blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/argayonixwirasma/files/2013/10/Kenali... · Web viewterkena cairan...

103
666666666666666666666666666 Budidaya MAHKOTA DEWA Kenali Segudang Khasiat Bagi Kesehatan & Pemasaran Mahkota Dewa (Phaleria Papuana Fructus) adalah tanaman asli Indonesia. Tanaman ini tergolong tanaman berupa perdu dengan tinggi mencapai 1,5 sampai 2,5 meter. Buahnya lebat berwarna merah sehingga cocok juga untuk tanaman hias. Tanaman ini memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan ANNISA B.3. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Budiday MAHKOTA Kenali Segudang Khasiat & Pemasaran Sebagai Syarat Mata Kuliah Dasar Komunikasi ANNISA Panduan Budidaya tanaman Kandungan Kimia dan Manfaatnya Pengolahannya

Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/argayonixwirasma/files/2013/10/Kenali... · Web viewterkena cairan...

( ANNISA HASANAH) (Budidaya) (B.3.3) (BudidayaMAHKOTA DEWAKenali Segudang Khasiat Bagi Kesehatan & Pemasaran)666666666666666666666666666

(Mahkota Dewa (Phaleria Papuana Fructus) adalah tanaman asli Indonesia. Tanaman ini tergolong tanaman berupa perdu dengan tinggi mencapai 1,5 sampai 2,5 meter. Buahnya lebat berwarna merah sehingga cocok juga untuk tanaman hias. Tanaman ini memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan seperti rematik, kanker, diabetes, dll.) (Panduan Budidaya tanamanKandungan Kimia dan ManfaatnyaPengolahannyaManfaatnya Bagi KesehatanPemasaran) (Sebagai Syarat Mata Kuliah Dasar Komunikasi) (Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya Malang) (Kenali Segudang Khasiat & Pemasaran Mahkota Dewa) (MAHKOTA DEWA) ( ANNISA HASANAH)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan buku Dasar Komunikasi tentang Budidaya Mahkota Dewa Kenali Segudang Khasiat Bagi Kesehatan dan Pemasaran.

Adapun buku ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan buku ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan buku ini.

 Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki buku dasar komunikasi ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari buku dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. Malang , Mei 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………… i

Daftar Isi………………………………………iii

Bab 1Mengenal Mahkota Dewa………….. 1

A. Mahkota Dewa sebagai Obat

Pusaka Para Dewa……………… 1

B. Morfologi Tanaman Mahkota

Dewa………………………………. 6

C. Kandungan Kimia dan

Manfaatnya……………………….. 15

Bab 2Budidaya Mahkota Dewa……………. 28

A. Syarat Tumbuh……………………. 28

B. Persiapan dan Pengolahan

Tanah………………………………. 29

C. Persiapan bibit dan Penanaman… 35

D. Pemeliharaan……………………… 40

E. Panen dan Pasca Panen…………. 44

F. Membudidayakan Bunga Mahkota

Dewa di Kunir Kabupaten

Lumajang…………………………… 47

Bab 3Aneka Resep dan Manfaatnya………. 51

A. Jenis Penyakit dan Cara Mengobati

Dengan Mahkota Dewa…………… 51

B. Manfaat Mahkota Dewa bagi

Masyarakat Rusun Wonorejo, Kec.

Rungkut,Surabaya…………………. 67

C. Manfaat Mahkota Dewa bagi

Masyarakat di desa Lakeya Kab.

Gorontalo…………………………… 71

Bab 4Pengolahan Produk Mahkota Dewa

Dan Pemasaran……………………….. 81

A. Produk Teh Mahkota Dewa dan

Pemasarannya di Kulon Progo,

Yogyakarta………………………… 81

B. Pengolahan Produk Mahkota Dewa

Dan Pemasaran dari PT.Mahkota

Dewa Indonesia(MDI)……………. 85

DAFTAR PUSTAKA………………………….101

BIOGRAFI ……………………………………103

BAB I

MENGENAL

MAHKOTA DEWA

A. Mahkota Dewa sebagai Obat Pusaka Para Dewa

Sebagian dari kita mungkin sudah pernah mendengar dan melihat tanaman mahkota dewa, namun sebagian masyarakat lainnya mungkin mendengarnya saja belum pernah. Mahkota dewa yang mempunyai nama latin Phaleria macrocarpa merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini sedang populer di Indonesia sebagai tanaman obat tradisional yang dipercayai mampu mengobati berbagai macam penyakit.

Habitat aslinya di tanah Papua. Dulu sebelum masyarakat tahu akan manfaat dari tanaman ini, banyak yang membiarkannya tumbuh dengan liar di perkarangan rumah maupun di kebun-kebun.

Sebagian orang lainnya menjadikan mahkota dewa sebagai tanaman hias dan tanaman peneduh. Namun, setelah masyarakat menyadari akan manfaat yang terkandung didalamnya, mereka mulai melakukan pembudidayaan.

Tanaman asli Indonesia ini termasuk ke dalam jenis tanaman perdu yang dapat tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur dengan ketinggian 10-1200 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohonnya bisa mencapai 6 meter apabila dibiarkan tumbuh tidak terawat, namun umunya pohon ini tumbuh tegak dengan ketinggian 1-2,5 meter. Mahkota dewa bisa berumur sampai puluhan tahun.

Tingkat produktivitas dari mahkota dewa mampu dipertahankan sampai usia 10-20 tahun.

Klasifikasi

Klasifikasi tanaman mahkota dewa adalah :

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Sub divisi: Dicotyledon

Kelas: Thymelaeales

Famili: Thymelaeaceae

Genus: Phaleria

Spesies: Phaleria macrocarpa

Nama Lain

· Makuto Rojo

· Makuto Ratu

· Obat Dewa

· Pau (Obat Pusaka)

· Crown of God

· Boh Anggota Dewan

· Simalakama (bahasa melayu)

Pusaka Para Dewa

Meskipun banyak yang memberikan nama yang berkonotasi bagus kepada pohon ini, ada juga orang yang memberikan nama berkonotasi sebaliknya. Contohnya, di Depok, Jawa Barat, nama lain mahkota dewa adalah buah simalakama. Walaupun cukup mengagetkan, sebutan ini sebetulnya cukup beralasan.

Soalnya, bagi penderita suatu penyakit, jika dimakan melebihi takaran, buah mahkota dewa akan menyebabkan efek negatif yang tidak diharapkan, dari sariawan hingga pusing dan mual-mual. Namun, jika tidak dimakan, penyakitnya malah mungkin tidak bisa disembuhkan.

Memang, dalam mengkonsumsi buah mahkota dewa ini, dosis yang benar-benar tepat harus diperhatikan. Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa.

Beberapa penyakit berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat (seperti sakit liver, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, tekanan darah tinggi, lemah syahwat, dan ketagihan narkoba) dan penyakit ringan (seperti eksim, jerawat, luka gigitan serangga) bisa disembuhkan dengan pohon ini.

Mahkota dewa bisa digunakan sebagai obat dalam, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar, dengan cara dioleskan atau dilulurkan. Melihat begitu banyak penyakit yang bisa disembuhkannya, sebutan Pusaka Para Dewa memang layak disematkan untuk pohon ini. Sungguh tanaman yang amat ajaib.

Tanaman perdu yang dahulu hanya menjadi tanaman kerajaan kini telah menjadi bagian dari tanaman rakyat.

B. Morfologi Tanaman Mahkota Dewa

Tanaman mahkota dewa memiliki bagian seperti batang, buah, daun, bunga, dan biji.

a. Pohon

Pohon mahkota dewa bentuknya seperti pohon perdu. Tajuk pohon dari tanaman mahkota itu bercabang-cabang. Sebenarnya ketinggian rata-rata dari mahkota dewa adalah 1.5-2,5 meter. Tetapi, jika pertumbuhan tanamannya dibiarkan ketinggian pohonnya bisa mencapai 5 meter. Mahkota dewa ini bisa tumbuh sampai puluhan tahun.

b. Batang

Batang mahkota dewa ini bentuknya bulat. Batang dari mahkota dewa ini terdiri dari kulit dan kayu. Kayunya berwarna putih sedangkan kulitnya berwarna cokelat kehijauan. Percabangan mahkota dewa banyak. Diameternya bisa mencapai 15 cm. Batang dari mahkota dewa bergetah sehingga susah untuk melakukan pencangkokan.

Gambar : batang mahkota dewa

Secara empiris, yaitu dengan suatu pembuktian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna, terbukti bahwa batang tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker tulang.

c. Daun

Daun mahkota dewa berwarna hijau. Bentuknya lonjong langsing memanjang dan berujung lancip. Daunnya merupakan daun tunggal.

Gambar : daun mahkota dewa

Permukaan dari mahkota dewa licin dan tidak berbulu. Daun yang sudah tua biasanya warnanya lebih gelap dibandingkan dengan daun yang masih muda. Pertulangan daun dari mahkota dewa sendiri itu menyirip.

Panjang daun mahkota dewa kira-kira 7-10 cm dan lebar 3-5 cm. Daun mahkota dewa sering dimanfaatkan untuk obat disentri dan alergi. Sebagai obat, daun mahkota dewa harus terlebih dahulu direbus sebelum digunakan.

d. Akar

Akar dari tanaman mahkota dewa termasuk jenis akar tunggang. Pertumbuhan akar dari mahkota dewa bisa mencapai panjang sekitar 100 cm yang menyebar ke samping sesuai ukuran panjang sekeliling lingkaran dari tajuk daun. Hal ini dapat menjadi ukuran dalam penamabahan pupuk organik di sekitar batang mahkota dewa.

e. Bunga

Pertumbuhan dari bunga mahkota dewa menyebar di batang atau ketiak daun dan warna bunga adalah putih.

Bentuknya seperti terompet kecil dan mengeluarkan bau harum. Bunga ini memiliki ukuran irip dengan bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang tahun tetapi yang paling sering muncul ketika pada musim hujan.

Gambar : Bunga mahkota dewa

Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2- 4 bunga.

f. Buah

Salah satu bagian dari mahkota dewa yang paling menarik adalah buahnya. Sekilas orang akan merasa tertipu dengan buah mahkota dewa, karena buah ini seperti apel.

Warnanya mengkilat dan bentuknya bulat. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu, tampak seperti berkilau.

Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang, dan biji. Pada waktu masih muda buahnya berwarna hijau, ketika sudah dewasa warnanya berubah menjadi warna merah dan ukurannya bervariasi mulai dari yang berdiameter 3 cm sampai dengan yang berdiameter 6 cm. ketebalan kulit mahkota dewa berkisar antara 0,5 – 1,0 mm.

Berbeda dengan warna kulitnya yang merah mengkilat, warna daging buah mahkota dewa berwarna putih. Buah mahkota dewa yang berumur kurang lebih 2 bulan sudah bisa dipetik dari pohonnya karena pada umur ini biasanya buah sudah benar-benar matang dan berwarna merah marun. Sangat dianjurkan untuk tidak membiarkan buah mahkota dewa terlalu lama matang di pohon karena buah bisa busuk dan akan mengurangi khasiatnya.

Kita tidak boleh sembarangan memakan buah mahkota dewa ini apalagi kalau sampai memakannya langsung dari pohon. Benar kalau buah mahkota dewa paling banyak dimanfaatkan untuk pengobatan, tetapi buah mahkota dewa harus sudah diolah terlebih dahulu dengan baik dan benar.

Buah mahkota ini ini mengandung racun apabila dikonsumsi dalam keadaan segar atau mentah. Jika kita tetap nekat untuk memakannya dalam keadaan mentah atau segar, jangan heran bila tidak lama kemudian mulut kita kan bengkak, timbul sariawan, muntah, mual, pusing, dan bahkan sampai keracunan.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsinya secara langsung, tetapi harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan. Buah mahkota dewa mengandung zat saponin dan alkaloida.

Gambar : buah mahkota dewa

Pemanfaatan untuk pengobatan biasanya tidak memisahkan antara daging buah dan kulitnya. Artinya, kulitnya tidak perlu dikupas terlebih dahulu. Rasa kulit dan daging buah ini sepet-sepet pahit saat sudah tua.

Bagian buah lainnya yang juga bermanfaat adalah cangkang buah. Cangkang ini memiliki rasa yang lebih sepet dan pahit dibandingkan dengan kulit dan daging buah. Ketebalannya bisa mencapai 2 mm.

Walaupun lebih pahit daripada kulit dan daging buahnya, cangkang ini lebih mujarab seperti halnya dengan kulit dan daging buah. Cangkang buah pun tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara langsung, tetapi harus direbus terlebih dahulu.

Bagian terakhir dari buah mahkota dewa adalah biji. Biji mahkota dewa merupakan bagian tanaman yang paling berbahaya karena mempunyai sifat yang beracun.

Jika biji ini tergigit, lidah akan terasa kaku atau mati rasa dan badan akan meriang. Oleh sebab itu, biji hanya digunakan sebagai pengobatan luar untuk berbagai macam jenis penyakit kulit.

Biji mahkota dewa berbentuk bulat lonjong dengan diameter sekitar 1 cm, bagian dalamnya berwarna putih. Pemanfaatan biji dilakukan dengan cara dikeringkan dan disangrai sampai gosong. Selain dimanfaatkan untuk obat, bijinya dapat digunakan untuk memperbanyak tanman dalam skala luas.

C. Kandungan Kimia dan Manfaatnya

Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon ini.

1) Sebenarnya mahkota dewa mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Dibawah ini uraian singkat mengenai senyawa dalam mahkota dewa dan manfaatnya :

· Alkaloid dalam mahkota dewa Bersifat detoksifikasi untuk menetralisis racun dalam tubuh.

· Senyawa lainnya yaitu saponin dapat berperan sebagai anti-bakteri dan anti-virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar gula dan penggumpalan darah dalam tubuh, meningkatkan vitalitas.

· Flavonid bersifat anti-inflamasi, anti-oksidan, dan anti-alergi, berperan dalam melancarkan peredaran darah serta mencegah penyumbatan pada pembuluh darah, Mengurangi timbunan lemak dan kandungan koleterol pada dinding pembuluh darah, menurunkan resiko serangan jantung koroner,dan mengurangi rasa sakit akibat pendarahan / pembengkakan polifenol.

2) Mahkota Dewa sebagai Zat Antikanker

Sebagai tanaman obat, telah banyak dilakukan penelitian untuk menguji kemampuan Mahkota Dewa sebagai obat untuk terapi kanker. Berikut ini adalah beberapa kandungan senyawa dalam Mahkota Dewa yang diteliti untuk melawan kanker.

· Ribosome Inactivating Proteins (RIPs)

Kandungan lain dari Mahkota Dewa yang memiliki kemampuan sebagai penyembuh adalah protein yang disebut sebagai Ribosome Inactivating Proteins (RIPs). Menurut Sismindari (2008), RIPs ini merupakan sekelompok protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas RNA-gly-cosidase, yaitu kemampuan untuk menghambat sintesis protein pada mamalia. RIPs mempunyai kemampuan memotong DNA superkoil. Adanya aktivitas tersebut menjadikan RIPs sebagai kandidat yang potensial dalam terapi kanker.

· Senyawa Gallic Acid (GA)

Penelitian yang juga mendukung kemampuan Mahkota Dewa dalam mengatasi penyakit kanker dilakukan oleh Farie,et.al(2006). Disebutkan disana bahwa senyawa Gallic Acid yang diisolasi dari buah tanaman Mahkota Dewa menunjukkan hasil yang signifikan dalam menghambat proliferasi sel kanker TE-2.

Dalam percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sel kanker yang diinduksi dengan senyawa GA akan mengalami perubahan morfologi setelah pengamatan 12 jam. Sedangkan induksi terhadap sel non kanker tidak menunjukkan adanya perubahan setelah pengamatan selama 48 jam.

Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa Gillic Acid dari Mahkota Dewa merupakan kandidat potensial untuk pengolahan penyakit kanker.

· Senyawa Etanol

Sementara itu Bakhriansyah (2004) mengatakan bahwa dalam ekstrak biji tanaman Mahkota Dewa terkandung senyawa Etanol yang bersifat sitotoksik. Uji aktivitas sititoksik ekstrak Etanol biji Mahkota Dewa pada kultur sel kanker payudara T47D dilakukan dengan metode triphan blue dan diamati secara visual setelah diinkubasi selama 24, 48, dan 72 jam. Ekspresi protein COX-2 diamati dengan pengecatan secara imunohistokimia setelah sel diinkubasi selama 24 jam. Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa senyawa Etanol dapat menghambat proliferasi sel kanker payudara T47D melalui penghambatan ekspresi protein COX-2.

3) Mahkota Dewa Untuk Mengobati Diabetes Mellitus

Penelitian mengenai kemampuan Mahkota Dewa dalam menurunkan gula darah dilakukan oleh Santoso dkk (2006). Percobaan ini menggunakan rebusan daging buah Mahkota Dewa dan menggunakan tikus putih. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil bahwa rebusan daging mahkota dewa dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Hasil yang serupa juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugiwati et al. (2006). Penurunan kadar glukosa darah akibat perlakuan Mahkota Dewa dapat dijelaskan melalui 2 mekanisme utama, yaitu secara intra pankreatik dan ekstra pankreatik. Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara memperbaiki sel pankreas yang rusak dan melindungi sel dari kerusakan serta merangsang pelepasan insulin.

Kemampuan ini dimiliki oleh alkaloid dan flavonoid. Alkaloid terbukti mempunyai kemampuan regenerasi sel pankreas yang rusak. Flavonoid mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel pankreas dari radikal bebas.

Mekanisme ekstra pankreatik dapat berlangsung melalui berbagai mekanisme. Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbs glukosa di usus, meningkatkan transportasi glukosa dalam darah merangsang sintesis glikogen dan menghambat sintesis glukosa dengan menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa 1,6-bifosfatase serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat dehidrogenase.

Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua enzim akan menurunkan pembentukan glukosa dari substrat lain selain karbohidrat.

Buah mahkota dewa merupakan bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan dalam keadaan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya tidak dianjurkan untuk mengkonsumsinya dalam keadaan segar. Cangkangnya memiliki rasa sepet-seoet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah.

Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah.

Bagian ini dapat mengobati penyakit berat seperti kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi karena bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa. Karenanya, bagian ini Cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dahulu. Bisa dijadikan buah kering, the racik, atau ramuan instan.

Namun yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya the racik dan ramuan instan. Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya dapat juga digunakan menyembuhkan penyakit lemah syahwat, disentri, alergi dan tumor.

Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya. Jangan kaget begitu meminum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan banyak meminum air. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi.

Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara dihentikan terlebih dahulu. Dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius seperti penyakit kanker rahim, setelah pasien mengkonsumsi seduhan mahkota dewa badannya merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit. Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan dan campuran. Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya.Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan perlu untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu yang lama.

Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaanya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul. Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa, juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan.

BAB 2

BUDIDAYA

MAHKOTA DEWA

A. Syarat Tumbuh

Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial.

Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm.

Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak.

Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.

B. Persiapan dan Pengolahan Tanah

Tanah merupakan medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara yang merupakan makanan bagi tanaman. Pada budidaya tanaman obat persiapan lahan dan pengolahan lahan harus menjadi perhatian pertama. Lokasi penanaman penting diperhatikan karena berkaitan langsung dengan lingkungan tumbuh tanaman yaitu iklim dan kondisi lahan. Ketinggian tempat sangat mempengaruhi iklim setempat seperti suhu, curah hujan, kelembaban, penyinaran matahari, dan angin.

Kemiringan lahan juga menentukan teknik pengolahan tanah dan teknik budidaya tanaman. Setiap jenis tanaman obat membutuhkan kondisi tanah tertentu agar dapat tumbuh dan berkembang optimal.

Kondisi tanah yang harus diperhatikan meliputi kesuburan fisik tanah (struktur, tekstur, konsistensi, porositas, suhu tanah, aerasi dan drainase tanah), kesuburan kimia (ketersediaan hara, kapasitas tukar kation, pH tanah), kesuburan biologi (aktivitas mikroorganisme tanah dan bahan organik tanah. Kesuburan tanah harus selalu diperhatikan.

Setelah ditentukan lokasi penanaman dan jenis tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman obat selanjutnya dapat dilakukan kegiatan persiapan dan pengolahan tanah. Persiapan dan pengolahan tanah bertujuan untuk :

1. Membuat kondisi fisik tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan porositas tanah, memperbaiki aerase dan drainase tanah.

2. Membersihkan lahan dari gulma, semak, sisa –sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

3. Pada areal penanaman yang terletak di lereng bukit atau pengunungan sebaiknya dibuat teras untuk mencegah erosi dan mempermudah pemeliharaan tanaman.

Teknik persiapan dan pengolahan tanah ditentukan oleh jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan dan kondisi awal lahan tersebut. Secara umum tahapan pengolahan tanah adalah :

1. Pembersihan lahan dari gulma, sisa-sisa tanaman dan batu-batuan.

2. Pembajakan yaitu membolak-balikkan tanah dengan menggunakan bajak atau traktor.

3. Penggaruan yaitu menghancurkan gumpalan tanah yang besar sehingga menjadi lebih halus dan merata. Pada partikel tanah yang lebih kecil maka hubungan antara partikel tanah dengan akar tanaman akan lebih luas dan akar akan lebih mudah mendapatkan zat hara yang dibutuhkan. Tanah yang lebih porous akan membuat lingkungan perakaran yang lebih baik terutama untuk tanaman obat yang memiliki rhizome / rimpang dan tanaman obat berakar dangkal dan kecil. Kondisi fisik tanah yang baik juga akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman & mempercepat dekomposisi bahan organik.

4. Pembuatan bedengan. Beberapa jenis tanaman obat sebaiknya dibudidayakan pada bedengan-bedengan terutama untuk jenis tanaman semusim atau tanaman berbentuk perdu dan memiliki habitus kecil yang relatif yang tidak tahan air yang tergenang seperti pegagan, memiran, daun dewa, temu-temuan. Sedangkan untuk tanaman obat tahunan seperti kayu manis, mahkota dewa, kina, dan pala tidak membutuhkan bedengan untuk tempat tumbuhnya. Bedengan dibentuk dengan cara menimbun tanah atau meninggikan permukaan tanah dari hasil galian parit sebagai batas bedengan. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dengan arah timur barat.

Panjang dan lebar bedengan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jarak antar bedengan yang merupakan saluran air juga dapat digunakan untuk berjalan pada saat pemeliharaan.

Saluran air berfungsi untuk menghindarkan tergenangnya air pada saat musim hujan. Lubang-lubang tanam dan alur-alur tanam dibuat pada bedengan. Jarak tanam dibuat sesuai jenis tanamn dan tingkat kesuburan tanah. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan jenis tanaman dan jenis bibit yang telah disiapkan.

Pada waktu penggalian lubang tanam sebaiknya tanah topsoil dan subsoil dipisahkan, sebaiknya tanah galian tersebut dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos yang dosisnya tergantung jenis tanaman dan jarak tanaman.

Pada tanaman yang membutuhkan tegapan, seperti sirih dan lada dapat ditanam panjatan atau tegakan. Panjakan atau tegakan dapat berupa panjatan mati atau tanaman hidup. Tiang panjatan dapat dipasang kira-kira 10 cm dari lubang tanam.

Apabila dipakai panjatan hidup berupa tanaman maka harus dipilih tanaman yang pertumbuhannya cepat, kuat, berbatang lurus, dan pertumbuhannya tidak mengganggu tanman utama.

Beberapa jenis tanaman obat juga membutuhkan tanaman pelindung untuk melindungi tanaman obat dari penyinaran matahari secara langsung atau dari terpaan angin, maka sebaiknya tanaman pelindung telah disiapkan beberapa waktu sebelum penanaman bibit ke lapangan.

C. Persiapan bibit dan Penanaman

Persiapan bahan tanam dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan persiapan dan pengolahan lahan. Bahkan pada beberapa jenis tanaman obat-obatan dibutuhkan waktu lebih lama untuk bisa mempersiapkan bahan tanam karena melalui beberapa tahapan. Perbanyakan dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji dan secara vegetatif yaitu dengan cara stek, cangkok, okulasi, runduk, dan kultur jaringan.

Cara mencangkok mahkota dewa sama dengan mencangkok tanaman lainnya. Cabang yang terpilih dikelupas kulitnya sepanjang 2-3 cm mengelilingi batang, kemudian kambiumnya dikerik sampai habis. Biarkan batang yang terkelupas itu selama satu hari, keesokan harinya baru diberi media dan dibungkus.

Media tumbuh yang digunakan berupa tanah yang dicampur pupuk kandang atau tanah kompos atau bahan organik lainnya dengan perbandingan 1 : 1. Media tumbuh tersebut harus lembap.

Media tumbuh ditempelkan di bagian cabang yang dikelupas kulitnya, dengan ketebalan 2-3 cm, lalu dibungkus. Bahan pembungkus bisa berupa plastik yang dilubangi, sabut kelapa, atau gedebog pisang kering. Jika selama pencangkokan tidak turun hujan, cangkokan harus disiram. Setelah satu bulan, cangkokan sudah berakar banyak dan berwarna kuning cokelat.

Cangkokan yang telah dipotong sebaiknya tidak langsung ditanam di lapangan, tetapi harus ditanam dulu dalam polibag dengan media tanah dicampur pupuk kandang (perbandingan 3 :1). Polibag disimpan di tempat yang teduh. Setelah berumur dua bulan dalam polibag, cangkokan dipindahkan ke lapangan atau pot.

Pembudidayaan secara generatif dapat dilakukan dengan biji. Pembudidayaan dengan cara ini paling banyak digunakan karena memang paling mudah. Pembudidayaan dengan biji, mula-mula petik buah yang benar-benar sudah tua atau matang sewaktu masih pada tanaman mahkota dewa, ambil bijinya yang tersembunyi di balik cangkangnya, kemudian semaikan biji itu di tempat persemaian, dengan media sekam bakar dicampur dengan kompos.

Ketika memindahkan bibit ke polibag, usahakan akarnya jangan sampai terputus. Lubang tanam harus cukup dalam agar akar mudah masuk dengan posisi tetap lurus. Polibag disimpan di tempat yang terlindung dari curahan air hujan dan sinar matahari yang berlebihan, tetapi masih mendapatkan cukup sinar matahari terutama pada pagi hari.

Setelah bertunas, pindahkan ke media penanaman permanen, baik di pekarangan maupun di dalam pot. Biji yang telah dipilih untuk disemaikan adalah biji yang benar-benar bagus. Ciri-ciri yang bagus adalah berisi penuh saat dipegang, keras, tidak kempis dan tidak cacat dimakan ulat. Saat penyemaian, perawatan yang perlu dilakukan adalah memperhatikan kelembapan dan suhu. Media penyiraman dilakukan sebaiknya pada pagi hari dan sore hari.

Tanaman dipindahkan ke media penanaman setelah berumur 2 bulan atau ketinggiannya mencapai 10-15 cm. Setelah dipindahkan ke media tanam permanen, perawatan yang perlu dilakukan adalah menyirami setiap hari dan memberikan pupuk kandang atau pupuk kompos dua minggu.

Mahkota dewa sekitar umur 10-14 hari sejak biji disemai, daun-daun mulai tumbuh. Bunga mulai terlihat ketika tanaman 10-12 bulan. Buah ini akan sangat bagus pertumbuhannya jika penyiraman dilakukan dengan rutin dan teratur. Karena memerlukan banyak air.

Buah bisa dipetik saat umur sudah 2 bulan. Saat buah makota dewa sudah matang dengan cirri-ciri antara lain, kulit buah sudah berwarna merah marun dan berbau manis seperti aroma gula pasir. Jika sudah matang sebaiknya buah langsung dipetik.

D. Pemeliharaan

· Pemupukan

Agar memberikan hasil/ produksi yang tinggi, tanaman memerlukan faktor-faktor tumbuh yang optimal. Salah satu faktor tersebut adalah ketersediaan unsure hara di dalam tanah. Jika tanah tidak menyediakan unsure hara yang cukup bagi tanaman, pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut.

Untuk tujuan budidaya organik, pupuk yang diberikan berupa pupuk kandang atau pupuk kompos dan kotoran hewan lainnya seperti guano kelelawar.

Dosis pupuk organik untuk tanaman mahkota dewa tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel dosis pupuk pada mahkota dewa

Pemupukan diberikan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan. Sebelum dilakukan pemupukan, gulma yang tumbuh di sekitar tanaman mahkota dewa harus disiangi terlebih dahulu dan tanahnya digemburkan. Pupuk diberikan ke dalam alur dangkal sedalam 10 cm, dibuat mengelilingi pohon tepat di bawah proyeksi tajuk pohon.

Pupuk kandang atau pupuk kompos dan guano kelelawar dapat diberikan secara bersamaan. Guano kelelawar diberikan di bagian bawah, diikuti pemberian pupuk kandang atau kompos di bagian atasnya. Setelah pupuk ditaburkan, alur ditutup kembali dengan tanah. Jenis pupuk kandang yang dapat diberikan adalah kotoran sapi, kambing, ayam, atau kotoran hewan lainnya. Sementara itu, kompos dapat dibuat dari sisa tanaman atau sisa panen yang ada di sekitar kebun.

· Pengendalian Hama

Hama yang sering muncul pada pohon mahkota dewa adalah belalang, kutu putih, dan ulat buah. Pemberantasan hama ini jangan menggunakan pestisida sebab racun atau residu pestisida dapat menempel dan tertinggal di bagian-bagian tanaman. Pembasmian hama sebaiknya menggunakan pestisida buatan sendiri yang terbuat dari campuran tembakau, mimba lengkuas, serai, sabun sambiloto, brotowali, bawang putih, dan biji sirkaya yang dihancurkan. Jika susah mendapatkan bahan-bahan ini, biji mahkota dewa sendiri dapat digunakan untuk membasmi serangan hama. Cara membuat pestisida alami tersebut dengan cara mencampur semua bahan-bahan diatas dengan mencampur semua bahan-bahan diatas dengan ditumbuk sampai halus, masukkan ke dalam ember dan tambahkan 20 liter air panas. Aduk sebentar kemudian diamkan selama 24 jam. Keesokan harinya saring dengan kain halus.

Cara menggunakannya dengan langsung menyemprot pada hama pengganggu, baik yang sendiri maupun yang kelompok.

Penyemprotan sebaiknya pada pagi atau sore har, untuk mencegah penguraian aktif akibat teriknya matahari.

E. Panen dan Pasca Panen

· Panen

Ciri buah mahkota dewa yang siap dipetik antara lain kulit buah sudah berwarna merah marun dan berbau manis seperti aroma gula pasir.

Dalam memanen mahkota dewa, perhatikan dulu bagian yang akan dipanen :

1. Daun yang dipanen adalah daun yang masih segar dan tidak terkena penyakit.

2. Buah yang dipanen adalah buah yang sudah benar-benar matang dan sehat atau tidak terkena penyakit. Ciri-cirinya adalah tampak segar, tidak memiliki cacat sedikit pun, dan berwarna merah marun.

3. Biji yang diambil untuk obat adalah biji dari buah yang sudah benar-benar matang.

4. Batang yang diambil adalah batang yang sudah cukup umur. Ciri-cirinya adalah warna coklatnya lebih banyak dibandingkan dengan warna hijaunya.

· Pasca Panen

Setelah dipanen, setiap bagian tanaman mahkota dewa, terutama yang berkhasiat obat, diberi perlakuan tertentu. Perlakuan tersebut meliputi penyortiran, penyaringan, dan perebusan setelah mahkota dewa dipanen. Perlakuan ini tidak boleh ditunda-tunda karena penundaan dapat mempengaruhi khasiat mahkota dewa. Setelah disortir, buah yang terpilih dibersihkan dengan air mengalir yang bersih, buah yang sudah bersih dapat langsung diangin-anginkan selama sehari, lalu dijemur di bawah sinar matahari sambil sering dibolak-balik.

Pengeringan buah secara utuh ini memang agak sulit, tetapi mempermudah dalam mengonsumsinya. Konsumen asing sering memesan buah mahkota dewa utuh yang sudah kering untuk memudahkan pengenalan penampilan buah. Selain bentuk utuh, buahpun dapat diberi perlakuan pengeringan setelah dipotong-potong agar cepat kering. Namun, pemotongan buah dilakukan setelah dibersihkan. Pengeringan buah ini berlangsung sekitar 3-4 hari. Ciri khusus tanaman yang sudah kering adalah beratnya sudah berkurang. Misalnya berat awalnya 1 kg menjadi 3-4 ons kering atau beratnya menyusut 70%-80%.

F. Membudidayakan Bunga Mahkota Dewa di Kunir Kabupaten Lumajang

Secara umum pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa ) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya dan kini telah dikembangkan di daerah Kunir Kabupaten Lumajang. Bunga mahkota dewa dapat digunakan sebagai usaha kecil-kecilan yang dijalankan oleh masyarakat khususnya pada daerah Kunir di Kabupaten Lumajang.

Jenis usaha kecil ternyata beraneka ragam misalnya dalam bidang makanan, minuman maupun dalam bidang obat-obatan berkembang dengan pesat di daerah Kunir. Keberadaan sektor usaha kecil memiliki peran yang sangat baik.

Dunia tanaman obat kini kedatangan “pendatang baru” yang lumayan hebat. Mahkota Dewa namanya. Mahkota Dewa bisa membuat penderita penyakit ringan semacam gatal-gatal, pega-pegal, atau flu, hingga penyakit yang berat seperti kanker, dan diabetes, merasakan kesembuhan. Setelah banyak sebagian orang yang tau tentang khasiat bunga mahkota dewa ini, maka mereka berlomba-lomba untuk memproduksinya sebagai pekerjaan tambahan.

Adapun visi yang ingin di capai dari adanya membudidayakan bunga mahkota dewa adalah sebagai ramuan untuk mengobati berbagai penyakit dimana bunga mahkota dewa merupakan suatu tumbuhan khasiat tertentu yang sebagian banyak tanaman lain tidak memiliki khasiat apapun.

Sedangkan misi dari membudidayakan bunga mahkota dewa adalah untuk mengembangkan kemampuan bunga mahkota dewa yang berperan sebagai tanaman obat-obatan. Ini di upayakan agar secara bertahap bunga mahkota dewa mampu membunuh penyakit dalam tubuh secara mandiri, melalui dikembangkannya penanaman tanaman mahkota dewa dalam masyarakat, memperkenalkan manfaat dan khasiat dari tanaman mahkota dewa.

Keberadaan bunga mahkota dewa ini di tengah-tengah masyarakat desa Kunir Kabupaten Lumajang, secara tidak langsung turut mendukung program pemerintah terkait dengan tanaman obat khususnya tanaman yang berkhasiat dan bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai penyakit.

BAB 3

ANEKA RESEP

DAN MANFAATNYA

A. Jenis Penyakit dan Cara Mengobati dengan Mahkota Dewa

1. Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu.

Secara umum, tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan darah yang tinggi di dalam arteri menyebabkan peningkatan resiko penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, aneurisma, dan stroke (kerusakan otak). Dikatakan tekanan darah tinggi (hipertensi) jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau kedua-duanya. Pada tekanan darah tinggi (hipertensi), biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Cara Mengobatinya :

Resep 1

Bahan :

· Daging buah mahkota dewa kering : 5-6 iris.

· Daun sambiloto kering : 10 gram.

· Daun pegagan kering : 15 gram.

Cara membuat :

· Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal separuh. Saring dan minum 3 kali sehari masing-masing setengah gelas.

Resep 2

Bahan :

· Daging buah mahkota dewa kering 5-6 iris.

· Daun salam kering : 1 genggam.

Cara membuat :

· Kedua bahan ditumbuk halus, diayak, lalu dimasukkan ke dalam kapsul. Setiao bahan dimasukkan dalam kapsul terpisah dengan dosis 500 mg per kapsul. Minum masing-masing kapsul, 2-3 kali sehari.

2. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang dapat dilatar belakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan resistensi insulin [Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)].  Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbullah penyakit yang dinamakan dengan Diabetes Mellitus (DM) atau Penyakit Gula atau Penyakit Kencing Manis.

Gejala utama Diabetes Mellitus (DM) adalah sering buang air kecil (poliuria), sering merasa lapar (polifagia), sering merasa haus (polidipsia), serta berat badan yang menurun. Selain gejala-gejala tersebut, gejala yang sering di alami oleh penderita penyakit gula adalah timbul kesemutan pada jari tangan dan kaki, kurang gairah kerja, mudah mengantuk, badan terasa lemah, gatal-gatal, luka yang sulit sembuh, penglihatan kabur, gairah seks menurun bahkan sampai impotensi, dan keputihan. Terkadang, ada beberapa orang yang tidak pernah mengalami gejala-gejala tersebut, namun penyakit ini baru diketahui secara kebetulan pada waktu melakukan pemeriksaan darah.

Cara mengobati :

Resep

Bahan :

· Daging buah mahkota dewa kering : 5-7 iris

· Daun sambiloto kering : 7 lembar

· Daun mimba : 3 lembar

· Daun sendok : 7 lembar

Cara membuat :

· Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal separuh. Saring dan minum 3 kali sehari masing-masing setengah gelas.

3. Liver

Penyakit Liver adalah penyakit yang berhubungan dengan organ hati, Liver sering juga disebut dengan penyakit Hepatitis. Liver atau Hati adalah salah satu organ terpenting pada tubuh manusia, Organ liver memiliki kelebihan tersendiri dibanding dengan organ lainnya karena organ liver adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang dapat memperbaharui diri sendiri. Jika sudah menyerang hati maka fungsinya sebagai penyaring darah tidak akan dapat maksimal yang menyebabkan metabolisme tubuh tidak akan terkendali.

Penyakit Liver adalah penyakit hati menahun / kronis yang ditandai dengan proses peradangan (hepatitis), nekrosis (kematian jaringan) hati, penambahan jaringan ikat (yang batasnya tidak jelas) dengan terbentuknya gumpalan – gumpalan / pembengkakan kecil jaringan (nodus) yang mengganggu susunan dan fungsi hati.

Cara mengobati :

Resep

Bahan :

· Daging buah mahkota dewa kering 15 gram.

· Daun sambiloto : 7 lembar.

· Daun dewa : 7 lembar.

· Umbi daun dewa : 15 gram

· Rimpang temu putih : 15 gram.

Cara membuat :

· Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.

4. Jantung

Penyakit jantung ialah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa tugas dari jantung adalah memompa darah dalam tubuh, sehingga jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia. Beberapa hal yang kemungkinan dapat mengakibatkan Jantung tidak dapat menjalankan tugas nya dengan baik atau sering kita sebut denga penyakit jantung Antara lain seperti Otot jantung lemah yang merupakan bawaan lahir yang terjadi karena terdapatnya celah diantara serambi kanan dan kiri, sehingga pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi tersebut saat penderita masih ada didalam kandungan menjadi terganggu. Kondisi tersebut memungkinkan bercampurnya antara darah bersih dan darah kotor dalam tubuh.

Penyebab utama serangan jantung sebagian besar karena suplai darah dalam otot yang ada pada jantung terhambat, sehingga pembuluh darah yang biasanya bertugas mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh juga ikut tersumbat, lalu mengeras, itu bisa saja terjadi karena kelebihan lemak dan juga kolesterol dalam darah yang tinggi, atau  juga bisa terjadi karena penggunaan obat yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) secara berlebih. Zat ini banyak ditemui pada obat-obatan generik seperti Decolgen.

Cara mengobatinya :

Resep

Bahan :

· Daging buah mahkota dewa : 5 gram

· Pegagan : 15 gram

· Sambiloto kering : 10 gram

· Daun dewa : 15 gram

Cara membuat :

· Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.

5. Kanker

Penyakit kanker merupakan penyakit yang diakibatkan oleh tidak normalnya pertumbuhan sel-sel jaringan dalam tubuh. Pertumbuhan sel kanker yang tidak normal tersebut akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting seperti di atas serta syaraf tulang belakang. Normalnya, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Tapi untuk sel kanker, akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya dan akibatnya terjadilah Penyakit kanker.

Penyakit Kanker bisa menyerang diberbagai jaringan dalam setiap organ tubuh manusia, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang – kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga pengobatan penyakit kanker akan semakin sulit.

Cara mengobati :

Resep

Bahan :

· Daging buah mahkota dewa kering : 5 gram.

· Umbi kunyit putih : 15 gram.

· Sambiloto kering : 10 gram.

· Daun dewa : 15 gram.

Cara membuat :

· Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air. Angkat rebusan setelah tinggal 3 gelas. Angkat dan saring. Minum 3 kali sehari masing-masing satu gelas.

6. Disentri

Penyakit Disentri merupakan salah satu gangguan dari peradangan usus, terutama usus besar, yang menghasilkan diare berat yang mengandung lendir dan darah dalam tinja. atau lebih efektif nya Disentri merupakan penyakit pada saluran pencernaan yang diakibatkan karena Anda kurang menjaga kebersihan makanan yang Anda makan ataupun hal lain, sehingga akan menimbulkan peradangan pada usus Anda dan akan terjadi diare akut. Anda akan sering buang air besar yang encer secara terus-menerus yang bercampur lendir dan darah. Anda akan merasakan lemas dan tak berdaya, karena telah terjadi dehidrasi. Di negara maju, disentri, secara umum merupakan penyakit ringan dan mengakibatkan gejala ringan biasanya terdiri dari nyeri perut ringan dan bagian sering feses.

Gejala biasanya muncul dengan sendirinya setelah satu sampai tiga hari dan biasanya tidak ada lagi setelah seminggu. Tingginya Frekuensi dan mendesak buang air besar, volume kotoran, dan adanya lendir, nanah dan darah tergantung pada patogen yang menyebabkan penyakit. Jika tidak diobati, disentri bisa berakibat fatal.

Disentri biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau protozoa atau infestasi cacing parasit, tetapi juga dapat disebabkan oleh iritasi kimia atau infeksi virus. Dua penyebab yang paling umum adalah infeksi dengan basil dari kelompok Shigella, dan kutu oleh amuba, Entamoeba histolytica. Ketika disebabkan oleh basil itu disebut disentri basiler, dan ketika yang disebabkan oleh amuba itu disebut disentri amuba.

Cara Mengobati :

Resep :

Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 gram) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. Lakukan 2-3 kali dalam sehari.

7. Ginjal

Pemakaian ramuan tradisional untuk menyembuhkan penyakit ginjal sudah dilakukan banyak orang. Salah satu ramuan yang terbukti ampuh untuk keperluan itu adalah mahkota dewa. Di dalam mahkota dewa mengandung sponin berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Untuk mengobati penyakit ginjal, ramuan yang digunakan adalah teh racik mahkota dewa digabung dan direbus bersama daun sambiloto dan akar alang-alang. Air rebusannya diminum setiap hari.

B. Manfaat Mahkota Dewa bagi masyarakat Rusun Wonorejo, Kec. Rungkut, Surabaya

Banyak masyarakat yang belum begitu tahu tentang manfaat dari mahkota dewa. Sosialisasi dan pengenalan tentang manfaat mahkota dewa itu penting. Seperti di rusun Wonorejo, Kecamatan Rungkut telah dilakukan sosialisasi pengolahan biji mahkota dewa untuk dijadikan minyak yang berkhasiat mengobati kulit yang terkena cairan dari serangga yang begitu popular yaitu Tomcat.

Biji dari tanaman mahkota dewa banyak dimanfaatkan sebagai minyak gosok yang manjur untuk mengobati berbagai penyakit kulit seperti herpes, gatal-gatal, gigitan serangga, dan iritasi kulit lain. Dari berbagai jurnal dan penelitian, diketahui bahwa pada biji mahkota dewa ini terkandung berbagai macam zat yang mengandung anti bakteri.

Kandungan flavonoidnya dalam banyak kasus dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik, dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus.

Sayangnya, Mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa) ini kurang dikenal di daerah Surabaya, khususnya pada warga Rusun Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Padahal warga rusun yang terletak di sebelah area persawahan ini, tiap tahunnya kerap menderita penyakit kulit Dermatitis paederus, yaitu penyakit kulit yang timbul akibat terkena cairan serangga tomcat yang memiliki habitat di area persawahan dekat rusun daerah tersebut. Pada petengahan 2010 tercatat sebanyak 140 penghuni Rusun mengalami wabah penyakit kulit yang sama yakni berupa luka pada kulit yang menjadi merah dan melepuh, disertai rasa panas seperti terbakar dan bila digaruk luka dapat menyebar dan meluas. Sosialisasi tentang manfaat biji mahkota dewa diawali dengan diskusi terbuka dengan warga rusun, tim yang mensosialisasikan ini menggandeng pembicara dari dinas pertanian kota Surabaya. Diskusi terbuka ini diikuti oleh puluhan warga yang antusias mendengarkan penjelasan narasumber tentang apa itu serangga tomcat, habitat, dampak yang ditimbulkan maupun bagaimana cara penanggulangan serangga menggunakan pestisida alami.

Di akhir sosialisasi narasumber-narasumber menambahkan pula tentang manfaat mahkota dewa, dan diakhiri dengan demo mengolah biji mahkota dewa hingga menjadi minyak untuk obat gosok. Hasil olahan minyak pada demo tersebut langsung diminta oleh beberapa warga yang kala itu masih terkena wabah tomcat.

Beberapa warga yang pada sosialisasi sebelumnya telah menggunakan minyak biji mahkota dewa mengatakan bahwa mereka sangat terbantu dengan sosialisasi ini. Salah satu warga rusun mengatakan bahwa setelah beberapa kali menggosokkan minyak biji mahkota dewa pada kulit yang terluka karena terkena cairan tomcat, luka itu berangsur angsur mengering dan tidak menimbulkan rasa gatal kembali.

Warga begitu antusias dengan sosialisasi pengolahan dan pemanfaatan minyak biji mahkota dewa ini. Selain warga semakin mengerti mengenai cara pengobatan secara mandiri, secara tak langsung warga rusun, khususnya anak-anak juga diajak untuk mengenal salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.

C. Manfaat Mahkota Dewa bagi masyarakat di

desa Lakeya Kab. Gorontalo

Di Gorontalo, terutama di desa Lakeya kabupaten Gorontalo banyak ditumbuhi tanaman mahkota dewa. Namun, masyarakat di desa tersebut belum mengetahui khasiat dari tanaman ini. Padahal, tanaman ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat alternatif yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan kepada masyarakat memberikan dampak positif yang cukup signifikan terhadap kota-kota besar di indonesia dengan menggunakan tanaman-tanaman obat tradisional yang dianggap lebih ampuh dibanding dengan obat-obat medis.

Hal ini berbeda dengan masyarakat yang ada di daerah Gorontalo, berbagai jenis tanaman-tanaman obat yang ada di daerah Gorontalo belum dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Dari berbagai macam tanaman-tanaman obat tradisional, mahkota dewa dianggap mampu memberikan solusi terhadap penyembuhan segala macam penyakit.

Namun, tanaman ini belum dapat menarik perhatian masyarakat gorontalo dalam hal ini untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Di daerah Gorontalo khususnya di Desa Lakeya Kabupaten Gorontalo Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di desa tersebut adalah bertani. tanaman mahkota dewa banyak yang tumbuh di Desa Lakeya. Sekitar ± 60% mahkota dewa tumbuh dengan mudah di desa Lakeya.

Namun, belum ada upaya masyarakat dalam mengembangkan mahkota dewa, hal ini disebabkan di desa tersebut belum mengetahui khasiat ataupun manfaat dari mahkota dewa tersebut. Sehingga, tanaman mahkota dewa hanya dijadikan sebagai tanaman hias di depan rumah maupun hanya dijadikan sebagai tanaman liar yang tidak memiliki manfaat apa-apa.

Hal ini perlu adanya perhatian dari pemerintah sebagai pihak utama dalam memperkenalkan mahkota dewa dalam masyarakat.Agar masyarakat lebih mengetahui dan percaya tentang khasiat yang terkandung dalam mahkota dewa.

Sebagian besar mata pencarian masyarakat di desa tersebut adalah bertani dan bercocok tanam. Pada observasi yang sudah dilakukan di desa Lakeya kabupaten Gorontalo yang merupakan salah satu tempat yang memiliki populasi tertinggi dari mahkota dewa yaitu sebagian besar masyarakat di desa tersebut belum mengetahui khasiat dari mahkota dewa tersebut bahkan mereka hanya jadikan mahkota dewa sebagai tanaman hias di depan rumah maupun tanaman liar yang tidak memiliki manfaat.

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan terhadap beberapa warga di desa Lakeya kabupaten Gorontalo mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat di desa Lakeya tidak mengetahui khasiat dari mahkota dewa, sehingga mahkota dewa hanya terbuang begitu saja tanpa memiliki manfaat apa-apa.

Selain itu, ada seorang warga yang menuturkan bahwa di halaman rumahnya terdapat banyak tanaman mahkota dewa yang hanya dibiarkan begitu saja, karena beliau belum mengetahui bagaimana cara memanfaatkan tanaman obat tersebut. Adapun solusi yang pernah di tawarkan oleh Ir. Roy Hendroko (1998) kepada masyarakat Gorontalo khususnya di desa Lakeya tentang khasiat mahkota dewa adalah dengan cara memperkenalkan mahkota dewa tersebut melalui pameran-pameran umum seperti pameran boalemo expo 2009 dan pameran Limboto expo 2008.

Namun, tindakan ini belum mampu mengubah cara pandang masyarakat tentang kegunaan dari mahkota dewa. Oleh sebab itu, ada yang menawarkan solusi yang terbaik untuk memperkenalkan mahkota dewa yaitu selain mengikuti pameran-pameran, juga harus bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan mahkota dewa kepada seluruh masyarakat Gorontalo dan khususnya di desa Lakeya. Dengan kerja sama ini diharapkan masyarakat mampu mengubah pola pikir dalam memilih obat dan masyarakat di Gorontalo bisa mengetahui khasiat yang sesungguhnya dari mahkota dewa. Sehingga dari gagasan ini, masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan mahkota dewa itu dalam kehidupan sehari-hari.Pemerintah dan masyarakat adalah pihak-pihak yang terkait dan mampu mengembangkan maupun mengimplementasikan manfaat dari mahkota dewa.

Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa minimnya pengetahuan masyarakat tentang obat-obat tradisional membuat mahkota dewa belum begitu populer dan diminati dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah dalam mensosialisasikan mahkota dewa untuk kesehatan masyarakat. Dengan mensosialisasikan pemanfaatan serta khasiat-khasiat dari mahkota dewa sebagai obat alternatif pengganti obat-obat medis yang cenderung mahal, maka masyarakat akan lebih mengetahui bahwa mahkota dewa mampu mengobati berbagai macam penyakit. Langkah-langkah yang strategis dan terbaik dalam mensosialisasikan manfaat mahkota dewa terhadap kesehatan masyarakat dapat ditempuh dengan tiga tahap yaitu;

1) Sosialisasi kepada masyarakat kalangan bawah/kurang mampu

Pada tahap sosialisasi kepada masyarakat kalangan bawah/kurang mampu ini, pemerintah memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat tentang khasiat yang terkandung dalam tanaman mahkota dewa dan cara pemanfaatannya. Sehingga masyarakat dapat beralih ke pengobatan yang lebih mudah dan murah.

2) Sosialisasi kepada masyarakat kalangan menengah

Pada tahap sosialisasi kepada masyarakat kalangan menengah ini tidak jauh berbeda dengan tahap pertama. Dalam kalangan menengah ini lebih terfokus pada sosialisasi pembudidayaan tanaman mahkota dewa yang pada intinya, akan di jadikan sebagai bentuk usaha kecil. Sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

3) Sosialisasi kepada masyarakat kalangan atas/elit

Menciptakan lapangan pekerjaan merupakan hal yang membutuhkan modal. Jadi, perlu adanya kerjasama antara masyarakat menengah dan masyarakat kalangan atas dalam menciptakan dan mengembangkan pembudidayaan tanaman mahkota dewa. dalam proses ini akan menentukan sejauh mana perkembangan pembudidayaan tanaman mahkota dewa dengan pemasaran keluar daerah atau keluar negeri.

Setelah proses sosialisasi ini dilakukan, masyarakat diharapkan dapat dan mampu menerapkannya didalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang sebab jika masyarakat sudah mampu atau mandiri dalam memanfaatkan tanaman mahkota dewa sebagai obat tradisional, maka hidup sehat akan terwujud dengan sendirinya. Artinya hidup sehat bersama mahkota dewa.

BAB 4

Pengolahan Produk Mahkota Dewa

Dan Pemasaran

A. Produk Teh Mahkota Dewa dan Pemasarannya di Kulon Progo, Yogyakarta

Buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) atau The Croen of God, memiliki  makna dan keagungan luar biasa. Secara tradisional buah ini juga memiliki khasiat yang multiguna. Salah satu bentuk olahan buah ini adalah teh.

Teh mahkota dewa menjadi produk industri yang memiliki nilai ekonomis cukup potensial dan terkenal sebagai minuman kesehatan yang ampuh menyembuhkan penyakit karsinogenik dan genetis seperti kanker, darah tinggi, diabetes dan penyakit kronis lainnya.

Permasalahannya, proses produksi yang selama ini dikembangkan ternyata belum menghasilkan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Proses penyangrairan yang dilakukan dalam pembuatan teh mahkota dewa merupakan proses yang menjadi permasalahan.

Dilihat secara efisiensi, proses ini dinilai sangat rendah karena mesin yang digunakan membutuhkan waktu yang cukup lama dan beban tenaga kerja juga sangat berat.

Secara kualitas masih ditemukan hasil penyangraian yang tidak merata sehingga terjadi reject (gosong dan hancur) sekitar 35%. Akibatnya, kapasitas produksi juga terbatas menyesuaikan dengan kemampuan tenaga kerja, padahal permintaan di pasar sangat tinggi sehingga tidak bisa terpenuhi secara maksimal.

Produk teh dari buah yang mengandung antihistamin, flavonoid, saponon, polifenol dan zat lain yang mempunyai efek analgesi, antibakteri dan menurunkan gula darah ini sebenarnya sudah banyak dikembangkan di berbagai wilayah di Kabupaten Kulon Progo, misalnya  oleh UKM Salama Nusantara milik Bapak Maryono. Bahkan produk ini menjadi pioner di wilayah tersebut sejak tahun 2004.

Bahan  yang digunakan untuk memproduksi teh mahkota dewa adalah buah mahkota dewa, teh hijau, dan benalu teh  yang biasanya disuplai oleh pemasok dari lereng Gunung Menoreh di wilayah Kecamatan Samigaluh. Kapasitas produksi dalam satu hari saat ini 1000 pack  yang dikemas dalam 2 bentuk yaitu kemasan plastik dan kotak.

Daerah pemasaran dari teh mahkota dewa sudah mencapai Yogyakarta, Jawa Tengah, Surabaya,dan Kalimantan. Permintaan pasar akan teh mahkota dewa sebenarnya cukup tinggi, namun produsen belum mampu memenuhinya karena keterbatasan kemampuan mesin penyangrainya dan masih rendahnya kualitas produk yang dihasilkan sebagai akibat keterbatasan masukan teknologi.

Teknologi berupa penggunaan mesin penyangrai yang terbuat dari baja stainless mampu meningkatkan kapasitas produksi teh mahkota dewa dan menghasilkan tingkat keseragaman warna mahkota dewa hasil sangrai meningkat dari 65 % menjadi 96%, karena yang reject (gosong dan hancur) berkurang dari 35 % menjadi 4%.

Hasilnya, kapasitas produksi dari produk the mahkota dewa  juga ikut meningkat dari 1000 pack menjadi 1500 pack teh mahkota dewa per hari, sehingga  nilai ekonomi teh mahkota dewa meningkat. Dampak dari peningkatan kapasitas produksi dapat dilihat dari permintaan konsumen yang dapat terpenuhi lebih optimal  dari 75% menjadi 95%. Selain itu penggunaan tenaga kerja juga lebih efisien.

B. Pengolahan Produk Mahkota Dewa dan Pemasaran dari PT. Mahkota Dewa Indonesia (MDI)

Seiring dengan perkembangan trend back to nature yang kini merebak di dunia disertai dengan tingkat konsumsi dan tingkat ekspor yang meningkat, maka ramuan obat tradisional yang lebih dikenal dengan nama jamu merupakan alternatif pengobatan yang mulai dikonsumsi dari berbagai lapisan kalangan di masyarakat. Industri ini mulai berkembang seiiring dengan pengembangan dari ramuan obat-obatan tradisional itu sendiri. Hal ini tentunya juga akan berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani serta penyerapan tenaga kerja, baik dalam usaha tani maupun usaha pengolahannya di Indonesia.

Salah satu ramuan obat-obatan tradisional itu adalah Mahkota Dewa atau disebut juga Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl, Simalakama (Melayu), Makutadewa (Jawa Tengah). Mahkota dewa diolah sebagai produk-produk kesehatan tradisional. Perusahaan yang pertama mengolah bahan baku mahkota dewa ini adalah PT. Mahkotadewa Indonesia (MDI). Produk-produk yang dihasilkan antara lain seperti teh racik, instant, kapsul, minyak, produk perawatan dan kecantikan (bedak, lulur, ramuan rempah untuk mandi dan shampo), produk minuman dan makanan sehari-hari (teh celup, kecap dan madu).

Produk-produk mahkota dewa PT. MDI belum cukup dikenal akan manfaat dan kegunaannya bagi kesehatan dan kecantikan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Selain itu masih sedikit masyarakat yang belum mengenal manfaat produk mahkota dewa ini bagi kesehatan. Hal ini merupakan suatu peluang bagi perusahaan untuk memposisikan kedudukan perusahaan sekaligus meningkatkan pangsa pasar dalam industri obat-obatan tradisional (herbal).

Perusahaan perlu memperkokoh merk ”Mahkota Dewa” dalam menghadapi persaingan industri obat-obatan tradisional. Dalam meraih peluang untuk meningkatkan pangsa pasar tersebut perusahaan dituntut untuk memiliki suatu strategi pemasaran yang tepat untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi persaingan di dalam industri tersebut.

Perusahaan perlu melakukan penetrasi dan penyebaran pasar dalam strategi pemasarannya. Salah satu strategi pemasaran yang dapat ditempuh oleh pemasaran adalah strategi promosi.

Strategi promosi yang tepat bagi perusahaan akan dicapai melalui identifikasi faktor-faktor penyusun strategi promosi, pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat dalam menghadapi kendala dan menganalisis kegiatan promosi terhadap penjualan. Melalui identifikasi faktor-faktor penyusun strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat dalam menghadapi kendala dianalisis dengan metode PHA (Proses Hirarki Analitik) untuk memperoleh alternatif strategi promosi bagi PT. MDI.

PT. MDI melaksanakan proses produksi dengan melibatkan beberapa pihak antara lain mitra tani dan mitra produksi. Perusahaan menghasilkan produk sebanyak 60-an jenis yang kemudian dibagi ke dalam 6 kategori yaitu teh racik, instant, kapsul, minyak, produk perawatan dan kecantikan, dan produk lainnya.

Proses produksi perusahaan dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) departemen produksi menurut kategori produk tersebut. Dari tahap awal bahan baku diperoleh dari mitra tani, yang kemudian disortir oleh perusahaan untuk memperoleh bahan baku yang sesuai dengan kualitas yang diinginkan.

Bahan baku yang telah disortir kemudian diolah oleh mitra produksi sebagai bahan baku setengah jadi.

Pada tahap finishing, yaitu pengemasan dan pelabelan dilakukan di perusahaan atau di luar (outsourcing).

Berikut adalah tahap proses produksi berdasarkan kategori produk yang dilakukan di perusahaan:

1. Proses Pengolahan Produk Racikan

Secara keseluruhan tahapan kerja dimulai dari penerimaan bahan,sortasi,penyeragaman bentuk dan ukuran, pemanasan, pengisian, pengemasan, penimbangan, pelabelan, penyegelan, iradiasi dan penggudangan.

2. Proses Pengolahan Produk Instant

Tahapan kerja dimulai dari pengolahan instant di Mitra Produksi, penerimaan bahan baku dan Mitra Produksi, sortasi, penyeragaman bentuk dan ukuran, pengisian, pengemasan, penimbangan, pelabelan, penyegelan, irradiasi dan penggudangan.

3. Proses Pengolahan Kapsul Ekstrak Made (Mahkotadewa)

Proses pengolahan kapsul meliputi penerimaan bahan baku dari Mitra Tani, sortasi, pengecilan ukuran (grinding), pengayakan 80 – 100 mesh, pemanasan, pengisian kapsul (filling), pembotolan, pelabelan, penyegelan, iradiasi dan penggudangan.

4. Proses Pengolahan Produk Lainnya (Teh Mashiwa)

Keseluruhan tahapan kerja dimulai dari penerimaan bahan baku dari Mitra Tani, penggilingan, sortasi, pengayakan, pengadukan, pemanasan, pengisian ke dalam sachet, pengemasan, irradiasi dan penggudangan.

5. Proses Pengolahan Madu Made

Tahapan kerja keseluruhan produk Madu Made meliputi penerimaan bahan baku dari Mitra Tani, sortasi, pengayakan, perebusan, pengadukan, homogenisasi, pengisian ke dalam botol, pelabelan, dan penggudangan.

Jenis produk dari tahun awal pendirian perusahaan juga telah mengalami banyak pengembangan. Produk-produk mahkota dewa yang dihasilkan merupakan hasil dari uji pra klinis dari ibu Ning Harmanto dalam menyembuhkan beberapa macam penyakit. Jumlah dari produk yang dihasilkan perusahaan sebanyak 60-an dan kemudian dibagi dalam 6 kategori.

Produk yang dihasilkan dibagi menjadi 6 kategori :

1. Teh Racik, merupakan racikan teh seperti teh biasa yang berisikan racikan buah Mahkota Dewa serta daun-daun herbal lainnya.

2. Instant, merupakan minuman kesehatan sekaligus untuk penyembuhan beberapa penyakit.

3. Kapsul, terutama yang senang berpergian untuk kemudahan mengkonsumsinya.

4. Minyak, terdiri dari beberapa macam minyak untuk urut dan minyak untuk pengobatan. Perusahaan juga baru meluncurkan sebuah produk baru, Madu Mahkota Dewa yang merupakan ramuan madu murni dan tanaman obat.

5. Produk Perawatan dan kecantikan seperti bedak, lulur, ramuan rempah untuk mandi juga sampo.

6. Produk lainnya adalah teh celup Mashiwa, Kecap Made dan sebagainya.

Produk-produk mahkota dewa ini tidak dapat berdiri sendiri, sehingga memerlukan produk mahkota dewa yang lain atau yang disebut dengan pendamping (suplemen).

PT. MDI dalam penetapan harga produk-produk mahkota dewa juga mempertimbangkan dari faktor konsumen yaitu apakah konsumen mampu atau tidak membeli produk mahkota dewa dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan. Sampai saat ini PT. MDI baru satu kali melakukan kenaikan harga produk-produk mahkota. Hal ini dilakukan perusahaan dalam rangka penyesuaian harga bahan baku dan bahan bakar yang naik.

Berdasarkan informasi yang ada, ada indikasi bahwa harga produk-produk mahkota dewa termasuk “mahal” untuk pengobatan. Oleh sebab itu konsumen dari produk produk tersebut pada umumnya adalah menengah ke atas.

Harga produk mahkota dewa di bagi dalam kategori: produk instant (350 gram) dengan harga Rp. 30.000,- per-buah, kecuali kecap made dan permen asmade dengan harga Rp. 5000,- per buah. Untuk produk kapsul harga per-buah Rp. 20.000,-, kecuali untuk ekstrak made (Rp. 50.000,- per-buah), made (Rp. 30.000,- per buah) dan umbi daun dewa (Rp. 25.000,- per-buah).

Produk racikan (50 gram) berkisar antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 35.000,- per-buah. Kemudian produk kosmetik yaitu bedak made seharga Rp. 10.000,- per buah, sedangkan lulur made dan masker kunyit putih dengan harga Rp. 5000,- per buah. Untuk obat luar yaitu minyak harga Rp. 20.000, kecuali produk shampoo Rp. 10.000,- per-buah. Paket kanker dikenakan biaya sekitar Rp. 390.000,- sampai Rp. 460.000,- per-buah.

Promosi dan Pemasaran

Promosi penjualan yang telah dilakukan oleh PT. MDI adalah pemberian contoh produk, pekan raya dan pameran dagang, peragaan, kupon, rabat, hiburan dan layanan konsultasi gratis. Kegiatan promosi penjualan PT. MDI meliputi promosi penjualan kepada konsumen akhir dan promosi penjualan kepada mitra usaha.

Kegiatan perusahaan PT. MDI dalam mempromosikan produk Mahkota Dewa kepada konsumen akhir dilakukan sebagian besar melalui Pekan Raya dan Pameran Dagang. Perusahaan mengikuti beberapa Pekan Raya dan Pameran Dagang yang dilaksanakan oleh beberapa instansi-instansi atau lembaga pemerintah seperti Deptan, Deperindag dan lain-lain. Pada kesempatan itu perusahaan mempromosikan produknya dengan memberikan contoh produk dan melakukan peragaan kepada konsumen. Pemberian contoh produk yang pernah dilakukan oleh perusahaan seperti kecap Mahkota Dewa.

Konsumen dapat memperoleh harga yang relatif lebih murah melalui member card yang diberikan perusahaan. Perusahaan menciptakan member card kepada setiap pelanggannya untuk lebih mendekatkan diri kepada mereka. Member card ini dapat diperoleh secara gratis melalui pameran-pameran yang dilakukan atau diikuti oleh PT. MDI. Apabila mendaftar untuk memperoleh member card tidak pada saat-saat promosi, maka dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000,-. Kartu anggota (Member card) ini memberikan potongan sebesar 10 persen kepada pelanggan untuk setiap pembelian dari produk-produk mahkota dewa.

Promosi juga dilakukan oleh perusahaan melalui menjadi sponsor acara – acara hiburan di daerah setempat. Selain itu layanan konsultasi gratis diberikan bagi pasien yang menderita penyakit. Pasien-pasien tersebut diberikan resep atau anjuran sesuai dengan petunjuk dokter konsultasi. Hal ini mendorong agar pasien yang menderita penyakit tertentu menggunakan produk-produk mahkota dewa untuk mengatasi penyakit yang diderita oleh pasien tersebut.

Salah satu kegiatan promosi PT. MDI dengan mengikuti demo pasar festival. Demo produk dan konsultasi gratis mengenai pengobatan mahkota dewa telah diselenggarakan di Pasar Festival - Kuningan pada tanggal 28 Januari 2005. Demo produk dan konsultasi gratis mengenai pengobatan mahkota dewa diadakan di Kylin Budaya pada tanggal 29 Januari 2005 kerjasama antara PT. Mahkotadewa Indonesia dengan Yayasan Kylin Budaya.

Perusahaan melakukan promosi penjualan kepada Mitra usaha dengan memberikan rabat (potongan) sebesar 20 persen untuk setiap pembelian produk mahkota dewa. Hal ini dilakukan agar mitra usaha juga termotivasi untuk melakukan penawaran kepada konsumen. Mitra usaha dapat melakukan promosi dengan atau tanpa bantuan perusahaan untuk mempromosikan produk mahkota dewa kepada konsumen.

Pemasaran langsung yang telah dilakukan antara lain katalog, dan email. Perusahaan belum mengirimkan katalog produk kepada ke rumah-rumah konsumen, namun katalog produk diberikan perusahaan melalui pameran - pameran atau membeli di toko-toko buku. Perusahaan telah membuat website, dimana setiap pelanggan dapat mengakses informasi tentang perusahaan dan produk-produknya melalui membuka situs web www. Mahkotadewa.com.

Rencana ke depan perusahaan dalam pemasaran langsung adalah konsumen dapat berbelanja secara elektronik untuk produk-produk mahkota dewa.

DAFTAR PUSTAKA

Erlan.2005. Pengaruh Berbagai Media terhadap Pertumbuhan Bibit Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) di Polibag.Jurnal Akta Agrosia 7 : 72-75

Firman.2003. Mahkota Dewa dan Manfaatnya. Yogyakarta:Ganeca.

Gunawan.2009. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Harmanto, Ning.2004. Mahkotadewa Obat Pusaka Para Dewa. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Kurniasih.2008. Budidaya Mahkota Dewa & Roselia.Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Simamora, Conisius. 2005. Pengolahan Produk Mahkota Dewa dan Pemasaran dari PT.Mahkota Dewa Indonesia(MDI). http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12767/A05scs.pdf?sequence=2. Diakses 30 Mei 2013.

Winanti, Sani,dkk.2010. Membudidayakan Bunga Mahkota Dewa di Kunir Kabupaten Lumajang. http://kemahasiswaan.um.ac.id/wpcontent/uploads/2010/04/PKM-AI-10-UM-SaniBudidaya- Mahkotadewa.pdf. Diakses 30 Mei 2013.

Winarto,W.P.2003. Mahkota Dewa, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta : Penebar Swadaya.

Biografi Penulis

Annisa Hasanah, Lahir pada tanggal 29 Agustus 1994 di Kisaran, Sumut. Pendidikan Dasarnya di SDN 014688 Sumut, jenjang SMP di SMPN 2 Kisaran,Sumut, dan SMA di SMAN 1 Kisaran.

Anak pertama dari 3 bersaudara. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya Malang Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis.