, dan kami menganggap bahwa hal ini

merupakan tantangan pertama.

Setelah saya bersama Indra tinggal dirumah yang dekat dengan gereja,

dengan mudah kami datang lebih awal ke gereja. Satu hal yang sangat baik dari

Page 15: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

15

keluarga tempat kami dua tinggal adalah bahwa mereka selalu siap untuk

menyambut kedatangan kami meskipun mereka pulang kerja sore. Setiap kali

datang selalu disiapkan susu untuk kami dan hampir setiap kali berpastoral

keluarga itu berbuat demikian kepada saya dan Indra.

Selama menjalankan pastoral banyak tantangan maupun susah senang yang

dihadapi. Ada pula umat yang terkadang memberikan pertanyaan yang sulit

untuk saya jawab. Hal itu merupakan salah satu ketakutan saya bagaimana saya

harus menghadapi semua itu. Selama berpastoral saya sering aktif dalam

kegiatan anak-anak seperti mengajar PIA,misdinar,kegiatan perlombaan,dll.

Terkadang jika saya bersama anak-anak, mereka selalu berkata kepada saya

seperti ini “kak Rio jangan marah karena kami nakal yahh” pertanyaan itu sering

sekali saya dengar dari mereka, anak-anak menganggap saya seperti teman

sebaya karena tahu dari sikap saya yang selalu mengalah dari mereka.

Setelah menjalankan

pastoral banyak hal

yang bisa dipelajari dari

umat stasi, yaitu

bagaimana saling

berbagi solider kepeda

sesama itu. Dari

pengalaman seperti

inilah saya sering

dikuatkan dalam

panggilan, dari sekian

banyaknya dukungan

umat yang membuat

saya bangga bisa

malyani dan bersolider

dengan baik. Saya merasa menjadi seorang Oblat yang benar-benar bisa

melayani secara langsung .Pada masa kecil, saya sering dijuluki “ ekor” oleh

umat karena hampir setiap minggu saya selalu mengikuti ayah saya yang

seorang katekis atau guru agama menuju ke tempat pelayanan di pedalaman,

Pengalaman itu seolah terjadi kembali kepada saya sekarang, bukan sebagai

ekor tapi pelaku utama. Demikianlah kisah pastoral dan pelayanan saya d istasi

Karangkandri bersama Indra seorang teman sepanggilan saya yang baik dan

menjengkelkan.

Sebuah kesempatan bersama kaum muda dan anak-anak stasi

Karangkandri, Cilacap

Page 16: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

16

Pastoral Karangsalam

Oleh : Guindo Paschalis Tri Lestari (KPP II)

KISAH PERTAMA PASTORAL

BERSAMA UMAT DI KARANGSALAM

Ini adalah kisah pertama saya saat

saya ditugaskan untuk pastoral. Saya

ditugaskan oleh Romo Rukmono selaku

Direktur Yuniorat OMI. Saya ditugaskan

untuk melayani sub-stasi Karangsalam

yang merupakan bagian dari Stasi

Kawunganten. Saya di tugaskan

bersama dengan Marianus. Di

Kawunganten, yang berpastoral adalah

Ferdi dengan Amos. Pelayanan ini

dilaksanakan setiap minggu pertama dan

minggu ketiga.

Awalnya saya takut untuk

menjalankan pastoral, karena saya masih

kurang dalam pengetahuan kitab suci.

Saya selalu berpikir “Bagaimana kalau

umat menanyakan saya tentang isi kitab

suci?”. Pertanyaan itu selalu ada di

pikiran saya. Tapi, mau apa lagi? Saya harus mentaatinya dan menyerahkan diri

saya kepada Tuhan “apa yang menjadi kehendak-Mu itulah yang terjadi”. Tapi

sekarang sudah hilang semua pikiran yang menakutkan tersebut.

Dari Cilacap saya, Marianus, Amos, dan Ferdi harus naik bus terlebih

dahulu. Perjalanan dari Cilacap ke Kawunganten sekitar satu jam. Sebelum

menuju ke sub-stasi karangsalam, Saya harus mampir di Stasi Kawunganten

karena saya harus mengikuti kegiatan OMK. Saat itu saya masih malu-malu.

Tapi sekarang malah malu-maluin (hahahha... bercanda). Kegiatan OMK di

kawunganten yaitu pertemuan mingguan, latihan koor, mengadakan kegiatan

seperti Natal bersama, mendekorasi gereja, pertemuan APP, rapat untuk

pembentukan panitia OMK paskah, dan latihan misdinar.

Selesai mengikuti kegiatan OMK, saya pun langsung ke tempat

pelayanan di karangsalam bersama dengan Marianus. Saya dan Marianus

menginap di rumah keluarga Pak Saimun. Saya dan Marianus di sambut dengan

hangat. Tapi, sama seperti waktu datang ke Kawunganten, saya masih malu-

Page 17: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

17

malu dan takut (takut di tanyain isi kitab suci). Malam pertama saya tidak ada

kegiatan karena tidak ada doa bersama saat itu. Setiap malam minggu umat di

karangsalam melakukan kegiatan doa malam bersama secara rutin. Saya melihat

bagaimana bersemangatnya umat Karangsalam untuk berdoa. Walaupun jauh,

jalan kaki, bahkan jalan yang ditempuh lumayan jelek pun tetap berangkat.

Natal Bersama Anak dan OMK St. Bernardus Kawunganten

Keesokan harinya. Saya dan teman pastoral saya Marianus pergi ke

kapel untuk mempersihkan dan menyiapkan alat liturgi. Tidak lupa juga saya

dan marianus membagi tugas. Marianus melatih PA, dan saya melatih untuk

lebih lancar dalam membaca bacaan kitab suci. Saya dan Marianus juga

membagi dalam ambil bagian dalam liturgi. Saya sebagai pemazmur dan

Marianus mamimpin Ibadat sabda. Saya juga sangat prihatin anak-anak di

Karangsalam karena banyak yang terkena penyakit gatal-gatal yang disebabkan

oleh kondisi air yang kurang bersih. Saya dan Marianus tidak bisa apa-apa

karena pengetahuan tentang penyakit kurang. Saya hanyalah bisa berdoa saja.

Untunglah beberapa bulan kemudian Bruder Edtwin juga ikut

berpastoral. Saat bruder mengetahui anak-anak di Karangsalam mempunyai

penyakit gatal-gatal dan melihat kondisi air yang kurang baik, Bruder Edtwin

Page 18: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

18

pun langsung membuat penyaringan dari air asin ke air tawar dan filter pnormal

air hujan yang terkena asbes penyebab gatal-gatal. Bruder juga membawa obat-

obatan untuk anak-anak yang terkena gatal-gatal dan typhus Umat pun

mendukung pekerjaan Bruder Edtwin dan membantu Bruder Edtwin. Dan

akhirnya anak-anak yang terkena penyakit gatal-gatal mulai sembuh. Akan

tetapi, ada rasa sedikit kecewa di dalam diri saya karena saya dipindahkan

tempat pastoral saya. walaupun dekat aja, hanya di Kawunganten. Juga bruder

Edtwin dipindahkan ke Jogja. Walaupun demikian, saya harus menjalankan

ketaatan saya dan siap untuk diutus kemanapun.

Dalam berpastoral banyak sekali pengalaman-pengalaman yang saya

dapatkan. Bagaimana saya harus melayani umat dengan senang hati,

menjalankan ketaatan saya, hidup solider dengan umat dan juga para OMK,

bagaimana saya harus rendah hati dan sabar. Dalam berpastoral, saya juga

merasakan kebahagiaan, senang, sedih, galau, dan juga merasa bosan. Tapi, saya

harus menyerahkan diri saya kepada Allah.

Page 19: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

19

Refleksi Hidup Studi Yuniores

Oleh :Agustinus Hoscea Eka- KPP I

Saya adalah siswa

SMA Yos Sudarso yang

ingin menjadi seorang

biarawan. Pertama-tama saya

tidak mengenal SMA

tersebut hingga akhirnya

ketika saya masuk Seminari

Menengah OMI /sering

disebut Yuniorat OMI, saya

pun akhirnya dapat mengenal

SMA Yos Sudarso. Saya

masuk kelas X Bahasa, kelas

yang muridnya hanya 20

orang. Masuk ke kelas bahasa

adalah keinginan saya dari dulu, saya masih ingat saat SMP saya ingin sekali

bisa belajar banyak bahasa walau pun sulit tetapi belajar bahasa memang

menyenangkan, seandainya ada yang melarang saya dalam belajar bahasa,

semakin membuat saya ingin belajar berbahasa.

Kongregasi OMI sengaja menyekolahkan kami di SMA umum adalah

supaya kami dapat belajar untuk lebih akrab kepada orang lain dan supaya kami

dapat memiliki teman-teman yang banyak. Di SMA Yos Sudarsojuga bayak

cewek-cewek cantik sering saya tergoda untuk pacaran, namun saya ingat akan

panggilan saya sebagai biarawan. Saya harus belajar untuk tahan dalam berbagai

godaan. Waktu itu saya menyukai seorang wanita cantik, saat itu iman ku goyah,

lalu aku mencoba membuat diary dan merenungkannya. Akhirnya saya dapat

mengendalikan diri sehingga saya dapat berpegang teguh pada panggilan saya.

Di sekolah, saya orangnya bisa dikatakan pendiam, lucu, aneh, dan lain-

lain. D isekolah juga saya belajar untuk melayani sesama, dan belajar untuk

lebih akrab dengan orang lain. Untuk belajar menjadi seorang Oblat yang baik,

saya berusaha untuk saling mengasihi, mengampuni, berbagi, dan mencintai.

Banyak anak muda zaman sekarang mengatakan bahwa mencintai mengasihi

sesama apalagi wanita, dibilang suka. Tetapi bagi saya sendiri mencintai sesama

itu tidak harus memiliki tho... apalagi memiliki sahabat wanita. Akan lebih baik

bagi seorang untuk mencintai sesamanya tanpa memandang baik/buruk,

cantik/jelek, hitam/putih, dan sebagainya.

Page 20: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

20

Memang sulit untuk menjadi seorang Oblat, apalagi harus mengampuni,

itu yang paling sulit. Sering saya berbuat salah dengan teman satu kelas saya,

namun saya harus berusaha keras untuk mengampuninya. Juga saya harus bisa

bersabar karena teman-teman saya itu berbeda-beda karakter semua, ada yang

berisik, galak, dan sebagainya.

Tuhan memang baik, ia memberi saya tantangan agar saya dapat

semakin memperkuat panggilan saya. Saya harus bisa bertahan dengan berbagai

cobaan di sekolah, apalagi saya adalah seorang Oblat, harus bisa memberikan

yang terbaik bagi sesama. Saya memiliki teman dari berbagai agama Islam,

Kristen, Buddha. Saya harus bisa untuk menjadi akrab. Menyenangkan sekali

punya teman-teman yang baik apalagi mereka berasal dari berbagai suku yang

berbeda-beda.

Kalau dikatakan capek ya saya memang capek, tapi demi pelayanan

yang total saya harus terus maju, dan saya yakin Tuhan selalu menyertai saya

dimana pun saya berada.

Page 21: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

21

Hidup Doa Yuniores

Pertapaan Karmel Ngadireso

(oleh : Yohanes Duru Boli-KPP II)

1 Januari selalu dianggap

istimewa oleh banyak orang

karena merupakan awal dari

tahun yang baru. Namun, awal

tahun ini saya disadarkan bahwa

setiap hari pun dapat menjadi

sebuah awal yang baru. Saya akan

mengawali refleksi ini dari

pengalaman mengikuti retret

penyembuhan luka batin di

Pertapaan Karmel Tumpang,

Malang pada tanggal 26-31

Desember 2017 yang lalu.

Saya tidak akan menceritakan detail kegiatan yang saya ikuti, tetapi

yang ingin saya bagikan adalah pengalaman ketika mengikuti retret tersebut:

hal-hal yang sungguh menyentuh saya secara pribadi. Awalnya saya mengikuti

retret tersebut karena saya merasa penasaran dengan retret PLB (penyembuhan

luka batin) meski saya belum mengetahuinya. Saya mengikuti setiap pengarahan

dan acara dengan teratur. Pada hari ketiga saat acara ‘pertobatan’, saya benar-

benar tersentak dengan apa yang disampaikan Tuhan saat itu. Selama ini saya

merasa bahwa saya tidak pernah berbuat dosa yang berat. Bahkan ketika diajak

untuk merenungkan dosa-dosa kami, saya berkata dalam hati, “Ah, apa sih

dosaku? Paling-paling ngomongin orang, iri hati….” Kemudian suster

menegur, “Hai kamu yang suka menghakimi sesamamu, siapakah kamu

sehingga kamu berhak untuk menghakimi orang lain? Siapakah kamu di

hadapan Allah?”

Seketika saya tersentak. Saya baru menyadari bahwa selama ini saya

begitu sering menghakimi orang lain: teman-teman sekomunitas, maupun

teman- teman di luar komunitas,bahkan orang tua saya.Saya menyesali sikap

saya yang sering menghakimi itu, yang selama ini saya anggap biasa saja dan

sering tidak saya sadari bahwa sikap itu bisa sangat melukai orang-orang di

sekitar saya. Kemudian, perlahan saya dibawa kepada pemahaman bahwa

ternyata sikap suka menghakimi itu berakar dari apa yang saya alami sejak saya

masih anak-anak. Karena seringnya mendapat perlakuan otoriter dari ayah saya,

akhirnya saya terbentuk menjadi seseorang yang selalu berusaha untuk

Page 22: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

22

melakukan tindakan yang benar. Lebih jauh lagi rupanya Tuhan ingin supaya

saya juga tidak menyalahkan orang tua saya atas apa yang saya alami. Seperti

apapun orang tua saya, mereka adalah orang tua yang melahirkan dan

membesarkan saya hingga bisa menjadi seperti sekarang. Yang paling penting

adalah munculnya sebuah kesadaran baru tentang kehidupan saya.

Bagi saya, retret penyembuhan luka batin itu adalah untuk mengampuni

dan mencintai orang tua saya. Seperti yang telah disampaikan dalam

pengarahan-pengarahan sebelumnya, mengampuni adalah sebuah keputusan;

bukan perasaan. Saya disadarkan tentang tanggung jawab untuk setia pada

komitmen saya untuk mengampuni dan mencintai, jika saya benar-benar ingin

sembuh dari luka-luka batin saya. Mengampuni bukan soal perasaan semata.

Mengampuni adalah sebuah tindakan yang berlandaskan pada komitmen.

Akhirnya, perasaan itu bukan dosa, melainkan reaksi dari naluri manusiawi yang

perlu diolah.

Setelah itu, pada malam harinya saat pengakuan dosa, saya juga

disadarkan dan diingatkan akan dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan yang ada

dalam diri saya. Kesombongan, iri hati, serakah, dan ternyata banyak dari dosa-

dosa pokok yang saya lakukan juga. Sungguh saya bersyukur karena saya

diingatkan akan dosa-dosa itu sehingga saya dapat mengakui dan menerima

sakramen pertobatan.

Setelah pulang dari kegiatan itu, saya menemukan bahwa lebih mudah

mengampuni dan mencintai setelah mengikuti retret. Memang saya berdoa

setiap hari agar diri saya dibaharui Yesus. Untuk memiliki hati yang serupa

dengan hatiNya, tidak serta merta Tuhan mengubah hati saya seperti seorang

pesulap yang mengubah kain menjadi bunga. Tidak ada proses yang instan.

Page 23: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

23

Alih-alih menyulap hati saya menjadi hati yang selalu welas asih, saya merasa

ada ‘ujian’ yang harus saya miliki untuk bisa memiliki hati seperti hati Yesus.

Saya akui kerap kali saya gagal dalam

ujian-ujian itu. Saya masih saja mengedepankan

ego, sombong, menolak merendahkan diri,

menolak bersikap rendah hati, dan masih saja

saya menuruti keinginan daging saya. Saya baru

menyadari hal ini setelah beberapa kali saya

merasakan emosi negatif begitu menguasai

saya. Saya butuh rahmat Tuhan, untuk bisa

menghadapi setiap cobaan dan ujian. Di sini

saya disadarkan sesuatu yang sangat berharga:

kebaikan tidak diciptakan dalam sekejap.

Kebaikan perlu disadari, dibiasakan, dan

dimohonkan rahmat dari Allah. Tidak mungkin

saya memiliki hati yang welas asih, jika saya

tidak mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada

penyelenggaraanNya.

Inilah hasil refleksi saya mengawali

tahun 2018 ini. Saya berharap, semua anak-anak Allah selalu disadarkan akan

kelemahan diri, bukan untuk semata menghakimi, melainkan untuk

menyadarkan bahwa manusia memng lemah. Seseorang tidak akan mampu

mencapai keselamatan tanpa berkat dari Allah. Saya sering kali berdosa, sering

kali menyangkal dan menganggap dosa-dosa itu sebagai hal yang biasa. Ya

Tuhan, ingatkanlah dan sadarkanlah bahwa dosa-dosa kami, sekecil apa pun, itu

pun telah Engkau tanggung sebagai silih dosa kami. Semoga Engkau

mengingatkan selalu ingat akan kasihMu dan semakin mendekat kepada Mu.

Berpuasa dan Berpantang di Yuniorat

OMI Oleh: Paulus Indra Yulianto (KPP II)

Hallooo… sahabat Borzaga OMI kali ini saya

bakal menceritakan mengenai Berpuasa dan

berpantang dalam diri yuniores.Nah kalian

semua pada penasaran kan gimana para

yuniores menjalaninya?? yuuk disimak....

Page 24: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

24

Pertama – tama perlu kita ketahui

dulu alasan mengapa kita berpuasa dan

berpantang . Nah, bagi kita orang katolik

, puasa dan pantang artinya adalah tanda

pertobatan ,tanda penyangkalan diri , dan

tanda kita mempersatukan sedikit

pengorbanan kita dengan pengorbanan

kita dengan pengorbanan Yesus dikayu

salib sebagai silih dosa kita dan demi

mendoakan keselamatan dunia. Maka

saya merefleksikan bahwa puasa dan

pantang bagi kita tak pernah terlepas dari

doa.

Kami para yuniores juga

keteteran dalam hal puasa dan berpantang

, apalagi kita harus sekolah dari jam 07.00

– 03.30. Tadinya sih para yuniores

pantang mengenai makanan tetapi

merubah bukan hanya makanan saja tapi

perilaku kita yg buruk – buruk. Kami para yuniores selalu mengusahakan yang

terbaik bagi saudara – saudara kita baik di komunitas maupun di luar komunitas

dalam bentuk pelayanan.

Nah kebetulan tema APP tahun ini yaitu SOLIDER. Yang saya tahu

mengenai solider yaitu berarti kita harus mengutamakan rasa kebersamaan, rasa

kepentingan, rasa simpati sebagai salah satu anggota. Apalgi saat ini saya hidup

bukan dalam anggota atau kelompok yg dianggap biasa tetapi dalam sebuah

komunitas tujuannya sama sebagai biarawan OMI.

Page 25: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

25

Rekoleksi Yuniorat

Mengenal Ketaatan Oleh : Christianus Lanang Prasojo Lod (KPP I)

Halo, saya Yunior Chris, saya akan

menulis tentang ketaatan dalam hidup membiara.

Akar dari taat adalah kembali, taubat/tobat,

tunduk kepada Allah. Ketaatan adalah suatu

kurban, dan ia lebih penting karena ia membangun

dan menjiwai tubuh religius. Saya mengartikan

taat itu adalah orang yang tunduk pada suatu

peraturan atau bagaikan seorang budak yang taat

pada majikannya atau murid yang taat pada gurunya. Seperti pada Injil (Luk

22:39-46), di situ Yesus memiliki ketaatan yang dilandasi dengan kerendahan

hati dan dengan percayanya kepada Allah yang begitu mengasihi Dia dan

manusia. Dimana Yesus saat berdoa di taman Getsemani dimana Yesus merasa

ketakutan untuk melakukan yang diperintah Allah kepada Dia, namun karena Ia

percaya bahwa Allah selalu bersama Dia dan juga Ia taat pada Bapa-Nya ia tetap

setia dan melaksakan tugas yang diberikan kepadanya.

Menurut saya, orang yang taat karena dilandasi dengan kerendahan hati,

ia akan selalu siap bila diutus kemana saja. Seringkali, kalau saya taat itu kalau

ada niatnya dan ada alasannya atau ada maunya ataupun karena takut dan bukan

karena kataatan yang berasal dari ketulusan dari dalam diri. Mungkin kalau mau,

taat itu bisa dari atau dimulai dari kesadaran diri-sendiri bukan dari dorongan

orang lain. Kesadaran diri inilah yang dapat menumbuhkan rasa ketulusan

dalam ketaatan. Jika sadar, maka rasa tulus dalam menaati akan tumbuh dan rasa

tulus inilah yang akan membuat hidup terasa damai. Rasa cinta akan ketaatan

inilah yang akan mendorong untuk hidup suci dan akan mudah untuk

menyekesaikan masalah yang

dihadapi, karena telah dilandasi

dengan kerendahan hati.

Seperti, yang dikatakan

Rm. Rukmono, OMI ”Ketaatan

yang dilandasi dengan

kerendahan hati”. Hidup damai

dan suci bila memiliki

kerendahan hati dan ketaatan

yang tulus dan ikhlas. Memiliki

Page 26: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

26

rasa ketulusan, kesadaran diri, siap, dan percaya pada Allah itu semua akan

menumbuhkan rasa tunduk atau setia pada ketaatan.

Sebagai seorang religius,seperti seseorang yang mencari mutiara yang

dilemparkan di sungai yang mengalir deras,saya menyebutnya itu sebagai”Kurir

Kristus”.Ketaatan kepada Injil atau kepada Kristus sendiri. Menjadi kurir

Kristus berarti berusaha hidup seperti Kristus sendiri, yang setia dan taat kepada

Allah. Menjadi serorang kurir Krsitus berarti yang diharapkan adalah teladan

hidup, sikap hidup kita serta seluruh pewartaan kita sebagai seorang religius.

Kesaksian hidup adalah pewartaan Kerajaan Allah dengan kata-kata serta sikap

hidup.

Sekian hasil refleksi tentang “Ketaatan Hidup Membiara” dari saya.

Terima kasih atas perhantiannya dan sudah membacanya. semoga bermanfaat.

Tuhan memberkati kamu semaunya (GOD BLESS YOU). AMEN.

Page 27: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

27

Kemiskinan Injili Oleh : Bimo Aditya (KPP I)

Kemiskinan merupa kan hal penting bagi

seorang religius yang mendasari hidupnya. Orang

yang tidak dapat menghayati kemiskinan tidak bisa

menyebut dirinya seorang religius bagaimanapun

caranya selain menghayati kemiskinan.

Orang yang religius, yang menghayati

kemiskinan injili selalu mengandalkan Allah Bapa

yang menjadi satu”nya sumber kekuatan, bukan

harta, tahta, dan lain sebagainya. Kita melihat

pribadi yesus yang menghayati kemiskinan injili.

Kemiskinan memang tidak diinginkan

hampir semua orang, tetapi penghayatan kemiskinan injili sungguh

mendatangkan keselamatan. Penghayatan kemiskinan injili bukanlah suatu

yang menyengsarakan orang atau menyusahkan kita sebagai manusia,

sebaliknya pengahayatan akan kemiskinan dapat meneguhkan kita.

Yesus sendiri mengajari kita perihal penghayatan kemiskinan injili

melalui perumpamaan-perumpamaannya dan dirinya. Seperti perumpamaan

tentang seorang janda dan orang kaya memberikan persembahan. dalam

perumpamaan itu seorang kaya raya memasukan banyak koin emas kedalam

kotak persembahan, lalu datanglah seorang janda tua yang miskin. Lalu janda

miskin ini memasukkan 2 koin emas kedalam kotak persembahan. Dari

perumpamaan tersebut, yesus ingin menyatakan kepada murid-muridNya bahwa

dari kedua orang tersebut orang yang paling memberikan persembahan terbesar

adalah si janda miskin itu, mengapa? Karena walaupun seorang kaya

memasukkan banyak koin emas namun ia tidak memberikan seluruh yang ia

punya, ia masih menyimpan kekayaannya sendiri dan hanya memberikan

setengah dari gajinya. Berbeda dengan si janda miskin yang mempersembahkan

seluruh hartanya meskipun hanya 2 keping emas.

Dalam perumpamaan tersebut yesus ingin mengajarkan kepada kita

bahwa penyerahan yang total bukanlah dilihat dari besar pemberian (harta) kita

kepada Allah tetapi dilihat dari seberapa besar kita mempersembahkan diri

secara utuh kepada Allah.

Page 28: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

28

Yuniores Sehat

Makanan Sehat Untuk Hidup Sehat Oleh : Ade Bayo Petrus Suwanto (KPP I)

Haloo... para pembaca

Borzaga.com, apa kabar? Saya harap para

pembaca Borzaga.com sehat semuanya.

Kembali lagi bersama saya Bayo dan kali

ini saya ingin mengulas tentang makanan

sehat. Apa itu makanan sehat? Tentu jika

ada pertanyaan seperti ini spontan kita akan

berkikir tentang makanan yang banyak

gizinya, proteinnya, dan lain-lainnya yang

mengarah kepada sayur-mayur, buah-

buahan, ikan, dan sebagainya. Standar

makanan sehat yang juga banyak orang

tahu adalah “4 Sehat 5 Sempurna” yang

merupakan standar gizi, bukan yang paling baik tetapi yang bisa

mencakup kebutuhan tubuh. Namun, melihat perkembangan zaman

kebutuhan 4 sehat 5 sempurna memiliki beberapa hambatan dalam

pelaksanaannya, yaitu dari segi ekonomi orang yang berbeda-beda,

kurangnya pemahaman tentang takaran yang sesuai 4 sehat 5 sempurna,

kurang diimbangi dengan aktifitas fisik & kebiasaan hidup sehat, serta

standar 4 sehat 5 sempurna yang dirasa belum bisa mengakomodir

perkembangan ilmu gizi sekarang ini(Direktur Jenderal Kesehatan

Masyarakat Kementerian Kesehatan , Anung Sugihantono).

Pada dasarnya, sehat atau tidaknya makanan itu tergantung dari

kadar gizinya, bagaimana pengolahannya, kebersihannya, serta

bagaimana dikonsumsinya. Standar 4 sehat 5 sempurna memang baik

tetapi bila tidak ada takaran yang sesuai kebutuhan malah akan

menyebabkan pengomsumsian yang over.

Kami, komunitas Yuniorat memiliki penerapan makanan sehat

yang sedikit berbeda dari penerapan 4 sehat 5 sempurna. Dalam Yuniorat,

Page 29: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

29

kami mengkonsumsi makanan dengan takaran gizi yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh kami dalam beraktivitas karena banyaknya aktivitas

kami yang memerlukan energi fisik dan otak. Kami makan 3 kali sehari,

rata-rata kandungan gizi dari makanan yang kami makan mengandung

Karbohidrat & sedikit lemak(nasi, daging & umbi-umbian), Protein(telur,

ikan & susu), Zat Besi(sayur-mayur), Serat(buah-buahan), dan snack.

Itulah bagaimana kami para Yuniores mengkonsumsi makanan sehat

untuk menunjang hidup yang sehat.

Oh iya, dalam masakan kami memang menggunakan sedikit

penyedap rasa untuk sekedar menciptakan selera makan. Saya

mempunyai pengalaman tentang penggunaan penyedap rasa dalam

makanan dan pentingnya mengkonsumsi sayur-mayur, yang semoga bisa

menjadi pembelajaran bagi kita semua.

Dalam mengkonsumsi makanan, saya sendiri belum bisa stabil.

Stabil seperti apa? Stabil dalam hal makanan yang saya konsumsi, saya

makan sesuai dengan apa yang lidah saya rasakan. Jika apa yang dimasak

itu sesuai dilidah saya maka saya akan sangat antusias memakannya,

namun bila makanan itu tidak sesuai dilidah saya maka saya akan mencari

salah satu menu yang ada yang sekiranya masih saya suka dan sedikit

cocok dilidah saya. Saya sangat jarang untuk memakan sayur, paling

sayur yang bisa saya makan itu seperti kangkung, brokoli, sayur

bening/asam/sop, bayam, daun ubi dan intinya bukan sayuran yang pahit.

Sayuran lain selain dari sayuran tadi, sangat sulit untuk saya konsumsi.

Sudah saya jarang atau bisa dibilang sukar makan sayur, setiap makan

saya juga sering menggunakan kecap pada makanan saya yang tentunya

dalam jumlah yang melebihi batas wajar penggunaan kecap. Saya sangat

menyukai kecap sejak kecil karena saya merupakan tipe pecinta manis.

Seiring berjalannya waktu dimana saya jarang makan sayur dan

sering memakai kecap, akhirnya saya mengalami penurunan daya tahan

tubuh ditambah lagi saya juga jarang melakukan olahraga. Terkadang

saya sering sakit-sakitan dari pusing, mual-mual, dan lain-lain. Sampai

pada suatu hari saya jatuh sakit dan sakit pada waktu itu merupakan sakit

yang parah yang pernah saya alami selama di Yuniorat. Pada saat saya

sakit itu, saya tidak bisa mengikuti acara ulang tahun sekolah saya dan

saya hanya terbaring di UKS sambil dirawat oleh petugas PMR disekolah.

Setelah itu akhirnya saya dijemput dan pulang kerumah. Sesampainya

Page 30: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

30

dirumah saya langsung berbaring dikasur karena pusing yang teramat

sangat. Saya sempat dibawa kerumah sakit tetapi pihak rumah sakit

mengatakan bahwa saya bisa dirawat dirumah dan saya diberikan

beberapa obat. Namun, karena di hari berikutnya tidak ada perubahan

akhirnya saya dibawa kerumah sakit dan dirawat selama 5 hari dirumah

sakit.

Benar-benar

tidak mengenakkan bila

sakit. Makanan seenak

apapun sama sekali tidak

ada rasanya. Setelah saya

sudah membaik dan

boleh pulang, saya

memutuskan untuk

mengubah pola hidup

dan pola makan saya.

Saya berusaha mencintai

sayur dan mengurangi atau berhenti dulu mengkonsumsi kecap, mulai

berolahraga setiap pagi dan sore, menggunakan waktu siang hari untuk

beristirahat, mengkonsumsi air putih lebih banyak dan tentunya berdia

agar usaha saya untuh hidup sehat dapat terwujud.

Makna yang saya dapatkan dari pengalaman hidup saya itu adalah

bahwa hidup sehat itu bukan hanya dengan makanan, tetapi dengan

“makanan sehat” dengan diimbangi istirahat, aktifitas fisik, refresing, dan

doa.

Jadi, para pembaca Borzaga.com sudah tau kan betapa pentingnya

kata “sehat” bagi kehidupan kita. Semoga para pembaca

Borzaga.comjuga selalu berusaha hidup sehat dengan sebaik-baiknya.

Sekian apa yang dapat saya bagikan. Jika ada kesalahan kata,

informasi, dan lain-lain saya haturkan maaf yang sebesar-besarnya.

Sampai jumpa lagi di edisi selanjutnya, Tuhan selalu memberkati.

AMIN.😂

Page 31: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

31

Olahraga Yuniorat

Oleh : Yubi Mikael Riki Rikardo (KPP I)

Sahabat oblat yang terkasih, borzaga.com edisi

kali ini akan membahas ’’community sport

activiy’’. Olahraga merupakan bagian penting

dalam hidup manusia. Di dalam komunitas

Yuniorat ,olahraga menjadi pembentuk

kebersamaan dan rasa komunitas. Komunitas

selain memperhatikan pertumbuhan rohani dan

perkembangan intelektual, para yuniores juga

memperhatikan kesehatan fisik dengan

berolahraga.

Olahraga yang terbatas karna kegiatan dan

tugas sekolah yang menumpuk serta fasilitas yang tidak mendukung , tidak

menghalangi kami untuk berolahraga .Kami berolahraga hanya sekali dalam

seminggu yaitu pada hari Selasa. Olahraga yang kami pilih adalah Futsal,

Renang,dan Volly. Dengan fasilitas yang kurang kami menyewa lapangan

yang jauh dari komunitas .

Olaharaga sangat bermanfaat bagi manusia, Oleh sebab itu sempatkan diri

anda untuk berolahraga. Nah ....?? untuk lebih wowwww kami ingin membagi

kan tips agar anda dapat sehat.

Betapa pentingnya hidup sehat dan teratur, oleh karena itu kita perlu

mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hidup sehat? salah

satunya berolahraga. Di bawah ini tips berolahraga yang baik.

• MULAILAH SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Jalan kaki, berenang dan naik sepeda adalah olahraga menyenangkan bagi

Anda yang ingin memulai berolahraga secara teratur. Mulailah dengan porsi

yang tidak terlalu banyak lalu sedikit demi sedikit tingkatkan porsinya sampai

paling sedikit 3,5 jam seminggu.

• CEk KEMAJUAN ANDA.

Walaupun Anda jalan kaki, lari atau naik sepeda hanya pada beberapa menit

pada minggu pertama, catatlah. Melalui catatan ini Anda bisa melihat berapa

banyak kemajuan yang Anda capai.

• PILIH WAKTU OLAHRAGA YANG COCOK.

“Saya tak punya waktu buat olahraga.” Itu alasan yang tidak bisa diterima,

Page 32: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

32

karena alasan yang sering dipakai untuk tak mau berolahraga. Padahal Anda

punya waktu kalau Anda mau. Tiga setengah jam setiap minggu bisa

disediakan asal Anda pintar membagi waktu.

• AJAK TEMAN DAN KELUARGA ATAU MASUK KLUB OLAHRAGA

Kalau Anda malas berolahraga, orang lain dapat membantu. Olahraga dengan

teman-teman atau keluarga bisa menyenangkan selain membuat badan sehat.

• PILIH OLAHRAGA YANG ANDA SUKAI

Ini kunci penting agar Anda rajin berolahraga . Cobalah beberapa jenis

olahraga sampai Anda menemukan yang paling Anda sukai. Ada beberapa

olahraga yang dapat Anda lakukan dengan mudah , seperti jalan, yoga, taichi,

dan berenang.

• VARIASI OLAHRAGA

Agar tidak bosan berolahraga, Anda bisa melakukan variasi olahraga.

Misalnya: hari ini berolahraga golf, esok hari berolahraga tenis, hari

berikutnya berenang.

• SEDIAKAN PERALATAN OLAHRAGA D1 RUMAH

Bila Anda malas ke luar rumah untuk berolahraga , Anda bisa melakukannya

di rumah dengan peralatan olahraga yang sederhana maupun yang mahal.

• MEMAHAMI TIGA KOMPONEN KEBUGARAN

Ada tiga komponen kebugaran: kekuatan otot, stamina dan kelenturan. Kalau

Anda ingin mengembangkan program exercise Anda, kombinasikan ketiga

komponen tersebut.

•MEMBANGUN KEKUATAN

Jaga kekuatan otot Anda dengan program exercise yang mengembangkan otot

tubuh. Program ini dapat membuat pinggang dan pinggul lebih ramping tanpa

banyak mengurangi berat badan. Dengan otot yang baik, penampilan Anda

tampak lebih bagus, tubuh merasa lebih enak dan tak cepat lesu. Oregon

Health Sciences University di Portland mengungkapkan, latihan otot yang

teratur dapat menurunkan kadar kolesterol tanpa perlu diet. Latihan ini cuma

membutuhkan waktu 15 sampai 30 menit tiga kali seminggu.

Page 33: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

33

Olahraga memang sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran

kita. Namun tahukah anda jika olah raga secara berlebihan dan tidak dilakukan

dengan benar akan membuat tubuh kita menjadi tidak sehat bahkan malah

membuat kita celaka saat belorah raga. Berikut beberapa tips olah raga yang

baik dan benar:

1. Pemanasan Sebelum Olahraga

Pastikan anda melakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga. Otot-otot

kita harus dipersiapkan sebelumnya. Lakukan selama 5-10 menit dengan

aktivitas perlahan. Karena tanpa melakukan pemanasan otot akan bekerja

secara tiba-tiba dan akan menyebabkan keram.

2. Gunakan Sepatu yang Sesuai Gunakanlah sepatu yang sesuai dengan jenis olahraga yang akan anda lakukan.

Misalnya Joging gunakanlah sepatu kets yang tidak licin sehingga terhindar

dari terpeleset ataupun cedera engkel. Jika olahraga Futsal gunakan sepatu

khusus futsal, jangan menggunakan sepatu kets. Karena lantai lapangan futsal

menjadi licin jika menggunakan sepatu kets. Dan banyak orang yang cedera

dilapangan futsal karena menggunakan sepatu yang tidak tepat.

3. Lakukan dengan Continues Olahraga yang benar dan baik untuk kesehatan adalah dengan cara continues.

Jangan melakukan olehraga dengan memforsir tenaga. Lakukan olah raga

seminggu maksimal 3 kali jangan lebih dari itu. Ini harus dilakukan secara

teratur untuk menjaga

kebugaran. Bedakan

antara olah raga

prestasi dengan

olahraga kebugaran.

Sesuaikan dengan

kondisi badan kita.

4. Lakukan

Pernafasan yang

Teratur Saat

Berolahraga Berolahraga harus

sampai berkeringat

dan bernafas dengan

Page 34: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

34

dalam. Ini dilakukan untuk menjaga pernafasan dan denyut jantung yang cepat.

Jangan sampai timbul rasa tidak nyaman, usahakan denyut jantung meningkat

sampai 60-90 % dari normal. Minimal 2 kali lebih cepat dari detak normal.

5. Pendinginan Setelah Olahraga Sebagian besar orang melakukan setelah melakukan olahraga langsung minum

dan mengkonsumsi makanan. Ada baiknya lakukan pendinginan terlebih

dahulu baru minum dan makan, hal ini untuk menghindari suhu tubuh yang

panas setelah berolahraga. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya kaku

pada otot dan pusing setelah berolahraga.

6. Jangan Sepelekan Jika Terjadi Cedera Jika terjadi kecelakaan saat berolahraga, misal keseleo jangan didiamkan

dalam waktu lama. Jika dalam waktu satu minggu tidak sembuh ada baiknya

periksakan kedokter. Karena terjadi sesuatu pada tulang dan otot anda.

Oke trima kasih sahabat Oblat semoga bermanfaat bagi kita semua.......

Page 35: BORZAGA - omiindonesia.org filebahan yang diterima oleh para oblat di keuskupan Purwokerto. Hal ini merupakan cara Roh menerjemahkan perutusan OMI dalam doa dan karyanya sebagai sahabat

35