bktk
-
Upload
wulan-wibisono-istunggal -
Category
Documents
-
view
6 -
download
1
Transcript of bktk
.Defenisi Korosi
Secara umum defenisi dari korosi adalah perusakan material secara kimia atau elektrokimia
dengan lingkungan. Selain itu korosi juga di definisikan sebagaidegradasi material (logam dan
paduannya) akibat reaksi kimia dengan lingkungan. Contoh perusakan kimia adalah pengkaratan
yang terjadi akibat gas pada temperature tinggi, sedangkan reaksi elektrokimia dapat di lihat
pada sel galvanik.
Adapun syarat terjadinya korosi adalah :
Adanya katoda
Adanya anoda
Adanya lingkungan
Tanpa adanya salah satu syarat di atas maka korosi tidak akan terjadi. Korosi tidak dapat di
hilangkan tetapi hanya dapat di minimalisir pertumbuhannya.
Pada proses korosi ada dua reaksi yang menyebabakan terjadinya korosi yaitu reaksi oksidasi
dan reaksi reduksi. Pada reaksi oksidasi akan terjadi pelepasan elektron oleh material yang lebih
bersifat anodik. Sedangkan reaksi reduksi adalah pemakaian elektron oleh material yang lebih
bersifat katodik.
Proses korosi secara galvanis dapat kita lihat pada gambar berikut :
GambarProses Korosi
Pada reaksi di atas dapat kita lihat dimana Cu bertindak sebagai katoda mengalami pertambahan
massa dengan melekatnya electron pada Cu. Sedangkan Zn bertindak sebagai anoda, dimana
terjadinya pengurangan massa Zn yang di tandai dengan lepasnya electron dari Zn. Peristiwa
pelepasan dan penerimaan elektron ini harus mempunyai lingkungan, dimana yang menjadi
lingkungan adalah Asam Sulfat. Jika ada dua buah unsur yang di celupkan dalam larutan
elektrolit yang di hubungkan dengan sumber arus maka yang akan mengalami korosi adalah
material yang lebih anodik.
b. Deret Volta
Untuk mengetahui unsur yang lebih anodik dan lebih katodik dapat kita lihat pada deret Volta.
Berikut deret Volta :
K – Ca – Na – Mn – Al – Zn – Fe – Sn – Pb – H – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
Anodik Katodik
Selain contoh reaksi sebelumnya kita juga dapat lihat peristiwa korosi lainnya yaitu pada
peristiwa perkaratan (korosi) logam Fe mengalami oksidasi dan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3. xH2O dan berwarna coklat-merah. Pada
korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anoda, dimana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) —–> Fe2+(aq) +2e E=+0,44V
O2(g) + 2H2O(l) +4e —-> 4OH E=+0,40V
Ion besi (II) yg terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3 . xH2O.
Berdasarkan sifatnya korosi terbagi atas :
1. Korosi Aktif
Ciri-ciri dari korosi aktif ini antara lain :
Mudah melepaskan ion
Mudah menempel di tangan
Contoh : Paku yang berkarat
2. Korosi Pasif
Ciri-ciri dari korosi pasif ini antara lain :
Sulit melepaskan ion
Sulit menempel di tangan
Contoh : Korosi pada AL
c. Jenis-Jenis Korosi dan Pengendaliannya
1. Uniform or general attack corrosion (korosi seragam)
Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan material akibat bereaksi dengan
oksigen Biasanya korosi seragam ini terjadi pada material yang memiliki ukuran butir yang halus
dan homogenitas yang tinggi.
Gambar Korosi Seragam
Cara pengendalian dari korosi seragam adalah :
Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodik.
Melakukan inhibitas dan cathodic protection.
2. Rithing Corossion (Korosi Sumuran atau kawah)
Korosi sumuran adalah korosi yang terjadi akibat cacat pada permukaan material seperti celah
atau lubang kecil. Pada daerah cacat ini akan lebih anodik dibandingkan permukaan material
sehingga korosi akan menuju bagian dalam material.
Gambar Korosi Sumuran
Cara pengendalian korosi sumuran adalah :
Hindari permukaan logam dari cacat goresan.
Perhalus permukaan material.
Hindari variasi yang sedikit pada komposisi material.
3. Crevice Corrosion (korosi celah)
Korosi celah adalah korosi yang di temukan pada daerah berkonsentrasi rendah atau korosi yang
terjadi pada celah yan terbentuk akibat pendempetan material. Pada celah, kadar oksigen lebih
rendah dari lingkungannya sehingga elektron akan berpindah pada kadar oksigen yang tinggi
sehingga terjadi korosi. Korosi celah sering terjadi pada sambungan paku.
Gambar Korosi Celah
Cara pengendalian korosi celah :
Hindari pemakaian sambungan paku keling atau baut, gunakan sambungan las.
Gunakan gasket non absorbing.
Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
Mekanisme / Proses Terjadinya Korosi pada Besi
Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka pengendalian korosi
menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi tentu harus memahami bagaimana
mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong proses elektrokimia, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses korosi pada besi.
Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga akibat
perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah tertentu lebih tinggi
dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan yang bersentuhan dengan air) terjadi
pelarutan atom-atom besi disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air.
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e–
Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir melalui
rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi reduksi gas oksigen dari
udara:
O2(g) + 2H2O(g) + 2e– → 4OH–(aq)
Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik, sebagaimana ion-ion
melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi dengan ion-
ion OH– membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh oksigen membentuk
karat.
Fe2+(aq) + 4OH–(aq) → Fe(OH)2(s)
2Fe(OH)2(s) + O2(g) → Fe2O3.nH2O(s)
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada Gambar 2) :
4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)
Karat
Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang agak jauh dari
permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat beragam mulai dari warna kuning
hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna hitam. Warna ini bergantung pada jumlah
molekul H2O yang terikat pada karat.
Gambar 2. Mekanisme korosi pada besi.
Emas dengan potensial reduksi standar 1,5 V lebih besar dibandingkan potensial reduksi standar
gas O2 (1,23 V) sehingga emas tidak terkorosi di udara terbuka. Di alam emas terdapat sebagai
logam murni.
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/pengertian-korosi-penyebab-cara-
pencegahan.html#ixzz2zbnnDTFG