Board Manual Ptpn-II

download Board Manual Ptpn-II

of 24

Transcript of Board Manual Ptpn-II

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    1/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 1 dari 24  

    KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARISDALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL 

    Board Manual ini merupakan salah satu soft structure GoodCorporate Governance, sebagai penjabaran dari Pedoman TataKelola Perusahaan ( Code of Corporate Governance ) yang mengacupada Anggaran Dasar Perseroan.

    Board Manual yang merupakan naskah kesepakatan antara Direksidan Komisaris bertujuan:

    1. 

    Menjadi rujukan / pedoman tentang tugas pokok dan fungsikerja masing-masing organ.

    2.  Meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antarorgan,

    3.  Menerapkan asas-asas GCG  yakni, transparansi,akuntabilitas, responsibilitas, independensi  dan fairness(kewajaran).

    Dengan diberlakukannya Board Manual ini dalam hubungan kerja

    antar 2 (dua) organ perseroan, diharapkan kegiatan usahaperseroan dapat dilaksanakan secara harmonis dengan asas-asasGood Corporate Governance dalam upaya untuk mencapai Visi danMisi perusahaan yang telah ditetapkan.

    Tanjung Morawa, 2 November 2010PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

    Komisaris Direksi

    Drs.Megananda Daryono,MBA  Bhatara Moeda Nasution 

    Komisaris Utama Direktur Utama

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    2/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 2 dari 24  

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Maksud dan Tujuan

    Board Manual adalah petunjuk tata laksana kerja Komisaris dan

    Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,

    sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan

    konsisten, sehingga dapat menjadi acuan bagi Komisaris dan Direksi

    dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai Visi dan

    Misi Perusahaan. Ia merupakan naskah yang menjelaskan secara

    garis besar hal-hal yang berkenaan dengan struktur organ Direksi

    dan organ Komisaris serta proses hubungan fungsi organ Direksi,

    organ Komisaris dan antara kedua organ Perseroan tersebut.

    Board Manual ini merupakan salah satu soft structure Good

    Corporate Governance (selanjutnya disingkat GCG), sebagai 

    penjabaran dari Pedoman Tata Kelola Perusahan (Code of

    Corporate Governance) yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip

    hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-

    undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham serta praktik-

    praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance.

    Board Manual yang merupakan naskah kesepakatan antara Direksi

    dan Komisaris bertujuan:

    1. 

    Menjadi rujukan/pedoman tentang tugas pokok dan fungsi

    kerja masing-masing organ;

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    3/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 3 dari 24  

    2. 

    Meningkatan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar

    organ;

    3. 

    Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi,

    akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness

    (kewajaran).

    Board Manual diharapkan akan menjamin:

    1. 

    Semakin jelasnya tugas dan tanggung jawab Komisaris dan

    Direksi maupun hubungan kerja diantara kedua organ

    Perusahaan tersebut.

    2. 

    Semakin mudahnya bagi organ Komisaris dan organ Direksi

    untuk memahami tugas dan tanggung jawab Komisaris dan

    Direksi maupun tugas dari organ Komisaris dan organ

    Direksi.

    2. Ruang Lingkup

    Pelaksanaan Board Manual merupakan salah satu bentuk komitmen

    dari Komisaris dan Direksi dalam rangka mengimplementasikan

    prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Lebih lanjut,

    diharapkan dengan adanya Board Manual ini, akan tercipta suatu

    pola hubungan kerja yang baku dan saling menghormati yang

    dituangkan dalam piagam-piagam kerja organ Komisaris, maupun

    dalam kebijakan-kebijakan Direksi bagi organ Direksi.

    Board Manual sendiri bersifat dinamis dan selalu berkembang.

    Penyempurnaannya sangat tergantung kepada kebutuhan Komisaris

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    4/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 4 dari 24  

    dan Direksi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dan

    dihadapi oleh Perusahaan.

    Mengingat Board Manual merupakan kompilasi dari prinsip-prinsip

    hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap

    mengacu dan senantiasa sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan dan keputusan RUPS sebagai ketentuan yang lebih tinggi.

    Berbagai ketentuan detail yang terdapat dalam Anggaran Dasar,

    arahan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum

    Pemegang Saham, dan berbagai ketentuan hukum lainnya tetap

    mengikat walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Board

    Manual ini.

    3. Dasar Hukum

    1. 

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan

    Terbatas;

    2. 

    Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan

    Usaha Milik Negara;

    3. 

    Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang

    Perusahaan Perseroan (Persero), jo Peraturan Pemerintah

    Nomor 45 Tahun 2001;

    4. 

    Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.

    Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan

    BUMN;

    5. 

    Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.

    Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP;

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    5/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 5 dari 24  

    6. 

    Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.

    Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP;

    7. 

    Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor

    Kep-103/MBU/2002 tentang Pembentukan Komite Audit

    bagi Badan Usaha Milik Negara;

    8. 

    Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor

    Kep-09A/MBU/2005 tentang Penilaian Calon Anggota

    Direksi Badan Usaha Milik Negara;

    9. 

    Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor

    Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good

    Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara;

    10. 

    Anggaran Dasar PT Perkebunan Nusantara II.

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    6/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 6 dari 24  

    BAB II

    PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA KOMISARIS - DIREKSI

    BAB III

    PEDOMAN PELAKSANAAN KOMISARIS

    A. KETENTUAN JABATAN KOMISARIS

    1. Persyaratan menjadi Komisaris

    2. Pengangkatan dan Masa Jabatan Komisaris

    1). Pengangkatan dan syarat – syarat menjadi

    Komisaris

    2). Masa Jabatan Komisaris

    3. Pemberhentian Komisaris

    4. Benturan Kepentingan dan Larangan Jabatan

    1) Benturan Kepentingan

    2) Larangan Rangkap Jabatan

    B. ORGANISASI DAN TUGAS KOMISARIS

    1. Komposisi dan Organisasi

    2. Tugas, Hak & Tanggung Jawab Komisaris

    1) Tugas

    2) Hak/Wewenang Komisaris

    3) Kewajiban

    4) Tanggung jawab

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    7/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 7 dari 24  

    3. Pembagian Kerja dan Uraian Tugas

    1) Komisaris Utama

    a. Tugas :

    b. Hak

    c. Kewajiban

    2) Komisaris Bidang Akuntansi & Keuangan

    a. Tugas

    b. Hak

    c. Kewajiban

    3) Komisaris Bidang Umum dan SDM

    a. Tugas

    b. Hak

    c. Kewajiban

    4) Komisaris Bidang Produksi dan Pemasaran.

    a. Tugas

    b. Hak

    c. Kewajiban

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    8/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 8 dari 24  

    4. Komisaris sebagai Ketua Komite Audit

    1). Tugas

    2). Kewajiban

    5. Sekretaris Dewan Komisaris

    C. CARA KERJA KOMISARIS

    1. Mekanisme kerja

    1) Rencana Kerja

    2) Kegiatan Komisaris dalam Penyusunan RKAP

    3) Kegiatan Rutin

    2. Hubungan Kerja dengan Komite Audit

    1. 

    Hubungan Kerja dengan Auditor Ekstern

    2. 

    Hubungan Kerja dengan SPI

    D. RAPAT KOMISARIS

    1. Jadual dan Permintaan Rapat.

    2. Ketua Rapat dan Peserta Rapat.

    3. Hak suara dan Pengambilan Keputusan

    4. Risalah Rapat

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    9/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 9 dari 24  

    3. 

    Pengambilan Keputusan diluar Rapat

    E. PENUTUP BAGI PEDOMAN PELAKSANAAN KOMISARIS

    Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan

    Menteri BUMN Nomor KEP 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002

    2002 bahwa dalam Laporan Tahunan Perusahaan harus memuat

    informasi sebagai berikut:

    •  Pasal 10 ayat 4 Informasi nama-nama anggota Komisaris,

    pekerjaan dan pekerjaan utama masing-masing diluar PT.

    Perkebunan Nusantara II (Pesero).

    •  Pasal 11 ayat 9 Informasi mengenai jumlah rapat Komisaris

    serta jumlah kehadiran masing-masing anggota Komisaris.

    Materi dalam pedoman (board manual) ini dapat diubah dan

    direvisi sesuai dengan perkembangan organisasi perusahaan dan

    atau perubahan organisasi dan pembagian kerja Komisaris.

    Dokumen ini merupakan dokumen yang bersifat terbatas dan hanya terbuka

    bagi anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris Perusahaan, peredaran

    dokumen ini pada pihak-pihak lain di luar yang tersebut di atas dapat diberikan

    sepanjang dianggap perlu dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya dari

    satu orang anggota Direksi dan Direktur Utama.

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    10/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 1 dari 24  

    BAB IV

    PEDOMAN PELAKSANAAN DIREKSI

    A. KETENTUAN JABATAN DIREKSI

    1. Persyaratan Jabatan

    Calon anggota Direksi dapat berasal dari mareka yang sedang

    atau pernah menduduki jabatan Direksi BUMN atau pejabat

    setingkat dibawah Direksi perusahaan atau BUMN lain atau

    tenaga profesional.

    Untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Direksi perusahaan,

    harus memenuhi persyaratan berikut ini:

    (a) 

    Persyaratan formal, yaitu:

    (b) 

    Persyaratan material, yaitu

    2. Pengangkatan dan Masa Jabatan

    3. Pemberhentian

    Direksi berhenti dari jabatannya disebabkan :

    1)  Masa jabatannya berakhir.

    2)  Mengundurkan diri.

    3)  Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan

    yang berlaku.

    4) 

    Meninggal dunia.

    5) 

    Diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS

    dengan menyebutkan alasannya.

    UU

    19/2003

    dan

     Anggaran

     Dasar

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    11/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 11 dari 24  

    6) 

    Diberhentikan sementara waktu oleh Komisaris dengan

    suara terbanyak, apabila seorang atau lebih anggota Direksi

    bertindak bertentangan dengan anggaran dasar atau

    melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang

    mendesak bagi perseroan.

    Dalam hal Direksi mengundurkan diri, Menteri BUMN yang

    bertindak selaku RUPS/Pemegang saham berhak untuk

    menerima dan menolak pengunduran diri tersebut.

    Pengunduran diri tersebut harus diberitahukan secara tertulis

    kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Komisaris

    dan Anggota Direksi lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari

    sebelum tanggal pengunduran dirinya.

    Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah

    masa jabatan berakhir, kecuali berhenti karena meninggal

    dunia, maka yang bersangkutan wajib menyampaikan

    pertanggungjawaban atas tindakan-tindakannya yang belum

    diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.

    4. Pengisian Jabatan Direksi Yang Lowong

    1. 

    Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi

    lowong, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga

    puluh) hari setelah terjadi lowongan tersebut, harus

    diselenggarakan RUPS untuk mengisi jabatan Direksi

    yang lowong tersebut.

    2. 

    Selama jabatan tersebut belum ada penggantinya,

    maka salah seorang anggota Direksi lainnya yang

     Anggaran

     Dasar

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    12/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 12 d ari 2 4  

    ditunjuk Komisaris menjalankan pekerjaan anggota

    Direksi yang lowong tersebut dengan kekuasaan dan

    wewenang yang sama.

    3. 

    Jika pada suatu waktu oleh sebab apapun Perusahaan

    tidak mempunyai Direksi, maka untuk sementara

    Komisaris berkewajiban menjalankan pekerjaan

    Direksi, dengan kewajiban dalam waktu paling lambat

    30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kelowongan, untuk

    memanggil RUPS guna mengisi lowongan tersebut.

    4. 

    Dalam hal adanya pemberhentian sementara waktu

    seorang atau lebih anggota Direksi oleh anggota

    Komisaris dengan suara terbanyak maka Komisaris

    diwajibkan untuk memanggil RUPS dalam waktu 30 hari

    setelah pemberhentian, yang akan memutuskan apakah

    anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan

    seterusnya atau dikembalikan kedudukannya. Jika

    RUPS diadakan melebihi batas waktu 30 hari setelah

    pemberhentian sementara, maka pemberhentian

    sementara itu batal.

    5. Larangan Jabatan dan Benturan KepentinganSemua anggota Direksi harus menghindari konflik kepentingan

    (conflict of interest) antara kepentingan pribadi dan keluarga

    dengan kepentingan perusahaan sebagai berikut :

    1) 

    Dilarang memangku jabatan rangkap sebagai Direksi

    BUMN/BUMD, Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan

    UU

    19/2003

    & Pasal

    10

     Anggaran

     Dasar

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    13/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 13 dari 24  

    lainnya yang berhubungan dengan pengurusan perusahaan

    yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

    2) 

    Dilarang memangku Jabatan Struktural dan Fungsional pada

    Instansi/Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah.

    3) 

    Dilarang memangku jabatan lainnya yang dapat

    menimbulkan benturan kepentingan secara langsung atau

    tidak langsung dengan perseroan yang dipimpinnya dan

    atau yang bertentangan dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar

    perusahaan.

    4) 

    Anggota Direksi dilarang melakukan transaksi yang

    mempunyai benturan kepentingan dan mengambil

    keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan selain gaji

    dan fasilitas sebagai anggota Direksi yang ditentukan RUPS.

    5) 

    Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan Perseroan

    berbenturan dengan kepentingan salah satu anggota Direksi

    maka dengan persetujuan Komisaris, Perseroan akan

    diwakili oleh anggota Direksi lainnya.

    6) 

    Apabila benturan kepentingan tersebut menyangkut semua

    anggota Direksi, maka perseroan akan diwakili oleh

    Komisaris atau oleh seorang yang ditunjuk oleh Komisaris.

    7) 

    Anggota Direksi dilarang untuk memberikan atau

    menawarkan atau menerima, baik langsung maupun tidak

    langsung, sesuatu yang berharga kepada atau dari

    pelanggan/pemasok atau seorang pejabat pemerintah

    untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    14/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 14 dari 24  

    telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan.

    B. ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS

    1. ORGANISASI

    Struktur dan komposisi Direksi PT. Perkebunan Nusantara II

    (Persero) yang berlaku saat ini dibentuk berdasarkan :

    -  Persetujuan RUPS tentang pengesahan RKAP dan

    persetujuan pelaksanaan restrukturisasi pengelolaan usaha

    PT. Perkebunan Nusantara II (Persero).

    -  Keputusan Menteri BUMN tentang pengangkatan Direktur

    Utama dan Anggota Direksi PT. Perkebunan Nusantara II

    (Persero).

    -  Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

    Nomor : II.10/Kpts/R.121/IX/2007 tanggal 25 September

    2007 tentang Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara

    II (Persero).

    Susunan Direksi sesuai dengan keputusan tersebut di atas

    adalah :

    -  Direktur Utama; membawahi langsung Direktur Produksi,

    Direktur Keuangan, Direktur SDM/Umum, Direktur

    Pemasaran dan Renbang, Bagian Sekretaris Perusahaan

    serta Bagian Satuan Pengawasan Intern.

    -  Direktur Produksi; membawahi langsung Kepala Bagian

    Tanaman, Kepala Bagian Teknik Tanaman Tahunan, Kepala

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    15/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 15 d ari 2 4  

    Bagian Teknik Tanaman Semusim dan Kepala Bagian

    Pengolahan Tanaman Tahunan.

    -  Direktur Keuangan; membawahi langsung Kepala Bagian

    Pembiayaan , Kepala Bagian Akuntansi dan Teknologi

    Informasi dan Kepala Bagian Pengadaan.

    -  Direktur SDM dan Umum; membawahi langsung Kepala

    Bagian Sumber Daya Manusia, Kepala Bagian Umum, serta

    Kepala Bagian Hukum dan Pertanahan.

    -  Direktur Pemasaran dan Renbang ; membawahi langsung

    Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian, Kepala Bagian

    Pengembangan, dan Kepala Bagian Pemasaran.

    2. URAIAN TUGAS DIREKSI

    1) Dewan Direksi secara Kolektif

    Tanggungjawab :

    Hak Dan Wewenang :

    Kewajiban :

    2) Uraian Tugas Masing-masing Direksi

    (1) DIREKTUR UTAMA

    (1.1) 

    Tugas:(1.2)

     

    Kewajiban(1.3)

     

    Hak dan Wewenang(1.4)

     

    Tanggung Jawab(1.5)

     

    Hubungan Organisasional

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    16/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 16 dari 24  

    (2) DIREKTUR PRODUKSI

    (1.1) 

    Tugas:(1.2)

     

    Kewajiban(1.3)

     

    Hak dan Wewenang(1.4)

     

    Tanggung Jawab(1.5)

     

    Hubungan Organisasional

    (3) DIREKTUR KEUANGAN

    (1.1) 

    Tugas:(1.2)

     

    Kewajiban(1.3)

     

    Hak dan Wewenang

    (1.4) 

    Tanggung Jawab(1.5) 

    Hubungan Organisasional

    (4) DIREKTUR SDM DAN UMUM

    (1.1) 

    Tugas:(1.2)

     

    Kewajiban(1.3)

     

    Hak dan Wewenang

    (1.4) 

    Tanggung Jawab(1.5)

     

    Hubungan Organisasional

    (5) DIREKTUR PEMASARAN DAN RENBANG

    (1.1) 

    Tugas:(1.2)

     

    Kewajiban(1.3)

     

    Hak dan Wewenang(1.4)  Tanggung Jawab

    (1.5) 

    Hubungan Organisasional

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    17/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 17 dari 24  

    3) Organisasi Pendukung Direksi

    (1) SATUAN PENGAWASAN INTERN

    (2) SEKRETARIS PERUSAHAAN

    4) Pendelegasian Wewenang

    a. Bidang Pengeluaran

    b. Penandatanganan Kontrak Pengadaan

    Barang/SPK

    Sejalan dengan struktur Pengelolaan usaha, Direksi

    dapat mendelegasikan sebagian kewenangannya dalam

    pengadaan barang dan jasa kepada Manajer Distrik,

    Manajer Unit Usaha dan Kepala Bagian Pengadaan.

    Pendelegasian tersebut harus ditetapkan melalui Surat

    Keputusan Direksi, yang menyebut secara rinci dan

    jelas wewenang yang diberikan dan batasannya.

    C. MEKANISME RAPAT

    1. Rapat Direksi

    Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu

    yaitu sekurang-kurangnya sekali sebulan dan atau setiap kali

    apabila dianggap perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi

    atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota

    Komisaris atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau

    lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu

    per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak

    suara.

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    18/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 18 d ari 2 4  

    Direksi harus membuat jadual dan agenda rapat yang telah

    disepakati bersama dalam setahun untuk setiap tahunnya,

    namun dalam pelaksanaannya jadual tersebut dapat bertambah

    sewaktu-waku apabila diperlukan.

    1) Prosedur Penyelenggaraan

    (1) 

    Rapat diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau

    tempat kegiatan usaha perseroan atau di tempat lain di

    wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh

    Direksi.

    (2) 

    Panggilan Panggilan rapat dilakukan secara tertulis

    oleh anggota Direksi yang berhak mewakili perseroan

    dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3

    (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu

    yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak,

    dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan

    tanggal rapat.,, namun panggilan tidak dipersyaratkan

    apabila semua anggota Direksi hadir dalam rapat.

    (3) 

    Dalam surat panggilan rapat sebagaimana dimaksud

    dalam pada butir (2) diatas harus mencantumkan

    acara, tanggal, waktu dan tempat rapat

    (4) 

    Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama atau

    oleh seorang Direktur yang ditunjuk oleh Direktur

    Utama jika Direktur Utama tidak melakukan

    penunjukkan, maka salah seorang Direktur yang

    terlama dalam jabatan sebagai anggota Direksi yang

    memimpin rapat Direksi. Dalam hal Direktur yang

    paling lama menjabat sebagai anggota Direksi

    Kepmen

     BUMN

     No.

    117/2002

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    19/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 19 dari 24  

    Perseroan lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur yang

    tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan

    rapat Direksi.

    (5) 

    Direksi harus menetapkan tata tertib rapat Direksi dan

    mencantumkannya dengan jelas dalam Risalah Rapat

    Direksi dimana tata tertib tersebut ditetapkan.

    2) Prosedur Pengambilan Keputusan

    3. Prosedur Rapat dan Risalah Rapat

    2. Rapat Intern Direktorat

    D. PENILAIAN KINERJA

    1. Pengertian Dan Tujuan Kontrak ManajemenPemegang saham melakukan evaluasi/penilaian kinerja

    Komisaris dan Direksi dengan mengacu kepada Kontrak

    Manajemen yang telah disepakati antara Pemegang Saham

    dengan Manajemen Perusahaan yaitu Komisaris dan Direksi.

    Kontrak manajemen dibuat setahun sekali yang ditandatangani

    bersamaan dengan pengesahan RKAP oleh Pemegang Saham,komisaris, dan Direksi.

    Kontrak manajemen pada dasarnya merupakan kesepakatan

    antara pemegang saham dengan Komisaris dan Direksi yang

    berisi target-target pencapaian Indikator Kinerja Kunci (IKK)

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    20/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 2 dari 24  

    2. Mekanisme Pembuatan Kontrak Manajemen

    Sebelum memilih Indikator Kinerja Kunci (IKK) terlebih dahulu

    dilakukan pembahasan yang mendalam antara Direksi dan

    Komisaris, dengan pemegang Saham mengenai :

    -  Posisi perusahaan saat ini, meliputi pencapaian kinerja

    tahun terakhir dan atau bulan terakhir tahun berjalan:

    kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman, tiap

    bidang kegiatan.

    - Benchmark/best practise  untuk perusahaan sejenis serta

    daya tarik pasar dan daya saing perusahaan.

    -  Arah pengembangan dan sasaran kinerja jangka menengah

    yang akan di capai (SCI)

    -  Rencana strategis dan langkah-langkah yang akan ditempuh

    dalam rangka pencapaian sasaran.

    Berdasarkan hasil pembahasan dipilih Indikator Kinerja Kunci 

    berdasarkan kriteria-kriteria berikut :

    -  IKK mencakup unsur-unsur yang dominan dalam rangka

    pencapaian sasaran-sasaran

    Dapat diukur (measurable) dan dapat diaudit (auditable)-  Sejauh mungkin merupakan hal-hal yang berada dalam

    pengendalian manajemen serta merupakan faktor-faktor

    kunci keberhasilan kinerja manajemen.

    -  Mencakup kegiatan pokok perusahaan antara lain kegiatan

    pemasaran, produksi, keuangan, manajemen SDM atau

    lainnya.

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    21/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 21 d ari 2 4  

    Pada dasarnya pemilihan Indikator Kinerja Kunci (IKK) di lihat

    dari 3 (tiga) aspek utama dan setiap aspek terdiri dari

    beberapa indikator sebagai berikut :

    1).  IKK Aspek Finansial

    merupakan indikator yang terkait dengan profitabilitas,

    pengembalian modal, kualitas aktiva dan aspek finansial

    lainnya. Indikator yang termasuk dalam aspek finansial

    antara lain adalah:

    2). 

    IKK Aspek Operasional

    Merupakan indikator teknis operasional yang spesifik untuk

    setiap perusahaan. Indikator yang termasuk dalam aspek

    teknis operasional antara lain :

    3) 

    IKK Aspek Efek Dinamis

    Merupakan indikator mengenai kegiatan yang pengaruhnya

    terlihat untuk jangka panjang (lebih dari 1 tahun).

    Indikator yang termasuk dalam aspek efek dinamis antara

    lain:

    Setelah Indikator dan sub indikator dalam masing-masing aspekditetapkan selanjutnya ditentukan target yang hendak dicapai

    dari tiap-tiap indikator/sub indikator dan target tersebut harus

    mencerminkan tahap pencapaian sasaran perbaikan kinerja

    jangka menengah & jangka panjang serta setiap target harus

    cukup menantang tetapi realistis.

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    22/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 22 dari 24  

    Selanjutnya Pemegang Saham dengan Komisaris dan Direksi

    merumuskan penetapan bobot masing-masing Indikator Kinerja

    Kunci  (IKK) setiap aspek dimana bobot IKK aspek operasional

    harus lebih tinggi dari bobot aspek finansial dan efek dinamis,

    dengan bobot keseluruhan aspek adalah 100%.

    3. Laporan Dan Evaluasi Pencapaian Target.

    1). Direksi melaporkan pencapaian target untuk masing-masing

    IKK bersamaan dengan laporan manajemen triwulanan,

    semesteran dan tahunan kepada Komisaris dan PemegangSaham.

    Komisaris dan Pemegang Saham melakukan evaluasi

    terhadap laporan pencapaian target dari masing-masing IKK

    yang diterima dari Direksi secara triwulanan, semesteran

    dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka

    pencapaian target yang telah ditetapkan.

    Berdasarkan laporan triwulanan maupun semesteran,

    Direksi dapat menghitung skor yang telah dicapai untuk

    masing-masing indikator.

    2). Setiap akhir tahun, laporan pencapaian target yang telah

    ditetapkan termasuk Indikator Kinerja Kunci merupakanbagian dari laporan manajemen tahunan yang harus diaudit

    oleh pihak yang independen.

    Total skor Indikator Kinerja Kunci yang telah dicapai

    digunakan oleh Pemegang Saham sebagai salah satu acuan

    dalam melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    23/24

    Board Manual

     PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal 23 dari 24  

    E. PENUTUP

    Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan

    Menteri BUMN Nomor : 117/M-MBU/2002  tanggal 31 Juli 2002,

    disebutkan bahwa dalam Laporan Tahunan harus memuat informasi

    antara lain :

    1. 

    Informasi penting untuk pengambilan keputusan pemodal,

    pemegang saham/pemilik modal, kreditur dan stakeholders

    (Pasal 28) antara lain mengenai:

    a. 

    Tujuan, sasaran usaha dan strategi BUMN;

    b. 

    Status pemegang saham utama dan para pemegang

    saham/pemilik modal lainnya serta informasi terkait

    mengenai pelaksanaan hak-hak pemegang saham/pemilik

    modal.

    c. 

    Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.

    d. 

    Penilaian terhadap BUMN oleh external auditor, lembaga

    pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya.

    e. 

    Riwayat hidup anggota Komisaris/Dewan Pengawas, Direksi

    dan eksekutif kunci BUMN, serta gaji dan tunjangan

    mereka.

    f. 

    Sistem pemberian honorarium untuk external auditor

    BUMN.

    g. 

    Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk internal

    auditor, anggota Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi;

    h. 

    Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk

    penilaian manajemen atas iklim berusaha dan faktor risiko;

    i. 

    Informasi material mengenai karyawan BUMN dan

    stakeholders;

  • 8/17/2019 Board Manual Ptpn-II

    24/24

    Board Manual

    PT Perkebunan Nusantara II (Persero) Hal

    j. 

    Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap

    BUMN, dan perkara yang ada di badan peradilan atau badan

    arbitrase yang melibatkan BUMN;

    k. 

    Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau

    yang sedang berlangsung; dan

    l. 

    Pelaksanaan pedoman Good Corporate Governance.

    2. 

    Informasi mengenai jumlah rapat Direksi serta jumlah

    kehadiran masing-masing anggota Direksi (Pasal 21 ayat 8).

    Materi dalam pedoman ini dapat dirubah dan direvisi sewaktu-

    waktu sesuai dengan perubahan organisasi perusahaan maupun

     perkembangan perusahaan.