Borang
-
Upload
evi-inayati -
Category
Documents
-
view
77 -
download
0
description
Transcript of Borang
Penghitungan dan Enumerasi Bakteri pada Suatu Bahan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu media, mikrobia dapat melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan mikrobia
dibagi menjadi dua, yaitu : pertumbuhan sel dan pertumbuhan kelompok. Pertumbuhan sel
adalah penambahan volume sel serta bagian-bagian sel lainnya, dapat juga diartikan
penambahan kuantitas isi dan kandungan dalam sel (Waluyo, 2004). Sedangkan
pertumbuhan populasi merupakan akibat pertumbuhan individu.
Jumlah pertumbuhan mikrobia merupakan indikasi bahwa media tersebut memiliki
nutrisi yang cukup dan dapat ditentukan dengan berbagai cara, tergantung pada bahan dan
jenis mikrobia yang ditentukan. Jumlah perhitungan juga dapat diestimasi dari jumlah
bakteri yang terdapat dalam medium biakan murni suatu bakteri (Wistreich and Lechtman,
1988). Penghitungan jumlah bakteri dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung (Prescott et al, 1999).
1.Perhitungan secara langsung
Perhitungan secara langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia keseluruhan
baik bakteri yang mati maupun yang hidup. Pada perhitungan secara langsung mikrobia
dapat di hitung menggunakan counting chamber, menggunakan filter membran, dan di
lakukan pengecatan dan pengamatan di bawah mikroskop. Keuntungannya menggunakan
metode penghitungan langsung di bawah mikroskop adalah kita dapat menentukan dan
menghitung langsung jumlah bakteri yang terdapat pada kaca preparat (Atlas and Bartha,
1998). Tetapi metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Sel-sel yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel-sel hidup sehingga keduanya
akan terhitung.
2. Sel-sel yang berukuran sangat kecil sukar dilihat sehingga kadang tidak terhitung.
3. Dalam setiap bidang pandang tidak selalu ada sel yang dapat dihitung sehingga jumlah
sel di dalam suspensi harus cukup tinggi.
4. Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel jasad renik di dalam bahan pangan yang
mengandung debris atau ekstrak makanan (Fardiaz, 1992).
1
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 11
Pengamatan secara langsung dengan mikroskop membutuhkan pengecatan dengan cat
yang sesuai lalu dihitung jumlah rata-rata sel mikrobia tiap bidang pandang pada mikrioskop
dan menggunakan hand counter untuk membantu perhitungan mikrobia (Pelczar, 1957). Cat
yang digunakan adalah safranin, yaitu pengecatan sederhana yang hanya menggunakan satu
macam cat. Safranin digunakan untuk mengecat bakteri agar tampak kontras morfologinya,
sehingga bakteri dapat diukur satu persatu.
Proses perhitungan ini dilakukan dengan mengukur garis tengah bidang pandang yang
ditentukan dengan nonius pada mikroskop terlebih dahulu. Setelah itu baru menghitung
jumlah sel rata-rata pada tiap bidang pandang mikroskop. Pada praktikum ini, ditentukan
luas bidang pandang dengan menghitung diameternya terlebih dahulu. Kemudian jumlah sel
bakteri per ml bahan dihitung dengan rumus:
Jumlah bakteri /0,1 ml = 0,1 x faktor pengencer x 400/ luas bidang pandang x (Σ rata-
rata bakteri/bid.pandang)
Jumlah bakteri/ ml bahan = (Σ bakteri/0,1 ml) x 10
Penghitungan secara filter membrane dilakukan dengan menyaring susupensi bahan
mikrobia. Kemudian dilakuan penghitungan terhadap jumlah sel rata-rata tiap kesatuan luas
pada filter membrane. Dengan melakukan perhitungan tersebut dapat diketahui jumlah sel
per milliliter (Soetarto, dkk., 2008).
Penghitungan dengan metode counting chamber dilakukan dengan cara menempatkan
cairan yang mengandung bakteri yang akan dihitung pada bilik tabung dan sebuah gelas
penutup digunakan untuk menutup dan menyegel cairan tersebut. Bakteri pada setiap persegi
kemudian dihitung dengan menggunakan mikroskop berdasarkan bidang pandangnya.
Dengan cara ini diperoleh nilai rata-rata sel per persegi. Metode ini mempunyai kelebihan
yaitu dapat memberikan total jumlah bakteri yang hadir namun karena bakteri yang hidup
ataupun yang mati tampak serupa maka jumlah sel hidup tidak dapat di lihat jumlahnya.
Metode ini tidak cocok untuk menghitung bakteri pada padatan (misalnya tanah ) atau cairan
yang mengandung padatan dengan menggunakan mikroskop dalam pengukurannnya (sarles
et al, 1956). Penghitungan secara counting chamber memerlukan alat yaitu : Hemositometer
dan Petroff House Chamber. Prinsip dari kedua alat tersebut adalah sama, yaitu dilakukan
penghitungan terhadap jumlah sel pada kotak-kotak besar. Kemudian jumlah sel tersebut
2
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 11
dikalikan dengan faktor pengenceran, lalu dikalikan volume sel terkecil. Hasil yang
didapatkan merupakan jumlah sel per milliliter (Frobisher, 1962).
2. Perhitungan secara tidak langsung
Perhitungan ini dipakai untuk menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang hidup
maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah bakteri yang hidup saja tergantung
pada cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup dapat dilakukan
setelah suspensi bahan atau biakan diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan pada medium
dengan cara tertentu tergantung macam bahan dan sifat mikrobia (Atlas dan Bartha, 1988).
Perhitungan jumlah mikrobia secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
sentrifugasi, berdasarkan kekeruhan, dengan electronic counter, berdasarkan analisis kimia,
berdasarkan berat kering, berdasarkan jumlah koloni dan Most Probable Number (MPN)
(Carpenters, 1977).
Pada percobaan ini, perhitungan secara tidak langsung dilakukan dengan perhitungan
jumlah koloni baik yang sudah mati maupun yang masih hidup. Dasar teori perhitungan ini
adalah membuat suatu seri pengenceran kelipatan 10 dengan mengambil 1 ml suspensi
bakteri kemudian dimasukkan dalam 9 ml larutan dan dibuat taburan (pour plate) pada
cawan Petri. Pada praktikum ini digunakan tanah, yang diencerkan dalam air sampai
kelipatan 105, setiap kelipatan dibuat taburan, kecuali kelipatan 10 dan 100, karena
diperkirakan bakteri masih padat, sehingga koloni yang tumbuh menjadi tidak tersebar.
Menurut Hauster (1972), perhitungan bakteri dengan cara ini memerlukan beberapa syarat
antara lain:
1. Jumlah koloni tiap cawan Petri antara 30-300 koloni. Jika ada yang tidak memenuhi
syarat maka dipilih yang mendekati 300
2. Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas cawan Petri. Koloni
tersebut dikenal sebagai spreader, maka spreader tersebut tidak diperhitungkan.
3. Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengeceran yang berturut-turut antara
pengenceran sebelumnya jika sama dengan atau kurang dari 2, maka hasilnya dirata-
rata. Jika lebih besar dari 2 maka yang dipakai adalah jumlah mikrobia dari pengenceran
sebelumnya.
4. Setelah memenuhi syarat maka hasil jumlah perhitungan dikali faktor pengencer.
3
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 11
II. Tujuan
Pengamatan pada praktikum ini bertujuan untuk mempelajari tehnik perhitungan secara
langsung dan tidak langsung sehingga akan terlihat perbedaan antara keduanya dari jumlah sel yang
dihitung.
III. Metode
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain kertas steril, spatel, pipet steril,
kertas milimeter, kaca preparat, objektif mikrometri, okuler mikrometri, mikroskop, jarum
inokulasi Ose, cawan petri,dan hand counter. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah larutan eritrosin, akuades steril 99 ml, larutan cat methylen blue, xylol,
alkohol 95 %, tissue, medium nutrien.
B. Cara Kerja
Pengenceran dan pengecatan preparat
Gelas benda dicuci dengan alkohol dan dipanaskan pada spirtus, kemudian suspensi
diletakkan pada gelas benda dan difiksasi pada spirtu, selanjutnya gelas benda ditetesi
methylen blue dan gela benda ditutup.
Penghitungan secara langsung
Preparat mikrobia yang sudah tersedia diletakkan dibawah mikroskop. Kemudian
setelah terlihat bentuk sel (mikroskop sudah focus) dilakukan penghitungan dengan
menggerakkan dalam beberapa luas bidang pandang (5),dan dihitung tiap luas bidang
pandang menggunakan hand counter.
Penghitungan secara tidak langsung
Cawan petri yang sudah berisi bakteri diamati langsung dengan Coloni Counter
(menggunakan milimeter block), kemudian bakteri yang tertera dalam garis dihitung
jumlahnya.
4
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 11
IV. Hasil
Enumerasi Jumlah sel bakteri secara langsung (mikroskopi)
1 Luas bidang pandang mikroskop .................1,13.......................
2 Pewarnaan yang dipakai ...............................................
3 Jumlah sel bakteri
1. ..........
2. ..........
3. .........
4. .........
5. ..........
Jumlah sel bakteri perbidang pandang=
...... sel/ Luas bidang pandang
Jumlah sel bakteri per mL bahan=
........ CFU/ mL.
Perhitungan Jumlah Koloni (Plate count)
No. Pengenceran Jumlah Koloni / Cawan Petri
Jumlah koloni/ ml
1 10-4 37 145,3545 x 104
2 10-5 240 942,84 x 105
3 10-6 97 381,0645x 106
V. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan penghitungan jumlah bakteri dalam suatu kultur yang ditentukan
dengan menghitung jumlah sel-sel. Penghitungan ini dilakukan dengan metode langsung dan tidak
langsung,penghitungan dengan menggunakan metode langsung dilakukan dengan menghitung
5
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 dari 11
banyaknya sel per luas bidang bandang menggunakan mikroskop, Penghitungan ini digunakan untuk
menentukan jumlah bakteri secara langsung per sel. Metode ini dilakukan dengan menyebar atau
mengkulturkan sampel bakteri pada volume tertentu di atas kaca obyek, kemudian dikeringkan,
difiksasi, diwarnai, dan diperiksa di bawah lensa obyektif dengan minyak emersi agar lebih jelas.
Dalam metode ini, luas bidang pandang (field) mikroskop yang akan digunakan harus dihitung
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur diameter bidang pandang menggunakan
mikrometer. Mikrometer yang digunakan adalah mikrometer gelas obyek yang mempunyai skala
terkecil 0,01 mm. Dilakukan peneraan mikrometer okuler dengan standar ukuran yang tertera pada
skala mikrometer obyektif. Mikrometer obyektif diletakkan di atas meja benda mikroskop kemudian
skala mikrometer okuler dan skala mikrometer obyektif dengan cara menghimpitkan skala di sisi
kiri. Diperoleh 15 skala okuler mikrometer untuk 1 skala obyek mikrometer atau 0,01 mm. Sehingga
dapat dihitung 1 skala okuler mikrometer = 1,33.10-3 mikronmeter. Penghitungan dilakukan dalam 2
bidang pandang. Luas bidang pandang dihitung dengan rumus luas lingkaran. Diperoleh luas bidang
pandang 3,14.10-4 mm2, dan rata-rata jumlah sel per bidang pandang adalah 54.dengan jumlah bakteri
perbidang pandang sebanyak 4778,761062 sel, Sedangkan jumlah sel per ml bahan adalah
477876,1062 sel/ml.
Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah dapat menentukan dan menghitung langsung
jumlah bakteri baik hidup dan mati yang terdapat pada kaca preparat (Atlas and Bartha, 1998).
namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Sel-sel yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel-sel hidup sehingga keduanya akan
terhitung.
2. Sel-sel yang berukuran sangat kecil sukar dilihat sehingga kadang tidak terhitung.
3. Dalam setiap bidang pandang tidak selalu ada sel yang dapat dihitung sehingga jumlah sel di
dalam suspensi harus cukup tinggi.
4. Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel jasad renik di dalam bahan pangan yang
mengandung debris atau ekstrak makanan (Fardiaz, 1992).
Hasil perhitungan ini dimungkinkan tidak terlalu akurat. Hal ini disebabkan oleh berbagai
kendala seperti ulangan yang dilakukan hanya dua kali, sel bakteri hidup masih bergerak aktif
sehingga pada saat dilakukan penggeseran di bidang pandang 2 bakteri yang sama dapat muncul lagi.
Selain itu, kesamaan di tiap ulangan rendah, dan nilai tiap ulangan tidak mendekati nilai rata-ratanya.
Untuk penghitungan dengan metode tidak langsung dilakukan pada konsentrasi substansi
bakteri 104, 105, dan 106 dengan tanpa ulangan. Untuk bakteri dengan pengenceran 104 didapat
jumlah bakteri/ cawan petri sebanyak 37,dengan dengan jumlah koloni sebanyak 145,3545 CFU,
untuk bakteri dengan pengenceran 105 didapat jumlah bakteri/cawan petri sebanyak 240 dan jumlah
6
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 dari 11
koloni sebanyak 942,84 CFU sedangkan untuk pengenceran 106 didapat jumlah bakteri/cawan petri
sebanyak 97 dan jumlah koloni 381,0645 CFU. Hasil jumlah koloni/ 20cm3 memenuhi syarat jumlah
koloni karna berada diantara kisaran 30-300. Pada penghitungan ini hanya perbandingan A/C, dan
AB/C, untuk perbandina A/B tidak digunakan karna hasil yang didapat nilainya <2, sehingga yang
pengenceran yang digunakan adalah pengenceran untuk 104.pengenceran AB di ambil dari rata-rata
A/B. Hal ini didasarkan pada syarat-syarat yang terdapat pada teori penghitungan menggunakan
metode tidak langsung menurut Hauster (1972) bahwa :
1. Jumlah koloni tiap cawan Petri antara 30-300 koloni. Jika ada yang tidak memenuhi syarat
maka dipilih yang mendekati 300
2. Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas cawan Petri. Koloni tersebut
dikenal sebagai spreader, maka spreader tersebut tidak diperhitungkan.
3. Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengeceran yang berturut-turut antara pengenceran
sebelumnya jika sama dengan atau kurang dari 2, maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih besar dari
2 maka yang dipakai adalah jumlah mikrobia dari pengenceran sebelumnya.
4. Setelah memenuhi syarat maka hasil jumlah perhitungan dikali faktor pengencer.
Penggunaan metode ini dapat memberikan estimasi terbaik dari jumlah bakteri pada substansi
tertentu. Namun banyak juga menemukan kendala seperti bila koloni tumbuh mengumpul, sulit
menganggap koloni mana yang dihitung sebagai single sel. Sehingga sangat mungkin terjadi salah
pandang saat perhitungan, koloni kecil tidak terhitung. Jadi ada banyak faktor yang mempengaruhi
keakuratan penghitungan dengan metode ini. Tetapi metode ini merupakan metode yang luas
digunakan untuk menentukan jumlah bakteri hidup dalam suatu substansi (Sarles, 1956).
VI. KESIMPULAN
Dari penghtiungan jumlah bakteri pada percobaan kali ini didapat kesimpulan bahwa
Perhitungan bakteri dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Penghitungan bakteri secara langsung dapat dihitung menggunakan mikroskop dan didapat jumlah
bakteri sebanyak sel/ml.sedangkan penghitungan bakteri dengan metode tidak langsung
dilakukan dengan menggunakan colony counter atau penghitungan jumlah koloni, dari perhitungan
dengan metode tidak langsung ini didapat jumlah bakteri sebanyak sel/ml.
7
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 dari 11
DAFTAR PUSTAKA
Atlas, R. M. 1988. Microbiology Fundamental and Applications. 2nd ed. Mc Millan Publishing
Company. New York, pp. 101-103.
Bourdon, K.L. 1956. Textbook of Microbiology. 3th edition. The MacMillan Company. New
York,pp. 172-173.
Carpenter, P. L. 1977. Microbiolgy. 4th ed. W. B. Saunders Company. Philadephia, pp. 217-221.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, hal. 119-123.
Frobisher, Martin. 1957. Microbiology. Sixth edition. W. B. Saunders Company. Philadelphia and
London, pp. 210-211.
Hauster, W. J. 1972. Standart Method for The Examination of Diary Product. America Publish
Health Association. New York.
Pelczar, J. R. 1957. Manual of Microbiology Method.McGraw Hill Book Company Inc. New York,
p. 245-249.
Prescott, L. M., J. P. Harley, D. A. Klein. 1999. Microbiology. McGraw Hill Book Company. USA,
pp. 117-118, 177.
Sarles, W.B, W.C Frazier, J.B. Wilson and S.G. Knight. 1956. Microbiology General and Applied.
2nd ed.
Soetarto, E.S., Suharni, T.T., Nastiti, S.Y., dan Sembiring, L. 2008. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta, hal.61-66.
Waluyo, L. 224. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang, hal 95,104-105.
Wistreich, G. A and M. D. Lechtman. 1988. Microbiology. 5th ed. Mac Millan Publishing
Company. New York, pp. 105-111.
8
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 dari 11
Tanggal :
Nama :.NIM : Gol/Nomor : Asisten :
Topik Praktikum: 5. Perhitungan dan Enumerasi Bakteri pada Suatu Bahan
Acara Praktikum: a. Enumerasi jumlah sel bakteri secara langsung (mikroskopi) b. Perhitungan jumlah koloni (Plate count)
Tujuan praktikum: Menentukan jumlah bakteri yang terdapat dalam suatu bahan dengan menggunakan metode secara langsung dan perhitungan secara plate count.
Hasil Pengamatan:
Bahan yang dipakai: ......................................
Enumerasi Jumlah sel bakteri secara langsung (mikroskopi)
1 Luas bidang pandang mikroskop ...........................................2 Pewarnaan yang dipakai ...............................................3 Jumlah sel bakteri
6. ..........7. ..........8. .........9. .........10. ..........
Jumlah sel bakteri perbidang pandang=...... sel/ Luas bidang pandang
Jumlah sel bakteri per mL bahan=........ CFU/ mL.
Perhitungan
9
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 dari 11
Perhitungan Jumlah Koloni (Plate count)No. Pengenceran Jumlah Koloni /
Cawan PetriJumlah koloni/ ml
1 10-4
2 10-5
3 10-6
Perhitungan :
10
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 10 dari 11
Telah diperiksa , Yogyakarta, April 2013Asisten Praktikan
………………… ………………………………………….
11
BORANGNo. Dokumen FO-UGM-BI-07-
13Berlaku sejak 05 april 2013
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 01LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 11 dari 11